BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Salah satu upaya dalam program perbaikan gizi adalah meningkatkan mutu konsumsi makanan, sehingga berdampak pada perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran program ini adalah mewujudkan pola konsumsi makanan yang baik dan benar (Depkes RI, 1995). Tahun 1998 telah dicanangkan program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) yang dimotori oleh Departemen Kesehatan, yang menjadi sasaran utama program Kadarzi adalah keluarga yang mempunyai kelainan gizi, golongan pra-sejahtera dan sejahtera I. Perencanaan program Kadarzi bertujuan agar pada tahun 2000 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi Keluarga Sadar Gizi. Disebut Keluarga Sadar Gizi jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi sebaik- baiknya yang tercermin pada pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang (Luciasari, dkk, 2006). Sejalan dengan adanya Inpres nomor 8 tahun 1993, tentang Gerakan Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi yang berisi empat strategi utama yaitu pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan kerjasama lintas sektor serta peningkatan mutu dan cakupan pelayanan kesehatan, di dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional (RAPGN) 2001-2005, Undang-Undang nomor 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya dalam program perbaikan gizi adalah meningkatkan mutu konsumsi
makanan, sehingga berdampak pada perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran program ini
adalah mewujudkan pola konsumsi makanan yang baik dan benar (Depkes RI, 1995).
Tahun 1998 telah dicanangkan program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) yang dimotori oleh
Departemen Kesehatan, yang menjadi sasaran utama program Kadarzi adalah keluarga yang
mempunyai kelainan gizi, golongan pra-sejahtera dan sejahtera I. Perencanaan program Kadarzi
bertujuan agar pada tahun 2000 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi Keluarga
Sadar Gizi. Disebut Keluarga Sadar Gizi jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri
mewujudkan keadaan gizi sebaik-baiknya yang tercermin pada pola konsumsi pangan yang
beraneka ragam dan bergizi seimbang (Luciasari, dkk, 2006).
Sejalan dengan adanya Inpres nomor 8 tahun 1993, tentang Gerakan Penanggulangan
Masalah Pangan dan Gizi yang berisi empat strategi utama yaitu pemberdayaan keluarga,
pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan kerjasama lintas sektor serta peningkatan mutu dan
cakupan pelayanan kesehatan, di dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional (RAPGN)
2001-2005, Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
(Propenas) dan Indonesia Sehat 2010 ditetapkan bahwa 80% keluarga menjadi Keluarga Sadar
Gizi, karena keluarga mempunyai nilai yang amat strategis dan menjadi inti dalam pembangunan
seluruh masyarakat, serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya (Anonim,
2007).
Tingkat sadar gizi keluarga merupakan ukuran dari keberhasilan program Kadarzi,
diharapkan dengan adanya program Kadarzi dapat meningkatkan kesadaran gizi keluarga.
Tingkat sadar gizi keluarga dapat diukur dengan menggunakan indikator Kadarzi yaitu makan
aneka ragam makanan, memantau status gizi dengan cara menimbang berat badan, menggunakan
garam beryodium, memberikan ASI eksklusif kepada bayi dan biasa sarapan pagi (Dinkes,
2001).
1
Pada umumnya masyarakat belum mengetahui atau belum mengerti apa itu sebenarnya
Kadarzi sehingga perilaku konsumsi pangan masyarakat, baik individu maupun keluarga belum
mengarah pada keseimbangan gizi sehingga timbul masalah gizi kurang dan gizi lebih, serta
penyakit degeneratif yang banyak tejadi sekarang ini. Hal ini terjadi karena kurang
memasyarakatnya Kadarzi dan masyarakat masih belum menerapkan indikator dari Kadarzi itu
secara keseluruhan. Kurangnya pengetahuan tentang gizi atau pengetahuan untuk menerapkan
informasi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor penting dalam masalah
kurang gizi. Pandangan dan kepercayaan masyarakat khususnya ibu tentang ilmu gizi harus
dipertimbangkan sebagai bagian dari beberapa faktor penyebab yang berpengaruh terhadap
konsumsi makanan mereka.
Peningkatan pengetahuan dan praktik ibu rumah tangga tentang indikator Kadarzi,
seharusnya seiring dengan peningkatan perilaku berupa tindakan dalam penyusunan makanan
dengan menggunakan bahan makanan yang beraneka ragam dalam menu makanan keluarganya.
Setiap keluarga akan mengkonsumsi makanan sehat bila tersedia aneka ragam makanan
sehat sesuai selera dan setiap keluarga memiliki daya beli yang memadai atau tinggi.
Ketersediaan pangan keluarga tergantung pada tingkat pendapatan untuk mengolah dan membeli
pangan. Besar kecilnya pendapatan keluarga berpengaruh terhadap kebiasaan makan individu.
Oleh karena itu, bagi masyarakat yang tingkat pendapatannya rendah perlu usaha untuk
meningkatkan pendapatan serta pembangunan sumber daya manusia (Budianto, 1998).
Keluarga sebagai kelompok komunitas dalam masyarakat digolongkan dalam dua kelompok
yaitu keluarga mampu dan keluarga tidak mampu. Keluarga tidak mampu yaitu keluarga yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dan sebagian besar pendapatannya untuk kebutuhan
dasar, sedangkan keluarga mampu adalah keluarga yang tingkat pendapatannya sama atau di atas
Upah Minimum Regional (UMR). Gambaran tentang pola konsumsi makanan dan bukan
makanan dari kelompok komunitas (keluarga miskin/tidak mampu dan keluarga tidak
miskin/mampu) menunjukkan bahwa secara umum porsi konsumsi makanan dari keluarga
miskin sampai sebesar 70,6% dibandingkan dengan porsi konsumsi bukan makanan hanya
29,31%. Kondisi ini terjadi karena keluarga miskin masih menganggap kebutuhan makanan
sebagai kebutuhan utama mereka dibandingkan dengan kebutuhan sekunder yang lain.
Sementara untuk keluarga mampu hanya menghabiskan lebih kurang 10-15% untuk kebutuhan
makanannya. Bila tingkat pendapatan meningkat, maka akan terjadi pergeseran keseimbangan
2
antara kategori jenis makanan. Makanan pokok cenderung mempunyai elastisitas yang paling
rendah, sementara kebutuhan akan daging, lemak dan minyak mempunyai elastisitas cukup
tinggi. Lebih lanjut lagi pada tingkat pendapatan lebih tinggi, konsumsi makanan ini akan
mencakup pada kebutuhan yang terus menerus meningkat akan terolah (Sutiono, 2002).
1.2 Pernyataan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi
pernyataan masalah adalah masih banyaknya para ibu yang belum mengetahui tentang Kadarzi di
wilayah Puskesmas Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
1.3 Tujuan Mini Project
Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang Kadarzi di wilayah Puskesmas Negara
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
1.4 Manfaat Mini Project
1.4.1. Manfaat Ilmiah
Mini Project ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya tentang pengetahuan ibu-ibu tentang Kadarzi. Disamping itu temuan ini
akan memberikan masukan kepada masyarakat, terutama ibu-ibu agar lebih mengerti dan
memperhatikan kecukupan gizi anggota keluarga agar selalu dalam kondisi status gizi baik dan
terjaga kesehatannya.
1.4.2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil dari mini project ini dapat menjadi pedoman bagi petugas kesehatan
dalam memberikan informasi dan arahan kepada masyarakat, khususnya ibu, agar
memperhatikan pola makan dan perkembangan status gizi seluruh anggota keluarga.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Kadarzi adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan
mengatasi masalah gizi anggota keluarganya. Yang dimaksud perilaku gizi seimbang adalah
pengetahuan, sikap dan praktek keluarga mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku
hidup sehat (Depkes RI, 2004).
Kadarzi merupakan suatu gerakan yang terkait dengan program Kesehatan Keluarga dan
Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Disebut
Kadarzi, jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang
sebaik-baiknya yang tercermin dari pada konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bermutu
gizi seimbang. Dalam keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang anggota keluarga yang dengan
sadar bersedia melakukan perubahan ke arah keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. Bisa
seorang ayah, ibu, anak, atau siapapun yang terhimpun dalam keluarga itu (Depkes RI, 1998).
2.1.1 Pembinaan Kadarzi
Pembinaan keluarga sadar gizi maksudnya adalah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan keluarga agar terwujud keluarga yang sadar gizi. Upaya
meningkatkan kemampuan keluarga itu dilakukan dengan edukasi, demo, diskusi, dan pelatihan
(Depkes RI, 1998).
2.1.2 Tujuan pembinaan Kadarzi
Tujuan pembinaan keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah:
a. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi kurang dan gizi lebih).
b. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan benar, sesuai dengan Pedoman Umum
Gizi Seimbang (PUGS).
c. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian, atau mencari rujukan, manakala terjadi kelainan
gizi di dalam keluarga (Depkes RI, 1998)
4
2.1.3 Komponen Kadarzi
Menimbang Berat Badan
Menimbang berat badan adalah mengikuti perkembangan kesehatan dan pertumbuhan
anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu hamil (Suparmanto, 2006). Pertumbuhan anak
dapat diamati secara cermat dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS) balita. Kartu
menuju sehat berfungsi sebagai alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan (Arisman, 2007).
a) Manfaat memantau berat badan secara teratur
1) Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita.
2) Mengetahui kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah dan terjadinya perdarahan pada saat melahirkan.
3) Mengetahui kesehatan anggota keluarga dewasa dan usia lanjut.
b) Akibat bila tidak memantau berat badan dan pertumbuhan anggota keluarga
1) Tidak mengetahui perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak balita secara normal.
2) Tidak mengetahui adanya gejala penyakit pada bayi, anak balita dan ibu hamil, misalnya
kekurangan zat gizi, kegemukan, gangguan pertumbuhan janin dan gangguan kesehatan
(Suparmanto, 2006).
Laju pertumbuhan anak, wanita dan pria hampir sama cepatnya sampai pada usia 9 tahun.
Selanjutnya antara 10-12 tahun, pertumbuhan anak perempuan mengalami percepatan lebih
dahulu karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi, sementara pria baru
dapat menyusul 2 tahun kemudian. Anak berumur 1-3 tahun akan mengalami pertambahan berat
badan sebanyak 2-2,5 kg, dan tinggi badan rata-rata 12 cm setahun (tahun kedua 12 cm, ketiga 8-
9 cm).
Berat badan baku dapat mengacu pada baku berat badan dan tinggi badan dari WHO/NCHS,
atau rumus perkiraan berat badan anak. Pertambahan berat anak usia prasekolah berkisar antara
0,7-2,3 kg dan tinggi badan 0,9-1,2 cm/tahun sehingga menyebabkan tubuh mereka kelihatan
kurus. Berat badan usia 7-10 tahun bertambah sekitar 2 kg dan tinggi badan 5-6 cm setiap tahun.
Menjelang puber pertambahan berat dapat mencapai 4-4,5 kg setahun.
5
Tabel 2.1 Rumus Perkiraan Berat Badan
Usia Berat badan (kg)
Lahir
3-12 bulan
1-6 tahun
6-12 tahun
3,25
(Usia (bl) +9) : 2
(Usia (th) x 2 + 8
(Usia (th) x 7-5) : 2
(Nelson Textbook of Pediatrics 1992)
Tabel 2.2 Rumus Perkiraan Tinggi Badan
Umur Tinggi Badan (cm)
Lahir
0 – 1 tahun
2 - 12 tahun
50
75
Usia (tahun) x 6 + 77
(Nelson Textbook of Pediatrics 1992)
Memantau berat badan sangat penting dilakukan. Adapun manfaat dari menimbang berat
badan antara lain adalah :
a. Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau gangguan
kesehatan.
b. Menimbang dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja.
c. Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota keluarganya.
d. Keluarga mampu mengatasi masalahnya baik oleh sendiri atau dengan bantuan petugas.
Memantau berat badan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Anak dapat ditimbang di rumah atau di posyandu atau di tempat lain sekurangnya 2 bulan
sekali.
b. Berat badan anak dimasukkan ke dalam KMS.
c. Bila grafik berat badan pada KMS Naik (sesuai garis pertumbuhannya), berarti anak sehat,
bila tidak naik berarti ada penurunan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan dan perlu
ditindaklanjuti oleh keluarga atau meminta bantuan petugas kesehatan (Depkes. 2004).
6
Cara memantau berat badan orang dewasa:
a. Ditimbang di rumah atau di tempat lain
b. Diukur Tinggi dan Berat Badan
c. Dihitung indeks massa tubuh (IMT)
Tabel 2.3 Cara Menghitung IMT
IMT = Berat badan(Kg)
(Tinggi badan xTinggi badan)(m)
Arti IMT:
< 17.0 = Sangat kurus
17.0 - 18.4 = Kurus
18.5 - 25.0 = Normal
25.1 - 27.0 = Gemuk
> 27.0 = Obesitas
Memberikan ASI Ekslusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, yang dapat memenuhi kebutuhan
bayi usia 0–6 bulan hingga 100%. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan
enzim yang sangat dibutuhkan oleh tubuh bayi sehingga ASI akan mengurangi risiko berbagai
jenis kekurangan gizi. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan bagi
bayinya.
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir. ASI adalah makanan yang paling
sempurna dan bersih, mengandung antibodi yang sangat penting dan nutrisi yang tepat. ASI
adalah sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang sangat seimbang dan disesuaikan
dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Memberikan ASI Ekslusif berarti hanya memberikan ASI
saja selama enam bulan kepada bayi, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, air teh, air
7
putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti bubur nasi, bubur tim atau bubur susu
(Kristiyanasari, 2009).
A. Manfaat ASI
1. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
2. ASI meningkatkan kecerdasan
3. ASI meningkatkan jalinan kasih ibu dan bayi
B. Komposisi ASI
ASI berbeda dengan susu sapi. Komposisi ASI berlainan dengan komposisi susu sapi, karena
susu sapi disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak sapi dan ASI disesuaikan dengan laju
pertumbuhan anak manusia. Komposisi ASI demikian spesifiknya sehingga komposisinya
berbeda dari ibu yang satu dengan ibu yang lainnya. Misalnya, komposisi air susu dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan dengan ibu yang melahirkan kurang bulan berbeda, walupun kedua
ibu ini melahirkan pada waktu yang sama (Utamy, 2008).
Kolostrum Pelindung Kolosal
Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi dan berprotein
tinggi. Cairan emas yang encer dan sering kali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih
menyerupai darah dari pada susu sebab mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih
yang dapat membunuh kuman penyakit (Utamy, 2008).
ASI Peralihan/Transisi
ASI peralihan merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum manjadi ASI
yang matang. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
Volume akan makin meningkat. ASI Matang/Matur ASI matur merupakan ASI yang dikeluarkan
pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan
produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk
bayi sampai umur enam bulan (Utamy, 2008).
8
C. Keunggulan ASI
Bagi bayi tidak ada pemberian yang lebih berharga dari ASI. Hanya seorang ibu yang dapat
memberikan makanan terbaik bagi bayinya. ASI tidak ternilai harganya, selain meningkatkan
kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga membuat anak potensial memiliki emosi
yang stabil, spiritual yang matang, serta memiliki perkembangan sosial yang baik. Tidak ada
susu buatan manusia yang dapat mendekati apalagi menyamai keuntungan alami yang diberikan
oleh ASI (Kristiyanasari, 2008).
ASI dapat mencegah terjadinya anemia pada bayi karena mengandung zat besi yang dapat
diserap lebih baik dari pada zat besi dari sumber lainnya. Selain itu ASI juga membuat bayi tidak
kekurangan nutrisi karena ASI mampu memenuhi kebutuhan energi bayi sampai enam bulan
pertama. Selain itu dibandingkan dengan susu formula keunggulan ASI yang lain adalah:
1. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi (perasaan hangat yang
nyaman bagi ibu dan bayi).
2. ASI mengandung zat makanan yang jumlah dan komposisinya berubah-ubah disesuaikan
dengan pertumbuhan bayi yang tidak mungkin dibuat oleh manusia.
3. ASI mencegah reaksi alergi dan asma (Kristiyanasari, 2008).
Makan Beraneka Ragam
Makanan ialah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi yang berguna bila
dimasukkan kedalam tubuh. Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia meliputi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Protein, zat lemak dan karbohidrat disebut
zat makanan pokok karena banyak memberikan kalori (Arisman, 2007).
Zat zat makanan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus cukup memberikan kalori
2. Harus ada perbandingan yang baik antara zat makan pokok, yakni: karbohidrat, protein dan
lemak
3. Protein yang masuk harus cukup banyak dan mengandung asam amino
4. Harus cukup mengandung vitamin
5. Harus cukup mengandung garam mineral
6. Harus mudah dicernakan oleh alat pencerna
7. Harus bersifat higienis (Arisman. 2007).
9
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik,
tubuh akan mengalami kekurangan zat–zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi
yang hanya dapat diperoleh dari makanan. Dalam fungsi ini, zat gizi tersebut dinamakan zat
pembakar. Ada 3 fungsi zat gizi dalam tubuh:
1. Memberikan Energi
Zat–zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Oksidasi
zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau
aktivitas. Kegiatan zat gizi termasuk zat organik yang mengandung karbon yang dapat
dibakar. Kegiatan zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
Protein mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk
membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat
tersebut dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur
keseimbangan air dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas
tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif
(Almatsier, 2004).
A. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa polihidoksi aldehid atau poli hidroksi keton atau senyawa yang
jika dihidrolisis akan menghasilkan salah satu zat energi yang diperlukan oleh tubuh.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat
berfungsi dalam penyediaan bahan pembentuk protein dan lemak serta menjaga keseimbangan
asam dan basa (Irianto, 2007).
Tiga jenis karbohidrat utama adalah :
1. Monosakarida (monosa)
2. Disakarida (boisa)
3. Polisakarida (poliosa)
10
Sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi sebagai makanan pokok di Indonesia adalah
beras, jagung, umbi-umbian, singkong, talas, dan sagu. Sumber karbohidrat dalam bentuk hasil
olahan adalah mie hun, tepung-tepungan, roti, selai, sirup dan sebagainya. Sumber karbohidrat
berupa sayuran adalah sayur umbi-umbian seperti wortel, bit dan kacang-kacangan (Almatsier,
2004).
B. Lemak
Lemak merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9 Kkal untuk tiap gram
yaitu 2,5 kali lebih besar dari karbohidrat dalam protein. Dalam lemak oksigen lebih sedikit dari
pada yang terdapat dalam karbohidrat. Sehingga pada waktu pembakaran, lemak mengikat lebih
banyak oksigen sehingga panas yang dihasilkan lebih banyak. Lemak yang disimpan di bawah
kulit merupakan persediaan energi jangka panjang dan merupakan insulin dalam tubuh.
Fungsi lemak adalah :
1. Sebagai sumber energi utama bagi tubuh
2. Merupakan bahan makanan cadangan
3. Dapat melarutkan vitamin A, D , E dan K
4. Pelindung organ-organ penting seperti mata ginjal dan jantung
5. Sebagai pelindung tubuh dari suhu yang rendah agar tidak kedinginan (Irianto, 2007).
Sumber lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah,
kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging
ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam, krim, susu,
keju dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak (Almatsier,
2004).
C. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya adalah otot, seperlima di dalam tubuh dan
tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain atau di dalam
air. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Sebagai sumber energi protein sama
dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4 kkal/g protein.
11
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu,
seperti telur, susu, daging unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kedelai dan
hasilnya seperti tempe dan tahu serta kacang-kacangan lainnya. Dalam merencanakan diet, di
samping memperhatikan jumlah protein perlu diperhatikan mutunya (Almatsier. 2004).
D. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil
dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh kecuali vitamin K. Oleh karena itu, harus
didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Vitamin
berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan
tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Nilai gizi makanan
menjadi kurang bila makanan dimasak terlalu lama karena vitamin tersebut rusak atau larut
dalam air rebusan.
Jenis – jenis vitamin:
1. Vitamin A
2. Vitamin C
3. Vitamin D
4. Vitamin K
5. Vitamin E (Irianto, 2007).
E. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan,
fungsi tubuh baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Di
samping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor
dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral dalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh
diperlukan untuk pengaturan enzim-enzim dalam tubuh (Irianto, 2007).
12
Gizi makanan merupakan faktor penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
Kekurangan makanan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang fatal. Makanan bergizi
terdapat pada berbagai jenis makanan. Makanan mempunyai sifat mudah rusak, terutama bila
penyimpanan dan pengolahannya salah. Karena itu untuk mengatasi hilangnya nilai gizi
makanan karena proses pengolahan dan pengawetan, maka diperlukan kegiatan yang dapat
menghindari hilangnya zat makanan yaitu dengan cara :
1. Memilih dan memperhatikan cara mengolah dan memasak makanan.
2. Pengayaan setelah selesai pengolahan makanan, maka ditambahkan vitamin dan mineral
pada hasil akhir.
3. Memperlengkapi karena tiap bahan makanan hanya mengandung zat makanan tertentu,
dengan kadar tertentu, maka sebaiknya makanan harus bervariasi untuk saling melengkapi
(Irianto, 2007).
Menggunakan Garam Beryodium
Garam beryodium yaitu garam yang telah ditambah zat yodium yang diperlukan oleh
tubuh. Manfaat garam beryodium adalah mencegah terjadinya penyakit gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY), membesar kelenjar gondok di daerah leher, sehingga mengurangi
daya tarik seseorang. Defisiensi yang berlangsung lama akan menyebabkan gangguan fungsi
kelenjar tiroid, yang secara perlahan kelenjar tersebut membesar sehinnga menyebabkan gondok.
Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi produksi T4. Penurunan
T4 dalam darah memicu sekresi TSH yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar tiroid,
Sedangkan sarana pelayanan yang bersumber dari masyarakat antara lain
Posyandu
Desa Siaga
: 21 buah
: 5 desa
4.5 Hasil dan Pembahasan Mini Project
Selama dilakukannya penelitian, 27 orang ibu-ibu yang ditemui di wilayah Puskesmas Negara
Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada berbagai kesempatan bersedia untuk menjadi responden
dalam mini project ini.
4.6.1 Data demografi responden
Tabel 4.5 Data Demografi Responden
Jumlah Responden Presentase (%)
Kelompok umur
-
-
-
17
9
1
63%
33%
4%
22
Pendidikan tertinggi-----
810621
30%37%22%7%4%
Jumlah anak- 1 anak- 2 anak- 3 anak- 4 anak
-
118431
41%30%15%11%4%
Berdasarkan data demografi responden, mayoritas ibu-ibu yang bersedia menjadi responden
berumur antara 20-39 tahun (63%), dengan pendidikan terakhir SMP (37%), dan memiliki 1
anak (41%).
23
4.6.2 Hubungan tingkat pendidikan terhadap nilai
Grafik 4.1 Distribusi Nilai Kuesioner Berdasarkan Tingkat Pendidikan
SD SMP SMA D1-D3 S10
1
2
3
4
5
6
7
8
Berdasarkan grafik diatas, secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan
terkait Kadarzi cenderung meningkat seiring dengan meningkatkanya jenjang pendidikan
responden.
Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah responden dengan tingkat
pendidikan yang lebih baik cenderung memiliki latar belakang keluarga yang baik sehingga lebih
memperhatikan kualitas asupan gizi anak.
Namun, jenjang pendidikan tidak semata-mata menjadi penghalang untuk memiliki
pengetahuan yang baik terkait Kadarzi. Ini ditunjukkan pada grafik yang memperlihatkan bahwa
pengetahuan Kadarzi pada responden yang berpendidikan SMA lebih baik daripada yang
berpendidikan D1-D3.
24
4.6.3 Tingkat pengetahuan Kadarzi
Grafik 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang Kadarzi
44%37%
19%
Kurang Cukup Baik
Berdasarkan grafik diatas, dari 27 responden yang dinilai tingkat pengetahuannya terkait kadarzi, 12 ibu (44%) mempunyai pengetahuan kurang, 10 ibu (37%) mempunyai pengetahuan cukup, dan 5 ibu (19%) mempunyai pengetahuan baik.
Hasil ini menunjukkan mayoritas ibu-ibu yang menjadi responden dalam mini project ini memiliki pemahaman yang kurang tentang Kadarzi. Hal ini berhubungan dengan latar belakang pendidikan ibu-ibu di wilayah Puskesmas Negara yang relatif kurang.
25
BAB V
DISKUSI
1. Apa semua indikator terdapat di kuesioner?
Kuesioner yang digunakan dalam mini project ini merupakan kuesioner yang telah divalidasi
sebelumnya. Setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ini mencakup masing-masing
indikator untuk menilai pengetahuan terkait Kadarzi.
2. Apa jenis penelitian yang digunakan dalam mini project ini?
Mini project ini merupakan jenis penelitian dekskriptif dengan menggunakan metode accidental
sampling, dimana peneliti mengambil semua responden yang tersedia pada saat penelitian
dengan kriteria tertentu.
3. Apakah cukup hanya menggunakan 27 sampel dalam pelaksanaan mini project ini?
Dengan alasan keterbatasan waktu dan kesediaan responden, diharapkan hasil dari mini project
ini dapat menampilkan gambaran umum tentang pengetahuan ibu-ibu di wilayah Puskesmas
Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan terkait Kadarzi.
4. Apakah pelaksanaan mini project ini dilakukan secara bertahap?
Pelaksanaan mini project ini dilakukan pada setiap kesempatan yang memungkinkan disela-sela
waktu pelayanan di wilayah Puskesmas Negara Hulu Sungai Selatan. Diantaranya saat pelayanan
di Poli MTBS, Posyandu, Puskesmas Pembantu, dan kegiatan penyuluhan di lapangan.
26
5. Pengetahuan tidak bisa dinilai secara langsung dan dievaluasi dalam waktu singkat.
Bagaimana menyikapinya?
Dalam pelaksanaan mini project ini, peneliti menggunakan kuesioner yang telah divalidasi.
Sehingga diharapkan pengetahuan para ibu tetap dapat diketahui dan dievaluasi melalui
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang diberikan.
Melalui edukasi yang diberikan diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu yang pada
akhirnya dapat meningkatkan perbaikan dalam sikap dan tindakan ibu tentang Kadarzi dalam
kehidupan sehari-harinya.
27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari mini project yang telah dilakukan di wilayah Puskesmas Negara
Kabupaten Hulu Sungai Selatan tentang tingkat pengetahuan Kadarzi dapat disimpulkan bahwa:
1. Mayoritas responden tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang Kadarzi
2. Latar belakang pendidikan memiliki pengaruh terhadap pengetahuan responden terhadap
Kadarzi
3. Secara keseluruhan didapatkan tingkat pengetahuan mayoritas responden terkait Kadarzi
berada di kategori kurang
6.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan fungsi posyandu sebagai wahana masyarakat dalam mengetahui secara dini
perihal adanya gangguan dalam pertumbuhan balita.
2. Peningkatan pendidikan dan promosi gizi yang lebih intensif dan sistematis melalui advokasi,
sosialisasi, dan pendampingan keluarga.
3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas unit kesehatan masyarakat, terutama
dalam pengelolaan dan tatalaksana masalah gizi.
4. Dukungan sarana dan prasarana untuk peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan gizi.
5. Peningkatan surveilans berbasis masyarakat.
28
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Anonymous, 2007. Mengenal 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang. www. gizi. net. Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. Budianto, J, dkk. 1998. Strategi Menuju Perilaku Makan Sehat Dan Implikasinya Pada
Perencanaan Ketersediaan Pangan, Widya Karya Nasional Pangan Dan Gizi. Jakarta: Bina Kerjasama Iptek LIPI.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. 1998. Keluarga Mandiri Sadar Gizi. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. 2004, Keluarga Sadar Gizi. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Dinas Kesehatan Sumut. 2001. Bekalku Membina Keluarga Sadar Gizi. Medan Dinas Kesehatan Sumut. 2006. Rencana Aksi Pangan Dan Gizi Sumut 2006-2010. Medan Irianto, K, & Waluyo, K. 2007, Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya. Kristiyanasari, W. 2009. ASI, Menyusui & SADARI. Yogyakarta. Luciasari, dkk. 1996. Menjaga Kesehatan Balita. Jakarta: Puspa Swara. Notoatmodjo, S, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Asdi Mahasatya Suparmanto, Astuti, Sri. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).
Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Sutiono, B. 2002. Menu Gizi Seimbang. Jakarta: Balai Pustaka. Utamy, R. 2008. ASI Ekslusif. Jakarta: Trubus Agriwiya. Yokozu, 2009, Dampak Suplemen Bagi Kesehatan. http://yokozu. Blogspot. com. 27
oktober 2010.
29
LAMPIRAN
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada,
Masyarakat Wilayah Puskesmas Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah, dokter Internship Puskesmas Negara
Nama : dr. Fathia Rachmatina
Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Kadarzi di
Wilayah Puskesmas Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap ibu memberikan
jawaban yang sejujur-jujurnya.
Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami mengucapkan terima
kasih.
Negara, 2015
Penulis
30
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:
Nama :
Umur :
Alamat :
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan tidak
keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Mengenai Kadarzi di Wilayah Puskesmas Negara Kabupaten Hulu
Sungai Selatan
Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari penulis.
Negara, 2015
31
KUESIONER
1. Apakah yang dimaksud Kadarzi?a.Keluarga sadar gizib. Keluarga yang mengkonsumsi makanan yang bergizi c.Tidak tahu
2. Ada berapa perilaku Kadarzi yang anda ketahui?a. perilaku (ASI eksklusif, menimbang beratbadan, garam beryodium,
konsumsi anekaragam makanan, pemberian vit.A)b. perilaku (ASI Eksklusif dan makanan beranekaragam) c. Tidak tahu
3. Air Susu ibu (ASI) adalah? a. Air susu yang komposisinya sama dengan susu formulab. Makanan bayi yang paling sempurna dan bersih serta mengandung
antibodyc. Susu yang paling murah
4. Apa yang ibu ketahui mengenai ASI Eksklusif?a. Pemberian ASI saja selama 6bulanb. Pemberian ASI dan susu formula selama 6bulan c. Pemberian ASI, susu formula, tambahan makanan (bubur bayi) selama 6bulan
5. Garam beryodium adalah?a. Garam yang rasanya lebih asin dibanding dengan garam biasab. Garam yang telah ditambah zat yodiumc. Garam yang bentuknya lebih kasar dibanding dengan garam biasa
6. Apakah ibu mengetahui gejala kurang yodium? a. Tahub. Tidak tahu
7. Apakah ibu mengetahui makanan yang beranekaragam ? a. Makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan b. Makanan pokok dan lauk saja c. Sayuran dan buah-buahan saja
32
8. Yang termasuk zat makanan pokok adalah? a. Kalorib. Vitamin dan mineralc. Zat lemak, protein, karbohidrat
9. Pengelompokann bahan makanan yang disederhanakan pada tiga fungsi utama zat gizi?
a. Sumber energi, sumber zat pembangun, dan sumber zat pengatur b. Sumber energi, sumber tenaga, dan sumber zat pengatuc. Tidak tahu
10. Apakah ibu mengetahui waktu untuk memantau dan menimbang balita yang tepat?
a. Ditimbang setiap 1bulanb. Ditimbang setiap 2bulanc. Ditimbang dalam 6bulan terakhir