Top Banner
LABORA PROGR UNI ATORIUM TEKNOLOGI INDUSTR RAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK IVERSITAS MULAWARMAN 2013 RI
39

Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

Aug 14, 2015

Download

Documents

Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2013

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2013

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2013

Page 2: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODUL 1

IKLIM (LINGKUNGAN FISIK)

1.1 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui lingkungan fisik yang mempengaruhi aktifitas kerja,

2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan hasil kerja,

3. Untuk mengetahui waktu kerja yang dihasilkan pada setiap suhu yang berbeda, dan

4. Untuk mengetahui suhu yang paling optimal yang dapat memberikan waktu tercepat.

1.2 Input dan Output

Input:

a) Deskripsi subyek

b) Data jumlah output

Output:

Analisa perbandingan produktivitas dengan perlakuan lingkungan kerja fisik

yang berbeda

1.3 Landasan teori

A. Deskripsi

Menurut Sedarmayanti (1996), lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat di sekitar

tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan kerja terbagi atas dua macam yaitu lingkungan yang langsung berhubungan

dengan karyawan dan lingkungan perantara yang dapat mempengaruhi kondisi manusia

seperti temperatur, kebisingan, getaran, pencahayaan, dan lain- lain.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Fisik

Faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi kerja diantaranya adalah sebagai

berikut:

A. Suhu

Suhu adalah satu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar. Suhu yang

nyaman bagi seseorang mungkin merupakan neraka bagi orang lain. Dengan demikian

untuk memaksimalkan produktivitas, adalah penting bahwa karyawan bekerja di suatu

lingkungan di mana suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada di antara rentang kerja

yang dapat diterima setiap individu. Menurut Sutalaksana (1979), untuk berbagai tingkat

Page 3: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:

a) 49° celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan

fisik dan mental.

b) 30° celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung

untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan timbul kelelahan fisik.

c) 24° celcius kondisi kerja optimum.

d) 10° celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.

B. Kebisingan

Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-suara yang konstan

atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan kinerja

sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh

negatif dan mengganggu konsentrasi karyawan.

C. Pencahayaan

Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek

secara jelas, cepat dan tanpa menimbulkan kesalahan. Kurangnya pencahayaan

akan mengakibatkan mata operator/ pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan

berusaha untuk melihat jelas dengan membuka lebar-lebar. Kelelahan mata akan

mengakibatkan kelelahan mental dan kerusakan mata.

Kemampuan mata untuk melihat objek secara jelas dipengaruhi oleh ukuran objek,

derajat kekontrasan antara objek dengan sekelilingnya, luminansi (brightness), serta

lamanya waktu untuk melihat objek tersebut. Untuk menghindari silau (glare)

karena peletakan sumber cahaya yang kurang tepat, sebaiknya sumber cahaya

diletakkan sedemikian rupa sehingga cahaya mengenai objek yang akan dilihat

terlebih dahulu yang kemudian dipantulkan oleh objek tersebut ke mata kita.

D. Kelembaban

Kelembaban adalah banyaknya kadar air yang terkandung di dalam udara (dinyatakan

dalam %). Kelembaban sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara.

Suatu keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan mengakibatkan

penguapan panas dari tubuh secara besar-besaran (karena sistem penguapan).

E. Siklus Udara (Ventilation)

Udara disekitar kita mengandung sekitar 21% Oksigen, 0,03% Karbondioksida, dan 0,9%

campuran gas-gas lain. Kotornya udara disekitar kita dapat mempengaruhi kesehatan

tubuh dan mempercepat proses kelelahan. Sirkulasi udara akan menggantikan udara kotor

dengan udara yang bersih. Agar sirkulasi terjaga dengan baik, dapat ditempuh dengan

Page 4: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

member ventilasi yang cukup (lewat jendela), dapat juga dengan meletakkan tanaman

untuk menyediakan kebutuhan akan oksigen yang cukup.

F. Bau-bauan

Adanya bau-bauan yang dipertimbangkan sebagai polusi akan dapat mengganggu

konsentrasi pekerja. Temperatur dan kelembaban adalah dua faktor lingkungan yang

dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian air conditioning yang tepat adalah

salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu

sekitar tempat kerja.

G. Warna

Warna yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan dan interior yang ada

disekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk

melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain seperti :

a. Warna merah bersifat merangsang,

b. Warna kuning memberikan kesan luas, terang dan leluasa,

c. Warna hijau atau biru memberikan sejuk, aman dan menyegarkan,

d. Warna gelap memberikan kesan sempit, dan

e. Warna terang memberikan kesan leluasa.

H. Getaran Mekanis

Getaran mekanis adalah getaran–getaran yang dihasilkan oleh peralatan mekanis yang

sebagian dari getaran tersebut sampai ke tubuh. Getaran mekanis ini dapat

menimbulkan suatu akibat yang tidak diinginkan oleh tubuh. Besarnya getaran ini

ditentukan oleh intensitas, frekuensi getaran dan lamanya getaran berlangsung.

Anggota tubuh manusia juga memiliki frekuensi alami yang terjadi apabila

frekuensi ini beresonansi dengan frekuensi getaran maka akan menimbulkan gangguan.

Gangguan-gangguan tersebut yang dapat mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat

kelelahan, atau gangguan pada anggota tubuh.

C. Analisis Varians (Analysis of Variance, ANOVA)

Analisis varians (analysis of variance, ANOVA) adalah suatu metode analisis statistika yang

termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. Dalam literatur Indonesia metode ini dikenal

dengan berbagai nama lain, seperti analisis ragam, sidik ragam, dan analisis variansi. Ia

merupakan pengembangan dari masalah Behrens-Fisher, sehingga uji-F juga dipakai dalam

Page 5: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

pengambilan keputusan. Analisis varians pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher,

bapak statistika modern.

Waktu Rata-rata

Untuk menghitung waktu rata-rata didapat dengan Persamaan 2.8 sebagai berikut:

Waktu rata-rata =Waktu total

Jumlah data

a) ANOVA Satu Arah

ANOVA satu arah terdiri dari satu peubah bebas atau faktor dengan taraf lebih dari dua. Pada

ANOVA satu arah, sampel dibagi menjadi beberapa kategori dan ulangan. Adapun tabel

ANOVA satu arah dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini:

Table 2.2 ANOVA satu arah

Sumber

Keragaman

Jumlah Kuadrat

(JK)

Derajat Bebas

(db)

Kuadrat

Tengah

f

hitungf tabel

Rata-rata

Kolom

JKK =

N

T

n

T

i

i22

db numerator

V1 = k – 1

S12 =

iV

JKK

=

22

21

S

S

α,

db numer, db

denum = f

tabel

GalatJKS =

JKT – JKK

db denumerator

V2 = N – k

S22 =

2V

JKS

Total

JKT =

N

TX

2

ij2

N - 1

Sumber: Thomas. 2008.

dengan: k = banyaknya kolom

N = banyaknya pengamatan keseluruhan data

ni = banyaknya ulangan di kolom ke-i

Xij = data pada kolom ke-i ulangan ke-j

T*I = total (jumlah) ulangan pada kolom ke-i

T** = total (jumlah) seluruh pengamatan

kolom = kategori

Baris = ulangan

Page 6: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

b) ANOVA Dua Arah

Pada rancangan percobaaan menggunakan ANOVA dua arah, setiap kategori mempunyai

banyak blok yang sama, sehingga jika banyak kolom = k dan banyak baris/blok = r, maka

banyak data = N = r x k. Adapun tabel ANOVA dua arah dapat dilihat pada tabel 2.3 di

bawah ini:

Tabel 2.3 ANOVA dua arah

Sumber

Keragaman

(SK)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Derajat

Bebas (db)

Kuadrat

Tengah

(KT)

F Hitung F Tabel

Rata-rata

BarisJKB

db numer1 =

r-1

s2B = KTB =

JKB/r−1

f hitung

=KTBKTG

α =

db numer1=

db denum =

f tabel =

Rata-rata

KolomJKK

db numer2 =

k-1

S2K = KTK =

JKK/k−1

f hitung

=KTKKTG

α =

db numer2=

db denum =

f tabel =

Galat JKG

db

denum =

(r-1)(k-1)

S2G = KTG = JKG/(r-1)(k-1)

Total JKT r.k -1

Sumber: Thomas. 2008.

dengan: k = banyaknya kolom

r = banyaknya baris/balok

Xij = data pada baris ke-i, kolom ke-j

Ti* = total (jumlah) ulangan pada kolom ke-i

T*j = total (jumlah) ulangan pada kolom ke-j

T** = total (jumlah) seluruh pengamatan

Page 7: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODUL 2

ANALISA SAMPLING KERJA

(WORK SAMPLING)

2.1 Tujuan Praktikum

1 Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai

alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan dalam

penetapan waktu baku.

2. Melatih praktikan di dalam memberikan pengalaman praktis untuk

melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan pemahaman dan

penguasaan materi mengenai sampling kerja.

3. Memotivasi praktikan agar mau untuk selanjutnya melaksakan kegiatan-

kegiatan pengukuran dan penelitian kerja khususnya dalam upaya

meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja.

2.2 Alat Yang Digunakan

1. Papan pengamatan

2. Lembar pengamatan

3. Pensil / pena

4. Tabel bilangan acak

2.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Bagi tugas di antara anggota kelompok sesuai dengan waktu luang yang

dimiliki masing-masing, setiap anggota kelompok harus pernah sebagai

pengamat/pengukur kegiatan kerja.

2. Tetapkan tujuan yang ingin diteliti performance kerjanya. Obyek dapat berupa

aktifitas manusia, mesin/peralatan, telepon umum, alat transportasi, kasir dan

lain-lain.

3. Tentukan waktu-waktu pengamatan/kunjumgan dengan menggunakan tabel

acak.

4. Tentukan jumlah pengamatan awal (pre work sampling) yang ingin

dilaksanakan. Kegiatan penelitian awal dilakukan antara 5 s/d 7 hari kerja

dengan jumlah pengamatan yang sebanyak-banyaknya. Jangan lupa tentukan

tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian.

Page 8: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

5. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan dengan memisahkan antara

kegiatan produktif dan kegiatan non prodiktif.

6. Konsultasikan penelitian anda kepada asisten.

7. lakukan Pengolahan data Dan Analisis Data Anda

2.4 Landasan Teori

Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study

atau Random Observation Method adalah salah satu teknik untuk

mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses

atau pekerja/operator. Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum

probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang

ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan

cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara

acak (random) (Sritomo,1989).

Suatu sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi

yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki

oleh populasi trsebut. Apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar,

maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda

dibanding dengan karakteristik dari populasinya (Sritomo, 1989).

A. MELAKUKAN SAMPLING

Adapun proses pengambilan sampling sebagai berikut:

1. Melakukan sampling pendahuluan

Melakukan sejumlah kunjungan yang ditentukan oleh pengukur (biasanya

tidak kurang dari 30 kali). Buatlah tabel perbedaan antara pekerjaan yang

produktif dan non produktif (Sutalaksana, 1979).

Tabel 1 Tabel pengamatan kunjungan

Kelompok :

Objek Pengamatan :

Nama Pekerja :

Jam Pengamatan :

Hari/Tanggal :

Page 9: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

Tabel 3.1 Data pengamatan pada hari pertama

No Bilangan Random Jam Kunjungan Tally Produktif Tally Idle O/I

1 0 14.00 0

2 2 14.06 26

3 4 14.12 15

4 6 14.18 16

5 8 14.24 27

Tabel 2 Ringkasan tabel pengamatan sampling kerja.

Kegiatan Frekuensi teramati pada hari ke-

m

Jumla

h1 2 3 4

……..

m

Productiv

eNon

productive

(idle)JUMLAH

%

Productive2. Menguji keseragaman data.

Untuk menghitung keseragaman data kita tentukan batas-batas kontrolnya

yaitu:

BA/BKB = P( )

N

P1P3±

Dimana p = persentase produktif dihari ke I dan n adalah jumlah dari pengamatan.

n = jumlah pengamatan dilakukan pada hari ke I

catatan;

Jika harga pi berada pada batas-batas kontrol, maka berarti semua harga tersebut

dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan.

Page 10: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

Sebaliknya jika ada harga pi yang berada diluar batas kontrol, maka pengamatan

yang membentuk pi yang bersangkutan harus “dibuang” karena berasal dari sistem

sebab yang berbeda.

B. MENENTUKAN WAKTU KUNJUNGAN

Untuk menentukan, biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-satuan waktu

yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang satu satuan waktu tidak

terlampau panjang (lama). Berdasarkan satu-satuan waktu inilah saat-saat

kunjungan ditentukan. Waktu kunjungan tidak boleh melebihi 2/3 dari total jam kerja.

Misalkan satu-satuan waktu panjangnya 10 menit. Misalnya 1 hari terdapat 8 jam

kerja, sehingga ada 6 observasi dalam 1 jam. Setelah itu, didapat 48 kali observasi

untuk 1 hari (6*8 jam=48 observasi). Untuk menentukan jumlah observasi, dihitung

dengan (2/3*48=32) sehingga didapat 32 kali observasi dalam 1 hari. Waktu

kunjungan tidak boleh pada saat-saat tertentu yang kita ketahui dalam keadaan

tidak bekerja misalnya jam-jam istirahat atau hari libur, dimana tidak ada

kegiatan secara resmi (Sutalaksana, 1979).

Bilangan acak bisa didapat dengan menggunakan excel atau dengan menggunakan

table bilangan acak. Untuk menentukan waktu observasi, dapat dihitung dengan cara

seperti contoh di bawah ini:

Waktu observasi 1 = (08.00 + (02x10) = 08.20

Waktu observasi 2 = (08.00 + (03x10) = 08.30

Waktu observasi 3 = (08.00 + (06x10) = 09.00 (dilanjutkan sampe 32 observasi)

3.2.2 Test Kecukupan Data

Dibawah ini adalah tes kecukupan data pada praktikum Work Sampling:

N' =( )

ps

p1k2

2

Apabila data yang diambil didapat N < N’ maka kita cukup menambah data yang

sudah ada sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan saja, tanpa perlu mengulang penelitian

dari awal. Secara umum keuntungan dan kelemahan apakah yang dapat diambil dari

pelaksaan aktivitas penelitian dengan sampling kerja dibanding dengan stopwatch.

Page 11: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

3.2.3 Persentase Produktif

Dibawah ini adalah persentase produktif pada praktikum Work Sampling:

Performance Level = 100%×n

produktif∑

3.2.4 Ratio Delay

Dibawah ini adalah Ratio Delay pada praktikum Work Sampling:

Ratio Delay =%Produktif

%Idle

3.2.5 Waktu Baku

Dibawah ini adalah Ratio Delay pada praktikum Work Sampling:

a. Prosentase Produktif (PP)

b. Jumlah Menit Produksi (JMP)

JMP = PP x ∑ Pengamatanmenit

c. Waktu yang diperlukan/unit (T)

T =PengamatanSelamaOutputJumlah

JMP

d. Waktu Normal

Wn = T x Faktor Penyesuaian

e. Waktu Baku

Wb = Wn + (kelonggaran x Wn)

Allowance:

Sikap kerja, Gerakan, Kelelahan mata, Temperatur tempat kerja, Tenaga yang

dikeluarkan, Kebutuhan pribadi, Keadaan lingkungan dan Keterlambatan

3.2.6 Insentif

Dibawah ini adalah hitung insentif pada praktikum Work Sampling:

Bonus = 100%×Wb

Wn+Wb

Page 12: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODUL 3

PETA KERJA

3.1 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Praktikan dapat mengindentifikasi elemen-elemen gerakan suatu pekerjaan,

2. Praktikan mampu menganalisis gerakan-gerakan efektif dan yang tidak efektif,

3. Praktikan dapat melakukan perbaikan-perbaikan dari elemen-elemen gerakan yang tidak

perlu atau pengaturan tata letak fasilitasatau stasiun kerja, dan

4. Praktikan mampu menghitung waktu baku dengan mempelajari elemen-elemen gerakan

yang ada.

3.2 Alat yang digunakan

Alat yang digunakan selama praktikum peta kerja adalah:

1. Meja Kerja

2. Lembar Pengamatan

3. Objek Penelitian

4. Peralatan Kerja

3.3 Prosedur praktikum

Dalam proses praktikum langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

1. Identifikasi pekerjaan (merakit Benda)

2. Penelitian Pendahuluan (lingkungan, metode, dan peralatan kerja yang dipakai

serta operator)

3. Memilih operator dan pelatihan pendahuluan (waktu normal)

4. Pengumpulan data elemen gerakan

Pelaksanaan pengumpulan data elemen gerakan, prosedurnya adalah:

a. Masing-masing kelompok menentukan operator, notulen dan pengamat.

b. Melakukan penelitian pendahuluan (setelah prosesnya dijelaskan oleh asisten)

c. Melakukan latihan perakitan (INGAT WAKTU yang dibutuhkan untuk

merakit SEWAJARNYA)

d. Melakukan perakitan sesungguhnya (notulen mencatat waktu)

e. Perakitan dilakukan sebanyak 2 siklus dengan perhitungan stpowatch

Page 13: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

f. Catat hasil analisis mengenai jumlah elemen gerakan dan jenis elemen gerakan

pada lembar pengamatan

g. Lakukan perubahan lay out usuan dengan mengidentifikasi elemen gerakan

pada lembar pengamatan, catat usulan lay out dan hasil analisis.

h. Perhitungan data analisis

i. Kesimpulan dan saran

3.4 Landasan Teori

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and Right Hand Chart) atau Peta

Operator (Operator Process Chart)

peta tangan kiri dan tangan kanan (left and right hand chart) dalam hal ini lebih dikenal

sebagai peta operator (operator proses chart) adalah peta kerja setempat yang bermanfaat

untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang

bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi

yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai dengan

elemen-elemen Therblig yang membentuk gerakan tersebut. Dengan menganalisa detail

gerakan yang terjadi maka langkah-langkah perbaikan bisa diusulkan. Pembuatan peta

operator ini baru terasa bermanfaat apabila gerakan yang dianalisa tersebut terjadi

berulang-ulang (repetitive) dan dilakukan secara manual (seperti halnya dalam proses

perakitan). Dari analisa yang dibuat maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak

efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (motion economy) bisa

diusulkan untuk diperbaiki. Demikian pula akan diharapkan terjadi keseimbangan

gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, sehingga siklus kerja akan

berlangsung dengan lancar dalam rytme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu

memberikan delays maupun operator fatigue yang minimum.

Gerakan-gerakan kerja manusia dilaksanakan dengan mengikuti 17 elemen dasar Therblig

atau kombinasi dari elemen-elemen Therblig tersebut, akan tetapi didalam peta operator

akan lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therblig berikut ini yang digunakan,

yaitu:

a. Reach (RE) b. Grasp (G) c. Move (M) d. Position (P)

e. Use (U) f. Release (RL) g. Delay (D) h. Hold (H)

Page 14: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

Gerakan-gerakan Fundamental untuk Pelaksanaan Kerja Manual (THERBLIGS)

untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang akan dipelajari perlu

dikenal terlebih dahulu gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Therbligs

ini oleh Gilberth dinyatakan dalam simbol-simbol dan warna tertentu seperti yang terlihat

pada Tabel 2.1:

Tabel 2.1 Macam-Macam Gerakan Therbligs

NO. Nama Therbligs LambangHuruf

Kode warna

1 Mencari (search) SH Black2 Memilih (select) ST Gray, light3 Memegang (grasp) G Lake red

4 Menjangkau (reach) RE Olive green

5 Membawa (move) M Green

6 Memegang untuk memakai (hold) H Gold ochre

7 Melepas (release load) RL Carmine red

8 Pengarahan (position) P Blue

9 Pengarahan sementara (preposition) PP Sky blue

10 Memeriksa (Inspection) I Burn ochre

11 Merakit (assemble) A Violet,heavy

12 Lepas rakit (disassembly) DA Violet

13 Memakai (use) U Purple

14 Keterlambatan tak terhindarkan (unavoidable delay) UD Yellowochre

15 Keterlambatan yang dapat dihindarkan (avoidabledelay)

AD Lemonyellow

16 Merencanakan (plain) Pn Brown17 Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to

overcome fatique)R Orange

Page 15: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODUL 4

SPEED RATING

4.1 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum penetapan performance rating dengan metode speed rating ini adalah:

1. Memulai kemampuan time study analys (rater) didalam menetapkan performance rating

operator yang diamati,

2. Mengetahui performance rating sebenarnya dari tiap-tiap operator yang diamati dan

kemudian membandingkan dengan estimasi performance rating yang dibuat, dan

3. Melihat penyimpangan antara estimasi yang telah ditetapkan dengan performance rating

sebenarnya.

Dalam percobaan ini digunakan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut:

1. Operator atau praktikan yang berperan sebagai operator dalam percobaan

dianggap cukup berpengalaman dan menguasai cara kerja yang ditetapkan.

2. Time Study Analys atau praktikan yang berperan sebagai rater dalam

percobaan dianggap telah memaharni situasi dan cara kerja, yang ada,

terrnasuk disini pemahaman akan tempo normal dari kegiatan yang dinilai.

3. Kondisi kerja dalam percobaan dianggap normal dan sesuai dengan

kondisi kerja yang ideal.

4.2 ALAT – ALAT YANG D1GUNAKAN

Peralatan yang d igunakan dalam praktikum ini antara lain:

1. Stopowatch, yang dipergunakan untuk mengukur waktu siklus kerja untuk

setiap kecepatan kerja yang ditujukan oleh operator yang diamati.

2. Pin board yang berupa papan berlubang dan terdiri dari atas 48 lubang,

tempat untuk memasukkan pasak. Sebagai kelengkapan dari pin board

adalah pasak yang jumlahnya sama dengan jumlah lubang yang ada di papan

kerja (pinboard).

3. Kartu Bridge, kartu yang bisa dipakai untuk bridge dan berjumlah 52 lembar

kartu.

4. Meja Kerja, sebagai tempat untuk melaksanakan aktivitas kerja.

5. Lembar pengamatan untuk menempatkan data pengukuran yang diperoleh.

Page 16: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

4.3 Prosedur Praktikum

Dalam melaksanakan praktikum untuk materi Speed Rating mi, harus

didasarkan prosedur seperti dibawah ini:

1. Satu kelompok terdiri dari 3 orang, praktikan tersebut menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Satu orang menjadi operator

b. Satu orang menjadi pengukur waktu & mencatat hasil perhitunganldata

c. Seorang lagi sebagai estimator

2. Terlebih dahulu buat daftar performans rating berdasarkan waktu normal

yang diketahui untuk dipakai sebagai patokan rater dalam mengestimasikan

performans rating untuk operator yang diamaii. Sebagai contoh bila diketahui

bahwa tolok ukur untuk membagi kartu bridge adalah 24 detik menjadi 4

tumpukan dengan kecepatan normal dan pin board waktu normalnya adalah 30

detik. Maka untuk bebagai macam waktu penyelesaiannya dengan kecepatan

yang berbeda-beda akan dapat dibuat daftar dengan rumus:

PR = 1 +WN-t

tx 100%

Contoh: kartu Bridge Wn = 25; t = 26 maka PR= 96%

Contoh untuk PR Pin Board:

Waktu estimasi (det) PR(%) Waktu Aktual (det) PR(%)23 123 28 10724 120 33 9025 117 35 93

Dengan prosedur yang sama, daftar performans rating untuk kegiatan

pembagian kartu bridge dapat dihitung oleh praktikan.

3. Pilih operator yang diamati, rate, dan timer pada setiap percobaan

yang akan dilaksanakan. Disini diperlukan peranan saling bergilir dari

setiap praktikan, sehingga masing-masing akan memiliki kesempatan

untuk berperan sebagai operator, rater, timer. Sebelum percobaan

dilakukan, terlebih dahulu diperlukan latihan karena kunci utama terletak

pada praktikan yang berperan sebagai operator. Disini operator hams ruampu

bekerja dalam berbagai variasi dan tempo kerja, mulai dari kecepatan yang

sangat larnbat hingga sangat cepat.

Page 17: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

4. Percobaan Kartu bridge.

Percobaan dengan menggunakan kartu bridge dilakukan dengan cara

mernbagikan seperangkat kartu bridge dalam 4 tumpukan. Kartu dibagi

secara teratur dengan berbagai tingkat kecepatan yang bervariasi pada

setiap percobaan (siklus). Kartu bridge menghadap ke bawah dan setiap

tumpukan terpisah jelas dengan yang lainnya. Satu hal yang harm;

diperhaiikan adalah keccpatan membagi dalam satu siklus percobaan

adalah konstan. Variasi kecepatan pembagian kartu diupayakan agar

performans kerja bisa dirating antara 7Yio sid 150%. Waktu dihitung

mulai operator siaprnembagikan kartu yang pertama sampai kartu terakhir.

Waktu Normal dengan tempo atau perforrnans kerja normal dalam kegiatan ini

adalah 24 detik.

5. Percobaan Pin board.

Percobaan pinboard diiaksanakan dengan prosedur yang sarna dengan kartubridge. Perbedaannya hanya terletak pada media untuk mensimulasikanpekerjaan yang ingin diukur. Dalam percobaan ini pasak dimasukkan dalarnlubang-lubang dengan kedua tangan dan metode pemasangan sebagai berikut:

PIN BOARD

1 7 13 19

METO

DE PERTAMA

1 7 13 19O O O O O O O O

2 8 14 20 2 8 14 20O O O O O O O O

3 9 15 21 3 9 15 21O O O O O O O O

4 10 16 22 4 10 16 22O O O O O O O O

5 11 17 23 5 11 17 23O O O O O O O O

6 12 18 24 6 12 18 24O O O O O O O O

Page 18: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

19 18 7 6

METO

DE KEDUA

19 18 7 6O O O O O O O O

20 17 8 5 20 17 8 5O O O O O O O O

21 16 9 4 21 16 9 4O O O O O O O O

22 15 10 3 22 15 10 3O O O O O O O O

23 14 11 2 23 14 11 2O O O O O O O O

24 13 12 1 24 13 12 1O O O O O O O O

4 3 2 1

METO

DE KETIGA

1 2 3 4O O O O O O O O

5 6 7 8 8 7 6 5O O O O O O O O

12 11 10 9 9 10 11 12O O O O O O O O

13 14 15 16 16 15 14 13O O O O O O O O

20 19 18 17 17 18 19 20O O O O O O O O

21 22 23 24 24 23 22 21O O O O O O O O

Seperti halnya percobaan pada kartu bridge., disini operator

diharapkan untuk melaku an, pernasangar. dengan berbagai macam variasi

kecepatan untuk setiap percobaan, tetapi dengan kecepatan konstan dalam

siklus operasinya. Waktu kerja diukur mulai operator menyentuh

pasak-pasak dalam box sampai dengan semua pasak selesai terpasang

didalam lubang pin board tersebut. Waktu Normal untuk percobaan ini

adalah 70 detik.

6. Setiap perator melaksanakan pengulangan sekurang-kurangnya 5 kali

siklus dengan berbagai variasi kecepatan untuk setiap percobaan, Pada

setiap siklus operasi timer mengukur dan menncatat wakru yang dicapai

operator dalam lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. Sedangkan

rater mcngestimasikan rating dari performans yang ditujukan olen

operator tanpa diperbolehkan mengetahui waktu kerja yang diukur

timer. Estimasi performans rating inipun segera dicatat sesuai dengan

Page 19: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

urutan siklus operasi yang dilakukan oleh operator. Dengan demikian untuk

setiap operator akan diperoleh data waktu yang dicapai (yang

dalam hal ini diperoleh dari pengamtan dan pengukuran si pencatat

waktu) dan estimasi performans rating (yang dibuat rater).

7. Pada akhir percobaan lernbar pengamatan dari timer dikumpulkan dan

kemudian data waktu kerja yang diperoleb segera dikonversikan menjadi data

performans rating yang sebenamya (actual rating performance). Demikian

pula dengan data estimasi performam rating yang dibuat rater juga

dikumpulkan untuk kemudian dibandingkan dengan data pcrforrnans rating

yang sebenarnya.

8. Bandingkan hasil estimasi performans rating yang dibuat dengan

performans rating yang se enarnya untuk setiap percobaan dan setiap

operator/rater. Hal ini bisa dilakuka dengan jalan rnemplotkan data

dalam grafik sumbu X- Y.

EPR%

APR%

Dengan memplotkan dati ini dapat di ketahui penyimpangan yang dibuat oleh rater di dalammengestimasi performans rating yang di tunjukkan oleh operator. Semakin dekat dengangaris ideal estimasi waktu yang diharapkan sama dengan waktu yang sesungguhnya jikaestimasinya tidak melebihi 5% dari penyimpangan kondisi sebenarnya.

Operator 1 (145,4 , 11,6)

145,4%

Operator 2 (128,8 , 89,2)

128,8%

5%

5% 89,2% 111,6%0

Ideal

Page 20: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

a. Landasan Teori

Pengertian Speed Rating

Speed rating adalah suatu metode penetapan rating performance kerja operator yang

didasarkan pada faktor kecepatan atau tempo kerja operator yang umumnya dinyatakan

dalam prosentase (%) atau angka desimal, dimana performance kerja normal sama dengan

100% atau 1,00. Speed rating merupakan metode pengukuran kerja dengan mencari dan

menetapkan waktu baku (standard time) yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka

dilakukan dengan mengadakan penyesuaian yaitu dengan cara mengalikan waktu pengamatan

rata-rata (bisa waktu siklus ataupun waktu untuk tiap-tiap elemen) dengan faktor penyesuaian

(P). Adapun faktor-faktor penyesuaian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas batas kewajaran (normal) maka

rating factor ini akan lebih besar dari pada suatu (p > 1 atau p > 100%).

2. Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu berkerja dengan kecepatan dibawah kewajaran

(normal) maka rating factor akan lebih kecil dari pada satu (p < 1 atau p < 100%).

3. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating faktor ini diambil sama dengan

satu (p = 1 atau p = 100%). Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh

mesin (operating atau machine time) maka waktu yang diukur dianggap merupakan waktu yang

normal.

Waktu normal = waktu pengamatan ×performance rating%

100%

Wstandar = Wn + (Wn × l)

Rating factor = 100 % 1+Waktu normal - Waktu aktual

Waktu normal

Insentif =Wb - Wn

Wb×100%

EPR =

et

et

nw

1 × 100%

APR =

ata

tn

w1 × 100%

Page 21: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

BP =APR

EPR1 ×100%

dengan: BP = Besar Penyimpangan

EPR = Estimation Performance Rating

APR = Actual Performance RatingWn = waktu normal

l = kelonggaran (allowance)Wn =Waktu Normalte =Waktu Estimasi

Tabel allowance adalah tabel yang berisi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan saat

bekerja. Adapun besar kelonggaran (allowance) dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Besar kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)A. TENAGA YANG

DIKELUARKAN1. Dapat diabaikan2. Sangat ringan3. Ringan4. Sedang5. Berat6. Sangat berat7. Luar biasa berat

Bekerja dimeja, dudukBekerja dimeja, berdiriMenyekop, ringanMencangkulMengayun palu yang beratMemanggul bebanMemanggul karung berat

EKIVALEN BEBANPRIA WANITA

Tanpa beban 0.0-6.0 0.0-6.00.00-2.25 kg 6.0-7.5 6.0-7.52.25-9.00 7.5-12.0 7.5-16.09.00-18.00 12.0-19.0 16.0-30.019.00-27.00 19.0-30.027.00-50.00 30.0-50.0Diatas 50 kg

B. SIKAP KERJA1. Duduk2. Berdiri diatas dua

kaki

3. Berdiri diatas satukaki

4. Berbaring

5. Membungkuk

Bekerja duduk, ringanBadan tegak, ditumpu dua kakiSatu kaki mengerjakan alatkontrolPada bagian sisi, belakang ataudepan badanBadan dibungkukkanbertumpu pada dua kaki

0.0 – 1.01.0 – 2.5

2.5 – 4.0

2.5 – 4.0

4.0 – 10.0

C. GERAKANKERJA

1. Normal2. Agak terbatas3. Sulit

4. Pada anggota badanterbatas

5. Seluruh anggotabadan terbatas

Ayunan bebas dari bahuAyunan terbatas dari paluMembawa beban berat dengansatu tanganBekerja dengan tangan diataskepalaBekerja dilorongpertambangan yang sempit

00 – 50 – 5

5 – 10

10 – 15

Page 22: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

D. KELELAHANMATA *)

1. Pandangan yangterputus-putus

2. Pandangan yanghamper terus-menerus

3. Pandangan terusmenerus denganfokus berubah-ubah

4. Pandangan terusmenerus denganfokus tetap

Membawa alat ukur

Pekerjaan-pekerjaan yang telitiMemeriksa cacat-cacat padakain

Pemeriksaan yang sangat teliti

PENCAHAYAANBAIK BURUK0.0 - 6.0 0.0-6.0

6.0 - 7.5 6.0-7.5

7.5 - 12.0 7.5-16.0

19.0-30.0 16.0-30.0

E. KEADAANTEMPERATURTEMPAT KERJA**)

1. Beku2. Rendah3. Sedang4. Normal5. Tinggi6. Sangat tinggi

TEMPERATUR (OC )

dibawah 00 – 1313 – 2222 – 2828 – 38

diatas 38

KELEMBABAN, NORMAL,BERLEBIHAN

Diatas 10 diatas 1210 – 5 12 – 55 – 0 8 – 0

0 – 5 0 – 85 – 40 8 – 100

Diatas 40 diatas 100F. KEADAAN

ATMOSFER ***)1. Baik2. Cukup3. Kurang baik4. Buruk

Ruang yang berventilasi baik,udara segarVentilasi kurang baik, ada bau-bauanAdanya debu beracun atautidak beracun tapi banyakAdanya bau-bauan berbahayaharus menggunakan alatpernafasan

00 – 55 – 1010 – 20

G. KEADAAN LINGKUNGAN YANG BAIK1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 – 5 detik4. Sangat bising5. Jika faktor yang berpengaruh dapat menurunkan

kualitas6. Terasa adanya getaran lantai7. Keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll.

00 – 11 – 30 – 50 – 55 – 105 – 10

Sumber: Sulaksana, I.Z., dkk. 1999. Hal. 170

dengan : *) = Kontras antara warna hendaknya diperhatikan**) = Tergantung juga pada keadaan ventilasi***) = Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan

keadaan iklimCatatan = kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi: Pria = 0-2,5%

Wanita = 2-5%

Page 23: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODUL 5

PENGUKURAN KERJA SECARA TIDAK LANGSUNG

Deskripsi

Pengukuran waktu kerja secara umum terbagi menjadi dua cara yaitu pengukuran waktu kerja

secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Dalam praktikum kali ini

dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran kerja tidak langsung. Pengukuran waktu

kerja tidak langsung dalam praktikum ini menggunakan MTM (Methods Time Measurement)

dan menggunakan Work Factor System atau sistem faktor kerja dalam aplikasi pengukuran

dengan menganalisis elemen-elemen kerja tersebut.

5.1 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat mengidentifikasi elemen-elemen gerakan dalam suatu pekerjaan,

2. Untuk menganalisis gerakan kerja dengan menggunakan sistem faktor kerja dan MTM

(Methods Time Measurement),

3. Untuk memahami perbedaan antara sistem faktor kerja dan MTM (Methods Time

Measurement), dan

4. Untuk menetapkan waktu standar dari masing-masing gerakan berdasarkan macam

gerakan dan kondisi kerja masing-masing.

5.2 Alat yang Diperlukan

1. Objek Pengamatan

2. Lembar Pengamatan

3. Tabel Bilangan Acak/Random

5.3 Prosedur Praktikum

1. Mempersiapkan praktikan untuk mengarnati setiap kegiatan kerja

Asembly Line Balancing dan Methods Time Measurement.

Page 24: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

2. Setiap kelompok melakukan pencatatan setiap gerakan-gerakan yang

dilakukan oleh setiap operator dalam kedua kegiatan tersebut dan

dicatat oleh anggota kelompoknya.

3. Lakukan pengolahan data dan analisis setiap gerakan yang dilakukan pada

kegiatan Asembly Line Balancing dan Methods Time Measurement

4. Melakukan uji keseragarnan data, menghitung waktu normal,

menghitung waktu standar. serta bonus/insentif

5. Menganalisis perbedaan antara pengukuran kerja tidak langsung

dan seeara langsung dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam

metode MTM.

6. Menganalisis setiap gerakan produktif dan tidak produktif di masing-masing

kegiatan

5.4 Landasan Teori

Methods Time Measurement (MTM) ini merupakan metode pengukuran kerja dengan cara

menganalisis gerakan kerja berdasarkan beberapa elemen. Unit waktu yang digunakan dalam

tabel-tabel ini adalah TMU (Time Measurement Unit).

Disini 1 TMU = 0.00001 jam,

= 0.0006 menit

= 0.036 detik.

Eleruen gerakan dalam MTM terbagi atas elernen gerakan dasar, yaitu :

1. Reach (R): menjangkau adalah gerakan dasar yang digunakan untuk

memindahkan tangan/jari ketempat tujuan.

2. Move (M): merupakan gerakan dasar yang digunakan apabila maksud

utama adalah untuk rnembawa (transport) obyek pada suatu tujuan.

3. Grasp (G): elernen dasar yang digerakkan dengan maksud utama

untuk menguasai objek baik dengan jari maupun tangan untuk

memungkinkan melakukan gerakan dasar berikutnya.

4. Position (P): digunakan untuk rnenyesuaikan, memposisikan, dan

memasang obyek yang satu dengan yang lainnya.

5. Release (RL): gerakan dasar melepas penguasaan. suatu obyek

dengan jari atau tangan

Page 25: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

6. Disassemble/Disengage (D): gerakan dasar untuk rnelepas/memisahkan

suatu obyek dengan obyek yang lainnya.

7. Turn (T) : Gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan baik

dalam keadaan Kosong atau berbeban.

8. Apply pressure (AP) : nilai waktu gerakan dasar menekan untuk

memberikan siklus waktu penuh dari kornponen-komponen yang

berkaitan dengan gerakan- gerakan yang lain,

9. EYe Travel (ET): umumnya gerakan mata - tidak mernpengaruhi

waktu gerakan kecuali bila gerakan diarahkan oleh mata.

10. Bodyleg and foot motion (BMF): gerakan-gerakan yang

dilakukan oleh badan,kaki, telapak kaki serta bagian-bagian lain

seperti lutut, pinggang, dll

Page 26: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODUL 6

KECEPATAN REAKSI

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk mengetahui pengaruh warna terhadap kecepatan reaksi atau waktu

respon

2. Untuk menghitung kecepatan reaksi yang dihasilkan untuk masing-masing

warna

3. Untuk mengetahui banyaknya kesalahan yang terjadi pada penanggapan

terhadap masing masing warna

4. Menentukan warna yang paling optimal yang dapat memberikan waktu

kecepatan reaksi atau waktu respon tercepat.

B. LANDASAN TEORI

Pencahayaan adalah rangsangan untuk visi. Berdasarkan hal itu

kekurangan pencahayaan atau pencahayaan yang terlalu kuat, secara partikel,

pencahaayaan yang terlalu menyilaukan menyebabkan penglihatan menjadi

kurang jelas yang dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, pusing dan penambahan

resiko kecelakaan. Banyak waktu dan uang yang terbuang dengan sia

– sia diakibatkan oleh kurang jelasnya penglihtan saat melakukan pekerjaan

(Nakagawara, 1990). Cahaya merupakan sumber yang memancarkan energi.

Sebagaian dari energi diubah menjadi cahaya tampak.(e-USU Repository).

Tingkat penerangan yang baik merupakan salah satu faktor untuk memberikan

kondisi penglihatan yang baik. Dengan tingkat penerangan yang baik akan

memberikan kemudahan bagi seorang operator dalam melihat dan memahami

display, simbol-simbol dan benda kerja secara baik pula. Indra yang yang berhubungan

dengan pencahayaan adalah mata. Karakteristik dan batasan daya lihat menusia penting

untuk dipahami oleh seorang desainer display. Pencahayaan dapat diukur dengan

luxmeter yaitu alat ukur intensitas cahaya yang dapat membantu menyesuaikan

pencahayaan ruangan sesuai dengan fungsi sebuah ruangan.

Ciri – ciri penerangan yang baik

Penerangan akan mempengaruhi seorang pekerja untuk dapat melihat dengan

baik. Untuk dapat melihat dengan baik maka dibutuhkan suatu penerangan yang baik

pula. Ciri-ciri penerangan yang baik tersebut adalah :

Page 27: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

1. Sinar / cahaya yang cukup

Sinar cahaya yang cukup akan mempengaruhi dan menentukan kemampuan

melihat secara tepat. Selain cahaya yang cukup variable untuk dapat melihat

secara tepat adalah ukuran objek yang dilihat, jarak mata ke objek, kecepatan

objek dan waktu lamanya penerangan. Untuk dapat melihat barang-barang ( obyek

) yang kecil diperlukan tambahan penerangan yang cukup dan waktu yang agak lama.

Peranan waktu yang dibutuhkan dalam melihat ini akan bertambah penting bila obyek

yang dilihat dalam keadaan bergerak.

2. Sinar / cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan

Sumber-sumber glare:

a. Lampu yang dipasang terlalu rendah tanpa pelindung.

b. Jendela atau ventilasi cahaya yang langsung berhadapan dengan mata. c. Cahaya

dengan terang yang berlebihan.

d. Pantulan dari permukaan terang.

Cahaya yang menyilaukan terjadi bila ada cahaya yang berlebihan diterima oleh

mata. Ada tiga kategori cahaya yang menyilaukan (glare) (Tayyari and Smith,

1997):

1. Discomfort glare yaitu cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak begitu

mengganggu kegiatan visual.

Efeknya : Sakit kepala dan dapat meningkatkan kelelahan.

2. Disability glare yaitu cahaya yang sangat mengganggu karena mata langsung

menerima silau cahaya yang dipancarkan. Contoh: menatap matahari.

Efeknya : Merusak mata mungkin dapat mengakibatkan kebutaan.

3. Photostress glare dari sebuah sumber cahaya kuat yang disebabkan dari

sebuah keterlambatan (delay) dalam pemulihan kembali dari sistem penglihatan

setelah bagian mucular region pada mata secara konstan menerima

ransangan dari sumber cahaya. Delay yang terjadi secara normal berlangsung

selama 30 detik atau kurang (Nakagawara, 1990)

Dilihat dari objeknya glare digolongkan kedalam dua macam direct dan

indirect glare zone (IES Committe on industrial lighting, 1991). Obyek yang

dilihat harus terbebas dari cahaya yang menyilaukan. Cahaya yang menyilaukan

dapat langsung datang dari sumber cahaya (direct-glare zone) ataupun dari

pemantulan / pengembalian cahaya (indirect-glare zone). Benda yang mengkilap,

Page 28: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

licin, halus dan berkilau akan mengganggu pekerja saar melihat objek yang

dilihat. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan menempatkan kembali suatu

pekerjaan dan sumber-sumber penerangan, untuk mengurangi cahaya pantulan

yang menuju pada objek yang sedang dikerjakan. Standart Australia AS 1680

memberikan tingkat-tingkat maximum luminansi untuk berbagai sudut yang

berbeda dari garis vertikal yang rapat dibawah the luminaire. Biasanya tingkat

luminance dibatasi dalam daerah 45 - 90. Permukaan kerja yang mengkilap dan

lantai yang mengkilap juga perlu menghindari adanya glare (silau). Untuk

menghindari glare dapat dipasang penyerap cahaya atau warna yang dapat

menyerap cahaya, memasang pelindung pada sumber cahaya dan menghindari atau

menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan.

3. Kontras yang tepat

Kontars dari sebuah pekerjaan berkenaan dengan perbedaan secara relatif

antara target dengan benda yang berada dekat disekeliling target yang akan dikerjakan.

Perbedaan pada kontaras secara umum berhubungan dengan perbedaaan dalam

bpantulan (reflection), warna (color) atau pola (patterns) antara target dan latar di

sekitar target (Tayyari and Smith, 1997)

Peningkatan kontras mungkin salah satu cara yang lebih efektif dalam upaya

meningkatkan kemampuan daya lihat. Latar belakang daerah kerja dibuat sesederhana

mungkin. Background yang kacau, yang mempunyai banyak perpindahan seharusnya

dihindari dengan menggunakan sekat-sekat.

4. Kualitas Pencahayaan (Brightness) yang tepat

Menunjukkan jangkauan dari luminansi dalam daerah penglihatan. Kualitas

pencahyaanan dari suatu tugas (task) tergantung dari jumlah cahaya yang diterima oleh

objek dan yang dipantulkan. Peningktan jumlah cahaya yang jatuh pada objek

secara langsung dapat meningkatkan kualitas pencahayaan dari objek tersebut (Tayyari

and Smith, 1997). Brightness yang tepat akan memberikan efek produktivitas yang

tinggi pada pekerja. Terangnya cahaya yang diperlukan oleh suatu obyek tergantung

pada banyaknya cahaya yang dipantulkan dari obyek tersebut kemata kita. Penglihatan

kesuatu bagian sering tergantung dari perbedaan cahaya diantara bagian tersebut

dengan latar belakangnya. Perbedaan terangnya cahaya dapat dinyatakan sebagai ratio

atau perbandingan terangnya cahaya, makin besar perbedaan ratio makin cepat tugas

dilaksanakan. Untuk efisien dan mudahnya melihat maka penerangan hendaknya

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

licin, halus dan berkilau akan mengganggu pekerja saar melihat objek yang

dilihat. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan menempatkan kembali suatu

pekerjaan dan sumber-sumber penerangan, untuk mengurangi cahaya pantulan

yang menuju pada objek yang sedang dikerjakan. Standart Australia AS 1680

memberikan tingkat-tingkat maximum luminansi untuk berbagai sudut yang

berbeda dari garis vertikal yang rapat dibawah the luminaire. Biasanya tingkat

luminance dibatasi dalam daerah 45 - 90. Permukaan kerja yang mengkilap dan

lantai yang mengkilap juga perlu menghindari adanya glare (silau). Untuk

menghindari glare dapat dipasang penyerap cahaya atau warna yang dapat

menyerap cahaya, memasang pelindung pada sumber cahaya dan menghindari atau

menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan.

3. Kontras yang tepat

Kontars dari sebuah pekerjaan berkenaan dengan perbedaan secara relatif

antara target dengan benda yang berada dekat disekeliling target yang akan dikerjakan.

Perbedaan pada kontaras secara umum berhubungan dengan perbedaaan dalam

bpantulan (reflection), warna (color) atau pola (patterns) antara target dan latar di

sekitar target (Tayyari and Smith, 1997)

Peningkatan kontras mungkin salah satu cara yang lebih efektif dalam upaya

meningkatkan kemampuan daya lihat. Latar belakang daerah kerja dibuat sesederhana

mungkin. Background yang kacau, yang mempunyai banyak perpindahan seharusnya

dihindari dengan menggunakan sekat-sekat.

4. Kualitas Pencahayaan (Brightness) yang tepat

Menunjukkan jangkauan dari luminansi dalam daerah penglihatan. Kualitas

pencahyaanan dari suatu tugas (task) tergantung dari jumlah cahaya yang diterima oleh

objek dan yang dipantulkan. Peningktan jumlah cahaya yang jatuh pada objek

secara langsung dapat meningkatkan kualitas pencahayaan dari objek tersebut (Tayyari

and Smith, 1997). Brightness yang tepat akan memberikan efek produktivitas yang

tinggi pada pekerja. Terangnya cahaya yang diperlukan oleh suatu obyek tergantung

pada banyaknya cahaya yang dipantulkan dari obyek tersebut kemata kita. Penglihatan

kesuatu bagian sering tergantung dari perbedaan cahaya diantara bagian tersebut

dengan latar belakangnya. Perbedaan terangnya cahaya dapat dinyatakan sebagai ratio

atau perbandingan terangnya cahaya, makin besar perbedaan ratio makin cepat tugas

dilaksanakan. Untuk efisien dan mudahnya melihat maka penerangan hendaknya

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

licin, halus dan berkilau akan mengganggu pekerja saar melihat objek yang

dilihat. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan menempatkan kembali suatu

pekerjaan dan sumber-sumber penerangan, untuk mengurangi cahaya pantulan

yang menuju pada objek yang sedang dikerjakan. Standart Australia AS 1680

memberikan tingkat-tingkat maximum luminansi untuk berbagai sudut yang

berbeda dari garis vertikal yang rapat dibawah the luminaire. Biasanya tingkat

luminance dibatasi dalam daerah 45 - 90. Permukaan kerja yang mengkilap dan

lantai yang mengkilap juga perlu menghindari adanya glare (silau). Untuk

menghindari glare dapat dipasang penyerap cahaya atau warna yang dapat

menyerap cahaya, memasang pelindung pada sumber cahaya dan menghindari atau

menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan.

3. Kontras yang tepat

Kontars dari sebuah pekerjaan berkenaan dengan perbedaan secara relatif

antara target dengan benda yang berada dekat disekeliling target yang akan dikerjakan.

Perbedaan pada kontaras secara umum berhubungan dengan perbedaaan dalam

bpantulan (reflection), warna (color) atau pola (patterns) antara target dan latar di

sekitar target (Tayyari and Smith, 1997)

Peningkatan kontras mungkin salah satu cara yang lebih efektif dalam upaya

meningkatkan kemampuan daya lihat. Latar belakang daerah kerja dibuat sesederhana

mungkin. Background yang kacau, yang mempunyai banyak perpindahan seharusnya

dihindari dengan menggunakan sekat-sekat.

4. Kualitas Pencahayaan (Brightness) yang tepat

Menunjukkan jangkauan dari luminansi dalam daerah penglihatan. Kualitas

pencahyaanan dari suatu tugas (task) tergantung dari jumlah cahaya yang diterima oleh

objek dan yang dipantulkan. Peningktan jumlah cahaya yang jatuh pada objek

secara langsung dapat meningkatkan kualitas pencahayaan dari objek tersebut (Tayyari

and Smith, 1997). Brightness yang tepat akan memberikan efek produktivitas yang

tinggi pada pekerja. Terangnya cahaya yang diperlukan oleh suatu obyek tergantung

pada banyaknya cahaya yang dipantulkan dari obyek tersebut kemata kita. Penglihatan

kesuatu bagian sering tergantung dari perbedaan cahaya diantara bagian tersebut

dengan latar belakangnya. Perbedaan terangnya cahaya dapat dinyatakan sebagai ratio

atau perbandingan terangnya cahaya, makin besar perbedaan ratio makin cepat tugas

dilaksanakan. Untuk efisien dan mudahnya melihat maka penerangan hendaknya

Page 29: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

mempunyai cahaya terang yang relatif uniform.

Bayang-bayang yang tajam adalah akibat dari sumber cahaya buatan yang kecil

atau cahaya matahari. Secara umum shadow digunakan untuk inspeksi menunjukkan

cacat pada permukaan suatu barang. Dengan distribusi cahaya yang baik maka akan

dapat mengurangi kelelahan pada mata kita karena harus selalu fokus kepada objek

yang dilihat. Banyaknya cahaya yang dipancarkan dan diperlukan tergantung dengan

jenis pekerjaanyang dilakukan. Pada umumnya distribusi penerangan yang merata akan

dibutuhkan didalam industri, karena ini akan memungkinkan fleksibilitas dalam lay-

out dan akan membantu adanya perataan/ uniformitas dari terangnya cahaya.

Penerangan yang buruk, adanya bagian-bagian yang gelap dan bagian-bagian yang

terang, adalah kurang baik.

5. Pemilihan Warna yang tepat

Pengaruh adanya warna akan dapat dirasakan dalam kemudahan melihat. Warna

dapat meminimalisir kelelahan pada mata. Warna juga membawa efek psikologis suatu

ruangan, contoh ruangan dengan warna cerah akan menimbulkan kesan yang lebih luas

dibandingkan dengan warna-warna gelap.

Pengaruh adanya warna akan jelas, dalam keselamatan da kemudahan dalam

melihat. Jika diadakan pengkoordnasian penerangan dengan baik, pemilihan warna

yang baik maka akan menimbulkan keadaan penglihatan yang cukup baik, yaitu akan

mengurangi sinar silau, mengawasi kontras yang tajam dan meminimalisir kelelahan

mata.

Page 30: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

TATA TERTIB PRAKTIKllM ANALISIS PERANCANGAN KERJA

l . Praktikan tidak diperkenankan mengenakan sandal, kaos dan baju tanpa

kerah, celana robek, rok mini, topi, celana pendek, berdandan/berpenampilan

tidak layak, makan, rninurn, dan atau merokok di dalarn ruangan laboratorium.

2. Praktikan harus datang pada. waktu yang telah ditentukan. Apabila

praktikan terlambat lebih dari 15 menit tidak diperbolehkan mengikuti

praktikum dan dianggap inhal,

3. Praktikan dapat mengikuti acara praktikurn apabila laporan sementara

acara praktikum sebelumnya telah disetujui oleh asisten praktikurn dan

dibuktikan dengan paraf dari asisten praktikum pada kartu praktikumnya.

4. Sebelum acara praktikum dimulai diadakan pretest atau ujian pendahuluan

mengenai materi praktikurn yang akan dilaksanakan.

5. Praktikan dianggap inhal apabila:

a. Terlarnbat lebih dari 15 menit dari jadwal acara praktikurn yang telah

ditentukan

b. Tidak hadir pada acara praktikum yang diselenggarakan. Apabila hanya

salah satu yang hadir, maka inhal berlaku untuk satu kelompok, sedangkan

praktikan ya.ng hadir tidak dikenai biaya inhal.

c. Tidak membuat laporan sernentara praktikum sebelumnya yang telah

disetujui oleh asisten praktikum (dengan bukti kartu asistensi)

6. Bagi praktikan yang inhal harus mendaftarkan diri untuk penggantian acara praktikum

kepada koordinator praktikum Analisis Perancangan Kerja.

7. Bagi praktikan yang inhal diwajibkan untuk membayar denda berupa buku

untuk perkelornpok sebagai penggantian acara praktikurn yang tidak dihadiri

praktikan sesuai jadwal yang telah ditentukan,

8. Jika dari satu kelompok ada salah satu praktikan yang melakukan inhal

maka inhal berlaku bagi kelompok yang bersangkutan dan tidak diperbolehkan

mengikuti acara praktikum selanjutnya sebelum mengganti acara praktikum

yang tidak dihadiri.

9. Waktu penggantian acara praktikum dibicarakan antara kelompok yang

melakukan inhal dan asisten penanggung jawab acara praktikum yang

bersangkutan.

Page 31: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

10. Praktikan dianggap gugur (tidak lulus) jika:

a. Telah inhal lebih dari 2 kali

b. Tidak menyelesaikan laporan akhir praktikurn

c. Tidak mengikuti responsi

d. Apabila terdapat tindak kecurangan yang dilakukan oleh salah satu atau

kedua praktikan selama masa praktikum (pemalsuan identitas,

menggantikan praktikan dengan praktikan lain, dll.)

e. Bagi praktikan yang gugur harus mengikuti seluruh rangkaian acara

praktikum pada praktikum APK berikutnya.

Koordinator Praktikum Analisis Perancangan Kerja

Deasy Kartika Rahayu K,. ST. MT

Page 32: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

Panduan Laporan Resmi praktikum APK

1 . Kertas Kuarto (A4)

2 . Huruf times new roman 12 space 1.5 penomoran halaman bagian kanan bawah kertas

jarak 2 cm kanan bawah.

3 . Penulisan Laporan . Resrni mengacu pada BUKU PANDUAN,

Tugas skripsi/Tugas Akhir.Serninar dan Praktek Kerja Lapangan yang

dimiliki Fakultas Teknik UNMUL.

4 . Urutan materi :

a) Speed rating

b) Analisis sampling kerja

c) Analisis Peta kerja

d) Pengukuran kerja secara iidak langsung

e) Lingkungan Fisik

f) Kecepatan Reaksi

5. Format laporan:

a) Cover

b) Lembar pengesahan asisten pembimbing dan Penanggung jawab Lab.

APK

c) Kata pengantar

d) Daftar isi

e) Daftar Gambar ( Kalau ada)

f) Daftar Tabel ( Kalau ada)

g) Laporan berdasarkan urutan mated yang masing-rnasing terdiri atas:

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar belakang rnateri

1.2 Tujuan rnateri

BAB II Landasan Teori

BAB Ill Pembahasan

3.1 Pengumpulan data

3.2 Pengoianan data

3.3 Analisis Data

Page 33: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB IV Kesimpulan dan Saran

4.1 Kcsimpulan

4.2 S a ran

h) Penutup

i) Lampiran (sesuai urutan materi)

6. Laporan dikulpul dan telah di setujui oleh asisten pembimbing praktikum

masing masing paling lambat 2 minggu setelah berakhirnya praktikum

7. Pengumpulan Laporan Resmi yang tidak sesuai tanggal yang telah ditentukan

akan dikenakan denda berupa buku yang judulnya ditentukan.

8. Laporan resmi yang dikumpulkan dijilid soft cover warna kuning

(sesuai warna kartu asistensi),

Samarinda, Maret 2013

LAB. APK

Page 34: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

LEMBAR PENGAMATAN

LINGKUNGAN FISIK (IKLIM)

Kelompok :

Hari/Tanggal :

Perc. Opr. Waktu tiap Produk (detik) WaktuRata-rata

JumlahProduk/15 Menit

PANAS

1

2

NORMAL

1

2

DINGIN

1

2

Page 35: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

LEMBAR PENGAMATAN

PERFORMANS RATING DENGAN METODE SPEED RATING

Opr. Met. Estimasi (%) Aktual (detik)Rata-rata

Estim. Aktual

1

1

2

3

2

1

2

3

Page 36: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

LEMBAR PENGAMATAN PETA KERJA

Peta Tangan Kanan dan Kiri

Pekerjaan :Departemen : -No. Peta : -Dipetakan oleh :Tanggal dipetakan :

dengan:1.2.3.4.5.6.7.8.

Tangan Kiri Jarak(cm) Kode Waktu (detik) Kode Jarak

(cm) Tangan Kanan

OPERATOR

Page 37: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

LEMBAR PENGAMATAN WORK SAMPLING

Kelompok :Objek Pengamatan :Nama Pekerja :Jam Pengamatan :Hari/Tanggal :Bilangan Random :Data pengambilan work sampling hari pertama dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Tabel pengambilan data work sampling hari pertama

No. Bilangan Random Jam Kunjungan Tally Produktif Tally Idle OIU Ket. Pekerja

SAMARINDA, ..........................................Operator/Petugas

...........................................

Page 38: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

TABEL PENGAMATAN WAKTU GERAKAN KERJA MENGGUNAKAN METHODS TIMEMEASUREMENT (MTM) DAN WORK FACTOR SYSTEM

No Deskripsi Elemen Kerja AnalisaGerakan

Waktu(Detik)

Page 39: Modul Apk (Analisis Perancangan Kerja 2013 Aswar Universitas Mulawarman

LAB. APK&E 2012/2013FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

LEMBAR PENGAMATANPENGARUH WARNA PADA KECEPATAN REAKSI (WAKTU RESPON)

No

Waktu Respo yang dihasilkan (detik) rata rata waktu respon

Warna

Merah Kuning Hijau Merah Kuning Hijau

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

NoTingkat kesalahan

WarnaMerah Kuning Hijau

12345678910