Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 1 MODUL GURU PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS SMA KELOMPOK KOMPETENSI F MODEL PEMBELAJARAN Penyusun: Widiatmoko, dkk DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016
95
Embed
MODUL GURU PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS SMA€¦ · Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 1 MODUL GURU PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS SMA KELOMPOK KOMPETENSI F MODEL
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 1
MODUL GURU PEMBELAJARBAHASA INGGRIS SMA
KELOMPOK KOMPETENSI FMODEL PEMBELAJARAN
Penyusun: Widiatmoko, dkk
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGAKEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2016
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F i
mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan.
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model Discovery Learningdi kelas adalah sebagai berikut:1) Perencanaan
Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi peserta didik (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya)
c) Memilih materi pelajaran
d) Menentukan topik-topik yang harus dipejari peserta didik secara
induktif
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 8
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar berupa ilustrasi, contoh-
contoh, tugas, dan sebagainya
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,
dari konkret ke abstrak
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik
2) Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery
Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan
dalam kegiata belajar mengajar di kelas sebagai berikut:
Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsaan)
Guru memberikan stimulan dalam bentuk :
- mengajukan pertanyaan
- anjuran membaca buku, dan sebagainya.
Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberikan stimulus
kepada peserta didik untuk mengaktifkan mereka dalam
mengeksplorasi bahan ajar.
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah)
Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru
memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.Data dapat diperoleh
melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Data processing (pengolahan data)
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 9
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik
baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Verification (pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah
ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan
atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
3) Sistem Penilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan
dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian dapat berupa
penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil kerja
peserta didik.Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan,
maka dalam model pembelajaran discovery dapat menggunakan tes
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap,
atau penilaian hasil kerja peserta didik, maka pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang
ada pada uraian penilaian proses dan hasil belajar pada materi
berikutnya.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang
agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 10
mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis
masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia
nyata (real world).
Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis MasalahFase 1: Mengorientasikan Siswa pada MasalahPembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini
sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus
dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi
proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini,
yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban
mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai
banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan
dan mencari informasi.
4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk BelajarDi samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan
suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota.
Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 11
membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok
akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan KelompokPenyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu
melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,
berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan
data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada
tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan
melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-
betul memahami dimensi situasi permasalahan.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) danMempamerkannyaTahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan
pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video
tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model
(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah
mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator
pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya,
guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau
memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan MasalahFase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan
mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses
kegiatan belajarnya.
Penilaian Pembelajaran Berbasis MasalahPenilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic
assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan
kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis
untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 12
pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL
dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam
belajar.
2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas
yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.1) Penilaian kinerja peserta didik
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti
menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan
jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu
gambar.
2) Penilaian portofolio peserta didik
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik
dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar,
pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang
terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
3) Penilaian potensi belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik
yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru
atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas
pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
4) Penilaian usaha kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran
kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok
mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya
membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 13
yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai
pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan
mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik
tersebut, penilaian ini antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik
dan 3) portofolio.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal:
1) bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir)
proses;
2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui
masalah;
3) bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil
pemecahan akan masalah
3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah
model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek)
yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari
merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil
kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai
fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang
optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses
pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak
monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti:
traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan
pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri),
circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan.
Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk
mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi
penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk
meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi
berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi
lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang
dewasa.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 14
Langkah-langkah Operasional dan Penilaiannya
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagaiberikut.
a) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang
diangkat relevan untuk para peserta didik.
b) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki”
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
c) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian
proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 15
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Studentsand the Progress of the Project)Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah
proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
e) Menguji Hasil (Assess the Outcome)Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
f) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya
selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan
diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Penilaian Pembelajaran Berbasis ProyekPenilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus
diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau
tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data,
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 16
analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun
skala penilaian
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perludipertimbangkan yaitu:(1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi
dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
(2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan
tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
(3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
Peran Guru dan Peserta DidikPeran guru padaPembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan
dan mendesain pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c)
Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan peserta didik, d)
Mencari keunikan peserta didik, e) Menilai peserta didik dengan cara
transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio
pekerjaan peserta didik.
Peran peserta didik padaPembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a)
Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset
sederhana, c) Mempelajari ide dan konsep baru, d) Belajar mengatur waktu
dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f)
Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi
sosial, antara lainwawancara, survey, observasi.
4. Model Pembelajaran Pencapaian KonsepModel pembelajaran Pencapaian Konsep atau Concept Attainment
merupakan strategi pembelajaran tidak langsung yang menggunakan proses
inquiry yang terstruktur. Model pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa
mampu mengklarifikasi ide - ide untuk mencermati berbagai aspek dari
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 17
sebuah konsep, yang kemudian dilanjutkan dengan kemampuan
membedakan hal yang sesuai dengan konsep dan yang tidak, sehingga di
akhir pembelajaran mampu memahami dan menyimpulkan sebuah konsep
secara mandiri tanpa lepas dari bimbingan guru.
Seperti dikutip oleh Nur Janah, Andrew Summer Institue mengeluarkan
langkah - langkah Concept Attainment yakni sebagai berikut:
a. Sebelum memulai pembelajaran, kita memiliki 10 contoh soal benar,
dan 10 contoh soal yang salah. Peserta didik fokus pada pertanyaan.
b. Guru menampilkan contoh yang benar dulu secara jelas, lalu
penampilan berikutnya contoh soal benar dan salah secara
bergantian. Setelah 6 - 8 contoh, guru mengetes peserta didik untuk
menentukan contoh berikutnya benar atau salah. Lanjutkan dengan
3 atau 4 contoh yang lain, jika siswa tidak yakin dengan jawabannya,
maka soal tersebut diletakkan pada kategori netral.
c. Setelah sekitar 6 contoh yang benar, guru menanyakan pada peserta
didik: "Apa ciri - ciri contoh yang benar?" Tulislah ciri - ciri tersebut
dimana para siswa dapat melihatnya. Walaupun salah, guru harus
tetap menulis komentar peserta didik.
d. Guru mengetes kembali ciri - ciri tersebut dengan menunjukkan
contoh lainnya dan kembali memproses contoh dalam kategori
netral.
e. Namailah konsep tersebut.
f. Hubungkanlah konsep tersebut dengan sifat atau ciri dengan
membuat aturan.
g. Siswa menambah identitas dengan label "ya" dan "tidak" pada setiap
contoh.
h. Siswa menggeneralisasikan contoh - contoh dari konsep tersebut.
i. Siswa menganalisa pemikiran sendiri dengan memberikan
pertanyaan, misalnya: "Apakah ada yang berubah pendapat?"
Pembelajaran Concept Attainment ini memiliki keuntungan bahwa aktivitas
siswa secara individu maupun kelompok terlibat dalam mengklarifikasi ide -
ide untuk mencermati aspek dari suatu konsep, serta mampu memahami
dan menyimpulkannya secara mandiri namun tanpa lepas dari bimbingan
guru. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran Concept Attainment adalah
keterbatasan waktu sehingga pembelajaran kurang maksimal dan akan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 18
membuat pemaksaan sebuah model pembelajaran karena banyaknya
SK/KD lain yang harus dipelajari juga.
5. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang membuat
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif dimana
anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur yang
bersifat heterogen. Stahl (1994) menyebutkan langkah - langkah model
pembelajaran kooperatif yakni:
a. Guru merancang program pembelajaran
b. Guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk
megobservasi keiatan siswa dalam belajar dalam kelompok -
kelompok kecil
c. Dalam mengobservasi kegiatan siswa, guru mengarahkan dan
membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok, baik
dalam memahami materi maupun tentang sikap dan perilaku siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung
d. Guru memberikan kesempatan pada siswa dari masing - masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya
D. Aktivitas Pembelajaran
E. LatihanJawablah pertanyaan di bawah ini secara tertulis dengan benar.
1) Jelaskan istilah-istilah berikut sesuai pemahaman anda.
a. Pendekatan pembelajaran
b. Strategi pembelajaran
c. Metode pembelajaran
PenjelasanMateri tentang
StrategiPembelajaran
Rangkuman PresentasIkelompok
DiskusiKelompok
Tanya Jawabtentang Materiyang kurangdimengerti
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 19
d. Teknik pembelajaran
e. Model pembelajaran
2) Jelaskan dengan ringkas tentang hal-hal berikut:
a. 2 macam pendekatan pembelajaran
b. 2 macam metode pembelajaran
c. 2 macam teknik pembelajaran
d. 3 model pembelajaran
F. Rangkuman1. Dalam pengertian sempit bahwaistilah strategi itu sama dengan pengertian
metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan.
Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakanNewman dan Makmun
(2003) mengemukakan empat unsurstrategi.
2. Kemp (Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
3. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagianpula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning(Rowntree dalam Senjaya, 2008).
4. Ditinjau dari cara penyajian dan carapengolahannya, strategi pembelajaran
dibedakan antara strategi pembelajaraninduktif dan strategi pembelajaran
deduktif.
5. Dalam mengimplimentasikan pembelajaran pencapaian konsep dimaksudkan
agar peserta didik terlatih dalam membangun sekaligus mengembangkan
konsep sendiri didalam kerangka berpikirnya berdasarkan realita yang dialami
dan/atau ciri-ciri suatu peristiwa.
6. Tujuan pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar, antara lain sebagai
berikut:membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir
melalui pemecahan masalah dalam kehidupan nyata secara bekerja sama
dalam kelompok.
7. Menurut Jacob (1999) pembelajaran kooperatifadalah pembelajaran dengan
sekelompok kecil peserta didik bekerja bersama-sama dan saling membantu
untuk menyelesaikan tugas.
8. Pembelajaran berbasis portofolio menunjuk pada suatu bentuk praktik belajar
sebagai inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu perserta didik
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 20
dalam memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar,
mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif dan kreatif,
memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan, mengembangkan
citra diri dan rasa percaya diri, mengembangkan kemampuan untuk
memonitor dan membuat keputusan.
G. Refleksi dan Tindak LanjutApakah semua metoda pembelajaran yang telah didiskusikan dapat diterapkan
dalam pembelajaran bahasa?
Perkiraan jawaban:metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran dan materi pembelajaran tertentu sesuaikan juga situasi dan kondisi
setempat (latar belakang peserta didik dan pendidik, media pembelajaran, dsb.).
H. Kunci JawabanLatihan 11. Pengertian dari
a. Pendekatan pembelajaran adalah sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi,menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Atau: Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang
digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dantercapainya kompetensi
yang ditentukan.
b. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga
akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan tercapai.
Atau: Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang
digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi
yang ditentukan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 21
c. Metode pembelajaran adalah suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan,
dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik,
maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur,
sistematik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan.
Atau: Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan
oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang
mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.
d. Teknik pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta
didik. Teknik yang dipilih harus sesuai dengan pelajaran yang digunakan
dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.
2. Bagian dari:
a. Jenis-jenis pendekatan pembelajaran: pendekatan expository, pendekatan
inquiry, pendekatan saintifik.
b. Jenis-jenis strategi pembelajaran: dalam pengertian sempit bahwaistilah
strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan
cara dalam rangka pencapaian tujuan.
c. Jenis-jenis metoda pembelajaran: ceramah; demonstrasi; diskusi; simulasi;
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah
pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan
merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi
proses pembelajaran melalui:
1. Mengamati;
2. Menanya;
3. Mengumpulkan informasi/mencoba;
4. Menalar/mengasosiasi; dan
5. Mengomunikasikan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 25
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap,keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan
yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi
spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya,
penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih
luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik
dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala,memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur
dengan prinsip-prinsip penalaran yang pesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji
hipotesis.
2. Prinsip PembelajaranUntuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan
pembelajaran perlu menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut:
1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 25
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap,keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan
yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi
spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya,
penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih
luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik
dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala,memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur
dengan prinsip-prinsip penalaran yang pesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji
hipotesis.
2. Prinsip PembelajaranUntuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan
pembelajaran perlu menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut:
1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 25
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap,keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan
yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi
spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya,
penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih
luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik
dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala,memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur
dengan prinsip-prinsip penalaran yang pesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji
hipotesis.
2. Prinsip PembelajaranUntuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan
pembelajaran perlu menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut:
1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 26
4. Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki
kebenaran multi dimensi;
7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-
skills dan soft-skills;
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
(tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik; dan
14. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
3. Pembelajaran dengan Pendekatan IlmiahPendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 meliputi lima pengalaman belajar 5
M(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan)sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 27Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 27Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 27
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 28
MengamatiMetode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan
metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah seperti berikut ini.
1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 28
MengamatiMetode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan
metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah seperti berikut ini.
1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 28
MengamatiMetode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan
metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah seperti berikut ini.
1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 29
3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder.
4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek, skala rentang, catatan anekdotal, catatan
berkala, dan alat mekanikal. Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan
nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala
rentang, berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut
tingkatannya.
MenanyaPada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa.Kegiatan
belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).Menanya dapat
juga tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik.
Untuk memancing peserta didik mengungkapkannya guru harus member
kesempatan mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh
guru dalam pembelajaran juga sangat penting sehingga tetap harus dilakukan.
Fungsi bertanya adalah sebagai berikut:
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang
suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 30
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
5. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan,dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
6. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat
atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial
dalam hidup berkelompok.
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati
satu sama lain.
Kriteria pertanyaan yang baikKriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban,
memiliki fokus,bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan,
memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan
tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi.
Tingkatan PertanyaanPertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas
pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan
disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan
yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi
disajikan berikut ini.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 31
Mengumpulkan informasi/EksperimenMengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain:
1. Melakukan eksperimen;
2. Membaca sumber lain selain buku teks;
3. Mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan
4. Wawancara dengan narasumber.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi
yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 31
Mengumpulkan informasi/EksperimenMengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain:
1. Melakukan eksperimen;
2. Membaca sumber lain selain buku teks;
3. Mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan
4. Wawancara dengan narasumber.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi
yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 31
Mengumpulkan informasi/EksperimenMengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain:
1. Melakukan eksperimen;
2. Membaca sumber lain selain buku teks;
3. Mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan
4. Wawancara dengan narasumber.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi
yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 32
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya
merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) Guru
bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu
memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang
akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru
mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu
didiskusikan secara klasikal.
Mengasosiasi/Mengolah informasiDalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar.
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru
dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir
yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan
penalaran ilmiah, meski penakaran non-ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan
terjemanan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau
penalaran.Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran
pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori
belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran?
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya
menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
2. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas
utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-
contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 33
3. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari
yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks
(persyaratan tinggi).
4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5. Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan atau pelaziman.
7. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan
tindakan pembelajaran perbaikan.
MengomunikasikanDalam kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran
kolaboratif.Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih
dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan
memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik
dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan
bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru
lebih bersifat direktif atau manajer belajar.Sebaliknya, peserta didiklah yang
harus lebih aktif.Peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati,
dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara
semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkin peserta didik
menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.
Ada empat sifat kelas pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan
dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga
berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses
pembelajaran. Sifat keempat dengan ruang kelas.Dengan pembelajaran
kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu
pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep
pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya
dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai
pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi
secara rigid.Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan
kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini
memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 34
strategi dan informasi, menghormati antarsesa, mendorong tumbuhnya ide-ide
cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis serta memupuk dan
menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan bermakna.
Contoh Pembelajaran KolaboratifGuru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau
mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia
menggunakan media sortir kartu. Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut
ini.
a) Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau
contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori.
b) Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang
yang memiliki kartu dengan katagori yang sama.
c) Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan
sendiri kepada rekannya.
d) Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik,
buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut
yang dirasakan penting.
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas
kolaboratif.Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring
pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan
mudah.Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah
dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah
dunia. Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan dengan
perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah
milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa
batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat
mungkin.
4. Prinsip-prinsip Perancangan Pembelajaran yang MendidikPrinsip-prinsip dalam perencanaan pembelajaran yang mendidik antara lain:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik dan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 35
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.
8. Diarahkan pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Acuan dasar dalam merencanakan dan mengatur proses pembelajaran adalah visi,
misi dan tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam undang-undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Penjelasan Umum PP 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan). Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi
pendidikan nasional, diperlukan suatu acuan dasar setiap satuan pendidikan, yang
antara lain meliputi kriteria minimal berbagai aspek yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan.
Arah dari seluruh pembelajaran di sekolah dalam prinsip pembelajaran yang
mendidik diarahkan untuk kepentingan peserta didik dalam menguasai berbagai
keterampilan hidup yang dibutuhkan sekarang dan yang akan datang.
Pembelajaran di sekolah tidak diarahkan hanya untuk penguasaan materi
pembelajaran belaka, melainkan ditujukan untuk pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Pembelajaran dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dimaksudkan bahwa peserta didik
perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Artinya seluruh proses
pembelajaran ditujukan untuk pencapaian kompetensi peserta didik, bukan
kompetensi guru. Pembelajaran dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral.
Prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang mendidik adalah
berpusat pada peserta didik dan dilaksanakan secara ilmiah, relevan, sistematis,
konsisten, memadai, aktual, konstekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
a) Berpusat pada peserta didik dimaksudkan bahwa peserta didik perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 36
b) Ilmiah artinya keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
c) Relevan artinya cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
d) Sistematis artinya komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
e) Konsisten artinya ada hubungan yang konsisten antara kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian.
2. Siswa mengamati fungsi sosial,strukturdan unsur kebahasaan.
3. Siswa belajar menentukan gagasanpokok, informasi rinci dan informasitertentu dari teks recount.
Questioning4. Dengan bimbingan dan arahan guru,
siswa mempertanyakan antara lainperbedaan antara berbagai teks tentangpengalaman/kejadian/peristiwa yangada dalam bahasa Inggris, perbedaanteksdalam bahasa Inggris dengan yangada dalam bahasa Indonesia.
5. Siswa mempertanyakan mengenaigagasan pokok, informasi rinci daninformasi tertentu dalam recount
Exploring6. Siswa mencari beberapa teks recount
dari berbaai sumber.7. Siswa berlatih menemukan agasan
pokok, informasi rinci dan informasitertentu dari teks.
8. Siswa membacakan teks recountkepada teman dengan menggunakanunsur kebahasaan yang tepat.
9. Siswa berlatih menyusun kalimat-kalimatyang diberikan menjadi teks recount.
10. Siswa secara berkelompokmenuliskan/ menyalin teks recount lisandan tulis,sederhana,tentangpengalaman/kegiatan/kejadian/peristiwadengan memperhatikan fungsi sosial,struktur, dan unsur kebahasaan denganruntut.
Associating11. Secara berpasangan siswa saling
menganalisa teks recount tulis denganfokus pada fungsi sosial, struktur teksdan unsur kebahasaan.
12. Siswa mendiskusikan gagasanpokok,informasi rinci dan informasitertentu dari teks.
13. Siswa memperoleh balikan ataufeed back dari guru dan teman tentanghasil analisis yang disampaikan dalamkerja kelompok.
70 menit
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 40
Communicating14. Siswa membuat teks recount
sederhana tentang keteladanan denganmemperhatikan fungsi sosial dan tujuan,sruktur dan unsur kebahasaannya.
15. Siswa mempresentasikannya di kelas.16. Siswa membuat kliping teks recount
dengan menyalin dari berbagai sumber.17. Siswa membuat jurnal belajar ( learning
journal )
KegiatanPenutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkanpembelajaran
2. Siswa melakukan refleksi terhadapkegiatan yang sudah dilakukan.
3. Siswa dan guru merencanakan tindaklanjut pembelajaran untuk pertemuanselanjutnya.
10 menit
CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Topik : Teks Narrative
Kompetensi Dasar : 3.10. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, danunsur kebahasaan pada teks naratif sederhanaberbentuk cerita rakyat rakyat, sesuai dengan kontekspenggunaannya.4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan tulisberbentuk legenda sederhana.
Indikator : Merancang kegiatan discovery terkait teksNarrative
Melakukan kegiatan discovery terkait teksNarrative
Membuat laporan hasil discovery teks Narrative
SINTAKPEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Stimulation(stimulasi/pemberianrangsangan)
Guru merangsang siswa untuk memiliki kemampuanmengembangkan teks naratif, diantaranya dengan:
Menunjukkan teks naratif berupa fable berjudulThe Tortoise and The Duck
Menunjukkan teks naratif berupa folklore berjudulCandi Prambanan, seraya menanyakan kepadasiswa apakah mereka pernah mengunjungi CandiPrambanan dan melihat patung yang konondipercaya sebagai Roro Jonggrang
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 41
Problem Statement(pertanyaan/identifikasimasalah)
Dengan bimbingan guru, siswa membentuk kelompokyang terdiri dari 4 orang untuk menentukan masalah,misalnya:
Apakah teks naratif menggunakan past tensessaja?
Apakah selalu ada resolution untuk pada setiapteks naratif?
Apakah setiap folklore di Indonesia merujuk padasatu tempat?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, gurumeminta siswa mencari minimal 10 teks naratif berbentukfolklore dari Indonessia.
Guru meminta masing – masing kelompok untukberdiskusi tentang hipotesis yang bisa dikembangkanterkait dengan pertanyaan tersebut, misalnya:
Teks naratif hanya menggunaan past tenses Resolution selalu ada dalam setiap teks naratif
sebagai bagian dari struktur teks tersebut Tidak semua folklore memiliki rujukan tempat
kejadian
Dalam diskusi ini, siswa juga diajak untuk menentukanstrategi pelaksanaannya, menyangkut:
Pembagian tugas pencarian teks naratif berupafolklore. Guru meminta siswa untuk bereksplorasidengan search engine seperti Google.
Waktu penyelesaian setiap tahapan (time frame).Misalnya, keseluruhan tugas ini harus selesaidalam dua minggu, maka 5 hari pertamadigunakan untuk mengumpulkan cerita rakyat, 3hari berikutnya pengolahan data, 2 hari kemudianverifikasi data, dan 4 hari terakhir penarikankesimpulan dan pelaporan.
Data collection(pengumpulandata)
Siswa secara berkelompok mengumpulkan 10 teksnaratif secara acak dari masing – masing anggotadengan mengeksplorasi melalui buku dan internet.Kegiatan pengumpulan data ini sebaiknya dilakukan diluar jam tatap muka supaya siswa lebih leluasamenjelajah sumber.
Data processing(pengolahan data)
Seluruh teks dikumpulkan menjadi satu, 10 teks yangterkumpul ditabulasi terkait dengan tempat pelaksanaankejadian, penggunaan past tenses, hingga resolution dari
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 42
setiap teks naratif.
Verification(pembuktian)
Seluruh anggota kelompok berdiskusi untuk melakukanverifikasi guna menjawab apakah hipotesis yang dibuatsebelumnya dapat terkonfirmasi atau tidak. Hasilverifikasi tersebut kemudian diberikan penjelasan denganlebih detail bagaimana analisis hipotesis yang terjawabmaupun tidak terjawab.
Generalization(menarikkesimpulan)
Hal-hal yang bisa ditarik sebagai kesimpulan umum bisadikembangkansebagai sebuah pemahaman sekaligus membangunsense siswa.
CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANPROJECT BASED LEARNING
Topik : Teks Narrative
Kompetensi Dasar : 3.10. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, danunsur kebahasaan pada teks naratif sederhanaberbentuk cerita rakyat rakyat, sesuai dengan kontekspenggunaannya.4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan tulisberbentuk legenda sederhana.
Indikator : Merancang proyek pemfilman sebuah legendasederhana
Melakukan pengembangan proyek pemfilmansebuah legenda sederhana sesuai rancangan
Membuat laporan unjuk kerja proyek pemfilmansebuah legenda sederhana
SINTAKPEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PenentuanPertanyaanMendasar
Guru menyiapkan penugasan proyek pembelajarandengan memformulasikan pertanyaan – pertanyaanseperti:
Seperti apa legenda dari Indonesia jikadibandingkan dengan legenda yang berasal dariluar negeri,
Bagaimana menyampaikan sebuah kisah legendadari Indonesia agar mudah diterima pesanmoralnya,
Bagaimana teks naratif berbentuk legendadikembangkan agar menarik perhatian penyimak,dll.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 43
Apabila guru dan siswa sepakat untuk mendalamipertanyaan kdua, maka guru dapat mengajak siswasecara berkelompok yang terdiri dari minimal 10 orangper kelompok untuk mengemas ulang teks naratifberbentuk legenda menjadi sebuah film pendek.
MendesainPerencanaanProyek
Proek pemfilman legenda ini dapat disepakati oleh gurudan siswa dalam hal format serta poin yang akan dinilai,misalnya:
Kesesuaian teks naratif berbentuk legendadengan isi dalam proyek film pendek
Kesesuaian isi skenario yang digunakan dalamfilm pendek dengan yang di teks naratif legenda
Menyusun Jadwal Dalam diskusi kelompok, siswa dibimbing bagaimanamembuat jadwal serta kerangka waktu untuk membuatproyek film pendek ini. Misalnya, siswa diberikan waktu 2minggu (14 hari), maka waktunya dapat dibagi menjadi:eksplorasi cerita (1 hari), penulisan scenario (2 hari),pembagian peran dan persiapan property (1 hari),shooting (6 hari), editing (2 hari), dan evaluasi kegiatan di2 hari kemudian.
Guru bersama siswa juga mendiskusikan strategipelaksanaan proyek, seperti pembagian tugas siapamelakukan apa, misalnya, dari 10 orang, hanya 5 orangyang berperan, sementara sisanya berperan dalambagian sutradara sampai penulis scenario.
Memonitorpeserta didik dankemajuan proyek
Guru memonitor aktivitas siswa selama penyelesaianproyek dengan menanyakan kemajuan penyelesaianproyek dan hambatan yang dihadapi. Guru dapatmelakukannya di kelas pada pertemuan – pertemuandalam rentang tanggal penyelesaian proyek atau denganmenggunakan media sosial dan messenger untuksebagai helpdesk.
Menguji Hasil Setelah selesai mengerjakan proyek, siswa dalamkelompok menyajikan hasil di depan kelas danmemposting video film pendek di Youtube dan di-uploaddi halaman media sosial agar mengundang feedback dancomment. Penyajian dibuat semenarik mungkin sehinggaproyek ini terasa menyenangkan bagi siswa.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 44
MengevaluasiPengalaman
Dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan danmengevaluasi proses penyelesaian tugas pembuatan filmpendek dari teks naratif berbentuk legenda untukmendapatkan masukan yang konstruktif. Guru memintasiswa menuliskan refleksi pembelajaran ini dalam bentukjurnal belajar.
CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASEDLEARNING
Topik : Teks Narrative
Kompetensi Dasar : 3.10. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, danunsur kebahasaan pada teks naratif sederhanaberbentuk cerita rakyat rakyat, sesuai dengan kontekspenggunaannya.4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan tulisberbentuk legenda sederhana.
Melakukan kegiatan problem-based learningsesuai rancangan
Membuat laporan tugas problem-basedlearning untuk mendapatkan solusi yang tepat
SINTAKPEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fase 1
Orientasi pesertadidik kepadamasalah
Guru dapat mengorientasi masalah denganmengungkapkan bahwa ketika membaca sebuah teksnaratif, baik yang berbentuk myth, fable, legend, maupunfolklore, terdapat beberapa hal yang perlu kita ketahui,misalnya:
Bagaimana mengurutkan sebuah teks naratifsesuai dengan struktur teksnya
Bagaimana menulis teks naratif berbentuk folkloresesuai dengan struktur teks dan unsurkebahasaan yang benar
Bagaimana mengidentifikasi fitur bahasa danstrukur dari sebuah teks naratif, dst
Misalnya, masalah yang dipilih adalah yang kedua, yaknibagaimana menulis teks naratif berbentuk folklore sesuaidengan struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 45
Fase 2
Mengorganisasikanpeserta didik
Secara berkelompok siswa dibimbing bagaimana mencarijawaban atas permasalahan yang telah ditentukan hinggaselesai.
Siapa melakukan apa, misalnya, dalam satukelompok yang terdiri 4 orang, dibagi – bagidengan joint construction: orientation (1 orang),complication (2 orang), resolution (1 orang).
Waktu penyelesaikan serta kerangka waktunya,misalnya, siswa diberikan 1 minggu (7 hari), makabisa dijadwal bahwa 2 hari pertama mencari ide, 3hari kemudian proses penulisan, 1 haripengecekan struktur teks dan unsur kebahasaan,dan 1 hari selesai evaluasi proses pemecahanmasalah.
Fase 3
Membimbingpenyelidikanindividu dankelompok
Dengan bimbingan guru, siswa melakukan penyelidikandengan mencari informasi melalui internet, membacabuku dan bahan cetak lainnya.
Fase 4
Mengembangkandan menyajikanhasil karya
Setelah siswa mengumpulkan hasil teks narrative yangtelah disusun dengan teknik joint construction, siswamendiskusikan apakah struktur teks dan unsurkebahasaan yang digunakan sudah sesuai dengankarakteristik sebuah teks naratif.
Hasil karya siswa secara berkelompok disajikan dalamsebuah sesi poster yang menarik dan dipamerkan.Masing – masing kelompok dapat saling memberikankomentar.
Dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan prosespenyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan solusiyang paling tepat sebagai jawaban atas masalah yangsudah ditentukan. Refleksi ini bisa ditulis dalam bentukjurnal belajar.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 46
D. Aktivitas PembelajaranPada bagian ini terdapat kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Bentuklah kelompok terdiri dari 5 peserta.
2. Setiap kelompok membuat rancangan pembelajaran text naratif berikut inidengan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan prinsip pedekatanscientific.
THE WOLF AND THE KID
There was once a little Kid whose growing horns made him think he was a grown-upBilly Goat and able to take care of himself. So one eveningwhen the flock started home from the pasture and his mothercalled, the Kid paid no heed and kept right on nibbling thetender grass. A little later when he lifted his head, the flock wasgone.
He was all alone. The sun was sinking. Long shadows camecreeping over the ground. A chilly little wind came creeping withthem making scary noises in the grass. The Kid shivered as hethought of the terrible Wolf. Then he started wildly over the
field, bleating for his mother. But not half-way, near a clump of trees, there was theWolf!
The Kid knew there was little hope for him.
"Please, Mr. Wolf," he said trembling, "I know you are going to eat me. But firstplease pipe me a tune, for I want to dance and be merry as long as I can."
The Wolf liked the idea of a little music before eating, so he struck up a merry tuneand the Kid leaped and frisked gaily.
Meanwhile, the flock was moving slowly homeward. In the still evening air the Wolf'spiping carried far. The Shepherd Dogs pricked up their ears. They recognized thesong the Wolf sings before a feast, and in a moment they were racing back to thepasture. The Wolf's song ended suddenly, and as he ran, with the Dogs at hisheels, he called himself a fool for turning piper to please a Kid, when he shouldhave stuck to his butcher's trade.
Answer the questions based on the text.
1. Who are the participants in the story?
2. What is the orientation of this story?
3. What is the complication?
4. How is the complication resolved?
5. How is the ending?
E. Latihan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 46
D. Aktivitas PembelajaranPada bagian ini terdapat kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Bentuklah kelompok terdiri dari 5 peserta.
2. Setiap kelompok membuat rancangan pembelajaran text naratif berikut inidengan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan prinsip pedekatanscientific.
THE WOLF AND THE KID
There was once a little Kid whose growing horns made him think he was a grown-upBilly Goat and able to take care of himself. So one eveningwhen the flock started home from the pasture and his mothercalled, the Kid paid no heed and kept right on nibbling thetender grass. A little later when he lifted his head, the flock wasgone.
He was all alone. The sun was sinking. Long shadows camecreeping over the ground. A chilly little wind came creeping withthem making scary noises in the grass. The Kid shivered as hethought of the terrible Wolf. Then he started wildly over the
field, bleating for his mother. But not half-way, near a clump of trees, there was theWolf!
The Kid knew there was little hope for him.
"Please, Mr. Wolf," he said trembling, "I know you are going to eat me. But firstplease pipe me a tune, for I want to dance and be merry as long as I can."
The Wolf liked the idea of a little music before eating, so he struck up a merry tuneand the Kid leaped and frisked gaily.
Meanwhile, the flock was moving slowly homeward. In the still evening air the Wolf'spiping carried far. The Shepherd Dogs pricked up their ears. They recognized thesong the Wolf sings before a feast, and in a moment they were racing back to thepasture. The Wolf's song ended suddenly, and as he ran, with the Dogs at hisheels, he called himself a fool for turning piper to please a Kid, when he shouldhave stuck to his butcher's trade.
Answer the questions based on the text.
1. Who are the participants in the story?
2. What is the orientation of this story?
3. What is the complication?
4. How is the complication resolved?
5. How is the ending?
E. Latihan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 46
D. Aktivitas PembelajaranPada bagian ini terdapat kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Bentuklah kelompok terdiri dari 5 peserta.
2. Setiap kelompok membuat rancangan pembelajaran text naratif berikut inidengan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan prinsip pedekatanscientific.
THE WOLF AND THE KID
There was once a little Kid whose growing horns made him think he was a grown-upBilly Goat and able to take care of himself. So one eveningwhen the flock started home from the pasture and his mothercalled, the Kid paid no heed and kept right on nibbling thetender grass. A little later when he lifted his head, the flock wasgone.
He was all alone. The sun was sinking. Long shadows camecreeping over the ground. A chilly little wind came creeping withthem making scary noises in the grass. The Kid shivered as hethought of the terrible Wolf. Then he started wildly over the
field, bleating for his mother. But not half-way, near a clump of trees, there was theWolf!
The Kid knew there was little hope for him.
"Please, Mr. Wolf," he said trembling, "I know you are going to eat me. But firstplease pipe me a tune, for I want to dance and be merry as long as I can."
The Wolf liked the idea of a little music before eating, so he struck up a merry tuneand the Kid leaped and frisked gaily.
Meanwhile, the flock was moving slowly homeward. In the still evening air the Wolf'spiping carried far. The Shepherd Dogs pricked up their ears. They recognized thesong the Wolf sings before a feast, and in a moment they were racing back to thepasture. The Wolf's song ended suddenly, and as he ran, with the Dogs at hisheels, he called himself a fool for turning piper to please a Kid, when he shouldhave stuck to his butcher's trade.
Answer the questions based on the text.
1. Who are the participants in the story?
2. What is the orientation of this story?
3. What is the complication?
4. How is the complication resolved?
5. How is the ending?
E. Latihan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 47
Buatlah satu rencana pembelajaran text naratif menggunakan metode
pembelajaran yang menerapkan salah satu model pembelajaran yang telah
dipelajari
F. Rangkuman1. Pemilihan atau penentuan model pembelajaran bergantung pada
pendekatan yang akan dipergunakan dalam pembelajaran. sangat
dipengaruhi oleh karakteristik Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan
dicapai dalam pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan, dan
tingkat kemampuan peserta didik.
2. Kurikulum 2013menggunakan3 (tiga) model pembelajaran utama
(Permendikbud No. 103 Tahun 2014)yang diharapkan dapat membentuk
perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran
Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran
Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning).Disampingmodel pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model pembelajaranProduction Based Education/Production Based Trainning(PBE/PBT) sesuaidengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
3. Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materipembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untukmateri pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentuakan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajarantertentu.Oleh karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataansetiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan(Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem
Based Learning dan Project ;Based Learning).
G. Refleksi dan Tindak LanjutRefleksi1. Apa saja yang sudah Anda pelajari dari kegiatan pembelajaran ini?
2. Bagaimanakah Anda akan menggunakan teks-teks naratif tersebut untuk
mengajar?
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 48
Kegiatan Pembelajaran 3Pemilihan Media dan Sumber Belajar dalam
Pengembangan Aktifitas Pembelajaran
A. TujuanMeningkatkan kemampuan peserta dalam memanfaatkan teknologi dalam
peningkatan kualitas pembelajaran bahasa.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi1. Mengidentifikasi media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
2. Memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang yang diampu untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
C. Uraian Materi1. Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Menurut AECT yang
dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan
untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut
Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) “media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.
Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti
radio, televise, buku, Koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 49
semacam radio dan televise kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan
maka merupakan media pembelajaran.
Gagne dan Briggs sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2000) mengatakan
bahwa media pembelajaran adalah “meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape
recoder, kaset, video camera, foto, gambar, grafik, telvisi dan komputer”. Dari
kutipan ini dapat dimaknai bahwa media adalah komponen sumber belajar atau
wahan fisik yang mengandung materi pembelajaran dilingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Asnawir dan Usman (2002), mengemukakan pengertian media pembelajaran
adalah “sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
perasaan dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada dirinya”.
Dari beberapa kutipan di atas mengenai pengertian media pembelajaran dapatlah
dipahami bahwa media pembelajaran merupakan sarana atau alat yang digunakan
(guru) dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar proses
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, efektif, efisien dan berdaya
tarik.
Macam-macam Media PembelajaranMedia yang telah dikenal saat ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah
lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan
serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan
berikut.Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:
a. Media Auditif
Media ini hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette
recorder. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam
pendengaran.
b. Media Visual
Media ini hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang
menampilkan gambar diam seperti strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto,
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 50
gambar atau lukisan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol
yang bergerak seperti film kartun.
c. Media Audiovisual
Media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik dan lebih menarik, karena meliputi kedua jenis media
yang pertama dan kedua. Media ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu
Audiovisual diam, audiovisual gerak, audiovisual murni, dan audio visual tidak
murni.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi ke dalam:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak, seperti radio dan televisi. Melalui
media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang actual
secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. Penggunaan media
ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak
didik yang banyak dalam waktu yang sama.
b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, media ini dalam
penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film,
sound slide.
Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam:
a. Media diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain
sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus
seperti film projector untuk memproyeksikan film
b. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain
sebagainya.
Media Sebagai Alat BantuMedia sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya
untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan
pelajaran yang diberikan guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan
media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak
didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 51
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya
tujuan pengajaran. Hal ini dilandaskan dengan keyakinan bahwa proses belajar
mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam
tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan
bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
daripada tanpa bantuan media.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses
belajar mengajar. Dan gurulah yang mempergunakannya untuk membelajarkan
anak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.
Memilih Media yang TepatTidak semua anggapan yang menyatakan bahwa semakin canggih media yang
digunakan akan semakin tinggi hasil belajar yang didapatkan adalah benar. Untuk
tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan papan tulis lebih efektif dan
lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan ajarnya dikemas dengan
tepat serta disajikan kepada siswa yang tepat pula. Sungguhpun demikian, secara
operasional ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang
tepat, antara lain:
a. AccessKemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah
media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid?
Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih
dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan teleponnya?
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk
menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah
saja yang boleh menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid.
Bahkan murid lebih penting untuk memperoleh akses.
b. CostBiaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat
menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun
biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab semakin Jurnal
Pendidikan pendayagunaan Media Pembelajaran banyak yang menggunakan,
maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 52
c. TechnologyMungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu
memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya?
Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu kita
pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan
sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya? Interactivity Media yang baik adalah
yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Semua kegiatan
pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
d. OrganizationPertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah
pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana
pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat
sumber belajar?
e. NoveltyKebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab
media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid.
Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya perubahan
sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran
yang “mudah dan murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di
lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya.
Kemudian Hakikat dari pemilihan media ini pada akhirnya adalah keputusan untuk
memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.
Pengembangan Dan Pemanfaatan Media SumberBelajarPeranan media akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya. Ketika fungsi-
fungsi media pelajaran diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar maka akan
terlihat peranannnya sebagai berikut :
1. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu
bahan yang guru sampaikan.
2. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para siswa.
3. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 53
Bertolak dari fungsi dan peranan media diharapkan pemahaman guru terhadap
media menjadi lebih jelas, sehingga tidak memanfaatkan media secara
sembarangan. Guru dapat mengembangkan media sesuai kemampuannya dengan
tidak mengabaikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor dalam memilih dan menentukan
media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
Langkah-langkah dalam pemanfaatan media.
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan memanfaatkan media massa
yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
3. Persiapan kelas. Siswa atau kelas harus mempunyai persiapan dalam menerima
pelajaran dengan menggunakan media tertentu.
4. Langkah penyajian dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan
pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.
5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan
memanfaatkan media pengajaran.
6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di evaluasi
sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai
sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan
proses belajar siswa.
Paling mutakhir, media komputer berbasis internet menjadi sumber belajar acuan
yang digemari sekarang ini. Selain berfungsi sebagai sumber informasi melalui
situs-situs yang menyediakan beragam materi, internet bisa menjadi media diskusi
ilmiah online. Dengan internet, diskusi yang diadakan dapat berlangsung kapan
saja dan oleh siapa saja yang tidak berada dalam satu lokasi.
Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap media
pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya dalam
membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan beberapa tips atau
pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi
terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.
Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 54
Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka
yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di
dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian,
dilakukan telaah tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi
pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum
pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok
atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.
Keterjangkauan dalam PembiayaanDalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga
mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru
harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah
ada di antara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka
perlu dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya jika
harus dikontrakkan kepada orang lain. Namun sebelum dikontrakkan kepada orang
lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media pembelajaran yang
dibutuhkan tersebut tidak tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran,
apakah tidak lebih cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya
daripada mengkontrakkan pembuatannya?
Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka
panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti
pelatihan pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu
dipertimbangkan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan
guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki.
Selain itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti
pelatihan tersebut masih mempunyai waktu memadai untuk mengembangkan
media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apakah fasilitas pemanfaatannya
sudah tersedia di sekolah? Kalau belum, berapa biaya pengadaan peralatannya
dalam jumlah minimal misalnya.
Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media PembelajaranTidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun
kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa
artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 55
perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local
Area Network (LAN).Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti
misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat
bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau
mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk
mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu
hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi ekspertis atau
keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana
seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk
mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara
perancangan dan pengembangan media sederhana.
Ketersediaan Media Pembelajaran di PasaranKarena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona atau
menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli media
pembelajaran yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media pembelajarannya
(program), sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk
pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli
ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara
mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan
tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program) sendiri ternyata sulit
didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka waktu
tertentu.
Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan
dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa
materi yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok danmembantu
mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah
adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.
Kemudahan Memanfaatkan Media PembelajaranAspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam
pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau
peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media
pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 56
ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik.
Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai
pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih
guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan
medianya.
Permasalahan dalam Penggunaan MediaPermasalahan yang sering muncul berkenaan dengan penggunaan media
pembelajaran, yakni ketersediaan dan pemanfaatan. Ketersediaan media, masih
sangat kurang sehingga parapengajar menggunakan media secara minimal. Media
yang sering digunakan adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks,
majalah, surat kabar, dan sebagainya), dan didukung dengan alat bantu sederhana
yang masih tetap digunakan seperti papan tulis/white board dan kapur/spidol.
Sedangkan media audio dan visual (kaset audio, siaran TV/Radio, overhead
transparency,video/film,), dan media elektronik (komputer, internet) masih belum
secara intensif dimanfaatkan.
Masalah kedua, pemanfaatan media. Media cetak merupakan media yang paling
sering digunakan oleh pengajar, karena mudah untuk dikembangkan maupun dicari
dari berbagai sumber. Namun, kebanyakan media cetak sangat tergantung pada
verbal symbols (kata-kata) yang bersifat sangat abstrak, sehingga menuntut
kemampuan abstraksi yang sangat tinggi dari pebelajar, hal inilah yang dapat
menyulitkan mereka. Karena itu dalam pemanfaatan media ini, diperlukan
kreativitas pengajar juga pertimbangan instruksional yang matang dari pengajar.
Kenyataan yang sering terlihat adalah, banyak pengajar menggunakan media
pembelajaran “seadanya” tanpa pertimbangan pembelajaran (instructional
consideration), dan ada pula pengajar yang menggunakan media canggih walaupun
sesungguhnya tidak diperlukan dalam pembelajaran.
Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa kedua hendaknya disesuaikan
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah penggunaan
media tersebut harus sudah dirumuskan dalam rencana pembelajaran tersebut.
Langkah-langkah penggunaan tersebut berfungsi sebagai pedoman atau acuan
guru menggunakan media di kelas. Apabila penggunaan tidak sesuai dengan
rencana pembelajaran, maka efektivitas media menjadi di luar harapan oleh karena
jenis media apapun yang akan digunakan perlu dirumuskan langkah-langkah
penggunaannya dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) bahasa.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 57
D. Aktivitas Pembelajaran1. Membaca uraian materi tentang media dan sumber belajar bahasa.
2. Diskusi dan tanya jawab.
3. Membuat rangkuman materi.
4. Merancang sebuah pembelajaran dengan menggunakan media dan sumber
belajar bahasa.
E. LatihanDiskusikan kegiatan pembelajaran dalam RPP berikut. Sudah tepatkah media dan
sumber belajar bahasa yang dipergunakan?
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit)
Guru dan Peserta didik berdoa bersama Guru memperkenalkan diri Guru mengecek kehadiran peserta didik Guru memberi pertanyaan tentang jati diri beberapa siswa secara acak Guru memberi arahan/gambaran tentang pembelajaran bahasa Inggris yang
akan di alami siswa selama di SMK (kompetensi akhir yang harusnya dicapaidi kelas X, XI, dan XII)
Guru memberitahu peserta didik tentang KD yang akan dipelajari: materi,tujuan dan penilaiannya
b. Kegiatan Inti (100 menit)
Peserta didik memperhatikan beberapa contoh slide teks pemaparan jati diridari guru
Peserta didik menjawab secara lisan pertanyaan guru mengenai isi teks bacaan(who/what/etc)
Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok besar, A dan BKelompok A diminta membaca teks pemaparan jati diri A dan kelompok B
bertugas membaca teks B (tersedia dalam buku teks siswa hal 4 dan 5)Kelompok A diminta memahami teks pemaparan jati diri A dan kelompok B
bertugas membaca teks B (tersedia dalam buku teks siswa hal 4 dan 5Guru meminta peserta didik kel.B untuk melihat pertanyaan A dan kel. B
melihat pertanyaan A yang dibagikan oleh guru. Peserta didik mencari pasangan di kelompok yang lain dan saling bertanya
menggunakan pedoman pertanyaan tersebut. Peserta didik berlatih menggunakan kosakata (recycling vocab) dari teks
tersebut.
5 M
Mengamati
Menanya
Mengumpulkaninformasi
Menalar
Mengomunikasikan
Mengomunikasikan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 58
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok secara heterogenGuru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu mengenai common vocabulary
kata kerja, article a/an, pronoun.Guru membagikan 2 teks vocab Tugas tiap kelompok mencari tahu tentang
1. common vocabulary yang muncul dalam teks paparan jati diri2. Penggunaan have / has dalam teks paparan jati diri3. Penggunaan article a/an/the4. Personal pronoun5. Possesive pronoun6. Reflective pronoun
Peserta didik mendiskusikan unsur kebahasaan tersebut dan menjawab LKabout common vocabulary, agreement S+V1, article a/an, pronoun dalam tekspemaparan jati diri. Referensi disediakan guru berupa beberapa buku tekspelajaran bahasa Inggris dan peserta didik diperbolehkan mencari sumberbelajar online.
Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lainmemperhatikan dan memberi tanggapan.
Guru mengulas dan menyimpulkan hasil diskusi peserta didik
a. Kegiatan akhir (15 menit) Memberikan tugas pada siswa untuk membuat teks paparan jati diri dari
orang-orang terdekat mereka Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari itu, serta mendorong
siswa untuk selalu bersyukur dapat mempelajari bahasa Inggris sebagaibahasa pengantar
komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar. Guru memberikan penghargaan (misalnya: pujian atau bentuk penghargaan
lain yang relevan) kepada pasangan yang berkinerja baik. Guru dan siswa secara individu melakukan refleksi diri. Good bye
Pertemuan ke dua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit)
Guru dan Peserta didik berdoa bersama Guru mengecek kehadiran peserta didik Guru memberi pertanyaan tentang pembelajaran pertemuan sebelumnya Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas pertemuan
sebelumnya Guru memberitahu peserta didik tentang materi pada hari itu, tujuan dan
penilaiannya
b. Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mempersilahkan peserta didik duduk berkelompok
STAD
Groupinvestigation
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 59
Guru menyajikan pelajaran berupa penjelasan tentang kata kerja, articlea/an, and pronoun
Peserta didik secara berkelompok mengerjakan LK 2 berisi latihan katakerja, article a/an, dan pronoun.
Guru memberi kuis kepada seluruh siswa, siswa tidak boleh saling bantu, Guru mengevaluasi kegiatan Guru menyajikan contoh-contoh dialog berkaitan dengan introduction
oneself Guru meminta peserta didik secara berpasangan menghafalkansalah satu
dialog yang disajikan Peserta didik melakukan role-play
c. Kegiatan akhir (10 menit)
Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari itu, serta mendorongsiswa untuk selalu bersyukur dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasapengantar
Guru memberikan penghargaan (misalnya: pujian atau bentuk penghargaanlain yang relevan) kepada pasangan yang berkinerja baik.
Guru dan siswa secara individu melakukan refleksi diri.
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
1. Instrumen dan Teknik Penilaian (terlampir)Written : Essay (answer questions), Clozed test, essay (arrange a text)Role-play
2. Analisis Hasil Penilaian (terlampir)
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan (terlampir)
I. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar1. Media : Power point, words,2. Alat3. Bahan4. Sumber Belajar: Buku Bahasa Inggris kelas X, Buku-buku grammar,
F. RangkumanPeranan media akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya. Ketika fungsi-
fungsi media pelajaran diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar maka akan
terlihat peranannnya sebagai berikut:
1. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu
bahan yang guru sampaikan.
Role-play
Guru
menayangkanteks
paparanjati diri.
Guru
memberipertanya
anmengenai teks
paparanjati diri
Pesertadidik
dibagimenjadibeberap
akelompo
k (4-5siswa/kelompok).
Pesertadidik
mendiskusikanunsur
kebahasaan
tersebutdan
menjawa
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 60
2. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para siswa.
3. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
Langkah-langkah dalam pemanfaatan media.
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan memanfaatkan media massa
yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
3. Persiapan kelas. Siswa atau kelas harus mempunyai persiapan dalam menerima
pelajaran dengan menggunakan media tertentu.
4. Langkah penyajian dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan
pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.
5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan
memanfaatkan media pengajaran.
6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di evaluasi
sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai
sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan
proses belajar siswa.
Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa kedua hendaknya disesuaikan
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah
penggunaan media tersebut harus sudah dirumuskan dalam rencana
pembelajaran tersebut. Langkah-langkah penggunaan tersebut berfungsi
sebagai pedoman atau acuan guru menggunakan media di kelas. Apabila
penggunaan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran, maka efektivitas media
menjadi di luar harapan oleh karena jenis media apapun yang akan digunakan
perlu dirumuskan langkah-langkah penggunaannya dalam RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) bahasa.
G. Refleksi dan Tindak Lanjut1. Deskripsikan hal-hal yang telah Anda pelajari/temukan selama pembelajaran,
media dan sumber belajar bahasa, sebagai input terhadap pembelajaran
berikutnya.
2. Bandingkanlah hasil pengerjaan tugas Anda/kelompok dengan berdisusi dan
presentasi.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 61
Kegiatan Pembelajaran 4Aktifitas Pembelajaran dalam RPP
A. TujuanMeningkatkan kemampuan peserta dalam merancang aktifitas pembelajaran yang
sesuai untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran bahasa Inggris
B. Indikator Pencapaian Kompetensi1. Menentukan aktivitas belajar siswa sesuai dengan Indikator Pencapaian
Kompetensi
2. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan Indikator
Pencapaian Kompetensi
3. Mengidentifikasi materi pembelajaran yang sesuai dengan KI – KD
4. Menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan KI – KD
5. Mengidentifikasi materi pembelajaran dari berbagai sumber yang sesuai
dengan pendekatan dan karakteristik peserta didik
C. Uraian MateriPembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta
didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan
karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang
berlangsung di sekolah,keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan
untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup
umat manusia.
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas
belajar menurut Diedrich (1997) dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai
berikut:
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 62
1. Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, melihat gambar-
gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang
lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan yaitu mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, atau mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan
mengerjakan tes serta mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar yaitu menggambar, membuat grafik, diagram,
peta dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan motorik yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta
menari dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat
keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional yaitu minat, membedakan, berani, tenang, merasa
bosan dan gugup.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan
beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, pengaturan, dan
budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based
learning, inquiry learning.
Untuk menyusun RPP yang benar Anda dapat mempelajari hakikat, prinsip dan
langkah-langkah penyusunan RPP seperti yang tertera pada Permendiknas tentang
Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah – Pedoman
Pelaksanaan Pembelajaran nomor 103 Tahun 2014.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 63
a. Hakikat RPPRPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu
pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1)
identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu;
(3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan
pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.
Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran
dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau
berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh
kepala sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru
secara berkelompok antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan
disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat.
b. Prinsip Penyusunan RPPPrinsip-prinsip RPP yang harus diikuti pada saat penyusunan RPP adalah:
1) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD
dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan
keterampilan (KD dari KI-4).
2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
4) Berpusat pada peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
5) Berbasis konteks
Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai
sumber belajar.
6) Berorientasi kekinian
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 64
Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7) Mengembangkan kemandirian belajar
Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri.
8) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi.
9) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau
antarmuatan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara
KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
10) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.
c. Pelaksanaan PembelajaranSetelah membuat rancangan pembelajaran dalam bentuk RPP, selanjutnya guru
melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran sesuai dengan yang
tercantum dalam RPP yang telah disusunnya.
1) Pengertian PembelajaranDalam Permendikbud RI No. 103 Tahun 2014 disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
tersebut dapat berlangsung di ruang kelas, maupun di tempat lain seperti
laboratorium, dan lapangan. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut, guru harus
memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan, terutama bagi yang
melaksanakan pembelajaran di laboratorium atau lapangan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 65
2) Karakteristik Pembelajaran yang MendidikSebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud RI No. 103 Tahun 2014,
pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik:
a) interaktif dan inspiratif;
b) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif;
c) kontekstual dan kolaboratif;
d) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
peserta didik; dan
e) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Sementara itu indikator kegiatan pembelajaran yang mendidik dijelaskan dalam
Permennag dan RB No. 16 Tahun 2009 sebagai berikut:
a) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang
telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya.
b) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat
peserta didik merasa tertekan.
c) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik.
d) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang
setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan
penjelasan tentang jawaban yang benar.
e) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
f) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara
produktif.
g) Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan
kondisi kelas.
h) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktikkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 66
i) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah
informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap
materi sebelumnya.
j) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk
TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
3) Prinsip PembelajaranUntuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,
kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut:
a) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
b) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
c) proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
d) pembelajaran berbasis kompetensi;
e) pembelajaran terpadu;
f) pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki
kebenaran multi dimensi;
g) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
h) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-
skills dan soft-skills;
i) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut
wuri handayani);
k) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
l) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
m) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik; dan
n) suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 67
4) Tahap Pelaksanaan PembelajaranTahap pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
b) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan;
c) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari;
d) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan; dan
e) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi,
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti
menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
a) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (1) membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; (2) melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan; dan (3) memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran; dan
b) Kegiatan guru yaitu: (1) melakukan penilaian; (2) merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 68
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (3) menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Berdasarkan pedoman tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran tersebut, dapat
disajikan Lembar Observasi untuk melihat dilakukan tidaknya kegiatan pada tahap-
tahap tersebut seperti tampak pada Tabel berikut.
LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU SAAT KBM
Mata Pelajaran : Kelas/Semester :
Nama Guru : Tanggal :
No. Kegiatan GuruTampak
jelas
Kurang
tampak
Tidak
tampak
Keterangan
(Cara yang
dilakukan
oleh guru)
A. KEGIATAN PENDAHULUAN1. Mengondisikan suasana belajar
yang menyenangkan
2. Mendiskusikan kompetensi yang
sudah dipelajari sebelumnya
berkaitan dengan kompetensi
yang akan dipelajari dan
dikembangkan
3. Menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari
4. Menyampaikan garis besar
cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan
5. Menyampaikan lingkup dan
teknik penilaian yang akan
digunakan
B. KEGIATAN INTI1. Memfasilitasi peserta didik untuk
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 69
melakukan kegiatan mengamati
2. Memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan kegiatan menanya
3. Memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan kegiatan
mengumpulkan
informasi/mencoba
4. Memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan kegiatan
menalar/mengasosiasi
5. Memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan kegiatan
mengomunikasikan
6. Menggunakan media belajar
untuk memotivasi peserta didik
dan mencapai tujuan
pembelajaran
7. Melakukan pengecekan tentang
keterbacaan media yang
digunakan
8. Melakukan pengecekan untuk
mengetahui apakah semua
peserta didik secara aktif
melaksanakan tugas yang
ditentukan
9. Memastikan tingkat pemahaman
peserta didik terhadap materi
pelajaran
10 Memberi perhatian dan motivasi
kepada semua peserta didik
11 Menangani perilaku peserta
didik yang melakukan kegiatan
lain di luar kegiatan yang
seharusnya dengan komunikasi
yang baik
Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 70
12 Mengelola aktivitas dan waktu
sesuai dengan yang
direncanakan dalam RPP
C. KEGIATAN PENUTUP1. Bersama peserta didik membuat
rangkuman/simpulan
2. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang telah
dilaksanakan atau memberikan
umpan balik terhadap proses
dan hasil belajar
3. Melakukan penilaian
4. Menyampaikan kegiatan untuk
tindak lanjut hasil belajar hari itu
(remedial dan pengayaan)
5. Menyampaikan rencana
pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
5) Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Menurut pendapat Grondlund dan Linn (1990) yang dikutip dari