SKRIPSI MODEL PERSAMAAN SIMULTAN ANTARA BANK MARKET POWER DAN BANK LIQUIDITY PADA BANK DI BEBERAPA NEGARA KAWASAN ASIA PASIFIK OLEH THARA ANNISA 150501106 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
105
Embed
MODEL PERSAMAAN SIMULTAN ANTARA BANK MARKET POWER DAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
SKRIPSI
MODEL PERSAMAAN SIMULTAN ANTARA BANK MARKET
POWER DAN BANK LIQUIDITY PADA BANK DI BEBERAPA
NEGARA KAWASAN ASIA PASIFIK
OLEH
THARA ANNISA
150501106
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
ABSTRAK
MODEL PERSAMAAN SIMULTAN ANTARA BANK MARKET POWER
DAN BANK LIQUIDITY PADA BANK DI BEBERAPA NEGARA
KAWASAN ASIA PASIFIK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Bank Market Power
(Kekuatan Pasar bank) yang diukur dengan Indeks Lerner terhadap Bank Liquidity
(Likuiditas Bank) yang diukur dengan perhitungan rasio aset likuid terhadap total
aset (liquid assets to total assets) pada perbankan yang terdaftar di Federal
Reserve Economic Data. Penelitian ini menggunakan 12 data dari total laporan
keuangan tahunan bank per negara di kawasan Asia Pasifik yang dipublikasikan
di Federal Reserve Economic Data mulai tahun 1996-2014. Sehingga
menghasilkan 228 data observasi bank.
Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan dengan metode
Two Stage Least Square (2SLS) dengan uji persamaan simultan menggunakan
Hausman’s Specification Error Test dan Fixed Effect Model (FEM) untuk regresi
data panel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Market Power (Kekuatan
Pasar bank) yang diukur dengan Indeks Lerner berpengaruh negatif signifikan
terhadap Bank Liquidity (Likuiditas Bank) yang diukur dengan perhitungan rasio
aset likuid terhadap total aset (liquid assets to total assets) dan sebaliknya pada
perbankan yang terdaftar di Federal Reserve Economic Data.
Kata Kunci: Bank Market Power, Bank Liquidity, Persamaan Simultan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
ABSTRACT
SIMULTANEOUS EQUATION MODEL BETWEEN MARKET POWER
BANKS AND LIQUIDITY BANKS AT BANKS IN SEVERAL COUNTRIES
IN THE ASIA PACIFIC REGION
This study aims to determine the effect of Bank Market Power as
measured by the Lerner Index of Bank Liquidity as measured by calculating the
ratio of liquid assets to total assets (liquid assets to total assets) in banks
registered at the Federal Reserve Economic Data. This study uses 12 data from
the total annual financial statements of banks per country in the Asia Pacific
region published in the Federal Reserve Economic Data from 1996-2014. Thus
generating 228 bank observation data.
This study uses a simultaneous equation model with the Two Stage
Least Square (2SLS) method with simultaneous equation test using the Hausman’s
Specification Error Test and Fixed Effect Model (FEM) for panel data regression.
The results of this study indicate that Bank Market Power as measured
by the Lerner Index has a significant negative effect on Bank Liquidity as
measured by calculating the ratio of liquid assets to total assets (liquid assets to
total assets) and vice versa in banks that are registered with the Federal Reserve
Economic Data.
Keywords: Market Power Bank, Liquidity Bank, Simultaneous Equation.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Tuhan semesta alam,
yang telah memberikan Rahmat dan Karunianya sehingga penulis telah mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Persamaan Simultan Antara
Bank Market Power Dan Bank Liquidity Pada Bank Di Beberapa Negara
Kawasan Asia Pasifik”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, teristimewa kepada
kedua orang tua Ayahanda Tanjung Ritonga, SE dan Ibunda Hakma Nelly yang
senantiasa memberikan doa dan dukungan selama proses perkuliahan dan
pengerjaan skripsi ini.
Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier Hsb, MP selaku Ketua Program
Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE,
M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
yang telah memberikan bimbingan dan masukan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritonga, SE, M.Si, selaku Dosen
Pembanding I saya yang telah memberikan saran dan kritikan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si, selaku Dosen
Pembanding II saya yang telah memberikan saran dan kritikan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan staf Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
penulis.
7. Seluruh pegawai dan staf administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Ekonomi
Pembangunan.
8. Kepada sahabat penulis dan semua pihak yang turut membantu
penyelesaian skripsi ini, namun tidak dituliskan pada lembaran ini,
penulis mohon maaf dan tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
Medan, Januari 2020
Penulis,
Thara Annisa
NIM. 150501106
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 9 2.1 Landasan Teori .................................................................. 9
2.1.1 Teori Kekuatan Pasar ........................................... 9
2.1.2 Pengukuran Bank Market Power .......................... 9
2.1.3 Teori Likuiditas Bank ........................................... 11
2.1.4 Pengukuran Likuiditas Bank ................................ 12
2.1.5 Teori Inflasi ........................................................... 13
2.1.6 Teori Real Deposit Rate ........................................ 14
2.1.7 Teori Market Concentration ................................. 14
3 Hausman’s Specification Error Test Bank Market Power
4 2SLS Bank Market Power (Common Effect)
5 2SLS Bank Market Power (Random Effect)
6 2SLS Bank Market Power (Fixed Effect)
7 Hausman’s Specification Error Test Bank Liquidity
8 2SLS Bank Liquidity (Common Effect)
9 2SLS Bank Liquidity (Random Effect)
10 2SLS Bank Liquidity (Fixed Effect)
11 Data Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisa mengenai tingkat persaingan yang terjadi di suatu pasar dengan
menggunakan ukuran Market Power (kekuatan pasar) telah menjadi fokus utama
dalam kajian ekonomi industry di era modern. Market power adalah suatu ukuran
kemampuan perusahaan dalam menentukan tingkat harga pasarnya untuk
mengalahkan para pesaing.
Jika dikaitkan dengan bentuk struktur pasar, perusahaan di pasar
persaingan sempurna tidak memiliki Market Power, sedangkan perusahaan di
pasar monopoli memiliki tingkat Market Power yang paling besar. Dengan
demikian, bahwa semakin kompetitif sebuah pasar berarti semakin rendah Market
Power yang ada, dan sebaliknya semakin pasar tidak kompetitif, Market Power
yang ada di pasar tersebut akan menunjukkan tingkatan yang semakin tinggi,
termasuk di dalamnya analisa tingkat persaingan di industri perbankan.
Perbankan sebagai sebuah industri yang berfungsi sebagai lembaga
intermediasi antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus spending unit)
dengan pihak yang memerlukan dana, maka peran perbankan sangat vital dalam
menunjang proses pembangunan di suatu negara. Jika terjadi distorsi pada fungsi
industri perbankan, sehingga memunculkan kinerja yang inefisien, tentu akan
berdampak pada likuiditas di sektor perbankan. Salah satunya dapat dilihat dari
hasil penelitian Ariss (2010) yang menggunakan data dari 821 bank di 60 negara
berkembang selama periode 1999-2005 yang menyatakan bahwa tidak ada negara
yang kebal terhadap krisis finansial termasuk negara maju. Penelitian tersebut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
juga menyatakan adanya hubungan positif dari Bank Market Power dan Bank
Liquidity di negara berkembang. Artinya semakin tinggi Bank Market Power di
negara berkembang semakin tinggi juga likuiditas banknya. Karena bank-bank di
negara berkembang cenderung menghindari resiko yang besar. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yg dilakukan oleh (Nguyen, Perera, dan Skully, 2017)
yang menyatakan bahwa bank di negara-negara berkembang mempunyai tingkat
likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju. Karena
negara maju cenderung menginvestasikan asetnya pada aset yang lebih berisiko
tinggi yang akan menghasilkan profit yang besar. Likuiditas merupakan
kemampuan bank untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash)
dengan segera. Dengan kata lain, proses mediasi antara pihak yang memerlukan
dana dengan pemilik dana akan mengalami hambatan. Dengan adanya hambatan
tersebut, maka dana yang ada tidak dapat digunakan untuk membiayai proyek-
proyek pembangunan di negara tersebut.
kekuatan pasar (Market Power) memiliki pengaruh yang berbeda-beda
pada likuiditas bank tergantung pada tingkat dominasi bank di setiap pasar.
Kekuatan pasar bank (Bank Market Power) yang lebih besar juga dapat dikaitkan
dengan kegiatan pengambilan risiko bank yang lebih besar. Pandangan tersebut
sejalan dengan pandangan konvensional yang disebut sebagai “competition -
fragility view” menyatakan bahwa industri perbankan yang memiliki tingkat
persaingan yang tinggi, akan memperoleh laba ataupun profit margin yang tidak
terlalu besar. Hal tersebut dapat mendorong perbankan untuk mengambil dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
meningkatkan risiko yang lebih besar dalam upaya mencapai laba ataupun profit
margin yang tinggi.
Pandangan tersebut menunjukkan semakin rendahnya tingkat persaingan
industri perbankan di suatu negara, menyebabkan munculnya bank-bank dominan
yang menguasai pasar dan peningkatan dari Bank Market Power. Sejalan dengan
hal tersebut, bank-bank dominan akan meningkatkan risikonya pada penyaluran
kredit yang mana hal tersebut dapat meningkatkan profitabilitas pada bank
tersebut. Akan tetapi, hal tersebut juga dapat mengurangi tingkat likuiditasnya
apabila bank tersebut tidak dapat mengelolanya dengan baik. Ditambah lagi
dengan munculnya kredit macet dan dana pihak ketiga yang tidak dapat dicapai
secara optimal, maka likuiditas bank tersebut akan terganggu. Likuiditas juga
berhubungan dengan Inflasi dan Real Deposit Rate (Suku Bunga Deposito).
Apabila tingkat likuiditas perbankan di suatu negara tinggi, maka dapat dikatakan
jumlah uang yang beredar di negara tersebut juga meningkat. Peningkatan jumlah
uang beredar di masyarakat dapat memicu kenaikan inflasi. Inflasi memegang
peran penting dalam mempengaruhi perilaku masyarakat untuk menabung. Dalam
upaya menarik minat masyarakat, bank-bank bersaing untuk menghimpun dana
dari masyarakat melalui berbagai cara, diantaranya adalah dengan menawarkan
suku bunga deposito yang lebih tinggi. Inflasi yang tinggi akan mengurangi nilai
riil dari uang yang disimpan. Oleh karenanya, tingkat inflasi yang lebih tinggi
dibandingkan suku bunga akan mengakibatkan nilai riil uang dimasa depan akan
menurun, dan pada gilirannya akan membuat masyarakat enggan menyimpan
dananya di bank.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
Tinggi atau rendahnya tingkat persaingan antar bank yang terjadi,
mempengaruhi kebijakan penentuan harga bank yang mengarah kepada suku
bunga pinjaman dan deposito. Apabila tingkat persaingan antar bank rendah,
maka akan meningkatkan Bank Market Power dan mengarah pada peningkatan
suku bunga pinjaman dan penurunan suku bunga deposito.
Kesadaran pentingnya pengelolaan likuiditas tercermin dalam kerangka
Basel III yang dikeluarkan oleh Basel Committee on Banking Supervision (BCBS)
pada Oktober 2014 dalam rangka mengatasi krisis keuangan global 2007/2008.
Dalam kerangka Basel III diperkenalkan standar perhitungan likuiditas yang baru
yaitu Net Stable Funding Ratio (NSFR). NSFR merupakan salah satu bentuk dari
reformasi regulasi yang dikeluarkan oleh BCBS dalam rangka meningkatkan
ketahanan sektor perbankan. Melalui NSFR (Net Stable Funding Ratio), bank
dipersyaratkan untuk memelihara dana-dana stabil (stable funding) yang
disesuaikan dengan kompoisisi aset dan aktivitas rekening administratif yang
dimilikinya. Stuktur dana yang dipelihara pada level tertentu ini dimaksudkan
untuk mengurangi kemungkinan dimana adanya gangguan terhadap sumber-
sumber pendanaan regular yang akan mengikis posisi likuiditas bank sehingga
meningkatkan risiko kegagalan bank dan berpotensi menjadi systemic stress yang
lebih luas.
Belajar dari historis, krisis perbankan yang terjadi selama ini terutama
disebabkan oleh krisis likuiditas bank yang menyebabkan terjadinya gagal bayar
bank terhadap sebagian besar kewajibannya. Bank sentral sebagai lender of the
last resort (LLR) adalah sebagai peminjam likuiditas sementara kepada bank yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
sedang mengalami kesulitan likuiditas. Bantuan likuiditas diberikan terutama bila
kegagalan suatu bank diperkirakan dapat menyebabkan efek menular (contagion
effect) dan dapat menimbulkan risiko sistemik. Bank penerima pinjaman juga
harus menyediakan jaminan atau agunan yang berkualitas dan dapat dicairkan
dengan mudah serta nilainya minimal sama dengan besarnya pinjaman. Dan
biasanya, bank yang membutuhkan likuiditas melalui lender of the last resort
(LLR) pada dasarnya dapat dicurigai dalam proses menjadi bangkrut.
Cadangan likuiditas suatu bank pada umumnya merupakan jaminan atau
tindakan berjaga-jaga atas kemungkinan terjadinya kewajiban membayar akibat
peningkatan penarikan dana maupun peningkatan giro wajib minimum (GWM).
Beberapa bank memilih melakukan strategi untuk memiliki likuiditas yang
berlebih sebagai sinyal kepada pasar bahwa bank tersebut memiliki likuiditas
yang kuat. Di lain sisi, kelebihan likuiditas dapat juga diinterpretasikan bahwa
bank memiliki pengelolaan likuiditas yang buruk sehingga tidak optimal dalam
mengelola portofolio aset dan liabilitas.
Kelebihan likuiditas dapat juga merupakan akibat dari lemahnya
infrastruktur dalam sistem pembayaran dan pasar uang antar bank (PUAB). Pasar
uang antar bank (PUAB) atau disebut juga interbank call money market
merupakan tempat terjadinya transaksi pinjam meminjam dana antara bank
dengan bank lain untuk memenuhi kebutuhan likuiditas maupun menempatkan
likuiditas jangka pendek karena gap likuiditas harian.
Semakin berkembangnya sistem keuangan suatu negara dapat dicerminkan
melalui biaya partisipasi dalam sistem keuangan negara tersebut. Di negara maju,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
biaya untuk memproses informasi, evaluasi proyek dan monitoring atas peminjam
dana relatif rendah. Perkembangan ini memudahkan bank dalam mengelola
likuiditas mereka sehingga tingkat cadangan likuiditas relatif rendah. Sebaliknya,
negara yang memiliki sistem pembayaran yang buruk, maupun infrastruktur pasar
uang antar bank yang terbatas cenderung mempersulit bank dalam mengelola
likuiditas, sehingga bank cenderung memegang likuiditas yang lebih tinggi dari
kebutuhannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nguyen, Perera, dan Skully,
2017) menyatakan bahwa Bank Liquidity (likuiditas bank) dapat dipengaruhi oleh
peraturan keuangan negara, pengawasan bank, dan infrastruktur industri di negara
tersebut. Hal ini mencerminkan liberalisasi keuangan suatu negara dan evolusi
pasar perbankannya. Mereka juga menemukan bahwa kekuatan pasar berpengaruh
terhadap likuiditas bank dan tergantung pada gelar dari Bank Market Power
tersebut. Keuntungan awal dari kekuatan pasar bank menyebabkan peningkatan
likuiditas bank. Tetapi, di luar ambang batas yang ditentukan secara empiris,
dimana berdasarkan observasi menggunakan Interverted U-Shaped dan dari sudut
pandang cross-sectional, bank-bank yang kekurangan kekuatan pasar (Market
Power) memegang aset yang lebih likuid dan sebagai pemberi pinjaman di pasar
uang antar bank (PUAB). Sebaliknya, bank-bank dominant berinvestasi sedikit
di low-yielding liquid assets dan sebagai borrowers di pasar uang antar bank
(PUAB). (Nguyen, Perera, dan Skully, 2017) juga menemukan bahwa Level Of
Market Power, ceteris paribus, bank-bank yg berada di negara maju memegang
aset yg kurang likuid dan mendapatkan pendanaan lebih melalui pasar uang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
antarbank (PUAB). Dan sebaliknya, pada bank-bank yang berada di negara
berkembang memegang aset yang lebih likuid.
Sangat sedikitnya penelitian mengenai hubungan antara Bank Market
Power dan Liquidity ini, terutama pada bank yang berada di kawasan Asia Pasifik
membuat penulis tertarik melakukan replikasi penelitian yang dilakukan oleh
Nguyen, Perera, dan Skully (2017). Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
ingin menyusun penelitian yang berjudul : “MODEL PERSAMAAN
SIMULTAN ANTARA BANK MARKET POWER DAN BANK LIQUIDITY
PADA BANK DI BEBERAPA NEGARA KAWASAN ASIA PASIFIK”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara Bank Market Power dan Bank
Liquidity pada bank di beberapa negara kawasan Asia Pasifik?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis hubungan antara Bank Market Power dan Bank
Liquidity pada bank di beberapa negara kawasan Asia Pasifik.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi
semua pihak, yaitu:
1. Bagi Perbankan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
perbankan dalam menentukan pengaruh antara Bank Market Power dan Bank
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Liquidity serta pengelolaan likuiditas bank berdasarkan kerangka Basel III
sehingga perusahaan perbankan dapat tetap menjalankan fungsinya sebagai
lembaga intermediasi.
2. Bagi Akademisi
Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran tentang pengaruh antara Bank Market Power dan Bank Liquidity pada
bank di beberapa negara kawasan Asia Pasifik, serta menjadi bahan referensi dan
pengembangan untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi
tentang hubungan Bank Market Power dan Bank Liquidity pada bank di beberapa
negara kawasan Asia Pasifik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kekuatan Pasar (Market Power)
Market power adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam
menentukan tingkat harga pasarnya untuk mengalahkan para pesaing. Analisa
mengenai tingkat persaingan yang terjadi di suatu pasar dengan menggunakan
ukuran Market Power telah menjadi fokus utama dalam kajian ekonomi industri,
termasuk di dalamnya analisa tingkat persaingan di industri perbankan. Dalam
pengambilan kebijakan, suatu perusahaan akan mempertimbangkan bentuk
struktur pasarnya agar kebijakan yang diambil tepat sasaran. Selain itu laba
perusahaan dapat meningkat atau tetap didasarkan pada dimana perusahaan
tersebut beroperasi.
2.1.2 Pengukuran Bank Market Power Menggunakan Indeks Lerner
Pengukuran persaingan suatu industri atau sering disebut market power
beberapa dekade ini sering diperbincangkan khususnya di bidang ilmu ekonomi
industri. Secara pengertian market power adalah kemampuan suatu perusahaan
(pelaku pasar) dalam menaikkan harga di pasar. Hal ini yang membuat kondisi
pasar tidak efisien. Dalam upaya mengukur tingkat kekuatan pasar perbankan
(Bank Market Power), peneliti menggunakan metode Indeks Lerner untuk
mengukur kompetisi perbankan.
Daya monopoli (monopoly power) yaitu kemampuan perusahaan
melakukan eksploitasi pasar dalam rangka mencapai laba maksimum hanyalah
sebatas kemampuan mengatur jumlah output dan harga. Daya monopoli dikatakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
makin besar bila keputusan harga dan output perusahaan makin sulit dilawan oleh
pasar. Abba Lerner mengukur kemampuan perusahaan berlandaskan permintaan
yang dihadapi perusahaan dengan menghitung angka indeks, yang dikenal sebagai
indeks Lerner (Lerner Index).
Berdasarkan persamaan di atas, daya monopoli makin besar bila nilai L
makin besar. Indeks Lerner mempunyai nilai antara 0 dan 1. Dalam pasar
persaingan sempurna daya monopoli adalah nol (L=0) karena dalam
keseimbangan harga sama dengan biaya marjinal (P=MC). Besarnya Indeks
Lerner dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Elastisitas Harga Permintaan
Dalam pasar persaingan sempurna, elastisitas permintaan tak terhingga.
Laba maksimum tercapai bila P=MC. Karena itu, dalam pasar persaingan
sempurnal nilai L sama dengan nol. Perusahaan tidak mempunyai daya monopoli
(price taker). Makin in-elastis permintaan, makin besar nilai L atau daya
monopoli.
2. Jumlah Perusahaan dalam Pasar
Makin sedikit jumlah perusahaan, daya monopoli makin besar.Dalam
pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan banyak sekali, sehingga konsumen
leluasa memilih produsen. Permintan elastis sempurna, sehingga nilai L sama
dengan nol.
MP = 𝑷−𝑴𝑪
𝑷
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
3. Interaksi Antar Perusahaan
Makin solid interaksi antar perusahaan, makin besar daya monopoli.
Dalam pasar persaingan sempurna, karena jumlah perusahaan sangat banyak,
amat sulit melakukan konsolidasi untuk mencapai kekuatan monopoli.Makin
sedikit jumlan perusahaan, makin mudah melakukan konsolidasi (interaksi).
Karena itu, struktur pasar yang berpotensi besar untuk memiliki daya monopoli
besar adalah oligopoli.
2.1.3 Teori Likuiditas Bank (Bank Liquidity)
Likuiditas merupakan kemampuan bank untuk mengubah seluruh aset
menjadi bentuk tunai (cash) dengan segera. Terutama simpanan tabungan, giro
dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan
kredit yang memang layak untuk dibiayai. Ada 4 teori likuiditas perbankan yang
dikenal yaitu sebagai berikut:
1. Commercial Loan Theory
Teori ini dianggap paling kuno, nama lain dari teori ini adalah Real Bills
Doctrine. Teori ini mulai dikenal sekitar 2 abad lalu. Teori ini beranggapan bahwa
bank hanya boleh memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang
dapat dicairkan dengan sendirinya (self liquiditing). Self Liquiditing berarti
pemberian pinjaman mengandung makna untuk pembayaran kembali. Secara
spesifik bahwa bank-bank hanya akan memberi kredit jangka pendek yang sangat
mudah dicairkan atau likuid melalui pembayaran kembali (angsuran) atas kredit
tersebut sebagai sumber likuiditas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
2. Shiftability Theory
Shiftability theory yaitu teori tentang aktiva dan teori ini beranggapan
bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank memindahkan
aktivanya ke pada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan, misalnya dapat
diterima bagi bank utnuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek dalam
portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini sejumlah depositors harus
memutuskan untuk menarik kembali uang mereka, bank hanya tinggal menjual
investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau dibeli), dan membayarnya
kembali kepada depositornya.
3. Anticipated Income Theory
Teori ini secara prinsip mengatakan bahwa bank memungkinkan dapat
lebih cocok untuk memberikan kredit jangka panjang dengan waktu pembayaran
kembali (angsuran dan bunga) yang telah ditentukan.
4. The Liability Management Theory
Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola passivanya
sedemikian rupa sehingga passiva itu dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas
yang diperlukan bagi bank adalah untuk menghadapi penarikan oleh nasabah,
memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo, dan untuk memenuhi permintaan
pinjaman dari nasabah.
2.1.4 Pengukuran Likuiditas Bank
Pengukuran Likuiditas Bank (Bank Liquidity) pada penelitian ini
menggunakan rasio aset likuid terhadap total aset (Liquid assets to total assets)
atau bisa juga disebut Liquid Asset Ratio. Likuiditas bank diukur dengan rasio
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
likuiditas berdasarkan data akuntansi seperti aset likuid terhadap total aset atau
total pinjaman terhadap total simpanan. Liquid assets to total assets (liquid asset
ratio) merupakan indikator yang mengukur alat likuid yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan adanya penarikan secara tunai, baik yang terduga maupun
tak terduga. Level dari rasio ini menunjukkan kemampuan perbankan untuk
meredam adanya goncangan yang dapat mempengaruhi neracanya. Alat likuid
terdiri dari uang tunai dan aset lain yang dapat segera diuangkan sehingga
operasional usaha tetap berjalan, termasuk persediaan barang dagangan, biaya
dibayar dimuka dan aset yang dapat diuangkan dalam waktu 1 tahun.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Nguyen, Perera, dan Skully
(2017) aset atau alat likuid dalam perhitungan rasio aset likuid terhadap total aset
(Liquid assets to total assets) meliputi penjumlahan dari kas bank, investasi pada
instrumen treasury dan aset jangka pendek lainnya yang disimpan dalam buku
perdagangan per dolar dari total aset. Semakin tinggi rasio, maka bank akan
semakin likuid.
2.1.5 Teori Inflasi
Yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara
umum dan secara terus menerus selama satu periode tertentu serta banyaknya
jumlah uang yang beredar di masyarakat melebihi daripada yang dibutuhkan.
Pada kondisi inflasi, minat masyarakat untuk menabung akan berkurang,
dikarenakan pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil karena tingkat suku
bunga sedang rendah. Sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi
tabungannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
2.1.6 Teori Real Deposit Rate (Suku Bunga Deposito)
Teori Keynes menggambarkan bahwa suku bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang. Menurut teori ini ada 3 motif masyarakat untuk
memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif
spekulasi. Keynes berpendapat bahwa masyarakat bisa berspekulasi mengenai
perubahan tingkat bunga di waktu yang akan datang dengan menjual atau
membeli obligasi yang dimiliki dengan harapan akan memperoleh keuntungan.
Dalam dunia perbankan tujuan deposito dapat berfungsi sebagai alat investasi
jangka panjang maupun jangka pendek. Mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam
bulan, hingga dua belas bulan. Berbeda dengan tabungan dan giro, simpanan
deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) yang lebih panjang dan
dapat ditarik atau dicairkan hanya setelah jatuh tempo. Begitu pula dengan suku
bunga yang diberikan relatif lebih tinggi dibanding dengan tabungan dan giro.
Bunga disesuaikan dengan perkembangan pasar dan biasa diberikan setiap bulan
sesuai dengan tanggal jatuh temponya.
2.1.7 Teori Market Concentration (Konsentrasi Pasar)
Menurut penelitian yang dilakukan Nguyen, Perera, dan Skully (2017)
adalah konsentrasi pasar yang menggunakan pangsa pasar (Market Share) dari
tiga bank terbesar dalam pengukurannya. Konsentrasi dalam ekonomi industri
didefinisikan sebagai situasi yang memperlihatkan derajat penguasaan pasar oleh
perusahaan – perusahaan industri yang terdapat di dalam pasar. Setiap struktur
pasar memiliki konsentrasi yang berbeda – beda. Konsentrasi sebagai suatu
kepemilikan terhadap sejumlah besar sumber daya ekonomi oleh sebagian kecil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
pelaku ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi menitikberatkan pada
penguasaan pasar. Semakin tinggi konsentrasi pasar (market concentration) dalam
suatu industri maka persaingan industri semakin rendah, begitupula sebaliknya
apabila semakin rendah konsentrasi pasar (market concentration) industri maka
persaingan akan semakin ketat.
Jumlah perusahaan perbankan yang dijadikan ukuran adalah berbeda –
beda. Pada umumnya menggunakan andil 3 perusahaan perbankan terbesar (C3),
4 perusahaan perbankan terbesar (C4), 8 perusahaan perbankan terbesar (C8), dan
20 perusahaan perbankan terbesar (C20). Penguasaan beberapa perusahaan
perbankan terbesar umumnya dilihat dari penguasaan pangsa pasarnya (market
share). Semakin tinggi pangsa pasarnya (market share), maka perusahaan
perbankan tersebut semakin terkonsentrasi. Untuk menghitung pangsa pasar
(market share) dalam sebuah industri termasuk pada industri perbankan dapat
menggunakan ratio market share (pangsa pasar). Market Share atau pangsa pasar
dihitung dengan memperhitungkan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh
sebuah bank relatif terhadap total dana pihak ketiga seluruh bank umum dalam
industri perbankan di suatu wilayah atau negara dengan satuan persen (%).
Perhitungan konsentrasi pasar (market concentration) dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Keterangan :
MS = Market Share (pangsa pasar)
MS = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐃𝐏𝐊 𝐛𝐚𝐧𝐤
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐃𝐏𝐊 𝐬𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐛𝐚𝐧𝐤 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Rangkuman Penelitian Terdahulu
No. Nama Penelitian dan
Tahun Penelitian Judul Variabel Hasil
1. Nguyen, Perera, dan Skully (2017)
Bank market power, asset liquidity and funding liquidity: International Evidence
Variabel Independen : Bank Market Power, Bank Size, Equity Ratio, Market Concentration, Real Deposit Rate, Business Cycle, Financial Development, dan Inflation Rate Variabel Dependen : Asset Liquidity
Hasil menunjukkan bahwa Bank Market Power, Bank Size, Equity Ratio, Real Deposit Rate, dan Financial Development berpengaruh negatif terhadap Asset Liquidity. Sementara Market Concentration, Business Cycle, dan Inflation Rate berpengaruh positif terhadap Asset Liquidity.
2. Bawazir, Degl’innocenti, dan Wolfe (2018)
Bank Market Power and Liquidity Creation
Variabel Independen : Bank Market Power, Profitability, Government Intervention, dan Bank Size Variabel Dependen : Liquidity Creation
Hasil menunjukkan bahwa Bank Market Power, Profitability, dan Government Intervention berpengaruh negatif terhadap Liquidity Creation. Sementara Bank Size berpengaruh positif terhadap Liquidity Creation.
3. Almarzoqi, Naceur, dan Scopelliti (2015)
How Does Bank Competition Affect Solvency, Liquidity and Credit Risk?: Evidence from the MENA Countries
Variabel Independen : Bank Solvency, Bank Liquidity, dan Credit Risk Variabel Dependen : Bank Competition
Hasil menunjukkan bahwa Bank Solvency berpengaruh negatif terhadap Bank Competition. Sementara Bank Liquidity dan Credit Risk berpengaruh positif terhadap Bank Competition.
4. Seungho Choi (2017) Bank Competition and Bank Liquidity Creation
Variabel Independen : Bank Competition, Bank Size, dan Equity Capital Ratio Variabel Dependen : Liquidity Creation
Hasil menunjukkan bahwa Bank Competition dan Equity Capital Ratio berpengaruh positif terhadap Liquidity Creation. Berdasarkan Bank Size, di pasar yang kompetitif, bank besar akan meningkatkan penciptaan likuiditas bank untuk mendominasi pasar. Dan bank kecil akan mengurangi penciptaan likuiditas untuk menghindari risiko gagal bayar di pasar yang kompetitif.
5. Horvath, Seidler, dan Weill (2016)
How bank competition influences liquidity creation
Variabel Independen : Bank-Level Variables Variabel Dependen : Liquidity Creation
Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kompetisi bank dapat memiliki efek ekonomi yang merugikan dengan mengurangi penciptaan likuiditas.
Sumber : Data Hasil Olahan Penulis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual diatas menggambarkan bagaimana hubungan
simultan antara Bank Market Power dan Bank Liquidity. Dalam pengambilan
kebijakan, suatu industri atau perusahaan akan mempertimbangkan bentuk
struktur pasarnya agar kebijakan yang diambil tepat sasaran. Perusahaan di pasar
persaingan sempurna tidak memiliki Market Power, sedangkan perusahaan di
pasar monopoli memiliki tingkat Market Power yang paling besar. Dengan
demikian, bahwa semakin kompetitif sebuah pasar berarti semakin rendah Market
Power yang ada, dan sebaliknya semakin pasar tidak kompetitif, Market Power
yang ada di pasar tersebut akan menunjukkan tingkatan yang semakin tinggi,
termasuk di dalamnya analisa tingkat persaingan di industri perbankan. Market
Power dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam
menentukan tingkat harga pasarnya untuk mengalahkan para pesaing. Market
Power dapat dikukur dengan menggunakan Indeks Lerner. Dalam pasar
persaingan sempurna daya monopoli adalah nol (L=0). Daya monopoli makin
besar apabila nilai L semakin besar.
Bank Market Power
Bank Liquidity
Variabel Eksogen:
1. Inflasi
2. Real Deposit Rate
3. Market Concentration
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
Peran perbankan sangat vital dalam kemajuan perekonomian di suatu
negara. Jika terjadi distorsi pada fungsi industri perbankan, sehingga
memunculkan kinerja yang inefisien, tentu akan berdampak pada likuiditas
(Liquidity) di sektor perbankan. Dengan kata lain proses mediasi antara pihak
yang memerlukan dana dengan pemilik dana tidak boleh mengalami hambatan.
Berdasarkan pada definisi likuiditas yang merupakan kemampuan bank untuk
mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash) dengan segera. Likuiditas
(Liquidity) diukur dengan menggunakan rasio aset likuid terhadap total aset
(Liquid assets to total assets).
Kekuatan pasar bank (Bank Market Power) dan likuiditas (Liquidity)
memiliki hubungan dua arah. Apabila semakin rendahnya tingkat persaingan
industri perbankan di suatu negara, menyebabkan munculnya bank-bank dominan
yang menguasai pasar dan Bank Market Power meningkat. Sejalan dengan hal
tersebut, bank-bank dominan akan meningkatkan risikonya pada penyaluran
kredit yang mana hal tersebut dapat meningkatkan profitabilitas pada bank
tersebut. Akan tetapi, hal tersebut juga dapat mengurangi tingkat likuiditasnya
apabila bank tersebut tidak dapat mengelolanya dengan baik.Maka dapatdikatakan
Bank Market Power mempengaruhi Bank Liquidity perbankan dan sebaliknya.
Inflasi dan Real Deposit Rate memiliki hubungan dengan likuiditas dan
Bank Market Power. Apabila tingkat likuiditas perbankan di suatu negara tinggi,
maka dapat dikatakan jumlah uang yang beredar di negara tersebut juga
meningkat. Peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat dapat memicu
kenaikan inflasi. Inflasi memegang peran penting dalam mempengaruhi perilaku
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
masyarakat untuk menabung. Dalam upaya menarik minat masyarakat, bank-bank
bersaing untuk menghimpun dana dari masyarakat melalui berbagai cara,
diantaranya adalah dengan menawarkan suku bunga deposito yang lebih tinggi.
Inflasi yang tinggi akan mengurangi nilai riil dari uang yang disimpan. Oleh
karenanya, tingkat inflasi yang lebih tinggi dibandingkan suku bunga akan
mengakibatkan nilai riil uang dimasa depan akan menurun, dan pada gilirannya
akan membuat masyarakat enggan menyimpan dananya di bank. Tinggi atau
rendahnya tingkat persaingan antar bank yang terjadi, mempengaruhi kebijakan
penentuan harga bank yang mengarah kepada suku bunga pinjaman dan deposito.
Apabila tingkat persaingan antar bank rendah, maka akan meningkatkan Bank
Market Power dan mengarah pada peningkatan suku bunga pinjaman dan
penurunan suku bunga deposito.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nguyen, Perera, dan Skully
(2017) konsentrasi pasar yang menggunakan pangsa pasar (Market Share) dari
tiga bank terbesar dalam pengukurannya. Konsentrasi dalam ekonomi industri
didefinisikan sebagai situasi yang memperlihatkan derajat penguasaan pasar oleh
perusahaan – perusahaan industri yang terdapat di dalam pasar. Semakin tinggi
konsentrasi pasar (Market Concentration) dalam suatu industri maka persaingan
industri semakin rendah, begitupula sebaliknya apabila semakin rendah
konsentrasi pasar (Market Concentration) industri maka persaingan akan semakin
ketat. Dengan kata lain konsentrasi rasio (Market Concentration) berpengaruh
positif terhadap kekuatan pasar (Market Power).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
2.4 Hipotesis
Pada penelitian yang dibuat oleh peneliti dengan judul “Model Persamaan
Simultan Antara Bank Market Power Dan Bank Liquidity Pada Bank Di Kawasan
Asia Pasifik”, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H1: Bank Market Power memiliki hubungan negatif terhadap Bank Liquidity.
H2: Bank Liquidity memiliki hubungan negatif terhadap Bank Market Power.
H3: Inflasi memiliki hubungan positif terhadap Bank Market Power dan Bank
Liquidity.
H4: Real Deposit Rate memiliki hubungan positif terhadap Bank Market
Power dan Bank Liquidity.
H5: Market Concentration memiliki hubungan positif terhadap Bank Market
Power dan Bank Liquidity.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk
menjelaskan berbagai fenomena, situasi atau berbagai variabel yang diangkat
menjadi objek penelitian. Jenis penelitian ini didasari pada pengujian teori melalui
pengukuran variabel penelitian dengan angka dan dengan format penelitian
asosiatif. Penelitian asosiatif bertujuan untuk menjelaskan pengaruh atau
hubungan atara dua variabel atau lebih.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Asia Pasifik dengan objek penelitian yang telah
ditentukan oleh peneliti yaitu perusahaan perbankan. Jumlah pupolasi penelitian
ini sebanyak 49 negara di kawasan Asia Pasifik yang terdaftar di Federal Reserve
Economic Data. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dimulai dari tahun
1996 sampai 2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini menggunakan dua variabel endogen yaitu Bank Market
Power dan Bank Liquidity.
2. Objek yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 12 negara di
kawasan Asia Pasifik yang terdaftar di Federal Reserve Economic Data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
3. Penelitian ini menggunakan data dari total laporan keuangan tahunan bank
per negara di kawasan Asia Pasifik yang dipublikasikan di Federal
Reserve Economic Data mulai tahun 1996-2014.
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini digunakan model persamaan simultan. Dalam model
persamaan simultan penggunaan variabel dependen dan independen menjadi
kurang tepat digunakan. Hal ini dikarenakan persaman simultan mendeskripsikan
hubungan dua arah antara variabel dependen. Artinya sebuah variabel mempunyai
peran ganda dalam model persamaan. Dengan demikian dalam penelitian ini
definisi operasional dari variabel yang digunakan adalah :
1. Variabel Endogen
Variabel endogen (endogenous variabel) adalah variabel yang nilainya
ditentukan di dalam model. Perubahan endogen adalah perubahan variabel
endogen sebagai respon terhadap perubahan eksogen yang dikenakan pada model.
Variabel endogen serupa dengan variabel dependen dalam regresi tunggal. Pada
penelitian ini digunakan 2 variabel endogen yaitu sebagai berikut :
a. Bank Market Power (Kekuatan Pasar Bank)
Market power adalah kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi harga
pasar dan mengalahkan pesaing. Dimana berdasarkan rumus Market Power adalah
selisih dari harga output bank dan marginal cost dibagi harga output bank. Dalam
pengambilan kebijakan, suatu perusahaan akan mempertimbangkan bentuk
struktur pasarnya agar kebijakan yang diambil tepat sasaran. Termasuk di
dalamnya analisa tingkat persaingan di industri perbankan (Bank Market Power).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Dalam upaya mengukur tingkat kekuatan pasar perbankan (Bank Market Power),
penelitian ini menggunakan metode Indeks Lerner. Lerner Indeks merupakan daya
monopoli (monopoly power) atau kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi
pasar dalam rangka mencapai laba maksimum. Rumus dari Lerner Indeks adalah :
Dimana dari persamaan diatas dapat dijelaskan:
MP = Market Power
P = Harga output bank
MC = Marginal Cost
b. Likuiditas Bank
Pengukuran Likuiditas Bank (Bank Liquidity) pada penelitian ini
menggunakan rasio aset likuid terhadap total aset (Liquid assets to total assets)
atau bisa juga disebut Liquid Asset Ratio. Likuiditas merupakan kemampuan bank
untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash) dengan segera. Menurut
penelitian yang dilakukan Nguyen, Perera, dan Skully (2017) aset atau alat likuid
dalam perhitungan rasio aset likuid terhadap total aset (Liquid assets to total
assets) meliputi penjumlahan dari kas bank, investasi pada instrumen treasury dan
aset jangka pendek lainnya yang disimpan dalam buku perdagangan per dolar dari
total aset. Semakin tinggi rasio, maka bank akan semakin likuid. Liquid assets to
total assets (rasio aset likuid terhadap total aset) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
MP = 𝑷−𝑴𝑪
𝑷
Liquid assets to total assets = 𝑳𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
2. Variabel Eksogen
Variabel Eksogen merupakan variabel yang nilainya ditentukan diluar
model. Dalam penelitian ini variabel eksogen yang digunakan adalah :
a. Inflasi
Perhitungan tingkat inflasi biasanya menggunakan Indeks Harga
Konsumen dan GDP. Penelitian ini menggunakan Indeks Harga Konsumen yang
telah dirata-ratakan dalam bentuk persen per tahun sebagai alat ukur. Indeks
Harga Konsumen merupakan ukuran harga rata-rata dari barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh rumah tangga.
b. Real Deposit Rate (Suku Bunga Deposito)
Dalam dunia perbankan tujuan deposito dapat berfungsi sebagai alat
investasi jangka panjang maupun jangka pendek. Mulai dari satu bulan, tiga
bulan, enam bulan, hingga dua belas bulan. Berbeda dengan tabungan dan giro,
simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) yang lebih
panjang dan dapat ditarik atau dicairkan hanya setelah jatuh tempo. Begitu pula
dengan suku bunga yang diberikan relatif lebih tinggi dibanding dengan tabungan
dan giro. Bunga disesuaikan dengan perkembangan pasar dan biasa diberikan
setiap bulan sesuai dengan tanggal jatuh temponya. Cara perhitungan suku bunga
deposito di tiap negara berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan rata-rata suku
bunga deposito per tahun di tiap negara.
c. Market Concentration (Konsentrasi Pasar)
Konsentrasi pasar menitikberatkan pada penguasaan pasar. Semakin tinggi
konsentrasi dalam suatu industri maka persaingan industri semakin rendah,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
begitupula sebaliknya apabila semakin rendah konsentrasi industri maka
persaingan akan semakin ketat. Penelitian ini menggunakan perhitungan pangsa
pasar (Market Share) dari tiga bank terbesar. Market Share atau pangsa pasar
dihitung dengan memperhitungkan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh
sebuah bank relatif terhadap total dana pihak ketiga bank umum dalam industri
perbankan dengan satuan persen (%). Rumusnya adalah sebagai berikut :
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek dan subjek penelitian yang dapat
berupa orang, benda ataupun variabel lain yang yang memiliki kualitas serta
karakteristik yang telah ditentukan peneliti sehingga dapat memberikan informasi
bagi penelitian. Pada penelitian ini populasi yang digunakan sebanyak 49 negara
di kawasan Asia Pasifik yang terdaftar di Federal Reserve Economic Data periode
1996-2014.
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu
untuk dijadikan perwakilan dari populasi dan dianggap dapat menggambarkan
situasi yang terjadi dalam populasi secara keseluruhan. Pada penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dalam
menentukan sampelnya. Dengan cara ini, pemilihan sampel dilakukan dengan
memilih sampel dari populasi yang memenuhi kriteria khusus yang telah
ditetapkan. Pemilihan total bank per negara melalui kriteria berdasarkan purposive
sampling, yaitu sebagai berikut :
MS = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐃𝐏𝐊 𝐛𝐚𝐧𝐤
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐃𝐏𝐊 𝐬𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐛𝐚𝐧𝐤 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
1. Total sektor data perbankan yang go public per negara di kawasan Asia
Pasifik secara konsisten di Federal Reserve Economic Data periode 1996-
2014.
2. Negara di kawasan Asia Pasifik yang menerbitkan data dari total laporan
keuangan tahunan secara konsisten periode 1996-2014.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka dapat ditentukan sampel
sebanyak 12 negara di kawasan Asia Pasifik yang terdaftar di Federal Reserve
Economic Data :
Tabel 3.1
Daftar Sampel Negara
No. Kode Negara Nama Negara
1. AUS Australia
2. CHN China
3. PHL Filipina
4. HKG Hongkong
5. IDN Indonesia
6. JPN Jepang
7. KOR Korea
8. MAC Macau
9. MYS Malaysia
10. SGP Singapura
11. THA Thailand
12. VNM Vietnam Sumber :www.fred.stlouisfed.org yang diolah, Lampiran 1
3.6 Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dengan melalui media
perantara tertentu. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari total laporan keuangan tahunan bank per negara di kawasan Asia Pasifik yang
dipublikasi melalui Federal Reserve Economic Data (www.fred.stlouisfed.org).