I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Bencana adalah serangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan manusia yang disebabkan oleh faktor alam dan
manusia sehingga dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Secara umum
beberapa bencana alam yang terjadi dan mengancam kehidupan manusia
adalah bencana erosi, aberasi, banjir gelombang pasang, interusi
air laut, longsor, dan kebakaran hutan Berdasarkan hasil pemantauan
yang dilakukan oleh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD)
Propinsi Jawa Tengah telah dilokalisir, bahwa telah diduga ada 25
kabupaten dan kota yang masuk kedalam kategori rawan bencana.
Upaya yang dilakukan oleh BPBD Propinsi jawa Tengah merupakan
suatu upaya yang sangat positif untuk memberikan perinatan dini
(early warning System) agar dampak yang ditimbulakn oleh bencana
alam tersebut dapat dikurangi atau diminimalisir. Karena Peringatan
dini merupakan serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana
pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas
normal dan dapat menimbulkan bahaya baik di lautan, maupun di darat
terutama daerah pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi
karena adanya angin kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat
cepat, dan karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun
matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100 Km/jam.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui daerah yang rawan akan gelombang pasang2.
Untuk mengetahui wilayah yang paling rentan terkena gelombang
pasan3. Untuk mengetahui bagai mana peranan mitigasi dalam suatu
bancana II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Umum Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah mempunyai wilayah seluas 32.284,268 km atau
sekitar 23,97% dari luas wilayah Pulau Jawa, terletak pada
koordinat antara 630'-930' LS dan antara 10830' 11130' BT. Panjang
garis pantai yang di miliki Jawa Tengah adalah 791,76 km, yang
terdiri atas pantai utara sepanjang 502,69 km dan pantai selatan
sepanjang 289,07 km. Selain itu, Jawa Tengah mempunyai 34
pulau-pulau kecil. Provinsi Jawa Tengah di apit oleh tiga provinsi
yaitu Jawa Timur di sebelah timur, Jawa Barat di sebelah barat dan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di sebelah selatan.
Kondisi pantai utara Jawa Tengah yang landai dan perairan yang
relatif tenang menjadikan pantai utara Jawa Tengah sebagai daerah
yang memiliki cukup banyak sentra nelayan dan penangkapan ikan
terutama dengan skala kecil dan menengah,namun saat ini kondisinya
sudah padat tangkap. Dipantai selatan yang berbatasan dengan
Samudera Indonesia masih mempunyai potensibesar untuk perikanan
tangkap khususnya untuk kapal penangkap ikan besar tetapi
kondisinya yang curam dengan ombak yang besar mengakibatkan
kurangnya sentra nelayan dan penangkapan ikan di pantai selatan
Jawa Tengah.
Perikanan tangkap Jawa Tengah yang terdiri dari perikanan laut
dan perikanan di perairan pedalaman mempunyai potensi untuk di
kembangkan. Potensi perikanan laut yang tersebar di perairan Jawa
Tengah sekitar 1.873.530 ton/tahun meliputi Laut Jawa sekitar
796.640 ton/tahun dan Samudera Indonesia sekitar 1.076.890
ton/tahun. Sedangkan perairan pedalaman mempunyai luas perairan
yang dapat dikembangkan untuk kegiatan perikanan. Luas perairan
pedalaman Jawa Tengah mempunyai luas total 43.292,30 Ha yang
terdiri dari sungai 15.391,90 Ha, waduk 23.016 Ha, rawa 3.514 Ha,
danau/cekdam 1.370,40 Ha.
Kondisi pantai utara Jawa Tengah yang landai dan perairan yang
relatif tenang menjadikan pantai utara Jawa Tengah sebagai daerah
yang memiliki cukup banyak sentra nelayan dan penangkapan ikan
terutama dengan skala kecil dan menengah,namun saat ini kondisinya
sudah padat tangkap. Dipantai selatan yang berbatasan dengan
Samudera Indonesia masih mempunyai potensibesar untuk perikanan
tangkap khususnya untuk kapal penangkap ikan besar tetapi
kondisinya yang curam dengan ombak yang besar mengakibatkan
kurangnya sentra nelayan dan penangkapan ikan di pantai selatan
Jawa Tengah.2.2 Sejarah Bencana (Gelombang Pasang)Gelombang pasang
di Laut Selatan Jawa Tengah hal ini di akibatkan adanya peningkatan
intensitas angin barat yang bergeser ke arah timur telah
menyebabkan ketinggian gelombang di laut selatan Jawa Tengah
khususnya perairan Cilacap dan Kebumen, mencapai tiga hingga empat
meter sejak dua hari ini. Ketinggian gelombang di perairan Cilacap
dan Kebumen mencapai 3-4 m dengan kecepatan angin rata-rata 50
kilometer per jam akibat adanya peningkatan intensitas angin
barat(Anonim,2012).
Diperkirakan bahwa tinggi gelombang yang terjadi dalam puncak
musim Barat (Desember-Pebruari) dan Timur (Juni-Agustus) bisa
mencapai lebih dari 1 meter.Fenomena gelombang tinggi umum terjadi
pada masa peralihan dari musim barat ke musim timur.Pada sekitar
Bulan Juni 2007 di wilayah pesisir jawa tengah bagian utara terjadi
Gelombang tinggi hingga mencapai pemukiman penduduk yang terletak
sekitar 100 m dari garis pantai. Masyarakat mengenal fenomena ini
sebagai rob. Ketiga faktor yang melahirkan fenomena tersebut adalah
terjadinya swell dari Samudra Hindia sebelah barat Australia,
Gelombang Kelvin yang menjalar dari Samudra Hindia di sekitar 65
derajat bujur timur, dan posisi Bumi, Bulan, Matahari yang berada
pada satu garis. Swell merupakan gelombang permukaan laut yang
panjang (alun) dan bersifat cukup stabil dengan arah perambatannya
lebih konstan dibandingkan dengan gelombang permukaan biasa. Swell
muncul akibat adanya tekanan tinggi yang berlangsung terus-menerus
dan ada angin yang stabil. Gelombang Kelvin ekuator merupakan
gelombang yang selalu muncul pada masa transisi musim, bisa empat
kali terjadi, tetapi biasanya muncul terkuat pada bulan Mei-Juni.
Faktor ketiga adalah adanya gaya tarik terhadap Bumi yang muncul
akibat posisi Matahari, Bumi, Bulan berada dalam satu garis. Gaya
tarik akibat interaksi Bumi dengan Bulan dan Matahari itu
menyebabkan munculnya gaya pasang surut yang menyebabkan air laut
naik (pasang) lebih tinggi. Posisi segaris Matahari, Bumi, Bulan
ini merupakan peristiwa siklis dengan periode sekitar 18,6 tahun.
Posisi Bumi, Bulan, Matahari terus bergeser sehingga pengaruh gaya
tarik tersebut berangsur berkurang dalam dua-tiga hari. Ketiga
faktor itu semuanya membawa energi gelombang yang besar sehingga
amplitudo masing-masing gelombang laut itu menjadi lebih besar dari
biasanya.Pada kurun waktu tersebut, ketiga gelombang dengan
amplitudo yang besar itu semuanya bertemu. Karena periode gelombang
ketiganya tidak sama, ada saatnya terjadi penguatan satu sama lain
dan terkadang terjadi juga secara bersamaan kehilangan energi
sehingga akhirnya gelombangnya mengecil.
Badai siklon tropis merupakan pusaran angin kencang dengan
diameter hampir 200 km, berkecepatan lebih dari 200 km/jam dan
mempunyai lintasan sejauh 1.000 km. Dengankecepatan tersebut sebuah
badai yang melintasi daratan dapat mengakibatkan kerusakanyang
sangat hebat.Indonesia bukan merupakan daerah pertumbuhan
badai.Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah
Samudra Hindia dan perairan barat Australia dan mencapairerata 10
kali per tahun.Namun demikian, efek badai tersebut kadang sampai ke
Indonesia.Ekor badai yang mencapai ratusan kilometer di daerah
perairan Samudra Hindia seringkalimenimbulkan angin kencang, hujan
deras, dan tingginya gelombang laut di bagian selatanPulau
Jawa.Daerah yang sering terkena pengaruh badai meliputi Kabupaten
Boyolali, Klaten,Magelang, Purworejo, Kebumen, Cilacap hingga
Banyumas dimana oleh masyarakatsetempat dinamakan angin puting
beliung.
2.3 Mitigasi Bencana Pesisir dan Laut
Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Secara umum
kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan
utama,Upaya mitigasi dan pengurangan bencana adalah mereklamasi
pantai, pembanguanan pemecah omban (break water). Penataan bangunan
di sekitar pantai, pengembangan kawasan hutan bakau (mangrovea),
pembangunan tembok penahange lombang.
1. yaitu: Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap
darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan
search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian
3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi
III. MATERI DAN METODE3.1 Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
lapangan ( primer) dan data hasil pengukuran dari instasi (
Sekunder ), data primer meliputi data Citra Satelit LANDSAT tahun
2007 dan data DEM, sementara data sekunder merupakan data untuk
melengkapi data primer, meliputi data pasang surut, data kenaikan
muka air laut.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam Penelitian ini
NoNama AlatFungsi
1KomputerPengolahan Data
3Software Arc gis 9.2Membuat Peta Daerah genangan Rob
4Data DEMUntuk Membuat peta Ketinggian
3.3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif untuk menggambarkan
stuatu keadaan dengan pengolahan citra menggunakan metode
pegindraan jauh dan Pengolahan data spatial dengan metode Sistem
Informasi Geografis (SIG)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil
Peta Rawan Bencana
4.2 PembahasanGelombang pasang adalah salah satu bencana yang
terjadi di daerah dipesisir. Gelombang pasang biasanya terjadi
karena adanya badai di tengah laut.Gelomnag tinggi ini ditimbulkan
karena efek terjadinya siklon tropis disekitar wilayah jawa tengah.
Terlihat pada peta bahwa tak sedikit daerah-daerah yang ada di
wilayah jawa tengah yang rawan bencana gelombang pasang, ini
biasanya disebabkan karena kondisi perairan dimasing-masing wilayah
jawa tengah. Seperti yang nampak pada peta rawan bencana gelombang
pasang dijawa tengah daerah yang paling besar terancam gelombang
pasang adalah wilayah semarang dan rembang ditandai bercak merah
yang mengisi daerah tersebut. Jika terjadi cuaca yang sangat
ekstrim yaitu cuaca buruk maka daerah-daerah yang berwarna merah
kemungkinan besar terjadi gelombang pasangUpaya mitigasi dan
pengurangan bencana adalah mereklamasi pantai, pembanguanan pemecah
omban (break water). Penataan bangunan di sekitar pantai,
pengembangan kawasan hutan bakau (mangrovea), pembangunan tembok
penahange lombang.
V. KESIMPULAN1. Gelombang pasang di jawa tengah terjadi karena
efek dari badai siklon, dimana daerah yang terkena gelombang pasang
adalah Kabupaten Purworejo, Kebumen, Cilacap hingga Banyumas.
2. Wilayah yang paling rentan terkena gelombang pasang adalah
wilayah semarang dan rembang
3. Mitigasi yang perlu dilakukan guna mengurangi dampak bencana
adalah mereklamasi pantai, pembanguanan pemecah omban (break
water). Penataan bangunan di sekitar pantai, pengembangan kawasan
hutan bakau (mangrovea), pembangunan tembok penahangelombang.
DAFTAR
PUSTAKAhttp://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/perikanan_tangkaphttp://penulisjalanan.wordpress.com/cuaca-ekstrim/http://siagabencana.net/2012/01/tata-istilah-dalam-penanganan-penanggulangan-
bencana/http://tagana.wordpress.com/category/menu-utama/jenis-bencana/page/3/http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=13