Oct 14, 2015
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 1
BAB I
PENDAHULUAN
Defenisi
Kegiatan Operasi :
Adalah ; Kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
konsumen
Menurut Fogarty ( Production and Operations Management ) Manajemen Produksi dan
operasi adalah sebagai suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif
menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya
secara efisien dalam rangka ,mencapai tujuan.
Unsur-unsur pokok dalam defenisi Manajemen Operasional tersebut adalah :
- Kontiniu berarti manajemen produksi dan operasi bukan suatu kegiatan yang berdiri
sendiri, tidak merupakan tindakan sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan satau
merupakan proses yang kontinyu
Efektif artinya segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya serta
mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Kegiatan manajemen produksi dan operasi memerlukan pengetahuan yang luas karena
mencakup berbagai fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian.
Sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan :
- Manusia
- Material
- Modal
- Mesin
- Manajemen
- Metode
- Energi dan Informasi diintegrasikan untuk menghasilkan barang dan jasa
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 2
Efisien : agar dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memperkecil limbah
Tujuan : kegiatan produksi harus mempunyai tujuan yaitu menghasilkan keluaran sesuai
dengan yang direncanakan ( berupa barang dan jasa )
Manajemen produksi merupakan kegiatan manajemen yang berhubungan dengan
penciptaan / pembuatan barang dan jasa.
Istilah produksi cenderung dikaitkan dengan pabrik, mesin maupun lini perakitan namun
berkembangnya pada pembuatan barang tak berwujud ( jasa )
Fungsi manajemen dalam manajemen operasi
Perencanaan ; manajemen operasi menentukan tujuan dari subsistem operasi dari
organisasi dan mengembangkan program, kebijaksanaan dan prosedur yang diperlukan
untuk mencapai tujuan. Mis : Perencanaan produk, perencanaan fasilitas, dan
perencanaan penggunaan sumber daya produksi
Pengorganisasian, manajer menentukan struktur individu, grup, seksi, bagian, divisi,
atau departemen dalam subsistem operasi untuk mencapai tujuan. Manajer menentukan
kebutuhan sumber daya serta mengatur wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan
dalam melaksanakannya.
Fungsi directing / actuating dilaksanakan dengan memimpin, mengawasi dan
memotivasi karyawan melaksanakan tugas, mengembangakan standar dan jaringan
komunikasi diperlukan agar pengorganisasian dan penggerakan sesuai dengan yang
direncanakan dalam mencapai tujuan.
Proses transformasi
Kegiatan operasi, merupakan bagian dari kegiatan organisasi yang melakukan proses
transformasi dari masukan ( input ) menjadi keluaran ( output )
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 3
Skema proses transformasi
Masukan Keluaran
Umpan Balik
Misal : Usaha jasa ekspedisi, proses transformasi terjadi bila masukan (Kendaraan,
tenaga kerja dan energi) ditransformasikan menjadi keluaran berupa jasa pelayanan
pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Kegiatan umpan balik
dilakukan dengan melakukan pengecekan pada titik kunci dan membandingkan dengan
standar. Tindakan koreksi berupa perbaikan dalam komponen masukan at au
penyempurnaan dalam proses produksi sehingga keluaran sesuai dengan harapan.
SejarahElemen Dasar Manajemen Operasi
ManusiaMesinMaterialModalManajemenEnergiInformasi
Barang atau jasa
Proses Transpormasi
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 4
Konsep dasar manajemen operasi sendiri yang membedakan dari disiplin ilmu lain misalnya konsep perencanaan tata letak, perencanaan kapasitas, perencanaan kebutuhan material (MRP ), penjadwalan, pengendalian mutu, dsb.
Teknik dan konsep yang dikembangkan melalui teori organisasi dimana digunakan
terutama dalam perencanaan, pengorganisasian sumber daya dan pengendalian proses.
Penerapan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti ekonomi, keuangan, matematik
dan riset operasional
Perkembangan manajemen operasi terasa sejak abad ke-18 (Revolusi industri ) sejak
kerajinan tangan tergeser dan sistem pabrik berkembang.
Aplikasi
Manajemen operasi diterapkan diberbagai jenis organisasi misal : manufaktur,
perkebunan, rumah sakit, perhotelan atau perbankan. Perencanaan tata letak diperlukan
restoran, sekolah atau biro perjalanan, tapi terasa sangat penting pada industri
manufaktur
Organisasi Proses Manufaktur :
1. Continious Process Industries
Adalah industri yang memproduksi barang dengan proses kontinyu, bukan
berarti berproduksi terus-menerus 24 jam tanpa henti, tapi sebagai proses yang
Dasar-dasar Manajemen Operasi
Penemuan teknologi
Disiplin Ilmu yang lain
Organisasi dan manajemen
Manajemen Operasi
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 5
dilakukan secara tumpukan bukan per unit produk. Contoh : industri pupuk,
gula, semen, atau tepung terigu
2. Intermitten Process Industries ( sering disebut Discrete Part Manufacturing )
industri yang memproduksi barang secara individu, unit perunit.
Contoh : industri elektronik, kendaraan bermotor, peralatan kantor dan alat-alat
rumah tangga.
Intermitten Process Industries :
- Jobbing Shop Production : Memproduksi berbagai jenis barang yang berbeda
dengan volume produksi yang rendah untuk masing-masing jenis barang. Perlu
peralatan fleksible dan tenaga kerja ahli berkemampuan tinggi. Contoh ;
bengkel-bengkel mesin, perusahaan mebel dan butik pakaian
- Batch Production, memproduksi dalam batch atau lot kecil dengan berbagai
tahap pengerjaan dilakukan diseluruh batch sebelum menuju tahap pengerjaan
berikutnya. Contoh : pabrik perakitan mesin dan peralatan pabrik, dimana
jumlah unit produksi per jenisnya cukup besar tetapi produksi dalam bentuk
massal
- Mass Production ( Repetitive Manufacturing )
Jenis barang diproduksi relatif sedikit tetapi volume produksi besar, seluruh
produk biasanya distandarisasikan. Contoh : Pembuatan dan perakitan
kendaraan bermotor niaga roda empat, lampu pijar, televisi dan disket
komputer.
Produktivitas
Ukuran utama yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen operasi
Keluaran Hasil yang diperoleh
Produktivitas = ___________ = _______________________
Masukan Sumber daya yang digunakan
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 6
1. Produktivitas Total :
Keluaran
Produktivitas = ____________________________________
Biaya ( tenaga kerja + mesin + modal,dsb )
2. Produktivitas Parsial ( misal : tenaga kerja )
Keluaran Keluaran
= ___________________=__________________________
Biaya tenaga kerja Jam kerja - orang
Contoh :
Produksi pada tahun I = 28.000 kg dan Tahun II = 35.000 kg. Perusahaan menggunakan
masukan : tenaga kerja, energi dan bahan baku Sbb :
Masukan Tahun I Tahun II Biaya
Tenaga kerja (jam orang ) 10.000 12.000 6.000
Energi (KVA) 8.000 9.000 5.000
Bahan baku 40.000 50.000 1.000
Tahun I = 28.000 = 200 kg / juta Rp
10 (6) + 8(5) + 40 (1)
Tahun II = 35.000 = 209,6kg/juta Rp
12(6) + 9(5) + 50 (1)
Contoh : 2
Bagian Produksi perusahaan telah berhasil merakit produk sebanyak 640 set perhari.
Tahun I apabila jumlah tenaga kerja bagian tersebut sebanyak 80 orang, maka
produktivitas adalah :
640 unit / hari
= ______________ = 8 unit / hari / orang
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 7
80 orang
Produktivitas periode tertentu
Indeks Produktivitas = _________________________ x 100
Produktivitas periode dasar
Produktivitas Tenaga Kerja dari Perusahaan Telepon :
Tahun Rata-rata Produksi
(unit / hari )
Tenaga Kerja
(orang)
Produktivitas
(unit/hari/orang)
Indeks
produktivitas
1 640 80 8,00 100
2 701 85 8,25 103
3 714 91 7,85 98
4 730 95 7,68 96
5 760 100 7,60 95
Contoh Ukuran Produktivitas
Organisasi Ukuran produktivitas
Industri Unit produksi / karyawan
Konstruksi Proyek/ teknisi , pendapatan / biaya konstruksi
Bisnis Penjual / karyawan , pangsa pasar / karyawan
Pendidikan Mahasiswa / fakultas, Uang pendidikan / biaya administrasi
Kesehatan Pasien / dokter , Pasien / Tempat tidur
Angkutan Udara Penerbangan / pesawat , Passenger miles / pilot
Hotel Tingkat hunian / kamar, tingkat hunian / karyawan
Bank Nasabah / kasir, jumlah rekening / biaya administrasi
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Operasi
Perencanaan dibagi 3 kelompok :
1. Perencanaan jangka panjang, ( waktu 18 60 bulan ) hal-hal strategis tanggung
jawab manajer puncak, mis; perencanaan fasilitas/ lokasi dan pengembangan,
penentuan kapasitas, pengembangan produk baru, serta investasi.
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 8
2. Perencanaan jangka menengah ( 3 18 bulan ), tugas manajemen operasi, membuat
keputusan taktis. Perencanaan harus konsisten dengan strategi. Contoh : Perencanaan
penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, penentuan tingkat tenaga kerja,
tingkat persediaan dsb.
3. Perencanaan jangka pendek ( < 3 bulan ), tanggung jawab personel operasi yang
bekerja dengan Supervisor / foreman utk menjabarkan perencanaan jangka
menengah menjadi perencanaan operasional bulanan, mingguan atau harian yang
meliputi : penugasan kerja, penjadwalan, pembebanan, pengurutan dan pengiriman.
Soal Latihan :
1. Suatu konsultan punya 2 kantor. Kantor 1 memiliki 3 staf full time dan 3 staff part time. Kantor 2 memiliki 2 staff full time dan 4 staf part time. Kasus yang ditangani 70 kasus kantor 1 perbulan dan 80 kasus kantor 2 perbulan. Perusahaan memberlakukan 5 hari kerja dalam seminggu. Pekerja part time bekerja 3 jam sehari. Gaji staff full time rata-rata Rp. 650.000 seminggu dan part time Rp. 25.000 perjam. Hitung produktivitas masing-masing lokasi dan tentukan biaya rata-rata perkasus masing-masing kota perbulan.
1. Suatu konsultan punya 2 kantor. Kantor 1 memiliki 2 satf full time dan 3 staff part time. Kantor 2 memiliki 2 staff full time dan 4 staf part time. Kasus yang ditangani 80 kasus kantor 1 perbulan dan 100 kasus kantor 2 perbulan. Perusahaan memberlakukan 5 hari kerja dalam seminggu. Pekerja part time bekerja 3 jam sehari. Gaji staff full time rata-rata Rp. 700.000 seminggu dan part time Rp. 20.000 perjam. Hitung produktivitas masing-masing lokasi dan tentukan biaya rata-rata perkasus masing-masing kota perbulan.
BAB II
Perencanaan Fasilitas
Secara umum tujuan perencanaan fasilitas sbb :
1. Menunjang tujuan organisasi melalui peningkatan material handling dan
penyimapanan.
2. Menggunakan tenaga kerja, peralatan, ruang dan energi efektif.
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 9
3. Meminimalkan investasi modal
4. Mempermudah pemeliharaan
5. Meningkatkan keselamatan dan kepuasan kerja
Tujuan tersebut tidak dapat tercapai sekaligus karena satu dengan yg lain berlawanan.
Mis mempercepat material handling dilakukan dgn AGV ( Automatic Guided Vehicle )
tapi penggunaan peralatan menambah investasi modal.
Proses Perencanaan Fasilitas
Daur hidup fasilitas
Fase ITetapkan tujuan Fasilitas
Fase II Fase IIIKembangkan Rencana Terapkan RencanaFasilitas Fasilitas
Maka proses tsb ( Engineering design process ) :
1. Tetapkan jenis barang yang akan diproduksi
2. Tentukan proses manufacture yang diperlukan
3. Tentukan hubungan antar departemen
4. Tentukan kebutuhan ruangan untuk semua departemen
5. Susun alternatif-alternatif rencana fasilitas
6. Evaluasi alternatif-alternatif tersebut
7. Pilih satu alternatif terbaik
8. Terapkan alternatif tersebut
9. Pelihara dan sesuaikan dengan keadaan
10. Kembali ke 1 dan seterusnya
Perencanaan Fasilitas dibagi beberapa jenis :
1. Perencanaan Lokasi
2. Perencanaan tata letak
3. Perencanaan sistem material handling
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 10
Ad.1. Penentuan tempat fasilitas berada, dgn memperhatikan faktor letak pasar, bahan
baku, keadaan dan lingkungan.
Ad. 2. untuk bangunan utama dan penunjang mis ; bag. Produksi, gudang, bengkel
pemeliharaan, kantor direksi, bagian personalia, tempat parkir serta letak mesin.
Ad. 3. Material handling meliputi penanganan bahan baku, personal, informasi dan
peralatan yang diperlukan memperlancar proses.
Perencanaan Lokasi
Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam :
1. Melayani konsumen dengan memuaskan
2. Mendapatkan bahan mentah kontiniu, harga layak / memuaskan
3. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup
4. Memungkinkan perluasan perusahaan kemudian hari
Perencanaan evaluasi lokasi dilakukan sesudah perusahaan beroperasi disebabkan :
1. berpindahnya pusat kegiatan bisnis
2. Berubahnya adat kebiasaan masyarakat
3. Berpindah konsentrasi pemukiman
4. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan lebih baik
5. Meningkatnya kapasitas produksi perusahaan
Faktor- faktor yang perlu diperhatikan
Faktor Utama :
1. Letak pasar
2. Letak sumber bahan baku
3. Ketersediaan tenaga kerja
4. Ketersediaan tenaga listrik
5. Ketersediaan air
6. Fasilitas pengangkutan
Faktor sekunder
1. Fasilitas perumahan, pendidikan , perbelanjaan dan telekomunikasi
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 11
2. Pelayanan kesehatan, keamana dan pencegahan kebakaran
3. Peraturan pemerintah setempat
4. Sikap masyarakat
5. Peraturan lingkungan hidup
6. Biaya dari tanah dan bangunan
7. Tempat parkir
8. Saluran pembuangan
9. Kemungkinan perluasan
10. Karakteristik tanah
11. Lebar jalan , dsb
Pembagian faktor utama dengan faktor sekunder tidak mutlak
Letak Pasar ;
Dekat pasar untuk produk dengan tujuan peroleh konsumen lebih besar, melayani
konsumen dengan cepat, barang segera sampai kepasar dan biaya pengiriman rendah.
Dan juga aspek keamanan, kemungkinan kerusakan dam pengangkutan. Bagi jasa
penting mis ; Bank, restoran dsb
Letak sumber bahan baku
Mudah, murah, cepat dengan biaya pengkutan yang rendah serta aman dalam perjalanan
2 pertimbangan yang mendasari :
1. Tingkat kebutuhan ( Necessity )
Bagi perkebunan, pertanian dan perikanan begitu juga industri mis: pabrik bubur
kayu ( pulp ) dan kertas dan industri marmer, kedekatan dengan bahan penting
karena lebih mudah dari pada mengangkut bahan baku ke lokasi lain.
2. Tingkat ketahanan dari kerusakan ( perishability )
Mengatasi kerusakan selama pengangkutan mis ; pengalengan dan pembekuan
ikan (cold storage) pengalengan buah-buah ( fruit canning ) atau pengolahan susu
sapi ( dairy product )
Ketersediaan tenaga kerja
Mencakup : tingkat kecakapan, kuantitas mencukupi, tinggi rendahnya upah. Biaya
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 12
tenaga kerja sangat penting bagi perusahaan padat karya ( labor intensive ) mis ; industri
tekstil, rokok dan sepatu.
Tenaga kerja :
1. Skilled Worker
2. Low skilled Worker
Ketersediaan Tenaga listrik
Perlu untuk menjalankan mesin-mesin, tenaga pemanas atau pendingin dan untuk
penerang. Butuh listrik besar maka lokasi di sumber listrik besar
Ketersediaan Air
Mis; untuk penyempurnaan industri tekstil, pendinginan reaktor nuklir, pencucian pada
industri kulit memilih sumber air besar.
Fasilitas pengangkutan ada 4 jenis :
1. Kereta api : utk biji besi, batu bara, pasir dlm gerbong bak terbuka
( flatcar )
2. Angkutan jalan raya : truk container, ringan, van dan mobil bak terbuka
( pick up)
3. Angkutan air : lebih murah, yang diangkut : barang kimia, produk kehutanan,
semen, pupuk dan minyak.
4. Angkutan udara : sering utk pengkutan yang segera ; mis ; buahan, surat kabar /
majalah dan ikan hias.
Metode penilaian lokasi
Metode ;
1. Factor rating
2. Analisis nilai ideal
3. Analisis Ekonomi
4. Analisis volume-biaya
5. Pendekatan pusat gravity
6. Metode Transportasi
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 13
a.Faktor Rating
Adalah suatu pendekatan yang berguna untuk mengevaluasi dan membandingkan
berbagai alternatif. Metode ini memberikan suatu landasan rasional dalam
menganalisis dengan memberikan bobot terhadap faktor yang dipertimabangkan,
selain faktor kuantitatif juga faktor kualitatif . Faktor kualitatif di kuantitatif dengan
pendekatan nilai tertimbang (weighted score).
Prosedur penyusunan factor rating :
1. Tentukan faktor-faktor yang relevan : mis; lokasipasar, bahan baku dan air )
2. Berikan bobot setiap faktor yang menunjukan tingkat kepentingan. Jumlah bobot
total 100 % = 1
3. Tentukan skala penilaian terhadap faktor, mis 1- 10
4. Berikan nilai pada setiap alternatif lokasi
5. Kalikan bobot dengan nilai setiap faktor dan jumlahkan setiap alternatif lokasi
6. Pilih lokasi dengan nilai tertimbang yang terbesar
Contoh pemilihan lokasi berdasarkan faktor rating
Faktor Lokasi I Lokasi II
Nilai B x N Nilai B x N
Latak pasar 25 100 25 80 20
Letak bahan baku 20 90 18 100 20
Tenaga kerja 20 100 20 90 18
Tenaga Listrik 15 100 15 80 12
Ketersediaan Air 10 90 9 100 10
Prasaran Umum 5 80 4 100 5
Kemungkinan perluasan 5 100 5 100 5
Total 100 96 90
Lokasi I merupakan lokasi terpilih
b. Analisis Nilai Ideal
Beda dengan faktor rating adalah : bobot menunjukan nilai ideal setiap faktor
Contoh :
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 14
Faktor Nilai Ideal Lokasi I Lokasi II
Letak Pasar 25 25 20
Letak Bahan baku 20 18 20
Tenaga Kerja 20 20 18
Tenaga Listrik 15 15 12
Ketersediaan Air 10 9 10
Prasangka Umum 5 4 5
Kemungkinan Perluasan 5 5 5
Total 100 96 90
Metode lebih simple, namun memberikan nilai agak lebih sulit.
c.Analisis Ekonomi
Menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara bersama untuk mendapatkan
penilaian yang lebih lengkap
Contoh : ( Juta Rupiah )
Lokasi
Faktor Biaya
I II III IV
Biaya Tenaga Kerja 370 387 412 442
Biaya Transportasi 88 80 78 62
Biaya Umum dan administrasi 27 17 23 22
Biaya Bahan bakar dan utility 17 12 11 18
Total Biaya 5002 496 524 544
Biaya Operasi tahunan
Lokasi I
Lokasi II
Lokasi III
Lokasi IV
Biaya Tenaga kerja Biaya Transportasi
Biaya Umum & Adm Biaya bahan bakar & utility
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 15
LokasiFaktor non biaya
I II III IV
Kedekatan dengan pasar B BS B BSKedekatan dengan sumber bahan baku B B BS BKetersediaan tenaga kerja BS B B CJenis Tenaga Kerja BS B BS BKeaktifan serikat buruh B BS C BSSikap Masyarakat BS BS BS BSFasilitas Transportasi BS BS BS BSSumber Air tawar BS B BS BFasilitas Kesehatan KS B B BSFasilitas Pendidikan B B K BS
d. Analisa Volume Biaya
Prosedur analisis :
1. Tentukan biaya tetap dan biaya variable untuk setiap alternatif
2. Plot garis total biaya untuk setiap alternatif pada grafik yang sama
3. Pilih alternatif lokasi yang mempunyai total biayua terendah untuk tingkat volume
produksi yang dikehendaki
Contoh
Lokasi Biaya tetap
per bulan
Biaya variable
per bulan
Total biaya
Per bulan
I 300.000 15 ( 10.000 ) 450.000
II 200.000 20 ( 10.000 ) 400.000
III 200.000 30 ( 10.000 ) 500.000
Tingkat produksi diasumsikan sebesar 10.000 unit III I
Contoh lokasi berdasarkan analisis volume biaya II III II
500I
400
300
200
100
0 5000 10.000 15.000
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 16
Lokasi dipilih Lokasi I utk produksi 10.000 unit
Pendekatan Pusat Gravity ( Centre of Gravity Approach )
Sering digunakan untuk memilih lokasi yang dapat meminimalkan jarak atau biaya
menuju fasilitas-fasilitas yang sudah ada. Misal : digunakan oleh perusahaan memilih
sebuah lokasi untuk gudang atau pusat distribusi sebagai tempat untuk memasok barang
kepada beberapa agen disuatu daerah tertentu.
Pendekatan ini dimulai dengan membuat suatu peta berskala dari tempat-tempat yang
akan dituju dengan memilih suatu titik sembarang sebagai pusat koordinat. Jarak dari
suatu tempat ke tempat lain diasumsikan berupa garis lurus dan biaya distribusi per unit
barang per kilo meter dianggap sama. Lokasi ditentukan dengan rumus :
Vi
XiViX
Vi
YiViX
Dimana :
Vi = Volume barang yang didistribusikan ke lokasi i
Xi = Jarak horizontal dari titik pusat ke lokasi i
Yi = Jarak vertikal dari titik pusat menuju lokasi i
X,Y = koordinat dari lokasi yang terpilih
Misal : Permintaan dari Agen A,B,C,D berturut-turut sebesar : 30, 40,20 & 10 dan lokasi
agen seperti gambar berikut :
30 D (35,30)
24 C (45,24) P(29,5,16,6) 16 B (20,16)
8 A (30,8) 0
20 30 35 45P = lokasi terpilih
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 17
Perusahaan ingin menetapkan lokasi pusat distribusi baru sehingga dapat diminimalkan
biaya angkut . maka lokasi baru yang dapat dipilih adalah :
Vi
XiViX
20x30 + 30x40 + 35x20 + 45x10
=_____________________________= 29,5
30 + 40 + 20 + 10
Vi
YiViY
8 x 30 + 16 x 40 + 24 x 20 + 30 x 10
= _______________________________= 16,6
30 + 40 + 20 + 10
Apabila biaya pengangkutan setiap 1 km / unit dari lokasi kepusat distribusi adalah Rp.
10.000, maka biaya yang dapat dihemat dari lokasi C kelokasi terpilih adalah :
Jarak dari lokasi C ke lokasi terpilih adalah :
= 22 )6,1624()5,2945(
= 295,01 =17,18 kmMaka biaya yang timbul adalah :
= 17,18 x 10.000 = 171.800
Perencanaan Tata letak ( LAY OUT)
Tujuan : mengembangkan suatu sistem produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat
mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan biaya yang paling ekonomis.
Perencanaan ini mencakup design atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat-pusat kerja
, dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan
jadi, atau merupakan pengaturan sumber daya fisik yang digunakan untuk membuat
produk.
( Pengaturan bahan, proses kerja dan waktu agar dapat digunakan seoptimal mungkin
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 18
untuk mencapai tujuan perusahaan )
Tujuan penyusunan tata letak :
1. Pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal
2. Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum
3. Aliran bahan dan produk jadi yang lancar
4. Kebutuhan persediaan yang rendah
5. Pemakaian ruang yang efisien
6. Ruang gerak yang cukup untuk operasional maupun pemeliharaan
7. Biaya produksi dan investasi modal yang rendah
8. Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan
9. keselamatan kerja yang tinggi
10. Suasana kerja yang baik
Enam kaidah dalam merencanakan tata letak dalam suatu pabrik, sbb ;
1. Tempatkan pusat-pusat berdekatan, kurangi kebiasaan menempatkan barang
sementara.
2. Buat tanda pada lantai untuk menandai letak material dan tahapan kerja
3. upayakan pengurangan dalam jumlah dan ukuran penyimpanan sementara
4. Otomatisasikan pengaturan material handling sehingga dapat ditemukan pola
pemindahan yang tetap dan siklus pengirimanan yang baik
5. Pemakaian mesin kecil yang banyak jauh lebih baik dari mesin besar yang
sedikit
6. Bila mungkin tempatkan robot-robot, khususnya untuk pekerjaan yang berulang-
ulang
Jenis tata letak :
1. Tata letak proses
2. Tata letak produk
3. Tata letak posisi tetap
Tata letak proses ( process layout ) / tata letak fungsional adalah penyusunan tata letak
dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian
yang sama.
Contoh : utk pergudangan, rumah sakit, universitas dan perkantoran
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 19
Gambar ; tata letak proses
Keuntungan tata letak proses :
1. Memungkinkan utilisasi mesin yang tinggi
2. memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multiguna sehingga dapat dengan
cepat mengikuti perubahan jenis produksi
3. memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin
4. Sangat fleksible dalam mengalokasikan personal dan peralatan
5. Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi peralatan
Kelemahan :
1. Peningkatnya kebutuhan material handling karena aliran proses yang beragam
dan tidak dapat digunakannya ban berjalan
2. Pengawasan produksi lebih sulit
3. Meningkatnya persediaan barang dalam proses
4. Total waktu produksi perunit yang lebih lama
5. Memerlukan skill yang lebih tinggi
6. Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, karena
setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan / perhitungan kembali
Tata letak produk
Dipilih apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan berproduksi dalam
jumlah besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal
sampai akhir.
G
U
D
A
N
G
Bubut
Bubut
Potong
Potong
Bubut
Bubut
Potong
Potong
Bor
Bor
Grinda
Grinda
Las G
U
D
A
N
G
Las
Cat
Cat
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 20
Contoh : Tempat cuci mobil otomatis, kafetaria atau perakitan mobil
Gambar tata letak produk
Keuntungan :
1. Aliran material simple dan langsung
2. Persediaan barang dalam proses rendah
3. Total waktu produksi perunit rendah
4. Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi
5. Kebutuhan material handling yang rendah
6. Pengawasan proses produksi yang lebih mudah
7. Dapat menggunakan mesin khusus & otomatis
8. Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu
9. Kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwal dengan mudah
Kelemahan :
1. Kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi
2. Perubahan desaign produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak yang
bersangkutan
3. Apabila terdapat bottle neck dapat mempengaruhi proses keseluruhan
4. Biasanya memerlukan investasi mesin / peralatan yang besar
5. Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan
G
U
D
A
N
G
Bubut
Press
Potong
Bubut
Bor
Las
Las
Grinda
Grinda
Bor
Grinda
Bor
BorPERAKITAN
G
U
D
A
N
G
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 21
Tata letak posisi tetap ( Fixed position layout )
Apabila karena ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak
mungkin atau sukar untuk dipindahkan . produk tetap ditempat, peralatan dan tenaga
kerja yang mendatangi produk.
Mis : pembuatan kapal laut, pesawat terbang, lokomotif atau proyek-proyek konstruksi
( produk besar / bulky ) tapi berlaku juga untuk industri perakitan komputer atau arloji (
perakitan/ pengujian ditempat yang sama )
Gambar tata letak posisi tetap
Keuntungan tata letak tetap :1. berkurangnya gerakan material
2. Adanya kesempatan untuk pengayaan tugas
3. Sangat flexible, dapat mengakomodasi perubahan dalam desaign produk, bauran
produk, volume produksi
4. Dapat memberikan kebanggaan pada pekerja karena dapat menyelesaikan
seluruh pekerjaan
Kelemahan :
1. gerakan personal dan peralatan tinggi
2. Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan
3. Memerlukan tenaga kerja yang berkemampuan tinggi
4. Biasanya memerlukan ruang yang besar dan persediaan barang dalam proses
yang tinggi
Perangkat lunak untuk penyusunan tata letak :
G
U
D
A
N
G
Bubut Press Grinda G
U
D
A
N
GCat BorLas
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 22
a.CRAFT ( Computerized Relative Allocation of Facilities Technique )
b.COFAD ( Computerized Facilities Design )
c.PLANET ( Plan Lay Out Analysis and Evaluation Technique )
d.CORELAP ( Computerized Relatonship Lay Out Planning )
e.ALDEP ( Automated Lay Out Design Program )
Soal Latihan :
1. Suatu perusahaan distributor makanan ringan akan menentukan tempat yang sesuai, agar
dapat melaksanakan pendistribusian kepada para pengecernya dengan cepat dan dengan
biaya yang semurah-murahnya. Perincian lokasi pengecer secara geografis dan jumlah
permintaan sebagai berikut :
Pengecer Posisi koordinat ( Aksis, Ordinat ) Jumlah Permintaan
A ( 35 , 25 ) 700
B ( 25 , 50 ) 600
C ( 75 , 45 ) 900
D ( 95 , 30 ) 700
E ( 45 , 65 ) 800
Pembahasan :
6,56800700900600700
8004570095900756002570035 xxxxxX
5,43800700900600700
8006570030900456005070025 xxxxxY
Maka lokasi terpilih adalah pada koordinat : (56,6 : 43,5)
Soal :
1. Suatu perusahaan distributor pupuk bermaksud mencari suatu tempat yang sesuai agar dapat
melaksanakan pendistribusian pupuk kepada para pengecernya dengan cepat dan dengan
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 23
biaya yang semurah-murahnya. Perincian lokasi pengecer secara geografis dan jumlah
permintaan sebagai beikut :
Pengecer Posisi koordinat ( Aksis, Ordinat ) Jumlah Permintaan
A ( 30 , 25 ) 800
B ( 20 , 55 ) 600
C ( 70 , 45 ) 900
D ( 90 , 35 ) 700
E ( 40 , 65 ) 1000
3. Berikut ini data untuk analisis lokasi : Volume -biaya
Lokasi Biaya Tetap Biaya Variable Total
I 300.000 500.000
II 250.000 400.000
III 200.000 700.000
IV 270.000 600.000
Catatan : Tingkat produksi diasumsikan adalah 20.000 unit, lokasi manakah yang dipilih apabila
:
a. Tingkat produksi = 10.000 unit
b. Tingkat produksi = 20.000 unit
c. Tingkat produksi = 30.000 unit
4. Suatu perusahaan pemeliharaan mesin diesel memiliki 2 alternatif lokasi yang dipakai
sebagai tempat usahanya, yaitu lokasi A yang berada dipusat kota serta lokasi B yang agak
kepinggiran kota. Biaya tetap untuk lokasi A Rp. 20 juta / tahun, sedangkan lokasi B sebesar
Rp. 14 Juta / tahun. Biaya variable yang meliputi biaya tenaga kerja, transportasi dan bahan
pembantu masing-masing sebesar Rp. 25.000 dan Rp. 27.600 permesin untuk lokasi A dan
B. lokasi manakah yang sebaiknya dipilih apabila perkiraan pasar menunjukan order sebesar
a. 500 mesin / tahun b. 800 mesin / tahun
5. Bank AX akan membangun pusat fasilitas perencanaan ( PFP ) untuk memproses transaksi
surat-surat berharga dari 4 buah cabang bank tersebut. Unit PFP lama berada pada koordinat
(0,0) . Biaya transportasi perkilometer Rp. 10.000 untuk setiap 1.000 buah transaksi. Tabel
berikut menunjukan lokasi setiap cabang :
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 24
Cabang Aksis (X) (km) Ordinat (Y)
(km)
Volume transaksi ( buah
)
A 50 100 40.000
B 80 120 50.000
C 200 50 30.000
D 100 0 80.000
A. Tentuksan lokasi yang tepat untuk unit PFP baru tersebut dengan menggunakan pendekatan
Pusat Gravity
B. Berapa jumlah biaya yang dapat dihemat oleh kantor cabang D dengan dipindahkannya unit
PFP ke lokasi yang baru
MATERIAL HANDLING ( Penanganan Material )
Menangani material dengan menggunakan peralatan dan metode yang benar merupakan
komponen penting peran canaan fasilitas.
Dalam proses Material Handlling yang ditangani tidak hanya bahan proses industri saja,
tapi dapat berupa tebu dalam pabriik gula, surat-surat dikirim lewat pos, uang dalam
sistem perbankan atau penumpang dalam kereta api.
Material handling bukan hanya menangani material tapi juga menyangkut penanganan,
penyimpanan, transportasi dan pengendalian material.
17 prinsip dasar dalam perencanaan material handling :
1. Sistem material Handling yang disusun harus dapat memenuhi tujuan dan
prasyarat dasar serta mempertimbangkan masa datang.
2. Sistem kegiatan penanganan dan penyimpanan hendaknya merupakan suatu
sistem operasi yang terintegrasi termasuk dalam penerimaan, inspeksi,
penyimpanan, produksi, perakitan, pengemasan, pergudangan, pengangkutan dan
transportasi.
3. Peralatan materail handling dan prosedurnya agar didesaign sedemikian rupa
dengan mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan keterbatasannya,
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 25
sehingga dapat terjadi interaksi yang efektif dengan manusia yang menggunakan
sistem
4. Metode dan peralatan MH yang dipilih harus memberikan biaya perunit angkut
rendah
5. Faktor pemakaian energi dan sistem MH dan prosedurnya harus diikutsertakan
dalam melakukan justifikasi ekonomi
6. Penggunaan ruangan harus seefektif mungkin
7. Memanfaatkan gaya berat untuk memindahkan material dgn memperhatikan
keterbatasan faktor keselamatan kerja, kerusakan dan kehilangan produk
8. Meningkatkan informasi pengendalian material dgn komputerisasi dan sistem
MH dan penyimpanan.
9. Penanganan penyimpanan arus data diintegrasikan dgn arus fisik material.
10. Urutan operasi & tata letak harus efektif dan efisien.
11. Metode peralatan MH distandarisasikan agar ada acuan
12. Peralatan MH dimekanisasi utk meningkatkan efisiensi.
13. Metode MH yg dimiliki memiliki biaya yg minimal.
14. Metode penanganan sederhana, dgn eliminasi, mengurangi / kombinasi gerakan
dan peralatan.
15. Metode dan peralatan digunakan utk berbagai tugas dan berbagai kondisi operasi.
16. Metode MH harus sesuai peralatan keselamatan yg berlaku.
17. MH mencakup perencanaan pemeliharaan dan perbaikan semua peralatan serta
kebijaksanaan penggantian.
BAB III.
Prakiraan / Peramalan
Digunakan untuk menentukan tingkat produksi dari barang atau jasa yang perlu
disiapkan untuk masa yang akan datang.
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 26
Jenis peramalan
Berdasarkan horizon waktu :
1. Peramalan jangka panjang , lebih dari 24 bulan, misal berkaitan dengan
penanaman modal, perencanaan fasilitas dan perencanaan untuk kegiatan litbang.
2. Peramalan jangka menengah, antara 3 s/d 24 bulan, misal perencanaan penjualan
dan perencanaan anggaran produksi
3. Peramalan jangka pendek, waktu kurang dari 3 bulan, misal ; perencanaan
pembelian material , penjadwalan kerja dan penugasan.
Peramalan jangka pendek dan jangka menengah umumnya kuantitatif dan peramalan
jangka panjang umumnya kualitatif .
Metode Prakiraan Kuantitatif
1. Metode deret berkala
a. Metode rata-rata bergerak
a.1. Metode rata-rata bergerak sederhana ( Simple Moving Avarage )
a.2. Metode rata-rata bergerak tertimbang ( Weighted Moving Avarage )
b. Metode pemulusan Eksponensial
b.1. Metode pemulusan eksponensial Tunggal
b.2. Metode pemulusan eksponensial linear
b.3. Metode pemulusan eksponensial Musiman
c. Metode dekomposisi
2. Metode kausal
1. Regresi Linear
2. Koefisien korelasi
3. Pemodelan ekonomik
3. Pengukuran ketelitian dari Perkiraan ( AE = Avarage error, MAD = Mean
absolute deviation, MSE = Mean squared error, MAPE = Mean absolute
percentage error )
4. Metode Peramalan Kualitatif
1. Juri Opini Eksekutif
2. Metode Delphi
3. Gabungan tenaga penjualan
4. Survei Pasar
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 27
Pemrograman Linear
Adalah alternatif strategi yang dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai misal
berupa keuntunngan yang maksimal maupun biaya yang minimal apabila organisasi
memiliki keterbatasan atas sumber dayanya, baik keterbatasan dalam jumlah bahan
baku, ruang, tenaga kerja, jam-kerja, mesin maupun modal. Teknik ini diterapkan pada
berbagai bidang kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan penugasan karyawan,
penggunaan mesin, distribusi dan pengangkutan, penentuan kapasitas produk ataupun
dalam penentuan portofollio investasi.
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 28
Model matematis pemrograman linier :
Fungsi tujuan :
Memaksimumkan /meminimumkan Z = c1X1 + c2X2 + + cnXn
Dengan pembatasan :
a11X1 + a12X2 + + a1nXn >=< b1
a21X1 + a22X2 + + a2nXn >=< b2
dst..
am1X1 + am2X2 + + amnXn >=< bn
dan Xj0 (j=1,2,,n)Keterangan :
i=nomor sumber atau fasilitas yang tersedia (i=1,2,,m)
j=nomor kegiatan yang menggunakan sumber yang tersedia (j=1,2,,n)
m =jumlah sumber daya yang tersedia
n = jumlah kegiatan
Z = nilai optimal dari fungsi tujuan
Xj = jenis kegiatan (variable keputusan )
aij = banyaknya sumber i yang diperlukan untuk menghasillkan setiap unit kegiatan j
bj = banyaknya sumber i yang tersedia
Cj = kenaikan nilai Z apabila ada pertambahan satu unit kegiatan j
Dalam pembuatan model untuk pemrograman linier harus diusahakan untuk memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Tujuan yang akan dicapai dinyatakan dalam bentuk fungsi linier
( disebut fungsi tujuan )
2. Sumber-sumber tersedia dalam jumlah terbatas dan pembatasan harus dinyatakan
dalam bentuk ketidaksamaan yang linier.
3. Harus ada alternatif pemecahan, yaitu suatu solusi/pemecahan yang memenuhi
semua kendala
Contoh :
Garuda furniture dengan bahan baku kayu jati dan kayu kamper untuk membuat satu
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 29
unit meja dan kursi model A dan model B serta kapasitas yang tersedia adalah sebagai
berikut :
Keterangan Model A Model B Kapasitas
Kayu kamper 4 2 120
Kayu jati 2 2 100
Mesin 1 3 90
Apabila keuntungan yang diperoleh untuk satu unit model A = Rp 200.000 dan satu
model B = Rp. 150.000, Berapa unit masing-masing model harus dibuat agar
memperoleh keuntungan yang maksimal ?
A=X1 B = X2
Fungsi tujuan Maks Z = 200 X1 + 150 X2
Dengan pembatasan :
4X1 + 2X2 1202X1 + 2X2 100 X1 + 3X2 90Dan
X1, X2 0Dimana :
Z adalah total keuntungan (dlm Rp )
X1 adalah jumlah unit model A yang dibuat
X2 adalah jumlah unit model B yang dibuat
Pemecahan dengan cara grafik
X2 60
3x1 + 2X2 120 50
2X1 + 2X2 100 C 30 B
A X1 + 3X2 90 0 30 50 90 X1
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 30
Titik X1 X2 Z
A 30 0 6.000
B 18 24 7.200
C 0 30 4.500
Contoh 2
Cari X1, X2
Fungsi tujuan Z = 5X1 + 3X2 maksimum
Fungsi Pembatasan : 3X1 + 5X2 15 5X1 + 2X2 10 X10 X20
Setelah masukan variable slack x3 dan x4, pembatasan menjadi :
3X1 + 5X2 + X3= 15
5X1 + 2X2 + X4 = 10
X1
3 5 1 0 X2 = 15
5 2 0 1 X3 10
A1 A2 A3 A4 X4
A3 dan A4 dalam basis. Selalu usahakan adanya identity matrix dalam
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 31
matrik A
Tabel I :
Cj 5 3 0 0
CB VDB H A1 A2 A3 A4
0 A3 15 3 5 1 0
0 A4 10 5 2 0 1
Zj-Cj 0 -5 -3 0 0
Kolom 1(A1)
Masuk ke basis
Dari table diperoleh :
CB =(CB1, CB2) =(C3,C4) =(0,0)
XB = (XB1,XB2) = (x3,X4) = (15,10)
Z = CB1.XB1 + CB2.XB2 + CB3.XB3 = 0 (0) + 0 (0) + 0 (0) = 0
Zj Cj = -Cj Z1 C1 = -5 dan Z2 C2 = -3CB1x= CB2 = 0 maka Zj =0 jadi Zj-Cj = -Cj hanya berlaku untuk tabel 1.
Z1 = CB1 y11 + CB2 Y21 = 0(3) + 0(5 ) = 0
Z2 = CB1 y12 + CB2 Y22 = 0(5) + 0(2 ) = 0
Z3 = CB1 y13 + CB2 Y23 = 0(1) + 0(0 ) = 0
Ternyata pemecahan ini belum optimal sebab masih ada Zj Cj < 0, 2 dari
Zj-Cj yaitu -5 dan -3. Nilai kolom 1 nilainya paling negatif (negatif
terbesar) maka A1 masuk basis dalam tabel baru, selanjutnya untuk
menentukan baris keluar basis maka :
XB1 = 15 = 5 ; XB2 = 10 = 2 nilai minimum baris kedua
Y11 3 Y21 5
Karena yang memberikan nilai minimum baris kedua maka A4 diganti oleh
A1
Baris 2=A4Diganti A1
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 32
Pengisian baris 2 untuk tabel 2 sbb :
Y20 = Y20 / Y21 = 10/5 = 2
Y21 = Y21 / Y21 = 5/5 = 1
Y22 = Y22 / Y21 = 2/5 = 0,4
Y23 = Y23 / Y21 = 0/5 = 0
Y24 = Y24 / Y21 = 1/5 = 0,2
Untuk baris lainnya baris 1 dan 3 rumus :
Y ij = Yij Yik Yrj
Yrk
Oleh karena untuk baris yang sama nilai Y ik / Y rk tidak berubah maka
sebaiknya hitung lebih dahulu:
Baris 1 :
Yik / Yrk = 3/5 = 0,6
Y1j = Y1j Y11 (Y2j)
Y21
Yij = Y1j 0,6 Y2j
Y10 = 15 (0,6)(10) = 9
Y12 = 5 (0,6)(2) = 3,8
Y14 = 0 (0,6)(1) = -0,6
Baris 3 : (Baris Zj-Cj)
Y3k/Y2k = Y31/Y21 = -5/5 = -1
Jadi Y2j = Y3j + Y2j
Maka :
Y30 = 0x9 + 5x2 = 0 + 10 = 10
Y32 = 0x3,8 + 5x0,4 - 3 = 0 + 2 3 = -1
Y34 = 0 + 1 = 1
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 33
Tabel Menjadi :
Cj 5 3 0 0
CB VDB H A1 A2 A3 A4
0 A3 9 0 (3,8) 1 -0,6
5 A1 2 1 0,4 0 0,2
Zj-Cj 10 0 -1 0 1
A2 masuk
Basis
Pemecahan dasar baru ini belum optimal sebab Z2 C2 = -1 < 0
Satu-satunya kolom 2 yang negatif maka A2 masuk basis. Untuk
menentukan keluar basis :
XB1 / Y12 = 9/3,8 dan XB2 / Y22 = 2/0,4
Ternyata baris 1 yang memberikan nilai minimum . Maka Baris pertama
A3 diganti A2.
Baris pertama : Baris pertama dibagi elemen baris pertama :
Y10 = 9/3,8 = 2,368
Y13 = 1/3,8 = 0,2632
Y14 = 0,6/3,8 = 0,1579
Baris 2 :
Yik / Yrk = Y22/Y12 = 0,4/3,8 = 0,1053
Y2j = Y2j 0,1053 Y1j
Maka :
Y20 = 2 0,1053(9) = 1,053
Y23 = 0 0,1053(1) = -0,1053
Y24 = 0,2000 + 0,1053 (0,6) = 0,2632
Untuk baris 3 :
A3 Keluar
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 34
Y30 = 3x2,368 + 5x1,053 = 12,37 dst
Tabel Menjadi :
Cj 5 3 0 0
CB VDB H A1 A2 A3 A4
3 A2 2,368 0 1 0,2632 -0,1579
5 A1 1,053 1 0 -0,1053 0,2632
Zj-Cj 12,37 0 0 0,2632 0,8421
Soal Latihan :
1. Berdasarkan pemrograman linier berikut, carilah penyelesaian
optimalnya dengan menggunakan cara grafik & Simpleks.
Fungsi tujuan : Maks Z = 5X1 + 10X2
Dengan pembatasan : X1 + 4X2 82X1 + 2X2 10X1, X2 0
2. Perusahaan membuat 2 jenis sarung tangan golf tipe penuh (A) dan
tipe separo (B). Untuk tahun depan perusahaan menerima pesanan
melebihi kapasitas. Perusahaan memiliki 450 jam tersedia pada
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 35
bagian I (pemotongan dan penjahitan), 300 jam pada bagian II
(penyempurnaan) dan 150 jam pada bagian III (pengepakan dan
pengiriman). Waktu produksi yang diperlukan dan laba yang
diperoleh per boks (12 buah) dari sarung tangan golf adalah sebagai
berikut :
Tipe Waktu produksi (jam/boks) Laba/boks
I II III Laba/boks
A 6 3 1 Rp. 30.000
B 3 2 2 Rp. 25.000
a. Bila perusahaan ingin mencapai laba maksimal, berapa boks dari
tiap tipe sarung harus dibuat ?
b. Berapa laba maksimum ?
c. Berapa jam yang digunakan untuk tiap bagian ?
BAB IV
Model Transportasi
Model transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari
sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat tujuan secara
optimal. Distribusi dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa
tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal sumber, yang masing-masing
dapat memiliki permintaan atau kapasitas berbeda. Alokasi ini harus mempertimbangkan
biaya pengangkutan yang bervariasi karena jarak dan kondisi antar lokasi yang berbeda.
Dengan model transportasi dapat diperoleh alokasi yang dapat meminimalkan total biaya
transportasi atau waktu pengiriman.
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 36
Model transportasi dapat juga digunakan untuk masalah-masalah lain, misalnya
penjadwalan dalam proses produksi, penempatan persediaan, atau pembelanjaan modal.
Model
Persamaan transportasi : m n
Fungsi tujuan Z Min = Cij. Xiji=1 j=1
m
dengan pembatasan Xij = Si i=1
n
Xij = Djj=1
( I = 1,2,m dan j = 1,2,n)
Di mana :
Z = Total biaya transportasi
Xij = Jumlah barang yang harus diangkut dari i ke j
Cij = Biaya angkut per unit barang dari i ke j
Si = Banyaknya barang yang tersedia di tempat asal i
Dj = Banyaknya permintaan barang di tempat tujuan j
m = Jumlah tempat asal
n = Jumlah tempat tujuan
Contoh dimana Demand = Supply :
Suatu perusahaan mempunyai tiga buah pabrik di tiga tempat yang berbeda yaitu A1,
A2, dan A3. produk yang dihasilkan dikirim ketiga buah lokasi penjualan, yaitu T1, T2
dan T3. kapasitas pabrik, permintaan penjualan, dan biaya pengangkutan dari masing-
masing pabrik ke masing-masing gudang penjualan sebagai berikut :
Angka pada sudut kanan atas tiap kotak menunjukan biaya angkut per unit ( Cij ) dari
lokasi asal Ai ke lokasi tujuan Tj.Xij menunjukan jumlah unit dikirim dari Ai ke Tj.
Persoalannya adalah bagaimana mementukan alokasi pengiriman kain ( Xij ) dari ketiga
pabrik ke tiga tempat penjualan agar biaya pengangkutan bisa seminimal mungkin :
Pabrik
GudangT1
T2 T3 Kapasitas Pabrik
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 37
A1 x11 x12
x13 A1
A2 x21 x22 x23 A2
A3 x31 X32
X33 A3
Permintaan penjualan
T1 T2 T3 D=S
Dalam model matematik ( bentuk program linier ), persoalan dirumuskan :
Fungsi tujuan Min Z = c11x11 +c12x12 + + c33x33
Dengan pembatasan :
X11 + X12 + X13 = 70
X21 + X22 + X23 = 90
X31 + X32 + X33 = 60
X11 + X21 + X31 = 50
X12 + X22 + X32 = 80
X13 + X23 + X33 = 90
Xij 0 ( i= 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3 )
Pemecahan :
Alokasikan sejumlah barang dimulai dari sel sudut kiri atas ke arah sebelah kanan
bawah, dialokasikan hingga semua barang teralokasikan. Sel yang telah dialokasi
disebut sel dasar, yang berjumlah m + n 1 ( pemecahan = 3 + 3 1 = 5 ) dan sel lain
disebut sel bukan dasar.
GudangPabrik
T1 T2 T3 Kapasitas Pabrik
A1 50 20
70
A260 30
90
A3
60 60Permintaan penjualan
50 80 90 220
10
10
515 1520
10 5
520 5
C13C11 C12
C21 C22 C232
C31 C32 C33
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 38
Biaya angkut tahap ini adalah :
= c11.x11 + c12.x12 + c21.x21 + c23.x23 + c33.x33
= 50 x 10 + 20 x 10 + 60 x 15 + 30 x 15 + 60 x 5 = 2350
Uji optimalisasi untuk menurunkan biaya angkut dengan menghitung Cij untuk sel
bukan dasar dengan membuat jalur / putaran unik ( unique loop ) berbentuk segi empat /
gerakan patah-patah, gerakan vertikal ke horizontal dan seterusnya.
C13 = +C12 C22 + C23 C13 = +10 15 + 15 5 = 5
C21 = +C11 C12 + C22 C21 = +10 10 + 15 20 = -5
C31 = +C11 C12 + C22 C23 + C33 C31 = 10 10 + 15 15 + 5 10 = -5
C32 = +C22 C23 + C33 C32 = +15 15 + 5 20 = -15
Dari keempat Cij masih terdapat sel bernilai positif, penyelesaian belum optimal
dilakukan perbaikan alokasi yang dapat menurunkan total biaya angkut, lakukan
perbaikan.
Untuk perbaikan , pilih sel bukan dasar dengan Cij positif terbesar untuk alokasi yang
berasal dari salah satu sel dasar. Dari sel yang mempunyai koefisien biaya bertanda plus,
pilih sel yang mempunyai alokasi terkecil. Pindahkan alokasi barang pada sel tersebut ke
sel bukan dasar yang mempunyai nilai Cij terbesar tadi dan atur kembali alokasi
keseimbangan D ( permintaan ) dan S (penawaran ).
GudangPabrik
T1 T2 T3 Kapasitas Pabrik
A1 50 20 70
A2 80 10 90
A3 60 60
Permintaan penjualan
50 80 90 220
Uji Optimalisasi
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 39
C12 = +C13 C23 + C22 C12 = +5 15 + 15 10 = -5
C21 = +C11 C13 + C23 C21 = +10 5 + 15 20 = 0
C31 = +C11 C13 + C33 C31 = +10 5 + 5 - 10 = 0
C32 = +C22 C23 +C33 C32 = +15 15 + 5 20 = -15
Dari hasil Cij menunjukan penyelesaian sudah optimal dimana, :
Pabrik A1 mendistribusikan ke T1 = 50 unit dan ke T3 = 20 unit
Pabrik A2 mendistribusikan ke T2 = 80 unit dan ke T3 = 10 unit
Pabrik A3 mendistribusikan ke T3 = 60 unit.
Permintaan lebih besar dari suplai
Maka alokasi awal adalah, sebagai berikut dan penyelesaian berikutnya sama dengan
metode dimana D = S
GudangPabrik
T1 T2 T3 Kapasitas Pabrik
A1 50 20 70
A2 80 10 90
A3 60 60
A4 (dummy) 30 30Permintaan penjualan
50 80 120 250
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 40
SOAl LATIHAN :
1. Perusahaan pelayanan jasa komputer mempunyai 3 pusat pelayanan dengan tenaga kerja yang bertugas untuk melayani lokasi A, B, C dan jumlah permintaan lokasi sebagai berikut :
T1: Pusat pelayanan & Teknisi T2 : Lokasi dan jumlah permintaanPusat pelayanan Teknisi Pusat pelayanan Teknisi1 35 A 27
2 25 B 333 25 C 20
Rata-rata biaya yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk menuju ke masing-masing lokasi pelanggan sebagai berikut ( dlm Ribu rupiah ) :
Dari A B CI 15 5 12II 6 3 10III 5 9 8
2. Berikut ini adalah data biaya transportasi dan jumlah permintaan dan jumlah penawaran
sebagai berikut :
Pabrik \ Gudang A B C Jumlah SI 10 5 10 50II 20 15 15 70III 10 5 20 80Jumlah D 60 90 30
Tentukan rencana distribusi yang dapat meminimalkan biaya transportasi !
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 41
BAB V
PERENCANAAN AGREGATE
Strategi Perencanaan agregate :
1. Melakukan variasi tingkat persediaan, jumlah karyawan dan waktu kerja
dipertahankan tetap
2. Subkontrak , Tenaga kerja tetap , tidak melakukan variasi jam kerja, bila D
bertambah, sementara kapasitas produksi tidak cukup memenuhinya digunakan
subkontrak akibatnya, HPProduksi tinggi, pesaing maju, mutu tidak terkontrol
3. Menggunakan pekerja paruh waktu ( part time ), untuk tenaga kerja skill rendah
seperti : restoran, toko eceran, swalayan, kelemahan Turn over tinggi
4. Melakukan variasi jumlah tenaga kerja ( hiring ) / Lay off
D > hiring / penambahan tenaga kerja
D < lay off / pengurangan tenaga kerja
5. Mempengaruhi permintaan
D < lakukan promosi
D > Demarketing
6. Melakukan variasi jam kerja
D > tambah jam kerja
D < kurangi jam kerja
7. Pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi ( Back Order )
6 tahap yang ditentukan dalam perencanaan agregate :
1. Tentukan tingkat D masing-masing periode
2. Tentukan kapasitas waktu normal, lembur dan subkontrak
3. Tentukan biaya tenaga kerja , biaya penambahan dan pengurangan personal,
biaya penyimpanan persediaan, biaya kekurangan persediaan ( back log )
4. Tentukan kebijaksanaan perusahaan terhadap tenaga kerja dan tingkat persediaan
5. Kembangkan rencana alternatif dan uji total biaya
6. Pilih alternatif yang memberikan total biaya terendah
Metode :
1. Melakukan Variasi Tingkat Persediaan
2. Melakukan variasi jumlah tenaga kerja
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 42
3. Mepertahankan jumlah karyawan dengan sistem subkontrak
Data perkiraan permintaan PT.X
Bulan Prakiraan Permintaan Jumlah hari kerja
Januari 2.000 25
Februari 2.100 24
Maret 1.975 27
April 2.200 26
Mei 2.400 27
Juni 2.500 26
Total 13.175 155
Biaya tenaga kerja ( perorang / hari ) Rp. 25.000
Biaya penyimpanan persediaan ( perunit / bulan) Rp. 2.000
Biaya Marginal subkontrak ( perunit ) Rp. 10.000
Biaya penambahan tenaga kerja ( perorang ) Rp. 250.000
Biaya pengurangan tenaga kerja ( perorang ) Rp. 500.000
Jam kerja perhari 8 jam
Persediaan awal 0
Rata-rata produksi perunit = 1,5 jam
Biaya kekurangan persediaan Rp. 2.000/unit
Jawab :
Melakukan variasi tingkat persediaan
Bulan Prakiraan
Permintaan
Jumlah hari
kerja
Jumlah
produksi
Perubahan
Persediaan
Akumulasi
persediaan
Jan 2.000 25 2.125 125 125
Febr 2.100 24 2.040 -60 65
Mart 1.975 27 2.295 320 385
Aprl 2.200 26 2.210 10 395
Mei 2.400 27 2.295 -105 290
Jun 2.500 26 2.210 -290 0
Jumlah 13.175 155 13.175 1.260
Produksi rata-rata perhari = 13.175 unit / 155 hari = 85 unit / hari
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 43
Rata-rata jam produksi perunit 1,5 jam
Maka 1 hari tenaga kerja bisa menghasilkan 8 jam : 1,5 = 5,33 unit / hari
Maka untuk menghasilkan 85 unit diperlukan tenaga kerja : 85 / 5,33 = 15, 95 atau = 16
orang .
Jumlah produksi januari = 25 x 85 = 2.125
Perubahan Ps = selisih Jumlah produksi dengan permintaan
Januari = 2.125 2.000 = 125
Akumulasi persediaan = Perubahan Ps bln n-1 + Perubahan Ps bulan n = Febr= 125 + -
60 = 65
Biaya adalah :
Biaya tenaga kerja : 16 x 155 x 25.000 = 62 juta
Biaya persediaan : 1.260 x 2.000 = 2,52 jt +
TOTAL = 64,52 jt
Melakukan variasi jumlah tenaga kerja
Bulan Prakiraan Permintaan
Jumlah hari kerja
Tenaga kerja yg diperlukan
Upah Tenaga Kerja ( Jt Rp )
Penambahan tenaga kerja
Pengurangan Tenaga kerja
Jan 2.000 25 15 9,375 1Febr 2.100 24 17 10,2 2Mart 1.975 27 14 9,45 3Aprl 2.200 26 16 10,4 2Mei 2.400 27 17 11,475 1Jun 2.500 26 18 11,7 1 2Jumlah 13.175 155 62,6 jt 6 6
Jumlah tenaga kerja : 16, rata-rata produksi perhari 5,33 unit
Tenaga kerja januari = permintaaan : Jml hari kerja : rata-rata produksi perhari
Januari = 2000 : 25 :5,33 = 15
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 44
Upah tenaga kerja = jumlah hari kerja x tenaga kerja x biaya tenaga kerja perhari =
25 x 15 x 25.000 = 9.375.000
Biaya tenaga kerja = 62,6 jt
Biaya penambahan tenaga kerja = 6 x 250.000 = 1,5 jt
Biaya pengurangan tenaga kerja = 6 x 500.000 = 3 jt
TOTAL = 67,1 jt
Melakukan Subkontrak
Bulan Prakiraan Permintaan
Jumlah hari kerja
Jumlah produksi
Persediaan Jumlah yg disubkontrak
Jan 2.000 25 1.866 134Febr 2.100 24 1.791 309Mart 1.975 27 2.015 40Aprl 2.200 26 1.940 260Mei 2.400 27 2.015 385Jun 2.500 26 1.940 560Jumlah 13.175 155 40 1.648
Permintaan terendah Maret 1975 : 27 = 73,148
Rata-rata produksi perhari 73,148 unit
Setiap pekerja menghasilkan perhari 5,33 unit
Maka tenaga kerja diperlukan= 73,148 : 5,33 = 13,72 atau 14 orang
Maka perhitungan produksi januari : 14 x 25 x 5,33 = 1.866
Biaya :
Biaya Tenaga kerja : 14 x 155 x 25.000 = 54,25 jt
Biaya persediaan : 40 x 2.000 = 0,08 jt
Biaya subkontrak : 1.648 x 10.000 = 16,48 jt
TOTAL = 70,81 jt
SOAL LATIHAN :
3. Perkiraan permintaan PT. AVS periode mendatang sebagai berikut :Bulan Jumlah Permintaan Jumlah Hari kerjaJanuari 1500 26Februari 1600 23Maret 1600 26April 1700 25
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 45
Mei 1650 25Juni 1750 24Juli 1800 25Agustus 1900 24
a. Buatlah statergi perubahan tenaga kerja apabila, Rata-rata produksi perorang 1 unit/jam, jumlah jam kerja 1 hari 8 jam, biaya tenaga kerja Rp. 15.000 perhari, biaya penambahan tenaga kerja Rp. 500.000perorang dan pengurangan tenaga kerja Rp. 750.000 perorang !
b. Buatlah strategi variasi tingkat persediaan bila persediaan awal 60 unit, biaya pernyimpanan persediaan Rp 2500/unit/bulan dan biaya kekurangan persediaan Rp. 500/unit/bulan.
c. Buatlah strategi subkontrak bila biaya subkontrak Rp. 4500/unitd. Strategi mana yang dipilih ?
2. Sebuah perusahaan menghadapi permintaaan tahunan yang berfluktuasi sebagai berikut ;Triwulan 1 2 3 4Permintaan 700 1.100 1.200 1.000
Pola produksi yang diterapkan yaitu masing-masing 800 unit pada triwulan 1 dan 2 serta 1.000 unit pada triwulan 3 dan 4, kekurangan permintaaan dipenuhi dengan subkontrak, Biaya penyimpanan Rp. 300/unit/triwulan. Biaya subkontrak Rp. 400/unit. Tenaga kerja yang berkerja tiap bulan adalah 12 orang dengan biaya Rp. 10.000 perhari. Hitunglah biaya yang timbul dengan strategi tersebut !
BAB VI
PERANCANGAN SISTEM KERJA
Berkaitan dengan : Produktivitas, tenaga kerja ttg pelaksanaan operasi, menunjang
tujuan , efisiensi & efektifitas, menurunkan kebosanan & meningkatkan kepuasan kerja.
Rancangan kerja ( Job Design )
Rincian isi & cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup mengerjakan
tugas, bagaimana tugas dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil yang
diharapkan
Pendekatan dalam rancangan kerja :
a. Manajemen ilmiah
b. Pendekatan perilaku
c. Pendekatan Sosioteknis
a. Manajemen ilmiah
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 46
Scientific manajemen oleh F.W. taylor, aliran efisiensi, konsep Labor
specialization, pendekatan sistematis dan logis terhadap rancangan kerja, standar kinerja
dan teknik dalam pengukuran kerja perorangan dan kelompok
b. Pendekatan perilaku
Mulai akhir th 50-an oleh frederick Herzberg, manusia adalah mahluk kompleks
perlu pendekatan tertentu menangani yaitu dengan memperhatikan faktor perilaku dan
pemenuhan kepuasan terhadap kemauan dan keinginan manusia
Penyusunan rancangan kerja mempertimbangkan
- Job Enlargment ( Perluasan kerja ) , Pemberian porsi kerja lebih besar secara
horizontal , pekerjaan tambahan tersebut berada pada tingkat kecakapan dan
tanggung jawab yang setara dengan pekerjaan semula
- Job Enrichment ( Pengayaan kerja ), penambahan kerja dengan tanggung jawab
yang lebih tinggi seperti perencanaan & pengendalian mis pencatatan barang
menangani perencanaan barang
- Job Rotation ( Pergantian / perputaran kerja ), penukaran tugas antara pekerjaan
secara periodik untuk menghindari pekerjaan monoton
C. Pendekatan Sosioteknis
Oleh Eric Trist 1963 dimana pengembangan kerja tidak semata-mata
mencerminkan teknologi yang paling ekonomis tapi juga memperhatikan faktor sosial
tempat karyawan bekerja
Teori sociotechnical sebagai dasar rancangan suatu tugas :
Hambatan teknis Hambatan sosial
Kelompok semua pekerjaan yang menitikberatkan pada hal-hal social yang menyangkut psikologi dan social pekerja
Rancangan semua tugas yang fleksible dari sudut pandang criteria teknis Rancangan yang
Layak dari sebuah keseimbangan optimum
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 47
Titik pertemuan akan membawa semua kelompok tugas yang layak dan yang akan
memuaskan baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan teknis.
Pendekatan ini tidak hanya untuk merancang tugas tetapi juga merancang
penyelenggaraan organisasi keseluruhan. Bila produksi ataupun kualitas menurun maka
perbaikan yang harus dilakukan adalah :
- Mengganti supervisi
- Memilih pekerja
- Menjalankan sistem penghargaan
Analisis Metode
Alat bantu :
a. Bagan proses Aliran ( Flow Process Chart )
Bagan ini menggambarkan urutan operasi, baik gerakan pekerjaan maupun aliran
material
Contoh :
Bagan Proses AliranTugas : Permintaan uang kembalian
AnalisD. Kolb
Hal
Operasi Pemin-dahan
Inspeksi
Penun-daan
Penyim-panan
Surat permintaan dibuat oleh kepala bagianDimasukan kedalam kantong
Dibawa ke bagian keuangan
Jumlah dan tanda tangan dicek
Permintaan disetujui oleh bendahara
Uang dihitung oleh kasir
Jumlah dicatat dalam pembukuan
Uang dimasukan kedalam amplop
Dibawa kebagian semula
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 48
Jumlah uang dicek terhadap permintaanTanda terima ditanda tangani
Uang disimpan
b. Bagan Pekerja Mesin ( Worker-Machine Chart )
c. Bagan Proses Kelompok ( gang-process chart )
Studi Gerakan
Empat teknik yang digunakan :
1. Prinsip Studi Gerakan, mengatur prinsip penggunaan tubuh manusia, Prinsip
pengaruran tempat kerja dan prinsip design mesin dan peralatan.
2. Analisis Therblig, dengan menggunakan elemen dasar gerakan yang diibaratkan
huruf alfabeyt yang disusun membentuk kata.
3. Studi Gerakan Mikro, mempelajari gerakan melalui gambar / film Cth ; Olahraga
4. Peta / Bagan, bagan menganalisis pekerjaan yang menggambarkan gerakan
simultan kedua belah tangan.
Kondisi Kerja :
Yang mempengaruhi :
- Faktor fisik
- Temperatur dan Kelembaban, suhu optimal 20 27 C , Kelembaban 30 50%
- Ventilasi
- Pencahayaan : Menurut Sanders, untuk pekerjaan yang tidak sering dilakukan
tingkat cahaya ( iluminan ) 100 200 lx ( 10-20 fc), untuk perakitan barang kecil
/ halus 2.000 5.000lx
- Warna : merah hangat , kuning segar, biru sejuk, hijau sering utk RS
Merah utk daerah bahaya, ungu utk daerah bahaya radiasi, kuning utk
daerah berhati-hati
- Suara : dlm kantor 60dB , tidak boleh bekerja diatas 90dB selama 8jam berturut-
turut
Pengukuran Kerja (Work Measurement )
3 cara :
1. Studi waktu
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 49
2. Standar waktu yang ditentukan sebelumnya
3. Pengambilan sample kerja
Studi waktu
Ukuran sample
n =
xa
sZ
.
. 2
Z = Tingkat kepercayaan yang diingin
s = Standar deviasi dari data observasi
a = maksimum ketelitian yang diinginkan
X = rata-rata hitung dari data observasi
Apabila ketelitian yang diinginkan dinyatakan dalam unit waktu maka persamaan :
n =
e
sZ. 2
dimana e adalah maksimum ketelitian ( dlm unit waktu )
Nilai z yang dipakai :
Tingkat kepercayaan(%) Nilai Z
90 1,65
95 1,96
99 2,58
Menghitung rata-rata waktu :
X = n
x
Peringkat kerja ( PR. Performance Rating ) dihitung dengan waktu normal ( NT ,
Normal Time )
NT = X x PR / 100
Tetapkan faktor kelonggaran ( AF, Allowance factor )
Utk kelongggaran dlm %
AF = 1 + A
A = Tolereansi kelonggaran
Utk kelonggaran yang dinyatakan sebagai persentase dari jam kerja
AF = ( 1 / ( 1-A )
Hitung waktu standar ( ST, Standar Time )
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 50
ST = NT x AF
Standar waktu yang ditentukan sebelumnya ( preditermined Time Standar ), yang
digunakan MTM ( Methods Time Measurement ) yang dikembangkan oleh Methods
Engineering Council ) dimana waktu standar elemen dasar gerakan dinyatakan dengan
unit ukuran waktu ( TMU ) yang setara dengan 0,00001 jam atau 0,0006 menit
Pengambilan Sampel Kerja, dengan mengestimasi proporsi waktu dimana pekerja atau
mesin melakukan pekerjaan
Soal Latihan
Contoh :
Seorang anlisis waktu mengamati waktu yang diperlukan untuk penyelesaian suatu
pekerjaan. Dari pengamatan diperoleh rata-rata hitung waktu tugas adalah 6,6 menit
dengan standar deviasi 1,1 menit. Tingkat kepercayaan yang diinginkan 95%. Apabila
maksimum kesalahan ditentukan sebesar 10% dari rata-rata waktu observasi, maka
jumlah sample yang diperlukan adalah ?
n =
xa
sZ
.
. 2 =
10,06,6
1,196,1
x
x 2 = 10,67
Contoh :
Hasil pengamatan terhadap lama suatu tugas selama 5 siklus berturut-turut menghasilkan
data sebagai berikut : 10, 9, 10, 11, 10 menit. Apabila peringkat kinerja dari pekerja
yang bersangkutan adalah 110% dan factor kelonggaran ditetapkan sebesar 20% dari
waktu tugas, maka waktu standar untuk tugas tersebut sbb :
10
5
101110910 x
NT = 10 x 110 / 100 = 11 menit
iST = 11 x ( 1 + 0,2 ) = 13,2 menit
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 51
BAB VIIMANAJEMEN PERSEDIAAN
Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, mis : untuk digunakan dalam proses produksi / perakitan atau
dijual kembali
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang
jadi ataupun suku cadang. Apabila persediaan besar akan timbul biaya persediaan dan
persediaan kecil terjadi kekurangan persediaan.
Fungsi persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan :
1) Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman barang
2) Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
3) Menghilangkan resiko kenaikan harga barang/inflasi.
4) Menghilangkan resiko kesulitan bahan yang tidak tersedia dipasaran ( bahan
musiman )
5) Mendapatkan keuntungan dari potongan kuantitas
6) Memberikan pelayanan kepada langganan
Keenam fungsi tersebut maka dapat dikelompokan 4 jenis persediaan :
1. Fluktuation stock untuk fluktuasi persediaan2. Anticipation Stock Menghadapi permintaaan yang diramalkan3. Lot size inventory persediaaan yang diadakan dalam jumlah yang
lebih besar
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 52
4. Pipeline Inventory Persediaan yang sedang dalam proses pengiriman dari tempat asal barang dipergunakan.
Klasifikasi ABC
Kelas A, volume rupiah tinggi (70-80%), jumlah sedikit 20% jumlah persediaaan.
Kelas B : Nilai volume menengah (15-25%) dan sekitar 30% jumlah persediaan
Kelas C : Nilai volume rupiah rendah (5-15%) , jumlah sekitar 50% dari jumlah
persediaan.
Metode EOQ(Economic Order Quantity )
Biaya pemesanan pertahun = frekuensi pesanan x biaya pesanan
= D/Q x S
Biaya penyimpanan pertahun = persediaan rata-rata x biaya penyimpanan
= Q/2 x H
Total biaya pertahun = Biaya pemesanan + biaya penyimpanan
= D/Q x S + Q/2 x H
EOQ terjadi bila biaya pemesanan = biaya penyimpanan
D/Q x S = Q/2 x H
H
DSQ
2
H = h x C
Contoh :
D = 12.000 unit
S = Rp. 50.000
h = 10%
C = Rp. 3000
H = 300
_____
EOQ = 2 x 12.000 x 50.000 = 2.000 unit 300
F = D/Q = 12.000 : 2.000 = 6 kali / tahun
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 53
T = Jumlah hari kerja pertahun : Frekuensi pesanan
= 365 : F = 61 hari
Model Persediaan dengan pemesanan tertunda
b = on hand inventory
Q b = back order ( jumlah barang yang dipesan oleh pembeli tetapi belum dapat
dipenuhi )
Total biaya persediaan = biaya pemesanan + biaya penyimpanan + biaya kekurangan
persediaan
Biaya penyimpanan untuk setiap siklus pesanan :
= b2 H
2D
Frekuensi pesanan pertahun = D / Q maka biaya penyimpanan pertahun :
= b2 H
2Q
Biaya kekurangan persediaan pertahun
= (Q-b) 2 .B
2Q
TC = D/Q. S + b2. H + (Q-b) 2 .B
2Q 2Q
Maka nilai Q dapat diperoleh :
B
HB
H
DSQ
2
Maka b juga dapat diperoleh dengan :
HB
B
H
DSb
2
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 54
Model Persediaan dengan potongan kuantitas :
TC = D/Q S + Q/2 .H + DC
Prosedur penyelesaian :
1. Hitung EOQ pada harga terendah. Bila EOQ fisible ( jumlah yang dibeli sesuai
dengan harga yang dipersyaratkan ) maka kuantitas tersebut dipilih
2. Bila EOQ tidak fisible hitung total biaya pada kuantitas terendah pada harga
tersebut.
3. Hitung EOQ pada harga terendah berikutnya. Bila fisible hitung total biayanya.
Kemudian bandingkan total biaya dari kuantitas pesanan yang telah dihitung.
Kuantitas optimal adalah kuantitas yang mempunyai total biaya terendah.
4. Apabila langkah 3 masih tidak fisible, ulangi langkah 2 dan 3 sampai memperoleh
EOQ yang fisible atau perhitungan tidak mungkin lagi dilanjutkan .
Contoh :
Toko kamera mempunyai tingkat penjualan kamera jenis tertentu sebanyak 5.000 unit
pertahun. Untuk setiap pengadaaan kamera, toko tersebut mengeluarkan biaya Rp.
490.000 perpesanaan . Biaya penyimpanan kamera perunit/ tahun sebesar 20% dari nilai
barang. Harga barang perunit sesuai dengan jumlah pembelian sebagai berikut :
Daftar harga :
Kuantitas
Pesanan(Unit)
Harga/unit(Rp)
< 500 50.000
500 999 49.000
1.000-1.999 48.500
2.000-2.999 48.000
3.000 47.500Penyelesaian : pada harga 47.500
____________________________
EOQ = 2 x 5.000 x 490.000 / 0,2 x 47.500 = 718EOQ tidak fisible karena harga 47.500 berlaku untuk pembelian lebih dari 3.000 unit
TC = (5.000/3.000) x 490.000 + (3.000/2) x 0,2 x 47.500 + 5.000 (47.500)
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 55
= 252.566.667
Berikutnya pada harga 48.000
____________________________
EOQ = 2 x 5.000 x 490.000 / 0,2 x 48.000 = 714EOQ tidak fisible karena harga 47.500 berlaku untuk pembelian lebih dari 2.000- 2.999
unit
TC = (5.000/2.000) x 490.000 + (2.000/2) x 0,2 x 48.000 + 5.000 (48.000)
= 250.825.000
Berikutnya pada harga terendah berikutnya 48.500
____________________________
EOQ = 2 x 5.000 x 490.000 / 0,2 x 48.500 = 711EOQ tidak fisible karena harga 48.500 berlaku untuk pembelian lebih dari 1.000-1.999
unit
TC = (5.000/1.000) x 490.000 + (1.000/2) x 0,2 x 48.500 + 5.000 (48.500)
= 249.800.000
Berikutnya pada harga terendah berikutnya 49.000
____________________________
EOQ = 2 x 5.000 x 490.000 / 0,2 x 49.000 = 707EOQ fisible karena harga 49.000 berlaku untuk pembelian lebih dari 500-999 unit
TC = (5.000/707) x 490.000 + (707/2) x 0,2 x 49.000 + 5.000 (49.000)
= 251.929.000
Rangkuman perhitungan :
Harga/unit Kuantitas Pembelian
EOQ Fisible / tidak
Q yang fisible
Total Biaya(ribu)
47500 3.000 718 tidak 3.000 252.56748000 2.000-2.999 714 Tidak 2.000 250.82548500 1.000-1.999 711 Tidak 1.000 249.80049000 500 999 707 ya 707 251.930
Total biaya terendah Rp. 249.800.000 maka jumlah pesanan yang paling optimal 1.000
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 56
unit meskipun EOQ fisible 707 unit.
Soal :
Toko kamera mempunyai tingkat penjualan kamera jenis tertentu sebanyak 5.000 unit
pertahun. Untuk setiap pengadaaan kamera, toko tersebut mengeluarkan biaya Rp.
450.000 perpesanaan . Biaya penyimpanan kamera perunit/ tahun sebesar 20% dari nilai
barang. Harga barang perunit sesuai dengan jumlah pembelian sebagai berikut :
Daftar harga :
Kuantitas Pesanan(Unit) Harga/unit(Rp)
< 1.000 5000
1.000 1.499 4800
1.500-2.999 4650
3.000-4.999 4500
5.000 4200
SOAL LATIHAN MID:
1. Apabila perusahaan butuh peralatan 25.000 unit /pertahun . Biaya pemesanan 5.000 dan biaya penyimpanan 5% dari nilai barang, harga barang sbb :
Kuantitas
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 57
d. Strategi mana yang dipilih ?
3. Suatu perusahaan pemeliharaan mesin-mesin diesel memiliki 2 alternatif lokasi yang akan dipakai sebagai tempat usahanya , yaitu lokasi A yang berada di pusat juta/tahun, sedangkan lokasi B sebesar Rp 12,5 juta /tahun. Biaya variable yang meliputi biaya tenaga kerja, transportasi dn bahan pembantu masing-masing sebesar Rp. 20.000 dan Rp. 25.000 per mesin untuk lokasi A dan B. Lokasi manakah yang sebaiknya dipilih apabila perkiraan pasar menunjukan order sebesar a. 400 mesin/tahun dan b. 600 mesin/tahun
4. Tiga macam barang produksi masing-masing harus diproses melalui 3 macam mesin. Mesin pertama, kedua dan ketiga hanya dipakai masing-masing selama 60 jam, 40 jam dan 80 jam selama seminggu. Barang pertama diproses melalui mesin pertama , kedua, dan ketiga masing-masing memerlukan waktu selama 3 jam, 2 jam dan 1 jam. Barang kedua selama 2 jam , 1 jam dan 3 jam dan barang ketiga selama 2 jam, 2 jam dan 2 jam. Satu satuan barang pertama, kedua dan ketiga apabila dijual dapat menghasilkan keuntungan masing-masing sebesar Rp. 2.000, Rp. 4.000 dan Rp. 3.000. Berapa produksi masing-masing barang selama 1 minggu agar dapat dicapai jumlah keuntungan yang maksimum dengan memperhatikan pembatasan bahwa mesin tidak bisa bekerja lebih lama dari waktu yang disebutkan diatas . Gunakan metode Simpleks!
5. Metode Transportasi, baiya ttransportasi sebagai berikut, selesaikan dengan
metode transportasi
Gudang
Pabrik
G1 G2 G3 G4 G5 S
P1 5 8 6 6 3 80
P2 4 7 7 6 5 60
P3 8 4 6 6 4 110
D 40 40 50 40 80 250
6. Perkiraan permintaan PT. AVS periode mendatang sebagai berikut :Bulan Jumlah Permintaan Jumlah Hari kerjaJanuari 1500 26Februari 1600 24Maret 1600 26April 1700 27Mei 1650 27Juni 1750 26Juli 1800 27Agustus 1900 26
a. Buatlah statergi perubahan tenaga kerja apabila, Rata-rata produksi perorang 1 unit/jam, jumlah jam kerja 1 hari 8 jam, biaya tenaga kerja Rp. 15.000 perhari, biaya penambahan tenaga kerja Rp. 400.000perorang dan pengurangan tenaga kerja Rp. 650.000 perorang !
b. Buatlah strategi variasi tingkat persediaan bila persediaan awal 60 unit, biaya pernyimpanan persediaan Rp 2500/unit/bulan dan biaya kekurangan persediaan Rp. 500/unit/bulan.
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 58
c. Buatlah strategi subkontrak bila biaya subkontrak Rp. 4500/unitd. Strategi mana yang dipilih ?
6. Apabila perusahaan butuh peralatan 30.000 unit /pertahun . Biaya pemesanan 5.000 dan biaya penyimpanan 5% dari nilai barang, harga barang sbb :Kuantitas
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 59
BAB VIIIPERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL
MRP ( Material Requirement Planning ) adalah suatu konsep dalam manajemen
produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam
proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang
direncanakan.
Tujuan MRP :
1. Meminimalkan Persediaan.
2. Mengurangi resiko keterlambatan.
3. Komitmen realistis.
4. Meningkatkan efisiensi.
Sistem MRP
Jadwal induk produksi
Perencanaan Kebutuhan Material
Rencana Pembelian Rencana Produksi Jangka pendek
Daftar material Jadwal induk produksi Catatan Persediaan
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 60
Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8
A 60 50 60 50 60 70 70 70
B 60 100 120 140
Struktur produk
Kursi Level 0
F-305
(1)
Level 1..
Kaki kursi Jok Sandaran tangan
S-311 A-315 P-313
(1) (1) (2)
Rangka jok Busa Kain jok level 2........
S-322 R-424 R-425
(1) (1) (1)
Daftar Material kursi
Level Nomor
Identifikasi
Nama Komponen Unit yang
diperlukan
0 F-305 Kursi 1
1 S-311 Kaki kursi 1
1 P-313 Sandaran tangan 2
1 A-315 Jok 1
2 S-322 Rangka jok 1
2 R-424 Busa 1
2 R-425 Kain jok 1
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 61
Istilah-istilah :
1. Gross requirements (GR) Kebutuhan kasar, keseluruhan jumlah item ( komponen
yang diperlukan pada suatu periode.
2. Schedule receipts ( SR ) penerimaan yang dijadwalkan, jumlah item yang akan
diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang telah dibuat.
3. On-hand inventory (OI) persediaan ditangan, proyeksi jumlah persediaan pada akhir
suatu periode dengan memperhitungkan jumlah persediaan yang ada ditambah
dengan jumlah item yang akan diterima atau dikurangi dengan jumlah yang
dipakai/dikeluarkan dari persediaan pada periode tsb.
4. Net Requirement (NR) kebutuhan bersih, jumlah kebutuhan bersih pada suatu
periode yang akan datang.(GR-OI)
5. Planned order release (PO) pelepasan pemesanan yang direncanakan , jumlah item
yang direncanakan untuk di pesan untuk dapat memenuhi perencanaan pada masa
yang akan datang.
6. Current Inventory, jumlah material yang secara fisik tersedia digudang pada awal
periode
7. Allocated; jumlah persediaan yang sudah ada, tetapi telah direncanakan untuk
dialokasikan pada suatu penggunaan tertentu.
8. Lead time ; waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan/membuat suatu barang
sejak saat pesanan/pembuatan dilakukan sampai barang tersebut diterima/selesai
dibuat.
Proses MRP :
1. Netting, menghitung kebutuhan bersih
2. Konversikan menjadi kuantitas pesanan
3. Menempatkan pelepasan, hitung tenggang waktu, agar penuhi pesanan.
4. Menjabarkan rencana produk akhir ke kebutuhan kasar.
Contoh proses MRP
Jadwal induk produksi kursi selvina seat
Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kursi 140 160
Data komponen kursi
Le Part Description Lead Make(M) or
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 62
vel number time(week) Buy(B)
0 F-305 Kursi 1 M
1 S-311 Kaki kursi 2 B
1 P-313 Sandaran tangan 2 B
1 A-315 Jok 1 M
2 S-322 Rangka jok 2 B
2 R-424 Busa 1 B
2 R-425 Kain Jok 1 B
Penerimaan Pesanan (SR) yang direncanakan
Part
Number
Schedule
receipt
Due date
S-311 80 1
P-313 250 2
300 5
S-322 150 2
R-424 120 1
Data persediaan
Part
Number
Current
Inventory
Allocated
F-305 50 20
S-322 100 30
7R-425 80 10
ANALISIS KEBUTUHAN KOMPONEN KURSI
Item : Kursi Part Number : F-305Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 140 160
SROI 30 30 30 30 30NR 110 160PO 110 160
Item : Kaki kursi Part Number : S-311Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 110 160
SR 80
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 63
OI 80 80 80 80NR 30PO 30 160
Item : Sandaran tangan Part Number : P-313Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 220 320SR 250 300OI 250 250 250 550 330 330 330 10NRPO
Item : Jok Part Number : A-315Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 110 160SROINR 110 160PO 110 160
Item : Rangka jok Part Number : S-322Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 110 160SR 150OI 70 220 220 110 110 110NR 50PO 50
Item : Busa Part Number : R-424Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 110 160SR 120OI 120 120 120 10 10 10NR 150PO 150
Item : Kain jok Part Number : R-425Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 110 160SROI 70 70 70NR 40 160PO 40 160
Ringkasan kebutuhan material dan jadwal pemesananPart number Item Week number AmountS-311 Kaki kursi 3 30
6 160
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 64
S-322 Rangka jok 5 50R-424 Busa 6 150R-425 Kain jok 3 40
6 160
SOAL LATIHAN :
Contoh proses MRP 1:
Jadwal induk produksi kursi selvina seat
Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kursi 120 140
Data komponen kursi
Level Part
number
Description Lead
time(week)
Make(M) or
Buy(B)
0 F-305 Kursi 1 M
1 S-311 Kaki kursi 2 B
1 P-313 Sandaran
tangan
1 B
1 A-315 Jok 2 M
2 S-322 Rangka jok 2 B
2 R-424 Busa 1 B
2 R-425 Kain Jok 2 B
Penerimaan Pesanan yang direncanakan
Part Number Schedule receipt Due date
S-311 80 1
P-313 250 2
250 6
S-322 100 2
R-424 90 1
Data persediaan
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 65
Part
Number
Current
Inventory
Allocated
F-305 50 10
S-322 70 0
R-425 40 20
Number : F-305 KursiWeek 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 120 140
SROI 40 40 40 40 40NR 80 140PO 80 140Number : F-311 Kaki KursiWeek 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 80 140SR 80OI 80 80 80 80 -NR 140PO 140Number : P-313 Sandaran tanganWeek 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 160 280SR 250 250OI 250 250 250 90 340 340 60 60NRPONumber : A-315 JokWeek 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 80 140SROINR 80 140PO 80 140Number : S-322 Rangka jokWeek 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 80 140SR 100OI 70 170 90 90 90NR 50
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 66
PO 50Number : R-424 Busa Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 80 140SR 90OI 90 90 10 10 10NR 130PO 130
Number : R-425 Kain jokWeek 1 2 3 4 5 6 7 8 9GR 80 140SROI 20 20NR 60 140PO 60 140
Kesimpulan :
Rencana Produksi
F-305 Kursi minggu 5 = 80 dan minggu 8 = 140
A-315 Jok minggu 3 = 80 dan minggu 6 = 140
Rencana Pembelian
F-311 Kaki kursi minggu 6 = 140
S-322 Rangka jok minggu 4 =50
R-424 Busa minggu 5 = 130
R-425 Kain jok minggu 1 = 60 dan minggu 4 = 140
Modul / Diktat Manajemen Operasional FE UPI YPTK
Penerbit : Universitas Putra Indonesia YPTK 2010 67
Contoh latihan 2 M proses MRP
Jadwal induk produksi kursi selvina seat
Week 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kursi 130 150
Data komponen kursi
Level Part number Description Lead time(week) Make(M) or Buy(B)
0 F-305 Kursi 1 M
1 S-311 Kaki