Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas 1
29

Minyak Bum i

Dec 13, 2015

Download

Documents

mhdazwin

minyajk
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Minyak Bum i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan

bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga

jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga

disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik,

tumbuhan dan hewan yang mati.

Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi

lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh

tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan

suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan

gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang

penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini

disebut petrokimia. Dewasa ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut

dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,

detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

1

Page 2: Minyak Bum i

- Dapat mengetahui serta mendalami pengetahuan penulis terkait minyak

bumi.

- Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan

manusia.

2

Page 3: Minyak Bum i

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembentukan Minyak Bumi

Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:

1. Teori Anorganik

Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa

minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan

karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah

menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.

CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi

2. Teori Organik

Teori Organik dikemukakan oleh Engker (1911) yang menyatakan bahwa minyak

bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik

(mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.

B. Komposisi Minyak Bumi

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

1. Hidrokarbon Jenuh (alkana)

- Dikenal dengan alkana atau parafin

- Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan

rantai bercabang lebih sedikit

- Senyawa penyusun diantaranya:

a. Metana CH4

b. etana CH3 CH3

c. propana CH3 CH2 CH3

d. butana CH3 (CH2)2 CH3

e. n-heptana CH3 (CH2)5 CH3

f. iso oktana CH3 - C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2

2. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)

- Dikenal dengan alkena

- Keberadaannya hanya sedikit

- Senyawa penyusunnya:

3

Page 4: Minyak Bum i

a. Etena, CH2 CH2

b. Propena, CH2 CH CH3

c. Butena, CH2 CH CH2 CH3

3. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)

- Dikenal dengan sikloalkana atau naftena

- Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana

- Senyawa penyusunnya :

a. Siklopropana c. Siklopentana

b. Siklobutana d. Siklopheksana

4. Hidrokarbon aromatik

- -Dikenal sebagai seri aromatik

- Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit

- Senyawa penyusunannya:

a. Naftalena b. Benzena

b. Antrasena d. Toluena

5. Senyawa Lain

- Keberadaannya sangat sedikit sekali

4

Page 5: Minyak Bum i

- Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen,

oksigen dan organo logam (kecil sekali)

C. Pengolahan Minyak Bumi

Proses Pengolahan Minyak Bumi dan Minyak Mentah dan Komposisinya - Proses

pengolahan fosil hewan menjadi minyak melewati beberapa tahap yang cukup panjang.

Mula-mula, para ahli melakukan eksplorasi, yaitu kegiatan yang bertujuan memperoleh

informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan mendapatkan perkiraan

cadangan minyak bumi. Pada umumnya, mereka membuat peta topografi dengan

pemotretan dari udara. Setelah daerah-daerah yang akan diselidiki ditetapkan, para ahli

bumi (geologi) mencari contoh-contoh batu atau lapisan batu yang muncul dari

permukaan karang atau tebing-tebing untuk diperiksa di laboratorium.

Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan geofisika. Caranya

dengan membuat gempa kecil atau getaran-getaran di bawah tanah (kegiatan seismik).

Gelombang-gelombang getaran dari ledakan ini turun ke bawah dan memantul kembali

ke permukaan bumi. Dengan cara ini, lokasi yang mengandung minyak bumi dapat

diperkirakan secara ilmiah. Pada daerah lapisan bawah tanah yang tak berpori tersebut

dikenal dengan nama antiklinal atau cekungan. Daerah cekungan ini terdiri dari beberapa

lapisan, lapisan yang paling bawah berupa air, lapisan di atasnya berisi minyak, sedang

di atas minyak bumi tersebut terdapat rongga yang berisi gas alam. Jika cekungan

mengandung minyak bumi dalam jumlah besar, maka pengambilan dilakukan dengan

jalan pengeboran.

Setelah menentukan lokasi yang diperkirakan mengandung minyak bumi, tahapan

selanjutnya adalah melakukan kegiatan eksploitasi. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan

yang bertujuan untuk menghasilkan minyak bumi. Kegiatan ini terdiri atas pengeboran

dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan

pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian minyak. Pengeboran sumber minyak bumi

menghasilkan minyak mentah yang harus diproses lagi.Selain minyak mentah, terdapat

juga air dan senyawa pengotor lainnya. Zat-zat selain minyak mentah dipisahkan terlebih

dahulu sebelum dilakukan proses selanjutnya. Kandungan utama minyak mentah hasil

pengeboran merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon. Adapun senyawa

lain, seperti sulfur, nitrogen, dan oksigen hanya terdapat dalam jumlah sedikit. Tabel

5

Page 6: Minyak Bum i

berikut menunjukkan persentase komposisi senyawa yang terkandung dalam minyak

mentah (crude oil).

Kelompok Unsur: Karbon 84%; Hidrogen 14%; Sulfur Antara 1% hingga

3%; Nitrogen Kurang dari 1%; Oksigen Kurang dari 1%; Logam Kurang dari

1%; Garam Kurang dari 1%.

Campuran hidrokarbon dalam minyak mentah terdiri atas berbagai senyawa hidrokarbon,

misalnya senyawa alkana, aromatik, naftalena, alkena, dan alkuna. Senyawa-senyawa ini

memiliki panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin panjang rantai

karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Agar dapat digunakan untuk

berbagai keperluan, komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan berdasarkan

titik didihnya. Metode yang digunakan adalah distilasi bertingkat.

D. Fraksi Minyak Bumi

Gambar berikut menunjukkan fraksi-fraksi hasil pengolahan menggunakan metode

distilasi bertingkat.

6

Page 7: Minyak Bum i

Tahap Lengkap Pengolahan Minyak MentahMinyak mentah (crude oil) yang

diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan

campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama hidrokarbon

alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C yang banyak/panjang,

dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.

Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak

mentah ditambahkan asam dan basa.

7

Page 8: Minyak Bum i

Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa, memiliki titik

didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat

rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana)

meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.

Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak bumi,

maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui

proses distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan)

dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih

campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa

tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.

Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa

tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa

minyak bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang

bukan hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan

titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan

dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi

ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.

a. Pengolahan tahap pertama (primary process)

Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu

pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masing-

masing fraksi.

Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke

bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian

atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu

dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan

titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik

didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya,

sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu

kamar berupa gas.

8

Page 9: Minyak Bum i

Perhatikan diagram fraksionasi minyak bumi pada gambar 2 di atas.

Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut.

1) Fraksi pertama

Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi

dengan titik didih di bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada

kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang

tidak terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran.

Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang

mengandung komponen utama propana  (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG

(Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6).

2) Fraksi kedua

Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil

90 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu

30 oC – 90 oC. Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan

keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran alkana

dengan rantai C5H12 – C6H14.

3) Fraksi Ketiga

Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil

dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu

90 oC – 175 oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan

bensin. Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C6H14–C9H20.

4) Fraksi keempat

Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari

200 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu

175 oC - 200 oC. Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke

penampungan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20–

C12H26.

9

Page 10: Minyak Bum i

5) Fraksi kelima

Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih

lebih kecil dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin

dengan suhu 175 oC - 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair

dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran

alkana dengan rantai C12H26–C15H32.

6) Fraksi keenam

Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih

lebih kecil dari 375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin

dengan suhu 250 oC - 375 oC. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan

mencair dan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar

merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.

7) Fraksi ketujuh

Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu

di atas 375 oC, sehingga akan terjadi penguapan.

Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap.

Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal

dan arang minyak bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang

menguap, yang masuk ke kolom pendingin dengan suhu 375 oC. Minyak

pelumas (C16H34–C20H42) digunakan untuk pelumas mesin-mesin,

parafin (C21H44–C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar

dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.

b. Pengolahan tahap kedua

Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit

pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk

mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non

bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang

sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.

10

Page 11: Minyak Bum i

Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa

pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi,

alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming).

Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.

1) Konversi struktur kimia

Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon

lain melalui proses kimia.

a) Perengkahan (cracking)

Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon

yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.

Caranya dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:

• Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan

tekanan tinggi saja.

• Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan panas dan

katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin

dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.

• Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan yang

merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan"

hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh.

Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, karosin,

avtur, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik

dibandingkan dengan proses perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja.

Selain itu, jumlah residunya akan berkurang.

b) Alkilasi

11

Page 12: Minyak Bum i

Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara

kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin

atau avgas.

c) Polimerisasi

Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul

tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan

molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta

ringan.

d) Reformasi

Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk

mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang

lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponen-komponen

nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi.

e) Isomerisasi

Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau

mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis

bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat

diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.

2) Proses ekstraksi

Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi

minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan

proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila

dibandingkan dengan proses distilasi saja.

3) Proses kristalisasi

Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point)

masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses

pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada

hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk

tambahan. Produk-produk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan

12

Page 13: Minyak Bum i

untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan

berbagai hasil petrokimia lainnya.

4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)

Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan

proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang

merugikan seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan

ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses

hidrogenasi.

E. Bensin

1. Komposisi bensin terdiri dari n – heptana dan iso oktana, yaitu:

2. Zat Aditif Bensin

a. Tetra Ethyl Leat (TEL)

- Rumus molekul Pb (C2H5)4

- Rumus struktur

b. Ethyl Tertier Butil Eter (ETBE)

- Rumus molekul CH3 O C(CH3)3

c. Tersier Amil Metil Eter (TAME)

- Rumus molekul CH3 O C(CH3)2 C2H5

d. Metir Tersier Buthil Eter (MTBE)

- Rumus molekul CH3 O C(CH3)3

13

Page 14: Minyak Bum i

F. Petrokimia

Minyak bumi selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang

penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan gas bumi

disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat

sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan

vitamin.

1. Bahan Dasar Petrokimia

Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:

a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia

b. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan

c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.

Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu:

a. Olefin (alkena-alkena)

Olefin yang terpenting adalah etena (etilina), propena (propilena), butena

(butilena) dan butadiena.

CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3

Etilena propilena

CH3 - CH = CH - CH3 CH2 = CH - CH = CH2

Butilena butadiena

b. Aromatika (benzena dan turunannya)

Aromatika yang terpenting adalah benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3) dan

xilena (C6H4 (CH3)2

c. Gas Sintesis

Gas sintetis disebut juga syn-gas yang merupakan campuran karbon

monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau

LPG melalui proses yang disebut stean reforming atau oksidasi parsial.

Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)

Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)

2. Petrokimia dari Olefin

Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar etilena:

14

Page 15: Minyak Bum i

a. Polietilena

Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi yang digunakan

sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus/sampah.

b. PVC

PVC adalah polivinilkiorida yang merupakan plastik untuk pembuat pipa

(pralon).

c. Etanol

Etanol adalah bahan yang sehari-hari kita kenal sebagai alkohol yang

digunakan untuk bahan bakar atau bahan antar produk lain.

Alkohol dibuat dari etilena:

CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH

d. Etilen glikol atau Glikol

Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah

beriklim dingin.

Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar propilena.

e. Polipropilena

Plastik polipropilena lebih kuat dibanding polietilena. Jenis plastik

polipropilena sering digunakan untuk karung plastik dan tali plastik.

f. Gliserol

Zat ini digunakan sebagai bahan kosmetik (pelembab), industri makanan dan

bahan untuk membuat bahan peledak (nitrogliserin)

g. Isopropil alkohol

Zat ini digunakan sebagai bahan utama untuk produk petrokimia lainnya

seperti aseton (bahan pelarut, misalnya untuk melarutkan kutek)

Petrokimia yang pembuatannya menggunakan bahan dasar butadiene adalah

karet sintetik seperti SBR (styrene-butadilena-rubber) dan nylon -6,6,

15

Page 16: Minyak Bum i

sedangkan yang menggunakan bahan dasar isobutilena adalah MTBE (metil

tertiary butyl eter)

3. Petrokimia dari Aromatik

Bahan dasar aromatik yang terpenting adalah benzena, toluena, dan xilena (BTX).

Bahan dasar benzena umumnya diubah menjadi stirena, kumena dan sikloheksana

a. Stirena digunakan untuk membuat karet sinetik

b. Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol untuk membuat

perekat

c. Sikloheksana digunakan terutama untuk membuat nylon

d. Benzena digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen. Bahan

dasar untuk toluena dan xilena untuk membuat bahan peledak (TNT), asam

tereftalat (bahan pembuat serat).

4. Petrokimia dan gas-sinetik

Gas sinetik merupakan campuran dari karbon monoksida dan hidrogen. Beberapa

contoh petrokimia dari syn-gas sebagai berikut:

a. Amonia (NH3)

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Gas nitrogen dari udara dan gas hidrogennya dari syn-gas. Amonia digunakan

untuk membuat pupuk [CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA dan

(NH4NO3); amonium nitrat.

b. Urea [CO(NH2)2]

CO2(g) + 2NH3(g) → NH2COH4(S)

NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)

c. Metanol (CH3OH)

CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)

Sebagian besar metanol diubah menjadi formal-dehida dan sebagian

digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.

d. Formal dehida (HCHO)

16

Page 17: Minyak Bum i

CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)

Formal dehida dalam air dikenal dengan formalin yang digunakan

mengawetkan preparat biologi.

17

Page 18: Minyak Bum i

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida,

CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang

menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur

dan tekanan tinggi.

Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang

penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.

18

Page 19: Minyak Bum i

DAFTAR PUSTAKA

https://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/.

http://ichsanrizqia17994.weebly.com/blog/proses-pengolahan-minyak-bumi-minyak-

mentah-dan-komposisinya

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/fraksi-fraksi-minyak-bumi-lng-lpg-

petrolium-bensin-kerosin-solar-oli-lilin-aspal.html

http://cendekiacollege.blogspot.com/2010/05/minyak-bumi.html

19

Page 20: Minyak Bum i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt., karena

atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah

ini dengan semaksimal mungkin.

Di dalam makalah ini dibahas tentang “Minyak Bumi dan Petrokimia” dan

mungkin di dalamnya masih banyak kekurangan. Seperti kata pepatah “Tak ada gading

yang tak retak” tak ada sesuatu yang sempurna.

Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan

guna kesempurnaan di waktu yang akan datang.

Pekanbaru, Agustus 2015

Penulis

20i

Page 21: Minyak Bum i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Pembentukan Minyak Bumi.......................................................... 3

B. Komposisi Minyak Bumi.............................................................. 3

C. Pengolahan Minyak Bumi............................................................. 5

D. Fraksi Minyak Bumi...................................................................... 6

E. Bensin............................................................................................ 13

F. Petrokimia...................................................................................... 14

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18

A. Kesimpulan................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

21ii

Page 22: Minyak Bum i

NAMA : HAFIS SAPUTRA

KELAS : XI GEOMATIKA 1

SMK NEGERI 2 PELANABRU

22