i MODEL PENDIDIKAN ISLAM SUKU SAMIN DI DUSUN KARANGPACE DESA KLOPODUWUR KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh HADI MUSTOFA NIM 111 09 006 FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN SALATIGA 2014
99
Embed
MODEL PENDIDIKAN ISLAM SUKU SAMIN DI DUSUN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/465/1/HADI MUSTOFA_111 09 006.pdf · Model pendidikan Islam nonformal pada suku Samin di Karangpace
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
MODEL PENDIDIKAN ISLAM SUKU SAMIN DI DUSUN KARANGPACE DESA KLOPODUWUR KECAMATAN
BANJAREJO KABUPATEN BLORA TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh
HADI MUSTOFA NIM 111 09 006
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN SALATIGA 2014
ii
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Mufiq, S.Ag., M.Phil. DOSEN IAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara Hadi Mustofa Kepada: Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : HADI MUSTOFA NIM : 111 09 006 Fakultas / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : MODEL PENDIDIKAN ISLAM SUKU SAMIN DI DUSUN
KARANGPACE DESA KLOPODUWUR KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA TAHUN 2014
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Salatiga, 27 Desember 2014 Pembimbing
DI DUSUN KARANGPACE DESA KLOPODUWUR KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA
TAHUN 2014 DISUSUN OLEH HADI MUSTOFA NIM : 111 09 006
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah PAI, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 24 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam.
Susuanan Panitia Ujian
Ketua Penguji : Ilyya Muhsin,S. HI., M.Si. __________________ Sekretaris Penguji : Mufiq, M.Phil. __________________ Penguji I : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. __________________ Penguji II : Drs. Juz’an, M.Hum. __________________
Salatiga, Maret 2015 Rektor IAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP: 19670112 199203 1 005
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Hadi Mustofa NIM : 111 09 006 Fakultas : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah..
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl 125)
“YAKINKAN DENGAN IMAN, USAHAKAN DENGAN ILMU DAN SAMPAIKAN DENGAN AMAL”.
“ISO NGEWONGKE WONG”.
PERSEMBAHAN Saya persembahkan skripsi ini untuk: 1. Ayah saya Bapak Sarmo yang selalu memberi arahan, kasih sayang, bimbingan dan
motivasi sampai saat ini, semoga sehat. 2. Ibu saya ibu Sumini yang selalu sabar merawat, mendidik saya, memberikan kasih
sayang, motivasi dan dukungan sampai saat ini, semoga sehat selalu. 3. Keluarga saya yaitu kakek dan nenek saya yang selalu memberi dukungan moril,
semoga sehat selalu. 4. Keluarga besar dan teman-teman seperjuangan saya di Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) yaitu Pak Rijal, Nida, Bang Ilman, Mbak Ta, Bang Pendi, Pak Anam, Bibah, Said, Miftah, Pak Rolet, Pak Fauzy, Pak Iswan, Lely, iin, Fifi, Shokif, Didik, Cahyo sekeluarga, faizatun dan keluarga besar HMI Cabang Salatiga lainnya, yang selalu memberikanku semangat berjuang dan selalu menemaniku di saat sedih dan duka ketika di kampus.
5. Teman-teman saya di Pondok Pesantren Al Huda Doglo, Cepogo, Boyolali yang sudah alumni maupun masih nyantri.
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Rasimin, S.Pd.I., M.Pd. , selaku ketua program studi
Pendidikan Agama Islam (PAI).
3. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta
pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk
menyelesaikan tugas ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Kepada ibu lurah desa Klopoduwur dan seluruh masyarakat suku
Samin.
6. Bapak dan ibu serta keluarga saya di rumah yang telah mendoakan dan
membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam
menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan
kesabaran.
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang
setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 27, Desember, 2014
Penulis
Hadi Mustofa
ABSTRAK
Hadi Mustofa (NIM. 111 09 006). model pendidikan islam suku samin di dusun karangpace desa klopoduwur kecamatan banjarejo kabupaten blora tahun 2014 Kata kunci: Model Pendidikan Islam, Suku Samin.
Latar belakang penelitian ini berawal dari rasa penasaran seorang peneliti
karena beberapa teman bertanya kepada peneliti mengenai suku Samin, dan bahkan ada salah satu dari teman peneliti yang mengira bahwa peneliti termasuk bagian dari suku Samin karena peneliti berasal dari Blora, padahal peneliti tidak tahu mengenai suku Samin. Dari sini peneliti timbul rasa penasaran terhadap suku Samin dan ingin meneliti suku Samin. Kemudian peneliti mencari tahu mengenai suku Samin dan keberadaan suku Samin. Setelah menemukan keberadaan suku Samin yang berada di dusun Karangpace, desa Klopoduwur, kecamatan Banjarejo, kabupaten Blora dan bertanya kepada warga Samin ternyata ada keterbukaan untuk dilakukan penelitian, hal ini yang membuat tambah semangat untuk melakukan penelitian di suku Samin. Peneliti mengambil jurusan tarbiyah kebetulan progdi Pendidikan Agama Islam. Kemudian peneliti korelasikan antara kearifan lokal yang berada di Blora yaitu suku Samin dengan sstudi peneliti yaitu pendidikan agama Islam dengan bekal rasa penasaran dan semangat untuk menyelesaikan perkuliahan, maka jadilah judul skripsi ini.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; 1) Bagaimana model pendidikan Islam formal suku Samin di Karangpace?, 2) Bagaimana model pendidikan Islam nonformal suku Samin di Karangpace?, 3) Bagaimana model pendidikan Islam informal suku Samin di Karangpace?, Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui model dalam pendidikan Islam formal suku Samin di Karangpace. 2) Untuk mengetahui model dalam pendidikan Islam nonformal suku Samin di Karangpace. 3) Untuk mengetahui model dalam pendidikan Islam informal suku Samin di Karangpace. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif dipandang sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku ini dapat diamati terhadap fakta-fakta yang ada saat sekarang dan melaporkanya seperti apa yang akan terjadi.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Model pendidikan Islam formal pada suku Samin di Karangpace sama dengan model dalam pendidikan formal pada umumnya yaitu menggunakan kurikulum dari pemerintah. Hanya saja dalam praktik pengajarannya dihubungkan dengan prinsip Samin yang sesuai ajaran Islam. 2) Model pendidikan Islam nonformal pada suku Samin di Karangpace sama dengan TPQ yang lainnya yaitu ceramah yang difokuskan pada hafalan bacaan sholat, do’a sehari-hari, bacaan surat pendek dan ekstra kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan potensi minat bakat anak. TPQ Al-Kausar adalah sebuah lembaga pendidikan Islam nonformal yang ada di desa Klopoduwur. 3) Model pendidikan Islam informal pada suku Samin di Karangpace menggunakan prinsip teladan. Orang tua menganggap bahwa dengan memberikan teladan untuk berangkat mengaji di tempat pengjian umum, dengan harapan anak-anak dapat mengikuti orang tuanya, kemudian memperoleh pelajaran yang bermanfaat dari pengajian yang diikutinya
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ………....................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iv
DEKLARASI...................................................................................... v
MOTTO............................................................................................... vi
PERSEMBAHAN.............................................................................. vii
KATA PENGANTAR........................................................................ viii
ABSTRAK.......................................................................................... x
DAFTAR ISI...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................. 1
B. Fokus Masalah................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian............................................................ 4
D. Kegunaan Penelitian........................................................ 5
E. Definisi Operasional....................................................... 5
F. Metode Penelitian........................................................... 6
G. Sistematika Penulisan..................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Model Pendidikan Islam................................................ 14
B. Pendidikan Formal, Nonformal, dan Informal.............. 24
C. Suku Samin…............……........................................... 28
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................. 39
B. Pendidikan di Desa Klopoduwur................................... 45
C. Temuan Penelitian.......................................................... 51
BAB IV PEMBAHASAAN
A. Model dalam Pendidikan Islam Formal Suku Samin................ 61
B. Mode dalaml Pendidikan Islam Nonformal Suku Samin........67
C. Model dalam Pendidikan Islam Informal Suku Samin.............. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 73
B. Saran................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang penelitian ini berawal dari rasa penasaran seorang
peneliti karena beberapa teman bertanya kepada peneliti mengenai suku
Samin, dan bahkan ada salah satu dari teman peneliti yang mengira bahwa
peneliti termasuk bagian dari suku Samin karena peneliti berasal dari Blora,
padahal peneliti tidak tahu mengenai suku Samin. Dari sini peneliti timbul
rasa penasaran terhadap suku Samin dan ingin meneliti suku Samin.
Kemudian peneliti mencari tahu mengenai suku Samin dan keberadaan suku
Samin. Setelah menemukan keberadaan suku Samin yang berada di dusun
Karangpace, desa Klopoduwur, kecamatan Banjarejo, kabupaten Blora dan
bertanya kepada warga Samin ternyata ada keterbukaan untuk dilakukan
penelitian. Hal ini yang membuat peneliti tambah semangat untuk
melakukan penelitian di suku Samin. Peneliti mengambil jurusan Tarbiyah
kebetulan progdi Pendidikan Agama Islam. Kemudian peneliti korelasikan
antara kearifan lokal yang berada di Blora yaitu suku Samin dengan studi
peneliti yaitu pendidikan agama Islam dengan bekal rasa penasaran dan
semangat untuk menyelesaikan perkuliahan, maka jadilah judul skripsi ini.
Sosial kultural Samin Blora memang ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menjadi sebuah kajian disaat ini. komunitas Samin Blora
berada di dekat kota, namun pola hidupnya jauh dari pengaruh budaya
perkotaan, karena karakter orang Samin ini memang sudah terbentuk sejak
dahulu. Kedekatan suku Samin dengan perkotaan tidak membuat luntur
budaya aslinya yang serba „naturalis‟. Seperti yang diungkapkan oleh
Rosyid (2008:133) bahwa beberapa budaya Samin Kudus yang identik
mengikuti budaya masyarakat sekitar di antaranya adalah (a) slametan
kelahiran, khitanan (sunatan), pernikahan dan kematian, (b) gotong-royong,
dan (c) organisasi intern Samin. Begitu juga Samin yang berada di daerah
Blora.
Agama suku Samin adalah agama adam. Salah satu ajaran agama
adam adalah tidak boleh merugikan orang lain dan menghormati sesama.
Inilah dasar dari konsep Samin, tidak boleh merugikan orang lain, artinya
bahwa setiap manusia yang menjadi keturunan Nabi Adam harus saling
bersikepan, saling memiliki dan hormat-menghormati kepada sesama, tidak
boleh saling hina menghina, apalagi saling merugikan terhadap sesama dan
berkerja keras. Menurut Ba‟asyin (2014:157) bahwa kaitan formulasi
tersebut dengan dunia pertanian, yang sekaligus menandai bahwa ajaran ini
diterapkan bagi dan oleh petani adalah pada formulasi turunannya, yang
merupakan praksis atau laku yang harus dijalani oleh Wong Sikep berupa:
tata wong (tata manusia) yaitu sikep rabi, bergaul dengan istri, dan tata
nggauta (tata kerja), yaitu menggarap sawah atau ladang. Sedulur sikep
hidup berdampingan satu dengan yang lainnya dan saling menghargai.
Islam seharusnya tidak dalam bentuk tindakan saja karena Islam yang
sesungguhnya adalah Islam secara ucapan, Islam secara tindakan dan
kesesuaian hati. Marimba bertutur dalam Suharto (2011:108) bahwa
manusia yang dikehendaki pendidikan Islam adalah manusia yang
berkepribadian muslim. Di ungkapan lain Muhammad Munir Mursi dalam
Suharto (2011:108) bahwa menyebutkan insan kamil. Artinya semua
manusia memang dididik oleh pendidikan agama Islam untuk menjadi
pribadi yang jujur, secara ucapan maupun tindakan. Ajaran dari Samin
Surosentiko ini mengajarkan tentang kejujuran secara ucapan serta
perbuatan. Seperti halnya ajaran Samin yang dipaparkan dalam koran Suara
Merdeka Ernawati (2014:7) bahwa mari kita menyimak ajaran panca
sesanti, panca paniten, panca wawaler dan panca walika. Kemudian empat
panca ini termasuk kategori angger-angger (peraturan) pangucap, dan
pratikel (perilaku) dengan kata lain kandhakna apa anane.
Akan tetapi setelah peneliti melakukan observasi sementara dan
melakukan wawancara terhadap salah satu orang Samin hasilnya mereka
mengakui bahwa agama yang mereka peluk adalah Islam sejak agama Islam
itu sendirai diturunkan. Bukti secara hukumnya dengan menunjukan KTP
(Kartu Tanda Penduduk). Orang Samin sudah masuk Islam terlebih dahulu,
dengan perilakunya ramah-tamah terhadap siapapun, memiliki pandangan
yang positif terhadap siapa saja.
Dengan didasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mencoba
untuk lebih dalam menggali dengan melakukan sebuah penelitian yang
berjudul “model pendidikan islam suku samin di dusun karangpace desa
klopoduwur kecmatan banjarejo kabupaten blora tahun 2014”.
B. Fokus Penelitian
Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk
menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan, maka penulis akan
membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana model pendidikan Islam formal suku Samin di
Karangpace?
2. Bagaimana model pendidikan Islam nonformal suku Samin di
Karangpace?
3. Bagaimana model pendidikan Islam informal suku Samin di
Karangpace?
C. Tujuan Penelitian
Berpijak dari rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui model pendidikan Islam formal suku Samin di
Karangpace.
2. Untuk mengetahui model pendidikan Islam nonformal suku Samin di
Karangpace.
3. Untuk mengetahui model pendidikan Islam informal suku Samin di
Karangpace.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoristis dan
praktis.
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini nantinya diharapkan mampu memberi sumbangan
teoritis bagi dunia pendidikan khususnya pada masyarakat yang
memiliki ciri khusus.
2. Kegunaan praktis
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi
kemajuan pendidikan agama Islam formal, nonformal, dan informal di
suku Samin.
E. Definisi Operasional
Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk
menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan, maka penulis akan
membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dengan
menyebutkan definisi operasional sesuai judul, yaitu:
1. Model Pendidikan Islam
Menurut Huda (2014:viii) model didefinisikan gambaran
menyeluruh dari berbagai teknik dan prosedur yang menjadi bagian
penting di dalamnya.
Model pendidikan Kastolani (2014:204) antara lain model
Inkuiri, VCT, Bermain Peta, ITM (STS), Role Playing, Portofolio.
Undang-undang SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003,
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut tutur Arifin (2011:78) bahwa pendidikan Islam adalah
sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang
untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai
Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.
2. Samin
Di ungkapkan oleh Kardi dalam Rosyid (2008:4) bahwa
menurut masyarakat Samin, kata „Samin‟ memiliki pengertian “sama”
yakni bila semua anak cucu dapat bersama-sama bersatu membela
negara dan menentang penjajah, maka akan diperoleh kesejahteraan.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif. Metode kualitatif dipandang sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku ini dapat diamati terhadap
fakta-fakta yang ada saat sekarang dan melaporkanya seperti apa yang
akan terjadi. Menurut Rufaidah (2002:102) bahwa pendekatan
kualitatif ini berkaitan erat dengan sifat unik dari realitas sosial dan
dunia tingkah laku manusia itu sendiri. Menurut Pohan (2007:93)
bahwa data kualitatif yaitu semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta
yang tidak dapat dihitung dan diukur secara matematis karena
berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata). Serta lebih bersifat
proses. Data kualitatif hanya dapat digolongkan dalam wujud
kategori-kategori. Misalnya pernyataan orang tentang suatu keadaan
bagus, buruk, mencekam, menarik, membosankan, sangat istimewa
dan sebagainya. Hakekatnya adalah manusia sebagai makhluk sosial,
psikis, dan budaya yang mengaitkan makna dan interpretasi dalam
bersikap dan bertingkah laku. Makna interpretasi itu sendiri
dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan sekitar.
Jenis penelitian yang diambil oleh peneliti adalah penelitian
lapangan, artinya bahwa penelitian ini bersifat kemasyarakatan,
melakukan observasi kemasyarakat atau suku Samin, melakukan
wawancara mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian terhadap
sumbernya langsung.
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen, artinya
peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan
pemgumpulan data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara
terstruktur, untuk mendapatkan data tentang latar belakang
pendidikan, Sehingga memungkinkan untuk mengembangkan
pertanyaan untuk wawancara secara mendalam di lapangan.
3. Lokasi Penelitian dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun Karangpace Desa
Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Adapun alasan
peneliti memilih Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan
Banjarejo Kabupaten Blora sebagai objek adalah bahwa Dusun
Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora
dirasa patut untuk diteliti karena keberadaan suku Samin di zaman
yang sudah serba maju dengan ajaran yang terkenal sederhana dan
memiliki keunikan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober
2014.
4. Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, maka
problematika esensial yang muncul adalah dari mana data itu
diperoleh. Dengan kata lain sumber data yang diperlukan berasal dari
mana, sehingga peneliti mudah mendapatkan data-data yang
diperlukan. Dengan demikian untuk mempermudah pengidentifikasian
sumber data, peneliti mengklasifikasikannya menjadi tiga bagian
dengan huruf depan P singkatan dari bahasa Inggris, Menurut
Arikunto (2002:107) bahwa:
a. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui wawancara. Sumber data yang berupa
person dalam penelitian ini adalah masyarakat suku Samin
Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo
Kabupaten Blora.
b. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak. Diam misalnya rumah, kelengkapan
alat, wujud benda, warna dan lain-lain. Sedangkan bergerak
misalnya aktifitas. Sumber data yang berupa place dalam
penelitian ini adalah tempat.
c. Paper, sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar atau simbol-simbol lain. Sumber data yang
berupa paper dalam penelitian ini yaitu dokumen tentang suku
Samin, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya.
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Metode Interview
Menurut Hadi (1994:136) bahwa metode interview adalah
metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1986:129) bahwa metode
interview adalah metode penelitian yang dipergunakan seseorang
untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan
atau pendirian secara lisan dari seorang informan, dengan bercakap-
cakap berhadapan muka dengan orang lain itu.
wawancara termasuk salah satu cara untuk pengumpulan data
untuk penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan oleh peneliti secara
mendalam kepada informan, dengan cara peneliti datang langsung
kelokasi penelitian dan menemui informan kemudian melakukan
wawancara terstruktur dan mendalam. Sumber informan ada bapak
tarhib, mbah lasio, ibu lasmi, ibu ana, bapak karjan, ibu umi kulsum,
ibu mini dan yang lain-lainnya.
b. Observasi
Menurut Usman (2005:54) bahwa observasi adalah pengamatan
dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati instrumen-instrumen
dalam proses evaluasi serta data yang dapat menunjang kelengkapan
penelitian ini. Peneliti melakukan observasi dengan cara peneliti
datang ketempat penelitian untuk mengamati igejala-gejala yang
terjadi di lokasi penelitian.
c. Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (1998:236) bahwa metode dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan lain sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk
mendapatkan data-data tentang keadaan masyarakat suku Samin
Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo
Kabupaten Blora. Dokumen yang bisa dikumpulkan oleh peneliti yaitu
foto-foto, visi missi sekolah, surat, materi-materi pelajaran.
6. Analisis Data
Menurut Pohan (2007:94) bahwa data dalam penelitian kualitatif
sangat beragam bentuknya, ada berupa catatan wawancara, rekaman
suara, gambar, foto, peta, dokumen, bahkan rekaman pada shooting
lapangan.
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat
ditafsirkan. Menurut Pohan (2007:133) bahwa menyusun data berarti
menggolongkan ke dalam pola, tema, atau kategori tafsiran atau
interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan
pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Analisis
data ini sendiri akan dilakukan dalam tiga cara yaitu :
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh di lapangan ditulis dalam bentuk uraian
yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi, dirangkum,
dipilih hal-hal pokok, difokuskan kepada hal-hal yang penting dan
berkaitan dengan masalah, sehingga memberi gambaran yang lebih
tajam tentang hasil wawancara. Reduksi dapat membantu dalam
memberikan kode kepada aspek-aspek yang dibutuhkan.
b. Pengkajian Data
Analisis ini dilakukan untuk mengkaji data-data yang telah
direduksi dengan kajian ilmu yang berhubungan dengan tema
penelitian, dalam hal ini data-data wawancara yang diperoleh di
lapangan tentang nilai-nilai keteladanan dikaji lebih mendalam dengan
mengaitkan dengan ilmu-ilmu Pendidikan Agama Islam.
c. Kesimpulan dan Verifikasi
Data yang sudah dipolakan, difokuskan dan disusun secara
sistematis baik melalui reduksi dan pengkajian data kemudian
disimpulkan sehingga makna data bisa ditemukan. Namun kesimpulan
itu baru bersifat sementara saja dan bersifat umum. Supaya
kesimpulan diperoleh secara lebih mendalam, maka diperlukan data
yang baru sebagai penguji terhadap kesimpulan di awal tadi.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Kredibilitas
data dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil
dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam lapangan.
Untuk menetapkan keabsahan data atau kredibilitas data tersebut
digunakan teknik pemeriksaan sebagai berikut: (1) perpanjangan
keikutsertaan peneliti, (2) ketekunan pengamatan, dan (3) triangulasi,
yaitu memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi
dilakukan oleh peneliti dengan mencari sumber data yang dari luar
yang bertujuan untuk pendampingan data yang sudah ada, hal ini
dilakukan dengan melakukan wawancara kepada sumber luar.
G. Sistematika Penulisan
Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui tata urutan
penulisanya, adapun tata urutanya sebagai berikut:
BAB I Memuat: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II Memuat: Landasan teori berisi tentang teori-teori yang berhubungan
dengan variabel penelitian yaitu: Pendidikan Islam dan masyarakat
suku Samin.
BAB III Memuat: gambaran masyarakat suku Samin secara kompleks,
sistem pendidikan secara fomal, informal maupun nonformal
masyarakat suku Samin.
BAB IV Memuat: analisis data penelitian pada bab ini akan menguraikan
analisis tentang pandangan responden, analisis data, reduksi data
tentang masyarakat suku Samin.
BAB V Penutup: berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang
berhubungan dengan pihak terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Bila kita melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa, maka
harus dilihat dari bahasa Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam
bahasa Arab. Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang,
dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”.
Harus dilihat juga kata “pengajaran” dalam bahasa Arabnya adalah
“ta‟lim” dengan kata kerjanya adalah “allama”. Karena pendidikan dan
pengajaran dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah wa ta‟lim”. Menurut
Daradjat (2012:25) bahwa “Pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya
adalah “Tarbiyah Islamiyah”.
Kata kerja rabba (mendidik) sudah digunakan pada zaman Nabi
Muhammad SAW seperti terlihat dalam ayat Al-Qur,an dan hadist Nabi.
Dalam Al-Qur‟an kata ini digunakan dalam salah satu ayat Al-Qur‟an,
yaitu:
,...
Artinya:
"..., Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Isra‟ 24).
Menurut Muhammad An-Nasir dan Qullah Abd Al-Qadir Darwis
dalam Raqib (2009:17) bahwa mendefinisikan pendidikan Islam sebagai
proses pengarahan perkembangan manusia (ri’ayah) pada sisi jasmani,
akal, bahasa, tingkal laku, dan kehidupan sosial dan keagamaan yang
diarahkan pada kebaikan menuju kesempurnaan.
Menurut tutur Arifin (2011:78) bahwa pendidikan Islam adalah
sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk
memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam
yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. Dengan kata
lain manusia yang mendapatkan pendidikan Islam harus mampu hidup di
dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana diharapkan oleh cita-
cita Islam. Dengan demikian pengertian pendidikan Islam adalah suatu
sistem pendidikan yang mencangkup seluruh aspek kehidupan yang
dibutuhkan oleh hamba Allah SWT, sebagaimana Islam telah menjadi
pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun
ukhrawi.
Menurut Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani dalam Mujib
(2006:25-26) bahwa mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses
mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan
alam sekitarnya.
2. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut para ahli pendidikan, Naquib al-Attas dalam Mudzakir
(2006:69) menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
membentuk Insan Kamil. Abd ar-Rahman Shaleh Abd Allah dalam
Mudzakir (2006:78) menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
harus mencangkup tujuan pendidikan jasmani, tujuan pendidikan rahani,
tujuan pendidikan akal, tujuan pendidikan sosial. Muhammad Athahiyah
al-Abrasyi, dalam Mujib (2006:79) menyatakan bahwa tujuan pendidikan
Islam adalah tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW, sewaktu hidupnya membentuk moral yang tinggi,
karena pendidikan moral ruhnya pendidikan Islam. Ahmad Fuad al-
Ahwani dalam arifin (2011:56) menyatakan bahwa tujuan pendidikan
Islam adalah pendidikan yang menyatu antara pendidikan jiwa,
pendidikan ruh, mencerdaskan akal, dan menguatkan jasmani.
Orang Islam harus mempunyai orientasi untuk menjadi manusia
yang Kamil yang pada akhirnya akan meninggal dalam keadaan husnul
khotimah, sesuai dengan tujuan hidup dan tugas hidup manusia, tujuan
diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Tugasnya
berupa ibadah (sebagai „Abdullah) dan tugas sebagai wakil-Nya di bumi