Top Banner

of 47

Modul Mas

Oct 18, 2015

Download

Documents

Diky Faizal
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PEDOMAN KERJA BATU (MASONRY)

PEDOMAN KONSTRUKSI BATU (MASONRY)

Disusun oleh :

A. Solieh, ST.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2004

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan penulisan bahan ajar yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan konstruksi batu dengan judul :

PEDOMAN KONSTRUKSI BATU (MASONRY)

Berbagai usaha penulis telah lakukan untuk menyelesaikan penulisan bahan ajar ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna.

Dengan demikian penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca, sehingga tulisan ini akan lebih baik serta dapat bermanfaat bagi para pengguna. Amiin.

Bandung, September 2004

Penyusun

SILABI

Judul

: Konstruksi Batu (Masonry)

Waktu

: 70 jam pelajaran (70 X 50 menit)

I. TUJUAN : - Memahami pengertian masonry, nama dan fungsi bahan dan peralatan untuk pekerjaan masonry, jenis-jenis ikatan bata serta mampu menghitung jumlah kebutuhan bahan yang diperlukan.

- Mampu melaksanakan pekerjaan dan pemeliharaan serta menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan berbagai jenis pekerjaan masonry II. PRASYARAT : Lulusan SLTA.

III. SILABI

:

A. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan :

I. Dasar Teori

1.1. Pengertian Umum

1.2. Peralatan dan Bahan

1.3. Ikatan Bata

1.4. Perhitungan Bahan

II. Pelaksanaan/Praktikum

2.1. Pasangan Bata Bt.

2.2. Plesteran Dinding

2.3. Pasangan Ubin Dinding

2.4. Pasangan Bata Super dan Rooster

2.5. Pasangan Ubin Lantai

B. PENYAMPAIAN

Hasil Belajar ISetelah mempelajari pedoman ini, mahasiswa memahami pengertian masonry, nama dan fungsi bahan dan peralatan, jenis-jenis ikatan bata serta mampu menghitung jumlah kebutuhan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan masonry.

Kriterian Penilaian- Menyebutkan nama & fungsi peralatan dan bahan

Menjelaskan jenis-jenis pekerjaan masonry.

Menghitung jumlah kebutuhan bahan.

Hasil Belajar IISetelah mempelajari pedoman ini, mahasiswa bisa melaksanakan pekerjaan pasangan bata bt.

Kriterian Penilaian- Melakukan praktikum

Hasil Belajar IIISetelah mempelajari pedoman ini, mahasiswa bisa melaksanakan pekerjaan plesteran dinding.

Kriterian Penilaian- Melakukan praktikum

Hasil Belajar IVSetelah mempelajari pedoman ini, mahasiswa bisa melaksanakan pekerjaan pasangan ubin dinding.

Kriterian Penilaian- Melakukan praktikum

Hasil Belajar VSetelah mempelajari pedoman ini, mahasiswa bisa mengerjakan pasangan bersih super bata &.rooster

Kriterian Penilaian- Melakukan praktikum

Hasil Belajar VISetelah mempelajari pedoman ini, mahasiswa bisa melaksanakan pekerjaan pasangan ubin lantai.

Kriterian Penilaian- Melakukan praktikum

C. METODA PENGAJARAN

Diskusi, Tanya jawab, Demonstrasi dan Praktek.

IV PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. Setelah mempelajari seluruh kegiatan belajar yang terdapat pada pedoman kerja batu, mahasiswa harus mengikuti Tugas, Praktek dan Uji Teori.

2. Mahasiswa dinyatakan lulus, jika nilai kumulatif minimal 60 dengan skala nilai 100.

V SUMBER BAHAN :

1. 1982. Masonry, TEDC. Bandung

2. Hidayat D dan Sarino, Suparman, 1979 Praktikum dan Pemeriksaan Bahan Bangunan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Beets, P. dkk. 1997. Ilmu bangunan, Jakarta : Erlangga.

4. Pendelaki, Paul, 1997. Ilmu Bahan Bangunan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

5. 1983. Teknologi Bahan. PEDC. Bandung.

6. 1989. Spesifikasi Bahan bangunan, Bandung : Departemen Pekerjaan Umum.

DESKRIPSI

Kerja batu merupakan salah satu bagian dari pekerjaan di bidang teknik sipil, terutama pada pekerjaan bangunan gedung. Pekerjaan ini walaupun sifatnya tidak konstruktif, tapi cukup dominan pada pekerjaan bangunan gedung atau pekerjaan sipil lainnya.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada kerja batu ini, misal;

Penggunaan peralatan dan bahan harus sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.

Pemasangan batu pada podasi batu belah harus posisi titik berat tiap batu yang dipasang terletak di bagian dalam pondasi.

Pasangan bata, tidak adanya siar tegak yang sejajar, sehingga kekuatan daya ikat antara bata yang satu dengan yang lainnya betul-betul terjalin dengan kuat.

Penempeln adukan pada pekerjaan plesteran dilempar dan dibuat dua lapisan dengan ketebalan yang sesuai.

Pemasangan ubin dengan menggunakan adukan, maka adukan tersebut dibuat ruang udara dengan menggunakan alat skrap spesi untuk mencegah terlepasnya ubin setelah dipasang.

Pedoman ini disusun sebagai materi bahan ajar yang membahas tentang konstruksi dan metoda pelaksanaan pekerjaan batu bagi mahasiswa Politeknik Jurusan Teknik Sipil.

Pedoman ini disusun dengan komposisi teori 25% dan praktek 75%, diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk memenuhi tingkat kompetensi yang diparsyaratkan.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI ..

ii

BABIPENDAHULUAN ..

1

1.1.Latar Belakang Masalah .

..

1.2.Tujuan Penulisan

..

1.3.Ruang Lingkup ...

..

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Terutama adalah bangunan gedung, karena ini adalah kebutuhan pokok.

Pada jaman dulu orang membuat rumahnya dengan cara menyusun batu-batuan atau kayu-kayuan dengan begitu saja tanpa memperhitungkan kekuatan dan perancanaan yang seperti sekarang ini, hal ini disebabkan makin lama peradaban manusia makin berkembang, begitu juga dengan teknologi, manusia berusaha menganalisa dan menggali serta memproduksi bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu tujuan tertentu. Begitu juga dalam hal bangunan orang sekarang telah bisa membuat bata merah yang bahan dasarnya adalah tanah liat. Pembuatan bata merah ini melalui beberapa tahapan, diantaranya : mengaduk bahan dasar, memberi bahan tambah, mencetak, serta membakarnya, sehingga didapatkan suatu bata merah.

Konstruksi batu merupakan suatu pekerjaan yang cukup dominan pada konstruksi bangunan gedung. Dengan demikian untuk melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga kerja yang cukup mahir untuk mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang baik.

B. Tujuan

Tujuan dari materi kerja batu ini, diantaranya adalah melatih mahasiswa untuk bisa menerapkan dan memberikan informasi tantang aturan dan teknik pelaksanaan kerja dengan baik dan benar nantinya di lapangan. Selain itu juga diharapkan mahasiswa bisa menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kerja batu.

BAB II DASAR TEORI

Dalam pekerjaan konstruksi batu, selain faktor tenaga kerja, yang tidak kalah pentingnya adalah faktor bahan dan peralatan yang digunakan. Bahan dan peralatan yang digunakan di sini sangat berpengaruh terhadap efektivitas pekerja dan hasil pekerjaannya. Dengan bahan dan peralatan yang sesuai akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu bahan dan peralatan harus diperiksa terlebih dahulu, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum, dalam hal ini baik mutu maupun jumlahnya.

A. Peralatan

Macam-macam alat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi batu, terutama untuk pekerjaan pasangan bata, diantaranya :

Sendok spesi

Sendok spesi ini biasa juga disebut sendok tembok, sendok semen, sendok aduk ataupun cetok. Biasanya bentuk sendok spesi ini adalah bentuk oval dan segitiga, dimana fungsi dari sendok ini adalah untuk mengambil/memasang adukan pada suatu pekerjaan pasangan.

Kotak spesi

Kotak spesi ataupun kotak adukan bisa terbuat dari kayu (papan) atau dari plat besi, yang berfungsi terumtama untuk menyimpan adukan yang akan dipasang pada suatu pekerjaan pasangan. Juga bisa dipakai untuk mengangkut bahan yang sifatnya bahan curah (pasir, semen dan lain sebagainya).

Waterpas

Waterpas terdiri dari dua jenis yaitu waterpas batang dan waterpas slang.

Waterpas batang ini berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakkan, sedangkan waterpas slang berfungsi hanya untuk mengukur kedataran saja, terutama untuk mengukur titik-titik yang diukur jaraknya cukup jauh. Perlu diingat, pengisian slang dengan air harus betul-betul dan yakin, bahwa tidak ada gelembung udara di dalamnya sebelum alat ini dipergunakan hal ini agar hasil pengukuran betul-betul akurat.

Palu pemotong bata

Alat ini terbuat dari besi dan bertangkai kayu dengan fungsi untuk memotong bata terutama bata merah dan batako. Biasanya para tukang untuk memotong bata mempergunakan sendok spesi. Hal ini tidak dibenarkan karena tidak sesuai dengan fungsinya bahkan bisa bisa merusak sendok spesi.

Siku rangka

Alat ini terbuat dari plat baja yang diberi ukuran dan membentuk siku 90o yang berfungsi untuk mengukur kesikuan suatu pekerjaan, baik itu pasangan bata ataupun yang lainnya. Biasanya panjang sisi-sisi dari siku ini 60 cm dan 80 cm dengan lebar plat 5 cm, tebal plat 2 mm.

Meteran

Meteran terdiri dari berbagai ukuran dan berbagai jenis serta merk. Yang umum digunakan adalah meteran rol dengan panjang antara 2 meter sampai dengan 5 meter. Tapi ada juga meteran yang panjangnya sampai 50 meter, ini biasanya digunakan pada pekerjaan yangmembutuhkan jangkauan yang jauh. Jenis meteran lainnya adalah meteran lipat yang terbuat dari kayu tipis dan diberi ukuran serta bisa dilipat-lipat, biasanya panjang meteran lipat ini hanya 1 meter sampai 2 meter. Meteran lipat ini sudah jarang dipakai. Meteran tersebut di atas berfungsi untuk mengukur dan memeriksa ukuran.

Pensil

Pensil biasa yang digunakan adalah pensil kayu dan berfungsi untuk memberi tanda sesuai denga ukuran yang ditentukan atau tanda paring lainnya.

Unting-unting

Unting-unting atau yang biasa disebut lot terbuat dari kuningan atau besi pejal dengan berat yang beraneka. Fungsi alat ini untuk mengukur/memeriksa ketegakkan.

Sekop

Sekop atau singkup berfungsi sebagai alat untuk memindahkan atau mengambil bahan curah seperti pasir, semen dan lainnya.

Cangkul

Cangkul atau pacul digunakan terutama untuk mengaduk pada waktu pembuatan adukan kering/basah atau menggali tanah.

Ayakan pasir/kapur

Ayakan terbuat dari kawat mes/ ram kawat yang diberi rangka dari kayu. Alat ini berfungsi untuk mengayak pasir atau kapur.

Tongkat ukur

Alat ini terbuat dari balok kayu yang dibentuk segiempat dan masing sisinya dibuat lurus dan datar serta diberi ukuran dalam satuan cm. Ukuran alat ini sekitar 5 cm x 3 cm x 200 cm, yang berfungsi untuk menentukan tebal setiap lapis pasangan bata.

Jointer

Jointer ini terbuat dari besi bulat (besi beton) dengan diameter 12 mm dan diberi tangkai sebagai pegangan. Alat ini berfungsi untuk membentuk dan merapihkan siar pada pasangan yang baru selesai dibuat dan masih keadaan basah, terutama untuk pasangan bata yang tidak akan diplester, sehingga pasangan terlihat rapih.

Skrap spesi

Alat ini terbuat dari plat baja tipis dan salah satu sisinya dibentuk bergerigi dengan ukuran lebar dan kedalam gigi sekitar 5 mm. Alat ini berfungsi untuk menempelkan pasta semen sewaktu pemasangan ubin dinding.

Ruskam

Ruskam terdiri dari ruskam kayu dan ruskam besi. Ruskam kayu terbuat dari kayu (papan) dan diberi tangkai, ruskam kayu ini berfungsi untuk meratakan permukaan pada waktu pekerjaan pleteran. Sedangkan ruskam besi terbuat dari plat baja tipis juga diberi tangkai sebagai pegangan. Ruskam besi ini berfungsi untuk menghaluskan permukaan sewaktu pekerjaan finishing (acian).

Sikat kawat

Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan permukaan pasangan dari kotoran sebelum pasangan tersebut diplester, sehingga daya lekat adukan plesteran dengan pasangan lebih kuat.

Pemotong ubin

Alat ini terdiri dari alat pemotong ubin manual yang tidak menggunakan listrik dan yang menggunakan listrik. Alat ini berfungsi untuk memotong ubin terutama untuk ubin keramik/porselen.

Mesin pemotong bata

Mesin pemotong bata berfungsi untuk memotong bata, bisa juga digunakan untuk memotong batu atau beton betulang. Hasil dari pemotongan ini akan lebih baik dan lebih akurat serta lebih cepat bila dibandingkan dengan menggunakan palu pemotong bata.

B. Bahan

Bahan-bahan yang umum digunakan pada pekerjaan batu antara lain :

a. Batu kali/batu belah

Batu kali/batu belah merupakan batu alam yang didapatkan dari sungai/kali ataupun dari gunung. Batu ini digunakan untuk pemasangan pondasi atau untuk dinding penahan tanah. Batu yang baik biasanya kelihatan agak mengkilap yang menandakan pori-pori batu itu tidak

terlalu banyak. Penyimpanan batu harus terlindung dari tanah atau lumpur sehingga kalau mau digunakan tidak perlu dibersihkan terlebih dulu, juga penumpukkannya harus disusun sedemikian rupa agar tidak terkena lumpur dan agar mudah untuk menaksir jumlah kubikasi batu tersebut.

b. Bata merah

Bata merah adalah suatu bahan bangunan yang terbuat dari tanah liat dan diberi bahan tambah seperti pasir, sekam padi yang dicetak sesuai ukuran standar dan kemudian dibakar pada tungku pembakaran dengan suhu lebih kurang 1050o C.

Ukuran standar bata merah yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

a. 5,2 cm x 11,5 cm x 24 cm

b. 5,0 cm x 11,0 cm x 23 cm.

Menurut mutunya bata merah dibagi dalam 3 kelas :

Mutu Bata MerahKuat tekan rata-rata (kg/cm2)

Tingkat ILebih besar 100

Tingkat II100 80

Tingkat III80 60

Secara garis besar proses pembuatan bata merah adalah sebagai berikut :

1. Mencari sumber bahan baku (tanah liat)

2. Meneliti/menguji bahan baku tersebut apakah memenuhi syarat atau tidak.

3. Mengaduk dan memberi bahan tambah (pasir, sekam padi)

4. Mencetak, kemudian dikeringkan (tidak dijemur)

5. Membakar dengan suhu pembakaran lebih kurang 1050o C.

6. Didinginkan, kemudian diangkat dari tungku.

7. Diuji mutu bata tersebut

8. Setelah memenuhi syarat baru dipasarkan.

Untuk mengetahui bata merah itu baik, dapat diperiksa secara praktis di lapangan dengan cara :

Melihat warna bata, bata harus terlihat warnanya merah bata dan merata

Kepadatan bata, dengan cara menjentik bata tersebut, bata yang baik bunyinya akan nyaring.

Hasil pembakaran, jika bata dipotong, maka warna bagian dalam bata harus seragam dan merah secara keseluruhan.

Bentuknya, bata yang baik bentuk dan ukurannya seragam dan setiap sisinya lurus dan membentuk segi empat yang siku.

Cara penyimpanan bata merah di lapangan

Penyimpanan bata merah di lapangan secara sepintas kelihatannya sepele, tapi jika kita perhatikan penyimpanan bata merah ini cukup penting. Hal ini untuk menghindari bata dari kotoran kotoran terutama tanah yang dapat mengakibatkan kurangnya daya ikat bata dengan adukan. Sehinga untuk penyimpanan bata di lapangan harus diperhatikan hal-hal berikut :

Bata yang ditumpuk harus diberi alas dari papan atau alas lainnya dan diberi jarak dari permukaan tanah lebih kurang 15 cm.

Cara penumpukan harus berdiri dan selang-seling agar tumpukan stabil.

Tinggi tumpukan diusahakan tidak lebih 2 meter.

Sebaiknya tumpukkan bata merah diberi tutup sengan kain terval atau plastik, sehingga tudak terkena hujan sewaktu hujan yang akan mengakibatkan mudah berlumut.

c. Super bata

Bata super ini biasa juga disebut super bata. Bahan baku dan proses pembuatan super bata ini sama dengan pembuatan bata merah biasa, tapi peralatan yang digunakan hampir seluruhnya dikerjakan secara mekanis atau dengan menggunakan mesin. Begitu juga pembakaran dan pendinginannya menggunakan oven, sehingga ukuran serta hasilnya akan lebih akurat dan lebih baik dan sesuai dengan standar mutu yang diharapkan.

Super bata ini dibuat dalam beberapa jenis dan ukuran:

TypeUkuran (cm)Jumlah (buah/m2)

B 15 x 11 x 2464

B 47 x 11 x 2452

C 7, 8, 9, 1012 x 11 x 2432

D 65 x 2,5 x 2480

D 77 x 3 x 2464

Cara pemeriksaan dan penyimpanan super bata di lapangan sama halnya dengan bata merah biasa.

d. Bata cetak / batako

Lain halnya dengan batako atau batu cetak, bahan utama batu cetak ini adalah pasir/tras dan diberi semen atau kapur sebagai bahan perekat. Proses pembuatannya tidak memngalami pembakaran, tapi pencetakannya dipres dan kemudian dikeringkan. Komposisi adukan bata cetak biasanya berkisar :

Untuk bata pres1 semen : 5 6 pasir

Untuk batako 1 kapur : 5 tras

Kegunaan dan ukuran bata cetak

NoUkuran (cm)Penggunaan pada

120 x 20 x 40Dinding pemikul dengan tebal 20 cm

210 x 20 x 40Dinding pengisi/pemisah di dalam dan luar ruangan

38 x 20 x 40Dinding pengisi/pemisah yang biasa diplester

e. Ubin

Ubin terdiri dari beberapa jenis diantaranya :

Ubin PC, biasa juga disebut tegel, ubin ini dibuat dari pasir dan semen dengan perbandingan yang telah ditetapkan oleh pabrik dan tidak melalui pembakaran. Ubin ini digunakan untuk lantai pada waktu yang lalu.

Ukuran ubin (tegel) ini :

Ukuran (cm)JenisJumlah (keping/m2)

2 x 20 x 20

2 x 10 x 20

2 x 20 x 20Biasa, plint (dipinggul)

Plint

Wafer, bergaris dll. (untuk lantai MCK)25

50

25

Warna ubin ini berbagai warna sesuai dengan selera pabrik yang membuatnya.

Keramik, untuk saat ini baik ubin lantai maupun ubin dinding biasanya orang menggunakan keramik. Hal ini disebabkan selain kelihatannya bersih dan indah juga lebih mudah dalam hal perawatannya. Selain itu juga keramik tersedia dalam berbagai jenis, corak dan ukuran, sehingga orang cenderung bisa lebih banyak pilihan sesuai dengan selera dan kepuasan penggunanya.

Ukuran dan kegunaan keramik yang banyak tersedia di pasaran :

Ukuran (cm)Kegunaan umumnya padaJumlah (keping/m2)

10 x 10

10 x 20

10 x 20

15 x 20

15 x 20

20 x 20

20 x 20

30 x 30

40 x 40Dinding MCK, meja dapur, wash-tafel, bak air dll.

Dinding, lantai, bak air dll.

Lantai MCK

Dinding, lantai, bak air dll.

Lantai MCK

Dinding, lantai, bak air dll.

Lantai MCK

Dinding, lantai, bak air dll.

Lantai 100

50

50

34

34

25

25

11

12,5

f. Pasir

Pasir adalah salah satu bahan alam yang digunakan pada suatu pekerjaan pasangan batu, yaitu sebagai bahan pengisi adukan. Pasir bisa didapat dari gunung maupun kali/sungai. Sesuai dengan sumbernya, maka pasir terdiri dari pasir gunung dan pasir kali/sungai. Kemudian dilihat dari kegunaannya dapat dikatagorikan :

Pasir beton untuk adukan beton

Pasir pasang digunakan untuk adukan pasangan

Pasir urug digunakan untuk urugan.

Pasir yang akan digunakan untuk suatu konstruksi itu harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Misalnya kadar lumpur maksimum untuk :

- Pasir beton, kadar lumpur maksimum 5 %

- Pasir pasang, kadar lumpur maksimum 15 %

Untuk memeriksa mutu pasir yang baik di lapangan :

Warna pasir yang baik pada umumnya berwarna hitam

Butiran pasir mengkilat dan tajam

Kadar lumpur pasir pasang tidak lebih dari 15 %, yaitu dengan cara menggenggam pasir kemudian lepas, bila pasir tersebut menggumpal pasir tersebut masih banyak mengandung kadar lumpur. Dengan cara lain, yaitu dengan memasukkan pasir ke dalam botol yang transfaran, kemudian tambahkan air dan kocok sampai keruh, lalu diamkan sampai air tersebut kelihatan bening kembali, maka akan akan terlihat bagian kadar lumpur dan pasir akan terpisah. Setelah itu kita ukur ketebalan bagian lumpur (misalnya a) dan ketebalan lumpur + pasir (misalnya b). Baru kita hitung prosentase kadar lumpurnya, yaitu :

Kadar lumpur = a/b X 100 % = .. %.

Penyimpanan pasir di lapangan harus terhindar dari hujan dan tanah/lumpur, yaitu pasir ditimbun harus diberi alas (papan atau kayu lapis) dan pinggirannya diberi penghalang (balok kayu atau susunan bata), kemudian ditutup dengan terval atau plastik.

g. Semen Portland

Semen portland yang biasa disebut semen merupakan salah satu bahan perekat pada adukan yang paling sering digunakan pada pekerjaan pasangan bata, plesteran juga pada pekerjaan konstruksi beton.

Semen menurut standar di Indonesia, terbagi menjadi 5 (lima) jenis. Pembagian ini didasarkan pada jenis pemakaian bukan jenis pembagian kelas. Persyaratan semen di Indonesia mengacu pada syarat negara maju, dalam hal ini Standar Mutu Semen di Indonesia mengacu pada standar mutu semen Amerika Serikat. Semen yang ada di pasaran harus memenuhi persyaratan, seperti persyaratan fisik dan ada persyaratan sifat kimia yang sebaiknya para pemakai semen harus dapat mengerti akan persyaratan tersebut.

Type-type semen :

Semen Portland Type I: jenis semen portland untuk penggunaan umum, yang mana tidak ada persyaratan khusus.

Semen Portland Type II: untuk penggunaan bila ada gangguan sulfat sedang dan panas hydrasi sedang.

Semen Portland Type III: semen yang dalam penggunaannya memerlukan kuat tekan awal yang tinggi.

Semen Portland Type IV: digunakan untuk yang panas hydrasinya rendah, terutama untuk beton tebal.

Semen Portlan Type V: digunakan untuk pemakaian dimana mendapat gangguan sulfat yang berat (tinggi).

Semen Portland bila sedang mengeras akan mengeluarkan panas, yang disebut panas hydrasi. Untuk beton atau adukan yang tipis, hasil panas reaksi ini tidak terlihat nyata, seolah-olah dingin saja. Tapi betonnya cukup tebal, dan kita dapat mengukur, inti beton itu akan terlihat adanya kenaikan suhu. Tinggi rendahnya kenaikan suhu ini tergantung dari jumlah pemakaian semen yang dipergunkana.

Di lapangan cara yang mudah mengetahui mutu semen yang baik, diantaranya dengan :

Melihat kemasan (bungkus) semen itu sendiri apakah keadaannya masih utuh atau tidak.

Menekan semen yang masih dalam kemasan, apakah sudah mengeras atau belum.

Meremas semen yang sudah mengeras, kalau hasil remasan semen menjadi halus kembali, maka sementersebut masih bisa dikatagorikan baik, tapi bila tidak semen tersebut jelek.

Pemakaian dan Penyimpanan Semen

Cara pemakaian semen sebaiknya berurutan sesuai dengan waktu datangnya semen ke lokasi pekerjaan. Jadi pemakaian secara sirkulasi. Misalnya semen yang pertama datang harus digunakan terlebih dulu, jangan sampai semen yang baru datang digunakan terlebih dulu tapi yang lama dibiarkan, akibatnya semen mengeras dan akhirnya tidak dapat dipergunakan.

Penyimpanan semen harus di dalam ruangan atau di tempat yang terlindung. Lamanya penyimpanan semen di tempat penyimpanan sebaiknya jangan melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan. Hal ini disebabkan semen tersebut akan terjadi proses pengerasan.

h. Kapur

Fungsi kapur adalah sebagai bahan pengikat dan bersifat higroskopis. Selain itu juga sebagai bahan untuk mendapatkan adukan yang lebih lecak, mengurangi penyusutan, memberikan kemudahan dalam bekerja (workability) dan untuk memperlambat pengerasan pada adukan tersebut.

Bahan dasar kapur adalah batu kapur, kemudian dibakar pada suhu di atas 1000o C, yang kemudian hasilnya disebut kapur tohor (kapur hidup). Sebelum digunakan sebagai bahan adukan, kapur hidup tersbut dimatikan (dipadamkam) terlebih dahulu dengan cara menyiramnya dengan air yang kemudian disebut kapur padam. Dari hasil pemadaman kapur hidup tersebut akan menghasilkan volume yang berbeda, sehingga dapat dibedakan menjadi :

Kapur gemuk, yaitu pengembangan yang terjadi 2,5 4 kali dari volume kapur hidup.

Kapur Kurus, yaitu pengembangan yang terjadi 1,5 2 kali dari volume kapur hidup.

Untuk menandakan kapur tersebut baik, maka warnanya putih bersih, butirannya halus tidak banyak mengandung butiran yang kasar. Untuk mendapatkan kapur tetap baik dan tahan lama, maka penympanannya perlu di tempat yang terlindung dan bagian bawahnya diberi alas supaya tidak tercampur dengan bahan lain.

Untuk saat ini orang sudah jarang menggunakan kapur sebagai bahan pengikat pada campuran adukan, tetapi hanya untuk mendapatkan kemudahan dalam pengerjaan dan mengurangi penyusutan. Biasanya digunakan pada pekerjaan plesteran dan acian (finishing).

Bahan-bahan lainnya yang biasa digunakan pada pekerjaan pasangan batu, antara lain :

Paving block dan grass block

Teraso

Cone blok dan ribblok

Marmer

Batu muka (batu tempel)

Dan lain-lain.

C. Pasangan Pondasi Batu Belah

Pondasi adalah konstruksi paling bawah dari suatu bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah di bawahnya. Fungsi pondasi adalah untuk menahan semua beban bangunan yang ada di atasnya dan meneruskannya ke tanah. Dengan demikian maka konstruksi pondasi harus betul-betul diperhatikan kekuatannya. Dalam hal ini ukuran serta mutu bahan yang digunakan harus sesuai dengan perhitungan atau perencanaan. Prinsip pemasangan batu pada pekerjaan pondasi batu belah ini, dimana titik berat dari batu yang akan dipasang harus ditempatkan di bagian dalam, sehingga kedudukannya betul-betul stabil.

Untuk mengerjakan suatu pondasi melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Menentukan titik dan jalur pondasi yang akan dipasang.

2. Pemasangan papan duga (bouplank)

3. Menentukan lebar dasar galian

4. Menentukan kedalaman galian

5. Melaksanakan galian

6. Pengurugan pasir untuk dasar pondasi

7. Pemadatan pasir urugan

8. Pasangan batu kosong (aan stamping), yaitu tumpukan batu dan ditaburi pasir serta disiram agar pasir bisa mengisi ke celah-celah batu tersebut.

9. Pemasangan profil untuk menetukan bentuk dan ukuran penampang pondasi

10. Pemasangan pondasi.

Pada umumnya bentuk penampang pondasi batu belah adalah travesium, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut :

D. Pasangan / Ikatan Bata

Yang dimaksud dengan ikatan/pasangan bata adalah susunan bata yang dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada siar tegak yang sejajar dengan bahan perekatnya yaitu adukan. Yang dimaksud dengan siar adalah adukan yang sudah terpasang pada pasangan bata tersebut atau biasa juga disebut nad, yang biasanya mempunyai ketebalan 1cm samapai 1 cm. Sesuai dengan ketebalannya, pasangan/ikatan bata terdiri dari :

Ikatan bata bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan lebar bata yang digunakan.

Ikatan bata 1 bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan panjang bata yang digunakan

Ikatan bata 1 bt, yaitu dimana tebal pasangan sama dengan 3 lebar bata + 2 tebal siar atau 1 panjang bata + 1 lebar bata + 1 tebal siar.

Jenis-jenis Ikatan/pasangan bata :

1. Ikatan Biasa bt (Strecher bond)

2. Ikatan Belanda/Jerman 1 bt (Dutch bond)

3. Ikatan Inggris 1 bt (English bond)

4. Ikatan Kepala 1 bt (Header bond)

5. Ikatan Flemish 1 bt (Flemish bond)

6. Pilar atau pertebalan (Pilaster) 1 bt, 1 bt, 2 bt.

7. Rollag lurus dan lengkung.

Untuk lebih jelasnya jenis-jenis ikatan ini dapat dilihat pada gambar.

Gambar Ikatan Biasa bt.

Gambar Ikatan Belanda/Jerman 1 bt.

Ikatan Inggris 1 bt (English bond)

Ikatan Kepala 1 bt (Header bond)

Ikatan Flemish 1 bt (Flemish bond)

Pilar / Pilaster

Pilar 1 bt

Pilar 1 bt Pilar 2 bt

E. Plesteran Dinding Bata

Plesteran merupakan pekerjaan kelanjutan dari pekerjaan pasangan bata, dimana pasangan bata tersebut bukan pasangan bata super atau pasangan bersih, melainkan pasangan bata yang biasa menggunakan bata merah lokal atau batako. Konstruksi plesteran ini terbuat dari bahan adukan dengan perbandingan/komposisi adukan tertentu sesuai dengan kegunaan dinding bata itu yang kemudian dipasang/ditempelkan dengan cara melontarkan adukan ke dinding pasangan bata. Tujuan dari plesteran ini, antara lain :

Untuk memperkuat ikatan bata/dinding

Melindungi pasangan bata dari gangguan luar, seperti benturan, cuaca dsb.

Untuk mempermudah pekerjaan finishing, acian dan pengecatan.

Menambah keindahan dan kerapihan pasangan bata

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan plesteran, antara lain :

Kebersihan permukaan pasangan bata sebelum diplester

Ketebalan plesteran tidak lebih dari 2 cm, untuk menghindari terjadinya retak-retak

Kedataran bidang

Pasir yang akan digunakan harus diayak terlebih dulu.

Adukan harus betul-betul lecak, homogen.

Tahapan dan teknik pengerjaan harus sesuai dengan teknik yang benar.

Cara pelontaran adukan harus bisa dengan berbagai cara, misalnya for-hand, back-hand dan over head, hal ini agar posisi bagaimanapun pelontaran harus bisa dilakukan.

Pemeliharaan hasil pekerjaan plesteran.Konstruksi plesteran biasa terdiri dari dua tahapan, yaitu lapisan dasar (slorry coat) atau yang lazim disebut lapisan kamprotan, dimana adukan yang digunakan kondisinya encer seperti bubur dan lapisan kedua yaitu lapisan plesteran. Tujuan dari lapisan dasar ini untuk memperkuat daya ikat antara pasangan bata dengan lapisan plesteran kedua dan biasanya komposisi adukannya lebih baik bila dibandingkan lapisan kedua. Tebal lapisan dasar berkisar antara 0,5 cm sampai dengan 0,7 cm. Sedangkan lapisan kedua merupakam lapisan jadi dari konstruksi plesteran dengan ketebalan antara 1 cm sampai 1,2 cm.

F. Perhitungan Kebutuhan Bahan

Perhitungan bahan dalam suatu pekerjaan merupakan hal yang cukup penting. Untuk itu di sini diberikan contoh perhitungan kebutuhan bahan. Walaupun sebenarnya untuk menghitung kebutuhan bahan ini adalah orang yang ditugaskan khusus, tapi hal ini diperuntukkan, jika peserta pelatihan diminta untuk menghitung kebutuhan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kerja batu. Tentunya dalam kapasitas kecil. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diingat, sebelum melakukan perhitungan jumlah kebutuhan bahan, yaitu :

1 m3 pasangan pondasi batu belah memerlukan 1,2 m3 batu belah

1 m3 pasangan pondasi batu belah memerlukan 0,45 m3 adukan

1 m2 pasangan bata dengan ikatan bt diperlukan 68 buah bata merah

1 m2 pasangan bata dengan ikatan 1 bt diperlukan 130 buah bata merah

1 m3 pasangan bata

0,35 m3 adukan

1 m3 PC (semen) akan menghasilkan

= 0,76 PC basah spesi

1 m3 kapur akan menghasilkan

= 0,55 kapur basah spesi

1 m3 pasir akan menghasilkan

= 0,675 pasir basah spesi

1 zak PC (semen)

= 50 kg = 40 liter

Contoh Perhitungan :

Misal diketahui :

- Panjang pondasi batu belah= 75 meter

- Penampang pondasi

:

- Komposisi adukan pondasi 1 PC : 3 Psr

- Panjang pasangan

= 50 meter

- Tinggi pasangan

= 3 meter

- Tebal pasangan

= 12 cm - Komposisi adukan pas. bata 1 PC : 4 Psr

Pasangan bata diplester bagian luar dan dalam dengan ketebalan rata-rata = 1,5 cm

Komposisi adukan plesteran Kp : 1 PC : 5 Psr.

Serta plesteran tersebut difinishing (diaci) dengan tebal rata-rata = 2 mm

Ditanyakan :

Berapa kebutuhan masing-masing bahan :

- Batu belah

= . m3- Bata merah

= . Buah

- PC (semen)

= . Zak

- Pasir

= . m3

- Kapur

= . m3

Jawab :

Pondasi Batu Belah :

Volume pondasi

= (0,75 + 0,25)/2 x 1,25 x 75 m3 = 46,875 m3

Volume Aan stamping= 0,20 x 1,20 x 75 m3 = 18 m3

Jumlah

= 64,875 m3

Komposisi adukan 1 PC : 3 Psr

PC= 0,760 x 1= 0,76

Psr= 0.675 x 3= 2,025

Jumlah

= 2,785

- Batu belah= 1,2 x 64,875 m3= 77,85 m3

- PC = (0,45/2,785) x 1 x 46,875 m3 = 7,60 m3 = 7574 liter = 189,35 zak

- Psr pas. = [(0,45/2,785) x 3 x 46,875 m3 ] + (0,3 x 18 m3 ) = 28,20 m3

Pasangan Bata Merah :Luas pasangan bata= 50 m x 3 m

= 150 m2Volume pasangan bata= 150 m2 x 0,12 m = 18 m3Komposisi adukan 1 PC : 4 Psr

PC= 0,760 x 1= 0,76

Psr= 0.675 x 4= 2,70

Jumlah

= 3,46

- Bata merah yang dibutuhkan= 68 x 150 = 10200 buah- PC= (0,35/3,46) x 1 x 18 m3 = 1,821 m3= 1821 liter = 45,53 zak

- Psr= (0,35/3,46) x 4 x 18 m3 = 7,28 m3 Plesteran dinding :Volume plesteran= 2 x 150 m2 x 0,015 m = 4,5 m3Komposisi adukan Kp : 1 PC : 5 Psr.

Kp = x 0,55= 0,275

1 PC = 1 x 0,76= 0,76

5 Psr = 5 x 0,675 = 3,375

Jumlah

= 4,41

- Kp= (1/4,41) x x 4,5 m3 = 0,51 m3

- PC= (1/4,41) x 1 x 4,5 m3 = 1,02 m3= 1020 liter = 25,5 zak

- Psr= (1/4,41) x 5 x 4,5 m3 = 5,10 m3

Acian :Volume acian = 0,002 m x 150 m2 x 2 = 0,6 m3- PC = (1/0,76) x 0,6 m3 = 0,7895 m3= 789,5 liter = 19,74 zak

Jadi kebuthan bahan untuk pekerjaan seperti pada soal di atas, adalah :

NoJenis PekerjaanJenis bahan

Batu (m3)Bata (bh)Semen (zak)Kapur (m3)Pasir (m3)

1Pondasi77,85-189,35-28,20

2Pasangan Bata-1020045,53-7,28

3Plesteran25,500,515,10

4Acian19,74

Jumlah (()7810200281141

Dari hasil perhitungan di atas, maka kita akan tahu berapa biaya untuk pembelian bahan tersebut. Sehingga jika kita akan melaksanakan suatu pekerjaan sudah bisa memperkirakan biaya untuk bahannya. Selain itu seorang perencana dan konsultan akan menghitung seluruh biaya serta waktu pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini peserta pelatihan tidak akan diberikan sampai sejauh itu.

LABORATORIUM KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

KONSTRUKSI BATU

TOPIK :Pasangan Bata Ikatan Biasa Bt. Dengan Belokan

Tujuan :

Pada akhir pelajaran peserta terampil dalam :

1. Mengatur posisi tempat spesi, batu bata dan tempat kerja serta peralatan lainnya dengan baik dan benar.

2. Membuat adukan sesuai dengan perbandingan secara homogen.

3. Memasang bata ikatan bt. Seperti gambar kerja dengan lurus, tegak dan datar.

4. Memotong bata dengan alat tangan.

5. Memelihara kebersihan lokasi kerja.

Instruksi Umum :

1. Tempatkan peralatan dan bahan sesuai dengan lay-out.

2. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya

3. Perhatikan langkah kerja dan gambar kerja secara seksama.

Peralatan dan Bahan :1. Sendok spesi bentuk segitiga dan oval 1. Bata merah

2. Kotak spesi dan Ember 2. Kapur padam / semen

3. Sekop dan Cangkul 3. Pasir pasang

4. Waterpass batang dan slang 4. Air

5. Palu pemotong bata

6. Kayu profil dan unting-unting

7. Meteran dan Pensil

8. Tonkat ukur dan Ayakan pasir

Keselamatan Kerja :1. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap

2. Olesi tangan dengan minyak pelumas sebelum melakukan pekerjaan

3. Pusatkanlah perhatian /pikiran pada pekerjaan

4. Simpan peralatan di tempat yang aman dan mudah terjangkau serta ikuti

instruksi.

Langkah Kerja :Persiapan :

a. Buat lay-out pekerjaan sesuai yang dianjurkan

b. Buat lay-out peralatan dan bahan

c. Siapkan peralatan dan bahan sesuai kebutuhan dan tempatkan sesuai lay-out

d. Pasang profil dengan keadaan tegak di masing-masing ujung pondasi

e. Ukur kedataran permukaan pondasi dan beri tanda pada profil untuk lapisan pertama dan beri tanda garis dengan pensil dengan jarak masing-masing 1 tebal bata + 1 siar

f. Pasangkan benang dalam keadaan regang sesuai tanda kedataran tadi

g. Buat adukan kering sesuai kebutuhan dengan komposisi yang dianjurkan sampai betul-betul tercampur rata.

h. Buat adukan kering tersebut seperti kawah dan masukkan air ke kawah tersebut secukupnya, tunggu sampai air meresap. Kemudian aduk-aduk dengan menggunakan cangkul sampai menjadi adukan yang homogen dan lecak.

i. Pasang bata untuk lapisan pertama samapai penuh

j. Geserkan benang pada profil ke atas dengan ketebalan 1 tebal bata + 1,2 cm

k. Pasangan bata untuk lapisan ke dua, dimana pada bagian ujungnya dipasang bata yang , kemudian lanjutkan sampai lapisan ke dua penuh.

l. Geserkan lagi benang sesuai tanda, pasang lapisan ke tiga sampai penuh dan seterusnya.

Bersihkan lokasi kerja dan peralatan sampai bersih dan pastikan tidak ada alat atau barang yang tertinggal.

Gambar Kerja :

LABORATORIUM KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

KONSTRUKSI BATU

JUDUL : Plesteran Dinding

Tujuan :

Pada akhir pelajaran mahasiswa dapat :

6. Menyebutkan fungsi dari plesteran

7. Membuat plesteran dinding dengan teknik yang benar

8. Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya keretakan plesteran

9. Melakukan perawatan plesteran

10. Menghitung kebutuhan bahan untuk plesteran dan

11. Menentukan komposisi adukan untuk berbagai kebutuhan

Instruksi Umum :

1. Karena kebanyakan dalam pekerjaan bangunan gedung sekarang digunakan bata merah atau batako, bata pres sebagai bahan dinding bangunan, maka untuk melindungi konstruksi dinding tersebut dari pengaruh cuaca, benturan dan lain-lain sehingga dinding perlu diplester. Disamping itu juga untuk memberikan permukaan dinding yang rata sehingga memberikan kesan keindahan dan untuk mempermudah pada pekerjaan finishing.

2. Adukan plesteran harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Untuk lapisan dasar (penghubung) dibuat dengan perbandingan yang lebih baik dibanding dengan lapisan berikutnya, dan pembuatan adukannya dibuat encer (seperti bubur) yang biasanya lapisan ini juga disebut slorry coat. Ketebalan lapisan slorry coat ini lebih kurang 5 mm. Komposisi adukan untuk praktek dibuat dengan perbandingan 1 Kp : 4 Psr.

Untuk lapisan kedua (perata) adukan yang digunakan dibuat kekentalan adukan pasangan bata. Untuk praktek dibuat perbandingan 1 Kp : 5 Psr dengan ketebalan lebih kurang 10 mm.

3. Biasakan pelontaran adukan dengan berbagai cara, misalnya backhand, forhand maupun overhead. Hal ini untuk mengantisipasi agar bisa melaksanakan pada berbagai kondisi.

Peralatan dan Bahan :Peralatan : Sendok spesi, sendok plesteran, waterpas, ruskam kayu, jidar, ember, ayakan pasir/ kapur, sikat kawat, kotak spesi, meteran, palu, paku, kwas besar dan lain-lain.

Bahan : Pasir pasang, kapur, air.

Langkah Kerja :

A. Pekerjaan Persiapan :

1. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, maka dinding harus diperiksa terlebih dulu ketegakkan, kedataran bidang yang akan diplester.

2. Semua kotoran yang menempel pada pasangan dinding yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dulu dengan menggunakan sikat kawat.

3. Kalau permukaan dinding terlalu kering, maka permukaannya harus disiram terlebih dulu dengan maksud agar pengikatan antara dinding dengan plesteran menjadi sempurna dan agar tidak terjadi pengeringan yang drastis yang akan mengakibatkan terjadinya retak pada plesteran tersebut.

Catatan : Kalau dinding terbuat dari batako, maka permukaan dinding tidak perlu disiran, agar tidak menyulitkan pada waktu penempelan adukan, sebab permukaan dinding batako tidak mempunyai daya serap yang tinggi.

B. Pelaksanaan Plesteran

1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan

2. Buat adukan encer untuk slorry coat sesuai dengan perbandingan yang dianjurkan. Untuk mengetahui keenceran adukan ini dengan mengambil adukan dengan sendok spesi dan dilihat ketebalan adukan pada daun sendok tersebut lebih kurang 10 mm.

3. Lakukan pelontaran adukan tersebut dengan keadaan menyebar dan merata.

4. Kalau ada adukan yang menumpuk lebih dari 5 mm, maka dipotong atau digosok dengan menggunakan ruskam kayu dengan arah gerakan melingkar.

5. Jika seluruh permukaan dinding sudah terisi dengan slorry coat tadi, maka buat adukan untuk lapisan kedua.

6 Buat titik-titik plesteran pada sisi atas dan bawah permukaan dinding dengan jarak antara titik yang satu dengan titik lainnya kurang dari panjang jidar yang digunakan. Kemudian titik atas dan titik bawah dibuat tegak dengan menggunakan waterpas.

7 Buat kepala plesteran dengan cara mengisi adukan diantara titik yang atas dengan titik yang bawahnya, lalu tunggu sebentar dan kemudian ratakan dengan menggunakan jidar dan berpedoman pada ketebalan titik plesteran tadi.

8 Setelah semua kepala plesteran dibuat, maka tempelkan adukan antara kepala plesteran tersebut dengan cara melontarkannya dimulai dari bawah ke atas sampai penuh. Kemudian diamkan sebentar dan dipotong dengan jidar dengan arah gerak pemotongan ke kiri ke kanan sambil diangkat ke atas.

9. Setelah pemotongan selesai antara kepala plesteran tersebut, maka gosoklah dengan menmggunakan ruskam kayu dengan arah gerah gerakan melingkar sampai rata. Jika masih ada bagian yang masing bolong (kosong), maka lontarkan adukan kebagian yang bolong tersebut dan gosoklah dengan menggunakan ruskam kayu dengan arah gerakan yang sama. Demikian seterusnya hingga plesteran dinding selesai sesuai dengan yang diharapkan.

10. Seandainya dinding yang diplester sewaktu-waktu terkena langsung sinar matahari, maka perlu dijaga agar air adukan tidak terjadi penguapan secara drastis.

11. Bersihkan lokasi kerja, kemudian cuci semua peralatan yang sudah digunakan dan berilah pelumas pada peralatan yang mudah berkarat, kemudian kembalikan peralatan tersebut kepada teknisi dalam kondisi yang bersih dan lengkap.

LABORATORIUM KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

KONSTRUKSI BATU

JUDUL : Pasangan Ubin Dinding

Intruksi Umum :

Permukaan Ubin satu sama lain harus rata

Sela-sela ubin (siar) harus sama tebal dan merupakan garis lurus

Pemakaian ubin yang dipotong harus sesedikit mungkin

Ikatan ubin dan dinding harus merata

Spesi di bawah ubin harus penuh

Peralatan dan Bahan :

Skrap spesi - Keramik

Kotak spesi dan ember - Pasir

Sekop dan cangkul - Kapur/semen

Waterpas - Air

Palu, paku kecil

Meteran, pensil dan siku rangka, benang

Sendok spesi

Keselamatan Kerja :

Pakailah pakaian kerja dengan lengkap

Olesi tangan dengan menggunakan minyak pelumas sebelum mulai bekerja

Simpan peralatan di tempat yang aman dan mudah dijangkau

Ikuti petunjuk / instruksi

Langkah Kerja :

1. Bersihkan permukaan dinding dengan menggunakan sikat.

2. Periksa keadaan plesteran dinding yang akan menjadi dasar pemasangan ubin dinding.

3. Ukur panjang dinding yang harus dipasang ubin, sehingga diketahui berapa buah ubin dalam satu baris.

4. Ukur tinggi dinding dan bagi dengan lebar ubin ditambah satu siar, sehingga diketahui berapa buah ubin dalam satu jalur.

5. Ambil ketegak lurusan dinding pada tiap-tiap pinggir tembok dengan menggunakan waterpas, dan garis dengan pensil.

6. Tarik benang yang tegak lurus dari sisi bawah ke atas pada pinggir tembok sebagai pedoman pemasangan ubin paling pinggir.

7. Tarik benang horizontal pada sisi atas pemasangan ubin, lalu dihitung ke bawah, dimana kita harus memulai pemasangan ubin paling bawah, lalu tarik benang mendatar yang level (mendatar), sebagai pedoman pemasangan ubin untuk baris paling bawah.

8. Pemasangan ubin dinding biasanya dipasang dengan suatu adukan khusus yang disebut evostick, tapi ini untuk permanen, tapi untuk latihan kita pasang dengan adukan pasta kapur, agar mudah dibongkar kembali.

9. Ambil pasta kapur dengan skrap spesi, tempelkan pada permukaan dinding dan tarik ke atas sehingga adukan menempel pada dinding.

10. Ambil sebuah ubin dan tempelkan pada lapisan adukan tadi, yang mana 2 buah sisi ubin harus rata dan lurus sesuai benang pedoman.

11. Ambil dua buah paku, tancapkan disisi atas ubin, kemudian tempelkan kembali spesi disebelah atas ubin pertama tadi dengan menggunakan skrap spesi.

12. Ambil sebuah ubin lagi dan tempelkan sebelah atas ubin yang pertama tadi dengan dibatasasi oleh kedua paku tadi, permukaan kedua ubin harus rata dan siarnya sama tebal.

13. Pemasangan jalur ini diteruskan dengan cara yang sama, sehingga penuh dari bawah sampai ke atas, dengan arti kata jalur pemasangan pertama adalah jalur tegak.

14. Pemasangan jalur yang kedua adalah ke samping, dengan patokan jalur ubin yang tegak tadi dan semua siar dibatasi oleh dua buah paku kecil.

15. Kalau semua ubin sudah terpasang dan ikatan antara ubin dan mortar sudah terjadi, maka paku-paku itu dibuka lalu siar antara ubin diisi dengan pasta kapur dengan menmggunakan sendok segitiga yang kecil

16. Sesudah semua siar penuh, permukaan ubin dilap dengan menggunakan majun sampai bersih, lalu periksakan untuk dievaluasi.

Catatan : Ubin yang dipotong biasanya dipasang di sudut-sudut ruangan pada pinggir bawah dinding.

LABORATORIUM KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

KONSTRUKSI BATU

JUDUL : Pasangan Ubin Lantai

Tujuan Intruksional Khusus :

Diberikan seperangkat peralatan Kerja Batu, serta sejumlah bahan yang dibutuhkan, maka peserta dapat :

Mengatur posisi peralatan dan bahan sesuai dengan lay-out yang benar

Memasang Ubin dinding seperti gambar kerja dengan lurus dan datar serta dengan teknik pemasangan yang benar

Memelihara kebersihan lokasi kerja selama dan setelah bekerja

Tujuan Intruksional Umum :

Tempatkan peralatan dan bahan sesuai dengan lay-out yang direncanakan.

Pergunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya

Jarak antara ubin dengan ubin harus lurus, sama yaitu lebih kurang 1,5 mm

Pemotongan ubin harus lurus dan siku atau sesuai dengan kebutuhan.

Baca lembar kerja dan perhatikan langkah kerja serta gambar kerja secara seksama

Peralatan dan Bahan :

Sendok spesi - Keramik

Kotak spesi dan ember - Kapur padam / semen

Sekop dan cangkul - Pasir pasang

Waterpas - Air

Palu karet

Benang, Meteran, pensil dan siku rangka dan Tongkat ukur

Keselamatan Kerja :

Pakailah pakaian kerja dengan lengkap

Olesi tangan dengan menggunakan minyak pelumas sebelum mulai bekerja

Simpan peralatan di tempat yang aman dan mudah dijangkau

Hati-hati sewaktu memotong ubin dan gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya dan ikuti petunjuk/intruksi.

LABORATORIUM KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

KONSTRUKSI BATU

JUDUL : Pasangan Ubin Lantai

Langkah Kerja :

1. Periksa lokasi dimana ubin akan dipasang, kalau dasarnya bergelombang, maka perlu kita urug dengan lapisan pasir, diratakan dan dipadatkan.

2. Tentukan pedoman ketinggian lantai yang akan kita buat dengan cara meletakkan ubin pertama tepat di bawah daun pintu dengan jarak dari daun pintu lebih kurang 3 mm . (A)

3. Kemudian pasang satu buah lagi ubin di sudut lainnya (B), jaraknya harus sama dengan ubin yang pertama tadi terhadap dinding sampingnya, dan ubin di sudut B ini dipasang sedikit lebih tinggi dari ubin di sudut A kira-kira 3mm (0.5 %), guna untuk memudahkan dalam pengeringan lantai jika ada air yang tertumpah di lantai.

4. Pasang line bobbyn pada kedua ubin itu, lalu kita pasang ubinsepenuh jalur A-B itu, apabila pemasangan ubin di B tibak tepat, maka kepala di B kita bongkar dan kita pasang kembali ubin yang baru sebagai kepala pasangan.

5. Pasang ubin di C dan sikukan terhadap jalur A-B tadi dengan menggunakan siku rangka, begitu juga pasang ubin di D dan sikukan terhadap jalu B-C.

6. Pasang line bobbyn dan lakukan pemasangan ubin jalur B-C hingga penuh, kalau ubin di C tidak tepat maka ubin di C dibongkar dan diganti dengan yang baru sebagai kepala pasangan di titik C. Kemudian lanjutkan pemasangannya.

7. Pemasangan ubin hendaklah dimuali dari jalur A-B dengan memenuhkan jalur B-C dan pemasangannya mundur ke arah pintu dan berakhir di pintu, sehingga ubin yang sudah terpasang tidak terinjak lagi.

8. Demikian pemasangan ubin berikutnya sampai ruangan tersebut dipenuhi ubin atau sesuai dengan gambar kerja.

8. Demikian pemasangan ubin berikutnya sampai ruangan tersebut dipenuhi ubin atau sesuai dengan gambar kerja.

9 Untuk pemasangan ubin yang membutuhkan potongan, maka potonglah ubin sesuai kebutuhan.

10 Selanjutnya isi siar-siar di antara ubin tersebut dengan menggunakan pasta semen.

11 Bersihkan pasangan ubin dengan menggunakan serbuk gergaji atau ampas kelapa untuk mendapatkan permukaan ubin yang bersih dan mngkitat. Kemudian bersihkan peralatan dan lokasi kerja.

12 Periksakan pekerjaan anda bahwa pekerjaan pemasangan ubin telah selesai dan siap untuk dievaluasi.

Gambar Kerja

Papan Duga / Bouplank

As Pondasi

Lebar atas Pondasi

Pas. Pondasi

Aan Stamping

Pasir Urug

Lebar Dasar Galian

TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.

TAMPAK DEPAN

TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.

TAMPAK DEPAN

TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.

TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.

TAMPAK DEPAN

TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.

TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.

TAMPAK DEPAN

TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.

TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.

TAMPAK DEPAN

TAMPAK ATAS LAPIS 1, 3, 5 DST.

TAMPAK ATAS LAPIS 2, 4, 6 DST.

25 cm

125 cm

20 cm

75 cm

120 cm

(70 cm

(70 cm

TAMPAK ATAS LAPISAN 2, 4, 6, DST

TAMPAK ATAS LAPISAN 1, 3, 5, DST

TAMPAK DEPAN

Waterpas

Paku

Benang

Skrap spesi

Arah Gerakan

Gambar Kerja Plesteran Dinding

EMBED Word.Picture.8

Gambar Hasil Pemasangan Ubin Dinding

A

A

B

C

D

Arah Pemasangan

Waterpas

PAGE xliv

_1118849010.doc