BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang.Walaupun jenis aktifitas berubah sepanjang kehidupan manusia, mobilitas adalah pusat berpartisipasi dalam menikmati kehidupan. Mempertahankan mobilitas optimal sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik semua lansia. ( mickey dkk, 2006 ) Mobilitas bukan merupakan sesuatu yang absolute dan status hanya dalam hal menentukan kemampuan orang dalam berjalan. Tetapi mobilitas merupakan sesuatu yang individualis yang bergantung pada interaksi antara factor-faktor lingkungan dan social, afektif dan fungsi fisik. Untuk seseorang, mobilitas optimal mungkin berupa berjalan sekitar 8 kilo meter setiap harinya. Tetapi untuk orang lain termasuk lansia didalamnya, mobilitas dapat melibatkan pergerakan yang terbatas dengan bantuan. ( mickey dkk, 2006 ) Gangguan yang berhubungan dengan perubahan mobilitas sering kali terjadi pada lansia.Studi-studi tentang insidensi diagnosis keperawatan yang digunakan untuk lansia yang berada diinstitusi perawatan mengungkapkan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian
bagi seseorang.Walaupun jenis aktifitas berubah sepanjang kehidupan manusia,
mobilitas adalah pusat berpartisipasi dalam menikmati kehidupan.
Mempertahankan mobilitas optimal sangat penting untuk kesehatan mental dan
fisik semua lansia. ( mickey dkk, 2006 )
Mobilitas bukan merupakan sesuatu yang absolute dan status hanya dalam hal
menentukan kemampuan orang dalam berjalan. Tetapi mobilitas merupakan
sesuatu yang individualis yang bergantung pada interaksi antara factor-faktor
lingkungan dan social, afektif dan fungsi fisik. Untuk seseorang, mobilitas
optimal mungkin berupa berjalan sekitar 8 kilo meter setiap harinya. Tetapi untuk
orang lain termasuk lansia didalamnya, mobilitas dapat melibatkan pergerakan
yang terbatas dengan bantuan. ( mickey dkk, 2006 )
Gangguan yang berhubungan dengan perubahan mobilitas sering kali terjadi
pada lansia.Studi-studi tentang insidensi diagnosis keperawatan yang digunakan
untuk lansia yang berada diinstitusi perawatan mengungkapkan bahwa hambatan
mobilitas fisik adalah diagnosis pertama atau kedua yang paling sering muncul.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang gangguan yang berhubungan dengan
perubahan mobilitas pada lansia, kami akan membahas pada bab berikutnya.
1
1.2. Tujuan Masalah
Tujuan khusus
Mahasiswa mampu memahami tentang perubahan mobilitas dan
muskuloskeletal pada lansia
Tujuan umum
1. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada mobilitas lansia
2. Untuk mengetahui etiologi perubahan mobilitas pada lansia
3. Untuk mengetahui perubahan system musculoskeletal lansia
4. Untuk mengetahui gangguan-gangguan yang terjadi pada system
musculoskeletal lansia.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PERUBAHAN MOBILISASI LANSIA
1. Pengertian mobilisasi
Mobilisasi dalam konteks keperawatan mengacu pada kemampuan seseorang
untuk berjalan, bangkit, berdiri dan kembali ke tempat tidur, kursi, kloset, duduk
dan sebagainya, disamping menggunakan ekstremitas (Darmojo, 1999)
Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengekspresikan emosi, dengan
gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup
sehari-hari, dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara
optimal maka sistem saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik
(Perry&Potter, 2005).
Mobilisasi merupakan salah satu aspek yang paling penting dilihat dari sudut
pandang fungsi psikologis karena mobilisasi adalah hal yang sangat mendasari
untuk mempertahankan atau memelihara kebebasan karena konsekuensi yang
serius akan terjadi ketika kebebasan itu hilang (Miller, 1995).
2. factor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi lansia
a. Faktor fisik
Adanya penyakit-penyakit seperti rematik (arthritis) pada lutut atau
tulang belakang, patah tulang akibat osteoporosis, stroke, gangguan
pada telapak kaki atau jari-jari kaki juga menyebabkan lansia tidak
ingin atau tidak mampu berjalan dan lain-lain.
b. Faktor psikis
Adanya Parkinson, demensia, depresi, kekhawatiran jatuh pada diri
lansia atau keluarga pengaruhnya juga mempengaruhi mobilisasi pada
lanjut usia (Soejono, 2002).
3
Berbagai penyebab psikis yang mempengaruhi perubahan dalam
kemampuan aktivitas mobilisasi berasal dari kesadaran tentang
merosotnya dan perasaan akan rendah diri kalau dibandingkan dengan
orang yang lebih muda dalam arti kekuatan, kecepatan dan
ketrampilan. Tekanan emosional, yang berasal dari sebab-sebab psikis
dapat mempercepat mobilisasi untuk mencoba melakukan sesuatu
c. Faktor lingkungan
1) Rumah harus memiliki ventilasi, jendela, atap dan pintu yang
memadai untuk sirkulasi udara dan cahaya.
2) Lantai tidak licin dan menggunakan warna yang mencolok
untuk lantai yang bertingkat.
3) Kamar mandi atau toilet dibangun di area yang mudah
dijangkau olah lansia.
4) Tersedianya halaman depan atau halaman belakang yang cukup
luas dan asri.
5) Tempatkan perabotan jauh dari area mobilisasi lansia.
6) Pasang pegangan sepanjang area mobilisasi lansia.
3. Komponen-komponen Mobilisasi
Terdapat beberapa komponen dalam mobilisasi lansia, diantaranya yaitu
(Darmojo, 1999):
a. Kemandirian (Self Efficacy)
Kemandirian seorang lansia akan menimbulkan keberanian lansia
dalam mobilisasi.
b. Latihan pertahanan (Resistance training)
Latihan pertahanan meliputi kecepatan gerak sendi luas lingkup
gerak sendi (Range ofmotion) dan jenis aktivitas fisik bersifat
untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru, otot, dan
sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membantu tubuh mereka
bertenaga. Contoh berjalan kaki, lari ringan, berkebun ataupun di
sawah, kekuatan yang dihasilkan karena pemendekan atau
pemanjangan otot.
4
c. Daya tahan (Endurance)
Daya tahan akan meningkatkan kekuatan yang didapatkan dari
latihan pertahanan. Aktivitas fisik yang bersifat untuk kekuatan
dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban
yang diterima, tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk
tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap
penyakit seperti osteoporosis (keropos pada tulang). Contoh
membawa berjalan, naik turun tangga, dan angka berat atau beban.
d. Kelenturan
Kelenturan merupakan komponen yang sangat penting ketika
lansia melakukan kegiatan karena pada lansia banyak terjadi
pembatasan luas lingkup gerak sendi akibat kekakuan otot dan
tendon. Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat
membantu pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh
tetap lemas (lentur) dan sendi berfungsi dengan baik. Contoh
mencuci piring, mencuci pakaian mobil dan mengepel lantai.
e. Keseimbangan
Keseimbangan pada lansia harus dipertahankan karena gangguan
keseimbangan pada lansia saat kegiatan dapat menyebabkan lansia
mudah terjatuh.
4. Manfaat Mobilisasi
Manfaat mobilisasi yang tepat dan benar bagi lansia (Darmojo, 1999) :
a. Meningkatkan kemampuan dan kemauan seksual lansia
b. Kulit tidak cepat keriput atau menghambat proses penuaan
c. Meningkatkan keelastisan tulang sehingga tulang tidak mudah
patah
d. Menghambat pengecilan otot dan mempertahankan atau
mengurangi kecepatan penurunan kekuatan otot.
5
5. Macam-macam Mobilisasi
Macam-macam mobilisasi menurut Koezeir, 2004 dan Miller, 1995 yaitu :
a. Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh ini menunjukkan syaraf motorik dan sensorik
mampu mengontrol seluruh area tubuh. Mobilissi penuh
mempunyai banyak keuntungan bagi kesehatan, baik fisiologi
maupun psikologis bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan
kesehatan secara bebas, mempertahankan interaksi sosial dan peran
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mobilisasi sebagian
Seseorang yang mengalami mobilisasi sebagian umumnya
mempunyai gangguan syaraf sensorik maupun motorik pada area
tubuh. Mobilisasi sebagian dapat dibedakan menjadi :
Mobilisasi temporer yang disebabkan oleh trauma
reversible pada sistem muskuloskeletal seperti
dislokasi sendi dan tulang
Mobilisasi permanen biasanya disebabkan oleh
rusaknya sistem syaraf yang reversible
6. Penyebab perubahan mobilisasi pada lansia.
Secara umum perubahan mobilisasi bisa disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Gangguan sendi dan tulang:
2. Penyakit rematik seperti pengapuran tulang atau patah tulang tentu akan
menghambat pergerakan (mobilisasi)
3. Penyakit saraf:
Adanya stroke, penyakit Parkinson, dan gangguan sarap Penyakit jantung
atau pernafasan.
4. Gangguan penglihatan
5. Masa penyembuhan
Secara khusus terdapad factor internal dan eksternal yang turut menyebabkan
adanya perubahan mobilitas pada lansia.
6
Faktor-faktor internal yang menyebabkan atau turut berperan terhadap
imobilitas.
1. Penurunan fungsi musculoskeletal :
Otot-otot (atrofi, distrofi, atau cedera), tulang (infeksi, fraktur, tumor,
osteoporosis, atau osteomastia), sendi (arthritis dan tumor), atau
kombinasi struktur (kanker dan obat-obatan).
2. Perubahan fungsi neurologist :
Infeksi (mis; ensefalitis), tumor, trauma, obat-obatan, penyakit
vascular (mis; stroke), penyakit degenerative (mis; penyakit
parkinson), penyakit demielinasi (mis; sklerosis multipel), terpajan
produk racun (mis; karbon monoksida), gangguan metabolic (mis;
hipoglikemia), atau gangguan nutrisi.
3. Nyeri :
Penyebab multiple dan bervariasi seperti penyakit kronis dan trauma.
4. Defisit perceptual :
Kelebihan atau kekurangan masukan persepsi sensori
5. Berkurangnya kemampuan kognitif :
6. Jatuh :
Efek fisik : cedera atau faktur
Efek psikologis : sindrom setelah jatuh
7. Perubahan hubungan social
Faktor-faktor actual ; (mis ; kehilangan pasangan, pindah jauh dari
keluarga atau teman-teman)
Faktor-faktor persepsi (mis; perubahan pola pikir seperti depresi)
8. Aspek psikologis:
Ketidakberdayaan dalam belajar, depresi
Faktor-faktor eksternal yang berperan terhadap imobilitas :
1. Program terapeutik
2. Karakteristik penghuni institusi
3. Karakteristik staf
4. Sistem pemberian asuhan keperawatan
5. Hambatan-hambatan
7
6. Kebijakan-kebijakan institusi
7. Manifestasi klinis
Dampak fisik dari perubahan mobilisasi dan ketidakaktifan sangat banyak dan
bermacam-macam.Masalah-masalah yang berhubungan dapat mempengaruhi
semua system tubuh. Perubahan-perubahan yang paling sering terjadi akibat
perubahan mobilitas pada lansia dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Efek Hasil
Penurunan konsumsi O2 maksimum
Penurunan fungsi ventrikel kiri
Penurunan curah jantung
Peningkatan katabolisme protein
Peningkatan pembuangan kalsium
Perlambatan fungsi usus
Penurunan frekuensi miksi
Gangguan metabolism glukosa
Penurunan ukuran thoraks
Penurunan aliran darah pulmonal
Intoleransi ortostatik
peningkatan denyut jantung, sinkop
penurunan toleransi latihan
penurunan massa otot tubuh
atrofi muscular
penurunan kekuatan otot.
Osteoporosis disuse
Konstipas
Penurunan evakuasi kandung kemih
Intoleransi glukosa
Penurunan kapasitas fungsional residual
Atelektasis
Penurunan O2
8
Penurunan cairan tubuh total
Gangguan sensori
Gangguan tidur
Peningkatan pH
Penurunan vol.plasma
Penurunan keseimbangan natrium
Penurunan volume darah total
Perubahan kognisi
Depresi dan ansietas
Perubahan persepsi
Bermimpi pada siang hari
Halusinasi
8. Pemeriksaan Fisik
1. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran.Pertumbuhan tulang yang abnormal
akibat tumor tulang.Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh
yang tidak dalam kesejajaran anatomis.Angulasi abnormal pada tulang
panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya