MASTER PLAN PERENCANAAN BIAYA SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
TERPADU
PERENCANAAN BIAYA PENGELOLAAN SAMPAH1. PENDAHULUANDari hasil
kajian data Adipura pengelolaan sampah di kota-kota di Indonesia
sebagian besar kendala-kendala yang dihadapi oleh masing-masing
kota selain aspek teknis operasional; aspek hukum dan peraturan;
aspek organisasi kelembagaan; aspek peran serta masyarakat; aspek
lingkungan; aspek ekonomi dan finance mempunyai peranan yang sangat
besar, karena menyangkut motor penggerak yang yang akan membiayai
dan mencarikan sumber dana untuk semua kegiatan yang menyangkut
kegiatan pengelolaan sampah terpadu mulai dari sumber sampah,
pemindahan, pengangkutan, pengolahan sampai ke pengelolaan tempat
pembuangan sampah akhir (TPA).Data terakhir dari hasil analisa
Adipuran menunjukkan besarnya budget untuk pengelolaan sampah per
orang per tahun dan proporsi besarnya dana untuk pengelolaan sampah
terhadap keseluruhan anggaran yang ada untuk klasifikasi kota
Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota Kecil, seperti pada
Tabel berikut:No.Kategori kotaAnggaranSampah perKapita
(Rp./org)Timbulan Sampah perkapitaL/org/hrAnggaranSampah per
tahunAPBD (%)
1 Metropolitan12.650,902,813,65
2. Besar13.428,792,772,18
3. Sedang12.711,722,471,07
4. Kecil19.578,002,170,59
Rata-rata 15.469,05 2,39 1,39
Pada tabel ini terlihat besarnya dana/budged yang diperuntukkan
untuk pengelolaan sampah terpadu. Rata-rata prosentase anggaran
hanya sebesar 1,39% dari total budged perkotaan. Dan jumlah yang
dianggarkan rata-rata perorang pertahun sebesar Rp. 15.469.Kemudian
disisi lain Pemerintah Daerah dari semua kategori kota sudah mulai
diwajibkan untuk mengikuti dan mentaati Undang-undang No. 18 Tahun
2008, tentang Pengelolaan Sampah Kota.2. LINGKUP PEMBIAYAAN
KEGIATAN
Lingkup kegiatan proyek yang akan dilakukan dalam Pengelolaan
sampah, meliputi penyediaan sarana-prasarana, pengoperasian,
pemeliharaan, pengembangan dan pelayanan dalam sistem pengelolaan
sampah secara terpadu (integrated solid waste management), mulai
dari sumber sampah, pewadahan, pengumpulan, pemindahan, TPS,
pengangkutan, dan pengolahan antara (intermediate treatment)
seperti komposting, recycling, insinerator. dan Tempat pembuangan
sampah akhir (TPA) dengan pendekatan melalui aspek teknis
operasional, aspek organisasi dan kelembagaan, aspek hukum dan
peraturan, aspek ekonomi dan finansial, aspek peranserta
masyarakat, aspek lingkungan, kegiatan-kegiatan ini meliputi:
pengumpulan; pemindahan; penampungan sementara (TPS); pengangkutan;
pengolahan antara (komposting, daur ulang, insinerator) atau;
tempat pembuangan sampah akhir (final disposal).
3. PERENCANAAN PEMBIAYAAN PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN
3.1.Pengumpulan Sampah
Sistem pengumpulan sampah yaitu suatu proses pengambilan/
pengumpulan sampah dari tempat sampah (pewadahan) di sumber sampah
seperti : rumah tangga (domisili), daerah komersial (seperti
pertokoan, mall/super`market, pedagang kaki lima, perhotelan, dll),
perkantoran, rumah sakit, industri/pabrik, sarana umum (taman kota,
tempat terbuka, sarana olah raga, sekolah, tempat ibadah), sapuan
jalan, got/saluran drainase, sungai, pantai, sampah laut. Sampah
dari sumbernya tersebut dikumpulkan atau dipindahkan di
tempat-tempat sampah yang tersedia. Tempat pewadahan sampah ini
berupa kantong plastik bekas belanjaan, keranjang sampah, tong
sampah, bin, bak beton, container, ember plastik, dan lain
sebagainya. Dari tempat sampah ini kemudian sampah dipindahkan atau
diangkut oleh Tukang Gerobak ke Tempat Penampungan sementara (TPS)
atau stasiun pemindah terdekat. Dari TPS ini sampah dengan
menggunakan truk diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau
secara langsung dari sumber sampah dengan sistem pintu kepintu
(door to door) atau langsung dari sumber sampah menuju TPA untuk
ditimbun (dibuang).3.2. Pemindahan Sampah
Pemindahan sampah didefinisikan sebagai tahap pemindahan sampah
hasil pengumpulan dari kegiatan pewadahan di tempat sampah di
sumber sampah ke alat angkut/alat pemindah dapat berupa gerobak
sampah, mobil pick up, motor gerobak, truk kecil terbuka atau truk
kompaktor. Tempat pemindahan memiliki radius pelayanan tiap lokasi
maksimum 1 Km.
Berdasarkan proses pemindahan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut pemindahan tidak langsung dan langsung.Pemindahan tidak
langsung ini mengalami dua kali tahapan yaitu:i. Memindahkan sampah
dari tempat pewadahan sampah disumbernya ke Tempat Penampungan
Sampah Sementara (TPS). Disini sampah dibongkar di dalam TPS,
kemudian alat pemindah (gerobak) mengambil sampah kembali di sumber
sampah pada rit berikutnya sampai proses pengambilan selesai
(bersih di sumbernya yang menjadi tanggung jawabnya).
ii. Kemudian sampah yang sudah dibongkar di TPS, dimasukkan
kembali kedalam alat pengangkutan yang berupa truk terbuka (bak),
truk kontainer, truk terbuka dengan bak dari besi (dumptruck), truk
berlengan (armrolltruck), Truk Kompaktor (compactor truck), truk
tipper. Khusus TPS yang berupa kontainer yang diletakkan/ disebar
mendekati sumber sampah, sampah dari tempat pewadahannya dengan
alat pemindah dibawa langsung dimasukkan dalam kontainer. Dengan
periode tertentu/sampah sudah penuh truk dengan lengan (armroll
truck) datang untuk mengambilnya dan dibawa ke TPA.
Sementara itu, pada pemindahan langsung sampah yang dikumpulkan
dalam wadah/tempat sampah di sumbernya dipindahkan ke dalam alat
angkut yang berupa truk, biasanya truk kompaktor (compactor truck)
di waktu truk tersebut datang. Biasanya kedatangan truk ini sesuai
jadwal yang telah ditentukan dan disetujui bersama. Pengelolaan
sampah mulai dari sumbernya dari proses pewadahan kemudian
pemindahan sampai ke TPS dan berakhir di TPA mempunyai aliran yang
berbeda-beda dari setiap sumber sampah yang berbeda. Sehingga dalam
proses tersebut perlu adanya organisasi yang mengelolanya. 4.
PEMBIAYAAN PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARABerdasarkan penempatannya
TPS yang berfungsi sebagai stasiun atau tempat penampungan sampah
yang berasal dari sumber sampah dan bersifat sementara yang
merupakan perpindahan sementara untuk diangkut menuju TPA. Jenis
dan macam dari TPS sangat bervariasi, yang umumnya ada 4 kategori
TPS, antara lain :1) Transfer Depo
TPS ini merupakan lokasi penampungan sampah sementara yang
dilengkapi dengan perkantoran yang diperuntukan sebagai ruang
administrasi, penyimpanan peralatan di depo, dan tempat tinggal
penjaga. Disini merupakan pangkalan gerobak yang melayani warga
yang ada disekitar depo tersebut. Gerobak yang berasal dari warga
yang dilayani ini berkumpul di landasan depo untuk kemudian
dibongkar dan dimasukkan kedalam truk terbuka, atau tipper, arm
roll, maupun jenis truk lainnya seperi kontainer, dll.
2) TPS yang berupa pangkalan kontainer
Ada beberapa kontainer yang diletakkan di TPS, kemudian
ditinggalkan. Tukang Gerobak yang telah mengumpulkan sampah dari
warga yang ada di daerah layanannya, membawa ke TPS kontainer ini.
Kemudian pada jam tertentu pada hari berikutnya armroll truck
menghampiri ke TPS untuk menarik kontainer yang sudah penuh menuju
ke TPA, jumlah ritasi sesuai dengan jumlahnya kontainer yang telah
penuh.
3) TPS yang dilengkapi dengan dumptruck, sampah yang telah
dikumpulkan oleh berbagai macam gerobak dari daerah pelayanan,
telah masuk kedalam TPS tersebut, setelah dumptruck tersebut
datang, atau telah standby, sampah tersebut dibongkar dan kemudian
dimuat kedalam truk tersebut sampai penuh, baru kemudian diangkut
ke TPA.
4) Transfer Station
Transfer station ini merupakan lokasi yang mempunyai fungsi yang
sama seperti TPS, Sampah yang berasal dari sumber baik yang berasal
dari rumah tangga, komersial, maupun tempat lain yang dilayani
dengan truk sampah menuju transfer station untuk dilakukan
pengepresan, atau dibongkar untuk dimasukkan kedalam truk kapsul
dengan ukuran yang lebih besar, dan dilengkapi dengan alat
pengepresan untuk mengurangi kadar air dan memampatkan dengan
tujuan kepadatan sampahnya menjadi lebih besar, sehingga jumlah
yang diangkut ke TPA akan menjadi lebih efisien.
5. PENGANGKUTAN SAMPAH Yang dimaksudkan pengangkutan sampah
disini adalah kegiatan mulai dari pemuatan (loading) sampah yang
dilakukan di Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) kemudian
diangkut menuju Tempat pembuangan Akhir (TPA) dan setelah di TPA
sampah dibongkar (unloading). Hal ini agak sedikit berbeda bagi
yang dimaksudkan pengangkutan dengan sistem door to door . sampah
yang dimuat dari sumber-sumber sampah kedalam truk kemudian
diangkut tidak lagi menuju TPS tetapi langsung menuju ke TPA, baru
kemudian sampah di bongkar di TPA.
A. Perencanaan Kebutuhan Kendaraan Pengangkut
al ini akan berbeda dalam prosesDKebutuhan kendaraan pengangkut
sampah akan dihitung berdasarkan kondisi paling buruk dalam operasi
pangangkutan sampah, biasanya pada kondisi musim hujan. Pada musim
hujan kemampuan ritasi dari seluruh jenis kendaraan akan turun
sampai 25% karena buruknya kondisi permukaan kerja di TPA,
kemacetan jalan raya da kondisi sampah di TPS (basah). Dengan
demikian, ritasi yang dicapai oleh armroll truck diperkirakan akan
menurun menjadi hanya 4 rit perhari (yang tadinya 5 rit/hari). dan
dumptruck hanya 3 rit per hari (yang tadinya 4rit/hari). Dengan
perkiraan ini, untuk mengangkut seluruh sampah yang ada di TPS
diperlukan tambahan armada lain.
B. Pembebanan Tugas Secara Merata
Pembebanan tugas secara merata dimaksudkan, bahwa setiap
kendaraan diberi beban tugas yang sama ditinjau dari :
Jarak tempuh yang sama
Waktu operasi yang sama
Jumlah sampah yang sama
Untuk menyusun penugasan ini, digunakan pembagian wilayah lokasi
TPS berdasarkan jarak dari TPA
C. Perawatan dan Pemeliharaan Kendaraan
Perawatan dan Pemeliharaan kendaraan merupakan faktor cukup
penting bagi kelancaran operasi pengangkutan sampah, selain itu
dapat memperpanjang umur dari kendaraan pengangkut sampah. Umur
dari setiap bagian dari kendaraan berbeda-beda sesuai dari pabrik
yang mengeluarkan, makin sering kendaraan digunakan, kemungkinan
kerusakan semakin cepat. Kerusakan pada satu bagian peralatan yang
tidak terdeteksi dengan baik, kemungkinan akan merusak sistem
sistem yang lain.
Dengan demikian jumlah kendaraan truk sampah dan alat berat yang
cukup besar, maka Dinas Pasar dan Kebersihan sebaiknya mempunyai
pusat perbengkelan yang cukup baik, untuk melayani perawatan maupun
perbaikan kendaraan dan alat berat. Dengan peralatan perbengkelan
yang dibutuhan seperti tool kit, alat pengangkat, peralatan
teknologi, mekanik seperti mesin las, mobil dinas toring (bengkel
berjalan), perangkat tambal ban serta peralatan mesin mobil.6.
PENGOLAHAN ANTARA SAMPAH
6.1. Daur Ulang (Recycling)Potensi bahan atau material daur
ulang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Jumlah timbulan sampah
Faktor yang sangat mempengaruhi jumlah timbulan sampah adalah
jumlah penduduk, status social penduduk, gaya hidup, selera dan
perilaku masyarakat terhadap permasalahan sampah, dan lainnya.
b. Komposisi dan karakteristik sampah
Sebagai contoh, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PTL-
BPPT komposisi sampah DKI Jakarta secara rata dari tahun 2004
adalah sampah organik (73,45%), kertas (8,89%), karet (0,64%), kayu
(3,93%), tekstil (2,73%), plastic (5,53%), metal (2,20%), glas
(1,63%), battery (0,03%), lainnya (1,08%).
Jadi potensi jumlah bahan/material yang dapat didaur ulang dari
komposisi sampah DKI Jakarta yang ada kemudian dikalikan dengan
jumlah timbulan sampah akan mendapatkan jumlah yang sangat
spektakuler besarnya dari segi nilai uangnya maupun dari segi
potensi mengurangi jumlah sampah yang akan dibuang ke TPA. Potensi
Sampah yang Didaur Ulang di DKI Jakarta
No.KOMPOSISISAMPAH(%)BERAT(ton)HARGA(Rp/kg)POTENSI(Rp.)
1Organik 73,45499,4601008.990.280.000
2Kertas8,8960,45245027.203.400.000
3Karet0,644,352200870.400.000
4Kayu3,9326,724-
5Tekstil2,7318,564-
6Plastik5,5337,60460022.562.400.000
7Metal2,2014,9602002.992.000.000
8Glas1,6311,084-
9Battery0,03204-
10Lainnya1,086,596-
100%
JUMLAH POTENSI DAUR ULANG (ton/hari)14.960
JUMLAH POTENSI UANG (Rp./hari)42.618.480.000
6.2. KOMPOSTING
Pengolahan sampah dengan pengomposan merupakan upaya pengurangan
jumlah sampah. Kompos adalah bentuk akhir daripada bahan-bahan
organis, maka pembusukan atau disebut pula dengan cara degradasi
sampah dengan melalui dekomposisi yang berlangsung baik secara
aerobic.
Sampah di kota-kota dI Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 70%
komposisinya berupa sampah organik. Sisanya terdiri dari sampah
plastik, kertas, kain/tekstil, sampah kaca/glas, sampah metal
seperti: besi, aluminium, tembaga, zeng. Dari sampah organik
tersebut mempunyai potensi menjadi sampah sebesar 18%. Jadi apabila
sampah organik ini dibuat kompos hal ini akan mengurangi jumlah
sampah sekitar 50% dari sumber sampah tersebut. Hal ini akan
menghemat dana dalam rangka pemindahan, dan transportasi ke
TPA.6.3. PEMBAKARAN SAMPAH TERKENDALI (INCINERATOR)
Pengolahan sampah dengan pembakaran (insinerator) dilakukan
untuk tujuan mengolah sampah sehingga tidak berbahaya bagi
lingkungan, stabil secara kimiawi, mengurangi berat dan volume
sampah. Sarana pembakaran harus sesuai dengan beberapa persyaratan
antara lain dapat mengolah sampah sesuai cakupan pelayanan dan
tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan di darat, air
maupun udara. Beberapa persyaratan untuk insinerator adalah :
Dapat mengolah sejumlah sampah secara tetap (> 80%
berat/volume)
Tidak menimbulkan gangguan terhadap masyarakat
Memperbaiki kondisi kerja pengelola sampah
Ekonomis
6.4. TEMPAT PEMROSESAN AKHIR
Tempat pembuangan sampah akhir (final disposal) merupakan
rangkaian terakhir dari proses pengelolaan sampah secara terpadu
mulai dari sumber sampah, pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
penampungan sementara di TPS, pengangkutan, pengolahan
(intermediate treatment). Jadi sampah yang ditimbun di TPA ini
seharusnya sudah merupakan sampah yang minimal jumlahnya baik
volume maupun beratnya, dan sampah yang tersisa ini mempunyai sifat
fisik, kimia dan biologi yang sudah stabil karena sudah mengalami
proses pengolahan (3R).Dalam merencanakan pembangunan TPA harus
dilihat factor-faktor atau variable yang harus diperhitungkan
sebelum dilakukan pembangunannya, antara lain :
Jumlah timbulan, komposisi, dan Karakteristik Sampah Jenis
kendaraan (Kwalifikasi/kuantifikasi)yang dipergunakan untuk
mengangkut sampah ke TPA, seperti type,jenis, merk, kapasitas
Fasilitas penunjang TPA (Sanitary Landfill) yang perlu dipenuhi
sesuai standar Sanitary Landfill, antara lain:
Jembatan Penimbangan, sekaligus pengontrolan terhadap komposisi
dan karakteristik sampah yang akan masuk
Tempat Pencucian Kendaraan (truk setelah dari lokasi TPA akan
keluar)
Operasional (sesuai teknologi operasionalnya)
Pengelolaan Drainase
Pengelolaan Leachate (air lindi)
Pengelolaan Gas Methane
Pengelolaan lahan pasca operasi TPA, serta peruntukannya
Pengelolaan Lingkungan termasuk control selama operasi dan paska
operasi terhadap : air tanah, air permukaan, udara, bau, dan vector
yang ditimbulkannya
7. ALTERNATIF SUMBER DANA PENGELOLAAN SAMPAHAlternatif dana
pengelolaan sampah dapat diperoleh dari beberapa sumber antara
lain: Sumber dana dari Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah
Sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Sumber dana dari Bantuan, hibah atau hutang baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri
Anggaran dana yang berasal dari pola kerja yang sifatnya
melakukan efisiensi atau mengefektifkan sistem, manajemen,
teknologi yang dipergunakan dalam sistem pengelolaan sampah terpadu
mulai dari sumber sampah; pengumpulan; pemindahan; penampungan
sampah sementara; pengangkutan; pengolahan sampai pengelolaan
pemrosesan di TPA.
Dari beberapa sumber dana tersebut sumber dari komponen biaya
yang terakhir inilah yang harus kita kembangkan dan kita lakukan
untuk menghadapi keterbatasan sumber daya yang kita pujyai,
terutama sumber dana yang selama ini menjadi kendala utama,
dibandingkan dengan sumber daya yang lain.
Untuk melakukan hal ini kunci utama adalah meningkatkan
partisipasi dari semua pihak (stake holder) seperti masyarakat,
pemerintah, pihak swasta, dan seluruh para produsen sampah seperti
orang pribadi/masyarakat, industri pertanian, maupun manufaktur
yang ada di negeri Indonesia tercinta ini.
Komponen Biaya Pengumpulan & Pemindahan:
Tempat sampah:..Rp._________
Jumlah Tempat Sampah
Pemeliharaan Tempat Sampah
Variable:
Besaran/kapasitas
Bentuk
Bahan (material)
Warna
Kendaraan & Alat Pengumpulan .Rp._________
Jumlah Kendaraan & Alat Pengumpulan
Penyusutan
Pemeliharaan & Penggantian
Bahan bakar & Olie
Variable:
Pemilahan di sumber atau sampah campuran
Metode: ( door to door; door to door bermusik)
Route Pengumpulan
Frekwensi Pengumpulan
Waktu pengumpulan
Type/jenis Kendaraan pengumpul
Kondisi Topografi
Komponen Biaya Penampungan Sementara (TPS):
Tanah/lahan TPS : ..Rp._________
Variable :
Jumlah Sampah yang akan ditampung
Lokasi kedudukan
Type/karakteristik TPS
Jumlah & jenis peralatan yang diperlukan
Keperluan loading & unloading alat pengumpul &
pengangkut sampah
Partisipasi masyarakat sekitar lokasi
Amortisasi
Bangunan & peralatan .Rp._________
Variable :
- Type/karakteristik TPS
-Jumlah sampah yang akan ditampung
-Lokasi kedudukan
-Keperluan loading & unloading
-Biaya Overhead
Alat berat & kendaraan pengangkutan ke TPA .Rp._________
Jumlah Kendaraan pengangkutan ke TPA
Jumlah alat berat di TPS
Penyusutan kendaraan ke TPA
Penyusutan alat berat di TPS
Pemeliharaan & Penggantian
Bahan bakar & Olie
Biaya Overhead
Jumlah Tenaga Kerja di TPS .Rp._________
Jumlah Sopir & Crew Kendaraan pengangkutan ke TPA
Jumlah Operator & mekanik/asisten alat berat di TPS
Jumlah Tenaga operasional loading
Jumlah Tukang Gerobak/pengumpul sampah
Jumlah Tenaga Pengawas
Asuransi Tenaga Kerja & Kesehatan
Komponen Biaya Pengolahan
Daur Ulang Sampah :
Tanah/lahan Lokasi : ..Rp._________
Variable :
Jumlah Sampah yang akan ditampung
Jumlah sampah yang akan diproses
Jumlah produk yang dihasilkan
Jumlah residu yang diperoleh
Lokasi kedudukan
Type/karakteristik teknologi yang dipakai
Jumlah & jenis peralatan yang diperlukan
Keperluan loading & unloading alat pengumpul &
pengangkut sampah
Partisipasi masyarakat sekitar lokasi
Amortisasi tanah
Bangunan & peralatan .Rp._________
Variable :
- Type/karakteristik teknologi yang dipakai
-Jumlah sampah yang akan diproses (skala produksi)
-Lokasi kedudukan produksi
-Keperluan kedudukan mesin
-Biaya Overhead
Mesin, peralatan & kendaraan operasional...Rp._________
Jumlah Kendaraan oprasional
Jumlah dan jenis mesin produksi
Penyusutan kendaraan operasional
Penyusutan mesin dan peralatan
Pemeliharaan & Penggantian
Bahan bakar & Olie
Biaya Overhead
Jumlah Tenaga Kerja di TPS .Rp._________
Jumlah Sopir & Crew Kendaraan op.
Jumlah Operator & mekanik/asisten mesin proses produksi
Jumlah Tenaga pemilah
Jumlah Tukang Gerobak/pengumpul sampah
Jumlah Tenaga Pengawas
Asuransi Tenaga Kerja & Kesehatan
Biaya bahan baku dan bahan penolong
Biaya pemasaran
Komponen Biaya Komposting :
Tanah/lahan Lokasi : ..Rp._________
Variable :
Jumlah Sampah yang akan ditampung
Jumlah sampah yang akan diproses
Jumlah produk yang dihasilkan
Jumlah residu yang diperoleh
Lokasi kedudukan
Type/karakteristik teknologi yang dipakai
Jumlah & jenis peralatan yang diperlukan
Keperluan loading & unloading alat pengumpul &
pengangkut sampah
Partisipasi masyarakat sekitar lokasi
Amortisasi tanah
Bangunan & peralatan .Rp._________
Variable :
- Type/karakteristik teknologi yang dipakai
-Jumlah sampah yang akan diproses (skala produksi)
-Lokasi kedudukan produksi
-Keperluan kedudukan mesin
-Biaya Overhead
Mesin, peralatan & kendaraan operasional...Rp._________
Jumlah Kendaraan oprasional
Jumlah dan jenis mesin produksi
Penyusutan kendaraan operasional
Penyusutan mesin dan peralatan
Pemeliharaan & Penggantian
Bahan bakar & Olie
Biaya Overhead
Jumlah Tenaga Kerja di TPS .Rp._________
Jumlah Sopir & Crew Kendaraan op.
Jumlah Operator & mekanik/asisten mesin proses produksi
Jumlah Tenaga pemilah
Jumlah Tukang Gerobak/pengumpul sampah
Jumlah Tenaga Pengawas
Asuransi Tenaga Kerja & Kesehatan
Biaya bahan baku dan bahan penolong
Biaya pemasaran
Komponen Biaya Insinerator :
Tanah/lahan Lokasi : ..Rp._________
Variable :
Jumlah Sampah yang akan ditampung
Jumlah sampah yang akan diproses
Jumlah produk yang dihasilkan (listrik)
Jumlah residu yang diperoleh
Lokasi kedudukan
Type/karakteristik teknologi yang dipakai
Jumlah & jenis peralatan yang diperlukan
Keperluan loading & unloading alat pengumpul &
pengangkut sampah
Partisipasi masyarakat sekitar lokasi
Amortisasi tanah
Bangunan & peralatan .Rp._________
Variable :
- Type/karakteristik teknologi yang dipakai
-Jumlah sampah yang akan diproses (skala produksi)
-Lokasi kedudukan produksi
-Keperluan kedudukan mesin
-Biaya Overhead
Mesin, peralatan & kendaraan operasional...Rp._________
Jumlah & jenis Kendaraan oprasional
Jumlah dan jenis mesin produksi
Penyusutan kendaraan operasional
Penyusutan mesin dan peralatan
Pemeliharaan & Penggantian
Bahan bakar & Olie
Biaya Overhead
Jumlah Tenaga Kerja di TPS .Rp._________
Jumlah Sopir & Crew Kendaraan op.
Jumlah Operator & mekanik/asisten mesin proses produksi
Jumlah Tenaga operasional
Jumlah Tenaga ahli/engineer
Jumlah Tenaga Pengawas/supervisor
Asuransi Tenaga Kerja & Kesehatan
Biaya bahan baku dan bahan penolong
Biaya pemasaran
Komponen Biaya TPA Sanitary Landfill:
Tanah/lahan Lokasi : ..Rp._________
Variable :
Jumlah Sampah yang akan ditampung
Jumlah sampah yang akan diproses
Jumlah produk yang dihasilkan (listrik)
Jumlah residu yang diperoleh
Lokasi kedudukan
Type/karakteristik teknologi yang dipakai
Jumlah & jenis peralatan yang diperlukan
Keperluan loading & unloading alat pengangkut sampah,
pemarataan & pemadatan alat berat
Partisipasi masyarakat sekitar lokasi
Amortisasi tanah dan paska proses TPA
Bangunan & peralatan .Rp._________
Variable :
- Type/karakteristik teknologi yang dipakai
-Jumlah sampah yang akan diproses (skala produksi)
-Lokasi kedudukan & tata letak bangunan
-Keperluan kedudukan kantor operasi, jembatan timbang, leachate
treatment, gas to energy, drainase,
-Jalan operasional
-Biaya Overhead
Mesin, peralatan & kendaraan operasional...Rp._________
Jumlah & jenis Kendaraan oprasional
Jumlah dan jenis mesin leachate
treatment, gas to energy
Penyusutan kendaraan operasional
Penyusutan mesin dan peralatan
Pemeliharaan & Penggantian
Bahan bakar & Olie
Biaya Overhead
Jumlah Tenaga Kerja di TPS .Rp._________
Jumlah Sopir & Crew Kendaraan op.
Jumlah Operator & mekanik/asisten mesin proses operasional
di TPA
Jumlah Tenaga operasional
Jumlah Tenaga ahli/engineer
Jumlah Tenaga Pengawas/supervisor
Asuransi Tenaga Kerja & Kesehatan
Biaya pemeliharaan
Biaya sosialisasi.
PAGE 7Workshop Penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Sampah
Jakarta, 9 - 11 November 2010