1 | MODUL 2 – IMPLEMENTASI KURIKULUM KBK MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM Achmad Ridwan CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan modul ini, peserta pelatihan memiliki kemampuan: 1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan implementasi kurikulum 2. Mengevaluasi model perubahan Lewin 3. Membedakan tipe-tipe perubahan kurikulum 4. Menganalisis tipe penolakan orang terhadap perubahan 5. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab individu yang terlibat dalam implementasi kurikulum 6. Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi dan karakter mahasiswa DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 1 2. Apa yang dimaksud dengan implementasi 2 3. Implementasi kurikulum sebagai sebuah proses perubahan 4 4. Tipe-tipe perubahan kurikulum 6 5. Penolakan terhadap perubahan 7 6. Individu yang terlibat dalam implementasi kurikulum 9 7. Implementasi kurikulum di dalam kelas 15 8. Siklus Implementasi 17 9. Contoh Format RPKPS 23 10. Pembelajaran Dalam KBK 28
27
Embed
MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
MODUL 2
IMPLEMENTASI KURIKULUM
Achmad Ridwan
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta pelatihan memiliki kemampuan:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan implementasi kurikulum
2. Mengevaluasi model perubahan Lewin
3. Membedakan tipe-tipe perubahan kurikulum
4. Menganalisis tipe penolakan orang terhadap perubahan
5. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab individu yang terlibat dalam implementasi
kurikulum
6. Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi dan karakter
mahasiswa
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan 1
2. Apa yang dimaksud dengan implementasi 2
3. Implementasi kurikulum sebagai sebuah proses perubahan 4
4. Tipe-tipe perubahan kurikulum 6
5. Penolakan terhadap perubahan 7
6. Individu yang terlibat dalam implementasi kurikulum 9
7. Implementasi kurikulum di dalam kelas 15
8. Siklus Implementasi 17
9. Contoh Format RPKPS 23
10. Pembelajaran Dalam KBK 28
2 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
1. Pendahuluan
Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan
institusi pendidikan tinggi melakukan perubahan kurikulum. Pada modul 2
dibahas tentang teknik perumusan capaian pembelajaran dari capaian
pembelajaran universitas atau perdosenan tinggi hingga capaian
pembelajaran perkuliahan. Tahap selanjutnya dalam proses pengembangan
kurikulum menurut Tyler, Taba dan Alexander serta Saylor adalah rencana
pelaksanaan/implementasi kurikulum.. Tujuan akhir dari kurikulum apapun
(apakah itu sekolah, perguruan tinggi, universitas atau organisasi pelatihan)
adalah peserta didik (mahasiswa) yang terlibat di dalam kelas, dosen,
administrator, dan masyarakat. Pelaksanaan/implementasi kurikulum
merupakan tahap yang paling penting dan kadang-kadang yang paling sulit
dalam tahapan proses pengembangan kurikulum. Mereka yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum sering mendengar
komentar dan kekhawatiran seperti:
Apakah dosen sudah kelebihan beban - bagaimana mereka akan
menerapkan ide-ide baru.
Orang tua dan pengelola pendidikan hanya tertarik pada tingkat
kelulusan yang tinggi dalam ujian - bagaimana kampus memasukkan
perubahan yang disarankan.
Ini adalah bentuk keprihatinan nyata dan lebih diperburuk lagi ketika
melaksanakan kurikulum dosen tidak memiliki kejelasan apa yang mereka
harap. Silakan tanya pada Dosen, kompetensi apa yang akan dicapai dari
mata kuliah yang diampunya, jawabannya seringkali amat mengambang,
bahkan ada yang tidak dapat menjawab. Di samping itu, seberapa sering
kita mendengar pernyataan, “Rencananya sih bagus tapi penerapannya
jelek”. Di sisi lain, jika perencanaan kurikulum tidak dilaksanakan dan tetap
sebatas pengetahuan diri dosen saja, maka semua upaya dalam
perencanaan akan menjadi sampah belaka. Sebuah kurikulum harus
disampaikan dan itu berarti harus dilaksanakan di dalam kelas jika ingin
berdampak pada pencapaian kompetensi mahasiswa. Rencana yang baik
yang ingin dicapai di kelas jika tidak diimplementasikan dengan baik karena
kurangnya perencanaan dan persiapan juga akan sia-sia. Dalam beberapa
proyek pengembangan kurikulum, implementasi tidak merupakan sebuah
pertimbangan tersendiri, tidak disadari bahwa inovasi membutuhkan
perencanaan yang cermat dan pemantauan. Kami melihat bahwa para dosen
tidak dipersiapkan dan dilatih dengan tepat sesuai dengan pelaksanaan
perubahan di dalam kelas karena waktunya amat singkat.
3 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
2. Apa yang dimaksud dengan implementasi
Implementasi adalah suatu interaksi antara mereka yang menciptakan
program dengan mereka yang dibebankan untuk menyampaikan program.
Ornstein dan Hunkins (1998) menyatakan bahwa;
o Implementasi mengharuskan pendidik atau dosen untuk beralih dari
program yang mereka kenal saat ini pada program baru atau ubahan.
o Implementasi melibatkan perubahan dalam pengetahuan, tindakan dan
sikap seseorang
o Implementasi dapat dilihat sebagai proses pengembangan profesional
dan pertumbuhan yang melibatkan interaksi, umpan balik dan
pendampingan yang berkelanjutan.
o Implementasi adalah proses klarifikasi dimana individu dan kelompok
secara bersama berusaha untuk memahami dan mempraktekkan
perubahan dalam sikap dan perilaku, sering melibatkan sumber daya
baru.
o Implemantasi melibatkan perubahan yang membutuhkan usaha yang
akan memunculkan sejumlah kecemasan dan cara untuk meminimalkan
kecemasan tersebut, hal ini berguna untuk mengatur
pelaksanaan/implementasi dalam kegiatan yang dapat dikelola dengan
baik dan untuk penetapan tujuan-tujuan yang dapat dicapai.
o Implementasi membutuhkan suasana yang mendukung di mana ada
kepercayaan dan komunikasi terbuka antara regulator dan dosen, serta
pemahaman tentang risiko yang dapat terjadi.
Meskipun sejumlah besar uang dihabiskan untuk menerapkan kurikulum
baru, sayangnya beberapa upaya telah gagal. Menurut Sarason (1990),
alasan utama kegagalan adalah kurangnya pemahaman tentang budaya
kampus, baik oleh ahli dari luar sistem kampus maupun dosen yang ada
dalam sistem tersebut. Keberhasilan penerapan kurikulum memerlukan
pemahaman hubungan kekuasaan, tradisi., peran dan tanggung jawab
individu dalam sistem kampus. Pelaksana (apakah mereka menjadi dosen,
ketua program studi, pembantu direktur bidang akademik) harus memiliki
kefasihan dengan isi kurikulum. Mereka harus memahami betul tujuan, sifat,
dan keuntungan nyata dan keuntungan potensial dari inovasi yang dibuat.
Sebagaimana dinyatakan oleh Michael Fullan dan Allan Pomfret (1977);
"implementasi inovasi yang efektif membutuhkan waktu, interaksi pribadi dan
kontak, pelatihan in-service dan bentuk dukungan lain yang berbasis pada
orang" (p.391). Implementasi Kurikulum membutuhkan orang-orang yang
memiliki waktu cukup untuk melakukannya. Dosen perlu ‘merasa dihargai’
dan pengakuan atas upaya mereka. Beberapa orang mungkin berpendapat
bahwa mereka harus diberi imbalan finansial, tetapi ada bukti yang
menunjukkan bahwa motivasi eksternal memberikan kontribusi minimal
untuk usaha tersebut. Individu memberikan kontribusi bakat terbaik mereka
4 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
ketika mereka secara internal termotivasi dan memperoleh perasaan yang
baik dari keterlibatan mereka.
3. Implementasi kurikulum sebagai sebuah proses perubahan
Implementasi adalah melaksanakan sesuatu atau aplikasi praktis dari
metode, prosedur atau tujuan yang diinginkan. Loucks dan Lieberman
(1983) mendefinisikan implementasi kurikulum sebagai mencoba praktek
baru dan apa yang akan tampak ketika benar-benar digunakan dalam
sistem kampus. Contoh, rencana kurikulum yang diintegrasikan dengan
penggunaan teknologi diperkenalkan dan Anda ingin tahu apakah apa yang
menjadi tujuan dalam perencanaan dapat dilaksanakan di dalam kelas.
Tujuan Anda untuk mengembangkan kurikulum adalah untuk membuat
perbedaan bagi para peserta didik. Singkatnya, implementasi kurikulum
membawa perubahan dan mudah-mudahan perbaikan.
Bagaimana Anda membawa perubahan? Dengan kata lain, bagaimana
Anda memastikan bahwa kurikulum membawa perubahan yang diinginkan.
Sebelum Anda dapat membawa perubahan, Anda perlu tahu apakah
perubahan itu. Anda mungkin mengatakan apa masalah sebenarnya?. Kita
semua tahu apa perubahan! Anda tahu bagaimana pekerjaan Anda telah
berubah. Anda tahu mengapa kebijakan pemerintah berubah. Tapi apa
hubungan perubahan dengan kurikulum? Pada dasarnya, perubahan adalah
melakukan sesuatu secara berbeda. Perubahan dihasilkan dari pengetahuan
baru. Namun demikian, kehadiran pengetahuan baru tidak cukup untuk
perubahan. Orang biasanya enggan untuk berubah karena mereka merasa
nyaman dengan apa yang mereka sedang lakukan. Jadi, untuk mengubah,
mereka harus menyadari kebutuhan untuk berubah. Orang sepertinya lebih
menyadari kebutuhan untuk berubah, jika mereka memahami perubahan
dan bagaimana cara kerjanya.. Setuju kan?
Kurt Lewin (1951), dianggap sebagai bapak psikologi sosial
menyarankan penjelasan model (lihat Gambar 1). Menurut dia, semua orang
dihadapkan dengan dua kekuatan yang saling bersaing.:
Daya Dorong (driving forces): Ini adalah kekuatan yang mengarahkan
atau mendorong Anda untuk melakukan sesuatu dan perubahan ke arah
tertentu. Daya ini cenderung untuk memulai sebuah perubahan dan
menjaga itu terus terjadi. Di tempat kerja, tekanan dari atasan Anda, insentif
keuangan dan persaingan untuk promosi mungkin dapat dijadikan contoh
untuk daya dorong ini.
Daya penahan (restraining force): Ini adalah kekuatan untuk menahan
atau mencegah Anda melakukan sesuatu dan perubahan. Di tempat kerja
5 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
sikap apatis, permusuhan, peralatan yang usang, adalah beberapa contoh
daya penahan ini.
Kesetimbangan: Ketika dua kekuatan (pendorong dan penahan)
memiliki kekuatan yang sama, status quo dipertahankan. Dengan kata lain,
tidak ada upaya menuju perubahan dan jadi Anda melakukan hal yang sama
seperti yang Anda lakukan sebelumnya.
Sebagai contoh, di lingkungan kampus, ketua jurusan atau ketua prodi
yang otokratis dan terus-menerus menekan bawahannya mungkin dapat
membawa perubahan dalam jangka pendek. Dengan kata lain, kekuatan
pendorong telah mengalahkan kekuatan penahan dan ketika hal ini terjadi,
perubahan dimulai. Selama kekuatan pendorong lebih kuat daripada
kekuatan penahan, perubahan akan terus berlanjut.. Metode yang digunakan
oleh ketua jurusan dapat menyebabkan peningkatan permusuhan dan
antagonisme dan yang nampak pada diri dosen, dosen menolak untuk
bekerja sama dan enggan untuk melakukan lebih dari yang diperlukan.
Dengan kata lain, daya penahan nampak lebih kuat dan perubahan perlahan
akan berhenti.
Lewin menekankan bahwa untuk membawa perubahan, lebih baik
mengurangi daya penahan daripada meningkatkan daya pendorong. Ini
disebut sebagai unfreezing dimana kekuatan-kekuatan penahan dikurangi
untuk merangsang peningkatan kekuatan pendorong. Misalnya, ketua
jurusan dapat mendorong lebih banyak diskusi dan pemecahan masalah
kelompok dalam upaya untuk menghilangkan permusuhan dan sikap apatis.
Jika ada kekhawatiran/ketakutan di kalangan dosen tentang hal yang mereka
tidak akan tahu-bagaimana menerapkan perubahan yang terbaik, akan lebih
baik jika mereka diberi pelatihan sebelum menerapkan ide-ide baru.
KESETIMBANGAN
DAYA PENDORONG DAYA PENAHAN
a. Regulasi pemerintah (UU No. 12/2012) a. Ketakutan atas apa yang tidak diketahui
b. Kebutuhan masyarakat b. Ancaman terhadap kekuasaan dan
kebiasaan
c. Perubahan teknologi –
pengetahuan/ketrampilan
c. Usang
d. Ledakan pengetahuan d. Nilai-nilai tradisional
e. Proses-proses administratif e. Keterbasasan sumberdaya
Gambar 1. Model Medan Daya (Kurt Lewin)
6 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
TES MANDIRI
1. Apa saja yang terlibat dalam implementasi kurikulum?
2. Bagaimana model Kurt Lewin menjelaskan tentang perubahan kurikulum?
4. Tipe-tipe Perubahan Kurikulum
Jika Anda bertanggung jawab untuk menerapkan kurikulum, penting
bagi Anda untuk memahami sifat perubahan. Memahami proses perubahan
merupakan proses yang menantang dan menarik.. Jika Anda tidak
memahami kompleksitas perubahan, Anda cenderung seperti
memperkenalkan gagasan-gagasan dan tindakan yang dapat
mengakibatkan kebingungan dan ketegangan di kampus. Perubahan
Kurikulum merupakan proses yang kompleks dan sulit serta membutuhkan
perencanaan yang matang, waktu yang cukup, pendanaan, dukungan dan
peluang untuk keterlibatan dosen. McNeil (1990) mengkategorikan
perubahan kurikulum sebagai berikut:
Substitusi: Satu unsur dapat diganti dengan yang lain dari yang sudah
ada. Sebagai contoh, menggantikan buku teks baru dengan buku teks
lama.
Alterasi: ini terjadi ketika perubahan diperkenalkan ke dalam bahan yang
sudah ada dengan harapan akan muncul sedikit perubahan, dan
dengan demikian akan mudah diadopsi. Misalnya, memperkenalkan
konten baru seperti soft skill yang diintegrasikan dalam materi ajar yang
lama, penggunaan bahan baru seperti Microsoft excel dan SPSS dalam
mata kuliah penelitian.
Pertubasi: Ini adalah perubahan yang mengganggu tapi dosen
menyesuaikan diri mereka dalam waktu yang cukup singkat. Misalnya,
ketua program studi melakukan perubahan jadwal atau jadwal yang
memungkinkan waktu mengajar lebih lama lagi.
Restrukturisasi: Ini adalah perubahan yang mengarah pada modifikasi
sistem secara keseluruhan. Misalnya, pengenalan kurikulum terpadu
(integrated curriculum) yang membutuhkan team teaching, atau
melibatkan masyarakat setempat dalam memutuskan apa yang akan
diajarkan.
Orientasi Nilai: Ini adalah pergeseran dalam orientasi nilai-nilai
fundamental dari personil kampus. Sebagai contoh, jika dosen yang
baru bergabung lebih menekankan pada pertumbuhan pribadi
mahasiswa dari pada prestasi akademik, maka orientasi nilai atau filosofi
dasar kampus berubah.
Perlu disadari bahwa perubahan kurikulum tertentu mungkin tidak
benar-benar cocok dan sesuai dengan lima kategori yang diberikan. Tetapi,
7 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
kategori ini cukup umum untuk membantu Anda merencanakan perubahan
dan mengatur sumber daya untuk membawa perubahan. Namun, Anda
harus menyadari bahwa perubahan tidak identik dengan perbaikan dan
Anda mungkin memutuskan bahwa perubahan tidak perlu dilakukan.
TES MANDIRI 2
1. Apa lima tipe perubahan kurikulum yang diungkap oleh McNeil. Beri contoh setiap
kategori selain apa yang tertulis dalam teks
2. Identifikasi tipe-tipe perubahan kurikulum lainnya yang Anda ketahui tetapi tidak cocok
dengan yang diberikan.
5. Penolakan terhadap perubahan
Seperti disebutkan sebelumnya, membawa perubahan bukanlah tugas
yang mudah. Ada banyak hambatan untuk keberhasilan
pengimplementasian kurikulum. Jika Anda diberi tugas melaksanakan
kurikulum, apakah itu pada sistem sekolah, perguruan tinggi, universitas atau
pusat pelatihan, Anda akan menemukan orang-orang yang menolak
perubahan. Membiarkan segala sesuatu seperti yang mereka lakukan
selama ini. Banyak orang berpikir bahwa lebih mudah untuk menjaga hal-
hal sebagaimana adanya. Kita sering mendengar orang berkata, "Jika tidak
rusak, mengapa memperbaikinya". Orang-orang senang dengan situasi saat
ini di lembaga mereka dan merasa bahwa perubahan yang disarankan tidak
akan memenuhi tujuan perguruan tinggi atau pusat pelatihan mereka.
Status quo cenderung dipertahankan ketika orang-orang yang
memperkenalkan perubahan itu sendiri tidak jelas maksudnya dan apa yang
dibutuhkan dari program baru. Untuk membuat keadaan menjadi lebih
buruk, pelaksanaan program ini tidak direncanakan dengan baik.
Dosen sebagai orang menerapkan kurikulum sering melihat perubahan
sebagai berarti lebih banyak pekerjaan. Disamping jadwal mereka yang
sudah kelebihan beban, tidak ada imbalan tambahan finansial untuk
tambahan pekerjaan mereka. Juga, mereka melihat program kurikulum baru
akan mengharuskan mereka untuk belajar keterampilan baru dan
kompetensi mengajar yang baru, dan ini berarti kembali menghadiri
pelatihan atau seminar. Dalam hal ini pun ditemukan bahwa dosen atau
praktisi cenderung menolak strategi pedagogis atau metode pengajaran
yang berbeda dari apa yang mereka sering gunakan. Mereka enggan untuk
mengubah atau memodifikasi strategi pembelajaran mereka saat ini dan
pemahaman praktisnya di kelas.
8 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
Mari kita cermati secara lebih rinci mengapa orang menolak perubahan.
Dengan mengetahui mengapa orang menolak perubahan, dimungkinkan
untuk merencanakan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi hambatan
dan meningkatkan penerimaan perubahan. Orang yang diberi tugas
mengimplementasikan kurikulum harus memahami bagaimana orang
bereaksi terhadap perubahan, dan bagaimana mendorong mereka untuk
menjadi reseptif/menerima terhadap perubahan. Berikut ini adalah alasan
utama mengapa orang menolak perubahan (Harvey, 1990; Woldring, 1999;
Lippitt, 1966).
I. Orang menolak karena mereka tidak mengerti - mereka tidak mengikuti
apa yang sedang diperkenalkan atau yang sedang berubah. Mereka
tidak mengerti kemana mereka akan pergi. Mereka harus mendapat
kejelasan seperti apa yang dituntut dari mereka.
Solusi alternatif:
Kuncinya adalah komunikasi. Anda harus menjelaskan kepada mereka
"Mengapa". Anda memiliki Jawaban untuk pertanyaan, Mengapa, Apa,
Kapan, Bagaimana dan Dimana. Ingat, efektivitas komunikasi bukanlah
'pesan terkirim' tapi dari pesan 'diterima'.
II. Orang-orang menolak karena kurangnya rasa memiliki - Individu tidak
akan menerima perubahan jika mereka menganggap hal itu datang dari
luar atau dikenakan pada mereka. Sayangnya, upaya reformasi
kurikulum kebanyakan diawali dari luar, regulasi UU No. 12 tahun 2012
dan Perpres No. 8 Tahun 2012 untuk tingkat nasional (kementerian)
atau tingkat perguruanan tinggi, sebagai contoh.
Solusi alternatif:
Anda harus meyakinkan para dosen bahwa meskipun berasal dari luar,
pandangan dan pendapat mereka telah dipertimbangkan pada tahap
perencanaan dan desain pengembangan kurikulum. Libatkan dosen
mengeksplorasi relevansi kurikulum baru dan memberi mereka
kebebasan untuk mengeksplorasi keterampilan baru yang dibutuhkan
untuk menerapkan kurikulum. Hal ini akan membuat mereka merasa
bahwa mereka adalah bagian penting dari proses implementasi
kurikulum.
III. Orang menolak jika mereka tidak memiliki kompetensi untuk mengatasi
perubahan - Adalah wajar bagi orang-orang untuk menolak jika mereka
tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi
perubahan. Tak seorang pun ingin diberitahu bahwa mereka tidak
kompeten. Ada kemungkinan bahwa pelaksanaan kurikulum baru
9 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
terburu-buru diterapkan atau karena keterbatasan anggaran, periode
pelatihan telah sangat berkurang dan dosen tidak cukup dilengkapi.
Solusi alternatif:
Waktu dan sumberdaya yang memadai harus dialokasikan untuk
pelatihan dosen yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum baru.
IV. Orang-orang menolak jika kurang insentif atau bermanfaat - Jika dosen
tidak yakin bahwa program baru akan membuat hal-hal yang lebih baik
bagi mahasiswa (dalam hasil belajar) atau diri mereka sendiri (seperti
pengakuan, penghormatan, atau penghargaan yang lebih besar),
mereka cenderung untuk menolak perubahan yang disarankan.
Solusi alternatif:
Pastikan bahwa dosen yang terlibat secara aktif dalam perubahan
kurikulum lebih dihargai. Penghargaannya tidak perlu uang, namun
upayakan mereka diberi pengakuan yang diperlukan.
V. Orang-orang menolak jika mereka tidak punya waktu untuk terlibat
dalam perubahan – Dosen memiliki kesulitan dalam menyeimbangkan
antara membawa perubahan yang menjadi tanggung jawab mereka
dan kenyamanan dalam melakukan apa yang biasa dilakukan saat ini.
Memfokuskan energi mereka pada kegiatan perubahan, dapat
mengarah pada resiko pengabaian tanggung jawab mereka saat ini.
Solusi alternatif: Ringankan beban kerja mereka sehingga mereka dapat
berpartisipasi dalam perubahan. Prioritas ulang pekerjaan mereka.
Jangan mengharapkan orang memiliki energi untuk berubah, ketika itu
berarti kegagalan bagi tugas-tugas yang menjadi bertanggung jawab
mereka.
TES MANDIRI 3
1. Mengapa orang menolak perubahan?
2. Ajukan alasan lain mengapa orang meniolak perubahan
10 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
7. Individu-individu yang Terlibat Dalam Implementasi Kurikulum
Menerapkan kurikulum membutuhkan keterlibatan banyak orang yang
berbeda. Masing-masing adalah 'pemain kunci' dalam proses perubahan.
Tanpa keterlibatan yang terkoordinasi dari orang-orang ini, pelaksanaan
program kurikulum akan menghadapi banyak masalah. Di antara para
pemain utama yang diidentifikasi adalah: dosen, mahasiswa, ketua
jurusan/ketua program studi, pejabat di perguruan tinggi ybs., pengembang
kurikulum, akademisi, orang tua, pejabat politik yang tertarik dan warga
negara. Dalam sistem terpusat, kurikulum nasional dikembangkan di tingkat
nasional dalam hal ini pendidikan tinggi dan diteruskan ke masing-masing
perguruanan tinggi untuk dilaksanakan.
6 .1 Dosen
Tanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalam proses
implementasi kurikulum adalah dosen. Dengan pengetahuan, pengalaman
dan kompetensi, dosen memegang peranan yang amat penting bagi setiap
upaya perbaikan kurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi
keyakinan sistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwa
dosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akan mendorong
pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang paling tahu tentang praktek
pembelajaran dan bertanggung jawab untuk memperkenalkan kurikulum di
dalam kelas.
Kunci untuk mendapatkan berkomitmen dosen untuk inovasi adalah
meningkatkan pengetahuan mereka tentang program ini. Hal ini berarti
dosen perlu dilatih dan lokakarya harus diselenggarakan demi
pengembangan profesional. Sayangnya, dalam proses implementasi
kurikulum tidak semua dosen akan mendapatkan manfaat dari paparan
tersebut. Terlalu banyak jumlah dosen, dan dana yang kurang mencukupi
untuk mencapai seluruh dosen. Pendekatan yang paling umum adalah
melakukan workshop satu hari yang diberikan oleh para ahli dengan metode
ceramah yang merupakan strategi pedagogis yang paling dominan. Diantara
faktor-faktor ekstrinsik yang dapat diidentifikasi sebagai pendorong
perubahan kurikulum adalah kecukupan sumber daya, waktu, etos kampus
dan dukungan profesional. Faktor intrinsik adalah; pengetahuan
profesional, kecukupan profesional dan minat profesional serta motivasi.
(Lihat tabel 1).
Oleh karena itu, pengembangan profesional dosen merupakan faktor
penting yang berkontribusi besar bagi keberhasilan implementasi kurikulum.
11 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K
Sejauh mana program pendidikan dosen diperlukan bagi dosen prospektif
untuk mempelajari pengembangan kurikulum? Jika mengajar bagi dosen
merupakan profesi, dan jika kesempatan pendidikan bagi peserta didik
benar-benar ingin ditingkatkan, tentu saja program pendidikan dosen yang
memadai harus mencakup pengembangan kurikulum (baik teori maupun
praktik pengembangan kurikulum).
Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum di
perguruan tinggi.
Faktor Deskripsi
Kecukupan sumberdaya Kecukupan peralatan, fasilitas dan sumber daya umum yang
diperlukan untuk menerapkan kurikulum baru
Waktu Waktu yang tersedia untuk menyiapkan dan menyampaikan