-
i
MOBILITAS PENDUDUK DAN FAKTOR -FAKTOR
PENYEBAB TERJADINYA MOBILITAS DI DESA LEBO
KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Budi Imam Santoso
NIM. 3201413091
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Berusaha dan berdoa merupakan satu kesatuan yang tidak
mungkin
dipisahkan untuk dapat meraih kesuksesan
Jangan pernah melupakan bantuan orang lain walaupun itu sekecil
butiran
pasir
Letakkan tujuan hidupmu tepat di depan kedua kelopak matamu maka
di
situ akan terlihat kesuksesanmu di masa depan
PERSEMBAHAN:
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan skripsi ini kepada,
1. Almamaterku Universitas Negeri Semarang
2. Kedua orang tuaku Almarhumah Ibu Fitrotin dan Bapak Akhmad
Nurkholis
dan Adikku tersayang Rozak, Dina, Sevina yang memberikan
semangat dan
dukungan penuh kasih sayang
3. Budhe watin, mbak titik, mbak tiwin serta semua keluarga
besar Almarhum
Bani H.Asikin yang selalu memberikan bimbingan, semangat dan
doanya
4. Sahabat-sahabat seperjuanganku (Alfin Nuramalia Yuniandita,
dinanti,
hanum, tunggul, toni, kukuh, fendi) yang selalu memberikan
dukungan dan
bantuannya
5. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi 2013
6. Keluarga besar KOS ONK Legend.
-
vi
SARI
Santoso, Budi Imam. 2019. Mobilitas Penduduk dan Faktor-faktor
Penyebab
Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang.
Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang. Skripsi.
Pembimbing Dr. Puji Hardati, M.Si dan Dr. Erni Suharini, M.Si.
166 Halaman.
Kata Kunci: Mobilitas Penduduk, Faktor Terjadinya Mobilitas.
Penduduk Desa Lebo banyak melakukan kegiatan di luar desa. Hal
itu
disebabkan karena sarana dan prasarana yang kurang lengkap,
kurangnya lapangan
pekerjaan di Desa Lebo salah satu faktor pendorong terjadinya
mobilitas ke daerah
lain. Tujuan penelitian: 1) Mengetahui Mobilitas Penduduk di
Desa Lebo 2)Mengetahui Faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa
Lebo melakukan
mobilitas.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Variabel Penelitian:
1).Mobilitas
penduduk di Desa Lebo 2).Faktor Pendorong dan penarik yang
menyebabkan
Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas. Metode pengambilan
sampel yang
digunakan adalah Propotionate Area Random Sampling. Populasi
penelitian adalah
Semua KK di Desa Lebo yang berjumlah 1209 KK. Pengambilan
sampel
menggunakan 10% dari populasi dan dihasilkan 120 KK serta
anggota keluarganya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, observasi
dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif
presentase (DP).
Hasil penelitian: Penduduk yang melakukan mobilitas permanen
sebanyak 6
jiwa dan mobilitas non permanen sebanyak 269 atau 74% dari semua
anggota
keluarga. Alasan Penduduk melakukan mobilitas non permanen
mayoritas untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi seperti bekerja yaitu 148 orang. Alat
transportasi
yang paling banyak digunakan untuk melakukan mobilitas ke daerah
lain yaitu
sepeda motor sebanyak 138 orang atau 45%. Sebagian besar
penduduk
menggunakan angkutan umum delman dan angkot. Tempat tujuan
mobilitas paling
banyak adalah Pasar Induk Weleri dengan alasan untuk berbelanja.
Faktor
pendorong terjadinya mobilitas penduduk berasal dari daerah asal
seperti
kurangnya sarana prasarana, kurangnya lapangan pekerjaan, upah
pekerjaan yang
rendah. Hasilnya sebanyak 73 penduduk (60%) berada pada kriteria
tinggi, jadi
faktor pendorong dari daerah asal yang tinggi menyebabkan
penduduk melakukan
mobilitas ke daerah lain. Faktor penarik terjadinya mobilitas
dari daerah lain sangat
tinggi yaitu 116 penduduk (97%). Faktor penarik berasal daerah
lain yang memiliki
fasilitas lebih lengkap, upah yang lebih tinggi, lapangan
pekerjaan yang banyak,
menyediakan tempat hiburan dan wisata. Secara otomatis menjadi
daya tarik
Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ke daerah lain.
-
vii
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat,
karunia serta
hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada
Rosulullah
Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi umatnya.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran pihak-pihak yang
telah banyak
membantu, sehingga skripsi dengan judul “Mobilitas Penduduk dan
Faktor-faktor
Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing
Kabupaten
Batang” dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya
kepada,
1. Prof. Dr Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri
Semarang yang
telah memberikan fasilitas serta kemudahan kepada penulis
selama
melaksanakan perkuliahan.
2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial
atas izin dan
dukungan yang telah diberikan sebagai penunjang kelancaran
pelaksanaan
penelitian ini.
3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi
yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memaparkan gagasan
dalam
bentuk skripsi ini.
4. Dr, Puji Hardati, M.Si., selaku dosen pembimbing pertama yang
telah
memberikan masukan, arahan, dan bimbingan sehingga peneliti
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
-
viii
5. Dr. Erni Suharini, M,Si., dosen pembimbing kedua yang telah
dengan tulus dan
ikhlas memberikan bimbingan, arahan, masukan, serta motivasi
dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Rahma Hayati S.Si., M.Si., selaku dosen penguji yang
senantiasa
memberikan masukan dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi
ini.
7. Muh. Sholeh, S.Pd., M.Pd., selaku dosen wali yang senantiasa
memberikan
masukan dan bimbingan dan masukan selama kegiatan
perkuliahan.
8. Segenap Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada
penulis
selama perkuliahan.
9. Bapak Sunardi, Selaku Kepala Desa Lebo yang telah memberikan
kesempatan
kepada peneliti untuk melakasanakan penelitian.
10. Masyarakat Desa Lebo atas bantuan dan partisipasinya dalam
memberikan data
selama proses penelitian.
11. Kedua orang tuaku (Bapak Ahmad Nurkholis dan Almarhumah Ibu
Fitrotin)
yang senantiasa telah mendoakan, membimbing, memberikan motivasi
dan
kontribusi yang sangat besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
12. Segenap keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan,
motivasi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
13. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi 2013 yang telah
memberikan
motivasi, dukungan, serta pengalaman hidup yang sangat
berharga.
-
ix
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
....................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
......................................................................
iii
PERNYATAAN
...............................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
...................................................................
v
SARI
.................................................................................................................
vi
PRAKATA
......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI
....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR
.......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
....................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
...........................................................................
1
A. Latar Belakang
.................................................................................
1 B. Rumusan Masalah
...........................................................................
5 C. Tujuan Penelitian
.............................................................................
5 D. Manfaat Penelitian
...........................................................................
6 E. Batasan Istilah
.................................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
...................................................................
8
A. Deskripsi Teoritis
.............................................................................
8 1. Pengertian dan Jenis Mobilitas Penduduk
.................................. 8 2. Analisis Sumber Data
Mobilitas Penduduk ................................ 11 3.
Transportasi yang digunakan untuk Melakukan Mobilitas ......... 13
4. Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk
.................... 15 5. Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas
Penduduk ......................... 18 6. Perilaku Mobilitas
Penduduk............................................... ....... 18
7. Kajian Geografi
...........................................................................
19
B. Kajian Hasil Penelitian Relevan
...................................................... 21 C.
Kerangka Berpikir
...........................................................................
30
BAB III METODE PENELITIAN
................................................................
34
A. Waktu dan Tempat Penelitian
.......................................................... 34 B.
Populasi Penelitian
..........................................................................
34 C. Sampel dan Teknik Sampling
.......................................................... 35 D.
Variabel Penelitian
..........................................................................
36 E. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data....................................... ......... 38 F.
Instrumen Penelitian
........................................................................
39 G. Validitas dan Reliabilitas Alat
......................................................... 40
-
xi
H. Teknik Analisis Data
.......................................................................
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
................................. 53
A. Hasil Penelitian
................................................................................
53 1. Gambaran Umum Desa Lebo
..................................................... 53 2.
Karakteristik Responden
............................................................. 67 3.
Mobilitas Permanen
....................................................................
73 4. Mobilitas Non Permanen
............................................................ 74 5.
Kondisi Transportasi yang digunakan
........................................ 85 6. Ketertiban dalam
Pencatatan kependudukan .............................. 90 7. Faktor
Pendorong Terjadinya Mobilitas penduduk .................... 92 8.
Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas penduduk
......................... 93
B. Pembahasan
.....................................................................................
94 1. Mengetahui Mobilitas Penduduk di Desa Lebo
.......................... 94 2. Mengetahui Faktor-faktor yang
menyebabkan Penduduk Desa
Lebo melakukan mobilitas
.......................................................... 100
BAB V PENUTUP
..........................................................................................
103
A. Kesimpulan
......................................................................................
103 B. Saran
................................................................................................
104
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................
105
LAMPIRAN
-
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Batasan Ruang dan Waktu Penelitian Mobilitas Penduduk
........... 11
Tabel 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
............................................ 22
Tabel 3.1 Populasi Jumlah Penduduk Desa Lebo Menurut KK dan
Rata-rata
Jiwa Per KK
...................................................................................
34
Tabel 3.2 Penyebaran Sampel Penelitian
....................................................... 35
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Reliabilitas
........................................................ 44
Tabel 3.4 Kriteria Ketertiban Penduduk dalam pencatatan
Kependudukan .. 47
Tabel 3.5 Ketertiban Penduduk dalam pencatatan Kependudukan
di Desa Lebo Kecamatan Gringsing
.............................................. 48
Tabel 3.6 Kriteria Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas
........................... 49
Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Faktor Pendorong Terjadinya
Mobilitas ....... 50
Tabel 3.8 Kriteria Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas
................................ 51
Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Faktor Penarik Terjadinya
Mobilitas ............ 52
Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Jenis Tanah Desa Lebo
............................ 54
Tabel 4.2 Luas Sawah Menurut Jenis Pengairan Desa Lebo
......................... 55
Tabel 4.3 Luas Tanah Kering Menurut Penggunaannya Desa
Lebo.............. 56
Tabel 4.4 Luas Tanah Bengkok Pamong Desa Lebo
..................................... 57
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Desa Lebo
................................................... 57
Tabel 4.6 Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Lebo
............................................ 58
Tabel 4.7 Lembaga Kemasyarakatan Desa Lebo
........................................... 60
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Desa Lebo Menurut Kelompok Umur
.............. 64
Tabel 4.9 Populasi Jumlah Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan
Desa
Lebo.......................................................................................
66
Tabel 4.10 Jumlah Responden Anggota KK di desa Lebo
.............................. 67
Tabel 4.11 Tingkat Pendidikan Responden di Desa Lebo
............................... 68
Tabel 4.12 Rata-rata Lama Sekolah Responden
............................................. 69
Tabel 4.13 Tingkat Usia Responden di Desa Lebo
.......................................... 70
Tabel 4.14 Jenis Pekerjaan Responden di Desa Lebo
...................................... 71
Tabel 4.15 Pendapatan per Bulan Responden di Desa Lebo
........................... 72
Tabel 4.16 Jumlah Mobilitas Permanen
........................................................... 73
Tabel 4.17 Mobilitas Non Permanen
...............................................................
74
Tabel 4.18 Alasan Penduduk Melakukan Mobilitas Non Permanen
............... 76
Tabel 4.19 Tujuan mobilitas non permanen (keluar) Penduduk Desa
Lebo .... 77
Tabel 4.20 Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo Per Jiwa
................... 81
Tabel 4.21 Jarak ke Tempat Tujuan Mobilitas Non Permanen
........................ 84
Tabel 4.22 Alat Transportasi yang Digunakan di Desa Lebo
.......................... 85
Tabel 4.23 Status Kepemilikan Kendaraan
...................................................... 87
Tabel 4.24 Jenis Angkutan Umum yang di gunakan Penduduk Desa
Lebo .... 88
Tabel 4.25 Kepemilikan dan Jenis SIM
........................................................... 89
Tabel 4.26 Jumlah Penduduk yang Sudah Bisa Mengendarai Kendaraan
....... 90
-
xiii
Tabel 4.27 Tingkat Ketertiban dalam pencatatan kependudukan
.................... 91
Tabel 4.28 Jumlah Jawaban Responden Ketertiban Pencatatan
Kependudukan................................................................................
91
Tabel 4.29 Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo
.................. 93
Tabel 4.30 Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo
....................... 93
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Bentuk-bentuk Mobilitas Penduduk
............................... 9
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
......................................................................
33 Gambar 4.1 Lahan Sawah di Desa Lebo
........................................................ 55 Gambar
4.2 Kegiatan Panen Padi di Desa Lebo
............................................ 59 Gambar 4.3 Peta
Lokasi Penelitian Desa Lebo
.............................................. 62 Gambar 4.4 Peta
Sarana Infrasrtuktur Desa Lebo
.......................................... 63 Gambar 4.5
Perbandingan Mobilitas Non Permanen Ulang Alik dan Nginap di Desa
Lebo ...........................................................
75
Gambar 4.4 Alasan Penduduk Desa Lebo Melakukan Mobilitas Non
Permanen
............................................................................
77
Gambar 4.7 Tempat Tujuan Penduduk Desa Lebo dalam Melakukan
Mobilitas Non Permanen
(Jiwa)................................................. 79
Gambar 4.8 Peta Mobilitas Penduduk Non Permanen (Keluar) Desa
Lebo .. 80
Gambar 4.9 Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo
Per Jiwa Tahun 2018
..................................................................
82
Gambar 4.10 Peta Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo
...................... 83
Gambar 4.11 Jarak ke Tempat Tujuan Mobilitas Non Permanen
Penduduk Desa Lebo
(Jiwa).......................................................
85
Gambar 4.12 Alat Transportasi yang digunakan untuk melakukan
mobilitas non permanen Penduduk Desa Lebo
.......................... 86
Gambar 4.13 Jenis Angkutan Umum yang dipakai Penduduk
Melakukan Mobilitas di Desa Lebo (Jiwa)
................................ 88
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian
...................................................................
110
Lampiran 2 Tabel Hubungan Antar Variabel
................................................ 121
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Mobilitas Penduduk
dan
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa
Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang
......................... 122
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas
..................................................... 124
Lampiran 5 Dokumentasi Pengambilan Data Responden di Desa Lebo
....... 130
Lampiran 6 Dokumentasi Kondisi Rumah Responden di Desa Lebo
........... 130
Lampiran 7 Dokumentasi Kondisi Jalan di Desa Lebo
................................. 131
Lampiran 8 Surat bukti Penelitian dari Pemerintah Desa Lebo
..................... 132
Lampiran 9 Karakteristik Responden
............................................................
133
Lampiran 10 Mobilitas Penduduk Permanen Desa Lebo
................................ 139
Lampiran 11 Mobilitas Penduduk Non Permanen Desa Lebo
......................... 145
Lampiran 12 Kondisi Transportasi di Desa Lebo
............................................ 150
Lampiran 13 Ketertiban dalam Pencatatan Kependudukan di Desa
Lebo ...... 155
Lampiran 14 Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk di
Desa Lebo 158
Lampiran 15 Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas Penduduk di Desa
Lebo .. 161
Lampiran 16 Titik Koordinat Lokasi Penelitian Rumah Responden
............... 164
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena seseorang yang melakukan gerakan perpindahan dari
suatu
tempat ke tempat lain sudah tidak asing lagi di sekitar kita.
Perpindahan
tersebut terjadi umumnya dilakukan dari suatu daerah yang
dianggap kurang
berpotensi ke daerah yang dianggap lebih berpotensi. Hal
tersebut bisa
diakibatkan karena perbedaan keadaan pada permukaan bumi di
setiap wilayah
yang mengakibatkan adanya perbedaan daya dukung lingkungan
terhadap
kebutuhan makhluk hidup di dalamnya. Perbedaan daya dukung
lingkungan
tersebut berdampak pada perbedaan kemampuan suatu daerah untuk
memenuhi
kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya pada wilayah
tersebut.
Penduduk yang tinggal pada daerah yang daya dukung lingkungannya
rendah
akan berupaya untuk memenuhi kebutuhannya dengan bekerja di
daerah lain
maupun pindah secara permanen (Puspitosari, 2014 : 12).
Beberapa teori yang mengatakan mengapa seseorang mengambil
keputusan untuk melakukan mobilitas, di antaranya adalah teori
kebutuhan dan
stres. Setiap individu mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi.
Kebutuhan
tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial, politik, dan
psikologi.
Apabila kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi terjadilah stres.
Tinggi rendahnya
stres yang dialami individu berbanding terbalik dengan proporsi
pemenuhan
kebutuhan. Ada dua akibat stres, kalau stres seseorang tidak
terlalu besar
-
2
(masih dalam batas toleransi), seseorang tersebut tidak akan
pindah. Dia tetap
tinggal di daerah asal dan menyesuaikan kebutuhannya dengan
keadaan
lingkungan yang ada. Apabila stres yang dialami seseorang di
luar batas
toleransinya, orang tersebut mulai memikirkan untuk pindah ke
daerah lain di
tempat kebutuhannya dapat terpenuhi atau dengan ungkapan lain,
seseorang
akan pindah dari daerah yang mempunyai nilai kefaedahan wilayah
(place
utility) lebih rendah ke daerah yang mempunyai kefaedahan
wilayah lebih
tinggi dimana kebutuhannya dapat terpenuhi (Mantra, 2013 :
179).
Mobilitas penduduk telah berlangsung sejak terciptanya manusia
pertama
kali. Pada dasarnya manusia melakukan mobilitas dengan suatu
tujuan yaitu
untuk meningkatkan kualitas hidupnya mulai dengan pemenuhan
kebutuhan
pangan sekunder lainnya, dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
seseorang
akan melakukan mobilitas dengan tujuan untuk memperoleh
pekerjaan akan
pendapatan. Dengan demikian daerah tujuan mobilitas penduduk
merupakan
daerah dimana terdapat peluang yang lebih besar untuk memperoleh
pekerjaan
yang lebih baik, atau peningkatan pendapatan, misalnya (Wahyuni,
2014:9) di
daerah sempaja selatan Kecamatan Samarinda Utara. Pertumbuhan
penduduk
di kelurahan sempaja selatan berkembang pesat , terlihat dari
pemukiman
Penduduk yang sangat padat, Mobilitas Penduduk yang sangat
tinggi sehingga
memicu pertumbuhan penduduk di daerah itu.
Mobilitas penduduk merupakan salah satu strategi yang sangat
penting
bagi rumah tangga pedesaan untuk mendapatkan dan menaikkan
penghasilan
mereka. Apabila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula
sudah
-
3
bermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut
digolongkan sebagai
pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat tinggal di
daerah tujuan
dalam jangka waktu lama. Banyak para migran tidak dapat
memberikan
ketegasan apakah mereka ada niatan menetap di daerah tujuan atau
tidak pada
saat melakukan mobilitas yang pertama kali. Sering niatan
tersebut berubah
setelah pelaku mobilitas tinggal di daerah tujuan niatan
tersebut dalam jangka
waktu relatif lama. Mobilitas permanen disebut juga migrasi,
yaitu:
perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan
maksud
untuk menetap di daerah tujuan. Dipandang dari kepadatan arus
lalulintas,
mobilisasi penduduk permanen menguntungkan (Wahyuni,
2014:1).
Mobilitas penduduk terjadi karena berbagai faktor pendorong dan
faktor
penarik. Faktor pendorong menyebabkan seseorang berfikir untuk
pergi dari
daerah asalnya, sedangkan faktor penarik menyebabkan seseorang
memiliki
keinginan pergi atau pindah ke daerah tujuan dan meninggalkan
daerah asal.
Jika daya dukung suatu daerah dikatakan kurang dalam memenuhi
kebutuhan
penduduknya, maka penduduk daerah tersebut mau tidak mau harus
melakukan
perpindahan atau mobilitas ke daerah lain yang dianggap
mempunyai daya
dukung lebih untuk memenuhi kebutuhannya (Puspitosari, 2014 :
12).
Desa Lebo berada di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang
yang
memiliki luas wilayah 270,84 hektar atau 3,72 % dari luas
wilayah Kecamatan
Gringsing yaitu 7.276, 64 hektar (Kecamatan Gringsing Dalam
Angka,
2016:4). Desa Lebo terdiri dari 9 Dukuh yaitu : Dukuh Lebo
Wetan, Dukuh
Lebo Tengah, Dukuh Lebo Kulon, Dukuh Lebo Rowosari, Dukuh
Lebo
-
4
Santren, Dukuh Lebo Gesing, Dukuh Lebo Gandil, Dukuh
Karanganyar, dan
Dukuh Rejosari. Pada tahun 2015 Jumlah penduduk yang datang di
Kecamatan
Gringsing sebanyak 405 jiwa yang terdiri 198 Laki-laki dan 207
perempuan.
Sedangkan untuk penduduk yang pergi sebanyak 441 jiwa yang
terdiri 214
laki-laki dan 227 perempuan (BPS Kecamatan Gringsing Dalam
Angka,
2016:35).
Kebutuhan penduduk belum terpenuhi semua di Desa Lebo, Seperti
Sarana
dan prasarana di Desa Lebo masih kurang lengkap di bandingkan di
daerah lain
yang lebih lengkap. Sarana dan Prasarana pendidikan seperti
Perguruan Tinggi
yang belum ada yang membuat banyak penduduk setelah lulus
SMA
menempuh kuliah di Kota-kota besar yaang ada di Jawa Tengah
seperti Kota
Semarang. Selain itu di Desa Lebo belum ada Pasar Induk besar
yang mampu
menyediakan kebutuhan sehari-hari secara lengkap, maka banyak
penduduk
Desa Lebo melakukan pergerakan ke Pasar Induk daerah lain.
Mayoritas
penduduk ke Pasar Induk Weleri Kabupaten Kendal karena
secara
Administrasi Kecamatan Gringsing berbatasan langsung dengan
Kecamatan
Weleri Kabupaten Kendal (Hasil Pengamatan, 2017).
Faktor ekonomi juga menjadi penyebab Penduduk Desa Lebo
melakukan
mobilitas ke daerah lain. Banyak anak muda yang baru lulus
SMP-SMA pergi
ke Kota-kota besar seperti Jakarta dan Karawang untuk mencari
pekerjaan
dengan alasan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan upah yang
lebih
tinggi dibandingkan upah di Kabupaten Batang. Mayoritas penduduk
Desa
Lebo bermata pencaharian buruh tani. Ketika musim panen tiba
Petani Desa
-
5
Lebo melakukan mobilitas ulang alik yaitu melakukan perpindahan
ke daerah
lain, pagi berangkat dan akan pulang ke rumah mereka pada hari
yang sama.
Mayoritas penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ulang alik
setiap harinya
karena tempat kerja atau sekolah mereka berjarak tidak terlalu
jauh dengan
tempat tinggalnya. Dapat di tempuh dengan menggunakan angkutan
umum
ataupun sepeda motor (Hasil Pengamatan, 2017).
Berdasarkan paparan diatas, peneliti ingin mengetahui
“Mobilitas
Penduduk dan Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa
Lebo
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah
dalam penelitian ini adalah.
1. Bagaimana mobilitas penduduk di Desa Lebo ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo
melakukan
mobilitas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
ingin
dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut.
1 Mengetahui mobilitas penduduk di Desa Lebo
2 Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa
Lebo
melakukan mobilitas
-
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai mobilitas Penduduk yang terjadi di Desa
Lebo
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi peneliti, diharapkan dengan penelitian ini dapat
menambah
pengetahuan dan pengalaman
b. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
referensi
untuk yang penelitian sejenis
c. Bagi masyarakat, penelitian ini di harapkan dapat di jadikan
bahan
bacaan untuk menambah pengetahuan
E. Batasan Istilah
Untuk memperjelas permasalahan yang akan dikaji serta
meminimalisir
kesalahfahaman pembaca dalam menafsirkan hasil penelitian,
sehingga
pembaca tidak keluar dari konteks dasar permasalahan yang dikaji
dalam
penelitian maka diperlukan batasan istilah terkait judul
penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari satu
tempat ketempat
lain, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun untuk
memenuhi
kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1981: 147). Mobilitas
yang di
-
7
maksud dalam penelitian ini adalah pergerakan Penduduk Desa Lebo
dari
tempat tinggal ke daerah lain.
2. Penduduk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (KK dan
anggota
keluarga) Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Gringsing.
3. Faktor terjadinya mobilitas penduduk yang di maksud dalam
penelitian ini
adalah faktor pendorong dan faktor penarik terjadinya mobilitas
penduduk.
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian dan Jenis Mobilitas Penduduk
a. Pengertian
Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari satu
tempat
ketempat lain, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun
untuk
memenuhi kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1981: 147).
Sedangkan menurut Mantra (2013: 172), mobilitas penduduk
dibagi
menjadi dua yaitu mobilitas penduduk vertikal atau perubahan
status dan
mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas penduduk
geografis.
Mobilitas penduduk yaitu semua gerak penduduk dalam waktu
tertentu dan batas wilayah administrasi tertentu seperti batas
propinsi,
kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Tingkah laku manusia
dalam
bentuk perpindahan tadi, erat hubungannya dengan
faktor-faktor
geografi pada ruang yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut
meliputi
faktor fisis dan non fisis. Bentuk permukaan bumi, elevasi,
vegetasi,
keadaan cuaca merupakan faktor fisis yang mempengaruhi gerak
berpindah yang dilakukan manusia. Alat transportasi, kegiatan
ekonomi,
biaya trasportasi, kondisi jalan, dan kondisi sosial budaya
setempat
merupakan faktor non fisis yang mendorong manusia untuk beranjak
dari
tempat asalnya (Sumaatmadja 1981:147).
-
9
b. Jenis-jenis Mobilitas Penduduk
Gambar 2.1. Skema Jenis-jenis Mobilitas Penduduk (Mantra, 2013 :
175)
a. Mobilitas Penduduk Vertikal
Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan
status,
dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan
misalnya
seseorang yang mula mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang
bekerja
dalam sektor non pertanian.
b. Mobilitas Penduduk Horizontal (Geografis)
Mobilitas penduduk horizontal, atau sering pula disebut
dengan
mobilitas penduduk geografis, adalah gerak (movement) penduduk
yang
melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode
waktu
tertentu. Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator
mobilitas
penduduk horisontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi
yang
mendasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu. Mobilitas
penduduk
Horizontal dibedakan menjadi dua yaitu,
-
10
1) Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi)
Mobilitas penduduk permanen atau migrasi adalah gerak
penduduk
yang melintas batas wilayah asal menuju kewilayah lain dengan
ada niatan
menetap didaerah tujuan. Desa mempunyai kecendrungan tinggi
bermobilitas (permanen) adalah desa yang relatif dekat kota –
kota besar,
distribusi penghasilan tidak merata proporsi petani tak bertanah
tinggi
rendahnya ratio penduduk dan tanah, rendahnya proporsi penduduk
yang
mengetahui huruf, dekat jalan raya atau dekat dengan kota–kota
kecil yang
mempunyai kemudahan kontak dengan kota–kota besar dan
mempunyai
kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai daerah tujuan.
Dapat
disimpulkan bahwa mobilitas penduduk adalah gerakan penduduk
dari
suatu wilayah ke wilayah lain untuk mendapatkan suatu tujuan
(Lipton,
1980: 4).
2) Mobilitas Penduduk Non Permanen (Sirkuler)
Mobilitas penduduk nonpermanen adalah gerak penduduk dari
suatu
wilayah ke wilayah lain dngan tidak ada niatan menetap di daerah
tujuan.
Apabila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula
sudah
bermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut
digolongkan
sebagai pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat
tinggal
didaerah tujuan dalam jangka waktu lama. Contoh yang baik dalam
hal ini
ialah mobilitas penduduk orang minang yang melintas batas
budaya
Minangkabau menuju ke daerah lain. Walaupun berada di daerah
tujuan
selama puluhan tahun, mereka dikategorikan sebagai migran
nonpermanen
-
11
karena tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Gerak penduduk
orang
Minang ini disebut dengan merantau. Sayangnya, banyak para
migran tidak
dapat memberikan ketegasan apakah mereka ada niatan menetap di
daerah
tujuan atau tidak pada saat melakukan mobilitas yang pertama
kali, sering
niatan tersebut berubah setelah pelaku mobilitas tinggal
didaerah tujuan
dalam jangka waktu yang lama (Mantra, 2013:173-174).
Mobilitas
Penduduk Horizontal dibedakan menjadi dua, yaitu : Ulang
alik
(Commuting) dan nginap atau mondok.
Tabel 2.1. Batasan Ruang dan Waktu dalam penelitian Mobilitas
Penduduk
dilaksanakan oleh Ida Bagoes Mantra Tahun 1975 di Dukuh
Piring
dan Kadirojo di D.I. Yogyakarta dengan batasan wilayah dukuh
(dusun).
No Bentuk Mobilitas Batas
Wilayah Batas Waktu
1 Ulang alik
(Commuting)
Dukuh
(Dusun)
Enam jam atau lebih dan
kembali pada hari yang sama
2 Menginap/mondok
di daerah tujuan
Dukuh
(Dusun)
Lebih dari satu hari, tetapi
kurang dari enam bulan
3 Permanen/menetap
di daerah tujuan
Dukun
(Dukuh)
Enam bulan atau lebih menetap
di daerah tujuan.
2. Analisis Sumber Data Mobilitas Penduduk
Umumnya ada tiga sumber data mobilitas penduduk yaitu:
Sensus
penduduk, registrasi penduduk, dan survei penduduk. Data
kependudukan
yang didapat dari hasil registrasi penduduk kurang dapat
dipercaya.
Misalnya, penduduk yang meninggalkan desanya seharusnya
melaporkan
kepergiannya ke Kepala Desa, tetapi karena letak kantor desa
yang jauh dari
tempat tinggal orang tersebut, ia tidak melaporkan kepergiannya.
Di
-
12
samping itu dengan membaiknya situasi keamanan, para petugas
keamanan
tidak pernah menanyakan surat keterangan jalan bagi yang
bepergian,
begitu pula bagi yang datang di suatu daerah. Berikut sumber
data mobilitas
penduduk.
a. Sensus Penduduk
Pelaksanaan sensus penduduk di Indonesia sebelum tahun 2000
di
bagi menjadi dua yaitu sensus lengkap dan sensus sampel. Sensus
lengkap
adalah pencacahan seluruh penduduk dengan responden kepala
rumah
tangga. Responden ini memberikan informasi mengenai
karakteristik
demografi anggota keluarganya. Pertanyaan yang diajukan
sangat
sederhana. Sebagai contoh pertanyaan yang diajukan pada
sensus
penduduk tahun 1990 untuk sensus lengkap adalah sebagai berikut,
Nama-
nama anggota rumah tangga, Hubungan dengan kepala rumah
tangga,
Umur, Jenis kelamin, Status Perkawinan. Hal-hal yang spesifik,
seperti
ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, pertanian,
dan
mobilitas penduduk ditanyakan dalam sensus sampel (Mantra,
2013:189).
b. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk mencatat kejadian-kejadian kependudukan
yang terjadi setiap saat, misalnya kelahiran, kematian,
mobilitas penduduk
keluar, dan mobilitas penduduk masuk, baik itu permanen
maupun
nonpermanen, catatan mobilitas penduduk permanen lebih
lengkap
dibanding dengan mobilitas penduduk nonpermanen. Orang-orang
yang
pindah domisisli harus mempunyai surat pindah dari daerah
asal,
-
13
selanjutnya disampaikan pada kantor kelurahan/desa di mana
mereka
menetap (Mantra, 2013:197).
c. Survei Penduduk
Data mobilitas penduduk bisa juga didapatkan dari penelitian
survei
yang dilaksanakn di suatu wilayah. Umumnya penelitian
mobilitas
penduduk yang dilaksanakan oleh Instansi, lembaga tertentu,
atau
perseorangan berskala mikro. Biasanya yang diteliti aspek-aspek
ekonomi,
proses, dan dampak mobilitas terhadap tingkat ekonomi rumah
tangga
daerah asal (Mantra, 2013:198).
3. Transportasi yang digunakan untuk Melakukan Mobilitas
Penduduk
Transportasi diartikan sebagai kegiatan mengangkut dan
memindahkan muatan (barang dan orang/manusia) dari suatu
tempat
(tempat asal) ke tempat lainnya (tempat tujuan).perjalanan
mengangkut
muatan dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination)
disebut
Origin-Destination Travel. Barang dari tempat asal (misalnya
beras dari
tempat produksi di pedesaan) dikirim ke tempat tujujan (yaitu
pasar-pasar
di perkotaan) memberikan guna (utility) yang lebih besar kepada
penduduk
perkotaan yang membutuhkan beras untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi
pangan sehari-hari dalam bentuk guna tempat (place utility)
dengan
berpindahnya tempat dari daerah produksi di pedesaan ke pasar
–pasar
perkotaan (Adisasmita, 2012 : 7).
-
14
Ada beberapa jenis-jenis transportasi yaitu, sebagai
berikut.
a. Transportasi Darat
Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi
menggunakan
jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal
dari
transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau
bahkan
manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring
dengan
berkembangkan perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan
untuk
mengakomodir aktivitas
(https://mohsholihin2016.wordpress.Com
/ekonomi-transportasi/289-2/, 6 September 2018, Pukul 20.41
WIB).
b. Transportasi Air
Transportasi air adalah suatu alat untuk dapat digunakan
atau
menjadi transportasi yang dapat di gunakan di air saja. Alat
transportasi
ini di pilih oleh banyak masyarakat yang dominan tempat
tinggalnya di
daerah perairan atau bagi para wisatawan yang pergi ke sungai
atau laut
untuk berwisata menggunakan transportasi air ini. Contoh
alat
transportasi ini adalah rakit, perahu, boat, dan lain-lain
(https://
www.seputarpengetahuan.co.id / 2016 /10 / jenis - transportasi -
dan -
alat -transportasi-beserta-contohnya-lengkap.html, 6 September
2018,
Pukul 20.52 WIB).
c. Transportasi Udara
Transportasi udara adalah suatu alat untuk dapat digunakan
atau
menjadi transportasi yang dapat digunakan di udara saja.
Alat
transportasi ini banyak diminati oleh masyarakat yang hendak
berpergian
https://mohsholihin2016/
-
15
ke daerah yang jauh seperti pergi kebenua lain atau sedang
dalam
keadaan penting. Contoh dari transportasi ini adalah helikopter,
pesawat
terbang, dan lain-lain (https : // www.seputarpengetahuan.
co.id/2016/10
/ jenis - transportasi – dan – alat – transportasi – beserta -
contohnya -
lengkap.html, 6 September 2018, Pukul 20.52 WIB).
Transportasi Publik adalah Transportasi publik adalah semua
alat
transportasi yang di mana para penumpang tidak menggunakan
kendaraanya sendiri ketika berpergian. Alat transportasi ini
bersifat umum
yang artinya dapat di gunakan untuk semua orang yang ada di
seluruh dunia
tanpa terkecuali. Contoh dari alat transportasi ini adalah
kereta dan bis, tidak
hanya itu tetapi termasuk kepada pelayanan yang di berikan dari
maskapai
suatu penerbangan, taksi, feri, dan lain-lain. Transportasi umum
ini dapat
di gunakan oleh banyak orang dan ketika menggunakannya wajib
membayar upah atau uang sesuai dengan yang di tetapkan oleh
pengantar
berdasarkan jarak tempuh dan juga atas faktor lainnya.
4. Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk
Secara umum situasi pendorong terjadinya mobilitas dapat
dibedakan beberapa faktor yaitu,
a. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi
yang
bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.
Contoh
konkretnya adalah ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja
yang
tersedia dibandingkan dengan jumlah pelamar kerja. Adapun
yang
-
16
termasuk dalam cakupan faktor struktual adalah sebagai berikut.
Struktur
Pekerjaan, Perbedaan fertilitas, Ekonomi Ganda.
b. Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas seseorang baik ditinjau dari
segi
tingkat pendidikan, penampilan, maupun ketrampilan pribadi.
Adapun
yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai
berikut,
Perbedaan kemampuan, Orientasi sikap terhadap mobilitas,
Faktor
kemujuran
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas
sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba
kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal yang tandus
karena
kehabisan sumber daya alam, kemudian mereka yang tidak mau
menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal ke daerah lain.
Secara
sosiologis mereka telah mengalami mobilitas
d. Situasi Politik
Situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial
suatu
masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak
menentu
akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan
terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman. Atau
bisa juga
disebabkan oleh sistem politik pemerintahan yang bertentangan
dengan
hati nurani maupun paham yang dianut. Jadi, meskipun negaranya
subur,
-
17
namun kondisi politik yang tidak kondusif bisa mempengaruhi
mobilitas
masyarakatnya.
e. Kependudukan
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam
arti
geografik. Disatu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang
pesat
mengakibatkan sempitnya tempat pemukiman dan pihak lain
kemiskinan
yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang mendorong
sebagian
Penduduk masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.
Misalnya
kepadatan Pulau Jawa mendorong para penduduk mengikuti
program
transmigrasi ke luar Pulau Jawa.
f. Keinginan Melihat Daerah Lain
Keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk
melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat
yang lain,
misalnya berekreasi ke daerah-daerah tujuan wisata. Faktor
pendorong
dan penarik perpindahan penduduk ada yang negatif dan ada yang
positif.
Faktor pendorong yang positif yaitu para migran ingin mencari
atau
menambah pengalaman di daerah lain. Sedangkan faktor pendorong
yang
negatif yaitu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas
dan
lapangan pekerjaan terbatas pada pertanian. Faktor penarik yang
positif
yaitu daerah tujuan mempunyai sarana pendidikan yang memadai
dan
lebih lengkap. Faktor penarik yang negatif adalah adanya
lapangan
pekerjaan yang lebih bervariasi, kehidupan yang lebih mewah,
sehingga
apa saja yang diperlukan akan mudah didapat di kota.
-
18
5. Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas Penduduk
a. Adanya kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih
baik.
b. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan,
misalnya
iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik
lainnya.
c. Adanya aktifitas-aktifitas di kota besar, tempat-tempat
hiburan, pusat
kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain
untuk
bermukim di kota besar tersebut.
6. Perilaku Mobilitas Penduduk
Perilaku mobilitas penduduk menurut Ravenstein atau disebut
dengan hukum-hukum migrasi penduduk adalah sebagai berikut
(Mantra,
2013 : 187).
a. Para migran cenderung memilih tempat terdekat sebagai daerah
tujuan
b. Faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk
bermigrasi adalah sulitnya memperoleh pekerjaan dan pendapatan
di
daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan
pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan
harus
memiliki kefaedahan wilayah (place utility) lebih tinggi
dibandingkan
dengan daerah asal.
c. Berita-berita dari sanak saudara atau teman yang telah
berpindah ke
daerah lain merupakan informasi yang sangat penting bagi
orang-orang
yang ingin bermigrasi.
d. Informasi negatif dari daerah tujuan mengurangi niat penduduk
untuk
bermigrasi.
-
19
e. Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin
besar
mobilitasnya.
f. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi
frekuensi
mobilitasnya.
g. Para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau
sanak
saudara bertempat tinggal di daerah tujuan. Jadi, arah dan arus
mobilitas
penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi.
h. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok penduduk
sulit
diperkirakan. Hal ini karena banyak dipengaruhi oleh kejadian
yang
mendadak seperti bencana alam, peperangan, atau epidemi.
i. Penduduk yang masih muda dan belum kawin lebih banyak
melakukan
mobilitas dari pada mereka yang berstatus kawin.
7. Geografi
Sebutan geografi pertama kali dikemukakan oleh Eratosthenes
(276-
196 SM) sebagai ahli geografi dengan hasil karya utamanya yang
berjudul
“geographica” (Suharyono dan Amien, 2013:1). Secara
etimologis,
geografi terdiri dari dua kata yakni geo/gea artinya bumi,
grafein artinya
tulisan atau pencitraan (to describe). Jadi geografi adalah ilmu
yang
mendeskripsikan tentang bumi (Arjana, 2013:21).
Ferdinan von Richthofen (1833-1905) ia mengatakan bahwa
geografi sebagai ilmu yang mempelajari gejala dan sifat-sifat
permukaan
bumi dan penduduknya, disusun menurut letaknya, dan menerangkan
baik
tentang terdapatnya gejala-gejala dan sifat-sifat tersebut
secara bersama
-
20
maupun tentang hubungan timbal baliknya gejala-gejala dan
sifat-sifat itu
(dalam Suharyono dan Amien, 2013:17). Menurut Bintarto (1983
dalam
Arjana, 2013:21) mengemukakan, geografi mempelajari hubungan
timbal
balik gejala-gejala muka bumi, baik yang fisik maupun yang
menyangkut
makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan
keruangan,
ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan
keberhasilan
pembangunan. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat
disimpulkan
bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan
kewilayahan
dalam konteks keruangan (hasil Seminar Lokakarya tentang
Kualitas
Pengajaran Geografi, Semarang (1989) dalam Arjana, 2013:22).
Objek material adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam
kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di
lapisan
litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Untuk
mengkaji objek
material diperlukan metode atau cara pandang atau pendekatan
yang
digunakan sehingga sebuah ilmu dapat dibedakan dengan ilmu
lain.
Misalnya, pendekatan yang digunakan dalam ilmu geografi adalah
sudut
ruangan; pendekatan yang digunakan dalam ilmu sejarah adalah
waktu;
pendekatan yang digunakan dalam ilmu antropologi adalah
budaya.
Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mengkaji
fenomena-
fenomena yang terjadi pada manusia di berbagai macam lapisan
masyarakat. Selain antropologi, cabang ilmu lain yang memiliki
objek studi
antroposfer antara lain, sosiologi, politik, ekonomi dan
sebagainya.
-
21
Objek formal geografi adalah cara memandang dan berpikir
terhadap objek material geografi dari sudut pandang keruangan
dalam
kontek kewilyahan dan kelingkungan. Geografi memiliki tiga
macam
pendekatan yang berfungsi sebagai pembeda antara disiplin ilmu
geografi
dengan disiplin ilmu lain. Bintarto dan Surastopo
(1979:12-25)
bserpendapat, dalam geografi untuk mengahampiri atau mendekati
masalah
digunakan bermacam-macam pendekatan atau hampiran
(approach).
Pendekatan tersebut yaitu pendekatan analisa keruangan (spatial
analysis),
analisa ekologi (ecological analysis)/kelingkungan dan analisa
kompleks
wilayah (regional complex analysis).
Objek formal di gunakan dalam penelitian ini adalah fenomena
antoposfer yaitu mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi pada
manusia.
Berkaitan dengan pola mobilitas yang terjadi pada daerah
tertentu.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan
keruangan, karena Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk
dari
satu tempat ketempat lain, baik untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi
maupun untuk memenuhi kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja,
1981:
147).
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Penyusunan proposal skripsi ini ada beberapa penelitian terkait
yang
dijadikan acuan ataupun rujukan terhadap dasar-dasar ilmiah yang
ada,
diantara penelitian terkait tersebut untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel
2.2.
-
22
Tabel 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
No
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Jenis
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Desak Eka
Putu
Nilakusma
wati
Proses Mobilitas
dan Integrasi
Migran permanen
dan Non
permanen (Kasus
Pelaku Mobilitas
Asal Jawa Timur
di Kecamatan
Denpasar Barat,
Kota Denpasar)
Kuantitatif
Pelaku Mobilitas Asal Jawa Timur di
Kecamatan Denpasar Barat, faktor
yang paling dominan melakukan
migran permanen yaitu peran
keluarga sedangkan migran non
permanen yaitu teman sedaerah asal
2 Willy
Agisti
Irma Dinta
Siwi
Karakteristik
Demografi Sosial
Ekonomi
Pemulung
Berdasarkan
Daerah Asal
(Studi Kasus di
Kecamatan
Banyumanik)
Kuantitatif
Pemulung memilih Banyumanik
sebagai daerah tujuan mobilitas non
permanen karena Banyumanik
merupakan tujuan hunian bagi
masyarakat baik dari dalam maupun
luar kota, jadi merupakan konsentrasi
penduduk dengan segala
konsekuensinya seperti sampah yang
terjadi karena perkembangan kota
dan masyarakatnya
3 Sri
Wahyuni
Studi tentang
Mobilitas
Penduduk di
Kelurahan
Sempaja Selatan
Kecamatan
Samarinda Utara
kabupaten
Samarinda
Kuantitatif Tingkat mobilitas yang terjadi yaitu
banyak yang memberikan jawaban
alasan melakukan mobilitas karena
faktor ekonomi sehingga tingkat
mobilitas yang ada di daerah
kelurahan sempaja cukup meningkat.
4 Rabul
Alamin,
Sidharta
Adyatma,
Deasy
Arisanty
Faktor yang
Mempengaruhi
Mobilitas Ulang
alik Penduduk
Kecamatan
Tamban Menuju
kota Banjarmasin
Kuantiatif Hasil penelitian menunjukan bahwa
faktor pendorong responden yang
melakukan mobilitas ulang alik ke
Kota Banjarmasin bagi yang bekerja
adalah karena kurangnya lapangan
pekerjaan di daerah asal, bagi yang
sekolah karena terbatasnya fasilitas
pendidikan didaerah asal.
-
23
5 Subhan,
Nanik,
Andjar
Faktor pendorong
dan penarik
penduduk migran
kota bekasi ke
Jakarta
Kualitatif Faktor pendorong penduduk migran
terdiri dari pendidikan, ekonomi, dan
transportasi. Faktor penariknya
adanya kesempatan kerja dan tingkat
pendapatan lebih tinggi di kota
jakarta
6 Awal
Wibowo,
Muryani,
Suwarto
Studi tentang
Struktur Kota
Sistem
Transportasi dan
Mobilitas
Penduduk di
Kota Purwokerto
Kualitatif Mobilitas penduduk di purwokerto
bersifat Commuter, tujuan bekerja
khusus buruh, ke sekolah, berbelanja
dan rekreasi
7 Surya
Dewi R.
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Minat Migran
Melakukan
Mobilitas Non
Permanen Ke
Kota Denpasar
Kuantitatif Variabel umur, tingkat pendidikan,
lama melakukan mobilitas dan upah
berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap keputusa minat
melakukan mobilitas ke Kota
Denpasar
8 Didit
Purnomo
Fenomena
Migrasi Tenaga
Kerja dan
Perannya bagi
Pembangunan
Daerah Asal:
Studi Empiris di
Kabupaten
Wonogiri
Kuantitatif Hasil analisis menunjukkan bahwa
ada 3 variabel independen yang
digunakan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap niat
perantau,yaitu : pendpatan,
kepemilikan harta di daerah asal, dan
pekerjaan di daerah asal dan variabel
independen yaitu umur, pendidikan,
status pernikahan berpengaruh
signifikan terhadap niat perantau
untuk menetap di daerah rantauan.
9 Budijanto Faktor-Faktor
Yang
Berpengaruh
Terhadap
Pengambilan
Keputusan
Wanita
Bermigrasi Ke
Kota Malang
Kuantitatif (1) Pengambilan keputusan
bermigrasi ke kota Malang dari
sebagian besar wanita migran atas
inisiatif sendiri; (2) Faktor demografi
(umur, status perkawinan, beban
tanggungan), sosial ekonomi
(pendidikan individu luas pemilikan
lahan garapan jenis pekerjaan,
kesempatan kerja, dan rendah
pendapatan keluarga) di desa asalnya,
sebagai faktor pendorong terhadap
pengambilan keputusan bermigrasi
ke kota Malang.
-
24
10 Dwi
Hanggraie
ni
Pengaruh
Keberadaan
Transportasi
Umum Angkutan
Desa Terhadap
Pergerakan
Pendudukdi
Kecamatan
Delanggu
Kabupaten
Klaten
Kuantitaif Pola pergerakan penduduk di
kecamatan delanggu lebih memusat
ke wilayah Gatak dan Delanggu,
dikarenakan 2 desa ini terletak di jalur
arteri atau jalur utama solo-jogja yang
mengakibatkan berkembangnya
pelayanan sosial ekonomi sehingga
wilayah ini menjadi pusat pelayanan
sosial ekonomi di wilayah delanggu.
Dengan terjadinya pusat pelayanan
sosial ekonomi di ke dua desa dapat
menarik penduduk di sekitaran desa
maupun dari luar kecamatan
delanggu untuk melakukan mobilitas
ke wilayah tersebut
11 I Wayan
Putrawan
dan
Nindya
Purnama
Sari
Mobilitas Non
Permanen
Menjadi Pilihan
Sebagian Pekerja
Dalam
Menghadapi
Himpitan
Ekonomi Di
Wilayah
Denpasar,
Badung, Gianyar
Dan Tabanan
Provinsi Bali
2014
Kuantitatif Berdasarkan karakteristik wilayah,
kawasan Sarbagita tergolong dalam
kategori kawasan metropolitan,
dengan salah satu cirinya yaitu
tingginya tingkat mobilitas
penduduk. Mobilitas pekerja sangat
berperan dalam tingginya mobilitas
penduduk, karena sifatnya yang rutin
dan dilakukan secara berulang-ulang
dalam periode tertentu. Namun,
berdasarkan ulasan sebelumnya
hanya 1,89 persen dari pekerja yang
melakukan mobilitas non permanen
antar kabupaten/kota di Sarbagita
yang menggunakan transportasi
umum.
12 Arif
Satriyo
Nugroho
Analisis Estimasi
Mobilitas
Penduduk
Terhadap Dua
Pusat Kegiatan
Wilayah di
Kabupaten
Purworejo Tahun
2013
Kuantitatif Semua kecamatan dalam wilayah
KWA I (kecuali Kecamatan Bayan)
lebih dominan bermobilitas kearah
pusat KWA I dengan volume rata-rata
mobilitas “tinggi” yaitu sebesar
68.55% dan Kecamatan Kaligesing
memiliki volume terbesar yaitu
sebesar 78,43%. Sedangkan semua
kecamatan dalam wilayah KWA II
lebih dominan kearah pusat KWA II
dengan volume mobilitas “sedang”
yaitu sebesar 57,74%. Kecamatan
Bayan memiliki kecenderungan
mobilitas kearah pusat KWA II yaitu
dengan volume mobilitas sebesar
59,27%. Dalam kasus mobilitas
menuju kearah pusat KWA I, peran
kekuatan penarik berupa potensi
ekonomi dan sosial sangat kuat.
-
25
13 Sigid
Sriwanto
dan Esti
Sarjani
Kajian Mobilitas
Penduduk Dan
Remitan Desa
Semampir
Kecamatan
Rembang
Kabupaten
Purbalingga
Kuantitatif Faktor-faktor yang mendorong
penduduk melakukan merantau sulit
mencari pekerjaan di desa,
penghasilan di daerah tujuan lebih
besar, ada kesempatan kerja, mencari
pengalaman, dan di daerah tujuan
banyak hiburan. Pendidikan, lamanya
merantau, dan jumlah tanggungan
mempengaruhi besarnya remitan.
14 Yusni
Maulida
Pengaruh
Tingkat Upah
Terhadap
Migrasi Masuk
Di Kota
Pekanbaru
Kuantitatif Hasil penelitian di lapangan
menunjukkan bahwa tingkat upah
yang ada di Kota Pekanbaru
merupakan faktor penarik bagi
penduduk dari daerah lain untuk
bekerja di Kota Pekanbaru. Kondisi
ini menyebabkan jumlah penduduk
mengalami peningkatan
15 Wesli Kajian Mobilitas
Penduduk Pada
Sistem
Tranportasi Darat
Pasca Tsunami
Di Propinsi Aceh
Kuantitatif Pasca tsusnami di Aceh terjadi
peningkatan permintaan
kendararaan bermotor yang
signifikan dengan peningkatan
mobilitas penduduk yang tinggi
dan mengakibatkan terjadinya
kemacetan khususnya di wilayah
perkotaan. Tingginya mobilitas
penduduk berdampak pada
tingginya tingkat kecelakaan
lalulintas sehingga berimplikasi
terhadap terjadinya kerugian
materi yang cukup besar 16 Julia
Anita,
Nasir
Aziz,dan
Mukhlis
Yunus
Pengaruh
Penempatan Dan
Beban Kerja
Terhadap
Motivasi Kerja
Dan Dampaknya
Pada Prestasi
Kerja Pegawai
Dinas Tenaga
Kerja Dan
Mobilitas
Penduduk Aceh
Kuantitatif Ada pengaruh positif dan signifikan
dari variabel penempatan terhadap
variabel motivasi kerja pegawai
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh, yang ditunjukkan
oleh hasil uji analisis secara parsial
(Uji-t) dimana thitung>ttabel yaitu
5,201>1,654 dengan signifikansi α =
5%. Nilai koefisiennya 3,31%
menunjukkan besarnya pengaruh
penempatan terhadap motivasi kerja.
-
26
17 Sinta
Oktavia,
Titik
Sumarti ,
dan
Nurmala K
Pandjaitan
Proses Merantau
Perempuan
Minang Di
Jakarta
Kuantitatif Perempuan Minang merantau dengan
beragam pola merantau berdasarkan
daerah tujuan rantau yang mereka
tuju. Beragamnya pola merantau
tersebut ditentukan oleh periode
kapan mereka merantau Perempuan
Minang sebagian besar masih
menyempatkan berkunjung ke daerah
asal, jika tidak sering (ketika lebaran),
minimal sesekali ketika ada acara
keluarga di kampung.
18 Yessi
Marga
Safitri dan
Ekawati
Sri
Wahyuni
Jaringan Sosial
Dan Strategi
Adaptasi Tenaga
Kerja Migran
Asal Lampung di
Desa Jayamukti,
Kecamatan
Cikarang Pusat,
Kabupaten
Bekasi, Provinsi
Jawa Barat
Kuantitatif Dalam bermigrasi, faktor usia dan
keberadaan migran terdahulu di
daerah tujuan migrasi mempengaruhi
keputusan bermigrasi. Di daerah
tujuan migrasi, migran umumnya
tinggal dengan migran terdahulu yang
juga berperan dalam proses migrasi
migran. Tinggal sementara di tempat
tinggal migran terdahulu merupakan
salah satu strategi adaptasi migran.
Dengan menumpang tinggal di
tempat tinggal migran terdahulu,
migran baru dapat berhemat dan lebih
mudah mendapat pekerjaan karena
bantuan dari migran terdahulu
sebagai jaringan sosialnya.
19 Saratri
Wilonoyu
dho
Migrasi Dan
Involusi Di Kota
Semarang
(Migration And
Involution In
Semarang City)
Kuantitatif Proses dan dinamika migrasi masuk
ke Kota Semarang yang makin besar
dimulai sejak masuknya modal besar
untuk membangun aktivitas bisnis
yang diikuti tumbuhnya sektor
informal yang pesat di sekelilingnya.
Kota Semarang dibanjiri ”foot loose
industry” (industri yang tidak
berakar), sehingga hanya merupakan
simpul jasa dan distribusi, terutama
dari kapitalisme global, Akibat arus
modal ini, pusat-pusat perdagangan
dan bisnis tumbuh di Kota Semarang,
dan menjadi determinan kuat
terjadinya migrasi masuk. Kaum
migran sanggup ”menciptakan” jenis-
jenis pekerjaan baru, sehingga terjadi
semacam involusi perkotaan.
Kontribusi sector jasa, perdagangan,
hotel dan restoran tinggi. Jadi ada
push factor sekaligus pull factor.
-
27
20 Neneng
Miskiyah,
Taufik
Marwa,
tatang
A.M.
Sariman,
Rosmiyati
Chodijah
Inter Sector
Labor Mobility
In Palembang,
Indonesia
(Mobilitas
Tenaga Kerja
Antar Sektor di
Palembang,
Indonesia)
Kuantitatif Tujuan pekerja yang melakukan
mobilitas antar sektor karena mereka
ingin mendapatkan penghasilan yang
lebih baik daripada di pekerjaan
sebelumnya. Dari hasil estimasi,
dapat dijelaskan bahwa dalam model
logistik 1 dan 2 pendapatan
berpengaruh signifikan terhadap
mobilitas.
21 Meirina
Ayumi
Malamass
am
Youth migration
in Indonesia:
Decision to Move
and to Choose
Destination
Areas (Migrasi
pemuda di
Indonesia:
Keputusan untuk
Bergerak dan
Memilih Daerah
Tujuan)
Kuantitatif Penelitian ini menunjukkan bahwa
kota besar telah menjadi tujuan
utama untuk migrasi pemuda,
terutama alasan ekonomi dan
pendidikan. Situasi ini menyiratkan
ketidaksetaraan fasilitas pendidikan
dan ekonomi antar daerah.
Akibatnya, akan berdampak pada
urbanisasi pemuda ke wilayah kota
besar.
22 Palmira
Permata
Bachtiar
Pola Migrasi
Keluar dan
Remitansi di
Indonesia:
Nasional
serta Perspektif
Subnasional
Kuantitatif Pola migrasi ke luar negeri masih
banyak masalah. Salah satunya
adalah Pemerintah Indonesia masih
kurang dalam hal pencatatan data
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
23 Olumide
Akinwuni
Oluwole
Residential
Mobility And
Socio-Spatial
Sortin In Kaduna
Metropolis,
Nigeria
(Mobilitas
Penduduk dalam
memilih tempat
tinggal di Kota
Kaduna Nigeria)
Kuantitatif Penelitian ini merekomendasikan
bahwa studi berkelanjutan dalam
bidang mobilitas penduduk sangat
diperlukan, terutama dalam
memprediksi pola penggunaan lahan
di masa mendatang yang sangat
berperan dalam perkembangan
wilayah perkotaa
-
28
Perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
terletak
pada variabel dan sub variabelnya. Penelitian ini mempunyai
tujuan untuk
mengetahui mobilitas penduduk melalui sub variabel :
Karakteristik
Responden, Jenis mobilitas yang dilakukan, tempat tujuan
mobilitas,
transportasi yang digunakan, dan ketertiban penduduk dalam
pencatatan
kependudukan sebagai sumber analilis mobilitas penduduk. Selain
itu
penelitian ini juga untuk mengetahui faktor pendorong dan
penarik terjadinya
mobilitas penduduk di Desa Lebo. Persamaan penelitian yang
relevan dengan
penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena mobilitas
penduduk yang
terjadi di suatu tempat.
Penelitian yang dilakukan Desak Eka putu nilakusumawati yang
berjudul
Proses Mobilitas dan Integrasi Migran permanen dan Non permanen
(Kasus
Pelaku Mobilitas Asal Jawa Timur di Kecamatan Denpasar Barat,
Kota
Denpasar), lebih menitikberatkan pada pelaku mobilitas
pendududuk dan peran
keluarga sebagai pertimbangan untuk pergi ke di kota Denpasar.
Willy Agisti
Irma Dinta Siwi melakukan penelitian yang berjudul Karakteristik
Demografi
Sosial Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah Asal (Studi Kasus
di
Kecamatan Banyumanik), perbedaannya terletak pada Responden
yaitu
mobilitas yang dilakukan oleh pemulung. Sri Wahyuni melakukan
penelitian
yang berjudul Studi tentang Mobilitas Penduduk di Kelurahan
Sempaja Selatan
Kecamatan Samarinda Utara kabupaten Samarinda, perbedaannya
terletak
pada teknik pengambilan sampel. Sri Wahyuni menggunakan rumus
Slovin.
-
29
Subhan,Nanik, dan Andjar melakukan penelitian yang berjudul
Faktor
pendorong dan penarik penduduk migran kota bekasi ke Jakarta,
perbedaanya
terletak pada jenis penelitian yaitu menggunakan kualitatif.
Sedangkan
penelitian ini merupakan jenis peneltian kuantitatif (data yang
didapatkan
berdasarkan angka), setelah itu dihitung yang menghasilkan data
persentase.
Surya Dewi R melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Minat Migran Melakukan Mobilitas Non Permanen Ke
Kota
Denpasar. Perbedaanya terletak pada teknik pengambilan
sampelyaitu
menggunakan rumus slovin.
I wayan Putrawan dan Nindya Purnama Sari melakukan penelitian
yang
berjudul Mobilitas Non Permanen Menjadi Pilihan Sebagian Pekerja
Dalam
Menghadapi Himpitan Ekonomi Di Wilayah Denpasar, Badung, Gianyar
Dan
Tabanan Provinsi Bali 2014. Hail penelitiannya adalah Mobilitas
pekerja
sangat berperan dalam tingginya mobilitas penduduk, karena
sifatnya yang
rutin dan dilakukan secara berulang-ulang dalam periode
tertentu. Namun,
berdasarkan ulasan sebelumnya hanya 1,89 persen dari pekerja
yang
melakukan mobilitas non permanen antar kabupaten/kota di
Sarbagita yang
menggunakan transportasi umum. Perbedaannya terletak pada
populasi
peneltian, kalau ini berfokus pada penduduk yang bekerja
(pekerja) sedangkan
peneltian ini semua penduduk dari yang masih kecil hingga
dewasa. Penelitian
yang dilakukan Sigid Sriwanto dan Esti Sarjani yang berjudul
Kajian Mobilitas
Penduduk Dan Remitan Desa Semampir Kecamatan Rembang
Kabupaten
Purbalingga, hasilnya Faktor-faktor yang mendorong penduduk
melakukan
-
30
merantau sulit mencari pekerjaan di desa, penghasilan di daerah
tujuan lebih
besar, ada kesempatan kerja, mencari pengalaman, dan di daerah
tujuan banyak
hiburan. Pendidikan, lamanya merantau, dan jumlah tanggungan
mempengaruhi besarnya remitan. Perbedaan terletak pada
Responden,
peneltian Sigid Sriwanto menggunakan penduduk remitan atau
merantau ke
daerah lain.
C. Kerangka Berpikir
Ketika kebutuhan barang dan jasa belum terpenuhi di satu tempat
maka
secara otomatis masyarakat akan mencari ke tempat lain yang
mampu
menyediakan kebutuhan barang dan jasa, seperti mencari sarana
prasarana
yang lebih lengkap di tempat lain. Seperti contoh masyarakat
memerlukan
pendidikan dengan mutu yang lebih baik ditempat lain maka secara
otomatis
masyarakat melakukan pergerakan dari tempat asal ke tempat lain
untuk
menempuh pendidikan. Ketika kebutuhan masyarakat seperti
kebutuhan
ekonomi, pendidikan atau yang lainnya tidak terpenuhi maka
secara otomatis
masyarakat akan melakukan mobilitas penduduk. Setiap orang
memiliki
perbedaan jenis mobilitas, misalnya seseorang yang baru lulus
SMA dan ingin
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan di daerah asal
dia menetap
tidak terdapat Perguruan Tinggi maka secara otomatis akan
melakukan
mobilitas ke daerah lain seperti pindah ke Kota Semarang.
Kebutuhan penduduk belum terpenuhi semua di Desa Lebo,
Seperti
Sarana dan prasarana di Desa Lebo masih kurang lengkap di
bandingkan di
daerah lain yang lebih lengkap. Sarana dan Prasarana pendidikan
seperti tidak
-
31
ada sekolah SMP, Perguruan Tinggi yang belum ada yang membuat
banyak
penduduk setelah lulus SMA menempuh kuliah di Kota-kota besar
yaang ada
di Jawa Tengah seperti Kota Semarang. Selain itu di Desa Lebo
belum ada
Pasar Induk besar yang mampu menyediakan kebutuhan sehari-hari
secara
lengkap, maka banyak penduduk Desa Lebo melakukan pergerakan ke
Pasar
Induk daerah lain.
Kondisi sosial-ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan
untuk
memenuhi kebutuhan seseorang menyebabkan orang tersebut ingin
pergi ke
daerah lain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan
tiap individu
mempunyai kebutuhan yang berbeda, maka penilaian terhadap daerah
asal dari
masing-masing individu di masyarakat tersebut berbeda-beda,
sehingga proses
pengambilan keputusan untuk pindah (mobilitas) dari
masing-masing individu
berbeda pula. Proses seseorang dalam melakukan mobilitas diawali
dari
pengambilan keputusan, apakah akan pindah atau tetap tinggal di
daerah asal.
Pengambilan keputusan ini sepenuhnya tergantung pada seseorang
itu sendiri.
Sebab individu itu sendirilah yang tahu tentang keadaan dirinya
sendiri dan
penilaiannya terhadap daerah yang akan dituju (Sriwanto dkk.,
2014:122).
Faktor ekonomi juga menjadi penyebab Penduduk Desa Lebo
melakukan mobilitas ke daerah lain. Banyak anak muda yang baru
lulus SMP-
SMA pergi ke Kota-kota besar seperti Jakarta dan Karawang untuk
mencari
pekerjaan dengan alasan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan
upah yang
lebih tinggi dibandingkan upah di Kabupaten Batang. Sumber data
mobilitas
penduduk ada tiga, yaitu : sensus penduduk, registrasi penduduk,
dan survei
-
32
penduduk. Dalam penelitan ini di angket kuesioner akan di
tanyakan kepada
responden terkait ketiga sumber data tersebut, misalnya
pendidikan, status
perkawinan, umur, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa
tertib masyarakat dalam melaporkan data kependudukan ke
pemerintah
desa/kelurahan. Transportasi yang digunakan untuk melakukan
mobilitas ini
sangat penting. Hal yang ditanyakan dalam penelitian ini seperti
jenis
transportasi yang digunakan untuk melakukan mobilitas, sarana
prasarana
transportasi di daerah tersebut mulai dari mudahnya mencari alat
transportasi
dan kondisi jalan di daerah tersebut.
Faktor-faktor yang mendorong melakukan mobilitas. Ada
beberapa
faktor yang di tanyakan dalam penelitian ini, yaitu : faktor
struktural, faktor
individu, keadaan ekonomi, situasi politik, kependudukan,
keinginan melihat
daerah lain. Sedangkan faktor penarik berasal dari daerah lain
yang membuat
penduduk Desa Lebo ingin kesana untuk memenuhi kebutuhan.
Contohnya,
daerah lain memiliki tempat rekreasi bagus dan secara otomatis
penduduk Desa
Lebo ingin datang ke sana untuk menghilangkan beban pikiran.
Nanti dari
jawaban responden akan di analis faktor apa saja yang paling
dominan dalam
masyarakat melakukan mobilitas penduduk. Selain itu juga akan
ditanyakan
kepada responden alasan mereka melakukan mobilitas penduduk. Hal
yang
terakhir di tanyakan kepada responden yaitu tempat tujuan
mobilitas, misalnya
ke tempat kerja, sekolah, sanak saudara, atau yang lainnya.
Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.2.
-
33
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Kebutuhan Penduduk Desa Lebo belum
terpenuhi di daerah asal
Sarana Pendidikan dan
kesehatan masih kurang
lengkap
Mahasiswa Unnes
Kurangnya
Lapangan Pekerjaan
Upah pekerjaan
masih kurang
Tidak punya Pasar
Induk dan Tradisional
Daerah Lain menyediakan Kebutuhan yang belum
terpenuhi di Desa Lebo
Penduduk Desa Lebo Melakukan Mobilitas
Penduduk
Mahasiswa Unnes
Jenis Mobilitas
Mahasiswa
Unnes
Transportasi
yang digunakan
Tempat Tujuan
Mobilitas
Mahasiswa Unnes
Mobilitas Penduduk dan
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo
Kecamatan Gringsing
Mahasiswa Unnes
Faktor Pendorong dan Penarik Penduduk melakukan Mobilitas
Penduduk
Mahasiswa Unnes
Alasan melakukan mobilitas
-
103
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah
disampaikan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Mobilitas penduduk permanen di Desa Lebo disebabkan karena
faktor
pernikahan dan ikut pindah dengan suami atau istrinya ke daerah
lain.
Sedangkan mobilitas non permanen ke daerah lain ada beberapa
alasan antara
lain faktor ekonomi seperti bekerja, belanja, cari kerja dan
juga faktor non
ekonomi seperti sekolah atau kuliah, pengajian, dan rekreasi.
Penduduk Desa
Lebo dalam melakukan mobilitas menggunakan alat transportasi
mayoritas
dengan sepeda motor, ada juga angkutan desa atau angkot, delman,
bis, dan
pesawat. Analisis sumber data mobilitas dalam ketertiban
pencatatan
kependudukan seperti mempunyai surat kartu keluarga dan KTP,
melaporkan
kelahiran dan kematian, melaporkan ketika menghasilkan tingkat
ketertiban
sangat tinggi yaitu 48%.
Faktor pendorong pada kriteria tinggi sebanyak 60 % artinya di
Desa Lebo
masih kurang dalam hal lapangan pekerjaan dan sarana prasarana
seperti SMP,
lapangan pekerjaan yang masih kurang, upah kecil .Sedangkan
faktor penarik
dari daerah lain, mayoritas penduduk pada kriteria sangat tinggi
yaitu sebanyak
116 penduduk atau 97 % artinya faktor penarik dari daerah lain
seperti
lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan sarana prasarana lebih
lengkap yang
membuat penduduk melakukan mobilitas.
-
104
B. Saran
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah
disampaikan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Mobilitas yang dilakukan Penduduk Desa Lebo cukup tinggi ke
daerah lain
hal ini tentu saja menguntungkan daerah lain dalam sisi
pendapatan.
Pemerintah Desa Lebo, Kecamatan Gringsing, dan Kabupaten
Batang
sebaiknya lebih memperbanyak lapangan pekerjaan dengan cara
mendatangkan investor untuk membuka tempat kerja dan otomatis
akan
membuka banyak lowongan perkerjaan, mengembangkan potensi
wisata
religi yang bisa menarik penduduk daerah lain untuk datang ke
Desa Lebo
dan bisa membuat pemasukan pendapatan desa meningkat.
2. Pemerintah serta Masyarakat Desa Lebo sebaiknya lebih
meningkatkan kerja
sama dalam hal menarik penduduk daerah lain untuk datang ke Desa
Lebo.
Contohnya mengembangkan potensi hasil pertanian padi karena di
Desa Lebo
memiliki lahan sawah yang cukup luas dan bisa saja menjadi
desa
percontohan dalam hal proses menanam, merawat, dan hasil panen
padi. Hal
ini bisa menjadi faktor penarik penduduk daerah lain untuk
melakukan
mobilitas ke Desa Lebo.
-
105
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Sakti Adji. 2012. Perencanaan Infrastruktur
Transportasi
Wilayah.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Anita, Julia., Aziz, Nasir, dan Mukhlis. 2013. Pengaruh
Penempatan Dan Beban
Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Pada Prestasi
Kerja
Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.Banda
Aceh:PPS Universitas Syiah Kuala.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktik).
Jakarta:Rineka Cipta.
Arisanty, Adyatma dan Alamin.2015.Faktor Yang Mempengaruhi
Mobilitas ulang
alik Penduduk Kecamatan Tamban Menuju Kota
Banjarmasin.Jurnal
Pendidikan Geografi.Lampung: UNLAM.
Arjana, I Gusti Bagus. 2013. Geografi Lingkungan:Sebuah
Introduksi. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada.
Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta:
Pustaka Timur.
Badan Pusat Statistik.2016. Kecamatan Gringsing Dalam Angka
2016. Batang.
Bintarto dan Hadisumarmo, Surastopo. 1979.Metode Analisis
Geografi. Bandung:
LP3ES.
Budijanto.2011.Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Pengambilan
Keputusan Wanita Migran Bermigrasi ke Kota Malang. Malang:
FIS
Universitas Negeri Malang.
Hanggraeni, Dwi. 2014.Pengaruh Keberadaan Transportasi Umum
Angkutan Desa
Terhadap Pergerakan Penduduk di Kecamatan Delanggu Kabupaten
Klaten. Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Hardati, Puji. 2013. Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Lapangan
Pekerjaan.
Forum Ilmu Sosial.Semarang:Jurnal Universitas Negeri
Semarang.
Lee, E.S. 1995. Suatu Teori Migrasi. Seri Terjemahan No. 3
Yogyakarta:
Pusat Penelitian Studi Kependudukan Universitas Gajah Mada
Lipton, Michael, 1980. "Migration from rural areas of poor
countries: The impact
on rural productivity and income distribution," World
Development,
Elsevier, vol. 8(1), pages 1-24, January.
Mantra, Bagoes., Ida.2013.Demografi Umum.Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Malamassam, Ayumi,. Meirina.2016.Youth Migration in Indonesia:
Decision to
Move and to Choose Destination Areas. Yogyakarta: Faculty of
Geography
UGM.
https://ideas.repec.org/a/eee/wdevel/v8y1980i1p1-24.htmlhttps://ideas.repec.org/a/eee/wdevel/v8y1980i1p1-24.htmlhttps://ideas.repec.org/s/eee/wdevel.html
-
106
Maulida, Yusni. 2013.Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Migrasi
Masuk di Kota
Pekanbaru.Pekanbaru: Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ejonomi
Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Miskiyah.,dkk.2017.Inter Sector Labor Mobility In Palembang
Indonesia.Palembang: State Polythecnic of Sriwijaya.
Nilakusmawati,Putu. 2002.Proses Mobilitas dan Integrasi Migran
Permanen dan
Non Permanen.Jurnal.Yogyakarta: Program Studi Kependudukan
Program
Pasca Sarjana UGM.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Nugroho, Arif, Satriyo. 2014.Analisis Estimasi Mobilitas
Penduduk Terhadap Dua
Pusat Kegiatan Wilayah di Kabupaten Purworejo Tahun
2013.Surakarta:
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Oluwole, Akinwuni,. Olumide.2013.Residential Mobility and
Socio-Spatial Sorting
In Kaduna Metropolis Nigeria. Yogyakarta: Faculty of Geography
UGM
Oktavia, Sinta., Sumarti., dan Pandjaitan. 2015.Proses Merantau
Perempuan
Minang di Jakarta.Bogor: Fakultas Ekologi Manusia IPB.
Purnomo, Didit. 2009. Fenomena Migrasi Tenaga Kerja dan Perannya
Bagi
Pembangunan Saerah Asal (Studi Empiris di Kabupaten
Wonogiri).
Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Puspitosari, Popy. 2014.Kajian Mobilitas Penduduk Sirkuler di
Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo.Jurnal.Surabaya: UNESA.
Putrawan, I,.Wayan. dan Sari. 2015.Mobilitas Non Permanen
Menjadi pilihan
Sebagian Pekerja salam Menghadapi Himpitan Eknomi di Wilayah
Denpasar, Badung, Badung, Gianyar dan Tabanan Provinsi
Bali.Bali: BPS
Provinsi Bali.
Rustariyuni, Dewi Surya. 2013.Jaringan Sosial dan Strategi
Adaptasi Tenaga
Kerja Migran Asal Lampung di Desa Jayamukti Kecamatan Cikarang
Pusat
Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat.Bali: FEB Universitas
Udayana.
Safitri, Yessi., Marga., dan Wahyuni. 2013.Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Minat Migran Melakukan Mobilitas Non Permanen Ke Kota
Denpasar.Piramida Bogor: Fakultas Ekologi Manusia IPB.
Setyowati, Dewi Liesnoor, dkk. 2015. Panduan Penulisan Skripsi.
Semarang:
FIS Unnes
-
107
Siwi, Willy. 2009.Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi
Pemulung
Berdasarkan Daerah Asal (Studi Kasus di Kecamatan
Banyumanik).Skripsi.Semarang: UNNES.
Sontosudarmo, Mantra dan Nilakusmawati. 2000.Proses moblitas dan
Integrasi
Migran Permanen.Jurnal.Yogyakarta: PPS UGM
Sriwanto, Sigid,. Dan Sarjanti. 2014.Kajian Mobilitas Penduduk
dan Remitan Desa
Semampir Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.Purwokerto:
Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas
Muhammdiyah
Purwokerto.
Subhan, Nanik Istiyani. 2017. Faktor Pendorong dan Penarik
Penduduk Migran
Kota Bekasi Ke Jakarta.Jurnal.Jember: Jurusan Ekonomi
Pembangunan FEB
Universitas Jember.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suharyono dan Amien,Moch.2013. Pengantar Filsafat Geografi.
Yogyakarta:Ombak.
Sumaatmadja, N. 1981.Studi Geografi Suatu Pendekatan dan
Analisis Keruangan.
Bandung: Alumni.
Wahyudin, Agus. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan
Pendidikan. Semarang:
Unnes Press
Wahyuni, Sri. 2014.Studi Tentang Mobilitas Penduduk di Kelurahan
Sempaja
Selatan Kecamatan Samarinda Utara Kota
Samarinda.eJournal.Samarinda:
FISIP UNMUL.
Wesli. 2011.Kajian Mobilitas Penduduk Pada Sisitem Transportasi
Darat Pasca
Tsunami di Provinsi Aceh.Aceh:Jurusan Teknik Sipil
Universitas
Malikussaleh.
Wibowo, Muryani., dan Suwarto. 2015.Studi tentang Struktur Kota
Sistem
Transportasi dan Mobilitas Penduduk di Kota Purwokerto.Jurnal
Geo
Eco.Surakarta: Magister PKLH FKIP UNS.
Wilonoyudho, Saratri. 2014. Migrasi dan Involusi di Kota
Semarang.Semarang:
Jurusan Teknik Sipil FT UNNES.
http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chot
ib/Kelompok_10/Migration_and_Economic_Development.pdf (2
Oktober
2017, Pukul 20.21 WIB)
http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chot%09ib/Kelompok_10/Migration_and_Economic_Development.pdf%20(2http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chot%09ib/Kelompok_10/Migration_and_Economic_Development.pdf%20(2
-
108
http://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/dampak-perbedaan-keadaan-
wilayah.html (8 Oktober 2017, Pukul 23.55 WIB)
https://mohsholihin2016.wordpress.com/ekonomi-transportasi/289-2/,
6
September 2018, Pukul 20.41 WIB)
http://www.affajri.wordpress.com/Beranda/Geografi/ Dampak
Perbedaan
Keadaan Geografis Wilayah Terhadap Mobilitas Penduduk.html
(5
Oktober 2017, Pukul 22.42 WIB)
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/jenis-transportasi-dan-alat-
transportasi-beserta-contohnya-lengkap.html, 6 September 2018,
Pukul
20.52 WIB)
http://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/dampak-perbedaan-keadaan-wilayah.htmlhttp://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/dampak-perbedaan-keadaan-wilayah.htmlhttps://mohsholihin2016.wordpress.com/ekonomi-transportasi/289-2/https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/jenis-transportasi-dan-alat-transportasi-beserta-contohnya-lengkap.htmlhttps://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/jenis-transportasi-dan-alat-transportasi-beserta-contohnya-lengkap.html