MODUL MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN SEMESTER V DOSEN I BU SUUD E MA FAUZI AH , S.E,SH., M.HP UNIVERSITAS KALTARA TANJUNG SELOR FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
MODUL
MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN
SEMESTER V
DOSEN IBU SUUD EMA FAUZIAH, S.E,SH.,M.HP
UNIVERSITAS KALTARA TANJUNG SELOR
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
BAB I
PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
A. Materi kewirausahaan
Mata kuliah ini membahas kewirausahaan yang berbasis prinsip ekonomi, mengingat
perkembangan serta paradigma pelayanan kesehatan kewirausahaan orientasinya tidak
saja pada pelajaran yang berkualitas tetapi juga berorientasi ekonomi yang dilakukan oleh
industri jasa, sebelum membahas tentang kewirausahaan lebih dalam ada baiknya kita
kupas dalam tentang Ilmu Ekonomi sebagai berikut.
1. Apa itu ilmu Ekonomi ?
a. Menurut Wonnacott Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan.
b. Menurut Albert L Meyers Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari kebutuhan
manusia dan kepuasan kepuasan akan kebutuhan tersebut.
Kaitannya dengan kewirausahaan (entrepreneurship) bagaimana seorang pengusaha
atau manager dengan memberikan atau memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Pembagian Ilmu Ekonomi
a. Macro Economy Theory (Teori Ekonomi Makro)
b. Micro Economy Theory (Teori Ekonomi Mikro)
Yang dimaksud dengan Teori Ekonomi Makro adalah pengetahuan ekonomi yang
mempelajari secara keseluruhan, misalnya Pendapatan Nasional, Produksi Nasional,
Investasi Nasional artinya tidak mempelajari secara Individu (Perusahaan). Pendapatan
Nasional adalah Jumlah/seluruh pendapatan yang diterima masyarakat dalam periode
tertentu (dalam 1 Tahun).
B. Teori Permintaan Dan Penawaran
I. Permintaan dan Kurve Permintaan
Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pengertaian permintaan dan kurve permintaan
yang memuat pendapat beberapa akhli sebagai berikut;
a. Permintaan
1. Albert L. Meyers : Jumlah barang dimana para pembeli bersedia membelinya dengan
harga yang mungkin pada suatu ketika
2. George L. Bach : Jumlah barang dimana para pembeli bersedia membelinya pada
berbagai kemungkinan harga
b. Kurve Permintaan
1. Samuelson Paul A : Hubungan antara harga dan jumlah barang dibeli/diminta
suatu garis/sekala yang menggambarkan berbagai
2. P. Wonnocott : Kemungkinan suatu barang atas jasa dimana pembeli bersedia
membelinya pada berbagai kemungkinan tingkat harga
Pada pengertian diatas maka jelas bahwa yang dimaksud dengan permintaan adalah
sejumlah barang dimana pembeli bersedia membelinya pada suatu tingkat harga tertentu.
Hubungan antara jumlah barang yang dibeli dengan tingkat harga disebut Demand
Function
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
1. Selera Konsumen
2. Harga barang cendrung naik, turun
3. Tingkat pendapatan masyarakat
4. Adanya barang lain (Substitusi)
5. Jumlah Penduduk yang mengkonsumsi barang tesebut
6. Intensitas kebutuhan
2. Penawaran dan Kurve Penawaran
a. Penawaran ialah sejumlah suatu barang dan jasa dimana penjualan besedia menjual
pada suatu atau berbagai tingkat harga.
b. Kurve penawaran ialah suatu garis yang menunjukan suatu titik antara berbagai
kemungkinan tingkat harga dengan jumlah yang ditawarkan.
Hubungan antara tingkat harga dan jumlah yang ditawarkan tersebut adalah Supply
Function.
Faktor yang mempengaruhi :
1. Harga Barang
2. Harga barang lain yang erat hubungannya
3. Teknologi
4. Biaya produksi
5. Tujuan perusahaan
6. Jumlah produksi lain
BAB II
PENGERTIAN WIRAUSAHA
A. Pengertian/Definisi Kewirausahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-
penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat
perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru
(Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi
berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan
secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803).
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Sedangkan hasil lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan di Indonesia tahun
1978, mendefinisikan Wirausahawan adalah pejuang kemajuan yang mengabdikan diri
kepada masyarakat dengan wujud pendidikan dan bertekad dengan kemampuan sendiri
membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin meningkat dan memperluas
lapangan kerja.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
Jadi wirausaha itu mengarah kepada
a. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan kewirausahaan.
b. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan
serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
Orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang
dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki
seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Pengertian dan Penggunaan istilah wirausaha sama dengan wiraswasta. Wirausaha
dalam bahasa asing disebut Entrepreneur, kewirausahaan disebut Entrepreneurship.
Pengertian wirausaha = wiraswasta = Saudagar, wiraswasta berasal dari kata Wira yang
berarti manusia unggul, pahlawan, teladan, berbudi luhur, berani, pahlawan, berjiwa
besar. Swa artinya sendiri dan Sta artinya berdiri sedangkan saudagar berasal dari kata
Sau yang berarti seribu ; dagar artinya akal.
Jadi pengertian/definisi wirausaha = wiraswasta : Menurut beberapa pandangan para
ahli mengemukaan definisi wirausaha adalah :
1. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada
masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.
2. Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi
dan menemukan nilai dari produksinya.
3. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan
4. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan Perubahan-
perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk
(1) Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) Memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) Membuka pasar yang baru (new market),
(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan
wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta
mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
5. Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.
6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
7. Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai
proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik
dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan
usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
8. Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan
yang sudah ada sebelumnya.
9. Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(usaha).
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah
bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang -
peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan
pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu
diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan
tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai
sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar
daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara
baru.
Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya,
tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai
kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika
membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa
menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bias bersifat sementara atau
kondisional.
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda
nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko
finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan
kepuasan pribadi.
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak
awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha
sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada
penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada
wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena
memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang
dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka
pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih
ditonjolkan.
Untuk lebih jelas ilustrasi dari gambar dalam bentuk pengertian atau definisi apa
sebenarnya wirausaha yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 1: arti wirausaha (sumber: Susilo, 2006)
BAB III
WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA
A. Apa Itu Wiraswasta
Istilah wiraswasta sering dipakai tumpang tindih dengan istilah wirausaha. Dalam
berbagai literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta sama dengan wirausaha,
demikian pula penggunaan istilah wirausaha seperti sama dengan wiraswasta. Seorang
pelopor yang gigih mengintrodusir dan memasyarakatkan istilah wiraswasta ini adalah
DR. Suparman Sumahamijaya sejak tahun 1967 salah satu dosen Fakultas Ekonomi
UNPAD sangat menekankan peluang kelompok kreatif entrepreneur Indonesia untuk
mengangkat bangsa Indonesia dari lembah kemiskinan.
Selain itu ada beberapa pengertian/definisi wiraswasta : Menurut pandangan para ahli
mengemukaan adalah :
1. Menurut Wasty Soemanto wiraswasta adalah keberanian, keutamaan serta
keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup
dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.
2. Menurut Daued Yoesoef menyatakan bahwa wiraswasta adalah ;
1). Memimpin usaha baik secara teknis atau ekonomis dengan berbagai aspek
fungsional ;
a. Memiliki dipadang dari sudut permodalan (owner)
b. Memanage (manager)
c. Menanggung resiko.
d. Pelopor usaha artinya menciptakan sesuatu yang new and different
e. Innovative, imitator
2). Membawa keuntungan uang maksimal
3). Membawa usaha kearah kemajuan perluasan, pengembangan melalui jalan
kepemimpinan ekonomi.
Wiraswasta lebih fokus pada objek, ada usaha yang mandiri, sedang wirausaha lebih
menekankan pada jiwa, semangat, kemudian diaplikasikan dalam segala aspek
kehidupan. Apapun profesi seseorang, jika ia memiliki jiwa kewirausahaan maka jiwa
dan semangatnya berbeda. Mereka akan menjadi lebih kreatif, efisien, inovatif,
berpandangan terbuka (open mind), dan lain sebagainya.
Ada 5 Tipe Pokok Wiraswasta yaitu :
1. Wiraswasta sebagai orang Vak (Captain of industry) dibidang tertentu ia
membangkitkan dirinya untuk berprestasi mempertahankan dan
mengembangkan kewirausahaan.
2. Wiraswasta adalah orang bisnis baik untuk dirinya keluarga maupun untuk
lingkungannya.
3. Wiraswasta adalah sosial engineer artinya owner mengingatkan pegawainya
meminimalisir kerugian perusahaan
4. Wiraswasta adalah manager untuk memajukan usahanya dengan managemen
modern
5. Wiraswasta adalah sebagai orang uang.
Untuk menjadi seorang wiraswasta, sikap mental berani tetapi dengan perhitungan
yang matang sangat membantu keberhasilannya. Secara nasional, berharap memiliki
bangsa yang kelak dapat berdiri penuh atas nilai-nilai kepribadian yang bermutu tinggi.
Jadi kewiraswastaan terdiri dari 3 bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya, yaitu :
1. Sikap mental wiraswasta
2. Kewaspadaan mental wiraswasta
3. Keahlian dan keterampilan wiraswasta
Gambaran ideal manusia wiraswasta adalah orang yang dalam keadaan bagaimanapun
daruratnya, tetap mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar
dari kesulitan yang dihadapinya, termasuk mengatasi kemiskinan tanpa bantuan instansi
sosial.
Dan dalam keadaan yang bisa (tidak darurat) manusia-manusia wiraswasta bahkan
akan mampu menjadikan dirinya maju, kaya, berhasil lahir batin.
DR. Suparman mengatakan ciri manusia wiraswasta sebagai berikut:
1. Tahu apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upaya, dan
menentukan program batas waktu untuk mencapainya.
2. Berpikir teliti dan berpandang kreatif dengan imajinasi konstruktif.
3. Siap mental untuk menyerap dan menciptakan kesempatan serta siap mental dan
kopetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran mengerjakan sesuatu yang
positif.
4. Membiasakan diri bersikap mental positif maju dan selalu bergairah dalam setiap
pekerjaan.
5. Mempunyai daya penggerak dari yang selalu menimbulkan inisiatif.
6. Tahu menyesuaikan dirinya, waktu dan mensyukuri lingkungannya.
7. Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah.
8. Memajukan lingkungan dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat
menolong dirinya sendiri.
9. Membiasakan membangun disiplin diri, bersedia menabung dan membuat
anggaran waktu dan uang.
10. Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan dan pengalaman pahit,
selalu berprihatin selalu.
11. Menuasai salesmanship (kemampuan jual), memiliki kepemimpinan, dan
kemampuan memperhitungkan resiko.
12. Mereka berwatak maju dan cerdik, serta percaya pada diri sendiri.
13. Mampu memusatkan perhatian terhadap setiap tujuannya.
14. Berkepribadian menarik, memahami seni berbicara dan seni bergaul.
15. Jujur, bertanggung jawab, ulet, tekun dan terarah.
16. Memperhatikan kesehatan diri.
17. Menjauhkan diri dari sifat iri dengki, rakus, dendam atau takut tersaingi.
18. Bersyukur kepada Tuhan YME.
B. Apa Itu Wirausaha
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah satu proses dari menjalankan kegiatan baru
kreatif, inovatif dalam memproses sesuatu untuk dirinya dengan memberi nilai tambah
bagi masyarakat. Jadi tidak hanya bertumpu pada faktor ekonomi saja tetapi
pertimbangan sosiologis dan politis.
Wirausaha berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang selanjutnya di
terjemahkan kedalam bahasa Inggeris menjadi between taker atau go-between. Istilah
between taker muncul pada abad 17 ketika banyak negara eropa sedang memajukan
sektor industri dan between taker diartikan sebagai seseorang pengambil resiko.
Istilah go-between sendiri muncul pada zaman Marcopolo ketika memulai pelayaran
dengan melakukan kesepakatan pinjaman dagang. Go-between sendiri artinya perantara
yaitu perantara pemilik modal dan kekayaan yang diharapkan, sehingga posisi Marcopolo
sebagai peminjam modal adalah sebagai go-between.
Pengertian wirausaha lebih lengkap diungkapkan oleh Joseph Schumpeter:
entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by introducing new
products and services, by creating new forms of organization, or by exploitation new raw
materials (Bygrave, 1994).
Dari definisi atas dapat diartikan wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem
ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baru.
Jika seorang wirausaha berhasil mendefinisikan resiko kemudian membatasinya, dan
mereka secara sistematis dapat menganalisis berbagai peluang, serta
mengeksploitasinya maka mereka akan dapat meraih keuntungan membangun sebuah
bisnis besar.
Melihat uraian di atas, juga dari literatur yang lain tampak adanya pemakaian istilah
saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Kesimpulannya adalah kedua istilah
tersebut sama saja, namun ada perbedaan fokus antara kedua istilah tersebut.
Wirausaha tidak hanya berkaitan dengan usaha yang menawarkan produk berupa
barang jadi seperti industri, perdagangan, persewaan, makanan, tapi juga sektor jasa
seperti konsultan, perhotelan, pariwisata, dll. Selanjutnya pengertian produk yang
tercantum dalam buku ajar ini bermakna produk barang maupun jasa.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh
para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang
diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup
dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat.
Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok
individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan
finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha.
Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang
lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi
wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan profesional
(Soesarsono, 2002 : 48)
Pengertian wirausaha yang lebih luas tercantum dalam buku The portable MBA
In Entrepreneurship. Secara lengkap definisinya sebagai berikut Entrepreun is the
person who perceives on opportunity and creates an organization ro pursue it
(Bygrave,1994).
Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat
adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut. Pengertian wirausaha di sini menekankan pada setiap orang yang memulai
sesuatu bisnis yang baru. Proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan
tindakan ntuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu
organisasi.
Peter Drucker menyatakan bahwa wirausaha tidak mencari resiko, mereka mencari
peluang (Osborne,1992). Seorang inovator dan wirausaha yang terkenal dan sukses
bukan sekedar penanggung resiko, tapi mereka mencoba mendefinisikan resiko yang
harus mereka hadapi dan meminimalkannya.
C. Berbagai Macam Tipe Wirausaha
Dari pengamatan prilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha,
yaitu:
1. Wirausaha yang memiliki inisiatif.
2. Wirausaha yang mengorganisir mekanisme sosial dan ekonomi untuk
menghasilkan sesuatu.
3. Yang menerima resiko atau kegagalan.
Bila ahli ekonomi seorang entrepreneur adalah orang yang mengkombinasikan
resources, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang
lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang yang memperkenankan perubahan-
perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain wirausaha adalah
seorang atau sekelompok orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi alam,
tenaga, modal dan skill untuk tujuan berproduksi.
Bagi seorang psychologist seorang wirausaha adalah seorang yang mempunyai
dorongan kekuatan dari alam untuk memperoleh sesuatu tujuan, sukamengadakan
eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan orang lain.
Bagi seorang businessman atau wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaing baru
atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen atau seseorang yang bisa diajak
kerjasama. Bagi seorang pemodal melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan
kesejahtraan buat orang lain, yang menemukan cara-cara untuk menggunakan,
resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh
masyarakat.
Sedangkan kewirausahaan adalah proses dinamika untuk menciptakan tambahan
kemakmuran. Tambahan kemakmuran ini diciptakan oleh individu wirausaha yang
menanggung resiko, menghabiskan waktu, dan menyediakan berbagai produk barang
dan jasa.
Barang dan jasa yang dihasilkannya boleh saja bukan merupakan barang baru tetapi
mesti mempunyai nilai yang baru dan berguna dengan memanfaatkan skill dan resourcs
yang ada. Dalam pengertian wirausaha di atas tersimpul konsep-konsep sepeti situasi
baru, mengorganisir, menciptakan, kemakmuran, dan menanggung resiko, wirausaha ini
dijumpai pada semua profesi seperti pendidikan, kesehatan, peneliti, hukum, arsitektur,
engineering, pekerjaan social dan distribusi.
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang ain dengan menggunakan
waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan
serta kebebasan pribadi.
Raymond Kao & Russel Knight (1987:13), memberikan definisi tentang wirausaha
dengan menekankan pada aspek keberhasilan berusaha yang dinyatakannya sbb: An
entrepreneur is an independent growth oriented owner-operator. Manager sebuah divisi
pada suatu perusahaan bebas melakukan kegiatan dalam melakukan devinisinya akan
tetapi dia harus tunduk kepada aturan-aturan umum perusahaan. Sebagai kesimpulan
Raymond Kao menyatakan bahwa adalah sulit untuk menggambarkan secara pasti
pengertian wirausaha untuk tujuan akademis.
Selanjutnya diungkapkan pula 3 tipe utama dari wirausaha yaitu:
1. Wirausaha Ahli (Craftman).
Wirausaha Ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin
mengembangkan proses produksi sistem produksi, dan sebagainya. Dia cendrung
bergerak dalam bidang penelitian membuat model percobaan laboratorium dan
sebagainya. Dia juga menjual lisensi idenya untuk dijadikan produk komersial.
Pengetahuannya lebih banyak pada bidang teknis produksi dibandingkan
pengetahuan di bidang pengawasan, finance dan sebagainya.
Misalnya seorang tukang mendirikan sebuah perusahaan kontruksi seorang sopir truk
membuka perusahaan pengangkutan, seorang dokter membuka sebuah
perusahaan klinik kesehatan. Sebagian besar wirausaha berasal dari tipe-tipe
individu seperti ini.
2. The Promoter.
The Promoter adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar belakang
pekerjaan sebagain seles atau bidang marketing yang kemudian mengembangkan
perusahaan sendiri. Keterampialan yang sudah ia miliki biasanya merupakan faktor
pendorong untuk mengembangkan perusahaan yang baru ia rintis.
3. General Manager
General Manager adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja
pada sebuah perusahaan dia banyak menguasai keahlian bidang produksi,
permasalahan, permodalan dan pengawasan).
Berdasarkan uraian diatas istilah entrepreneur mempunyai arti yang berbeda pada
setiap orang karena mereka melihat konsep ini dari berbagai sudut pandang. Namun
demikian ada beberapa aspek umum yang terkandung dalam pengertian entrepreneur
yaitu adanya unsur resiko, kreatifitas, efisiensi, kebebasan dan imbalan.
Pertumbuhan wirausaha dimasa yang akan datang di Negara kita sangat cerah, kita
menghadapi masa depan yaitu masa pengembangan kegiatan wirausaha yang ditunjang
oleh lembaga pendidikan yang mengembangkan pengetahuan kewirausahaan didorong
pula oleh kebijaksanaan pemerintah dan berbagai bantuan dari perusahaan-perusahaan
swasta.
1. Peranan Wirausaha :
1. Harus mampu memecahkan persoalan bangsa dari belenggu kemiskinan dan
pengangguran.
2. Sebagai Generator pembangunan lingkungan dibidang produksi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan.
3. Memberi contoh pada masyarakat demi sebagai pribadi unggul yang patut di
contoh dan diteladani karena Rajuber.
4. Menghormati hukum dan perundang-undangan
5. Membangun dirinya dan membantu masyarakat
6. Mendidik karyawan menjadi mandiri disiplin dan jujur
7. Memberi contoh bagaimana bekerja keras tetapi tidak melupakan perintah agama.
8. Hidup efisien tidak boros.
2. Manfaat Wirausaha :
Ada dua darma bakti wirausaha dalam pembangunan bangsa yaitu :
1. Sebagai pengusaha memberikan darmabakti melaksanakan proses produksi,
distribusi dan konsumsi dalam berusaha mengingatkan pendapatan masyarakat.
2. Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi mengingatkan ketahanan Nasional
dan mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.
Dari uraian tersebut diatas, kemudian mengapa masyarakat kurang berminat
terhadap profesi wirausaha ? banyak faktor dari jawaban ialah ;
1. Menjadi wirausaha memiliki sifat agresif
2. Ekspansif
3. Bersaing
4. Egois
5. Tidak jujur
6. Kikir
7. Sumber penghasilan tidak setabil
8. Pekerjaan rendah
9. Tidak terhormat
Pandangan semacam ini dianut oleh sebagaian penduduk, sehingga mereka tidak
tertarik, mereka tidak menginginkan anaknya terjun ke dunia wirausaha bahkan cita-
citanya diarahkan untuk menjadi Pegawai Negeri bukan Pedagang. Landasan filosofis
ini yang menyebabkan Putra-putri (Anak bangsa) ini tidak termotifasi terjun kedunia
bisnis.
Rakyat Indonesia sebagaian besar beragama Islam seharusnya meniru/mencontoh
Rosullullah SAW yang bergerak dibidang bisnis. Pekerjaan apa yang paling baik ya
Rosullullah? Rosullullah menjawab seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan
setiap jual beli yang bersih. Yang bersih berarti sebagaian dari kegiatan profesi bisnis.
3. Keuntungan dan Kelebihan menjadi Wirausaha :
a. Keuntungan menjadi wirausaha.
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri,
2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang
secara penuh,
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal,
4. Terbuka seseorang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha kongkrit,
5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
b. Kelemahan menjadi wirausaha.
1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko, jika
resiko ini diantisipasi secara baik, maka berarti wirausaha telah menggeser
resiko tersebut.
2. Bekerja keras dan waktu / jam kerjanya panjang
3. Kualitas kehidupannya masih rendah, sampai usahanya berhasil, sebagai dia
harus berhemat.
4. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat
walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
BAB IV
FAKTOR KRITIS UNTUK MEMULAI USAHA BARU
A. Beberapa Faktor Kritis Untuk memulai usaha baru
Ada beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru yaitu:
1. Personal attributes, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang.
David Mc Clelland di dalam bukunya The Achieving Society, menyatakan bahwa
seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang
sangat tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berwirausaha. Dalam suatu
penelitian di Inggris menyatakan bahwa motivasi seseorang membuka bisnis adalah
50% ingin mempunyai kebebasan dengan berbisnis sendiri, hanya 18% menyatakan
ingin memperoleh uang dan 10% menyatakan jawaban membuka bisnis untuk
kesenangan, hobi, tantangan atau kepuasan pribadi dan melakukan kreativitas.
Sedangkan penelitian di Rusia 80% menyatakan mereka membuka bisnis karena
ingin menjadi bos dan memperoleh otonomi serta kemerdekaan pribadi. Faktor-
faktor atribut lainnya dapat dilihat konsep 10D pada bab lain.
2. Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan family dsb.
Apabila seseorang mempunyai ide untuk membuka suatu usaha baru maka dia
mencari faktor-faktor lain yang dapat mendorongnya. Dorongan-dorongan ini
tergantung pada beberapa faktor antara lain faktor famili, teman, pengalaman,
keadaaan ekonomi, keadaaan lapangan kerja dan sumber daya yang tersedia.
Faktor sosial lainnya yang berpengaruh terhadap minat memualai bisnis ini ialah
masalah tangung jawab terhadap keluarga. Orang yang berumur 25 tahun akan lebih
mudah membuka bisnis dibandingkan dengan seseorang yang berumur 45 tahun,
yang sudah punya istri, beberapa anak, banyak beban, cicilan rumah, biaya rumah
tangga dan sebagainya. Di samping ini ada faktor sosial lainnya yang berpengaruh.
Faktor lain yang berpengaruh dalam membuka bisnis ialah pertimbangan antara
pengalaman dengan spirit, energi dan rasa optimis. Biasanya orang-orang muda lebih
optimis energik, dibandingkan dengan orang-orang yang sudah berumur. Oleh sebab
itu pembukaan usaha sebaiknya dilakukan pada saat seseorang memiliki rasa optimis
dan sudah dipertimbangkan secara matang.
3. Environmental, mengangkut hubungan dengan lingkungan (Bygrave, 1994:3).
Disamping faktor personal dan sosial yang ada didalam diri pribadi wirausaha maka
ada pengaruh faktor luar terhadap pembentukan watak wirausaha. Dinegara kita ini
ada beberapa daerah atau lokasi yang banyak wirausahanya. Demikian pula di
Amerika terkenal daerah Silicon Valley dimana dijumpai banyak pengusaha-
pengusaha besar. Didaerah tersebut dijumpai kegiatan wirausaha membeli dan
menjual barang, transportasi, pengudangan, perbankan, dan berbagai jenis jasa
konsultan. Suasanan semacam ini sangat berpengaruh kepada warga masyarakat
untuk menumbuhkan minat berwirausaha.
B. Model Proses Kewirausahaan
Model proses perintisar dan pengembangan kewirausahaan ini digambarkan oleh
Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini.
a. Innovation (Inovasi)
1. Proses inovasi
Proses awal sebelum wirausaha dimulai adalah inovasi. Seorang wirausaha perlu
menemukan hal baru yang akan mewarnai usaha maupun produk yang akan
ditawarkan. Inovasi bisa berawal dari mimpi, yang kemudian diwujudkan dalam
bentuk visi, misi dan tujuan. Usaha maupun produk tanpa inovasi akan sulit
menerobos persaingan dengan bisnis lain yang serupa. Dua hal yang mendorong
munculnya inovasi, yaitu faktor personal dan faktor lingkungan (environment)
Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah keinginan berprestasi,
adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan faktor
pengalaman. Adanya inofasi yang berasal dari diri seseorang akan mendorong dia
menjadi pemicu kearah memulai usaha.
Faktor personal adalah inovasi yang berasal dari dalam diri seseorang akan
mendorongnya mencari pemicu kea rah memulai usaha. Misalnya sifat penasaran,
keberanian mengambil resiko, pendidikan dan pengalaman. Faktor lingkungan: adalah
peluang, pengalaman dan kreativitas
Sedangkan faktor-faktor enfiroment mendorong inovasi adalah adanya peluang,
pengalaman dan kreatifitas tidak diragukan lagi pengalaman adalah sebagai guru yang
berharga yang memicu perintisan usaha apalagi ditunjang oleh adanya peluang dan
kreatifitas.
2. Proses pemicu
Triggering event adalah kejadian yang terjadi pada diri seseorang atau diluar diri tapi
berpengaruh, yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis.
Beberapa faktor personal yang mendorong Trigger Event artinya memicu atau
memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah:
a. Faktor dari dalam diri:
- Adanya ketidak puasan terhadap pekerjaan yang sekarang, karena desakan ekonomi
- Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain,
- Dorongan karena factor usia, Tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat
ini digeluti.
- Keberanian menanggung resiko, kesukaan menghadapi tantangan
- Keinginan mewujudkan mimpi, minat dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis,
b. Faktor dari luar diri:
Faktor-faktor Environment yang mendorong pemicu bisnis adalah:
- Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
- Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya memiliki tabungan,
modal, warisan, memiliki bangunan yang lokasi strategis dan sebagainya
- Mengikuti latihan-latihan atau incubator bisnis sekarang banyak kursus-kursus
bisnis dan lembaga manajemen fakultas ekonomi melaksanakan pelatihan dan
incubator bisnis.
- Kebijaksanaan pemerintah misalnya adanya kemudahan-kemudahan dalam lokasi
berusaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh
depnaker.
- Ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa diajak
bekerjasama.
- Dorongan dari keluarga, teman atau kerabat
c. Faktor pemicu akan mendorong inovasi yang sudah ada terwujud menjadi
usaha.
Sedangkan faktor-faktor sociological yang menjadi pemicu serta pelaksanaan
bisnis adalah:
- Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain
- Adanya tim yang dapat kerjasama dalam berusaha.
- Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha
- Adanya bantuan family dalam berbagai kemudahan.
- Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya.
3. Proses pelaksanaan
Setelah ada inovasi yang didukung dengan pemicu, selanjutnya adalah proses
pelaksanaan. Proses pelaksanaan bisa jalan apabila seorang wirausaha memiliki
kesiapan mental, rekanan (bisa juga asisten atau partner, komitmen bisnis yang
tinggi, dan adanya visi, pandangan jauh ke depan guna menncapai keberhasilan.
Beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis
adalah sebagai berikut:
- Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total.
- Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama
- Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
- Dan adanya visi, pandangan yang jauh kedepan guna mencapai keberhasilan
4. Proses pertumbuhan
Usaha yang telah dilaksanakan dan berjalan, tentu mengalami proses. Proses ini
disebut dengan growth (pertumbuhan). Tentunya setiap wirausaha mengingkan
usahanya bertumbuh dengan baik. Pertumbuhan positif suatu usaha dapat ditengarai
dengan keberhasilan yang dicapai. Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor
organisasi antara lain:
- Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana
dan pelaksanaan oprasional berjalan produktif.
- Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
- Adanya struktur dan organisasi yang sudah membudidaya. Budaya perusahaan
jika sudah terbentuk dan diikuti dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh
karyawan maka pertumbuhan perusahaan akan berkembang pesat.
- Adanya produk yang dibanggakan, atau keistimewaan yang dimiliki misalnya
kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dan sebagainya.
Sedangkan faktor environment yang mendorong implementasi dan
pertumbuhan bisnis adalah sebagai berikut:
- Adanya unsur persaingan yang cukup menguntugkan dunia persaingan saat
ini sangat tajam, ada berbagai bentuk persaingan yang ada di pasar muali dari
pengusaha pasar yang sangat dominan, yang mempunyai kekuatan yang
sedang dan yang lemah.
Dalam istilah pemasaran mereka ini terdiri atas market, leader, market
challenger, market folowwer dan market nicher. dipasar ditemukan pemimpin
pasar, pada setiap produk, atau merek yang dijual dipasar ada merek yang
melekat dihati konsumen. Mereka ini market share nya paling banyak/luas ini
disebut market leader. Kemudian menyusul penantang pasar (market
challenger), yang berusaha menunggu kesempatan mengatasi leader.
Setelah itu ada market follower yang ikut-ikutan saja karena modal terbatas,
merek belum terkenal dan terakhir market nicher yang menjual produknya
pada relung-relung celah pasal yang belum terisi oleh merek lain.
- Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinyu.
- Adanya bantuan dari investor Bank yang memberikan fasilitas keuangan.
- Adanya sumber-sumber yang tersedia yang masih bisa dimanfaatkan.
- Adanya kebijaksanaan Pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang
ekonomi yang menguntungkan.
Pertumbuhan suatu usaha dapat pula dilihat dari bagaimana usaha tersebut dapat
bertahan di tengah persaingan. Dunia persaingan menimbulkan dampak terhadap
usaha, ada pengusaha pasar yang sangat dominan ada pula yang lemah. Dalam istilah
pemasaran mereka terdiri dari :
a. Market leader
Yaitu usaha yang produknya menjadi pelopor atau pemimpin pasar. Biasanya
ada produk atau merek tertentu yang populer atau melekat di hati konsumen,
sehingga market sharenya paling banyak.
Contoh: pasta gigi merk pepsodent, motor merk honda, sate ambal pak Kasman,
bakpia pathuk 75
b. Market challenger
Merupakan penantang pasar, yang menunggu kesempatan mengatasi leader.
Contoh : motor merk yamaha
c. Market follower
Usaha yang ikut-ikutan saja, karena modal terbatas dan belum terkenal.
Contoh : penjual musiman
d. Market nicher
Adalah usaha yang menjual produknya pada celah pasar yang belum terisi oleh
merek lain. Usaha yang tumbuh dengan baik bisa merubah posisi yang tadinya
market chalenger, market follower maupun market nicher menjadi market leader.
Hal seperti ini dapat kita lihat pada produk-produk yang awalnya hanya
merupakan pesaing produk lain, tapi karena keunggulan kualitas maupun harga
yang lebih murah, atau strategi marketing yang baik, akhirnya menjadi lebih
disukai konsumen dan menjadi market leader. Contoh: pembalut wanita yang
pertama populer adalah softex. Sehingga orang mengidentikkan pembalut wanita
adalah softex. Meskipun sekarang orang masih menyebut pembalut wanita itu
softex, penjualan softex sudah tersaingi oleh merk pembalut wanita yang lain.
BAB V
PROFIL WIRAUSAHA
A. Macam Profil Wirausaha
1. Womon Entrepreneur
Banyak wanita yang terjun kedalam bidang bisnis. Alasannya mereka menekuni
bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan
kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap
pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.
2. Minority Enterpreneur
Kaum minoritas terutama di negeri kita Indonesia kurang memiliki kesempatan
kerja dilapangan pemerintah sebagaimana layaknya warga negara pada umumnya.
Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-
hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi minoritas pada
suatu daerah, mereka juga bergiat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis mereka
ini makin lama makin maju, dan mereka membentuk organisasi minoritas di kota-
kota tertentu.
3. Immigrant Entrepreneurs
Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh
pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang
bersifat non formal yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang
menjadi perdagangan tingkat menengah.
4. Pare Time Entrepreneurs
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time merupakan pintu
gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part time tidak
mengorbankan pekerjaan dibidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah
kantor mencoba mengembangkan hobi yang menarik.
Hobi ini akhirnya mendatangkan keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini
beralih propesi, dan beralih menjadi pegawai, beralih ke bisnis yang merupakan
hobinya.
5. Home-Based Entrepreneurs
Apa bila ibu-ibu rumah tangga yang memualai kegiatan bisnisnya dari rumah tangga
misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan, mengirim kue-kue ke
toko eceran disekitar tempatnya. Akhirnya usaha makin lama makin maju. Usaha
catering banyak dimulai dari rumah tangga yang bisa masak. Kemudian usaha
catering ini berkembang melayani pesanan untuk pesta.
6. Family-Owned Business
Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin saja
usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak setelah usaha bapak maju dibuka
cabang baru dan dikelola oleh ibu. Kedua perusahan ini maju dan membuka beberapa
cabang lain mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing
usahanya ini bisa dikembangkan atau dipimpin oleh anak mereka. Dalam keadaan
sulitnya lapangan kerja pada saat ini maka kegiatan semacam ini perlu dikebangkan.
7. Copreneurs
Copreneurs antrepreneurial comples who work together as co-owners their
businesses. (zimmerer & Scarborough, 1996:9)
Cppreneurs ini berbeda dengan usaha famili yang disebut sebagai usaha Mom & Pop
(Pop as boss and Mom as subordinate)
Coprenears disebut dengan cara menciptakan pembagian pekerjaan yang
disadasarkan atas keahlian masing-masing orang. Orang-orang yang ahli dibidang ini
diangkat menjadi penanggung jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis yang sudah ada.
B. Karakteristik Wirausaha atau Konsep 10 D dari Bygrave
Selanjutnya dapat digambarkan beberapa karakteristik dari wirausahaan yang
berhasil memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan istilah 10 D (Bygrave, 1994:5)
1. Dream (Visi ke Depan)
Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan
pribadi dan bisnisnya dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan
untuk mewujudkan impiannya tersebut.
2. Decisiveneness (Keputusan dengan Cepat)
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat
keputusan secara tepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dia
mengambil keputusan adalah mempunyai faktor kunci (key factor) dalam
kesuksesan bisnisnya.
3. Doers (Melaksanakan Keputusan)
Begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia langsung menindak
lanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatan secepat mungkin yang dia sanggup
artinya seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang dapat
dimanfaatkan.
4. Determination (Penentuan/Kebulatan Tekad)
Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa
tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada
halangan dan rintangan yang tidak mungkin diatasi.
5. Dedication (Pengabdian)
Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang dia
mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya
untuk sementara. Mereka bekerja tidak mengenal lelah, 12 jam sehari atau 7 hari
dalam seminggu. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk
kegiatan bisnisnya.
6. Devotion (Mencintai Pekerjaan)
Devation berarti kegemaran atau kegila-gilaan. Demikian seorang wirausaha
mencintai pekerjaan bisnisnya dia mencintai pekerjaan dan produk yang
dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat
efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya.
7. Details (Dapat Memerinci)
Seorang wirausaha sangat mperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak
mau mengabaikan faktor-faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan
usahanya.
8. Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya)
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada
orang lain.
9. Dollars (Kekayaan)
Wirausaha tidak sama mengutamakan mencapai kekayaan. Motifasinya bukan
memperoleh uang. Akan tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan
bisnisnya. Mereka berasumsi jika mereka sukses berbisnis maka mereka pantas
mendapat laba/bonus/hadiah.
10. Distribute (Membagi-bagi)
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap
orang-orang kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini adalah orang-orang
yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnisnya.
BAB VI
JALAN MENUJU WIRAUSAHA SUKSES
A. Ciri Wirausaha Sukses
Pada awalnya tidak semua wirausaha sukses mempunyai ciri-ciri kewirausahan.
Mungkin hanya beberapa saja, tetapi ciri tersebut dapat menjadi kenyataan atau
dikebangkan apabila seorang mempunyai energi dan motivasi untuk berkembang.
Paling tidak ada 12 yang mencirikan suksesnya kewirausahaan seseorang yaitu:
1. Adaptability, Adalah kecakapan dalam menyesuaikan diri dari lingkungan yang
baru dan menciptakan pemecahan yang kreatif pada masalah yang timbul.
2. Competitveness, yaitu kemauan untuk bersaing, mempersiapkan diri untuk
persaingan dan mencari keuntungan bersaing.
3. Confidence, mempunyai keyakinan bahwa apa yang sudah direncanakan akan
berhasil dilaksanakan.
4. Discipline, kemampuan untuk fokus pada masalah dan tepat pada schedule dan
deadline yang telah digariskan sebagai tolak ukur kerjanya.
5. Drive, Kemampuan untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang telah
dibuat.
6. Honesty, mempunyai komitmen untuk berbuat atau bertindak jujur dan
berhubungan bisnis dengan cara fair.
7. Organization, dengan merumuskan tugas-tugas yang dijalankan dengan cara
benar dan teratur, pandai mendapatkan dan menggunakan informasi serta
memfile kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan baik.
8. Perseverance, pantang menyerah, tujuan menjadi bagian terdalam dalam
hidupnya untuk dicapai, dan tidak mudah patah semangat dalam menghadapi
hambatan-hambatan.
9. Persuasiveness, pandai meyakinkan kepada orang lain perihal ide dan
rencananya. Pandai mencari waktu yang tepat dalam menyampaikan idenya
kepada orang lain.
10. Risk taking, siap bila tidak berhasil dan pandai mengkalkulasi risiko sehingga
dapat menghindari hambatan-hambatan
11. Understanding, kemampuan mendengarkan, pendapat orang dan mempunyai
jiwa teposeliro kepada orang lain atau selalu mengapresiasi keberhasilan orang
lain dan mau share (berbagi rasa) dalam kesukaran orang lain.
12. Vision, mempunyai pandangan kedepan dan mempunyai ramalan hari depan
yang baik dalam mencapai goalnya.
Proses kewirausahaan yang dapat dipakai sebagai pedoman seseorang untuk
mempraktekan jiwa kewirausahaan disebut The Ten Commandments of
Entrepreneurship.
Sepuluh Program Kewirausahaan :
1. Dibuat tujuan usaha dan diupayakan untuk dicapai (Set your goal and for it).
2. Kerja keras (tidak loyo) dan tidak pernah semangat (Be tireless and persevere).
3. Fokus pada ceruk pasar (Focus on niche markets).
4. Jangan berlarut-larut, dan laksanakan keputusan segera (Be decisive and
implement decision quickly).
5. Organisasi yang responsif terhadap stakeholders.
6. Mengelola CF (Cash Flow) dengan baik.
7. Creative dan innovative
8. Minimisasi lapisan manajemen (delayerisasi)
9. Maksimisasi profit melalui pembiayaan minimal dan tingginya produktivitas.
10. Percaya pada diri sendiri
Murphy and peck, menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak
karir. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang wirausaha dalam
mengembangkan propesinya.
1. Mau kerja keras (Capacity for hard work).
Kerja keras murupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Rosullullah
sangat marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan bahkan beliau secara
simbolik member hadiah kampak dan tali kepada seseorang lelaki agar mau
bekerjakeras mencari kayu dan menjualnya kepasar.
Demikian pula jika mau berusaha, mulailah berusaha sejak subuh, jangan tidur
sesudah subuh, cepatlah bangun dan mulailah kegiatan untuk hari itu akhirnya laki-
laki itu sukses dalam hidupnya.
Demikianlah setiap pengusaha yang sukses selalu menempuh saat-saat ia harus
bekerja keras membanting tulang dalam merintis perusahaannya. Seorang pengusaha
taksi mungkin tadinya ia hanya seorang supir angkutan umum seorang mengusaha
tekstil mungkin tadinya seorang pedagang kredit tekstil atau tukang jait, dan banyak
lagi contoh yang dapat kita jumpai dalam riwayat hidup pengusaha yang sukses.
Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dalam hal ini, unsur
disipin memainkan peranan penting sebab, bagaimana orang mau bekerja keras jika
disiplin tidak ada.
Dia harus mengatur waktu, sesuai irama kehidupan, bangun pagi, siap-siap untuk
bekerja, mulai bekerja, istirahat (tidak terlalu lama), dan seharusnya sampai malam
tiba malam hari ia tidur (tidak begadang sampai larut malam). Ada satu lagi elemen
penting dalam keberhasilan kerja keras, yaitu berserah diri kepada Allah SWT, dengan
selain berdoa kepadan-Nya.
2. Bekerja sama dengan orang lain (Getting Things Done With and Through
people).
Perbanyaklah teman dengan orang-orang dibawah ataupun dengan orang-orang
diatas kita. Murah hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta disiplin
menghadapi atasan dan hindarkan permusuhan. Dengan menggunakan tenaga orang
lain, maka tujuan mudah tercapai. Inilah yang disebut manajemen yaitu ilmu atau
seni menggunakan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Seorang wirausahawan mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat. dia tidak suka
fitnah, sok hebat, arogan, tidak suka menyikut, menggunting dalam lipatan, menohok
kawan seiring, dan sebagainya. Dia harus berprilaku yang menyenangkan bagi setiap
orang, sehingga memudahkannya berkerjasama dalam mencapai keberhasilan.
3. Penampilan yang baik (Good Appearance).
Ini bukan berarti penampilan bodiface / muka yang elok atau paras yang cantik
akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan prilaku jujur, disiplin, banyak orang
tertipu dengan rupa nan elok tetapi ternyata orangnya penipu ulung. Ingatlah, pribadi
yang baik dan jujur akan disenangi orang dimana-mana dan akan sukses berkerjasama
dengan siapa saja.
Seorang lulusan sekolah menengah atau alumni sebuah perguruan tinggi melamar
dan diterima bekerja di sebuah perusahaan. Dia berpenampilan baik seperti diceritakan
diatas, maka dengan cepat ia naik pangkat menduduki posisi kunci dalam perusahaan
tersebut. Berkat naluri wirausahanya ia bisa menabung dari income-nya tiap bulan,
kemudian mencari peluang-peluang usaha lain.
Setelah modal tabungan dirasa cukup, maka ia dapat menjelma menjadi
wirausahawan sukses. Peluang usahanya wirausahanya bisa dalam bentuk mensuplai
komoditi yang diperlukan oleh bekas perusahaan tempat ia semuala bekerja atau
merintis wirausaha dalam jenis komoditi yang sama dikota yang sama atau ia pindah
ke kota lain.
4. Yakin (Self Confidence).
Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan sesuatu
usaha, jangan ragu dan bimbang niatlah berjalan baik, kemudian berserah diri, tawakal
kepada Allah Swt. Self confidence ini diimplementasikan dalam tindakan sehari-hari,
melangkah pasti, tekun, sabar, tidak ragu-ragu. Setiap hari otaknya selalu berputar
membuat rencana dan perhitungan-perhitungan alternatif. Dia bisa saja menguji buah
pikiranya dengan teman-teman lain, baik yang pro maupun yang kontra dengan
rencananya.
5. Pandai membuat keputusan (Making Sovnd Decision).
Jika anda dihadakan pada alternatif, harus memilih, maka buatlah pertimbangan
yang matang. Kumpulkan berbagai informasi, boleh minta pendapat orang lain, setelah
itu ambil keputusan, jangan ragu-ragu. Dengan berbagai alternatif yang ada dalam
pikirannya ia akan dapat mengambil keputusan terbaik.
6. Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education).
Zaman sekarang pendidikan adalah nomor satu. Tenaga tak terdidik harganya murah
sekali. Sebaliknya orang terdidik, memiliki ilmu dan keterampilan akan dibayar
mahal. Benarlah Rosulullah yang mewajibkan semua muslim menuntut ilmu dari
ayunan sampai keliang kubur. Pendidikan ini bukan berarti harus masuk keperguruan
tinggi, melainkan pendidikan dalam bentuk kursus-kursus, penataran dikantor,
membaca buku, dan sebagainya.
Pendidikan college dalam bentuk diploma akan sangat membantu seseorang
menemukan dan mengembangkan jiwa serta oprasional wirausaha. Akan tetapi hal
yang penting disini adanya tambahan pengetahuan.
7. Ambisi untuk maju (Ambition Drice)
Kita jangan loyo, pasrah menyerah tak mau berjuang. Kita harus punya semangat
tinggi, mau berjuang untuk maju. Orang-orang yang gigi dalam menghadapi pekerjaan
dan tantangan, biasanya banyak berhasil dalam kehidupan. Apapun jenis pekerjaan
yang dilakukan, propesi apapun yang dihadapi, kita harus mampu melihat kedepan dan
berjuang untuk menggapai apa yang diidam-idamkan.
8. Pandai berkomunikasi (Ability to Communicate).
Pandai berkomunikasi berarti pandai berorganisasi buah pikiran kedalam bentuk
ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, mampu menarik
perintah orang lain. Komunikasi baik, diikuti dengan prilaku jujur, konsisten dalam
pembicaraan akan sangat membantu seseorang dalam mengembangkan karir masa
depannya. Akhirnya dengan keterampilan berkomunikasi itu seseorang dapat mencapai
puncak karir meraih kursi empuk yang menjadi idaman setiap orang.
9. Karakteristik wirausaha yang sukses dari zimmerer.
a. Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya. Boleh dikata setiap saat pikiran
tidak lepas dari perusahaannya.
b. Mau bertanggung jawab. Apa saja tindakan yang ia lakukan, selalu diikuti
dengan penuh rasa tanggung jawab ia tidak takut rugi.
c. Keinginan bertanggung jawab ini erat hubungannya dengan mempertahankan
internal locus of contor yaitu minat kewirausahaan dalam dirinya.
d. Peluang untuk mencapai obsesi. Seorang wirausaha mempunyai obsesi mencapai
prestasi tinggi dan ini bisa diciptakannya.
e. Toleransi menghadapi resiko kebimbangan dan ketidak pastian.
f. Yakin pada dirinya.
g. Kreatif dan fleksibel.
h. Ingin memperoleh balikan segera. Dia mempunyai keinginan yang kuat untuk
menggunakan pengetahuan dan pengalaman guna memperbaiki penampilannya.
i. Enerjik tinggi seorang wirausaha lebih enerjik dibandingkan rata-rata orang lain.
j. Motifasi untuk lebih unggul seorang wirausaha mempunyai motifasi untuk bekerja
lebih baik dan lebih unggul dari apa yang sudah dia kerjakan.
k. Berorientasi kemasa depan.
l. Mau belajar dari kegagalan. Seorang wirausaha tidak takut gagal, dia memusatkan
perhatiannya pada kesuksesan dimasa depan dan menggunakan kegagalan ini
sebagai guru yang berharga.
m. Kemampuan memimpin. Seorang wirausah harus mampu menjadi pemimpin yang
baik dia memimpin sumberdaya manusia yang berbagai macam karakternya. Dan
juga dia memimpin sumberdaya non manusia yang harus dikelola sebaik-baiknya.
B. Syarat Menjadi Wirausaha Yang Sukses
Beberapa persyaratan dasar untuk menjadi seorang wirausaha terdiri dari 8K dan 7P.
8K meliputi kriteria sebagai berikut.
a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kemauan, keuletan, dan ketekunan.
c. Kemampuan dan keahlian.
d. Kesempatan yang ada dan digunakan.
e. Keteraturan dan kecepatan kerja serta ketaatan (disiplin).
f. Keberanian mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian.
g. Kesadaran sosial dan kemerdekaan.
h. Kapital dan keuangan.
Adapun yang dimaksud 7P adalah sebagai berikut.
a. Pendidikan.
b. Pengajaran dan atau latihan.
c. Penerangan, penyuluhan, dan bimbingan.
d. Pengelolaan dan perlindungan serta kepastian hukum.
e. Pendekatan strategis.
f. Penghayatan hakiki kehidupan.
g. Perbankan.
Sektor Kewirausahaan
Sektor-sektor usaha dalam hubungannya dengan wirausaha dapat dikelompokkan
menjadi sektor formal dan informal.
a. Sektor formal
adalah kegiatan-kegiatan usaha yang dikelola sedemikian rupa, sehingga kegiatannya
bersifat tetap atau menjadi tumpuan harapan pengelola.
Sektor ekonomi formal yang dapat diusahakan antara lain:
1) Industri, baik industri besar, industri menengah, industry kecil, industri kerajinan,
maupun industri pariwisata,
2) Perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri atau perdagangan
internasional, dan pedagang besar, pedagang menengah atau pedagang kecil.
3) Jasa dan transportasi, yang meliputi pedagang perantara, pemberi kredit atau
perbankan, pengusaha angkutan, pengusaha hotel dan restoran, pengusaha biro jasa
atau travel pariwisata, pengusaha asuransi, pergudangan, perbengkelan, koperasi, tata
busana, dan lain sebagainya.
4) Agraris, yang meliputi pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan dan
peternakan.
5) Lapangan pertambangan dan energi, meliputi bidang minyak bumi dan gas alam
yang ada, dan
6) Usaha-usaha lainnya yang berbentuk perusahaan, berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum.
b. Sektor informal
Adalah kegiatan usaha yang bersifat sampingan, biasanya tidak berbentuk
perusahaan serta berbentuk home industri (industri rumah tangga).
Sektor ekonomi informal yang bisa diusahakan antara lain:
1) Perdagangan, artinya sebagai pedagang kecil atau retailer.
2) Industri rakyat atau industri rumah tangga, meliputi pengrajin, pengolahan hasil
pertanian, pengolahan hasil perkebunan, pengolahan hasil perikanan, pengolahan
hasil peternakan, dan pengolahan hasil kehutanan,
3) Jasa, meliputi perantara perdagangan, angkutan, warung makan, perbengkelan,
biro jasa travel/perjalanan, tata busaha atau penjahit, dan sebagainya,
4) Agraris, meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan kecil, perikanan darat,
peternakan unggas, dan sebagainya, atau
5) Usaha-usaha lainnya yang tidak berbentuk perusahaan.
BAB VII
MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS USAHA
A. Pengertian Produktifitas
Didalam beberapa ensiklopedia, produktifitas didefinisikan sebagai berikut :
1. Productivity in economics is a term used to describe how well or how efficiently an
economy's resources are used in the processes of production
2. Productivity in economics is the ratio of what is produced to what is require to
produce it
3. Productivity refers to a class of empirical output-input ratios that is widely use in
economics history, economics analysis and economics policy
Inti dari pengertian produktifitas yang diungkap tadi adalah menyangkut
perbandingan hasil yang di peroleh dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan.
Ada yang mengatakan produktifitas itu adalah kuantitas atau volume dari produksi atau
jasa yang dihasilkan, akan tetapi produktifitas bukan hanya kuantitas, tetapi juga
kualitas produk yang dihasilakan yang juga dipakai sebagai pertimbangan mengukur
tingkat produktifitas.
Jadi dalam menentukan produktifitas tidak hanya dilihat dari faktor kuantitas saja
tetapi juga kualitas jika seseorang menghasilkan produksi 100 unit per bulan dari bulan
berikutnya menghasilkan 150 unit maka tingkat produktifitas naik 50%, akan tetapi jika
menghasilkan sama seperti bulan lalu 100 unit tetapi kualitasnya bagus maka itupun
disebut produktifitas.
Ada 3 ukuran produktifitas yang harus di pertimbangkan dalam mengelola
organisasi yaitu :
1. Untuk tujuan strategi, apakah organisasi sudah benar sesuai dengan yeng telah
digariskan.
2. Efektifitas, sampai tingkat manakah tujuan itu sudah dicapai baik kuantitas
maupun kuantitas.
3. Efisiensi, bagaimana perbandingan output dibagi input dimana pengukuran output
semurah diadakannya kualitas dan kuantitas
Produktivitas adalah suatu kuantitas atau volume dari produk atau jasa yang
dihasilkan. Akan tetapi banyak yang menyatakan bahwa produktivitas bukan hanya
kuantitas, tapi juga kualitas produk yang dihasilkan, yang harus juga dipakai sebagai
pertimbangan mengukur tingkat produktivitas.
Dalam menentukan produktivitas tidak hanya dilihat faktor kuantitas saja, tapi juga
faktor kualitasnya. Melihat definisi diatas maka produktivitas ini dapat diukur menurut
tiga tingkatan, yaitu:
Individu
Kelompok
Organisasi
B. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan.
Motivasi seseorang tergantung pada kekeuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang
sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang.
Kekuatan motif dapat berubah karena:
- Terpuaskannya kebutuhan
- Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya kea arah
lain.
1. Teori Motivasi Hirarki kebutuhan Maslow
Teori motivasi yang sangat popular adalah teori hirarki kebutuhan yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow. Yang berpendapat bahwa hirarki kebutuhan
manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya.
Teori tentang motivasi didasarkan oleh dua asumsi, pertama kebutuhan seseorang
tergantung dari apa yang telah dipunyainya. Kedua, kebutuhan dilihat dari hirarki
pentingnya.
2. Teori Motivasi Hawthorn
Suatu hal yang sangat penting dan sangat berarti ditemukan bahwa untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya faktor relation. Jadi karyawan
mendapat perhatiankhusus secara pribadi terhadap dirinya dan juga kelompoknya,
maka produktivitasnya akan meningkat. Oleh sebab itu seorang wirausaha harus
pandai mendekati dan memperhatikan pekerjaan yang sedang dikerjakan karyawan.
3. Teori X dan teori Y
Teori X
a. Pekerjaan pada dasarnya tidak disenangi orang banyak
b. Kebanyakan orang lemah tanggung jawabnya dan suka dipimpin.
c. Kebanyakan orang kurang kreatip
d. Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat.
Teori Y
a. Pekerjaan itu sebetulnya sama dengan bermain
b. Setiap orang mempunyai kemampuan kreativitas
c. Orang mempunyai kemampuan mengawasi diri sendiri guna mencapai tujuan.
4. Teori Pola A dan Pola B
Teori pola A beranggapan bahwa orang atau individu tidak punya perasaan, tidak
terbuka, suka menolak eksperimen, dan tidak mau menolong orang lain. Pola B
beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang rasa, bersifat
terbuka, mau melakukan eksperimen.
5. Teori Hygiene dari Frederick Herzberg
Kesimpulan Hezberg adalah ada dua kategori yang berlainan yang mempengaruhi
perilaku. Ia menemukan bahwa bila orang merasa tidak puas dengan pekerjaannya
maka mereka akan memperhatikan lingkungan sekitar tempatnya bekerja.
Sebaliknya bila seseorang merasa senang dengan pekerjaannya, maka ia akan
memperhatikan pekerjaannya.
6. Teori Ekspektsi dari Vroom
Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi:
a. Manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil
karyanya.
b. Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan keyakinan
orang tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan sumbangan
terhadap tercapainya tujuan yang diharpkan.
7. Teori Motivasi Model Porter dan Lawyer
Penampilan sesungguhnya dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh upaya yang
dicurahkan serta dipengaruhi oleh kemampuan untuk melaksanakan dan persepsinya
tentang tugas.
8. Teori Prestasi dari Mc Clelland
Teori ini berusaha menjelaskantingkah laku yang berorientasi pada prestasi yang
didefinisikan sebagi tingkah laku yang diarahkan terhadap tercapainya standart of
excellent
9. Teori Z dari William G. Ouchi
William G. Ouchi meneliti rahasia kesuksesan yang dinikmati oleh perusahaan-
perusahaan jepang yang melejit maju meninggalkan partnernya para pengusaha
Amerika. Dikatakan bahwa issu yang popular bagi Amerika untuk decade yang akan
dating bukan persoalan teknologi, investsi atau inflasi. Akan tetapi issu pokok adalah
bagaimana menghadapi suatu kenyataan keunggulan Jepang yang bekerja jauh lebih
baik dari Amerika
BAB VIII
KEPUASAN PELANGGAN
A. Pelayanan Prima
Pelayanan prima (Excellent service) adalah pelayanan sebaik-baiknya kepada
pelanggan sehingga dapat menimbulkan rasa puas pada pelanggan. Pelayanan prima
merupakan pelayanan yang berorientasi pada pemenuhan tuntutan pelanggan mengenai
kualitas produk (barang atau jasa) sebaik-baiknya. Melalui pelayanan prima, perusahaan
dapat menarik pelanggan baru dan perusahaan dapat mempertahankan pelanggan lama.
Untuk menunjang pelaksanaan playanan prima, telah dikembangkan konsep total
quality management (TQM), yaitu sistem manajemen yang melibatkan semua
manajemen dan pegawai untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas proses organisasi
agar kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan terpenuhi. Pelayanan prima
dikembangkan berdasarkan konsep A3, yaitu Attitude (sikap), attention (perhatian) dan
action (tindakan).
1. Konsep Attitude (Sikap)
Calon pembeli/pelanggan selalu mengharapkan sikap dan perilaku yang baik dan
menyenangkan dari pelayan/petugas yang ada di toko/perusahaan sehingga kepuasan
pembeli terpenuhi serta kemungkinan besar pengalamannya disampaikan kepada orang
lain, yang akhirnya menjadi promosi gratis bagi perusahaan. Pelayanan berdasarkan
attitude (sikap) terdiri dari beberapa bentuk, antara lain seperti berikut ini.
a) Pelayanan pelanggan dengan penampilan serasi
Hal-hal yang dapat mendukung penampilan serasi
Penampilan serasi dengan cara berhias
Penampilan serasi dengan cara berbusana
Penampilan serasi dengan ekspresi wajah
b) Pelayanan dengan berpikir positif
Cara berpikir positif dalam melayani pembeli
Tidak mencari atau memanfaatkan kelemahan pembeli
Tidak bersikap apriori terhadap pembeli
Melayani pembeli secara terhormat
c) Pelayanan pelanggan dengan sikap menghargai
Tutur bahasa baik, disertai senyum ramah
Sikap sopan santun
Melayani dengan memuaskan
Mendengarkan saran, pendapat dan kritikan pembeli
Mendengar dan mencatat setiap pesanan pembeli
Mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli
Bersikap konsisten dalam melayani pembeli
1. Konsep attention
Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep attention adalah sebagai berikut.
a) Mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan
Mendengarkan tutur kata pembeli mengenai kebutuhannya
Mencatat dengan cermat yang dibutuhkan pembeli
Berusaha memahami semua kebutuhan pembeli
Berusaha mewujudkan kebutuhan pembeli dengan cepat
b) Mengamati perilaku pelanggan
Ketika sedang mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan, penjual harus
mengadakan pengamatan terhadap segala perilaku pelanggan dalam hal berikut
ini.
Body language
Body movement
Motive pembeli
c) Mencurahkan perhatian penuh pada pelanggan
Mendengarkan dan mencatat kebutuhan pembeli
Menjelaskan kembali setiap pesanan
Memberikan dan mengajukan saran dan perhatian penuh kepada pembeli
Memberikan dan mengajukan saran dan perhatian penuh kepada pembeli
Menghargai setiap pendapat dan saran yag diajukan pembeli
Memenuhi kebutuhan pelanggan akan barang dan jasa yang dipesannya.
3. Konsep Action
a) Pencatatan pesanan adalah sebagai berikut
Memberi kemudahan kepada pembeli/pelanggan
Mempercepat pelayanan
Menghindari kesalahan sekecil mungkin
Memudahkan dalam pencarian dan pengambilan barang
b) Pencatatan kebutuhan pelanggan
Untuk memberikan pelayanan yang baik, sebaiknya pelayanan atau penjual
mendengarkan memahami kebutuhan para pelanggan para pelanggan dan membuat
daftar kebutuhan dengan mengelompokkan sesuai dengan kegunaan, merek, ukuran,
dan jenis pesanan.
c) Penegasan kembali kebutuhan pelanggan
Barang yang telah dicatat, ditegaskan kembali agar tidak terjadi kesalahan
pelayanan.
Menanyakan penggunaan alat pembungkusan barang
Menanyakan cara pengiriman barang yang dikehendaki pembeli
Menegaskan cara pembayaran (cash, credit, dengan cek)
d) Mewujudkan kebutuhan pelanggan
e) Menyatakan terimakasih dengan harapan pelanggan kembali
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan harapan pelanggan kembali untuk membeli
barang jasa diataranya adalah sebagai berikut:
Pernyataan terima kasih kepada setiap pelanggan.
Pemberian bonus kepada pelanggan yang membeli dalam jumlah besar
Pemberian potongan harga
Pemberian hadiah pada waktu-waktu tertentu kepada pelanggan.
B. Promosi
1. Pengertian Promosi
Promosi yaitu kegiatan dalam pemasaran yang dilakukan dengan cara memperkenalkan
barang kepada masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Promosi
merupakan salah satu alat untuk mempengaruhi konsumen, baik langsung maupun tidak
langsung.
2. Tujuan Promosi
1) Merubah tingkah laku dan pendapat konsumen
2) Mendorong konsumen agar lebih banyak menggunakan produk dan membeli
produk dalam jumlah besar, serta mengingatkan konsumen akan manfaat produk
3) Untuk menarik konsumen merek lain yang bersaing dengan produk yang sedang
dipromosikan
4) Mempertahankan merek produk perusahaan
c. Sasaran promosi
Secara terperinci dapat disebutkan bahwa sasaran dari promosi adalah sebagai
berikut
1) Seluruh masyarakat konsumen agar mereka mau membeli produk
2) Para pembeli/pelanggan produk dari perusahaan tersebut
3) Para pemakai produk pada waktu sekarang
4) Masyarakat yang mempunyai daya beli
5) Para distributor dan para agen yang menjual produknya
6) Pemerintah yang memerlukan produk dari pengusaha yang bersangkutan
7) Mereka yang mempunyai kekuasaan dan ia dapat memerintahkan untuk
membelinya
Apabila promosi dapat dilakukan secara baik, efektif dan tepat sasaran, maka
diharapkan dapat memberikan keuntungan, yang berupa berikut ini.
1) Meningkatnya omset penjulan produk
2) Mengingatkan para pembeli tentang barang yang akan dibeli
3) Membentuk produk motives dan patronage motives
4) Produk menjadi lebih terkenal
5) Meningkatnya produksi perusahaan
6) Meningkatnya laba perusahaan
d. Merencanakan Bentuk Promosi
Bentuk promosi yang paling efektif dilakukan saat ini adalah bauran promosi.
Bauran promosi adalah promosi yang dilakukan dengan membaurkan empat alat penting
dalam promosi yaitu advertensi, personal selling, sales promotion dan publicity.
a) Advertensi (periklanan)
Bedasarkan macam media yang digunakan, maka advertensi dibedakan menjadi berikut:
1) Advertensi Cetak yaitu berupa iklan surat kabar dan majalah
2) Advertensi Elektronik yaitu berupa iklan melalui radio dan televisi
3) Transit advertising yaitu berupa bulletin, poster, striker dan lain-lain
4) Kiriman langsung yaitu berupa barang cetakan yang dikirim langsung dengan pos
kepada calon pembeli
5) Advertensi khusus yaitu segala macam barang, berupa hadiah atau pemerian secara
Cuma-Cuma.
6) Advertensi di luar ruma berupa yaitu papan reklame
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan di dalam memilih jenis
media yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Biaya
2) Produk
3) Pesan
4) Sifat media yang dituju
Untuk penyajian advertensi setiap perusahaan perlu memperhatikan persyaratan
diantaranya adalah
1) Harus dapat menimbulkan perhatian konsumen
2) Harus dapat menarik konsumen
3) Harus dapat menimbulkan keinginan mau membeli
Agar penyusunan advertensi lebih efektif dan efisien, sebaiknya perusahaan
memperhatikan langkah-langkah dalam mernyusun advertensi diantaranya sebagai
berikut:
a. Tetapkan maksud dan tujuan
b. Tentukan siapa yang akan menggunakan produk yang diiklankan
c. Tentukan tempat, jumlah dan kebiasaan konsumen yang akan di tuju
d. Persiapan kata-kata dan bahasa, gambar, layout, dan penyajian advertensi.
e. Pilih media yang akan digunakan
f. Siapkan tenaga ahli yang akan menyusun advertensi
g. Sediakan biaya yang diperlukan
h. Lakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan advertensi
b) Personal Selling
Personal selling adalah penyajian barang secara lisan dan bertatap muka kepada satu
atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar barang yang ditawarkan terjual.
Personal selling sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam usahanya.
1) Menciptakan Kepercayaan
Kontak pribadi antara pembeli dan penjual dapat menimbulkan kepercayaan pembeli
terhadap barang yang ditawarkan.
2) Peragaan
Personal selling sangat diperlukan untuk memperagakan jenis barang yang belum
dikenal konsumen
3) Pembelian yang sifatnya sekali-sekali
Mengatasi penjualan terhadap produk yang hanya sekali-sekali saja dibeli oleh
konsumen
4) Produk yang mempunyai nilai perunit sangat tinggi
Personal selling dapat memasarkan barang yang bernilai tinggi seperti: Mobil, Kamera.
5) produk yang didesain sesuai dengan kebutuhan
personal selling dapat menjualkan jenis-jenis barang yang bentuk warna maupun
ukuran disesuaikan dengan permintaan konsumen, seperti tas, pakaian dan sebagainya.
Adapun yang menjadi ciri-ciri personal selling yaitu:
1) Hubungan akrab
Penjual harus menggunakan keahliannya untuk memperoleh rasa simpati dari
pembeli, misalnya memuji para pembeli, sehingga akan terbentuk hubungan yang
akrab dengan pembeli.
2) Hubungan langsung
Hubungan langsung akan menyebabkan adanya kebutuhan saling mengamati sifat
penjual dengan pembeli mengadakan penyesuaian secara langsung.
3) Adanya tanggapan
Personal selling membuat para pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan
pembicaraan penjual memberi reaksai dan tanggapan, walaupun reaksi tersebut hanya
merupakan suatau persyaratan ucapan terima kasih.
c) Sales Promotion
Ada beberapa alat-alat yang biasa digunakan untuk sales promotion yaitu:
a. Sampel/contoh yaitu memberikan produk secara gratis kepada konsumen, dengan
harapan mereka menyukai sehingga melakukan pembelian ulang.
b. Kupon/voucher yaitu memberikan sertifikat hak potongan kepada pemegangnya
sehingga dapat menghemat pembelian produk tertentu
c. Premi yaitu barang yang ditawarkan dengan harga yang sangat rendah atau bahkan
gratis sebagai suatu insentif bila orang membeli produk tersebut.
d. Paket harga yaitu produk yang memuat harga yang lebih rendah daripada harga biasa
e. Tawaran uang kembali (money refun offer), yaitu tawaran pengembalian uang jika
terjadi kesesuaian produk dengan harga atau terjadi kerusakan produk yang dibeli
berdasarkan perjanjian.
f. Promosi dagang (trade promotion) yaitu penawaran potongan harga pada setiap
pembelian selama jangka waktu tertentu.
g. Pemajangan di tempat penjualan
h. Pameran dagang
i. Kontes yaitu mengundang konsumen untuk ikut perlombaan melakukan sesuatu
j. Undian, misalnya konsumen diajak mengumpulkan label yang memuat nama
produk/perusahaan untuk kemudian diundi dan mendapatkan hadiah
d) Publicity
Publicity adalah upaya pengaturan ruang editorial agar terpisah dari ruang lainnya di
semua media yang dapat dibaca, dilihat atau didengar oleh konsumen atau calon
konsumen suatau produksi perusahaan untuk mencapai tujuan penjualan. Alat-alat
yang diperlukan untuk melaksanakan publicity adalah sebagai berikut:
1) Jumpa pres (press relation)
Pertemuan antara wartawan dengan produsen untuk memberikan informasi untuk
dimuat dalam media massa agar menrik perhatian masyarakat terhadap produk dan
jasa.
2) Publisitas produk (product publicity)
Usaha mempublikasikan produk khusus
3) Komunikasi perusahaan (corporate communication)
Komunikasi intern dan ekstern dalam upaya menciptakan rasa saling pengertian
diantara perusahaan.
4) Pendekatan (Lobbying)
Kerja sama dengan ahli hukum dan pejabat pemerintah un tuk mendukung atau
menghapuskan peraturan/UU
5) Bimbingan (conselling)
Pemberian bimbingan kepada manajemen tentang masalah kemasyarakatan, posisi
perusahaan maupun citra perusahaan.
Adapun tujuan dari Publicity yaitu:
1) membuat berita mengenai produk atau perusahaan
2) membuat berita berbagai aspek yang berkaitan dengan produk/perusahaan
3) mengembangkan publisitas khusus untuk berbagai segmen pasar
Hasilnya
1) jumlah penonjolan yang ditampilkan oleh media
2) perubahan kesadaran, pemahaman atau sikap yang dihasilkan oleh pelaksanaan
publisitas.
C. Teknik menjual
Salah satu teori menjual yang dikemukakan adalah teori AIDAS, teori ini menerangkan
dengan rinci mengenai tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seorang penjual di
dalam melakukan kegiatan penjualan.
a. Tahapan-tahapan teori AIDAS adalah sebagai berikut.
1) Attention (Perhatian)
Pada tahap ini, penjual harus berusaha agar calon pembeli memperhatikan
penawaran yang dilakukan calon penjual.
2) Interest (Minat)
Pada tahap ini, penjual harus mengubah perhatian calon pembeli menjadi minat
yang kuat.
3) Desire (keinginan)
Perlu diketahui, bahwa kebiasaan calon pembeli dalam mengambil keputusan
membeli tidaklah sama.
4) Action
Pada tahap ini, penjual harus menyakinkan kepada pembeli bahwa keputusan
untuk membeli produk yang ditawarkan adalah keputusan yang tepat.
5) Satisfaction (kepuasan)
Pada tahap ini, penjual harus memastikan bahwa kualitas produk yang
ditawarkan sesuai apa yang dijelaskan.
b. Keterampilan Penjual
Seorang penjual yang terampil dan profesional dalam menjual adalah:
1) Memiliki kemampuan menjual yang memuaskan pembeli
2) Memiliki suatu kebanggan terhadap profesinya
3) Mau belajar untuk menambah pengathuan dalam menjual
4) Memiliki standar ekstra yang tinggi dalam menjual
5) Tidak menyalahi janji jika menjual
6) Memahami bahwa pekerjaan menjual berarti melayani
7) Menjaga keutuhan pribadinya dan kemerdekaannya dalam menjual
Ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh penjual yang baik, antara lain
1) Mampu berkomunikasi
2) Penuh inisiatif
3) Berpikir kreatif
4) Penuh perhatian
5) Tidak mudah putus asa
6) Menarik, mudah bergaul dan selalu gembira
7) Sopan santun, lurus hati dan disiplin
8) Ketajaman daya ingat
9) Bijaksana
c. Ilmu menjual adalah suatu ilmu yang dapat digunakan dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu suatu seni untuk mempengaruhi orang lain agar
bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
Manfaat ilmu menjual:
1) Memperlancar tugas penjual dalam melakukan kegiatan dagang.
2) Penjual dapat mengatasi segala macam tantangan atau hambatan yang kadang
timbul ditengah kegiatan jual beli.
3) Membantu penjual dalam mengatasi persaingan yang makin ketat, baik dalam
negeri maupun luar negeri.
4) Meningkat omset penjualan
d. Objek Ilmu Menjual
1) Penjual
sebelum melakukan penjualan barang/jasa, seorang penjual harus mengenali dan
mengetahui keadaan fisik.
2) Barang atau jasa yang dijual
Penjual harus mengetahu seluk-beluk barang atau jasa yang akan dijual
D. Kepuasan Pelanggan
Kep