Job Sheet MODUL PRAKTIKUM Akademi Keperawatan Harum Jakarta Akademi Keperawatan Harum Jakarta 220 Job Sheet: 04 KONSEP NYERI PENGANTAR Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman dipersepsikan berbeda pada tiap orang. Dalam konteks asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan dan memenuhi rasa nyaman. Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan klien adalah nyeri. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Klien merespon terhadap nyeri yang dialaminya dengan cara berteriak, meringis, dan lain-lain. Oleh karena nyeri bersifat subjektif, maka perawat harus peka terhadap sensasi nyeri yang dialami klien. Untuk itu diperlukan kemampuan perawat dalam mengidentifikasi dan mengatasi rasa nyeri. Modul ini akan memberikan pemahaman pada peserta didik tentang konsep nyeri dan mengaplikasikan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri pada klien saat peserta didik melaksanakan praktik klinik keperawatan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
J ob S hee t : 0 4
KONSEP NYERI
PENGANTAR
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman
dipersepsikan berbeda pada tiap orang. Dalam konteks asuhan
keperawatan, perawat harus memperhatikan dan memenuhi rasa
nyaman. Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan klien adalah
nyeri. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat
individual. Klien merespon terhadap nyeri yang dialaminya dengan cara
berteriak, meringis, dan lain-lain. Oleh karena nyeri bersifat subjektif,
maka perawat harus peka terhadap sensasi nyeri yang dialami klien.
Untuk itu diperlukan kemampuan perawat dalam mengidentifikasi dan
mengatasi rasa nyeri.
Modul ini akan memberikan pemahaman pada peserta didik tentang
konsep nyeri dan mengaplikasikan asuhan keperawatan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi nyeri pada klien saat peserta didik
melaksanakan praktik klinik keperawatan.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
TUJUAN
Dalam mempelajari modul ini peserta didik dapat membaca terlebih
dahulu tentang konsep nyeri dan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman : nyeri,
selanjutnya melaksanakan praktek satu per satu pada laboratorium
simulasi.
Setelah mempelajari modul ini peserta didik dapat memahami tentang
konsep nyeri meliputi pengertian, type nyeri, karakteristik nyeri, faktor-
faktor yang mempengaruhi nyeri, fisiologi nyeri serta asuhan
keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan pada klien
dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman: nyeri
BAHAN BACAAN
Suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dimana eksistensinya di
ketahui jika seseorang pernah mengalaminya ( MC.Coffery,1970).
Suatu perasaan yang sangat tidak menyenangkan mengenai tubuh dan
mengakibatkan penderitaan yang di sebabkan oleh persepsi fisik
nyata,ancaman atau luka yang tidak tampak (enger,1970).
TU
DEFINISI
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Oleh IASP (international Association for the Study of Pain), nyeri di
definisikan sebagai “an unpleasant sensory and emotional experience
associated with actual or potential tissue damage or described in term
of such damage”.
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial,
atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Dari defenisi ini dapat di tarik dua kesimpulan. Yang pertama bahwa
persepsi nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional menyusul adanya kerusakan jaringan yang
nyata. Jadi nyeri terjadi karena adanya kerusakan jaringan yang nyata
(pain with nociception). Yang kedua, perasaan yang sama juga dapat
timbul tanpa adanya kerusakan jaringan yang nyata. Jadi nyeri dapat
terjadi tanpa adanya kerusakan jaringan yang nyata (pain without
nociception).
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Nyeri pada umumnya terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang
nyata, keadaan mana disebut sebagai nyeri akut misalnya nyeri pasca
bedah. Namun terdapat juga suatu keadaan dimana timbul keluhan
nyeri tanpa adanya kerusakan jaringan yang nyata atau nyeri timbul
setelah proses penyembuhan usai, keadaan mana disebut sebagai
nyeri kronik misalnya nyeri post-herpetic, nyeri phantom atau nyeri
trigeminal. Perjalanan Nyeri (Nociceptive Pathway).
1. Nyeri berdasarkan tempatnya
a. Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
misalnya pada kulit dan mukosa.
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang
lebih dalam atau pada organ-organ tubuh viseral.
c. Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh
di daerah yang berbeda, bukan daerah asalnya.
d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada
sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus dan lain-
lain.
KLASIFIKASI NYERI
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
2. Nyeri berdasarkan sifatnya
a. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang
b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu yang lama
c. Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi
dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap lebih ± 10 – 15
menit lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
3. Nyeri berdasarkan berat ringannya
a. Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah
b. Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi
c. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi
4. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan
a. Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat
dan berakhir kurang dari 6 bulan, sumber dan daerah nyeri
diketahui dengan jelas.
b. Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari 6 bulan, pola
beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
1. Reception /resepsi
Komponen neurofisiologis dan pengalaman nyeri menyebabkan
stimulus nyeri sehingga transmit impuls menghantarkan rangsang ke
syaraf aferen perifer kemudiann tulang belakang dan sampai di
sistim syaraf pusat reseptor khusus nyeri : kulit, otot, tulang dan
membran mukosa
a. Serabut C
Tanpa selubung myelin ,sangat kecil menghantarkan impuls
dengan lambat dan difus
b. Serabut A
Mempunyai myelin,lebih besar menghantarkan impuls cepat dan
systemik. Respon protektif 6system terjada ketika serabut A
menghantarkan impuls sensori ke spinal cord bersinap dengan
syaraf motorik kemudian ke busur yang dekta stimulus nyeri,
kontraksi otot yang akan terjadi akan menghindari sumber nyeri .
Faktor yang menggannggu resepsi nyeri adalah trauma, obat–
obatan, tumor dan penyakit sistem umum.
2. Perception / persepsi
Interpretasi dari nyeri di mulai ketika klien pertama kali merasakan
nyeri. Faktor – faktor yang mempengaruhi nyeri :
KOMPONEN PENGALAMAN
NYERI
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
a. Fisiologis
Impuls yang menghantarkan rangsang ke jalur spinotalamik dan
mengaktivasi sistem7umum retikuler (batang otak) serta sstem-
sstem lalu ke impuls kortek serebri interaksi retikuler. Sistem-
sistem dan pusat kortikol memberikan informasi sistem7umum
tentang lokasi, berat, dan karakter merupakan stimulus nyeri
teori gate sistem.
Fiber syaraf perifer yang membawa impuls nyeri ke sumsum
tulang belakang dapat dilakukan modifikasi terhadap impuls
sebelum ke otak. Sinaps pada dorsal sumsum kelabu
meyebabkan gatenya dapat membuka atau menutup yang
ditentukan oleh substansia gelatinosa.
b. Psikologis
Persepsi nyeri seseorang dipengaruhi oleh pengalaman, nilai–
nilai kultur, emosi dan stimulus nyeri.
c. Respon fisiologis
Nyeri keras, berat atau dalam dari organ visceral. Di sini syaraf
parasimpatik bekerja untuk nyeri rendah.
d. Respon tingkah laku
Bervariasi tergantung tingkah laku, motivasi nilai dan
penerimaan.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
1. Mekanik
a. Trauma jaringan (operasi)
b. Perubahan jaringan (oedema)
c. Penyempitan saluran tbh
d. Tumor
2. Spasme
Dasar fisiologis. Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada reseptor
nyeri inflamasi. Penekanan pada reseptor nyeri.
3. Termal (Panas atau Dingin)
Dasar fisiologis. Kerusakan jaringan perangsang pada reseptor nyeri.
4. Kimia
a. Iskemia jaringan karena sumbatan arteri koroner
b. Spasme otot
Dasar fisiologis
a. Perangsangan pada reseptor nyeri karena akumulasi asam laktat
atau zat kimia.
b. Sekunder terhadap stimulus mekanik yang menyebabkan iskemi
jaringan. Stiumulus merangsang reseptor nyeri merupakan
nocireseptor menyebabkan jaringan yang rusak untuk melepas
bradikinin, zat asam dan ion sistem umum.
PENYEBAB NYERI
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
1) Bahaya atau merusak
2) Komplikasi seperti infeksi
3) Penyakit yang berulang
4) Penyakit baru
5) Penyakit yang fatal
6) Peningkatan ketidakmampuan
7) Kehilangan mobilitas
8) Menjadi tua
9) Sembuh
10) Perlu untuk penyembuhan
11) Hukuman untuk berdosa
12) Tantangan
13) Penghargaan terhadap penderitaan orang lain
14) Sesuatu yang harus ditoleransi
15) Bebas dari tanggung jawab yang tidak dikehendaki
ARTI NYERI BAGI INDIVIDU
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Pemahaman dan pemberian arti nyeri sangat dipengaruhi tingkat
pengetahuan, persepsi, pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial
budaya
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut
juga nocireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada
yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nocireseptor dapat dikelompokkan dalam
beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam
(deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang
berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang
berbeda.
Nocireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang
berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan
didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua
komponen yaitu :
FISIOLOGI NYERI
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
a. Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det)
yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang
apabila penyebab nyeri dihilangkan.
b. Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det)
yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat
tumpul dan sulit dilokalisasi.
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang
terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan
penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang
timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini
meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan
sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak
sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap
penekanan, iskemia dan inflamasi.
Nyeri timbul disebabkan suatu stimulus dapat berupa zat kimia, listrik,
panas, dan mekanik maupun mikroorganisme. Informasi dari reseptor
nyeri mencapai sistem syaraf sentral melalui serabut syaraf asenden.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Bila informasi telah sampai di thalamus menimbulkan sensasi untuk
lokasi. Bila informasi sampai ke korteks serebri terlibat dengan
sensasi nyeri menginterpretasikan arti nyeri dan mencari cara untuk
menghindari sensasi lebih lanjut melalui Gate control.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana
nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini
dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri
dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling
relevan (Tamsuri, 2007).
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa
impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di
sepanjang sistem saraf pusat.
Teori Pengontrolan nyeri (Gate control theory)
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan
tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori
menghilangkan nyeri.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol
desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C
melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi
impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat
mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang
melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang
dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme
pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat
seorang perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan
yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan
yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan
membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi
nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat
kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf
desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin,
suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator
ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan
substansi P. tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo
merupakan upaya untuk melepaskan endorfin (Potter, 2005).
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
1) Stimulasi Simpatik : (nyeri ringan, moderat, dan superficial)
a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
b) Peningkatan heart rate
c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
d) Peningkatan nilai gula darah
e) Diaphoresis
f) Peningkatan kekuatan otot
g) Dilatasi pupil
h) Penurunan motilitas gastrointestinal
2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
a) Muka pucat
b) Otot mengeras
c) Penurunan heart rate dan BP
Respon fisiologis terhadap nyeri
Respon fisiologis terhadap nyeri
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
2. Klien yang kedinginan, Mis : akibat narkose, iklim,dll.
3. Klien yang mengalami radang, mis : radang persendian
4. Kekejangan otot (spasmus)
5. Adanya abses (bengkak), hematom.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
METODE KOMPRES PANAS :
1. Kompres panas basah
2. Kompres panas kering:
a. Buli-buli panas (WWZ)
b. Bantal Listrik
c. Busur lampu/cahaya.
A. KOMPRES PANAS BASAH
Persiapan Alat :
1. Baki / nampan
2. Kom bertutup steril berisi cairan hangat sesuai kebutuhan (40-46 ˚ C).
3. Bak steril berisi pinset 2 buah, kasa beberapa potong dengan ukuran
yang sesuai.
4. Perban kasa atau kain segitiga.
5. Plester dan gunting plester
6. Pengalas
7. Sarung tangan bersih ditempatnya
8. Kapas dan wash bensin dalam botol kecil
9. Bengkok 2 (satu kosong, satu berisi lisol)
Prosedur Tindakan :
1. Berikan penjelasan kepada klien tentang perasat yang akan
dilakukan.
2. Bawa alat kedekat klien
3. Pasang sampiran, jika perlu
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
4. Bantu klien pada posisi yang nyaman dan tepat
5. Cuci tangan
6. Pasang pengalas dibawah area yang akan diberi kompres
7. Pakai sarung tangan
8. Buka balutan perban (jika diperban) dan buang bekas balutan
kedalam bengkok kosong.
9. Ambil beberapa potong kaka dengan pinset dari bak steril dan
masukkan kedalam kom berisi cairan hangat untuk mengompres.
10. Ambil pinset satu lagi untuk memegang dan memeras kasa kompres
hangat dan kom kompresan hangat agar kasa tidak terlalu basah.
11. Selanjutnya ambil kasa dengan cara direnggangkan/dibentangkan
dan letakkan diatas area yang membutuhkan kompres hangat.
12. Perhatikan respon klien, adakah rasa tidak nyaman dan dalam
beberapa detik setelah kasa hangat menempel dikulit, angkat tepi
kasa untuk mengkaji apakah terdapat kemerahan pada kulit yang
dikpmpres.
13. Jika klien menoleransi kompres hangt tersebut, tutup kasa kompres
hangat basah pada area yang memerlukan kompres, lalu lapisi
dengan kasa kering dan selanjutnya balut dengan perban ksa atau
kain segitiga serta fiksasi dengan plester atau ikat.
14. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program terapi
dan ganti balutan kompres hangat setiap 5 menit sekali.
15. Lepaskan sarung tangan dan masukkan kedalam tempatnya.
16. Atur posisi klien kembali nyaman.
17. Bereskan dan bersihkan alat-alat untuk disimpan kembali
18. Cuci Tangan
19. Dokumentasikan
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
B. KOMPRES PANAS KERING
Kompres Panas dengan Buli-buli Panas (WWZ)
Tujuan :
1. Mengurangi/membebaskan rasa nyeri, spasmus otot, peradangan
atau kongesti.
2. Memberikan rasa hangat.
Dilakukan pada :
1. KLien yang kedinginan
2. Atas saran dokter
3. Persiapan aether bed
Persiapan Alat :
1. Baki/zampan
2. Buli-buli panas dan sarungnya
3. Termos berisi air panas
4. Termometer air panas bila perlu
5. Lap verja
Prosedur Tindakan :
1. Berikan penjelasan lepada klien tentang perasat yang akan
diberikan.
2. Siapkan peralatan
3. Cuci tangan
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
4. Lakukan pemanasan pendahuluan pada buli-buli panas denagn cara
mengisi buli-buli dengan air panas, mengencangkan penutupnya,
kemuadian membalik posisi buli-buli berulang-ulang lalu kosongkan
isinya.
5. Siapkan dan ukur suhu air yang diinginkan (50º – 60º C)
6. Buli-buli dengan air panas sebanyak ½ bagian, lalu keluarkan
udaranya dengan cara :
7. Periksa buli-buli apakah bocor/tidak, lalu keringkan dengan lap kerja
dan masukkan dalam sarungnya.
8. Bawa buli-buli kedekat klien
9. Beritahu klien.
10. Siapkan/atur posisi klien
11. Letakkan/pasang buli-buli pada bagian/area yang memerlukannya.
12. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang
timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, misalnya
kemerahan, ketidaknyamanan/kebocoran.
13. Ganti buli-buli panas setelah 20 menit dipasang dengan air panas.
14. Bereskan dan kembalikan peralatan bila prasat sudah selesai
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Kompres Panas dengan Bantal Listrik
Dilakukan Pada :
1. Klien dengan sakit perut pada keadaan tertentu
2. Klien yang kedinginan
Persiapan Alat :
1. Bantal listrik dengan sarungnya.
2. Handuk
Prosedur Tindakan :
1. Berikan penjelasan lepada klien tentang prasat yang akan dilakukan.
2. Bawa alat-alat kedekat klien
3. Periksa tegangan listrik, sesuai voltase bantal listrik dengan stopkontak,
setelah itu masukkan bantal kedalam sarungnya.
4. Cuci tangan dan keringkan tangan.
5. Atur posisi klien
6. Letakkan handuk diatas bagian yang akan dipasang bantal listrik
7. Letakkan bantal listrik yang telah diberi sarung diatas handuk, lalu
nyalakan. Atur suhu jangan terlalu panas.
8. Awasi/tunggui klien selama pemakaian bantal listrik.
9. Angkat bantal listrik jika sudah selesai menggunakan.
10. Rapikan kembali klien.
11. Bereskan dan simpan kembali alat yang dipakai
12. Cuci tangan.
13. Dokumentasikan.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
KOMPRES DINGIN
Terdiri Atas :
1. Kompres dingin basah
2. Kompres dingin kering
Pengertian
Memasang suatu zat dengan suhu rendah pada tubuh untuk tujuan
terapetik.
Tujuan
1. Menurunkan suhu tubuh
2. Mencegah peradangan meluas
3. Mengurangi kongesti
4. Mengurangi perdarahan lokal
5. Mengurangi rasa sakit lokal
6. Agar luka menjadi bersih.
Dilakukan pada :
1. Suhu tinggi
2. Radang.
3. Memar
4. Batuk/muntah darah
5. Pascatonsilektomi
6. Luka Tertutup/terbuka
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
A. Kompres Dingin Basah
Pengertian :
Pemberian kompres dingin basah steril dengan menggunakan larutan
obat antiseptik.
Persiapan Alat :
1. Baki berisi :
a. Mangkok bertutup steril
b. Cairan yang diperlukan (PK 1 : 4000/Rivanol 1 :1000 – 1:
3000/Betadin.
2. Bak steril berisi :
a. Pinset anatomis 2 buah
b. Beberapa potong kain kasa sesuai kebutuhan
c. Pembalut (jika perlu)
d. Perlak kecil dan alas
e. Sampiran (jika perlu)
Prosedur Tindakan :
1. Berikan penjelasan kepada klien mengenai tindakan yang akan
dilakukan
2. Bawa alat-alat kedekat klien
3. Pasang sampiran
4. Cuci tangan
5. Pasang alas dibawah bagian yang akan di kompres
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
6. Kocok obat/cairan kompres jika terdapat endepan.
7. Tuangkan cairan kedalam mangkok steril
8. Masukkan kasa kedalam cairan kompres
9. Peras kain kasa menggunakan 2 pinset
10. Bentangkan dan letakkan kasa diatas bagian yang akan dikompres,
lalu balut.
11. Tutup/pasang selimut jika perlu
12. Rapikan klien jika perasat sudah selesai.
13. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat semula
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Kompres Dingin Basah dengan menggunakan air biasa/air es
Pengertian :
Memberikan dingin setempat dengan menggunakan lap/kain kasa yang
dicelupkan dalam air biasa /air es.
Tujuan :
1. Mengurangi rasa sakit setempat
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi perdarahan setempat
Tempat pengompresan :
1. Untuk menurunkan suhu tubuh : ketiak dan lipatan paha.
2. Untuk mengurangi perdarahan/rasa sakit : bergantung pada
tempatnya.
Persiapan Alat :
1. Baki
2. Baskom kecil berisi air es/air biasa
3. Pengalas (perlak kecil dan alas)
4. Beberapa buah waslap/kain kasa dengan usuran tertentu.
5. Selimut (jira perlu)
6. Sampiran
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Prosedur tindakan :
1. Berikan penjelasan lepada klien mengenai tindakan yang akan
dilakukan.
2. Bawa alat-alat kedekat klien.
3. Pasang sampiran, jika perlu
4. Cuci tangan
5. Rentangkan pengalas dibawah bagian yang akan dikompres.
6. Basahi waslap dengan airbiasa/es dan peras sampai lembab.
7. Letakkan waslap tersebut pada bagian tubuh yang akan dikompres.
8. Ganti waslap setiap kali waslap yang sudah terendam, ulangi terus
sampai suhu badan Turun
9. Rapihan klien jira sudah selesai.
10. Bereskan alat-alat dan simpan kembali
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
B. Kompres Dingin Kering
Pengertian :
Memasang eskap/eskrag pada tubuh untuk tujuan terapeutik dengan
menggunakan :
1. Kirbat es (eskap) : bentuk bundar/lonjong digunakan untuk bagian
kepala, dada, perut.
2. Eskrag : bentuk memanjang digunakan untuk bagian leher.
Tujuan :
1. Menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi nyeri/sakit setempat, Mis : radang usus buntu
3. Mengurangi perdarahan, misal : pascatonsilektomi, muntah/batuk
darah, perdarahan usus, perdarahan lambung, dan pascapartum.
Dilakukan pada :
1. Klien yang suhu tubuhnya tinggi
2. Klien dengan perdarahan Herat, misalnya epistaksis.
3. KLien yang kesakitan, misal : infiltrat apendikuler, sakit kepala Herat,
dll.
4. Klien pascabedah tonsil (tonsilektomi), dll.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Mengisi dan memberikan kirbat es/eskrag
Persiapan alat :
1. Baki
2. Eskrag berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh
garam (agar es tidak cepat mencair)
3. Air dalam baskom
4. Lap kerja
5. Perlak kecil dan alasnya.
Prosedur Pelaksanaan:
1. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Bawa alat-alat kedekat klien
3. Cuci tangan.
4. Masukkan potongan es dalam baskom air agar pinggir es tidak
tajam.
5. Isi kirbat es/eskrag dengan potongan es sebanyak ½ bagian.
6. Keluarkan udara dari eskrap/eskrag dengan melipatkan bagia yang
kosong, lalu tutup rapat.
7. Periksa eskrap/eskarg apakah bocor atau tidak
8. Keringkan eskap/eskarg dengan lap dan masukkan kedalam sarung
eskrap/eskrag.
9. Buka area yang akan diberi kompres dan atur posisi klien sesuai
kebutuhan.
10. Pasang pengalas pada bagian tubuh yang akan diberi kompres.
11. Letakkan eskrap pada bagian yang memerlukan kompres. Untuk
leher: letakkan eskrag diatas leher dan ikatkan dibelakang leher.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
12. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan
suhu tubuh (jika perlu).
13. Angkat eskrap/eskarg jika sudah cukup/selesai.
14. Atur posisi klien kembalipada posisi yang nyaman.
15. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat semula.
16. Cuci tangan.
17. Catat kegiatan yang telah dikerjakan perawat, antara lain:
Waktu dan jenis kompres
Tindakan yang diberikan dan hasilnya.
Waktu pengambilan kompres
Pendidikan kesehatan yang diberikan.
Informasi untuk klien/keluarga :
1. Jelaskan tindakkan dan tujuannya pada klien.
2. Anjurkan klien untuk memberi tahu perawat jika merasa nyeri atau
mati rasa.
3. Beritahukan klien bahwa pemasangan kompres hanya dilakukan
oleh perawat.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Pemberian Kirbat Es Gantung (Eskap Melayang)
Pengertian :
Memasang kirbat es secara tidak langsung pada tubuh klien yang
memerlukan.
Tujuan :
Mengurangi perdarahan, nyeri, dan pergerakan
Dilakukan Pada :
Klien dengan perdarahan usus (dalam rongga perut), sakit kepala
hebat.
Persiapan alat :
1. Baki
2. Kirbat es yang sudah diisi es dalam sarungnya.
3. Duk/kain atau handuk
4. Keranda/busur Selimut atau bisa diganti dengan tali
Prosedur Pelaksanaan :
1. Berikan penjelasan kepada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Bawa alat-alatkedekat klien
3. Cuci tangan
4. Pasang keranda selimutdiatas bagian tubuh yang akan diberi kirbat es.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
5. Pasang kain/duk/handuk pada keranda/busur selimut agak kendor
sehingga bagian tengah melengkung kedalamdan hampir menyentuh
perut atau kepala klien (bagian yang memerlukan kompres), selanjutnya
pasang peniti pada ujung-ujung kain/duk/handuk.
6. Letakkan kirbat es diatas es diatas duk/kain/handuk tepat diatas bagian
tubuh yang memerlukan kompres.
7. Tutupi klien dengan selimut.
8. Kembalikan alat-alat yang sudah tidak diperlukan.
9. Cuci tangan
10. Dokumentasikan.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
TEHNIK MENGATASI NYERI
”RENDAM”
PENGERTIAN
Tindakan keperawatan denagn cara merendam dengan menggunakan
cairan hangat yang dapat dilakukan pada daerah tangan, kaki,
glutea,seluruh bagian tubuh yang mengalami gangguan integritas,
gangguan sirkulasi, ketegangan otot atau terdapat luka kotor.
TUJUAN
1. Mengendorkan otot,tendon dan ligamen
2. Menghilangkan nyeri dan peradangan
3. Mempercepat penyembuhan jaringan
4. Memperbaiki sirkulasi
5. Membersihkan luka kotor.
PERSIAPAN ALAT:
1. Alat/tempat perendam
2. Larutan PK untuk rendam duduk/mandi rendam
3. Handuk
4. Pinset dan gunting steril
5. Kain kasa steril
6. Kapas sublimat
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Rendam Tangan dan Kaki
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakuakn
2. Cuci tangan
3. Mesukkan larutan hangat (40,5º C – 43˚ C) ke dalam alat/tempat
perendam
4. Tuangkan obat yang diperlukan pada air rendaman.
5. Letakkan pengalas dibawah tempat rendaman.
6. Masukkan bagian yang akan direndam (tangan/kaki).
7. Tutup bagian atas rendaman dengan handuk supaya tidak cepat
menguap panasnya.
8. Lakukan perendaman selama 5 – 10 menit.
9. Setelah selesai, bersihkan daerah yang rendam. Bila ada jaringan
yang kotor,lakukan pembersihan dengan kapas sublimat dengan
menggunakan sublimat atau dengan menggunakan jaringan yang
mati.
10. Cuci tangan setelah melakukan prosedur
11. Catat perubahan yang terjadi ( hasil rendaman, kondisi pasien,
reaksi kulit, dan cairan yang digunakan/obat).
B. Rendam Glutea (Rendam Duduk)
Dikukan pada :
1. Daerah luka sekitar anus dan genetalia
2. Jahitan epistomi pasca persalinan yang meradang
3. Pasien pasca operasi hemoroidektomi.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Untuk rendam duduk, larutan yang diperlukan adalah PK dengan
perbandingan 1:4.000 atau sesuai program dokter.
Prosedur Tindakan :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Masukkan larutan PK 1 : 4.000 pada larutan hangat untuk
merendam dan tuangkan kedalam tempat rendaman.
4. Pasang sampiran bila pasien dirawat dibangsal umum
5. Lakukan perendaman selama 5 – 10 menit. Setelah selesai,
bersihkan daerah luka dengan kapas sublimat dengan
menggunakan pinset.
6. Tutup luka dan keringkan dengan kasa steril lalu pasang perban.
7. Cuci tangan setelah prosedur tindakan.
8. Catat keadaan dan reaksi kulit dan hasil rendaman
C. Rendam Seluruh bagian Tubuh
Dilakukan apabila:
Luka mencapai seluruh tubuh, seperti luka bakar.
larutan yang diperlukan adalah PK dengan perbandingan 1:4.000 atau
sesuai program dokter.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
Prosedur Tindakan :
1. Cuci tangan
2. Masukkan larutan PK 1 : 4000 pada air ditempat rendaman dan
diaduk.
3. Masukkan bagian tubuh kedalamtempat rendaman selama 5 – 10
menit dan bersihkan daerah luka dengan kain kasa.
4. Setelah selesai, bersihkan luka dengan kain kasa steril dan
keringkan. Lalu beri obat sesuai program dokter.
5. Tutup luka dengan kain kasa.
6. Cuci tangan 7. Catat hasil rendaman dan keadaan luka.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
TUGAS
1. Dibawah ini merupakan klasifikasi nyeri berdasarkan tempatnya
yaitu…..
1. Incidental pain
2. Deep pain
3. Paroxymal pain
4. Central pain
2. Sedangkan klasifikasi nyeri berdasarkan sifatnya yaitu…..
1. Deep pain
2. Central pain
3. Refered pain
4. Steady pain
3. Nyeri yang disebabkan karena penyakit organ/ struktur dalam
tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang
berbeda, bukan darah asalnya termasuk nyeri….
a. Pheriperal
b. Refered
c. Deep
d. Central
e. Steady
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
4. Nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang
lama termasuk nyeri…..
a. Steady pain
b. Incidental pain
c. Paroxymal pain
d. Pheriperal pain
e. Central pain
5. Komponen neurofisiologis dan pengalaman nyeri yang
menyebabkan stimulus nyeri antara lain…..
1. Kulit
2. Otot
3. Tulang
4. Membran mukosa
6. Faktor – faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain…..
1. Fisiologis
2. Psikologis
3. Respon fisiologis
4. Respon tingkah laku
7. Faktor-faktor yang menyebabkan nyeri antara lain……
1. Mekanik
2. Spasme
3. Termal
4. Kimia
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
8. Pengkajian nyeri meliputi…….
1. Lokasi
2. Intensitas
3. Waktu dan durasi
4. Kualitas
9. Masalah yang sering ditemui pada klien dengan nyeri meliputi…..
1. Pusing
2. Low back pain
3. Nyeri dada
4. Nyeri kaki
10. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan nyeri….
1. Defisit perawatan diri
2. Perubahan kenyamanan/ gangguan rasa nyeri
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Peningkatan persepsi nyeri
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
KRITERIA KEBERHASILAN
Kunci Jawaban : 1. A 2. B 3. D 4. A 5. E 6. D 7. E 8. D 9.D 10. B
Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar
100%Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
NILAI
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
TOPIK DISKUSI
Diskusikan dengan kelompok Anda hal-hal berikut:
Coba lakukan asuhan keperawatan nyeri pada teman di sebelah mu
dengan rangsangan nyeri yang berbeda lalu :
a. Bandingkan hasil data yang didapat
b. Masalah keperawatan yang ditemukan
c. Tentukan intervensi keperawatannya
d. Tindakan yang akan di berikan
e. Evaluasi tindakannya
”Selamat Berdiskusi”
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
laporan hasil 1. Tuliskan hasil asuhan keperawatan nyeri sesuai dengan yang saudara
lakukan
2. Lakukan kembali asuhan keperawatan nyeri pada teman yang lain
kemudian bandingkan apakah hasilnya sama dengan pemeriksaan
yang dilakukan pada teman sebelumnya
REFLEKSI DIRI
1. Kendala apa saja yang ditemukan. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
2. Bagian yang paling berkesan selama melakukan kegiatan. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
3. Apa yang dapat Anda kembangkan setelah menyelesaiakan job sheet
ini. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a
Akademi Keperawatan Harum Jakarta
220
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz.2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. ECG:Jakarta
Iqbal Mubarak, Wahit. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC
Kusyati,eni.2006, Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC
Perry,potter.2005. Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Perry,Peterson,Potter. 2005. Keterampilan dan Prosedur Dasar. Eds 5 jakarta : EGC
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Hlm 1502-1533.
Priharjo, R (1993). Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta : EGC hal : 87
Ramali. A. (2000). Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Jakarta : Djambatan.
Shone, N. (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80
Syaifuddin. (1997). Anatomi fisiologi untuk siswa perawat.edisi-2. Jakarta : EGC. Hlm : 123-136.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63
Tarwoto.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.
J o b S h e e t
MODUL PRAKTIKUM
A k a d e m i K e p e r a w a t a n H a r u m J a k a r t a