Top Banner
MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN PTK SERTA PUBLIKASINYA Disusun oleh: I Wayan Puja Astawa, M.Pd NIP. 19810116 200312 1 005 Email: [email protected] Blog: www.pujastawa.wordpress.com Modul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARANGASEM PROVINSI BALI 2015
36

MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

Feb 03, 2018

Download

Documents

duongliem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

MODUL PELATIHAN

PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN PTK SERTA PUBLIKASINYA

Disusun oleh:

I Wayan Puja Astawa, M.Pd NIP. 19810116 200312 1 005

Email: [email protected] Blog: www.pujastawa.wordpress.com

Modul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) di SMAN 1 Selat

tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARANGASEM

PROVINSI BALI 2015

Page 2: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

2 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Tujuan .............................................................................................. 2

1.3 Ruang Lingkup ................................................................................. 2

1.4 Ruang Lingkup ................................................................................. 2

1.5 Saran Penggunaan Modul ................................................................. 3

BAB II KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PTK ................ 4

2.1 Pengertian PTK ................................................................................ 4

2.2 Tujuan dan Manfaat PTK ................................................................. 4

2.3 Karakteristik PTK ............................................................................ 4

2.4 Prinsip PTK ..................................................................................... 5

2.5 Sumber dan Masalah PTK ................................................................ 5

2.6 Prosedur PTK ................................................................................... 6

BAB III PENYUSUNAN PROPOSAL PTK ......................................................... 8

3.1 Pengertian Proposal PTK .................................................................. 8

3.2 Sistematika Proposal PTK ................................................................ 8

BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN PTK ........................................................... 20

4.1 Perbedaan Proposal dan Laporan PTK .............................................. 20

4.2 Proposal sebagai Cikal Bakal Laporan PTK ...................................... 20

4.3 Sistematika Laporan PTK ................................................................. 20

BAB V PUBLIKASI LAPORAN PTK ................................................................. 26

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN PTK ........................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 3: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

3 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang mensyaratkan bahwa guru wajib melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) untuk pengumpulan angka kredit. Kegiatan PKB ada 3 kelompok yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Jumlah angka kredit kegiatan PKB diuraikan pada tabel berikut ini.

Dari Ke Jumlah Angka Kredit Minimal

Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif

Guru Pertama golongan ruang III/a

Guru Pertama golongan ruang III/b

3 (tiga) --

Guru Pertama golongan ruang III/b

Guru Muda golongan ruang III/c

3 (tiga) 4 (empat)

Guru Muda golongan ruang III/c

Guru Muda golongan ruang III/d

3 (tiga) 6 (enam)

Guru Muda golongan ruang III/d

Guru Madya golongan ruang IV/a

4 (empat) 8 (delapan)

Guru Madya golongan IV/a

Guru Madya golongan IV/b

4 (empat) 12 (dua belas)

Guru Madya golongan ruang IV/b

Guru Madya golongan ruang IV/c

4 (empat) 12 (dua belas)

Guru Madya golongan ruang IV/c

Guru Utama *) golongan ruang IV/d

5 (lima) 14 (empat belas)

Guru Utama golongan ruang IV/d

Guru Utama golongan ruang IV/e

5 (lima) 20 (dua puluh)

*) bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c, yang akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan ruang IV/d, wajib melaksanakan presentasi ilmiah.

Dari tabel di atas juga terlihat bahwa kenaikan pangkat dari IIIb ke atas mewajibkan guru untuk melakukan kegiatan publikasi ilmiah atau karya inovatif dan bahkan dari IIId ke atas mewajibkan adanya laporan penelitian dengan jumlah dan angka kredit yang diperlukan sebagai berikut.

Dari Ke A.K. yang dibutuhkan

Jenis Publikasi Ilmiah/Karya Inovatif yang Wajib Ada

III/a III/b III/b III/c 4 (empat) Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah &

karya inovatif III/c III/d 6 (enam)

III/d IV/a 8 (delapan) Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian

IV/a IV/b 12 (duabelas) Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN IV/b IV/c 12 (dua belas)

IV/c IV/d 14 (empat belas) Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) arti-kel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN dan 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber-ISBN

IV/d IV/e 20 (dua puluh)

Laporan penelitian merupakan salah satu unsur publikasi ilmiah. Oleh karena itu untuk memenuhi syarat tersebut guru harus melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Kompetensi guru dalam melaksanakan PTK adalah tuntutan sekaligus kebutuhan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalannya. Tuntutan ini tertuang dalam Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yaitu pada kompetensi pedagogic butir 10 dan kompetensi professional butir 23.

Page 4: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

4 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

Dalam upaya memenuhi tuntutan di atas, maka guru-guru perlu difasilitasi untuk dapat melakukan kegiatan publikasi ilmiah berupa hasil PTK. Sesuai tahapannya sebelum melakukan PTK, guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian. Tanpa proposal penelitian, tentu sulit bagi guru peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian secara terencana, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Setelah melakukan penelitian, guru peneliti akan memperoleh data empiris hasil penelitiannya. Tahap selanjutnya, guru peneliti perlu menuliskan laporan hasil penelitiannya dalam rangka mengkomunikasikan hasil kegiatan ilmiahnya tersebut kepada teman sejawat atau komunitas ilmiah lainnya. Bahkan jika mau guru dapat mempublikasikan laporan PTK dalam bentuk artikel ilmiah yang dapat dimuat pada jurnal atau majalah.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan PTK. Guru-guru masih memerlukan informasi tentang teknis penyusunan proposal dan laporan PTK serta mendiseminasikan laporan PTK dalam bentuk artikel pada jurnal atau majalah. Guru yang telah menyusun laporan PTK juga memerlukan informasi lebih lanjut tentang cara mendiseminasikan laporan PTK dalam bentuk artikel pada jurnal atau majalah teknis dan pemanfaatan laporan PTK untuk pengajuan angka kredit (PAK). Ini berarti upaya mengadakan refleksi diri atas kinerja guru secara terus menerus dan memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalannya perlu terus ditingkatkan.

Atas dasar kebutuhan tersebut, maka disusunlah modul “Teknis Penyusunan Proposal dan Laporan PTK serta Publikasinya”. Pembahasan pada modul ini menitikberatkan pada cara praktis dan contoh penyusunan proposal dan laporan PTK serta publikasinya dalam bentuk artikel ilmiah pada jurnal dan atau majalah. Oleh karena itu, guru pembaca modul ini diasumsikan telah memahami PTK dalam tataran teoritis. 1.2 Tujuan

Modul ini ditujukan bagi guru-guru sebagai rujukan pribadi atau bahan diskusi dan belajar bersama dalam forum MGMP di sekolah atau di tingkat yang lebih luas. Setelah guru mempelajari modul ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensinya dalam hal: 1.2.1 Memahami konsep dasar dan Prosedur Pelaksanaan PTK 1.2.2 Menyusun proposal PTK 1.2.3 Menyusun laporan PTK 1.2.4 Mempublikasikan hasil PTK dalam bentuk laporan dan artikel ilmiah

1.3 Ruang Lingkup

Pembahasan dalam modul ini terdiri dari empat bagian. Bab I memuat tentang konsep dasar dan Prosedur Pelaksanaan PTK. Bab II membahas tentang penyusunan proposal PTK. Bab III membahas tentang penyusunan laporan PTK. Bab IV memuat tentang publikasi laporan PTK.

1.4 Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai dari penguasaan modul ini adalah guru mampu melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus dan memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalannya melalui pelaksanaan PTK dalam pembelajaran mata pelajaran yang diampunya. Penjabaran peta kompetensi berdasarkan Standar Kompetensi Guru digambarkan pada bagan berikut.

Page 5: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

5 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

1.5 Saran dan Cara Penggunaan Modul Modul ini dapat dimanfaatkan sebagai rujukan pribadi atau pada kegiatan

pelatihan/workshop tentang PTK sebagai kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Waktu yang diperlukan untuk mempelajari modul ini kurang lebih 4 kali pertemuan sesuai dengan pembagian pembahasan modul. Bila ada permasalahan yang belum terselesaikan dalam proses mempelajari modul ini, Anda dapat berkomunikasi dengan penulis:

I Wayan Puja Astawa, M.Pd SMK Negeri 1 Amlapura

Jalan Veteran, Padangkerta, Karangasem, Bali 80812 Rumah: BTN Kecicang Indah Blok C35 Bungaya Kangin, Bebandem 80861

Email: [email protected] Blog: www.pujastawa.wordpress.com

HP. 085238303705 ; 08174796317

Modul: Penyusunan Proposal dan Laporan PTK serta Publikasinya

I Konsep Dasar dan

Prosedur pelaksanaan PTK

II Penyusunan

Proposal PTK

III Penyusunan Laporan

PTK

IV Publikasi Laporan

PTK

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu

23. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif 23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan

14. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri 14.1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi 14. 3. Bekerja mandiri secara profesional

19. Berkomunikasi dengan komunitas profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain 19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.

Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Profesional

Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Sosial

Page 6: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

6 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

BAB II KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PTK

2.1 Pengertian PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah

penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus PTK adalah pada siswa atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Hasil dari PTK ini dapat ditulis sebagai karya tulis ilmiah. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran; (2) untuk pengembangan profesional guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi pembelajaran di kelas.

2.2 Tujuan dan Manfaat PTK Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas

dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Secara rinci, tujuan PTK antara lain:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran. 3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta

sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

Dengan demikian output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Manfaat PTK antara lain sebagai berikut.

1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran.

2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik.

3. Mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.

5. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.

6. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

2.3 Karakteristik PTK

Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut.

1. On the job problem oriented Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas.

2. Problem solved oriented

Page 7: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

7 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengan dukungan ilmiah.

3. Improvement oriented PTK dilaksanakan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Ciclic Konsep tindakan dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang.

5. Action oriented PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran.

6. Specifics contextual Permasalahan PTK bersifat spesifik kontekstual dan situasional sesuai dengan karakteristik siswa di kelas tersebut.

7. Partisipatory (collaborative) PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain seperti dosen, atau teman sejawat

8. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

2.4 Prinsip PTK Prinsip PTK yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK yaitu

sebagai berikut. 1. Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh

mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran.

2. Masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru di kelas.

3. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran.

4. Metode yang digunakan harus terencana secara cermat dan taat azas PTK. 5. Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, mendesak, menarik,

mampu ditangani, dan sesuai dengan bidang tugas. 6. Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu–

rambu pelaksanaan yang berlaku umum. 7. Kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus

berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang waktu.

2.5 Sumber dan Masalah PTK

Masalah adalah kesenjangan antara harapan (das solen) dan kenyataan (das sein), masalah adalah situasi yang tidak memuaskan atau ganjalan pikiran dan perasaan yang mendorong seseorang atau peneliti untuk mencari solusinya. Masalah dapat ketahui berdasarkan hasil refleksi diri guru tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Sumber masalah PTK antara lain sebagai berikut.

a. Siswa, antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.

b. Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran. c. Materi pelajaran, misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi,

integrasi materi, dan lain sebagainya. d. Peralatan atau sarana pendidikan, antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan

media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar. e. Penilaian proses dan hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif,

psikomotorik).

Page 8: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

8 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

f. Lingkungan, mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.

g. Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya. Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar

bersama dalam waktu yang bersamaan, serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pembelajaran di kelas, kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya.

b. Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran.

c. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri.

d. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan stretegi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu).

e. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa.

f. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas.

g. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu

h. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian meteri pokok, interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar.

2.6 Prosedur Pelaksanaan PTK PTK dalah merupakan suatu proses daur ulang dari perencanaan (P), tindakan (T),

observasi (O), dan refleksi (R). Pola ini merupakan pengembangan dari pola Lewin oleh Kemmis dan McTaggart. Lewin mengambarkannya dalam bentuk spiral dengan rumus : (P – T – O – R)n, dengan n = banyaknya siklus.

Siklus berikutnya

PERENCANAAN PELAKSANAAN

REFLEKSI OBSERVASI/ EVALUASI

SIKLUS II

PERENCANAAN PELAKSANAAN

REFLEKSI OBSERVASI/ EVALUASI

SIKLUS I

REFLEKSI AWAL

Prosedur pelaksanaan PTK meliputi refleksi awal untuk menetapkan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan pengamatan/observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi.

Page 9: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

9 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

Proses PTK dimulai dengan refleksi awal tentang situasi nyata yang ada untuk menemukan dan menentukan fokus permasalahan. Hasil refleksi awal ini pada gilirannya dipakai sebagai dasar penyusunan perencanaan dan tindakan yang akan dilaksanakan. Situasi nyata yang ada merupakan data awal tentang pekerjaan yang telah dilakukan selama ini, misalnya menyangkut kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang ada pada praktek sebelumnya, kendala-kendala yang belum dapat teratasi, hasil yang dicapai belum sesuai dengan harapan dan kurang memuaskan. Ini merupakan diagnosis awal. Hasil diagnosis awal perlu dikaji melalui analisis awal. Hasil diagnosis awal dan analisis awal tentang situasi yang ada, dirumuskan sebagai hasil refleksi awal. Hasil ini harus mengindikasikan adanya alasan yang cukup kuat dan rasional mengapa perlu dilakukan perubahan praktek (tindakan) secara terencana pada praktek berikutnya.

Setelah permasalahan ditetapkan melalui refleksi awal, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (P), tindakan (T), observasi (O), dan refleksi (R) . 1. Perencanaan: merupakan kegiatan merancang secara rinci tentang apa dan bagimana

tindakan yang akan dilakukan. Pada PTK untuk pengembangan profesi guru, kegiatan ini berupa menyiapkan bahan ajar, menyiapkan rencana mengajar, merencanakan bahan untuk pembelajaran, serta menyiapkan hal lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

2. Tindakan: adalah kegiatan inti dalam PTK. Bagi guru, tindakan ini berupa penerapan model/cara mengajar yang baru. Pada PTK untuk pengembangan profesi guru, tindakan dilakukan sekurang-kurang dalam dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan.

3. Pengamatan: merupakan tindakan pengumpulan informasi yang akan dipakai untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Pengamatan dapat berupa pengumpulan data melalui observasi, tes, kuisener, dan lain.

4. Evaluasi dan Refleksi: selanjutnya berdasar pada hasil evaluasi dilakukan refleksi, untuk mengetahui apa yang kurang pada pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk melakukan perbaikan pada perencanaan di tahapan (siklus) berikutnya.

Hasil refleksi siklus pertama akan dapat diketahui keberhasilan atau hambatan dalam hasil tindakan, peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahannya untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkan pada siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan, namun setiap penelitian minimal dua siklus dan setiap siklus minimal tiga pertemuan.

Page 10: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

10 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

BAB III

PENYUSUNAN PROPOSAL PTK

Sebagai suatu metode penelitian, PTK haruslah memenuhi kaidah-kaidah suatu penelitian. Kaidah-kaidah yang dimaksud harus sudah diikuti mulai saat penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, pembuatan laporan akhir penelitian dan jika memungkinkan, pada saat penulisan artikel untuk dimuat dalam suatu media ilmiah. Untuk itu perlu diperhatikan yang menjadi komponen-komponen dalam penyusunan proposal PTK.

3.1 Pengertian Proposal Penelitian

Proposal atau sering disebut usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Penyusunan proposal penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK. Proposal PTK dapat membantu memberi arah pada peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Proposal PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan dilakukan peneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas (pembelajaran). 3.2 Sistematika Proposal PTK

Dalam beberapa literatur, komponen yang ada pada proposal PTK sangatlah bervariasi. Proposal PTK pada dasarnya terdiri atas empat bagian utama, yaitu Judul, Pendahuluan, Kajian Pustaka, dan Metode Penelitian, seperti tampak pada sistematika proposal PTK berikut ini.

JUDUL PENELITIAN

Judul hendaknya singkat (maksimal 20 kata), spesifik, menarik dan cukup jelas mencerminkan adanya masalah yang akan diteliti, tindakan, subyek dan tempat penelitian. Intinya ada 3 (tiga) informasi penting yang harus tertulis pada judul, yaitu:

(1) Apa tindakan yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran di kelasnya, dan

(2) Apa yang akan ditingkatkan dengan tindakan tersebut

(3) Siapa yang akan dikenai tindakan

Contoh judul: a. Penggunaan Metode Matriks Perbandingan Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada

Pembelajaran Kawasan Benua dan Negara Tetangga di Kelas 7 SMP X Tahun 2012. b. Meminimalkan Miskonsepsi Siswa Dalam Pembelajaran Materi Pecahan melalui Penggunaan Multimedia

Interaktif model Virtual Classroom Tour (VCT) di Kelas 5 SD Y Tahun Pelajaran 2012/2013. c. Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis

Tingkat Tinggi Siswa Kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014

SISTEMATIKA PROPOSAL PTK JUDUL PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1 2.2 Landasan Teori 2 2.3 Landasan Teori ke-n 2.4 Penelitian yang Relevan 2.5 Kerangka Berpikir 2.6 Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian 3.1.2 Waktu Penelitian

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian 3.2.1 Subyek Penelitian 3.2.2 Obyek Penelitian

3.3 Sumber Data 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5 Validasi Data 3.6 Teknik Analisis Data 3.7 Indikator Keberhasilan Penelitian 3.8 Prosedur Penelitian 3.9 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 3.10 Rencana Biaya (jika diperlukan)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN (Instrumen Penelitian)

Page 11: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

11 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN

Komponen pada Pendahuluan umumnya terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan ada yang menambahkan Identifikasi Masalah (diletakkan sebelum rumusan masalah), Cara Pemecahan Masalah (diletakkan setelah rumusan masalah) dan Definisi Operasional (diletakkan setelah manfaat penelitian).

1.1 Latar Belakang Latar belakang berisi paparan tentang kondisi riil yang ada dengan kondisi yang seharusnya,

sehingga menyebabkan adanya kesenjangan atau masalah, atau dapat dikatakan bahwa latar belakang merupakan pemaparan tentang perbedaan antara harapan dan kenyataan yang ada. Hal-hal yang perlu dideskripsikan pada latar belakang masalah adalah sebagai berikut.

a) Deskripsikan tujuan pembelajaran mata pelajaran yang diampu b) Deskripsikan kondisi ideal (Y ideal) yang mesti harus tercermin dalam suatu kegiatan

pembelajaran dengan merujuk pada SK-KD atau KI-KD a) Deskripsikan masalah yang dihadapi atau kondisi riil yang terjadi (Y empiris) disertai

dengan fakta/bukti-bukti (misalnya hasil tes, angket, wawancara, observasi). b) Deskripsikan penyebab-penyebab masalah tersebut (X empiris) X empiris adalah

tindakan kurang ideal yang dilaksanakan selama ini. c) Deskripsikan dampaknya jika masalah tersebut tidak teratasi (bila ada perkuat dengan

pendapat ahli atau teori-teori yang relevan) d) Deskripsikan alternatif cara pemecahan masalah tersebut (X ideal). X ideal adalah

tindakan ideal yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran (Sajikan pendapat ahli atau hasil-hasil penelitian yang relevan).

e) Deskripsikan pula pentingnya Y ideal dan pengaruh antara X ideal terhadap Y ideal. Diharpakan adanya sajian argumentasi logis secara singkat terhadap pilihan tindakan, kesesuaiannya dengan masalah, kemutakhirannya, keberhasilannya dalam penelitian sejenis, atau berdasarkan teori atau wawancara dengan ahli, cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan ketepatannya dalam mengatasi akar penyebab permasalahan dan dirumuskan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.

1.2 Rumusan Masalah

Umumnya rumusan masalah dituliskan dengan merubah judul penelitian yang berbentuk kalimat pernyataan, menjadi berbentuk kalimat tanya. Model perumusan masalah berbentuk: Apakah melalui X dapat meningkatkan Y? Contoh judul penelitian:

Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014.

Maka, dengan merubah judul tersebut menjadi kalimat tanya, rumusan masalahnya dapat ditulis sebagai berikut.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Apakah implementasi model pembelajaran metakognitif dapat meningkatkan

kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014?

b. Bagaimanakah respon siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif dalam pembelajaran matematika?

Page 12: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

12 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

1.3 Tujuan Penelitian Pada Tujuan Penelitian, dinyatakan apa yang menjadi tujuan melakukan penelitian.

Tujuan Penelitian harus bermuara dari rumusan Masalah sehingga konsisten atau sejalan. Pernyataan Tujuan Penelitian dirumuskan secara tegas yang ingin dicapai, objektif dan keberhasilannya dapat dicek secara mudah. Model perumusan masalah berbentuk: untuk meningkatkan Y melalui X. Contoh tujuan penelitian:

a. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 melalui implementasi model pembelajaran metakognitif.

b. Untuk mendeskripsikan respon siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif dalam pembelajaran matematika.

1.4 Manfaat Penelitian

Pada Manfaat Penelitian, dituliskan nilai manfaat dari hasil penelitian yang diperoleh bagi siswa, guru, sekolah, atau instansi terkait lainnya. Uraikan sumbangsih hasil PTK terhadap kualitas pembelajaran sehingga tampak manfaatnya terutama bagi siswa. Kemukakan pula inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini. Secara umum manfaat penelitian terdiri dari:

1. Manfaat Teoritis a. Mendapatkan khasanah khasanah ilmu pengetahuan di bidang penelitian pendidikan

tentang Y melalui X b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa b. Manfat bagi guru c. Manfaat bagi sekolah d. Manfaat bagi dinas pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka ibaratnya tubuh pada manusia yang menjadi penopang. Tubuh yang ideal

tentu ukurannya harus proposional dan lebih besar daripada kepala (bab pendahuluan). Pada kajian pustaka, dituliskan berbagai sumber kajian yang relevan dengan masalah penelitian. Uraian tersebut tidak hanya berupa pembahasan tapi juga analisis dan kesimpulannya. Untuk menyusun komponen pada Kajian Pustaka, hal yang perlu Anda lakukan antara lain adalah banyak membaca dan mempelajari literatur terkait. Melalui membaca dan memahami isinya, Anda akan menemukan benang merahnya, baru kemudian bisa menulis dan mengembangkan gagasan yang ada. Dari mana kita bisamencari sumber kajian pustaka?

Sumber kajian pustaka bisa diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, penelitian lain yang terkait, internet, makalah, atau dari majalah ilmiah. Bila menggunakan buku, hendaklah memilih buku terbitan tahun terbaru yang relatif up to date, sehingga Anda tidak ketinggalan perkembangan informasi dan pengetahuan. Untuk memperoleh berbagai hasil penelitian yang relevan dengan penelitian Anda, jurnal ilmiah merupakan sumber yang cukup banyak. Internet juga merupakan media informasi yang sangat kaya, Anda dapat mencari berbagai informasi dari berbagai sumber. Kajian pustaka umumnya berisi penjelasan mengenai landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. 2.1 Landasan Teori

Beberapa hal yang perlu Anda tuangkan dalam kajian teori adalah teori-teori yang: (i) memiliki relevansi dengan permasalahan dan variabel yang diambil, (ii) dapat dijadikan sebagai dasar untuk mencari kebenaran berdasarkan kajian teori, dan (iii) diambil dari teori-teori yang

Page 13: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

13 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

terbaru dan berasal dari berbagai aliran. Dalam penelitian tindakan kelas, kajian teori hanya dimaksudkan untuk memberi guideline (petunjuk) bahwa suatu tindakan itu dibenarkan secara teoretis (Supardi dkk, 2006:143). Landasan teori membahas semua variabel (X dan Y) pada judul penelitian dari perspektif teoritis.

Contoh landasan teori yang diperlukan untuk PTK berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014”. Variabel yang ada pada judul tersebut adalah kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi (Y), model pembelajaran metakognitif. Oleh karena itu, perlu dituliskan landasan teori untuk semua varibael penelitian tersebut yaitu: (1) hakekat pembelajaran matematika, (2) model pembelajaran yang sebelumnya, (3) model pembelajaran metakognitif, (3) kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi, (4) pengaruh model pembelajaran metakognitif terhadap kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi.

Diharapkan pada landasan teori ini terdapat elaborasi kajian teori yang terkait dengan hal-hal tersebut di atas. Oleh sebab itu diperlukan landasan teori yang berkaitan dengan berbagai kata kunci tersebut dan diharapkan tidak hanya berasal dari satu sumber saja. 2.2 Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini dapat diuraikan hasil-hasil penelitian yang mendukung keberhasilan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. PTK ibaratnya adalah proses terapi atau pengobatan terhadap suatu penyakit dalam pembelajaran, maka dalam hal ini guru adalah sang dokter. Dokter yang baik tentu tidak akan sembarangan dalam memberikan obat. Obat atau terapi yang diberikan tentu dipilihkan yang diyakini akan berhasil.

Dasar dari keyakinan tersebut adalah hasil penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa terapi tersebut manjur. Yang diperhatikan adalah masalah penelitiannya dan bukan metode penelitiannya. Jika akan melakukan PTK bukan berarti penelitian lain yang relevan dengan penelitian tersebut juga harus berupa PTK. Hasil penelitian sebelumnya dapat menjadi dasar pertimbangan dalam menyusun rencana tindakan. Untuk itu, ketika mempelajari suatu penelitian, kita harus melihat pada bagian kesimpulan dan rekomendasi dari laporan penelitian tersebut. Hasil penelitian yang diambil harus relevan dengan permasalahan dan variabel yang diteliti. Bagian ini disusun untuk menghindari duplikasi.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka pikir memuat hasil analisis, kajian, dan simpulan secara deduksi hubungan antar variabel berdasar kepada teori dan hasil-hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya. Kerangka Berpikir merupakan standing position atau pendapat pribadi peneliti setelah mempelajari sekian banyak buku teori/kajian pustaka dan hasil penelitian orang lain. Oleh karena itu, kerangka pikir hendaknya menunjukkan orisinalitas ide atau arah pemikiran peneliti yang murni, bukan kutipan-kutipan melainkan kata-kata peneliti sendiri yang dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan. Landasan teori dari para pakar dan beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti memberi gambaran penulis untuk membuat skema tindakan dalam penelitian ini. Contoh kerangka berpikir:

Model pembelajaran metakognitif akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa dituntut dapat menyelesaikan masalah tipe kognitif dan metakognitif yang terdapat pada lembar aktivitas siswa (LAS). Masalah matematika tipe metakognitif dapat menimbulkan proses kontrol dan refleksi pada siswa terhadap seluruh aktivitas kognitif yang dilakukan. LAS yang digunakan dalam penelitian ini berisi masalah-masalah yang menuntut siswa untuk memiliki kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi yang merupakan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diyakini bahwa model pembelajaran metakognitif akan menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan metakognitif dan kemampuan

Page 14: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

14 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

berpikir matematis tingkat tinggi yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Tindakan tersebut apabila dituangkan dalam bentuk skema akan dapat tergambar seperti berikut.

Siswa melakukan aktivitas kognitif dan metakognitif

Model Pembelajaran Metakognitif

Guru sebagai mediator dan fasilitator

Mengarahkan siswa dalam melakukan aktivitas kognitif

dan metakognitif

Melakukan proses perencanaan, pemantauan,

dan refleksi

Pembelajaran Bermakna

Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi siswa Meningkat

2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah pernyataan sementara berupa tindakan yang akandilaksanakan

guna memecahkan masalah yang diteliti, dan adanya upaya melakukan peningkatan perbaikan. Ini berarti, hipotesis tindakan merupakan pernyataan sementara peneliti berdasar kajian pustaka bahwa jika dilakukan tindakan ini maka diyakini akan mengatasi masalah itu. Pernyataan yang dituangkan harus tegas dan diyakini kebenarannya. Hipotesis juga merupakan jawaban sementara berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir dan berusahan menjawab perumusan masalah yang diajukan. Contoh hipotesis penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014” adalah:

a. Implementasi model pembelajaran metakognitif dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semeter II tahun pelajaran 2013/2014.

b. Respon siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 terhadap penerapan model pembelajaran metakognitif dalam pembelajaran matematika tergolong positif.

BAB III METODE PENELITIAN

Menurut Supardi (dalam Arikunto dkk, 2006:145), metode penelitian menguraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Minimal menjelaskan obyek, waktu, lamanya tindakan, lokasi penelitian serta prosedur penelitian yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/ pengamatan, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. 3.1 Setting Penelitian

Pada bagian ini, sekurang-kurangnya memuat dua hal yakni tempat dan waktu penelitian penelitian. Pada bagian tempat penelitian perlu dijelaskan dimana penelitian itu akan dilaksanakan. Jelaskan pula mengapa di tempat itu yang dipilih sebagai lokasi penelitian. Sementara itu untuk waktu penelitian merujuk pada kapan penelitian itu akan dilaksanakan dan berikan alasannya mengapa waktu itu yang dipilih. Pemilihan ini tentunya didasarkan pada kesesuaian antara materi yang disampaikan dengan rencana tindakan yang diberikan. Contoh uraian pada setting penelitian:

3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014. SMK Negeri 1 Amlapura terletak di Jalan Veteran, Padangkerta, Karangasem, Bali Kode Pos 80812. Pemilihan ini

Page 15: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

15 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

didasarkan pada masalah yang ditangani dan guru yang sekaligus peneliti mengajar di kelas tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2014. Penelitian ini dilaksanakan dengan SK: menyelesaikan masalah program linier yang merupakan materi pada awal semester II tahun pelajaran 2013/2014.

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian

Pada bagian ini harus dijelaskan siapa subyek dan obyek penelitiannya. Subyek penelitiannya adalah siswa di kelas yang bersangkutan dimana kelas tersebut menjadi setting penelitian. Sedangkan obyek penelitian adalah masalah yang ingin dipecahkan (variabel terikat). Dalam PTK tidak menggunakan populasi, sampel, ataupun teknik sampling, karena populasi adalah sekaligus subyek penelitian. Contoh:

3.2.1 Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan banyak siswa 29 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 25 orang perempuan (daftar nama siswa disajikan pada lampiran 2). Alasan pengambilan kelas ini sebagai subjek penelitian dikarenakan pada kelas ini ditemukan permasalahan rendahnya kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi yang berakibat pada rendahnya hasil belajar yang dicapai.

3.2.2 Obyek Penelitian Yang menjadi obyek penelitian ini adalah 1) kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa, 2) respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif.

3.3 Data dan Sumber Data Menentukan siapa atau apa sumber data untuk PTK berdasarkan pada rumusan masalah.

Jenis data dalam penelitian dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Sederhananya, data kuantitatif tentu berupa angka-angka seperti nilai hasil belajar sedangkan data kualitatif berupa kata-kata seperti catatan pribadi guru, hasil observasi, hasil wawancara. Sumber data yang dimaksud utamanya adalah siswa, kemudian dokumen hasil belajar, tes, buku harian, jurnal guru, foto, laporan pengamatan (observasi), hasil angket, atau mungkin wawancara.

Contoh:

No. Uraian Data Sumber Data

1. Untuk mendapatkan data tentang kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi dan respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif

Siswa

2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran metakognitif, kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi dan respon siswa

Guru

3. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran metakognitif secara komprehensif, dari sisi siswa dan guru

Teman sejawat

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Bagian ini menguraikan tentang bagaimana cara mengumpulkan data dan alat apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Merujuk pada sumber data di atas, maka teknik

Page 16: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

16 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara. Sedangkan alat pengumpulan data adalah butir soal tes, lembar observasi, dan pedoman wawancara serta jurnal atau catatan harian. Penggunaan teknik-teknik tersebut dalam rangka triangulasi data karena PTK memerlukan instrumen penelitian yang dapat mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran dan tidak hanya mengenai hasil pembelajaran. Instrumen yang dibuat hendaknya dapat menangkap informasi mengenai terjadinya perubahan, perbaikan, atau peningkatan dalam proses pembelajaran dan bukan hanya informasi mengenai hasil dari intervensi yang telah dilakukan guru sehingga tidak cukup hanya menggunakan tes sebagai alat pengumpul data dalam PTK. Contoh ringkasan teknik dan alat pengumpulan data:

No. Teknik yang digunakan

Alat yang digunakan

Data yang dikumpulkan Waktu Pengumpulan

1. Tes Butir soal berbentuk uraian

Kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi Setiap akhir siklus

2. Kuesioner/ Angket

Kuesioner/ Angket Respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif

Akhir siklus II

3. Wawancara Panduan wawancara

Pendapat atau sikap siswa tentang implementasi model pembelajaran metakognitif

Setiap akhir siklus

4. Studi dokumentasi

Jurnal, buku harian, foto

Pelaksanaan pembelajaran Setiap siklus

Untuk memberikan gambaran yang jelas, perlu juga dideskripsikan alat pengumpulan data atau disebut instrumen penelitian yang digunakan. Jika menggunakan tes perlu diuraikan tentang teknik penyusunan tes, kisi-kisi dan atau rubric penilaiannya begitu juga dengan angket, pedoman wawancara atau instrumen penelitian lainnya yang digunakan. 3.5 Validasi Data

Penelitian yang baik dan terpercaya adalah penelitian yang dilakukan dengan kaidah-kaidah ilmiah dan metode yang sesuai dengan standar ilmiah. Salah satu cara untuk mengetahui derajat kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan reliabilitas penelitian. Penelitian tindakan kelas yang tergolong penelitian kualitatif memiliki cara tersendiri dalam menentukan validitas dan reliabilitas. Validitas menunjuk pada derajat kepercayaan terhadap proses dan hasil PTK, sedangkan reliabilitas menunjuk sejauh mana kajian dapat direplikasi. Artinya apakah seorang peneliti dengan menggunakan metode yang sama akan mendapatkan hasil yang sama seperti penelitian sebelumnya.

Terkait dengan validitas data, Suharjono (dalam Widdiharto, 2010: 47) menyebutkan ada beberapa macam validitas yakni:

1) Practical Validity: sepanjang anggota kelompok penelitian memutuskan bahwa instrumen dinyatakan valid

2) Face Validity (validitas muka): setiap anggota peneliti saling mengecek/menilai/memutuskan validitas suatu instrumen dan data dalam proses kolaborasi

3) Triangulation: proses memastikan sesuatu dengan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian

4) Critical Reflection: apabila setiap tahap siklus penelitian tindakan ditingkatkan mutunya, maka mutu pengambilan keputusan akan dapat dijamin.

5) Catalitic Validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh peneliti bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada adanya perubahan. Menurut Lincoln dan Guba (1985) dalam Iskandar (2009: 82), untuk menjamin data

penelitian sudah akurat dan dapat dipercaya (keabsahan data) diperlukan teknik validasi seperti ditunjukkan oleh gambar 3.2.

Page 17: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

17 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

Teknik Validasi Data Penelitian Kualitatif

(diadaptasi dan dimodifikasi dari Iskandar, 2009: 82)

Objektivitas Untuk memenuhi kriteria obyektif, penelitian tindakan kelas ini telah memenuhi syarat

minimum yaitu (1) desain penelitian dibuat secara baik dan benar, (2) fokus masalah tepat, (3) kajian teori/pustaka yang relevan, (4) instrumen dan cara pendataan yang akurat, (4) teknik pengumpulan data sesuai dengan fokus permasalahan penelitian, (5) analisis data dilakukan secara benar, (6) hasil penelitian bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran matematika di sekolah.

Validitas Internal Penjaminan keabsahan data melalui validitas internal dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa kriteria teknik validasi seperti ditunjukkan oleh gambar 3.3.

Validitas Internal

(diadaptasi dan dimodifikasi dari Iskandar, 2009: 83)

Validitas Eksternal Validitas eksternal dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif.

Validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif menyatakan bahwa generalisasi hasil penelitian dapat diterapkan ke semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar pengambilan sampel. Sedangkan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif bersifat kontekstual dan situasional yang mana hasil penelitian dapat diterapkan jika memiliki kesamaan konteks. Agar orang lain dapat membuat keputusan tentang validitas eksternal maka peneliti perlu menyiapkan laporan deskriptif yang rinci, sistematis dan empiris. Apabila pembaca mendapat informasi yang jelas tentang temuan penelitian maka dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut memenuhi kriteria validitas eksternal.

Reliabilitas Suatu penelitian dikatakan memiliki reliabilitas (keterandalan) yang tinggi jika dua atau beberapa kali penelitian dengan fokus masalah yang sama diulang dalam konteks dan situasi yang sama maka hasil esensialnya juga sama. Menurut Danim (2002) dalam Iskandar (2009: 88) titik sentral penelitian adalah memeriksa apakah semua yang terdokumentasi dalam laporan penelitian benar-benar terjadi dalam proses penelitian secara keseluruhan. Mulai dari bagaimana peneliti

Guru sekaligus menjadi peneliti

Menyediakan referensi

Ketekunan pengamatan

Validitas Internal

Member check

Analisis kasus negatif

Diskusi teman sejawat

Triangulasi

Validasi data kualitatif

Objektivitas Validitas (Kesahihan) 1) Validitas Internal 2) Validitas Eksternal

Reliabilitas (Keterandalan)

Page 18: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

18 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

mengidentifikasi masalah dan menentukan fokus masalah, pemahaman teori-teori yang relevan, interaksi peneliti dengan setting penelitian, kedalaman dan ketajaman penentuan sumber data, pengumpulan data, analisis data dan interpretasi data yang digunakan dasar penyusunan laporan penelitian. Jika proses ini dapat peneliti deskripsikan secara utuh dan menyeluruh maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. 3.6 Teknik Analisis Data

Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data. Walaupun data yang telah dikumpulkan lengkap dan valid, jika peneliti tidak mampu menganalisisnya maka datanya tidak akan memiliki nilai ilmiah. Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya penelitian tindakan, sedangkan analisis data akan memberikan kehidupan dalam kegiatan penelitian. Untuk itu, kita perlu memahami teknik analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi

Analisis data dalam PTK ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data-data tersebut dianalisis mulai dari siklus satu sampai dengan siklus tiga untuk dibandingkan dengan teknik deskriptif persentase. Hasil observasi dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Dalam pelaksanaan PTK, ada dua jenis data yang dikumpulkan yaitu sebagai berikut.

1) Data Kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan analisis statsitik deskriptif. Misalnya mencari nilai rerata, persentase hasil belajar, penyajian data menggunakan grafik atau diagram. Hasil analisis kuantitaif, selanjutnya dapat dikonsultasikan pada pedoman konversi. Misalnya data kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa, pedoman konversinya:

No. Kriteria Kategori 1 9T Sangat baik

2 97 T Baik

3 75 T Cukup baik

4 53 T Kurang baik

5 3T Sangat Kurang baik

2) Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa terhadap tingkat pemahaman suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap penggunaan alat peraga yang baru (afektif), aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya. Hal tersebut dapat dianalisis secara kualitatif. Untuk data kualitatif yang berupa hasil wawancara maupun hasil pengamatan, peneliti PTK umumnya melakukan proses koding untuk mengorganisasi data.

3.7 Indikator Keberhasilan

Untuk melihat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan, maka harus ditetapkan dahulu indikator keberhasilannya. Indikator keberhasilan, pada umumnya, mencakup:

1) kondisi akhir yang diharapkan, misalnya rata-rata hasil tes terakhir: 7,0 2) berpedoman pada pengalaman yang lalu, misalnya rata-rata nilai hariannya: 6,8 3) perlu pertimbangan untuk menetapkan indikator kinerja (jangan terlalu tinggi). Bisa juga

menggunakan KKM mata pelajaran yang diampu. Contoh: Penelitian ini dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria tindakan sebagai berikut.

1) kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa tergolong baik atau lebih 2) respon siswa terhadap proses pembelajaran tergolong positif atau lebih

Page 19: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

19 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

3.8 Prosedur Penelitian Pada bagian ini perlu dijelaskan tentang rancangan penelitian dan langkah-langkah

penelitian. 1) Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus. 2) Tiap siklus terdiri atas empat tahapan penelitian, yaitu: (1) perencanaan tindakan,

(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa penelitian dengan tindakan memuat kegiatan yang bersiklus. Hal yang dapat direncanakan hanyalah untuk siklus pertama, sedangkan rencana tindakan untuk siklus kedua dan seterusnya dirancang berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Oleh karena itu, proposal PTK berisi rencana awal yang sifatnya tentatif dan terus berkembang. Rencana tindakan pada proposal PTK bukanlah rencana yang merupakan scenario untuk setiap siklus. Berbeda dengan laporan PTK yang merupakan paparan dari kegiatan PTK yang telah dilaksanakan. Contoh penyajian prosedur penelitian: 3.8.1 Desain Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahapan penelitian, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Desain penelitian ini mengikuti pola yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart seperti disajikan pada gambar berikut ini.

3.8.2 Pelaksanaan Penelitian Judul PTK: Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014

Siklus I Perencanaan

Berdasar pada rumusan masalah akan diterapkan “model pembelajaran metakognitif”. Dipilih pokok bahasan yang sesuai dengan waktu yang tersedia (yakni 8 pertemuan terdiri 4

pertemuan setiap siklus, yang akan direncanakan dalam 2 siklus). Dipilih untuk topik pembelajaran menyelesaikan masalah program linier.

Direncanakan RPP untuk pokok bahasan tersebut secara rinci untuk setiap pertemuan Dirancang skenario pelaksanaan model pembelajaran metakognitif dalam pembelajaran

dalam skilus pertama (3 pertemuan tatap muka dan 1 kali tes) Disiapkan bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan, serta dokumen yang lain,

seperti daftar hadir, lembar-lembar kerja siswa. Merancang instrumen untuk mengamati proses pembelajaran dan hasil belajar dalam 3 kali

pertemuan, seperti tes, lembar pengamatan, pedoman wawancara termasuk merancang bagaimana menganalisisnya.

Menyiapkan sejawat guru untuk bertindak sebagai observer, dan membantu mendokumentasikan kegiatan PTK.

Pelaksanaan Tindakan

Mengajar selama 3 kali pertemuan untuk pokok bahasan program linier. Dalam mengajar harus sesuai dengan skenario yang telah disusun. Mendokumentasikan (mengedarkan daftar hadir, membuat foto-foto kegiatan, dan dokumen

yang lain) dan menuliskan semua kegiatan yang dilakukan dalam catatan harian pelaksanaan pembelajaran

Pengamatan Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan respon kelas serta siswa dengan memakai instrumen yang telah disiapkan

Meminta sejawat guru untuk mengamati proses mengajar yang dilakukan guru dengan memakai lembar observasi yang telah dirancang

Melakukan pengamatan hasil belajar dengan menggunakan tes, kuis, pekerjaan rumah, wawacara atau instrumen lain yang telah disiapkan

Menghimpun semua hasil pengamatan dan menganalisisnya Evaluasi dan Refleksi Berdasar hasil analisis pengamatan (baik proses maupun hasil pembelajaran) melakukan

evaluasi untuk memperbaiki pembelajaran (tetap dengan menerapkan model pembelajaran metakognitif).

Yang paling utama adalah mengetahui hal-hal yang kurang sempurna dalam pelaksanaan penerapan model mengajar yang baru. Misalnya langkah urutan yang tidak jelas, format tugas yang masih rancu, atau penampilan guru yang keliru). Hasil refleksi tersebut dihimpun dalam satu catatan yang akan dipakai sebagai masukan dalam perancangan siklus ke II

Page 20: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

20 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

Siklus II Perencanaan Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

Pengembangan program tindakan II Tindakan Pelaksanaan program tindakan II Pengamatan Pengumpulan data tindakan II Refleksi Evaluasi Tindakan II

3.9 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Guna mengetahui alokasi waktu dan rencana kegiatan PTK, umumnya dituangkan dalam sebuah jadwal penelitian. Jadwal pelaksanan penelitian ini merupakan rencana yang akan dilakukan dan kegiatannya meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penelitian yang dapat disajikan dalam bentuk matriks seperti contoh berikut.

No. Kegiatan Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan 1. Merevisi draf proposal 2. Menyiapkan instrumen

Pelaksanaan 3. Perencanaan siklus I 4. Pelaksanaan tindakan I 5. Pengamatan/pengumpulan data I 6. Refleksi I 7. Perencanaan tindakan II 8. Pelaksanaan tindakan II 9. Pengamatan/pengumpulan data II 10. Refleksi II

Penyusunan Laporan 11. Penyusunan laporan 12. Seminar hasil penelitian 13. Perbaikan laporan

3.10 Rencana Biaya Penelitian

Bagian rencana biaya merupakan bagian yang penting dan tidak dapat dipungkiri karena dalam melaksanakan penelitian membutuhkan biaya. Rencana biaya menjadi keharusan ada jika penelitian digunakan untuk mendapatkan hibah atau sejenisnya. Alokasi biaya disusun berdasarkan pos-pos kegiatan dan volume pekerjaan pada masing-masing tahap kegiatan. Tahap kegiatan pada penelitian adalah persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan.

Alokasi biaya disusun berdasarkan kebutuhan yaitu pos untuk honorarium tim peneliti; pos untuk pengadaan bahan dan alat penelitian seperti alat peraga, kertas, dan lain-lain; pos untuk perjalanan seperti sewa kendaraan, konsumsi, akomodasi; pos untuk menyusun laporan penelitian; pos untuk seminar (bila hasil penelitian tersebut akan disebarluaskan); pos lain-lain untuk hal-hal yang tidak terduga.

PERSONALIA PENELITI (optional) Jumlah personalia penelitian biasanya ditentukan oleh pihak pemberi dana. Rincilah nama personalia tim peneliti serta peran dan waktu yang disediakan untuk kegiatan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Cara menulis daftar pustaka, berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak antar baris satu spasi, sedangkan jarak antar sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi. Daftar Pustaka ditulis cecara konsisten menurut tata cara penulisan model APA, MLA, atau Turabian.

Page 21: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

21 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Instrumen penelitian (sertakan semua instrumen penelitian yang telah berhasil

dikembangkan. 2. Curriculum Vitae ketua peneliti dan masing-masing anggota peneliti (cantumkan nama,

tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, Golongan, pangkat, jabatan, alamat kantor, nomor telepon kantor/fax, alamat rumah, nomor telepon rumah/HP, riwayat pendidikan, dan pengalaman penelitian yang relevan)

3. Surat Ijin atau Rekomendasi Kepala Sekolah

Page 22: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

22 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

BAB III PENYUSUNAN LAPORAN PTK

Apakah Anda merasa enggan ketika harus membuat laporan PTK? Setelah melakukan

penelitian, selanjutnya adalah membuat laporannya. Begitu berhadapan dengan tugas satu ini, langsung terbayang hal-hal berat yang harus dilakukan. Membuat laporan akan dirasakan berat bila tidak ada kemauan untuk berusaha. 3.1 Perbedaan Proposal dan Laporan PTK

Proposal inilah yang menjadi pondasi dari laporan PTK. Hal ini berarti, penyusunan laporan PTK haruslah berpijak pada proposal yang Anda miliki. Namun perlu dipahami bahwa terdapat perbedaan mendasar antara proposal dan laporan sebagaimana terdapat perbedaan yang mendasar antara pondasi dan bangunan. Sekokoh apapun sebuah pondasi, belumlah layak menjadi tempat tinggal. Sedangkan bangunan sudah pasti memiliki pondasi dan telah layak untuk dijadikan tempat tinggal.

Proposal dan laporan memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada kelengkapan isinya dan aktualitasnya. Proposal sifatnya masih sementara, mungkin berubah atau berkembang, dan isinya hanya mencakup rencana tindakan hingga siklus pertama. Sedangkan laporan sifatnya aktual, isinya lebih lengkap hingga siklus terakhir, menjelaskan kenyataan pada saat pelaksanaan dan bukan lagi rencana-rencana. Bagian kajian pustaka pada laporan mungkin lebih berkembang isinya dibanding pada proposalnya. 3.2 Proposal sebagai Cikal Bakal Laporan PTK

PTK dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu (1) menyusun proposal, (2) menyusun instrumen dan perangkat pembelajaran, (3) memvalidasi instrumen, (4) melaksanakan PTK dalam beberapa siklus, (5) menyusun laporan PTK dan (6) publikasi laporan PTK. Ditinjau dari tahap-tahap pelaksanaan PTK, nampak bahwa proposal penelitian merupakan cikal bakal laporan penelitian. Penulisan laporan PTK dikembangkan berdasarkan bagian-bagian yang telah ada dalam proposalnya. 3.3 Sistematika Laporan PTK

Laporan PTK terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penunjang. Adapun sistematika laporan PTK diuraikan sebagai berikut.

SISTEMATIKA LAPORAN PTK

BAGIAN AWAL 1. Halaman Judul 2. Lembar Pengesahan 3. Lembar Pernyataan Publikasi (Perpustakaan) 4. Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan (Bermaterai) 5. Kata Pengantar 6. Daftar Isi 7. Daftar Tabel 8. Daftar Gambar 9. Daftar Lampiran 10. Abstrak

Page 23: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

23 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

SISTEMATIKA LAPORAN PTK

BAGIAN ISI BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1 2.2 Landasan Teori 2 2.3 Landasan Teori ke-n 2.4 Penelitian yang Relevan 2.5 Kerangka Berpikir 2.6 Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian 3.1.2 Waktu Penelitian

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian 3.2.3 Subyek Penelitian 3.2.4 Obyek Penelitian

3.3 Sumber Data 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5 Validasi Data 3.6 Teknik Analisis Data 3.7 Indikator Keberhasilan 3.8 Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Siklus I 4.2.2 Hasil Siklus II

4.3 Pembahasan BAB V PENUTUP

4.1 Simpulan 4.2 Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 24: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

24 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

SISTEMATIKA LAPORAN PTK

BAGIAN PENUNJANG

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN (contoh lampiran yang umum disertakan): 1. Data diri guru yang melakukan PTK, meliputi keterangan diri, tugas pokok dan

fungsi, keterangan kegiatan PTK yang pernah dilakukan (bila ada) dan keterangan lain yang diperlukan.

2. Surat ijin dari kepala sekolah tentang pelaksanaan PTK yang menjelaskan kapan waktu PTK, apa judulnya, dll.

3. Rencana rinci isi topik bahasan baik pada siklus pertama, maupun siklus-siklus berikutnya

4. Rencana rinci (skenario) pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan metode mengajar yang baru, baik pada siklus pertama maupun siklus-siklus berikutnya

5. Jadwal rinci pelaksanaan PTK (memuat tanggal, hari, jam) 6. Daftar hadir siswa di setiap kegiatan (memuat tanggal, hari, jam, kegiatan yang

dilakukan, nama siswa, tanda tangan, dan informasi lainnya) 7. Semua instrumen pengamatan proses pembelajaran yang telah dipergunakan dalam

pelaksanaan PTK misalnya (a) isian format observasi guru dalam pelaksanaan mengajar yang telah diisi dan ditandatangai oleh observer, (b) isian format pengamatan aktivitas kelas, (c) isian format pengamatan siswa dalam proses pembelajaran. Semua isian instrumen ada nama dan tanda tangan yang mengisi (melakukan) pengamatan. Instrumen tersebut terdiri dari semua kegiatan pengamatan baik pada siklus I dan siklus-siklus berikutnya.

8. Semua instrumen pengamatan hasil pembelajaran yang telah dipergunakan dalam pelaksanaan PTK misalnya (a) soal ujian, kuis, soal pekerjaan rumah, dll, berikut hasil pekerjaan siswanya, (b) format wawancara, atau format pencatatan hasil belajar yang lain berikut bukti hasil pencatatannya (c) instrumen dan hasil isian instrumen lain yang ditujukan untuk mengukur hasil pembelajaran. Dokumen tersebut terdiri dari semua hasil kegiatan pengamatan baik pada siklus I dan siklus-siklus berikutnya.

9. Catatan-catatan harian, atau informasi lain yang memberikan informasi rinci dari kegiatan guru dalam proses pelaksanaan PTK

10. Foto-foto kegiatan siswa, kegiatan observer selama kegiatan dilakukan baik pada siklus I dan siklus-siklus berikutnya. Foto-foto tersebut harus disertai keterangan yang memadai tentang aktivitas apa yang tertera di dalam foto.

11. Surat pernyataan/persetujuan dari rekan sejawat guru untuk bertugas sebagai observer, berikut data diri guru observer tersebut.

12. Data-data hasil pengamatan atau hasil analisis data yang tidak termasuk pada isi laporan. Atau tabel-tabel lain yang diperlukan untuk mendukung isi laporan.

13. Keterangan bahwa laporan PTK telah diseminarkan di sekolah yang terdiri dari (a) berita acara seminar, (b) makalah (atau power point) yang disajikan dalam seminar keterangan dari panitia seminar, (c) keterangan dari panitia seminar, (d) keterangan dari kepala sekolah, (e) daftar hadir peserta seminar yang menunjukkan nama, NIP, tugas guru, asal sekolah, dan tanda tangan kehadiran dan (f) foto-foto pelaksanaan seminar.

Page 25: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

25 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

PENJELASAN SISTEMATIKA LAPORAN

Penjelasan bagian isi laporan PTK dari Bab I sampai dengan Bab III pada intinya sama. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan bagian Bab I sampai dengan Bab III tinggal mengambil bagian Bab yang sama pada proposal. Hanya saja dalam penyusunan laporan bagian-bagian tersebut perlu mendapat penyempurnaan lagi. Oleh karena itu, pada bab ini akan dijelaskan bagian Bab IV dan seterusnya sebagai berikut.

BAGIAN AWAL 1. HALAMAN JUDUL (lihat contoh)

2. LEMBAR PENGESAHAN (lihat contoh) 3. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN (lihat contoh)

4. LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI (lihat contoh) 5. KATA PENGANTAR

Berisi kata-kata yang ingin disampaikan oleh peneliti sehubungan dengan pelaksanaan penelitian dan hasil yang dicapai. Pada bagian ini dapat pula disampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berjasa/berperan dalam penelitian.

6. DAFTAR ISI Berupa halaman yang memuat bagian awal laporan, bab dan sub bab, serta bagian akhir.

7. DAFTAR TABEL Berisikan daftar nomor dan judul semua tabel yang ada dalam laporan serta halamannya.

8. DAFTAR GAMBAR Berisikan daftar nomor dan judul semua gambar atau foto yang ada dalam laporan serta halamannya.

9. DAFTAR LAMPIRAN Berisikan daftar nomor dan judul semua lampiran yang ada dalam laporan (jika memungkinkan disertai halamannya).

10. ABSTRAK Abstrak merupakan suatu ringkasan yang lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi laporan PTK. Abstrak kedudukannya dalam sistematika laporan berada di halaman depan atau di bagian awal, akan tetapi penulisannya baru dapat dilakukan setelah bagian isi laporan selesai ditulis. Mengapa demikian? Isi abstrak merupakan ringkasan dari laporan penelitian, sehingga diletakkan di halaman depan agar pembaca segera mengetahui gambaran singkat isi laporan. Namun karena merupakan ringkasan isi laporan, tentu saja belum bisa ditulis jika laporannya belum selesai disusun. Isi abstrak minimal memuat: (1) latar belakang, (2) tujuan penelitian, (3) metode penelitian, dan (4) hasil penelitian. Abstrak dituliskan maksimal satu halaman dan menggunakan satu spasi.

BAGIAN ISI BAB I – BAB III (lihat penjelasan pada proposal)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Isi bab hasil penelitian dan pembahasan merupakan bagian paling penting dalam laporan

PTK. Untuk menuliskan bagian ini, peneliti perlu mengacu teori-teori dan hasil penelitian lain yang terdapat pada bab kajian pustaka. Selain itu, guru peneliti perlu mencermati kembali, menelaah, mengevaluasi, maupun mensintesis berbagai informasi yang dikumpulkan dari setiap siklus. Untuk itu, peneliti dapat menerapkan keterampilan berpikir kritis.

Page 26: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

26 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

Penjelasan dalam bab ini secara urut adalah: (1) gambaran setting penelitian yang mendeskripsikan keadaan nyata pada saat penelitian dilaksanakan, (2) gambaran umum berisi uraian pelaksanaan penelitian secara keseluruhan, dilanjutkan dengan uraian masing-masing siklus, (3) uraian masing-masing siklus berisi deskripsi kegiatan nyata yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan pengarahan peneliti. Dalam hal ini diceritakan kembali apa yang telah dilakukan dalam bahasa tulisan sesuai kaidah tulisan ilmiah secara rinci dan runtut. Fokus pada apa yang dilakukan siswa bukan pada yang dilakukan guru. Sambil menjelaskan apa yang terjadi selama proses tersebut, sekaligus dijelaskan proses pengambilan data misalnya: apa saja yang diamati, berapa lama pengamatan dilakukan, kejadian khusus yang menjadi fokus pengamatan, (4) penyajian data dan analisis yang dilakukan peneliti, (5) pembahasan terhadap proses pelaksanaan hasil penelitian.

4.1 Deskripsi Kondisi Awal

Deskripsikan fakta dari permasalahan atau kondisi variabel yang ada sebelum dilakukan peneltian, misalnya: nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai, aspek ketrampilan, aspek sikap, aktivitas belajar siswa, miskonsepsi yang terjadi, dan sebagainya.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Siklus I Untuk masing-masing siklus dapat disajikan urutan sebagai berikut: 1) Rencana tindakan (deskripsikan skenario pembelajaran). Rencana tindakan, meliputi:

(a) langkah-langkah penyelesaian masalah, (b) kegiatan penyelesaian masalah, (c) pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian masalah, dan (d) identifikasi masalah yang diperlukan.

2) Pelaksanaan tindakan (deskripsi hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran secara rinci dari awal sampai akhir setiap pertemuan). Pelaksanaan tindakan, meliputi: (a) cara melaksanakan tindakan, (b) peran masing-masing warga sekolah dan atau pihak terkait lainnya dalam melaksanakan tindakan, (c) hambatan-hambatan dalam melaksanakan tindakan, (d) perubahan perilaku dan tangggapan subjek penelitian terhadap tindakan yang diterapkan.

3) Hasil Tindakan (sajikan/deskripsikan hasil analisis data dari observasi proses, hasil tes, dan angket) meliputi: (a) hasil belajar siswa aspek kognitif, (b) hasil belajar siswa aspek ketrampilan sosial (keberanian siswa dalam bertanya, berpendapat dan berargumentasi), dan (c) efektifitas cara pembelajaran menurut siswa dan seterusnya.

4) Refleksi Deskripsikan hasil refleksi tindakan dan bandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan sertakan fakta-fakta penting dalam proses penelitian sebagai bahan refleksi kritis. Deskripsi ini merupakan sajian refleksi kritis terhadap indicator kinerja dibandingkan dengan hasil tindakan, serta pengembangan konsep teoretis dan rencana tindak lanjut yang diperlukan.

4.2.2 Deskripsi Siklus II (penjelasan seperti siklus I)

4.3 Pembahasan Pada bagian ini perlu dijelaskan keterkaitan antar peristiwa pada siklus-siklus tersebut

kemudian menjelaskan dengan mengacu pada teori-teori yang Anda tuliskan pada bab kajian pustaka. Pembahasan juga dilakukan dengan cara mengulas apa yang terjadi sebagai dampak dari tindakan yang dilakukan. Pembahasan pada laporan PTK memang memerlukan kemampuan berpikir secara menyeluruh. Oleh karena itu, agar pembahasan dapat lebih mendalam, hasil penelitian diulas dari berbagai sudut pandang, dikaitkan dengan dasar teori, dampak tindakan, dan tujuan penelitian.

Page 27: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

27 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Simpulan harus merupakan jawaban dari rumusan masalah. Penarikan simpulan dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Antara rumusan masalah, tujuan penelitian, kesimpulan dan saran harus runtut dan konsisten. Rumusan masalah menjadi acuan pernyataan tujuan penelitian, tujuan penelitian menjadi acuan kesimpulan (kesimpulan harus menjawab pertanyaan pada rumusan masalah).

5.2 Saran-saran

Merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian baik yang bersifat teoretis, praktis, maupun kebijakan. Saran-saran disusun dengan didasarkan pada kesimpulan. Jika dalam pelaksanaannya peneliti menyadari adanya kelemahan dan kekurangan dalam penelitiannya, maka hal tersebut perlu disebutkan pada bagian saran. Keruntutan laporan PTK harus dibangun mulai dari penentuan fokus masalah, judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, indikator keberhasilan, pengembangan instrumen, kesimpulan, dan saran.

DAFTAR PUSTAKA Baca aturan penulisan daftar pustaka dan kutipan. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Penilaian Publikasi Ilmiah, dilakukan tanpa melibatkan guru secara tatap muka. Penilaian dilakukan berdasar dokumen bukti fisik yang dilampirkan. Salah satu dokumen yang umum dipakai tim penilai dalam melihat keaslian laporan PTK adalah kelengkapan dokumen. Dokumen tersebut di antaranya adalah kelengkapan lampiran yang harus mampu menunjukkan/ membuktikan bahwa PTK yang dilaporkan benar-benar telah dilakukan di kelasnya. Makin lengkap lampiran tersebut, makin tinggi tingkat keyakinan terhadap keasliannya. Laporan PTK yang tanpa disertai lampiran, sangat meragukan.

Page 28: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

28 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

BAB IV PUBLIKASI LAPORAN PTK

Mengapa laporan PTK menjadi penting untuk dipublikasikan? Publikasi memiliki kesamaan arti dengan diseminasi yang secara harfiah artinya menyebarluaskan. PTK merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas. Hasil dari PTK perlu disebarluaskan agar para guru lain mengetahui apa yang telah dikerjakan oleh rekan sejawatnya dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dengan mengetahui hasil PTK tersebut, guru mungkin tertarik untuk mencoba dan membandingkan dengan apa yang sudah pernah dikerjakannya.

Laporan hasil PTK, berdasar pada Permennegpan dan RB Nomor 16 tahun 2009, dapat dipublikasikan dalam 3 (tiga) macam bentuk yakni: (1) Buku, (2) Artikel ilmiah pada majalah ilmiah/jurnal ilmiah, (3) Makalah Laporan Hasil Penelitian. Menurut Permennegpan dan RB Nomor 16 tahun 2009, masing jenis publikasi laporan PTK dirinci sebagai berikut: 1. Laporan hasil penelitian berupa makalah yang telah seminarkan di sekolah/madrasahnya dan

disimpan di perpustakaan (angka kreditnya 4). 2. Artikel ilmiah, adalah laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah

diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah/jurnal ilmiah yang diedarkan secara nasional dan terakreditasi (angka kredit 3), atau jurnal ilmiah tingkat provinsi (angka kredit 2), atau jurnal ilmiah tingkat kabupaten/kota (angka kredit 1)

3. Publikasi berbentuk buku adalah berupa buku yang berisi laporan hasil penelitian yang diterbitkan/ dipublikasikan dalam bentuk buku ber ISBN dan telah mendapat pengakuan BSNP. Nilai angka kreditnya 4 (empat).

Perlu dipahami bahwa kegiatan PTK merupakan kegiatan publikasi ilmiah, apabila kemudian dituliskan dalam bentuk laporan dengan mengikuti tatacara penulisan karya ilmiah. Dengan demikian, tidak serta merta bila seseorang telah melakukan PTK maka otomatis telah memiliki kegiatan publikasi ilmiah bila kegiatan ilmiahnya tersebut tidak dilaporkan secara tertulis sesuai dengan aturan penulisan karya ilmiah yang benar dan diseminarkan.

Publikasi berbentuk buku memerlukan beberapa laporan PTK, waktu yang lama dan biaya yang cukup besar sehingga masih cukup sulit untuk dilakukan. Jenis publikasi yang memungkinkan adalah berbentuk laporan hasil penelitian yang diseminarkan dan artikel ilmiah. Hanya saja bagaimana caranya publikasi artikel ilmiah hasil PTK dalam jurnal atau majalah?

Sudah tentu pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab. Karena berhasil atau tidaknya dimuat artikel di jurnal atau majalah tergantung kualitas tulisan dan kompetitor yang ada pada jurnal atau majalah tertentu.

Bagian penting yang perlu diperhatikan adalah penulisan artikel ilmiah harus mengikuti ketentuan tata letak dan format penulisan yang telah ditentukan oleh masing-masing jurnal atau majalah yang dituju. Jumlah halaman yang diminta pun bervariasi. Pada umumnya halaman untuk artikel ilmiah berkisar antar 6 – 8 halaman (kertas A4 dengan spasi 1,5) tetapi ada juga yang sampai maksimal 16 halaman. Format pengetikan pun bervariasi ada yang satu kolom da nada yang dua kolom. Pada intinya sistematika artikel ilmiah hasil penelitian adalah sama yaitu sebagai berikut. Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

a. Judul (dibuat singkat, jelas dan menarik serta orisinal) b. Nama Penulis. c. Afiliasi (lembaga) d. Abstrak (ditulis dalam 1 paragrap dan 1 spasi memuat tujuan, metode dan hasil

penelitian).

Page 29: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

29 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

e. Kata kunci (ditulis dengan huruf kecil semua, diurut berdasarkan abjad, italic/miring dan maksimal memuat 10 kata).

f. Pendahuluan (mencakup perumusan masalah, tinjauan pustaka yang berkaitan langsung dengan permasalahan, tujuan dan manfaat.

g. Metode penelitian (memuat rancangan, subyek dan obyek, prosedur, teknik pengumpulan dan analisis data)

h. Hasil dan Pembahasan (memuat hasil dan pembahasan yang disajikan secara terpisah) i. Penutup (memuat simpulan dan saran). j. Persantunan (Acknowledgements) – jika ada dan perlu (optional) k. Daftar Pustaka (hanya memuat sumber-sumber rujukan utama)

Page 30: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

30 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

BAB VI PENUTUP

Kompetensi guru dalam melaksanakan PTK adalah tuntutan sekaligus kebutuhan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalannya. Untuk itu guru-guru perlu difasilitasi untuk dapat melakukan kegiatan publikasi ilmiah berupa hasil PTK. Sesuai tahapannya sebelum melakukan PTK, guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian. Tanpa proposal penelitian, tentu sulit bagi guru peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian secara terencana, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Setelah melakukan penelitian, guru peneliti akan memperoleh data empiris hasil penelitiannya. Tahap selanjutnya, guru peneliti perlu menuliskan laporan hasil penelitiannya dalam rangka mengkomunikasikan hasil kegiatan ilmiahnya tersebut kepada teman sejawat atau komunitas ilmiah lainnya. Laporan penelitian ini jika ditulis menurut kaidah KTI dan dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah yang dapat dimuat pada jurnal atau majalah. Dengan demikian melalui PTK ibarat pepatah “sambil menyelam minum air”, guru akan mendapat kredit ganda dari kegiatan PTK ini yaitu kredit hasil penelitian berupa laporan penelitian yang harus diseminarkan dan kredit dari artikel yang dimuat pada jurnal.

Oleh karena itu, para guru diharapkan kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan keprofesionalannya melalui kegiatan PTK. Guru-guru diharapkan tidak berhenti hanya pada satu PTK dan tidak hanya sebagai hasrat pemenuhan kenaikan pangkat belaka tetapi lebih berfokus pada tujuan utamanya yaitu peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

Ada sebuah pertanyaan “Apakah ada PTK yang jelek? “. Menurut Suhardjono (2014: 20) terdapat dua PTK yang buruk yakni: (1) PTK yang dikerjakan tetapi tidak ada laporannya, dan (2) PTK yang tidak dikerjakan tetapi ada laporannya. Yang pertama merupakan PTK yang jelek, karena upaya terpuji untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tidak digunakan dalam pengumpulan angka kredit. Penilaian angka kredit, dilakukan hanya berdasar laporan PTK. Yang kedua PTK yang lebih jelek lagi. Karena merupakan bagian dari tindakan yang tidak jujur. PTK seperti itu termasuk dalam kelompok tidak asli, dan tidak mendapat nilai apapun.

Page 31: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

31 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Astawa, I W. Puja. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Salah satu Bentuk KTI untuk Pengembangan Profesi Guru. Makalah disajikan pada Workshop PTK di SMKN 1 Abang. 10 Juni – 20 November 2008.

Danoebroto, Sri Wulandari dan Rohmitawati. 2011. Penyusunan dan Diseminasi Laporan PTK Mata Pelajaran Matematika SD Sebagai Karya Tulis Ilmiah. Modul Matematika SD Program BERMUTU. PPPPTK Matematika. Yogyakarta.

Depdikbud .1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Iskandar.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiarta, I Made. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Materi Pokok Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Suhardjono. 2014. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. Bimtek Penguatan Tim Penilai Angka Kredit Guru. Denpasar, 10 - 11 September 2014.

Widdiharto, Rachmadi dan Yudom Rudianto. 2010. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di SMP”. Modul Matematika SMP Program BERMUTU. PPPPTK Matematika. Yogyakarta.

Page 32: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

32 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

Lampiran Contoh Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA

Oleh I Wayan Puja Astawa

(email: [email protected] & blog: www.pujastawa.wordpress.com) Guru SMK Negeri 1 Amlapura

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 dan (2) mendeskripsikan respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014. Obyek penelitian adalah kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi dan respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif. Data kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dikumpulkan dengan tes uraian dan data respon siswa dikumpulkan dengan angket model skala Likert. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) implementasi model pembelajaran metakognitif dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semeter II tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dari siklus I sampai siklus II adalah sebesar 1,79 atau 28,73%; dan (2) respons siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semeter II tahun pelajaran 2013/2014 terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif tergolong sangat positif.

Kata kunci: kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi, metakognitif.

I. PENDAHULUAN Dewasa ini, tuntutan untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa semakin meningkat.

Bahkan, mengembangkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi di kalangan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam era persaingan global ini. Hal ini disebabkan oleh tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini dapat dipandang sebagai lanjutan dari kemampuan berpikir dasar yang lebih menekankan pada keterampilan dasar (basics skills).

Dalam kenyataannya, pembelajaran matematika selama ini di Indonesia masih terfokus hanya pada aktivitas latihan-latihan untuk pencapaian mathematical basics skills semata yang terbatas pada penggunaan strategi kognitif. Hasil TIMSS 2007 (Kemdikud, 2012) menunjukkan bahwa hanya 5% siswa Indonesia yang dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori tinggi dan advance [memerlukan penalaran], sedangkan 71% siswa Korea sanggup. Sebagai tambahan 78% siswa Indonesia hanya dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori rendah yang hanya memerlukan ingatan atau hafalan yang baik saja, sehingga perlu dikembangkan pembelajaran yang menekankan penguasaan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kondisi ini juga dirasakan terjadi dalam pembelajaran matematika selama ini di SMK Negeri 1 Amlapura. Hasil belajar matematika pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 pada beberapa kelas disajikan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Nilai Matematika pada Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 X Kep 1 X Kep 2 X Kep 3 X TKR Rata-rata Nilai 74,51 76,09 73,00 73,01 Predikat Cukup Baik Cukup Cukup

Dari tabel 1.1 terlihat bahwa nilai hasil belajar di kelas X Kep 3 menunjukkan hasil yang paling rendah walau sudah berada pada kategori cukup. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika di kelas X Kep 3 adalah terbatasnya kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi yang dimiliki para siswa. Pembelajaran selama ini juga belum efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi. Hal ini tampak ketika siswa berhasil memecahkan masalah matematika tertentu, tetapi gagal jika konteks masalah tersebut sedikit diubah.

Implementasi pembelajaran selama ini lebih diarahkan untuk mencapai tujuan kognitif, tanpa memberi pengalaman belajar untuk mengembangkan proses kognitif yaitu kemampuan merencanakan, mengontrol dan merefleksi secara sadar tentang proses kognitifnya sendiri. Pengembangan soal-soal evaluasi lebih berfokus pada aktivitas belajar algoritmik, pada soal-soal rutin yang mengacu soal ujian nasional. Soal-soal tersebut mengukur kognitif level rendah yaitu pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Sedangkan ranah kognitif yang lebih tinggi yaitu analisis, sintesis dan evaluasi jarang bahkan tidak pernah tersentuh. Kondisi ini menunjukkan bahwa aspek yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembelajaran adalah aspek metakognitif.

Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat metakognitif menjadi penting dan esensial. Sudiarta (2008) menyatakan bahwa siswa hendaknya diarahkan

Page 33: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

33 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

untuk mencapai kompetensi tingkat tinggi melalui aktivitas-aktivitas pembelajaran inovatif yang bervariasi, salah satunya melalui pembelajaran metakognitif. Model pembelajaran metakognitif menekankan pada kegiatan “berpikir tentang berpikir”, yaitu merupakan kegiatan merencanakan, mengontrol dan merefleksi secara sadar tentang proses kognitifnya sendiri (Flavell dalam Livingston, 1997). Penggunaan proses metakognitif selama pembelajaran, akan membantu siswa agar mampu memperoleh pembelajaran yang bertahan lama dalam ingatan dan pemahaman siswa. Selain itu siswa dapat mengetahui dan menyadari kekurangan maupun kelebihan diri mereka sendiri. Permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah (1) Sejauh mana implementasi model pembelajaran metakognitif dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014? dan (2) Bagaimanakah respon siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif dalam pembelajaran matematika? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 melalui implementasi model pembelajaran metakognitif dan (2) untuk mendeskripsikan respon siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif dalam pembelajaran matematika.

II. METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahapan penelitian, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan banyak siswa 29 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Obyek penelitian ini adalah 1) kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi, dan 2) respons siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura dari bulan Februari sampai dengan Mei 2014. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi dua data seperti disajikan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Data dan Metode Pengumpulan Data

No. Data Penelitian Metode yang digunakan

Waktu Pengumpulan

1. Data kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi

Tes uraian Setiap akhir siklus

2. Respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif

Angket Akhir siklus II

Data kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dianalisis secara deskriptif dengan cara

menghitung rata-rata skor siswa dalam menyelesaikan tes berbentuk uraian. Tes uraian disusun berdasarkan tingkat kognitif yang dikemukakan oleh Bloom yaitu analisis, sintesis dan evaluasi. Rubrik penskoran terdiri atas 5 indikator dengan skor maksimum 4 dan minimum 0. Data respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif dianalisis secara deskriptif dengan menghitung rata-rata skor respon siswa. Angket yang digunakan terdiri atas 15 item. Tiap item terdiri atas 5 pilihan dengan skor maksimal tiap item 5 dan skor minimal tiap item 1.

Penelitian ini dikatakan berhasil jika rata-rata skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa minimal mencapai kriteria baik dan respons siswa minimal mencapai kategori positif.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data siklus I dan II, dapat disajikan ringkasan data kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa selama penelitian.

Tabel 3.1 Ringkasan Data Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa

No. Kategori Siklus I Siklus II Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 Sangat Baik 4 13,79% 7 24,14% 2 Baik 9 31,03% 17 58,62% 3 Cukup Baik 13 44,83% 5 17,24% 4 Kurang Baik 3 10,34% 0 0% 5 Sangat Kurang Baik 0 0% 0 0%

Rata-Rata 6,24 8,03 Kategori Cukup Baik Baik

Page 34: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

34 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

Terlihat bahwa kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar sebesar 1,79 atau 28,73%. Peningkatan rata-rata skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dari siklus I sampai siklus II dapat digambarkan dalam gambar 3.1 berikut.

6.24

8.03

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

SIKLUS I SIKLUS II

Skor

Kem

ampu

an B

erpi

kir

mat

emat

is T

ingk

at T

ingg

i Sis

wa

SIKLUS

Gambar 3.1 Peningkatan Rata-Rata Skor Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa

Berdasarkan analisis data respon siswa, rata-rata respon siswa diperoleh sebesar 60,14 dengan standar deviasi sebesar 5,79. Distribusi respon siswa terhadap proses pembelajaran disajikan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data Respons Siswa terhadap Pembelajaran

Kategori Jumlah Siswa (Orang)

Persentase (%)

Sangat Positif 15 51,72 Positif 11 37,93 Cukup Positif 3 10,34 Kurang Positif 0 0 Sangat Kurang Positif 0 0

Jumlah 29 100

Jika dikategorikan respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif termasuk dalam kategori sangat positif.

3.2 Pembahasan Hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus menunjukkan adanya peningkatan kemampuan

berpikir matematis tingkat tinggi siswa melalui implementasi model pembelajaran metakognitif. Berdasarkan analisis data pada siklus I, rata-rata skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa

adalah sebesar 6,24 yang tergolong dalam kategori cukup baik. Hasil penelitian ini belum memenuhi kriteria keberhasilan. Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa kendala dan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan siklus I antara lain (1) siswa masih belum bisa beradaptasi dengan model pembelajaran yang diterapkan, siswa masih cenderung bingung dan kurang aktif melakukan kerja sama dengan teman kelompoknya, (2) interaksi antar siswa dalam kelompok belum optimal, (3) keaktifan siswa masih rendah dalam proses diskusi kelompok, dan (4) siswa belum terbiasa dalam mengerjakan soal tipe metakognitif yang tergolong baru bagi siswa.

Setelah dilakukan tes kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi pada akhir siklus I, terdapat beberapa temuan yang disajikan oleh gambar 3.2. Dari gambar 3.2(i) terlihat bahwa siswa sudah memahami soal dengan menuliskan informasi-informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Siswa sudah mampu membuat sebuah pertidaksamaan dan menyelesaikannya namun belum diperkuat dengan penjelasan yang menunjukkan jawaban yang benar. Dari gambar 3.2(ii) terlihat bahwa siswa sudah mampu mengevaluasi grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier. Siswa sudah mampu menunjukkan bukti matematis atau penyelesaian dengan benar, namun pendapat atau penjelasan belum ditulis dengan baik. Siswa berpendapat bahwa Dipa benar dan Dapi salah namun mengapa Dipa benar dan apa yang menyebabkan Dapi salah tidak dijelaskan dengan baik.

(i) (ii)

Gambar 3.2 Penggalan Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus I

Page 35: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

35 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

Berdasarkan perbaikan tindakan siklus I, pada siklus II diperoleh adanya peningkatan rata-rata skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa. Rata-rata skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa adalah 8,03 atau mengalami peningkatan sebesar 1,79 atau 28,73% dari rata-rata skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa pada siklus I dan tergolong kategori baik. Hasil ini sudah mencapai kriteria keberhasilan.

Temuan hasil pekerjaan siswa pada siklus II disajikan oleh gambar 3.3. Dari gambar 3.3(i) dan 3.3(ii) dapat dilihat bahwa siswa telah mampu menyelesaikan masalah tipe metakognitif dengan baik, menggunakan konsep penyelesaian sistem pertidaksamaan dan nilai optimum berdasarkan grafik yang diketahui. memberikan penjelasan dan alasan-alasan dengan logis walaupun belum sedetail yang diharapkan. Kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa sudah menunjukkan peningkatan karena sudah mampu menyelesaikan soal-soal yang dikembangkan pada level menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Terlihat bahwa siswa sudah mampu mengembangkan, mengatur/memonitor dan mengevaluasi rencana penyelesaian masalah metakognitif yang diberikan dengan baik.

(i) (ii) Gambar 3.3 Penggalan Penyelesaian Siswa pada Siklus II

Analisis respons siswa menunjukkan bahwa rata-rata skor respons siswa adalah sebesar 60,14 yang tergolong kategori sangat positif. Hal ini berarti siswa dapat mengakomodasi pembelajaran dengan baik, siswa memandang bahwa model pembelajaran metakognitif sesuai diterapkan dalam pembelajaran matematika.

Implementasi model pembelajaran metakognitif diawali dengan proses kognitif, siswa menyelesaikan masalah tipe kognitif menggunakan kemampuan kognitif yang dimilikinya. Selanjutnya dilakukan proses metakognitif melalui tiga tahapan, yaitu perencanaan, pemantauan, dan refleksi. Tahap perencanaan, siswa harus memiliki pengetahuan tentang strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Tahap pemantauan siswa dituntut untuk mengontrol pelaksanaan dari strategi penyelesaian yang telah direncanakan. Pada tahap refleksi, siswa merefleksi seluruh proses penyelesaian masalah yang telah dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai jawaban yang diperoleh. Siswa juga dituntut untuk merefleksi seluruh proses berpikir yang dilakukannya. Serangkaian kegiatan metakognitif ini membuat pembelajaran menjadi bermakna karena siswa mengalami secara langsung, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih mendalam dan menimbulkan ketertarikan untuk belajar matematika (Sudiarta, 2010).

Selain keunggulan yang dipaparkan sebelumnya, ditemukan beberapa kendala antara lain: (1) siswa belum terbiasa menyelesaikan masalah tipe metakognitif karena biasanya diberikan masalah-masalah tipe kognitif; (2) alokasi waktu relatif singkat, sehingga cenderung kurang mampu melakukan pengembangan-pengembangan dalam pembelajaran seperti latihan soal yang aplikasi yang lebih luas; (3) kesulitan dalam membuat soal-soal untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa secara baik; (4) kesulitan dalam membuat kelompok diskusi dengan anggota kelompok yang beragam tingkat kemampuan matematikanya.

IV. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan (1) Implementasi model pembelajaran metakognitif

dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semeter II tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa, yaitu 6,24 yang termasuk dalam kategori cukup baik pada siklus I, menjadi 8,03 yang termasuk dalam kategori baik pada siklus II. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir

Page 36: MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN · PDF fileModul Pelatihan ini disajikan pada Kegiatan Workshop Penilaian ... guru perlu menyusun proposal sebagai pedoman ... 5 | disajikan

36 | disajikan pada kegiatan Workshop PKB dan PKG di SMAN 1 Selat tanggal 20 s.d 23 Juli 2015

matematis tingkat tinggi siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 1,79 atau 28,73%; dan (2) Respons siswa kelas X Kep 3 SMK Negeri 1 Amlapura semeter II tahun pelajaran 2013/2014 terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif tergolong sangat positif.

Untuk itu, kepada guru matematika disarankan untuk mengimplementasikan model pembelajaran metakognitif pada pokok bahasan lainnya dan mengembangkan soal-soal matematika tipe metakognitif yang baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa.

DAFTAR PUSTAKA Amalia, Rizki. Penerapan Model Pembelajaran Pembuktian untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis

Tingkat Tinggi Siswa SMA. Tersedia pada http://www.respitory.upi.edu. Diakses tanggal 13 Desember 2013.

Anderson, O. W. & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy For Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives). New York: Addision Wesley Longman, Inc.

Livingston, J. A. 1997. Metacognition An Interview. Tersedia pada http://www.gse.buffalo.edu/fas/shoell/cep564/Metacog.htm. diakses pada tanggal 13 Desember 2013.

Puja Astawa, I Wayan. 2011. Kontribusi Keterampilan Algoritmik dan Keterampilan Metakognitif serta Apresiasi Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMK di Kabupaten Karangasem. Tesis (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Rosnawati, R. 2009. Enam Tahapan Aktivitas dalam Pembelajaran Matematika untuk Mendayagunakan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. (Makalah Seminar Nasional). Tersedia pada Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013.

Sudiarta, I. G. P. 2008. Paradigma Baru Pembelajaran Matematika : Membangun Kompetensi Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Open ended. Singaraja : Undiksha.

Sudiarta, I G. P. 2010. Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif Berlandaskan Kearifan Matematika Veda Untuk Mengembangkan Kompetensi Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar di Provinsi Bali. Usulan Hibah Penelitian Strategis Nasional (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.