Top Banner
Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw 1 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) BAB I Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw Khutbah RosuluLLOH saw Menyambut Bulan Suci Ramadhan Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan ALLOH dengan membawa Berkah, Rahmat dan Maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi ALLOH. Hariharinya adalah harihari yang paling utama. Malammalamnya adalah malammalam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jamjam yang paling utama. Inilah bulan ketika kita diundang menjadi tamu ALLOH dan dimuliakan olehNYA. Di bulan ini nafasnafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah, amalamal kita diterima, dan doadoa kita diijabah. Bermohonlah kepada ALLOH Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar ALLOH membimbing kita untuk melakukan shiyam dan membaca KitabNya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan ALLOH di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan haus apabila kita kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin. Muliakanlah orangorang tua kita, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraan, jaga lidah, tahan pandangan kita dari apa yang tidak halal kita memandangnya, dan jaga pendengaran kita dari apa yang tidak halal kita mendengarnya. Kasihilah anakanak yatim, niscaya dikasihi manusia anakanak yatimmu. Bertaubatlah kepada ALLOH dari dosadosa yang telah kita perbuat. Angkatlah tangan ketika berdoa dengan penuh kerendahan hati pada waktu shalatsholat kita, karena itulah saatsaat yang paling utama ketika ALLOH Azza wa Jalla memandang hambahambaNya dengan penuh kasih. ALLOH akan menjawab seruan kita ketika kita menyeruNYA, menyambut kita ketika kita memanggilNYA dan mengabulkan permintaan kita ketika kita berdoa kepadaNYA. Wahai manusia, sesungguhnya diridirimu tergadai karena amalamalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggungpunggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah ALLOH ta'ala bersumpah dengan segala kebesaranNYA bahwa DIA tidak akan mengazab orangorang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan ROBB alalamin. Wahai manusia, barang siapa di antara kalian memberi buka kepada orangorang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi ALLOH nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosadosa yang lalu. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air. Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati shirothol mustaqim pada hari ketika kakikaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orangorang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, ALLOH akan meringankan pemeriksaanNYA di Hari Kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, ALLOH akan menahan murkaNYA pada hari ia berjumpa denganNYA. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, ALLOH akan memuliakanya pada hari ia berjumpa denganNYA. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, ALLOH akan menghubungkan dia dengan rahmatNYA pada hari ia berjumpa denganNYA. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, ALLOH akan memutuskan rahmatNYA pada hari ia berjumpa denganNYA. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, ALLOH akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu, baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, ALLOH akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.
22

Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Aug 10, 2015

Download

Documents

Hamdani Fajar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

1 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

BAB I Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw

Khutbah RosuluLLOH saw Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan ALLOH dengan membawa Berkah, Rahmat dan Maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi ALLOH.

Hari‐harinya adalah hari‐hari yang paling utama. Malam‐malamnya adalah malam‐malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam‐jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kita diundang menjadi tamu ALLOH dan dimuliakan oleh‐NYA.

Di bulan ini nafas‐nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah, amal‐amal kita diterima, dan doa‐doa kita diijabah.

Bermohonlah kepada ALLOH Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar ALLOH membimbing kita untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab‐Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan ALLOH di bulan yang agung ini.

Kenanglah dengan rasa lapar dan haus apabila kita kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin.

Muliakanlah orang‐orang tua kita, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraan, jaga lidah, tahan pandangan kita dari apa yang tidak halal kita memandangnya, dan jaga pendengaran kita dari apa yang tidak halal kita mendengarnya.

Kasihilah anak‐anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak‐anak yatimmu. Bertaubatlah kepada ALLOH dari dosa‐dosa yang telah kita perbuat. Angkatlah tangan ketika berdoa dengan penuh kerendahan hati pada waktu shalat‐sholat kita, karena itulah saat‐saat yang paling utama ketika ALLOH Azza wa Jalla memandang hamba‐hamba‐Nya dengan penuh kasih.

ALLOH akan menjawab seruan kita ketika kita menyeru‐NYA, menyambut kita ketika kita memanggil‐NYA dan mengabulkan permintaan kita ketika kita berdoa kepada‐NYA.

Wahai manusia, sesungguhnya diri‐dirimu tergadai karena amal‐amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung‐punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah ALLOH ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran‐NYA bahwa DIA tidak akan mengazab orang‐orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan ROBB al‐alamin.

Wahai manusia, barang siapa di antara kalian memberi buka kepada orang‐orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi ALLOH nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa‐dosa yang lalu.

Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati shirothol mustaqim pada hari ketika kaki‐kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang‐orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, ALLOH akan meringankan pemeriksaan‐NYA di Hari Kiamat.

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, ALLOH akan menahan murka‐NYA pada hari ia berjumpa dengan‐NYA.

Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, ALLOH akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan‐NYA.

Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, ALLOH akan menghubungkan dia dengan rahmat‐NYA pada hari ia berjumpa dengan‐NYA.

Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, ALLOH akan memutuskan rahmat‐NYA pada hari ia berjumpa dengan‐NYA.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, ALLOH akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.

Barangsiapa melakukan shalat fardu, baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, ALLOH akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.

Page 2: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 2

Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al‐Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al‐Qur’an pada bulan‐bulan yang lain.

Wahai manusia, sesungguhnya pintu‐pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar

tidak pernah menutupkannya bagimu; Pintu‐pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan‐setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.

Kisah RosuluLLOH saw dan Pengemis Yahudi Buta

Di sudut pasar Madinah Al‐Munawarah, terdapatlah seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata, "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong dan penipu, dia itu tukang sihir, dia sesat dan menyesatkan, apabila kalian mendekatinya pasti kalian akan dipengaruhinya!".

Sementara itu, setiap pagi RosuluLLOH saw mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun RosuluLLOH saw kemudian menyuapi dengan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Apabila makanan itu agak keras dan susah untuk dikunyah, maka RosuluLLOH saw pun melembutkannya terlebih dahulu. Setelah pengemis itu kenyang lalu RosuluLLOH saw menyelimuti dan membelainya hingga pengemis itu pun tertidur.

RosuluLLOH saw melakukan hal ini hingga menjelang Beliau wafat. Setelah kewafatan RosuluLLOH saw, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah, hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan, kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. “Setiap pagi RosuluLLOH saw selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis

itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Seperti biasa pengemis itu memberikan nasehat kepada Abubakar agar tidak mendekati Muhammad karena Muhammad itu adalah orang gila, pembohong, penipu dan tukang sihir.

Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapa kamu..??". Abubakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa." "Bukan!!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku!!", jawab si pengemis Yahudi buta itu. “Karena apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia menyuapiku langsung dengan tangannya sendiri dengan penuh kasih sayang. Dan setelah aku kenyang, aku pun diselimutinya dan diusap‐usap tanganku hingga aku tertidur.", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia terkenang kepada RosuluLLOH saw , terbayang akan kemuliaan dan ketinggian akhlaq Beliau, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad RosuluLLOH saw .”

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, “Benarkah demikian?, Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....” Ia tak mampu melanjutkan kata‐katanya lagi dan kemudian pingsan di hadapan Abubakar r.a. Setelah siuman Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

Sifat‐Sifat RosuluLLOH saw

Kita dekati rumah Nabi dan mengetuk pintu, kita khayalkan seakan‐akan kita mendengar langsung dari orang yang pernah bertemu RosuluLLOH saw, bertatap muka atau hidup bersama beliau. Biarkan orang itu menggambarkan kepada kita sifat dan fisik RosuluLLOH saw, seakan‐akan kita melihatnya secara langsung, agar kita melihat pancaran sinar matanya yang agung dan senyumannya yang menawan.

Diriwayatkan oleh al‐Barra’ bin Azib ra.,

“Setahuku, RosuluLLOH saw itu adalah orang yang paling tampan wajahnya, paling bagus akhlaqnya. Tidak tinggi sekali dan juga tidak pendek” (HR. Bukhari)

“RosuluLLOH saw adalah orang yang sedang (tingginya), jarak antara kedua bahunya menandakan beliau lelaki yang gagah, rambutnya panjang menyentuh ujung telinganya, aku melihat (wajahnya) kemerah‐merahan. Belum pernah aku melihat sesuatu lebih bagus dan indah dari RosuluLLOH saw”

Dari Abi Ishaq as‐Sabi’i bahwasanya seseorang pernah bertanya kepada al‐Barra’ bin Azib, “Adakah wajah

Page 3: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

3 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

RosuluLLOH saw seperti pedang (mengkilat)?” Dijawabnya, “Tidak. Tetapi (ia) seperti bulan purnama”

Anas bin Malik r.a. meriwayatkan,

“Belum pernah aku menyentuh sesuatu baik sutera maupun tenunan lainnya yang lebih halus dan lembut dari telapak tangan RosuluLLOH saw . dan belum pernah aku mencium wewangian yang lebih harum seperti aroma tubuh RosuluLLOH saw .”

Diantara sifat‐sifat beliau adalah malu. Malu dalam hal yang pantas untuk malu, tetapi tegas dalam hal yang

menyangkut akhlaq dan kebenaran. sampai‐sampai sahabat Abu Said al‐Khudri mengatakan,

“RosuluLLOH saw lebih pemalu dari seorang perawan dalam pingitan. Bila beliau melihat sesuatu yang tidak disukai, kami tahu dari raut wajahnya.” (HR. Bukhari)

Demikianlah gambaran fisik RosuluLLOH saw dan akhlaq beliau yang disempurnakan oleh ALLOH swt. Perpaduan agung antara penciptaan (khilqoh) dan perangai (akhlaq).

Makan dan Minum RosuluLLOH saw

Hidangan lezat dan mewah mengalir dari rumah ke rumah di antara orang‐orang kaya dan para pemimpin dari abad ke abad. RosuluLLOH saw dikenal sebagai pemimpin. Datang kepada beliau unta‐unta penuh muatan, zakat, emas dan perak. Dengan kekuasaan yang sangat besar ini, bagaimanakah cara makan RosuluLLOH saw? Samakah dengan para pemimpin dan para raja umumnya?

Jangan heran bahwa bahwa sebenarnya RosuluLLOH saw tidak pernah kenyang. Makan hanya sekedarnya saja, bahkan beliau sering kekurangan makanan sehingga memaksanya untuk berpuasa. Anas bin Malik bercerita kepada kita, “sesungguhnya tidak pernah terdapat dalam makan siang RosuluLLOH saw atau makan malamnya, roti dan daging, kecuali sangat sedikit dan kekurangan.” (HR. Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Aisyah beliau berkata,

“Keluarga Muhammad belum pernah kenyang dari roti dan gandum selama dua hari berturut‐turut sampai RosuluLLOH saw meninggal.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain dikatakan,

“Tidak pernah keluarga Muhammad itu merasakan kenyang, sejak beliau tiba di Madinah, dan makanan yang layak, sampai beliau dipanggil Yang Mahakuasa.” (Muttafaq ‘alaih)

Bahkan, kerap kali beliau tidur tanpa sesuatu pun mengisi perutnya. Diriwayatkan dari ibnu Abbas,

“Bahwa RosuluLLOH saw melewatkan malam‐malamnya bersama keluarga tanpa makan malam, kalaupun ada roti, itu pun roti kering yang terbuat dari gandum.” (HR. Muslim)

Masalahnya bukan kekurangan. Akan tetapi, sering kali harta melimpah datang, baik melalui rampasan perang maupun lainnya, namun karena ALLOH telah membimbing beliau kepada kesempurnaan akhlaq, yang berbicara kemudian adalah kemurahan dan kedermawanan beliau.

Berkata Ibnu Harits, “RosuluLLOH saw sholat ashar bersama kami kemudian beliau bergegas masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian keluar dan kami pun bertanya lalu beliau menjawab, ‘Di rumah aku meninggalkan emas dari hasil sedekah, maka aku enggan untuk menyimpannya sampai aku membagi‐bagikannya.’” (HR. Muslim)

Sungguh suatu kedermawanan yang luar biasa, melalui tangan beliau yang agung. Seperti yang diceritakan oleh Anas bahwa RosuluLLOH saw tidak pernah menolak permintaan seseorang. Pernah suatu kali datang seorang laki‐laki kemudian Rasul memberinya sekumpulan kambing di antara dua bukit. Lalu laki‐laki itu pulang menemui kaumnya dan berteriak lantang, “Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam, sesungguhnya Muhammad memberikan pemberian kepada seseorang sehingga dia tidak takut menjadi fakir.” (HR. Muslim)

Walaupun beliau dermawan dan suka bersedekah, akan tetapi keadaan beliau sendiri sangat patut untuk kita renungkan. Anas bin Malik berkata,

“Tidak pernah RosuluLLOH saw duduk menghadap meja makan yang penuh hidangan, sampai beliau wafat. Dan tidak pernah beliau makan roti yang enak dan lembut sampai wafat.” (HR. Bukhari)

Aisyah menuturkan bahwa suatu hari RosuluLLOH saw datang kepadanya lalu berkata, “Apakah ada sesuatu yang bisa dimakan?” Aisyah menjawab, “Tidak ada.” RosuluLLOH saw berkata, “Kalau begitu aku puasa.” (HR. Muslim) Diriwayatkan pula bahwa kadang‐kadang beliau bersama keluarga selama sebulan penuh hanya mengisi perutnya dengan kurma dan air. (HR. Bukhari Muslim)

Dengan makanan yang sangat sedikit ini beliau banyak bersyukur kepada ALLOH atas segala nikmat yang diberikan‐NYA. Beliau juga berterima kasih kepada orang‐orang yang telah membuat makanan itu dan belum pernah RosuluLLOH saw menegur mereka kalau salah. Oleh karena itu, disebutkan dalam berbagai riwayat bahwa beliau tidak pernah mencela makanan. Tidak pernah menegur tukang masak, tidak pernah menolak makanan yang disediakan dan tidak pernah meminta sesuatu yang tidak ada. Beliau seorang nabi yang tidak mementingkan perut.

Diriwayatkan dari Abi Huroiroh, “Belum pernah RosuluLLOH saw mencela suatu makanan. Kalau beliau suka, makanan itu dimakannya, dan kalau beliau tidak suka, ditinggalkannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Berkata Ibnu Taimiyyah, “Adapun tentang makanan dan pakaian, maka sebaik‐baik petunjuk tentang hal tersebut adalah petunjuk dari RosuluLLOH saw . Akhlaq beliau dalam hal makanan adalah makan sedikit dari yang beliau suka, tidak menolak makanan yang disediakan, tidak

Page 4: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 4

mencari‐cari makanan yang tidak disediakan. Beliau makan daging dan roti yang dihidangkan. Namun, apabila terdapat dua makanan dengan warna yang berbeda, beliau hanya makan satu saja. Beliau juga tidak menolak makanan yang manis dan lezat. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Aku berpuasa dan aku berbuka, aku tidur dan aku bangun, aku makan daging dan aku mengawini perempuan. Maka barang siapa yang tidak suka dengan sunahku, dia bukan termasuk golonganku.”

ALLOH menyuruh agar makanan yang baik‐baik dan bersyukur kepada‐NYA. Maka barangsiapa yang mengharamkan makanan yang baik, maka dia telah melampaui batas, dan barang siapa yang tidak bersyukur, dia telah mengambil hak ALLOH. Metode RosuluLLOH saw

dalam hal makanan adalah tidak bermewah‐mewah dan tidak terlalu irit, sehingga terkesan seperti seorang pertapa, sedangkan Islam tidak menganjurkan seseorang untuk menjalani kehidupan bertapa.

Setiap yang halal adalah baik dan setiap yang baik adalah halal. ALLOH menghalalkan kepada kita segala sesuatu yang baik dan mengharamkan segala sesuatu yang jelek. ALLOH mengharamkan segala sesuatu yang berdampak negatif kepada kita dan membolehkan segala sesuatu yang bermanfaat kepada kita.

Singkatnya, konsep Islam tentang makanan adalah mengacu kepada hal yang lebih bermanfaat dan meningkatkan kepada ketakwaan.

Tidur RosuluLLOH saw

Diriwayatkan oleh Ubay bahwa RosuluLLOH saw bersabda,

“Apabila salah seorang di antara kamu hendak masuk ke dalam kamar tidurnya atau hendak tidur, hendaklah mengambil ujung selimut dan menyempurnakannya untuk melingkupi seluruh tubuhnya dan hendaklah menyebut nama ALLOH karena sesungguhnya dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi sesudah itu dalam tidurnya dan apabila dia hendak memiringkan badannya, hendaklah dia memiringkan badannya pada sisi kanan dan hendaklah berkata, ‘Mahasuci ENGKAU ya ALLOH Tuhanku, karena ENGKAU aku meletakkan sisi badanku dan karena ENGKAU aku mengangkatnya. Jika ENGKAU merenggut jiwaku maka ampunilah dia dan ENGKAU melepaskannya jagalah sebagaimana ENGKAU menjaga hamba‐hamba‐MU yang saleh’” (HR. Muslim)

Sebagian dari petunjuk beliau kepada umat Islam,

“Bila kamu hendak tidur berwudhulah kamu sebagaimana kamu berwudhu untuk sholat dan miringkanlah badanmu pada sisi sebelah kanan.” (Muttafaq ‘alaih)

Dan diriwayatkan oleh Aisyah,

“RosuluLLOH saw apabila naik ke tempat pembaringan setiap malam, menyandingkan kedua belah tangannya serta meniupnya dan dibacakan di antaranya surat al‐Ikhlas, al‐Falaq dan an‐Naas, kemudian beliau mengusapnya dengan kedua belah tangan itu, seluruh tubuhnya. Mulai dari kepada, wajah, dan anggota lain yang bisa diusap. RosuluLLOH saw mengulanginya sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)

Dari Anas bin Malik bahwa RosuluLLOH saw ketika menjelang tidur berdo’a,

“Segala puji bagi ALLOH yang telah memberi makan dan minum dan menjaga kita serta mencukupi segala

kebutuhan kita, betapa banyak orang yang tidak tercukupi kebutuhannya dan tidak punya tempat tinggal.” (HR. Muslim)

Dan diriwayatkan dari Abi Qotadah bahwa,

“Bila RosuluLLOH saw datang dari bepergian tengah malam, beliau tidur miring pada sisi kanan dan apabila beliau pulang dari bepergian sebelum mendekati waktu subuh, beliau tidak tidur. Beliau hanya memiringkan badannya dan menegakkan lengannya sambil meletakkan kepalanya di atas telapak tangan.” (HR. Muslim)

Sambil mensyukuri nikmat ALLOH yang diberikan kepada kita, marilah kita renungkan bagaimana sebenarnya tempat tidur RosuluLLOH saw, pemungkas segala Nabi, dan sebaik‐baik makhluk ALLOH yang ada di muka bumi. Diriwayatkan dari Aisyah,

“Tempat di mana RosuluLLOH saw tidur di atasnya, hanyalah sebuah tikar sederhana yang terbuat dari kulit yang diisi dengan sabut.” (HR. Imam Ahmad)

Suatu ketika datang sejumlah sahabat kepada RosuluLLOH saw kemudian mereka beranjak dari tempat itu Umar melihat ada bekas anyaman tikar kasar pada sisi kanan perut RosuluLLOH saw. Kemudian Umar menangis. RosuluLLOH saw bertanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai Umar?” Umar menjawab, “Demi ALLOH, saya tahu bahwa Anda makhluk paling mulia, lebih mulia di mata ALLOH dari pada Kisra dan Kaisar. Mereka berdua bermain‐main dengan dunia dan hidup dalam kemewahan, sedangkan Anda wahai RosuluLLOH saw, tidur di tempat seperti ini?” Rasul menjawab, “Bukankah engkau rela mereka memperoleh dunia sedang kita memperoleh akhirat?” “Ya”, jawab Umar. “Itulah yang sebenarnya (sedang) terjadi”, Kata RosuluLLOH saw.” (HR. Ahmad)

Page 5: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

5 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

Membela Kehormatan Orang Lain

Tempat berkumpul yang paling mulia adalah majelis taklim dan zikir. RosuluLLOH saw sering berkumpul bersama sahabat untuk memberi petunjuk dan pengajaran kepada mereka. Dalam majelis itu beliau meluruskan kesalahan, mengingatkan yang lupa, dan memberikan segala petunjuk kebaikan. Dalam majelis itu juga beliau melarang gosip, gunjingan dan adu domba. Beliau tidak rela bila seseorang menceritakan aib orang lain.

Diriwayatkan oleh Utban bin Malik, “RosuluLLOH saw berdiri untuk sholat kemudian berkata, ‘Dimana Malik Ibnu dakhsyam?’ Seseorang menjawab, ‘Dia adalah munafik yang tidak suka kepada ALLOH dan Rasul‐NYA.’ Kemudian RosuluLLOH saw berkata, ‘Jangan begitu, bukankah di telah mengatakan tiada Tuhan selain ALLOH dan mengharap ridho ALLOH? Sesungguhnya, ALLOH mengharamkan masuk neraka bagi orang yang mengatakan laa ilaha illaLLOH untuk mencari keridhoan ALLOH.’” (Muttafaq ‘alaih). Beliau mengulanginya hingga tiga kali.

RosuluLLOH saw memperingatkan agar kita jangan sampai bersaksi palsu dan memotong hak orang lain.

Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash‐Shiddiq bahwa RosuluLLOH saw bersabda, “Maukah kalian kuberitakan tentang dosa yang paling besar?” Kami mengiyakannya, lalu beliau berkata, “Yaitu menyekutukan ALLOH dan durhaka kepada orang tua.” Waktu itu beliau bersandar ke tembok lalu duduk dan berkata, “Ingatlah juga, kesaksian palsu (bohong).” Beliau terus mengulanginya sampai kami berkata, mudah‐mudahan beliau diam. (Muttafaq ‘alaih)

Walaupun beliau sangat mencintai istrinya, beliau tetap tidak rela kalau di antara mereka ada yang bergunjing. Aisyah meriwayatkan, “Aku berkata kepada RosuluLLOH saw, ‘Cukuplah bagimu tentang Shafiyah begini dan begitu...’ Sebagian perawi menyebutnya pendek. Lalu beliau berkata, ‘Kamu telah mengatakan suatu kalimat yang seandainya dicampur dengan air laut, akan kucampur.’” (HR. Abu Dawud)

RosuluLLOH saw memberi kabar gembira kepada orang yang membela kehormatan orang lain melalui sabdanya, “Barang siapa yang membela saudaranya yang sedang digunjingkan, maka orang itu berhak untuk dibebaskan oleh ALLOH dari Neraka.” (HR. Ahmad)

Bicara RosuluLLOH saw

Sekarang mari kita lihat bagaimana RosuluLLOH saw berbicara. Sebelumnya, dengarlah apa yang dikatakan Aisyah r.a.,

“RosuluLLOH saw tidak pernah berbicara penuh sebagaimana bicaramu ini (cerewet), tetapi beliau berbicara dengan perkataan yang pas, jelas, padat sehingga bisa dihafal oleh orang yang ada di sekitarnya.” (HR. Abu Daud)

RosuluLLOH saw selalu berbicara dengan mudah dan sopan serta lemah lembut, karena beliau ingin agar orang lain mengerti arah pembicaraannya. Beliau sangat menjaga perbedaan‐perbedaan di antara umatnya sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Beliau sangat peka bahwa pemahaman dan cara berfikir umatnya berbeda‐beda. Oleh karena itu, beliau memilih untuk bersikap halim (menerima perbedaan walaupun tidak sesuai dengan isi hati) dan sabar, sehingga menyenangkan lawan bicaranya.

Diriwayatkan dari Aisyah,

“RasluluLLOH selalu berbicara dengan perkataan yang jelas yang bisa difahami orang yang mendengar”

Renungkanlah bagaimana Rasul yang agung itu begitu lembut dan bersahabat, lapang dada serta terbuka. Beliau rela mengulang perkataannya agar dimengerti oleh orang lain. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik,

“RosuluLLOH saw sering mengulang perkataannya sampai tiga kali supaya dimengerti dan dipahami” (HR. Bukhari)

RosuluLLOH saw juga suka bercanda dengan para sahabat untuk mengurangi rasa takut karena sebagian diantara mereka ada yang takut kepada yang lain.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwasanya RosuluLLOH saw pernah didatangi seorang laki‐laki yang sangat ketakutan hingga gemetar seluruh tubuhnya. Laki‐laki itu lalu ditenangkan oleh RosuluLLOH saw sambil berkata,

“Tenanglah karena aku bukanlah seorang raja. Aku adalah anak seorang wanita yang memakan daging kering (dendeng)” (HR. Ibnu Majah)

Rumah RosuluLLOH saw

Kita sekarang berada di dalam rumah Nabi dan melihat apa yang pernah disampaikan oleh sahabat‐sahabat tentang keadaan rumah ini dan apa‐apa yang ada di dalamnya.

Kita menyadari bahwa sebenarnya kurang pantans mengitari pandangan di rumah RosuluLLOH saw, tetapi sebagai umat yang diwajibkan untuk mencontoh gaya hidup RosuluLLOH saw, kita ingin melihat lebih dekat perilaku beliau sehari‐hari.

Page 6: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 6

Di dalam rumah itu tidak ada apa‐apa, kecuali kesederhanaan dengan modal iman. Tidak ada gambar atau lukisan pada dinding seperti yang ada zaman sekarang ini. Sabda beliau,

“Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan lukisan” (HR. Bukhari)

Mari kita layangkan pandangan ke arah lain. Adakah perabot yang mewah di sana? Zaid bin Tsabit, “Anas bin Malik, pelayan RosuluLLOH saw pernah memperlihatkan kepadaku tempat minum RosuluLLOH saw yang terbuat dari kayu yang keras yang dipatri dengan besi, lalu Anas berkata,’Wahai Tsabit, inilah tempat minum RosuluLLOH saw’” (HR. Tirmidzi) “Dengan gelas kayu itulah RosuluLLOH saw minum air, perasan kurma, madu dan susu” (HR. Tirmidzi). dari Anas bin Malik,

“Bahwasanya Rasul minum sebanyak tiga teguk dan bernafas di luar gelas, tidak di dalam gelas ketika sedang minum.” (Mutafaq ‘alaih)

Sedangkan, perabot lain yang tampak adalah baju besi yang biasa dipakai RosuluLLOH saw saat perang. Akan tetapi, tak lama sebelum beliau meninggal, baju besi itu

digadaikan kepada seorang Yahudi dengan 30 sha’ gandum seperti yang diceritakan Aisyah. Dan ketika RosuluLLOH saw wafat, baju itu berada di tangan Yahudi dan belum ditebusnya.

Salah satu akhlaq beliau yang perlu dicontoh adalah jika datang bepergian diwaktu malam, beliau tidak langsung masuk ke rumah secara tiba‐tiba, agar tidak mengejutkan istri dan keluarganya, melainkan terlebih dahulu menunggu sampai pagi. Dan seperti biasanya, tidak lupa beliau mengucapkan salam ketika masuk ke dalam rumah.

Pikirkanlah dengan mata yang jeli dan hati yang jernih sabda beliau,

“Berbahagialah orang yang dituntun masuk ke dalam Islam, dan kehidupannya cukup serta menerima apa yang ALLOH berikan.” (HR. Tirmidzi)

“Barang siapa yang berada dalam keadaan aman di tengah kaumnya, sehat tubuhnya, ada yang akan di makan hari itu, maka sepertinya dunia telah digiring kepadanya dengan segala isinya” (HR. Tirmidzi)

Kerabat RosuluLLOH saw

Nabi Muhammad saw terkenal sebagai sosok yang luar biasa dalam menyambung kekeluargaan atau silaturahim. Bahkan, sebagai orang yang paling sempurna dalam hal menyambung dan mempererat tali silaturahim ini sampai‐sampai kaum Quraisyi memujinya dan memberi gelar ash‐Shidiq – al‐Amin sebelum beliau diangkat sebagai Rasul. Khadijah, istri tersayang, menyebutnya sebagai “orang yang menyambung kekeluargaan dan berkata dengan benar”.

Hal ini dapat kita lihat sejak dini di masa beliau ditinggal oleh ibu bapaknya. Sejak kecil beliau sudah melaksanakan hak dan kewajiban sebagai anak, yaitu berziarah ke makam ibunya. Waktu itu beliau masih berumur tujuh tahun. Abu Hurairah berkata, “Pernah RosuluLLOH saw berziarah ke makam ibunya. Lalu menangis dan membuat orang disekelilingnya juga menangis karena tangisannya, kemudian beliau berkata,

‘Aku minta izin kepada Tuhan untuk meminta ampun atas ibuku. Tapi tidak diberi izin. Kemudian aku minta izin untuk menziarahi makamnya, lalu aku diizinkan, maka ziarahilah kuburan, karena itu akan mengingatkan kamu kepada kematian’” (HR. Muslim)

Betapa kecintaan beliau sangat dalam kepada kaum kerabat. Betapa beliau sangat antusias untuk mendakwahi mereka agar masuk Islam dan memberikan mereka jalan hidayah serta menyelamatkan mereka dari api neraka. Dan beliau rela menanggung segala resikonya, dicaci dan disiksa. Sungguh tantangan yang sangat berat.

Dari Abu Hurairah diceritakan, “Ketika turun ayat ‘dan peringatkanlah olehmu kaum kerabatmu yang terdekat’ (QS. asy‐Syuara : 24) RosuluLLOH saw segera memanggil dan mengumpulkan kaum kerabatnya. Ditengah‐tengah mereka, beliau berkata,

‘Wahai Bani (keturunan) Abdi Syams, wahai Bani Ka’ab bani Lu’ay, selamatkan dirimu dari api neraka. Wahai Bani Abdi Manaf, selamatkan diri kalian dari api neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari api neraka! Wahai Bani Abdul Muttholib, jagalah diri kalian dari siksa neraka! Wahai Fatimah anakku, selamatkan dirimu dari api neraka! Karena aku tidak bisa membela kalian kelak di hadapan ALLOH, walaupun kalian kaum kerabatku, kecuali aku akan meneteskan air‐air kekeluargaan ini semampuku untuk menjaga hubungan dengan kalian di dunia’” (HR. Muslim)

RosuluLLOH saw tidak pernah bosan dan jemu untuk mengajak orang yang paling dihormatinya, yaitu pamannya Abu Tholib, untuk memeluk Islam. Sampai detik‐detik terakhir menjelang kematian Abu Tholib, RosuluLLOH saw masih mengulang ajakannya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Ketika Abu Tholib di ambang kematian, di sekelilingnya ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah, masuklah RosuluLLOH saw untuk mengulangi ajakannya,

“Wahai paman, katakanlah tiada Tuhan selain ALLOH karena kalimat ini sebagai pembelaanku terhadap paman di hadapan ALLOH.”

Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah langsung menyela, “Abu Tholib, apakah engkau akan meninggalkan agama nenek moyangmu Abdul Muthalib?” Begitu terus berulang‐ulang sampai akhirnya Abu Tholib terbawa ke dalam keyakinan mereka, dan meninggal dengan keyakinan agama nenek moyang. Namun walaupun begitu, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ahmad, RosuluLLOH saw masih memintakan ampun kepada ALLOH atas pamannya. Beliau tidak jemu beristigfar,

Page 7: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

7 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

“Aku akan terus beristigfar untuk paman selama aku tidak dilarang oleh ALLOH”

Maka turunlah ayat ini “Tidak boleh bagi seorang nabi dan orang‐orang beriman, beristigfar untuk orang‐orang musyrik, walaupun mereka adalah kerabat dekat, setelah di ketahui bahwa mereka adalah penghuni neraka jahannam” (QS. al‐Qashash:113) juga turun ayat berikut ini, “Sesungguhnya engkau Muhammad, tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang engkau sukai, akan tetapi ALLOH‐lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki‐NYA.” (QS. al‐Qashash:56) Maka berhentilah RosuluLLOH saw mendoakan dan beristigfar untuk kaum kerabatnya.

Inilah sebagian dari ilustrasi agung, rahmat bagi umat, dan contoh yang pas bagi loyalitas dan ketundukannya pada ALLOH walaupun harus menimpa keluarga sendiri.

Seorang nabi yang datang kepada kita... Setelah putus asa dan jeda waktu yang cukup lama

dari rasul‐rasul sebelumnya... Dan setelah berkala‐kala itu disembah di muka

bumi... Sebuah pelita terang petunjuk kebenaran sejati

memancarkan sinar kemilau, bak kilatan cahaya pedang...

Memperingatkan kami akan api neraka dan kabar gembira....... surga.

Mengajar kami Islam dan kepada ALLOH kami bersyukur...

Apa yang Dikerjakan RosuluLLOH saw?

Rumah adalah cerminan tempat tinggal yang menggambarkan bagusnya akhlaq penghuninya, kesempurnaan peradabannya, kebaikan pergaulannya, kejernihan hatinya, serta keseluruhan pribadinya. Dibalik tembok atau pagar, orang tidak bisa melihat aktivitas penghuni rumah secara jelas. Semuanya berjalan secara alami. Yang hitam akan terlihat hitam, yang putih akan terlihat putih. Nah, sampai dimanakah khayalan kita ketika membayangkan keseharian RosuluLLOH saw di rumah beliau? Bagaimana sang Rasul Agung itu menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarganya?

Aisyah pernah ditanya, “Apa yang dikerjakan RosuluLLOH saw di rumah?” Dijawabnya,

“Seperti layaknya manusia biasa. Beliau menambal bajunya, memerah susu kambingnya, dan mengerjakan sendiri pekerjaan rumahnya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Inilah prototipe tawadhu dan ketidak sombongan serta ketidak sewenang‐wenangan terhadap orang lain. Beliau aktif mengerjakan sendiri pekerjaannya dan ikut membantu keluarga dalam menyelesaikan pekerjaannya. Anda mungkin tidak percaya, bagaimana mungkin makhluk pilihan yang agung itu memperbaiki sendiri terompahnya yang rusak, menambal sendiri bajunya yang robek, menyapu dan membantu mencuci pakaian? Itulah kenyataannya. Bahkan, di sinilah justru letak keagungan akhlaqnya dan kemurnian cintanya terhadap sesama.

Lihatlah, betapa di rumahnya tidak ada makanan yang cukup untuk di makan sekeluarga. An‐Nu’man bin Basyir menceritakan keadaan Rasul, “Sungguh saya telah melihat bagaimana RosuluLLOH saw tidak menemukan daqal (korma yang jelek) untuk dimakan hari itu.” (HR. Muslim)

Dan Aisyah pernah meriwayatkan,

“Kami keluarga Muhammad sudah biasa tidak menghidupkan perapian selama sebulan. Kami hanya makan dari Aswadaani, yaitu korma dan air.” (HR. Bukhari)

Tapi hal itu tidak menjadikan beliau malas, apalagi berhenti dari mengingat ALLOH dan bersyukur. Dunia ada di genggamannya. Apalah arti dunia bagi beliau.

Ketika Bilal sudah mengumandangkan “hayya alash sholah”, RosuluLLOH saw segera bergegas ke masjid sebagai imam. Al‐Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada ibunda Aisyah, apa yang dikerjakan Nabi di rumahnya?” Jawabnya,

“Beliau sibuk dengan pekerjaan keluarganya. Tetapi jika mendengar azan, beliau segera keluar rumah.” (HR. Muslim)

Belum pernah RosuluLLOH saw shalat fardhu di rumahnya kecuali shalat sunnah. Jadi selama hidupnya belum pernah meninggalkan berjama’ah di masjid, kecuali pada hari beliau dipanggil menghadap ALLOH kala sakit. Sungguh berbeda dengan kita yang biasa melaksanakan shalat fardu di rumah. Beliau mengingatkan, “Terangilah rumahmu dengan bacaan Al‐Qur’an dan shalat sunnah.” (HR. Bukhari) Sedangkan shalat fardu, sebaiknya di masjid.

Saking cintanya kepada umatnya, beliau sangat menganjurkan untuk selalu shalat berjamaah di masjid dan jangan sampai tidak berjamaah. Dalam sebuah hadits dikatakan,

“Sungguh aku bermaksud menyuruh orang‐orang untuk shalat berjamaah dan menyuruh salah seorang di antara mereka menjadi imam. Dan aku mengajak yang lainnya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk membakar rumah orang yang tidak berjamaah bersama mereka.” (Mutafaq ‘alaih)

Betapa pentingnya shalat berjama’ah. Sampai‐sampai di kesempatan lain beliau bersabda, “Barangsiapa yang mendengar azan dan tidak memenuhi panggilan‐NYA (untuk berjama’ah), tidak sah shalatnya kecuali ada halangan.” (Mutafaq ‘alaih) Halangan yang dimaksud di sini adalah sakit atau dalam keadaan tidak aman. Sekarang bandingkan dan hitunglah, berapa banyak di tempat Anda orang yang berjama’ah? Atau mereka yang tidak mengerjakan shalat, padahal tidak ada halangan apa pun kecuali malas, menonton TV, dan alasan lain yang diada‐adakan

Page 8: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 8

Canda RosuluLLOH saw

Di tengah kesibukan mengurusi umat, perang, keluarga, dan masalah‐masalah duniawi, RosuluLLOH saw selalu memberi dan menakar sesuatu sesuai dengan haknya. Beliau memberikan anak kecil haknya untuk disayang dan dimanja. Belian bermain dan bercanda bersama mereka, membuat mereka ceria dan senang.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Mereka (anak‐anak itu) berkata, ‘Ya RosuluLLOH saw, mengapa engkau bercanda dengan kami?’” Dijawab oleh RosuluLLOH saw,

‘Ya. Akan tetapi aku selalu berkata benar, walaupun dalam senda gurau.‘ (HR. Ahmad)

Di antara canda beliau, adalah apa yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa beliau memanggilnya dengan, “wahai orang yang berkuping dua” (HR. Abu Dawud)

Seorang anak kecil bernama Abu Umair adalah anak Ummu Sulaim yang sering diajak bercanda oleh RosuluLLOH saw. Suatu hari anak ini kelihatan bersedih, karena burung pipitnya mati. Lalu RosuluLLOH saw berkata, “Hai Abu Umair, apa yang dilakukan burung pipitmu?” (Muttafaq ‘alaih)

Ada juga senda gurau beliau dengan orang dewasa. Seorang badui (yang sudah dewasa) bernama Zahir bin Hiram sedang menjual dagangannya. Dia termasuk lelaki yang buruk rupanya. Lalu RosuluLLOH saw memeluknya dari arah belakang dan menutup matanya dengan telapak tangannya, tentu dengan maksud bercanda, sehingga Zahir

berteriak, “Lepaskan aku... siapa ini?” Setelah mengetahui bahwa yang mendekapnya adalah RosuluLLOH saw dia merapatkan dadanya ke dada Rasul dan beliau masih saja mencandainya, “Siapa yang mau beli budak (seperti kamu) ini?” Zahir berkata, “Ya RosuluLLOH saw kalau begitu aku tidak laku?” Jawab Nabi, “Ya. Kamu disisi ALLOH mahal harganya.” (HR. Ahmad)

Namun, walaupun RosuluLLOH saw sering bercanda, beliau tidak pernah tertawa sampai terbahak‐bahak. Bila ada hal yang lucu, beliau hanya tersenyum. Seperti yang dikatakan Aisyah,

“Aku belum pernah melihat Rasul tertawa lebar, sampai gusinya kelihatan. Tapi beliau cukup tersenyum”. (Muttafaq ‘alaih)

Akan tetapi, wajah RosuluLLOH saw yang ceria dan murah senyum itu akan berubah merah padam, bila melihat kemungkaran atau hak‐hak ALLOH diinjak‐injak dan dihina. Aisyah menceritakan, “Waktu datang dari bepergian, tiba‐tiba RosuluLLOH saw melihat tabir di serambi kamarku yang bergambar patung, wajahnya tiba‐tiba merah karena marah dan segera melepasnya sambil berkata,

“Wahai Aisyah! Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya di hari kiamat adalah orang yang membuat sesuatu menyerupai ciptaan ALLOH” (Muttafaq ‘alaih)

Petunjuk‐petunjuk dan Keagungan Akhlaq RosuluLLOH saw

Gerak‐gerik seseorang mencerminkan ketajaman akal dan kejernihan hatinya. Kita bisa menilai keadaan seseorang melalui tingkah laku dan perangainya.

Orang yang paling mengenal akhlaq RosuluLLOH adalah Aisyah, istri tercinta, putri sahabat terbaiknya, Abu Bakar ash‐Shiddiq. Aisyah sangat memahami tingkah laku Nabi serta segala hal yang menyangkut kehidupan suaminya itu baik lahir maupun batin. Karena dialah yang paling dekat dengan Nabi, baik di waktu tidur, bangun, sakit dan sehatnya. Di waktu suka maupun duka.

Dengarlah komentar istri tercinta ini,

“RosuluLLOH saw bukan orang yang suka berkata keji, buruk perangai dan bukan orang yang suka berkeliaran di pasar, bukan pula orang yang membalas kejelekan dengan kejelekan, akan tetapi orang yang suka memaafkan dan melupakan kesalahan.” (HR. Ahmad)

Al‐Husain bin Ali, cucu Nabi, menceritakan bagaimana keagungan kakeknya itu dalam sebuah riwayat, “Aku bertanya kepada Ayah (Ali bin Abi Tholib) tentang bagaimana RosuluLLOH saw di tengah‐tengah sahabatnya. Ayah berkata, ‘RosuluLLOH saw selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapapun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak

lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu dan tidak tergesa‐gesa. Beliau meninggalkan tiga hal: riya, boros, dan sesuatu yang tidak berguna. Dan tidak pernah mencaci seseorang dan menegur karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat dan berpahala. Kalau beliau berbicara, maka yang lain diam dan menunduk seperti ada burung di atas kepalanya, tidak pernah disela atau dipotong pembicaraanya, membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang heran, rajin dan sabar menghadapi orang‐orang yang tidak sopan, segera memberi apa‐apa yang diperlukan orang yang berkesusahan, tidak menerima pujian kecuali dari yang pernah dipuji olehnya.” (HR. Tirmidzi)

Dari sekian keagungan yang dimiliki RosuluLLOH saw, satu saja diikuti dan diteladani, niscaya akan menjadi investasi kebaikan yang tak akan pernah mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan pula. Pilihlah diantaranya, jika tidak mampu semuanya. Selain itu, di antara sekian jalan yang pantas kita teladani adalah pengajaran yang diberikan RosuluLLOH saw tentang masalah‐masalah agama dalam berbagai perbincangan dengan para sahabatnya. Di antara pesan yang sering beliau lontarkan

Page 9: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

9 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

adalah, “Barangsiapa yang mati sedangkan dia menyekutukan ALLOH, maka dia masuk neraka.” (HR. Bukhari) Begitu juga sabda beliau,

“Seorang Muslim adalah orang yang orang lain selamat dari perkataan dan tangannya, dan seorang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari apa yang dilarang ALLOH.” (Muttafaq ‘alaih)

Tidak kalah pentingnya perkataan beliau,

“Berilah kabar gembira pada orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid bahwa kelak akan diberi cahaya

yang sempurna di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi dan Abi Dawud)

Juga di antara persan beliau,

“Lawanlah orang‐orang musyrik itu dengan hartamu, jiwamu dan perkataanmu.” (HR. Abu Dawud)

“Hendaklah seseorang itu menjaga perkataannya supaya tidak salah dan terjerumus ke dalam neraka, walaupun dia harus berpisah menjauh dari timur dan barat.” (Muttafaq ‘alaih)

Tangis RosuluLLOH saw

Banyak sekali kita jumpai orang menangis, baik laki‐laki maupun perempuan. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seharusnya menangis dan untuk apa kita menangis. Menangis tidak sekedar mengeluarkan air mata, melainkan tujuannya harus jelas.

RosuluLLOH saw sering menangis. Padahal kalau beliau mau, dunia ini ada di genggamannya. Sedangkan di Surga, beliau berada di tingkat yang paling tinggi. Jadi untuk apa beliau menangis? Tangisan RosuluLLOH saw adalah tangisan seorang hamba yang tunduk dan bersyukur. Beliau menangis ketika berdoa atau saat membaca Al‐Qur’an. Getaran hati karena khusyu dan rindu kepada ALLOH, mampu melelehkan air matanya. Hatinya telah menyatu dengan ma’rifatuLLOH.

Diriwayatkan dari Muthrif bin Abdillah bahwa bapaknya berkata,

“Aku pernah mendatangi RosuluLLOH saw, waktu itu aku dapati beliau sedang sholat. Dan aku mendengar tangisnya seperti orang merintih.” (HR. Abu Dawud)

Abdullah bin Mas’ud berkata, “RosuluLLOH saw berkata padaku, ‘Bacakanlah kepadaku Al‐Qur’an’ Jawabku, ‘Ya RosuluLLOH saw, mengapa aku yang membacakan Al‐Qur’an kepadamu, bukankah Al‐Qur’an diturunkan kepadamu?’ RosuluLLOH saw berkata, ‘Aku ingin mendengarnya dari orang lain’ Lalu kubaca surat an‐Nisaa. Ketika kubacakan sampai pada ayat ‘Dan kami datang kepadamu sebagai saksi atas mereka (ayat 41)’, aku melihat air mata RosuluLLOH saw berjatuhan dalam isak tangis.” (HR. Bukhari)

Karena seringnya menangis saat membaca Al‐Qur’an, 18 helai janggot beliau memutih atau ubanan. Ketika di tanya oleh Abu Bakar, beliau menjawab, “Surat Hud, al‐Waqi’ah, al‐Mursalat, an‐Naba, dan at‐Takwir, semuanya telah membuatku ubanan.” (HR. Tirmidzi)

Rendah Hati (Tawadhu)

“Akhlaq beliau adalah Al‐Qur’an” (HR. Muslim) Begitu kata Aisyah ketika ditanya tentang akhlaq Rosul. Siapa pun pasti mengakui bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang paling bagus akhlaqnya daripada RosuluLLOH saw. Beliau bersabda,

“Aku diutus oleh ALLOH untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.” (HR. Ahmad)

Walaupun begitu RosuluLLOH saw sangat rendah hati. Diriwayatkan oleh Umar ibnul‐Khoththob bahwa beliau bersabda,

“Janganlah kalian menjunjung aku seperti halnya orang Nasrani mengkultuskan Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba. Maka katakanlah, ‘aku, hamba ALOH dan Rasul‐NYA’” (HR. Abu Dawud)

Anas bin Malik meriwayatkan, “Orang‐orang memanggil RosuluLLOH saw dengan sebutan ya RosuluLLOH, wahai yang paling mulia, anak dari orang yang paling baik, junjungan kita. Lalu beliau pun bersabda,

‘Wahai sekalian manusia, berkatalah dengan bahasa kalian, jangan mau diperdaya setan. Aku adalah

Muhammad. Hamba ALLOH dan Rasul‐NYA. Aku tidak suka kalian mengangkat aku di atas kedudukan yang diturunkan ALLOH kepadaku.’” (HR. Nasa’i)

Sebagian orang mengultuskan RosuluLLOH saw setinggi langit, sampai berkeyakinan bahwa beliau mengetahui hal‐hal yang ghaib, mengabulkan do’a, menyembuhkan penyakit, bisa mendatangkan manfaat dan madarat, sebagainya.

Padahal, ALLOH berfirman dalam Al‐Qur’an, “Katakanlah Muhammad, ‘Aku tidak mempunyai manfaat dan madharat kecuali atas kehendak ALLOH. Dan seandainya aku mengetahui barang ghaib, niscaya aku memperbanyak diri dari kebaikan dan tidak akan datang kepadaku kejelekan.’” (QS. Al‐A’raaf:188)

Rosul kita adalah Rosul yang rendah hati. Bersama memikul beban, berjuang berpeluh debu bersama sahabat. Beliaulah raja bagi para pendekar rendah hati. Diriwayatkan bahwa Anas bin Malik berkata, “Para sahabat yang mau berdiri menyambut kedatangan RosuluLLOH saw, tidak jadi berdiri, ketika tahu bahwa RosuluLLOH saw tidak mau dihormati seperti itu.” (HR. Ahmad)

Page 10: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 10

Pernah suatu hari, seperti diceritakan Anas, beliau meladeni seorang perempuan tua yang miskin dengan penuh perhatian. Perempuan itu datang dan berkata, “Aku mempunyai hajat (ada keperluan) denganmu” Rasul menjawab, “Duduklah di mana pun kau suka aku akan meladenimu untuk keperluanmu.” (HR. Abu Dawud)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya RosuluLLOH saw bersabda,

“Kalau aku diundang atau diajak untuk makan kaki kambing, aku datang. Dan jika dihadiahkan kepadaku kaki kambing, aku terima.” (HR. Bukhari)

Lihatlah betapa beliau tidak memilih‐milih undangan. Siapapun orang itu, kaya atau miskin. Walaupun hanya disuguhi kaki kambing. Inilah peringatan kepada orang‐orang yang sombong dan congkak, terutama pemimpin yang angkuh yang memilih‐milih undangan. Beliau sangat

benci kepada orang yang sombong. Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa RosuluLLOH saw bersabda,

“Tidak akan masuk surga orang yang dihatinya ada setitik kesombongan” (HR. Muslim)

Kesombongan adalah jalan pintas menuju neraka. Na’udzubillah! Sampai‐sampai walaupun anya sebesar biji zarah! Renungkanlah, betapa besar akibat dari kesombongan dan kecongkakan baik di dunia maupun di akhirat.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa RosuluLLOH saw bersabda,

“Ketika seseorang berjalan dengan sombongnya dan takjub kepada dirinya sendiri dan dengan rambut yang disisir, berlagak dalam jalannya, maka ALLOH tiba‐tiba membenamkannya ke tanah, sehingga turun dan tenggelam sampai hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)

Sifat‐Sifat Hilim, Rifiq dan Sabar

Keras, kasar dan kejam, sangat dibenci oleh RosuluLLOH saw. Beliau menganjurkan kita untuk menyuruh pada kebaikan dan mencegah kemunkaran dengan jalan yang baik dan lemah lembut. Sebab, dengan berbuat baik kepada orang lain, tidak mungkin orang berbuat jahat kepada kita. Kalau bisa, walaupun disakiti, jangan dibalas. Bahkan balaslah dengan kebaikan. Inilah sifat Hilim yang dianjurkan RosuluLLOH saw.

Sebagaimana sudah disinggung, bahwa RosuluLLOH saw tidak pernah membalas dendam pribadi, tidak pernah memukul kecuali dalam perang. (HR. Ahmad) Diriwayatkan dari Anas, “Aku berjalan bersama RosuluLLOH saw, beliau memakai kain sorban tebal buatan Najran yang beliau lilitkan di lehernya, tiba‐tiba ada orang desa menarik selendang tersebut dengan keras dan kasar, sehingga aku melihat bekasnya di bahu beliau, lalu orang itu berkata, ‘Wahai Muhammad! Berilah padaku harta ALLOH yang ada padamu!’ RosuluLLOH saw menoleh dan tertawa, kemudian menyuruh untuk memberi uang pada orang tersebut.” (Muttafaq ‘alaih)

Sewaktu beliau pulang dari perang hunain, orang‐orang Badui desa mengikutinya dan meminta sesuatu dari RosuluLLOH saw, sampai‐sampai RosuluLLOH saw berkata, “Demi ALLOH, seandainya aku punya ternak sebanyak kayu‐kayu kecil ini, aku bagikan semuanya kepada kalian. Sehingga kalian tidak menemukan aku pelit, penakut, dan pembohong.” (HR. Al‐Baghawi)

RosuluLLOH saw tidak cepat marah dan memaklumi orang yang berbuat salah karena tidak tahu atau lupa. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa suatu hari orang Badui desa datang ke masjid dan kencing di dalamnya. Orang‐orang yang melihatnya marah dan berhambur mau memukulnya. Tetapi dicegah oleh RosuluLLOH saw,

“Biarkan dia, dan siramlah bekas kencingnya. Kita diutus bukan untuk memberatkan tapi untuk mempermudah.”

Inilah contoh dari sifat Rifiq.

Kesabaran RosuluLLOH saw dalam berjihad dan berdakwah sudah teruji dengan baik. Kita patut mencontoh beliau untuk sabar tidak dalam kepentingan pribadi. Aisyah meriwayatkan, “Dia berkata kepada RosuluLLOH saw, ‘Apakah ada saat bagimu yang lebih keras dari perang Uhud?’ Jawab beliau, ‘Ada. Yaitu permusuhan kaummu (Quraisy) di Aqobah. Ketika kutawarkan diriku pada Ibnu Abdi Jalail bin Abdi Kilal, ia tidak menerima diriku. Lalu aku pergi dalam keadaan sedih, lalu aku melihat di atas awan, jibril memanggilku, “Sesungguhnya ALLOH mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu. Dan apa yang telah mereka lakukan terhadapmu. Aku diutus kepadamu untuk memerintah malaikat penjaga gunung untuk patuh pada perintahmu, lalu malaikat penjaga gunung itu mengucap salam kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad. ALLOH telah mendengar apa yang dikatakan oleh kaummu kepadamu. Aku ditugaskan oleh ALLOH untuk memenuhi perintahmu. Kalau engkau suka, dua gunung ini akan kubalikkan dan kukubur mereka’”’ Namun, RosuluLLOH saw menjawab, ‘Jangan. Aku hanya berharap semoga di antara anak cucu mereka ada yang mau menyembah ALLOH dan tidak menyekutukannya’” (Muttafaq ‘alaih)

Masya‐ALLOH! Betapa kasih sayang beliau telah menyatu dengan akal. Kadang‐kadang para penyeru dakwah tergesa‐gesa untuk mencapai. Karenanya, banyak dakwah yang gagal karena kurang kesabaran dan keteguhan hati akan perintah ALLOH. Selain kurang menanggung resiko. Ingatlah, 13 tahun RosuluLLOH saw menanggung beban berat di Mekah sampai akhirnya pindah ke Madinah.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, “Aku melihat RosuluLLOH saw seakan‐akan seperti seorang nabi yang dipukul oleh kaumnya sampai berdarah, kemudian membersihkan wajahnya sambil berkata,

“Ya ALLOH, ampunilah kaumku karena mereka tidak tahu.”

Page 11: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

11 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

Suatu hari seorang Yahudi datang kepada RosuluLLOH saw, sedangkan beliau berada di tengah par sahabat. Yahudi itu bernama Zaid bin Su’nah. Dia datang menagih hutang, lalu mencengkeram RosuluLLOH saw dan selendangnya, menatapnya dengan tajam dan kasar, “Wahai Muhammad, apakah kamu tidak mau membayar hakku?” Umar marah dan matanya seperti bola api, berkata dengan sengit. “Wahai musuh ALLOH, kamu berkata begitu kepada RosuluLLOH saw dan memperlakukannya seperti yang kulihat ini? Demi zat yang mengutus beliau dengan kebenaran. Seandainya RosuluLLOH saw tidak melarangku, niscaya kupenggal kepalamu dengan pedang ini.”

RosuluLLOH saw memandang Umar dengan tenang kemudian berkata, “Wahai Umar, aku dan dia perlu yang lebih dari ini, yaitu kau menyuruhku menepati pembayaran dan kau menyuruhnya menagihnya dengan baik. Pergilah wahai Umar dan cukupilah (bayarlah) haknya dan tambahkanlah kepalanya 20 sha korma.”

Ketika tahu bahwa Umar melebihinya 20 sha, si Yahudi berkata, “Untuk apa tambahan ini wahai Umar?” Umar menjawab, “Aku diperintahkan oleh RosuluLLOH saw untuk menambahkannya kepadamu karena kecongkakanmu.” Lalu si Yahudi berkata, “Apakah kamu

mengenalku?” “Tidak. Siapa kamu?”, tanya Umar. “Aku Zaid bin Sun’ah.” Umar tercengang, “Pendeta Yahudi?” “Apa yang membuatmu berbuat seperti ini?” Zaid menjawab, “Wahai Umar, aku memang sengaja untuk mengetahui kenabiannya. Aku melihat dua hal, lalu kutahu bahwa dia benar‐benar nabi. Pertama, beliau mengedepankan sifat hilimnya dari yang lain. Kedua, semakin aku kasar, beliau semakin sabar dan meladeni. Dan sekarang wahai Umar, saksikanlah bahwa aku rela ALLOH sebagai Tuhan, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad adalah nabi! Dan aku akan memberi separo hartaku untuk kepentingan umat Islam.” Umar berkata, “Kepada sebagian umat, kalau untuk seluruh umat Islam tidak mencukupi dua kalimat syahadat.” (HR. Al‐Hakim)

Inilah sifat‐sifat beliau yang penuh dengan kesabaran, kerendahan hati, mengalah, dan bersahabat. Dalam sebuah hadits, Aisyah meriwayatkan, “Aku berumroh bersama nabi dari Madinah ke Mekah. Ketika sampai di Mekah, aku berkata, ‘Dengan bapak ibuku sebagai tebusan wahai RosuluLLOH saw, aku menggabungkan sholatku dan menyempurnakannya, aku berbuka dan aku puasa.’ RosuluLLOH saw hanya mengomentari, ‘Bagus, kalau begitu.’ Dan, tidak melarang atau menegurku.” (HR. Nasa’i)

Pembantu RosuluLLOH saw

Kalau kebanyakan orang menganggap pembantu sebagai orang kecil, berkelas rendah dan orang yang bisa diperlakukan dengan semena‐mena, tidak demikian dengan RosuluLLOH saw. Beliau melihatnya dari segi ketakwaannya. Seorang pembantu, apabila dia bermain dan bertakwa adalah mulia di mata ALLOH.

“Mereka adalah saudara kalian. ALLOH menjadikan mereka di bawah kendali kalian, maka berikanlah kepada mereka makanan sebagaimana yang kalian makan. Dan berilah pakaian sebagaimana pakaian kalian. Dan janganlah sekali‐kali kalian menyuruh sesuatu diluar batas kemampuannya. Dan bila kalian menyuruh sesuatu, bantulah pekerjaannya semampu kalian.” (HR. Muslim)

Pernahkah Anda mendengar seseorang pembantu yang bangga dengan majikannya dan memujinya dengan tulus? Dialah pembantu RosuluLLOH saw .

Anas bin Malik berkata, “Aku menjadi pembantu RosuluLLOH saw selama sepuluh tahun. Belum pernah beliau berkata kasar kepadaku. Dan selama sepuluh tahun itu belum pernah berkata kepadaku, ‘Mengapa kamu melakukan ini?’ dan belum pernah beliau mengatakan ’Mengapa kamu tidak melakukannya atas sesuatu yang aku tinggalkan?’” (HR. Muslim)

Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar. Masa sepuluh tahun adalah waktu yang lama. Yang di dalamnya ada sedih dan gembira, suka dan suka, senang dan susah, cukup dan kurang. Dan selama masa sepuluh tahun itu belum pernah Anas dimarahi, atau ditanya mengapa begini, mengapa begitu. Tidak cukupkah ini sebagai contoh?

Adakah di dunia ini majikan yang tidak pernah marah? Bahkan, beliau selalu menyenangkan hati pembantunya dan mendo’akannya.

Berkata Anas bin Malik, “Ibuku pernah berkata kepada RosuluLLOH saw, ‘Wahai RosuluLLOH saw, Anas ini pembantumu, do’akanlah dia!’ Lalu RosuluLLOH saw berdo’a,

‘Ya ALLOH, berilah dia harta dan anak yang banyak. Dan berkatilah atas apa yang ENGKAU berikan.’” (HR. Bukhari)

Setelah RosuluLLOH saw wafat, Anas pindah ke Basrah dan berketurunan di sana. Umurnya panjang sampai lebih dari seratus tahun. Hartanya melimpah dan cucunya ratusan. Sesuai dengan apa yang didoakan RosuluLLOH saw.

Walaupun RosuluLLOH saw terkenal sebagai pemberani, beliau tidak pernah menggunakan keberaniannya untuk hal yang bukan haknya. Apalagi kepada orang yang lemah dan para pembantu.

Aisyah meriwayatkan,

“Belum pernah RosuluLLOH saw memukul seseorang dengan tangannya, apalagi perempuan dan pembantu, kecuali dalam jihad (perang) meneguhkan kalimat ALLOH.” (HR. Muslim)

Dalam sebuah hadits, Aisyah juga meriwayatkan dan mengulang kesaksiannya untuk sang makhluk pilihan bahwa,

“Belum pernah aku melihat RosuluLLOH saw membalas dendam atau menagih sesuatu yang bersifat

Page 12: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 12

pribadi. Tetapi kalau sudah melihat kemungkaran dan kemaksiatan, beliau adalah orang yang paling keras. Dan apabila dihadapkan pada dua pilihan, beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya, selama hal itu bukan dosa.” (HR. Bukhari)

Beliau juga selalu menganjurkan dan mengajak untuk selalu ramah dan lemah lembut kepada orang lain. Sabdanya,

“Sesungguhnya ALLOH itu lembut dan senang kepada kelembutan dalam sebaga urusan.” (Muttafaq ‘alaih)

Hadiah dan Tamu

Kehidupan manusia selalu menuntut pemenuhan kebutuhan baik materi maupun ruhani. Hal ini berlaku dalam setiap strata kehidupan baik pada level keluarga, tetangga, maupun atau masyarakat.

Salah satu tali pengikat kebutuhan persahabatan dan persaudaraan adalah hadiah. Masalahnya hadiah mendapat perhatian yang serius dari RosuluLLOH saw.

Berkata Aisyah,

“RosuluLLOH saw suka menerima hadiah dari orang lain dan membalasnya (memberi hadiah pula)” (HR. Muslim)

Hadiah erat kaitannya dengan syukur. Keduanya termasuk kemuliaan diri dan kejernihan hati serta kemurahan. Karena, sebagaimana kita tahu, sebagian dari akhlaq para Nabi dan Rasul adalah kedermawanan.

RosuluLLOH saw bersabda,

“Barang siapa yang beriman kepada ALLOH dan hari kiamat, hendaklah dia menghormati tamunya, hak tamu sebagai hadiah adalah sehari semalam. Dan hak orang bertamu itu selama tiga hari, selebihnya adalah sedekah. Dan tidak boleh melakukan sesuatu yang membuat kesal tuan rumah.” (HR. Bukhari)

Sungguh belum pernah ada di tanah Hijaz dan semenanjung Arab bahkan di seluruh dunia sekali pun, orang yang mulia akhlaqnya seperti junjungan kita Nabi Muhammad saw.

RosuluLLOH saw tidak pernah menolak permintaan. Apa pun yang orang minta beliau selalu berkata, “Ya.” Sahal bin Sa’ad meriwayatkan bahwa seorang perempuan datang kepada RosuluLLOH saw membawa sebuah kain bersulam yang indah dan bagus. Kemudian berkata, “Aku menyulamnya sendiri dengan tanganku. Pakailah ini ya RosuluLLOH saw.” Nabi menerimanya dengan senang hati dan penuh terima kasih. Seakan‐akan beliau sangat membutuhkannya. Kemudian, dipakainya (dilain waktu) sebagai sarung, lalu datang seseorang dan berkata, “Berikanlah sarung indah itu padaku wahai RosuluLLOH saw, betapa indahnya!” Rasul berkata, “Ya.” Kemudian beliau pulang merapikan dan melipatkan kain itu kemudian datang dan memberikannya pada orang itu.

Orang‐orang berkata, “Alangkah indahnya kain itu. Telah dipakai Nabi dan engkau minta. Kita tahu Nabi tak akan menolak permintaanmu.” Lalu orang itu berkata, “Demi ALLOH aku memintanya bukan untuk aku pakai. Tapi akan aku jadikan sebagai kain kafanku nanti bila aku mati.” Sahal berkata, “Dan benar, setelah orang itu meninggal, dikafani dengan kain tersebut.” (HR. Bukhari)

Kita tahu bahwa akhlaq RauluLLOH itu adalah Al‐Qur’an. Dan jelas, ALLOH sendiri yang membimbing beliau dan menjadikannya sebagai panutan dan idola. Jadi, tidak ada alasan lain untuk menolak. Hakim bin Hizam meriwayatkan, “Aku pernah meminta sesuatu kepada RosuluLLOH saw dan beliau memberi. Lalu aku minta lagi dan diberi. Lalu aku minta lagi dan diberi lagi. Lalu beliau bersabda,

‘Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau dan manis. Maka, barangsiapa yang mendapatkannya dengan kelapangan jiwa dan kemurahan, akan diberkahi. Barang siapa yang mendapatkannya dengan serba kekurangan, tidak diberkahi. Seperti orang makan yang tidak pernah kenyang. Merasa kurang terus. Dan ketahuilah, bahwa tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta)’” (Muttafaq ‘alaih)

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, “RosuluLLOH saw kalau diminta sesama tidak pernah menolak atau mengatakan tidak.” (HR. Bukhari)

Kemurahan dan kedermawanan beliau adalah kemurahan yang dibarengi dengan kebersihan jiwa dan keramahan serta ketulusan cinta. Buat apa kedermawanan, suka memberi, kalau selalu bersungut dan bermuka masam.

Salah satu kebiasaan beliau adalah tersenyum dengan tulus kepada siapa pun yang dijumpainya serta yang ada di sampingnya. Sampai‐sampai orang yang ada di dekatnya mengira bahwa dialah yang paling akrab dengan RosuluLLOH saw sehingga setiap sahabat mengira dia begitu.

Jarir bin Abdullah berkata, “Belum pernah aku melihat RosuluLLOH saw atau RosuluLLOH saw melihatku sejak aku masuk Islam, kecuali beliau dalam keadaan tersenyum.” (HR. Bukhari) Begitu juga Abdullah ibnul Harits memberi kesaksian,

“Belum pernah aku menemukan orang yang paling banyak tersenyum seperti RosuluLLOH saw.” (HR. Tirmidzi)

Hal ini tidaklah mengherankan. Bukankah beliau sendiri pernah bersabda,

“Senyumanmu ketika bertemu saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)

Sedangkan pembantu beliau, Anas bin Malik, menggambarkan sifat‐sifat beliau yang jarang dimiliki oleh sekelompok orang sekalipun, “RosuluLLOH saw adalah orang yang paling peka perasaannya, mudah tersentuh, belum pernah ada orang yang bertanya sesuatu kecuali beliau mendengarkannya dan tidak meninggalkannya sampai dia sendiri yang pergi meninggalkan RosuluLLOH

Page 13: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

13 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

saw. Dan belum pernah bersalaman (berjabat tangan) kecuali beliau yang lebih dulu menjabat dan tidak melepaskannya sebelum orang lain melepaskan tangannya.” (HR. Abu Nua’im)

Namun, walaupun beliau lemah lembut dan penuh perhatian kepada umatnya, beliau tegas dan menolak

kemungkaran yang terjadi. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa beliau pernah melihat sahabat memakai cincin emas, lalu beliau mencopot dan membuangnya, lalu berkata,

“Seseorang di antara kamu telah memasang bara api neraka di tangannya.” (HR. Muslim)

Kasih Sayang RosuluLLOH saw terhadap Anak‐Anak

Hati yang keras yang tidak mengenal kasih sayang dan cinta adalah batu karang. Hati yang lembut adalah hati yang penuh cinta, penuh kasih sayang dan pengertian kepada siapapun. Hati yang keras bisa dilatih untuk lembut. Hati yang lembut adalah hati idaman setiap manusia, dambaan setiap makhluk yang penuh rindu. Anas berkata,

“RosuluLLOH saw selalu mengambil dan merangkul putranya Ibrahim lalu mengecup dan menciumnya.” (HR. Muslim)

Kasih sayang beliau tidak terbatas pada keluarganya saja, tetapi kepada semua orang, termasuk anak‐anak tetangga dan seluruh sahabat. Berkata Asma binti Umais istri Ja’far bin Abi Thalib yang tewas di perang mu’tah. “RosuluLLOH saw masuk ke dalam rumahku dan memanggil anak‐anak Ja’far. Aku melihat beliau mencium mereka. Lalu air matanya berjatuhan. Aku bertanya, ‘Apakah ada kabar tentang Ja’far suamiku?’ Beliau menjawab, ‘Ya. Dia gugur hari ini.’ Lalu kami pun menangis. Lalu beliau pulang dan berkata pada orang‐orang. ‘Buatlah makanan untuk keluarga Ja’far karena mereka ditimpa sesuatu’” (HR. Ibnu Said, Tirmidzi, dan Ibnu Majah) Dan ketika air mata beliau masih meleleh karena kematian sahabatnya, ditanya oleh Sa’as bin Ubadah, ‘’Apa ini wahai RosuluLLOH saw?” Beliau berkata, “Air mata ini adalah rahmat yang diberikan ALLOH ke dalam hati hambanya. ALLOH hanya mengasihi orang yang mengasihi orang lain.” (HR. Bukhari)

Ketika air mata RosuluLLOH saw berjatuhan di waktu putranya Ibrahim meninggal, Abdur Rahman bin Auf heran, “Anda menangis wahai RosuluLLOH saw?” Beliau berkata, “Wahai bin Auf, ini adalah rahmat bagi orang yang mengikutinya dengan yang lain. Sesungguhnya mata bisa menangis, hati berduka, dan kita tidak akan berkata kecuali yang diridhoi ALLOH, sungguh kami sangat sedih ditinggalkan olehmu wahai Ibrahim.” (Muttafaq ‘alaih)

Masa sekarang, sulit kita mengasihi anak kecil, padahal mereka adalah generasi penerus kita. Kita berikan kepada mereka segala sesuatu kecuali kasih sayang dan kemesraan. Kita buang kunci hati kita terhadap mereka.

Anas bin Malik, kalau kebetulan lewat dan bertemu dengan anak‐anak kecil, mengucap salam kepada mereka. Dia berkata, “Ini selalu dilakukan RosuluLLOH saw.” (HR. Bukhari) Anak‐anak kecil memang nakal dan manja. Ini hal yang biasa. Namun RosuluLLOH saw tidak pernah marah kepada mereka atau membentak atau menegur mereka.

Aisyah berkata, “Sekelompok anak kecil dibawa ke hadapan Nabi, lalu beliau berdo’a dan menggendong anak kecil itu. Lalu anak kecil itu kencing dan membasahi baju beliau. Lalu beliau minta air dan disiramkan ke bajunya.” (HR. Bukhari)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa RosuluLLOH saw bercanda dengan cucunya, Hasan bin Ali sambil menjulurkan lidahnya sehingga kelihatan merahnya. Hasan pun tertawa.

Anas berkata,

“RosuluLLOH saw mencandai anak kecil, Zainab putri Ummi Salamah, sambil berkata manja, wajah Zuwainah Zuwainah, wahai Zuwainah (panggilan sayang).”

Sampai‐sampai walaupun di waktu sholat beliau masih memperhatikan kasih sayang terhadap anak kecil. Pernah beliau sholat sambil menggendong Umamah putri Zainab (cucu beliau) saat beliau bersujud, Umamah didudukkan di sampingnya. (HR. Bukhari)

Mahmud ibnur‐Rabi meriwayatkan, “Ketika aku masih berumur 5 tahun, aku ingat RosuluLLOH saw menyemburkan air ke mukaku dari sebuah sumur di rumahku.” (HR. Muslim)

Beliau juga suka memberi pelajaran kepada anak kecil. Ibnu Abbas berkata, “Suatu hari aku berada di belakang RosuluLLOH saw. Lalu RosuluLLOH saw berkata, ‘Hai anak, kuajarkan kamu beberapa kalimat, jagalah ALLOH maka DIA akan menjagamu. Jagalah ALLOH maka DIA akan berada di depanmu. Kalau kamu minta sesuatu, mintalah kepada ALLOH. Dan jika kamu minta tolong, minta tolonglah kepada ALLOH.’” (HR. Tirmidzi)

Marilah kita sayangi anak kecil, mari jadikan rumah kita sebagai tempat bermain dan belajar bagi mereka. Sebagai tempat yang teduh bagi mereka. Sehingga mereka kelak bisa menjadi pemimpin‐pemimpin yang saleh.

Page 14: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 14

Putri‐Putri RosuluLLOH saw

Dalam kultur masyarakat jahiliah, melahirkan anak perempuan adalah hari‐hari yang penuh dengan kegelapan. Ibu adalah pembawa aib dan bencana bagi keluarga, kabilah, atau sukunya. Karenanya, mengubur mereka hidup‐hidup adalah pemandangan sehari‐hari yang sangat menyakitkan dan menyesakkan dada orang‐orang yang sehat akalnya.

Banyak di antara mereka yang melakukannya karena terpaksa. Takut tercoreng mukanya karena menanggung malu. Praktiknya, anak perempuan yang baru lahir itu ditunggu sampai berumur kira‐kira enam tahun kemudian diberi pakaian yang indah dan dihiasi dengan berbagai hiasan lalu diajak ke gurun untuk menggali lubang. Setelah lubang agak dalam, anak yang tak berdosa itu disuruh masuk dengan alasan bermain‐main. Dan selanjutnya, sulit dibayangkan akal sehat. Mereka dikubur hisup‐hidup.

Di tengah masyarakat yang seperti inilah, RosuluLLOH saw diutus dengan membawa agama yang mengajarkan bahwa perempuan wajib dihormati, baik sebagai istri, ibu, atau saudara. Sejak sebelum diangkat menjadi rasul, RosuluLLOH saw telah memperlihatkan kepada masyarakatnya betapa anak perempuan juga punya hak untuk mengecap kasih sayang orang tuanya sebagaimana anak laki‐laki.

Kalau tiba‐tiba datang Fatimah, putrinya, RosuluLLOH saw dengan mesra menuntunnya dan menciumnya kemudian menggendongnya sambil bercanda mesra dan mendudukkan di pangkuannya. Ketika kedua putrinya, Ummu Kultsum dan Ruqayyah dicerai oleh Utbah dan Utaibah anak dari Abu Lahab yang menyuruh mereka bercarai secara paksa, RosuluLLOH saw sabar menghadapi kenyataan ini. Ditambah lagi ALLOH telah menyatakan “perang” terhadap Abu Lahab dengan firman‐NYA, “Tabbat yadaa Abi lahab...”. RosuluLLOH saw tidak

bergeming walau hatinya perih merasakan bagaimana putrinya berpisah dengan suaminya karena terpaksa. Beliau tetap setia dalam dakwah, sampai akhirnya ALLOH memberi jalan keluar yaitu hijrah.

Di antara gambaran kemesaraan beliau dengan putri‐putrinya ada riwayat Aisyah mengatakan, “Kami istri‐istri RosuluLLOH saw berkumpul di rumah beliau, tiba‐tiba datang Fatimah berjalan persis seperti berjalannya RosuluLLOH saw. Begitu Rasul melihatnya, beliau gembira, ‘Selamat datang putriku,’ sambil menyambutnya dengan mesra dan mendudukkannya di samping beliau.” (HR. Muslim)

Sebagai ungkapan sayang, sering RosuluLLOH saw mengunjungi putri‐putrinya dan menanyakan keadaan mereka. Pernah suatu hari Fatimah datang, mengadukan kehidupannya yang miskin. Tangannya lecet karena menumbuk gandum, sedang dia tidak punya pembantu.

Ketika Fatimah dan suaminya sudah siap‐siap untuk tidur, RosuluLLOH saw mendatangi mereka sehingga keduanya bangun. Tetapi dicegah oleh RosuluLLOH saw, kemudian RosuluLLOH saw duduk di antara mereka dan berkata,

“Kutunjukkan pada kalian sesuatu yang lebih baik dari pembantu. Kalau kalian akan tidur, bertakbirlah sebanyak 34 kali, bertasbihlah sebanyak 33 kali dan bertahmidlah 33 kali. Nah.... ini lebih baik buat kalian dari sekedar pembantu.” (HR. Bukhari)

RosuluLLOH saw adalah contoh terbaik dalam keteguhan dan kesbaran. Bagaimana tidak, ketika putri‐putrinya meninggal, beliau tetap tabah. Tidak meratap, menyobek baju, atau melakukan upacara belasungkawa sebagaimana tradisi jahiliyyah.

Banyak Mengingat ALLOH

Ada sesuatu yang tidak bisa dipisahkan antara nabi dan penyambungan aliran hati dengan ALLOH serta zikir. Beliau tidak pernah meninggalkan waktu berlalu begitu saja tanpa mengingat ALLOH, memuji, bersyukur, mohon ampun, dan bertaubat. Walaupun beliau sudah diampuni segala dosa dan kesalahannya, beliau selalu menjadi hamba yang bersyukur dan sebagai rasul yang penuh puji, yang tahu hak Robbnya untuk kemudian memuji dan mensyukuri nikmat‐NYA, Rasul yang tahu menghargai waktu dan mengisinya dengan ibadah.

Berkata Aisyah,

“RosuluLLOH saw selalu mengingat dan menyebut nama ALLOH di setiap waktu.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas beliau berkata, “Kami menghitung istigfar RosuluLLOH saw dalam satu majelis sebanyak 100 kali. Beliau selalu beristigfar,

‘Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku, sesungguhnya ENGKAU maka penerimatobat dan maha penyayang.’” (HR. Abu Dawud)

Dikatakan oleh Abu Hurairoh, “Aku pernah mendengar RosuluLLOH saw bersabda,

‘Demi ALLOH, aku mohon ampun dan bertobat lebih dari 70 kali dalam sehari.’” (HR. Bukhari)

Ummu Salamah meriwayatkan betapa seringnya RosuluLLOH saw berdo’a, ketika bersamanya do’a ini,

“Ya ALLOH, zat yang membolak‐balikan hati. Tetapkanlah hatiku pada agama‐MU.” (HR. Tirmidzi)

Page 15: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

15 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

Tetangga

Betapa mulia bila menjadi tetangga RosuluLLOH saw. Di mata beliau tentangga mempunyai tempat dan kedudukan yang tinggi. Beliau bersabda,

“Jibril selalu saja mewasiatiku akan hak tetangga, sampai‐sampai aku menyangka bahwa dia akan mewarisi aku.” (HR. Bukhari Muslim)

Rasul juga berwasiat kepada Abu Dzar al‐Ghifari,

“Wahai Abu Dzar, jika engkau memasak gulai, perbanyaklah airnya dan bagikanlah kepada tetanggamu.” (HR. Muslim)

RosuluLLOH saw sering memperingatkan agar tidak menyakiti tetangga.

“Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman karena ulah perbuatannya.” (HR. Muslim)

Dan sebagai penghormatan dan penghargaan kepada tetangga, beliau bersabda,

“Barang siapa beriman kepada ALLOH dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya.” (HR. Muslim)

Pergaulan yang Baik

Aisyah berkata, “Kalau RosuluLLOH saw mendengar atau mendapat informasi tentang seseorang (kejelekannya) beliau tidak berkata, ’Untuk apa si dulan berkata begini....’ Tetapi beliau berkata, ‘Untuk apa orang‐orang berkata begini, begini....’” (HR. Tirmidzi)

Diceritakan oleh Anas bin Malik bahwa seseorang datang menghadap RosuluLLOH saw, sedangkan di wajahnya ada bekas sesuatu yang kekuning‐kuningan. RosuluLLOH saw jarang menjumpai hal yang serupa itu karena beliau tidak senang dengan orang yang tidak

memperhatikan kebersihan. Setelah orang itu pergi, RosuluLLOH saw berkata, “Seandainya kalian menyuruh untuk membersihkan wajahnya lebih dulu, hal itu lebih baik bagi kalian.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Ibnu Mas’ud berkata bahwa “RosuluLLOH saw bersabda,

‘Akankah aku beritahukan kalian orang yang haram masuk neraka, atau orang yang neraka dilarang untuk membakar tubuhnya? Yaitu kerabat dekat yang lemah lembut, terbuka, ramah dan mudah bergaul.’”

Keberanian dan Kesabaran RosuluLLOH saw

Dalam diri RosuluLLOH saw terdapat keberanian yang luar biasa sebagai sarana utama untuk memperjuangkan agama dan menjunjung tinggi kalimat ALLOH.

RosuluLLOH saw menjadikan segala nikmat yang diperolehnya untuk ditempatkan dan disalurkan pada tempat yang sebenarnya. Berkata Aisyah, “Belum pernah RosuluLLOH saw memukul seseorang dengan tangannya kecuali dalam peperangan dan belum pernah beliau memukul seorang pembantu atau seorang perempuan.” (HR. Muslim)

Contoh paling nyata dari keberanian RosuluLLOH saw yaitu ketika beliau seorang diri menyeru kaumnya yang terdiri dari pemimpin dan tokoh‐tokoh kufar Quraisy serta mengajak mereka untuk masuk ke dalam ajaran Islam.

Dan beliau tidak pernah mengatakan aku hanya seorang diri, sedangkan seluruh manusia memusuhiku. Beliau percaya bahwa ALLOH akan menolongnya karena sejak semula beliau percaya dan tawakal dalam melaksanakan tugas dakwahnya.

Dalam peperangan, beliau adalah orang yang paling berani, ketika orang‐orang lari ketakutan, beliau tetap berdiri tegak seorang diri melawan musuh‐musuhnya.

Beliau beribadah dalam kesunyian di Gua Hiro selama bertahun‐tahun tanpa mendapat rintangan dan permusuhan dari kaum Quraisy. Kecuali ketika beliau telah

mulai mengajak kaumnya bertauhid kepada ALLOH, barulah kufar Quraisy itu menentangnya.

ALLOH berfirman,

“Katakanlah, ‘Siapa yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi atau siapakah yang menciptakan pendengaran dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab, ‘ALLOH.’ Maka katakanlah, Mengapa kamu tidak bertakwa?’” (QS. Yunus:31)

Orang‐orang Quraisy itu menjadikan berhala‐berhala sebagai perantara antara mereka dan ALLOH sebagaimana ditegaskan oleh ALLOH dalam Al‐Qur’an,

“Dan orang‐orang yang mengambil pelindung selain ALLOH (berkata), ‘Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada ALLOH dengan sedekat‐dekatnya.’” (QS. az‐Zumar:3)

Seandainya mereka tidak begitu, niscaya mereka telah mengakui ALLOH sebagai Tuhan mereka. ALLOH berfirman,

“Katakanlah, siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Katakanlah, ‘ALLOH!’” (QS. Saba:24)

Cobalah kita renungkan, betapa syirik sudah meralela di tengah‐tengah kaum musli; meminta pada roh leluhur, bernazar, takut kualat, dan berharap kepada mereka.

Page 16: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 16

Dengan begitu, tali‐tali penghubung kepada ALLOH telah putus disebabkan syirik dan meminta‐minta kepada orang yang telah mati.

ALLOH berfirman,

“Sesungguhnya orang yang menyekutukan ALLOH maka pasti ALLOH mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya adalah neraka.” (al‐Maidah:72)

Dari rumah RosuluLLOH saw, kita layangkan pandangan ke arah utara pada sebuah gunung yang bernama Uhud, sebagai saksi bisu atas keberanian dan kesabaran serta keteguhan beliau. Beliau mengalami luka yang cukup parah dalam peperangan yang terjadi di kaki gunung pecah, serta kepalanya bocor.

Sahal bin Sa’ad menceritakan tentang luka‐luka beliau dan berkata, “Ketahuilah demi ALLOH, aku mengetahui siapa yang mersihkan luka RosuluLLOH saw dan siapa yang menyirami dengan air dan dengan apa beliau diobati. Yang membersihkan adalah Fatimah sedangkan yang menyiram air adalah Ali bin Abi Thalib. Ketika Fatimah melihat darah semakin banyak keluar, dia merobek sepotong tikar, membakarnya dan membalutkannya dan kemudian darah berhenti mengalir. Namun gigi geraham dan bagian atas kepala beliau serta muka beliau tampak terluka cukup parah.” (HR. Bukhari)

Al‐Abbas bin Abdul Muthalib menceritakan keteguhan RosuluLLOH saw dalam perang Hunain, “Ketika pasukan muslim mundur, RosuluLLOH saw tetap menghadapkan kudanya ke arah musuh dan aku memegang tali kekangnya supaya berlari cepat, waktu itu kudengar RosuluLLOH saw berkata, ‘Aku Nabi bukan pembohong, aku cucu Abdul Muthalib.’” (HR. Muslim)

Seorang pahlawan muda yang tangguh dan pemberani serta penunggang kuda yang andal yang lebih teruji

ketangguhannya di segala medan tempur, Ali bin Abi Thalib, menceritakan keberanian RosuluLLOH saw sebagai berikut, “Ketika perang sedang berkecamuk dan dua pasukan telah saling membunuh, kami para sahabat berlindung di balik RosuluLLOH saw dan tidak ada seorang pun yang lebih dekat kepada musuh kecuali beliau.” (HR. Al‐Baghawi dan Muslim)

Karena kesabaran RosuluLLOH saw dalam berdakwah, ALLOH menjadikan agama Islam ini tersebar luas sampai ke negara‐negara Asia Tengah bahkan sampai Timur Jauh. Pasukan berkuda kaum muslimin sudah terbiasa mengelilingi Jazirah Arab dan neara Syam, sehingga tidak ada satu tempat pun yang tidak dijamahnya.

RosuluLLOH saw bersabda,

“Sesungguhnya aku takut kepada ALLOH dan tidak takut kepada siapapun selain DIA. Aku ditakuti karena ALLOH dan tidak ada seorang pun yang ditakuti karena ALLOH selain aku. Dan aku telah disakiti di jalan ALLOH dan tidak seorang pun disakiti selain aku. Aku telah mengalami selama tiga puluh hari siang dan malam, sedangkan aku atau Bilal sama‐sama tidak punya apa‐apa untuk dimakan kecuali sesuatu yang tersembunyi di balik ketiak Bilal.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Walaupun beliau berkuasa dan menaklukan berbagai negara, harta rampasan perang melimpah dan zakat menggunung, beliau tidak mewariskan apa‐apa kecuali agama atau ajaran Islam. Itulah yang disebut warisan nabi. Maka, siapapun yang belajar agama, dia telah memperoleh warisan Nabi.

Diriwayatkan oleh Aisyah,

“RosuluLLOH saw tidak meninggalkan warisan dinar atau dirham, kambing atau unta, dan tidak mewasiatkan sesuatu.” (HR. Muslim)

Kisah RosuluLLOH saw dan Uang Delapan Dirham

Suatu hari RosuluLLOH saw bermaksud belanja. Dengan bekal uang 8 dirham, beliau hendak membeli pakaian dan peralatan rumah tangga. Belum juga sampai di pasar, beliau mendapati seorang wanita yang sedang menangis. Beliau sempatkan bertanya kenapa menangis. Apakah sedang ditimpa musibah? Perempuan itu menyampaikan bahwa ia adalah seorang budak yang sedang kehilangan uang sebesar 2 dirham. Ia menangis sangat takut didera oleh majikannya. Dua dirham dikeluarkan dari saku RosuluLLOH saw untuk menghibur perempuan malang tersebut.

Kini tinggal 6 dirham. Beliau bergegas membeli gamis, pakaian kesukaanya. Akan tetapi baru beberapa langkah dari pasar, seorang tua lagi miskin setengah teriak berkata, "Barang siapa yang memberiku pakaian, ALLOH akan mendandaninya kelak." RosuluLLOH sawmemeriksa laki‐laki tersebut. Pakaiannya lusuh, tak pantas lagi dipakai. Gamis yang baru dibelinya dilepas dan diberikan dengan sukarela kepadanya. Beliau tak jadi memakai baju baru.

Dengan langkah ringan beliau hendak segera pulang. Akan tetapi lagi‐lagi beliau harus bersabar. Kali ini beliau menjumpai perempuan yang diberi dua dirham tersebut mengadukan persoalan, bahwa ia takut pulang. Ia khawatir akan dihukum oleh majikannya karena terlambat. Sebagai budak saat itu nilainya tidak lebih dari seekor binatang. Hukuman fisik sudah sangat lazim diterima.

RosuluLLOH saw diutus di dunia untuk mengadakan pembelaan terhadap rakyat jelata. Dengan senang hati beliau antarkan perempuan tersebut ke rumah majikannya. Sesampainya di rumah, beliau ucapkan salam. Sekali, dua kali belum ada jawaban. Baru salam yang ketiga dijawab oleh penghuni rumah. Nampaknya semua penghuni rumah tersebut adalah perempuan. Ketika ditanya kenapa salam beliau tidak dijawab, pemilik rumah itu mengatakan sengaja melakukannya dengan maksud didoakan RosuluLLOH sawdengan salam tiga kali.

Selanjutnya RosuluLLOH saw menyampaikan maksud kedatangannya. Beliau mengantar perempuan yang menjadi budak tersebut karena takut mendapat hukuman.

Page 17: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

17 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

RosuluLLOH saw kemudian menyampaikan, "Jika perempuan budak ini salah dan perlu dihukum, biarlah aku yang menerima hukumannya." Mendengar ucapan RosuluLLOH sawin penghuni rumah terkesima. Mereka merasa mendapat pelajaran yang sangat berharga dari baginda Rasulullah. Karena secara refleks mereka menyampaikan, "Budak belian ini merdeka karena ALLOH." Betapa bahagianya RosuluLLOH sawmendengar pernyataan itu.

Beliau sangat bersyukur dengan uang 8 dirham mendapat keuntungan ribuan dirham, yakni harga budak

itu sendiri. Beliau berkata, "Tiadalah aku melihat delapan dirham demikian besar berkatnya dari pada delapan dirham yang ini. ALLOH telah memberi ketenteraman bagi orang yang ketakutan, memberi pakaian orang yang telanjang, dan membebaskan seorang budak belian." Akhirnya, rahmat dan kasih sayang, bantuan dan pertolongan kepada masyarakat bawah akan mendatangkan kesejahteraan dan kemajuan. ALLOH berfirman dalam sebuah hadits Qudsyi. "Bahwanya ALLOH menolong hanba‐Nya, selama ia menolong saudaranya."

Kisah RosuluLLOH saw dan Penagih Hutang

Pada suatu hari seorang Yahudi telah datang menemui RosuluLLOH saw yang hendak menagih hutang. Tetapi cara orang Yahudi itu datang amatlah kasar sekali. Yahudi itu menghampiri RosuluLLOH saw, dia terus merengut baju RosuluLLOH saw sambil berkata: ''Hai keturunan Abdul Mutholib, engkau memang dari golongan orang yang suka menangguh‐nangguhkan hutang!''

Sikap kasar serta tutur kata yang tidak sopan dari orang Yahudi itu sangat‐sangat menyakitkan hati Umar bin Khattab yang berada bersama‐sama dengan RosuluLLOH saw ketika itu. Oleh kerana perasaaan marahnya begitu meluap, Umar terus menengking Yahudi itu.

RosuluLLOH saw terkejut dengan sikap Umar itu, kerana tidak dapat mengawal perasaannya. Walaupun, air muka RosuluLLOH saw terbayang kemarahaannya tetapi RosuluLLOH saw dapat mengendalikan perasaannya itu. Lalu RosuluLLOH saw berkata kepada Umar: ''Wahai Umar, saya dan dia, mempunyai urusan yang lebih layak. Biarlah kami berdua yang menyelesaikannya dan janganlah kau mencampurinya. Sebaik‐baiknya engkau suruh saya bayar hutang itu dengan baik dan suruh dia menuntut hutang

dengan baik juga. Sebenarnya saya masih ada tiga hari lagi tempo untuk membayar hutang tersebut''. Maka RosuluLLOH saw menyuruh Umar membayar hutang RosuluLLOH saw dengan memberi dua puluh gantang gandum kepada Yahudi itu sebagai balasan karena Umar telah berlaku kasar terhadap Yahudi itu.

Yahudi itu yang melihat kejadian itu tiba‐tiba keluarlah kata‐kata dari mulut Yahudi itu, ''Wahai Umar, semuanya ini adalah merupakan tanda‐tanda kenabian. Saya telah dapat melihat tanda‐tanda tersebut terbayang di ruangan wajah nabi saw ketika saya memperhatikan wajahnya. Sebenarnya saya ingin mengetahui apakah benar‐benar dia seorang nabi. Sebab itulah saya uji dia untuk mengetahui apakah dia seorang yang tinggi akhlaknya dan pemaaf. Sekarang saya bersaksi bahwa tiada tuhan Tuhan melainkan ALLOH dan Muhammad itu adalah Rosul ALLOH.''

Begitulah besarnya pengaruh sifat dan sabar RosuluLLOH saw hingga menyebabkan Yahudi yang mengasari RosuluLLOH saw terbuka terbuka hatinya untuk memeluk agama Islam.

Sifat Kasih RosuluLLOH saw terhadap Binatang

Dalam suatu khutbahnya RosuluLLOH saw telah menyeru supaya manusia berbuat baik antara satu sama lain, terutama terhadap anak‐anak yatim, janda‐janda juga terhadap binatang.

Pada suatu hari ketika RosuluLLOH saw berjalan pulang ke rumahnya, lalu dilihat seekor kucing sedang tidur dengan anak‐anaknya di atas jubah yang akan dipakainya. Sikap RosuluLLOH saw yang mencintai binatang membuat RosuluLLOH saw menggunting sebagian jubah dan yang sisanya untuk di pakai. Dengan itu kucing‐kucing tersebut tidak terganggu.

Suatu ketika yang lain pula RosuluLLOH saw sedang berjalan‐jalan disuatu lorong di bandar, tiba‐tiba RosuluLLOH saw melihat seekor unta sedang berlari dengan lajunya. Orang‐orang panik dan berlari untuk menyelamatkan diri dari unta itu. Tetapi anehnya ketika

unta itu sampai kepada RosuluLLOH saw ia menjadi jinak, lalu ia dipeluk oleh baginda. Tak lama kemudian pemilik unta itu datang dengan dengan terengah‐engah sambil mengucapkan terima kasih kepadanya.

RosuluLLOH saw tahu apa yang menyebabkan unta itu lari dari tuanya. RosuluLLOH saw berkata: "Kenapa engkau tidak memberikan makanan yang cukup untuk unta ini? Ia mengadu lapar kepadaku. Kalau engkau dapat menjaganya dengan baik ia tidak akan lari." Orang itu sangat terkejut mendengar kata‐kata RosuluLLOH, dia tidak menyangka bahawa unta itu bisa mengadu kepada RosuluLLOH saw dan RosuluLLOH saw memahami bahasa binatang itu. Kemidian ia mengakui kesalahannya itu.

Sejak itu ia sadar bahwa unta itu bukanlah semata‐mata sebagai hambanya sahja bahkan harus dijaga dengan baik dan sempurna.

Page 18: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 18

Kisah RosuluLLOH saw mendatangi Kafilah Dagang

Dari kejauhan gumpalan debu padang pasir membumbung ke langit. Debu‐debu yang berterbangan itu dapat terlihat dari kejauhan bertanda ada satu rombongan kafilah akan datang mendekati kota Mekkah.

RosuluLLOH saw melihat gumpalan debu dari kejauhan itu segera pulang ke rumah. Beliau langsung menyiapkan perbekalan dan membungkusnya. Setelah itu RosuluLLOH saw menunggu di pintu gerbang kota Mekkah. Kafilah itu rupanya tidak memasuki kota Mekkah mereka hendak menuju tempat lain.

RosuluLLOH saw mendekati kafilah itu dan mencari pimpinan rombongan kafilah tersebut. Setelah berjumpa dengan pemimpin kafilah itu RosuluLLOH saw meminta izin untuk dapat ikut serta di dalam rombongan tersebut.

Beliau diizinkan. RosuluLLOH saw memulai berda'wah kepada mereka, kepada setiap orang dalam rombongan itu RosuluLLOH saw telah sampaikan kebesaran ALLOH swt dan mengajak mereka untuk menerima Islam.

Setelah semua orang mendapat penjelasan dari RosuluLLOH saw, Beliau pun meminta izin kepada pimpinan rombongan untuk pulang kembali ke Mekkah. RosuluLLOH saw kembali ke kota Mekkah dengan berjalan kaki, sedangkan kafilah tersebut telah melalui kota Mekkah sejauh satu hari satu malam perjalanan. RosuluLLOH saw hanya inginkan setiap orang memiliki kalimah Laalilaahaillallaah dan selamat dari adzab yang pedih kelak di akhirat.

Wahyu Terakhir kepada RosuluLLOH saw

Diriwayatkan bahwa surah Al‐Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu ashar yaitu pada hari Jum’at di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada'].

Pada masa itu RosuluLLOH saw berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun, RosuluLLOH saw tidak begitu jelas penerimaannya untuk difahami isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian RosuluLLOH saw bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan‐lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril dan berkata:

"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh ALLOH SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Setelah Malaikat Jibril pergi maka RosuluLLOH saw pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah RosuluLLOH saw mengumpulkan para sahabat beliau, maka RosuluLLOH saw pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril. Ketika para sahabat mendengar hal itu, maka mereka pun gembira sambil berkata:

"Agama kita telah sempurna..!! Agama kila telah sempurna..!!"

Ketika Abubakar mendengar keterangan RosuluLLOH saw itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya. Maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat‐kuatnya. Abubakar menangis dari pagi hingga malam.

Kisah tentang Abubakar menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abubakar dan mereka berkata, "Wahai Abubakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempurna."

Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abubakar pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesualu perkara itu telah sempurna, maka akan kelihatanlah kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut berarti bahwa itu menunjukkan perpisahan kita dengan RosuluLLOH saw semakin dekat, Hasan dan Husin menjadi yatim, dan para isteri nabi menjadi janda."

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abubakar maka sadarlah mereka akan kebenaran kata‐kata Abubakar, lalu mereka menangis dengan sekuat‐kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun kemudian memberitahu RosuluLLOH saw tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat, "Ya RosuluLLOH, kami baru kembali dari rumah Abubakar dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau."

Setelah RosuluLLOH saw mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka RosuluLLOH saw, dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abubakar. Setelah RosuluLLOH saw sampai di rumah Abubakar maka RosuluLLOH saw melihat kesemua orang yang menangis dan bertanya, "Wahai para sahabatku, kenapa kamu semua menangis?" Kemudian Ali berkata, "Ya RosuluLLOH saw, Abubakar mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?" Lalu RosuluLLOH saw berkata: "Semua yang dikatakan oleh Abubakar adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat".

Setelah Abubakar mendengar pengakuan RosuluLLOH saw, maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara 'Ukasyah berkata kepada RosuluLLOH saw, 'Ya Rasulullah, waktu itu anda memukul tulang rusuk saya. Oleh karena itu saya ingin tahu apakah anda sengaja memukul saya atau ingin memukul unta

Page 19: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

19 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

anda?" RosuluLLOH saw menjawab: "Wahai 'Ukasyah, saya sengaja memukul kamu." Kemudian RosuluLLOH saw berkata kepada Bilal, "Wahai Bilal, pergilah ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "RosuluLLOH saw telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."

Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah menyahut dengan berkata, "Siapakah di pintu?." Lalu Bilal berkata, "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh RosuluLLOH saw untuk mengambil tongkat beliau." Kemudian Fathimah berkata, "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya?" Berkata Bilal, "Wahai Fathimah, RosuluLLOH saw telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Fathimah bertanya lagi, "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash RosuluLLOH saw?" Bilal tidak menjawab perlanyaan Fathimah,

Setelah Fathimah memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada RosuluLLOH saw. Setelah RosuluLLOH saw menerima tongkat tersebut dari Bilal, maka beliau pun menyerahkannya kepada 'Ukasyah.

Melihatkan hal itu maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda tetapi qishashlah kami berdua." RosuluLLOH saw mendengar kata‐kata Abubakar dan Umar maka dengan segera beliau berkata, "Wahai Abubakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya ALLOH SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua."

Kemudian Ali bangun, lalu berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping RosuluLLOH saw oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash RosuluLLOH saw" Lalu RosuluLLOH saw berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya ALLOH SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu."

Setelah itu Hasan dan Husain bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu RosuluLLOH saw, kalau kamu menqishash kami itu berarti sama dengan kamu menqishash RosuluLLOH saw" Mendengar kata‐kata cucunya RosuluLLOH saw pun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata RosuluLLOH saw "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul."

Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya RosuluLLOH saw, anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka RosuluLLOH saw pun membuka baju. Setelah RosuluLLOH saw membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah melihat tubuh RosuluLLOH saw maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Saya tebus anda dengan jiwa saya ya RosuluLLOH, siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh ALLOH SWT dengan badan saya. Dan ALLOH SWT menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu."

Kemudian RosuluLLOH saw berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah

orangnya." Kemudian para sahabat bersalam‐salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para sahabat pun berkata, "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan RosuluLLOH saw di dalam syurga."

Ajal RosuluLLOH saw semakin dekat, maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Aisyah dan beliau berkata, "Selamat datang kamu semua semoga ALLOH SWT mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada ALLOH SWT dan mentaati segala perintahnya.

Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada ALLOH SWT dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain yaman yang putih.

Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah ALLOH SWT, kemudian yang akan menshalatkan aku ialah Jibril, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bershalat ke atasku."

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya RosuluLLOH anda adalah seorang Rosul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam kehidupan kami dan sebagai penguasa yang mengurus perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti, kepada siapakah kami akan bertanya setiap persoalan yang akan timbul nanti?"

Kemudian RosuluLLOH saw berkata, "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat, yang satu pandai bicara dan yang satu lagi diam saja. Yang pandai bicara itu ialah Al‐Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al‐Quran dan Sunnah‐ku. Dan sekiranya hati kamu itu keras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati."

Setelah RosuluLLOH saw berkata demikian, maka dimulailah sakit RosuluLLOH saw. Pada bulan safar RosuluLLOH saw sakit selama 18 hari dan sering diziarahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa RosuluLLOH saw diutus pada hari Senin dan wafat pada hari Senin. Pada hari Senin penyakit RosuluLLOH saw bertambah berat, setelah Bilal menyelesaikan azan subuh, maka Bilal pun pergi ke rumah RosuluLLOH saw.

Page 20: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 20

Sesampainya Bilal ra. di rumah RosuluLLOH saw maka Bilal pun memberi salam, "Assalaarnualaika ya rasulullah." Lalu dijawab oleh Fathimah, "RosuluLLOH saw masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal mendengar penjelasan dari Fathimah maka Bilal pun kembali ke masjid tanpa memahami kata‐kata Fathimah itu.

Ketika waktu subuh hampir berakhir, Bilal pergi sekali lagi ke rumah RosuluLLOH saw dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal telah di dengar oleh RosuluLLOH saw dan RosuluLLOH saw berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abubakar menjadi imam shalat subuh berjama’ah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata‐kata RosuluLLOH saw, maka Bilal pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah."

Setelah Bilal sarnpai di masjid, maka Bilal pun memberitahu Abubakar tentang apa yang telah RosuluLLOH saw katakan kepadanya. Abubakar tidak dapat menahan dirinya ketika ia melihat mimbar kosong, maka dengan suara yang keras Abubakar menangis sehingga ia jatuh pingsan.

Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat dalam masjid, sehingga RosuluLLOH saw bertanya kepada Fathimah, "Wahai Fathimah apakah yang telah terjadi?" Maka Fathimah ra. pun berkata, "Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid." Kemudian RosuluLLOH saw memanggil Ali dan Fadhl bin Abas, lalu RosuluLLOH saw bersandar kepada mereka berdua dan pergi ke masjid. Setelah RosuluLLOH saw sampai di masjid maka beliau pun bershalat subuh bersama dengan para jama’ah.

Setelah selesai shalat subuh maka RosuluLLOH saw pun berkata, "Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan ALLOH, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada ALLOH SWT dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Setelah berkata demikian maka RosuluLLOH saw pun pulang ke rumah beliau.

Kemudian ALLOH SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail, "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik‐baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku."

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari ALLOH SWT maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah RosuluLLOH saw maka ia pun memberi salam, "Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?" (Mudah‐mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah, nabi dan sumber risalah, bolehkan saya masuk?)

Fathimah mendengar orang memberi salam maka ia‐pun berkata, "Wahai hamba ALLOH, RosuluLLOH saw sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat." Kemudian malaikat lzrail berkata lagi dengan perkataan yang sama, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh RosuluLLOH saw dan RosuluLLOH saw bertanya kepada Fathimah, "Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu?" Maka Fathimah ra. pun berkata, "Ya RosuluLLOH, ada seorang Arab badwi memanggilmu, dan aku telah katakan kepadanya bahwa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya."

Kemudian RosuluLLOH saw berkata, "Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?" "Tidak ayah.", jawab Fathimah. "Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan semua macam nafsu syahwat, yang memisahkan perkumpulan‐perkumpulan, yang memusnahkan semua rumah, serta meramaikan kubur."

Fathimah tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas‐puasnya. RosuluLLOH saw mendengar tangisan Falimah, maka beliau pun berkata, "Janganlah kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku."

Kemudian RosuluLLOH saw pun mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assalamuaalaikum ya RosuluLLOH.." Lalu RosuluLLOH saw menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail apakah engkau datang untuk menziarahiku atau untuk mencabut ruhku?" Maka berkata malaikat lzrail, "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku akan kembali."

Berkata RosuluLLOH saw, "Wahai lzrail, di manakah Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia." Tidak beberapa lama kemudian Jibril pun turun dan duduk di dekat kepala RosuluLLOH saw.

RosuluLLOH saw melihat kedatangan Jibril, maka RosuluLLOH saw pun berkata, "Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah dekat?" Berkata Jibril, "Ya aku tahu." RosuluLLOH saw bertanya lagi, "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi ALLOH SWT." Berkata Jibril, "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu dilangit. Kesemua pintu‐pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu." Berkata RosuluLLOH saw, "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril AS, "ALLOH SWT telah berfirman yang bermaksud,

"Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga."

Berkata RosuluLLOH saw, "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian RosuluLLOH saw berkata: "Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku."

Page 21: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

21 Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H)

Selelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, apabila ruh beliau sampai pada pusat, maka RosuluLLOH saw pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibril memalingkan pandangannya dari RosuluLLOH saw ketika mendengar kata‐kata beliau itu.

Melihat perbuatan Jibril itu maka RosuluLLOH saw pun berkata, "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril AS berkata, "Wahai kekasih ALLOH, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Anas bin Malik berkata:

"Apabila ruh RosuluLLOH saw telah sampai di dada beliau telah bersabda,

"Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa‐apa yang telah diperintahkan ke atasmu."

Ali berkata, "Sesungguhnya RosuluLLOH saw ketika menjelang saat‐saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan RosuluLLOH saw berkata: "Ummati... Ummatiii... (Umatku... umatku....)"

Yaa RosuluLLOH (Raihan)

Alangkah indahnya hidup ini.. Andai dapat kutatap wajahmu.. Kan pasti mengalir air mataku.. Karna pancaran ketenanganmu.. Alangkah indahnya hidup ini.. Andai dapat kukucup tanganmu.. Moga mengalir mengalir keberkatan dalam diriku.. Untuk mengikut jejak langkahmu.. Yaa RosulaLLOH yaa HabibaLLOH.. Tak pernah kutatap wajahmu.. Yaa RasulaLLOH yaa HabibaLLOH.. Kami rindu padamu... ALLOHumma sholli ‘ala Muhammad.. Yaa Robbi sholli ‘alaihi wa salim.. ALLOHumma sholli ‘ala Muhammad.. Yaa Robbi sholli ‘alaihi wa salim.. Alangkah indahnya hidup ini.. Andai dapat kudekap dirimu.. Tiada kata yang dapat aku ucapkan.. Hanya Tuhan saja yang tahu.. Yaa RosulaLLOH yaa HabibaLLOH.. Tak pernah kutatap wajahmu.. Yaa RasulaLLOH yaa HabibaLLOH.. Kami rindu padamu...

Ku tahu cintamu kepada umat.. Ummati.. ummati.. Ku tahu bimbangnya kau tentang kami.. Syafaatkan kami.. Alangkah indahnya hidup ini.. Andai dapat kutatap wajahmu.. Kan pasti mengalir air mataku.. Karna pancaran ketenanganmu.. Yaa RosulaLLOH yaa HabibaLLOH.. Tak pernah kutatap wajahmu.. Yaa RosulaLLOH yaa HabibaLLOH.. Kami rindu padamu... Yaa RosulaLLOH yaa HabibaLLOH.. Terimalah kami sebagai umatmu.. Yaa RosulaLLOH yaa HabibaLLOH.. Kurniakanlah syafaatmu... ALLOHumma sholli ‘ala Muhammad.. Yaa Robbi sholli ‘alaihi wa salim.. ALLOHumma sholli ‘ala Muhammad.. Yaa Robbi sholli ‘alaihi wa salim.. ALLOHumma sholli ‘ala Muhammad.. Yaa Robbi sholli ‘alaihi wa salim.. ALLOHumma sholli ‘ala Muhammad.. Yaa Robbi sholli ‘alaihi wa salim..

Rindu Rosul (Bimbo)

Rindu kami padamu yaa Rosul.. Rindu tiada terperih.. Berabad jarak darimu yaa Rosul.. Serasa Dikau di sini... Cinta ikhlasmu pada manusia.. Bagai cahaya suarga.. Dapatkah kami membalas cintamu.. Secara bersahaja.. Rindu kami padamu yaa Rosul.. Rindu tiada terperih..

Berabad jarak darimu yaa Rosul.. Serasa Dikau di sini... Cinta ikhlasmu pada manusia.. Bagai cahaya suarga.. Dapatkah kami membalas cintamu.. Secara bersahaja.. Rindu kami padamu yaa Rosul.. Rindu tiada terperih.. Berabad jarak darimu yaa Rosul.. Serasa Dikau di sini...

Page 22: Modul Pesantren Romadhon INDRA 1431H - 01 Ramadhan Bersama RosuluLLOH Saw

Ramadhan Bersama RosuluLLOH saw saw

Panitia INDRA 1431H (Indahnya Ramadhan 1431H) 22

RosuluLLOH (The Zikr)

RosuluLLOH dalam mengenangmu Kami susuri lembaran sirohmu Pahit getir perjuanganmu Membawa cahaya kebenaran Engkau taburkan pengorbananmu Untuk umatmu yang tercinta Biar terpaksa tempuh derita Cekalnya hatimu menempuh ranjaunya Tak terjangkau tinggi pekertimu Tidak tergambar indahnya akhlakmu Tidak terbalas segala jasamu Sesungguhnya engkau rosul mulia Tabahkan hatimu menempuh duga’an Mengajar arti kesabaran Menjulang panji kebenaran Terukir namamu di dalam Al‐Qur’an RosuluLLOH kami umatmu Walau takpernah melihat wajahmu Kami coba mengingatimu Dan kami coba mengamal sunahmu Kami sambung perjuanganmu Walau kami dicaci dihina Tapi kami tak pernah kecewa Alloh dan Rosul sebagai pembela Tak terjangkau tinggi pekertimu Tidak tergambar indahnya akhlakmu

Tidak terbalas segala jasamu Sesungguhnya engkou rosul mulia Tabahkan hatimu menempuh dugaan Mengajar arti kesabaran Menjulang panji kebenaran Terukir namamu di dalam Al‐Qur’an RosuluLLOH kami umatmu Walau takpernah melihat wajahmu Kami coba mengingatimu Dan kami coba mengamal sunahmu Kami sambung perjuanganmu Walau kami dicaci dihina Tapi kami tak pernah kecewa Alloh dan Rosul sebagai pembela Tak terjangkau tinggi pekertimu Tidak tergambar indahnya akhlakmu Tidak terbalas segala jasamu Sesungguhnya engkou rosul mulia Tabahkan hatimu menempuh dugaan Mengajar arti kesabaran Menjulang panji kebenaran Terukir namamu di dalam Al‐Qur’an RosuluLLOH dalam mengenangmu Kami susuri lembaran sirohmu Pahit getir perjuanganmu Membawa cahaya kebenaran.