Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 835 MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI PERSAINGAN PERBANKAN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Cakti Indra Gunawan1, Ahmad Mukoffi2, Adrian Junaidar Handayanto3 1Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang 2 Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang 3 Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang Alamat Korespondensi : Jl. Tlaga Warna Blok C Tlogomas Malang 0341 565500 E-mail: 1)[email protected] 2) [email protected] 3) [email protected]Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk : 1. Menemukan model baru (inovasi dan pengembangan) strategi yang tepat bagi perbankan syariah di Indonesia dalam menyikapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), 2. Menemukan model strategi manajemen yang ideal, efisien, bijaksana dan workable berbasiskan Al- Quran dan Hadits guna membantu operasional pihak industri perbankan syariah di Indonesia dalam melayani lebih banyak masyarakat yang mana model tersebut sesuai dengan karakter ekonomi dan sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dan literature comparation serta desk evalution. Analisis SWOT juga digunakan untuk mengetahui peluang (opportunity) dan kekuatan (strengths), serta mengatasi ancaman (threats) dan kelemahan (weaknesses) pada perbankan syariah di Indonesia. Selanjutnya yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Laporan Perkembangan Perbankan Syariah, Statistik Perbankan Syariah mulai 2012 sampai 2017 yang dikeluarkan Bank Indonesia dan Otorisasi Jasa Keuangan (OJK). Hasil penelitan menunjukkan bahwa untuk menguatkan strategi perbankan syariah diperlukan Strategi KPPS (strategi penguatan bidang keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumbedaya Manusia). Dengan model strategi ini akan memberikan kekuatan signifikan dalam mengatasi persaingan perbankan di era MEA. Kata kunci: Indonesia, Model, Perbankan Syariah. Strategi. 1. PENDAHULUAN Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 2015. Pembentukan MEA memberikan peluang bagi sejumlah sektor ekonomi di kawasan Asia Tenggara untuk mendapatkan pangsa pasar dan investasi yang lebih luas. Peluang ini juga bisa menjadi tantangan bagi seluruh sektor ekonomi khususnya perbankan syariah, karena perbankan syariah memiliki jangkauan yang masih terbatas, yaitu baru melingkupi 55% kota/kabupaten di Indonesia, modal yang masih rendah serta produk dengan jumlah terbatas yang bisa membuat pasar potensial domestik diambil alih oleh pesaing dari negara lain apabila tidak segera diterapkan model strategi yang tepat guna [1]. Indonesia berpotensi dalam pengembangan industri keuangan syariah yang dibuktikan oleh penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011, yakni Indonesia menduduki urutan keempat negara yang memiliki potensi dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran, Malaysia dan Saudi Arabia (Milad Ke 8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) pengembangan perbankan syariah di Indonesia perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Mengingat kondisi perbankan syariah di Indonesia yang masih di bawah Malaysia dan dinilai belum siap dalam menghadapi MEA karena kurangnya Sumber Daya Manusia, Pemasaran, Keuangan dan Produksi serta mengacu pada fakta bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum muslim, yang akan mendorong perkembangan perekonomian dalam sektor keuangan syariah, maka peneliti menguraikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengembangkan strategi perbankan syariah dalam menghadapi persaingan perbankan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN? 2. Bagaimana model strategi manajemen yang mampu membantu dan melayani nasabah dengan baik serta kuat dalam kegiatan operasional perbankan syariah?
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 835
MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI PERSAINGAN
PERBANKAN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Cakti Indra Gunawan1, Ahmad Mukoffi2, Adrian Junaidar Handayanto3
1Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang
2 Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang
3 Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang
Alamat Korespondensi : Jl. Tlaga Warna Blok C Tlogomas Malang 0341 565500
Pemasaran dan Sumbedaya Manusia). Dengan model strategi ini akan memberikan kekuatan signifikan dalam
mengatasi persaingan perbankan di era MEA.
Kata kunci: Indonesia, Model, Perbankan Syariah. Strategi.
1. PENDAHULUAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 2015.
Pembentukan MEA memberikan peluang bagi sejumlah sektor ekonomi di kawasan Asia Tenggara
untuk mendapatkan pangsa pasar dan investasi yang lebih luas. Peluang ini juga bisa menjadi
tantangan bagi seluruh sektor ekonomi khususnya perbankan syariah, karena perbankan syariah
memiliki jangkauan yang masih terbatas, yaitu baru melingkupi 55% kota/kabupaten di Indonesia,
modal yang masih rendah serta produk dengan jumlah terbatas yang bisa membuat pasar potensial
domestik diambil alih oleh pesaing dari negara lain apabila tidak segera diterapkan model strategi
yang tepat guna [1].
Indonesia berpotensi dalam pengembangan industri keuangan syariah yang dibuktikan oleh
penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011, yakni Indonesia menduduki urutan
keempat negara yang memiliki potensi dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah
setelah Iran, Malaysia dan Saudi Arabia (Milad Ke 8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
pengembangan perbankan syariah di Indonesia perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat serta memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan
perekonomian nasional.
Mengingat kondisi perbankan syariah di Indonesia yang masih di bawah Malaysia dan dinilai
belum siap dalam menghadapi MEA karena kurangnya Sumber Daya Manusia, Pemasaran,
Keuangan dan Produksi serta mengacu pada fakta bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum
muslim, yang akan mendorong perkembangan perekonomian dalam sektor keuangan syariah, maka
peneliti menguraikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengembangkan strategi perbankan syariah dalam menghadapi persaingan
perbankan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN?
2. Bagaimana model strategi manajemen yang mampu membantu dan melayani nasabah dengan
baik serta kuat dalam kegiatan operasional perbankan syariah?
836 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Secara umum penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan strategi yang tepat bagi perbankan syariah di
Indonesia dan secara khusus bertujuan untuk : 1. Menemukan model baru (inovasi dan pengembangan) strategi yang tepat
bagi perbankan syariah di Indonesia dalam menyikapi persaingan di era MEA, 2. Menemukan model strategi manajemen yang ideal, efisien, bijaksana dan workable berbasiskan Al-Quran dan Hadits guna membantu operasional pihak industri
perbankan syariah di Indonesia dalam melayani lebih banyak masyarakat yang mana model tersebut sesuai dengan karakter
ekonomi dan sosial dan budaya masyarakat Indonesia.
Urgensi penelitian ini adalah bahwa keterbatasan jangkauan Bank Syariah di Indonesia menunjukkan kurang
tepatnya model strategi yang digunakan. Mayoritas dari penduduk Indonesia yang merupakan kaum muslim harusnya
menjadi potensi yang baik untuk perkembangan Bank syariah. Kondisi ini mengharuskan perbankan syariah di Indonesia
menggunakan model strategi yang tepat, efektif dan efisien untuk tetap bertahan dan mampu bersaing di era Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Adapun model strategi peningkatan sektor keuangan, produksi, pemasaran dan sumber daya manusia (KPPS Strategi) yang berbasiskan Al-Quran dan Hadis dapat membantu perbankan syariah untuk mampu bersaing,
bertahan dan meningkatkan potensi perkembangannya.
Rangkaian penelitian menjadi usulan dan road map penelitian adalah sepeti pada Gambar 1 berikut
Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian
Setiawan mendefinisikan Bank Syariah sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah serta dalam prakteknya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran [2]. Penelitian Abdurofiq (2015) menunjukkan akan adanya peluang serta tantangan
yang dihadapi oleh industri perbankan syariah di era Masyarakat Ekonomi ASEAN[3]. Selain itu,
tahun 2016 akan diwarnai oleh tingkat kompetisi bisnis jasa keuangan yang semakin ketat, karena
mulai berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dimana untuk industri perbankan tertuang
dalam ASEAN Banking Integration Framework (ABIF)[4]. Syukriah (2013) menambahkan bahwa
masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan suatu bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam
sistem perdagaangan bebas antara negara-negara ASEAN[5].
2. METODE
Jenis penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif yang akan menggambarkan serta
menganalisa bagaimana perbankan syariah melakukan persiapan dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu juga menggunakan literature comparation serta desk evalution
yang bertujuan untuk memperkaya dan memperkuat penelitian ini dengan sumber- sumber ilmiah
yang terpercaya serta mengevaluasi untuk menemukan model strategi yang tepat bagi Perbankan
Syariah dalam menghadapi persaingan MEA. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
Laporan Perkembangan Perbankan Syariah, Statistik Perbankan Syariah mulai 2012 sampai 2017
yang dikeluarkan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literatur, buku-buku ilmiah,
peraturan-peraturan, jurnal, dan informasi dari jaringan internet yang terkait dengan pembahasan
masalah.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 837
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library
research). Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan topik dan masalah yang dibahas. Informasi itu dapat bersumber dari buku–buku
ilmiah, surat kabar, skripsi, data online dan referensi lainnya yang tingkat validitasnya terhadap
permasalahan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan[6]. Dalam menganalisis data, penelitian
ini menggunakan data kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT. Redhika dan Mahalli (2012)
dalam penelitiannya menjelaskan analisis SWOT sebagai analisis kondisi internal maupun eksternal
suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan
program kerja[7].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbankan syariah di Indonesia mempunyai beberapa kelebihan (strength) di dalam opresionalnya,
diantaranya:
1. Dukungan pemerintah dan komunitas-komunitas
Dengan adanya pihak-pihak tersebut membantu dalam perkembangan industri keuangan
perbankan syariah. Dalam perkembangan industri perbankan syariah pemerintah berperan penting.
Misalnya, peran pemerintah dalam mendorong berdirinya bank syariah yaitu dengan dikeluarkannya
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 yang menerangkan boleh beroperasinya bank syariah di
Indonesia. Demikian juga peran komunitas-komunitas, komunitas merupakan sekumpulan dari
orang-orang yang bersatu dalam suatu kegiatan dan tempat, sehingga berpotensi dalam menyalurkan
produk-produk bank karena cukup dengan mendatangi satu tempat maka terdapat banyak calon
nasabah. Misalnya, bagian marketing bank hanya mendatangi satu koperasi, dengan demikian bank
memiliki banyak calon nasabah dalam memasarkan produknya karena didalam koperasi memiliki
banyak anggota.
2. Universal
Saat ini banyak lembaga-lembaga keuangan rute Islam telah tegak berdiri di sejumlah negara-
negara Barat, seperti Islamic Bank of Britain, the European Islamic Investment Bank dan Lariba
Bank di Kalifornia[8,9]. Tidak hanya itu, bank bank pemberian pinjaman internasional juga
menerapkan sistem syariah, termasuk Citibank, HSBC Amanah, Deutsche Bank, dan UBS of
Switzerland, semua menawarkan deposito Islam dan fasilitas-fasilitas keuangan yang memenuhi
ketentuan syariah.
Jadi perbankan syariah yang tidak hanya berlaku untuk orang Islam tapi berlaku untuk semua
kalangan agama, sehingga perbankan dan keuangan Islam dapat dianggap sebagai sisi lembut Islam,
dan sebuah aspek yang menjadikan perbankan syariah sebagai sebuah dialog antara orang Barat dan
Muslim.
3. Transaksi yang tidak mengandung riba
Produk-produk dari bank syariah dengan unsur tidak adanya riba dan penerapan zakat harta
yang telah disesuaikan dengan prinsip dan kaidah Islam merupakan pembeda utama antara bank
syariah dan bank konvensional. Tidak adanya riba dalam transaksi, nasabah akan merasakan
ketentraman lahir dan batin. Dengan demikian, akan menarik minat nasabah untuk menabung dan
menggunakan jasa bank syariah[10,11].
4. Jaringan Kantor dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang meningkat
Berdasarkan dari laporan Outlook Perbankan Syariah tahun 2017, pada tahun 2006-2007 jumlah
jaringan kantor perbankan syariah mengalami pertumbuhan berkait dengan dikeluarkannya peraturan
oleh Bank Indonesia yang terkait dengan layanan syariah (office Channeting). Dan ditahun
berikutnya relatif stabil dengan penambahan jaringan sekitar 300-600 per tahun. SDM BUS juga
mengalami penambahan pada tahun 2010 sekitar berdiri 5 BUS. Jumlah SDM UUS juga mengalami
peningkatan drastis pada tahun 2013. Perkembangan jaringan kantor dan SDM perbankan syaiah
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
838 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Gambar 4.1. Perkembangan jaringan dan SDM Perbankan Syariah
Ada beberapa peluang (Opportunity) perbankan syariah dalam pengembangannya di pasar modern
sekarang ini, diantaranya:
1. Mayoritas penduduk muslim
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragam Islam yang besar merupakan pasar
yang sangat prospektif dalam mendukung perkembangan industri perbankan syariah di
Indonesia[12]. Dengan jumlah penduduk mayoritas muslim merupakan pasar potensial nasabah
bagi pengembangansistem ekonomi syariah di Indonesia. Dari laporan data Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2012-2017 jumlah penduduk Indonesia dalam sensus tercatat sebesar 257,9 juta
jiwa. Dari jumlah keseluruhan tersebut sekitar 206 juta jiwa merupakan muslim. Dengan kondisi
ini iklim usaha perbankan syariah cukup menjanjikan[13]. Kuantitas ini, merupakan pangsa pasar
yang begitu potensial. Akan tetapi, bukan berarti menafikan pelanggan non-muslim, bahkan
menjadi tantangan tersendiri bagi insan perbankan syariah untuk meraihnya. Terbukti beberapa
perbankan syariah sudah banyak memiliki nasabah non-muslim.
2. Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah
Dengan memiliki SDA yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi
lembaga keuangan perbankan syariah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi[14].
3. Adanya peluang hukum untuk menunjang berkembangnya bank tanpa bunga.
Dengan dikeluarkannya peluang hukum oleh Bank Indonesia memberikan peluang bagi
perbankan syariah. Undang-Undang yang di keluarkan BI dalam mendukung perkembangan
perbankan syariah diantaranya, Undang-Undang No. 10 tahun 1998, Paket 27 Oktober 1988 dan
Paket 28 Oktober 1988.
Terdapat beberapa tantangan (threats) dan strategi perbankan syariah yaitu sebagai berikut:
1. Inovasi produk bank syariah
Dilihat dari tabel di bawah ini, meskipun dari segi pembiayaan mengalami pertumbuhan pada
bulan Desember 2013 sebesar Rp 184 triliun menjadi Rp 187 pada bulan Juni 2014. Akan tetapi
market share syariah mengalami penurunan pada bulan Juni 2014 sebesar 3.69%. Hal yang sama
juga terjadi pada presentase pertumbuhan pembiayaan bank syariah hingga Juni 2014 yang
hanya mencapai 2.14% jika dibandingkan dengan tahun 2011. Berikut diagram perkembangan
pembiayaan dan market share perbankan syariah.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 839
Diagram 4.3 Perkembangan Pembiayaan Dan Market Share Perbankan Syariah
Agar bisa berkembang dengan baik perbankan syariah harus mempunyai produk inovatif.
Upaya tersebut harus dilakukan karena mengingat akhir-akhir ini perbankan syariah mengalami
perlambatan pertumbuhan bahkan penurunan market share jika dibandingkan dengan perbankan
konvensional. Inovasi produk bank syariah diharapkan agar bank syariah bisa kembali tumbuh dan
bersaing dengan perbankan konvensional dan perbankan asing.
2. Kualitas asset
Berdasarkan data salah satu media massa misalnya Jawapost (2016), semua Direktur utama
bank-bank BUMN menyatakan bahwa tantangan utama perbankan syariah di tahun 2016 adalah
soal kualitas kredit (pembiayaan)[11]. Oleh karena itu, bank syariah harus tetap mewaspadai tren
peningkatan pembiayaan bermasalah yang mempengaruhi kualitas aset. Perbankan konvensional
juga menghadapi tantangan kualitas kredit yang serius. Hal ini dikarenakan, faktor tekanan
eksternal, seperti melemahnya ekonomi China dan ketidakpastian suku bunga The Fed yang
masih akan mempengaruhi ekonomi domestik, termasuk sektor perbankan yang erat
hubungannya dengan pembiayaan sektor riil.
3. Modal dan skala usaha bank syariah
Permodalan perbankan syariah yang belum memadai juga menghambat bank-bank syariah
dalam membuka kantor cabang, mengembangkan infrastruktur, dan pengembangan segmen
layanan. OJK mencatat, dari 12 BUS terdapat 10 BUS memiliki modal inti kurang dari Rp 2
triliun, dan belum ada BUS bermodal inti melebihi Rp 5 triliun. Permodalan bank syariah perlu
diperkuat secara signifikan agar memiliki skala usaha yang memadai untuk melakukan ekspansi.
Untuk mewujudkan itu, OJK telah mendorong komitmen Bank Induk Konvensional untuk
mengoptimalkan perannya dan meningkatkan komitmennya untuk mengembangkan layanan
perbankansyariah hingga mencapai share minimal di atas 10% asset BUK induk.
4. Persaingan dalam mengumpulkan dana murah
Selama ini perbankan syariah masih rendah komposisinya dalam masalah dana murah ini,
seperti dana giro wadiah. Menurut data, dana murah bank syarah sebesar 8%. Pesaingan DPK
tidak saja terjadi dengan lembaga perbankan konvensional tetapi jugaterjadi dengan Institusi
Keuangan Non-Bank (IKNB) seperti takaful dan reksa dana. Oleh karena itu, beberapa dekade
belakangan bank umum mulai mencari sumber dana non-deposito. Oleh karena itu, bank-bank
syariah harus bisa menggali dan mendapatkan dana-dana murah. Selain giro wadiah, dana-dana
waqaf seharusnya bisa diraih dan dikelola bank-bank syariah dalam jumlah yang signifikan.
Pemerintah dalam hal ini dirjen pajak seharusnya memberikan intensif kepada penempatan dana
waqaf di bank syarah berupa pembebasan pajak.
840 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
5. Sumber Daya Manusia (SDM)
Tantangan dalam pengembangan perbankan syariah adalah SDM yang belum memadai dan
kurang kompeten. Penyediaan SDM yang kompeten dengan jumlah yang cukup menjadi tuntutan
mutlak bagi bank syariah terutama dalam menghadapi MEA. Oleh sebab itu, manajemen bank
syariah harus memprioritaskan penciptaan SDM yang berkompeten dan berkualitas dengan terus
melakukan training dan workshop atau kuliah pascasarjana. Karena SDM perbankan syariah yang
berkualitas adalah suatu kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis perbankan syariah
Berdasarkan matrik SWOT, maka peneliti memperoleh hasil analisis SWOT perbankan syariah di
Indonesia, sebagai berikut:
Tabel 4.4. Matrik SWOT Perbankan Syariah Indonesia
Internal
Eksternal
Stranghts (S) 1. Dukungan pemerintah dan
komunitas-komunitas
Universal.
2. Keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif.
Transaksi yang tidak
mengandung riba. Jaringan
Kantor dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang
meningkat Sistem bagi hasil
dan pinjaman tanpa bunga
Weakness (W) 1. Belum selarasnya visi dan
kurangnya koordinasi antara
pemerintah dan otoritas dalam
pengembangan perbankan
Syariah. Modal yang belum
memadai Biaya dana yang
mahal. Produk yang tidak
variatif. Sumber Daya
Manusia (SDM) dan teknologi
informasi serta pelayanan\
kurang mendukung
Opportunities (O)
1. Mayoritas penduduk
muslim
2. Sumber Daya Alam (SDA)
yang melimpah
3. Adanya peluang hukum
untuk menunjang
berkembangnya bank tanpa
bunga
4. Masuknya lembaga
keuangan internasional
5. Perkembangan lembaga
pendidikan
6. Prospek Ekonomi Indonesia
yang cerah
Strategi S-O
1. Memperkuat kerjasama
antara otorisasi dan
pemerintah. Promosi lebih
gencar didukung oleh
mayoritas penduduk
Meningkatkan kerjasama
antara regulator dan perguruan
tinggi baik lembaga riset lokal
maupun internasional
Menginisiasi dan
mengembangkan Investment
Grade.
Strategi W-O
1. Menambah jaringan
pemasaran
2. Mengoptimalkan SDM dan
pelayanan
3. Meningkatkan literasi dan
prefernsi kepada masyarakat
4. Meningkatkan pangsa pasar
dan peningkatan daya saing
lembaga keuangan syariah
Threats (T) 1. Inovasi produk bank
syariah Kualitas Aset
2. Modal dan skala usaha
bank Syariah Persaingan
dalam mengumpulkan dana
murah Sumber Daya Manusia
(SDM)
3. Teknologi sistem keuangan
syariah
Strategi S-T 1. Meningkatkan
pengembangan produk
2. Meningkatkan kuantitas
dan kualitas SDM, TI serta
infrastruktur.
3. Memperkuat modal dan
skala usaha secara efesiensi.
Memperbaiki struktur dana
untuk mendukung
peningkatan pembiayaan
Sekuritisasi
Strategi W-T 1. Pemerintah dalam
memperluas cakupan industri
lembaga keuangan syariah
2. Sinergi antar lembaga
keuangan syariah
3. Mengintensifkan kegiatan
pelatihan mengenai sistem
perbankan syariah
4. Sosialisasi skema dan
produk perbankan syariah
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 841
Strategi konsep yang ditawarkan oleh peneliti setelah mengkaji dengan analisis SWOT dan
komparasi hasil penelitian terdahulu maka dicetuskan strategi perbankan syariah dalam menghadapi
MEA sebagai berikut:
1. Menguatkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar skill dan pelayanan pegawai perbankan
syariah semakin meningkat.
2. Menguatkan dan meningkatkan pemasaran agar konsumen semakin meningkat.
3. Mempertegas posisi keuangan agar tidak mengalami kerugian.
4. Proses produk perbankan syariah yang ditawarkan meliputi hal-hal yang dibutuhkan di era
MEA.
Dengan demikian strategi konsep penelitian ini dinamakan “Strategi Bank Syariah Berbasis
Penguatan Manajemen Keuangan, Pemasaran, Produksi Dan Sumber Daya Manusia (Sdm)” yang
kegiatan operasionalnya berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist secara transparan dan amanah
kepada nasabahnya atau yang disingkat dengan KPPS STRATEGY Based on Transparancy use a-
Qur’an and Hadist Principle. KPPS Strategic digambarkan dalam gambar seperti di bawah ini:
Gambar 4.3 KPPS Strategy
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil peneliti atas
penentuan strategi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
melalui analisis SWOT dengan melakukan analisis faktor internal dan faktor eksternal pada
perbankan syariah di Indonesia adalah:
1. Faktor internal dalam menentukan startegi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) terdiri dari kekuatan meliputi: Dukungan pemerintah dan komunitas-
komunitas, universal, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif, transaksi yang tidak
mengandung riba, jaringan kantor dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang meningkat serta sistem
bagi hasil dan pinjaman tanpa bunga.
842 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
2. Faktor internal dalam menentukan strategi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) terdiri dari kelemahan meliputi: Belum selarasnya visi dan kurangnya
koordinasi antara pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah, modal yang
belum memadai, biaya dana yang mahal, produk yang tidak pariatif dan pelayanan yang belum
sesuai dengan ekspektasi masyarakat, SDM dan teknologi informasi serta pelayanan kurang
mendukung, pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, serta pengaturan dan
pengawasan yang masih belum optimal.
3. Faktor eksternal dalam menentukan strategi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) terdiri dari peluang meliputi: Mayoritas penduduk Indonesia adalah
muslim, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, adanya peluang hukum untuk menunjang
berkembangnya bank tanpa bunga, masuknya lembaga keuangan internasional, perkembangan
lembaga pendidikan, serta prospek ekonomi Indonesia yang cerah.
4. Faktor eksternal dalam menentukan strategi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) terdiri dari tantangan meliputi: Inovasi produk bank syariah, kualitas
sset, modal dan skala usaha bank syariah, persaingan dalam mengumpulkan dana murah, SDM,
teknologi sistem keuangan Syariah.
5. Strategi konsep yang dapat digunakan salah satunya untuk menentukan strategi konsep perbankan
syariah dalam menghadapi MEA yaitu KPPS Strategy (Strategi Konsep Keuangan, Pemasaran,
produksi dan SDM artinya dalam persaingan perbankan syariah di era MEA menggunakan
strategi dalam penguatan manajemen keuangan, pemasaran, produksi dan SDM yang
berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist yang dilakukan secara transparan dan amanah kepada
nasabahnya. Sehingga hal ini akan membuat citra perbankan syariah benar-benar beda bukan
sekedar nama Islam, namun juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang ada di Al-Qur’an dan
Hadits sesuai dengan harapan nasabah selama ini.
Hasil penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, untuk lebih
menyempurnakan hasil penelitian ini maka peneliti mencoba memberikan beberapa saran bagi pihak-
pihak tertentu:
1. Bagi Perbankan Syariah
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, peneliti berpendapat agar perbankan syariah
dapat memanfaatkan peluang (opportunity) dan kekuatan (strengths), serta mengatasi ancaman
(threats) dan kelemahan (weaknesses) adalah dengan meningkatkan sistem operasional
manajemen dan keuangan, pemasaran, produksi dan SDM serta mengikuti terus perkembangan
pasar sehingga bertahan dalam persaingan secara transparan (online) berbasis Al-Qur’an dan
Hadits.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini masih terbatas pada analisis SWOT dan deskriptif kualitatif. Maka peneliti yang
akan datang dapat menggunakan analisis kuantitatif yaitu menambah variabel misalnya seperti
(permintaan nasabah, pelayanan, kepuasaan nasabah, saluran distributor, dan modal) agar
hasilnya lebih tergeneralisasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gunawan CI. STRATEGI MANAJEMEN INVESTASI BERBASIS SYARIAH. Putra MWH,
editor. Purwokerto: CV. IRDH (Research & Publishing); 2016. 88 p.
[2] Setiawan AB. Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity Untuk Pengembangan di
Indonesia [Internet]. [cited 2017 Oct 5]. Available from:
http://iei.or.id/publicationfiles/Perbankan Syariah, Challenges dan Opportunity Untuk
Pengembangan di Indonesia.pdf
[3] AbduRofiq A. MENAKAR PENGARUH MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
TERHADAP PEMBANGUNAN INDONESIA. SALAM J Sos dan Budaya Syar’i [Internet].
2015 Jun 9 [cited 2017 Oct 5];1(2). Available from: