Model penyusunan rpp
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum
2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul
Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Pendekatan Saintifik. Hal
ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian
autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya
proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek
yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif
apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka
naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang
terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model
untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan
naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.Dalam penyusunan naskah ini, kami akui
masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
kearah penyempurnaan naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013
ini kami terima dengan tangan terbuka.Akhirnya, mudah-mudahan
naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan
membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB IPENDAHULUAN3A.Latar
Belakang34B.Tujuan
C.Ruang Lingkup5
D.Landasan
Hukum.....................................................................5
BAB IIPENGERTIAN DAN KONSEP6A.Prinsip dan Strategi
Pembelajaran6B.Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 7
C.Penilaian Autentik
................................................................
26
D.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
....................................33
BAB IIIMEKANISME DAN PROSEDUR 38A.Analisis
Kompetensi38B.Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi40
C.Penyusunan Program Tahunan/Semester
......................................42
D.Langkah-langkah Pengembangan RPP
..........................................42
BAB IVPENUTUP54DAFTAR PUSTAKA56LAMPIRAN-LAMPIRAN
...............................................................................
57Lampiran 1 Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
........................................ ............... 57
Lampiran 2 Daftar Kata Kerja Operasional Karakteristik Mata
Pelajaran .................................. 58
Lampiran 3a RPP Fisika
................................................................................................................
61
Lampiran 3b RPP Geografi
...........................................................................................................
75
Lampiran 3c RPP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
....................................................... 93
Lampiran 3d RPP Prakarya
.........................................................................................................
103
BAB IPendahuluanA. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan
nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian.Standar Proses adalah kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan. Standar proses dikembangkan mengacu
pada standar kompetensi lulusan dan standar isi. Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran
IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran,
menyatakan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam
menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam
Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat apa yang
seharusnya diajarkan, sedangkan pembelajaran merupakan bagaimana
cara mengajarkannya agar dapat dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik
secara individual maupun kelompok yang mengacu pada
Silabus.Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi
guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian
hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan
para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik
yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi yang
termasuk kategori pebelajar cepat.Pemerintah mulai mencanangkan
pelaksanaan terbatas pada 1.270 SMA mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk peserta didik kelas X. Sebagai persiapan pemerintah telah
melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan buku pegangan
guru dan siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia,
dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan
dapat memanfaatkan buku-buku yangada(dari kurikulum 2006 dan buku
sebelumnya)dan mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam menyusun RPP menggunakan
silabus sebagai acuan operasional maupun pemanfaatan sumber belajar
yang ada, perlu penjabaran operasional antara lain dalam
mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah
pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.
Oleh karena itu, diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan RPP dan
melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model
untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.Dengan demikian
diperlukan pendukung teknis yang dapat dijadikan acuan bagi guru
dalam mengembangkan RPP berdasarkan silabus mata pelajaran sesuai
alur yang diharapkan.B. Tujuan
Naskah ini digunakan untuk memfasilitasi guru secara individual
maupun kelompok dalam mengembangkan RPP, antara lain dalam hal:
1. Menyusun indikator pencapaian kompetensi2. Merumuskan tujuan
pembalajaran
3. Menyusun model atau strategi dan teknik pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
4. Merancang penilaian autentikC. Ruang Lingkup
Model penyusunan RPP ini mencakup:1. Pengertian dan konsep
perencanaan pembelajaran.2. Langkah pengembangan indikator
pencapaian kompetensi melalui analisis kompetensi (Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar).3. Penjelasan tentang pembelajaran saintifik
dan penilaian autentik.4. Mekanisme dan prosedur penyusunan RPP.5.
Contoh RPP.D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 pengganti
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional.3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.4. Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah.5. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.6. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian.7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMA-MA.8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
tentang Implementasi Kurikulum.9. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor . Tentang Silabus
Bab II
Pengertian dan KonsepA. Prinsip dan Strategi Pembelajaran
1. Prinsip pembelajaranSesuai dengan Permendikbud No.81A Tahun
2013 tentang implementasi kurikulum, prinsip-prinsip kegiatan
pembelajaran adalah :(1) berpusat pada peserta didik;(2)
mengembangkan kreativitas peserta didik;(3) menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang;(4) bermuatan nilai, etika, estetika,
logika, dan kinestetika;(5) menyediakan pengalaman belajar yang
beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran
yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan
bermakna.Berdasarkan prinsip tersebut, dalam pembelajaran peserta
didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada
dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman, tempat dan masa
kehidupannya. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan
kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi
pengetahuan dalam proses kognitifnya. Guru mengembangkan suasana
belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan,
menerapkan ide-ide, dan secara sadar menggunakan strategi sendiri
untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar bagi peserta
didik yang bisa berangsur-angsur membawa mereka kepemahaman yang
lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi
semakin lama menjadi menemukan kemandirian.Proses pembelajaran
dapat terjadi sebagai gabungan dari internal peserta didik ataupun
dari stimulus luar (guru, teman, orang tua, lingkungan). Dalam
proses pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus
tersebut dengan memfasilitasi siswa untuk terlibat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya menjadi sebuah kompetensi. Guru juga
menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan
berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan sikap,
pengetahuan dan ketrampilan dalam kombinasi dan tingkat capaian
yang berbeda tergantung dari sifat muatan yang dipelajari.2.
Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana
peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung
tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,
dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional
effect. (Permendikbud No. 81 A Tahun 2013).Pembelajaran tidak
langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan
sikap. Berbeda dengan pengetahuan, nilai dan sikap ditanamkan dalam
proses pembelajaran langsung oleh guru mata pelajaran. Pengembangan
sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh
seluruh guru mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi
di kelas, sekolah, atau masyarakat. Semua kegiatan yang terjadi
selama belajar di dalam maupun di luar sekolah
(kokurikuler/ekstrakurikuler) terjadi proses pembelajaran untuk
mengembangkan moral dan perilaku terkait dengan sikap.
Namun demikian, pembelajaran langsung maupun tidak langsung
harus terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah dengan
penekanan pada pendekatan pembelajaran, model atau strategi
pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan.B.
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
1. Pengertian
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan
SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan
saintifik. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Lima pengalaman belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau
strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang
digunakan. Berikut akan dijabarkan masing-masing pengalaman
belajar.
Mengamati. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran
berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena
mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak.
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi peserta
didik untuk secara luas dan bervariasi melakukan pengamatan melalui
kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih
mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang
penting dari suatu benda atau objek. Selanjutnya guru membuka
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang
sudah dilihat, disimak, dan dibaca. Menanya. Kegiatan menanya
dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa
dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori.
Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
secara kritis, logis, dan sistematis (critical thinking skills).
Proses menanya bisa dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja
kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi
ruang pada peserta didik untuk mengemukakan ide/gagasan dengan
bahasa sendiri.
Guru membimbing peserta didik agar mampu mengajukan pertanyaan
tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang
lebih abstrak. Pertanyaan yang disusun dapat bersifat faktual
sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Guru melatih
peserta didik menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dan
memberikan bantuan untuk belajar mengajukan pertanyaan sehingga
peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Melalui kegiatan bertanya rasa ingin tahu peserta didik
dikembangkan. Semakin terlatih dalam bertanya, rasa ingin tahu
semakin berkembang.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi dasar untuk mencari
informasi lebih lanjut dan beragam melalui sumber yang ditentukan
guru sampai yang dipilih peserta didik sendiri. Dimulai dari sumber
kajian yang tunggal sampai yang beragam.
Mengumpulkan Data/eksperimen/eksplorasi. Kegiatan eksperimen
bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa dalam memperkuat
pemahaman fakta, konsep, prinsip, ataupunprosedur dengan cara
mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan
kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan
melaksanakan eksperimen, menyajikan data, mengolah data, dan
menyusun kesimpulan. Pemanfaatan sumber belajar termasuk
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sangat
disarankan.
Tindak lanjut kegiatan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Agar
terkumpul sejumlah informasi, peserta didik dapat lebih banyak
membaca buku, memperhatikan fenomena, atau objek dengan lebih
teliti, bahkan melakukan eksperimen. Mengasosiasi. Kegiatan
mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Informasi (data) hasil kegiatan mencoba menjadi
dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil
berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Data yang diperoleh
diklasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang
spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang
direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan
aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat
kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan
memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan
mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat
tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
Mengomunikasikan.Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di
kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik
atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengomunikasikan
adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini
dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui
presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.
2. Model-Model Pembelajaran
Dalam Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Poses,
kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan
pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik
dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
basedlearning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan
jenjang pendidikan. Dalam implementasinya, guru dapat menerapkan
berbagai model pembelajaran, antara lain Discovery Learning,
Project Based Learning, dan Problem Based Learning.a. Discovery
Learning
Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan siswa untuk
memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43).
Penemuan konsep terjadi bila konsep tidak disajikan dalam bentuk
akhir, tetapi dengan penggunaan model pembelajaran discovery
learning siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin
diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian
mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui
dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Sebagaimana pendapat
Bruner, bahwa: Discovery Learning can be defined as the learning
that takes place when the student is not presented with subject
matter. Hal tersebut terjadi bila siswa terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalaui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut
cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental
process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert
B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Dengan mengaplikasikan Discovery Learning secara berulang-ulang
dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang
bersangkutan. Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi
belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran
yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus
Ekspository siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari
guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.
1. Langkah Pembelajaran
(1) Menciptakan stimulus/rangsangan (Stimulation)Kegiatan
penciptaan stimulus dilakukan pada saat siswa melakukan aktivitas
mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar,
membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang
sederhana hingga fakta atau femomena yang menimbulkan kontroversi.
Misalnya dalam mata pelajaran Fisika, siswa diminta untuk mengamati
fakta tentang benda elastis dan plastis yang karakteristiknya jelas
berbeda, kemudian diberikan fakta lain dimana batas kedua fakta itu
menjadi tidak jelas dan mengundang kontroversi seperti penggaris
kayu yang semula elastis menjadi plastis (patah). Dengan demikian
siswa tergugah untuk mencaritahu lebih lanjut tentang
fakta/fenomena tersebut.
Tahapan ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
perhatiannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi
agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lain yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi
untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam
hal ini Bruner memberikan contoh stimulasi dengan menggunakan
teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong
eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai
teknik-teknik dalam memberi stimulus agar tujuan mengaktifkan siswa
untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
(2) Menyiapkan pernyataan masalah (Problem Statement)Setelah
dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atau opini atas pertanyaan masalah) (Syah
2004:244). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis, yakni pernyataan
(statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
dan menganalisis permasasalahan yang dihadapi merupakan teknik yang
berguna agar mereka terbiasa menemukan suatu masalah.
(3) Mengumpulkan data (Data Collecting)Ketika eksplorasi
berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan dalam rangka
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Dengan
demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, melalui berbagai cara, misalnya
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Manfaat dari tahap ini
adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, sehingga secara
alamiah siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah
dimiliki.
(4) Mengolah data (Data Processing)Menurut Syah (2004:244)
pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan
cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
(Djamarah, 2002:22). Pengolahan data disebut juga dengan pengkodean
(coding) atau kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan
konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan
mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis
(5) Memverifikasi data (Verrification)Pada tahap ini siswa
melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:
244). Verification menurut Bruner, proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan tafsiran terhadap data,
kemudian dikaitkan dengan hipotesis,maka akan terjawab apakah
hopotesis tersebut terbukti atau tidak.
(6) Menarik kesimpulan (Generalisation)Tahap
generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi (Syah, 2004: 244). Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah
menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi
yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran atas makna
dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman-pengalaman itu.Hubungan antara sintak model pembelajaran
discovery learning dengan langkah pembelajaran pendekatan saintifik
diilustrasikan pada contoh berikut ini.SintakLangkah/Kegiatan
Pembelajaran
MengamatiMenanya Mengumpulkan
data/informasiMengasosiasiMengomunika-sikan
Stimulation
(Pemberian Stimulus)mendiskusikan dampak dari kecerobohan dalam
melakukan pengukuran, misalnya tidak tepat dan tidak teliti pada
saat melakukan pengamatan.
Problem Satatement
(Identifikasi Masalah)Kelompok mendikusikan rumusan masalah,
tujuan dan langkah kerja yang dilakukanMendiskusikan cara mengukur
yang tepat dan teliti
Data Callecting
(Mengumpul-kan Data)Mencoba menggunakan alat ukur
Praktik,pengukuran massa jenis batu kerikil
Data Processing
(Mengolah Data)Mengolah data, membuat grafik, dan persamaan
regresi,
Verification
(Menguji Hasil)mengitung kesalahan pengukuran
Generalization
(Menyimpulkan)Menyusun kesimpulan percobaanMembuat laporan
tertulis
2. Persyaratan pendukung
Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan
pendukung untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara
lain:
(1) Secara klasikal siswa memiliki kecerdasan/kecakapan awal
yang lebih dengan keterampilan berbicara dan menulis yang baik.
Siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan untuk
mengabstraksi, berpikir atau mengungkapkan hubungan antar
konsep-konsep. Dikhawatirkan hal ini akan menimbulkan frustasi
siswa dalam belajar.(2) Jumlah siswa tidak terlalu banyak (idealnya
maksimal 32), karena untuk mengelola jumlah siswa yang banyak
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori
atau pemecahan masalah lainnya.(3) Pemilihan materi dengan
kompetensi dominan pada aspek pemahaman. (4) fasilitas memadai
seperti media, alat dan sumber belajar.
3. Manfaat model discovery learning(1) Membantu siswa
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan kognisi. Usaha penemuan
merupakan kunci dalam proses ini dimana keberhasilan nya tergantung
pada bagaimana cara belajarnya. (2) Pengetahuan yang diperoleh
bersifat individual dan optimal karena menguatkan pengertian,
ingatan, dan transfer pengetahuan.(3) Menumbuhkan rasa senang pada
siswa, karena berhasil melakukan penyelidikan.(4) Memungkinkan
siswa berkembang dengan cepat sesuai kemampuannya.(5) Menyebabkan
siswa mengarahkan kegiatan belajar dengan melibatkan akal dan
motivasinya.(6) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan diri melalui kerjasama dengan siswa lain.(7)
Membantu siswa menghilangkan keraguan karena mengarah pada
kebenaran final yang dialami dalam keterlibatannya.(8) Mendorong
siswa berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan
hipotesis.(9) Dapat mengembangkan bakat, minat, motivasi, dan
keingintahuan.(10) Memungkinkan siswa memanfaatkan berbagai sumber
belajar.b. Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning atau PjBL)
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
inti pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik
dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum. Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai
operasionalisasi konsep Pendidikan Berbasis Produksi yang saat ini
telah dikembangkan dan diimplementasikan di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Dengan pembelajaran berbasis produksi peserta didik
diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di
dunia kerja. Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk
SMK adalah pembelajaran berbasis proyek, model PjBL juga dapat
diadaptasi untuk matapelajaran lain.
1. Langkah Pembelajaran
(1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyekPembelajaran
dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan dunia nyata yang dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk siswa sesuai dengan tuntusan kompetensi yang
diharapkan. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan di awal semester
agar dapat dirancang kegiatan selanjutnya yaitu mendesain
perencanaan.(2) Mendesain perencanaan proyekPerencanaan dilakukan
secara kolaboratif antara guru dengan siswa sehingga siswa merasa
memiliki proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan main, pemilihan
aktivitas pendukung untuk menjawab pertanyaan esensial dengan cara
mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin. Serta mengetahui
alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek. (3) Menyusun Jadwal
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat
deadline penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan
cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara
yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk
membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.(4)
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyekGuru bertanggungjawab
untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah
proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.(5) Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
(6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran.Hubungan antara sintak model
pembelajaran project based learning dengan langkah kegiatan
pembelajaran pendekatan saintifik diilustrasikan pada contoh
berikut ini.Sintaks project based learningLangkah/Kegiatan
Pembelajaran
MengamatiMenanyaMengumpulkan data/informasiMengasosiasi
Mengomuni-kasikan
Essential question
Mengamati fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
Mengidentifikasi masalah untuk memperoleh masalah yang pokok
sebagai landasan untuk melakukan penelitian sosial dan kemudian
dikembangkan menjadi rumusan masalah
Designing Project Plan
Menyusun rancangan penilitian sosial.
Menyusun intrumen penelitian
Creating Schedule
Membuat jadwal penelitian (rencana, pelaksanaan, dan
pelaporan)
Monitor the progress
Pengumpulan data penelitian
Guru memonitor aktivitas peserta didik selama proses
penelitian
Assess the outcome
Analisis data penelitian
Guru melakukan evaluasi tentang apa yang telah dilakukan oleh
peserta didik
Evaluate the experiment
Membuat kesimpulan dan laporan hasil penelitian tentang fenomena
sosialMempresentasikan hasil penelitian tentang fenomena sosial
Melakukan refleksi bersama guru dg peserta didik
2. Persyaratan pendukung dan Manfaatnya
Pemilihan model pembelajaran project based learning memerlukuan
dukungan persyaratan untuk mereduksi kelemahan yang sering terjadi,
antara lain:
(1) Siswa terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah, sehingga
proyek tidak memakan waktu terlalu lama.
(2) Dukungan sarana dan prasarana yang memadai termasuk
peralatan belajar di laboratorium.(3) Pengaturan waktu dan jadwal
kegiatan yang terkontrol.(4) Perlunya kejelasan tugas dan hasil
yang diharapkan dari kegiatan project
3. Manfaat pemilihan model pembelajaran project based learning,
antara lain:
(1) Meningkatkan motivasi belajar, mendorong kemampuan siswa
melakukan pekerjaan penting, artinya mereka perlu dihargai.(2)
Mengembangkam kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir
kritis.(3) Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan
pengelolaan sumberdaya.(4) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam
pembelajaran, praktik, dalam mengorganisasi proyek, dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.(5) Melibatkan siswa untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.(6) Membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun guru menikmati proses
pembelajaran.c. Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar. Problem Based Learning
menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja
secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia
nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta
didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah
diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari
konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus
dipecahkan.1. Langkah Pembelajaran
(1) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting
dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang dilakukan oleh
siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk
memberikan motivasi agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran
yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam
proses ini, yaitu:
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah
besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana
menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa
yang mandiri.b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak
mempunyai jawaban mutlak benar, sebuah masalah yang rumit atau
kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali
bertentangan.c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini),
siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.
Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu,
sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka. Semua peserta didik diberi
peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan
ide-ide mereka.(2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Di
samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran
PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan
suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar
anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing kelompok
akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan
dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya
interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor
sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan
dinamika kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah
membentuk kelompok belajar, selanjutnya guru menetapkan
subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan
jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah
mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan
penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai penyelesaian
terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan
monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan
proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta
didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi
mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting.(3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi
permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun
pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan
data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan
pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun
aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi
permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukup
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru
membantu siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari
berbagai sumber, dan mengajukan pertanyaan pada siswa untuk
berpikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk
sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan
permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya
mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis,
penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara
penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang
mendorong siswa berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi
yang mereka buat serta tentang kualitas informasi yang
dikumpulkan.(4) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil
karya) dan pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis,
namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan
pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian
multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat
berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil
karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih
baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru,
orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi penilai atau memberikan
umpan balik.(5) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan
untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka
sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka
gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi
pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.Hubungan antara sintak model pembelajaran problem based
learning dengan langkah kegiatan pembelajaran pendekatan saintifik
diilustrasikan pada contoh berikut ini.
Sintaks project based learningLangkah/Kegiatan Pembelajaran
MengamatiMenanyaMengumpulkan data/informasiMengasosiasi
Mengomuni-kasikan
Mengorientasi peserta didik pada masalahMelihat video atau
gambar atau berita beberapa contoh keadaan yang menggambarkan
kelangkaan
mengamati tentang perilaku pelaku ekonomi dalam menerapkan
prinsip ekonomi
Mencari informasi tentang kondisi ekonomi secara umum berkenaan
dengan kelangkaan
Mencari informasi mengenai keadaan yang menggambarkan keadaan
dengan beberapa pilihan
mencari literatur tentang masalah pokok ekonomi (apa, bagaimana,
dan untuk siapa)
mencari informasi mengenai sistem ekonomi yang
adaMempresentasikan/menyampaikan hasil analisis terhadap tayangan
video atau gambar atau berita beberapa contoh keadaan yang
menggambarkan kelangkaan
mengamati tentang perilaku pelaku ekonomi dalam menerapkan
prinsip ekonomi
Mengorganisasikan kegiatan pembelajaranDiskusi kelompok mengenai
kondisi ekonomi saat tersebut yang berkaitan dengan kelangkaan
Diskusi kelas tentang suatu konsep kelangkaan
Diskusi kelas mengenai opportunity cost
Diskusi Kelas mengenai skala prioritas dan pengelolaan
keuangan
Diskusi tentang masalah pokok ekonomi dan penerapan sistem
ekonomi dalam memecahkan masalah ekonomi
Membimbing Penyelidikan MandiriMenafsirkan konsep kelangkaan,
biaya peluang dan alternatif pilihan yang diambil berdasarkan skala
prioritas
mengkaji masalah pokok ekonomi (apa, bagaimana, dan untuk
siapa)
menyelesaikan masalah ekonomi dengan menerapkan sistem ekonomi
yang sesuai
Mengembangkan dan Menyajikan Karya
Analisis dan Evaluasimenganalisis hubungan antara konsep
kelangkaan, biaya peluang, skala prioritas, dan berpikir rasional
dalam mengelola keuangan serta memecahkan masalah pokok ekonomi
dengan sistem ekonomi tertentu
Menyimpulkan konsep kelangkaan, biaya peluang, skala prioritas
dan berpikir rasional dalam mengelola keuangan serta pemecahan
masalah pokok ekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi tertentu
dalam bentuk media (lisan dan tulisan)
membuat hubungan antara konsep kelangkaan, biaya peluang, skala
prioritas, dan berpikir rasional dalam mengelola keuangan serta
memecahkan masalah pokok ekonomi dengan sistem ekonomi tertentu
3. Langkah Pemilihan Model PembelajaranPemilihan model
pembelajaran (discovery learning, project based learning, atau
problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik
pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus.
Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori
faktual, konseptual, prosedural, dan metkognitif. Pada pengetahuan
faktual dan konsepetual dapat dipilih discovery learning, sedangkan
pada pengetahuan prosedural dapat dipilih project based learning
dan problem based learning.2. Karakteristik keterampilan yang
tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI-4. Pada keterampilan
abstrak dapat dipilih discovery learning dan problem based
learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilih project
based learning.3. Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan
sikap yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun sikap
social (KI-2)
Berikut contoh matrik pemilihan model yanag dapat digunakan
sesuai dengan dimensi pengetahuan dan keterampilanDimensi
PengetahuanDimensi Keterampilan
AbstrakKonkrit
FaktualDiscovery LearningDiscovery Learning
KonseptualDiscovery LearningDiscovery Learning
ProseduralDiscovery Learning
Problem Based LearningProjec Based Lerning
Problem Based Learning
MetakognitifDiscovery Learning
Projec Based Lerning
Problem Based LearningDiscovery Learning
Projec Based Lerning
Problem Based Learning
Berikut ini contoh pilihan Model Pembelajaran Sesuai dengan
Karakteristik Kompetensi Mata Pelajaran Fisika.
Kompetensi DasarDicovery LearningProject Based LearningProblem
Based LearningKelas
3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan
geometri)
4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan
resultan vector(X
3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan
sehari-hari
4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluidauntuk mempermudah suatu pekerjaan((X
3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi
kehidupan dan lingkungan
4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan
global dan dampaknyabagi kehidupan dan lingkungan((XI
dan seterusnya
C. Penilaian Autentik
1. Pengertian
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa
sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American
Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk
mengukurkinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik
pada aktivitas yang relevandalam pembelajaran; (2) Newton Public
School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas
produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan
nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian
autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam
aktivitas-aktivitaspembelajaran, seperti meneliti, menulis,
merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap
peristiwa, berkolaborasi denganantar sesama melaluidebat, dan
sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam
rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan
lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas
kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Oleh karena itu, penilaian autentik sangat relevan
dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen assesment
yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah
dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya,
eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di
dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian
autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk
menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan
tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.
Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu
seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi
utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.Hasil penilaian
autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program
perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan
sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi
Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau
penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis,
tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes
praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.2. Penilaian
Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan
ujian sekolah/madrasah.Selanjutnya Permendikbud Nomor 81A Tahun
2013 menegaskan tentang Karakteristik Penilaian adalah :a. Belajar
Tuntas
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan
(KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan
pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
prosedur yang benar dan hasil yang baik. Asumsi yang digunakan
dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun,
hanya saja waktu yang dibutuhkan berbeda antara peserta didik satu
dengan yang lain. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu
lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada
umumnya.
b. Autentik
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian
autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia
sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik
(kompetensi utuh merefleksikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh
peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik.
c. Berkesinambungan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil secara terus-menerus dalam bentuk
penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan
(ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
atau ulangan kenaikan kelas).
d. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya,
tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya
ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
masing-masing.
e. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan,
produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian
diri.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal,
penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan
pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat
penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara
kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,
jelas dan komunikatif.
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan
sikap peserta didik. menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan
dan kekuatan peserta didik.
Penilaian-diri(self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian
kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status,proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.Teknik penilaian diri
dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan
psikomotor. Penilaian ranah sikap misalnya, peserta didik diminta
mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; penilaian
ranah keterampilan misalnya,peserta didik diminta untuk menilai
kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasai oleh dirinya
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; penilaian
ranah pengetahuanmisalnya, peserta didik diminta untuk menilai
penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil
belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.Teknik penilaian diri
memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa
percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan
dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat
untuk maju secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap
sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik
lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini
merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai
menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi
dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman
adalah sbb:
Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik.
Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana.
Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh
peserta didik. Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak
berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.
Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang
nyata atau sebenarnya. Instrumen dapat mengukur target kemampuan
yang akan diukur (valid). memuat indikator kunci atau esensial yang
menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik. Indikator
menunjukkan sikap yang dapat diukur. Mampu memetakan sikap peserta
didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan
tertinggi.
2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran
tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau
mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan
ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan
sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi,
jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik
mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi
yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin
bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan
memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya,
namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis
berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu
jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas
(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal
yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan kepada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada
tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban
secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan
tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Kriteria Tes lisan adalah sbb:
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada
taraf pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang
komplek.
4. Penugasan.Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah
dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik
secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas.
Kriteria penugasan adalah sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta
didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas
diberikan secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap
anggota.
Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang
sosial ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara
jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik solat, praktik
olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca
puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013).
Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik
untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Sesuai dengan
konten/cakupan kurikulum. Tugas bersifat adil (tidak bias gender
dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian,
rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati
(observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta
didik.
6. Penilaian ProyekPenilaian proyek (project assessment)
merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan
oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian
tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta
didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian,
penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,
mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.Selama mengerjakan
sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan
untuk mengaplikasikan sikap, pengetahuannya, dan keterampilan, .
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal
yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau
relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, yang dibutuhkan oleh peserta
didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan
produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen
penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan.
Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala
penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam
bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat
mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah
proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir
secara holistik dan analitik.Penilaian produk dimaksud meliputi
penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus
dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara
holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas
produk yang dihasilkan.7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak
yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari
dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja
peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok,
memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan
beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain
yang releban dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang
dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian
portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau
kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian
terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik
sendiri. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui
perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil
karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat,
komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur,
laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian
itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.Penilaian portofolio dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan
secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama
peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. Peserta
didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria
tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.
D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian RPPMenurut standar proses, tahap pertama dalam
pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan
kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau sub tema yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.2. Prinsip Penyusunan RPPDalam menyusun RPP
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
(1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
(2) kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
(3) Partisipasi aktif peserta didik.
(4) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat
belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
inovasi dan kemandirian.
(5) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
(6) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
(7) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
(8) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya.
(9) Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
3. Komponen RPP
Berdasarkan permendikbud nomor 65 tahun 2013, komponen RPP
adalah sebagai berikut:
(1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;(2) identitas
matapelajaran ;(3) kelas/semester;(4) materi pokok;(5) alokasi
waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;(6) tujuan
pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;(7) kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi;(8) materi pembelajaran, memuat
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;(9) metode pembelajaran, digunakan oleh
pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai. Bagian ini
dapat juga disampaikan jenis model atau strategi pembelajaran yang
guru gunakan dalam pembelajaran, dengan tidak meninggalkan
pengalaman belajar minimal dari pendekatan saintif, yang dikenal
dengan 5 M, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
data/eksperimen/eksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.(10)
media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;(11) sumber belajar, dapat berupa
buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar
lain yang relevan;(12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan
melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan(13) penilaian
hasil pembelajaran.
4. Sistematika RPP
Sistematika Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan
Permendikbud No.81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
sebagaimana dicontohkan dalam format di bawah ini. Mengingat
karakteristik mata pelajaran dimungkinkan berbeda, sistematika
format juga dimungkinkan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Namun
keluwesan format tetap harus mengacu pada peraturan yang ada.
CONTOH MODELRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSekolah: SMA Mata
Pelajaran: Kelas/Semester *): Materi Pokok: Alokasi Waktu: ...
A. Kompetensi Inti
1. _______________2. _______________3. _______________4.
_______________B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. _____________ (KD pada KI-1)
Indikator: __________________ **)
2. _____________ (KD pada KI-2)
Indikator: __________________ **)
3. _____________ (KD pada KI-3)
Indikator: __________________
4. _____________ (KD pada KI-4)
Indikator: __________________C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)E. Metode
Pembelajaran(rincian dari Kegiatan Pembelajaran) ***)F. Media,
Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (menit), dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran., ****) Mengetahui Guru Mata
PelajaranKepala SMA ..__________________ __________________NIP. .
NIP. .
Keterangan :*) Untuk satuan pendidikan penyelenggara Sistem
Kredit Semester, dapat ditulis dengan Beban Belajar : sks .**)
Indikator untuk KD-KD dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan
karena keduanya dicapai melalui pembelajaran tidak langsung.
Indikator untuk KD-KD dari KI.3 dan KI.4 harus dikembangkan karena
keduanya dicapai melalui pembelajaran langsung. ***) dimaksudkan
sebagai variasi metode yang digunakan dalam keseluruhan Kegiatan
Pembelajaran****) Tambahan legalisasi guru Mata Pelajaran dan
Kepala Sekolah untuk kepentingan administratifBab IIIMekanisme dan
ProsedurSetiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP sesuai dengan kelas dan matapelajaran yang diampunya.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau
awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia sebelum
pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru
secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru
Mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi
dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh
kepala sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok
melalui MGMP antarsekolah atau antar wilayah dikoordinasikan dan
disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
Sesuai dengan Peraturan Mendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, langkah-langkah pengembangan RPP adalah
sebagai berikut :(1) Mengkaji Silabus
(2) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
(3) Menentukan Tujuan
(4) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
(5) Penjabaran Jenis Penilaian
(6) Menentukan Alokasi Waktu
(7) Menentukan Sumber Belajar
Untuk menjabarkan langkah-langkah pengembangan RPP sebagaimana
dirumuskan dalam Permendikbud No. 81A secara lebih operasional,
diperlukan langkah awal bagi guru untuk melakukan studi dokumen,
antara lain Silabus Mata Pelajaran yang di dalamnya
memuatKompetensi Inti dan kompetensi Dasar, Standar Proses, dan
Standar Penilaian, serta buku teks lain yang ada dan masih dapat
digunakan sebagai sumber belajar. Selanjutnya dari dokumen
tersebut, guru melakukan analisis secara komprehensif terhadap
dokumen tersebut untuk kemudian dijabarkan menjadi bagian/komponen
penyusunan RPP. Dari hasil analisis tersebut akan dirumuskan
komponen-komponen antara lain indikator pencapaian yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Materi pokok meliputi materi
yang tergolong fakta, konsep, prinsip, prosedur, langkah kegiatan
pembelajaran, serta penilaian autentik yang diperlukan.
A. Analisis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian
kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan,
kompetensi inti, dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus
pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah
melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah
akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang
dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan
kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran
kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan
kompetensi dasar.
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan
langkah-langkah sebagaimana contoh berikut :(1) Melakukan
linierisasi kompetensi dasar dari KI-3 dan KI-4 sesuai materi pokok
seperti tabel berikut ini.
Kompetensi Dasar (KI-3)Kompetensi Dasar (KI-4)Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3,1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran
(ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu penyelidikan
ilmiahHakikat Fisika dan Pengukuran
3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan
geometri)4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk
menentukan resultan vectorPenjumlahan Vektor
Dan seterusnya
(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok
(silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur.(3) Mengembangkan kompetensi dasar
dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari
tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati,
menanya, mengumpulkan data/eksperimen/eksplorasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap
religious, sikap sosial (sikap diri dan sikap terhadap
lingkungan).
(5) Menyusun indikator sikap dari KI-1 dan KI-2 yang relevan.(6)
Merancang penilaian yang diperlukan baik untuk sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
B. Penyusunan Indikator Pencapaian KompetensiIndikator
pencapaian adalah tanda-tanda, ukuran, dan kualifikasi yang
dinyatakan dengan kata kerja operasional penanda kompetensi untuk
menyatakan bahwa kompetensi dasar telah tercapai. Indikator
pencapaian dinyatakan dengan kata kerja operasional yang dapat
diukur dengan pernyataan yang menunjukaan tingkat kompetensi yang
diminta serta konten yang diharapkan terkait sikap, pengetahuan,
dan/atau keterampilan. Indikator pencapaian menjadi pedoman untuk
melakukan penlaian baik dengan tes maupun non tes.
Penyusunan indikator dilakukan secara paralel pada saat
melakukan analisis kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
serta materi pokok dan pembelajaran yang tercantum dalam silabus,
termasuk penilaian yang disarankan. Secara eksplisit indikator
pengetahuan dapat dijabarkan melalui kompetensi dasar dari KI-3,
indikator keterampilan dijabarkam melalui kompetensi dasar dari
KI-4, dan indikator sikap dijabarkan melalui KI-1 dan KI-2 yang
relevan dengan pembelajaran yang dilakukan. Skema penyusunan
indikator pencapaian dilukiskan dalam diagram berikut ini.
Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini.(1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional
yang terukur, di dalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat
kompetensi dan kontennya (sikap, pengetahuan, atau
keterampilan).(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan
penilaian dalam silabus.(3) Tingkat kompetensi indikator harus
mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi
dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke
tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian
kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik dan daya
dukung sekolah dan lingkungannya.(4) Keseluruhan indikator yang
disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti,
dan standar kompetensi lulusan.Indikator pencapaian yang digunakan
dalam RPP dicantumkan dalam tabel analisis agar keterkaitannya
dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok,
pembelajaran dan penilaian terlihat dengan jelas. Contoh tabel
analisis adalah sebagai berikut.
Kompetensi inti:
1. .
1.1
1.2 ..
2 .
2.1 .
2.2 .
3 .
4 .
Kompetensi DasarMateri PembelajaranPembelajaranAspek SikapAspek
PengetahuanAspek Keterampilan
IndikatorPenilaianIndikatorPenilaianIndikatorPenilaian
3.1 .
3.2 .Fakta:
.
Kosep:
.
Prinsip:
.
/Prosedur .
Mengamati
.
Menyanya
.
Mengumpulkan data/eksperimen/eksplorasi.
Mengasosiasi
.
Mengomunikasikan
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
C. Penyusunan Program Tahunan/Semester
Penyusunan program tahunan/semester dilakukan oleh guru dan/atau
MGMP di Sekolah pada awal tahun pelajaran.Program semester
digunakan untuk memetakan alokasi waktu sesuai dengan silabus dan
kelender akademik. Dalam menyusun program semester, materi pokok
hasil linierisasi kompetensi dasar dari KI-3 dan KI-4
direkapitulasi alokasi waktunya sehingga teridentifikasi pemisahan
semester ganjil dan genap. Hasil rekapitulasi alokasi waktu ini
memungkinkan guru untuk merekonstruksi ulang alokasi waktu sesuai
dengan jumlah pertemuan (minggu efektif) dalam tiap semester, yaitu
rata-rata antara 16 hingga 18 minggu.
D. Langkah-langkah Pengembangan RPP
Pengembangan RPP merupakan bagian dari rangkaian persiapan dan
perencanaan pembelajaran. Oleh karena itu langkah pengembangan RPP
adalah sebagai berikut.
(1) Membuat program semester untuk memetakan alokasi waktu
sesuai dengan silabus dan kelender akademik.(2) Memilih materi
pokok berikut identitas dan alokasi waktu seperti contoh berikut
ini.
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah
:
Mata Pelajaan
:
Kelas/Semester
:
Materi Pokok:
Alokasi Waktu
:
(3) Merumuskan tujuan
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan
yang menggambarkan arah dan target yang dicapai dalam seluruh
rangkaian kegiatan (dalam satu atau berberapa minggu/pertemuan)
dalam satu materi pokok/tema/teks, serta memuat penjelasan proses
dan hasil yang diharapkan. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan
berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Berikut contoh rumusan tujuan pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa
dapat memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
tentang elastisitas dan gaya pegas serta mampu membangun sikap
ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses
mencoba/eksperimen, mengasosiasi dan mengomunikasikannya dalam
presentasi dan laporan tertulis.(4) Menuliskan kompetensi dasar dan
indikator pencapaian
Kompetensi dasar yang ditulis adalah yang relevan dengan materi
pokok/tema/teks seperti tercantum dalam silabus. Kompetensi dasar
yang dimaksud adalah yang langsung dibelajarkan, yaitu bersumber
dari kompetensi inti 3 (pengetahuan) dan 4 (keterampilan).
Indikator pencapaian dituliskan sesuai dengan hasil analisis
kompetensi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berikut
ini contoh penulisan kompetensi dasar dan indikator.
1.1
1.2
2.1
2.2
3.1 .
Indikator:
.
.
4.2
Indikator:
.
.
Catatan : KD dan Indikator dari KI-1 dan KI-2 tidak harus
dituliskan karena bukan merupakan pembelajaran langsung. (5)
Menjabarkan materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah jabaran dari materi pokok menjadi
fakta, konsep, prinsip/prosedur dalam bentuk pointer. Materi
pembelajaran dituliskan secara terpisah sesuai dengan hasil
analisis kompetensi. Contoh penulisan materi pembelajaran tersaji
pada lampiran contoh RPP.
(6) Memilih metode pembelajaran
Memilih metode pembelajaran disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran dengan langkah mengamati, menanya, mengumpulkan
data/eksperimen/eksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Pemilihan model atau metode pembelajaran disesuaikan dengan
sumberdaya sarana prasarana yang tersedia serta karakteristik
materi.
Berikut contoh pilihan metode sesuai dengan tahapan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Kegiatan/
MetodeMengamatiMenanyaMengumpulkan
data/eksperimen/eksplorasiMengasosiasiMengomunikasikan
Diskusi(((((
Tanya Jawab((((
Observasi Langsung((
Eksperimen((
Penugasan((((
Presentasi(((
Simulasi(((
Demonstrasi((
dan lain-lain
(7) Menyediakan media pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran termasuk sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, teknologi perangkat keras seperti:
buku, film, video dan sebagainya.
Media pembelajaran harus dirancang sesuai dengan tahapan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan sumber daya yang
dimiliki.
Berikut contoh pilihan media pembelajaran yang dapat digunakan
sesuai tahapan pembelajaran.Kegiatan/
MediaMengamatiMenanyaMengumpulkan Data/ekperimen/
ekplorasiMengasosiasiMengomunikasikan
Visual (gambar, foto, poster, grafik, dll)((((
Audial (radio, tape recorder, MP3 file, dll)((((
Audio Visual (film, televisi, video, dll)(((
Multimedia (internet, animasi interaktif, dll)(((((
Peralatan Lab dan komputer(((
(8) Menuliskan sumber belajar
Sumber belajar yang digunakan dituliskan agar dapat digunakan
sebagai rujukan dan sumber informasi dalam kegiatan pembelajaran.
Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
Contoh penulisan sumber belajar adalah sebagai berikut.
Buku :
Nursyamsudin. 2006, Panduan Praktikum Terpilih Fisika SMA,
Erlangga. Jakarta.
Internet:
http://sman78-jkt.sch.id/e-learning/fisika (diakses
tanggal,..........)http://e-dukasi.net (diakses
tanggal,..........)http://blogku.wordpress.com/bahanajar (diakses
tanggal,..........) Lingkungan:
Batu kerikil di halaman sekolah
(9) Menjabarkan langkah pembelajaran secara rinci setiap
pertemuan sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang disediakan di
sekolah.a. Kegiatan pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional;
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
b. Kegitatan inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau
saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
Dalam kegiatan inti proses belajar saintifik (mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/ekperimen/ekplorasi, mengasosiasi,
dan mengomunikasikan) dijabarkan secara rinci dalam bentuk tersirat
atau tersurat sesuai dengan model dan metode pembelajaran yang
digunakan. Kegiatan inti merupakan sarana penting dalam membangun
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dikelola guru di
kelas/sekolah sesuai dengan jadwal pelajaran yang ditetapkan.
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi
pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen/ekplorasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Untuk pembelajaran yang
berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu,
guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan
terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik
menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian
umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang
terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerjasama, toleransi,
disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang
tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat
mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi,misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan
sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan
terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar
(learning event) yang diuraikan di atas.Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan
melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih
mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang
penting dari suatu benda atau objek.
Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah
dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing
peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang
yang hasil pengamatan objek yang konkret sampai kepada yang abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang
lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada
pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan
dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan
pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan
pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui
kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.
Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang
lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai
yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai
sumber yang beragam.
Mengumpulkan Data dan Mengasosiasikan Hasil
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu
peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan
fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan
eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu
memroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi
dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
Mengomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta
didik tersebut. Kegiatan mengomunikasikan hasil dapat memanfaatkan
kemajuan teknologi dan seni dalam mengepresikan karya dan
kreativitas siswa, misalnya dengan membuat blog, mengunggah video
melalui Youtube, atau melalu jejaring sosial lainnya.
c. Kegiatan penutup