IDENTIFIKASI SPESIES MIKROORGANISME SAMPEL I. TUJUAN Mahasiswa dapat menggunakan teknik pewarnaan, pengkulturan dan uji biokimia yang telah didapat sebelumnya untuk menentukan spesies kultur bakteri yang belum diketahui. II. DASAR TEORI Dalam biologi, sistem tatanama binomial merupakan sistem formal penamaan organisme yang dikenalkan oleh Carl Linnaeus, maka sejak saat itu nama ilmiah suatu makhluk hidup terdiri atas dua nama atau kata yaitu kata pertama menunjukan genus (penulisannya diawali dengan huruf kapital) dan kata kedua menunjukan nama spesiesnya, misal Staphylococcus epidermidis, nama Staphylococcus merupakan nama genus sedangkan epidermidis merupakan nama spesies. Spesies berasal dari bahasa Latin species yang merupakan tingkatan dalam taksonomi yang terkecil (tingkatan terendah dalam tingkat taksonomi), biasanya digunakan untuk mengklasifikasi organisme baik yang hidup maupun organisme yang fosil. ( sumber dari: anonim.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IDENTIFIKASI SPESIES MIKROORGANISME
SAMPEL
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menggunakan teknik pewarnaan, pengkulturan dan
uji biokimia yang telah didapat sebelumnya untuk menentukan spesies kultur
bakteri yang belum diketahui.
II. DASAR TEORI
Dalam biologi, sistem tatanama binomial merupakan sistem formal
penamaan organisme yang dikenalkan oleh Carl Linnaeus, maka sejak saat itu
nama ilmiah suatu makhluk hidup terdiri atas dua nama atau kata yaitu kata
pertama menunjukan genus (penulisannya diawali dengan huruf kapital) dan
kata kedua menunjukan nama spesiesnya, misal Staphylococcus epidermidis,
nama Staphylococcus merupakan nama genus sedangkan epidermidis
merupakan nama spesies. Spesies berasal dari bahasa Latin species yang
merupakan tingkatan dalam taksonomi yang terkecil (tingkatan terendah dalam
tingkat taksonomi), biasanya digunakan untuk mengklasifikasi organisme baik
yang hidup maupun organisme yang fosil. ( sumber dari: anonim. Binomial
Proteus spp., dan Pseudomonas spp.Untuk mengetahui lebih detail
tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji biokimia yaitu uji
laktosa.
A. Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya cocci, maka jalur uji
yang harus dilakukan :
1. Uji Katalase
1a. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah Micrococcus spp. dan Staphylococcus
spp. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita,
maka dilakukan uji mannitol.
1b. Bila uji katalase menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah Streptococcus spp.. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
uji bile esculin.
2. Uji Mannittol
2a. Bila uji Mannitol menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah Staphylococcus aureus.
2b. Bila uji Mannitol menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah S. Saprophyticus, S.epidermis,
M.luteus, M.varians. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies
sampel kita, maka dilakukan Uji Pigment.
3. Uji Bile Esculin
3a. Bila uji Bile Esculin menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah E. Faecalis dan S.bovis. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
uji pada 6.5% NaCl Broth.
3b. Bila uji Bile Esculin menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah S.pneumoniae, S.mitis dan
S.pyogenes. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel
kita, maka dilakukan Uji Hemolysis.
4. Uji Pigment
4a. Bila uji Pigment menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah M.luteus dan M. varians. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
Uji Fermentasi Glukosa.
4b. Bila uji Pigment menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah S. Saprophyticus dan S.epidermis.
Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka
dilakukan Uji Fermentasi Fruktosa.
5. Uji pada 6.5% NaCl Broth
5a. Bila uji pada 6.5% NaCl Broth menunjukkan positif maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah E. Faecalis.
5b. Bila uji pada 6.5% NaCl Broth menunjukkan negatif maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah S.bovis.
6. Uji Hemolysis
6a. Bila uji Hemolysis menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah alpha hemolysis yaitu S.pneumoniae
dan S.mitis. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel
kita, maka dilakukan Uji Bile Solubility.
6b. Bila uji Hemolysis menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah S.pyogenes.
7. Uji Fermentasi Glukosa
7a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah M. varians.
7b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah M. luteus.
8. Uji Fermentasi Fruktosa
8a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah S. epidermis.
8b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah S.
saprophyticus.
9. Uji Bile Solubility
9a. Bila uji Bile Solubility menunjukkan positif maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah S.pneumoniae.
9b. Bila uji Bile Solubility menunjukkan negatif maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah S. mitis.
B. Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya Bacilli, maka jalur
uji yang harus dilakukan :
1. Uji pewarnaan spora
1a. Bila terdapat spora dalam sampel, maka kemungkinan bakteri yang
ada dalam sampel adalah Bacillus spp. Untuk mengetahui lebih
detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji mannitol.
1b. Bila tidak ditemukan adanya spora, maka kemungkinan bakteri yang
ada dalam sampel adalah Corynebacterium spp. dan Lactobacillus
spp. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita,
maka dilakukan uji katalase.
2. Uji mannitol
2a. Bila uji mannitol menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah B. Megaterium dan B.subtilis. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
Uji Voges-Proskauer.
2b. Bila uji mannitol menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah B. cereus.
3. Uji katalase
3a. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah Corynebacterium spp. Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
Uji Reduksi Nitrat.
3b. Bila uji katalase menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah Lactobaciillus spp. Untuk mengetahui
lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan Uji
Fermentasi Glukosa.
4. Uji Voges-Proskauer
4a. Bila uji mannitol menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah B.subtilis.
4b. Bila uji mannitol menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah B. Megaterium.
5. Uji Reduksi Nitrat
5a. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah C. xerosis.
5b. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah C. Kutscheri.
6. Uji Fermentasi Glukosa
6a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif (terbentuk asam
dan gas), maka kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah
L.fermentum.
6b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif (hanya terbentuk
asam), maka kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah L.
casei dan L. delbrueckii Untuk mengetahui lebih detail tentang
spesies sampel kita, maka dilakukan Uji Fermentasi Mannitol.
7. Uji Fermentasi Mannitol.
7a. Bila uji Fermentasi Mannitol menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah L. casei
7b. Bila uji Fermentasi Mannitol menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah L. delbrueckii.
C. Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya cocci. Maka jalur uji
yang harus dilakukan :
1. Uji Fermentasi Glukosa
1a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Neisseria spp.
Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka
dilakukan Uji Reduksi Nitrat .
1b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Branhamella
spp dan Moraxella spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang
spesies sampel kita, maka dilakukan Uji Reduksi Nitrat.
2. Uji Reduksi Nitrat
- Untuk uji glukosa positif
2a. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah N.
mucosa .
2b. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah N.sicca .
- Untuk uji glukosa negatif
2a. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah
B.catarrhalis
2b. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah M. bovis
D. Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya Bacilli, maka jalur
uji yang harus dilakukan :
1. Uji Fermentasi Laktosa
1a. Bila uji Fermentasi Laktosa menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Citrobacter spp,
Enterobacter spp., Escherichia spp. dan Klebsiella spp.Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
Uji Produksi Indole .
1b. Bila uji Fermentasi Laktosa menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Proteus spp.,
dan Pseudomonas spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies
sampel kita, maka dilakukan Uji Fermentasi Glukosa
2. Uji Produksi Indole
2a. Bila uji produksi indol menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah C. Intermedius dan E.
coli.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka
dilakukan Uji Penggunaan Citrate .
2b. Bila uji produksi indol menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah C. freundii, Enterobacter spp.,
Escherichia spp. dan Klebsiella spp.Untuk mengetahui lebih detail
tentang spesies sampel kita, maka dilakukan Uji Metyl Red .
3. Uji Fermentasi Glukosa
3a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Proteus
spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka
dilakukan Uji Produksi Indole.
3b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Pseudomonas
spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka
dilakukan Uji Reduksi Nitrate.
4. Uji Penggunaan Citrate
4a. Bila uji Penggunaan Citrate menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah C. Intermedius
4b. Bila uji Penggunaan Citrate menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah E. coli.
5. Uji Metyl Red
5a. Bila uji Metyl Red menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah C. freundii dan K.ozaenae..Untuk
mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan
Uji Produksi H2S.( I )
5b. Bila uji Metyl Red menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah E. Aerogenes dan K. Pneumoniae.
Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka
dilakukan Uji aktivitas urease. ( I )
6. Uji Produksi Indole
6a. Bila uji Produksi Indole menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P. vulgaris dan
P.rettgeri.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita,
maka dilakukan Uji Produksi H2S. ( II )
6b. Bila uji Produksi Indole menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P. mirabilis dan P.
inconstans.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel
kita, maka dilakukan Uji aktivitas urease . ( II )
7. Uji Reduksi Nitrate
7a. Bila uji Reduksi Nitrate menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P.aeruginosa dan
P.fluorescens.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel
kita, maka dilakukan Uji Litmus Milk.
7b. Bila uji Reduksi Nitrate menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P.mallei.
8. Uji Produksi H2S( I )
8a. Bila uji Produksi H2S menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah C. freundii
8b. Bila uji Produksi H2S menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah K.ozaenae..
9. Uji aktivitas urease( I )
9a. Bila uji aktivitas urease menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah K. Pneumoniae.
9b. Bila uji aktivitas urease menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah E. Aerogenes.
10. Uji Produksi H2S( II )
10a.Bila uji Produksi Indole menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P. vulgaris.
10b.Bila uji Produksi Indole menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P.rettgeri.
11. Uji aktivitas urease( II )
11a.Bila uji aktivitas urease menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P. mirabilis.
11b.Bila uji aktivitas urease menunjukkan negatif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P. inconstans.
12. Uji Litmus Milk
12a.Bila uji Litmus Milk menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P.aeruginosa yang mengalami
peptonization
12b.Bila uji Litmus Milk menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah P.fluorescens yang mengalami
reaksi alkaline.
V. HASIL PERCOBAAN
Sampel bakteri A9
Pewarnaan gram : bakteri gram positif, bentuk bacilli.
Pewarnaan spora : memiliki spora
Uji fermentasi manitol : uji +
Uji VP : uji +
Jadi bakteri sampel A9 adalah Bacillus subtilis.
Sampel bakteri B9
Pewarnaan gram : bakteri gram negatif, bentuk bacilli.
Uji fermentasi laktosa : uji +
Uji indol : uji –
Uji MR : uji –
Uji Urea : uji –
Jadi bakteri sampel B9 adalah Enterobacter aerogenes.
Sampel bakteri C9
Pewarnaan gram : bakteri gram positif, bentuk cocci.
Uji katalase : uji +
Uji manitol : uji +
Jadi bakteri sampel C9 adalah Staphylococcus aureus.
Bakteri gram positif (berwarna ungu) dengan selnya berbentuk bacilli.
VI. PEMBAHASAN
1. Sampel A9
Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pewarnaan Gram & Morfologi
Uji morfologi pada sampel A9 menunjukkan bahwa bakteri
tersebut termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif dengan
bentuk bacilli. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai dengan
pewarnaan gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri tersebut
tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga ketika dibilas
dengan gram III (alkohol 96%) warna ungu dari kristal violet tidak
hilang. Oleh karena itu, dari hasil pewarnaan gram dan bentuk
morfologinya dapat disimpulkan bahwa bakteri sampel A9 merupakan
bakteri gram positif dengan bentuk bacil sehingga uji berikutnya yang
harus dilakukan (sesuai dengan kunci dikotomi) adalah uji pewarnaan
spora.
Uji Pewarnaan spora
Uji pewarnaan spora ini dilakukan menggunakan pewarna
malachite green dan fuchsin. Bila bakteri tersebut memiliki spora, maka
Warna biru ditengah-tengah sel bakteri menunjukkan bbakteri tersebut memiliki spora.
Uji manitol +Warna media yang tadinya merah tua berubah menjadi oranye
Uji manitol +Warna media yang tadinya merah tua berubah menjadi oranye
akan muncul warna hijau pada preparat bakteri tersebut jika bakteri
tidak memiliki spora maka hanya akan terlihat warna merah. Hasil yang
kami dapatkan adalah bakteri A9 positif memiliki spora. Oleh karena
itu, untuk uji berikutnya yang harus dilakukan sesuai dengan kunci
dikotomi adalah uji fermentasi manitol.
Uji Fermentasi manitol
Uji Fermentasi manitol ini dilakukan pada medium Phenol Red
Manitol Broth. Pada uji ini, bakteri A9 menunjukkan hasil positif yaitu
warna medium yang tadinya merah berubah menjadi agak kekuningan.
Hal ini berarti bakteri tersebut dapat memfermentasi manitol dan dari
proses fermentasi tersebut dihasilkan asam yang ditandai dengan
berubahnya warna indikator phenol red menjadi kuning. Sehingga uji
yang harus dilakukan berikutnya sesuai dengan kunci dikotomi adalah
uji Voges-Proskauer.
Uji Voges-Proskauer
Uji VP +Terbentuk cincin berwarna merah setelah penambahan reagen Barrit A dan Barrit B.
Media yang digunakan dalam uji VP ini adalah MRVP broth.
Uji Voges-Proskauer digunakan untuk menentukan kemampuan
beberapa organisme untuk memproduksi produk akhir non asam atau
netral seperti asetilmetil -karbinol yang berasal dari metabolisme
glukosa. Reagen yang digunakan dalam uji ini adalah reagen Barrit A
dan Barrit B yang mengandung campuran α-naphthol alkoholik dan
larutan 40% potassium hydroxide (KOH). Keberadaan warna merah
pada kultur setelah penambahan reagen Barritt mengindikasikan
keberadaan acetylmethylcarbinol dan merupakan hasil positif, dan bila
tidak ada berarti hasilnya negatif. Hasil pengujian sampel kita
menunjukkan uji positif, dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa
sampel bakteri A9 adalah Bacillus subtilis.
2. Sampel B9
Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pewarnaan Gram & Morfologi
Hasil uji morfologi pada sampel B9 menunjukkan bahwa bakteri
pada sampel B termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif
dengan bentuk bacilli. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai
dengan pewarnaan gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri
ini tersusun dari lapisan lipopolisakarida sehingga ketika dicuci dengan
gram III (alkohol) lapisan tersebut akan larut sehingga warna ungu dari
karbol violet juga luntur. Dengan demikian dari hasil pewarnaan gram
dan pengamatan morfologi dapat disimpulkan bahwa bakteri B9
Bakteri gram negatif (berwarna merah) dengan bentuk sel bacilli.
Uji Laktosa +Warna media yang tadinya merah berubah menjadi merah kekuningan.
merupakan bakteri gram negatif dengan bentuk bacilli sehingga untuk
uji berikutnya yang harus dilakukan adalah uji fermentasi laktosa.
Uji Fermentasi Laktosa
Uji Fermentasi Laktosa ini dilakukan pada medium phenol red
lactosa broth. Hasil yang didapatkan adalah bakteri B9 dapat
memfermentasi laktosa. Hasil uji positif ini ditunjukkan dengan
perubahan warna media yang tadinya merah menjadi merah
kekuningan. Oleh karena itu, untuk uji berikutnya yang harus dilakukan
sesuai dengan kunci dikotomi adalah uji indol.
Uji Produksi Indol
Media yang digunakan untuk uji indol adalah SIM agar, untuk
melakukan pengujian kita perlu menambahkan reagen Kovac. Setelah
reagen kovac ditambahkan tidak terjadi perubahan pada media, tidak
terbentuk cincin merah yang menandakan uji positif. Hasil yang negatif
ini berarti bahwa bakteri B9 tidak memiliki enzim triptophanase yang
dapat memecah asam amino triptophan menjadi indol. Oleh karena itu,
Uji Indol -Tidak terbentuk cincin merah setelah ditetesi reagen Kovac’s, berarti bakteri B9 tidak memiliki enzim triptophanase.
Uji MR -Warna media terlihat merah karena kami terlalu banyak menambahkan reagen Kovac. Tetapi karena sebenarnya uji tersebut hasilnya negatif, warna merah pada media lama kelamaan akan memudar
uji berikutnya yang harus dilakukan sesuai dengan kunci dikotomi
adalah uji metil red.
Uji Metil Red
Uji metil merah dilakukan dengan menggunakan medium
MRVP Broth. Pada uji ini, bakteri B menunjukkan hasil negatif.
Namun, pada saat melakukan pengujian kami melakukan kesalahan.
Seperti terlihat pada gambar, kami terlalu banyak menambahkan
indikator metil merah sehingga warna media berubah menjadi kemerah-
merahan. Namun, warna merah ini lama kelamaan agak memudar
karena sebenarnya bakteri B tidak dapat membentuk asam dalam
jumlah besar sehingga tidak mampu mengubah indikator metil merah
menjadi merah. Oleh karena itu, uji selanjutnya yang harus dilakukan
adalah uji aktivitas urease.
Uji aktivitas urease
Uji aktivitas urease digunakan untuk mengetaui kemampuan
bakteri B9 untuk melakukan degradasi urea menggunakan enzim
Uji Urease -Warna media tidak berubah menjadi pink tua, berarti bakteri B9 tidak memiliki enzim urease.
urease. Media yang digunakan untuk uji ini adalah urea broth. Pada uji
ini, bakteri menunjukkan hasil negatif yaitu ditandai dengan tidak
berubahnya warna media dari ungu menjadi pink tua. Hal ini berarti
bakteri tidak memiliki enzim urease sehingga tidak dapat memcah urea
menjadi karbon dioksida, air dan amonia. Karena hasil uji urease ini
hasilnya negatif maka kami dapat menyimpulkan bahwa sampel
bakteri B9 adalah Enterobacter aerogenes.
3. Sampel C9
Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pewarnaan Gram & Morfologi
Uji morfologi pada sampel C9 menunjukkan bahwa bakteri
tersebut termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif dengan
bentuk cocci. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai dengan
pewarna gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri tersebut
tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga ketika dibilas
dengan gram III (alkohol 96%) warna ungu dari kristal violet tidak
hilang. Oleh karena itu, dari hasil pewarnaan gram dan bentuk
morfologinya dapat disimpulkan bahwa bakteri sampel C9 merupakan
bakteri gram positif dengan bentuk cocci sehingga uji berikutnya yang
harus dilakukan sesuai dengan kunci dikotomi adalah uji aktivitas
katalase
Bakteri gram positif (warna ungu) dengan sel berbentuk cocci.
Uji aktivitas katalase
Uji aktifitas katalase dilakukan dengan menggunakan
medium TSA dan selanjutnya dilakukan penambahan reagen berupa
H2O2 3%. Bakteri sampel C menunjukkan hasil positif pada uji ini yang
artinya bakteri sampel C memiliki enzim katalase. Hasil positif tersebut
ditunjukkan dengan adanya gelembung – gelembung gas pada
permukaan koloni ketika ditetesi dengan H2O2 3%. Hal ini berarti
bakteri sampel B dapat memecah hidrogen peroksida menjadi air dan
karbondioksida sesuai reaksi berikut
Oleh karena itu, untuk uji
berikutnya yang harus dilakukan adalah uji fermentasi mannitol.
Uji Fermentasi Mannitol
Uji Fermentasi Mannitol ini dilakukan pada medium phenol red
mannitol broth. Pada uji ini, bakteri C9 menunjukkan hasil positif, yaitu
dapat memfermentasikan manitol. Hasil uji positif ini ditunjukkan oleh
warna media yang berubah menjadi merah kekuningan. Dengan
demikian dapat kita simpulkan bahwa bakteri sampel C9 adalah
Staphylococcus aureus.
VII. KESIMPULAN
Identifikasi spesies bakteri sampel yang diberikan dilakukan dengan
melihat bentuk dan jenis gram bakteri lalu dilanjutkan dengan berbagai uji
biokimia. Tiap bakteri memiliki sifat dan kharakteristik yang khas
sehingga jalur uji yang dilakukan untuk tiap bakteri berbeda-beda sesuai
dengan kunci dikotomi yang dijadikan pedoman. Dengan demikian dapat