BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dermatofitosis terdapat di seluruh dunia, terutama pada daerah tropis dan insiden meningkat pada kelembaban udara yang tinggi. Penyakit ini masih banyak terdapat di Indonesia dan masih merupakan salah satu penyakit rakyat. 4 Angka insidensi dermatofitosis pada tahun 1998 yang tercatat melalui Rumah Sakit Pendidikan Kedokteran di Indonesia sangat bervariasi, dimulai dari prosentase terendah sebesar 4,8 % (Surabaya) hingga prosentase tertinggi sebesar 82,6 % (Surakarta) dari seluruh kasus dermatomikosis (Adiguna, 2001). Di Jakarta, golongan penyakit ini menempati urutan kedua setelah dermatitis. Di daerah lain, seperti Padang, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Manado, keadaanya kurang lebih sama, yakni menempati urutan kedua sapai keempat terbanyak dibandingkan golongan penyakit lainnya. 2.,8 Dermatofitosis dapat menyerang semua umur. Dapat menyerang pria dan wanita. Kebersihan badan dan lingkungan yang kurang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan penyakit ini. Cara penularannya dapat langsung dari tanah, hewan dan manusia ke manusia dan secara tidak langsung, yaitu kontak dengan benda yang sudah terkontaminasi, misalnya dari tanaman yang terkena jamur, kateter, pakaian yang lembab, dan air. 3,4,9 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dermatofitosis terdapat di seluruh dunia, terutama pada daerah tropis dan insiden meningkat
pada kelembaban udara yang tinggi. Penyakit ini masih banyak terdapat di Indonesia dan masih
merupakan salah satu penyakit rakyat.4
Angka insidensi dermatofitosis pada tahun 1998 yang tercatat melalui Rumah Sakit
Pendidikan Kedokteran di Indonesia sangat bervariasi, dimulai dari prosentase terendah sebesar
4,8 % (Surabaya) hingga prosentase tertinggi sebesar 82,6 % (Surakarta) dari seluruh kasus
dermatomikosis (Adiguna, 2001).
Di Jakarta, golongan penyakit ini menempati urutan kedua setelah dermatitis. Di daerah lain,
seperti Padang, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Manado, keadaanya kurang lebih sama,
yakni menempati urutan kedua sapai keempat terbanyak dibandingkan golongan penyakit
lainnya.2.,8
Dermatofitosis dapat menyerang semua umur. Dapat menyerang pria dan wanita.
Kebersihan badan dan lingkungan yang kurang sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan penyakit ini.
Cara penularannya dapat langsung dari tanah, hewan dan manusia ke manusia dan secara
tidak langsung, yaitu kontak dengan benda yang sudah terkontaminasi, misalnya dari tanaman
yang terkena jamur, kateter, pakaian yang lembab, dan air.3,4,9
Namun belum ada data yang jelas mengenai jumlah penderita penyakit kulit, dalam hal ini,
dermatofitosis di wilayah Riau, khususnya kecamatan Kampar.
Dilihat dari banyaknya ditemukan kasus Dermatofitosis pada Posyandu Lansia di Desa
Limau Manis dan Desa Air Tiris RW 1 bulan November 2013 yaitu sebanyak 24% dan pada
bulan Desember tahun 2013 sebanyak 29%, maka dilakukan observasi gambaran tingkat
kebersihan individu dan lingkungan dengan terjadinya dermatofitosis.
1
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagi berikut :
1. Bagaimana gambaran hygiene diri dengan dermatofitosis di Kecamatan Kampar?
2. Bagaimana gambaran hygiene lingkungan dengan dermatofitosis di Kecamatan Kampar?
3. Apakah jenis Dermatofitosis yang sering ditemui pada pasien Posyandu lansia di kecamatan
Kampar?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran tingkat kebersihan diri dan lingkungan rumah pasien dengan
dermatofitosis serta mengetahui cara mencegah dan mengurangi angka kejadian
dermatofitosis.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui gambaran tingkat kebersihan pasien dengan dermatofitosis di Kecamatan
Kampar
2. Mengetahui gambaran tingkat kebersihan lingkungan dengan pasien dermatofitosis
Kecamatan Kampar.
3. Mengetahui jenis Dermatofitosis yang sering ditemui pada pasien Posyandu lansia di
kecamatan Kampar.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi peneliti
1. Menyelesaikan sebagian syarat pelaksanaan program dokter internsip di Puskesmas
Kampar
2. Menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian berbasis kesehatan masyarakat
3. Menambah pengetahuan dan keterampilan penyusunan laporan penelitian
4. Menambah wawasan mengenai fakta seputar rokok yang terjadi di lingkungan pelajar dan
kalangan remaja/dewasa muda
5. Meningkatkan kemampuan edukasi mengenai rokok kepada pelajar
1.4.2. Bagi ilmu pengetahuan
2
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan tambahan data berupa fakta seputar penyakit kulit, khususnya dermatofitosis.
1.4.3. Bagi intansi kesehatan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dalam penyusunan program
pencegahan dan pengurangan angka terjadinya kasus dermatofitosis dalam masyarakat.
1.4.4. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu mengurangi angka terjadinya dermatofitosis.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan golongan jamur dermatofita
( Budimulja, 2005 ).
Dermatofita dibagi menjadi Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton yang
menyerang epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut. (Madani, 2000).
Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin. Hingga kini dikenal sekitar 40
spesies dermatofita, masing-masing dua spesies Epidermophyton, 17 spesies Microsporum dan
21 spesies Trichophyton (Budimulja, 2005). Microsporum menyerang rambut dan kulit.
Trichophyton menyerang rambut, kulit dan kuku. Epidermophyton menyerang kulit dan jarang
kuku (Sutomo, 2007).
Topikal berasal dari bahasa Yunani topikos yang artinya berkaitan dengan daerah permukaan
tertentu, seperti anti infeksi topikal yang dioleskan pada daerah tertentu di kulit dan yang hanya
mempengaruhi daerah yang dioles tersebut (Dorland, 1996).
B. ETIOLOGI
Menurut Petrus 2005 & Utama 2004 faktor yang mempengaruhi adalah udara yang lembab,
lingkungan yang padat, sosial ekonomi yang rendah, adanya sumber penularan disekitarnya,
obesitas, penyakit sistemik, penggunaan obat antibiotik, steroid, sitostatika yang tidak
terkendali.2,7
Berdasarkan sifat makro dan mikro, dermatofita dibagi menjadi: microsporum, tricopyton,
dan epidermophyton.2
1. Microsporum
4
Kelompok dermatofita yang bersifat keratofilik, hidup pada tubuh manusia (antropofilik) atau pada hewan (zoofilik). Merupakan bentuk aseksual dari jamur.
Terdiri dari 17 spesies, dan yang terbanyak adalah :3
SPECIES CLASSIFICATION (NATURAL RESERVOIR)
Microsporum audouinii Anthropophilic
Microsporum canis Zoophilic (Cats and dogs)
Microsporum cooeki Geophilic (also isolated from furs of cats, dogs, and
rodents)
Microsporum
ferrugineum
Anthropophilic
Microsporum gallinae Zoophilic (fowl)
Microsporum gypseum Geophilic (also isolated from fur of rodents)
Microsporum nanum Geophilic and zoophilic (swine)
Microsporum persicolor Zoophilic (vole and field mouse)
Tabel 1. Spesies Microsporum.
Koloni mikrosporum adalah glabrous, serbuk halus, seperti wool atau powder. Pertumbuhan
pada agar Sabouraud dextrose pada 25°C mungkin melambat atau sedikit cepat dan diameter dari
koloni bervariasi 1- 9 cm setelah 7 hari pengeraman. Warna dari koloni bervariasi tergantung
pada jenis itu. Mungkin saja putih seperti wol halus yang masih putih atau menguning sampai
cinnamon.3,6
2. Epidermophyton
Jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton floccosum dan
Epidermophyton stockdaleae. E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik, sedangkan E.
floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada manusia. E. floccosum adalah satu
penyebab tersering dermatofitosis pada individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tinea corporis,
tinea cruris, tinea pedis) dan kuku (onychomycosis). Infeksi terbatas kepada lapisan korneum
kulit luar. koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari. Diikuti inkubasi pada
suhu 25° C pada agar potato-dextrose, koloni kuning kecoklat-coklatan.3,6,7
3. Tricophyton
5
Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau manusia. Berdasarkan tempat tinggal terdiri atas anthropophilic, zoophilic, dan
geophilic. Trichophyton concentricum adalah endemic pulau Pacifik, Bagian tenggara Asia, dan Amerika Pusat. Trichophyton adalah satu penyebab infeksi pada
rambut, kulit, dan kuku pada manusia.3
NATURAL HABITATS OF TRICHOPHYTON SPECIES
Species Natural Reservoir
Ajelloi Geophilic
Concentricum Anthropophilic
Equinum zoophilic (horse)
Erinacei zoophilic (hedgehog)
Flavescens geophilic (feathers)
Gloriae Geophilic
Interdigitale Anthropophilic
Megnini Anthropophilic
Mentagrophytes zoophilic (rodents, rabbit) /
anthropophilic
Phaseoliforme Geophilic
Rubrum Anthropophilic
Simii zoophilic (monkey, fowl)
Tonsurans Anthropophilic
Vanbreuseghemii Geophilic
Verrucosum zoophilic (cattle, horse)
Tabel 2. Spesies Trichophyton.
C. PENYEBAB
Indonesia termasuk wilayah yang baik untuk pertumbuhan jamur, sehingga dapat ditemukan
hampir di semua tempat. Menurut Adiguna MS, insidensi penyakit jamur yang terjadi di
berbagai rumah sakit pendidikan di Indonesia bervariasi antara 2,93%-27,6%. Meskipun angka
ini tidak menggambarkan populasi umum. Menurut Rippon tahun 1974 ada 37 spesies
dermatofita yang menyebabkan penyakit di dunia.1,3
6
Frekuensi infeksi pada spesies tertentu antara lain:3,4
1. Sekitar 58% dermatofita yang terisolasi adalah Trichophyton rubrum
2. 27% Trichophyton mentagrophytes
3. 7% Trichophyton verrucosum
4. 3% Trichophyton tonsurans
5. Kecil dari 1 % yang terisolasi: Epidermophyton floccosum, Microsporum audouinii,