Top Banner
MODUL 1 PRINSIP DASAR PERBANKAN SYARIAH Sanabil Consulting
46

Modul 1

Jul 04, 2015

Download

Education

yasirafandy

prinsip dasar perbankan islam
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul   1

MODUL 1

PRINSIP DASAR

PERBANKAN SYARIAH

Sanabil Consulting

Page 2: Modul   1

Sanabil Consulting

H. Nur S Buchori, SE.,SPd.,M.SiLahir di Jakarta 31 Januari 1966. Memperoleh Gelar Magister

Saint dalam bidang Ekonomi Kependudukan dan Ketenagaan Kerja

dari Universitas Indonesia. Gelar Sarjana Pendidikan dalam

bidang Ekonomi Akuntansi dari Universitas Negeri Jakarta dan

Gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Manajemen diperoleh dari

Universitas Terbuka. Sertifikasi Profesi Direktur BPRS diperoleh

dari LSP CERTIF dan Sertifikasi Profesi Dosen Profesional dalam

bidang Perbankan Syariah diperolehnya dari Kementrian Agama RI

Aktifitas saat ini sebagai Dosen Perbankan Syariah STEI SEBI, Depok. Dosesn

Fakultas Agama Islam UNISMA 45 Bekasi dan Dosen Hukum Ekonomi Syariah STAI

AGUS SALIM Cikarang dan dipercaya sebagai Direktur Utama PT. Sanabil Consulting.

Disamping itu aktif sebagai peneliti dan penulis buku-buku Keuangan Mikro Syariah

serta aktif sebagai trainer dan nara sumber pada Perguruan Tinggi, Media Masa dan

Stasiun TV lokal di kota-kota di Indonesia. Disamping Aktif juga dalam organisasi

profesi Ikatan Ahli Ekonomi Islam Komisariat STEI SEBI dan sebagai Dewan Pembina

Pesantren Entrepreneur Indonesia, Pembina BIEF (Bekasi Islamic Economic Forum),

FOREKS (Forum Ekonomi Islam) FAI UNISMA dan FILE’S (Forum Islamic Law of

Economic Studies) Cikarang Bekasi.

Pengalaman profesinya telah 20 tahun berkecimpung dalam dibidang Keuangan Mikro

Syariah sebagai Direktur BMT As Syaamil, Manager Operasional KOSINDO, Direktur

Utama BPRS Saleh Artha, Direktur Utama BPRS Pemda Kota Bekasi, Direktur Training

SEBI Consulting.

Page 3: Modul   1

Aqidah

Syariah

Akhlak

Islam

Iman, kafir, munafik, murtad, musyrik

Wajib, sunnah, mubah/halal, makruh, haram

Ihsan, ahsan, istihsan

Sanabil Consulting

Page 4: Modul   1

Syariah

Fiqih

Qur’an & Hadist

Penafsiran ulama atas

Qur’an & Hadist

Dipengaruhi oleh

waktu & tempat The nature of fiqh is “ beda pendapat

“Ikhtilafu ummati rahmah”

(perbedaan pendapat umatku adalah

rahmat – Al Hadist)

Sanabil Consulting

Page 5: Modul   1

Sanabil Consulting

Hukum Asal

MuamalatIbadah

Semua tidak boleh

kecuali yang telah

ada ketentuannya

Semua boleh

kecuali ada

larangannya

Page 6: Modul   1

Sanabil Consulting

Teori Gradasi dalam

Hukum Islam

Haram Wajib Mubah / HalalMakruh Sunnah

Syubhat

Sebaiknya dihindari

Page 7: Modul   1

Sanabil Consulting

HARAM

Haram zatnya

1. Tadlis

2. Taghrir (Gharar)

3. Riba

4. Manipulasi Pasar :

1. Ikhtikar

2. Bay’Najasy

Haram Selain zatnya

1. Babi

2. Khamr

3. Bangkai

4. Darah

Page 8: Modul   1

Sanabil Consulting

Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak

(sama-sama ridha). Mereka harus mempunyai informasi yang sama (complete information)

sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi/ditipu karena ada sesuatu yang unknown to one

party (keadaan di mana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain,

ini merupakan asymmetric information).

Unknown to one party dalam bahasa fikihnya disebut tadlis (penipuan), dan dapat terjadi dalam 4

(empat) hal, yakni dalam:

1. Kuantitas;

2. Kualitas;

3. Harga; dan

4. Waktu Penyerahan

TADLIS ( Penipuan )

Page 9: Modul   1

Sanabil Consulting

Contoh TADLIS ( Penipuan )

Kuantitas

Kualitas

Harga

Waktu

Mengurangi takaran

Menyembunyikan cacatnya barang

Memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga

pasar

Menyanggupi delivery-time yang disadari tidak akan

sanggup memenuhinya

Page 10: Modul   1

Sanabil Consulting

TAGHRIR ( Ketidakpastian )

Definisi :

Transaksi pertukaran yang mengandung ketidakpastian bagi kedua pihak (uncertainty to both

parties ).

Uncertainty to both parties dalam bahasa fikihnya disebut taghrir (ketidakpastian), dan dapat

terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni dalam:

1. Kuantitas;

2. Kualitas;

3. Harga; dan

4. Waktu Penyerahan

Page 11: Modul   1

Sanabil Consulting

Taghrir ini terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya

bersifat pasti (certain) menjadi tidak pasti (uncertain).

Taghrir

Certainty

(Pasti)

Uncertainty

(Tidak Pasti)

Page 12: Modul   1

Sanabil Consulting

BAY „NAJASY ( Manipulasi demand)

Definisi :

Upaya mengambil keuntungan diatas

keuntungan normal dengan menciptakan

permintaan palsu.

Harga

Saham X

Jumlah SahamO

D0

DF

Penawaran

Saham

Q0 QF

PF

P0

Titik

keseimbangan

pasar

Titik

keseimbangan

pasar krn

manipulasi

demand

Page 13: Modul   1

Sanabil Consulting

IKHTIKAR ( Manipulasi Supply )

Definisi :

Upaya mengambil

keuntungan diatas

keuntungan normal dengan

menjual lebih sedikit untuk

harga yang lebih tinggi.

O

MR

AR=D

Qm

PmX

YZ

Pi A

BC

D

Qi

Q

P

MC=S

AC

Page 14: Modul   1

KERANGKA DASAR BANK SYARIAH

Sanabil Consulting

Page 15: Modul   1

Sanabil Consulting

Fondasi Dasar: Aqidah

Aqidah adalah suatu ideologi samawi yang membentukparadigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh Allah YangMaha Esa sebagai sarana hidup bagi seluruh umat manusia untukmencapai kesejahteraan secara material dan spiritual. Dalamkonsep aqidah, setiap aktivitas umat manusia memiliki nilaiilahiah yang menempatkan perangkat syariah sebagai parameterkesesuaian antara aktivitas usaha dengan prinsip-prinsip syariah.Aqidah yang baik diharapkan akan membentuk inner beauty yangakan membantu terbentuknya good governance dan marketdiscipline yang baik.

Page 16: Modul   1

Sanabil Consulting

Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengaturaktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baikyang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan Tuhanmaupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk. Prinsipsyariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah akanmengikat secara hukum bagi semua pelaku dan stakeholderperbankan syariah. Akhlak merupakan norma dan etika yangberisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama makhluk agarhubungan tersebut menjadi saling mengingatkan, sinergis danharmonis. Adapun interpretasi syariah dan akhlak didasari olehkonsep aqidah yang baik.

Fondasi Pendukung Pertama: Syariah dan Akhlak

Page 17: Modul   1

Sanabil Consulting

Ukhuwah adalah prinsip persaudaraan dalam menata interaksi sosial yang diarahkan pada harmonisasi kepentingan individu dengan tujuan kemanfaatan secara umum dengan semangat saling tolong menolong. Ukhuwah dalam aktivitas ekonomi dilakukan melalui proses ta’aruf (saling mengenali), tafahum (saling memahami), ta’awun (saling menolong), takaful (saling menjamin) dan tahaluf (saling beraliansi).

Fondasi Pendukung Kedua: Ukhuwah

Page 18: Modul   1

Sanabil Consulting

Keadilan dalam Islam adalah menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya. Implementasi keadilan dalam aktivitas ekonomi berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur: Riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah

maupun fadhl)

Dzulm (unsur kezaliman yang merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan)

Maysir (unsur judi dan sikap untung-untungan)

Gharar (unsur ketidakjelasan)

Haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional)

Pilar Pertama: Keadilan (A‟dalah)

Page 19: Modul   1

Sanabil Consulting

Hakekat kemaslahatan dalam Islam adalah segala bentuk kebaikan danmanfaat yang berdimensi integral duniawi dan ukhrawi, material danspiritual, serta individual dan kolektif. Sesuatu dipandang Islambermaslahat jika memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah (halalan)dan bermanfaat serta membawa kebaikan (thayiban) bagi semua aspeksecara integral yang tidak menimbulkan mudharat dan merugikan padasalah satu aspek.

Secara luas, maslahat ditujukan pada pemenuhan visi kemaslahatan yangtercakup dalam maqasid syariah yang terdiri dari konsep perlindunganterhadap keimanan dan ketakwaan (dien), keturunan (nasl), jiwa dankeselamatan (nafs), harta benda (maal) dan rasionalitas (‘aql). Setiapkegiatan yang dilakukan oleh perbankan syariah harus memenuhi unsur-unsur yang telah ditetapkan dalam maqasid syariah secara terintegrasi.

Pilar Kedua: Kemaslahatan (Maslahah)

Page 20: Modul   1

Sanabil Consulting

Konsep syariah menempatkan aspek keseimbangan sebagai salahsatu dasar dalam pembangunan sistem ekonomi. Konsepkeseimbangan dalam konsep syariah meliputi berbagai segi yangantara lain meliputi keseimbangan: pembangunan material danspiritual; pengembangan sektor keuangan dan sektor riil; bisnisdan sosial; dan, eksploitasi dan konservasi. Pembangunanekonomi syariah tidak hanya ditujukan untuk pengembangansektor-sektor korporasi namun juga pengembangan sektor usahakecil dan mikro yang terkadang luput dari upaya-upayapengembangan sektor ekonomi secara keseluruhan.

Pilar Ke Tiga: Keseimbangan (Tawazun)

Page 21: Modul   1

Sanabil Consulting

1. SALING RIDHA (‘AN TARADHIN)

2. HALAL-THAYYIB (HALALAN THAYYIBAN)

3. BEBAS RIBA DAN EKSPLOITASI (DZULM)

4. BEBAS MANIPULASI (GHOROR)

5. SALING MENGUNTUNGKAN (TA’AWUN)

6. TIDAK MEMBAHAYAKAN (MUDHARAT)

7. DILARANG SPEKULASI (MAYSIR)

8. DILARANG MONOPOLI & MENIMBUN (IHTIKAR)

PRINSIP DASAR UMUM

TRANSAKSI SYARIAH (MUAMALAH)

Page 22: Modul   1

Sanabil Consulting

Shiddiq : kejujuran, akurasi, akuntabilitas.

Istiqamah : konsistensi, komitmen dan loyalitas.

Tabligh : transparansi, kontrol, edukatif,

komunikatif.

Amanah : kepercayaan, integritas, reputasi,

kredibilitas.

Fathanah : profesional, kompeten, kreatif, inovatif.

Ri'ayah : solidaritas, empati, kepedulian,

awareness.

Mas'uliyah : responsibilitas.

Adil : tidak eksploitatif, win-win solution

Page 23: Modul   1

Sanabil Consulting

Riba

Dalam ilmu fikih, dikenal 3 (tiga) jenis riba, yaitu:

Riba Fadl

Riba Nasiah

Riba Jahiliyah

Page 24: Modul   1

Sanabil Consulting

Riba Fadl

Upaya mengambil keuntungan dari pertukaran barang

sejenis yang secara kasat mata sama kualitasnya.

Contoh barang tersebut :

Emas

Perak

Gandum baik

Gandum Buruk

Kurma

Garam

Page 25: Modul   1

Sanabil Consulting

Riba Fadl

Timbul akibat pertukaran barang sejenis yang secara kasat mata sama

kualitasnya tidak memenuhi kriteria:

sama kualitasnya (mistlan bi mistlin),

sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in),

sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).

Bagaimana dengan pertukaran valas? Karena kualitasnya (daya

beli) berbeda maka sawa-an bi sawa-in tidak berlaku namun yadan

bi yadin tetap berlaku.

Page 26: Modul   1

Sanabil Consulting

Riba Nasi’ah disebut juga Riba Abbas yaitu upaya mengambil

keuntungan dari percampuran sumberdaya (kerjasama bisnis) yang

tidak memenuhi prinsip:

untung muncul bersama resiko (al ghunmu bil ghurmi)

hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman) atau

risk & return relationship

Riba Nasi‟ah

Page 27: Modul   1

Sanabil Consulting

Riba Nasi‟ah

Possible Outcomes :

Profit

No profit

Loss

Business / Investment

Enforced outcome :

Profit

Kerjasama bisnis meminta keuntungan pasti

Page 28: Modul   1

Sanabil Consulting

Jenis Riba ini juga sering terjadi karena adanya perubahan dari natural uncertainty

contract menjadi natural certainty contract.

Natural Uncertainty

Contract

Natural Certainty

Contract

Riba Nasia‟ah

Riba Nasi‟ah

Page 29: Modul   1

Sanabil Consulting

Riba Jahiliyah adalah upaya mengambil keuntungan dari akad yang bersifat non-profit.

Riba Jahiliyah dilarang karena terjadi pelanggaran kaedah.

“Kullu Qardin Jarra Manfa‟ah Fahuwa Riba”

(setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba).

Memberi pinjaman adalah transaksi kebaikan (tabarru’), sedangkan meminta

kompensasi adalah transaksi bisnis (tijarah). Jadi, transaksi yang dari semula diniatkan

sebagai transaksi kebaikan tidak boleh dirubah menjadi transaksi yang bermotif bisnis.

Riba Jahiliyah

Yang termasuk akad non-profit :

meminjamkan harta

meminjamkan tenaga

memberi harta

Page 30: Modul   1

Sanabil Consulting

Tabbaru‟

Contract

Keuntungan

Dilarang karena merubah

kontrak tabarru menjadi

kontrak tijarah

Tijarah

Contract

Keuntungan

Riba Jahiliyah

Diperbolehkan karena hakekat dari

kontrak tijarah adalah memperoleh

keuntungan

Riba Jahiliyah

OK

Page 31: Modul   1

Sanabil Consulting

Riba Jahiliyah

Possible Outcomes :

No profit (no loss)

Loss

Meminjamkan harta

Manipulated outcome :

Profit

Meminjamkan onta umur 1 tahun selama 4 bulan. Ketika jatuh tempo,

memberi tambahan waktu 4 bulan lagi dengan kembalian onta umur 2

tahun.

Page 32: Modul   1

Sanabil Consulting

Rangkuman

Riba

Tipe Faktor PenyebabCara Menghilangkan Faktor Penyebab

Riba FadlGharar (uncertain to both parties)

Kedua belah pihak harus memastikan faktor- -faktor berikut ini:

1. Kuantitas2. Kualitas3. Harga4. Waktu Penyerahan

Riba Nasi‟ah

Al ghunmu bi la ghurmi, al kharaj bi la dhaman (return

muncul bersama resiko,

Pendapatan muncul

bersama biaya)

Kedua belah pihak membuat kontrakyang merinci hak dan kewajiban masing -masing untuk menjamin tidak adanya pihak manapun yang mendapatkan return tanpa menanggung resiko, atau menikmati pendapatan tanpa menanggung

biaya.

Riba Jahiliyah

Kullu qardin jarra manfa’ah fahuwa riba (memberi pinjaman sukarela secara komersil, karena setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba)

1. Jangan mengambil manfaat apapun dari akad/transaksi kebaikan (tabarru);

2. Kalaupun ingin mengambil manfaat, maka gunakanlah akad

bisnis ( tijarah ), bukan akad kebaikan (tabarru ).

Page 33: Modul   1

Sanabil Consulting

PerbedaanAntara Bunga dan Bagi Hasil

Penentuan besarnya rasio bagi hasil

dibuat pada waktu akad dengan

berpedoman pada kemungkinan

untung rugi.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

pada jumlah keuntungan yang

diperoleh

Bagi hasil tergantung pada

keuntungan proyek yang dijalankan

sekiranya itu tidak mendapatkan

keuntungan maka kerugian akan

ditanggung bersama oleh kedua belah

pihak.

Jumlah pembagian laba meningkat

sesuai dengan peningkatan jumlah

pendapatan.

Tidak ada yang meragukankeuntungan bagi hasil.

Penentuan tingkat suku bunga

dibuat pada waktu akad dengan

pedoman harus selalu untung

Besarnya prosentase berdasarkan

pada jumlah uang (modal) yang

dipinjamkan.

Pembayaran bunga tetap seperti

yang dijanjikan tanpa pertimbangan

apakah proyek yang dijalankan oleh

pihak nasabah untung atau rugi.

Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat sekalipun jumlah

keuntungan berlipat atau keadaan

ekonomi sedang “booming”.

Eksistensi bunga diragukan (kalau

tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam.

Page 34: Modul   1

Sanabil Consulting

1. Dalam keadaan-keadaan darurat bunga halal hukumnya2. Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun suku bunga yang wajar

dan tidak menzalimi diperkenankan3. Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas hilangnya kesempatan

untuk memperoleh keuntungan dari pengolahan dana tersebut4. Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan bunganya dilarang

adapun yang produktif tidak demikian5. Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-barang lainnya oleh

karena itu dapat disewakan dan diambil upah atasnya6. Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusutnya

nilai uang7. Bunga diberikan atas dasar abstinence8. Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang

sama pada suatu masa nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk mengimbangipenurunan nilai ini

9. Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) sebagai lembagahukum tidak termasuk terkenai teritorial hukum taklif

9 Alasan & Bantahan

Yang Mengatakan Interest (Bunga)Bukan Riba

Page 35: Modul   1

Sanabil Consulting

Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba pada

zahirnya menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu

perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT :

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah pada sisi

Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan

untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah

orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)” (QS. Ar Rum : 39).

444Tahapan

Pelarangan Riba

Dalam Al Quran

TahapanTahapan

Pelarangan RibaPelarangan Riba

DalamDalam AlAl Quran Quran

Page 36: Modul   1

Sanabil Consulting

Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk dan balasan yang

keras kepada orangYahudi yang memakan riba.

Firman Allah SWT. :

“Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas

mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi

mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,

dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah

dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan

yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara

mereka itu siksa yang pedih” (QS. An-Nisa: 160-161).

Page 37: Modul   1

Sanabil Consulting

Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu

tambahan yang berlipat ganda.

Allah SWT. Berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan” (QS. Ali Imran:130).

Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan demikian

disebabkan riba jenis tersebut adalah suatu yang banyak berlaku

pada masa itu.

Page 38: Modul   1

Sanabil Consulting

Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah SWT. Yang dengan

jelas sekali mengharamkan sebarang jenis tambahan yang diambil

daripada pinjaman.

Firman Allah SWT. :

“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang

beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka

ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu

bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak

menganiaya dan tidak pula dianiaya”

(QS. Al Baqarah: 278-279)

Page 39: Modul   1

Sanabil Consulting

Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan berarti

(tantangan untuk) perang.

Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada

Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak menuntut

hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum kedatangan Islam) dari

Bani Mughirah.

Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti akan

menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba, oleh

karena itu, hutang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok)

kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami

ketidakadilan.

Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada 9

Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.

Larangan Riba

Dalam HaditsLarangan RibaLarangan Riba

Dalam Dalam HaditsHadits

Page 40: Modul   1

Sanabil Consulting

Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku ke

tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu sungai darah, di

mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut

berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya. Laki-laki yang di

tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-laki yang di pinggir

sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan memaksanya kembali ke

tempat asal. Aku bertanya, “Siapakah itu ?”, Aku diberitahu, bahwa laki-

laki yang ditengah sungai itu ialah orang yang memakan riba”.

(HR.Bukhari)

Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba,

orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua orang

saksinya, kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama”.

(HR.Muslim).

Page 41: Modul   1

Sanabil Consulting

Dewan Studi Islam AlAzhar, Cairo

Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang diharamkan.(Konferensi DSI AlAzhar, Muharram 1385 H/ Mei 1965 M)

Rabithah Alam Islamy

Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensionaladalah riba yang diharamkan. (Keputusan No. 6 Sidang ke 9, Mekkah 12-19 Rajab 1406 H)

Majma’ Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam

Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo dan nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula tambahan (atau bunga) atas pinjaman dari permulaanperjanjian adalah dua gambaran dari riba yang diharamkansecara syariah (Keputusan No. 10 Majelis Majma’ Fiqih Islamy, Koneferensi OKI ke II, 22-28 Desembeer 1985)

FATWA ULAMA DAN LEMBAGA FATWA INTERNASIONAL TENTANG BUNGA

Page 42: Modul   1

Sanabil Consulting

Nahdhatul Ulama

Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan riba, sebagian lain mengatakan tidak sama dan sebagian lain mengatakan syubhat.

Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank Islam NU dengan sistemtanpa bunga (Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung, 1992)

Muhammadiyah

Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik nagara kepada nasabahnya

atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara

“mustasyabihat.”

Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan

terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga

perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam (Lajnah Tarjih Sidoarjo, 1968)

Majelis Ulama Indonesia

Kelanjutan dari fatwa Lokakarya Alim Ulama, Cisarua 1991, pada lokakarya MUI 2003

dihasilkan fatwa bulat tentang keharaman bunga

PANDANGAN ULAMA INDONESIA TENTANG BUNGA BANK

Page 43: Modul   1

Sanabil Consulting

Plato (427-347 SM):

Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan

tidak puas dalam masyarakat.

Bunga merupakan alat golongan kaya untuk

mengeksploitasi golongan miskin

Aristoteles (384-322 SM):

Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium

of exchange) bukan alat menghasilkan tambahan

melalui bunga

PENOLAKAN SEJARAH & AGAMA-AGAMA

TERHADAP KONSEP RIBA

YUNANI KUNO

Page 44: Modul   1

Sanabil Consulting

Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25

“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlakusebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankanbunga terhadapnya.”

Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19

“Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baikuang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapatdibungakan.”

Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7

“Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramubisa hidup diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmukepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlahkau berikan dengan meminta riba.”

YAHUDI

Page 45: Modul   1

Sanabil Consulting

“Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karenakamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakahjasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orangberdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapikasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka danpinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmuakan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang MahaTinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahuberterimakasih dan terhadap orang-orang jahat” (Lukas 6:34-35

Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai tanggapan

dan tafsiran tentang boleh tidaknya melakukan praktek

pembungaan. Pandangan para sarjana Kristen terhadap praktek

pembungaan terbagi pada tiga periode, yaitu

Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):

Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV):

Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun 1836):

KRISTEN

Page 46: Modul   1

Sanabil Consulting

Simpanan

Equity

Financing

/PLS

•Mudharabah

•Musyarakah

Nasabah Deposan

- Giro wadiah -

Tabungan

mudharabah

Bank Syariah

Pemilik Bank

•Murabahah

•Salam

•Isthisna

•Ijarah

Pinjaman kebajikan

bagi

hasil &

bonus

bagi

hasil

Modal

Debt

Financing

(Jual beli)

bagi

hasilprofit

margin

Zakat

Qardhul

Hasan

Fee

SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH