Top Banner
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 835 MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI PERSAINGAN PERBANKAN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Cakti Indra Gunawan1, Ahmad Mukoffi2, Adrian Junaidar Handayanto3 1Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang 2 Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang 3 Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang Alamat Korespondensi : Jl. Tlaga Warna Blok C Tlogomas Malang 0341 565500 E-mail: 1)[email protected] 2) [email protected] 3) [email protected] Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk : 1. Menemukan model baru (inovasi dan pengembangan) strategi yang tepat bagi perbankan syariah di Indonesia dalam menyikapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), 2. Menemukan model strategi manajemen yang ideal, efisien, bijaksana dan workable berbasiskan Al- Quran dan Hadits guna membantu operasional pihak industri perbankan syariah di Indonesia dalam melayani lebih banyak masyarakat yang mana model tersebut sesuai dengan karakter ekonomi dan sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dan literature comparation serta desk evalution. Analisis SWOT juga digunakan untuk mengetahui peluang (opportunity) dan kekuatan (strengths), serta mengatasi ancaman (threats) dan kelemahan (weaknesses) pada perbankan syariah di Indonesia. Selanjutnya yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Laporan Perkembangan Perbankan Syariah, Statistik Perbankan Syariah mulai 2012 sampai 2017 yang dikeluarkan Bank Indonesia dan Otorisasi Jasa Keuangan (OJK). Hasil penelitan menunjukkan bahwa untuk menguatkan strategi perbankan syariah diperlukan Strategi KPPS (strategi penguatan bidang keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumbedaya Manusia). Dengan model strategi ini akan memberikan kekuatan signifikan dalam mengatasi persaingan perbankan di era MEA. Kata kunci: Indonesia, Model, Perbankan Syariah. Strategi. 1. PENDAHULUAN Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 2015. Pembentukan MEA memberikan peluang bagi sejumlah sektor ekonomi di kawasan Asia Tenggara untuk mendapatkan pangsa pasar dan investasi yang lebih luas. Peluang ini juga bisa menjadi tantangan bagi seluruh sektor ekonomi khususnya perbankan syariah, karena perbankan syariah memiliki jangkauan yang masih terbatas, yaitu baru melingkupi 55% kota/kabupaten di Indonesia, modal yang masih rendah serta produk dengan jumlah terbatas yang bisa membuat pasar potensial domestik diambil alih oleh pesaing dari negara lain apabila tidak segera diterapkan model strategi yang tepat guna [1]. Indonesia berpotensi dalam pengembangan industri keuangan syariah yang dibuktikan oleh penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011, yakni Indonesia menduduki urutan keempat negara yang memiliki potensi dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran, Malaysia dan Saudi Arabia (Milad Ke 8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) pengembangan perbankan syariah di Indonesia perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Mengingat kondisi perbankan syariah di Indonesia yang masih di bawah Malaysia dan dinilai belum siap dalam menghadapi MEA karena kurangnya Sumber Daya Manusia, Pemasaran, Keuangan dan Produksi serta mengacu pada fakta bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum muslim, yang akan mendorong perkembangan perekonomian dalam sektor keuangan syariah, maka peneliti menguraikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengembangkan strategi perbankan syariah dalam menghadapi persaingan perbankan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN? 2. Bagaimana model strategi manajemen yang mampu membantu dan melayani nasabah dengan baik serta kuat dalam kegiatan operasional perbankan syariah?
10

MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

Jan 07, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 835

MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI PERSAINGAN

PERBANKAN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Cakti Indra Gunawan1, Ahmad Mukoffi2, Adrian Junaidar Handayanto3

1Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang

2 Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang

3 Universitas Tribhuwana Tunggadewi / Malang

Alamat Korespondensi : Jl. Tlaga Warna Blok C Tlogomas Malang 0341 565500

E-mail: 1)[email protected] 2) [email protected] 3) [email protected]

Abstrak

Tujuan Penelitian ini adalah untuk : 1. Menemukan model baru (inovasi dan pengembangan) strategi yang

tepat bagi perbankan syariah di Indonesia dalam menyikapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA), 2. Menemukan model strategi manajemen yang ideal, efisien, bijaksana dan workable berbasiskan Al-

Quran dan Hadits guna membantu operasional pihak industri perbankan syariah di Indonesia dalam melayani

lebih banyak masyarakat yang mana model tersebut sesuai dengan karakter ekonomi dan sosial dan budaya

masyarakat Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif

dan literature comparation serta desk evalution. Analisis SWOT juga digunakan untuk mengetahui peluang

(opportunity) dan kekuatan (strengths), serta mengatasi ancaman (threats) dan kelemahan (weaknesses) pada

perbankan syariah di Indonesia. Selanjutnya yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Laporan

Perkembangan Perbankan Syariah, Statistik Perbankan Syariah mulai 2012 sampai 2017 yang dikeluarkan

Bank Indonesia dan Otorisasi Jasa Keuangan (OJK). Hasil penelitan menunjukkan bahwa untuk menguatkan

strategi perbankan syariah diperlukan Strategi KPPS (strategi penguatan bidang keuangan, Produksi,

Pemasaran dan Sumbedaya Manusia). Dengan model strategi ini akan memberikan kekuatan signifikan dalam

mengatasi persaingan perbankan di era MEA.

Kata kunci: Indonesia, Model, Perbankan Syariah. Strategi.

1. PENDAHULUAN

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 2015.

Pembentukan MEA memberikan peluang bagi sejumlah sektor ekonomi di kawasan Asia Tenggara

untuk mendapatkan pangsa pasar dan investasi yang lebih luas. Peluang ini juga bisa menjadi

tantangan bagi seluruh sektor ekonomi khususnya perbankan syariah, karena perbankan syariah

memiliki jangkauan yang masih terbatas, yaitu baru melingkupi 55% kota/kabupaten di Indonesia,

modal yang masih rendah serta produk dengan jumlah terbatas yang bisa membuat pasar potensial

domestik diambil alih oleh pesaing dari negara lain apabila tidak segera diterapkan model strategi

yang tepat guna [1].

Indonesia berpotensi dalam pengembangan industri keuangan syariah yang dibuktikan oleh

penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011, yakni Indonesia menduduki urutan

keempat negara yang memiliki potensi dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah

setelah Iran, Malaysia dan Saudi Arabia (Milad Ke 8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

pengembangan perbankan syariah di Indonesia perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat serta memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan

perekonomian nasional.

Mengingat kondisi perbankan syariah di Indonesia yang masih di bawah Malaysia dan dinilai

belum siap dalam menghadapi MEA karena kurangnya Sumber Daya Manusia, Pemasaran,

Keuangan dan Produksi serta mengacu pada fakta bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum

muslim, yang akan mendorong perkembangan perekonomian dalam sektor keuangan syariah, maka

peneliti menguraikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengembangkan strategi perbankan syariah dalam menghadapi persaingan

perbankan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN?

2. Bagaimana model strategi manajemen yang mampu membantu dan melayani nasabah dengan

baik serta kuat dalam kegiatan operasional perbankan syariah?

Page 2: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

836 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Secara umum penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan strategi yang tepat bagi perbankan syariah di

Indonesia dan secara khusus bertujuan untuk : 1. Menemukan model baru (inovasi dan pengembangan) strategi yang tepat

bagi perbankan syariah di Indonesia dalam menyikapi persaingan di era MEA, 2. Menemukan model strategi manajemen yang ideal, efisien, bijaksana dan workable berbasiskan Al-Quran dan Hadits guna membantu operasional pihak industri

perbankan syariah di Indonesia dalam melayani lebih banyak masyarakat yang mana model tersebut sesuai dengan karakter

ekonomi dan sosial dan budaya masyarakat Indonesia.

Urgensi penelitian ini adalah bahwa keterbatasan jangkauan Bank Syariah di Indonesia menunjukkan kurang

tepatnya model strategi yang digunakan. Mayoritas dari penduduk Indonesia yang merupakan kaum muslim harusnya

menjadi potensi yang baik untuk perkembangan Bank syariah. Kondisi ini mengharuskan perbankan syariah di Indonesia

menggunakan model strategi yang tepat, efektif dan efisien untuk tetap bertahan dan mampu bersaing di era Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA). Adapun model strategi peningkatan sektor keuangan, produksi, pemasaran dan sumber daya manusia (KPPS Strategi) yang berbasiskan Al-Quran dan Hadis dapat membantu perbankan syariah untuk mampu bersaing,

bertahan dan meningkatkan potensi perkembangannya.

Rangkaian penelitian menjadi usulan dan road map penelitian adalah sepeti pada Gambar 1 berikut

Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian

Setiawan mendefinisikan Bank Syariah sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah serta dalam prakteknya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran [2]. Penelitian Abdurofiq (2015) menunjukkan akan adanya peluang serta tantangan

yang dihadapi oleh industri perbankan syariah di era Masyarakat Ekonomi ASEAN[3]. Selain itu,

tahun 2016 akan diwarnai oleh tingkat kompetisi bisnis jasa keuangan yang semakin ketat, karena

mulai berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dimana untuk industri perbankan tertuang

dalam ASEAN Banking Integration Framework (ABIF)[4]. Syukriah (2013) menambahkan bahwa

masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan suatu bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam

sistem perdagaangan bebas antara negara-negara ASEAN[5].

2. METODE

Jenis penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif yang akan menggambarkan serta

menganalisa bagaimana perbankan syariah melakukan persiapan dalam menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu juga menggunakan literature comparation serta desk evalution

yang bertujuan untuk memperkaya dan memperkuat penelitian ini dengan sumber- sumber ilmiah

yang terpercaya serta mengevaluasi untuk menemukan model strategi yang tepat bagi Perbankan

Syariah dalam menghadapi persaingan MEA. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

Laporan Perkembangan Perbankan Syariah, Statistik Perbankan Syariah mulai 2012 sampai 2017

yang dikeluarkan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literatur, buku-buku ilmiah,

peraturan-peraturan, jurnal, dan informasi dari jaringan internet yang terkait dengan pembahasan

masalah.

Page 3: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 837

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library

research). Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menghimpun informasi yang

relevan dengan topik dan masalah yang dibahas. Informasi itu dapat bersumber dari buku–buku

ilmiah, surat kabar, skripsi, data online dan referensi lainnya yang tingkat validitasnya terhadap

permasalahan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan[6]. Dalam menganalisis data, penelitian

ini menggunakan data kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT. Redhika dan Mahalli (2012)

dalam penelitiannya menjelaskan analisis SWOT sebagai analisis kondisi internal maupun eksternal

suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan

program kerja[7].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbankan syariah di Indonesia mempunyai beberapa kelebihan (strength) di dalam opresionalnya,

diantaranya:

1. Dukungan pemerintah dan komunitas-komunitas

Dengan adanya pihak-pihak tersebut membantu dalam perkembangan industri keuangan

perbankan syariah. Dalam perkembangan industri perbankan syariah pemerintah berperan penting.

Misalnya, peran pemerintah dalam mendorong berdirinya bank syariah yaitu dengan dikeluarkannya

Undang-Undang No. 10 tahun 1998 yang menerangkan boleh beroperasinya bank syariah di

Indonesia. Demikian juga peran komunitas-komunitas, komunitas merupakan sekumpulan dari

orang-orang yang bersatu dalam suatu kegiatan dan tempat, sehingga berpotensi dalam menyalurkan

produk-produk bank karena cukup dengan mendatangi satu tempat maka terdapat banyak calon

nasabah. Misalnya, bagian marketing bank hanya mendatangi satu koperasi, dengan demikian bank

memiliki banyak calon nasabah dalam memasarkan produknya karena didalam koperasi memiliki

banyak anggota.

2. Universal

Saat ini banyak lembaga-lembaga keuangan rute Islam telah tegak berdiri di sejumlah negara-

negara Barat, seperti Islamic Bank of Britain, the European Islamic Investment Bank dan Lariba

Bank di Kalifornia[8,9]. Tidak hanya itu, bank bank pemberian pinjaman internasional juga

menerapkan sistem syariah, termasuk Citibank, HSBC Amanah, Deutsche Bank, dan UBS of

Switzerland, semua menawarkan deposito Islam dan fasilitas-fasilitas keuangan yang memenuhi

ketentuan syariah.

Jadi perbankan syariah yang tidak hanya berlaku untuk orang Islam tapi berlaku untuk semua

kalangan agama, sehingga perbankan dan keuangan Islam dapat dianggap sebagai sisi lembut Islam,

dan sebuah aspek yang menjadikan perbankan syariah sebagai sebuah dialog antara orang Barat dan

Muslim.

3. Transaksi yang tidak mengandung riba

Produk-produk dari bank syariah dengan unsur tidak adanya riba dan penerapan zakat harta

yang telah disesuaikan dengan prinsip dan kaidah Islam merupakan pembeda utama antara bank

syariah dan bank konvensional. Tidak adanya riba dalam transaksi, nasabah akan merasakan

ketentraman lahir dan batin. Dengan demikian, akan menarik minat nasabah untuk menabung dan

menggunakan jasa bank syariah[10,11].

4. Jaringan Kantor dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang meningkat

Berdasarkan dari laporan Outlook Perbankan Syariah tahun 2017, pada tahun 2006-2007 jumlah

jaringan kantor perbankan syariah mengalami pertumbuhan berkait dengan dikeluarkannya peraturan

oleh Bank Indonesia yang terkait dengan layanan syariah (office Channeting). Dan ditahun

berikutnya relatif stabil dengan penambahan jaringan sekitar 300-600 per tahun. SDM BUS juga

mengalami penambahan pada tahun 2010 sekitar berdiri 5 BUS. Jumlah SDM UUS juga mengalami

peningkatan drastis pada tahun 2013. Perkembangan jaringan kantor dan SDM perbankan syaiah

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 4: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

838 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 4.1. Perkembangan jaringan dan SDM Perbankan Syariah

Ada beberapa peluang (Opportunity) perbankan syariah dalam pengembangannya di pasar modern

sekarang ini, diantaranya:

1. Mayoritas penduduk muslim

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragam Islam yang besar merupakan pasar

yang sangat prospektif dalam mendukung perkembangan industri perbankan syariah di

Indonesia[12]. Dengan jumlah penduduk mayoritas muslim merupakan pasar potensial nasabah

bagi pengembangansistem ekonomi syariah di Indonesia. Dari laporan data Badan Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2012-2017 jumlah penduduk Indonesia dalam sensus tercatat sebesar 257,9 juta

jiwa. Dari jumlah keseluruhan tersebut sekitar 206 juta jiwa merupakan muslim. Dengan kondisi

ini iklim usaha perbankan syariah cukup menjanjikan[13]. Kuantitas ini, merupakan pangsa pasar

yang begitu potensial. Akan tetapi, bukan berarti menafikan pelanggan non-muslim, bahkan

menjadi tantangan tersendiri bagi insan perbankan syariah untuk meraihnya. Terbukti beberapa

perbankan syariah sudah banyak memiliki nasabah non-muslim.

2. Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah

Dengan memiliki SDA yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi

lembaga keuangan perbankan syariah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi[14].

3. Adanya peluang hukum untuk menunjang berkembangnya bank tanpa bunga.

Dengan dikeluarkannya peluang hukum oleh Bank Indonesia memberikan peluang bagi

perbankan syariah. Undang-Undang yang di keluarkan BI dalam mendukung perkembangan

perbankan syariah diantaranya, Undang-Undang No. 10 tahun 1998, Paket 27 Oktober 1988 dan

Paket 28 Oktober 1988.

Terdapat beberapa tantangan (threats) dan strategi perbankan syariah yaitu sebagai berikut:

1. Inovasi produk bank syariah

Dilihat dari tabel di bawah ini, meskipun dari segi pembiayaan mengalami pertumbuhan pada

bulan Desember 2013 sebesar Rp 184 triliun menjadi Rp 187 pada bulan Juni 2014. Akan tetapi

market share syariah mengalami penurunan pada bulan Juni 2014 sebesar 3.69%. Hal yang sama

juga terjadi pada presentase pertumbuhan pembiayaan bank syariah hingga Juni 2014 yang

hanya mencapai 2.14% jika dibandingkan dengan tahun 2011. Berikut diagram perkembangan

pembiayaan dan market share perbankan syariah.

Page 5: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 839

Diagram 4.3 Perkembangan Pembiayaan Dan Market Share Perbankan Syariah

Agar bisa berkembang dengan baik perbankan syariah harus mempunyai produk inovatif.

Upaya tersebut harus dilakukan karena mengingat akhir-akhir ini perbankan syariah mengalami

perlambatan pertumbuhan bahkan penurunan market share jika dibandingkan dengan perbankan

konvensional. Inovasi produk bank syariah diharapkan agar bank syariah bisa kembali tumbuh dan

bersaing dengan perbankan konvensional dan perbankan asing.

2. Kualitas asset

Berdasarkan data salah satu media massa misalnya Jawapost (2016), semua Direktur utama

bank-bank BUMN menyatakan bahwa tantangan utama perbankan syariah di tahun 2016 adalah

soal kualitas kredit (pembiayaan)[11]. Oleh karena itu, bank syariah harus tetap mewaspadai tren

peningkatan pembiayaan bermasalah yang mempengaruhi kualitas aset. Perbankan konvensional

juga menghadapi tantangan kualitas kredit yang serius. Hal ini dikarenakan, faktor tekanan

eksternal, seperti melemahnya ekonomi China dan ketidakpastian suku bunga The Fed yang

masih akan mempengaruhi ekonomi domestik, termasuk sektor perbankan yang erat

hubungannya dengan pembiayaan sektor riil.

3. Modal dan skala usaha bank syariah

Permodalan perbankan syariah yang belum memadai juga menghambat bank-bank syariah

dalam membuka kantor cabang, mengembangkan infrastruktur, dan pengembangan segmen

layanan. OJK mencatat, dari 12 BUS terdapat 10 BUS memiliki modal inti kurang dari Rp 2

triliun, dan belum ada BUS bermodal inti melebihi Rp 5 triliun. Permodalan bank syariah perlu

diperkuat secara signifikan agar memiliki skala usaha yang memadai untuk melakukan ekspansi.

Untuk mewujudkan itu, OJK telah mendorong komitmen Bank Induk Konvensional untuk

mengoptimalkan perannya dan meningkatkan komitmennya untuk mengembangkan layanan

perbankansyariah hingga mencapai share minimal di atas 10% asset BUK induk.

4. Persaingan dalam mengumpulkan dana murah

Selama ini perbankan syariah masih rendah komposisinya dalam masalah dana murah ini,

seperti dana giro wadiah. Menurut data, dana murah bank syarah sebesar 8%. Pesaingan DPK

tidak saja terjadi dengan lembaga perbankan konvensional tetapi jugaterjadi dengan Institusi

Keuangan Non-Bank (IKNB) seperti takaful dan reksa dana. Oleh karena itu, beberapa dekade

belakangan bank umum mulai mencari sumber dana non-deposito. Oleh karena itu, bank-bank

syariah harus bisa menggali dan mendapatkan dana-dana murah. Selain giro wadiah, dana-dana

waqaf seharusnya bisa diraih dan dikelola bank-bank syariah dalam jumlah yang signifikan.

Pemerintah dalam hal ini dirjen pajak seharusnya memberikan intensif kepada penempatan dana

waqaf di bank syarah berupa pembebasan pajak.

Page 6: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

840 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

5. Sumber Daya Manusia (SDM)

Tantangan dalam pengembangan perbankan syariah adalah SDM yang belum memadai dan

kurang kompeten. Penyediaan SDM yang kompeten dengan jumlah yang cukup menjadi tuntutan

mutlak bagi bank syariah terutama dalam menghadapi MEA. Oleh sebab itu, manajemen bank

syariah harus memprioritaskan penciptaan SDM yang berkompeten dan berkualitas dengan terus

melakukan training dan workshop atau kuliah pascasarjana. Karena SDM perbankan syariah yang

berkualitas adalah suatu kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis perbankan syariah

Berdasarkan matrik SWOT, maka peneliti memperoleh hasil analisis SWOT perbankan syariah di

Indonesia, sebagai berikut:

Tabel 4.4. Matrik SWOT Perbankan Syariah Indonesia

Internal

Eksternal

Stranghts (S) 1. Dukungan pemerintah dan

komunitas-komunitas

Universal.

2. Keunggulan komparatif dan

keunggulan kompetitif.

Transaksi yang tidak

mengandung riba. Jaringan

Kantor dan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang

meningkat Sistem bagi hasil

dan pinjaman tanpa bunga

Weakness (W) 1. Belum selarasnya visi dan

kurangnya koordinasi antara

pemerintah dan otoritas dalam

pengembangan perbankan

Syariah. Modal yang belum

memadai Biaya dana yang

mahal. Produk yang tidak

variatif. Sumber Daya

Manusia (SDM) dan teknologi

informasi serta pelayanan\

kurang mendukung

Opportunities (O)

1. Mayoritas penduduk

muslim

2. Sumber Daya Alam (SDA)

yang melimpah

3. Adanya peluang hukum

untuk menunjang

berkembangnya bank tanpa

bunga

4. Masuknya lembaga

keuangan internasional

5. Perkembangan lembaga

pendidikan

6. Prospek Ekonomi Indonesia

yang cerah

Strategi S-O

1. Memperkuat kerjasama

antara otorisasi dan

pemerintah. Promosi lebih

gencar didukung oleh

mayoritas penduduk

Meningkatkan kerjasama

antara regulator dan perguruan

tinggi baik lembaga riset lokal

maupun internasional

Menginisiasi dan

mengembangkan Investment

Grade.

Strategi W-O

1. Menambah jaringan

pemasaran

2. Mengoptimalkan SDM dan

pelayanan

3. Meningkatkan literasi dan

prefernsi kepada masyarakat

4. Meningkatkan pangsa pasar

dan peningkatan daya saing

lembaga keuangan syariah

Threats (T) 1. Inovasi produk bank

syariah Kualitas Aset

2. Modal dan skala usaha

bank Syariah Persaingan

dalam mengumpulkan dana

murah Sumber Daya Manusia

(SDM)

3. Teknologi sistem keuangan

syariah

Strategi S-T 1. Meningkatkan

pengembangan produk

2. Meningkatkan kuantitas

dan kualitas SDM, TI serta

infrastruktur.

3. Memperkuat modal dan

skala usaha secara efesiensi.

Memperbaiki struktur dana

untuk mendukung

peningkatan pembiayaan

Sekuritisasi

Strategi W-T 1. Pemerintah dalam

memperluas cakupan industri

lembaga keuangan syariah

2. Sinergi antar lembaga

keuangan syariah

3. Mengintensifkan kegiatan

pelatihan mengenai sistem

perbankan syariah

4. Sosialisasi skema dan

produk perbankan syariah

Page 7: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 841

Strategi konsep yang ditawarkan oleh peneliti setelah mengkaji dengan analisis SWOT dan

komparasi hasil penelitian terdahulu maka dicetuskan strategi perbankan syariah dalam menghadapi

MEA sebagai berikut:

1. Menguatkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar skill dan pelayanan pegawai perbankan

syariah semakin meningkat.

2. Menguatkan dan meningkatkan pemasaran agar konsumen semakin meningkat.

3. Mempertegas posisi keuangan agar tidak mengalami kerugian.

4. Proses produk perbankan syariah yang ditawarkan meliputi hal-hal yang dibutuhkan di era

MEA.

Dengan demikian strategi konsep penelitian ini dinamakan “Strategi Bank Syariah Berbasis

Penguatan Manajemen Keuangan, Pemasaran, Produksi Dan Sumber Daya Manusia (Sdm)” yang

kegiatan operasionalnya berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist secara transparan dan amanah

kepada nasabahnya atau yang disingkat dengan KPPS STRATEGY Based on Transparancy use a-

Qur’an and Hadist Principle. KPPS Strategic digambarkan dalam gambar seperti di bawah ini:

Gambar 4.3 KPPS Strategy

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil peneliti atas

penentuan strategi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

melalui analisis SWOT dengan melakukan analisis faktor internal dan faktor eksternal pada

perbankan syariah di Indonesia adalah:

1. Faktor internal dalam menentukan startegi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) terdiri dari kekuatan meliputi: Dukungan pemerintah dan komunitas-

komunitas, universal, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif, transaksi yang tidak

mengandung riba, jaringan kantor dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang meningkat serta sistem

bagi hasil dan pinjaman tanpa bunga.

Page 8: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

842 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

2. Faktor internal dalam menentukan strategi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) terdiri dari kelemahan meliputi: Belum selarasnya visi dan kurangnya

koordinasi antara pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah, modal yang

belum memadai, biaya dana yang mahal, produk yang tidak pariatif dan pelayanan yang belum

sesuai dengan ekspektasi masyarakat, SDM dan teknologi informasi serta pelayanan kurang

mendukung, pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, serta pengaturan dan

pengawasan yang masih belum optimal.

3. Faktor eksternal dalam menentukan strategi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) terdiri dari peluang meliputi: Mayoritas penduduk Indonesia adalah

muslim, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, adanya peluang hukum untuk menunjang

berkembangnya bank tanpa bunga, masuknya lembaga keuangan internasional, perkembangan

lembaga pendidikan, serta prospek ekonomi Indonesia yang cerah.

4. Faktor eksternal dalam menentukan strategi konsep perbankan syariah menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) terdiri dari tantangan meliputi: Inovasi produk bank syariah, kualitas

sset, modal dan skala usaha bank syariah, persaingan dalam mengumpulkan dana murah, SDM,

teknologi sistem keuangan Syariah.

5. Strategi konsep yang dapat digunakan salah satunya untuk menentukan strategi konsep perbankan

syariah dalam menghadapi MEA yaitu KPPS Strategy (Strategi Konsep Keuangan, Pemasaran,

produksi dan SDM artinya dalam persaingan perbankan syariah di era MEA menggunakan

strategi dalam penguatan manajemen keuangan, pemasaran, produksi dan SDM yang

berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist yang dilakukan secara transparan dan amanah kepada

nasabahnya. Sehingga hal ini akan membuat citra perbankan syariah benar-benar beda bukan

sekedar nama Islam, namun juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang ada di Al-Qur’an dan

Hadits sesuai dengan harapan nasabah selama ini.

Hasil penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, untuk lebih

menyempurnakan hasil penelitian ini maka peneliti mencoba memberikan beberapa saran bagi pihak-

pihak tertentu:

1. Bagi Perbankan Syariah

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, peneliti berpendapat agar perbankan syariah

dapat memanfaatkan peluang (opportunity) dan kekuatan (strengths), serta mengatasi ancaman

(threats) dan kelemahan (weaknesses) adalah dengan meningkatkan sistem operasional

manajemen dan keuangan, pemasaran, produksi dan SDM serta mengikuti terus perkembangan

pasar sehingga bertahan dalam persaingan secara transparan (online) berbasis Al-Qur’an dan

Hadits.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini masih terbatas pada analisis SWOT dan deskriptif kualitatif. Maka peneliti yang

akan datang dapat menggunakan analisis kuantitatif yaitu menambah variabel misalnya seperti

(permintaan nasabah, pelayanan, kepuasaan nasabah, saluran distributor, dan modal) agar

hasilnya lebih tergeneralisasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gunawan CI. STRATEGI MANAJEMEN INVESTASI BERBASIS SYARIAH. Putra MWH,

editor. Purwokerto: CV. IRDH (Research & Publishing); 2016. 88 p.

[2] Setiawan AB. Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity Untuk Pengembangan di

Indonesia [Internet]. [cited 2017 Oct 5]. Available from:

http://iei.or.id/publicationfiles/Perbankan Syariah, Challenges dan Opportunity Untuk

Pengembangan di Indonesia.pdf

[3] AbduRofiq A. MENAKAR PENGARUH MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

TERHADAP PEMBANGUNAN INDONESIA. SALAM J Sos dan Budaya Syar’i [Internet].

2015 Jun 9 [cited 2017 Oct 5];1(2). Available from:

http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/1543

Page 9: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 843

[4] Aristeus S. PELUANG INDUSTRI DAN PERDAGANGAN INDONESIA DALAM

PELAKSANAAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. J Rechts Vinding Media Pembin

Huk Nas [Internet]. 2014 [cited 2017 Oct 5];3(2):145–62. Available from:

http://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/37

[5] Syukriah A, Hamdani I. PENINGKATAN EKSISTENSI UMKM MELALUI

COMPARATIVE ADVANTAGE DALAM RANGKA MENGHADAPI MEA 2015 DI

TEMANGGUNG. Econ Dev Anal J [Internet]. 2013 [cited 2017 Oct 5];2(2). Available from:

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj/article/view/1395

[6] Bakhri BS. KESIAPAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI

ASEAN 2015 DARI PERSPEKTIF DAYA SAING NASIONAL. KESIAPAN Indones

MENGHADAPI Masy Ekon ASEAN 2015 DARI Perspekt DAYA SAING Nas J Econ

[Internet]. 2015 [cited 2017 Oct 5];1(1):21–8. Available from:

https://www.academia.edu/12552072/KESIAPAN_INDONESIA_MENGHADAPI_MASY

ARAKAT_EKONOMI_ASEAN_2015_DARI_PERSPEKTIF_DAYA_SAING_NASIONA

L?auto=download

[7] Redhika R, Mahalli K. ANALISIS POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN

ASURANSI SYARIAH DI KOTA MEDAN. Ekon dan Keuang [Internet]. 2015 Nov 19 [cited

2017 Oct 5];2(5). Available from: https://jurnal.usu.ac.id/index.php/edk/article/view/11693

[8] Maharani SN. PASAR MODAL SYARIAH DALAM TINJAUAN FILOSOFIS TEORITIS

DAN PRAKTIS. J Ekon Mod [Internet]. 2006 May 1 [cited 2017 Oct 5];2(2):76–86. Available

from: http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JEKO/article/view/913

[9] Al-Wesabi H, Ahmad N. Credit risk of Islamic banks in GCC countries. Int J Bank Financ

[Internet]. 2013 Nov 7 [cited 2017 Oct 5];10(2). Available from:

http://epublications.bond.edu.au/ijbf/vol10/iss2/8

[10] Barmana A. PENINGKATAN MSS (MARKET SHARE OF SHARIA) DALAM

MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) 2015 MELALUI IM

(ISLAMIC MICROFINANCE ) DAN IB (ISLAMIC BANKING) DI INDONESIA [Internet].

2011 [cited 2017 Oct 5]. p. 1–18. Available from:

https://www.academia.edu/5966925/PENINGKATAN_MSS_MARKET_SHARE_OF_SHA

RIA_DALAM_MENGHADAPI_MEA_MASYARAKAT_EKONOMI_ASEAN_2015_ME

LALUI_IM_ISLAMIC_MICROFINANCE_DAN_IB_ISLAMIC_BANKING_DI_INDONE

SIA

[11] Hadad MD. Industri Keuangan Syariah Menghadapi MEA | Selalu Ada Yang Baru. JawaPos

[Internet]. 2014 Nov 3 [cited 2017 Oct 5]; Available from:

http://www2.jawapos.com/baca/artikel/8786/Industri-Keuangan-Syariah-

[12] Ayub M, Pribadi AW. Understanding Islamic Finance : A-Z keuangan syariah [Internet].

Gramedia Pustaka Utama; 2007 [cited 2017 Oct 5]. 773 p. Available from:

https://books.google.co.id/books?id=v3Q09bj36UYC&dq=dengan+jumlah+penduduk+Indo

nesia+yang+mayoritas+beragam+Islam+yang+besar+merupakan+pasar+yang+sangat+prosp

ektif+dalam+mendukung+perkembangan+industri+perbankan+syariah+di+Indonesia&lr=&s

ource=gbs_navlinks_s

[13] Hayat H. GLOBALISASI PERBANKAN SYARIAH: TINJAUAN TEORITIS DAN

PRAKTIS DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015.

HUNAFA J Stud Islam [Internet]. 2014 Dec 17 [cited 2017 Oct 5];11(2):293. Available from:

http://jurnalhunafa.org/index.php/hunafa/article/view/358

[14] Alamsyah H. Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam

Menyongsong MEA 2015 [Internet]. Milad ke-8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI). 2012

[cited 2017 Oct 5]. Available from:

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34477024/6bf00812e40b4d0cb140ea80

239c4966PerkembanganProspekPerbankanSyariahIndonesiaMEA201.pdf?AWSAccessKeyI

d=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1507199240&Signature=uNwIEUNCaTPTrq

m5iS2OfBWzA%2Fs%3D&response-cont

Page 10: MODEL STRATEGI PERBANKAN SYARIAH MENGHADAPI …

844 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

[15] Lo CW, Leow CS. Islamic Banking in Malaysia: A Sustainable Growth of the Consumer

Market. Int J Trade, Econ Financ [Internet]. 2014 [cited 2017 Oct 5];5(6):526–9. Available

from: http://www.ijtef.org/papers/427-E303.pdf

[16] Abduh M. Islamic Banking Service Quality and Withdrawal Risk : The Indonesian

Experience. Int J Excell Islam Bank Financ [Internet]. 2011 [cited 2017 Oct 5];182(2842):1–

15. Available from: http://platform.almanhal.com/GoogleScholar/Details/?ID=2-7885

[17] Hosen MN, Muhari S. Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia Lead to Modified

Camel. Int J Acad Res Econ Manag Sci [Internet]. 2013 [cited 2017 Oct 5];2(5):2226–3624.

Available from: www.hrmars.com/journals

[18] Sufian F, Akbar Noor Mohamad Noor M. The determinants of Islamic banks’ efficiency

changes. Int J Islam Middle East Financ Manag [Internet]. 2009 Jun 19 [cited 2017 Oct

5];2(2):120–38. Available from:

http://www.emeraldinsight.com/doi/10.1108/17538390910965149

[19] Sufian F, Habibullah MS. Does Foreign Banks Entry Fosters Bank Efficiency? Empirical

Evidence from Malaysia. Eng Econ [Internet]. 2015 [cited 2017 Oct 5];21(5). Available from:

http://www.inzeko.ktu.lt/index.php/EE/article/view/11703

[20] Setiawan AB. Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity Untuk Pengembangan di

Indonesia [Internet]. [cited 2017 Oct 5]. Available from:

http://iei.or.id/publicationfiles/Perbankan Syariah, Challenges dan Opportunity Untuk

Pengembangan di Indonesia.pdf