MODEL PENGEMBANGAN TEKNOPOLITAN KONSEP TEKNOPOLITAN BATIK KOTA PEKALONGAN PUSAT PENGKAJIAN KEBIJAKAN DIFUSI TEKNOLOGI KEDEPUTIAN BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BATANG 27 November 2013
MODEL PENGEMBANGAN TEKNOPOLITAN
KONSEP TEKNOPOLITAN BATIK KOTA PEKALONGAN
PUSAT PENGKAJIAN KEBIJAKAN DIFUSI TEKNOLOGIKEDEPUTIAN BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
BATANG 27 November 2013
1) Teknopolitan adalah konsepsi kawasan berdeminsi pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, yang memiliki sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat yang mendukung percepatan perkembangan inovasi, difusi dan pembelajaran.
2) Kawasan teknopolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat pada wilayah tertentu sebagai sistem pembangunan yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sistem inovasi.(Taufik T, 2012)
PENGERTIAN TEKNOPOLITAN
Sebuah kawasan (satu atau beberapa lokasi) dimana;
• Didalamnya terdapat satu atau lebih lembaga pendidikan tinggi atau universitas dan/atau pusat riset sehingga hubungan harmonis kelembagaan tercipta.
• Dirancang sebagai pusat promosi yang mendorong penciptaan dan pengembangan usaha-usaha produktif berbasis pengetahuan
• Fasilitasi, melalui intervensi aktif, eksploitasi kegiatan riset, dan kegiatan transfer pengetahuan/teknologi dari lembaga pendidikan kepada perusahaan2 dan organisasi yang berada didalamnya (atau disekitarnya)
Tommy M - PPKDT
Tommy M - PPKDT
• Merupakan habitat sempurna untuk dunia-usaha dan kelembagaan bagi pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan
• Mempromosikan pengembangan ekonomi dan daya saing daerah melalui;
• Penciptaan peluang bagi usaha baru, dan menawarkan nilai tambah bagi usaha yang telah dewasa (mature).
• Mendorong technopreneurship, dan melahirkan usaha-usaha baru inovatif
• Menciptakan lapangan kerja berbasis pengetahuan• Membangun ruang yang kondusif bagi lahirnya pekerja2 berbasis
pengetahuan• Membangun/meningkatkan sinergi antara lembaga pendidikan,
dunia usaha, Pemerintah dan Komunitas
Keyword: Networking
Tekno-politan
Sistem Inovasi Nasional/Daerah sebagai Platform Pengembangan Teknopolitan Pelalawan
Universitas Akademi Komunitas, etc
Tommy M - PPKDT
HEI &
Industrial
SIN/SID
TEKNOPOLITAN
Tommy M - PPKDT
Teknopolitan sebagai infrastruktur bagi pengembangan sistem inovasi daerah dan merupakan hub bagi penguatan jaringan antar aktor ekonomi berbasis pengetahuan
Teknopolitan Batik diinisiasi oleh Pemerintah Kota Pekalongan, dikembangkan dengan maksud untuk revitalisasi/memperkuat daya saing ekonomi lokal yang “berbasiskan potensi ekonomi dan sosial budaya Kota’.
Tantangan bagi Kota Pekalongan – branding “world city of batik” adalah :
1. Memaksimumkan potensi ekonomi masyarakat dalam Industri Kreatif Batik (Batik craft and art), sesanti.
2. Memposisikan diri sebagai ‘pioneer” dalam melestarikan “batik” sebagai warisan budaya dunia.
3. Mendorong Batik agar menjadi komoditi ‘fashion and cultural’ yang bernilai tinggi dengan memanfaatkan IPTEKIN.
dapat menjadi salah satu wahana untuk menjawab tantangan di atas Fashion and Cultural melting points
Menjadikan Kota Pekalongan sebagai kawasan berbasis teknologi, berwawasan lingkungan yang kondusif berkelas dunia untuk meningkatkan daya saing dan pelestarian batik sebagai warisan budaya dunia.
VISI
VISI DAN MISI TEKNOPOLITAN BATIK
1. Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan SDM untuk menghasilkan
SDM yang berkualitas.
2. Mendorong pengembangan budaya kreatif inovatif masyarakat daerah.
3. Menyediakan berbagai fasilitas bisnis yang dibutuhkan perusahaan dan investor
untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan daya saing.
4. Menumbuhkembangkan bisnis-bisnis inovatif berbasis batik.
5. Mendukung pengembangan dan keunggulan (daya saing) produk-produk
khas .
6. Memberikan pelayanan berbasis iptek.
7. Mengelola pembangunan hijau (green development) .MISI
1) Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kolaborasi antar komunitas akademis, bisnis, pemerintah dan komunitas (ABG+ C) melalui kegiatan penelitian, pengembangan dan perekayasaan, peningkatan produksi, mutu, nilai tambah serta daya saing.
2) Menata fungsi-fungsi kawasan dan kelembagaan dalam rangka mewujudkan pengembangan Kota Pekalongan sebagai kota cerdas (smart city).
3) Meningkatkan kualitas dan efektifitas pemanfaaatan SDM IPTEKIN.
TUJUAN PENGEMBANGAN KAWASAN TEKNOPOLITAN
BATIK
KEBIJAKAN STRATEGIS
Menyusun dan mengusulkan Perda kepada DPRD Kota Pekalongan tentang Pengembangan Kawasan
Teknopolitan Batik
Menetapkan Kawasan Teknopolitan Batik sebagai kawasan strategis dan dimasukkan kedalam RTRW
dan merupakan bagian integral dari penataan ruang Kota Pekalongan.
Menganggarkan dari APBD dan mencari sumber-sumber pendanaan dari sumber pendanaan lainnya untuk pengembangan Kawasan Teknopolitan Batik
Kota Pekalongan
Menetapkan program-program strategis untuk percepatan pengembangan Kawasan Teknopolitan
Batik Kota Pekalongan.
Melibatkan semua stakeholder yang terkait dalam pengembangan Kawasan Teknopolitan Batik Kota
Pekalongan.
1. Pengembangan KTB Kota Pekalongan bukan membangun kawasan yang baru.
2. KTB merupakan keseluruhan wilayah administrasi Kota Pekalongan yang sudah terbentuk.
3. KTB memanfaatkan dan mengoptimalisasi kawasan dan elemen-elemen yang sudah ada, dan sebagai “hub” dari KTB akan dibangun Batik Innovation Cultural Centre (BICC) di kawasan Jatayu.
4. KTB akan melayani kegiatan dengan skala lokal, nasional hingga internasional.
KONSEP RENCANA STRUKTUR RUANG
KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK (KTB)
Penekanan utama dari konsep pola ruang kawasan Teknopolitan Batik Kota Pekalongan adalah penyediaan atau alokasi ruang yang optimal bagi elemen-elemen inti fungsional Teknopolitan Batik seperti kegiatan-kegiatan:a) Pendidikan dan latihan, b) Penelitian dan pengembangan, c) Industri dan UKM, d) Perdagangan dan jasa, e) Perkantoran, fesyen, f) Lembaga keuangan, g) Kantor bersama, h) Inkubator, i) HKI dan j) Kantor manajemen.
Mengacu pada prinsip yang dianut dalam penataan ruang secara nasional, yaitu UU No 26 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang, pada dasarnya penataan ruang itu disusun untuk mencapai kondisi berikut :• Aman • Nyaman• Produktif• Berkelanjutan
PRINSIP DASAR DALAM KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN
TEKNOPOLITAN
Konsep pengembangan Kawasan Jatayu sebagai landmark Kota dan BICC sebagai“hub” dari Kawasan Teknopolitan Batik (KTB).
ADOPSI
Untuk elemen pendukung, sudah tersedia area-area sebagai berikut di bawah ini, sehingga langkah ke depan adalah mengoptimalkan pemanfaatannya saja:1. Sentra-sentra konveksi (untuk memproduksi fesyen) dengan jumlah total
193 perusahaan konveksi yang tersebar di berbagai kelurahan, di mana Kelurahan Medono merupakan kelurahan dengan jumlah perusahaan konveksi terbanyak (59 perusahaan).
2. Berbagai kampung batik dimana penduduknya melakukan aktivitas produksi kain batik, yang tersebar di berbagai kecamatan.
3. Area budidaya bahan baku zat pewarna alam untuk batik, seperti area penanaman indigo vera (yang sudah ada saat ini di Slamaran di pesisir pantai di sebelah timur Kelurahan Pekalongan Utara, dengan luas keseluruhan sekitar 8 Ha, dimana yang sudah ditanami sekitar 7000 m2.
ALOKASI RUANG DAN PENATAAN FUNGSI KAWASAN
• Peningkatan aksesibilitas dari Kawasan Jatayu menuju kampung-kampung batik , sentra-sentra batik dan pasar batik di Kota Pekalongan.
• Peningkatan aksesibilitas dari Kawasan Jatayu menuju sentra konveksi, bahan baku kain, pewarna dan industri pendukung lainnya
• Peningkatan aksesibiiltas dari Kawasan Jatayu menuju area budidaya bahan baku zat pewarna alam untuk batik.
• Penjajagan area untuk budidaya jenis tanaman untuk pewarna alam dengan warna selain biru indigo. Salah satu alternatif adalah pemanfaatan sisa lahan lainnya di Slamaran seluas 8 Ha.
BENTUK OPTIMALISASI
Jaringan Kelembagaan KawasanTeknopolitan Batik Kota
Pekalongan
Kampung Batik Kauman
Kampung Batik Pesindon
Sentra Batik Landungsari
Sentra Batik Kergon
Bappeda Dishubparbud
BPMP2T Dinas PU
Bapermas Diskominfo
Disperindagkop UMKM Dinas PPK
Dinsosnakertrans Disdikpora
Unikal Industri Kain
Polbat Pusmanu Industri Pewarna
STIE Industri Pendukung Lain
STMIK
SMK Batik
Sentra ATBM Medono
Sentra Batik Pasirsari
Sentra Batik Tegalrejo
Sentra Batik Tirto
Sentra Batik Buaran
Sentra Batik Pringlangu
Sentra Batik Degayu
Sentra Batik Krapyak Lor
KADIN
PPBKP
Ikatan Pengusaha Batik
IWAPI
Asosiasi lainnya
Lembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan Non
Bank
Inkubator
Telecenter
FEDEP
LembagaPengelola Kawasan Teknopolitan Batik
Sentra Batik Pabean
Sentra Batik Kradenan
Sentra Batik Banyuurip Ageng
Sentra Batik Banyuurip Alit
Sentra Batik Jenggot
Batik Innovation and Cultural Centre (BICC) sebagai “hub” Kawasan Teknopolitan Batik
Kota Pekalongan
PETA KAWASAN JATAYU KOTA PEKALONGAN
Sumber : Geogle Map, 2013
GOR
Mus
eum
A
B
C
D E
F
Keterangan:A : GORB : PT. Pertani PerseroC : Asrama PolisiD : Rumah Jabatan Kepala Bakoorwil IIIE : Museum BatikF : Mesjid
GEDUNG-GEDUNG DI KAWASAN JATAYU KOTA PEKALONGAN
Lapangan Jatayu Rumah jabatan Kepala Bakoorwil III
TV Batik
Museum Batik Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Gedung ……..
Kantor Pos
PT. Pertani Persero Gereja Kristen Jawa (GKJ)
Mesjid
Asrama Polisi
Dinas Kesehatan
GEDUNG-GEDUNG DI KAWASAN JATAYU KOTA PEKALONGAN (LANJUTAN)
1. RTRW Kota Pekalongan tahun 2009-2029 Pasal 55 menetapkan Kawasan Jatayu sebagai kawasan cagar budaya (kawasan heritage), dimana terdapat aset bangunan bersejarah yang harus dilindungi dan dilestarikan dan hal ini cocok karena yang akan dikembangkan dalam KTB adalah industri batik, dimana batik merupakan salah satu warisan budaya.
2. Lokasinya sangat strategis dan dilalui oleh jaringan jalan utama regional antara Provinsi Jawa Tengah dengan Kota Pekalongan.
3. Berlokasi di tengah-tengah kota Pekalongan.4. Berlokasi di areal untuk kegiatan komersial dan jasa.5. Terdapat Museum Batik dan TV Batik.6. Setiap tahun di lokasi tersebut sebagai tempat untuk Pekan Batik
Nusantara dan Pekan Batik Internasional.7. Status kepemilikan lahan untuk lokasi BICC milik Pemerintah Kota
Pekalongan
LATAR BELAKANG BICC DI KAWASAN JATAYU
BICC dibangun di wilayah Jatayu, sehingga secara geografis dapat terintegrasi dengan kawasan heritage.
1. Elemen inti.
BICC SEBAGAI “HUB” KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK KOTA
PEKALONGAN
Batik Innovation &
CulturalCenter
ProductDev
Fashion
Tradeorg
Buildingmgt
Financing
UKMcenter
Inkubator
Showroom
ResearchCenter
BuyersRep
HKI
Craft&Art
EducationTraining
2. Elemen pendukung
Elemen-elemen yang diharapkan dapat menunjang kegiatan inovasi batik dan budaya tetap berlangsung. Elemen pendukung ini tidak harus berada di area Kawasan Jatayu, tetapi memilki aksesibilitas yang baik untuk terhubung dengan Kawasan Jatayu. Elemen-elemen tersebut antara lain:
a) Area untuk budidaya bahan baku pewarna alami.b) Area produksi kain batik.c) Area pengolah kain batik untuk menjadi produk fesyen dan art.
BICCFungsi-2
Fungsi-2
Fungsi-2
Fungsi-2
AKTIVITAS
A K T I V I T A S
A K T I V I T A S
AKTIVITAS
Masyarakat batik
Masyarakat batik M
asya
raka
t b
atik M
asyarakat b
atik
Gedung PT. Pertani Persero
Lahan kosong dibelakang gedung PT. Pertani Persero
Batas lahan PT. Pertani Persero dengan GOR Jatayu
Puing bangunan tua di sekitar GOR
Asrama isi di sekitar GOR
Mesjid di sekitar Kawasan Jetayu
Gereja di sekitar Kawasan Jetayu
Suasana lingkungan di depan GOR
Pintu Keluar GOR Jatayu
Pintu masuk GOR Jatayu
Lapangan tenis di belakang GOR Jatayu
Lapangan tenis di belakang GOR Jatayu
Kondisi didalam GOR Jatayu
Konsep bangunan hijau adalah bangunan dimana sejak dimulainya tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. (Sumber: Tom Woolley pada buku Green Building Handbook )
PEMBANGUNAN GEDUNG BICC DENGAN KONSEP GREEN BUILDING
Evaluasi penilaian Green Building oleh tim GBCI (Green Building Council Indonesia) terdiri dari :1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD) 2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC)4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management /
BEM)
TAHAP I: PEMBENTUKAN TIM PENGEMBANGAN
KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK KOTA PEKALONGAN
Ketua : Sekretaris Daerah Kota PekalonganSekretaris: Kepala Bappeda Kota PekalonganAnggota :1) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu2) Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah;3) Dinas Pendidikan;4) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;5) Dinas Pekerjaan Umum;6) Dinas Komunikasi dan Informatika;7) Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan;8) Kantor Lingkungan Hidup;9) Bapermas10) Unsur Perguruan Tinggi Terkait;11) Unsur Pengusaha dan Asosiasi Batik.12) Tokoh Masyarakat
• Menetapkan kebijakan dan langkah strategi untuk percepatan pengembangan KTB.
• Melakukan pengarahan, pembinaan, dan pengawasan, penggendalian, serta mengevaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan KTB.
• Menetapkan langkah strategis penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan KTB. (Regulasi/Deregulasi)
• Menyiapkan lembaga pengelola BICC secara definitif.
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pengembangan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.
TUGAS TIM PENGEMBANGAN KTB
TAHAP II : BICC SEBAGAI UNIT USAHA UNTUKMANAJEMEN JARINGAN INOVASI
DEWAN KOMISARIS
DIRUTBICC
DIREKTUR OPERASIONAL DIREKTUR UMUM
MANAJER LITBANG, INOVASI DAN DIFUSI
MANAJER INKUBATOR TEKNOLOGI
MANAJER PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
MANAJER ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
MANAJER SARANA DAN PRASARANA
RUPS
DIREKTUR PEMASARAN
MANAJER PEMASARANDAN KERJASAMA
MANAJER PROMOSI &EVENT ORGANIZER
Pemasaran & Kerja Sama
Inkubasi Bisnis & Teknologi
Litbang Inovasi & Difusi
DikLat Sarana & Prasarana
Adm & Keuangan
Inkubator ⓿ ❶ ⓿ ⓿ ⓿
Pusat UKM ⓿ ⓿ ❶ ⓿
Pembiayaan ⓿ ❶
Pengembangan Produk ❶DikLat ❶ ⓿
HKI ⓿ ❶Pengelola Gedung ❶
Riset ⓿ ❶
Seni & Kerajinan ❶ ⓿
Fesyen ❶ ⓿
Organisasi dagang ⓿ ❶
Kantor Perwakilan dagang ⓿ ❶
Promosi ❶
Fungsional Responsibility Matrix - Pengelola BICC
❶ ⓿Pelaksana Supporting
Kelompok Pembiayaan:1. Pembiayaan untuk persiapan pembangunan dan pengelolaan seperti
penyusunan masterplan dan DED, sosialisasi dan promosi.2. Pembiayaan untuk pembangunan kawasan teknopolitan batik dalam hal
ini pembangunan Batik Innovation and Cultural Centre (BICC) sebagai “hub” dari Kawasan Teknopolitan Batik Kota Pekalongan dan pengadaan infrastruktur lainnya yang diperlukan; dan
3. Pembiayaan untuk operasional Badan Pengelola BICC
1. APBD2. APBN3. SWASTA
PEMBIAYAAN BICC
RTRW KOTA PEKALONGAN 2009 - 2029
Bagian KeduaRencana Pengembangan Kawasan Lindung Kota
Pasal 35Kawasan Lindung kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf aterdiri atas:a. pengelolaan kawasan perlindungan setempat;b. pengelolaan kawasan cagar budaya;c. pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) kota;d. pengelolaan kawasan rawan bencana alam; dane. pengelolaan kawasan lindung geologi.
Pasal 37Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b seluaskurang lebih 100 (seratus) Hektar meliputi:f. Kawasan Heritage Lapangan Jetayu di Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan
Utara;
RTRW KOTA PEKALONGAN 2009 - 2029
BAB VPENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KOTA
Bagian KesatuUmum
Pasal 53(1) Pengembangan kawasan strategis kota meliputi;a. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;b. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan sosial budaya; danc. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan Lingkungan
Pasal 55Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan sosial budaya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b, adalah kawasan kota lamaJetayu, yang terdiri atas:d. kawasan cagar budaya sekitar Lapangan Jetayu di Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan
Pekalongan Utara sebagai kawasan heritage, dimana terdapat aset bangunan bersejarah yang harus dilindungi dan dilestarikan;
Keunggulan kawasan teknopolitan Batik
: Kawasan berbasis teknologi berdimensi pembangunan ekonomi. Memiliki satu atau lebih sentra kegiatan iptek yang mampu mewujudkan keterkaitan antara
lembaga pendidikan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, dan industri yang merupakan wahana penguatan jaringan inovasi.
Menerapkan sistem manajemen mutu (fasilitas, tatakerja, produk).Fasilitas : Dilengkapi dengan fasilitas memadai untuk kelancaran fungsi kegiatan pendidikan dan
pelatihan, riset, dan proses industri. Fasilitas dan lokasinya terintegrasi, sehingga memungkinkan bagi terbentuknya ikon sentra
iptek (pendidikan, riset, dan industri). Fasilitasnya ditata dan dikelola dengan menarik, sehingga mampu menciptakan image positif
bagi upaya pengembangan teknopolitan di Kota Pekalongan, sekaligus sebagai obyek tujuan wisata teknopolitan berbasis iptek;
Organisasi dan Tatakerja : Sebagai instrumen untuk pengembangan sistem inovasi daerah; Beroperasi dalam binaan Bappeda Kota Pekalongan, tetapi bertanggungjawab langsung kepada
Walikota Pekalongan; Dalam bekerja senantiasa berkoordinasi dengan Tim Pengembangan; Mensinergikan dan mengoptimalkan fungsi dari lembaga terkait yang ada (fungsi koordinatif); Struktur organisasi dibentuk berorientasi kepada produk dan pelayanan;
Pengembangan Bisnis : Fokus kepada penyediaan pendidikan, riset, dan proses produksi serta pengembangan fasilitas pendukung lainnya dan mempunyai nilai ekonomi tinggi;
Berorientasi kepada pelayanan dan pencitraan; Membangun kemitraan dalam pengembangan bisnis;
Pendanaan : Diawali dengan APBD murni Pemerintah Kota Pekalongan; Secara bertahap mengupayakan Cost Sharing dengan pihak lain, atau dengan Swasta; Berupaya untuk mengarah ke swadana;
Bentuk Kelembagaan : Diawali dalam bentuk Tim Pengembangan (tahun ke 1-2); Secara selektif, aktivitas kegiatan kawasan teknopolitan batik Kota Pekalongan dikemas sebagai
usaha komersial, dan Perusda/BUMD atau BLU (mulai tahun ke 3);
STRATEGI IMPLEMENTASI KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK
KOTA PEKALONGAN