32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). “Pemilihan jenis penelitian dikarenakan penelitian eksperimen semu lebih kuat daripada penelitian praeksperimen, tetapi lebih lemah daripada eksperimen sungguhan.” Dantes (2012:97). 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent Control Group Design, yakni desain penelitian yang terdapat Pre-Test sebelum mendapat perlakuan, agar hasil perlakuan lebih akurat karena dapat membandingan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan, dengan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:89). Gambar 1 Bentuk Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design Keterangan: O 1 dan O 3 = Hasil belajar siswa sebelum ada perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning. X 1 = Perlakuan menggunakan pendekatan saintifik model Discovery Learning. X 2 = Perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. O 2 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning. O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4
14
Embed
MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
32
BAB III MODEL PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Eksperimen
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
“Pemilihan jenis penelitian dikarenakan penelitian eksperimen semu lebih kuat
daripada penelitian praeksperimen, tetapi lebih lemah daripada eksperimen
sungguhan.” Dantes (2012:97).
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent Control
Group Design, yakni desain penelitian yang terdapat Pre-Test sebelum mendapat
perlakuan, agar hasil perlakuan lebih akurat karena dapat membandingan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan, dengan kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random (Sugiyono, 2011:89).
Gambar 1 Bentuk Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
O1 dan O3 = Hasil belajar siswa sebelum ada perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik melalui pembelajaran Discovery
Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning.
X1 = Perlakuan menggunakan pendekatan saintifik model Discovery
Learning.
X2 = Perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning.
O2 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik melalui model Discovery
Learning.
O1 X1 O2
O3 X2 O4
33
O4 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik melalui model Problem Based
Learning.
Keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah setara,
penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan
pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning dengan model
pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar matematika.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03. Kelas
3 SD Negeri Gedong 03 sebagai kelas eksperimen dan kelas 3 SD Negeri Gedong
01 sebagai kelas kontrol. Kelas 3 SD Negeri Gedong 03 sebagai kelas eksperimen
diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui
model pembelajaran Discovery Learning untuk mata pelajaran matematika. Kelas
3 SD Negeri Gedong 01 sebagai kelas kontrol diberi perlakuan berupa
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran
Problem Based Learning untuk mata pelajaran matematika. Kuantitas kedua
kelompok tidak sama yaitu: SD Negeri Gedong 01 21 siswa dan SD Negeri
Gedong 03 23 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2 Data siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015
Sekolah Kelompok Jenis Kelamin
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
SDN Gedong 01
Kontrol 12 9 21
SDN Gedong 03
Eksperimen 11 12 23
Jumlah 44
Tabel 2 menyajikan data siswa pada kedua kelompok. Jumlah siswa laki-
laki dan perempuan pada kedua kelompok beda. Siswa laki-laki pada kelompok
kontrol 12 siswa dan kelas eksperimen 11 siswa. Siswa perempuan pada
kelompok kontrol 9 siswa dan kelas eksperimen 12 siswa. Jadi jumlah
34
keseluruhan siswa sebanyak 44 siswa. Jadi jumlah keseluruhan subjek penelitian
sebanyak 44 siswa.
3.3 Variabel dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik melalui
model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based
Learning. Variabel terikat adalah hasil belajar matematika kelas 3 SD Negeri
Gedong 01 dan 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015.
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional untuk menjabarkan variabel bebas dan variabel terikat
yang akan digunakan dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning
yang didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran matematika
pada siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan melibatkan aktifitas seluruh tubuh dengan kegiatan
bergerak, mendengar, melihat, dan berpikir. Dengan proses pembelajaran yang
melibatkan aktifitas seluruh, maka siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning didefinisikan secara
operasional sebagai proses pembelajaran matematika pada siswa kelas 3 SD
Negeri Gedong 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015, dimana siswa mendengarkan penjelasan guru kemudian
bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang diberikan guru
dan diharapkan siswa bisa saling membantu sesama anggota kelompok untuk
memahami bahan pelajaran.
Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa kelas 3 yang
didefinisikan secara operasional sebagai ketercapaian hasil belajar ranah kognitif
dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran
Discovery Learning pada kelompok eksperimen dan hasil belajar ranah kognitif
dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran
35
Problem Based Learning pada kelompok kontrol. Hasil belajar ranah kognitif
datanya diperoleh dengan menggunakan tes tertulis menggunakan 15 soal pilihan
ganda.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar
siswa. Peneliti menentukan model pengumpulan data yang sesuai dengan variabel
yang diteliti untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa tes dan
nontes. Teknik pengumpulan data nontes menggunakan teknik observasi yang
digunakan untuk menilai keterlaksanaan sintak pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis tes yang digunakan untuk
memperoleh data adalah tes dengan pilihan ganda. Soal yang digunakan dalam tes
dibuat berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata
pelajaran matematika kelas 3 SD dengan materi pokok luas persegi dan persegi
panjang.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
3.4.2.1 Lembar Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dilakukan
sesuai dengan rencana pelaksanaan dan sintak pembelajaran. Observasi dilakukan
pada saat pembelajaran dilakukan pada kedua kelompok. Kelompok eksperimen
diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik
melalui model pembelajaran Discovery Learning dan kelompok kontrol
diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik
melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Sebelum membuat
instrumen observasi, dibuat dulu kisi-kisi untuk lembar observasinya. Secara lebih
jelas kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran
Discovery Learning yang diimplementasikan ke SD eksperimen disajikan pada
tabel sebagai berikut:
36
Tabel 3 Kisi-kisi Observasi Tindakan Model Pembelajaran Discovery Learning
No. Indikator Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal 1. Memberikan salam pembukaan dan mengajak siswa
berdo’a. 2. Mengecek kehadiran siswa. 3. Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat
belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar.
4. Melakukan apersepsi. 5. Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan
bermakna. 6. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal dengan
membimbing berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi Mengamati
7. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang di lingkungan kelas.
8. Menampilkan sesuatu menggunakan papan yang
berbentuk persegi dan persegi panjang untuk membuat siswa kebingungan.
3. Elaborasi Menanya
9. Bertanya jawab permasalahan tersebut. 10. Membimbing siswa dalam kelompok
mengidentifikasi masalah yang ditulis di papan tulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
4. Menalar 11. Meminta siswa menyebutkan aplikasi dari bangun persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari.
12. Meminta siswa mengumpulkan berbagai informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan permasalahan.
13. Meminta siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang diperoleh.
5. Mencoba 14. Meminta siswa melakukan eksperimen menggunakan media bangun datar persegi dan persegi panjang.
6. Jejaring 15. Meminta perwakilan dari setiap kelompok maju menyampaikan hasil eksperimen.
7. Konfirmasi Menanya
16. Bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran hari ini.
17. Menyimpulkan apa yang sudah dipelajarai hari ini. 18. Meminta siswa mengerjakan soal post test.
8. Kegiatan Penutup 19. Memberikan penguatan pengetahuan 20. Mengajak siswa bernyanyi rumus luas persegi dan
persegi panjang.
37
Berikut adalah kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Leraning yang diimplementasikan ke SD kontrol
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4 Kisi-kisi Observasi Tindakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
No. Indikator Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal 1. Memberikan salam pembukaan dan mengajak
siswa berdo’a. 2. Mengecek kehadiran siswa. 3. Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat
belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar.
4. Melakukan apersepsi. 5. Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan
bermakna. 6. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal dengan
membimbing berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi Mengamati
7. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang di lingkungan kelas.
8. Menyajikan sebuah permasalahan yang
berhubungan dengan luas persegi dan persegi panjang.
3. Elaborasi Menanya
9. Membimbing siswa dalam kelompok mengidentifikasi masalah yang ditulis di papan tulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
10. Bertanya pada siswa bagaimana mencari luas persegi dan persegi panjang serta mencari panjang atau lebar jika luasnya sudah diketahui.
4. Menalar 11. Meminta siswa menyebutkan aplikasi dari bangun persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari.
12. Memberi bimbingan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan informasi terhadap materi ysng diangkat dalam permasalahan.
5. Mencoba 13. Meminta siswa melakukan eksperimen berdasarkan rancangan yang sudah dibuat dengan bimbingan guru.
6. Jejaring 14. Meminta siswa satu per satu kelompok menyampaikan hasil eksperimen dan diskusi.
15. Bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok.
7. Konfirmasi Menanya
16. Bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran hari ini.
38
17. Bersama siswa menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini.
18. Meminta siswa mengerjakan soal post test. 8. Kegiatan Penutup 19. Memberikan penguatan terkait penguasaan
pengetahuan. 20. Mengajak siswa bernyanyi rumus luas persegi
dan persegi panjang.
3.4.2.2 Lembar Soal Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Tes dilakukan dua kali, yaitu Pre-Test dan Post-Test.
Pre-Test digunakan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa. Post-Test
digunakan untuk mengukur kondisi akhir hasil belajar matematika siswa. Prosedur
yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah (1) Menentukan kompetensi dasar
dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi. (2) Menyusun kisi-kisi soal
berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah dipilih. (3) Menyusun
soal-soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. (4) Melakukan penilaian
terhadap butir tes. (5) Melakukan analisis butir tes. Tes yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan kognitif siswa berupa tes pilihan ganda dengan empat
pilihan jawaban yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Sebelum membuat
soal, langkah awal dalam pembuatan soal adalah membuat kisi-kisi. Pre-Test
digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum masuk dalam materi.
Kisi-kisi soal yang digunakan terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang belum
melewati uji validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi soal Pre-Test adalah sebagai
berikut:
Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Soal Pre-Test
Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.