1 HUBUNGAN PENDIDIKAN AKUNTAN DENGAN KODE ETIK PROFESIONAL PADA AUDITOR BPK Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Dosen Pengampu : SUNYOTO, SE. MM.MSA.Ak. CA. Disusun oleh: 1. Nuri Bisiranawati 211131413 PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE WIDYA GAMA LUMAJANG TAHUN 2014
19
Embed
MK seminar akuntansi tentng hub.pendidikan akuntan dengan kode etik profesional pada audit BPK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
HUBUNGAN PENDIDIKAN AKUNTAN DENGAN KODE ETIK PROFESIONAL
PADA AUDITOR BPK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Seminar Akuntansi
Dosen Pengampu : SUNYOTO, SE. MM.MSA.Ak. CA.
Disusun oleh:
1. Nuri Bisiranawati 211131413
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
STIE WIDYA GAMA LUMAJANG
TAHUN 2014
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek dalam dunia bisnis sering dianggapn menyimpang jauh dari aktivitas
moral, bahkan anggapan bahwa dunia bisnis merupakan dunia amoral yang tidak lagi
mempertimbangkan etika. Padahal etika itu penting bagi status professional dalam
menjalankan kegiatannya.
Profesi auditor merupakan sebuah profesi yang hidup di lingkungan bisnis.
Mengingat peran auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha, perlunya
memahami etika bagi profesi auditor. Peran dan tanggung jawab auditor terhadap
kepentingan publik sesungguhnya adalah merupakan dasar bagi keberadaan profesi
ini.
Selain etika, kode etik dalam melakukan audit di tempat klien juga dipengaruhi
oleh pendidikan yang dimiliki oleh sang auditor dan yang utama faktor yang
mempengaruhi adalah sikap individual sang auditor.
Istilah profesional berarti bertanggung jawab untuk berperilaku yang lebih dari
sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Persyaratan
profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki
pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen.
Karena dalam meningkatkan profesionalisme seorang auditor harus terlebih
dahulu memahami dirinya sendiri dan tugas yang akan dilaksanakan serta selalu
meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan audit.
3
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan pendidikan akuntan dengan auditor BPK?
2. Bagaimana hubungan kode etik professional pada auditor BPK?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hubungan pendidikan akuntan dengan auditor BPK
2. Untuk mengetahui hubungan kode etik professional pada auditor BPK
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan atau referensi makalah
selanjutnya. Hal ini karena tidak ada suatu batasan dalam ilmu pengetahuan
yang semakin hari semakin maju mengikuti perkembangan zaman.
2. Bagi pembaca
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
dalam bidang perkembangan akuntansi.
1.5 Sistematika
Analisis deksripstif digunakan untuk memberi gambaran umum mengenai
demografi responden dalam penelitian dan deskripsi mengenai perkembangan
akuntansi di Indonesia dan akuntansi Internasional.
4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian
2.1.1.1 Auditing
Menurut Mulyadi (2012) Auditing adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan,serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
Audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen (Aren, 2008).
Sedangkan Sukrisno, 2004 menyebutkan bahwa Auditing memberikan
nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan karena Akuntan Publik
sehingga pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
5
2.1.1.2 Profesi Akuntan
Akuntan adalah mereka yang lulus pendidikan stratasat (S1) program
studi akuntansi dan telah memperoleh gelar profesi akuntan melalui
pendidikan dari Departemen Pendidikan Nasional atas rekomendasi dari
organisasi profesi Institut Akuntan Indonesia (IAI). Bidang pekerjaan dan
ruang lingkup tugaspara akuntan ini bisa sangat luas dan beragam. Mereka
dapat bekerja disektor swasta (perusahaan dan lembaga nonpemerintahan,
mereka bisa bekerja pada departemen/ bagian Akuntansi, Keuangan,
Anggaran, Audit Internal dan bagian lain yang sejenis) dan sektor publik
(BUMN, lembaga-lembaga negara, dan pemerintahan).
Dalam struktur organisasi negara Republik Indonesia, terdapat lembaga-
lembaga tinggi negara, lembaga-lembaga pemerintahan (pusat dan daerah),
departemen, dan satuan unit kerja dibawah departemen. Semua lembaga ini
memerlukan Fungsi Akuntansi yang yang bertugas mencatat dan membuat
laporan keuangan minimal sebagai alat pertanggungjawaban. Akuntan yang
berkerja pada lembaga-lembaga pemerintahan, Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sering disebut akuntan
sektor publik. Akuntan sektor publik ini dapat dianalogikan dengan tiga
golongan profesi yang biasa dijumpai dalam sektor swasta, yaitu sebagai
akuntan manajemen, auditor internal, dan auditor eksternal. Akuntan yang
berkerja pada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
berfungsi mirip dengan auditor internal di suatu perusahaan. Akuntan yang
berkerja pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berfungsi mirip dengan
6
auditor eksternal atau akuntan publik bagi semua lembaga negara dan
lembaga pemerintahan.
Akuntan yang bekerja pada setiap satuan kerja di organisasi
pemerintahan dan lembaga-lembaga negara untuk menyusun laporan
keuangan unit organisasi atau lembaga negara tersebut, dapat dianggap
sebagai akuntan manajemen. Dalam setiap departemen atau satuan kerja
pemerintahan, terkadang juga dibentuk satuan unit organisasi yang sering
disebut sebagai Inspektorat Jenderal. Fungsi pokok Inspektorat Jenderal ini
mirip dengan audit internal, namun ruang lingkup tugasnya terbatas untuk
departemen/lembaga pemerintahan yang bersangkutan. Fungsi audit internal
untuk keseluruhan organisasi eksekutif pemerintahan dilakukan oleh Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Pemerintah diwajibkan oleh konstitusi dan undang-undang untuk
membuat laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah serta laporan keuangan (pusat/daerah)untuk dismpaikan
kepada rakyatnya melalui DPR. Sebelum disampaikan kepada DPR, semua
laporan realisasi anggaran dan laporan keuangan tersebut diaudit terlebih
dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Skema karier seorang
akuntan dapat dilihat pada gambar 2.1
7
Skema Karier Seorang Akuntan
Gambar 2.1
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan para
akuntan baik yang bekerja di sektor swasta maupun disektor pemerintah,
entah selaku akuntan manajemen, akuntan publik atau auditor internal dapat
disebut suatu profesi karena:
1. Memerlukan pengetahuan akuntansi dan/ atau disiplin ilmu lain yang
relevan melalui pendidikan formal (knowledge)
2. Memerlukan keterampilan dalam mengolah data dan menyajikan
laporan khususnya dengan memanfaatkan teknologi komputer dan
sistem informasi (skill), serta
3. Harus mempunyai sikap dan perilaku etis (attitude).
Akuntan
Akuntan
Manajemen
Sektor Publik Sektor Swasta
Auditor
Internal
Auditor
Inspektorat
Akuntan
Pemerintah
Akuntan
Publik
Auditor
BPK
Auditor BPKP Akuntan
BUMN/BUMD
8
2.1.1.3 Etika Profesi
Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian
normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya
dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari
permasalahan-permasalahan dunia nyata. Etika merupakan pembelajaran
tentang norma-norma dan nilai-nilai yang berkaitan dengan salah dan benar,
baik dan buruk, seperti yang harus kita lakukan dan tindakan apa yang harus
dihindari.(Leonard J. Brooks, 2011).
Menurut Elder (2011), Etika dapat didefiniskan secara luas sebagai
seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai. Sedangkan Mulyadi
(2011), perlunya etika profesional bagi organisasi profesi adalah kebutuhan
profesi tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang
diserahkan oleh profesi terlepas dari anggota profesi yang menyerahkan jasa
tersebut. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
membutuhkan kepercayaan masyarakat yang dilayaninya. Umumnya
masyarakat sangat awam mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh suatu
profesi, karena kompleksnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh profesi.
Masyarakat akan sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu
tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya, karena dengan
demikian masyarakat akan terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat
diandalkan dari profesi yang bersangkutan. Kepercayaan masyarakat
terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan publik
menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit
yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.
9
Elder juga menyebutkan kebutuhan akan etika merupakan hal
penting bagi masyarakat agar kehidupan berjalan dengan tertib. Hal ini
sangat beralasan karena etika merupakan perekat untuk menyatukan
masyarakat. Kebutuhan akan etika dalam bermasyarakat cukup penting
sehingga banyak nilai-nilai etika umum yang dijadikan aturan hukum.
Namun ada pula beberapa nilai etika yang terdapat pada Gambar 2.2.
Ilustrasi Rumusan Prinsip-prinsip Etika
Gambar 2.2
Rumusan Prinsip-prinsip Etika
Berikut adalah enam nilai etika utama menurut Josephson Institute terkait dengan
perilaku etis:
Dapat dipercaya (Trustworthiness) termasuk kejujuran, integritas, keandalan, dan
kesetiaan. Kejujuran memerlukan suatu keyakinan yang baik untuk menyatakan
kebenaran. Integritas berarti seseorang bertindak berdasarkan kesadaran, dalam
situasi apa pun. Keandalan berarti melakukan segala usaha yang memungkinkan
untuk memenuhi komitmen. Kesetiaan merupakan tangung jawab untuk mendukung
dan melindungi kepentingan orang-orang tertentu dan organisasi
Rasa Hormat (Respect) termasuk nilai-nilai kesopanan, kepatuhan, penghormatan,
toleransi dan penerimaan. Orang yang penuh sikap hormat akan memperlakukan
orang lain dengan hormat dan menerima perbedaan individu dan perbedaan
keyakinan tanpa prasangka buruk.
Tanggung Jawab (Responsibility) berarti tanggung jawab terhadap tindakan yang
dilakukannya dan memberikan batasan. Tanggung jawab juga berarti melakukanyang
terbaik dan memimpin dengan memberikan teladan, serta kesungguhan dan
10
melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Kewajaran (Fairness) dan keadilan termasuk masalah-masalah kesetaraan,
objektifitas, proporsionalitas, keterbukaan dan ketepatan.
Kepedulian (Caring) berarti secara tulus memperhatikan kesejahteraan orang lain,
termasuk berlaku empati dan menunjukan kasih sayang.
Kewarganegaraan (Citizenship) termasuk mematuhi hukum dan menjalankan
kewajiban sebagai bagian dari masyarakat seperti memilih dalam pemilu dan menjaga
kelestarian sumber daya.
2.1.2 Tipe Audit
Menurut Mulyadi (2011), Auditing umumnya digolongkan menjadi 3