1 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET DI SMP NEGERI 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI Doni Fatwayanto Suparlan Al Hakim Siti Awaliyah Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang ABSTRAK Kunci: Internet, Model Pembelajaran, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk system jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainya. Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode area yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi,sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran,
21
Embed
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF301B4FF3B244C590A78EAE... · Dengan kelebihan internet yaitu dapat menyajikan informasi keilmuan, ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET DI SMP NEGERI 2 GURAH KABUPATEN
KEDIRI
Doni Fatwayanto
Suparlan Al Hakim
Siti Awaliyah
Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Kunci: Internet, Model Pembelajaran, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk system jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainya. Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode area yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi,sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran,
2
dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Peneliti merupakan instrumen utama penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan kewarganegaraan dan para peserta didik di SMP Negeri 2 Gurah. Penelitian ini diadakan di SMP Negeri 2 Gurah di Jln. Raya Turus No 108 Gurah Kabupaten Kediri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah teknik (1) wawancara, (2) observasi, (3) peristiwa, (4) dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan mengacu pada pendapat Moleong (2006:103) dengan prosedur: (1) reduksi data, (2) display data, dan (3) verifikasi data. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan peneliti.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Penerapan model pembelajaran PKn berbasis internet oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah: (a) Dalam perencanaan model pembelajaran PKn yang menggunakan internet seorang guru memaksimalkan metode yang menggunakan internet dilakukan ketika hal-hal yang berkaitan dengan materi belum dipahami oleh siswa, maka siswa akan menggunakan pembelajaran berbasis internet agar membantu pembelajaran PKn tersebut.(b) Kemudian di dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis internet guru memberikan model pembelajaran, ketetapan materi kepada siswa dan pemberian tugas kepada siswa dengan menggunakan internet.(c) Bahwa hambatan yang dihadapi guru PKn dalam penerapan model pembelajaran internet hampir sama yaitu masih dibutuhkannya alat untuk browsing internet yaitu berupa laptop dan itu yang kurang dalam pembelajaran berbasis internet untuk membuat suatu metode pembelajaran yang memudahkan para siswa agar aktif di setiap pelajaran dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
1. Latar Belakang
Sebagai seorang calon pengajar harus dapat meningkatkan cara mengajar yang
baik demi mencapai tujuan yang ditentukan. Dan penulis pun menyadari sebagai
mahasiswa sesuai dengan jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu
berdiri sendiri dan sanggup memecahkan masalah yang merupakan sasaran demi
pendidikan diperguruan tinggi.
Dalam proses pembelajaran, guru harus bisa menciptakan kondisi belajar dan
mengajar yang tidak membosankan dan dapat menghantarkan siswa pada tujuan
pembelajaran. Tugas guru adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
siswa. Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan,
nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa. Belajar melibatkan
perasaan dan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja
optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Pemilihan berbagai model pembelajaran yang
3
sesuai dengan tujuan pembelajaran, kondisi dan kemampuan siswa juga dapat dilakukan oleh
guru untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Namun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang dialami guru, dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas, termasuk guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Beberapa realitas pembelajaran yang dilaksanakan guru PKn selama ini adalah (1)
penggunaan metode pembelajaran hanya terbatas pada motode ceramah, tanya jawab dan
penugasan; (2) gaya pembelajaran masih tampak cenderung bersifat indoktrinity; (3) proses
pembelajaran nilai dan moral melalui PKn masih terbatas sebagai nasehat moral dan belum
mengarah pada analisis moral; (4) pembelajaran belum mampu melibatkan siswa untuk
melakukan dialog secara mendalam sehingga keaktifan mental dan emosional siswa belum
nampak maksimal; (5) pembelajaran belum mengarah pada upaya optimalisasi berbagai
intelegensi untuk berpikir kritis dalam melakukan analisis, membuat pertimbangan dan
mengambil keputusan secara tepat (Untari, 2003:152). Suasana belajar yang tidak
menyenangkan akan menjadikan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Siswa
akan gelisah dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi ini tentu menjadi
kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Gurah Kabupaten Kediri
ditemukan permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran yaitu kurang optimalnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini ditunjukan
dengan nilai ulangan harian siswa pada lampiran. Untuk mengatasi kurang optimalnya hasil
belajar siswa tersebut sangat ditentukan oleh kiat masing-masing guru di kelas. Dalam
pandangan psikologi belajar, keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga
pengajarnya ( Sardiyo dan Pannen, 2005). Hal ini terjadi karena tenaga pengajar selain
sebagai orang yang berperan dalam proses belajar-mengajar, juga memandu segenap proses
pembelajaran. Ditangan guru sebuah peristiwa belajar dapat berlangsung dan pembelajaran
diarahkan dengan baik.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada umumnya kurang bervariasi.
Selama proses pembelajaran siswa hanya disuguhi dengan isi Sila-Sila dari Pancasila dan
Pasal- Pasal dari UUD 1945 yang harus diselesaikan. Penjelasan guru untuk materi pelajaran
diberikan secara menoton dan kurang melibatkan partisipasi siswa dalam kelas sehingga
menciptakan suasana yang membosankan dalam pembelajaran. Penggunanan buku pelajaran
4
dan Lembar Kerja Siswa ( LKS) dapat membuat siswa bosan dan kurang termotivasi dalam
pembelajaran tersebut.
Sebagai pekerja profesional, guru yang baik akan berusaha maksimal dalam
berinovasi meningkatkan pola kinerjanya dalam proses pembelajaran, baik perencanaan,
pelaksanaan, maupun penilaian ( Salam, 2008). Selain itu guru harus memfasilitasi dirinya
dengan seperankat pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan tentang keguruan. Selain harus
menguasai subtansi keilmuan, guru juga harus menguasai metode-metode pembelajaran yang
dapat melibatkan siswa secara aktif ( Sardiyo dan Pannen, 2005). Hal ini diperkuat oleh
Salam (2008) yang mengemukakan bahwa sebagus apapun kurikulum (official), hasilnya
sangat berpengaruh pada bagaimana aksi dan reaksi guru dan siswa yang ada di dalam kelas
( actual).
Salah satu upaya guru untuk menciptakan strategi atau pendekatan pembelajaran
yang mampu mengaktifkan siswa adalah dengan menginovasikan pembelajaran melalui
metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangungnya kegiatan pembelajaran
(Sudjana,2004:76). Dengan adanya metode, diharapkan dapat tercipta interaksi yang baik
antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Menurut Sagala (2009:201-221) metode
pembelajaran terdiri dari metode yang tepat yaitu ceramah, metode tanya jawab, metode
diskusi, metode demontrasi, metode kerja kelompok, metode latihan, metode eksperimen dan
metode penugasan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti, penggunaan terknologi
informasi di SMP 2 Gurah sebenarnya sudah diterapkan, salah satunya adalah Internet
melalui fasilitas WIFI. Tidak dapat diupungkiri bahwa tujuan utama adalah pembelajaran
yang disukai oleh siswa yaitu dengan mencari berita atau jawaban dari tugas siswa itu sendiri
melalui media internet, di SMP Negeri 2 Gurah telah di sediakan area Hot Spot untuk
mempermudah para siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Rustantingsih(2008) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis internet mendidik
siswa untuk berpikir kritis, menambah wawasan dan pengetahuan siswa, mendidik siswa
untuk berpikir otodidak, dan meningkatkan hasil belajar siwa sehingga mampu meningkatkan
mutu pendidikan. Dengan kelebihan internet yaitu dapat menyajikan informasi keilmuan,
artikel dan buku virtual ( e-book), siswa mampu meninjau pelajaran baru, menghafal,
5
melakukan latihan-latihan serta memecahkan suatu masalah melalui internet. Selain itu, siswa
harus mempertanggung jawabkan tugas yang telah dikerjakan dengan mempresentasikan
tugasnya di kelas sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab siswa terhadap apa yang telah
dikerjakan, hal ini menjadi kelebihan metode penugasan berbasis internet. Metode
pembelajaran berbasis internet ini, siswa diajak dan dituntut untuk menyelesaikan tugas yang
bahanya berasal dari internet kemudian didiskusikan dan dipresentasikan di kelas.
Sering juga ditemukan pertemuan antara guru dengan siswa tidak dimanfaatkan
secara baik. Guru lebih suka memaksakan kehendaknya memperlakukan siswa sesuai
keinginannya dan ada juga guru untuk memudahkan kerjanya meminta salah seorang murid
untuk mencatat di papan tulis kemudian siswa lainnya mencatat apa yang dicatat di papan
tulis dan kegiatan-kegiatan lainnya yang kurang perlu dilakukan dalam proses belajar-
mengajar (Sagala, 2009:174).
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
menggunakan media internet di SMP Negeri 2 Gurah ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
menggunakan media internet di SMP Negeri 2 Gurah ?
3. Apakah hambatan dari pembelajaran PKn dengan menggunakan media internet di
SMP Negeri 2 Gurah ?
4. Apakah solusi dari hambatan pembelajaran PKn dengan menggunakan media internet
di SMP Negeri 2 Gurah ?
Pengertian Model Pembelajaran :
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan. Model dapat diartikan sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2)
suatu deskripsi atau analogi yang diperlukan dalam membantu proses visualisasi sesuatu yang
tidak dapat diamati secara langsung; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data dan inferensi-
inferensi yang dipakai untuk menggambarkan suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu desain
yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan;
(5) gambaran dari peristiwa yang sebenarnya ataupun khayalan dan (6) penyajian yang
diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat dan bentuk seperti aslinya (Sagala,
2009: 175).
6
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,
strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam
model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit
karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. Sebagai seorang guru harus
mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam
memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan
pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam
proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang
kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini
memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai
keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan,
menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru
menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan :
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sejak masuk dalam kurikulum
sekolah mulai tahun 1962 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan mengalami
berbagai perubahan baik nama, orientasi, substansi, maupun pendekatan pembelajarannya
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Karakteristik mata pelajaran PKn mencakup