PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Judul ini dipilih karena rasa penasaran penulis yang sangat ingin tahu apakah murid dan guru masih memiliki kecintaan terhadap mitologi dan apakah mereka mengerti arti tentang mitologi itu sendiri. Penulis juga merasa tema ini sangat menarik untuk dibahas mengingat betapa luasnya arti mitologi. Adapun penulis merasa mitologi seperti sebuah cerita absurd 1 yang memuat pesan-pesan bagi masyarakat luas yang dilukiskan sedemikian rupa sehingga terkadang pesan itu tidak diketahui oleh masyarakat sehingga penulis bermaksud untuk menggali pesan yang tersirat di dalam cerita-cerita tersebut. Alasan penulis memilih tema ini juga karena penulis merasa masyarakat luas yang mengetahui mitologi terkadang tidak tahu menahu tentang arti mitologi sesungguhnya dan terkadang suka melenceng dari arti yang sebenarnya. Maka, untuk meluruskan kesalahpahaman yang bisa terjadi, penulis memutuskan untuk memilih tema ini. 2. Tujuan Menurut Julius Caesar, pengalaman adalah guru yang mengajarkan segalanya. Sebuah kisah dari masa lalu dengan pengalaman-pengalaman yang ada di dalamnya dapat menjadi satu pelajaran bagi diri kita. Adapun pesan-pesan yang hanya 1 Cerita yang tidak masuk diakal dan memakai pengandaian, tapi memiliki sebuah pesan di baliknya. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Judul ini dipilih karena rasa penasaran penulis yang sangat ingin tahu apakah murid
dan guru masih memiliki kecintaan terhadap mitologi dan apakah mereka mengerti arti
tentang mitologi itu sendiri. Penulis juga merasa tema ini sangat menarik untuk dibahas
mengingat betapa luasnya arti mitologi. Adapun penulis merasa mitologi seperti sebuah
cerita absurd1 yang memuat pesan-pesan bagi masyarakat luas yang dilukiskan
sedemikian rupa sehingga terkadang pesan itu tidak diketahui oleh masyarakat sehingga
penulis bermaksud untuk menggali pesan yang tersirat di dalam cerita-cerita tersebut.
Alasan penulis memilih tema ini juga karena penulis merasa masyarakat luas yang
mengetahui mitologi terkadang tidak tahu menahu tentang arti mitologi sesungguhnya
dan terkadang suka melenceng dari arti yang sebenarnya. Maka, untuk meluruskan
kesalahpahaman yang bisa terjadi, penulis memutuskan untuk memilih tema ini.
2. Tujuan
Menurut Julius Caesar, pengalaman adalah guru yang mengajarkan segalanya.
Sebuah kisah dari masa lalu dengan pengalaman-pengalaman yang ada di dalamnya dapat
menjadi satu pelajaran bagi diri kita. Adapun pesan-pesan yang hanya tersirat di dalam
kisah tersebut. Meski ada kemungkinan bahwa mitologi itu tidak nyata, tapi kita dapat
memetik hikmatnya dan mengambil itu menjadi satu penuntun kita, satu pengalaman bagi
kita.
Maka dari itu, penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan untuk :
- Meneliti apakah masyarakat masih mengetahui mitologi
- Menyelidiki apakah masyarakat masih menyukai mitologi
- Meluruskan kesalahpahaman tentang arti mitologi
- Memberikan contoh tentang apa yang disebut mitologi dengan karakteristiknya
- Memberitahukan pesan-pesan yang tertulis di dalam mitologi.
1 Cerita yang tidak masuk diakal dan memakai pengandaian, tapi memiliki sebuah pesan di baliknya.
1
3. Pokok Permasalahan
Sudah sering kita mendengar pepatah yang mengatakan, ”Pengalaman adalah guru
yang terbaik”. Sampai sekarang, pepatah ini menjadi bagian dalam diri kita. Sebuah
kejadian di masa lalu, entah itu nyata, entah itu tidak mempunyai pengalaman tersendiri
bagi setiap orang. Demikian pula dengan mitologi yang telah terjadi di masa lalu. Tidak
ada yang tahu menahu tentang kebenaran mitologi tersebut, semua hanya bisa
memprediksinya saja, tapi semua orang bisa mengambil beberapa pesan yang terkandung
di dalam mitologi tersebut. Tentu saja, tak mungkin sesuatu itu diciptakan tanpa alasan.
Hal itu juga berlaku terhadap mitologi. Ada berbagai alasan mengapa mitologi itu
diciptakan dan tentunya semua dengan tujuan yang berbeda.
Dalam pokok bahasan kali ini, penulis akan membahas beberapa pokok bahasan
dalam karya tulis ini, yakni :
- Apa arti mitologi?
- Dari mana mitologi itu berasal?
- Bagaimana ciri-ciri sebuah mitologi?
- Apa saja fungsi mitologi?
- Apakah ada hubungan antara agama dengan mitologi?
- Sinopsis dan asal-usul mitologi Yunani
- Tanggapan Masyarakat terhadap Mitologi
4. Ruang Lingkup Masalah
Sesuai dengan judul dan pertimbangan akan koherensi yang harus dipertahankan,
maka ulasan dalam karya tulis ini dibatasi dalam hal-hal :
1. Penulis hanya memberi satu contoh mitologi yakni mitologi Yunani berdasarkan hasil
angket yang disebarkan.
2. Penulis tidak memberikan daftar cerita mitologi agar tidak memusingkan pembaca
5. Metodologi
Adapun metodologi yang dipakai penulis adalah :
a. Metode penelitian literatur atau kepustakaan, melalui buku-buku, media massa
maupun internet yang memberikan informasi yang berkaitan dengan mitologi.
2
b. Metode pengumpulan data secara induktif, yaitu dengan memberikan quisioner
atau angket kepada beberapa orang yang tahu menahu tentang mitologi. Quisioner
inipun terbatas diisi oleh anak-anak kelas 2 SMA dan guru.
c. Metode penarikan kesimpulan secara deduktif yaitu mengambil satu pendapat
berdasarkan hal yang umum untuk hal yang bersifat khusus. Jadi memberikan
suatu kesimpulan dengan hasil yang telah didapatkan.
6. Sistematika Penulisan
Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Pokok Permasalahan
4. Ruang Lingkup Masalah
5. Metodologi
6. Sistematika Penulisan
ISI
1. Bab 1 Mitologi
1.1. Pengertian Mitologi
1.2. Karakteristik Mitologi
1.3. Asal-Usul Mitologi
1.4. Fungsi Mitologi
1.5. Hubungan Mitologi dengan Agama
2. Bab 2 Mitologi Yunani
2.1. Sumber-sumber Mitologi Yunani
2.2. Sinopsis
3. Bab 3 Tanggapan Masyarakat
3.1. Hasil Angket
3.2. Pembahasan
Penutup
1. Kesimpulan
3
Bab 1
Mitologi
Penulis yakin bahwa kisah-kisah seperti Hercules, Pharaoh,
Ragnarok, dan lainnya sudah tidak asing di telinga anda. Sebab
tanpa pembaca sadari, kisah-kisah tersebut sudah mengisi
kehidupan pembaca. Adapun sudah beribu-ribu tahun lamanya,
masyarakat suka mengkaitkan objek di sekitarnya dengan dewa-
dewi yang mereka percayai ada di dalam objek tersebut2. Tapi,
mereka tidak pernah menyadari bahwa hal itu juga merupakan
salah satu kepercayaan dalam mitologi.
Istilah mitologi bisa dikenal sebagai salah satu pembelajaran
tentang mitos atau bagian dari mitos itu sendiri. Sebagai contoh
misalkan, Comparative Mythology adalah pembelajaran tentang
hubungan antara mitos dengan kebudayaan, sementara Mitologi Yunani adalah bagian
dari Yunani Kuno. Dalam pembelajaran tentang cerita rakyat, mitologi adalah sebuah
kisah suci yang menjelaskan tentang bagaimana dunia dan manusia bisa menjadi seperti
sekarang. Banyak sekali pelajar dalam bidang lain menggunakan istilah ”mitos” ini ke
dalam cara yang berbeda.
1.1. Pengertian Mitologi
Sebelum penulis lanjut membahas tentang mitologi, tentunya penulis akan
menjelaskan pengertian mitologi. Sebab seperti pepatah yang mengatakan, ”Jika tak
kenal maka tak sayang.”. Jika pembaca tidak tahu apa arti mitologi maka maka besar
kemungkinan bahwa pembaca tidak akan bisa menyukai mitologi tersebut. Maka penulis
akan membantu anda untuk menemukan arti mitologi tersebut.
Banyak sekali arti untuk mitologi. Ada yang menerjemahkannya sebagai
pembelajaran tentang mitos, sebuah buku yang mengandung tentang mitos3. Ada juga
yang mentafsirkannya sebagai sebuah kumpulan mitos yang dikaitkan dengan sebuah
event, individual, atau sebuah institusi4. Menurut KBBI, mitologi adalah sebuah bentuk
karya sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan
makhluk halus dl suatu kebudayaan
Begitu banyak arti, manakah yang benar dan manakah yang salah? Tentunya
pertanyaan ini akan muncul di pikiran anda. Maka, penulis ingin berkata bahwa tidak ada
yang salah, tapi tidak semuanya benar. Sebab, sebuah penerjemahan dilakukan oleh
manusia yang memiliki pendapat yang berbeda dan ada masyarakat yang bisa
menerimanya dan ada yang tidak. Di manakah anda?
Akhirnya, penulispun menemukan arti yang sekurang-kurangnya menurut penulis
sesuai. Yaitu bahwa mitologi itu adalah sebuah badan atau koleksi mitos yang merupakan
kepunyaan sekelompok masyarakat yang menunjukkan asal usul, sejarah, nenek moyang,
kebudayaan, dan juga pahlawan mereka5. Sehingga dalam hal ini, mitologi adalah sebuah
kisah yang sudah ada di masyarakat yang sering diceritakan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi tanpa diketahui kebenarannya. Tapi, dari mitologi itu pulalah,
masyarakat bisa mengenal kebudayaan yang satu dengan yang lain.
Mitologi ini bisa berlanjut dari generasi ke generasi sebab mereka memiliki sebuah
kualitas yang menjanjikan. Mitologi juga sering disejajarkan dengan sebuah saga.
Adapun dalam KBBI, saga diartikan sebagai cerita rakyat (berdasarkan peristiwa sejarah
yabg telah bercampur fantasi rakyat); prosa kisahan lama yang bersifat legendaris tentang
kepahlawanan keluarga yg terkenal atau petualangan yang mengagumkan.
1.2. Karakteristik Mitologi
Karakter yang biasa dipakai dalam sebuah mitologi adalah dewa atau supernatural
heroes. 6 7 8 Sebagai sebuah cerita yang suci, mitologi kerap kali dipegang oleh
pemerintah dan pendeta dan sangat erat kaitannya dengan agama9. Dalam masyarakat, di
mana kisah ini diceritakan, sebuah mitologi biasa dianggap sebagai kisah yang benar di
masa lalu. Bahkan dalam kenyataannya, masayarakat mempunya dua kategori untuk
5 http://www.answers.com/topic/celtic-mythology6 Bascom, William. "The Forms of Folklore: Prose Narratives". 'Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, hlm.97 A Dictionary of English Folklore8 O'Flaherty, p.19: "I think it can be well argued as a matter of principle that, just as 'biography is about chaps', so mythology is about gods."9 Bascom, William. "The Forms of Folklore: Prose Narratives". 'Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press hlm.9
kisah tradisional — (1) “Kisah nyata”, atau mitologi dan (2) “Kisah fiksi”, atau fable. Mitologi
biasanya mengambil waktu pada zaman primordial, ketika dunia masih belum seperti
sekarang. Mitologi menceritakan bagaimana dunia bisa mendapatkan kondisi seperti
sekarang dan bagaimana budaya, institusi dan larangan itu diciptakan.
1.3. Asal Usul Mitologi
a. Euthemerism
Sebuah teori yang menyatakan bahwa mitologi adalah sebuah sejarah yang
kisahnya sudah diputarbalikkan.10 Menurut teori ini, orang yang menyampaikan kisah
sering mengulang kisah hingga figure dalam kisah tersebut mendapatkan status dewa.
Sebagai contoh, dewa angin Aeolus11 merupakan evolusi dari seorang raja pada
zaman dahulu yang mengajarkan rakyatnya bagaimana cara berlayar dan
memprediksikan angin12. Teori ini diberi nama ”euhemerism” sesuai dengan
pengarang Euhemerus (320 tahun SM), yang berpendapat bahwa dewa-dewi Yunani
merupakan legenda tentang manusia.
b. Alegori
Beberapa teori mengatakan bahwa mitologi dimulai sebagai alegori.
Berdasarkan sebuah teori, mitologi bermula sebagai alegori terhadap fenomena alam:
Apollo mewakili api, Poseidon mewakili air, dan seterusnya13. Ada juga teori yang
menyatakan bahwa mitologi dimulai sebagai alegori tentang filosofi atau konsep
spiritual. Athena mewakili kebijaksanaan, Aphrodite mewakili keinginan, dan
seterusnya14. Pada abad ke 19, seorang Sanskristist, Max Müller mengeluarkan teori
mitologi yang lain. dia berpendapat mitologi dimulai sebagai penjelasan terhadap
alam, tapi kemudian ditangkap dalam arti lain; misalnya, sebuah puisi yang
menceritakan tentang laut sebagai ”mengamuk” diartikan bahwa laut adalah dewa
yang mengamuk.
10 Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. Whitefish: Kessinger, 2004. hlm. 19411 Dewa angin dalam mitologi Yunani12 Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. Whitefish: Kessinger, 2004. hlm. 19413 Honko, Lauri. "The Problem of Defining Myth". Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, 1984. 41-52. hlm 4514 Honko, Lauri. "The Problem of Defining Myth". Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, 1984. 41-52. hlm 45
mitologi adalah suci dan karena itu mereka sangat berharga sebagai peran penting untuk
manusia. Sehingga, mitologi sering digunakan untuk menegakkan struktur sosial yang
sekarang dan institusi; mereka membenarkan kebudayaan ini dengan meyakinkan bahwa
mitologi tersebut diciptakan oleh makhluk suci. Mitologi bisa juga menghibur.
Fungsi lain adalah untuk menyediakan kepada masyarakat sebuah pengalaman berbau
agama. Dengan menceritakan ulang mitologi, manusia menarik diri mereka dari masa
sekarang dan mundur ke masa lalu, sehingga membawa mereka lebih dekat lagi dengan
’tuhan’. Bahkan kenyataannya, dalam beberapa kasus, sebuah kelompok masyarakat akan
mereka ulang sebuah mitologi dengan tujuan untuk menciptakan sebuah kondisi di masa
lalu; sebagai contoh, mereka akan mereka ulang penyembuhan yang dilakukan dewa di
awal zaman untuk menyembuhkan orang di masa sekarang.
1.5. Hubungan Mitologi dengan Agama
Hubungan antara mitologi dengan agama bergantung dengan definisi mitologi
mana yang digunakan. Berdasarkan
Robert Graves, sebuah kisah tradisi
agama adalah mitologi jika dan hanya
jika tidak dipertanyakan. Menurut
Segal, semua kisah agama adalah
mitologi –tapi karena hampir semua
kisah adalah mitos. Menurut para
pencerita cerita rakyat, semua
mitologi adalah kisah agama (atau
“suci”), tapi tidak semua kisah agama adalah mitologi; kisah agama berputar sekitar
tentang penciptaan dunia adalah mitologi; akan tetapi, kisah agama yang tidak
menceritakan bagaimana keadaan bisa seperti sekarang bukanlah mitologi.
Bab 2
Mitologi Yunani
8
Jika di bab sebelumnya penulis telah membahas tentang arti sebuah mitologi beserta
karakteristik dan teori-teori tentang asal-usul mitologi, maka di bab ini, penulis akan
membahas tentang salah satu kisah mitologi yang mungkin sudah tidak asing lagi di
telinga kita, yaitu mitologi Yunani. Penulis memilih mitologi ini berdasarkan angket yang
sampai pada kesimpulan bahwa banyak yang lebih menyukai mitologi Yunani tersebut.
Mitologi Yunani adalah bagian penting mitologi dan legenda yang dimiliki oleh
Yunani kuno berkaitan erat dengan para dewa dan pahlawan mereka, dan permulaan serta
penjelasan tentang praktek ritual dan kultur yang dilakukan mereka. Mitologi ini
merupakan bagian dari keagamaan Yunani kuno.
Mitologi Yunani sering dipajang secara eksplisit di beberapa koleksi narasi dan
secara implisit di dalam presentasi seni, seperti lukisan
vas ataupun hadiah. Mitologi Yunani menjelaskan asal
usul tentang dunia dan penjelasan lebih lengkap tentang
kehidupan dan petualangan mengenai para dewa dewi
dan pahlawan serta makhluk mitologi lainnya.
Sekarang, Mitologi Yunani dikenal sebagai sas tra
Yunani.
Mitologi Yunani sangat berperan penting dalam
kebudayaan, seni, dan juga sastra Barat dan menjadi
bagian dari pusaka dan bahasa Barat. Penyair dan artis dari zaman kuno hingga sekarang
mengambil inspirasi dari Mitologi Yunani dan menemukan ciri khas serta persamaan
yang relefan dalam tema mitologi tersebut.
2.1. Sumber-Sumber Mitologi Yunani
a. Sumber-Sumber Sastra
Narasi yang berbau mitos memegang peranan penting di hampir setiap aliran
Sastra Yunani. Kendati demikian, satu-satunya buku tentang mitologi yang selamat
dari masa Yunani kuno adalah ’Library of Pseudo-Apollodorus’, yang berusaha untuk
menunjukkan perbedaan kisah oleh penyair dan menyediakan ringkasan tentang
tradisi Yunani dan legenda kepahlawanan mereka.
9
Poseidon, Sang Penguasa Lautan
Sejarahwan Herodotus dan Diodorus Siculus, dan geografer Pausanias dan
Strabo, yang berkelana di seluruh dunia Yunani dan mencatat kisah-kisah yang
mereka dengar, menyediakan berbagai mitos dan legenda setempat, sering
memberikan banyak alternatif lain17. Herodotus pada khususnya, mencari berbagai
tradisi yang disajikan kepadanya dan menemukan akar sejarah atau mitologi dalam
konfrontasi antara Yunani dan bagian Timur18. Herodotus berusaha untuk
mendamaikan campuran asal-usul dan budaya yang berbeda-beda konsep.
Penyair pada masa Hellenistic dan Romawi, meski lebih ke arah sastra
daripada ke arah praktek kultur, tetap memiliki beberapa informasi penting yang
mungkin bisa saja hilang. Hal ini meliputi:
1. Penyair Romawi Ovid, Statius, Valerius Flaccus, Senecca, dan Virgil
dengan komentar Servius
2. Novel-novel Romawi dan Yunani seperti Apuleius, Petronius, Lollianus,
dan Heliodorus
3. Penyai Yunani dari periode : Nonnus, Antoninus, Liberalis, dan Quintus
Smyrnaeus.
4. Penyair Yunani dari periode Helenistik : Apolloninus dari Rhodes,
Callimachus, Pseudo-Eratosthenes, dan Parthenius
b. Sumber-Sumber Arkeologi
Penemuan peradaban Mycenaean oleh amatir Jerman arkeolog, Heinrich
Schliemann, pada abad kesembilan belas, dan penemuan dari peradaban
Minoan di Creteoleh oleh seorang arkeolog Inggris, Sir Arthur Evans, pada abad
kedua puluh, membantu untuk menjelaskan banyak pertanyaan yang ada tentang
kepahlawanan Hormer, dan memberikan bukti arkeologi untuk banyak rincian
mitologi tentang para dewa dan pahlawan. Sayangnya, bukti-bukti tentang mitos dan
ritual di situs Minoan Mycenaean sangat monumental.
17 Klatt J. Mary, Brazouski Antoinette (1994). "Preface". Children's Books on Ancient Greek and Roman Mythology: An Annotated Bibliography. Greenwood Press. hlm. XII18 P. Cartledge, The Spartans, 60, and The Greeks, 22
Desain geometris pada tembikar dari abad kedelapan sebelum masehi
menggambarkan adegan dari siklus Trojan, serta petualangan Heracles19. Representasi
visual mitologi ini sangat penting untuk dua alasan. Alasan pertama, banyak mitos
Yunani dibuktikan di dalam vas daripada sastra awal; dari dua belas buruh dari
Heracles, misalnya, hanya petualangan Cerberus terjadi dalam teks sastra
kontemporer20. Di samping itu, sumber-sumber visual kadang menampilkan beberada
adegan yang tidak terdapat di dalam sumber sastra.
2.2. Sinopsis
Dahulu kala ketika usia bumi ini masih muda, berpijaklah satu bangsa yang bernama
bangsa Yunani. Bangsa Yunani Kuno ini mempunyai kepercayaan bahwa bentuk dari
bumi ini bukanlah bulat seperti bola seperti halnya yang kita percayai, melainkan mereka
percaya bahwa bentuk dari bumi ini bundar datar seperti cakram denagn negeri mereka
berada di tengah-tengahnya, dan sebagai pusat dari alam semesta ini adalah Gunung
Suci Olympus21. Menurut kepercayaan mereka daratan yang terbentuk membentang dari
Barat ke Timur, daratan yang membentang ini terbagi dua bagian yang sama besar dan
terbagi oleh daerah perairan, yaitu Laut Tengah dan kelanjutannya Laut Euxime (Laut
Hitam), sementara Sungai Ocean (sesungguhnya adalah Samudra Atlantik) mengelilingi
cakram bumi dari Selatan ke Utara.
Jauh di sebelah Utara terdapat suatu negeri yang disebut Hyperborea yang konon
katanya didiami dan dihuni oleh suatu ras yang hanya mengenal kebahagiaan. Di sana
udara selalu nyaman serta berbagai buah-buahan selalu tersedian dan dipanen sepanjang
tahun. Sedangkan jauh di sebelah selatan terdapat negeri yang disebut Ethiopia, di negeri
ini penduduknya hampir sama dengan di Hyperborea, yaitu hanya mengalami
kebahagiaan, namun di Ethiopia ini para penduduknya mengalami masa muda yang abadi
dan tidak akan menjadi tua. Konon para dewa-dewi bahkan merasa terhormat apabila
dapat tinggal brsama mereka. Menurut kepercayaan bangsa Yunani Kuno, matahari,
bulan, bintang-bintang, dan fajar kembali ke istana emas di Timur.
Istana dewa-dewi berada di Gunung Olympus, di Thessaly. Gerbangnya selalu
diselimuti awan oleh para dewi musim. Sebenarnya dewa-dewi ini memiliki istananya
19 "Greek Mythology". Encyclopaedia Britannica. 200220 Homer, Iliad, 8. An epic poem about the Battle of Troy. hlm. 366-36921 H.W. Stoll, Religion and Mythology of the Greeks, hlm. 8
11
masing-masing, namun meski para dewa-dewi tersebut tinggal di istana yang berbeda-
beda namum nereka senantiasa berkumpul di balairung para dewa, yaitu di kediaman raja
dewa, yakni Zeus (Jupiter). Menurut kepercayaan Yunani Kuno para Dewa-Dewi
tersebut sama dan serupa dengan manusia dalam banyak hal kecuali bahwa mereka lebih
berkuasa dan abadi berkat makanan yang mereka makan yaitu Ambrosia, dan minuman
yang mereka minum yaitu Nectar.
Awal Mula Penciptaan
Konon menurut kepercayaan Yunani Kuno sebelum bumi dan semua ini tercipta yang
ada hanyalah kekosongan dan kekelaman tanpa batas yang disebut Chaos, Chaos
mempunyai seorang istri yang bernama Nox yaitu sang Dewi malam. Dari perkawinan
mereka inilah lahirlah Erebus yakni Dewa kegelapan, yang di kemudian hari mengusir
Chaos dan mengawini ibunya sendiri. Dari perkawinan anak dan ibu ini
Terlahirlah Ether yaitu Dewa udara yang kebiruan, serta Emera (Dia) sang Dewi siang
yang cemerlang berseri-seri. Namun seperti halnya Erebus mengusir Chaos, Ketika
bertahta Ether dan Emera (Dia)-pun mengusir Erebus dan Nox lalu mulai berkuasa dan
memerintah.
Dari pasangan ini (Ether dan Emera/Dia) lahirlah anak-anak yang Elok, Tampan,
Cantik, dan Perkasa, yaitu Gaia (Terra) sang Dewi bumi yang penuh
pesona, Caelus yaitu langit yang perkasa yang menyelimuti bumi dengan jubah
birunya, Pontus sang lautan yang jubahnya membentang menutupi sebagian besar
permukaan bumi, Amor yaitu Dewi cinta yang membawa benih-benih kehidupan,
danTartarus yaitu neraka yang amblas ke dalam bumi dengan kedalaman yang tak
terukur dan tak terjangkau oleh terang. Dan ditempat inilah tinggal Chaos, Nox,
dan Erebus yang terasing dan terusir.
Ketika Ether dan Emera (Dia) turun tahta, Caelus sang langit menggantikan mereka
naik tahta bersama Terra mendampinginya sebagai permaisuri. Dengan dibantu Amor
yang membawa benih-benih kehidupan, Caelus dan Terra melahirkan anak-anak mereka
yaitu para Titan (pria) dan Titanid (wanita) yang perkasa antara lain;