Page 1
MODEL KEMASAN BENTUK PENYAJIAN MUSIK DANGDUT KLASIK PADA GRUP MUSIK DANGDUT RHOMANTIKA,
MIJEN, SEMARANG
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Musik
oleh
Ummun Nisa Sulistyaningtyas
2501412140
JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
Page 5
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik
terhadap diri sendiri ( Benyamin Franklin )
2. Prestasi bukanlah suatu kebetulah, dan impian tidak akan pernah menjadi
kenyataan tanpa kerja keras (Anonim)
Skripsi Ini kupersembahkan untuk :
1. Bundaku tersayang, Niswatun Hasanah, adik-
adikku, Muhammad Miftahul Kirom Rijal
Pamungkas dan Muhammad Miftahul Fadhol
Sunaring Bawono yang selalu mendukung dan
partner terbaik saya, Tri Aji Santoso yang
selalu memberikan semangat.
2. Sahabat-sahabatku, yang selalu mendukung
dan memberi motivasi. Khususnya untuk
sahabatku, Aronida Mutia Yuslikhah yang
selalu membantu dan memberikan semangat.
3. Seluruh keluarga besar Jurusan Sendratasik
UNNES
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dengan usaha dan kerja keras selama ini
akhirnya penulisan skripsi dengan judul “MODEL KEMASAN BENTUK
PENYAJIAN MUSIK DANGDUT KLASIK PADA GRUP MUSIK DANGDUT
IRAMA 7 NADA, MIJEN, SEMARANG” dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya penulis memperoleh bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan segala fasilitas dalam menyelesaiakn studi di FBS Universitas
Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah
memberikan ijin penelitian penulis untuk menyelesaikan skripsi.
3. Dr. Udi Utomo,M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik
Juga sebagai Dosen Wali yang telah memberikan kemudahan dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Page 7
vii
4. Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum., Dosen Pembimbing I dan Drs. Suharto,
S.Pd.,M.Hum., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu memberikan
bimbingan, saran dan memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi.
5. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik yang telah
banyak memberi bekal pengetahuan dan keterampilan selam studi.
6. Bapak Waskito Pimpinan grup Musik Rhomantika, Mijen, Semarang yang telah
memberi kesempatan dan waktu untuk memberikan informasi dalam pengambilan
data.
7. Segenap personil grup Musik Rhomantika, Mijen, Semarang yang telah memberi
kesempatan dan waktu untuk memberikan informasi dalam pengambilan data.
8. Teman-teman Jurusan Pendidikan Sendratasik angkatan 2012 dan segenap
keluarga besar Jurusan Pendidikan yang telah memberi semangat dan dukungan
mengerjakan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan pada penulisan skripsi ini,
untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya, dan dunia ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Semarang, 12 April 2017
Penulis
Page 8
viii
ABSTRAK
Ummun Nisa Sulistyaningtyas. 2017. Model Kemasan Bentuk Penyajian Musik
Dangdut Klasik Pada Grup Musik Dangdut Rhomantika, Mijen, Semarang. Skripsi
Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Semarang, Dosen Pembimbing I Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum.
dan Dosen Pembimbing II Drs. Suharto, S.Pd.,M.Hum
Musik dangdut adalah salah satu genre musik di Indonesia yang merupakan
perpaduan antara musik Melayu dan India. Masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut. Bagaimana model kemasan bentuk penyajian musik
dangdut klasik yang ditampilkan oleh kelompok musik dangdut Rhomantika, Mijen,
Semarang baik secara indoor maupun outdoor? Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan model kemasan bentuk penyajian
musik dangdut klasik yang ditampilkan oleh kelompok musik dangdut Rhomantika.
Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan lokasi di studio
Rhomantika, Mijen, Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara dan studi dokumen, sedangkan pemeriksaan keabsahan data
yang digunakan yaitu triangulasi sumber. Analisis data meliputi tiga tahap yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verivikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penyajian pada grup musik
Rhomantika termasuk dalam jenis penyajian musik campuran, yaitu penyajian karya
musik yang memadukan antara penyajian vocal dan musik instrumental. Model
kemasan musik dangdut klasik terdiri dari dua aspek yaitu indoor dan outdoor. Pada
model kemasan indoor, dilakukan di dalam ruangan yaitu di studio Rhomantika.
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan video shooting bersama seluruh personil
dan penyanyi ibukota dilengkapi dengan aspek penyajian yang meliputi tata suara,
tata lampu, tata panggung, tata rias, tata busana yang sesuai dengan model kemasan
indoor. Pada model kemasan outdoor, dilakukan di dalam ruangan yaitu di studio
Rhomantika. Kegiatan yang dilakukan adalah menampilkan lagu sesuai konsep
bersama penyanyi ibukota dilengkapi dengan aspek penyajian yang meliputi tata
suara, tata lampu, tata panggung, tata rias, tata busana yang sesuai dengan model
kemasan outdoor. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat ditulis adalah bagi pemilik
grup musik Rhomantika pada model kemasan indoor untuk memperbaiki akustik
ruang pada studio Rhomantika agar pelaksanaan pengambilan video shooting yang
dilaksanakan tidak terganggu dengan banyaknya feedback. Bagi personil grup musik
Rhomantika membuat konsep penguasaan panggung, agar hasil shooting video klip
memuaskan dan dapat dinikmati oleh khalayak umum, sedangkan bagi masyarakat
Kecamatan Mijen tetap menjaga dan mempertahankan kelestarian dangdut klasik
sebagai salah satu musik asli Indonesia.
Page 9
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR FOTO .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................ 6
1.5.2 Manfaat Skripsi ................................................................. 6
1.6 Sistematika Skripsi ........................................................................ 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS .................. 8
Page 10
x
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8
2.2 Landasan Teoritis .......................................................................... 9
2.2.1 Bentuk Penyajian .............................................................. 10
2.2.1.1 Pengertian Bentuk Penyajian ................................... 10
2.2.1.2 Macam-macam Bentuk Penyajian ............................ 12
2.2.1.3 Jenis Penyajian ......................................................... 13
2.2.1.4 Hal-hal yang Berkaitan dengan Bentuk Penyajian ... 14
2.2.2 Musik Dangdut .................................................................. 21
2.2.2.1 Pengertian Musik Dangdut ....................................... 21
2.2.2.2 Jenis-jenis Musik Dangdut ....................................... 23
2.2.2.3 Aransemen Instrumen Dangdut ................................ 29
2.2.3 Kerangka Berfikir .............................................................. 30
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 31
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................... 31
3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 32
3.2.1 Teknik Observasi .............................................................. 33
3.2.2 Teknik Wawancara ............................................................ 34
3.2.3 Teknik Dokumentasi ......................................................... 37
3.3 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 37
3.4 Analisis Data ................................................................................. 40
3.4.1 Reduksi Data ..................................................................... 41
3.4.2 Penyajian Data .................................................................. 42
3.4.3 Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan ............................. 42
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 44
4.1 Gambaran Umum Grup Musik Rhomantika ............................... 44
4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Mijen ................................... 44
Page 11
xi
4.1.2 Letak Geografis Studio Rhomantika ................................. 45
4.1.3 Sejarah dan Perkembangan Grup Musik Rhomantika ...... 47
4.1.4 Kondisi Fisik ..................................................................... 53
4.1.5 Sarana dan Prasarana ......................................................... 55
4.1.6 Sistem Latihan Grup Musik Rhomantika .......................... 65
4.1.7 Kelebihan dan Karakteristik Grup Musik Rhomantika ..... 66
4.1.8 Daftar Nama Anggota Grup Musik Rhomantika .............. 69
4.1.9 Struktur Organisasi Grup Musik Rhomantika ................... 70
4.2 Bentuk Pertunjukan Grup Musik Rhomantika ............................ 71
4.2.1 Aspek Penyajian Grup Musik Rhomantika ....................... 71
4.2.1.1 Instrumen pada Grup Musik Rhomantika ................ 71
4.2.1.2 Pemain ...................................................................... 86
4.2.1.3 Tata Suara ................................................................. 86
4.2.1.4 Waktu Pertunjukan dan Tata Panggung ................... 88
4.2.1.5 Tata Rias ................................................................... 90
4.2.1.6 Tata Busana .............................................................. 92
4.2.1.7 Tata Lampu .............................................................. 93
4.2.1.8 Urutan Penyajian ...................................................... 95
4.2.2 Aspek Komposisi Grup Musik Rhomantika ..................... 96
4.2.2.1 Lagu .......................................................................... 96
4.2.2.2 Melodi ...................................................................... 97
4.2.2.3 Tangga Nada ............................................................ 97
4.2.2.4 Tempo ...................................................................... 98
4.2.2.5 Ritme ........................................................................ 109
4.2.2.6 Harmoni .................................................................... 109
4.2.2.7 Ekspresi .................................................................... 111
BAB 5 PENUTUP .......................................................................................... 112
Page 12
xii
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 112
5.2 Saran .............................................................................................. 114
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 115
LAMPIRAN .................................................................................................... 117
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Daftar Jadwal Shooting Video Klip dab Judul Lagu ............ 51
Tabel 4.2 Tabel Daftar Nama Grup Musik Rhomantika ................................. 69
Page 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Mijen ................................................................ 45
Gambar 4.2 Denah Lokasi Studio Rhomantika ............................................... 46
Gambar 4.3 Denah Ruangan Studio Rhomantika Lantai 1 .............................. 54
Gambar 4.4 Denah Ruangan Studio Rhomantika Lantai 2 .............................. 54
Gambar 4.5 Struktur Organisasi Grup Musik Rhomantika .............................. 70
Gambar 4.6 Pola Ritme 1 pada Tempo Cepat .................................................. 99
Gambar 4.7 Pola Ritme 2 pada Tempo Cepat .................................................. 100
Gambar 4.8 Pola Ritme 1 pada Tempo Sedang ............................................... 101
Gambar 4.9 Pola Ritme 2 pada Tempo Sedang ............................................... 102
Gambar 4.10 Pola Ritme 3 pada Tempo Sedang ............................................. 103
Gambar 4.11 Pola Ritme 4 pada Tempo Sedang ............................................. 104
Gambar 4.12 Pola Ritme 1 pada Tempo Lambat ............................................. 105
Gambar 4.13 Pola Ritme 2 pada Tempo Lambat ............................................. 106
Gambar 4.14 Pola Ritme 3 pada Tempo Lambat ............................................. 107
Gambar 4.15 Pola Ritme 4 pada Tempo Lambat ............................................. 108
Gambar 4.16 Pembagian Suara Backing Vokal Rhomantika .......................... 110
Gambar 4.17 Pembagian Suara Instrumen Tiup Rhomantika .......................... 111
Page 15
xv
DAFTAR FOTO
Foto 4.1 Foto Studio Tempat Berkegiatan Grup Musik Rhomantika ............. 47
Foto 4.2 Foto Genset ....................................................................................... 55
Foto 4.3 Foto Ruang Gudang .......................................................................... 56
Foto 4.4 Foto Ruang Tengah ........................................................................... 57
Foto 4.5 Foto Panggung Utama ...................................................................... 58
Foto 4.6 Foto Ruang Artis ............................................................................... 59
Foto 4.7 Foto Ruang Mixer ............................................................................. 60
Foto 4.8 Foto Ruang Alat Musik ..................................................................... 61
Foto 4.9 Foto Ruang Recording ...................................................................... 62
Foto 4.10 Foto Ruang Studio Utama ............................................................... 63
Foto 4.11 Foto Kegiatan Latihan Grup Musik Rhoamantika ........................... 65
Foto 4.12 Foto Instrumen Suling ..................................................................... 72
Foto 4.13 Foto Instrumen Trumpet .................................................................. 73
Foto 4.14 Foto Instrumen Gitar Rhythm .......................................................... 74
Foto 4.15 Foto Instrumen Gitar Bass ............................................................... 75
Foto 4.16 Foto Instrumen Mandolin ................................................................ 76
Foto 4.17 Foto Instrumen Keyboard Rhythm .................................................. 77
Foto 4.18 Foto Instrumen Gitar Melodi ........................................................... 78
Foto 4.19 Foto Instrumen Saxophone Alto ...................................................... 79
Foto 4.20 Foto Instrumen Kendang Tak dan Kendang Dut ............................. 80
Page 16
xvi
Foto 4.21 Foto Instrumen Keyboard String ..................................................... 81
Foto 4.22 Foto Instrumen Drum Elektrik ......................................................... 82
Foto 4.23 Foto Instrumen Trombone ............................................................... 83
Foto 4.24 Foto Instrumen Tamborin ................................................................ 84
Foto 4.25 Foto Instrumen Saxophone Tenor.................................................... 85
Foto 4.26 Foto Alat Tata Suara Grup Musik Rhomantika ............................... 88
Foto 4.27 Foto Bentuk Panggung .................................................................... 90
Foto 4.28 Foto Tata Rias Wanita Tidak Berhijab ........................................... 91
Foto 4.29 Foto Tata Rias Wanita Berhijab ...................................................... 91
Foto 4.30 Foto Tata Rias Pria ......................................................................... 92
Foto 4.31 Foto Tata Busana Pria ..................................................................... 92
Foto 4.32 Foto Tata Busana Wanita ................................................................ 93
Foto 4.33 Foto Tata Lampu ............................................................................. 94
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Musik dangdut adalah salah satu genre musik di Indonesia yang merupakan
perpaduan antara musik melayu dan India. Musik dangdut merupakan musik “rakyat”
dimana pada genre musik ini terdapat salah satu magnet yang membuat pendengarnya
hanyut dan ikut bergoyang seiring diperdengarkannya lagu tersebut. Menurut
Dangdut stories : a social and musikal history of Indonesia’s most popular musik,
karya Weintraub (2005:52), disebutkan bahwa musik dangdut merupakan pengaruh
dari musik India dan musik asli Indonesia.
Weintraub (2005:67) menjelaskan unsur-unsur yang terkandung dalam musik
dangdut adalah campuran dari musik Melayu, India dan Arab yang membawa musik
gambus dan qasidah. Dengan transformasi yang perlahan-lahan, musik dangdut
menemukan bentuk sesungguhnya seperti yang didengar sekarang. Dilihat dari irama,
nada, dan hentakan kendang yang dimainkan dapat dilihat bahwa musik dangdut
mempunyai ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan genre musik yang lain. Hal
yang diutamakan pada nada dalam genre musik ini adalah cengkok yang khas dan
unik. Tidak mudah bagi penyanyi untuk melantunkan nada pada lagu dangdut yang
ada. Banyak sekali penyanyi yang kesulitan untuk memainkan cengkok perpaduan
antara cengkok melayu dan cengkok arab.
Page 18
2
Menurut Ngesti (2001:13), genre musik ini merupakan salah satu genre yang
saat ini digemari oleh rakyat karena bagi mereka musik ini mudah dipahami dan
nyaman di telinga. Setiap hari, setiap waktu, kapanpun dan dimanapun, musik ini
senantiasa diperdengarkan bahkan dinyanyikan oleh sebagian rakyat Indonesia. Maka
tak jarang jika di acara hajatan, musik dangdut selalu menjadi hiburan yang paling
ditunggu oleh masyarakat Indonesia. Sajian musik dangdut biasanya terdiri dari
berbagai macam alat musik. Alat musik itu adalah kendang, seruling bambu,
tamborin dan mandolin. Namun seiring berjalannya waktu, musik dangdut di
Indonesia menggunakan beberapa buah alat musik lainnya. Seperti dapat kita lihat
pada group Soneta yang diprakarsai oleh raja dangdut Indonesia, instrumen yang
digunakan meliputi tamborin, bass, gitar rhytm, gitar melodi, piano, string, seruling
bambu, kendang, drum dan beberapa woodwind instrumen seperti saxophone,
trombone dan trumpet. Banyaknya alat musik tersebut bertujuan untuk membuat
musik dangdut terlihat lebih kompleks.
Jodi Akbar menyatakan (2011:10), musik dangdut berkembang cukup pesat.
Dilihat dari bentuk penyajian dan bentuk aransemen musik dangdut yang dimainkan
dari masa ke masa terdapat perbedaan. Ada yang dikemas secara menarik dengan
kostum para pemain yang berseragam, ada pula yang dipopulerkan dengan goyangan
khas para penyanyinya. Seperti Grup Soneta yang diprakarsai oleh H. Rhoma Irama
sang raja dangdut, beliau memilih bentuk penyajian musik dangdut terlihat artistik
dengan kostum yang seragam dan adanya backing vocal sebagai penari latar sekaligus
pengisi filler dalam lagu yang dimainkan. Berbeda pula dengan masa Inul Daratista,
Page 19
3
Anisa Bahar, Dewi Persik dan Uut Pematasari, bentuk penyajian musik dangdut yang
mereka pilih cenderung pada goyangan dan gerak tubuh mereka saat bernyanyi di
panggung. Hal inilah yang membedakan nilai artistik dan pandangan masyarakat
mengenai musik dangdut. Musik dangdut asli Indonesia merupakan musik yang
murni dan condong pada hentakan kendang yang dimainkan. Namun seiring
berjalannya waktu, musisi dangdut di Indonesia mulai mengembangkan musik
dangdut agar lebih diminati dan digemari oleh khalayak umum. Diantaranya adalah
musik dangdut koplo, musik dangdut house, musik dangdut pop dan ada juga yang
masih setia dengan musik dangdut klasik atau murni.
Menurut Jodi (2011:78), musik dangdut koplo mulai berkembang pada tahun
2007 dengan munculnya beberapa grup musik dangdut dari Jawa Timur. Grup musik
dangdut tersebut menitikberatkan pada ritmis kendang dan break khas pada lagu
dangdut yang dimainkan. Berbeda dengan musik dangdut house dan musik dangdut
pop yang telah terpengaruh oleh jenis genre musik pop dan musik digital. Banyak
masyarakat yang mulai menggemari jenis musik dangdut yang telah dijabarkan
tersebut.
Tidak semua grup musik dangdut terpengaruh dan ikut dalam pengembangan
jenis musik dangdut baru seperti itu. Salah satunya adalah Grup Musik Rhomantika.
Grup Musik tersebut memilih musik dangdut klasik untuk tetap dilestarikan. Grup
musik Rhomantika merupakan sebuah kelompok musik yang berada di Jalan
Wonolopo Raya, RT 02, RW 07, Mijen, Semarang yang dipimpin oleh Bapak
Waskito. Grup musik ini merupakan sebuah grup musik bergenre dangdut yang
Page 20
4
mengedepankan kualitas bermusik untuk recording sehingga karya mereka dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia dari kaset hasil rekaman yang
dilakukan. Grup ini tidak mengejar tanggapan di acara-acara kampung seperti grup-
grup musik dangdut lainnya, karena biaya penyewaan grup musik Rhomantika yang
ternilai mahal karena mencapai Rp 50.000.000,00. Hal itu disebabkan oleh konsep
grup musik Rhomantika yang tampil dengan tata suara, tata lighting dan tata
panggung milik pribadi, sehingga banyak masyarakat yang keberatan untuk
mendatangkan grup musik ini. Rutinitas yang dilakukan oleh grup musik Rhomantika
adalah merekam ulang lagu-lagu dangdut klasik dengan beberapa aransemen dan
bentuk penyajian yang berbeda. Selain itu, dalam merekam ulang lagu-lagu dangdut
klasik tersebut, Bapak Waskito mengundang langsung beberapa penyanyi dangdut
ibu kota penyanyi asli lagu dangdut klasik yang akan direkam. Seperti: Rita Sugiarto,
Ikke Nurjanah, Caca Handika, Mansyur S. dan masih banyak penyanyi lain yang
tergabung dan mengikuti proses rekaman bersama grup musik Rhomantika.
Grup musik Rhomantika tampil di panggung indoor dan juga outdoor. Pada
panggung indoor grup musik ini menampilkan hasil recording sekaligus dilaksanakan
kegiatan shooting video clip bersama seluruh pemain grup Rhomantika dan penyanyi
ibu kota, sedangkan pada panggung outdoor grup ini ditampilkan pada acara besar.
Tujuan utama dibentuknya grup ini adalah untuk melestarikan musik dangdut
klasik di Indonesia yang mulai tenggelam karena banyaknya lagu-lagu dangdut baru
yang mengedepankan musik dangdut house, sehingga dengan adanya rekaman ulang
ini dimaksudkan agar masyarakat teringat kembali dengan lagu-lagu dangdut klasik
Page 21
5
yang terdahulu dengan beberapa aransemen untuk menambahkan kesan indah dan
menarik pada lagu tersebut.
Alasan peneliti memilih bentuk penyajian yang ada pada grup musik
Rhomantika adalah keunikan model penyajian musik dangdut yang dibedakan
menjadi dua, yaitu model penyajian pada panggung indoor dan panggung outdoor
yang tentunya tidak lepas dari kosep penyajian yang meliputi tata rias, tata busana,
tata panggung, tata lampu, tata suara, tata urutan pmentasan dan aransemen musik
seperti nada, irama, lagu, tempo, dinamika, harmoni dan ekspresi. Selain itu, grup
musik Rhomantika lebih mementingkan kualitas penampilan dengan menampilkan
langsung penyanyi ibu kota baik dalam acara panggung indoor maupun panggung
outdoor. Peneliti memilih model kemasan penyajian musik dangdut Grup
Rhomantika, Mijen, Semarang karena belum ada yang melakukan penelitian
mengenai seluk beluk bentuk penyajian dan aransemen yang ada pada musik dangdut
klasik sebelumnya. Selain itu, peneliti ingin memperkenalkan bentuk penyajian dan
aransemen musik dangdut klasik sebagai musik asli Indonesia kepada para pembaca,
khusunya pemuda yang untuk saat ini hanya mengenal perkembangan musik dangdut
dalam bentuk musik dangdut koplo dan musik dangdut house.
Berdasarkan uraian tersebut, dipandang perlu untuk dilakukan kajian tentang
bentuk penyajian dan aransemen dalam musik dangdut klasik harus dipelajari dan
dipahami. Bila perlu hal tersebut dapat ditindaklanjuti untuk lebih memperkenalkan
musik dangdut klasik kepada generasi penerus demi kelestarian seni Indonesia, dalam
hal ini adalah musik dangdut klasik.
Page 22
6
1.2.Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam penelitian ini, perlu dilakukan adanya
pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, terdapat dua aspek yang dijadikan batasan
masalah yaitu model kemasan penyajian musik dangdut pada panggung indoor dan
panggung oudoor dengan menyertakan bentuk sajian, yang meliputi alat
musik/instrumen, tempat pementasan, tata suara, tata rias, busana, tata lampu/lighting
dan koreografi, dan bentuk komposisi yang meliputi lagu, melodi, tangga nada,
irama, nada, tempo, dinamika dan harmoni.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut,
1) Bagaimana Model Kemasan Penyajian Musik Dangdut Rhomantika,
Mijen, Semarang pada Panggung Indoor?
2) Bagaimana Model Kemasan Penyajian Musik Dangdut Rhomantika,
Mijen, Semarang pada Panggung Outdoor?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan model kemasan penyajian musik
dangdut klasik yang ditampilkan oleh kelompok musik dangdut Rhomantika baik
pada panggung indoor maupun panggung outdoor.
Page 23
7
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak baik secara praktis maupun teoritis.
1.5.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan rujukan mengenai bentuk
sajian musik dangdut klasik bagi kegiatan penelitian berikutnya.
1.5.2. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan model kemasan penyajian musik dangdut klasik.
2) Dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai model kemasan penyajian
musik dangdut.
1.6. Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah pemahaman dan penulisan dalam penyusunan skripsi
ini, maka dalam penyajiannya penulis membagi secara sistematis kedalam dua
bagian, pertama yaitu bagian depan / awalyang terdiri dari (1) halaman judul, (2) kata
pengantar, (3) daftar isi, (4) abstrak, (5) daftar tabel, (6) lampiran. Kedua yaitu bagian
isi yang terdiri dari 5 bab, sebagai berikut:
Bab I: merupakan pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar belakang
masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, danmanfaat penelitian,
Bab II: tinjauan pustaka, landasan teoritis, dan kerangka berpikir.
Page 24
8
Bab III: menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, di
dalamnya terdapat teknik pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan
data, teknik pemeriksaan keabsahan data, dan teknik analisis data.
Bab IV: hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasannya.
Bab V: berisi penutup yang di dalamnya terdapat simpulan penelitian dan
saran dari penulis.
Di bagian akhir penelitian ini juga terdapat daftar pustaka, dan lampiran-lampiran
terkait penelitian ini.
Page 25
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
1.1. Tinjauan Pustaka
Arti kata tinjauan adalah hasil meninjau; pandangan; pendapat (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005:1093). Sedangkan pustaka adalah buku (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005:912). Tinjauan pustaka memiliki arti kajian atau pendapat
dari beberapa buku. Menurut (Nasir, 1958:122) tinjauan pustaka merupakan langkah
yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitiannya.
Sebelum penelitian lapangan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan
tinjauan pustaka terhadap berbagai sumber yang terkait dengan bentuk pertunjukan.
Beberapa tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu yang dijadikan kajian
pembanding adalah karya skripsi dari mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang
bernama Nusa Galendra Maola Muhammad Tahun 2015 yang berjudul “KAJIAN
BENTUK PERTUNJUKAN GRUP MUSIK DANGDUT KRIDOTOMO DI
YOGYAKARTA”. Dalam penelitian tersebut banyak disebutkan beberapa bentuk
pertunjukan yang ditampilkan oleh grup musik dangdut Kridotomo baik dari bentuk
aransemen maupun bentuk penyajiannya. Dalam bentuk penyajian skripsi ini
membahas mengenai alat musik, urutan penyajian, waktu penyajian, tempat
pementasan, tata suara, tatarias dan busana, formasi dan penonton. Sedangkan dalam
Page 26
10
bentuk aransemen skripsi ini menjabarkan dari mulai lagu, tangga nada, irama, tempo
serta harmoni.
Penelitian yang membahas tentang kajian bentuk pertunjukan dan
hubungannya dengan masyarakat mengenai musik dangdut karya Judi Yanto pada
tahun 2015 yang berjudul “BENTUK PENYAJIAN DAN INTERAKSI SOSIAL
MUSIK TARLING DANGDUT (CIREBONAN) PADA GRUP BATARA MUSIK
ENTERTAINTMET DI KABUPATEN BREBES”. Penelitian ini mengkaitkan antara
bentuk penyajian grup Batara Musik Entertaintment dengan interaksi sosial
masyarakat terhadap musik tradisional Cirebonan. Dengan memberikan beberapa
penjelasan mengenai kesenian tradisional, bentuk musik tarling dan eksistensi musik
tersebut dalam masyarakat.
Dari beberapa tinjauan pustaka tersebut, skripsi ini membahas mengenai
bentuk penyajian yang menekankan pada bentuk sajian dan bentuk aransemen yang
ada pada musik dangdut klasik. Bentuk sajian yang akan dibahas dalam skripsi ini
lebih luas jika dibandingkan dengan literature yang ada, karena terdapat beberapa
penjelasan yang berkaitan dengan bentuk sajian seperti macam instrumen musik yang
digunakan, tata suara, tata lampu, tata panggung, tata rias, tata busana, dan
koreografi.
1.2. Landasan Teoritis
Pada landasan teori ini akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan
model kemasan bentuk penyajian baik dalam hal bentuk sajian meliputi pengertian
bentuk penyajian, macam-macam bentuk penyajian, jenis penyajian, hal-hal yang
Page 27
11
berkaitan dengan bentuk penyajian baik dalam panggung indoor maupun panggung
outdoor serta musik dangdut yang meliputi pengertian musik dangdut, jenis-jenis
musik dangdut dan aransemen instrumen dangdut.
1.2.1. Pengertian Model
Menurut Harymawan (2005:120) model adalah rencana, representasi, atau
deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem atau konsep yang seringkali berupa
penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (market, bentuk
prototipe), model citra (gambar rancangan, citra computer), atau rumusan matematis.
Menurut Marx (2002:100) model merupakan sebuah keterangan secara
terkonsep yang dipakai sebagai saran atau referensi untuk melanjutkan penelitian
empiris yang membahas suatu masalah.
Dari berbagai pendapat itu dapat disimpulkan bahwa pengertian model adalah
acuan yang dapat dijasikan contoh untuk menilai sebuah system tertentu. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia juga disebutkan bahwa model berarti pola (ragam,
acuan, dan sebagainya) dari sebuah hal yang ingin dibuat atau dihasilkan. Jadi, model
ini sebuah contoh yang paling baik dalam mewakili sebuah objek. Menurut
Harymawan (2005:127) bentuk penyajian adalah Berikut ini merupakan hal-hal yang
berkaitan dengan model yaitu,
1) Model Konseptual, yaitu model yang berfungsi untuk memaparkan suatu
ide atau konseptual. Model inilah yang biasanya digunakan dalam suatu
bidang ilmu, misalnya saja adalah model pembelajaran.
2) Model Data, yakni menjelaskan tentang struktur yang berbasis pada data.
Page 28
12
3) Model Bisnis, brisi rencana-rencana yang menjelaskan pemikiran-
pemikiran serta cara dalam berbisnis.
4) Model Ekonomi, menjelaskan tentang percobaan dalam suatu proses
ekonomi.
1.2.2. Bentuk Penyajian
1.2.2.1.Pengertian Bentuk Penyajian
Menurut Harymawan (2005:120) bentuk penyajian adalah sebuah bentuk
persembahan dalam sebuah karya seni yang memiliki unsur-unsur estetika agar
pertunjukan lebih terlihat indah dan berkesan bagi penonton. Arti kata bentuk
menurut Kamus Bahasa Indonesia edisi ketiga, adalah gambaran, wujud, susunan
(2005:135). Sedangkan arti kata pertunjukan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) edisi ketiga adalah sesuatu yang dipertunjukkan; tontonan seperti bioskop,
wayang, dan sebagainya (2005:1227). Sehingga jika digabungkan arti kata bentuk
pertunjukan adalah gambaran dari sesuatu yang dipertunjukkan; tontonan (bioskop,
wayang, dan sebagainya). Menurut Bastomi (1992:55), yang dimaksud bentuk adalah
wujud yang dapat dilihat. Dengan wujud dimaksudkan kenyataan secara konkret di
depan kita (dapat dilihat dan didengarkan) sedangkan wujud abstrak hanya dapat
dibayangkan. Pertunjukan adalah sebuah bentuk yang disajikan dalam wujud nyata
dapat dilihat dan didengar. Pertunjukan secara garis besarnya digolongkan menjadi
dua, yaitu: (1) perilaku manusia atau disebut budaya pertunjukan; (2) pertunjukan
budaya yang meliputi pertunjukan seni, olahraga, ritual, festival-festival, dan berbagai
bentuk kesenian.
Page 29
13
Pertunjukan mengandung pengertian mempertunjukan sesuatu yang bernilai
seni, tetapi senantiasa berusaha menarik perhatian apabila ditonton untuk menjadi
sebuah pertunjukan harus direncanakan untuk disuguhkan oleh penonton, dilakukan
oleh pemeran dalam keterampilan yang membutuhkan latihan, ada peran yang
dimainkan, dilakukan diatas pentas, dengan diiringi musik dan dekorasi yang
menambah keindahan pertunjukan (Jazuli 1994:60). Menurut Sedyawati (1980:60),
dikatakan bahwa bentuk pertunjukan adalah sesuatu yang berlaku dalam waktu, suatu
lokasi mempunyai arti hanya pada waktu suatu pengungkapaan seni berlangsung di
situ. Bentuk pertunjukan meliputi berbagai aspek yang tampak serta terdengar di
dalam tatanan yang mendasari suatu perwujudan seni pertunjukan dalam bentuk
gerak, suara dan rupa. Ketiga aspek ini menyatu menjadi satu keutuhan dalam
penyajiannya. Menurut pendapat Jazuli (2001:72), jenis dan bentuk pertunjukan
berkaitan dengan materi pertunjukan. Jenis pertunjukan meliputi teater, tari, musik,
sedangkan bentuknya dapat berupa tradisional, kreasi atau pengembangan, dan
modern atau kontemporer. Konteks tempat pertunjukan dapat dipahami dalam arti
lokasi dan gedung, termasuk bentuk panggung pertunjukan. Idealnya tempat
pertunjukan harus berada pada lingkungan yang memungkinkan untuk berkembang
secara ekonomis maupun artistik. Menurut Susetyo (2007:4), bentuk pertunjukan
dibagi menjadi dua yaitu bentuk komposisi dan bentuk penyajian.
Bentuk penyajian terdiri dari berbagai macam aspek ditinjau dari tiap karya
seni yang ditampilkan. Ada karya seni musik, karya seni tari, karya seni drama, karya
seni rupa dan beberapa karya seni lainnya. Setiap karya seni tersebut tentunya
Page 30
14
membutuhkan bentuk penyajian yang nantinya dapat menyampaikan pesan dan kesan
bagi para penonton atau penikmat seni tersebut. Itulah manfaat adanya bentuk
penyajian bagi para seniman.
1.2.2.2.Macam-macam Bentuk Penyajian
Menurut Hadi (2005:157) secara garis besar bentuk-bentuk penyajian musik
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, antara lain:
a. Penyajian musik tunggal.
Penyajian musik tunggal, yakni bentuk penyajian musik yang menampilkan
seorang musisi dalam memainkan alat musik tertentu. Contoh : menampilkan
penyanyi tunggal (solo) atau penampilan pemain musik tunggal, seperti pemain piano
tunggal, gitar tunggal, atau organ tunggal.
b. Penyajian kelompok musik terbatas.
Penyajian kelompok musik terbatas adalah penyajian kelompok musik seriosa
dalam bentuk duet alat musik, bentuk-bentuk trio, kuartet, atau kuintet alat musik
sampai dengan bentuk ensambel terbatas. Sifat penyajian musik seperti ini tidak jauh
berbeda dari penyajian musik sebelumnya, yakni terkesan formal dan penonton harus
benar-benar disiplin. Contoh : duet, trio, kuartet, kuintet alat musik sampai ansambel
terbatas.
c. Penyajian musik orkestra.
Penyajian musik orkestra ini, meskipun masih memiliki sifat formal dan
disiplin tinggi, namun dihadiri oleh jumlah penonton yang jauh lebih besar daridapa
penyajian musik lainnya. Untuk menampilkan bentuk penyajian musik seperti ini
Page 31
15
diperlukan ruang yang cukup besar serta tata akustik gedung yang sangat baik.
Contoh : orkes harmoni, orkes dangdut dan orkes simfoni.
d. Penyajian musik elektrik.
Penyajian musik elektrik, yakni penyajian kelompok musik dengan
menggunakan perlengkapan atau alat-alat musik elektrik berkekuatan tinggi.
Penyajian musik elektrik berkekuatan tinggi ini sangat berbeda dari penyajian musik
sebelumnya yang ditampilkan di dalam ruang tertutup, penyajian jenis musik dapat
dilakukan di udara terbuka dengan jumlah penonton yang bias mencapai ribuan
orang. Penyajian dan kelompok-kelompok band ternama pada umumnya
menggunakan bentuk penyajian musik seperti ini. Sifat dari penyajian musik ini tidak
formal dan penonton boleh saja berteriak-teriak atau ikut menyanyi bersama penyanyi
yang sedang tampil di atas pentas. Contoh : Konser grup band.
1.2.2.3.Jenis Penyajian
Menurut Sukohardi (2005:172) jenis penyajian karya musik dibagi menjadi
tiga macam, yakni:
a. Penyajian Vokal
Adalah sajian musik yang hanya menampilkan suara manusia saja, tanpa
adanya instrumenal pengiring. Misalnya, paduan suara, accapella dan nasyid.
b. Penyajian Musik Instrumenal
Adalah sajian musik yang hanya menampilkan permainan alat musik saja
tanpa adanya penyanyi atau suara manusia dalam sajian tersebut. Misalnya, ansambel
musik tiup, instrumenal piano.
Page 32
16
c. Penyajian Musik Campuran
Adalah penyajian karya seni musik yang memadukan antara penyajian vokal
dan penyajian musik instrumenal, dengan kata lain dalam penyajian ini terdapat
iringan musik instrumenal serta terdapat pula penyanyi. Misalnya, band dengan
komposisi vokal, bass, gitar, keyboard dan gitar.
1.2.2.4.Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Bentuk Penyajian
Bentuk penyajian yang ditampilkan oleh sebuah pertunjukan seni meliputi dua
aspek yaitu bentuk sajian dan bentuk aransemen.
1. Bentuk Sajian
Menurut Suwito (2002:10) Sebuah grup musik selalu memberikan hal-hal
yang dapat memberikan ketertarikan tersendiri bagi para penonton. Berikut ini
merupakan bentuk sajian yang ditampilkan baik dalam segi alat musik, urutan
penyajian, waktu penyajian, tempat pementasan, tata suara, tatarias dan busana,
formasi penampilan.
a. Alat Musik
Menurut Suwito (2002:15) alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat
atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik. Dalam sebuah pementasan
musik terdapat beberapa instrumen/alat musik yang menunjang keindahan serta
menonjolkan karakteristik pada genre musik yang tengah dimainkan baik pada musik
tradisional, reagge, pop, rock, dangdut, jazz dan beberapa genre lainnya yang
tentunyaberbeda-beda.
Page 33
17
Alat musik yang digunakan dalam musik dangdut klasik ada beberapa macam.
Misalnya seruling bambu, kendang, mandolin, bass elektrik, gitar elektrik, tamborin
dan organ. Setiap alat musik yang dimainkan tentunya memiliki karakteristik dan
kegunaan masing-masing untuk memperindah lagu dan disesuaikan dengan
karakteristik musik dangdut klasik.
b. Tempat pementasan/panggung
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) panggung merupakan lantai
(yang terbuat dari papan, bambu dan sebagainya) yang bertiang sebagai tempat untuk
melaksanakan suatu pementasan (2005:678). Menurut Harymawan (2005:210)
panggung dibedakan menjadi dua, yaitu panggung indoor dan panggung outdoor.
Berikut ini merupakan perbedaan pementasan pada panggung indoor dan panggung
outdoor,
1. Lokasi Pementasan
Pementasan pada panggung indoor terletak di dalam ruangan, seperti
auditorium, gedung dan aula, sedangkan pada panggung outdoor terletak
di luar ruangan berupa panggung seperti di lapangan.
2. Jumlah Penonton
Pementasan pada panggung indoor jumlah penontonnya terbatas,
sedangkan pada panggung outdoor jumlah penonton bisa dalam jumlah
banyak dan tidak terbatas sesuai dengan kapasitas lapangan.
3. Penataan Panggung
Page 34
18
Pementasan pada panggung indoor penataan panggung dalam hal alat atau
instrumen terbatas dan tertata dengan rapi dilengkapi dengan pengeras
suara yang tidak terlalu keras, sedangkan pada panggung outdoor jumlah
instrumen lebih banyak dan pengeras suara yang dapat mencakup
kapasitas lapangan bahkan lebih.
Panggung yang digunakan setiap pertunjukan musik dangdut adalah panggung
yang bertiang lebih tinggi dibandingkan dngan ukuran badan penonton. Hal itu
bertujuan agar penonton tidak dapat melompat naik ke atas panggung saat
pertunjukan dimulai. Menurut Akbar (2001:89) Bentuk panggung pada pementasan
musik dangdut terdapat dua bagian yakni bagian depan dan bagian belakang. Bagian
depan lebih rendah jika dibandingkan panggung bagian belakang. Panggung bagian
depan biasanya digunakan untuk beberapa instrumen seperti gitar rhytm, bass,
keyboard, mandolin, suling, gitar melodi dan penyanyi. Sedangkan panggung bagian
belakang diperuntukkan instrumen drum dan kendang. Bagi beberapa grup musik
dangdut, panggung bagian belakang digunakan pula untuk woodwind instrumen dan
backing vocal. Tak jarang pula kita dapati adanya panggung tambahan yang berada
paling depan dengan bentuk kotak memanjang ke depan. Bagian panggung tersebut
digunakan untuk penyanyi agar lebih leluasa dalam melakukan aksi panggung dan
menarik perhatian penonton.
c. Tata Suara
Menurut Sumandio (2001:75), tata suara adalah suatu teknik pengaturan
peralatan suara atau bunyi pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain-
Page 35
19
lain. Sedangkan menurut Fry (1991:45) tata suara adalah kumpulan dari beberapa alat
elektronik yang di desain untuk memperkuat sinyal suara dan musik supaya dapat
didengar oleh banyak orang (lebih dari satu).
Tata suara memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan
menjadi suatu bagian tak terpisahkan dengan tata panggung dan bahkan acara itu
sendiri. Termasuk pertunjukan musik dangdut, tentunya tata suara sangat dibutuhkan
untuk menunjang keberhasilan penampilan tersebut. Dilihat dari instrumen yang
sangat banyak dalam pertunjukan musik dangdut, tata suara sangat berperan penting
dalam keseimbangan dari instrumen satu dnegan instrumen yang lain (Fry, 2004:76).
d. Tatarias
Menurut Harymawan (1994:134) tata rias adalah seni menggunakan bahan-
bahan kosmetika untk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan
atau perubahan pada para pemain diatas panggung atau pentas dengan suasana yang
sesuai dan wajar.
Tata rias pada musik dangdut klasik lebih ditonjolkan pada penampilan
penyanyi (Gita, 2001:87). Sedangkan musisinya lebih terkesan sederhana tanpa
menggunakan bedak atau kosmetik penunjang lainnya. Menurut Gita (2001:90) tata
rias yang digunakan penyanyi dangdut biasanya lebih terkesan menor dan tebal jika
dibandingkan dengan penyanyi genre musik lain, sehingga tidak sulit bagi para
penikmat musik untuk membedakan antara penyanyi musik dangdut dengan penyanyi
genre musik lain hanya dengan melihat pada tatarias yang digunakan oleh
penyanyinya. Misalnya Jenita Janet, penyanyi dangdut ini menggunakan tata rias
Page 36
20
yang terkesan lebih glamor dan menor. Dilihat dari model rambut yang dipakai yaitu
rambut palsu atau wig yang berwarna-warni mencolok untuk menampilkan kesan
berbeda. Disetiap penampilannya penyanyi ini selalu menggunakan rambut palsu
dengan bentuk dan warna yang berbeda. Selain pada model rambut kita dapat melihat
pula pada bulu mata dan polesan mata atau eye shadowyang digunakan lebih tebal
dan mencolok.
e. Busana/Kostum
Suwarti (2001:12) menjelaskan bahwa tata busana ialah suatu pengaturan dari
semua sandang beserta perlengkapannya yang dipakai dalam sebuah pementasan.
Fungsi tata busana adalah untuk dapat membantu penonton dalam menangkap adanya
ciri dari suatu peran ataupun tokoh. Selain itu, fungsi tata busana juga dapat
membantu menonjolkan hubungan antar pementas agar dapat dipahami oleh seluruh
penonton.
Busana atau kostum yang digunakan oleh musisi pakai sebuah grup musik
dangdut lebih terlihat sederhana dengan menggunakan kaos bertuliskan nama grup
dangdut yang mereka ikuti. Sedangkan bagi para penyanyi dangdut terkesan lebih
mewah dan ribet, mereka menggunakan beberapa bahan dan kain yang menjuntai
penuh dengan pernak-pernik ataupun aksesoris mewah lainnya (Suwarti, 2001:30).
Terdapat pula beberapa aksesoris kepala, tangan dan sepatu yang memberikan kesan
mewah dan berbeda dengan penyanyi dari genre musik yang lainnya. Namun tak
jarang kita jumpai penyanyi dangdut yang mengenakan gaun dengan rok mini yang
mengembang, celana ketat, atasan yang membentuk lekuk tubuh. Mereka
Page 37
21
menggunakan gaun atau busana yang berbahan kaos yang terkesan ketat. Beberapa
kostum tersebut digunakan agar terkesan lebih seksi dengan menonjolkan dan
memperlihatkan beberapa anggota tubuh yang menurut mereka indah dan harus
dipamerkan kepada seluruh penonton. Hal inilah yang membuat musik dangdut
terkesan rendah di mata khalayak umum.
f. Tata Lampu (Lighting)
Dalam Dio (2007:56) menyebutkan lighting merupakan penataan peralatan
pencahayaan yang dalam hal ini adalah untuk menerangi panggung dan juga sebagai
pendukung sebuah pementasan. Fungsi lighting ada dua macam yaitu,
1) Sebagai penerangan
Yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi panggung beserta unsur-
unsurnya serta pementasan dapat dilihat.
2) Sebagai pencahayaan
Yaitu fungsi lighting sebagai unsur artistic pementasan. Yang satu ini
bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan keadaan yang
ada.
Menurut Heryanto (2004:90) Tata lampu pada musik dangdut cukup
mempengaruhi penampilan dan pertunjukan. Tata lampu disini digunakan sebagai
penerangan untuk memperjelas para pemain baik musisi maupun penyanyi yang
sedang tampil. Biasanya ditambahkan beberapa warna dalam tata lampu tersebut,
disesuaikan dengan maksud dan tujuan lagu yang dimainkan agar kesan lagu tersebut
dapat ditangkap oleh penonton.
Page 38
22
2. Bentuk Aransemen
Selain bentuk sajian, grup musik selalu memberikan hal-hal yang dapat
memberikan ketertarikan tersendiri bagi para penonton. Berikut ini merupakan bentuk
sajian yang ditampilkan baik dalam segi lagu, melodi, tangga nada, irama, nada,
tempo, dinamika, harmoni.
2.1. lagu
Menurut Ngesti (2001:34) lagu merupakan gubahan seni nada atau suara
dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan gubahan musik
yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
2.2. melodi
Menurut Sukohardi (1978:58) melodi adalah rangkaian nada yang terdengar
indah dan memiliki irama yang diatur sedemikian rupa oleh pencipta melodi tersebut.
Melodi mempunyai peranan yang sangat penting. Jika dalam suatu lagu/musik tidak
ada melodi hanya irama saja maka akan terdengar hambar.
Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan rangkaian teratur) yang
terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan pikiran dan
perasaan (Jamalus, 1998:16).
2.3. tangga nada
Menurut Joseph N. (2003:53) menyebutkan tangga nada merupakan susunan
berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari salah satu nada dasar
sampai dengan nada oktafnya, misalnya do, re, mi, fa, sol, la, si dan do.
Page 39
23
2.4. irama
Menurut Joseph N. (2003:45) irama adalah pergantian tinggi rendah, panjang
pendek dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh
pengulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi.
Irama adalah rangkaian gerak yang beraturan dan menjadi unsur dasar dari
musik. Irama terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam panjang pendeknya dalam
waktu yang bermacam-macam, membentuk pola irama dan bergerak menurut pulsa
dalam setiap ayunan birama (Jamalus, 1998:7)
2.5. nada
Menurut Pono Banue (2002:67) nada adalah bunyi yang dihasilkan oleh
sumber bunyi yang bergetar dan memiliki frekuensi yang teratur. Frekuensi dapat
diukur dengan menghitung jumlah getaran dalam satu detik.
2.6. tempo
Menurut Pono Banue (2002:50) tempo merupakan ukuran kecepatan bias
diukur dengan alat bernama metronome. Tempo dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Lambat, meliputi
a. largo : tempo lambat (44-48/menit)
b. adagio : lebih lembat dari andante namun lebih cepat dari largo (54-58/menit)
2. Sedang
a. Andante : santai atau mirip orang berjalan (69-76/menit)
b. Moderato : sedang (92/antara 88-96/menit)
Page 40
24
3. Cepat
a. Allegro : cepat penuh kegirangan (126-138/menit)
b. Vivace : hidup atau lincah (162-168/menit)
c. Presto : cepat (176-192/menit)
2.7. dinamika
Menurut DS. Suwito M. (2002:78) dinamika yaitu tanda untuk menyatakan
keras atau lembutnya nada. Dinamika merupakan penentu hidupnya suatu karya
karena fungsi dinamika adalah menghidupkan lagu.
2.8. harmoni
Menurut DS. Suwito M. (2002:76) harmoni merupakan paduan dari dua nada
atau lebih yang tinggi rendahnya berbeda yang dibunyikan secara bersama-sama.
Harmoni mempunyai peranan untuk mengidupkan melodi utama sehingga terdengar
meriah. Harmoni juga berfungsi sebagai pengiring melodi.
Harmoni adalah cabang ilmu pengetahuan musik yang membahas dan
membicarakan hal keindahan komposisi musik (Banoe, 2003:180).
1.2.3. Musik Dangdut
1.2.3.1.Pengertian Musik Dangdut
Dalam wikipedia disebutkan bahwa musik dangdut merupakan hasil
perpaduan antara musik India dengan musik Melayu, musik ini kemudian
berkembang dan menampilkan cirinya yang khas dan berbeda dengan musik akarnya.
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi
Page 41
25
yang menghasilkan bunyi ndut). Selain itu, iramanya ringan, sehingga mendorong
penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun
mudah dipahami dengan lirik yang lugas sehingga tidak susah untuk diterima
masyarakat.
Menurut Ngesti (2001:32) dangdut merupakan salah satu dari genre seni
musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu
pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk
pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada
cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an
membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan
gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh
dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer,
dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong,
langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house musik.
Andrew N. Weintraub (2005:32) dangdut merupakan aliran musik yang sudah
tidak asing bagi masyarakat Indonesia, karena sangat merakyat bagi bangsa Indonesia
sejak jaman berdirinya negara Indonesia. Musik dangdut berakar dari musik melayu
yang mulai berkembang pada tahun 1940, irama melayu sangat kental dengan unsur
aliran musik dari India dan gabungan dengan irama musik dari Arab. Unsur tabuhan
gendang yang merupakan unsur musik India digabungkan dengan unsur cengkok
penyanyi dan harmonisasi dengan irama musiknya merupakan suatu ciri khas irama
melayu adalah awal mutasi irama melayu ke dangdut.Musik dangdut yang merupakan
Page 42
26
seni kontemporer terus berkembang dan berkembang, pada awal mulanya irama
dangdut identik dengan seni musik kalangan kelas bawah dan memang aliran seni
musik dangdut ini merupakan cerminan dari aspirasi dari kalangan masyarakat kelas
bawah yang mempunyai ciri khas kelugasan dan kesedarhanaannya.
1.2.3.2.Jenis-jenis Musik Dangdut
Menurut Ngesti (2001:57) terdapat beberapa jenis musik dangdut dari tahun-
ke tahun dengan beberapa tokoh yang mempopulerkan jenis musik dangdut tersebut.
Berikut jenis-jenis musik dangdut:
1.2.3.2(1). Dangdut Melayu Delhi
Menurut Ngesti (2001:58) dalam musik melayu delhi alat musik yang
digunakan adalah perpaduan antara musik dangdut, musik melayu dan musik India
(Delhi). Alat musik melayu yang digunakan adalah akordion. Instrumen dari musik
India adalah kendang tabla, sedangkan musik dangdut asli adalah seruling bambu.
Lagu dangdut melayu Delhi ini sajiannya lebih dominan pada permainan tabla
(kendang dari India) yang mempunyai suara khas dan berbeda dengan suara kendang
ketipung yang ada pada lagu dangdut biasa. Lagu melayu Delhi ini menggunakan
gendang tradisional melayu yang memungkinkan membawa sentuhan dendang dan
jogaet tradisional masyarakat melayu. Tempo yang digunakan dalam musik dangdut
melayu delhi adalah kisaran 70-90 hitungan per menit. Musik dangdut ini termasuk
jenis musik dangdut yang mempunyai tempo paling lambat dibandingkan dengan
jenis musik dangdut yang lainnya.
Page 43
27
Alat musik melodis yang digunakan dalam genre musik dangdut melayu
Delhi adalah akordion dan table sebagai pengganti musik dangdut asli yaitu seruling
dan kendang ketipung. Karakteristik musik ini terletak pada permainan alat musik
akordion. Sebuah lagu yang mempunyai unsur alat musik ini bias dipastikan bahwa
lagu tersebut termasuk dangdut melayu delhi.
Contoh lagu yang mengandung unsur musik dangdut melayu Delhi adalah
Laksamana Raja Di Laut yang dinyanyikan oleh Iyeth Bustami dan Cindai yang
dibawakan oleh Siti Nurhaliza.
1.2.3.2(2). Rock Dangdut
Menurut Ngesti (2001:67) musik rock dangdut (rock-dut) merupakan
perpaduan antara musik rock dan musik dangdut. Musik rock-dut dapat juga
dikatakan sebagai jenis lagu popular yang merupakan pengembangan dari musik
rock’n roll. Menurut Suseno (2004:44) musik rock dengan gaya keras bergelora
dikenal sebagai hard rock. Kombinasi rock dengan dangdut menimbulkan istilah
baru, rock-dut yang menggunakan andalan iringan gitar yang suaranya sudah
berdistorsi. Namun musik ini tidak meninggalkan hasanah musik dangdut yang
sesungguhnya yaitu permainan kendang dan seruling bambu. Menurut Sumadyo
(2001:78) rock dangdut mempunyai unsur genre rock yang dipadupadankan dengan
musik dangdut yang mempunyai tempo kencang, berkarter keras dan kuat,
menghntak-hentak dan didominasi oleh gitar elektrik yang menggunakan efek
distorsi. Bunyi khas dari musik rock sering berkisar pada gitar listrik, dan
penggunaan back tempo yang sangat kentara pada rhytmsection, dengan gitar bass
Page 44
28
dan drum serta keyboard seperti organ, piano atau sejak tahun 70-an, synthesizer.
Disamping gitar atau keyboard, saxophone dan harmonika bergaya blues terkadang
digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock
mempunyai 3 chord back tempo yang konsisten dan mencolok dan melodi yang
menarik.
Contoh lagu yang mengandung unsur rock-dut adalah Goyang Inul yang
dinyayikan oleh Inul Daratista. Pada lagu tersebut sangat terlihat pada melodi gitar
dengan adanya distorsi, tempo yang cepat serta cara menyanyikannya layaknya
seperti seorang rocker.
Kostum yang digunakan pada setiap lagu yang mengandung unsur rock-dut
adalah setelan baju (atasan dan bawahan) berwarna merah dan hitam. Termasuk pada
lighting dan tata artistik pada penyajian unsur ini pun menggunakan perpaduan warna
merah dan hitam untuk terkesan lebih rock’n roll.
1.2.3.2(3). Dangdut Timur Tengah (Arabian Musik)
Menurut Bahausan (2004:39)musik dangdut timur tengah merupakan
perpaduan antara musik gambus, musik dangdut dan musik qasidah. Musik gambus
merupakan satuan musik yang berinti alat musik gambus yang cara memainkannya
dengan cara dipetik. Sedangkan musik qasidah adalah lagu yang bernafaskan islam
yang mlodi/alur nadanya berakar/berorientasikan pada lagu timur tengah. Menurut
Suseno (2004:47) format musik dangdut timur tengah tak ubahnya seperti grup musik
dangdut pada umumnya, yaitu menggunakan alat musik gendang, seruling, gitar
melodi, bass dan keyboard. Tempo yang digunakan pada genre musik dangdut ini
Page 45
29
berkisar antara 90-120 hitungan per minute, yang termasuk pada kategori tempo
sedang. Pada jenis musik dangdut ini yang menjadi karakteristik adalah alat musik
melodis yaitu instrumen biola. Biola sering sekali digunakan pada awalan sebelum
lagu dimulai sebagai pemanis dan penanda bagi sang vokalis.
Gita (2002:98) mengemukakan bahwa penampilan musisi dan penyanyinya
bernuansa islami yaitu dengan menggunakan jilbab bagi wanita dan peci bagi pria.
Pesan yang disampaikan pada jenis musik ini adalah untuk menyuarakan pesan-pesan
keagamaan terlihat dari lirik yang ada pada jenis musik ini. Contoh lagu yang
termasuk dangdut timur tengah adalah Perdamaian yang dipopulerkan oleh Grup
Musik Nasidaria.
1.2.3.2(4). Dangdut Klasik
Menurut Ngesti (2001:91)musik dangdut klasik adalah jenis genre musik yang
bias juga dinamakan sebagai musik asli Indonesia, karena dalam setiap lagu yang
mengandung genre musik ini mempunyai ciri khas musik dangdut yang penuh
dengan cengkok dan ral yang indah serta dengan adanya permainan kendang dan
seruling bambu.
Menurut Ngesti (2001:101) genre ini lebih mengedepankan nada lagu dan
cengkok yang rumit. Selain itu, semua lagu dangdut klasik mempunyai ciri khas yaitu
dnegan adanya ral. Ral pada dangdut klasik terletak pada awal lagu yang notabene
memiliki cengkok dan nada yang sangat tinggi dan liriknya berisikan gagasan utama
pada lagu yang dinyanyikan. Pada musiknya pun sangat berbeda dengan jenis musik
dangdut lainnya. Perpaduan antara kendang ketipung, tamborin, seruling merupakan
Page 46
30
alat musik sangat kental dan indah untuk didengarkan sebagai alat musik wajib yang
ada pada unsur musik dangdut klasik. Tempo yang digunakan pada jenis musik
dangdut klasik berkisar antara 130-145 hitungan per menit yang termasuk kategori
tempo sedang. Instrumenyang dijadikan sebagai alat musik melodis adalah seruling
bambu. Alat musik ini sering dimainkan bersahutan dengan gitar melodi pada bagian
interlude sebelum reff. Biasanya melodi ini dimainkan dengan nada dan irama yang
sama pada interlude ke dua.
Kostum yang digunakan pada genre ini adalah gaun yang bernuansa glamour
penuh dengan kerlap-kerlip payet. Tata riaspun dibuat layaknya seorang putri dengan
bulu mata dan eye shadow yang sangat mencolok. Tak jarang pula, penyanyi
mengguunakan rambut palsu untuk menunjang penampilan mereka dalam
menyanyikan lagu dangdut klasik disesuaikan dengan isi lagu yang dinyanyikan.
Contoh lagu yang merupakan dangdut klasik adalah Pacar Dunia Akhirat dari
Rita Sugiarto, Sumpah Benang Emas oleh Elvy Sukaesih dan Antara Teman dan
Kasih yang dibawakan oleh Noer Halimah.
1.2.3.2(5). Dangdut Koplo
Menurut Ngesti (2001:132)musik dangdut koplo mulai berkembang pada
tahun 2000an. Unsur musik dangdut koplo mengandung musik dangdut dengan
tempo yang sangat enak untuk bergoyang. Musik ini mempunyai ciri khas pada
permainan kendang dan tamborin. Dengan adanya musik dangdut jenis ini,
perkembangan musik dangdut pun semakin pesat dan semakin dikenal oleh
masyarakat Indonesia dari segala kalangan. Musik dangdut koplo mempunyai
Page 47
31
ketertarikan sendiri bagi para penikmat musik dangdut. Musik dangdut koplo inipun
awalnya dipopulerkan oleh grup musik dari Jawa Timur seperti OM Sera, OM Sagita,
OM New Palapa yang menghadirkan artis-artis baru seperti Lilik sagita, Via Valent,
Brodin, Gery Mahesa dan artis lain yang mendalami lagu-lagu bernuansa musik
dangdut koplo.
Menurut Ngesti (2001:135) karakteristik yang sangat terlihat pada genre ini
adalah permainan kendang dengan adanya break dan fill in yang sangat khas. Setiap
lagu yang mengandung genre musik dangdut koplo pasti mempunyai break-break
kendang yang khas. Lirik yang diciptakan pada lagu dangdut koplo adalah tentang
percintaan yang salah, perselingkuhan, cinta terlarang dan beberapa lirik mengenai
hal-hal yang tidak senonoh. Banyak sekali contoh lagu dangdut koplo yang memiliki
lirik-lirik yang tidak senonoh. Namun penikmat musik dangdut koplo lebih menyukai
permainan break dangdut tanpa memperhatikan lirik yang dinyanyikan. Musik
dangdut koplo memiliki tempo berkisar antara 150-170 hitungan per menit yang
termasuk kategori tempo cepat.
Menurut Suseno (2004:52) kostum yang digunakan oleh para musisi pada
unsur musik dangdut koplo adalah kaos biasa yang bertuliskan nama grup dangdut
yang mereka usung. Sedangkan pada penyanyi lebih mengedepankan pada busana
yang memperlihatkan keseksian tubuh, lekuk tubuh dan beberapa area tubuh lain
yang terlihat seksi.
Contoh lagu yang merupakan jenis musik dangdut koplo adalah Bukak Sitik
Jos yang dinyanyikan oleh Juwita Bahar, Oplosan yang dipopulerkan oleh Soimah.
Page 48
32
1.2.3.2(6). Musik dangdut house
Menurut Jodi Akbar (2004:140) musik dangdut house mulai berkembang di
Indonesia karena terpengaruh dengan musik DJ dan beberapa sampling yang
mempunyai tempo sangat cepat. Jenis musik ini ikut pula dalam perkembangan musik
dangdut Indonesia. Menurut Suseno (2004:80) genre musik dangdut house memeiliki
ciri khas pada tempo yang sangat cepat dibandingkan dengan genre musik dangdut
lainnya. Tempo yang digunakan pada jenis musik ini adalah 160-180 hitungan per
menit yang termasuk pada kategori tempo cepat. Alat musik melodis yang digunakan
pada jenis musik ini adalah sampling gitar atau sampling piano. Lirik yang digunakan
pun lebih mudah untuk dipahami karena kata-kata yang digunakan seperti percakapan
sehari-hari. Selain itu, pada genre musik dangdut house terdapat beberapa efek dalam
melodi lagunya.
Contoh lagu yang merupakan unsur musik dangdut house adalah Bete yang
dibawakan oleh grup Manis Manja dan Sakitnya Tuh Disini yang dinyanyikan oleh
Cita Citata.
1.2.3.3.Aransemen Instrumen Dangdut
Menurut Weintraub (2005:212) dangdut merupakan musik Indonesia yang
mendapat pengaruh dari melayu dengan bentuk aransemen seperti berikut,
1. Instrumen suling bambu
Berfungsi sebagai alat musik melodis, sebagai pemimpin pada sebuah lagu
yang memberikan ragam, selingan dan improvisasi.
Page 49
33
2. Instrumen Mandolin
Berfungsi sebagai alat musik harmonis dengan fungsi ganda yaitu akor
penyaring dan plentingan.
3. Instrumen Gendang
Berfungsi sebagai alat musik ritmis, sebagai instrumen tabuh dan pengiring
utama yang memberikan ciri khas dangdut.
4. Instrumen Gitar
Berfungsi sebagai alat musik melodis, sebagai melodi tunggal dalam lagu-
lagu dangdut.
5. Instrumen Bass Gitar
Berfungsi memberikan akor dasar untuk musik dangdut dengan berbagai
macam variasi untuk memperindah musik lagu yang dimainkan.
Page 50
34
1.3.Kerangka Berfikir
Bentuk Penyajian Musik dangdut Klasik
Bentuk Sajian Bentuk Komposisi
Alat Musik/instrumen
Pemain
Tata suara
Waktu Pertunjukan dan Tata
Panggung
Tatarias
Tata Busana
Tatalampu
Urutan penyajian
Lagu
Melodi
Tangga nada
Ritme
Tempo
Harmoni
Ekspresi
Page 51
132
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, pada bab 5 akan
diuraikan simpulan dan saran. Berikut adalah uraian simpulan dan saran pada
penelitian berjudul Bentuk Penyajian Musik Dangdut Klasik pad Grup Musik
Rhomantika, Mijen, Semarang
5.1. Kesimpulan
Penyajian musik dangdut klasik pada grup Musik Rhomantika memberikan
ketertarikan dan pilihan musik dangdut di mata masyarakat kecamatan Mijen,
Semarang. Dengan banyaknya grup musik dangdut yang mulai terpengaruh dengan
irama musik lain, grup musik Rhomantika tetap mengusung musik dangdut klasik
dengan tujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan kepada pemuda mengenai
musik asli Indonesia.
Model kemasan musik dangdut klasik terdiri dari dua aspek yaitu indoor dan
outdoor. Pada model kemasan indoor, dilakukan di dalam ruangan yaitu di studio
Rhomantika. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan video shooting bersama
seluruh personil dan penyanyi ibukota dilengkapi dengan aspek penyajian yang
meliputi tata suara, tata lampu, tata panggung, tata rias, tata busana yang sesuai
dengan model kemasan indoor. Pada model kemasan outdoor, dilakukan di dalam
ruangan yaitu di studio Rhomantika. Kegiatan yang dilakukan adalah menampilkan
lagu sesuai konsep bersama penyanyi ibukota dilengkapi dengan aspek penyajian
Page 52
133
yang meliputi tata suara, tata lampu, tata panggung, tata rias, tata busana yang sesuai
dengan model kemasan outdoor.
Musik dangdut klasik terdiri dari dua aspek yaitu, meliputi aspek komposisi
musik dan aspek penyajian. Aspek komposisi musik dangdut klasik pada grup musik
Rhomantika terdiri dari ritme, melodi, harmoni, tempo, tangganada dan ekspresi.
Ritme musik dangdut klasik pada grup musik Rhomantika mempunyai beberapa pola
yaitu pada tempo cepat ada 2 pola, tempo sedang 4 pola dan tempo cepat 4 pola.
Melodi dangdut klasik pada grup musik Rhomantika lebih rumit karena
mengedepankan cengkok dangdut klasik serta permainan yang penuh improvisasi.
Harmoni dangdut klasik pada grup musik Rhomantika dominan dimainkan oleh
instrumen tiup yang teridri dari saxophone tenor, saxophone alto, trumpet dan
trombone serta harmonisasi suara sopran, mesosopran dan alto oleh backing vocal.
Tempo dangdut klasik pada grup musik Rhomantika terdiri dari tiga macam yaitu
tempo lambat, tempo sedang dan tempo cepat. Tangganada dangdut klasik pada grup
musik Rhomantika menggunakan tangga nada diatonic mayor dan minor.
Pada aspek penyajian terdiri dari urutan penyajian, instrumen, pemain, tata
panggung dan waktu pertunjukan, tata rias, tata busana, tata suara, tata lampu. Urutan
penyajian dangdut klasik pada grup musik Rhomantika terdiri dari 3 hal, yaitu bagian
awal pertunjukan dengan memainkan instrumentalia, bagian inti pertunjukan dengan
memainkan lagu-lagu dangdut klasik sesuai konsep dan bagian akhir dengan
memainkan lagu “Insya Allah” dari Rhoma Irama. Instrumen dangdut klasik pada
grup musik Rhomantika lebih komplit dengan adanya 14 alat musik. Tata panggung
Page 53
134
dangdut klasik pada grup musik Rhomantika menggunakan panggung terbuka sesuai
permintaan panitia penyelenggara dan panggung tertutup yang berada di Studio
Rhomantika. Waktu pertunjukan dangdut klasik pada grup musik Rhomantika adalah
pagi, siang dan malam hari sesuai permintaan panitia. Tata rias dangdut klasik pada
grup musik Rhomantika dibedakan antara pria dan wanita karena pria lebih simple
dibandingkan wanita. Tata busana dangdut klasik pada grup musik Rhomantika
wanita menggunakan gaun panjang dan sepatu hak tinggi, sedangkan pada pria
menggunakan kemeja, celana, slayer dan sepatu. Tata suara dan tata lampu dangdut
klasik pada grup musik Rhomantika difasilitasi dengan alat yang berkualitas dengan
tujuan agar pertunjukan dapat berjalan dengan baik dan penonton dapat menangkap
konsep lagu dangdut klasik yang dimainkan.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran pada pihak
yang berkaitan dalam skripsi ini, antara lain:
5.2.1. Bagi pembaca, dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
5.2.2. Bagi pemilik grup musik Rhomantika pada model kemasan indoor untuk
memperbaiki akustik ruang pada studio Rhomantika agar pelaksanaan pengambilan
video shooting yang dilaksanakan tidak terganggu dengan banyaknya feedback.
5.2.3. Bagi personil grup musik Rhomantika membuat konsep penguasaan panggung,
agar hasil shooting video klip memuaskan dan dapat dinikmati oleh khalayak umum.
5.2.4. Masyarakat Kecamatan Mijen tetap menjaga dan mempertahankan kelestarian
dangdut klasik sebagai salah satu musik asli Indonesia.
Page 54
135
DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
--------------------. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Press.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi,Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.
Edmund Prier, Karl. 2009. Kamus Musik. Yogyakarta: Rejeki.
Kayam, Umar. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Masunah, J dan Nara Wati. 2003. Seni dan Pendidikan Seni (Sebuah Bungarampai). Bandung: P4ST UPI.
Miles & Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mugiarto, Sal. 1995. Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas-batas Arti Pertunjukan. Yogyakarta: Jurnal MSPI.
Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Patton, Michael Quinn. 1987. Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills:
Sage Publications.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Riyanto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar.
Surabaya: SIC.
Sedyawati, Edi. 1980. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Page 55
136
Soedarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era-Globalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumaryanto, Totok. 2002. Paparan Perkuliahan Mahasiswa Penelitian Pengajaran. Semarang: Sendratasik Unnes.
Susetyo, Bagus. 2007. Pengkajian Seni Pertunjukan Indonesia.Semarang: Jurusan
Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni.
M. Muttaqin. 2006. Musik Dangdut dan Keberadannya di Masyarakat : Tinjauan dari segi Sejarah dan Perkembangannya. Harmonia : Jurnal of Arts Research and
Education. Volume : 3 . No : 45-53
A Romadhon. 2013. Musik Dangdut di Grup Baladika Semarang dalam Konteks Perubahan Sosial Budaya. Catharsis : Journal Of Arts Education. Volume : 1. No :
37-45
Santoso, Aji. 2008. Bentuk Pertunjukan dan Fungsi Sosial Musik Dangdut pada grup Musik El-Nada, Gunung Pati, Semarang. Catharsis : Journal Of Arts Education.
Volume : 1. No : 52-59