Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah adalah lembaga pendidikan formal dan tempat berlangsungnya berbagai kegiatan terutama kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan aspek terpenting dalam dunia pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian proses belajar salah satunya tergantung dari model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Model pembelajaran sangat penting. Model pembelajaran ini berkaitan dengan masalah, cara atau sistem pencapaian isi kurikulum (delivery sistem ) dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. (Sudjana 2009 : 21) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat ini dapat berupa strategi dan teknik pengajaran. Pelajaran Matematika sering kali dirasakan sulit oleh siswa sehingga cenderung tidak disenangi siswa. Bahkan tidak jarang anak yang memandang pelajaran matematika sebagai pelajaran yang menakutkan. Meskipun ada sebagian siswa yang menyenanginya atau bahkan justru “ Jagoan” dibidang matematika, tetapi selalu saja ada siswa yang menganggap matematika itu ibarat “ Moster” yang menakutkan. Akibatnya tidak sedikit siswa yang malas untuk mempelajari matematika dan akhirnya menjadi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika ini sering kali disebut dengan istilah “ diskalkula.” (Asrori, 2009 : 241). Konsep dasar Matematika yang diajarkan di sekolah Dasar mempunyai jalinan yang cukup erat dengan konsep-konsep 1
31

MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Apr 22, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal dan tempat

berlangsungnya berbagai kegiatan terutama kegiatan belajar

mengajar. Belajar merupakan aspek terpenting dalam dunia

pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian proses belajar

salah satunya tergantung dari model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru. Model pembelajaran sangat penting. Model

pembelajaran ini berkaitan dengan masalah, cara atau sistem

pencapaian isi kurikulum (delivery sistem ) dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. (Sudjana 2009 : 21)

mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah alat dan bahan

yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat ini

dapat berupa strategi dan teknik pengajaran.

Pelajaran Matematika sering kali dirasakan sulit oleh siswa

sehingga cenderung tidak disenangi siswa. Bahkan tidak jarang

anak yang memandang pelajaran matematika sebagai pelajaran

yang menakutkan. Meskipun ada sebagian siswa yang

menyenanginya atau bahkan justru “ Jagoan” dibidang matematika,

tetapi selalu saja ada siswa yang menganggap matematika itu

ibarat “ Moster” yang menakutkan. Akibatnya tidak sedikit

siswa yang malas untuk mempelajari matematika dan akhirnya

menjadi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.

Kesulitan belajar matematika ini sering kali disebut dengan

istilah “ diskalkula.” (Asrori, 2009 : 241).

Konsep dasar Matematika yang diajarkan di sekolah Dasar

mempunyai jalinan yang cukup erat dengan konsep-konsep1

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

matematika yang ada pada jenjang berikutnya, dalam hal ini

siswa diajarkan untuk mengetahui tentang bangun datar pada

jenjang SMP sudah diperkenalkan pada jenjang SD sebelum siswa

Melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Berdasarkan Observasi awal, Kebanyakan siswa merasa jenuh

dengan pembelajaran matematika disebabkan ketidaksesuaian

model pembelajaran yang digunakan, cara guru memberikan materi

yang sulit dipahami oleh siswa, pada saat pembelajaran dimulai

guru tidak pernah memberikan review untuk mengukur pemahaman

siswa terhadap materi yang sudah diberikan sebelumnya. Pada

saat di akhir pembelajaran guru tidak pernah memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan apa yang telah

mereka dapatkan saat proses pembelajaran, bahkan guru tidak

pernah mengambil suatu kesimpulan diakhir pembelajaran.

Model pembelajaran ROPES menekankan untuk siswa harus

mempraktekkan tentang apa yang mereka pahami pada saat proses

pembelajaran, dan menarik kesimpulan diakhir pembelajaran.

Dengan demikian, guru diharapkan dapat mengembangkan format-

format baru. Tidak perlu ada keseragaman format, karena pada

hakikatnya silabus dan rencana pengajaran adalah program guru

mengajar (Majid, 2009:77). Yang membuat model pembelajaran

ROPES berbeda dengan model pembelajaran lain adalah bahwa pada

model ROPES siswa ditekankan untuk aktif dalam proses belajar

mengajar, dan siswa harus mempraktekkan apa yang telah mereka

pahami terhadap materi tersebut. Selain itu pada akhir

pembelajaran guru diharuskan mengambil kesimpulan dari materi

yang diberikan.

1.2. Rumusan Masalah

2

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas

maka, peneliti dapat merumuskan permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimanakah hasil

belajar siswa materi bangun datar dengan menggunakan

penerapan model pembelajaran ROPES pada siswa“.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah “ untuk mengetahui

bagaimana hasil belajar siswa materi bangun datar setelah

menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES pada siswa.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu :

1.Teoritis

a. Memberi dan menambah wawasan pengetahuan serta

sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang

berkaitan dengan penerapan model pembelajaran ROPES.

b. Sebagai bahan informasi pada peneliti lebih lanjut

tentang model pembelajaran ROPES agar memperoleh

pengalaman langsung dalam penerapan pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran

ROPES.

2.Praktis

a. Bagi siswa

b. Bagi guru

c. Bagi Sekolah

1.5 Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dari penelitian ini adalah

materi bangun datar yang terdiri dari jenis-jenis segitiga,

keliling dan luas segitiga.3

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

1.5. Penjelasan Istilah

Agar tidak menimbulkan salah penafsiran dalam penelitian

ini, maka penulis memberikan penjelasan istilah atau

batasan istilah sebagai berikut:

1.Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

yang menghasilkan perubahan kemampuan baru melalui

latihan dan pengalaman.

2.Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi

pada siswa sebagai akibat dari keikutsertaannya dalam

proses pembelajaran.

3.Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang

dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu

kemampuan dan atau nilai yang baru.

4. Model pembelajaran ROPES adalah sebagai rencana prosedur

persiapan mengajar ( Review, Overview, Prensentation, Axercise,

Summary).

5.Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi. Bangun

berdimensi dua mengandung dua unsur, yaitu panjang dan

lebar (Haharap, 2005: 18).

6. Segitiga merupakan sebuah bangun yang bentuk oleh tiga

titik berbeda yang tidak segaris dan dihubungkan oleh

tiga ruas garis

4

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

BAB II

PEMBAHASAN DAN HASIL

Dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP), biasanya

dicantumkan, antara lain : Mata kuliah dan Kode Mata kuliah,

Bobot SKS, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, standar

kompetensi dan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, strategi

pembelajaran, dan sumber bahan. Pada strategi pembelajaran

tercantum tahapan pola umum kegiatan dosen dan mahasiswa

dalam menjalani satu sesi perkuliahan. Menurut Hunt tidak

mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana

semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya

rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang

disebutnya ROPES ( Review, Overview, presentation, exercise, summary)

dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1.      Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5

menit, yakni mencoba menggukur kesiapan siswauntuk mempelajari

bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah

dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequiste untuk

memahami bahan yang disampaikan hari itu . Hal ini diperlukan

denga didasarkan atas :

a.       Guru bbisa memulai pelajaran, jika perhatian dan

motivasi untuk mempelajari bahan baru sudah mulai tumbuh.

b.      Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara

guru dengan siswa sudah mulai terbentuk.

c.       Guru dapat memulai pembalajaran jika siswa – siswa

sudah memahami hubungan bahan ajar sebelumnya dengan bahan

ajar baru yang dipelajari hari itu.

5

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap

menerima pelajaran baru. Jika siswa belum menguasi pelajaran

sebelumnya, maka guru harus dengan bijak memeberi kesempatan

kepada siswa untuk memahami terlebih dahulu atau mencerahkan

melalui pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor, sebaya,

dan baru bergerak pada materi sebelumnya. Apabila terjadi

akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu

tambahan, karena lebih baik menunda bahan ajar baru dari pada

menumpuk ketidak pahaman siswa.

2.      Overview, sebagaimana review, overview dilakukan tidak

terlalu lama berkisar antara 2 sampai 5 menit. Guru

menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada

hari itu dengan menyampaikan isi (content) secar singkat dan

strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal

ini dimaksud untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pandangannya atas langkah – langkah pembelajaran

yang hendak ditempuh oleh guru sehingga berlangsung proses

pembelajaran yang hendak ditempyh oleh guru sehingga

berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya milik guru

semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa senang dan merasa

dihargai keberadaanya.

3.      Presentation , tahap ini merupakan inti dari proses

kegiatan elajar mengajar. Karena disini guru sudah tidak lagi

memberikan penjelasan - penjelasan singkat, akan tetapi masuk

pada peroses telling, showing dan doing. Proses tersebut

sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya

ingat siswa tentang pembelajarn yang mereka dapatkan. Hal ini

sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Muhammad Syafe’i

6

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

yaitu bahan – bahan yang dapat mengebangkan pikiran, perasaan

dan keterampilan atau yang lebih dikenal istilah 3H, Head.

Heart, dan Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah

efektif dan psikomotorik, strategi pembelajaran yang

menekankan pada doing dan psikomotorik, strategi

pembelajaran yang menekankan pada doing dan hand menjadi

sangat penting, karena penerimaan, tanggapan, dan pemahaman

nilai akan otomatis berjalan dalam proses pembelajaran yang

digunakan, semakin baik proses dan hasil yang dicapai, karena

tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan mengantarkan mereka

menikmati proses pembelajaran dengan susasana asyik dan

menyenangkan.

4.      Exercise, yakni sesuatu proses untuk memberikan

kesempatan kepada siswa mempertaktekan apa yang telah mereka

pahami. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman

langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih

bermakna. Oleh karna itu guru harus mempersiapkan rencana

pembelajaran tersebut dengan baik memlalui sekenario yang

sistematis. Misalnya untuk sains bisa dilakukan praktek

dilaboraturium, untuk bahasa, membaca al-qur’an , mengkafani

mayat bisa dilakukan dikelas, jika tidak sulit, sulit bagi

guru memberikan pengalaman – pengalaman manipulatif bebrbagai

praktikum di sekolah. Disamping itu pula guru harus

mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan hanya bahan ajar

saja tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan.

Lewat peragaan – peragaan bermain peran dan sejenisnya yang

harus ditata berdasarkan alokasi wektu antara penjelasan,

tugas – tugas, peragaan dan sebagainya.

7

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

5.      Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang mereka

[ahami dalam proses pembelajaran. Hal ini ini sering

tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan dengan

presentasi dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat

summary tau kesimpulan dari apa yang telah merka ajarkan.

Hal ganji dari rencana prosedur pembelajaran yang dikemukakan

oleh hunts adalah tidak mencantumkan aspek penilaian,

padahal hasil penilaian selsin mengukur tingkat pencapaian

kompetensi siswa, juga dapat dijadikan input untuk melakukan

perbaikan dalam peroses pembelajaran berikutnya. Jika guru

tidak mempunyai data dan informasi yang cukup tentang

perkembangan siswa, maka terjadilah penumpukan akumulasi

ketidak pahaman siswa. Yang pada akhirnya menjadi bumerang

bagi sekolah itu sendiri, sehingga muncul anggapan sekolah

melulusakan siswa dengan kemampuan dibawah standar minimal

penguasaan kompetensi.

Untuk melengkapi ide pemikiran hunts tersebut, kiranya guru

dapat memasukan unsur penilaian, karena memlalui penilaianlah

guru memperoleh gambar tingkatan penguasaan siswa terhadap

materi yang disampaikan. Sehingga dapat mengembangkan materi

yang akan disajikan pada pertemuan berikutnya. Berdasrkan

hasil penilaiannya guru dapat mengetahi tingakat efektifitas

strategi pembelajaran yang digunakan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel tunggal yakni hasil belajar siswa setelah diterapkan

model pembelajaran ROPES. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1.Tes Awal

8

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

terhadap materi yang akan diajarkan.

2. Tes Akhir

Tes ini diberikan untuk mengetahui hasil belajar

kognitif siswa terhadap materi yang diberikan setelah

menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES.

3.Lembar Observasi

Lembaran ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa

selama kegiatan belajar mengajar, yang terdiri atas aspek

afektif dan aspek psikomotor. Aspek afektif

meliputi :kehadiran siswa, keseriusan dalam mengerjakan

LKS dan perhatian dalam mengikuti pelajaran, sedangkan

aspek psikomotor meliputi : kecakapan siswa dalam bertanya

pada guru, kecakapan siswa dalam menjawab pertanyaan baik

dari guru maupun teman dan ketepatan siswa dalam

berkomunikasi lisan.

Pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan Langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Langkah-langkah persiapan

a. Menyiapkan bahan ajar yakni tentang segitiga, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan soal-soal tes awal

dan tes akhir.

2. Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran :

a. Menyiapkan kelas yang dilibatkan dalam penelitian ini

b. Memberikan tes awal tentang mengenal segitiga.

c. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran ROPES.

9

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

d. Pada akhir pertemuan, diberikan tes secara individual.

Data yang didapat akan dianalisis dengan menggunakan

Statistik Deskriptif. Statistik ini digunakan untuk

mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pokok bahasan

segitiga, hasil analisis deskriptif yang berpedoman pada

tingkat penguasaan atau nilai akhir.

Analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis

deskriptif yaitu berupa hasil belajar siswa dalam bentuk tes

yang disesuaikan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai

berikut:

Nilai = skoryangdiperolehskortotal×100

(Arikunto,2009 : 329)

Seorang siswa dinyatakan lulus, apabila telah memenuhi

kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan oleh

guru mata pelajaran. Adapun kriteria ketuntasan minimum (KKM)

pada salah satu sekolah SMP khususnya pada mata pelajaran

matematika kelas VII adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Nilai Kriteria ≥ 65

< 65

Tuntas

Tidak Tuntas

2.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi di salah satu

sekolah SMP. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui

10

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

informasi tentang jadwal pelajaran dan kemampuan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi

Bangun datar yaitu bangun datar segitiga. Untuk pertemuan

pertama peneliti melakukan tes awal. Pertemuan kedua melakukan

penerapan pembelajaran dengan menggunakan penerapan model

ROPES untuk indikator menjelaskan jenis-jenis segitiga

berdasarkan sisinya dan berdasarkan besar sudutnya. Pertemuan

ketiga membahas tentang menjelaskan keliling dan luas

segitiga. Pertemuan keempat peneliti melakukan tes akhir.

Dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dalam proses

belajar mengajar di kelas dengan menggunakan penerapan model

pembelajaran ROPES.

Berikut ini dapat kita lihat hasil penelitian yang

dilakukan pada salah satu sekolah SMP pada siswa, materi

Bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran ROPES.

2.1.1 Deskripsi Hasil Tes Awal

Tes awal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan awal siswa sebelum menggunakan penerapan model

pembelajaran ROPES. Hasil tes awal siswa dapat dilihat Data

kualifikasi hasil tes awal siswa dapat dilihat pada Tabel

4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Kemampuan hasil tes awal siswa

Nilai Frekuensi Persentase Kriteria≥ 65 10 34,48% Tuntas¿ 65 19 65,51% Belum Tuntas ( Sumber : Hasil Penelitian halaman 55

Lampiran 13 )

11

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa ada 10 siswa (34,48%)

yang memperoleh nilai ≥ 65 yang dikatakan tuntas, sedangkan19 siswa (65,51%) yang memperoleh nilai ¿ 65 yang dikatakan

belum tuntas.

2.1.2 Tingkat Penguasaan Siswa Setelah menggunakan penerapan

Model pembelajaran ROPES

a.Aspek Kognitif

Berdasarkan hasil belajar siswa dapat terlihat melalui

hasil tes akhir siswa pada materi bangun datar segitiga

dengan dua indikator yaitu sebagai berikut :

1.Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya dan

jenis-jenis berdasarkan besar sudutnya.

2.Menjelaskan keliling dan luas segitiga.

Data hasil tes akhir siswa dapat dilihat pada halaman 58

Lampiran 16 dari hasil tes akhir siswa tersebut dapat

dilihat pada Tabel 4.2 Data kualifikasi tingkat

penguasaan siswa sebagai berikut :

NilaiFrekuens

i

persenta

seKriteria

≥ 65 23 79,31% Tuntas

¿ 65 6 20,68%Belum

Tuntas ( Sumber : Hasil Penelitian halaman 58

Lampiran 16 )

Dari Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh

nilai ≥ 65 sebanyak 23 siswa (79,31%) ini berarti

12

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

dikatakan telah tuntas, sedangkan 6 siswa (20,68%) yang

memperoleh nilai ¿ 65 yang dikatakan belum tuntas.

b. Aspek Afektif

Data hasil pengamatan kemampuan afektif siswa dapat

dilihat pada Lampiran 17 halaman 59 dari data hasil

pengamatan kemampuan afektif siswa selama proses

pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut

:

Tabel 4.3 Kemampuan Afektif siswa

Nilai Frekuensi persentas

e

Kriteria

≥ 65 26 89,65% Tuntas ¿ 65 3 10,34% Belum

Tuntas ( Sumber : Hasil Penelitian halaman 59

Lampiran 17)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas terlihat kemampuan Afektif

siswa sebanyak 26 siswa (89,65%) yang memperoleh nilai ≥65 el 4.4 Kemampuan Psikomotor siswa

Nilai Frekuensi persentase Kriteria≥ 65 25 86,20% Tuntas ¿ 65 4 13,79% Belum

Tuntas ( Sumber : Hasil Penelitian halaman 61

Lampiran 17 )

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas terlihat kemampuan

Afektif siswa sebanyak 25 siswa (86,20%) yang memperoleh

nilai ≥ 65 ini berarti dikatakan telah tuntas, sedangkan 4

13

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

siswa (13,79%) yang memperoleh nilai ¿ 65 dikatakan belum

tuntas.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Penerapan

Model Pembelajaran ROPES

1. Hasil Tes Awal

Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung

peneliti melakukan kegiatan Tes awal dengan tujuan untuk

mengetahui tentang kemampuan awal siswa pada materi

bangun datar segitiga yang akan diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran ROPES.

Data tingkat kemampuan tes awal siswa pada Lampiran

13 halaman 55 terlihat bahwa tingkat penguasaan siswa

pada materi bangun datar sangat rendah, ini terlihat

dari 29 siswa hanya terdapat 10 siswa (34,48%) yang

telah mencapai KKM. Hal ini terjadi karena terdapat 4

siswa tidak hadir, dan 15 siswa lainnya pemahamannya

masih kurang.

4.2.2 Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan Penerapan

Model pembelajaran ROPES.

a) Aspek Kognitif

Melalui hasil evaluasi tes akhir belajar siswa yang

dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan menggunakan

penerapan model pembelajaran ROPES terlihat pada Lampiran 16

halaman 58. Terlihat bahwa dari 29 siswa SMP 23 siswa

(79.31%) yang mencapai ketuntasan. Hal ini berarti bahwa

siswa SMP telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

14

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

dan yang belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa (20,69%).

Keenam siswa yang tidak tuntas tersebut juga tidak tuntas

pada tes awal dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 55,

disebabkan karena keseriusan siswa tersebut dalam

menyelesaikan LKS, perhatian dalam mengikuti pelajaran dan

kehadiran yang kurang baik.

b) Aspek Afektif

Berdasarkan hasil Penilaian Afektif siswa yang

dilaksanakan selama empat kali pertemuan dengan menggunakan

penerapan Model pembelajaran ROPES dapat dilihat pada

Lampiran 17 halaman 59. Terlihat bahwa dari 29 siswa SMP

PGRI Mawah terdapat 26 siswa (89,65%) yang mencapai

ketuntasan. Hal ini berarti bahwa 89,65 % siswa SMP PGRI

Mawah telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan

yang belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa (10,34%). Tiga

siswa yang belum mencapai KKM pada aspek ini disebabkan

karena ketiga siswa tersebut, kurang serius dalam

menyelesaikan LKS pertemuan pertama dapat dilihat pada

Lampiran 14 halaman 56 dan pertemuan kedua dapat dilihat

pada Lampiran 15 halaman 57. Selain itu ketiga siswa

tersebut perhatiannya kurang dalam mengikuti proses belajar

mengajar dan kehadirannya yang kurang baik.

c) Aspek Psikomotor

Berdasarkan hasil Penilaian Psikomotor siswa yang

dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan menggunakan

penerapan Model pembelajaran ROPES dapat dilihat pada

Lampiran 19 halaman 61. Terlihat bahwa dari 29 siswa SMP

PGRI Mawah terdapat 25 siswa yang mencapai ketuntasan. Hal

15

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

ini berarti bahwa 86,20% siswa SMP PGRI Mawah telah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang belum

mencapai KKM sebanyak 4 siswa (13,37%). Keempat siswa yang

belum mencapai KKM tersebut disebabkan karena tidak cakap

dalam bertanya, kemudian tidak menjawab pertanyaan dari

guru.

4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar

Dari ketiga aspek yang dinilai tersebut yaitu aspek

kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Ternyata

terdapat tiga siswa yang tidak tuntas pada aspek kognitif,

juga tidak tuntas pada aspek afektif dan aspek psikomotor.

Hal ini disebabkan karena ketiga siswa tersebut

kehadirannya kurang, tidak serius dalam mengikuti proses

belajar mengajar dan mengerjakan LKS. Penilaian aspek

kognitif dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 58,

penilaian aspek afektif dapat dilihat pada lampiran 17

halaman 59, dan penilaian aspek psikomotor dapat dilihat

pada lampiran 18 halaman 60.

16

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan Evaluasi yang

diperoleh pada penelitian penerapan model pembelajaran

ROPES pada Siswa kelas VIIa SMP PGRI Mawah, maka dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan penerapan model

Pembelajaran ROPES Materi Bangun Datar yaitu Menjelaskan

jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya dan jenis-jenis

segitiga berdasarkan besar sudutnya, Menjelaskan keliling

dan luas segitiga. Setelah menggunakan penerapan

pembelajaran ROPES ternyata, sebagian besar hasil belajar

siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh

sekolah yaitu 65. Kini ketercapaian KKM siswa setelah

penerapan model pembelajaran ROPES yaitu 79,31%. Sehingga

pembelajaran Bangun Datar dikatakan telah berhasil.

3.2 Saran

Dengan terbuktinya pembelajaran dengan menggunakan

penerapan Model Pembelajaran ROPES dapat mencapai KKM yang

telah ditetapkan oleh Sekolah pada Materi bangun datar,

Maka Guru atau pendidik diharapkan agar sebelum menyajikan

pelajaran Kepada Siswa, hendaknya mampu memilih Model atau

Strategi pembelajaran yang sesuai atau tepat yaitu guna

membantu pemahaman siswa dan dapat memberikan hasil yang

baik.

17

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMP............

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII (Tujuh / 1 ( satu )

Materi Pokok : Bangun Datar

Alokasi Waktu : 80 menit (1 pertemuan).

Standar Kompetensi :

5. Mengetahui tentang Jajargenjang, Belah ketupat, Layang– layang, dan Trapesium

Kompetensi Dasar:

5.1 Jajargenjang, Belah ketupat, Layang – layang, dan Trapesium

a. Tujuan Pembelajaran- Siswa dapat menggunakan aturan yang berlaku pada

jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium .

- Dapat menghitung luas serta dapat melukis sudut, garis tinggi, garis berat, dan garis sumbu.

b. Materi Ajar - Menyatakan belah ketupat sebagai segi empat yang

dibentuk dari segitiga sama kaki dan bayangannya oleh pencerminan dengan alas ebagai cermin.

- Menentukan sifat belah ketupat melalui percobaan

18

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

- Mendefinisikan belah ketupat dari pengamatan sifat – sifatnya

- Menemukan rumus luas belah ketupat dan menggunakannya pada soal perhitungan Luas.

c. Model Pembelajaran - Model ROPES ( review , everview, presentation, exercises, dan summary )

d. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan ( 10 menit )

a. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa,dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecekkehadiran siswa;

b. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentangmanfaat belajar skala dalam kehidupan sehari-hari;

c. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajaryang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan

d. Guru menyampaikan cakupan materi yang akandipelajarai

e. Siswa menyimak informasi tentang cara belajaryang akan ditempuh yaitu belajar dengan membentukkelompok

f. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengantanya jawab.

Prasyarat ; pengertian bangundatar khususnya belahketupat.

2. Kegiatan Inti ( 60 menit)a. Mengamati

Siswa mengamati gambar yang terdapat pada Lembar Kerja (Lampiran 1 )

19

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

b. Menanyai. Siswa disuruh untuk membuat pertanyaan yang

berkaitan dengan bangun datar belah ketupat. ii. Siswa disuruh untuk membuat pertanyaan yang

berkaitandenganskala. Misalkan, “apakahbangun yang mendasari dari bangun datar belahketupat?”

c. Mencoba/Mengumpulkan data atau informasii. Siswa memahami buku siswa halaman 122, dan

menggambarkan tentang Bangun Datar Belahketupat ( Lampiran 2 )

ii. Siswa disuruh untuk membaca dan memahamisifat – sifat Bangun Datar Belah Ketupat.

d. Mengasosiasi/ Mengolah data atau informasii. Siswa menyelesaiakn masalah tentang luas dan

keliling bangun datar belah ketupat yangterdapat pada buku kerja siswa halaman 125.

ii. Siswa menyimpulkan tentang bangun datar Belahketupat melalui pengerjaan soal luas dankeliling.

e. Mengkomunikasikani. beberapa siswa mempresentasikan hasil kerja

yang dikerjakan pada buku siswa di depankelas.

ii. Siswa yang lain memberikan tanggapan atas yang dipaparkan , meliputi bertanya, mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun memberikan pertanyaan yang sedikit lebih sulit.

iii. Guru memberikan kesimpulan atas apa yang dijelaskan siswa tentang belah ketupat melalui pengerjaan soal dengan Luas dan Keliling.

3. Penutup ( 10 menit )a. Peserta didik bersama dengan guru membuat

kesimpulan mengenai Bangun datar Belah Ketupat.

20

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

b. Guru memberikan reward atau penghargaan atas apa yang dijelaskan oleh siswa dengan sebuah pujian atau lainnya.

c. Guru melakukan refleksi atas pembelajaran yangtelah dilaksanakan dengan menanyakan “ Apa yangkalian pelajarai hari ini “kemudian bertanya“Bagaimana kesan dan pesan pembelajaran hari ini “

d. Memberikan penguatan tentang manfaat mempelajari materi Bangun Datar.

e. Guru menyampaiakan materi pertemuan yang akan datang tentang Bangun Datar yang lain dengan pemberian Tugas atau Proyek.

e. Alat dan Sumber Pembelajaran- Alat: papan tulis, spidol, - Sumber : Buku kerja siswa cermat Matematika kelas VIII

f. Penilaian Hasil Belajar1.Sikap Sprituala. Teknik Penilaian : Observasib. Bentuk Instrumen :Lembar Observasic. Kisi-kisi

No Butir Nilai IndikatorJumlahInstrumen

1 Menghargai dan menghayati ajaran agam yang dianutnya.

Berdoa sebelum dan sesudah melakuakan sesuatu

1

Bersemanagat dalam mengikuti pembelajaran matematika

1

Serius dalam mengikuti pembelajaran matematika

1

Jumlah 3

21

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

d. Instumen ( Lampiran 3 )e. Petunjuk Perhitungan skor

2.Penilaian sikap sosiala. Teknik Penilaian : Observasib. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi.c. Kisi-kisi

No Butir Nilai IndikatorJumlahInstrumen

1 Menunjukansikapteliti,tanggungjawab danmemilikirasa percayadiri

Melaksanakan tugas individudengan baik

1

Mengerjakan tugas sesuai prosedur

1

Berani berpendapat .bertanya dan menjawabpertanyaan

1

Berani presentasi di depan kelas

1

Jumlah 4

d. Instrumen ( Lampiran 4 )e. Rubrik penilaian

3.Pengetahuana. Teknik Penilaian : Tes Tertulisb. Bentuk Instrumen : Uraianc. Kisi-kisi

No IndikatorJumlahButirSoal

NomorButirSoal

1 Menentukan sifat – sifat pada Belah Ketupat

1 1

2 Menentukan luas dan keliling 1 122

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Belah KetupatJumlah 2 1

d. Instrumen ( Lampiran 5 )e. Rubrik Penilaian

Lampiran-Lampiran RPP

Lampiran 1: Mengamati gambar yang terdapat pada Lembar Kerja

Apakah nama gambar bangun di atas ?

Lampiran 2 : Siswa memahami buku siswa, dan menggambarkan tentang Bangun Datar Belah ketupatBelah ketupat dapat diperoleh dari segitiga sama kaki dan

bayangannya diperoleh dari pencerminan terhadap asalnya.23

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Berikut ini disajikan belah ketupat yang diperoleh darisegitiga tumpul sama kaki, segitiga lancip sama kaki, dansegitiga siku – siku sama kaki dan bayangannya olehpencerminan dengan alas masing –masing sebagai cermin.

Pada gambar di atas ditunjukkan belah ketupat ACBC’ yangdiperoleh dari ∆ABC sama kaki dan ∆ABC’. Segitiga ABCmerupakan bayangan ABC karena pencerminan terhadap alas AB.

Lampiran 3: Instrumen Penilaian Sikap SpiritualLembar ObservasiKelas : VII Semester : SatuTahun Pelajaran : 2014 / 2015Butir Nilai : Menghargai dan menghayati ajaran agam yang dianutnya.Indikator sikap :

1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu2. Bersemangant dalam mengikuti pembelajaran matematika3. Serius dalam mengikuti pembelajaran matematikaPetunjuk Pengisian :

Berilah angka 1 s.d. 4 pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut :

1 = jika TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati2 = jika KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati3 = jika SERING melakukan perilaku yang diamati4 =jika SELALU melakukan perilaku yang diamati

Lembar Observasi

No Nama Skor Indikator

JumlahSkor yang

SkorAkhir

Tuntas/

24

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Sikap Spiritual (

1-4 )

diperoleh TidakTuntas

1 2 31 Ani2 Bud

i34...32

Petunjuk Penskoran :Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4Perhitungan skor akhir rata rata menggunakan rumus :

SkordiperolehSkorMaksimal

x4=skorakhir

Aturan pengisian kolom Sebutan AhirSangat Baik (SB): apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00Baik (B) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33Cukup (C) : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33Kurang (K) : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33

Lampiran 4 : Instrumen Penilaian Sikap SosialLembar ObservasiKelas : VII Semester : SatuTahun Pelajaran : 2014 / 2015

25

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Butir Nilai : Menghargai dan menghayati ajaran agam yang dianutnya.Indikator sikap :

1. Melaksanakan tugas individu dengan baik2. Mengerjakan tugas sesuai prosedur3. Berani berpendapat . bertanya dan menjawab pertanyaan4. Berani presentasi di depan kelas

Petunjuk Pengisian :Berilah angka 1 s.d. 4 pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut :

5 = jika TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati6 = jika KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati7 = jika SERING melakukan perilaku yang diamati8 =jika SELALU melakukan perilaku yang diamati

Lembar Obsevasi

No Nama Skor Indikator Sikap

Sosial ( 1-4 )

Jumlah Skoryang

diperoleh

SkorAkhir

Tuntas/

TidakTuntas

1 2 3 41 Ani2 Budi34...32

Petunjuk Penskoran :Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4Perhitungan skor akhir rata rata menggunakan rumus :

SkordiperolehSkorMaksimal

x4=skorakhir

Aturan pengisian kolom Sebutan Ahir

26

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

Sangat Baik (SB): apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00Baik (B) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33Cukup (C) : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33Kurang (K) : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33

Lampiran 5 : Penilaian Aspek PengetahuanInstrumen Penilaian Pengetahuan1. Misalnya belah ketupat yang kita amati adalah belah

ketupat ABCD seperti ditunjukkan pada gambar di bawahini, maka sebutkanlah sifat – sifat dari bangun belahketupat tersebut !

a. Semua sisi sama panjang dan sepasang – sepasangsejajar AB = BC = CD = AD, AB // CD, dan BC // AD.

b. Diagonal – diagonalnya Merupakan Sumbu SimetriDiagonal – diagonal AC dan BC adalah masing –masing merupakan sumbu simetri sehingga diagonal –diagonal ini membagi dua sama belah ketupat ABCD.

c. Sudut yang Berhadapan Sama Besar dan terbagi DuaSama Besar oleh diagonal ∠DAB = ∠DCB = ∠ADC = ∠ABC = ∠ADB = ∠ABD = ∠CDB = ∠CBD = dan ∠DAC = ∠DCA = ∠BAC = ∠BCA

d. Kedua Diagonal Saling Membagi Dua Sama Panjang danSaling Tegak Lurus.Diagonal AC membagi dua diagonal BD sama panjangsehingga DO = OB, demikian pula diagonal BD membagi

27

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

diagonal AC sama panjang sehingga OA = OC. DiagonalAC tegak lurus diagonal BD dan AC ⊥BD.

Berdasarkan sifat – sifat tadi dapat didefinisikantentang belah ketupat sebagai berikut: “belah ketupat adalah segi empat yang kedua pasangsisi berhadapannya sejajar dan sam panjang, sertakedua diagonalnya saling membagi dua sama panjangdan tegak lurus”.

2. Diketahui sebuah belah ketupat ABCD. Panjang diagonal –diagonalnya adalah 32 cm dan 24 cm. Hitunglah luas dankeliling belah ketupat itu!Diagonal AC = 32 cm dan diagonal BD = 24 cm. Diagonal Acdab BD berpotongan di O, sehingga:AO = AC = ½ x 32 cm = 16 cmDO = BO = ½ x 24 cm = 12 cmMenurut Teorema Phytagoras:AB2 = AO2 +BO2

⟺AB2 = 162 +122

⟺AB2 = 256 + 144⟺AB2 = 400⟺AB = √400 ⟺ AB = 20cm

BC = CD = AD = AB = 20 cmJadi keliling belah ketupat ABCD = AB + BC + CD + AD

= 20 cm + 20 cm + 20 cm + 20 cm= 80 cm

Luas belah ketupat ABCD = ½ x AC x BD= ½ x 32 x 24=384 cm2

Rubrik penilaian

28

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

No soal Aspek

Penilaian

Rubrik Penilaian Skor

1 a. Pemahaman

terhadap

konsep

perbandinagn

dan skala

Dihubungkan dengan konsep

perbandingan dan skala

6

Dihubungkan dengan konsep

perbandingan dan skalanamun

belum benar

4

Sama sekali tidak dihubungkan

dengan konsep Perbandingan

dan skala

1

Tidak ada respon/jawaban 0

b. Kebenaran

jawaban akhir

soal

Jawaban benar 7

Jawaban hampir benar 4

Jawaban salah 2

Tidak ada respon/jawaban 1

c. Proses

perhitungan

Seluruhnya benar 7

Sebagian besar benar 4

Sebagian kecil saja yang

benar

2

Sama sekali salah 1

Tidak ada respon/jawaban 0

29

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

No soal Aspek

Penilaian

Rubrik Penilaian Skor

Skor maksimal = 20

Skor minimal = 1

Nilai Akhir = JumlahskoryangdiperolehJumlahskor maksimal X 100

Pamekasan, 16Maret 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran

MatematikaKepala Sekolah

30

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN ROPES

31