Top Banner
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Judul ini dipilih karena rasa penasaran penulis yang sangat ingin tahu apakah murid dan guru masih memiliki kecintaan terhadap mitologi dan apakah mereka mengerti arti tentang mitologi itu sendiri. Penulis juga merasa tema ini sangat menarik untuk dibahas mengingat betapa luasnya arti mitologi. Adapun penulis merasa mitologi seperti sebuah cerita absurd 1 yang memuat pesan-pesan bagi masyarakat luas yang dilukiskan sedemikian rupa sehingga terkadang pesan itu tidak diketahui oleh masyarakat sehingga penulis bermaksud untuk menggali pesan yang tersirat di dalam cerita-cerita tersebut. Alasan penulis memilih tema ini juga karena penulis merasa masyarakat luas yang mengetahui mitologi terkadang tidak tahu menahu tentang arti mitologi sesungguhnya dan terkadang suka melenceng dari arti yang sebenarnya. Maka, untuk meluruskan kesalahpahaman yang bisa terjadi, penulis memutuskan untuk memilih tema ini. 2. Tujuan Menurut Julius Caesar, pengalaman adalah guru yang mengajarkan segalanya. Sebuah kisah dari masa lalu dengan pengalaman-pengalaman yang ada di dalamnya dapat menjadi satu pelajaran bagi diri kita. Adapun pesan-pesan yang hanya 1 Cerita yang tidak masuk diakal dan memakai pengandaian, tapi memiliki sebuah pesan di baliknya. 1
32

Mitologi

Jun 26, 2015

Download

Documents

shiroykumo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mitologi

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Judul ini dipilih karena rasa penasaran penulis yang sangat ingin tahu apakah murid

dan guru masih memiliki kecintaan terhadap mitologi dan apakah mereka mengerti arti

tentang mitologi itu sendiri. Penulis juga merasa tema ini sangat menarik untuk dibahas

mengingat betapa luasnya arti mitologi. Adapun penulis merasa mitologi seperti sebuah

cerita absurd1 yang memuat pesan-pesan bagi masyarakat luas yang dilukiskan

sedemikian rupa sehingga terkadang pesan itu tidak diketahui oleh masyarakat sehingga

penulis bermaksud untuk menggali pesan yang tersirat di dalam cerita-cerita tersebut.

Alasan penulis memilih tema ini juga karena penulis merasa masyarakat luas yang

mengetahui mitologi terkadang tidak tahu menahu tentang arti mitologi sesungguhnya

dan terkadang suka melenceng dari arti yang sebenarnya. Maka, untuk meluruskan

kesalahpahaman yang bisa terjadi, penulis memutuskan untuk memilih tema ini.

2. Tujuan

Menurut Julius Caesar, pengalaman adalah guru yang mengajarkan segalanya.

Sebuah kisah dari masa lalu dengan pengalaman-pengalaman yang ada di dalamnya dapat

menjadi satu pelajaran bagi diri kita. Adapun pesan-pesan yang hanya tersirat di dalam

kisah tersebut. Meski ada kemungkinan bahwa mitologi itu tidak nyata, tapi kita dapat

memetik hikmatnya dan mengambil itu menjadi satu penuntun kita, satu pengalaman bagi

kita.

Maka dari itu, penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan untuk :

- Meneliti apakah masyarakat masih mengetahui mitologi

- Menyelidiki apakah masyarakat masih menyukai mitologi

- Meluruskan kesalahpahaman tentang arti mitologi

- Memberikan contoh tentang apa yang disebut mitologi dengan karakteristiknya

- Memberitahukan pesan-pesan yang tertulis di dalam mitologi.

1 Cerita yang tidak masuk diakal dan memakai pengandaian, tapi memiliki sebuah pesan di baliknya.

1

Page 2: Mitologi

3. Pokok Permasalahan

Sudah sering kita mendengar pepatah yang mengatakan, ”Pengalaman adalah guru

yang terbaik”. Sampai sekarang, pepatah ini menjadi bagian dalam diri kita. Sebuah

kejadian di masa lalu, entah itu nyata, entah itu tidak mempunyai pengalaman tersendiri

bagi setiap orang. Demikian pula dengan mitologi yang telah terjadi di masa lalu. Tidak

ada yang tahu menahu tentang kebenaran mitologi tersebut, semua hanya bisa

memprediksinya saja, tapi semua orang bisa mengambil beberapa pesan yang terkandung

di dalam mitologi tersebut. Tentu saja, tak mungkin sesuatu itu diciptakan tanpa alasan.

Hal itu juga berlaku terhadap mitologi. Ada berbagai alasan mengapa mitologi itu

diciptakan dan tentunya semua dengan tujuan yang berbeda.

Dalam pokok bahasan kali ini, penulis akan membahas beberapa pokok bahasan

dalam karya tulis ini, yakni :

- Apa arti mitologi?

- Dari mana mitologi itu berasal?

- Bagaimana ciri-ciri sebuah mitologi?

- Apa saja fungsi mitologi?

- Apakah ada hubungan antara agama dengan mitologi?

- Sinopsis dan asal-usul mitologi Yunani

- Tanggapan Masyarakat terhadap Mitologi

4. Ruang Lingkup Masalah

Sesuai dengan judul dan pertimbangan akan koherensi yang harus dipertahankan,

maka ulasan dalam karya tulis ini dibatasi dalam hal-hal :

1. Penulis hanya memberi satu contoh mitologi yakni mitologi Yunani berdasarkan hasil

angket yang disebarkan.

2. Penulis tidak memberikan daftar cerita mitologi agar tidak memusingkan pembaca

5. Metodologi

Adapun metodologi yang dipakai penulis adalah :

a. Metode penelitian literatur atau kepustakaan, melalui buku-buku, media massa

maupun internet yang memberikan informasi yang berkaitan dengan mitologi.

2

Page 3: Mitologi

b. Metode pengumpulan data secara induktif, yaitu dengan memberikan quisioner

atau angket kepada beberapa orang yang tahu menahu tentang mitologi. Quisioner

inipun terbatas diisi oleh anak-anak kelas 2 SMA dan guru.

c. Metode penarikan kesimpulan secara deduktif yaitu mengambil satu pendapat

berdasarkan hal yang umum untuk hal yang bersifat khusus. Jadi memberikan

suatu kesimpulan dengan hasil yang telah didapatkan.

6. Sistematika Penulisan

Pendahuluan

1. Latar Belakang

2. Tujuan

3. Pokok Permasalahan

4. Ruang Lingkup Masalah

5. Metodologi

6. Sistematika Penulisan

ISI

1. Bab 1 Mitologi

1.1. Pengertian Mitologi

1.2. Karakteristik Mitologi

1.3. Asal-Usul Mitologi

1.4. Fungsi Mitologi

1.5. Hubungan Mitologi dengan Agama

2. Bab 2 Mitologi Yunani

2.1. Sumber-sumber Mitologi Yunani

2.2. Sinopsis

3. Bab 3 Tanggapan Masyarakat

3.1. Hasil Angket

3.2. Pembahasan

Penutup

1. Kesimpulan

3

Page 4: Mitologi

Bab 1

Mitologi

Penulis yakin bahwa kisah-kisah seperti Hercules, Pharaoh,

Ragnarok, dan lainnya sudah tidak asing di telinga anda. Sebab

tanpa pembaca sadari, kisah-kisah tersebut sudah mengisi

kehidupan pembaca. Adapun sudah beribu-ribu tahun lamanya,

masyarakat suka mengkaitkan objek di sekitarnya dengan dewa-

dewi yang mereka percayai ada di dalam objek tersebut2. Tapi,

mereka tidak pernah menyadari bahwa hal itu juga merupakan

salah satu kepercayaan dalam mitologi.

Istilah mitologi bisa dikenal sebagai salah satu pembelajaran

tentang mitos atau bagian dari mitos itu sendiri. Sebagai contoh

misalkan, Comparative Mythology adalah pembelajaran tentang

hubungan antara mitos dengan kebudayaan, sementara Mitologi Yunani adalah bagian

dari Yunani Kuno. Dalam pembelajaran tentang cerita rakyat, mitologi adalah sebuah

kisah suci yang menjelaskan tentang bagaimana dunia dan manusia bisa menjadi seperti

sekarang. Banyak sekali pelajar dalam bidang lain menggunakan istilah ”mitos” ini ke

dalam cara yang berbeda.

1.1. Pengertian Mitologi

Sebelum penulis lanjut membahas tentang mitologi, tentunya penulis akan

menjelaskan pengertian mitologi. Sebab seperti pepatah yang mengatakan, ”Jika tak

kenal maka tak sayang.”. Jika pembaca tidak tahu apa arti mitologi maka maka besar

kemungkinan bahwa pembaca tidak akan bisa menyukai mitologi tersebut. Maka penulis

akan membantu anda untuk menemukan arti mitologi tersebut.

Banyak sekali arti untuk mitologi. Ada yang menerjemahkannya sebagai

pembelajaran tentang mitos, sebuah buku yang mengandung tentang mitos3. Ada juga

yang mentafsirkannya sebagai sebuah kumpulan mitos yang dikaitkan dengan sebuah

event, individual, atau sebuah institusi4. Menurut KBBI, mitologi adalah sebuah bentuk

2 http://www.windows.ucar.edu/cgi-bin/tour_def/mythology/mythology.html3 http://www.yourdictionary.com/mythologies4 http://www.answers.com/topic/celtic-mythology

4

Page 5: Mitologi

karya sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan

makhluk halus dl suatu kebudayaan

Begitu banyak arti, manakah yang benar dan manakah yang salah? Tentunya

pertanyaan ini akan muncul di pikiran anda. Maka, penulis ingin berkata bahwa tidak ada

yang salah, tapi tidak semuanya benar. Sebab, sebuah penerjemahan dilakukan oleh

manusia yang memiliki pendapat yang berbeda dan ada masyarakat yang bisa

menerimanya dan ada yang tidak. Di manakah anda?

Akhirnya, penulispun menemukan arti yang sekurang-kurangnya menurut penulis

sesuai. Yaitu bahwa mitologi itu adalah sebuah badan atau koleksi mitos yang merupakan

kepunyaan sekelompok masyarakat yang menunjukkan asal usul, sejarah, nenek moyang,

kebudayaan, dan juga pahlawan mereka5. Sehingga dalam hal ini, mitologi adalah sebuah

kisah yang sudah ada di masyarakat yang sering diceritakan secara turun-temurun dari

generasi ke generasi tanpa diketahui kebenarannya. Tapi, dari mitologi itu pulalah,

masyarakat bisa mengenal kebudayaan yang satu dengan yang lain.

Mitologi ini bisa berlanjut dari generasi ke generasi sebab mereka memiliki sebuah

kualitas yang menjanjikan. Mitologi juga sering disejajarkan dengan sebuah saga.

Adapun dalam KBBI, saga diartikan sebagai cerita rakyat (berdasarkan peristiwa sejarah

yabg telah bercampur fantasi rakyat); prosa kisahan lama yang bersifat legendaris tentang

kepahlawanan keluarga yg terkenal atau petualangan yang mengagumkan.

1.2. Karakteristik Mitologi

Karakter yang biasa dipakai dalam sebuah mitologi adalah dewa atau supernatural

heroes. 6 7 8 Sebagai sebuah cerita yang suci, mitologi kerap kali dipegang oleh

pemerintah dan pendeta dan sangat erat kaitannya dengan agama9. Dalam masyarakat, di

mana kisah ini diceritakan, sebuah mitologi biasa dianggap sebagai kisah yang benar di

masa lalu. Bahkan dalam kenyataannya, masayarakat mempunya dua kategori untuk

5 http://www.answers.com/topic/celtic-mythology6 Bascom, William. "The Forms of Folklore: Prose Narratives". 'Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, hlm.97 A Dictionary of English Folklore8 O'Flaherty, p.19: "I think it can be well argued as a matter of principle that, just as 'biography is about chaps', so mythology is about gods."9 Bascom, William. "The Forms of Folklore: Prose Narratives". 'Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press hlm.9

5

Page 6: Mitologi

kisah tradisional — (1) “Kisah nyata”, atau mitologi dan (2) “Kisah fiksi”, atau fable. Mitologi

biasanya mengambil waktu pada zaman primordial, ketika dunia masih belum seperti

sekarang. Mitologi menceritakan bagaimana dunia bisa mendapatkan kondisi seperti

sekarang dan bagaimana budaya, institusi dan larangan itu diciptakan.

1.3. Asal Usul Mitologi

a. Euthemerism

Sebuah teori yang menyatakan bahwa mitologi adalah sebuah sejarah yang

kisahnya sudah diputarbalikkan.10 Menurut teori ini, orang yang menyampaikan kisah

sering mengulang kisah hingga figure dalam kisah tersebut mendapatkan status dewa.

Sebagai contoh, dewa angin Aeolus11 merupakan evolusi dari seorang raja pada

zaman dahulu yang mengajarkan rakyatnya bagaimana cara berlayar dan

memprediksikan angin12. Teori ini diberi nama ”euhemerism” sesuai dengan

pengarang Euhemerus (320 tahun SM), yang berpendapat bahwa dewa-dewi Yunani

merupakan legenda tentang manusia.

b. Alegori

Beberapa teori mengatakan bahwa mitologi dimulai sebagai alegori.

Berdasarkan sebuah teori, mitologi bermula sebagai alegori terhadap fenomena alam:

Apollo mewakili api, Poseidon mewakili air, dan seterusnya13. Ada juga teori yang

menyatakan bahwa mitologi dimulai sebagai alegori tentang filosofi atau konsep

spiritual. Athena mewakili kebijaksanaan, Aphrodite mewakili keinginan, dan

seterusnya14. Pada abad ke 19, seorang Sanskristist, Max Müller mengeluarkan teori

mitologi yang lain. dia berpendapat mitologi dimulai sebagai penjelasan terhadap

alam, tapi kemudian ditangkap dalam arti lain; misalnya, sebuah puisi yang

menceritakan tentang laut sebagai ”mengamuk” diartikan bahwa laut adalah dewa

yang mengamuk.

10 Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. Whitefish: Kessinger, 2004. hlm. 19411 Dewa angin dalam mitologi Yunani12 Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. Whitefish: Kessinger, 2004. hlm. 19413 Honko, Lauri. "The Problem of Defining Myth". Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, 1984. 41-52. hlm 4514 Honko, Lauri. "The Problem of Defining Myth". Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, 1984. 41-52. hlm 45

6

Page 7: Mitologi

c. Personifikasi

Beberapa orang pemikir percaya bahwa mitologi merupakan hasil dari

personifikasi tentang sebuah objek dan kekuatan yang tidak bernyawa. Menurut para

pemikir ini, orang-orang zaman dahulu memuja fenomena natural seperti api dan air

yang kemudian sampai pada saat di mana mereka mulai memuja kekuatan itu sebagai

dewa. Sebagai contoh, menurut teori pemikiran mythopoeic, orang-orang pada masa

lalu cenderung melihat sebuah objek sebagai seorang manusia dan bukan hanya

sebuah objek biasa saja sehingga akibatnya mereka mendeskripsikan fenomena alam

sebagai tindakan dari para dewa dan menciptakan mitologi tersebut.

d. Teori Mitologi-Ritual

Dalam teori ini, keberadaan mitologi dikatikan erat dengan ritual15. Dalam

satu kondisi, teori ini menyatakan bahwa mitologi ada untuk menjelaskan tentang arti

sebuah ritual. Hal ini pertama kali diungkapkan oleh seorang pelajar alkitab, William

Robertson Smith. Menurut Smith, masyarakat mulai melakukan ritual untuk

beberapa alasan tertentu yang tidak ada kaitannya dengan mitologi; tapi kemudian,

setelah mereka mulai lupa dengan tujuan asli ritual tersebut, mereka mulai membuat

sebuah alasan untuk ritual tersebut dengan menciptakan sebuah mitologi dan

menyakinkan bahwa ritual tersebut untuk memperingati sebuah kejadian yang

dijelaskan dalam mitologi tersebut. Seorang antropologi, James Frazer memiliki

teori yang sama. Frazer mempercayai bahwa orang primitif pertama percaya dengan

hukum sihir; tak lama kemudian, ketika masyarakat mulai kehilang kepercayaan

terhadap sihir, mereka menciptakan sebuah mitologi tentang para dewa dan

mengatakan bahwa ritual sihir sebelumnya adalah suatu ritual agama yang dilakukan

untuk menyenangkan para dewa tersebut.

1.4. Fungsi Mitologi

Satu dari sekian banyaknya fungsi mitologi, yang paling utama adalah untuk

menciptakan sebuah model untuk sebuah kebiasaan16. Peran yang diceritakan dalam

15 Segal, Robert. Myth: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford UP, 2004. hlm. 6116 Eliade, Mircea. Myth and Reality. Trans. Willard R. Trask. New York: Harper & Row, 1963 hlm. 8

7

Page 8: Mitologi

mitologi adalah suci dan karena itu mereka sangat berharga sebagai peran penting untuk

manusia. Sehingga, mitologi sering digunakan untuk menegakkan struktur sosial yang

sekarang dan institusi; mereka membenarkan kebudayaan ini dengan meyakinkan bahwa

mitologi tersebut diciptakan oleh makhluk suci. Mitologi bisa juga menghibur.

Fungsi lain adalah untuk menyediakan kepada masyarakat sebuah pengalaman berbau

agama. Dengan menceritakan ulang mitologi, manusia menarik diri mereka dari masa

sekarang dan mundur ke masa lalu, sehingga membawa mereka lebih dekat lagi dengan

’tuhan’. Bahkan kenyataannya, dalam beberapa kasus, sebuah kelompok masyarakat akan

mereka ulang sebuah mitologi dengan tujuan untuk menciptakan sebuah kondisi di masa

lalu; sebagai contoh, mereka akan mereka ulang penyembuhan yang dilakukan dewa di

awal zaman untuk menyembuhkan orang di masa sekarang.

1.5. Hubungan Mitologi dengan Agama

Hubungan antara mitologi dengan agama bergantung dengan definisi mitologi

mana yang digunakan. Berdasarkan

Robert Graves, sebuah kisah tradisi

agama adalah mitologi jika dan hanya

jika tidak dipertanyakan. Menurut

Segal, semua kisah agama adalah

mitologi –tapi karena hampir semua

kisah adalah mitos. Menurut para

pencerita cerita rakyat, semua

mitologi adalah kisah agama (atau

“suci”), tapi tidak semua kisah agama adalah mitologi; kisah agama berputar sekitar

tentang penciptaan dunia adalah mitologi; akan tetapi, kisah agama yang tidak

menceritakan bagaimana keadaan bisa seperti sekarang bukanlah mitologi.

Bab 2

Mitologi Yunani

8

Page 9: Mitologi

Jika di bab sebelumnya penulis telah membahas tentang arti sebuah mitologi beserta

karakteristik dan teori-teori tentang asal-usul mitologi, maka di bab ini, penulis akan

membahas tentang salah satu kisah mitologi yang mungkin sudah tidak asing lagi di

telinga kita, yaitu mitologi Yunani. Penulis memilih mitologi ini berdasarkan angket yang

sampai pada kesimpulan bahwa banyak yang lebih menyukai mitologi Yunani tersebut.

Mitologi Yunani adalah bagian penting mitologi dan legenda yang dimiliki oleh

Yunani kuno berkaitan erat dengan para dewa dan pahlawan mereka, dan permulaan serta

penjelasan tentang praktek ritual dan kultur yang dilakukan mereka. Mitologi ini

merupakan bagian dari keagamaan Yunani kuno.

Mitologi Yunani sering dipajang secara eksplisit di beberapa koleksi narasi dan

secara implisit di dalam presentasi seni, seperti lukisan

vas ataupun hadiah. Mitologi Yunani menjelaskan asal

usul tentang dunia dan penjelasan lebih lengkap tentang

kehidupan dan petualangan mengenai para dewa dewi

dan pahlawan serta makhluk mitologi lainnya.

Sekarang, Mitologi Yunani dikenal sebagai sas tra

Yunani.

Mitologi Yunani sangat berperan penting dalam

kebudayaan, seni, dan juga sastra Barat dan menjadi

bagian dari pusaka dan bahasa Barat. Penyair dan artis dari zaman kuno hingga sekarang

mengambil inspirasi dari Mitologi Yunani dan menemukan ciri khas serta persamaan

yang relefan dalam tema mitologi tersebut.

2.1. Sumber-Sumber Mitologi Yunani

a. Sumber-Sumber Sastra

Narasi yang berbau mitos memegang peranan penting di hampir setiap aliran

Sastra Yunani. Kendati demikian, satu-satunya buku tentang mitologi yang selamat

dari masa Yunani kuno adalah ’Library of Pseudo-Apollodorus’, yang berusaha untuk

menunjukkan perbedaan kisah oleh penyair dan menyediakan ringkasan tentang

tradisi Yunani dan legenda kepahlawanan mereka.

9

Poseidon, Sang Penguasa Lautan

Page 10: Mitologi

Sejarahwan Herodotus dan Diodorus Siculus, dan geografer Pausanias dan

Strabo, yang berkelana di seluruh dunia Yunani dan mencatat kisah-kisah yang

mereka dengar, menyediakan berbagai mitos dan legenda setempat, sering

memberikan banyak alternatif lain17. Herodotus pada khususnya, mencari berbagai

tradisi yang disajikan kepadanya dan menemukan akar sejarah atau mitologi dalam

konfrontasi antara Yunani dan bagian Timur18. Herodotus berusaha untuk

mendamaikan campuran asal-usul dan budaya yang berbeda-beda konsep.

Penyair pada masa Hellenistic dan Romawi, meski lebih ke arah sastra

daripada ke arah praktek kultur, tetap memiliki beberapa informasi penting yang

mungkin bisa saja hilang. Hal ini meliputi:

1. Penyair Romawi Ovid, Statius, Valerius Flaccus, Senecca, dan Virgil

dengan komentar Servius

2. Novel-novel Romawi dan Yunani seperti Apuleius, Petronius, Lollianus,

dan Heliodorus

3. Penyai Yunani dari periode : Nonnus, Antoninus, Liberalis, dan Quintus

Smyrnaeus.

4. Penyair Yunani dari periode Helenistik : Apolloninus dari Rhodes,

Callimachus, Pseudo-Eratosthenes, dan Parthenius

b. Sumber-Sumber Arkeologi

Penemuan peradaban Mycenaean oleh amatir Jerman arkeolog, Heinrich

Schliemann, pada abad kesembilan belas, dan penemuan dari peradaban

Minoan di Creteoleh oleh seorang arkeolog Inggris, Sir Arthur Evans, pada abad

kedua puluh, membantu untuk menjelaskan banyak pertanyaan yang ada tentang

kepahlawanan Hormer, dan memberikan bukti arkeologi untuk banyak rincian

mitologi tentang para dewa dan pahlawan.  Sayangnya, bukti-bukti tentang mitos dan

ritual di situs Minoan Mycenaean sangat monumental.

17 Klatt J. Mary, Brazouski Antoinette (1994). "Preface". Children's Books on Ancient Greek and Roman Mythology: An Annotated Bibliography. Greenwood Press.  hlm. XII18  P. Cartledge, The Spartans, 60, and The Greeks, 22

10

Page 11: Mitologi

Desain geometris pada tembikar dari abad kedelapan sebelum masehi

menggambarkan adegan dari siklus Trojan, serta petualangan Heracles19. Representasi

visual mitologi ini sangat penting untuk dua alasan. Alasan pertama, banyak mitos

Yunani dibuktikan di dalam vas daripada sastra awal; dari dua belas buruh dari

Heracles, misalnya, hanya petualangan Cerberus terjadi dalam teks sastra

kontemporer20.  Di samping itu, sumber-sumber visual kadang menampilkan beberada

adegan yang tidak terdapat di dalam sumber sastra.  

2.2. Sinopsis

Dahulu kala ketika usia bumi ini masih muda, berpijaklah satu bangsa yang bernama

bangsa Yunani. Bangsa Yunani Kuno ini mempunyai kepercayaan bahwa bentuk dari

bumi ini bukanlah bulat seperti bola seperti halnya yang kita percayai, melainkan mereka

percaya bahwa bentuk dari bumi ini bundar datar seperti cakram denagn negeri mereka

berada di tengah-tengahnya, dan sebagai pusat dari alam semesta ini adalah Gunung

Suci Olympus21. Menurut kepercayaan mereka daratan yang terbentuk membentang dari

Barat ke Timur, daratan yang membentang ini terbagi dua bagian yang sama besar dan

terbagi oleh daerah perairan, yaitu Laut Tengah dan kelanjutannya Laut Euxime (Laut

Hitam), sementara Sungai Ocean (sesungguhnya adalah Samudra Atlantik) mengelilingi

cakram bumi dari Selatan ke Utara.

Jauh di sebelah Utara terdapat suatu negeri yang disebut Hyperborea yang konon

katanya didiami dan dihuni oleh suatu ras yang hanya mengenal kebahagiaan. Di sana

udara selalu nyaman serta berbagai buah-buahan selalu tersedian dan dipanen sepanjang

tahun. Sedangkan jauh di sebelah selatan terdapat negeri yang disebut Ethiopia, di negeri

ini penduduknya hampir sama dengan di Hyperborea, yaitu hanya mengalami

kebahagiaan, namun di Ethiopia ini para penduduknya mengalami masa muda yang abadi

dan tidak akan menjadi tua. Konon para dewa-dewi bahkan merasa terhormat apabila

dapat tinggal brsama mereka. Menurut kepercayaan bangsa Yunani Kuno, matahari,

bulan, bintang-bintang, dan fajar kembali ke istana emas di Timur.

Istana dewa-dewi berada di Gunung Olympus, di Thessaly. Gerbangnya selalu

diselimuti awan oleh para dewi musim. Sebenarnya dewa-dewi ini memiliki istananya

19 "Greek Mythology". Encyclopaedia Britannica. 200220 Homer, Iliad, 8. An epic poem about the Battle of Troy. hlm. 366-36921  H.W. Stoll, Religion and Mythology of the Greeks, hlm. 8

11

Page 12: Mitologi

masing-masing, namun meski para dewa-dewi tersebut tinggal di istana yang berbeda-

beda namum nereka senantiasa berkumpul di balairung para dewa, yaitu di kediaman raja

dewa, yakni Zeus (Jupiter). Menurut kepercayaan Yunani Kuno para Dewa-Dewi

tersebut sama dan serupa dengan manusia dalam banyak hal kecuali bahwa mereka lebih

berkuasa dan abadi berkat makanan yang mereka makan yaitu Ambrosia, dan minuman

yang mereka minum yaitu Nectar.

Awal Mula Penciptaan

Konon menurut kepercayaan Yunani Kuno sebelum bumi dan semua ini tercipta yang

ada hanyalah kekosongan dan kekelaman tanpa batas yang disebut Chaos, Chaos

mempunyai seorang istri yang bernama Nox yaitu sang Dewi malam. Dari perkawinan

mereka inilah lahirlah Erebus yakni Dewa kegelapan, yang di kemudian hari mengusir

Chaos dan mengawini ibunya sendiri. Dari perkawinan anak dan ibu ini

Terlahirlah Ether yaitu Dewa udara yang kebiruan, serta Emera (Dia) sang Dewi siang

yang cemerlang berseri-seri. Namun seperti halnya Erebus mengusir Chaos, Ketika

bertahta Ether dan Emera (Dia)-pun mengusir Erebus dan Nox lalu mulai berkuasa dan

memerintah.

Dari pasangan ini (Ether dan Emera/Dia) lahirlah anak-anak yang Elok, Tampan,

Cantik, dan Perkasa, yaitu Gaia (Terra) sang Dewi bumi yang penuh

pesona, Caelus yaitu langit yang perkasa yang menyelimuti bumi dengan jubah

birunya, Pontus sang lautan yang jubahnya membentang menutupi sebagian besar

permukaan bumi, Amor yaitu Dewi cinta yang membawa benih-benih kehidupan,

danTartarus yaitu neraka yang amblas ke dalam bumi dengan kedalaman yang tak

terukur dan tak terjangkau oleh terang. Dan ditempat inilah tinggal Chaos, Nox,

dan Erebus yang terasing dan terusir.

Ketika Ether dan Emera (Dia) turun tahta, Caelus sang langit menggantikan mereka

naik tahta bersama Terra mendampinginya sebagai permaisuri. Dengan dibantu Amor

yang membawa benih-benih kehidupan, Caelus dan Terra melahirkan anak-anak mereka

yaitu para Titan (pria) dan Titanid (wanita) yang perkasa antara lain;

Cronos (Saturn), Oceanus, 

Iapetus, Hyperion, Coeus, Crius, Rhea (Cybele),Justitia, Tethys, Theia, Mnemosyne, Eury

12

Page 13: Mitologi

bia, Phoebe, dan para Cyclop, yaitu raksasa-

raksasa bermata tunggal diantaranya Brontes

(Guntur), Steropes (Petir), dan Arges (Kilat),

serta raksasa-raksasa berlengan seratus yang

disebut Centimani yaitu Cottus, Gyes,

dan Obriareus. Terra tidak hanya menikah

dengan Caelus Ia juga menikah dengan Pontus

dan dari perkawinannya dengan Pontus

tersebut, Terra melahirkan Nereus, Thaumas,Phorcys, dan Ceto.

Pemberontakan Para Titan

Suatu ketika Caelus sangat murka dengan tingkah laku para Titan, putra-putranya

yang dianggap tidak menghormatinya, maka dilemparkanlah putra-putranya tersebut ke

dalam Tartarus sebagai hukuman terhadap mereka. Namun Terra sang ibunda melihat hal

tersebut dan merasa iba atas nasib putra-putranya itu, maka kemudian pergilah ia untuk

membebaskan putra-putranya itu.

Setelah terbebas berkat kasih sayang sang ibunda maka para Titan ini kemudian

menyusun siasat untuk menggulingkan Caelus. Titan yang paling berjasa dalam hal ini

adalah Cronos (Saturn), Ia adalah Titan yang paling perkasa diantara para Titan lainnya

yang kemudian mendatangi Caelus di saat sedang beristirahat dan dengan senjata

sabitnya yang bermata berlian dia melukai ayahnya hingga tak berdaya. Maka

terdengarlah pekik kemenangan Cronos (Saturn) di seluruh jagat, karena kini dialah yang

berkuasa menggantikan Caelus. Namun Caelus sempat menjatuhkan kutukannya kepada

Cronos (Saturn) bahwa kelak seorang putranya juga akan menjatuhkan ia dari tahtanya.

Di dalam Tartarus, Nox kemudian melahirkan makhluk-makhluk yang mengerikan

untuk menghukum Cronos (Saturn), yaitu Nemesis sang kebencian, kelaparan, dusta,

fitnah, kekejaman, penderitaan, dan sebagainya.

Cronos (Saturn) bertahta menggantikan ayahnya. Dia mengawini saudarinya, salah

seorang Titanid, yaitu Rhea (Cybele). Dari perkawinan ini lahirlah lima orang anak,

yaitu Hestia (Vesta), Hera (Juno),Demeter (Ceres), Poseidon (Neptune), dan Hades

(Pluto). Namun teringat akan kutukan ayahnya, maka Cronos (Saturn) menelan semua

13

Zeus dengan kereta kudanya

Page 14: Mitologi

anaknya begitu mereka dilahirkan untuk menghindari bencana bagi dirinya atas kutukan

dari ayahnya.

Pada saat kehamilannya yang keenam Rhea (Cybele) yang berduka oleh ulah Cronos

(Saturn) terhadap anak- anak mereka sendiri kemudian pergi ke lereng Gunung

Dicte di Crete untuk melahirkan bayinya agar selamat dari incaran suaminya.

Sekembalinya ke istana Cronos, Rhea berpura-pura mengerang sakit hendak melahirkan.

Setelah persalinannya selesai dia menyerahkan bungkusan

bayinya kepada Cronos untuk ditelan. Tanpa memeriksa lagi

Cronos, menelan bungkusan yang diberikan oleh istrinya

tersebut yang ternyata berisi sebongkah batu.

Putra keenam Cronos dan Rhea yang selamat dari kebuasan

ayahnya diasuh oleh para peri di hutan lereng Gunung Dicte,

terutama oleh Melia dan Adrastea. Mereka menamai bayi itu

Zeus (Jupiter). Para makhluk menyayangi dewa kecil tersebut

seolah mereka tahu bahwa kelak Zeus yang akan membebaskan

mereka dari cengkeraman sang tiran Cronos. Seekor kambing

betina yang bernama A malthea, setiap hari memberikan air susunya kepada Zeus

dengan kasih sayang seorang ibu. Kelak setelah Zeus berkuasa, Amalthea ditempatkan di

angkasa di antara para bintang menjadi Rasi Bintang Capricorn.

Zeus tumbuh dewasa dan menjadi seorang pemuda yang perkasa dan cerdas.

Sahabatnya adalah seekor Rajawali besar bernama Aquila yang kerap membawakannya

Ambrosia dan Nectar serta menceritakan hal-hal yang terjadi di seputar jagat raya. Zeus

menjadi tahu bahwa Cronos telah memerintah dunia ini dengan kejam dan bertekad

untuk menyelamatkan dunia ini dari kekejaman Cronos.

Pertempuran Melawan Titan

Suatu ketika Zeus mendapat kabar dari Oceanus bahwa Cronos yang saat itu

memerintah semesta dengan kekejaman dan tindak tirani ternyata adalah ayahnya. Dia

juga diberitahu bahwa saudara-saudarinya telah ditelan oleh Cronos setelah mereka

dilahirkan. Bertambah bulatlah tekadnya untuk menyelamatkan dunia ini dari

cengkeraman Cronos. Oleh karena itu dia mengumpulkan sekutu-sekutunya yang juga

14

Page 15: Mitologi

menentang Cronos. Namun sebelum itu dengan bantuan Methys, seorang putri Oceanus.

Methys membuat ramuan yang kemudian dipersembahkannya kepada Cronos. Setelah

meminum ramuan tersebut Cronos memuntahkan kembali semua anaknya yang

ditelannya, Zeus kemudian mengajak saudara-saudarinya tersebut bergabung melawan

Cronos. Ketika merasa diancam bahaya Cronos segera menghubungi saudara-saudaranya

–para Titan untuk membantunya. Sementara itu Zeus telah berhasil mengumpulkan

sekutu-sekutunya, yaitu saudara-saudarinya beserta Oceanus dan putri-putrinya, para

Oceanid, serta Prometheus dan Epimetheus –putra-putra Titan- Iapetus. Mereka

membangun markas di puncak Olympus kemudian mengelilingi altar dan bersumpah

akan mengembalikan kedamaian dan ketentraman di semesta ini dengan menumbangkan

kekuasaan Cronos. Zeus juga melepaskan para Cyclop dan Centimani dari Tartarus untuk

membantunya melawan Cronos dan para Titan. Sebagai tanda terima kasihnya, para

Cyclop kemudian membuatkan senjata-senjata untuk Zeus dan saudara-saudaranya,

yaitu Petir untuk Zeus , Trisula yang dapat mengguncang bumi dan lautan untuk

Poseidon, dan Dwisula yang dapat membelah bumi dan Helm yang membuat pemakainya

menjadi kasat mata untuk Hades (Pluto).

Perang melawan para titan berkobar sepuluh tahun lamanya. Namun akhirnya

keunggulan Zeus dengan sekutu-sekutunya terbukti. Para Titan yang kalah kembali

dijebloskan ke dalam Tartarus, dirantai dengan rantai berlian dan dijaga oleh para

Centimani. Atlas, saudara Prometheus dan Epimetheus yang membantu para Titan

dihukum memanggul langit di pundaknya selamanya, sedangkan Cronos. melarikan diri.

Zeus naik tahta menggantikan Cronos. Dia membagi-bagikan kekuasaan kepada saudara-

saudarinya. Poseidon menjadi penguasa lautan, Hades merajai Abyss/Tartarus (kerajaan

orang mati), Hera (Juno) menjadi ratu langit dan permaisuri Zeus (Jupiter) . Namun Zeus

yang paling berkuasa atas mereka semua. Kehendak dan kata-katanya menjadi hukum

yang harus dipatuhi. Memang seluruh makhluk memandangnya sebagai Bapa Semesta

Alam karena dialah yang menyelamatkannya dari cengkeraman Cronos (Saturn). Dari

istananya yang berselimut awan di Gunung Olympus Zeus (Jupiter) memerintah dunia

dibantu oleh dewa-dewi lainnya.

The Principal Gods Family Tree

15

Page 16: Mitologi

                     Uranus = Gaea                             |           ---------------------------------------           |      |          |      |        |         Cronus = Rhea       Coeus = Phoebe   Oceanus = Tethys               |                  |                  |   ----------------------        Leto = Zeus       Iapetus   |   |    |     |   |              |               | Hestia | Poseidon | Demeter=Zeus     |         ----------------     Hades   Zeus = Hera   |       |        |      |       |               |   |   Persephone     |         | Prometheus |           Athena |             ---------      |             |                   |             |      |    Atlas   Epimetheus           ---------------     Apollo Artemis |          |           |     |       |                       |         |         Aris Hebe Hephaestus             Zeus=Maia  Zeus=Dione                                                 |         |                                               Hermes   Aphrodite

Bab 3

Tanggapan Masyarakat

16Mitologi Romawi

Page 17: Mitologi

Akhirnya penulis telah sampai kepada bagian yang paling utama, di mana penulis ingin

mengetahui seberapa besar minat masyarat yang berada di sekitar penulis terhadap sebuah

mitologi yang sudah ada begitu lama bahkan

sebelum masehi. Maka dari itu penulis

menyebarkan angket, yang akan dilampirkan

pada bagian akhir karya tulis, yang objek

penelitiannya sudah ditentukan.

Orang yang bisa mengisi angket terbatas

hanya kepada orang-orang yang tahu apa itu

mitologi sebab jika orang tersebut tidak tahu mitologi, maka tidak mungkin dia bisa

mengisi angket tersebut.

Beberapa yang mengisi angket yang berada di sekitar lingkungan penulis ternyata

mempunyai minat yang cukup besar terhadap mitologi. Karena semua yang mengisi angket

menyukai mitologi dengan alasan yang berbeda-beda, tapi ada juga beberapa yang mirip.

3.1 Hasil Angket

1. Apakah kamu suka mitologi?

a. Ya 17 orang

b. Tidak 0 orang

2. Kenapa kamu suka/tidak suka mitologi? (suka lanjut ke no 3)

- Ceritanya lucu dan seru dan karena itu cerita turun temurun maka sangat

menarik untuk dibaca

- Hanya buat hiburan dan sekaligus menambah pengetahuan

- Ceritanya menarik, unik, penuh dengan segala sesuatu yang tidak ada di

masa sekarang

- Ceritanya inspiratif dan menghibur, lucu, dan unik

- Nama-namanya keren dan ceritanya serta rantaiannya tidak bisa

dijelaskan dengan kata-kata

- Ceritanya berbau heroic dan sejarah

- Menambah inspirasi dalam berbagai karya

17

Page 18: Mitologi

3. Mitologi apa yang kamu suka?

a. Skandinavia (Loki, Ragnarok, Odin) 3 orang

b. Mesir (Osiris, Isis, RA) 2 orang

c. Yunani (Herakles/Hercules, Zeus, Tartarus) 8 orang

d. Romawi (Diana, Venus, Pluto) 2 orang

e. Aztec (Mayahuel, Itzli, Camaxtli)

f. Lainnya 3 orang

4. Apa yang kamu dapatkan dari mitologi tersebut?

- Menambah wawasan dan kesenangan membaca

- Pengetahuan, ide-ide imajinatif

- Keteladanan dan nilai-nilai kehidupan

- imajinasi, pengetahuan, dan hiburan

- Pesan moral dan kebudayaan Negara lain

3.2 Pembahasan

Penulis cukup terkejut ketika mendapat jawaban untuk no.1 karena penulis

tidak menyangka bahwa orang yang mengetahui mitologi langsung menyukai

mitologi tersebut. Memang penulis telah membatasi bahwa orang-orang yang

dapat mengisi hanya orang-orang yang sudah mengetahui mitologi dan ternyata

survey membuktikan bahwa orang-orang yang mengetahui mitologi langsung

menyukai mitologi.

Adapun untuk no.2, semua jawaban yang masuk hampir serupa, maka penulis

hanya menuliskan beberapa alasan yang menurut penulis sedikit mengandung arti

yang berbeda satu sama lain. Alasan paling banyak yang masuk adalah karena

cerita mitologi itu menarik dan memberikan inspirasi. Mengenai hal ini, penulis

tidak dapat menentang karena penulis sendiri juga menyukai mitologi karena cerita

mitologi itu yang sangat menarik juga unik, seperti hanya ada satu-satunya di

dunia dan tak ada yang bisa menyamainya.

18

Page 19: Mitologi

Berdasarkan jawaban no.3 lah penulis memutuskan untuk membahas tentang

mitologi Yunani. Penulis merasa ada kekurangan dalam angket ini, yaitu alasan

mengapa orang memilih jawaban pada no.3 tersebut (mitologi Yunani). Karena

kekurangan inilah, penulis hanya bisa menebak-nebak saja. Menurut penulis,

mengapa lebih banyak orang memilih mitologi Yunani adalah karena mitologi

Yunani sudah cukup lama dan terkenal karena konsep ceritanya sering dipakai di

banyak film-film besar

seperti misalnya Hercules,

Minotaur, 300, dan film

yang baru-baru ini diputar

di bioskop Percy Jackson

and the Lightning Thief.

Maka tidak heranlah penulis

ketika para pengisi angket

memilih kategori tersebut.

Ada yang mengatakan, ”It’s no use carrying an umbrella if your shoes are

leaking.22” Benar, untuk apa membawa payung (saat hujan) jika sepatu yang kita

gunakan bocor? Air tentu pasti akan masuk ke dalamnya. Demikian pula demikian

dengan membaca sebuah mitologi. Apalah arti membaca tanpa mengambil

maknanya? Maka berbahagialah mereka yang mengerti apa yang mereka baca dan

juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, mengambil hikmah untuk

diterapkan dalam kehidupan.

Banyak yang menjawab mereka mendapat pengetahuan dan pelajaran dari

mitologi tersebut dan penulis sangat berbahagia saat mengetahui bahwa tidaklah

sia-sia mereka membaca mitologi tersebut. Memang, terkadang ada yang membaca

mitologi hanya untuk hiburan saja, tapi saat kita telusuri lebih dalam, maka kita

bisa melihat segala sesuatunya lebih luas lagi.

PENUTUP22 Pepatah Irak

19

Mitologi Mesir

Page 20: Mitologi

1. Kesimpulan

Segala sesuatu yang mempunyai awal pasti mempunyai akhir23. Maka telah

sampailah kita ke bagian terakhir dari karya tulis ini. Seperti yang telah disinggung di

depan tadi, penulis memilih judul ini karena penulis sangat tertantang dengan respons

masyarakat terhadap mitologi. Mungkin, judul ini terkesan aneh

dan unik. Tapi, semoga setelah dibaca, para pembaca bisa

mendapat hal yang dikehendaki oleh sang penulis.

Hal yang penulis akan simpulkan pada bagian penutup ini

adalah, bahwa dalam survey penulis, masyarakat, di mana

masyarakat ini rata-rata adalah anak remaja di SMAK IPEKA

Tomang II kelas SMA 2, memiliki minat yang cukup besar

terhadap mitologi dan tampaknya cukup bisa mendapat apa

yang disampaikan oleh mitologi tersebut.

Adapun alasan mereka menyukai mitologi bukanlah pelajaran kehidupan yang

terkandung di dalamnya, tetapi karena ceritanya yang menarik, penulis yakin dan

berharap bahwa satu saat nanti hal tersebut dapat menjadi sebuah pelajaran bagi para

pembaca dan membuat cerita itu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Beberapa pelajaran yang bisa diambil dalam salah satu contoh mitologi yang

dibahas dalam karya tulis ini –Mitologi Yunani- adalah pertama, segala sesuatu yang

kamu lakukan akan kembali lagi kepadamu24, jadi jika kau berbuat baik, maka perbuatan

baiklah yang akan datang kepadamu, begitu pula sebaliknya. Dalam cerita tadi, perbuatan

Chronos sedikit berlebihan. Karena ketakutannya terhadap kutukan dari ayahnya, dia

sampai memakan anak-anaknya sendiri yang berakibat fatal bagi dirinya sendiri –dibunuh

oleh Zeus dan anak-anaknya yang lain. Bukan hanya itu, dia juga memerintah dengan

seenaknya sehingga rakyatnya tidak menghormatinya dan membencinya. Jadi, intinya,

perlakukanlah setiap orang dengan baik sebab kita tak tahu kapan kita memerlukan

bantuan mereka dan bukankah Yesus Kristus telah berbuat baik kepada kita? Maka

sepatutnyalah kita berbuat baik kepada sesama.

DAFTAR PUSTAKA

23 Andy and Larry Wachowski –The Matrix dengan penerjemahan24 Karma Songs

20

Valkyrie –Scandinavian Mythology-

Page 21: Mitologi

Bascom, William. "The Forms of Folklore: Prose Narratives". 'Sacred Narrative: Readings in the

Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press.

Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. Whitefish: Kessinger, 2004.

Eliade, Mircea. Myth and Reality. Trans. Willard R. Trask. New York: Harper & Row

Homer, Iliad, 8. An epic poem about the Battle of Troy

Honko, Lauri. "The Problem of Defining Myth". Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed.

Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, 1984.

H.W. Stoll. Religion and Mythology of the Greeks.

Klatt J. Mary, Brazouski Antoinette (1994). "Preface". Children's Books on Ancient Greek and Roman

Mythology: An Annotated Bibliography. Greenwood Press. 

P. Cartledge, The Spartans, 60, and The Greeks

Segal, Robert. Myth: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford UP, 2004.

-Media Internet-

http://www.windows.ucar.edu/cgi-bin/tour_def/mythology/mythology.html

http://www.yourdictionary.com/mythologies

http://www.answers.com/topic/celtic-mythology

21