MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN KEBUN PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI GIRIWETAN KEC. GRABAG KAB. MAGELANG SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Raswati Harini 61029090 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS SEMARANG 2011
72
Embed
MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH
BOLA VOLI DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN KEBUN PADA
SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI GIRIWETAN KEC. GRABAG
KAB. MAGELANG
SKRIPSI
diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Raswati Harini
61029090
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS SEMARANG 2011
ii
SARI
Raswati Harini, 2011. Model Pembelajaran Passing Bawah dalam Bola Voli melalui Pendekatan Lingkungan Kebun pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I : Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd, Dosen Pembimbing II : Drs. Sutardji, MS. Latar belakang permasalahan adalah model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu penyelesaian permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Masalah yang dikaji dalam penelitian adalah bagaimana bagaimanakah model pembelajaran passing bawah bola digantung pada permainan bola voli melalui Pendekatan Lingkungan Perkebunan pada Siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran pasing bawah dalam bola voli melalui pendekatan lingkungan kebun pada siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan dengan metode dengan tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa IV dan kelas V di SD N Giriwetan berjumlah 54 anak dimana kelas IV sejumlah 20 siswa sebagai kelas Uji Coba I dan kelas V sejumlah 34 sebagai kelas Ujicoba II. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) model pembelajaran passing bawah dengan bola digantung melalui pendekatan lingkungan perkebunan dapat digunakan sebagai model pembelajaran bola voli dalam penjasorkes siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, (2) Respon siswa terhadap model pembelajaran passing bawah bola voli dengan bola digantung melalui pendekatan lingkungan perkebunan pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 secara umum termasuk dalam kategori baik. Saran yang diajukan peneliti adalah (1) Bahwa latihan passing bawah bola digantung dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran passing bawah dalam pembelajaran bola voli bagi siswa Kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kec. Grabag Kab. Magelang (2) penggunaan model pembelajaran penjasorkes dalam pembelajaran bola voli khususnya pada teknik passing bawah bola digantung sebaiknya disesuaikan dengan alokasi waktu, pertumbuhan dan perkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif yang pada akhirnya diharapkan hasil belajar siswa menjadi maksimal.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Model Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli
dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Perkebunan pada Siswa Kelas
IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang” ini
telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya hasil orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2011
Raswati Harini NIM. 61029090
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Raihlah ilmu kapan dimanapun engkau berada sepanjang hayat, karena Allah
meninggikan kedudukan orang yang beriman dan berilmu (Penulis)
2. Terimalah kebenaran darimanapun asalnya apabila engkau ingin pandai dalam
urusan agama (Muh. Nawawi)
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Bapak, Ibu, Saudara-saudaraku
Suami dan anakku tersayang
Guru dan Dosen FIK UNNES
Teman-teman PGPJSD 2009
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan lancar.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis menjadi mahasiswa UNNES.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES
yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi
ini.
4. Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang telah sabar
dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
5. Drs. Sutardji, M.S, selaku Pembimbing Pendamping yang telah sabar dan
teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu
Keolahragaan yang telah memberi bekal ilmu dan sumber inspirasi serta
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini kepada penulis.
7. Kepala SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kab. Magelang yang telah
vii
memberikan ijin penelitian guna penyelesaian skripsi.
8. Seluruh siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan yang mau berperan
sebagai sampel dalam penelitian sehingga terselesaikannya penulisan skripsi
ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi
ini.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena
masukan, saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan. Akhirnya semoga
skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i SARI .............................................................................................................. ii PERSETUJUAN ............................................................................................ iii PERNYATAAN .............................................................................................iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................vi DAFTAR ISI ............................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 5 1.3 Tujuan Pengembangan ................................................................ 5 1.4 Spesifikasi Produk ...................................................................... 6 1.5 Pentingnya Pengembangan ......................................................... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 8 2.1 Sejarah Permainan Bola Voli ..................................................... 8 2.2 Pengertian Kesegaran Jasmani ................................................... 9 2.3 Komponen-komponen Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Bola Voli ...................................................................... 10 2.4 Metode Pembelajaran Bola Voli ............................................... 12 2.5 Teknik Dasar Bola Voli ............................................................ 13 2.6 Pembelajaran Passing Bawah dengan Bola Digantung ............. 17 2.7 Karakteristik Anak Sekolah Dasar ............................................ 18 2.8 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar ......... 18 2.9 Model Pembelajaran ................................................................. 19 BAB III METODE PENGEMBANGAN ..................................................... 23 3.1 Model Pengembangan .............................................................. 23 3.2 Prosedur Pengembangan ......................................................... 25 3.3 Uji Coba Produk ..................................................................... 26 3.4 Cetak Biru Produk .................................................................. 28 3.5 Jenis Data ................................................................................ 29 3.6 Instrumen dan Pengumpulan Data ............................................ 29 3.7 Analisis Data ........................................................................... 35
ix
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ......................................................... 37 4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba I .............................................. 37 4.2 Hasil Analisis Uji Coba I .......................................................... 43 4.3 Revisi Produk .......................................................................... 46 4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba II .............................................. 48 4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba II ................................................. 48 4.6 Prototipe Produk ....................................................................... 56 4.7 Keterbatasan Pengembangan..................................................... 59 BAB V KAJIAN DAN SARAN.................................................................. 61 5.1 Kajian Prototipe Produk ............................................................ 61 5.2 Saran Pemanfaatan.................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63 LAMPIRAN
0 – 20% Tidak Baik Dibuang 20,1 – 40% Kurang Baik Diperbaiki
40,1 – 70% Cukup Baik Digunakan (bersyarat) 70,1 – 90% Baik Digunakan
90,1 – 10% Sangat Baik Digunakan (Sumber : Guilford dalam Faqih, 1996:57)
F N
35
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba 1
4.1.1 Data Analisis Kebutuhan
Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi
di lapangan terutama yang berkaitan dengan proses pendidikan jasmani, lahraga
dan kesehatan serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut, maka perlu
dilakukan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis
proses pembelajaran yang terjadi sesungguhnya di lapangan, melakukan observasi
pembelajaran dan melakukan studi pustaka.
Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola besar bagi
siswa kelas IV dan V sekolah dasar, disebutkan bahwa siswa dapat mempratikkan
gerak dasar berbagai gerakan yang bervariasi dalam permainan bola besar beregu
dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama regu, sportivitas, dan
kejujuran (BSNP, 2006:16). Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran
permainan bola besar khususnya siswa putri yang mengeluh rasa sakit ketika
menemrima bola dengan menggunakan pass bawah bola digantung serta merasa
takut apabila akan menerima bola pada permainan bola voli, diketahui beberapa
siswa aktif mengikuti pembelajaran bola voli. Pembelajaran bola voli yang
diberkan guru msih belum dikemas dalam bentuk modifikasi, sehingga masih
dijumpai siswa yang merasa tidak senang, bosan dan malas untuk bergerak.
36
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memutuskan untuk
mengembangkan model pembelajaran passing bawah bola digantung pada siswa.
SD. Peneliti mengharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran permainan bola besar khususnya bola voli yang dapat
membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran, sehingga diharapkan dapat
membantu siswa aktif mengikuti pembelajaran sehingga diharapkan dapat
membantu guru penjasorkes dalam memberikan pembelajaran bola voli lebih
bervariasi dengan menggunakan produk yang dihasilkan.
4.1.2 Deskripsi Draf Produk Awal
Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan berupa model
permainan bola voli yang sesuai dengan siswa SD. Tahap selanjutnya yang akan
dilakukan adalah membuat produk dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
4.1.2.1 Mengkaji literatur tentang prinsip-prinisip atau cara membuat dan
mengembangkan modifikasi pembelajaran bola voli.
4.1.2.2 Menetapkan prinsip-prinsip pengembangan model modifikasi
pembelajaran bola voli
4.1.2.3 Menetapkan tujuan, isi dan strategi pengelolaan pembelajaran.
4.1.2.4 Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran
4.1.2.5 Menyusun produk awal model pembelajaran pasing bawah bola voli
DRAF PRODUK AWAL PASSING BAWAH BOLA DIGANTUNG BAGI
SISWA SD
1. Pengertian Permainan menjadi raja bola
33
37
Permainan menjadi raja bola merupakan permainan bola voli
dalam rangka menerapkan teknik passing bawah bola voli dimana setiap
bolayang dilempar ke arah siswa harus dipassing dengan 2 tangan ke arah
luar lapangan oleh siswa yang berada di dalam lapangan.
Cara Bermain menjadi raja bola
Satu regu terdiri atas 12 orang dimana 2 orang menjadi ke-10
orang berada di dalam kotak lapangan dengan ukuran 10 x 10 meter.Saat
peluit berbunyi penjaga yang membawa bola mulai menembakkan bola ke
regu yang di dalam kota.
Siswa yang berada di dalam kotak lapangan berusaha mempassing
bola yang datang ke arah luar, bagi yang tidak bisa mempassing bola
keluar dan terkena tembakan maka dia menjadi penjaga demikian
seterusnya sampai waktu habis (bola harus dipassing dari bawah).
Ketika waktu habis masih ada siswa yang di dalam kotak maka siswa
tersebut menjadi “raja bola” waktu yang dipakai adalah 5 menit.
Peraturan permainan menjadi raja bola
a. Jumlah pemain12 orang
b. Jumlah penjaga awal : 2 orang selanjutnya yang kena menjadi penjaga
c. Jumlah regu di lapangan awal 10 orang
d. Ukuran lapangan 10 x 10 meter
e. Lama permainan 5 menit
Gambar Lapangan Permainan menjadi raja bola
38
x : penjaga
x x x : regu bermain
x x : arah lemparan
x x : arah passing bawah keluar lapangan
x x : garis batas lemparan salah
x : garis ukuran 10 x 10 meter
2. Pengertian Passing bawah bola digantung
Passing bawah bola digantung adalah passing bawah biasa dimana posisi
bola ditempatkanm pada jaring dan digantung diantara dua pohon
kemudian siswa secara bergilkiran melakukan passing bawah ke arah atas
selama 30 detik.
Tujuan penggantungan bola adalah siswa dapat lebih cepat melakukan
passing dimana jika terjadi kesalahan dalam passing bola tetap kembali ke
tempatnya sehingga volume latihan dalam waktu yang singkat menjadi
banyak.
Cara melakukan passing bawah bola digantung
1. Siswa dibagi dalam 4/5 kelompok yang sama banyak setiap kelompok
dihadapannya terdapat bola yang digantung.
2. Ketika guru membunyikan peluit tand amulai maka siswa yang paling
depan melakukan passing bawah selama 30 detik. Demikain dengan siswa
yang berada di urutan belakangnya secara bergantian melakukan passing
bawah sampai semua siswa melakukannya.
10m
10m
x x
x
39
4.1.3 Validasi Ahli
4.1.3.1 Validasi Draft Produk Awal
Produk awal pengembangan model pembelajaran kelincahan gerak melalui
pendekatan lingkungan perkebunan pada siswa Sekolah Dasar sebelum
diujicobakan dalam skala kecil perlu dilakukan validasi olah para ahli yang sesuai
dengan produk pengembangan ini. Ahli (validator) yang memvalidasi produk
awal yaitu Zaenal Arifin, S.Pd dari SD Negeri Ngasinan 2 dan Bambang
Cahyono, S.Pd daro SD Negeri Ngrancah Kab. Magelang.
Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf awal model pembelajaran
passing bawah disertai lembar evaluasi untuk ahli. Lembar evaluasi berupa kuesioner
yang berisi aspek kualitas pengembangan model pembelajaran passing bawah bola
gantung, saran, serta komentar dari ahli dan guru Penjas. Hasil evaluasi berupa nilai
dari aspek kualitas model pembelajaran menggunakan skala Likert 1 sampai 5 yaitu
dengan memberi tanda cek (v) pada salah satu angka yang tersedia pada lembar
evaluasi.
4.1.3.2 Diskripsi Data Validasi Ahli
Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner merup[akan pedoman untuk
mengetahui apakah produk model pengembangan kelincahan gerak dapat
diujicoba skala kecil maupun skala besar. Berikut hasil pengisian kuesioner dari
ahli dan guru Penjas.
Tabel 4.1 Hasil Rata-rata Skor Penilaian Ahli No Validator Hasil rata-rata 1 Guru Penjas 3,50 2 Guru Penjas 3,15 Rata-rata 3,33
40
Berdasarkan hasil pengisian kuesioer yang dilakukan ahli penjas dan guru
penjas diperoleh skor rata-rata 3,33 yang termasuk kategori cukup baik maka
disimpulkan model pembelajaran passing bawah bola digantung melalui
pendekatan lingkungan perkebunan dapat digunakan untuk uji coba skala kecil.
4.1.4 Revisi Draft Produk Awal sebelum Ujicoba Skala Kecil
Berdasarkan saran ahli dan guru Penjas maka dapat dilaksanakan revisi
produk berdasarkan saran dari hali dan guru Penjas sebagai berikut :
1. Revisi produk pengembangan model pembelajaran kelincahan gerak
adalah memilih alternatif tempat, sesuai dengan tema terbatasnya alat dan
sarana olahraga di sekolah dengan memanfaatkan lingkungan perkebunan
sebagai tempat kegiatan pembelajaran.
2. Alternatif peralatan yang digunakan disesuaikan dengan materi pokok dan
benar-benar menunjang terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar.
3. Metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siwa Sekolah
Dasar dimana anak usia Sekolah Dasar adalah seorang peniru, aktif
bergerak, dan suka mendapatkan pernghargaan, komentar dan pujian dari
guru atau orang yang lebih dewasa.
4. Menuangkan perencanaan pembelajaran pada sebuah Rencana Pelaksaaan
Pembelajaran (RPP)
5. Menciptakan suasana riang selama kegiatan pembelajaran dan
menghindari penjelasan yang menyulitkan anak dalam memahami.
6. Menggunakan waktu yang tersedia dengan efektif sesuai materi.
41
4.1.5 Data Ujicoba Skala Kecil
Setelah produk pengembangan model pembelajaran kelincahan gerak
divalidasi oleh ahli dan guru Penjas dan telah direvisi, maka pada tanggal 25 Mei
2011 draft produk diujicobakan pada siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang dengan masing-masing 10 anak.
Pengambilan sampel urut absen.
Ujicoba skala kecil ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi anak selama proses pembelajaran kelincahan gerak
berlangsung seperti kualitas produk, ketertarikan anak terhadap produk, tingkat
kesenangan, motivasi siswa, dan kesulitan saat digunakan siswa.
Ujicoba skala kecil dengan kuesioner bertujuan untuk mengetahui validitas
dan realiabilitas instrumen (kuesioner) yang digunakan. Berdasarkan hasil
ujicoba skala kecil untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen diketahui
bahwa ke-30 soal dalam instrumen termasuk dalam kriteria valid karena r hitung
bergerak dari 0,47 hingga 0,77 lebih besar dari r tabel (0,42). Sedangkan nilai
alpha cronbach (r11) adalah 0,936 > r tabel (0,42) sehingga instrumen (kuesioner)
reliabel.
Keseluruhan data yang diperoleh dari evaluasi ahli dan ujicoba skala kecil
digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas produk untuk ujicoba skala
besar. Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk model pembelajaran
passing bawah bola gantung diujicobakan dalam skala kecil perlu dicari
pemecahannya. Hal ini sangat diperlukan sebagai perbaikan terhadap model
pembelajaran. Berikut berbagai permasalahan setelah ujicoba skala kecil.
42
1. Lapangan Permainan
Lapangan yang sempit, karena terhaang oleh adanya pepohonan di
lingkungan perkebunan.
2. Sarana dan Prasarana
Minimnya peralatan yang sesuai untuk digunakan sebagai media
pembelajaran passing bawah bola gantung selama proses pembelajaran.
3. Memilih tempat yang rata dan tidak terhalang pepohonan agar
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan aman untuk meminimalkan
risiko cedera.
4.1.6 Revisi Draft setelah Ujicoba Skala Kecil
Setelah mendapat saran dan ahli dan guru Penjas Sekolah Dasar terhadap
produk yang diujicobakan maka dilakukan revisi sebagai berikut :
1. Lapangan
Lapangan yang digunakan tetap memperhatikan keamanan, dan sesuai
dengan kemampuan fisik anak usia Sekolah Dasar
2. Sarana dan Prasarana
Peralatan yang digunakan harus aman, nyaman dan tidak membahayakan
anak. Media yang digunakan dapat bola voli plastik dan tali rafia yang
disesuaikan dengan jumlah anak agar semua siswa terlibat aktif sehingga
penggunaan waktu lebih efektif.
3. Proses Pembelajaran
Dalam mengelola pembelajaran guru menciptakan suasana gembira dan
menyenangkan, memotivasi anak, berkompetitif supaya menambah
43
semangat anak dalam latihan. Tidak lupa guru memberikan koreksi pada
kesalahan gerak yang dilakukan siswa agar memberikan rasa aman dan
menghindari risiko cedera.
Untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran maka
diberikan kuesioner bagi siswa. Sebelum digunakan pada skala besar (uji
coba II) maka kuesioner diujicobakan terlebih dahulu kepada 20 siswa untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas angket/instrumen. Berdasarkan
perhitungan dengan rumus korelasi product moment, kemudian
dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikan 5%. Butir soal yang
mempunyai koefisien korelasi (rxy) lebih besar dari rtabel (0,444) termasuk
dalam kriteria valid dan yang kurang dari rtabel termasuk dalam kriteria tidak
valid.
Berdasarkan perhitungan dengan rumus alpha Cronbach, kemudian
dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf signifikan 5%. Setelah
dilakukan perhitungan diperoleh bahwa koefisien alpha Cronbach adalah
0,936 lebih besar daripada nilai r tabel yaitu 0,444 dengan taraf signifikan
5%. Sehingga disimpulkan bahwa instrumen (angket) reliabel sehingga dapat
digunakan pada uji Coba II (Skala besar).
Keseluruhan data yang diperoleh dari evaluasi ahli dan ujicoba skala
kecil digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas produk untuk
ujicoba skala besar. Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk
model pembelajaran passing bawah bola voli diujicobakan dalam skala kecil
perlu dicari pemecahannya. Hal ini sangat diperlukan sebagai perbaikan
44
terhadap model pembelajaran. Berikut berbagai permasalahansetelah ujicoba
skala kecil.
1. Lapangan Permainan
Lapangan yang sempit, karena terhalang oleh adanya pepohonan di
lingkungan perkebunan
2. Sarana dan Prasarana
Minimnya peralatan yang sesuai untuk digunakan sebagai media
pembelajaran passing bawah bola digantung.
3. Proses Pembelajaran
Memilih tempat yang rata dan tidak terhalang pepohonan agar
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan aman untuk meminimalkan
risiko cedera.
4.1.7. Revisi Produk
Revisi Draft Ujicoba I (Skala Kecil) diberi penilaian dan saran dari ahli
atau guru Penjas Sekolah Dasar terhadap produk yang diujicobakan maka
dilakukan revisi sebagai berikut :
1. Lapangan
Lapangan yang digunakan tetap memperhatikan keamanan, dan sesuai
dengan kemampuan fisik anak usia Sekolah Dasar
2. Sarana dan Prasarana
Peralatan yang digunakan harus aman, nyaman dan tidak membahayakan
anak. Media yang digunakan dapat ebrupa tempurung kelapa, keranjang,
45
kotak telur yang disesuaikan dengan jumlah anak agar semua siswa terlibat
aktif sehingga penggunaan waktu lebih efektif.
3. Proses Pembelajaran
Dalam mengelola pembelajaran guru menciptakan suasana gembira dan
menyenangkan, memotivasi anak, berkompetitif supaya menambah
semangat anak dalam latihan. Tidak lupa guru memberikan koreksi pada
kesalahan gerak yang dilakukan siswa agar memberikan rasa aman dan
menghindari risiko cedera.
Draft Produk Skala Besar Model Pembelajaran Passing Bawah Bola Gantung pada
Siswa Sekolah Dasar Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang
1. Gerak Pemasanan
Pemanasan dilakukan dengan mulai melakukan senam peregangan
2. Latihan I
Latihan pertama adalah permainan menjadi raja bola.
3. Latihan II
Latihan dua adalah passsing bawah bola digantung.
4. Latihan III
Melakukan gerakan penenangan, yaitu dengan senam peregangan dengan
tujuan mengembalikan dan menetralisir otot-otot ke kondisi semula.
4.1.8 Data Ujicoba Skala Besar
Ujicoba skala besar dilakukan setelah dilakukan validasi dan evaluasi oleh
ahli atau Guru Penjas pada ujicoba skala kecil. Uji coba skala besar bertujuan
mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada ujicoba sebelumnya,
46
apakah model pembelajaran passing bawah bola gantung melalui pendekatan
lingkungan perkebunan dapat digunakan pada lingkungan yang sebenarnya.
Ujicoba skala besar dilakukan oleh siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang berjumlah 56 anak. Data ujicoba
skala besar dihimpun dengan menggunakan kuesioner untuk siswa dan ahli.
4.1.9 Analisis Data Skala Besar Kuesioner Ahli
1. Aspek kesesuaian materi dengan kompetensi dasar KTSP
Pada aspek kesesuaian materi dengan kompetensi dasar KTSP diperoleh
persentase 80%. Berdasar kriteria yang telah ditetapkan maka aspek
kesesuaian materi dengan kompetensi dasar KTSP memenuhi kriteria baik
sehingga model dapat digunakan.
2. Ketepatan memilih bentuk/model permainan bagi siswa
Aspek ketepatan memilih bentuk/model diperoleh persentase 70%.
Berdasar kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini memenuhi kriteria
cukup baik maka model dapat digunakan.
3. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan
Pada aspek kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan mendapat
persentase 50%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek
kesesuaian alat dan fasilitas termasuk kriteria kurang baik sehingga model
pembelajaran dapat digunakan.
4. Kesesuaian bentuk/model permainannya
Pada aspek kesesuaian bentuk/model permainan diperoleh persentase 50%
yang artinya aspek kesesuaian bentuk/model termasuk dalam kriteria
kurang baik sehingga model dapat digunakan.
47
5. Kesesuaian model permainan dengan karakteristik siswa
Pada aspek kesesuaian model permainan dengan karakteristik siswa diperoleh
persentase 80%. Berdasarkan pada aspek model permainan dan karakteristik
siswa maka memenuhi kriteria baik sehingga model dapat digunakan.
6. Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa
Pada aspek mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa diperoleh
persentase 70% yang berarti termasuk dalam kriteria cukup baik sehingga
model dapat digunakan.
7. Mendorong perkembagan aspek psikomotorik
Pada aspek mendorong perkembangan aspek psikomotorik diperoleh
pencapaian persentase 80%. Berdasarkan kriteria yang telahd itetapkan
maka termasuk dalam kriteria baik sehingga model dapat digunakan.
8. Mendorong perkembangan aspek afektif siswa
Pada aspek mendorong perkembangan afektif siswa, diperoleh persentase
80% yang artinya termasuk dalam kriteria baik sehingga model dapat
digunakan.
9. Membantu perkembangan aspek kognitif siswa
Pada aspek mendorong perkembangan kognitif siswa, diperoleh persentase
80% yang artinya termasuk dalam kriteria baik sehingga model dapat
digunakan.
10. Dapat dimainkan oleh siswa yang terampil dan tidak terampil
Pada aspek dapat dimainkan oleh siswa yang terampil dan tidak terampil
diperoleh persentase 60% yang artinya termasuk dalam kriteria kurang
baik sehingga model dapat digunakan.
48
11. Kejelasan petunjuk latihan dengan modifikasi latihan
Pada aspek kejelasan petunjuk latihan dengan modifikasi latihan,
diperoleh persentase 50% yang artinya termasuk dalam kriteria kurang
baik sehingga model dapat digunakan.
12. Dapat dimainkan siswa putra dan putri
Pada aspek dapat dimainkan oleh siswa putra dan putri diperoleh
persentase 60% yang artinya termasuk dalam kriteria kurang baik sehingga
model dapat digunakan.
13. Meningkatkan motivasi siswa dalam berprestasi
Pada aspek meningkatkan motivasi siswa dalam berprestasi, diperoleh
persentase 70% yang artinya termasuk dalam kriteria cukup baik sehingga
model dapat digunakan.
14. Menarik bagi siswa Sekolah Dasar
Pada aspek menarik bagi siswa Sekolah Dasar diperoleh persentase 80%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka termasuk dalam kriteria
baik sehingga model dapat digunakan.
15. Efektif dan efisien dalam metode pembelajaran kelincahan gerak
Pada aspek efektif dan efisien dalam metode pembelajaran kelincahan
gerak diperoleh persentase 60% yang artinya termasuk dalam kriteria
kurang baik sehingga model dapat digunakan.
16. Aman dan dapat digunakan pada pembelajaran kelincahan gerak
Pada aspek aman dan dapat digunakan pada pembelajaran kelincahan
gerak diperoleh persentase 70% yang artinya termasuk dalam kriteria
cukup baik sehingga model dapat digunakan.
49
17. Model dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam mengajar
Pada aspek model dapat menumbuhkan kreatifiats guru dalam mengajar,
diperoleh persentase 70% yang artinya termasuk dalam kriteria cukup baik
sehingga model dapat digunakan.
18. Model dapat menumbuhkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran
Pada aspek model dapat menumbuhkan kreatifitas siswa dalam
pembeljaran diperoleh persentase 60% yang artinya termasuk dalam
kriteria kurang baik sehingga model dapat digunakan.
19. Mendorong siswa aktif bergerak
Pada aspek mendorong siswa aktif bergerak diperoleh persentase 50%
yang artinya termasuk dalam kriteria kurang baik sehingga model dapat
digunakan.
20. Menghilangkan rasa canggung bagi siswa yang kurang terampil/kurang
menguasai
Pada aspek menghilangkan rasa canggung bagi siswa yang kurang
terampil/kurang menguasai diperoleh persentase 60%. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan termasuk dalam kriteria kurang baik
sehingga model dapat digunakan.
4.1.10 Analisis Data Skala Besar Kuesioner untuk Siswa
Hasil penelitian pada aspek kognitif siswa terhadap model pembelajaran
kelincahan gerak, diperoleh skor 895 sedangkan skor total 1080 sehingga
diperoleh persentase 90,09 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
50
Berdasarkan skor yang diperoleh maka aspek kognitif termasuk dalam
kategori sangat baik.Hasil penelitian pada aspek afektif siswa terhadap model
pembelajaran kelincahan gerak, diperoleh skor 895 sedangkan skor totalnya 1080.
sehingga diperoleh persentase 82,87% yang termasuk dalam kriteria baik.
Berdasarkan skor yang diperoleh maka aspek afektif termasuk dalam kategori
baik. Hasil penelitian pada aspek psikomotor siswa terhadap model pembelajaran
kelincahan gerak diperoleh skor 966 sedangkan skor totalnya 1080 sehingga
peroleh persentase skor adalah 89,44. Berdasarkan skor yang diperoleh maka
aspek psikomotor termasuk dalam kategori sangat baik.
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif per Responden
No Interval Kategori f Persentase
1 65 – 76 Sangat Baik 2 3,7
2 53 – 64 Baik 31 57,41
3 41 – 52 Kurang Baik 17 31,48
4 29 – 40 Tidak Baik 4 7,41
Jumlah 54 100%
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa jumlah responden yang
termasuk dalam kategori sangat baik ada 2 responden (3,7%), responden yang
termasuk dalam kategori baik ada 31 responden (57,41%), responden yang
termasuk dalam kategori kurang baik ada 17 responden (31,48%), dan responden
yang termasuk dalam kategori tidak baik ada 4 responden (7,41%).
Lebih jelasnya, hasil analisis deskriptif per responden respon siswa
terhadap model pembelajaran passing bawah bola digantung dapat dilihat seperti
pada grafik berikut :
51
Gambar 4.1 Analisis Deskriptif per Responden Hasil Kuesioner
4.4.2 Analisis Deskriptif per Aspek
4.4.2.1 Aspek Kognitif
Pada aspek kognitif digunakan 10 butir pernyataan, masing-masing
pernyataan skornya 1 sampai 2, berikut perhitungannya :
Skor minimal = 1 × 54 × 10 = 540
Skor maksimal = 2 × 54 × 10 = 1080
Rentang skor = 1080 ─ 540 = 540
Interval kelas = 540 : 4 = 135
Tabel 4.3 Interval Kriteria Aspek Kognitif
No Interval Kategori 1 945 – 1080 Sangat Baik 2 809 – 944 Baik 3 673 – 808 Kurang Baik 4 542 – 677 Tidak Baik
Hasil penelitian pada aspek kognitif siswa terhadap model pembelajaran
kemampuan passing bawah bola digantung dan tidak digantung dengan skor terendah
52
1 dan skor tertingginya adalah 2, diperoleh skor total 973 yang berada pada interval
945 – 1080 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan skor yang diperoleh maka
aspek kognitif jawaban responden termasuk dalam kategori sangat baik.
4.4.2.2 Aspek Afektif
Pada aspek afektif digunakan 10 butir pernyataan, masingmasing pernyataan
skornya 1 sampai 4, berikut perhitungannya :
Skor minimal = 1 × 54 × 10 = 540
Skor maksimal = 2 × 54 × 10 = 1080
Rentang skor = 1080 ─ 540 = 540
Interval kelas = 540 : 4 = 135
Tabel 4.4 Interval Kriteria Aspek Afektif
No Interval Kategori 1 945 – 1080 Sangat Baik 2 809 – 944 Baik 3 673 – 808 Kurang Baik 4 542 – 677 Tidak Baik
Hasil penelitian pada aspek afektif siswa terhadap model pembelajaran
passing bawah dengan skor terendah 1 dan skor tertingginya adalah 2, diperoleh
skor total 895 yang berada pada interval 809 - 944 dengan kategori baik.
Berdasarkan skor yang diperoleh maka aspek afektif jawaban responden
termasuk dalam kategori baik.
4.4.2.3 Aspek Psikomotor
Pada aspek psikomotor digunakan 10 butir pernyataan, masingmasing pernyataan
skornya 1 sampai 2, berikut perhitungannya :
Skor minimal = 1 × 54 × 10 = 540
53
Skor maksimal = 2 × 54 × 10 = 1080
Rentang skor = 1080 ─ 540 = 540
Interval kelas = 540 : 3 = 135
Tabel 4.5 Interval Kriteria Aspek Psikomotor No Interval Kategori 1 945 – 1080 Sangat Baik 2 809 – 944 Baik 3 673 – 808 Kurang Baik 4 542 – 677 Tidak Baik
Hasil penelitian pada aspek psikomotor siswa terhadap model
pembelajaran passing bawah dengan skor terendah 1 dan skor tertingginya adalah
2, diperoleh skor total 966 yang berada pada interval 945 – 1080 dengan kategori
sangat baik. Berdasarkan skor yang diperoleh maka aspek psikomotor termasuk
dalam kategori sangat baik.
4.5 Protipe Produk
Selama penelitian pengembangan ini berlangsung nampak kesungguhan
semua peserta penelitian baik siswa kelas IV maupun siswa kelas V SD Negeri
Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Pada awal pertemuan untuk
pelaksanaan latihan nampak sekali bahwa sampel penelitian masih canggung
dalam melaksanakan tes dikarenakan model tes passing bawah dengan bola
digantung yang dilakukan tergolong masih sebagai pengetahuan yang baru
sehingga hasil yang diperoleh nampak tidak sebaik jika dibandingkan dengan
hasil setelah melakukan latihan. Sampel yang memiliki bakat dalam permainan
bola voli nampak sekali dari hasil yang diperoleh dalam tes dengan hasil yang
lebih baik. Perubahan kemampuan melakukan passing bawah, baik yang latihan
54
passing bawah dengan bola digantung maupun bola tidak digantung terlihat pada
saat tes. Perubahan ini dikarenakan masing-masing peserta sudah dapat
menyesuaikan dengan bola pada saat latihan, baik pada siswa kelas IV maupun
kelas V. Suasana latihan yang menyenangkan membuat semua program yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik. Memperhatikan hasil tes passing bawah
yang diperoleh ternyata kelompok siswa kelas IV memperoleh hasil yang lebih
baik pada pelaksanaan passing bawah dengan bola digantung, sedangkan pada
siswa kelas V memperoleh hasil yang lebih baik pada pelaksanaan tes passing
bawah dengan bola tidak digantung. Berikut selisih rata-rata dari hasil tes bola
digantung dan bola tidak diganutng.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan passing bawah bola
voli dengan bola digantung lebih baik dibanding dengan yang menggunakan
latihan passing bawah voli bola tidak digantung. Hal ini dapat terjadi karena
latihan passing bawah dengan bola digantung lebih menghemat waktu dan tenaga
disebabkan anak tidak perlu mengambil bola yang melayang terlalu jauh saat
pelaksanaan latihan. Sedangkan bila bola tidak digantung maka pada saat bola
melayang jauh dari peserta tes, maka diperlukan waktu bagi peserta tes berikutnya
untuk mengambil bola demikian seterusnya. Telah diketahui bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan di berbagai sekolah selama ini, sebagian besar masih
menggunakan pendekatan konvensional.
Pada pembelajaran konvensional, aspek yang berupa konsep, prinsip,
definisi dan proses diajarkan melalui pemberitahuan oleh guru kepada siswa. Pada
pembelajaran pendidikan jasmani secara konvensional, aktivitas guru
55
mendominasi dengan menyuruh atau memberikan contoh agar ditirukan oleh
siswa yang dimulai dengan melakukan pemanasan kemudian melakukan kegiatan
olahraga sesuai materi dalam kurikulum. Pelaksanaan kegiatan inti biasanya
dilaksanakan di lapangan yang masih berada di lingkungan sekolah. Padahal
biasanya lapangan yang ada di sekolah digunakan untuk berbagai kegiatan mulai
dari olahraga, tempat bermain anakanak saat sebelum pelajaran atau waktu
istirahat, dan kegiatan yang lain seperti upacara bendera. Belum lagi jika lapangan
yang ada telah diubah dipersempit atau lantainya disemen sehingga lapangan
sekolah menjadi kurang aman dan nyaman bagi kegiatan olahraga. Hal ini berbeda
dengan keberadaan lapangan di luar sekolah misalnya bila dilaksanakan di
lingkungan kebun dekat sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah
sehingga dalam berolahraga anak dengan bimbingan dan pengawasan guru merasa
lebih aman dan nyaman tanpa merasa khawatir sakit saat terjatuh sehingga
penggunaan lapangan olahraga di lingkungan kebun memberikan dampak positif
(efektif) bagi peningkatan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam
berolahraga.
4.6 Keterbatasan Pengembangan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terletak pada sarana bola voli
karena jumlah bola voli yang ada di sekolah hanya ada dua buah sehingga hasil
tes bola digantung lebih baik daripada bola tidak digantung dalam pembelajaran
passing bawah bola voli. Sedangkan faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian terutama dalam penelitian yang dilakukan di luar gedung atau
laboratorium antara lain :
56
4.7.1 Lapangan
Dalam penelitian ini sangat membutuhkan sebuah lapangan yang rata dan
tidak licin. Oleh sebab itu kondisi lapangan juga harus mendapat perhatian.
Lapangan yang licin atau berbatu dapat mengganggu passing bawah anak.
Sehingga data yang dihasilkan tidak dapat maksimal.
4.7.2 Cuaca
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, maka yang menjadi kendala
adalah cuaca seperti hujan, dan atau terlalu panas. Untuk mengantisipasi kendala
tersebut maka tes dapat dilakukan di dalam ruangan.
4.7.3 Kondisi Kesehatan Sampel
Latihan olahraga harus dilakukan oleh siswa dalam keadaan sehat, begitu
pula saat tes pelaksanaan passing bawah karena pasing bawah memerlukan
koordinasi antara mata, tubuh, dan tangan sebagai anggota gerak. Oleh karena itu
pada waktu diambil data diharapkan sampel dalam keadaan yang sehat, apabila
sampel (testee) sakit maka testee tidak bisa memberikan kemampuan yang
sesungguhnya.
4.7.4 Petugas Pengambil Data
Data adalah catatan penting yang akan dijadikan acuan dalam penelitian.
Oleh sebab itu dalam mencatat hasil data harus mencari petugas yang benarbenar
trampil, cermat dan berpengalaman. Hal ini untuk menghindari kesalahan
pencatatan data yang bisa berakibat salah faham dalam menganalisis datanya.
4.7.5 Tingkat Ketelitian Alat Ukur
Tes dan evaluasi juga ditentukan keberhasilannya oleh tingkat ketelitian
penilaian. Untuk pengukuran waktu tes dalam penelitian ini menggunakan
57
stopwatch karena stopwatch memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi dibanding
dengan jam tangan. Semakin teliti informasi yang diperoleh (melalui tes dan
pengukuran) akan semakin baik keputusan yang diambil.
58
BAB V
KAJIAN DAN SARAN
5.1 Kajian Prototipe Produk
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan ini dapat ditarik simpulan
bahwa :
5.1.1 Model pembelajaran passing bawah dengan bola digantung melalui
pendekatan lingkungan perkebunan dapat digunakan sebagai model pembelajaran
bola voli dalam penjasorkes untuk siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan
Kcamatan Grabag Kabupaten Magelang.
5.1.2 Respon siswa terhadap model pembelajaran bola voli dengan passing bawah
bola digantung di lingkungan kebun pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar
Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012
secara umum termasuk dalam kategori baik.
5.2 Saran Pemanfaatan
Dari hasil penelitian pengembangan ini peneliti memberikan saran sebagai
berikut.
5.2.1 Bahwa latihan passing bawah bola digantung dapat digunakan sebagai salah
satu model pembelajaran passing bawah dalam pembelajaran bola voli bagi siswa
SD karena dari penelitian pengembangan ini terbukti lebih efektif dengan hasil tes
siswa yang lebih baik dari pada pelaksanaan passing bawah bola tidak digantung.
59
5.2.2 Penggunaan model pembelajaran penjasorkes dalam pembelajaran bola voli
khususnya pada teknik passing bawah bola digantung sebaiknya disesuaikan
dengan alokasi waktu, pertumbuhan dan perkembangan anak, kreativitas guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana yang ada di
sekolah sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif yang
pada akhirnya diharapkan hasil belajar siswa menjadi maksimal.
56
60
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifudin. MP, 1987. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.
Andi Suntoda F. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Machfud Irsyada, 2000. Bola Voli. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Margono S, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
M Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta : Dirjen Dikti.
Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak Jilid 2. Jakarta : Depdikbud.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.