Top Banner

of 20

Mitral Regurgitasi Raissa

Jun 02, 2018

Download

Documents

Wahyunita Ilham
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    1/20

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    2/20

    2

    OBJEKTIF

    a. Keadaan Umum : Kesadaran komposmetis, keadaan sakit sedang,

    keadaan gizi baik ( IMT=50/1,552=20,8 kg/m2) (Status Present : Sakit

    Sedang/Gizi cukup/Compos Mentis)

    b. Tanda Vital

    Tekanan darah : 120/80 mmHg

    Nadi : 120 x/ menit

    Pernapasan : 32 x/menit

    Suhu ( axilla) : 38 C (axilla)

    c. Pemeriksaan Fisis

    Kepala dan Leher :

    Mata : Anemis (-), Ikterus (-)

    Bibir : Sianosis (-)

    Leher : DVS R+3 cmH20, deviasi trachea (-)

    Thorax :

    Inspeksi : Simetris kiri = kanan

    Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), vocal fremitus kiri=kanan

    Perkusi : Sonor kiri = kanan

    Batas paru-hepar ICS IV anterior kanan

    Auskultasi : BP : Vesikuler

    BT : Ronki -/- , Wheezing -/-

    Jantung

    Inspeksi : Apex Cordis tidak tampak

    Palpasi : Apex Cordis tidak teraba

    Perkusi : Pekak, batas jantung kanan linea parasternal kanan, batas

    jantung kiri 1 jari ke lateral dari linea midclavicularis kiri ICS V

    Auskultasi : BJ I/II murni regular, bising (+) sistolik gr. 3/6 di apeks

    Abdomen

    Inspeksi : datar, simetris, ikut gerak napas

    Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal

    Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), Hepar dan Lien tidak teraba

    Perkusi : Timpani (+)

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    3/20

    3

    Ekstremitas

    Edema : Pretibial -/-

    d. Pemeriksaan Elektrokardiografi (14/1/2014)

    Interpretasi EKG

    Irama dasar : sinus

    Heart rate : 115 kali/menit

    P wave : P mitral 0,12 s di sandapan II,avL

    PR interval : 0,16 s

    Q patologis : -

    Axis : RAD

    QRS complex : durasi : 0,08 s, konfigurasi : ICRBBB

    ST segmen : 0,08 s, isoelektris

    T wave : 0,12 s

    Kesimpulan : irama sinus tachycardi, normoaxis, ICRBBB

    e. Pemeriksaan Laboratorium( /4/2014)

    HEMATOLOGY RESULT NORMAL

    VALUE

    UNIT

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    4/20

    4

    WBC 6,1 4,00-10,0 (10/UI)

    RBC 4,94 4,00-6,00 (106/UI)

    HGB 13,0 12,0-16,0 (gr/dL)

    HCT 52,1 37,0-48,0 (%)

    PLT 235 150-400 (10 /uL)

    GDS 117 140 Mg/dL

    Ureum 18 10-50 Mg/Dl

    Creatinin 0,7

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    5/20

    5

    f. Radiologi (Foto Thorax AP 23/4/2014)

    - Dilatasi pembuluh darah suprahilar dan perkabutan parahilar kedua

    paru.

    - Cor CTI 0,8, kesan membesar,double contour(LAE), pinggang

    jantung menghilang, apex terangkat( RVE),

    -

    Sinus dan diafragma kiri baik

    - Tulang-tulang intak.

    -

    Kesan : Cardiomegaly disertai tanda-tanda edema paru

    Sesuai gambaran suatu Mitral Heart Disease (MHD)

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    6/20

    6

    Echocardiografi

    KESIMPULAN :

    Fungsi sistolic LV baik, EF 65%

    Dimensi ruang-ruang jantung : LA,LV dilatasi, LV D-Shape

    Disfungsi diastolic LV

    LVH

    PH-TR Severe

    MR severe

    PR Mild

    g. Diagnosis Kerja

    Diagnosa Primer: Mitral Regurgitasi Severe

    Diagnosa Sekunder : CHF NYHA II

    h. Penatalaksanaan

    Bed rest

    Oxygen 2-4 lpm via nasal canule

    Cardiac diet

    IVFD NaCl 0.9% 500 cc/24 hr

    Furosemide 20 mg/24jam/IV

    Digoxin 0,25 mg 1x1

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    7/20

    7

    Captopril 12,5mg 3x1

    PCT 500mg 3x1

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    8/20

    8

    CONGESTIF HEART FAILURE

    I. Definisi

    Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

    kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah

    untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya

    hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.

    Penamaan gagal jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi

    gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.

    Gagal jantung adalah ketidak mampuan jantung untuk

    mempertahankan curah jantung (Cardiac Output = CO) dalammemenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Apabila tekanan pengisian ini

    meningkat sehingga mengakibatkan edema paru dan bendungan di

    system vena, maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif (Kabo &

    Karim, 2002). Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung

    untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan

    jaringan akan oksigen dan nutrisi

    II. Etiologi

    Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif meliputi

    gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah

    jantung lebih rendah dari curah jantung normal.

    Kelainan otot jantung: Penyebab terbanyak, akan menurunkan

    kontraktilitas jantung. Kondisi penyebab kelainan fungsi otot ini

    adalah aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot

    degeneratif atau inflamasi.

    Aterosklerosis coroner: menyebabkan disfungsi miokardium

    karena terganggunya alirandarah ke otot jantung. Terjadi hipoksia

    dan asidosis karena penumpuka asam laktat. Infark miokardium

    biasanya tanda terjadinya gagal jantung.

    Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload):

    Meningkatkan beban kerja jantung sehingga mengakibatkan

    hipertropi serabut otot jantung (hipertropi miokard). Sebenarnya

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    9/20

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    10/20

    10

    tahanan perifer dan volume darah sirkulasi, angiotensin dan aldosteron

    berimplikasi pada perubahan struktural miokardium yang terlihat pada

    cedera iskemik dan kardiomiopati hipertropik hipertensif. Perubahan ini

    meliputi remodeling miokard dan kematian sarkomer, kehilangan

    matriks kolagen normal, dan fibrosis interstisial. Terjadinya miosit dan

    sarkomer yang tidak dapat mentransmisikan kekuatannya, dilatasi

    jantung, dan pembentukan jaringan parut dengan kehilangan komplians

    miokard normal turut memberikan gambaran hemodinamik dan

    simtomatik pada CHF.

    Sistem saraf simpatis (SNS): Epinefrin dan norepinefrin menyebabkan

    peningkatan tahanan perifer dengan peningkatan kerja jantung,

    takikardia, peningkatan konsumsi oksigen oleh miokardium, dan

    peningkatan risiko aritmia. Katekolamin juga turut menyebabkan

    remodeling ventrikel melalui toksisitas langsung terhadap miosit,

    induksi apoptosis miosit, dan peningkatan respons autoimun.

    Vasodilator endogen, seperti endotelin dan oksida nitrat, peptida

    jantung, dan peptida natriuretik: Perannya dalam CHF sedang diselidiki

    dan intervensinya sedang diuji.

    Sitokin imun dan inflamasi: Faktor nekrosis tumor alfa (TNFa) dan

    interleukin 6 (IL-6) menyebabkan remodeling ventrikel dengan

    apoptosis miosit, dilatasi ventrikel, dan penurunan kontraktilitas. Lebih

    lanjut, mereka juga berperan dalam efek sistemik seperti penurunan

    berat badan dan kelemahan yang terlihat pada CHF berat (kakheksiajantung).

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    11/20

    11

    Kejadian etiologi awal memengaruhi respons awal miokardium, tetapi

    seiring dengan perkembangan sindrom, mekanisme umum mulai muncul

    sehingga pasien CHF lanjut memperlihatkan gejala dan respons yang

    sama terhadap intervensi farmakologis yang sama apapun penyebab

    awal CHF-nya.

    Disfungsi ventrikel kiri sistolik

    1.

    Penurunan curah jantung akibat penurunan kontraktilitas,

    peningkatan afterload, atau peningkatan preload yang

    mengakibatkan penurunan fraksi ejeksi dan peningkatan volume

    akhir diastolik ventrikel kiri (LVEDV). Ini meningkatkan tekanan

    akhir diastolik pada ventrikel kiri (I-VEDP) dan menyebabkan

    kongesti vena pulmonal dan edema paru.

    2. Penurunan kontraktilitas (inotropi) terjadi akibat fungsi miokard

    yang tidak adekuat atau tidak terkoordinasi schingga ventrikel kiri

    tidak dapat melakukan ejeksi lebih dari 60% dari volume akhir

    diastoliknya (LVEDV). lni menyebabkan peningkatan bertahap

    LVEDV (juga dinamakan preload) mengakibatkan peningkatan

    LVEDP dan kongesti vena pulmonalis. Penyebab penurunan

    kontraktilitas yang tersering adalah penyakit jantung iskemik, yang

    tidak hanya mengakibatkan nekrosis jaringan miokard

    sesungguhnya, tetapi juga menyebabkan remodeling ventrikel

    iskemik. Remodeling iskemik adalah sebuah proses yang sebagian

    dimediasi oleh angiotensin II (ANG II) yang menyebabkan

    jaringan parut dan disfungsi sarkomer di jantung sekitar daerah

    cedera iskemik. Aritmia jantung dan kardiomiopati primer seperti

    yang disebabkan olch alkohol, infeksi, hemakromatosis,

    hipertiroidisme, toksisitas obat dan amiloidosis juga menyebabkan

    penurunan kontraktilitas. Penurunan curah jantung mengakibatkan

    kekurangan perfusi pada sirkulasi sistemik dan aktivasi sistem

    saraf simpatis dan sistem RAA, menyebabkan peningkatan tahanan

    perifer dan peningkatan afterload.

    3.

    Peningkatan afterload berarti terdapat peningkatan tahanan

    terhadap ejeksi LV. Biasanya disebabkan oleh peningkatan tahanan

    vaskular perifer yang umum terlihat pada hipertensi. Bisa juga

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    12/20

    12

    diakibatkan oleh stenosis katup aorta. Ventrikel kiri berespon

    terhadap peningkatan beban kerja ini dengan hipertrofi miokard,

    suatu respons yang meningkatkan massa otot ventrikel kiri tetapi

    pada saat yang sama meningkatkan kebutuhan perfusi koroner pada

    ventrikel kiri. Suatu keadaan kelaparan energi tercipta sehingga

    berpadu dengan ANG II dan respons neuroendokrin lain,

    menyebabkan perubahan buruk dalam miosit seperti semakin

    sedikitnya mitokondria untuk produksi energi, perubahan ekspresi

    gen dengan produksi protein kontraktil yang abnormal (aktin,

    miosin, dan tropomiosin), fibrosis interstisial, dan penurunan daya

    tahan hidup miosit. Dengan berjalannya waktu, kontraktilitas mulai

    menurun dengan penurunan curah jantung dan fraksi ejeksi,

    peningkatan LVEDV, dan kongesti paru.

    4. Peningkatan preload berarti peningkatan LVEDV, yang dapat

    disebabkan langsung oleh kelebihan volume intravaskular sama

    seperti yang terlihat pada infus cairan intra vena atau gagal ginjal.

    Selain itu, penurunan fraksi ejeksi yang disebabkan oleh perubahan

    kontraktilitas atau afterload menyebabkan peningkatan LVEDV

    sehingga meningkatkan preload. Pada saat LVEDV meningkat, ia

    akan meregangkan jantung, menjadikansarkomer berada pada

    posisi mekanis yang tidak menguntungkan sehingga terjadi

    penurunan kontraktilitas. Penurunan kontraktilitas ini, yang

    menyebabkan penurunan fraksi ejeksi, menyebabkan peningkatan

    LVEDV yang lebih lanjut, sehingga menciptakan lingkaran setan

    perburukan gagal jantung.

    5.

    Jadi, pasien dapat memasuki lingkaran penurunan kontraktilitas,

    peningkatanafterload, dan peningkatan preload akibat berbagai

    macam alasan (mis., infark miokard [MI], hipertensi, kelebihan

    cairan) dan kemudian akhimya mengalami semua keadaan

    hemodinamik dan neuro-hormonal CHF sebagai sebuah

    mekanisme yang menuju mekanisme lainnya.

    Disfungsi ventrikel kiri diastolic

    1.

    Penyebab dari 90% kasus

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    13/20

    13

    2. Didefinisikan sebagai kondisi dengan temuan klasik gagal

    kongestif dengan fungsi diastolik abnormal tetapi fungsi sistolik

    normal; disfungsi diastolik mumi akan dicirikan dengan tahanan

    terhadap pengisian ventrikel dengan peningkatan LVEDP tanpa

    peningkatan LVEDV atau penurunan curah jantung.

    3. Tahanan terhadap pengisian ventrikel kiri terjadi akibat relaksasi

    abnormal (lusitropik) ventrikel kiri dan dapat disebabkan oleh

    setiap kondisi yang membuat kaku miokard ventrikel seperti

    penyakit jantung iskemik yang menyebabkan jaringan parut,

    hipertensi yang mengakibatkan kardiomiopati hipertrofi,

    kardiomiopati restriktif, penyakit katup atau penyakit perikardium.

    4. Peningkatan denyut jantung menyebabkan waktu pengisian

    diastolik menjadi berkurang dan memperberat gejala disfungsi

    diastolik. Oleh karena itu, intoleransi terhadap olahraga sudah

    menjadi umum.

    5.

    Karena penanganan biasanya memerlukan perubahan komplians

    miokard yang sesungguhnya, efektivitas obat yang kini tersedia

    masih sangat terbatas. Penatalaksanaan terkini paling berhasil

    dengan penyekat beta yang meningkatkan fungsi lusitropik,

    menurunkan denyut jantung, dan mengatasi gejala. Inhibitor ACE

    dapat membantu memperbaiki hipertrofi dan membantu perubahan

    struktural di tingkat jaringan pada pasien dengan remodeling

    iskemik atau hipertensi.

    IV. Diagnosa

    a. Tanda dan Gejala

    Kriteria Framingham

    Kriteria Major:

    - Paroximal Nocturnal Dyspneu (PND) atau ortopneu

    -

    Peningkatan DVS

    -

    Ronkhi basah halus

    -

    Kardiomegali

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    14/20

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    15/20

    15

    Bahan Penghalang Beta-Adrenergic atau yang umumnya dikenal

    sebagai penghambat beta, menurunkan laju jantung dan keluaran

    kardiak, memungkinkan jantung untuk tidak mengeluarkan lebih

    banyak energi dan tenaga. Ini biasanya diresepkan pada mereka yang

    menderita tekanan darah tinggi atau aritmia.

    Diuretika digunakan untuk membersihkan tubuh dari cairan berlebihan

    melalui buang air kecil. Ini diresepkan ketika terdapat kelebihan cairan

    yang terbentuk dalam tubuh sehingga menyebabkan jantung bekerja

    lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Dengan

    mengeluarkan kelebihan air di dalam tubuh, diuretika membantu

    penurunan tekanan darah dan pengeluaran tenaga pada jantung.

    Vasodilator yang dikenal pula dengan Nitrat diresepkan untuk

    mengendurkan pembuluh darah sehingga lebih memudahkan darah

    untuk mengalir ke seluruh tubuh dan mengurangi pekerjaan jantung.

    Nitrogliserin adalah jenis vasodilator yang biasanya diresepkan. Obat-

    obatan ini membantu mengobati angina (nyeri dada).

    Obat-obatan penurun kolesterol seperti statin, membantu menurunkan

    kolesterol yang menyumbat arteri dan dinding pembuluh darah. Obat-

    obatan ini membantu berbagai organ seperti hati untuk menghancurkan

    kolesterol dalam tubuh secara lebih efektif.

    b. Terapi Bedah

    Untuk penyakit katup, disarankan bedah katup. Bergantung pada luas

    kerusakan pada katup jantung, katup harus diperbaiki atau diganti.

    Memperbaiki sebuah katup melibatkan penjahitan sebuah cincin di

    sekitar dinding katup untuk mengencangkannya. Prosedur ini juga

    dapat mencakup pemotongan, pemendekan atau membuat katup lebih

    kuat untuk memastikan bahwa katup terbuka dan tertutup dengan

    benar. Jika sebuah katup tidak dapat diperbaiki, maka dapat diganti

    dengan katup prostetik. Katup prostetik bisa berupa katup mekanis

    atau biologis (di mana jaringan diambil dari sapi, babi atau donor

    manusia). Pasien dapat membahas bersama dokter jenis katup apa yang

    tepat bagi mereka berdasarkan usia, pekerjaan, ukuran katup, jumlah

    katup yang diperlukan dan faktor lain.

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    16/20

    16

    VI. Komplikasi

    Berbagai macam komplikasi yang dapat muncul akibat gagal jantung,

    diantaranya:

    -

    Kerusakan atau gagal ginjal

    - Gangguan pada katup jantung

    - Kerusakan hati

    -

    Serangan jantung dan stroke

    - Gagal jantung dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kematian

    mendadak.

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    17/20

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    18/20

    18

    Patofisiologi

    Patofisiologi regurgitasi mitral dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu:

    a. Fase akut

    MR akut (yang dapat diakibatkan rupture mendadak korda tendinea atau muskulus

    pappilaris) dapat menyebabkan volume overload dari ventrikel dan atrium kiri. Hai ini

    karena setiap kali memompa darah, tidak hanya aliran darah ke arah aorta (forward

    stroke volume) saja yang dipompa, melainkan aliran regurgitasi ke arah atrium

    (regurgitant volume) juga dipompa. Total stroke volume ventrikel kiri merupakan

    kombinasiforward stroke volume dan regurgitant volume.

    Pada keadaan akut stroke volume ventrikel kiri meningkat tetapi forward cardiac

    output menurun. Mekanisme yang menyebabkan total stroke volume meningkat

    dinamakan dengan Frank-Starling Mechanism.Regurgitant volume menyebabkan

    overload volume dan tekanan pada atrium kiri. Kenaikan tekanan ini akan

    mengakibatkan kongestif paru, karena drainase darah dari paru-paru terhambat.

    b. Fase kronik terkompensasi

    Apabila MR timbulnya lama atau fase akut dapat teratasi dengan obat. Maka individu

    ini akan masuk ke dalam fase kronik terkompensasi. Pada fase ini, ventrikel kiri

    mengalami hipertrofi yang eksentrik sebagai kompensasi peningkatan stroke volume.

    Individu dengan fase ini biasanya tidak ada keluhan dan dapat melakukan aktivitas

    seperti biasa.

    c. Fase kronik dekompensasi

    Fase ini ditandai dengan overload kalsium pada miosit. Pada fase ini miokard

    ventrikel tidak dapat lagi berkontraksi secara kuat sebagai kompensasi overload

    volume pada MR, dan stroke volume ventrikel kiri akan menurun. Dengan keadaan

    ini akan terjadi kongesti vena pulmonalis. Pada fase ini akan terjadi dilatasi ventrikel

    kiri, yang berakibat dilatasi annulus fibrosus yang akan memperburuk derajat RM.

    Gambaran Klinis

    Regurgitasi katup mitral yang ringan bisa tidak menunjukkan gejala.

    Kelainannya bisa dikenali hanya jika dokter melakukan pemeriksaan dengan

    stetoskop, dimana terdengar murmuryang khas, yang disebabkan pengaliran kembali

    darah ke dalam atrium kiri ketika ventrikel kiri berkontraksi. Secara bertahap,

    ventrikel kiri akan membesar untuk meningkatkan kekuatan denyut jantung, karena

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    19/20

  • 8/10/2019 Mitral Regurgitasi Raissa

    20/20

    20

    antikoagulan. Katup babi bekerja dengan baik dan tidak memiliki resiko terbentuknya

    bekuan darah, tetapi tidak mampu bertahan selama katup mekanik. Jika katup

    pengganti gagal, harus segera diganti.

    Pengobatan

    Terapi yang diberikan pada pasien mitral regurgitasi bertujuan untuk

    memperbaiki curah jantung, mengurangi regurgitasi, dan memperbaiki edema

    pulmonal.

    Pada mitral regurgitasi akut dapat diberikan diuretik untuk memperbaiki

    edema pulmonal, vasodilator untuk memperbaiki curah jantung, warfarin jika terjadi

    atrium fibrilasi, pengobatan untuk gagal jantung seperti diuretik, beta blocker, ACE

    inhibitor, dan digitalis dapat menangani mital regurgitasi yang mengalami

    kardiomiopati. Sedangkan intevensi untuk melakukan pembedahan adalah mitral

    regurgitasi berat yang bergejala, mitral regurgitasi berat tanpa gejala dengan

    penurunan fungsi ventrikel kiri, dan mitral regurgitasi tanpa gejala dengan LVESD >

    45 mm dan EF< 55 %.