Page 1
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian menentukan kebutuhan dalam fase-fase perencanaan total.
2. Jelakan pengertian Pemilihan bahan dalam fase-fase perencanaan total.
3. Apa yang dimaksud dengan gaya normal
4. apa yang dimaksud dengan gaya tangensial.
5. Jelaskan penulisan HB5/2500/30=4420
6. Jelaskan pembebanan statis.
7. Jelaskan pembebanan dinamis
8. jelaskan pembebanan kejut.
4. SAMBUNGAN ADHESIVE
Sambungan adhesive banyak dipakai di industri untuk menyambung komponen-kompone
terutama pada sambungan konstruksi ringan,karena banyak keuntungan pada sambungan ini,
walaupun ada beberapa kerugiannya.
Keuntungan :
- Beban merata
- Dapat digunakan untuk menyambung dua buah bahan yan berbeda
- Diproses pada tempratur rendah
- Isolator panas dan listrik
- Tidak trjadi konsentrasi tegangan
- Mencegah korosi listrik.
Kekurangan :
- Membutuhkan waktu lama untuk persiapan sambungan
- Sukar untuk dibuka
- Tahan panas yang terbatas
- Tahan kejut rendah
- Sukar untuk di test non destruktif.
4.1. Jenis-jenis sambungan adhesive.
- 1 -
Page 2
Bahan yang digunakan sebagai bahan adhesive (lem) dibedakan menjadi :
1. Solvent Adhesive .
Bahan dasar lem jenis ini adalah nifroceluloce yang dapat larut dalam larutan kimia
organik.
Proses :
Sambungan setelah di lem,di pres untuk jangka waktu 1 s.d 3 hari.
Nama dagang solvent adhesive adalah : uhu,Bindulin,Giimmilosung,pattex dan redux.
2. Mixed adhesive .
Dalam sambungan ini salah satu komponen yangdi
sambung bercampur dengan bahan lem.
Waktu pengerasan dapat dikurangi dengan bantuan
Katalisator .Pada tempratur kamar,waktu pengerasan
memakan waktu beberapa hari, tetapi bila dipanaskan pada
temprtur 200 0 c,pengerasan terjadi hanya beberapa menit.
Nama dagang Mixed adhesive
Araldit, Coctile, Metallon, Denocoll dll
4.2. Sifat-sifat sambungan adhesive
Sifat-sifat sambungan adhesive adalah sifat-sifat fisijka dan sifat mekanik.
421. Sifat Fisika
1. Stabilitas.
Stabilitas sambungan terjadi dalam batas waktu 3 s.d 6 bulan
Kekuatan berkurang 75 sd 80 % karena tegangan .Agar sambungan ini tetap kuat
dianjurkan pemakaian beban yang konstan pada sambungan.
2. Tahan korosi
Biasanya sambungan adhesive tahan terhadap korosi (cairan) dan juga terhadap larutan
alkali atau asam.Yang mempengaruhi kekuatan setelah ± 6 bulan kekuatan berkurang
20 s.d 30 %
- 2 -
Page 3
3. Tahan Panas.
Tahan terhadap panas bergantung pada produk bahan adhesive,batas maksimal
tempratur bergerak dari 40 % s.d 100% C,dalam hal tertentu tahan sampai 400 0 c.
Pengurangan kekuatan karena panas bergantung pula pada waktu yang terjadi karena
pengaruh panas.
4.2.2. Sifat- sifat mekanik
Sifat-sifat mekanik sambungan adhesive yang diperhitungkan dalam perhitungan adalah
:
1. Kekuatan Cohesive
2. Kekuatan membuka
3. Batas kelemahan
5. SAMBUNGAN SOLDER DAN PATRI
5.1. Pada prinsipnya menyolder dan mematri adalah hampir sama yaitu menyambungkan
dua bagian logam dengan mencairkan logam tambahan ,dimana titik cair logam
tambahan harus lebih rendah dari titik cair kedua logam yang disambungkan untuk
mendapatkan sambungan yang baik bidang pelekatan harus bersih dari oksidasi
agar logam tambahan dapt melekat dengan baik.
Soldering adalah menggunakan bahan tambahan Zn dan Cu,Sambungan solder
biasanya dipergunakan untuk sambungan yang ringan dan rapat.
Brazing adalah menggunakan borax,brazing umumnya dipergunakan untuk
sambungan yang lebih kuat.
APLIKASI.
Sambungan solder dan patri pada umumnya digunakan untuk menyambungkan atau
sebagai penutup kebocoran pada logam.
Sambunga Soder dan Patri bersifat Rapat.
Jadi sambungan Solder dan brazing ini dipergunakan bila diperlukan sambungan
yang rapat dengan kekuatan yang tidak begitu besar.
5.2 Proses solder dan patri
5.2.1. Solder lunak.
Pada solder lunak bahan tambahan yang umum digunakan adalah campuran
timah putih (sn) dan timah hitam (pb)titik cair sekitar tempratur 300 0 c.
- 3 -
Page 4
5.2.2 Patri
Patri menggunakan tambahan yang merupakan campuran perak (Ag),Seng (Zn)
dan tembaga (Cu),titik cair sekitar 720 0 c
5.3 PERHITUNGAN SOLDER DAN PATRI
Pada sambungan solder/patri dengan beban F terjadi tegangan geser Tg,menurut
gambar rumus sebagai berikut :
F l F
B
F ≤ b. l. g Newton
Dimana :
F = Gaya geser pada sambungan solder (N)
.b = lebar penyolderan (mm)
.l = panjang penyolderan (mm)
Luas solder = b . l (mm 2 )
g = Tegangan geser ( N/mm g 2 )
Jika sambungan solder/patri mempunyai ambungan kuat pada plat sambungan (tegangan
patah pt,tebal plat t) lebar plat b dapat diperoleh dengan rumus :
- 4 -
ptb = t
g
Page 5
Soal
1. Jelaskan keuntungan dan kerugian sambungan adhesive.
2. Jelaskan solvent adhesive.
3. Jelaskan Mixed adhesive
4. Jelaskan tentang nyala karburasi,oksidasi dan netral pada las
asitelin.
6. SAMBUNGAN LAS
6.1. Pemakaian
Pada umumnya menyambung logam dengan memanaskan
sampai suhu lebur tanpa atau dengan bahan tambah.
Misalnya,baja tuang,besi tuang,tembaga alminium,campuran
magnesium,seng,timah hitam dan termo plastik.
Konstruksi pengelasan dapat dipakai sebagai pengganti pengelingan,penuangan dan
tempa dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
Umpanya dengan mempertimbankan faktor-faktor:
- Fungsi tetap memenuhi.
- Pengerjaan lebih mudah
- Biaya lebih murah.
Contohnya :
- Memperbaiki roda gigi atau belt.
- Membuat roda gigi atau bbelt untuk jumlah yang sedikit.
6.2.Proses Pengelasan
6.2.1. Las tempa
Benda dipanaskan hinga mencapai tempratur (suhu)
Pengelasan pada dapur tempa atau nyala kokas dan
pengelasan tempa tersebut dikerjakan dengan pemukulan
atau pres bersama-sama antara dua buah benda kerja.
Contoh : pemakaian untuk menyambung pipa-pipa
pengelasan rantai dan ketel yang tebal platnya lebih
dari 100 mm.
- 5 -
Page 6
6.2.2. Las Otogen
Pipa nyala dari bahan bakar gas dan oksigen biasa digunakan langsung untuk
menyatukan plat(penyambungan plat) tipis bersama-sama.
Untuk plat yang lebih tebal dibuat lereng pada ujung plat yang akan
disambung ,ini akan menghasilkan sambungan yang baik.
Acetylene (3100 C),ini biasa digunakan untuk segala macam pekerjaan
las,misalnya :pengelasan pipa-pipa,tangki-tangki,small hardware dan reperasi-
reperasi.
Hydrogen (2000 C),ini biasa digunakan untuk pengelasan timah hitam,alminium
dan plat baja.
Coal gas (1800 C),ini biasa digunakan untuk pengelasan timah dan plat baja yang
tebalnya lebi dari 15 cm.
Bencena (2700 C),ini khusus digunakan untuk pekerjaan bangunan dan
pengelasan plat-plat baja yang tebalnya kira-kira lebih dari 15 mm.Nyala ini juga
digunakan untuk memotong dengan menggunakan nyala oxidising.
6.2.3. Las busur Listrik.
Tempratur daerah pengelasan dinaikkan sampai tempratur pengelasan dengan
busur listrik yaitu antara benda kerja dan elektroda.
Bahan tanbahnya berasal dari elektroda yang ditinggalkan(ditempel)pada
sambungan .Hal ini dapat diterapkan dari bermacam-macam pekerjaan las
termasuk pengelasan kwalitet(mutu tinggi).
Sebagai contoh : las busur karbon biasa digunakan untuk bejana berdinding tipis
dan pipa-pipa.
Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang
melindungi ujung elektroda,kawah las,busur listrik dan daerah las disekitar busur
listrik terhadap pengaruh udara luar.Cairan selaput elektroda yang membeku akan
menutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagi pelindung terhadap pengaruh
udara luar.
6.2.4. Las tahanan listrik (spot,seam dan las butt)
- 6 -
Page 7
Bagian-bagian yang akan disambung dipanaskan pada tempratur las dengan
tahanan listrik(sampai 10000 ampere pada tegangan 10 volt) dengan cara tekan.ini
biasanya digunakan untuk pengelasan rel bagian dari baja rol dan pipa-pipa
dengan luas penampang sampai 200 cm2,juga untuk pengelasan baja perkakas
dan rantai.
Las titik digunakan untuk sambungan yang tidak menghasilkan tarikan kuat
seperti penyambungan plat-plat dengan ketebalan total 0,2 mm – 25 mm,juga
untuk las seam ketebalan plat seluruhnya 5mm.
6.3 Jenis sambungan dan bentuk-bentuk las.
Bentuk-bentuk perencanaan yang beraneka macam sambungan dapat ditunjukkan
seluruhnya termasuk las butt atau las fillet.
6.3.1. Butt joint
Butt joint digunakan untuk plat-plat rata dan tiang-tiang.Kemampuan butt
joint untuk beban statis maupun dinamis lebih tinggi kekuatannya dari
pada las fillet.
6.3.2 T-Joint
T-Joint tidak banyak posisinya dengan las fillet,oleh karena fasilitas
beban lebih rendah dari pada butt joint.Untuk pembebanan dinamis las
fillet yang cekung lebih baik dengan las fillet rata.
Las Fillet tunggal mempunyai kapasitas beban kecil.Tebal pengelasan
untuk las fillet adalah tingginya segitiga pada penampang lintang las.
6.3.3 Corner joint
Kapasitas beban leih rendah dari pada T-joint
6.3.4 Lap joint
Sambungan ini adalah tipe sambungan yang paling lemah.
6.3.5 Velsel Weld
Sambungan Flange(yang menahan tekanan 5 atm) dan corner joint (12
atm) adalah kuran baik bila butt joint terletak jauh dari sisi (30 atm)
- 7 -
Page 8
6.4.3 Tegangan puntir
M
Reaksi pada pendukung batang selalu terdiri dari gaya geser dan momen torsi.
Gaya geser menghasilkan geseran primer pada pengelasan yang besar.
F
g = N/mm2
. A
Momen torsi T pada pendukung menghasilkan torsi pada pengelasan.
Mp
p = N/mm2
Wp
p = tegangan puntir N/mm2
Mp = Momen puntir Nmm
Wp = Momen tahanan mm3
Contoh – contoh soal
1. Sebuah plat baja dilas butt, tebal plat 8 mm tegangan tarik yan terjadi 120 N/mm2, panjang
pengelasan 200 mm dan tebal pengelasan 8mm v = 0,75.
Berapa panjang pengelasan yang efektif dan besarnya gaya yang bekerja pada konstruksi
tersebut.
- 8 -
Page 9
Penyelesaian :
F
a ln a
. ln = l – 2 a mm
= 200 – 2.8 = 200 – 2.8 = 200 – 16
= 184 mm
Maka panjang pengelasan efektif 184 mm
F
t = N/mm2
. a . ln
F= a . ln. t
= 8. 184 .90 = 132480 N
F = 132480 N
Maka Besar gaya yang bekerja pada konstruksi 132480 N.
2. Dua buah plat akan disambung dengan las faralel fillet bila tebal plat 6mm
gaya yang bekerja 20 kn dan tegangan geser yang diizinkan dari bahan las 60 N/m2
Hitung panjang pengelasan.
Penyelesaaian :
g = 60 N/mm2
- 9 -
F
Page 10
. t = 6 mm
F = 20 KN
F
g = N/mm2
. A
20.000
60 =
2 ( 0,707. t.l )
l = 39,28 mm
Panjang pengelasan 39,28 mm
3. Diketahui sebuah rotor dilas journals ,berat beban (gaya) 2000 N tebal
pengelasan 7 mm dan diameter leher poros d = 60 mm
Hitung momen tahanan bengkok dan tegangan bengkok.
Penyelesaian :
F = 200 N
.d = 60 mm
.a = 7 mm
D = d + 2 . a
= 60 + 2. 7 =
- 10 -
F F100
60
a=7
Page 11
= 74 mm
.l = 100 mm
Mb
b = N/mm2
Wb
Mb = F . l
= 2000 . 100 N/mm2
Mb = 200.000 N/mm2
( D4 - d 4 )
Wb = mm3
32. D
3,14 (744 - 60 4 )
Wb = mm3
32. 74
= 22600 mm3
Momen tahanan bengkok = 22.600 mm3
200000
b = N/mm2
22600
= 8,8495 N/mm2
Maka tegangan bengkok 8,8495 N/mm2
7. SAMBUNGAN PAKU KELING
7.1. Pemakaian dan pembuatan
Pemakaian :
- 11 -
Page 12
Sambungan paku keling sangat berguna seperti halnya sambungan las,dalam penggunaan
sebagai berikut :
- Sambungan kuat,pada konstruksi baja (bangunan,jembatan,crane)
- Sambungan kuat dan rapat,pada konstruksi boiler (boiler,tangki dan pipa-pipa
tekanan tinggi )
- Sambungan rapat,pada tabung dan tangki(tabung pendek,cerobong,pipa-pipa
tanpa tekanan)
- Sambugan pengikat,untuk penutup chasis (misal : pesawat terbang)
Dibanding dengan sambungan las,sambungan paku keling lebih simpel dan murah untuk
dibuat,pemeriksaan kwalitasnyapun lebih mudah,dan sambungan paku keling tersebut dapat
dibuka dengan memotong kepala paku keling.Pada segi lain pengelingan ini berat dan kurang
umum dalam pemakaian.
Pada pengelingan, kekuatan berkurang (karena lubang-lubang paku)antara 13 %-42 %,pada
pengelasan kekuatan berkurang 10%-40%.
Pembuatan :
Paku keling dipasang melintang pada sambungan dan ditekan (pressed)bersama dengan
bantuan rivetsnap (kepala pembentuk
Dalam praktek,jika paku hampir panas batang paku keling ditekan sampai melebihi titik
lumer.
- 12 -
Landasan
Page 13
Untuk paku keling pengerjaan panas,batang paku dipanaskan hingga nyala merah
pijar .Hanya paku keling baja berdiameter kecil 8 s.d 10 mm .kuningan,tembaga dan logam
ringan yang lain yang dapat dilakukan dengan pengerjaan dingin .Lubang pada plat harus
tepat pada lubang paku(dan jika perlu lubang tersebut direamer)
Pengelingan dapat dikerjakan dengan palu(hingga diameter paku 26 mm tetapi akan lebih
baik ,murah dan cepat dengan palu pneumatic,cara terbaik adalah dengan compressor
rivetting machine(mesin paku keling kompressi).Semua pemakaian mesin tersebut pelat-plat
dijepit dengan plate holder (pemegang plat)
7.2. Tegangan-tegangan dan. ukuran 7.3.1. Simbol yang
digunakan
A = Luas penampang pelat ( mm2]
An = Luas penampang pelat kritis [ mm2]
a = Luas penampang paku keling [mm2]
d = Diameter paku keling ( mm 1
e = Tepi pelat (pada arah gaya) [ mm ]
F = Gaya pada tiap paku [ N]
F1 =. Gaya total [ N ]
n = Jumlah paku keling
t = Tebal pelat . [ mm ]
s = Pitch [ mm ]
Z = Banyaknya penampang yang putus tiap paku ot = Tegangan tarik ijin
бl = Tegangan permukaan ijin
tg = Tegangan geser i j i n [N/mm2J
- Faktor koreksi/effisiensi
7.3.2. .Sambungan bidang geser tunggal.
Paku keling, jika gaya tarik dikenakan pada pelat-pelat yang di
sambung dengan pengelingan gaya-gaya diubah sebagai gaya gesek
pe-lat lainnya, hanya jika gaya tersebut dilnmpaui, dinding pelat
kul tegangan permukaan dan begangan geser pada paku keling.
- 13 -
Page 14
Gambar
Perhitungan gaya-gaya pada tiap paku keling.
Tegangan tarik cr pada penampang paku a memberikan tal:.anan gesek y.o .a diantara permukaan pclat-
pelat tersebut, dan br.-gangan geser Tg pada paku keling memberikan tabannn gesek 1g . a
Jumlah gaya tersebut dikenakan pada ti.ap jpaku kelin
POROS
A. Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk
mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar
terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang
berputar. Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda keran
berputar gerobak, dapat dilihat pada gambar di samping ini.
Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Kekuatan poros
Pada poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan
antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan,
seperti poros baling-baling kapal atau turbin.
- 14 -
2/ .,*,.
Page 15
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus
diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan
beban-beban di atas.
2. Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan atau
defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan ketidaktelitian
(pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda
gigi).
3. Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu
sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu, maka poros harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran
kritis.
4. KorosiBahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi
kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam
kavitasi dan poros-poros mesin yang sering berhenti lama.
5. Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi mesin,
sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan
beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat
tahan terhadap keausan. Beberapa di antaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom,
dan baja khrom molybdenum.
- 15 -
Page 16
B. Macam-Macam Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut.
1. Poros Transmisi
Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara, bukan tujuan. Jadi,
poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke
elemen mesin yang lain. Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan
dibengkokkan. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk atau sproket rantai, dan Iain-lain.
2. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana beban
utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil, dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak
boleh berputar. Contohnya seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta barang.
C. Beban pada Poros
1. Poros dengan Beban Puntir
Untuk memperkirakan garis tengah pada poros transmisi, biasanya yang diketahui
hanya daya yang akan dipindahkan dan perputaran saat perpindahan daya itu terjadi.
Dari daya dan perputaran ini, momen puntir yang akan dipindahkan dapat
ditemukan.
Dari gambar di atas, gaya keliling .Fyang bekerja pada keliling piringan dengan
jari-jari r dan gaya reaksi pada poros sebesar F merupakan suatu kopel yang
momennya M = F. r. Momen ini ialah momen puntir yang bekerja dalam
- 16 -
Page 17
poros. Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan jari-jari
r menempuh jarak melalui sudut titik tengah a (dalam radial), maka jarak ini
adalah r., dan kerja yang dilakukan adalah F.
W = F.r. = MW.
ini ditempuh dalam waktu t, m .aka daya,
P = W/T=MW . /T= MW.
di mana ialah kecepatan sudut poros. Jadi, momen punter
MW = P/
2. Poros dengan Beban Lentur Murni
Gandar dari kereta tambang dan kereta rel tidak dibebani dengan puntiran, melainkan
mendapat pembebanan lentur saja. Jika momen lentur Mv di mana beban pada suatu
gandar diperoleh dari 4 berat kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi berat
gandar dan roda, tegangan lentur yang diijinkan adalah O, maka diameter dari poros
adalah
Dalam kenyataannya, gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi juga mendapat
beban dinamis.
3. Poros dengan Beban Puntir dan Lentur
Poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi, dan rantai. Dengan
demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur, sehingga pada permukaan
poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir dan tegangan karena momen
lentur.
Untuk bahan liat seperti pada poros, dapat dipakai teori tegangan geser
maksimum.Pada poros yang pejal dengan penampang bulat, s = 22M. dan T = i^ZL,
sehingga
7ld Ttd
- 17 -
Page 20
Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban
berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk
meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada
saat mulai atau sedarig berputar.
D. Jenis-Jenis Bantalan
Untuk menumpu poros berbeban, maka digunakan bantalan,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat
berlangsung secara halus dan tahan lama. Posisi bantalan
harus kuat, hal ini agar elemen mesin dan poros bekerja
dengan baik.
Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, maka bantalan
dibedakan menjadi dua hal berikut.
1. Bantalan luncur, di mana terjadi gerakan luncur antara
poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan
dengan lapisan
pelumas.
2. Bantalan gelinding, di mana terjadi gesekan gelinding
antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding
seperti rol atau rol
jarum.
Berdasarkan arah beban terhadap poros, maka bantalan
dibedakan menjadi tiga hal berikut.
1. Bantalan radial, di mana arah beban yang ditumpu
- 20 -
Page 21
bantalan tegak lurus
sumbu poros.
2. Bantalan aksial, di mana arah beban bantalan ini
sejajar dengan sumbu
poros.
3. Bantalan gelinding khusus, di mana bantalan ini
menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
1. Bantalan Luncur
Menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu
bantalan,
maka
bantalan
dapat
dikelompokkan seperti gambar di bawah ini.
- 21 -
Gambar 6.1 Macam-macam bantalan luncur
(a) bantalan radial polos
(b)bantalan radial berkerah
(c) bantalan aksial berkerah
Page 23
Adapun macam-macam bantalan luncur adalah sebagai berikut.
a. Bantalan radial, dapat berbentuk silinder, elips, dan
Iain-lain.
b. Bantalan aksial, dapat berbentuk engsel, kerah, michel,
dan Iain-lain.
c. Bantalan khusus, berbentuk bola.
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut.
a. Mempunyai kekuatan cukup.
b. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang
tidak terlalu
besar.
c. Mempunyai sifat anti las.
d. Sangat tahan karat.
e. Cukup tahan aus.
f. Dapat membenamkan debu yang terbenam dalam
bantalan.
g. Murah harganya.
h. Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur.
2. Bantalan Aksial
Bantalan aksial digunakan untuk menahan gaya aksial. Ada dua
macam bentuk, yaitu bantalan telapak dan bantalan kerah. Pada
bantalan telapak, tekanan yang diberikan oleh bidang telapak poros
kepada bidang bantalan semakin besar untuk titik yang semakin
dekat pada pusat. Macam-macam bantalan aksial ini dapat dilihat
pada gambar di bawah.
- 23 -
Page 26
3.
Bantalan Gelinding
Keuntungan dari bantalan ini adalah mempunyai gesekan
gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan
luncur. Macam-macam bantalan gelinding dapat dilihat pada
gambar di bawah.
Menurut diameter luar atau diameter dalamnya, bantalan
gelinding dap dibagi menjadi berikut.
a. Diameter luar lebih dari 800 mm, disebut ultra besar.
b. Diameter luar 180—800 mm, disebut besar.
c. Diameter luar sampai 80 mm, disebut kecil.
d. Diameter luar 9 mm atau lebih disebut diameter kecil.
e. Diameter luar kurang dari 9 mm disebut miniatur.
E. Sambungan Poros dan Naf
Penyematan naf sebuah roda gigi, puli-sabuk, kopling, tuas,
dan sebagain pada poros dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara, antara lain deng menggunakan pasak, pena,
bus, cincin jepit, lewat kerut, dan pres atau len
- 26 -
Page 27
1. Pasak dan Sambungan Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk
menetapkan bagk bagian mesin, seperti roda gigi, sproket,
puli, dan kopling pada poros. Morr diteruskan dari poros ke
naf atau naf ke poros. Pasak dibedakan menjadi lima hal
berikut.
a. Pasak Benam Rata
Pasak benam rata merupakan pasak memanjang yang
paling bam diterapkan. Pasak ini digunakan, baik pada
konstruksi di mana roda ha dapat digeserkan pada poros,
maupun pada konstruksi di mana roda ha disambung tak
bergerak dengan poros.
Pasak benam rata hanya mendukung pada tepi
sampingnya. Untuk lebar alur dan pasak harus disesuaikan
dengan teliti. Apabila kurang teliti da menyebabkan pasak
tersebut terlepas.
- 27 -
Page 28
Pasak Belah
Pasak ini digunakan untuk momen puntir yang kecil. Jika
ditinjau dari
. pembuatannya, pasak ini lebih murah dibandingkan jenis
pasak yang
yau
Sentuk dari pasak ini dapat dilihat pada gambar di bawah.
C.Pasak Bintang Jatnak (Multiple Spline)
gunakan untuk memindahkan momen puntir besar dengan
tumbukan ;a untuk naf yang dapat digeser-geserkan. Bahan
porosnya adalah baja dicampur dengan nikel. Bentuknya
dapat dilihat pada gambar di bawah.
- 28 -
Page 29
d.Pasak Tirus
Pada pasak ini momen puntir dapat dipindahkan lewat
gesekan ,hal ini karena antara pasak, naf, dan poros
dipres satu sama lain.Lihat gambar dibawah.
e. Pasak Tangensial
Pasak ini merupakan sambungan mati, di mana sambungan ini
i satu-satunya sambungan, di mana naf dan poros dalam arah
keliling d sehingga momen puntir dapat dipindahkan. Lihat
gambar di bawa
- 29 -
Page 30
2. Sambungan Naf dengan Pena dan Bus Pengencang
Sambungan ini digunakan untuk beban rendah, di mana naf
dengan poros dengan pena tirus tegak lurus pada garis sumbu
po ditunjukkan pada gambar.
- 30 -
Page 32
3. Kerut dan Pres
Kedua cara penyambungan mengandung hal yang sama, ya
penjepitan antara bagian yang dikehendaki disambung terjadi
lewat bentuk elastik bagian itu sendiri.
Pada penyambungan sistem ini, untuk menekan roda pada p
dilakukan dengan cara memanaskan (dikerutkan) atau dapat
juga me pada poros tanpa melalui pemanasan, atau dikatakan
roda dipres r.
Page 33
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1. Jelaskan fungsi dari poros!
2. DaJam merencanakan sebuah poros, mengapa kita perJu
memperhatikan kekuatan dari poros tersebut?
3. Sebutkan hal-hal yang harus kita perhatikan jika kita mau merencanak
sebuah poros!
4. Sebutkan dan jelaskan masing-masing macam-macam poros
5. Sebutkan macam-macam bantalan yang Anda ketahui!
6. Sebutkan beban utama pada poros!
7. Sebutkan dan jelaskan macam-macam pasak!
8. Jelaskan kegunaan dari pasak benam rata!
9. Jelaskan kegunaan sambungan naf dengan pena!
LATIHAN SOAL
Page 34
KOPLING GESEK DAN REM
A. Kopling
Kopling berfungsi sebagai sambungan dua buah poros atau sebagai
sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus atau
kadang-kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut.
Elemen mesin tersebut antara lain puli-sabuk, puli-rantai, roda gigi, serta
tromol.
Macam-macam kopling, yaitu sebagai berikut.
1. Kopling tetap, berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip).
Macam-macam kopling tetap, yaitu sebagai berikut.
a. Kopling tetap kaku, digunakan jika kedua poros harus dihubungkan
dengan sumbu segaris.
Jenis-jenis kopling tetap kaku, antara lain:
— kopling bos,
— kopling flens,
— kopling jepit.
b. Kopling fleksibel, digunakan jika kita tidak yakin bahwa poros-
porosnya
sesumbu atau kemungkinan sumbunya bergeser akibat getaran.
Jenis-jenis kopling fleksibel, antara lain:
— kopling Oldham,
— kopling gardan,
— kopling gardan dengan poros antara,
— kopling ekspansi,
— kopling elastis.
Page 35
c. Kopling universal, antara lain:
— kopling universal hook,
— kopling universal kecepatan tetap.
2. Kopling lepas, digunakan untuk menghidupkan dan mematikan
putaran spindle utama mesin atau bagian lain yang berputar tanpa
menghidupkan atau mematikan putaran dari sumber putarannya.
Macam-macam kopling lepas:
a. kopling bergerigi,
b. kopling gesek.
Dalam bab ini kita akan lebih memfokuskan untuk membicarakan
tentang kopling gesek.
B. Kopling Gesek .
Fungsi Kopling Gesek
Pada poros yang diam hanya boleh digerakkan oleh poros yang berputar
secara berangsur-angsur. Hubungan dengan tiba-tiba dapat
menyebabkan patahnya poros penggerak atau kopling atau juga
patahnya mesin penggerak, sebab untuk mempercepat poros yang
digerakkan bersama dengan bagian yang dipasang pada poros ini dengan
tiba-tiba dari kecepatan sudut nol menjadi kecepatan sudut poros
penggerak diperlukan kopel yang sangat besar. Untuk itulah biasanya
kopling yang digunakan adalah kopling gesek.
Salah satu kopling gesek sederhana dapat Anda lihat pada gambar di
bawah.
Page 36
Jenis dan Prinsip Kerja Kopling Gesek
Kopling gesek dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Kopling gesek radial
Kopling gesek radial mempunyai bidang gesek berbentuk tromol atau
slinder dengan berbentuk cincin atau sepatu Cincin ditekan pada
tromol arah radial melalui tuas ulir oleh gaya dorong. Gaya dorong
pada kopling mi hanya bekerja pada waktu diperlukan.
Page 37
b. Kopling gesek aksial
Kopling ini mempunyai bidang gesek berbentuk piringan. Kopling ini
bisa terdiri dari satu piringan atau lebih.
Bila jumlah piringan dari kopling ini lebih dari satu, maka disebut
kopling lepas piring majemuk, di mana satu set piringan dipegang
oleb bagian yang memutarkan dan satu set lagi dipegang oleh bagian
yang diputarkan.
Page 38
c. Kopling gesek kerucut
Kopling ini mempunyai konstruksi yang sederhana dan digunakan
pada mesin-mesin yang memiliki tenaga kecil. Bidang geseknya
berupa dua buah kerucut terpacung yang dapat merapat tepat satu
dengan yang lain.
Pengetahuan Dasar Teknik Mesin Tingkat 1 SMK
Tahapan-tahapan pokok gerakan kopling gesek sebagai berikut.
1.Menghubungkan: bidang-bldang gesek kopling
didorong dan ditekan satu
dengan yang lain, poros yang digerakkan
berputar dari kecepatan nol,
Page 39
sehingga memiliki kecepatan yang sama dengan
poros yang menggerakkan.
2. Telah dihubungkan: kedua bidang gesek
telah menjadi satu, kopling
berfungsi, poros yang digerakkan dan yang
menggerakkan berputar dengan
kecepatan yang sama.
3. Melepaskan: bidang-bidang gesek dipisahkan
satu dengan yang lain, poros
yang digerakkan memperlambat kecepatan
berputarnya, lalu berhenti.
4. Telah dilepaskan: kedua bidang gesek telah
meregang, poros yang digerakkan
sudah tak bergerak, kopling gesek sudah tak
berfungsi lagi. Poros yang
menggerakkan dapat langsung berputar atau
juga berhenti.
C. Rem
1. Fungsi
Fungsi utama rem adalah menghentikan putaran poros, mengatur putaran
poros, dan mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman
secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara listrik dengan
sabuk magnet, arus pusar, fasa yang dibalik, arus searah yang dibalik
atau penukaran kutub, dan Iain-lain.
Rem gesekan dapat dibagi menjadi:
a. rem blok, c. rem cakra,
Page 40
b. rem drum, d. rem pita.
2. Prinsip Kerja
a. Rem Blok
Rem blok dibagi dua macam, yaitu sebagai berikut. 1)
Rem blok tunggal
Rem blok yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem
yang ditekan terhadap drum rem, seperti pada gambar di
bawah. Biasanya pada blok rem tersebut pada permukaan
geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang
dapat diganti bila telah aus.
Page 45
Suatu hal yang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya
tekan yang bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros
timbul momen lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak
dikehendaki. Demikian pula untuk pelayanan manual jika diperlukan gaya
pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga kurang
ringkas. Karena alasan-alasan inilah maka rem blok tunggal tidak banyak
dipakai pada mesin-mesin yang memerlukan momen pengereman yang
besar.
Drum rem biasanya dibuat dari besi cor atau baja cor. Blok rem merupakan
bagian yang penting. Dahulu biasanya dipakai besi cor, baja liat, perunggu,
kuningan, tenunan asbes, pasta asbes, serat, kulit, dan Iain-lain untuk bahan
gesek, tetapi akhir-akhir ini banyak dikembangkan bahan gesek dari damar,
serbuk logam, dan keramik. Bahan yang menggunakan tenunan atau tenunan
istimewa terdiri dari tenunan asbes sebagai kerangka, dengan plastik cair atau
minyak kering yang diserapkan sebagai perekat dan dikeraskan dengan
cetak panas atau perlakuan panas.
Damar cetak dan setengah logam umumnya hanya berbeda dalam hal kadar
serbuk logamnya. Keduanya dibuat dengan mencampurkan serat pendek
dari asbes, plastik serbuk, dan bahan tambahan berbentuk serbuk,
kemudian dibentuk. Cara ini mempunyai keuntungan karena susunannya
dapat diubah sesuai keperluan. Bahan gesek logam, logam-keramik, dan
keramik tidak mengandung asbes sama sekali. Cara membuatnya adalah
dengan mengepres dan membentuk satu macam atau lebih serbuk logam atau
serbuk keramik, dan mengepres lalu membentuk satu macam atau lebih
serbuk logam atau serbuk keramik, kemudian mengeraskannya pada
temperatur di bawah titik cair bahan yang bersangkutan
Page 46
Bahan rem harus mempunyai persyaratan berikut.
— Keamanan. — Dapat mengerem dengan halus.
— Ketahanan. __ Tidak melukai permukaan drum.
— Keausan kecil. — Koefisien gesek yang tinggi.
— Kuat. — Dapat menyerap getaran.
2) Rem blok ganda
Kekurangan yang ada pada rem blok tunggal dapat diatasi jika dipakai
dua blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan, baik
dari sebelah dalam atau dari sebelah luar drum.
Page 47
Lapisan
Blok rem
Engsel Drum
rem
(a) Rem luar (b) Rem dalam
Pegas penarik
Page 48
Rem semacam ini disebut rem blok ganda. Rem dengan blok yang
menekan dari luar dipergunakan untuk mesin-mesin industri dan kereta
rel yang pada umumnya digerakkan secara numatik, sedangkan yang
menekan dari dalam dipakai pada kendaraan jalan raya yang digerakkan
secara hidrolik.
b. Rem Drum
Rem untuk otomobil umumnya berbentuk rem drum (macam ekspansi)
dan rem cakra (disk). Rem drum mempunyai ciri lapisan rem yang
terlindung, dapat menghasilkan gaya rem yang besar untuk ukuran rem
yang kecil, dan umur lapisan rem cukup panjang. Suatii kelemahan rem
ini adalah pemancaran panasnya buruk. Blok rem dan rem ini disebut
sepatu rem karena bentuknya mirip sepatu. Gaya rem tergantung pada
letak engsel sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
Rem macam ini yang biasanya banyak dipakai dapat dilihat pada gambar
di bawah ini, yaitu yang memakai sepatu depan dan belakang. Pada rem
macam ini, meskipun roda berputar dalam arah yang berlawanan, gaya
rem tetap besar. Rem memakai dua sepatu depan, di mana gaya rem
dalam satu arah putaran jauh lebih besar dari pada dalam arah yang
berlawanan.
Sepatu elakang
Sepatu depan
Jangkar
(a) (b) (c)
Page 49
Dalam hal sepatu rem, seperti pada gambar di bawah ini, disebut
sepatu berengsel, dan sepatu yang menggelinding pada suatu
permukaan disebut sepatu mengambang.
c. Rem Cakra
Rem cakra terdiri atas sebuah cakra dari baja yang dijepit oleh
lapisan rem dari kedua sisinya pada waktu pengiriman. Rem ini
mempunyai sifat-sifat yang baik, seperti mudah dikendalikan,
pengereman yang stabil, dan radiasi panas yang baik, sehingga
sangat banyak dipakai untuk roda depan. Adapun kelemahannya
adalah umur lapisan yang pendek serta ukuran silinder rem yang
besar pada roda. Jika lambang-lambang seperti yang
diperlihatkan pada gambar di bawah dipakai, maka momen rem
T{ (kg.mm) adalah
Page 50
Cakra r Lapisan
Cakra
d. Rem Pita
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang di sebelah
dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem, dan tuas, seperti yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Gaya rem akan timbul bila pita
diikatkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung pita tersebut. Jika
gaya tarik pada kedua ujung pita adalah Fx dan F2 (kg), maka besarnya gaya
gesek adalah sama dengan {Fl — F2). Adapun macam-macam rem pita dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Lapisan
Page 51
LATIHAN SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan fungsi kopling?
2.Sebutkan dan jelaskan macam-macam kopling!
3.Apa fungsi kopling gesek?
4.Sebutkan dan jelaskan prinsip kerja kopling gesek!
5. Jealaskan tahapan-tahapan gerakan kerja kopling gesek!
6.Jelaskan apa yang dimaksud dengan rem serta sebutkan
fungsi-fungsinya!
7.Jelaskan bahan-bahan untuk rem blok!
8.Bahan-bahan rem harus dipilih yang tepat, apa saja
persyaratan yang harus
dipenuhi?
9.Sebutkan dan gambar macam-macam rem pita!
10. Sebutkan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing
jenis rem berikut.
a. Rem blok. c. Rem pita.
b. Rem cakra. d. Rem drum.