MODEL PREDIKSI RADIASI MATAHARI WILAYAH INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANFIS DAN APLIKASINYA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh YUSUF SURYO UTOMO NIM : 22406001 Program Studi Sains Kebumian INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2009
22
Embed
MODEL PREDIKSI RADIASI MATAHARI WILAYAH · PDF fileANFIS memberikan hasil prediksi yang cukup baik dengan nilai rata-rata . Root ... berupa luas dan jumlah modul serta kapasitas baterai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODEL PREDIKSI RADIASI MATAHARI WILAYAH
INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANFIS
DAN APLIKASINYA
TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Oleh
YUSUF SURYO UTOMO
NIM : 22406001
Program Studi Sains Kebumian
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2009
MODEL PREDIKSI RADIASI MATAHARI WILAYAH
INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANFIS
DAN APLIKASINYA
Oleh
YUSUF SURYO UTOMO
NIM : 22406001
Program Studi Sains Kebumian
Institut Teknologi Bandung
Menyetujui
Tanggal 3 Maret 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Bayong Tjasyono H.K., DEA Prof. The Houw Liong, Ph.D
i
ABSTRAK
MODEL PREDIKSI RADIASI MATAHARI WILAYAH INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANFIS
DAN APLIKASINYA
Oleh
Yusuf Suryo Utomo
NIM : 22406001
Analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara konstanta matahari dengan aktivitas matahari dan fluks sinar kosmik. Terdapat korelasi yang lebih tinggi (tetapi dengan tanda yang berlawanan) antara variasi konstanta matahari dan variasi bilangan sunspot daripada variasi konstanta matahari dan variasi fluks sinar kosmik. Terjadi korelasi positif antara konstanta matahari dan bilangan sunspot, dengan koefisien korelasi 0,89 dan 0,96 masing-masing untuk data bulanan dan tahunan. Sebaliknya terjadi korelasi negatif antara konstanta matahari dan fluks sinar kosmik, yaitu –0,65 (bulanan) dan –0,69 (tahunan). Korelasi negatif terjadi pula antara aktivitas matahari dan fluks sinar kosmik, yaitu –0,73 (bulanan) dan –0,77 (tahunan). Saat aktivitas matahari mengalami penurunan hingga kondisi minima terjadi peningkatan liputan awan akibat meningkatnya ion-ion sekunder yang dihasilkan oleh sinar kosmik. Meningkatnya liputan awan tersebut mengakibatkan menurunnya nilai konstanta matahari dan jumlah radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi. Prediksi radiasi matahari bulanan dilakukan pada 14 lokasi di Indonesia dengan menggunakan model Adaptive Neuro-Fuzzy Inferrence System (ANFIS). Data pengukuran lama penyinaran matahari dan radiasi matahari bulanan periode tahun 1994 - 2003 digunakan sebagai input data. Secara umum, prediksi dengan model ANFIS memberikan hasil prediksi yang cukup baik dengan nilai rata-rata Root Mean Square Error (RMSE) relatif rendah. Panjang waktu prediksi bervariasi antara 3 hingga 9 bulan bergantung pada karakteristik dan panjang data dengan kesalahan hasil prediksi kurang dari 10%. Hasil prediksi kemudian divalidasi mengunakan data lapangan dan data satelit dari situs NASA SSE dengan kesalahan hasil validasi kurang dari 10%. Selanjutnya untuk tujuan aplikasi, keluaran ANFIS digunakan dalam perancangan sistem pemompaan air dengan photovoltaic (PV) menggunakan metode Lost of Energy Probability (LOEP). Metode tersebut dapat menghitung ukuran sistem berupa luas dan jumlah modul PV serta kapasitas baterai yang diperlukan oleh sistem. Ditemukan 4 lokasi yang cocok untuk sistem tersebut yaitu, Makassar, Pontianak, Padang dan Bengkulu karena komponen radiasi langsungnya lebih tinggi daripada komponen radiasi baur. Kata kunci : bilangan sunspot, ANFIS, lama penyinaran matahari, radiasi
matahari, sinar kosmik, LOEP.
ii
ABSTRACT
SOLAR RADIATION PREDICTION MODEL FOR
INDONESIA REGION USING ANFIS MODEL AND ITS
APPLICATION
Yusuf Suryo Utomo
NIM : 22406001
Correlation analysis shows a strong correlation between solar activity and cosmic ray flux and solar constant. A higher correlations (but with opposite sign) are found between solar constant variations and sunspot number variations than between variations in cosmic ray flux and solar constant. It was found a positive correlation between solar constant and sunspot number, with correlation coefficient about 0.89 and 0.96 for monthly and yearly data, respectively. In other hand, a negative correlation between solar constant and cosmic ray flux, i.e. –0.65 and –0.69. It was found a negative correlation also between solar activity and cosmic rays flux, i.e. –0.73 (monthly) and –0.77 (yearly). When solar activities decrease until minima condition, the cloud cover rate increase due to secondary ions produced by cosmic rays. The increasing of the cloud cover rate cause the decreasing of solar constant value and solar radiation on the earth surface. Monthly solar radiation prediction for 14 locations in Indonesian region using Adaptive Neuro-Fuzzy Inferrence System (ANFIS) model has been done. Sunshine duration and solar radiation measurement of period 1994 – 2003 are used as input data. Generally, prediction using ANFIS method give a good result with low Root Mean Square Error (RMSE) relatively. Prediction time-length varies of 3 to 9 months with error prediction less than 10%, depends on characteristic and data length. In addition, prediction result has been validated using ground data and satelite data from NASA SSE website with error validation less than 10%. In addition, the ANFIS outputs were used for designing a solar water pumping system by using Lost of Energy Probability (LOEP) method for application purpose. Using this method size of the system, i.e. area and number of PV module and battery capacity can be calculated. It was found 4 match locations for this system, i.e. Makassar, Pontianak, Padang and Bengkulu because of their higher dirrect radiation than diffuse radiation component. Keywords: sunspot number, ANFIS, sunshine duration, solar radiation, cosmic
ray, LOEP.
iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta
ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut
Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin
Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
Tesis ini dapat dikutip sebagai :
Utomo, Y.S., 2009, Model Prediksi Radiasi Matahari Wilayah Indonesia dengan menggunakan Model ANFIS dan Aplikasinya, Tesis Magister, Program Studi Sains Kebumian, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.
iv
Puji syukur kepada-Mu ya Allah
Atas ijin dan perkenan-Mu, segala sesuatu dapat terjadi
Kupersembahkan kepada :
Yang tersayang Dik Rus, Adhie dan Silvina
Bapak & Ibuku Karsono & Padmotiyoso
Bangsa dan Almamaterku
And to whom it may concern
v
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ijin-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan tahap Magister ini.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan memperoleh
gelar Magister Sains Bidang Khusus Sains Atmosfer pada Program Studi Sains
Kebumian, Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. Ide awal dan
pembahasan dalam tesis ini merupakan akumulasi dari seluruh proses kegiatan
perkuliahan di bangku kuliah dan didukung oleh akumulasi keterlibatan penulis
dalam kegiatan penelitian. Data yang digunakan dalam tesis ini sebagian besar
merupakan data lapangan hasil akuisisi para peneliti pada Pusat Penelitian Fisika
LIPI, Bandung. Harapan penulis, semoga tulisan ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang radiasi matahari (solar
radiation).
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis mendapat bantuan, masukan dan saran dari
berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih secara
khusus dan penghargaan yang tinggi kepada:
1. Prof. Dr. Bayong Tjasyono Hanggoro Kasih, DEA selaku Dosen Wali,
pembimbing I sekaligus Dosen Penguji dan Prof. The Houw Liong, Ph.D
selaku pembimbing II dan Dosen Penguji, atas segala saran, bimbingan
dan nasehatnya dalam penulisan tesis ini.
2. Seluruh Staf Pengajar S2 Program Studi Sains Kebumian FITB atas
bimbingan selama kuliah, juga kepada seluruh karyawan Program
Magister dan Doktor Sains Kebumian FITB yang senantiasa memberikan
pelayanan administrasi yang sangat baik kepada penulis.
3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang telah memberikan kesempatan
dan dukungan finasial selama menempuh pendidikan S2 melalui Program
beasiswa pendidikan pascasarjana dalam negeri.
4. Kepala Pusat Penelitian Fisika, Kepala Bidang Fisika Industri dan
Lingkungan atas dukungan fasilitas penelitian dan seluruh karyawan PPF
LIPI atas kerjasama yang baik dan dukungan moralnya.
5. Pak Has atas saran dan diskusi yang sangat bermanfaat.
vi
6. Rekan-rekan S2 Sains Kebumian khususnya Angkatan 2006 atas bantuan
moril dan diskusi-diskusinya selama menempuh pendidikan S2.
7. Dik Rus, Adhie, Silvina, Bapak Karsono dan Ibu Padmo atas segala jerih
payah, pengorbanan, kesabaran, dan ketulusannya serta membuat
segalanya menjadi mungkin.
Penulis berharap tesis ini dapat memberi manfaat dan dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi siapa saja yang membacanya.
Bandung, 2 Maret 2009.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................................. ii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI .................................................................. xvi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ............................................................ xix
Bab I Pendahuluan .................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
I.2 Maksud dan Tujuan Penelitian................................................................... 4
I.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah........................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ . 75
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data LPM (Lama Penyinaran Matahari) dan radiasi matahari
bulanan…………………………………………………………. A-1
A.1. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Sampali-Medan tahun 1999 – 2002…………………………………….………... A-2
A.2. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Sicincin – Padang Pariaman tahun 1991 – 1998…………………………….. A-2
A.3. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Kenten – Palembang tahun 1995 – 1999………………..……………………… A-2
A.4. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Pulau Baai-Bengkulu tahun 1994 – 2002……………………………………….. A-2
A.5. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Darmaga – Bogor tahun 1993 – 2002………………………………..……… A-3
A.6. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Bandung tahun 1994 – 2002…..A-3
A.7. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Siliwangi – Semarang tahun 1994 – 2002……………………………………….. A-3
A.8. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Karangploso – Malang tahun 1994 – 2002……………………………………….. A-3
A.9. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Banjarbaru tahun 1995 – 2002……………………………………………… A-4
A.10. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Siantan – Pontianak tahun 1992 – 2001……………………………………….. A-4
A.11. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Kayuwatu – Manado tahun 1994 –1999…………………………………..……. A-4
A.12. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Panakkukang-Makassar tahun 1994 – 1997……………………………………….. A-4
A.13. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Selaparang – Mataram tahun 2001 – 2003……………………………………….. A-5
A.14. Data lama penyinaran matahari bulanan (kiri) dan radiasi matahari bulanan (kanan) Stasiun Lasiana – Kupang tahun 1994 – 2000……………………………..…..…….. A-5
x
Lampiran B Grafik pembelajaran, hasil cek data dan prediksi radiasi matahari
bulanan dengan MODEL ANFIS beserta validasinya…….……..B-1
B.1.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Sampali-Medan tahun 1999-2002……………..………………………........B-2
B.1.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Sampali-Medan.....B-2 B.1.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Sampali-Medan
tahun 1999-2002 dan prediksi 9 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)……………………..……...…B-3
B.1.d. Hasil prediksi 9 bulan ke depan radiasi matahari Sampali- Medan (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………...B-3
B.1.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Sampali-Medan (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………………………………………………....B-4
B.1.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………….B-4
B.2.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Sicincin – Padang Pariaman tahun 1991 – 1998………………………...…....B-5
B.2.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Sicincin - Padang Pariaman……………………………………………..…....B-5
B.2.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Sicincin – Padang Pariaman tahun 1991 – 1998 dan prediksi 6 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)……………….....B-6
B.2.d. Hasil prediksi 6 bulan ke depan radiasi matahari Sicincin – Padang Pariaman (atas) dan error/kesalahannya (bawah)..B-6
B.2.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Sicincin – Padang Pariaman (atas) dan error/ kesalahannya (bawah)……………………………….….....B-7
B.2.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……………..B-7
B.3.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Kenten – Palembang tahun 1991 – 1998………………………….....B-8
B.3.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Kenten-Palembang …………………………………………………………..... B-8
B.3.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Kenten – Palembang tahun 1991 – 1998 dan prediksi 6 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)………………..... B-9
B.3.d. Hasil prediksi 6 bulan ke depan radiasi matahari Kenten – Palembang (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…........ B-9
B.3.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Kenten – Palembang (atas) dan error/kesalahannya (bawah)………………………………B-10
B.3.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……..…...... B-10
B.4.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Pulau Baai – Bengkulu tahun 1994 – 2002……………………………. B-11
B.4.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Pulau Baai – Bengkulu…………………………………..…………….. B-11
xi
B.4.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Pulau Baai – Bengkulu tahun 1994 – 2002 dan prediksi 9 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)………………….. B-12
B.4.d. Hasil prediksi 9 bulan ke depan radiasi matahari Pulau Baai – Bengkulu (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…..…..... B-12
B.4.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Pulau Baai – Bengkulu (atas) dan kesalahannya (bawah)………………………………………….…............ B-13
B.4.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…….............. B-13
B.5.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Darmaga – Bogor tahun 1993 – 2001………………………………….……... B-14
B.5.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Darmaga – Bogor.. B-14 B.5.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Darmaga – Bogor
tahun 1993 – 2001 dan prediksi 7 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)………………………..…….... B-15
B.5.d. Hasil prediksi 7 bulan ke depan radiasi matahari Darmaga – Bogor (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………...... B-15
B.5.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Darmaga – Bogor (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………………………………………………….. B-16
B.5.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………….... B-16
B.6.a. Data pembelajaran radiasi matahari Bandung tahun 1994-2002………………………………………….............. B-17
B.6.b. Hasil cek data radiasi matahari Bandung………………...... B-17 B.6.c. Data pembelajaran radiasi matahari Bandung tahun 1994-2002
dan prediksi 6 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)…………………………………………………….. B-18
B.6.d. Hasil prediksi 6 bulan ke depan radiasi matahari Bandung (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………………….. B-18
B.6.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Bandung (atas) dan error/kesalahannya (bawah)………….. B-19
B.6.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……………... B-19
B.7.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Siliwangi – Semarang tahun 1994 – 2000…………………………….... B-20
B.7.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Siliwangi – Semarang……………………………………………........... B-20
B.7.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Siliwangi – Semarang tahun 1994 – 2000 dan prediksi 4 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)…………..………. B-21
B.7.d. Hasil prediksi 4 bulan ke depan radiasi matahari Siliwangi – Semarang (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…............ B-21
B.7.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Siliwangi – Semarang (atas) dan kesalahannya (bawah)…………………………………………..……….... B-22
xii
B.7.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……..………. B-22
B.8.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Karangploso – Malang tahun 1994 – 2002……………………………...… B-23
B.8.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Karangploso- Malang…………………………………………………..… B-23
B.8.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Karangploso – Malang tahun 1994 – 2002 dan prediksi 6 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)…………..………. B-24
B.8.d. Hasil prediksi 6 bulan ke depan radiasi matahari Karangploso – Malang (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………... B-24
B.8.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Karangploso – Malang (atas) dan kesalahannya (bawah)……………………………………………...…….. B-25
B.8.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……………... B-25
B.9.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Banjarbaru tahun 1995 – 2002…………………………………………........... B-26
B.9.b. Hasil cek data radiasi matahari Banjarbaru………...…….... B-26 B.9.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Banjarbaru
tahun 1995 – 2002 dan prediksi 4 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)………………..……….... B-27
B.9.d. Hasil prediksi 4 bulan ke depan radiasi matahari Banjarbaru (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………………….. B-27
B.9.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Banjarbaru (atas) dan error/kesalahannya (bawah).. B-28
B.9.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)………........... B-28
B.10.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Siantan – Pontianak tahun 1992 – 2001…………………………..... B-29
B.10.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Siantan – Pontianak………………………………………………… B-29
B.10.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Siantan – Pontianak tahun 1992 – 2001 dan prediksi 6 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)………….. B-30
B.10.d. Hasil prediksi 6 bulan ke depan radiasi matahari Pontianak (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……….. B-30
B.10.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Siantan - Pontianak (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……….……………….......................................... B-31
B.10.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)................… B-31
B.11.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Kayuwatu – Manado tahun 1994 – 2000……………………………… B-32
B.11.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Kayuwatu- Manado………………………………………………...… B-32
xiii
B.11.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Kayuwatu – Manado tahun 1994 – 2000 dan prediksi 9 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)…………………. B-33
B.11.d. Hasil prediksi 9 bulan ke depan radiasi matahari Kayuwatu – Manado (atas) dan error/kesalahannya (bawah)………..... B-33
B.11.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Kayuwatu-Manado (atas) dan error/kesalahannya (bawah)………………………............................................ B-34
B.11.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……….…… B-34
B.12.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Panakkukang – Makassar tahun 1991 – 1997……………………………... B-35
B.12.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Panakkukang – Makassar………………………………………………..… B-35
B.12.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Panakkukang – Makassar tahun 1991 – 1997 dan prediksi 7 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)………….……… B-36
B.12.d. Hasil prediksi 7 bulan ke depan radiasi matahari Panakkukang – Makassar (atas) dan error/kesalahannya (bawah)………... B-36
B.12.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Panakkukang-Makassar (atas) dan kesalahannya (bawah)…………………………....…………………….... B-37
B.12.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…..………… B-37
B.13.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Selaparang – Mataram tahun 2001 – 2003………………………............ B-38
B.13.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Selaparang-Mataram…………………………………………………... B-38
B.13.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Selaparang – Mataram tahun 2001 – 2003 dan prediksi 8 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)………….…….… B-39
B.13.d. Hasil prediksi 8 bulan ke depan radiasi matahari Selaparang – Mataram (atas) dan error/kesalahannya (bawah)…………. B-39
B.13.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Selaparang – Mataram (atas) dan kesalahannya (bawah)................................................................................. B-40
B.13.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan kesalahannya (bawah)............................... B-40
B.14.a. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Lasiana – Kupang tahun 1994 – 2001……………………………………….... B-41
B.14.b. Hasil cek data radiasi matahari Stasiun Lasiana – Kupang.. B-41 B.14.c. Data pembelajaran radiasi matahari Stasiun Lasiana-Kupang
tahun 1994 – 2001 dan prediksi 3 bulan ke depan (atas), serta error/kesalahannya (bawah)………………..………... B-42
B.14.d. Hasil prediksi 3 bulan ke depan radiasi matahari Lasiana – Kupang (atas) dan error/kesalahannya (bawah)………….. B-42
xiv
B.14.e. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran Stasiun Lasiana – Kupang (atas) dan error/kesalahannya (bawah)……………………………………………………. B-43
B.14.f. Validasi hasil prediksi ANFIS menggunakan data pengukuran satelit (atas) dan error/kesalahannya (bawah)………...…… B-43
Lampiran C Aplikasi model untuk perancangan solar water pumping menggunakan
metode LOEP (Lost of Energy Probability)……………………........ C-1
C.1.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Sampali-Medan…………………………………………….... C-2
C.1.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Sampali-Medan……………………………………..……….. C-2
C.2.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Sicincin-Padang………………………………...…………… C-3
C.2.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Sicincin-Padang……………………………………..………. C-3
C.3.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Kenten-Palembang……………………..…..……..…………. C-4
C.3.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Kenten- Palembang………………………………………..………...... C-4
C.4.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Pulau Baai-Bengkulu………………….…………………….. C-5
C.4.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Pulau Baai-Bengkulu……………………….…..…………... C-5
C.5.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Darmaga-Bogor……………………………………………... C-6
C.5.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Darmaga-Bogor....................................................................................... C-6
C.6.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Bandung…………………………………………….............. C-7
C.6.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Bandung.................................................................................. C-7
C.7.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Semarang…………………………………………................. C-8
C.7.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Semarang……………………………………………............. C-8
C.8.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Karangploso-Malang…………………………...………....… C-9
C.8.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Karangploso-Malang ……………………………..……....… C-9
C.9.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Banjarbaru………………………………….……………… C-10
C.9.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Banjarbaru…………………………………………..……... C-10
C.10.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Siantan-Pontianak…………………………………............. C-11
xv
C.10.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Siantan-Pontianak……………………………..………….. C-11
C.11.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Kayuwatu-Manado……………………………….….......... C-12
C.11.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Kayuwatu-Manado………………………..…………….... C-12
C.12.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Makassar……………………………………………........... C-13
C.12.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Makassar.............................................................................. C-13
C.13.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Mataram……………………………………………..……. C-14
C.13.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Mataram.............................................................................. C-14
C.14.a Data Input perancangan solar water pumping untuk Kupang…………………………………………..……...... C-15
C.14.b Hasil perancangan solar water pumping untuk Kupang………………………………………………….... C-15
xvi
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI
Gambar II.1 Skema geometris hubungan matahari-bumi (sumber : Bayong, 2004) ... 9
Gambar II.2 Kurva distribusi spektral irradiasi matahari di luar atmosfer (m = 0)
dan radiasi di permukaan laut (m = 1) ), m adalah optical air mass
yang menggambarkan jumlah penyerapan radiasi matahari.
Penyerapan radiasi matahari di atmosfer didominasi oleh uap air,
karbon dioksida dan ozon (sumber : Robinson, 1966) .......................... 17
Gambar II.3 Spektrum gelombang elektromagnet: gelombang pendek (0,15 – 3,0)
µm terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan panjang gelombang,
yaitu: gelombang ultraviolet (< 0,4 µm), gelombang tampak (0,4 –
0,7) µm dan gelombang inframerah (> 0,7 µm)
(sumber : Lutgens dan Tarbuck, 1998) ................................................. 19
Gambar II.4 Sistem inferensi fuzzy model Sugeno orde satu dengan dua input