MODUL 1HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARANKEGIATAN BELAJAR 1Konsep Dan
Prinsip Belajar Dan Pembelajaran1. Belajar memiliki tiga atribut
pokok ialah:
a) Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas
pikiran dan perasaan.
b) Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut
kognitif, psikomotorik,
c) maupun afektif.
d) Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung
maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata
lain belajar terjadi di dalam interaksidengan lingkungan.
(lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
2. Supaya belajar terjadi secarta efektif perlu diperhatikan
beberapa prinsip antara lain:
a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar,
baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan
tujuan pembelajaran itu sendiri.
b. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran
erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa
terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri
dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
c. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran
dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran,
pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan
media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif
belajar.
d. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa
segera menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan
balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap
kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran
tersebut.
e. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki
perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan
melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing.
Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat
diperlukan.
3. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang
terdiri dari unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa,
dan guru.
Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada
tujuanVariabel Strategi Belajar Mengajar
KEGIATAN BELAJAR 2Perbedaan Pendekatan,Strategi,Metode Dan
Teknik Pembelajaran1. Pendekatan strtegi, metode dan teknik
pembelajaran pada hakikatnya tidak dapat di pisahkan. Ke empat
istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran
2. Pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
akan dan atau sedang di gunakan dapat di ketahui dari langkah
langkh pembelajaran yang telah tersusun atau sedang terjadi
3. Pendekatan epmbelajaran adalah cara umum dalam memandang
pembelajaran
4. Strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam
memanfaatkan segala sumber belajar yang di miliki dan yang dapat di
kerahkan untuk mencapai tujuan pembelajran yang telah di
tetapkan
5. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat
relatif umum yang sesuai sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu
6. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah langkah menggunakan
metode mengajar, yang sifat lebih opersional
7. Faktor faktor yang perlu di perhatikan dalam penentu teknik
pembelajaran diantaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru
ketersedian sarana dan waktu , srta kesiapan siswa
KEGIATAN BELAJAR 3faktor faktor penentu dalam pemilihan strategi
dan pembelajaran
1. faktor faktor yang perlu di pertimbangkan dalam dalam memilih
strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat
kesulitan materi pelajarn, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan
guru.
2. Gagne mengklasifikasi hasil hasil belajr atau tujuan
pembelajaran kedalam lima jenis tujuan beljar sebagai berikut.
a. Kterampilan intlektual dengan tahapan tahapannya :
1. Kemampuan membedakan ( diskriminasi )
2. Kemampuan mengenal konsep konkret
3. Kemampuan memahami konsep terdefinisi
4. Kemampuan meggunakan aturan, rumus hukum dalili prinsip
5. Kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai
aturan
a. Strategi kognitif yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara
cara memberikan perhatian , belajar mengingat dan berfikir
b. Informasi verbal yaitu menyimpan nama / label fakta, dan
pengetahuan dalam ingatan
c. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan kegiatan
kegiatan fisik
d. Sikap yaitu kemampuan menampilakn prilaku yang bermuatan
nilai nilai
3. Setiap jenis tujuan pembelajaran menurutperoses pembentukan
yang berbeda tujuan yang bersifat penguasaan pengetahuan menuntut
kegiatan pengkajian. Tujuan yang bersifat penguasaan keterampilan
menutut kegiatan berlatih. Sementara itu, tujuan yang bersifat
sikap dan nilai menuntut kegiatan penghayatan terhadap sikap dan
nilai yang di harapkan di kuasai.
4. Yang perlu di pertimbangkan dari faktor siswa di dalam
memilih strategi pembelajaran, antara lain :
a. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan dari
siswa lain
b. Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran
5. Faktor fasilitas, ruang dan waktu yang perlu di pertimbangkan
dalam memilih strategi pembeljaran ialah:
a. Jumlah karakteristis alat pembelajaran dan peraga
b. Jumlah karakteristik sumber pembelajaran ( bahan cetakan dan
lingkungkungan )
c. Ketersediaan ruangan yang di butuhkan
d. Jumlah waktu yang tersedia
6. Faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi
pembelajaran ialah kemampuan menguasai bahan pelajaran dan
kemampuan mempelajarkan siswa
KEGIATAN BELAJAR 4Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran1) Atas
dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
a. Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan
pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan,
ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa
sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi
Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep
konkret maupun konsep terdefinisi.
b. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan
pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut)
ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat
digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun
konsep terdefinisi.
Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
a. Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan
atau materi pelajaran diolah oleh guru. Siswa tinggal terima jadi
dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik guru yang mencari dan
mengolah bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya kepada
siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan
berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan
masalah.
b. Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau
materi pelajaran diolah oleh siswa.
Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru
sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan
bimbingan.Strategi Heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan
berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan
Strategi Heuristik diharapkan siswa bukan hanya paham dan mampu
melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap
positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka.
Strategi Heuristik terbagai atas Diskoperi dan Inkuiri
2) Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
a. Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah
siswa
b. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran
Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa.
Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah
satu mata pelajaran atau sejumlah
mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
3) Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
a. Strategi Klasikal
b. Strategi Kelompok Kecil
c. Strategi Individual.
4) Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa.
1. Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat
peraga.
2. Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak
dengan siswa, akan tetapi guru mewakilkan kepada media. Siswa
berinteraksi dengan media.
MODUL 2PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Dalam Modul ini, Anda akan mempelajari karakteristik belajar
siswa Sekolah Dasar. Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda
mampu :
a.menjelaskan pengertian belajar;
b.menjelaskan hakikat belajar;
c.mengidentifikasi karakteristik belajar di Sekolah Dasar;
d.menjelaskan tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar;
e.menjelaskan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.
Agar proses belajar efektif, guru harus memahami bahwa tugas dan
peranannya dalam mengajar harus berfungsi sebagai pembimbing,
fasilitator, dan nara sumber atau pemberi informasi. Proses belajar
bergantung pada pandangan guru terhadap makna belajar, karena semua
aktivitas siswa dalam belajar selalu berdasaran skenario yang
dikembangkan oleh guru. Pandangan guru terhadap belajar selalu
berkaitan dengan makna dan operasionalisasi tugas mengajar.
Pandangan mengajar yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan dan
hakikat belajar saat ini adalah bahwa mengajar merupakan suatu
proses membimbing, memberikan informasi dan mengatur lingkungan
sehingga terjadi proses belajar yang efektif.
Untuk membantu Anda mendapatkan semua kemampuan tersebut, dalam
modul ini akan disajikan pembahasan dan contoh mengenai :
a.pengertian belajar;
b.karakteristik belajar di Sekolah Dasar;
c.tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar;
d.kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.
KEGIATAN BELAJAR 1PENGERTIAN PELAJAR
Untuk mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan, guru
harus berupaya menerapkan kurikulum secara maksimal dan efektif.
Kegiatan yang paling menentukan dalam keberhasilan penerapan
kurikulum adalah proses pembelajaran atau kegiatan belajar. Belajar
merupakan suatu proses yang harus ditempuh siswa, tetapi esensi dan
hakikatnya harus dipahami oleh guru agar dalam pelaksanaannya guru
dapat mengelola dan membinmbing proses pembelajaran sesuai dengan
kaidah-kaidah belajar yang efektif. Di samping itu, guru akan dapat
menciptakan kondisi dan suasana belajar yang optimal dalam rangka
mendukung proses guna mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh
karena itu, guru perlu belajar memahami hakikat belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan ciri-ciri
perubahan yang disebabkan oleh belajar.
A.Pengertian Belajar
Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku (a change in
behavior). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa learning is
the process by which an activity or is changed through training
procedures (whether in the laboratory or in the natural
environment) as distinguished from changes by factors not
atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu
disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang
menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut
terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses
pengalaman (learning is experience), artinya belajar itu suatu
proses interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam
interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional
yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dimilikinya.
Contohnya adalah seseorang yang belajar badminton. Ia akan
melakukan latihan mengayunkan raket dengan cara memegang yang
benar, menepuk bola, backhand dan forehand yang merupakan
pengalaman belajar.
Pengalaman belajar lainnya meliputi :
1.Bagaimana cara-cara ia menentukan arah pukulan? Dalam hal ini
ia (yang dilatih) harus berpikir, berkonsentrasi, dan
memvisualisasikan diri ke dalam perbuatan dan mencobakannya ke
dalam bentuk latihan.
2.Bagaimana cara-cara ia belajar menerima kritikan atas
kesalahan-kesalahan yang dilakukannya? Ia akan mengontrol perasaan,
dan kemudian melakukan perbaikan-perbaikan sesuai isi kritik yang
diberikan padanya.
3.Bagaimana ia memperoleh pemahaman prinsip dan sikap yang
dibutuhkan? Ia akan mengalami peristiwa-peristiwa dalam situasi
yang tidak dapat diramalkan sebelumnya dan dari situ ia memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan (bersifat reaktif) yang
dibutuhkannya.
4.Bagaimana ia belajar membina kekkompakan dalam kelompok?
Tentunya ia akan berdiskusi dengan teman dan kelompoknya,
menempatkan posisi, melakukan tugas, dan tanggung jawab.
Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar
merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkat laku yang baru, secara keseluruhan sebagai
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
B.Hakikat Belajar
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning
to know, learning to do, learning to live together, dan learning to
be.
Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi
target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga
belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan
memahami substansi materi yang dipelajarinya.
Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi
target dalam belajar adalah proses melakukan atau proses berbuat.
Dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan, menyelesaikan
persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan,
pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama;
yang menjadi target dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan
untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam kelompok.
Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi
target belajar adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh
sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kemampuannya.
C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut dalam dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar
diri siswa (ekstern).
1.Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil
belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha,
motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan
siswa. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang
berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan
kecepatann belajar; yakni sangat cepat, sedang dan lambat. Demikian
pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan
penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara
perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat /
media.
2.Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar
diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana
kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan),
lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah
(termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran,
dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer
atau sutradara dalam kelas.
KEGIATAN BELAJAR 2KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DAN
TAHAPANPERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam
belajar, esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa
dalam upaya mengubah prilaku yang dilakukan secara sadar melalui
interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di sekolah
sangat dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam
melakukan proses belajar adalah pebelajar (siswa) itu sendiri.
Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai makhluk sosial
yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori
perkembangan setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai
dengan tingkat usianya. Artinya setiap proses belajar yang ditempuh
siswa harus berdasarkan pada fase perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan
rangkaian aktivitas siswa melalui pengalaman belajar (learning
experience) untuk membentuk perilaku siswa.
A.Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar
1.Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif,
keterampilan dan sikap. Pebelajar (siswa) sepenuhnya harus
melakukan upaya mengubah perilaku melalui pengalaman, latihan
maupun kegiatan-kegiatan lain yang dianggap efektif sebagai proses
untuk mengubah perilaku.
a.Teori Belajar
Ada beberapa belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan
dalam pelaksanaan proses belajar di Sekolah Dasar.
1)Teori Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia
memiliki sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati,
menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya yang dapat dilatih
dan didisplinkan. Proses belajar berpikir, mengamati dan mengingat
dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi a) belajar
mengidentifikasi ciri-ciri karakteristik suatu benda atau kejadian,
misalnya; menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri tumbuhan hijau. b)
menyebutkan kembali nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia.
Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki individu. Potensi-potensi yang
dimiliki individu dapat dikembangkan secara optimal melalui
kegiatan belajar.
2)Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang
biasa disebut S-R Bond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada
perubahan tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru yang
diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori
ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang membetuk
kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. Hukuman
(punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan
(reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward
L. Thorndike.
3)Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa.
Perubahan ini akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan.
Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif,
dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan
tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
4)Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh.
Oleh karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia
melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna dan hubungan.
Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematik, aktual dan
nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan datang).
Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving),
melakukan penyelidikan (inquiry), melakukan penemuan (discovery)
dan kajian (investigation).
Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan
bercampur, tidak murni satu per satu.
b.Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu
mengenal beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970).
Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu
:
1.Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat
membentuk perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk
sikap tertentu, tetapi respons yang ditimbulkan dapat bersifat
umum, tidak jelas bahkan emosional.
2.Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak
balas). Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang
dapat membentuk perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk
menghasilkan suatu tindak-balas (respons).
3.Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat
membentuk perilaku melalui beberapa stimulus-respons (S-R) yang
berangkai; dalam bahasa contohnya Ibu-Bapak, kampung-halaman.
Chaining contoh; dari pulang tugas mengajar, buka sepatu, menyimpan
tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
4.Verbal association learning (belajar melalui perkaitan
verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang
dapat membentuk perilaku melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini
bisa dimulai dari yang sederhana.
5.Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses
membeda-bedakan objek yang abstrak maupun konkret. Sesuatu yang
berkaitan dengan ruang, bentuk, peristiwa, gambar dan lambang.
6.Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui pemahaman
terhadap sesuatu benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu
kelompok. Yang dimaksud konsep itu sendiri adalah karakteristik,
atribut atau definisi sesuatu objek. Konsep yang konkret dapat
ditunjukkan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep
menurut definisi.
7.Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar
melalui aturan merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan
siswa supaya memahami aturan-aturan dan mampu menerapkannya.
Belajar melalui aturan berarti belajar melalui dalil-dalil,
rumus-rumus, dan ketentuan.
8.Problem solving learning (belajar melalui pemecahan
masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan
pemecahan masalah. Tipe belajar ini merupakan belajar yang dapat
membentuk siswa berpikir ilmiah dan kritis yang termasuk pada
belajar yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi.
c.Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah
dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan
kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu
perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa
yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk
perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komperhensif
sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh di
atas.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji
proses maupun hasil berdasarkan : 1) kemampuan membaca, mengamati
dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan; 2)
kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub)
pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau
didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan
mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan
melakukan kajian secara menyeluruh.
B.Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki
karakteristik tertentu, bersifat khas dan spesifik. Pada dasarnya
setiap siswa adalah individu yang berkembang. Perkembangan siswa
akan dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran sampai akhir
hayat. Dalam hal in pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan
memberikan kontribusi untuk membantu dan mengarahkan perkembangan
siswa supaya menjadi positif dan optimal. Setiap siswa memiliki
irama dan kecepatan perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat
individual.
Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6 12 tahun yang termasuk
pada perkembangan masa pertengahan (middle childhood) memiliki
fase-fase yang unik dalam perkembangannya yang menggambarkan
peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Tahapan
perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan
berikut.
1.Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi
badan, dan perkembangan motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar,
kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan terarah (refined motor
skills), tetapi berat badan siswa laki-laki lebih ramping daripada
siswa perempuan karena masa adolesen perempuan lebih cepat daripada
laki-laki.
2.Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah
terasa ada pemisahan kelompok jenis kelamin (separation of the
sexs) sehingga dalam pengelompokkan, siswa lebih senang berkelompok
berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut kriteria
pengelompokan belajar.
3.Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara
dinamis. Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa
mereka sudah mampu menggunakan bahasa yang halus dan kompleks.
4.Perkembangan Kognitif
Di Sekolah Dasar siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan
cara-cara belajar baik yang berorientasi pada peningkatan berpikir
logis maupun kemampuan manipulatif. Siswa dapat melihat beberapa
faktor dan mengkombinasikannya dengan berbagai cara untuk mecapai
hasil yang sama.
Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung
secara dinamis. Untuk menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam
fase konkret operasional pada siswa Sekolah Dasar, acuannya adalah
terbentuknya hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau
skema-skema.
Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan
memiliki kemampuan berpikir operasional konkret (concrete
operation) yang disebut sebagai masa performing operation.
5.Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar
adalah kemampuan bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang
dilakukan selalu berorientasi pada orang lain yang dianggap berbuat
baik. Bahkan siswa akan melakukan tindakan yang baik apabila orang
lain merasa senang.
6.Perkembangan Eksresif
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat
dari kegiatan ungkapan bermain dan kegiatan seni (art). Siswa
Sekolah Dasar sudah menyadari aturan dari suatu permainan, bahkan
siswa pada usia itu sudah mulai membina hobinya.
7.Aspek-aspek Intelegensi
Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265)
membedakan jenis intelegensi. Dalam kehidupan sehari-hari itu tidak
berfungsi dalam bentuk murni tetapi setiap individu memiliki
campuran yang unik dari ketujuh intelegensi tersebut. Aspek-aspek
intelegensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa.
Aspek intelegensi tersebut diantaranya adalah :
a.Intelegensi linguistik, yaitu suatu kemampuan untuk
menggunakan bahasa, termasuk kepekaan terhadap suara, ritme, makna
kata-kata, dan kegunaan fungsi-fungsi bahasa.
b.Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki
pola-pola, kategori, dan hubungan-hubungan dengan manipulasi
objek-objek atau simbol-simbol, dan kepekaan kemampuan berpikir
logis.
c.Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara
mental, memanipulasi bentuk dan objek; atau kemampuan mempersepsi
dunia ruang visual secara akurat dan melakukan transformasi
persepsi tersebut.
d.Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati,
mempertunjukkan atau mengubah musik termasuk kemampuan menghasilkan
dan mengekpresikan ritme nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
e.Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan untuk
menggunakan keterampilan motorik halus dan kasar dan halus dalam
olah raga seni dan produk-produk seni pertunjukan serta
keterampilan meliputi kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan
menangani objek-objek secara terampil.
f.Intelegensi intrapribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh
akses terhadap pemahaman perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri
sendiri, dan memahami kekuatan maupun kelemahan diri sendiri.
g.Intelegensi interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk
mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi
orang lain, serta memahami hubungan dengan orang lain.
8.Aspek Kebutuhan Siswa
Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas
juga perlu dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan materi apa yang akan dipelajari
siswa. Secara umum ada dua kebutuhan siswa : 1) psiko-biologis yang
dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan dan masalahnya;
2) sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat,
biasanya menurut pandangan orang dewasa.
KEGIATAN BELAJAR 3KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
DASAR
Topik ini akan membahas tentang karakteristik pembelajaran di
Sekolah Dasar yang merupakan topik lanjutan dari karakteristik
proses belajar dan fase-fase perkembangan di Sekolah Dasar. Topik
ini menyajikan ciri-ciri beberapa pembelajaran di Sekolah Dasar
sebagai gambaran aplikasi pembelajaran di Sekolah Dasar.
Apabila Anda merasa telah menguasai karakteristik proses belajar
dan tahapan perkembangan di Sekolah Dasar selanjutnya Anda perlu
mempelajari karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar.
Secara umum karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar adalah
:
1.Kelas 1 dan kelas 2 Sekolah Dasar berorientasi pada
pembelajaran fakta, lebih bersifat konkret atau kejadian-kejadian
yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam kurikulum 2004
pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik.
2.Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang
dapat diperoleh dari fakta atau dari kejadian-kejadian yang
konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan 2.
3.Kelas 4, 5, dan 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa
dihadapkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip
penerapannya.
A.Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana
pelajaran (silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran
konkret lebih sesuai diberikan pada siswa kelas rendah (kelas 1, 2,
3) di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran ini harus dirancang oleh
guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan
sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses
belajar di Sekolah Dasar, diantaranya adalah ceramah, tanya jawab,
latihan atau drill, belajar kelompok, observasi atau pengamatan.
Penggunaan atau pemilihan strategi belajar harus mempertimbangkan
variabel-variabel yang terlibat dalam suatu proses
belajar-mengajar.
Dalam pengembangan kreativitas siswa proses pembelajaran
diarahkan supaya siswa melakukan kegiatan kreativitas yang sesuai
dengan tingkat perkembangannya, misalnya memecahkan permasalahan
melalui permainan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa contoh
kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa Sekolah Dasar di kelas
rendah.
1.Menggolongkan peran anggota keluarga.
2.Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, sekolah dan di
lingkungan.
3.Menggunakan kosa kata geografi untuk menceritakan tentang
tempat.
4.Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui
jual beli barang dan menabung.
5.Menceritakan masa kecilnya melalui bantuan foto maupun dari
cerita orangtuanya.
6.Melakukan mekanika tubuh yang baik dalam duduk, berdiri dan
berjalan.
7.Melakukan latihan dalam meningkatkan kualitas
fisik-motorik.
8.Memperagakan rangkaian gerak (ritmik) dengan musik.
9.Mengeskpresikan gagasan imajinasi unsur bunyi dan gerak
melalui kegiatan eksplorasi dalam bernyanyi dan menari.
10.Mengeskpresikan gagasan artistik melalui kegiatan bernyanyi
dan menari.
11.Mengkomunikasikan gagasan dengan satu kalimat.
12.Mengkomunikasikan gagasan sederhana dengan lisan dan
tertulis. Membaca nyaring / bersuara teks sederhana + 300 kata.
13.Menulis dengan jelas dan rapi kalimat yang didiktekan dengan
menggunakan huruf lepas dan tegak bersambung.
14.Menulis karangan pendek seperti slogan dan surat undangan,
menulis menggunakan atau disertai label, dan menulis petunjuk
sesuatu permainan.
15.Menerapkan EYD dalam menulis dan menggunakan huruf kapital
untuk nama suku bangsa, nama bahasa, dan judul karangan. Menulis
tanda titik untuk memisahkan angka, jam, menit, detik.
16.Menyimak dan menceritakan kembali ragam teks sederhana;
mendeklamasikan / melagukan pantun, puisi, syair dan membaca cerita
atau buku.
17.Mengaplikasikan konsep atau alogaritma dalam pengerjaan
pernjumlahan dan pengurangan.
18.Mengaplikasikan konsep atau alogaritma dama pengerjaan
bilangan.
19.Mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol atau
diagram.
20.Membuat dan menafsirkan model matematika dari masalah
bilangan pengukuran atau bentuk geometri.
21.Menentukan pola sifat atau pola bangun menurut bentuk atau
unsurnya.
22.Membilang dan menyebutkan banyak benda, mengingat penjumlahan
dan pengurangan.
23.Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian dan hubungannya.
B.Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi
Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6)
adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan
sistematis untuk membelajarkan siswa tentang konsep dan
generalisasi sehingga penerapannya (menyelesaikan soal,
menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan,
melipat dan membagi).
Di bawah ini ada beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat
dilakukan siswa di kelas tinggi Sekolah Dasar.
1.Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku di keluarga.
2.Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
3.Menyajikan hubungan antara sumber daya alam dengan kegiatan
ekonomi setempat.
4.Melakukan diskusi kelompok tentang jual-beli.
5.Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah.
6.Melakukan latihan untuk meningkatkan kualitas
fisik-motorik.
7.Memperagakan berbagai keterampilan yang dihubungkan dengan
keselamatan diri.
8.Memperagakan rangkaian gerak dengan alat musik.
9.Melakukan kegiatan penjelajahan ke perkampungan di sekitar
sekolah.
10.Mencoba mengubah pola gerak dari irama dalam rangkaian
variasi gerak.
11.Mendesain model konstruksi.
12.Mencari, menemukan, memilih informasi dari lingkungan sekitar
sekolah.
13.Membaca dan menghafal surat-surat pendek dan
mengartikannya.
14.Mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting dari uraian
pembicara (pidato atau dakwah).
15.Membaca dalam hati (secara intensif) teks pendek 3-4
paragraf.
16.Mendengarkan secara apresiatif.
17.Mengaplikasikan konsep alogaritma atau manipulasi matematika
dalam pengerjaan bilangan (termasuk negatif dan pecahan) pengukuran
geometri.
18.Melakukan operasi hitung campuran (bilangan bulat
pecahan).
19.Melakukan penyelidikan dengan menetukan variabel dan cara
pengendaliannya.
20.Mengumpulkan bukti perkembangbiakan makhluk hidup.
21.Menyelidiki hubungan antara ciri makhluk hidup dan lingkungan
hidup.
22.Mendesain dan melakukan percobaan untuk menyelidiki antara
hubungan gaya dan gerak.
23.Menyelidiki pengaruh gaya magnet.