1 KETERAMPILAN DAN DOMAIN PSIKOMOTOR Pendahuluan Kemampuan menampilkan keterampilan merupakan keistimewaan manusia. Tanpa keistimewaan tersebut, dapat dibayangkan bahwa kita sebagai manusia hanya akan bersandar pada gerak-gerak refleks seperti binatang, termasuk dalam memenuhi kebutuhan hidup. Karena keistimewaan tersebut, manusia mampu menguasai keterampilan dalam berbagai banyak segi kehidupan, dari mulai keterampilan vokasional hingga keterampilan berolahraga. Dalam bidang olahraga, termasuk dalam sirkus, kita dapat menyaksikan bahwa keterampilan yang dikuasai seseorang tersebut kadang-kadang melampaui apa yang dapat dipikirkan. Bayangkan, seorang pemain tenis yang dapat melakukan pukulan terhadap bola yang melayang cepat dengan sedemikian tepatnya. Demikian juga ketika kita menyaksikan pesenam yang dapat melakukan gerakan salto berpilin dengan dua atau tiga putaran. Lebih menakjubkan lagi jika kita melihat seorang pemain sirkus yang menguasai benda yang dimainkannya sedemikian mantapnya, tanpa kesalahan sama sekali. Semua contoh tersebut menunjukkan bahwa keterampilan gerak merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Keterampilan manusia mengambil bentuk yang bermacam-macam. Dari yang menekankan pengendalian dan koordinasi dari kelompok otot besar dalam aktivitas yang memerlukan kekuatan seperti dalam sepak bola dan senam, hingga yang mengharuskan otot-otot halus digunakan secara tepat dan presisi seperti dalam bermain piano atau mereparasi jam tangan. Bagaimanakah keterampilan-keterampilan tersebut dipelajari dan dikuasai oleh manusia dan bagaimana keterampilan tersebut digunakan dalam berbagai MODUL
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KETERAMPILAN DAN DOMAIN PSIKOMOTOR
Pendahuluan
Kemampuan menampilkan keterampilan merupakan keistimewaan manusia.
Tanpa keistimewaan tersebut, dapat dibayangkan bahwa kita sebagai manusia
hanya akan bersandar pada gerak-gerak refleks seperti binatang, termasuk dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Karena keistimewaan tersebut, manusia mampu
menguasai keterampilan dalam berbagai banyak segi kehidupan, dari mulai
keterampilan vokasional hingga keterampilan berolahraga.
Dalam bidang olahraga, termasuk dalam sirkus, kita dapat menyaksikan
bahwa keterampilan yang dikuasai seseorang tersebut kadang-kadang melampaui
apa yang dapat dipikirkan. Bayangkan, seorang pemain tenis yang dapat melakukan
pukulan terhadap bola yang melayang cepat dengan sedemikian tepatnya. Demikian
juga ketika kita menyaksikan pesenam yang dapat melakukan gerakan salto berpilin
dengan dua atau tiga putaran. Lebih menakjubkan lagi jika kita melihat seorang
pemain sirkus yang menguasai benda yang dimainkannya sedemikian mantapnya,
tanpa kesalahan sama sekali. Semua contoh tersebut menunjukkan bahwa
keterampilan gerak merupakan bagian penting dari kehidupan manusia.
Keterampilan manusia mengambil bentuk yang bermacam-macam. Dari yang
menekankan pengendalian dan koordinasi dari kelompok otot besar dalam aktivitas
yang memerlukan kekuatan seperti dalam sepak bola dan senam, hingga yang
mengharuskan otot-otot halus digunakan secara tepat dan presisi seperti dalam
bermain piano atau mereparasi jam tangan.
Bagaimanakah keterampilan-keterampilan tersebut dipelajari dan dikuasai
oleh manusia dan bagaimana keterampilan tersebut digunakan dalam berbagai
MODUL
2
situasi, akan menjadi fokus dari modul 7 hingga ke 12 ini. Hal ini dianggap penting,
karena pada dasarnya hidup kita sebagai manusia selalu dikaitkan dengan upaya
menampilkan keterampilan dan mempelajari keterampilan.. Namun demikian kedua
fenomena ini—penampilan gerak dan pembelajaran gerak—akan didiskusikan
secara berurut dalam modul yang berbeda.
Modul 7 akan dimulai dengan pembahasan tentang hakikat keterampilan,
sehingga memberikan dasar pemahaman mengapa dan bagaimana keterampilan
tersebut dipelajari pada modul-modul berikutnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pendekatan terhadap substansi belajar motorik ini bersifat deduktif, dimulai dari
konsep pengertian keterampilan itu sendiri baru mengarah pada bagaimana
mempelajari keterampilan itu di bagian-bagian berikutnya.
Pengorganisasian modul 7 ini cukup sederhana, yaitu dibagi ke dalam dua
kegiatan belajar. Kegiatan Belajar 1 memuat pengertian keterampilan,
pengklasifikasian keterampilan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
penguasaan keterampilan. Kegiatan Belajar 2 mencoba menjelaskan taksonomi
psikomotor, yang di dalamnya mengupas tentang pembagian gerak dari mulai
gerak refleks hingga gerak sebagai alat ekspresi dan komunikasi.
Dengan demikian, setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa
dapat :
a. Memahami konsep tentang definisi keterampilan,
b. Menjelaskan klasifikasi keterampilan beserta contoh-contohnya
c. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan,
d. Menjelaskan taksonomi psikomotorik yang berlaku dalam pembelajaran
motorik.
Agar penguasaan Anda terhadap materi modul ini cukup komprehensif,
disarankan agar Anda dapat mengikuti petunjuk belajar di bawah ini:
1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda
memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini.
3
2) Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci atau
konsep yang Anda anggap penting. Tandai kata-kata atau konsep tersebut,
dan pahamilah dengan baik dengan cara membacanya berulang-ulang,
sampai dipahami maknanya.
3) Pelajari setiap kegiatan belajar sebaik-baiknya. Jika perlu baca berulang-
ulang sampai Anda menguasai betul, terutama yang berkaitan dengan
konsep tentang keterampilan dan klasifikasi keterampilan serta domain
psikomotorik.
4) Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, bertukar pikiranlah
dengan sesama teman mahasiswa, guru, atau dengan tutor anda.
5) Coba juga mengerjakan latihan atau tugas, termasuk menjawab tes formatif
yang disediakan. Ketika anda menjawab tes formatif, strateginya adalah
menjawab dulu semua soal sebelum anda mengecek kunci jawaban. Ketika
mengetahui jawaban Anda masih salah pada persoalan tertentu, bacalah lagi
seluruh naskah atau konsep yang berkaitan, sehingga Anda menguasainya
dengan baik. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban saja.
Selamat mencoba, semoga sukses.
4
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Keterampilan dan Faktor yang Mempengaruhinya
1. Pemahaman tentang Keterampilan Gerak
Keterampilan gerak dapat dipahami batasannya dengan dua cara. Yang pertama,
keterampilan dapat dilihat sebagai tugas-tugas gerak, seperti panahan, biliar, atau
memahat. Dilihat dari cara ini, keterampilan dapat diklasifikasikan dengan berbagai
dimensi atau menurut karakteristiknya yang menonjol. Kedua, keterampilan dapat
juga dilihat dalam kaitannya dengan keadaan yang membedakan antara yang
terampil dan tidak terampil. Maksudnya, keterampilan dari kategori kedua ini lebih
berkaitan dengan tingkat kemahiran dalam penguasaan suatu tugas gerak.
Istilah keterampilan sulit untuk didefinisikan dengan suatu kepastian yang
tidak dapat dibantah. Keterampilan dapat menunjuk pada aksi khusus yang
ditampilkan atau pada sifat di mana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak
kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, atau terdiri dari beberapa
keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang
menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini bisa terjadi karena
kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau
beberapa pola gerak atau perilaku yang diperhalus bisa disebut keterampilan,
misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin, berjalan,
berlari, melompat, dsb. Jika ini yang digunakan, maka kata 'keterampilan'
yang dimaksud adalah sebagai kata benda. Di pihak lain, keterampilan juga
bisa digunakan sebagai kata sifat, walaupun kalau hal ini digunakan, kata
tersebut sudah berubah strukturnya hanya menjadi terampil. Kata ini
digunakan untuk menunjukkan suatu tingkat keberhasilan dalam melakukan
suatu tugas.
Jika memperhatikan kondisi dari kedua hal yang digambarkan di atas,
maka istilah 'keterampilan' tersebut harus didefinisikan dengan dua cara.
Pertama, dengan menganggapnya sebagai kata benda, yang menunjuk pada
suatu kegiatan tertentu yang berhubungan dengan seperangkat gerak yang
harus dipenuhi syarat-syaratnya agar bisa disebut suatu keterampilan. Kedua,
5
dengan menganggapnya sebagai kata sifat. Yang sudah dilakukan orang
selama ini dalam kaitannya dengan istilah keterampilan baru terbatas pada
penjabaran definisi dalam konteks yang terakhir.
Schmidt (1991) mencoba menggambarkan definisi keterampilan tersebut
dengan meminjam definisi yang diciptakan oleh E.R. Guthrie, yang
mengatakan bahwa: "Keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat
hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu
yang minimum." Sedangkan Singer (1980) menyatakan bahwa "keterampilan
adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan
efisien dan efektif."
Kedua definisi di atas, walaupun dinyatakan secara berbeda namun
sama-sama memiliki unsur-unsur pokok yang menjadi ciri dari batasan
keterampilan. Unsur-unsur itu adalah:
1. Di dalam keterampilan terdapat beberapa tujuan yang berhubungan
dengan lingkungan yang diinginkan, misalnya menahan posisi handstand
dalam senam atau menyelesaikan umpan ke depan dalam sepakbola.
Dalam pengertian ini, keterampilan dibedakan dari gerakan yang tidak
mesti memiliki tujuan yang berhubungan dengan lingkungan tertentu
seperti menggoyang-goyangkan jari tangan tanpa tujuan (Schmidt, 1991).
2. Di dalam keterampilan pun terkandung keharusan bahwa pelaksanaan
tugas atau pemenuhan tujuan akhir tersebut dilaksanakan dengan
kepastian yang maksimum, terlepas dari unsur kebetulan atau untung-
untungan. Jika seseorang harus melakukan suatu keterampilan secara
berulang-ulang, maka hasil dari setiap ulangan itu relatif harus tetap,
meskipun di bawah kondisi yang bervariasi maupun yang tidak terduga
(Singer, 1980).
3. Keterampilan menunjuk pada upaya yang ekonomis, di mana energi
yang dikeluarkan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu harus
seminimal mungkin, tetapi dengan hasil yang maksimal. Dalam hal ini
Schmidt mencatat bahwa dalam beberapa tugas gerak tertentu, efisiensi
tenaga ini bukanlah tujuan utama, sebab tugas gerak seperti dalam Tolak
6
Peluru atau Sprint misalnya mengharuskan pelakunya mengerahkan
tenaganya dalam takaran yang maksimal.
Kaitan pengeluaran energi yang minimum berlaku dalam hal
pengorganisasian gerak atau aksi yang tidak hanya dalam arti energi
tubuh saja, melainkan juga menunjuk pada pengeluaran energi secara
psikologis atau mental. Bergerak secara keras tetapi kaku menunjukkan
pengeluaran energi tubuh yang tidak efisien. Demikian juga jika selama
pelaksanaan tugas itu si pelaku merasa tegang, tertekan, atau masih
memikirkan secara mendalam tentang gerakan yang dimaksud.
4. Keterampilan mengandung arti pelaksanaan yang cepat, dalam arti
penyelesaian tugas gerak itu dalam waktu yang minimum. Semakin
cepat pelaksanaan suatu gerak, tanpa mengorbankan hasil akhir
(kualitas) yang diharapkan, maka akan membuat terakuinya keterampilan
orang yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa
mempercepat gerakan suatu tugas akan menimbulkan pengeluaran
energi yang semakin besar, di samping membuat gerakan semakin sulit
untuk dikontrol ketepatannya. Namun meskipun demikian, lewat
latihan dan pengalaman semua unsur yang terlibat dalam menghasilkan
gerakan yang terampil perlu dikombinasikan secara serasi.
Sebagai perbandingan dari keempat unsur di atas, H.W.
Johnson (dalam Singer, 1980) mengidentifikasi adanya empat aspek atau
variabel yang mencirikan keterampilan. Keempat aspek itu adalah
kecepatan, akurasi, bentuk, dan kesesuaian. Artinya, pertama keterampilan
harus ditampilkan dalam batasan waktu tertentu, yang menunjukkan bahwa
semakin cepat semakin baik. Kedua keterampilan harus menunjukkan
akurasi yang tinggi sesuai dengan yang ditargetkan. Ketiga keterampilan
pun harus dilaksanakan dengan kebutuhan energi yang minimal; (form atau
bentuk menunjuk pada usaha yang ekonomis). Dan terakhir, keterampilan
pun harus juga adaptif, yaitu tetap cakap meskipun di bawah kondisi yang
berbeda-beda.
7
Sebagai kesimpulan, seperti dinyatakan oleh Schmidt, keterampilan
pada dasarnya merupakan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang
berhubungan dengan lingkungan dengan cara:
• memaksimalkan kepastian prestasi.
• meminimalkan pengeluaran energi tubuh dan energi mental, dan
• meminimalkan waktu yang digunakan.
2. Klasifikasi Keterampilan: Perspektif tugas
Salah satu cara melihat konsep keterampilan adalah dengan melihatnya
sebagai sebuah tugas. Isunya di sini adalah untuk menetapkan karakteristik
yang menonjol dari tugas gerak yang dapat dilakukan pelaku untuk
membedakan satu dengan lainnya. Karakteristik dimaksud adalah untuk
mengklasifikasikan keterampilan menjadi beberapa macam dan kelas.
Pengkelasan dilakukan untuk membantu para peneliti dan pendidik untuk
keperluan penelitian atau pengajarannya. Dengan mengetahui perbedaan-
perbedaan dalam keterampilan tersebut, maka akan mudahlah bagi pendidik
untuk membuat pentahapan pembelajarannya.
Banyak pendekatan yang telah dikembangkan untuk mengklasifikasikan
keterampilan gerak. Setiap sistem klasifikasi didasarkan pada hakikat umum
dari keterampilan gerak dikaitkan dengan aspek-aspek spesifik dari
keterampilan tersebut. Setidaknya ada empat karakteristik yang dapat
dikemukakan di sini, yaitu dilihat dari atau dikaitkan dengan:
1) stabilitas lingkungan,
2) cara tugas tersebut dilakukan, dan
3) ketepatan gerakan yang dimaksud.
4) relativitas pentingnya elemen gerak dan kognitif
a. Keterampilan Terbuka dan Tertutup.
Keterampilan bisa dibedakan antara keterampilan-keterampilan terbuka dan
tertutup. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan (environment) pada saat
8
keterampilan yang bersangkutan dilakukan. Menurut Schmidt (1991)
Keterampilan Terbuka (open skill) adalah keterampilan yang ketika dilakukan,
lingkungan yang berkaitan dengannya bervariasi dan tidak dapat diduga. Ini hampir
sama seperti yang dikemukakan oleh Magil (1985) yang menyebutkan bahwa
keterampilan terbuka adalah keterampilan-keterampilan yang melibatkan
lingkungan yang selalu berubah dan tidak bisa diperkirakan. Sebagai contoh dari
keterampilan ini misalnya pukulan-pukulan pada stroke tenis atau pukulan pada
softball yang kedatangan bolanya dari lawan sering tidak bisa diduga sebelumnya,
baik dalam hal kecepatannya maupun dalam hal arahnya. Dalam hal ini Gentile
(1972) mengatakan bahwa, "...pelaku harus bertindak atas rangsangan yang
datang." Dengan demikian, pelaku tidak bisa menunggu atau berdiri di satu titik
saja atau memukul bola dengan jenis pukulan tertentu saja, tetapi lebih
ditentukan oleh arah dan kecepatan dari bola yang datang. Untuk bisa berhasil
dengan baik, maka pemain harus bergerak dan bertindak sesuai dengan lokasi
ruang dari bola serta tuntutan kecepatannya. Marilah kita batasi saja
keterampilan terbuka ini sebagai keterampilan yang pelaksanaannya lebih
ditentukan oleh lingkungan yang tidak tetap dan tidak bisa diduga.
Keterampilan Tertutup (closed skill) menunjukkan keterampilan yang
sebaliknya. Schmidt dan Magil sama-sama mendefinisikan keterampilan tertutup
ini sebagai keterampilan yang dilakukan dalam lingkungan yang relatif stabil dan
dapat diduga. Contohnya seperti keterampilan-keterampilan yang menjadi ciri
olahraga bowling, golf, panahan, senam atau renang. Kesemua keterampilan
dalam olahraga di atas merupakan keterampilan yang ditentukan oleh pemain
atau pelaku, tanpa harus dibatasi oleh lingkungan sekitar. Cobalah lihat pada
olahraga panahan misalnya. Si pemanah hanya melepaskan anak panahnya
dari busur pada saat yang ia rasa tepat. Atau lihat juga olahraga golf. Pegolf
hanya memukul bola kapan saja ia mau. Oleh karena itu kedua keterampilan ini
sering juga dipertukarkan dengan mudah dengan istilah self-paced skill (closed
skill) dan external-paced skill (open skill). Dalam hal ini Gentile mengatakan
bahwa kedua keterampilan di atas bukanlah merupakan suatu dikotomi,
melainkan lebih merupakan sebuah kontinum, yaitu adanya keterhubungan yang
9
semakin berubah dari ujung satu ke ujung yang lain, namun tidak terpisahkan.
Untuk membantu memahami adanya kontinum tersebut, di bawah ini akan
diperlihatkan gambar berikut;
Closed Skills Open Skills
Tidak Bergerak Tidak Bergerak Bergerak Bergerak (Kategory 1) (Kategory 2) (Kategory 3) (Kategory 4)
Memukul bola dari Batting tee; setiap kali ketinggiannya sama
Memukul bola dari Batting tee; setiap kali ketinggiannya berubah
Memukul bola dari mesin pitching; setiap kali kecepatan tetap
Memukul bola dari lemparan pitcher; kecepatan, lokasi, dan jenis lemparan setiap kali berubah
Gambar 7.1. Kontinuum Empat-Kategori dari Closed Skills ke Open Skills
(dikutip dari Magil, 1985)
b. Keterampilan Diskrit, Kontinuous, dan Serial.
Cara kedua dalam membedakan jenis keterampilan yakni dengan
menghubungkannya dengan berlangsungnya perilaku dari keterampilan
tersebut, antara keterampilan yang berlangsung singkat dibandingkan
dengan keterampilan yang berlangsung terus menerus dalam waktu lama.
Atau seperti dikemukakan di atas, keterampilan ini dibedakan dengan
melihat jelas tidaknya antara titik awal dan titik akhir dari gerakan yang
dimaksud.
Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan oleh Schmidt sebagai
keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari
gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam waktu singkat, seperti
melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik,
atau menembak. Keterampilan-keterampilan semacam ini tentu saja
dianggap penting dalam olahraga dan permainan karena menentukan
10
pencapaian tujuan dalam olahraga yang bersangkutan.
Di ujung lain dari ukuran keterampilan tersebut yakni keterampilan
berkelanjutan (continuous skill), yang pelaksanaannya tidak memperlihatkan
secara jelas mana awal dan mana akhir dari suatu keterampilan. Magil
menyebutkan bahwa "...jika suatu keterampilan mempunyai awal dan akhir
gerakan yang selalu berubah-ubah, maka keterampilan itu dikategorikan
sebagai keterampilan berkelanjutan." Dalam hal ini bisa jadi pelakulah yang
menentukan titik awal dan titik akhir dari keterampilan termaksud, dan bukan
keterampilan itu sendiri. Contoh dari keterampilan ini dapat kita temui dalam
renang atau berlari, yang titik awal dan akhirnya ditentukan oleh si pelaku.
Contoh lain dalam bidang lain bisa dikemukakan seperti mengendarai mobil, di
mana si pengendaralah yang menentukan berlangsungnya aksi mengendarai
tersebut.
Lalu bagaimana dengan keterampilan serial? Keterampilan Serial (serial
skill) menurut Schmidt adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai
suatu kelompok dari keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk
membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks. Namun
demikian, kata serial di sini juga menunjukkan bahwa urutan dari
keterampilan-keterampilan yang digabung tadi merupakan hal yang penting
dalam berhasilnya melakukan keterampilan ini. Jadi tidak sembarangan asal
menggabungkan. Memindahkan gigi (gear) dalam mengendarai mobil
misalnya, adalah keterampilan serial yang dibangun oleh tiga macam
keterampilan diskrit yang digabungkan: mengangkat dan menekan gas,
menginjak kopling, serta memindahkan gigi. Contoh lain bisa juga dilihat pada
rangkaian senam artistik.
Tabel 7.1
Dimensi Keterampilan Diskrit, Kontinuus, dan Serial (dikutip dari Schmidt dan Wrisberg (2000)
Keterampilan Diskrit (Awal dan akhir
Keterampilan Kontinuus
Keterampilan Serial (gabungan beberapa
11
gerakan jelas) (Awal dan akhir gerakan tidak jelas)
keterampilan diskrit)
Melempar Dart Mengemudi mobil Memukul paku dengan palu
Menangkap bola Berenang Rangkaian senam lantai
Melempar bola Berlari Lempar lembing dari awalan hingga lemparan
c. Keterampilan Gerak Kasar dan Keterampilan Gerak Halus.
Pengklasifikasian yang terakhir dikenal dengan keterampilan gerak kasar
dan keterampilan gerak halus, di mana ketepatan menjadi penentu dari
keberhasilannya. Magil membatasi Keterampilan Gerak Kasar (gross motor
skill) sebagai 'keterampilan yang bercirikan gerak yang melibatkan kelompok
otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Dikatakan demikian karena
seluruh tubuh biasanya berada dalam gerakan yang besar, menyeluruh,
penuh, dan nyata (Singer, 1980; dan Malina and Bouchard, 1991).
Keterampilan ini dengan demikian tidak terlalu menekankan ketepatan dalam
pelaksanaannya, serta tentunya merupakan kebalikan dari keterampilan
gerak halus. Berjalan, berlari, melompat, melempar, serta kebanyakan
keterampilan dalam olahraga dimasukkan sebagai keterampilan gerak kasar.
Namun demikian, berhasilnya penampilan keterampilan ini tetap memerlukan
koordinasi gerak yang tinggi, sebab tidak ada satu pun keterampilan olahraga
yang tidak disertai oleh keterampilan yang halus. Semua gerakan atau
tindakan, terdiri dari sebuah kontinum antara yang halus dan yang kasar.
Sedangkan Keterampilan Gerak Halus (fine motor skill) adalah
keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol
otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang sukses.
Biasanya, menurut Magil (1985), keterampilan ini melibatkan koordinasi
neuromuscular yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya
keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering juga disebut sebagai
keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan (hand-eye
12
coordination). Menulis, menggambar, dan bermain piano, adalah contoh-
contoh dari keterampilan tersebut. Malina (1991) menegaskan hal ini dengan
mengemukakan contoh pelaksanaan lambungan bola softball (pitching) yang
membutuhkan baik ketepatan dan kecepatan. Ketepatan memerlukan derajat
ketelitian dan pengontrolan jari dan tangan, sedangkan kecepatan
memerlukan lebih banyak gerak kasar dari lengan dan tubuh untuk
memberikan daya lempar yang mencukupi.
d. Keterampilan Gerak dan Keterampilan Kognitif
Schmidt memasukkan terhadap klasifikasi keterampilan ini keterampilan-
keterampilan yang dibedakan antara keterampilan gerak dan keterampilan
kognitif. Menurutnya, dalam Keterampilan gerak, penentu utama dari
keberhasilannya adalah kualitas dari gerakan itu sendiri tanpa
memperhatikan persepsi serta pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan keterampilan yang dipilih. Contohnya dalam olahraga lompat tinggi Si
pelompat tidak perlu memperhitungkan kapan dan bagaimana ia harus
bertindak untuk melompati mistar, tetapi yang harus ia lakukan adalah
melompat setinggi dan seefektif mungkin.
Dalam keterampilan kognitif hakikat dari gerakannya tidaklah penting,
tetapi keputusan-keputusan tentang gerakan apa dan yang mana yang harus
dibuat merupakan hal terpenting. Contohnya, dalam olahraga catur. Bukanlah
hal yang penting apakah buah catur digerakkan dengan cepat atau pelan-
pelan, tetapi yartg penting adalah pemain mengetahui buah catur yang mana
yang harus digerakkan serta ke mana digerakannya.
Pendeknya, keterampilan kognitif terutama berkaitan dengan pemilihan
apa yang harus dilakukan, sedangkan keterampilan gerak terutama berkaitan
dengan bagaimana melakukannya. Ukuran ini, seperti juga yang lain,
hanyalah merupakan kontinum, sebab tidak ada keterampilan yang benar-
benar keterampilan kognitif atau benar-benar keterampilan gerak. Setiap
keterampilan memerlukan kombinasi dari keduanya. Kebanyakan
keterampilan yang nyata biasanya berada di antara kedua ujung dari
13
pengkutuban kedua keterampilan ini dan merupakan kombinasi kompleks
5. Terangkan pula perbedaan antara keterampilan (skill) dan pola gerak
(movement pattern)
Petunjuk Mengerjakan Latihan
Semua jawaban untuk latihan-latihan di atas dapat ditemui pada naskah,
sehingga apa yang harus Anda lakukan adalah mencoba mencari pokok
masalah yang dipertanyakan dalam latihan. Sebagian pertanyaan memang
membutuhkan jawaban kritis dan analitis, atau kadang bersifat sintetis. Untuk itu,
Anda diharapkan dapat mempelajari konsepnya secara mendalam, kemudian
mencari hubungan dari konsep itu dan menyimpulkannya. Kadang, jawaban dari
pertanyaan latihan dapat ditemui dengan mudah pada rangkuman.
Rangkuman
Keterampilan adalah kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Open skill adalah keterampilan yang ketika dilakukan, lingkungan yang berkaitan dengannya bervariasi dan tidak dapat diduga. Closed skill adalah keterampilan yang dilakukan dalam lingkungan yang relatif stabil dan dapat diduga.
Self-paced skill adalah istilah lain untuk keterampilan tertutup, karena di sini pergerakan seseorang lebih ditentukan oleh diri sendiri. Contohnya memukul bola golf. External-paced skill adalah identik dengan keterampilan terbuka, di mana inisiatif pergerakan seseorang lebih banyak dipicu oleh desakan dari luar dirinya sendiri.
Discrete skill adalah keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari gerakannya; lebih sering berlangsung dalam waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik, atau menembak. Continuous skill adalah keterampilan yang pelaksanaannya tidak memperlihatkan secara jelas mana awal dan mana akhirnya. Contohnya berjalan dan berlari yang awal dan akhirnya lebih ditentukan oleh pelaku sendiri.
21
Serial skill adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai suatu gabungan dari keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks. Contohnya kelanjutan mengendarai mobil, atau keterampilan-keterampilan olahraga yang terdiri dari berbagai keterampilan dasar, seperti permainan voli, basket, dsb.
Gross motor skill adalah keterampilan yang bercirikan gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama gerakan-nya. Fine motor skill adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai keberhasilan pelaksanaannya.
Ability (kemampuan) diartikan sebagai ciri individual yang diwariskan dan relatif abadi yang mendasari serta mendukung terbentuknya keterampilan. Motor ability menurut Singer adalah keadaan segera dari seseorang untuk menampilkan berbagai variasi keterampilan gerak, khususnya dalam kegiatan olahraga.
Tes Formatif 1
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat. 1. Pengertian keterampilan pada dasarnya dapat dianalisis berdasarkan pada
konsep yang menunjuk pada dua perspektif yang berbeda, yaitu: A. Perspektif lingkungan dan perspektif manusia, B. Perspektif produk dan perspektif proses C. Perspektif awal dan perspektif akhir D. Perspektif tugas dan perspektif penguasaan tugas
2. Dilihat dari perspektif tugas, keterampilan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada keempat karakteristik di bawah ini, kecuali:
A. Stabilitas lingkungan B. Cara pengaturan tugas tersebut, C. Tinggi rendahnya kompleksitas tugas tersebut, D. Tingkat ketepatan dari tugas yang dilakukan. 3. Keterampilan terbuka adalah keterampilan yang tugas-tugas geraknya selalu
dilakukan: A. Di lingkungan yang tidak pernah berubah, B. Di lingkungan yang mudah diduga, C. Di lingkungan yang tidak mudah diduga, D. Di lingkungan yang jarang berubah dan relatif tenang. 4. Contoh dari keterampilan terbuka adalah cabor di bawah ini, kecuali: A. Tinju B. Basket, C. Sepatu roda, D. Sepak bola
22
5. Definisi dari keterampilan diskrit adalah: A. Keterampilan yang dilakukan di alam terbuka, B. Keterampilan yang memerlukan waktu pelaksanaan singkat dan mudah dilihat awal serta akhir gerakannya. C. Keterampilan yang berlangsung secara terus menerus, D. Keterampilan yang memungkinkan pemainnya berpikir dulu.
6. Dilihat dari perspektif penguasaan tugas, keterampilan memiliki arti sebagai kemampuan untuk membawa hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi yang minimum. Definisi di atas berasal dari:
A. E.R. Guthrie, B. Richard Schmidt C. Robert N. Singer D. Oxendine
Setelah anda menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah jawaban anda dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam materi kegiatan pembelajaran di atas.
Jumlah jawaban yang benar
Rumus : Tingkat Penguasaan = x 100 %
6
Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik sekali
80 % - 89 % = Baik
70 % - 79 % = Cukup
60 % - 69 % = Kurang
60 ke bawah = Kurang sekali
Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat anda masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 tersebut terutama bagian yang belum anda kuasai.
23
24
Kegiatan Belajar 2
Taksonomi Psikomotorik
Dalam bahasa Indonesia kata "motor" dan "movement" diterjemahkan sebagai
gerak atau gerakan, tanpa mengandung perbedaan di dalamnya.
Sesungguhnya dalam bahasa Inggris pengertian kedua kata ini berbeda.
"Movement" adalah gerak yang bersifat eksternal dan mudah diamati,
sedangkan "motor" adalah gerak yang bersifat internal, konstan, dan sukar
diamati.
Gerakan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi ruang atau jarak (space)
dan dari sistem otot. Dilihat dari segi ruang atau jarak (space), gerakan ini dapat
dibagi menjadi:
(1) gerakan lokomotor, dan
(2) gerakan nonlokomotor.
Gerakan lokomotor adalah gerakan yang menyebabkan terjadinya
perpindahan tempat seperti berjalan, berlari, melompat, melangkah, skipping,
dan sliding. Gerakan nonlokomotor adalah gerakan yang tidak menyebabkan
perpindahan tempat, seperti bertepuk tangan, melenting, berputar, dan
meliukkan badan.
Ditinjau dari sistem otot, gerakan dapat dibagi tiga, yaitu
(1) fleksi,
(2) extensi, dan
(3) rotasi.
Fleksi adalah gerakan kontraksi otot yang menyebabkan gerakan
membengkok, extensi adalah gerakan meluruskan atau membentangkan yang
berlawanan dengan fleksi, sedangkan rotasi adalah gerakan berputar yang
berporos pada satu sumbu.
Banyak ahli yang telah mencoba membuat pengelompokkan-pengelompokkan
gerakan manusia, salah satunya adalah Anita Harrow. Menurut teori taksonomi
yang dikemukakan oleh Harrow (1971), gerakan manusia dapat dikelompokkan
25
sebagai berikut:
1. Gerakan refleks (Reflex Movement)
2. Gerakan dasar (Basic Fundamental Movement)
3. Kemampuan mengamati (Perceptual Abilities)
4. Kemampuan fisik (Physical Abilities)
5. Gerakan keterampilan (Skill Movement)
6. Kemampuan komunikasi non-diskursif (Non-discursive Communication)
A. Gerakan Refleks.
Gerakan refleks adalah gerakan atau tindakan manusia yang timbul sebagai
reaksi terhadap suatu stimulus tanpa keterlibatan kesadaran. Gerak refleks
umumnya terjadi tanpa kemauan kita dan merupakan gerak dasar dari perilaku
manusia. Gerak refleks telah dimiliki sejak manusia dilahirkan dan berkembang
hingga dewasa.
Dilihat dari usaha manusia dalam mengkondisikan refleks, maka gerakan
refleks dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Refleks bersyarat (conditional reflex)
b. Refleks tak bersyarat (unconditional reflex).
1. Refleks Bersyarat
Refleks bersyarat adalah gerakan refleks yang terjadi karena suatu latihan,
sedangkan refleks tak bersyarat adalah gerakan refleks yang terjadi secara
otomatis tanpa melalui proses latihan. Dalam kegiatan olahraga, conditioning
atau usaha untuk mengkondisikan refleks penting untuk menghasilkan suatu
kebiasaan sehingga menjamin otomatisasi gerakan-gerakan yang dilakukan.
Adapun secara lengkapnya, refleks dibagi sebagai berikut:
a. Refleks Spinal
(Spinal Reflexes) yang terdiri dari:
1) Refleks segmental: - Refleks fleksi
- Refleks Miotatik
- Refleks Ekstensi
26
- Refleks Ekstensi silang
2) Refleks Intersegmental:
- Refleks Kooperatif
- Refleks Kompetitif
- Refleks Induktif
- Refleks bentuk (figure reflexes)
3) Refleks Suprasegmental
Suprasegemental Refleks terdiri dari:
- Refleks Ektensor yang kuat (Rigidity Extensor)
- Reaksi Plastis (Plasticity Reactions)
- Refleks Postural (Postural Reflexes)
Supporting reactions
Shifting Reactions
Tonic-Attitudinal Reflexes
Righting Reactions
Grasp Reflex
Placing and Hopping Reactions
Refleks segmental adalah gerakan refleks yang melibatkan satu ruas
tulang belakang. Seperti dikatakan di atas, refleks ini terdiri dari empat macam
refleks, yaitu:
- Refleks fleksi adalah suatu reaksi yang melibatkan anggota badan, lengan,
atau tungkai. Reaksi ini menyebabkan anggota badan bergerak
mendekati badan.
- Refleks miotatik adalah suatu gerakan yang menimbulkan mekanisme
keseimbangan, yang mana berfungsi untuk
(a) meregang otot-otot ekstensor,
(b) menyangga badan, dan
(c) mempertahankan titik berat badan dan tumpuan badan.
- Refleks ekstensi, merupakan kebalikan dari refleks fleksi, yaitu reaksi-
reaksi gerakan yang meluruskan badan dan anggota badan.
27
- Refleks ekstensi silang adalah refleks yang terjadi pada waktu berjalan.
Refleks ini menyebabkan gerakan ekstensi dari fleksi tungkai secara
bergantian.
Di lain pihak, refleks intersegmental adalah gerakan refleks yang
melibatkan lebih dari satu ruas tulang belakang. Contoh refleks intersegmental
adalah:
- Refleks kooperatif. Disebut demikian karena dua atau lebih refleks terjadi
saling mengikuti untuk menghasilkan pola gerakan yang halus.
- Refleks kompetitif, adalah suatu gerakan refleks yang disusul dengan
suatu gerakan refleks yang berlawanan.
- Refleks induktif (successive induction) adalah hasil dari refleks
kompetitif di mana refleks antagonis disusul oleh refleks lainnya untuk
menghasilkan suatu pola gerakan seperti pada waktu berjalan atau berlari.
- Refleks berbentuk adalah suatu pola gerakan yang kompleks yang
melibatkan interaksi antar refleks anggota badan (tangan dan kaki).
Refleks ini adalah dasar koordinasi antara gerakan berjalan dan berlari.
Refleks suprasegmental adalah refleks yang terjadi atas kerja sama-pusat otak
dengan jaringan syaraf beserta otot-otot anggota badan dan torso untuk
menghasilkan gerakan. Untuk mengidentifikasi kesemua refleks yang termasuk
ke dalam suprasegmental reflexes ini, bisa dilihat dari contoh-contoh berikut:
(1) Refleks ekstensor yang kuat, yaitu pola gerakan badan yang kompleks
yang terutama ditentukan oleh kontraksi otot-otot ekstensor atau otot anti
gravity dari lengan dan tungkai.
(2) Reaksi plastis yang menyebabkan gerakan-gerakan memendek dan
memanjang. Reaksi yang memendek menyebabkan kecenderungan otot-
otot ekstensor memendek dan reaksi yang memanjang akan
menyebabkan kebalikannya.
(3) Refleks postural, yaitu refleks yang mengatur badan. Contohnya adalah:
(a) Supporting reaction yaitu gerakan refleks yang menunjang
mempertahankan sikap badan agar tetap tegak.
(b) Shifting reaction atau reaksi yang berubah-ubah, yaitu reaksi yang
28
membantu agar badan tetap dalam posisi stabil tanpa kehilangan
keseimbangan.
(c) Tonic-attitudinal, yaitu refleks yang menguatkan sikap badan dengan
cara meningkatkan ketegangan otot-otot. Refleks ini distimulasi
melalui pengaruh kinestetis pada pundak yang menyebabkan
penyesuaian sikap badan dalam hubungannya dengan posisi kepala.
(d) Righting reaction, yaitu reaksi pembenaran yang membantu individu
memperoleh kembali keseimbangannya.
(e) Refleks menggenggam adalah suatu gerakan menggenggam yang
dilakukan bila diletakkan suatu benda pada telapak tangan.
(f) Placing and hopping reaction, adalah reaksi penyesuaian anggota
badan untuk memperoleh penempatan diri yang lebih baik untuk
membantu posisi badan. Contohnya adalah orang yang kehilangan
keseimbangannya segera melakukan lompatan untuk memperoleh
kembali keseimbangannya.
B. Gerakan-gerakan Dasar Fundamental
Gerakan dasar fundamental merupakan pola gerakan yang menjadi dasar
untuk ketangkasan gerak yang lebih kompleks. Gerakan-gerakan ini terjadi atas
dasar gerakan refleks yang berhubungan dengan badannya, merupakan bawaan
sejak lahir dan terjadi tanpa melalui latihan, tetapi dapat diperhalus lebih baik lagi
dengan latihan. Performa yang baik dari pola gerak ini bersifat penting karena
menjadi starting point untuk pengembangan kemampuan perseptual dan fisik
anak, serta tidak kalah pentingnya untuk pengembangan keterampilan gerak
olahraga.
Malina (1991), Dauer dan Pangrazi (1986), serta Kogan (1982) berpendapat
bahwa gerakan-gerakan dasar fundamental dibagi atas:
1. Gerakan Lokomotor
Gerakan lokomotor adalah gerakan yang menyebabkan terjadinya
perpindahan tempat atau keterampilan yang digunakan memindahkan tubuh dari
29
satu tempat ke tempat lainnya. Ke dalam keterampilan ini termasuk gerakan-
gerakan seperti berjalan, berlari, melompat, hop, berderap, skip, slide,
dan sebagainya.
2. Gerakan Nonlokomotor
Sedangkan gerakan nonlokomotor adalah gerakan yang tidak
menyebabkan pelakunya berpindah tempat, seperti menekuk,
dll. Gerakan manipulatif biasanya dilukiskan sebagai gerakan yang
mempermainkan obyek tertentu sebagai medianya, atau keteram-pilan yang
melibatkan kemampuan seseorang dalam menggunakan bagian-bagian
tubuhnya untuk memanipulasi benda di luar dirinya
Diskriminasi kinestetik melipuh pengertian yang akurat dari badan,
permukaan badan, dan anggota badan. Termasuk juga di dalamnya dimensi
kiri dan kanan, penghayatan diri dalam hubungannya dengan lingkungan
dan ruang. Visual Actuity yaitu kemampuan untuk mengenal bentuk secara
mendetail. Dapat juga dikatakan ketajaman penglihatan adalah kemampuan
seseorang untuk menerima dan membedakan berbagai obyek yang diamati.
Contohnya, mengenal bentuk lingkaran dan segi empat, memilih suatu
benda yang kecil di antara kelompok benda yang terdiri dari berbagai ukuran.
Visual tracking yaitu kemampuan mengikuti tanda atau obyek yang
dikoordinasikan gerakan-gerakan mata. Contoh mengamati kapal terbang
atau mengamati bola pingpong yang sedang melayang. Visual memory yaitu
kemampuan untuk mengenal dan menghasilkan kembali sesuatu yang
pernah dilihat. Visual memory berguna untuk mengingat dan melakukan pola
gerakan yang diamati seperti rangkaian melakukan roll dalam senam.
41
Figmi-ground (perbedaan bentuk dasar) yaitu kemampuan memilih
bentuk yang dominan dari hal-hal yang melatarbelakanginya. Atlet atau siswa
harus dapat mengidentifikasi dan merespons gerakan yang dominan dari
suatu obyek, seperti menangkap bola, memantul bola dan memukul bola
dalam tenis dan tenis meja. Pembedaan Auditif yaitu kemampuan menerima,
menghayati, dan membeda-bedakan berbagai jenis suara. Pembedaan Taktil
yaitu kemampuan membedakan berbagai jenis susunan hanya dengan
menggunakan kepekaan meraba. Kemampuan ini sangat perlu bagi
orang buta yang menggunakan hurup Braille.
Tes Formatif 2
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat. 1. Gerakan lokomotor adalah gerakan yang:
A. menyebabkan tubuh diam di tempat, B. menyebabkan tubuh tidak seimbang, C. menyebabkan tubuh berubah posisi D. menyebabkan tubuh berpindah tempat
2. Gerakan non-lokomotor dicontohkan oleh gerakan sebagai berikut, kecuali:
A. Memilin badan, B. Memutar lengan, C. Meloncat ke depan, D. Mengayun lengan depan dan belakang.
3. Refleks bersyarat sebagai salah satu jenis refleks, adalah refleks
yang: A. Dapat dilatih sehingga dapat dimanfaatkan dalam olahraga, B. Dapat berlangsung tanpa disadari, C. Tidak dapat dilatih, D. Tidak memerlukan pemikiran ketika melakukannya.
4. Kemampuan perseptual di bagi ke dalam 4 bagian di bawah ini,
kecuali: A. Diskriminasi inderawi, B. Diskriminasi taktil C. Diskriminasi visual D. Diskriminasi kinestetik
5. Kemampuan penglihatan untuk memilih bentuk yang dominan dari
42
hal-hal yang melatarbelakanginya disebut: A. Figmi ground B. Visual memory C. Visual tracking D. Visual acuity
6. Komunikasi non-diskursif merupakan kemampuan yang relatif identik dengan profesi:
A. Atlet dan olahragawan, B. Penyanyi C. Artis film D. Pesulap.
Setelah anda menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah jawaban anda dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam materi kegiatan pembelajaran di atas.
Jumlah jawaban yang benar
Rumus : Tingkat Penguasaan = x 100 %
6
Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai:
90 % - 100 % = Baik sekali
80 % - 89 % = Baik
70 % - 79 % = Cukup
60 % - 69 % = Kurang
60 ke bawah = Kurang sekali
Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat anda masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 tersebut terutama bagian yang belum anda kuasai.
KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF 1
43
1. D. (Perspektif tugas dan perspektif penguasaan tugas) 2. C. (Tinggi rendahnya kompleksitas tugas tersebut), 3. C. (Di lingkungan yang tidak mudah diduga), 4. C. (Sepatu roda) 5. B. (Keterampilan yang memerlukan waktu pelaksanaan singkat dan
mudah dilihat awal serta akhir gerakannya). 6. A. (E.R. Guthrie).
TES FORMATIF 2
1. D (menyebabkan tubuh berpindah tempat) 2. C (meloncat ke depan) 3. A (dapat dilatih dan dapat dimanfaatkan dalam olahraga) 4. A (Diskriminasi inderawi) 5. A (Figmi ground) 6. C (Artis film)
DAFTAR PUSTAKA
Harrow, Anita J. (1972). A Taxonomy of the Psychomotor Domain. Longman Inc.
New York. Magill, Ricahrd A. (1993) Motor Learning: Concepts and Applications (4th Ed.).
WMC. Brown. Dubuque. IA. Schmidt, Richard A. (1991). Motor Learning and Performance: From Principle
into Practice. Human Kinetics. Champaign, IL. Schmidt, Richard A. and Wristberg, Craig A. (2000). Motor Learning and
Performance: A Problem-Based Learning Approach. Human Kinetics, Champaign, IL.
Singer, Robert N. (1980). Motor Learning and Human Performance: An Application to Motor Skills and Movement Behaviors. Macmillan Pub. New York.