1 MODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTER-PROFESI Tim Penyusun: dr. Denny Anggoro Prakoso MSc drg. Dwi Suhartiningtyas Indriastuti Cahyaningsih, M.Sc.,Apt. Nur Azizah Indriastuti, S.Kep, Ns, M.Kep Dr. dr. Sri Sundari, M.Kes Tim Pengembangan Modul Komunikasi Inter-Profesi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
MODUL
KETRAMPILAN KOMUNIKASI
INTER-PROFESI
Tim Penyusun:
dr. Denny Anggoro Prakoso MSc
drg. Dwi Suhartiningtyas
Indriastuti Cahyaningsih, M.Sc.,Apt.
Nur Azizah Indriastuti, S.Kep, Ns, M.Kep
Dr. dr. Sri Sundari, M.Kes
Tim Pengembangan Modul Komunikasi Inter-Profesi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2017
2
A. Pendahuluan
Inter-professional education (IPE) atau pendidikan inter-profesi adalah proses
pendidikan di mana setiap mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama
dengan berbagai profesi lain dimana dua atau lebih profesi saling belajardari, dan
dengan satu sama lain. Proses pendidikan inter-profesi bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kolaboratif dan derajat kesehatan masyarakat
Sikap saling menghargai dan menghormati antar profesi sangat diperlukan
dalam kerja inter-profesi. Semua profesi menyadari bahwa masing-masing memiliki
peran yang sama penting dan saling melengkapi. Hal tersebut akan menciptakan
suasana kerja yang kondusif dalam melakukan kerja kolaboratif, pembuatan
keputusan dan saling berbagi tanggungjawab. Seberapa besar profesi lain
menghormati dan menghargai kita adalah sebanding dengan seberapa besar profesi
kita menghormati dan menghargai profesi lain. Perilaku profesional dalam IPE adalah
sikap saling menghormati, sopan, fleksibel, terbuka dan kolaboratif dalam kerja tim.
Salah satu bagian penting dalam IPE adalah pendidikan ketrampilan
komunikasi inter-profesi. Ketrampilan komunikasi inter-profesi harus dimiliki oleh
semua profesi dalam sebuah kerja kolaborasi, yang harus dilatihkan kepada semua
mahasiswa dalam proses pendidikan baik dalam upaya peningkatan pengetahuan
maupun ketrampilan. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut adalah memberikan pelatihan ketrampilan klinis komunikasi inter-profesi di
laboratorium ketrampilan klinis (skills lab) yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam
modul ini.
B. Kompetensi
Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa semua profesi di FKIK
UMY dapat melakukan secara mandiri:
1. Mahasiswa mampu menggali dan mengumpulkan data sesuai dengan kebutuhan
masing-masing profesi.
2. Mahasiswa mampu menuliskan rekam medis yang terintegrasi secara benar.
3. Mahasiswa mampu mengkolaborasikan informasi dari empat prodi untuk
pengelolaan pasien.
3
C. Kepentingan
Modul ini terdiri atas 3 modul yang perlu diajarkan pada mahasiswa secara
bertahap dan berurutan mulai dari semester 4 hingga semester 6. Modul 1 akan
mendasari ketrampilan komunikasi inter-profesi pada modul 2 dan 3 di semester-
semester selanjutnya. Masing-masing modul akan diberikan di setiap awal semester
sebanyak 2 kali pertemuan dalam kelompok kecil di laboratorium ketrampilan klinis
(skills lab) dengan didampingi instruktur.
Ketiga modul tersebut meliputi:
1. Modul 1- Ketrampilan Melaksanakan Pertemuan Efektif dan Melakukan
Presentasi Efektif
2. Modul 2- Ketrampilan Melaksanakan Pertemuan Efektif dan Melakukan
Presentasi Efektif, Negosiasi, serta Menerima dan Memberikan Feedback
3. Modul 3- Ketrampilan Penulisan, Rekam Medis Rujukan dan Konsultasi
4
Modul 3
Ketrampilan Penulisan Rekam Medis,
Rujukan dan Konsultasi
5
A. Karakteristik Mahasiswa
1. Mahasiswa semester 5 di Progam Studi Pendidikan Dokter (PSPD), Program
Studi Pendidikan Dokter Gigi (PSPDG), Program Studi Ilmu Keperawatan
(PSIK) dan Program Studi Farmasi (PSF) FKIK UMY.
2. Mahasiswa telah melewati beberapa blok awal di tiga semester sebelumnya:
a. Program Studi Pendidikan Dokter: melewati12 blok pertama
(Blok 1–Ketrampilan Belajar dan Profesionalisme; Blok 2– Sitologi dan
Sistem Gerak; Blok 3– Sistem Syaraf dan Endokrin; Blok 4–Sistem Kardio-
Respirasi dan Hematologi; Blok 5– Sistem Sensori dan Integumentum; Blok
6– Sistem Gastrointestinal dan Nutrisi; Blok 7– Sistem Urinaria dan
Reproduksi; Blok 8–Dasar-Dasar Penyakit Kongenital dan Tumor; Blok 9–
Dasar-Dasar Penyakit Infeksi dan Inflamasi; Blok 10–Sistem
Muskuloskeletal; dan Blok 11– Sistem Neurobehavioral, Blok 12– Endokrin,
Metabolisme dan Nutrisi; Blok 13– Urinaria; Blok 14– Metodologi
Penelitian; Blok 15– Sensori
b. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi: melewati 14 blok pertama
membuka rahasia yang wajib disimpan karena jabatan atau
pencariannya, baik yang sekarang mauapun yang dahulu diancam
pidana”
14
3) Pasal 1365 KUH Perdata : “ Tiap perbuatan melanggar hukum yang
membawa kerugian kepada orang lian, mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
4) Pasal 1367 KUH Perdata : “Seorang tidak saja bertanggung jawab
untuk kerugian yang disebabkan akrena perbuatan sendiri, tetapi juga
untuk kerugian yang disebabkan oleh barang-barang yang berada
diabawah pengawasannya.”
5) Informasi di dalam rekam medis bersifat RAHASIA karena hal ini
menjelaskan hubungan yang khusus anatara pasien dan dokter yang
wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan Kode Etik
Kedokteran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Rujukan dan Konsultasi
a. Latar Belakang
1) Perkembangan yang pesat dari ilmu pengetahuan kedokteran dan kesehatan
(tidak mungkin dikuasai oleh seorang tenaga kesehatan misal dokter).
2) Makin bervariasinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan dari pasien dan
keluarga (memerlukan kerjasama antar dokter maupun inter profesi
kesehatan).
3) Keterbatasan kemampuan dokter,ketrampilan, keterbatasan
waktu/kesempatan.
b. Manfaat Rujukan dan Konsultasi
1) Mampu meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga,dan masyarakat
2) Pengetahuan dan ketrampilan dokter akan meningkat
3) Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien secara komprehensif akan lebih
terpenuhi
c. Definisi Konsultasi dan Rujukan
Konsultasi
Upaya memintakan bantuan profesional penanganan kasus penyakit yang
sedang ditangani oleh seorang dokter ke dokter/tenaga kesehatan lain yang
lebih ahli.
15
Rujukan
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan suatu kasus penyakit
dan ataupun masalah kesehatan secara timbal balik, yang dapat dilakukan
secara vertikal (berbeda stratanya) atau secara horizontal (sama stratanya).
d. Jenis Rujukan
1) Rujukan Medis : pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan
medis adalah masalah kedokteran
Tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status
kesehatan pasien
Macam Rujukan Medis
a) Rujukan pasien (transfer of patient) : pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab penatalaksanaan pasien dari satu strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang
lebih sempurna atau sebaliknya, untuk pelayanan tindak lanjut yang
diperlukan.
b) Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) : Pengiriman
dokter atau tenaga kesehatan lain yang lebih ahli dari satu strata
pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan
yang kurang mampu untuk pelaksanaan bimbingan dan diskusi atau
sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan latihan
c) Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimen) :
Pengiriman bahan-bahan pemeriksaan lab dari strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu ke strata kesehatan yang lebih mampu
untuk pemeriksaan bahan-bahan laboratorium
2) Rujukan Kesehatan : Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab adalah
untuk masalah kesehatan masyarakat
a) Rujukan tenaga : Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan dari satu
strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah
16
kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya, untuk
memperoleh pendidikan dan latihan .
b) Rujukan sarana : pengiriman pelbagai peralatan medis dan ataupun non
medis dari satu strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata
pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya, untuk
pelayanan tindak lanjut yang diperlukan
c) Rujukan operasional : pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dari satu strata
pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan
kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya, untuk pelayanan tindak
lanjut yang diperlukan
e. Karakteristik Konsultasi dan Rujukan
1) Ditinjau dari ruang lingkup kegiatan
a) Konsultasi : memintakan bantuan profesional pihak ketiga.
b) Rujukan : melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan
kasus penyakit yg sedang dihadapi pada pihak ketiga.
2) Ditinjau dari kemampuan dokter
a) Konsultasi : pada dokter/tenaga kesehatan yang lebih
pengalaman/lebih ahli.
b) Rujukan : kelebihan pengalaman/keahlian tidak mutlak, dapat
melimpahkan wewenang dan tanggung jawabnya meskipun
kemampuannya setingkat.
3) Ditinjau dari wewenang dan tanggung jawab
a) Konsultasi : wewenang dan tanggung jawab pada dokter yang
melakukan konsultasi.
b) Rujukan : wewenang dan tanggung jawab pada dokter yg diberi
rujukan
f. Masalah Konsultasi dan Rujukan
1) Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif
dokter serta penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien,
dapat menimbulkan rasa kurang percaya pasien pada dokter.
17
2) Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan
pasien, dapat menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter.
3) Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi tidak memberikan jawaban,
melainkan mengambil alih wewenang dan dan tanggung jawab
pananganan pasien atau dokter tempat rujukan tidak merujuk kembali
pasien tsb setelah tindakan kedokteran selesai dilakukan,
4) Apabila dokter yg melakukan konsultasi dan atau rujukan tidak
sependapat dengan saran atau tindakan dokter konsultan (second opinion)
5) Apabila ada pembatas dalam melakukan konsultasi dan rujukan,
misal:sikap dan perilaku dokter, pasien tidak cukup biaya, transportasi,
birokrasi dari pihak asuransi
6) Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan atau dirujuk.
g. Tata Cara Konsultasi
Ada 2 jenis konsultasi
1) Konsultasi formal (formal consultation)
Tata Cara Konsultasi Formal
a) Alasan dilakukannya konsultasi harus dijelaskan selengkap-
lengkapnya pada pasien.
b) Dokter yg melakukan konsultasi harus berkomunikasi secara
langsung dengan dokter tempat konsultasi
c) Keterangan tentang pasien yg disampaikan pada waktu konsultasi
harus lengkap tapi tidak berlebihan
d) Sesuai dengan ketentuan kode etik profesi, seyogyanya dokter yg
dimintakan konsultasi bersedia memberikan bantuan profesional yg
sesuai.
2) Konsultasi informal (informal consultation) : melakukan konsultasi
informal, misal : diskusi/percakapan di kantor, di ruang istirahat atau
melalui telepon.
h. Teknis Persiapan Rujukan Medis (Transfer Pasien)
1) Komunikasi dengan pasien dan keluarga
2) Melakukan komunikasi dengan tempat rujukan
18
3) Mengisi blangko/form rujukan
4) Mempersiapkan alat transportasi
5) Mempersiapkan penderita
6) Pemantauan hal-hal penting dalam perjalanan rujukan
7) Membina komunikasi dengan tempat rujukan
i. Dampak Rujukan Tidak Berjalan Dengan Baik
1) Pusat pelayanan vertikal mendapatkan beban yang berlebihan
2) Pelayanan menjadi tidak efektif
3) Pembiayaan kesehatan menjadi tidak efisien
4) Alur rujukan menjadi terbalik
j. Dukungan Keberhasilan Rujukan
1) Kesiapan Sumber daya manusia
2) Sistim rujukan yang sudah mantap
3) Komunikasi yang baik
4) Tersedianya Sarana rujukan (misal form rujukan, alat komunikasi, alat
transportasi)
3. SOAP
Dokumentasi dalam melakukan praktek pelayanan kesehatan sangat penting
dilakukan, selain sebagai bukti praktik kita, juga menjamin kontinuitas pelayanan dan
keselamatan pasien diperlukan komunikasi yang dapat dimenegerti secara jelas antar
profesi kesehatan yang terlibat dalam proses pelayanan pasien. Komunikasi dapat
dilakukan secara lisan maupun tertulis. Salah satu media komunikasi tertulis di rumah
sakit adalah Rekam Medis.
Dokumentasi dapat disusun dengan pola S-O-A-P (Subyektif-Obyektif-
Assesment-Plan). Penulisan dokumen didahului dengan pengumpulan data subyektif
dan obyektif, dilanjutkan dengan penulisan hasil assesment. Penulisan dokumentasi
dilanjutkan dengan mencantumkan rencana (plan) terkait hasil assesment.
Penulisan SOAP harus menyatakan kesinambungan dan keterkaitan antara
data subyektif dengan data obyektif. Selanjutnya data yang ditulis sebaiknya
mencerminkan hal-hal yang akan dianalisis dalam assesment. SOAP ditulis secara
berkesinambungan dengan SOAP sebelumnya. Penulisan SOAP harus mencantumkan
19
tanggal dan waktu penulisan serta diakhiri dengan paraf yang melaksanakan praktek
disertai nama berikut gelar.
a. Data Subyektif
Merupakan data yang bersumber dari pasien atau keluarganya atau orang lain
yang tidak dapat dikonfirmasi secara independen. Agar selaras dengan SOAP
profesi lain, maka data subyektif dapat berupa keluhan pasien terkait
obat/penyakit.
Langkah-langkah pelaksanaan :
1. Lakukan interview
Interview dilakukan untuk melengkapi data yang dirasakan pasien atau dari
anggota keluarga.
2. Lakukan hasil temuan pada lembar Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi
b. Data Obyektif
Merupakan data yang bersumber dari hasil observasi, pengukuran yang
dilakukan oleh profesi kesehatan lain. Contoh : tekanan darah, hasil
laboratorium, hasil USG, hasil foto thorax, hasil CT scan yang mendukung
problem medic.
Data obyektif juga dapat berupa data hasil perhitungan seperti nilai klirens
kreatinin, hasil perhitungan skala Child-Pugh Scale (CPG), data obyektif lain
yang bersumber dari literature seperti data farmakokinetik. Data obyektif tidak
harus sama dengan data profesi kesehatan lain karena pembahasan akan berbeda
sesuai sudut pandang profesi, namun sebaiknya dapat dipahami oleh profesi
kesehatan lain.
Langkah-langkah pelaksanaan :
1. Tanda-tanda vital dituliskan berdasarkan hasil pemeriksaan atau dapat dari
tenaga kesehatan lain yang terkait dengan penggunaan obat (untuk farmasis).
Contoh : obat yang digunakan adalah antipiretik, maka data tanda-tanda vital
(TTV) adalah temperature.
2. Data laboratorium disalin dari hasil pemeriksaan lab. Jika untuk farmasis
dapat yang berhubungan dengan penggunaan obat. Contoh : Bila obat yang
digunakan adalah INH maka dikaitkan dengan hasil SGPT/ALT.
20
c. Assesment
Hasil assesmen yang ditulis berupa hasil analisis dari data subyektif dan
obyektif. Misalnya untuk Farmasis dapat mencantumkan DRP (Drug Related
Problem) atau dokter dapat mencantumkan diagnosis. Sebaiknya dalam
penulisan asessmen menghindari kata-kata yang terkesan justifikasi terhadap
apa yang sudah dikerjakan profesi lain seperti error, tidak tepat, tidak adekuat,
salah obat/dosis/rute obat, dll.
Langkah pleksanaan :
1. Lakukan penilaian terhadap S dan O dengan mengacu pada prinsip
farmakoterapi, EBM atau guideline yang sesuai.
2. Penilaian dan hasil assesmen dituliskan dengan bahasa yang lugas dan
tidak menjustifikasi profesi tertentu.
Contoh : Untuk farmasi contoh penulisan DRP pada lembar CPPT dalam
RM : “ dosis glimepiride belum cukup atau perlu ditingkatkan”
d. Plan
Plan dituliskan berdasarkan assesmen yang telah dirumuskan, dengan
tujuan untuk menentukan rencana tindak lanjut atau rencana pelayanan sesuai
profesi masing-masing.
Plan dapat memuat hal-hal berikut :
1. Rekomendasi terapi atau pemeriksaan tambahan (untuk dokter) ,
Untuk farmasi dapat berupa :
1. Rekomendasi obat untuk setiap DRP lengkap dengan dosisnya
2. Rencana Monitoring Terapi Obat (RTO)
3. Rencana konseling
Ketiga hal tersebut tidak harus selalu ada bersamaan, jika tidak ada
rekomendasi pasien mungkin bisa diberikan rencana monitoring atau
konseling (khususnya untuk pasien yang akan keluar rumah sakit)
21
4. SBAR
SBAR WORKSHEET
Komunikasi Melalui Telepon Perawat – Dokter
S Situation Sebutkan nama Anda dan nama pasien. Jelaskan dengan singkat apa masalahnya, apa saja, kapan terjadinya, dan seberapa parah atau kemungkinan terjadinya.
Saya <nama Anda> dari <bangsal Anda> menelepon Anda untuk pasien
<name>
Kondisi pasien saat ini <jelaskan>
B Background:
Sediakan informasi yang berhubungan dengan situasi diatas. Informasi bisa
berupa diagnosa, tindakan yang sudah dan sedang diterima pasien, skala nyeri,
hasil laboratorium terakhir, dan status pasien.
A Assessment:
Jelaskan apa yang menurut Anda menjadi masalah. Ungkapkan secara spesifik
mengapa Anda menelepon.
Saya merasa masalahnya <jelaskan> atau
Masalahnya mungkin karena <jelaskan> atau
Saya belum tahu pasti apa masalahnya tetapi saya <jelaskan>
R Recommendation: Sampaikan apa rekomendasi Anda atau apa yang Anda inginkan atau tanyakan kepada dokter apa yang diinginkan untuk Anda lakukan. Saya menyarankan atau meminta <jelaskan>
22
5. Form
a. Rekam Medis
REKAM MEDIS
Identitas Pasien Nama Lengkap
No.RM Umur/Tanggal Lahir ……………………..Tahun
………/………………/…………
Jenis Kelamin Laki-laki / Perempuan Alamat Lengkap
Pekerjaan
Agama
Status Perkawinan
Pendidikan terakhir 1. Tidak tamat sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. S1 6. S2/S3
Anamnesis Keluhan Utama .....................................................................................................
Mohon : Konsultasi dan Penatalaksanaan/ Rawat bersama/ Alih Rawat / Tindakan Medis
........................................................ di bidang teman sejawat **)
Atas kerjasamanya diucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Bantul, ...../ ..../ ........
Hormat Kami,
Dokter yang merawat
(..............................................)
NB :
**) Coret yang tidak diperlukan
34
LEMBAR JAWAB KONSULTASI
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Setelah dilakukan pemeriksaan pada pasien tersebut, didapatkan hasil pemeriksaan
sebagai berikut :
Kesimpulan/diagnosa :
Penatalaksanaan :
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bantul,…../……/…..
Hormat Kami,
Dokter
( )
35
PERMINTAAN KONSULTASI
Nama : Jenis Kelamin :
Umur : Bangsal/ruangan :
Alamat :
1. Kepada Yth :
2. Keterangan/ keadaan penderita :
3. Konsultasi yang diminta :
Dokter
( )
Jawaban :
Yogyakarta,
Apoteker
( )
36
e. Pengkajian Keperawatan
LEMBAR CATATAN PENDIDIKAN
Nama
:
Tgl lahir
:
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
DATA UMUM
Masuk Ruang
TANGGAL:
JAM: WIB
Tiba di Ruang dengan cara:
Jalan
Kursi roda
Brankar
Masuk melalui:
IGD
Poliklinik
Kamar operasi
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT ALERGI
Tidak ada
Tidak diketahui
Alergi obat
Reaksi
Alergi makanan
Reaksi
Alergi lainnya
Reaksi
Gelang tanda alergi dipasang (warna merah)
Alergi diberitahukan kepada
Koass
Koners
Peserta didik lainnya
KEADAAN UMUM
Kesadaran:
GCS: E M V
BP: / mmHg
Temp.
o
C
HR: x/mnt
RR:
x/mnt
BB sebelum sakit
Kg, masuk RS
Kg
TB: cm
IMT:
kg/m2
PENILAIAN FISIK PENGKAJIAN ADL
Pernafasan
Normal
Batuk
Sesak
Makan
1 2 3 4
Penglihatan
Baik
Rusak
Alat bantu
Berpakaian
1 2 3 4
Pendengaran
Baik
Rusak
Alat bantu
Buang air
1 2 3 4
Mulut
Bersih
Kotor
Lain-lain
Mandi
1 2 3 4
Reflek menelan
Normal
Sulit
Rusak
Berpindah
1 2 3 4
Bicara
Normal
Gangguan
Keterangan
37
Defekasi
Normal
Konstipasi
Diare
Inkontinensia alvi
1 Mandiri
Miksi
Normal
Retensi
Inkontinensia urin
2
Dibantu alat
Gastrointestinal
Normal
Refluks
Nausea
Muntah
3 Dibantu orang
Pola tidur
Normal
Masalah
4 Dibantu total
PENGKAJIAN SOSIAL DAN PSIKOLOGIS
Status Pernikahan
Belum menikah
Menikah
Janda
Duda
Keluarga terdekat
Hubungan
Telp
Tinggal dengan
Orang tua
Suami /Istri
Anak
Sendiri
Curiga penganiayaan/penelantaran
Tidak
Ya
Kegiatan ibadah
Membutuhkan bantuan dalam beribadah
Status emosional
Normal
Tidak semangat
Rasa tertekan
Depresi
Cemas
Sulit tidur Cepat lelah
Sulit konsentrasi
Merasa bersalah
SKRINING NUTRISI
1 Indeks masa tubuh (IMT) < 18,5 kg/m2 atau > 25 kg/m2
Ya
Tidak
2 Kehilangan berat badan 5% dalam waktu 3 bulan terakhir
Ya
Tidak
3 Asupan makan kurang (tidak nafsu makan) dalam 1 minggu terakhir
Ya
Tidak
4 Pasien menderita penyakit yang berat
Ya
Tidak
Jika jawaban Ya 1 atau lebih maka pasien harus dikonsulkan ke ahli gizi
ASSESMEN NYERI
Visual Analog Scale Wong Baker Faces Pain Scale
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak
Ringan
Sedang
Berat
Onset
: Nyeri atau ketidak nyamanan muncul saat
Provocation
: Faktor yang memperburuk rasa nyeri
Cahaya Gelap
Gerakan
Berbaring
Lainnya
Quality
: Rasa nyeri seperti
ditusuk
dipukul
berdenyut
ditikam
kram
38
ditarik
dibakar
tajam
Radiation
: Nyeri menjalar kebagian tubuh yang lain
Tidak
Ya
Severity
: Tingkat keparahan nyeri
Tidak nyeri
Ringan
Sedang
Berat
Time
: Nyeri berlangsung
Terus menerus
Hilang timbul
Lama
< 30mnt
> 30mnt
Relief
: Yang membuat nyeri berkurang
Kompres hangat
Kompres dingin
Farmako terapi
Lainnya
Associated sign: Efek dari nyeri
Mual/muntah
Nafsu makan menurun
Gangguan tidur
Emosi
Aktivitas berkurang
ASSESMEN RESIKO JATUH MORSE ASSESMEN RESIKO DECUBITUS NORTON SCALE
Riwayat Jatuh
Kurang dari 3 bulan
25
Kondisi fisik
1 Sangat buruk 2
Buruk
Tidak ada atau > 3 bulan
0
3 Sedang
4 Baik
Kondisi kesehatan
> 1 diagnosa penyakit
30 Kondisi Mental
1 Stupor
2 Delirium
< 1 diagnosa penyakit
0
3 Apatis
4 CM
Bantuan ambulasi
Perabot
30
Aktifitas
1 Tirah baring
2 Kursi roda
Tongkat/penopang
15
3 Dipapah
4 Mandiri
Tidak ada / Tirah baring
0 Mobilitas
1 Immobile
2 Sangat terbatas
Terapi IV /
Terapi IV terus menerus
20
3 Agak terbatas 4 Baik
anti koagulan
Tidak
0 Inkontenensia
1 Selalu
2 Sering
Gaya berjalan
Kerusakan (Terganggu)
20
3 Kadang
4
Tidak
Lemah
10
Normal /Tirah baring
0
Total score:
Status mental
Lupa keterbatasan
15
Sadar kemampuan diri
0 Beresiko decubitus jika score < 14.
39
Score < 24 25 - 50 > 51 Jumlah
Resiko
Rendah Sedang Tinggi
KEBUTUHAN EDUKASI (DIKAJI PADA PASIEN DAN KEUARGA)
Manajemen
Obat - obatan
Perawatan Luka
Rehabilitasi
Manajemen Nyeri
Diet dan Nutrisi
Fisioterapi
Lainnya
SKRINING PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)
Pasien tinggal dengan siapa
Sendiri
Suami/istri
Anak
Letak kamar pasien
Lantai dasar
Lantai dua atau lebih
Kondisi rumah pasien
Penerangan lampu
Terang
Cukup
Kurang
Kamar tidur
Jauh dengan kamar mandi
Dekat dengan kamar mandi
WC
Jongkok
Duduk
Pemenuhan kebutuhan dasar
Mandiri
Dibantu sebagian
Dibantu penuh
Kebutuhan alat bantu khusus
Tidak
Ya
Makanan pasien
Tidak berdiet
Vegetarian
Diet
40
f. Form Surat Rujukan
SURAT PENGANTAR RUJUKAN INTERNAL
Kepada Yth.
_______________________________
_______________________________
Di ____________________________
Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Kami kirimkan/ rujukan pasien :
Nama :
Umur :
Alamat :
Diagnosis :
Tindakan/ terapi yang telah diberikan :
Terimakasih atas kerjasama yang diberikan dan mohon
informasikeadaan selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Bantul, .......................................
Dokter,
(___________________________________)
41
D. Skenario
Seorang laki-laki/wanita (30 tahun) datang ke Poli umum RS dengan keluhan
diare. Diare sudah dirasakan sejak dua hari yang lalu. Keluhan lain yang dirasakan
perut terasa mulas, mual disertai dengan muntah. Diare berbentuk cair, tidak ada
lendir maupun darah. Frekuensi diare dalam sehari 5-7 kali, muntah 3-5 kali, badan
terasa lemas. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri gigi sejak 5 hari yang lalu, dan
sudah minum obat yang di dapat dari Mantri yaitu asam mefenamat (shif
pagi)/kalium diclofenac (shif siang) dan amoxicillin (shift pagi)/ciprofloxacin (shift
siang). Untuk keluhan diare dan muntah pasien belum minum obat apapun.
F. Bentuk Kegiatan
1. Tujuan Pembelajaran Instruksional:
Mahasiswa dapat melakukan ketrampilan komunikasi inter-profesi secara baik dan
tepat, khususnya dalam hal:
a. Mahasiswa mampu menggali dan mengumpulkan data sesuai dengan
kebutuhan masing-masing profesi.
b. Mahasiswa mampu menuliskan rekam medis yang terintegrasi, surat rujukan
dan konsultasi secara benar.
c. Mahasiswa mampu mengkolaborasikan informasi dari empat prodi untuk
pengelolaan pasien
2. Persiapan Mahasiswa :
a. Membaca modul dan referensi lainnya yang terkait
b. Membawa alat tulis dan kelengkapan masing-masing profesi.
3. Jumlah dan Durasi Pertemuan:
Ketrampilan komunikasi inter-profesi dilakukan dalam 2 kali pertemuan, setiap
pertemuan berlangsung 2,5 jam.
42
4. Tahapan Kegiatan dan Kerangka Waktu
a. Pertemuan 1 (Anamnesis dan pengisian rekam medis, lembar rujukan
dan konsultasi :2,5 jam) :
1) Mahasiswa terbagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 profesi
(sekitar 10-11 orang)
2) Introduksi kegiatan oleh instruktur (15 menit)
3) Mahasiswa melakukan role play secara bergantian sesuai alur yang sudah
ditentukan :
a) Pengelolaan kasus (1 jam 15 menit)
Mahasiswa melakukan anamnesis dan pemeriksaan kepada pasien
sesuai dengan profesinya dengan alokasi waktu masing-masing prodi
sesuai dengan kebutuhan.
b) Pengisian rekam medis, lembar konsultasi dan rujukan ( 1 jam)
Mahasiswa mengisi rekam medis, lembar konsultasi dan rujukan sesuai
dengan form yang telah disediakan.
b. Pertemuan 2 (Diskusi dan Refleksi kasus : 2 jam)
1) Pemaparan instruktur : 15 menit
2) Diskusi : 1,5 jam
3) Feedback : 15 menit
43
TEKNIS KEGIATAN MODUL REKAM MEDIS, KONSULTASI DAN RUJUKAN Pertemuan I (Pengelolaan Kasus) :
5. Tempat:
Laboratorium Ketrampilan Medik (Skills Lab) dan Ruang Tutorial FKIK UMY.
Ps Poli Kasus GEA
Anamnesis & Pemeriksaan fisik 1. Prwt & 2. Dokter
(mengisi RM)
Rawat Inap GEA berkurang,
Keluhan gigi (+sakit)
Follow up SOAP 1.Prwt & 2. Dokter (CPPT)
Rujuk Drg
Visite Follow Up SOAP (CPPT)
(Drg)
Tindakan Dental
(simulasi)
Pemberian analgetik
Drg memilih analgetik Yg plg aman konsultasi obat ke Farmasi (lembar konsultasi) (Semua tercatat CPPT)
Follow up Visit SOAP Farmasi
(CPPT)
Prwt Konsultasi informal
ke dokter (keluhan gigi)-(SBAR)
Dr membuat rujukan
Ke Drg-(Surat Rujukan Internal) (Semua tercatat CPPT)
Farmasi memberi Jawaban ke drg – Jawaban Konsultasi
Drg membuat Surat jawaban Konsultasi ke
Dr (Semua tercatat CPPT)
Informed consent dan Surat Mondok
45
DAFTAR TILIK PENGISIAN REKAM MEDIS
Modul Rekam Medis Pertemuan 1 No Komponen 0 1 2 3
1 Mengumpulkan semua informasi yang disikan dalam rekam medis
2 Memilah dan mengisikan data yang diperoleh untuk dituliskan ke dalam rekan medik
3 Melakukan follow up dan mengisi hasil follow up pasien dengan lengkap, baik, dan benar
3 Melakukan follow up dan mengisi hasil follow up pasien dengan lengkap, baik, dan benar
Total
Rubrik Penilaian: No Komponen Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3
1 Mengumpulan semua informasi yang disikan dalam rekan medis 1. Anamnesis: KU, RPS, RPD, RPK, RPSosek, Lingkungan 2. Melakukan pemeriksaan fisik: VS, Pemeriksaan terkait sistem 3. Mengusulkan pemeriksaan penunjang yang sesuai dg penyakit
pasien ( lab darah rutin, urin rutin, Ro Rhorak, EKG dll) 4. Menentukan penatalaksanaan pasien dengan tepat ( obat
farmakoterapi dan non farmakoterapi)
Tidak melakukan atau hanya melakukan 1 poin
Melakukan 2 poin dengan baik dan benar
Melakukan 3 poin dengan baik dan benar
Melakukan semua point 1-4 dengan baik dan benar
2 Memilah dan mengisikan data yang diperoleh untuk dituliskan ke dalam rekan medik
1. Menuliskan hasil anamnesis dengan baik, lengkap dan benar 2. Menuliskan hasil pemeriksaan fisik dengan baik, lengkap dan
benar 3. Menuliskan hasil pemeriksaan penunjang dengan baik , lengkap
dan benar 4. Menuliskan peneralaksanaan pasien dengan baik, lengkap dan
benar
Tidak melakukan atau hanya melakukan 1 poin
Melakukan 2 poin dengan baik dan benar
Melakukan 3 poin dengan baik dan benar
Melakukan semua point 1-4 dengan baik dan benar
3 Melakukan follow up dan Mengisi hasil follow up pasien dengan lengkap, baik, dan benar:
a. Mengisi data subyektif pasien dengan baik, benar dan lengkap b. Mengisi data obyektif pasien dengan baik, benar dan lengkjap c. Mengisi data assement pasien dengan baik, benar dan lengkap d. Mengisi rencara tindakan dengan baik, benar dan lengkap
Tidak melakukan atau hanya melakukan 1 poin
Melakukan 2 poin dengan baik dan benar
Melakukan 3 poin dengan baik dan benar
Melakukan semua point 1-4 dengan baik dan benar
46
DAFTAR TILIK PENULISAN RUJUKAN Modul Rekam medis Pertemuan 1
No Komponen 0 1 2 3
1 Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) mengisi lembar konsultasi dengan baik dan benar
2 Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menuliskan identitas pasien dengan baik, benar dan lengkap
3 Konsulen membuat jawaban konsultan dengan baik, benar dan lengkap
No Komponen Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3
1 DPJP mengisi lembar konsultasi dengan baik dan benar : a. Nama konsulen/keahlian b. Tempat keja c. Tujuan konsultasi
Menuliskan 1 poin tetapi tidak baik dan tidak lengkap
Menuliskan 1 poin dengan baik, benar dan lengkap
Menuliskan 2 poin dengan baik, benar dan lengkap
Menuliskan 3 poin dengan baik, benar dan lengkap
2 DPJP menuliskan identitas pasien dengan baik, benar dan lengkap:.
a. Menuliskan nama, umur, bangsal tempat dirawat dll b. Menuliskan diagnosis c. Menuliskan penatalaksanaan yang sudah diberikan, d. Menuliskan rujukan yang dilakukan dalam lembar
CPPT
Menuliskan 1 poin tetapi tidak baik dan tidak lengkap
Menuliskan 1 poin dengan baik, benar dan lengkap
Menuliskan 2 poin dengan baik, benar dan lengkap
Menuliskan 3 poin dengan baik, benar dan lengkap
3 Konsulen membuat jawaban konsultan dengan baik, benar dan lengkap:
a. Menuliskan identitas pasien dengan benar dan lengkap.
b. Menuliskan dalam lembar jawaban konsulen dengan baik dan benar
c. Menuliskan jawaban konsulen dalam lembar CPPT
Menuliskan 1 poin tetapi tidak baik dan tidak lengkap
Menuliskan 1 poin dengan baik, benar dan lengkap
Menuliskan 2 poin dengan baik, benar dan lengkap
Menuliskan 3 poin dengan baik, benar dan lengkap
47
Daftar Tilik Komunikasi Melalui Telepon dengan Prinsip SBAR Modul Rekam Medis Pertemuan 1
No Komponen 0 1 2 3
1 Situasi • Menyebutkan nama dan departemen • Menyebutkan identitas pasien • Menyebutkan keluhan subjektif pasien
2 Background • Alasan konsultasi (kondisi pasien) • Hasil pemeriksaan penunjang • Terapi yang sudah didapatkan
3 Assessment • Hasil pemeriksaan terakhir • Hasil px fisik&kondisi pasien terakhir • Data lab pendukung terakhir
3 Rekomendasi • Mengusulkan dokter datang • Pastikan jam kedatangan • Tanyakan langkah selanjutnya yang harus dilakukan • Mengusulkan terapi tambahan • Edukasi pasien dan keluarga