Modul 5: Tusing Kata 107 Modul 5 Tusing (Bagian I): Tanda Kata Pendahuluan Sistem tulisan singkat braille Indonesia (yang dikenal dengan akronim tusing) adalah system penyingkatan penulisan kata, bagian kata atau frase, yang dibakukan secara nasional. Sebuah symbol tusing dapat terdiri dari satu huruf atau kombinasi huruf-huruf. Ada symbol tusing yang mewakili kata, ada yang mewakili bagian kata, dan ada pula yang mewakili kelompok kata. Tusing dikembangkan mengingat ukuran karakter braille yang besar (sekitar 4 x 6 millimeter dengan ketebalan kira-kira 0,4 millimeter). Sistem tulisan singkat diharapkan dapat menghemat kertas yang berdampak pada pengurangan ketebalan dan beratnya buku serta menekan ongkos produksi dan biaya kirim bahan-bahan bacaan braille. Namun yang lebih penting adalah bahwa tusing itu sangat meningkatkan kecepatan membaca dan menulis para tunanetra. Sebagaimana telah dikemukakan pada modul terdahulu, kecepatan rata-rata pembaca braille yang terampil adalah 90-115 kata per menit,dibandingkan dengan 250-300 kata per menit bagi pembaca awas (Simón & Huertas, 1998). Namun penelitian Simon dan Huertas ini tidak menjelaskan apakah subjek penelitian tunanetra itu membaca tulisan singkat atau tulisan penuh. (Akan tetapi dapat diasumsikan bahwa bahan tes ditulis dengan tulisan singkat karena bentuk tulisan ini sudah sangat memasyarakat di kalangan pengguna bahasa Inggris.) Hal lain yang patut diperhitungkan dari hasil penelitian tersebut adalah bahwa kata-kata bahasa Inggris pada umumnya lebih pendek daripada kata-kata Indonesia. Oleh karenanya, apabila hasil penelitian tersebut diterapkan pada kecepatan membaca braille bahasa Indonesia, maka hasilnya mungkin akan menjadi lebih rendah, apa lagi jika bahan bacaan itu tidak ditulis dalam tusing.
35
Embed
Modul 5 Tusing (Bagian I): Tanda Kata - file.upi.edufile.upi.edu/.../BMP_Braille_Tarsidi_PLB/8_Modul5_Tusing_Kata_Rev.pdf · Modul 5: Tusing Kata 109 Kegiatan Belajar 5.1 Tanda Kata
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Modul 5: Tusing Kata
107
Modul 5
Tusing (Bagian I):
Tanda Kata
Pendahuluan
Sistem tulisan singkat braille Indonesia (yang dikenal dengan akronim
tusing) adalah system penyingkatan penulisan kata, bagian kata atau frase,
yang dibakukan secara nasional. Sebuah symbol tusing dapat terdiri dari satu
huruf atau kombinasi huruf-huruf. Ada symbol tusing yang mewakili kata, ada
yang mewakili bagian kata, dan ada pula yang mewakili kelompok kata.
Tusing dikembangkan mengingat ukuran karakter braille yang besar
(sekitar 4 x 6 millimeter dengan ketebalan kira-kira 0,4 millimeter). Sistem
tulisan singkat diharapkan dapat menghemat kertas yang berdampak pada
pengurangan ketebalan dan beratnya buku serta menekan ongkos produksi
dan biaya kirim bahan-bahan bacaan braille. Namun yang lebih penting
adalah bahwa tusing itu sangat meningkatkan kecepatan membaca dan
menulis para tunanetra. Sebagaimana telah dikemukakan pada modul
terdahulu, kecepatan rata-rata pembaca braille yang terampil adalah 90-115
kata per menit,dibandingkan dengan 250-300 kata per menit bagi pembaca
awas (Simón & Huertas, 1998). Namun penelitian Simon dan Huertas ini tidak
menjelaskan apakah subjek penelitian tunanetra itu membaca tulisan singkat
atau tulisan penuh. (Akan tetapi dapat diasumsikan bahwa bahan tes ditulis
dengan tulisan singkat karena bentuk tulisan ini sudah sangat memasyarakat
di kalangan pengguna bahasa Inggris.) Hal lain yang patut diperhitungkan
dari hasil penelitian tersebut adalah bahwa kata-kata bahasa Inggris pada
umumnya lebih pendek daripada kata-kata Indonesia. Oleh karenanya,
apabila hasil penelitian tersebut diterapkan pada kecepatan membaca braille
bahasa Indonesia, maka hasilnya mungkin akan menjadi lebih rendah, apa
lagi jika bahan bacaan itu tidak ditulis dalam tusing.
Modul 5: Tusing Kata
108
Sejarah penyingkatan tulisan braille dimulai pada awal abad ke-20
untuk bahasa Inggris, yang dikenal dengan istilah grade-two braille atau
contraction, dengan penyempurnaan terakhir (berupa penambahan beberapa
singkatan baru) pada akhir tahun 1950-an. Penggunaan contraction itu sudah
sangat memasyarakat di kalangan tunanetra pengguna bahasa Inggris di
seluruh dunia, terbukti dengan kenyataan bahwa kini hampir tidak pernah
dijumpai bahan bacaan braille bahasa Inggris yang dicetak tanpa contraction.
Sistem tulisan singkat bahasa Indonesia dikembangkan atas prakarsa
Suharto (seorang tunanetra di Bandung) pada tahun 1960-an dan pertama
kali dibakukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
1972, dan penyempurnaannya dibakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional pada tahun 2000.
Deskripsi Singkat
Pada modul ini anda akan mempelajari symbol-symbol tusing yang
mewakili kata, yang terdiri dari tanda kata tunggal, tanda kata dengan titik 5,
tanda kata dengan titik 4-5, tanda kata dengan titik 4, dan tanda kata dengan
titik 3-4-5-6, sedangkan tusing yang berupa tanda bagian kata akan anda
pelajari pada Modul 6.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini, anda diharapkan dapat:
1. Membaca teks Braille yang ditulis dalam tusing yang terdiri dari tanda-
tanda kata;
2. Menulis teks Braille dalam tusing yang terdiri dari tanda-tanda kata.
Modul 5: Tusing Kata
109
Kegiatan Belajar 5.1
Tanda Kata Tunggal
Istilah-istilah Teknis
Dalam Braille, kita mengenal istilah-istilah berikut ini:
- Huruf balik adalah tanda yang merupakan kebalikan dari huruf tertentu.
Misalnya, : (titik 1-5-6) adalah kebalikan dari huruf s (titik 2-3-5). &
(titik 1-2-3-4-6) adalah kebalikan dari huruf y (titik 1-3-4-5-6).
- Tanda bawah adalah tanda yang tidak mengandung titik 1 dan/atau titik
4. Contoh: 7 (titik 2-3-5-6).
- Tanda lain adalah tanda yang bukan huruf abjad, bukan huruf balik, dan
bukan tanda bawah. Contoh: / (titik 3-4).
Uraian
Pada bagian ini anda akan mempelajari tusing yang terdiri dari satu
tanda untuk satu kata. Tanda-tanda tusing seperti ini kita sebut “tanda kata
tunggal”. Tanda kata tunggal dapat berupa huruf abjad (lihat Bagian 5.1.1),
huruf balik (lihat Bagian 5.1.2), tanda bawah (lihat Bagian 5.1.3), atau tanda
lainnya (lihat Bagian 5.1.4).
Bagian 5.1.1: Tanda Kata yang Terdiri dari Huruf Abjad
No. Tanda Titik Arti No. Tanda Titik Arti
1. A 1 anda 14. N 1-3-4-5 ini
2. B 1-2 bagi 15. O 1-3-5 oleh
3. C 1-4 cara 16. P 1-2-3-4 pada
Modul 5: Tusing Kata
110
4. D 1-4-5 dari 17. Q 1-2-3-4-5 kualitas
5. E 1-5 emas 18. R 1-2-3-5 karena
6. F 1-2-4 faktor 19. S 2-3-4 saya
7. G 1-2-4-5 lagi 20. T 2-3-4-5 tak
8. H 1-2-5 harus 21. U 1-3-6 untuk
9. I 2-4 itu 22. V 1-2-3-6 vitamin
10. J 2-4-5 jadi 23. W 2-4-5-6 waktu
11. K 1-3 kita 24. X 1-3-4-6 aksi
12. L 1-2-3 lalu 25. Y 1-3-4-5-6 yang
13. M 1-3-4 mereka 26. z 1-3-5-6 zat
Catatan:
Dengan beberapa kekecualian, tusing untuk kata-kata pada bagian ini
diwakili oleh huruf pertamanya.
Peraturan penggunaan :
1) Tanda-tanda ini tidak dapat langsung dibubuhi huruf atau tanda-tanda
lain, kecuali tanda baca, tanda huruf besar dan tanda kursif.
2) Apabila langsung dibubuhi huruf lain, maka tanda-tanda ini berfungsi
sebagai huruf abjad (tidak berfungsi sebagai tanda tusing).
3) Tanda-tanda ini dapat berfungsi sebagai bagian kata apabila didahului
titik 4-5-6
Modul 5: Tusing Kata
111
Contoh Penggunaan Tusing Kata Tunggal:
a) 8,e n u .a .g40 “Emas ini untuk anda lagi.”
b) ,_g< s c_e r x b_ar i4 Lagi-lagi saya cemas karena aksi
bandar itu.
Bagian 5.1.2: Tanda Kata yang Terdiri dari Huruf balik
No. Tanda Ket. Titik Arti
1. % M terbalik 1-4-6 kamu
2. $ N
Terbalik
1-2-4-6 Bukan
3. { O terbalik 2-4-6 atau
4. ? P terbalik 1-4-5-6 ke
5. } Q terbalik 1-2-4-5-6 jangan
6. : S terbalik 1-5-6 satu
7. | T terbalik 1-2-5-6 telah
8. + U terbalik 3-4-6 buat
9. # V terbalik 3-4-5-6 Sebagai
10. & Y terbalik 1-2-3-4-6 Serta
11. ! Z terbalik 2-3-4-6 Nyata
Peraturan penggunaan :
Modul 5: Tusing Kata
112
1) Tanda-tanda ini tidak dapat langsung dibubuhi huruf atau tanda-tanda lain,
kecuali tanda baca, tanda huruf besar dan tanda kursif.
2) Tanda-tanda ini dapat berfungsi sebagai bagian kata apabila didahului
titik 4-5-6
Contoh Penggunaan Tusing dengan tanda Balik:
a) 8.,} % + m # s_x60 “Jangan kamu buat mereka sebagai
saksi!”
b)
,_}< _%s I u ,n_a4 a) Jangan-jangan kamus itu untuk
Nanda.
Bagian 5.1.3: Tanda Kata yang Terdiri dari Tanda Bawah
No. Tanda Ket. Titik Arti
1. 2 B bawah 2-3 bahwa
2. 4 D bawah 2-5-6 dengan
3. 5 E bawah 2-6 memang
4. 6 F bawah 2-3-5 maka
5. 7 G bawah 2-3-5-6 agar
6. 8 H bawah 2-3-6 masih
7. 9 I bawah 3-5 ia
8. 0 J bawah 3-5-6 supaya
Peraturan penggunaan :
Modul 5: Tusing Kata
113
1) Tanda-tanda ini tidak boleh dirangkaikan dengan huruf ataupun tanda
lain kecuali tanda huruf besar dan tanda kursif.
2) Apabila tusing ini dipergunakan sebagai tanda bagian kata yang
didahului titik 4-5-6, tanda-tanda ini tidak boleh berada di belakang
kata (kecuali tusing untuk ia) karena akan berfungsi sebagai tanda
baca.
Contoh Penggunaan Tusing dengan Tanda Bawah:
a) ,5 9 y + pagar4 Memang ia yang buat pagar
b) 8,ia 8 l_e40 “Ia masih lemas.”
c) ,pagar n 5 8 kokoh4 Pagar ini memang masih
kokoh.
Bagian 5.1.4: Tanda Kata yang Terdiri dari Tanda Lain
No. Tanda Titik Arti
1. 1 * 1-6 Sampai
2. 2 / 3-4 Di
3. 3 > 3-4-5 dan
4. 4 ) 2-3-4-5-6 aku
5. 5 ( 1-2-3-5-6 akan
6. 6 = 1-2-3-4-5-6 hingga
Peraturan penggunaan :
Modul 5: Tusing Kata
114
1) Tanda-tanda ini tidak dapat langsung dibubuhi huruf atau tanda-tanda lain,
kecuali tanda baca, tanda huruf besar dan tanda kursif.
2) Tanda-tanda ini dapat berfungsi sebagai bagian kata apabila didahului
titik 4-5-6.
3) Tanda kata “ke”, “ia” dan “di” dapat juga berfungsi sebagai tanda bagian
kata, dan untuk itu penulisannya tidak perlu didahului titik 4-5-6.
Contoh Penggunaan Tusing dengan Tanda Lain:
a) ,) ( / s_n * sore4 Aku akan di sini sampai sore.
b) ,= k_n ) > /a 8 ragu4 Hingga kini aku dan dia masih
ragu.
c) ,tiba / ?las1 9 /?jar
,n9 * ? ?bun4
Tiba di kelas, ia dikejar Nia sampai
ke kebun.
Modul 5: Tusing Kata
115
Latihan 5.1
Latihan 5.1.1
Bacalah kata-kata berikut ini.
1. A T_A ,B_A B_AR P_A S_AL
2. B MEM_B ,_BTO ,_BO
3. C BI_C _CBIKA SE_C UPA_C
4. D _DNYA SAU_D ,SU_DNI
5. E L_E C_E R_E K_EI
6. F _FISASI
7. G SE_G _GAN
8. H SE_HNYA KE_HAN
9. I S_I J_I ,M_I
10. J MEN_J TER_J KE_JAN ,SU_J
11. K _KB SE_KR
12. L ME_LI TER_L KU_LI
13. M _MM 8,M80 8,YA1 M40
14. N S_N K_N 8,N60
15. O B_O _ONYA KEB_OAN
16. P WAS_P _PT SE_PT _PHAL
17. Q _QNYA BER_Q
Modul 5: Tusing Kata
116
18. R _RNYA _RMU DI_RKAN
19. S _SP _SNG 8,S80
20. T RE_T _TDIR SEREN_T
21. U _UMU _UMU TER_U S_U _UNYA
22. V _VNYA BER_V A_VOSIS
23. W _WNYA _WKU SE_W
24. X S_X BERS_X KES_XAN
25. Y GO_Y LO_Y KEPA_Y SEMBAH_Y
26. Z LE_Z KELE_ZAN SELE_ZNYA
Rambu-rambu jawaban latihan 5.1.1
Kata-kata pada Latihan di atas terdiri dari tusing yang berupa huruf
abjad. berturut-turut dari baris 1 hingga 26, kata-katanya mengandung kata-
Pada modul ini anda telah mempelajari tusing yang berupa tanda kata,
yang mencakup tanda kata tunggal, tanda kata dengan titik 5, tanda kata
dengan titik 4-5, tanda kata dengan titik 4, dan tanda kata dengan titik 3-4-5-6
(tanda angka). Agar anda memperoleh gambaran tentang pertautan antara
satu jenis tanda dengan jenis lainnya, tanda-tanda tersebut akan dirangkum
dengan pengelompokan berdasarkan:
1) tanda yang menggunakan huruf abjad (lihat Tabel 4.1) dan
2) tanda yang menggunakan huruf balik dan tanda lain (lihat Tabel 4.2).
Perlu anda ketahui bahwa tusing yang terdiri dari tanda bawah tidak
tercantum dalam tabel-tabel di bawah ini. Untuk mereviunya, anda dapat
melihat kembali Bagian 5.1.3.
Modul 5: Tusing Kata
135
Tabel 4.1: Tanda Kata dengan Huruf Abjad Abjad
Tunggal Abjad + Titik 5
Abjad + Titik 4-5
Abjad + Titik 4 Abjad + Titik 3-4-5-6
A anda
~A atur `A Atas
B Bagi "b baik ~b buka
C cara "c capai ~c cukup
D dari "d dalam ~d duduk
E emas "e erat ~e engkau `e
Aneh
F faktor "f fakta ~f fungsi
G lagi "g ganti ~g guna
H harus "h hari ~h hubung
I itu "I ikat ~I ikut `I Arti
J jadi "j jalan ~j juru
K kita "k kali ~k kurang
#K sekali
L lalu "l lain ~l luar
#l selalu
M mereka "m mana ~m mungkin
#m sebelum
N ini "n naik ~n nurani
#n senang
O oleh "o orang `o Abnormal
P pada "p pakai ~p punya
#p seperti
Q kualitas "q kuantitas ~q khusus
#r sekarang
R karena "r rakyat ~r rupa
#s sesuai
S saya "s sangat ~s sudah
T tak "t tahu ~t tuju
U untuk "u ubah ~u umum `u arus
Modul 5: Tusing Kata
136
V vitamin "V variasi ~v volume
W waktu "w walau ~w waktu
X aksi "x laksana ~x
Maksud
Y yang "y yakin
z zat "z zakat
Tabel 4.2: Tanda Kata dengan Huruf Balik dan Tanda Lain
Tanda Tunggal
Dengan Titik 5 Dengan Titik 4-5 Dengan Titik 3-4-5-6
% kamu "% muka
$ Bukan "$ nyanyi
{ atau
? ke "? kerja ~? kemudian
} jangan #} sedang
: satu ": sama ~: tunanetra
| telah "| terang ~\ terus #\ setelah
+ buat "+ suara ~+ suatu #+ semua
# Sebagai
& Serta "& sebab seluruh
! Nyata
* Sampai #* Selesai
/ Di "/ Diri #/ sendiri
> dan "> antara ~> anjur
Modul 5: Tusing Kata
137
) aku ") kuasa ~) kuitansi #) Sekunder
( akan #( sedangkan
= hingga "= tinggal ~= ganggu #= Sehingga
Modul 5: Tusing Kata
138
Tes formatif 5
Salinlah teks di bawah ini ke dalam Braille menggunakan tusing yang
sudah anda pelajari pada modul ini – dengan reglet atau mesin tik Braille.
Kata atau bagian kata yang harus anda tulis dengan tusing ditandai dengan
tanda kurung. Perhatikan peraturan penggunaan setiap kelompok tanda
tusing.
Salah (satu) upaya (yang) paling terkonsentrasi (untuk) menciptakan sistem tulisan (bagi) (tunanetra) (terjadi) (di) Paris (pada) (tahun) 1780-an. Valentin Hauy, (pendiri) (dan) (kepala) sekolah pertama (bagi) (tunanetra) (di) dunia, (membuat) huruf-huruf timbul (pada) (kertas) tebal (yang) dapat (diraba) (dan) (dibaca) (dengan) ujung-ujung jari. (Untuk) (membuat) huruf timbul tersebut, pertama-tama (ia) (membuat) cetakan huruf dari logam. Buku pertama (menggunakan) teknik penimbulan huruf (ini) diterbitkan (pada) (tahun) 1787 (yang) berisikan essay tentang pendidikan (bagi) anak (tunanetra).
Gagasan (untuk) (membuat) huruf (yang) (ditimbulkan) (ini) muncul (secara) kebetulan. Franqois Lesueur, (seorang) anak laki-laki (tunanetra), adalah murid pertama Hauy (sebelum) sekolahnya (itu) (berdiri) (secara) resmi. (Pada) (suatu) (hari), (waktu) Lesueur (sedang) membereskan (kertas) (di) meja (kerja) Hauy, (jarinya) merasakan ada (suatu) tonjolan (pada) salah (satu) lembaran (kertas) (itu): kesan sebuah huruf (pada) sisi belakang satu kartu ucapan bela sungkawa (yang) baru dicetak. Lesueur bertanya ke gurunya (itu) apakah kesan (yang) dirasakan (oleh) jarinya (itu) adalah huruf “o”. (Memang) benar, (dan) (kejadian) (ini) memunculkan pemahaman (pada) (diri) Hauy (bahwa) jika jari-jari tangan (seorang) anak (tunanetra) dapat mendeteksi suatu huruf (yang) sedikit timbul akibat tekanan (yang) (tak) disengaja, (maka) jari-jari (itu) pasti akan mengenali huruf-huruf (dengan) (baik) apabila huruf-huruf (itu) sengaja (dibuat) timbul. Hauy menguji pemikirannya tersebut (dengan) mencetak berlembar-lembar teks (dengan) huruf (yang) (ditimbulkan). Lesueur (ternyata) dapat membedakan semua huruf, (dan) (dalam) (waktu) (kurang) (dari) (satu) (tahun) (ia) mampu membaca (dan) menulis. (Kemampuan) Lesueur tersebut (dipertunjukkan) (di) hadapan para anggota the Royal Academy of Sciences demi (memperoleh) (persetujuan) (mereka) (dan) izin (dari) pemerintah Perancis (untuk) (membuka) sekolah (bagi) anak (tunanetra). (Pada) (tahun) 1784 sekolah tersebut resmi (berdiri) (dengan) nama L’Institute Nationale des Jeunes Aveugles, (dengan) 14 (orang) murid pertama, (dengan) Hauy (sebagai) (kepala) sekolah (dan) Franqois Lesueur (sebagai) asistennya.