STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. Umur
: 31 tahunAgama
: IslamAlamat
: SemarangPekerjaan
: Tidak bekerja Status
: JandaNo RM
: Tanggal periksa
: 6 Mei 2015II. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa tanggal 6 Mei 2015 jam
10.40 WIB
Riwayat Penyakit Sekarang:
1. Keluhan Utama
: nyeri kepala dari dahi hingga leher
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Lokasi
: Kepala dari dahi hingga leher Onset
: + 1 minggu Kualitas
: nyeri seperti terikat kencang Kuantitas
: nyeri dirasakan hampir sepanjang hari jika
kambuh, namun pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Kronologis:
Sejak + 1 minggu SMRS pasien mengeluh nyeri pada dahi dan
menjalar hingga ke leher, lalu kemudian bahkan menjalar hingga ke
bahu. Nyeri dirasakan seperti diikat kenceng sekali, keluhan pusing
berputar disangkal, seperti gempa bumi disangkal, seperti dimelihat
cahaya sebelum nyeri kepala disangkal, keluhan nyeri kepala sebelah
disangkal.Nyeri kepala yang dirasakan bisa terjadi terus menerus
dalam sehari. Nyeri kepala dirasakan terutama jika pasien mengalami
kelelahan dan berkurang jika dipijat, jika leher hingga pundak
diberi balsam dan jika digunakan untuk beristirahat.
Nyeri kepala yang dirasakan dari satu minggu terakhir ini cukup
mengganggu aktivitas, pasien masih dapat melakukan akivitas
sehari-hari namun sesekali saat nyeri kepala yang menjalar hingga
bahu ini terasa sangat nyeri pasien harus beristirahat sebentar
dari akivitasnya. Pasien mengeluhkan susah tidur semenjak nyeri
kepala ini. Sebelumnya pasien sudah berobat ke dokter umum
disekitar rumahnya namun keluhan nyeri kepala belum juga hilang.
Faktor memperberat
: kelelahan Faktor memperingan
: beristirahat, menggunakan balsam di leher Gejala penyerta
: susah tidurRiwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit nyeri kepala
hebat seperti ini: disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui tekanan darah sistolik
pernah mencapai 160 mmHg sekitar 5 tahun yang lalu dan sempat
mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi hingga tekanan darahnya
normal kembali, namun sejak saat itu tekanan darah pasien tidak
pernah tinggi lagi. Riwayat gula darah tinggi
: disangkal Riwayat alergi obat, makanan : disangkal
Riwayat sering pingsan
: disangkal
Riwayat trauma kepala
: disangkalRiwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat sakit serupa
: disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui, ibu pasien + 10 tahun
konrol rutin di puskesmas Riwayat gula darah tinggi : disangkal
Riwayat pribadi :
Pasien adalah janda yang keseharian tidak bekerja dan
menghabiskan waktu dengan melakukan pekerjaan rumah. Pasien sudah
bercerai sejak + 1 tahun yang lalu karena desakan keluarga. Menurut
kakak pasien, pasien termasuk anak yang pendiam dan jarang
menceritakan permasalahannya. Sejak + 6 bulan terakhir pasien lebih
banyak menghabiskan waktu didalam kamar ketika anaknya tidak berada
dirumah. Pasien masih menyiapkan makanan untuk anaknya setiap hari
dan sesekali bercengkrama bersama. Pasien tidak mengkonsumsi kopi.
Tidak merokok.Riwayat sosial ekonomi : Pasien saat ini tinggal
dirumah orang tua pasien bersama kedua orang tua, kakak perempuan,
kakak ipar, dan anak pasien yang berusia 8 tahun. Biaya kehidupan
sehari-hari ditanggung oleh kedua orang tua dan kakak yang
berjualan dipasar. Biaya pasien ditanggung secara mandiri. Kesan :
ekonomi cukup
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 6 Mei 2015 jam 10.50
WIBKesadaran : compos mentis, GCS : 15Keadaan umum : baikVital
Sign
TD
: 137/88 mmhg hari ini Nadi : 112 x/m RR
: 21 x/m Suhu : 37,3o C BB
: 51 kg TB
: 153 cm Status gizi : IMT : 21,79 (normoweight)Status
InternusSTATUS INTERNA
Kulit
: Sama dengan warna kulit sekitar
Kepala
: kesan mesocephalMata
: Corpus alineum (-/-); konjungtiva anemis (-/-), konjungtiva
hiperemis (-/-), ikterik (-/-); reflek
cahaya direk (+/+); reflek cahaya indirek (+/+); edem palpebra
(-/-); pupil isokor 3mm/3mm.Hidung
: Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)Telinga
: Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), Nyeri tragus (-/), sekret
(-/-)
Mulut
: Lembab (-), Sianosis (-), perot (-), lidah kotor (-),
stomatitis (-), hiperemis (-), karies gigi (-).Leher
: Limfonodi (-), pembesaran tiroid (-), JVP (-), gerakan
terbatas, kaku kuduk (tidak bisa dinilai), deviasi trakea (-),
penggunaan otot bantu nafas (-),
Thorax
:
Cor
Inspeksi: Ictus cordis tidak tampakPalpasi
: Ictus cordis teraba di SIC IV LMCS, tak kuat angkatPerkusi:
Batas atas jantung
: ICS II Linea parasternal
sinistra Pinggang jantung
: ICS III Linea parasternal
sinistra Batas kiri bawah jantung: ICS V 1cm medial Linea
mid clavicula sinistra Batas kanan bawah jantung: ICS V Linea
sternalis dextraAuskultasi: Bunyi jantung I & II normal &
murni,
Bising jantung (-), gallop (-).
Pulmo
DextraSinistra
Depan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
AuskultasiWarna sama dengan warna sekitar, simetris statis &
dinamis, retraksi (-).
Stem fremitus normal kanan = kiri.
Sonor seluruh lapang paru.SD paru vesikuler (+), suara tambahan
paru: wheezing (-), ronki (-).Warna sama dengan warna sekitar,
simetris statis & dinamis, retraksi (-).
Stem fremitus normal kanan = kiri.
Sonor seluruh lapang paru.SD paru vesikuler (+), suara tambahan
paru: wheezing (-), ronki (-).
BelakangInspeksi
Palpasi
Perkusi
AuskultasiTampak normal.
Stem fremitus kanan = kiri.
Sonor seluruh lapang paru.
SD paru vesikuler (+), suara tambahan paru : wheezing (-), ronki
(-).Tampak normal.
Stem fremitus kanan = kiri.
Sonor seluruh lapang paru.
SD paru vesikuler (+), suara tambahan paru: wheezing (-), ronki
(-).
AbdomenInspeksi: Dinding abdomen datar, massa (-),warna kulit
sama
dengan warna kulit sekitar
Auskultasi: Bising usus (+) normal (15x/menit)
Perkusi: Timpani seluruh regio abdomen, pekak hepar (+), ascites
(-)
Palpasi
: Nyeri tekan (-), Hepar & Lien tak teraba
Ekstremitas: SuperiorInferior
Akral pucat-/--/-
Akral hangat+/++/+
Deformitas-/--/-
Capillary Refill< 2 detik/< 2 detik< 2 detik/< 2
detik
Status Neurologik
Orientasi
: Tempat: Baik, Waktu: Baik, Orang: baik, Sekitar: baik
Jalan Pikiran
: Realistik
Kecerdasan
: Baik
Daya ingat baru : Baik
Daya ingat lama : Baik
Kemampuan bicara : Baik
Sikap tubuh
: Baik
Cara berjalan : Baik
Gerakan abnormal : -
Nervi Cranialis
N I. (OLFAKTORIUS)Hidung KananHidung Kiri
Daya PembauNormal Normal
N II.(OPTIKUS)Mata KananMata Kanan
Visus5/60 hitung jari(Optotipe snellen tidak tersedia)5/60
hitung jari(Optotipe snellen tidak tersedia)
Pengenalan WarnaNormalNormal
Lapang PandangNormalNormal
Perdarahan Arteri/VenaNormalNormal
Fundus okuliNormalNormal
PapilNormalNormal
RetinaNormalNormal
N.III(OKULOMOTORIUS)Mata KananMata Kiri
PtosisNormalNormal
Gerak Mata AtasNormalNormal
Gerak Mata ke BawahNormalNormal
Gerak mata mediaNormalNormal
PupilNormalNormal
Reflek pupil direct/indirectNormalNormal
Reflek akomodasiNormalNormal
Strabismus divergen--
Diplopia--
N.IV (TROKHLEARIS)Mata KananMata kiri
Gerak Mata Lateral bawahNormalNormal
N V. (TRIGEMINUS)Kemampuan
MenggigitNormal
Membuka mulutNormal
Sensibilitas Muka atasNormal
Sensibilitas Muka TengahNormal
Sensibilitas Muka bawahNormal
Reflek korneaNormal
Reflek bersinNormal
Reflek masseterNormal
Reflek zigomatikusNormal
TrismusNormal
N VI. ( ABDUSEN )KananKiri
Gerak mata lateralNormalNormal
Strabismus konvergenNormalNormal
DiplopiaNormalNormal
N VII. ( FASIALIS )KananKiri
Kerutan kulit dahiNormalNormal
Kedipan mataNormalNormal
Lipatan naso-labialNormalNormal
Sudut mulutNormalNormal
Mengerutkan dahiNormalNormal
Mengerutkan alisNormalNormal
Menutup mataNormalNormal
MeringisNormalNormal
Tik fasialNormalNormal
LakrimasiNormalNormal
Daya kecap 2/3 depanNormalNormal
Reflek fisuo-palpebraNormalNormal
Reflek glabellaNormalNormal
Reflek aurikulo-palpebraNormalNormal
Tanda MyersonNormalNormal
Tanda ChovstekNormalNormal
NVIII. Vestibulocochlearis (AKUSTIKUS)KananKiri
Mendengar suara berbisikNormal Normal
Mendengar detik arlojiNormalNormal
Tes RinneTidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes WeberTidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes SwabachTidak dilakukan Tidak dilakukan
N.IX(GLOSOFARINGEUS)KananKiri
Arkus faringNormal Normal
Daya kecap 1/3 belakangNormal Normal
Reflek muntahNormal Normal
Sengau--
Tersedak--
N X (VAGUS)KananKiri
Arkus faringNormal Normal
Daya kecap 1/3 belakangNormal Normal
BersuaraNormal Normal
MenelanNormal Normal
N XI (AKSESORIUS)KananKiri
Memalingkan kepalaNormal Normal
Sikap bahuNormal Normal
Mengangkat bahuNormal Normal
Trofi otot bahuNormal Normal
N XII (HIPOGLOSUS)KananKiri
Sikap lidahNormal Normal
ArtikulasiNormal Normal
Tremor lidah--
Menjulurkan lidahNormal Normal
Kekuatan lidahNormal Normal
Trofi otot lidahNormal Normal
Fasikulasi lidah--
BADAN
Trofi otot punggung : Normal Trofi otot dada
: Normal Nyeri membungkukkan badan : ( - ) Palpasi dinding perut
: Supel Vertebra
: Normal Nyeri tekan
: ( - ) Gerakan
: Aktif Sensibilitas
: NormalANGGOTA GERAK ATAS
InspeksiKananKanan
Drop hand( - )( - )
Pitchers hand( - )( - )
Warna kulitSesuai warna sekitarSesuai warna sekitar
Claw hand( - )( - )
Kontraktur ( - )( - )
Palpasi
Tungkai atas KananKiri
GerakanKeseluruh arahKeseluruh arah
Kekuatan 5/5/55/5/5
TonusIsotonicisotoni
Sensibilitas Normal Normal
Nyeri --
Termis Normal Normal
Gramestesia
Barognosia
TopognosiaNormal
Normal
NormalNormal
Normal
Normal
Refleks Fisiologis :
1. Biceps
2. Triceps+/ N
+/ N+/ N
+/ N
ANGGOTA GERAK BAWAH
InspeksiKananKanan
Droop foot(-)(-)
Warna kulitSesuai warna sekitarSesuai warna sekitar
Kontraktur(-)(-)
Palpasi :
Tungkai bawahKananKiri
GerakanNormal Normal
Kekuatan5/5/55/5/5
TonusHipertoniHipertoni
Sensibilitas Normal Normal
Nyeri
Termis Normal Normal
Rasa Gramestesia
Rasa Barognosia
Rasa TopognosiaNormal
Normal
NormalNormalNormal
Normal
Posisi Normal Normal
Refleks Fisiologis :
1. Patella
2. Achilles+/ N
+/ N+/ N
+/ N
Reflek Patologik :Refleks Patologis :
1. Babinski
2. Chaddock
3. Oppenheim
4. Gordon
5. Schafner 6. Mendel Becterew
7. Rossolimo
8. Gonda
9. Klonus Paha
10. Klonus Kaki
Refleks rangsal meningeal
11. Kaku kuduk12. Kernig sign13. Burdzinski I14. Burdzinski
II15. LasegueRefleks rangsang radikuler16. Lasegue17. Kontra
lasegue18. Neris sign19. Naffziger20. Valsava 21. Patrick22. Kontra
patrick Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
NormalNormal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
KOORDINASI LANGKAH DAN KESEIMBANGAN
Cara berjalan : baik Tes Romberg : (-) Ataksia : (-)
Disdiadokhokinesis : (-) Robound fenomen : (-) Nistagmus : (-)
Dismetri ; tes telunjuk-hidung : (+) Tes telunjuk-telunjuk : (+)
Tes hidung-telunjuk-hidung : (+)
GERAK ABNORMAL : (-)
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : Inkontinentia urin ( - ), Retensio urin ( - ), Anuria (
-), Poliuria ( +)
Defekasi : Inkontinentia alvi ( -), Retensio alvi ( -)IV.
RESUME
Pasien datang ke Poli Saraf RSUD Tugurejo dengan keluhan sejak
sekitar satu minggu yang lalu pasien mengeluh nyeri pada dahi dan
menjalar hingga ke leher, lalu kemudian bahkan menjalar hingga ke
bahu. Nyeri dirasakan seperti diikat kencang, bisa terjadi terus
menerus dalam sehari terutama jika pasien mengalami kelelahan dan
berkurang jika dipijat, jika leher hingga pundak diberi balsam dan
jika digunakan untuk beristirahat. Pasien mengeluhkan susah tidur
semenjak nyeri kepala ini. Sebelumnya pasien sudah berobat ke
dokter umum disekitar rumahnya namun keluhan nyeri kepala belum
juga hilang.Riwayat tekanan darah tinggi diakui tekanan darah
sistolik pernah mencapai 160 mmHg sekitar 5 tahun yang lalu dan
sempat mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi hingga tekanan
darahnya normal kembali, namun sejak saat itu tekanan darah pasien
tidak pernah tinggi lagi. Ibu pasien memiliki penyakit tekanan
darah tinggi sejak + 10 tahun kontrol rutin di puskesmas.Riwayat
pribadi: Pasien adalah janda yang keseharian tidak bekerja dan
menghabiskan waktu dengan melakukan pekerjaan rumah. Pasien sudah
bercerai sejak + 1 tahun yang lalu karena desakan keluarga. Menurut
kakak pasien, pasien termasuk anak yang pendiam dan jarang
menceritakan permasalahannya. Sejak + 6 bulan terakhir pasien lebih
banyak menghabiskan waktu didalam kamar ketika anaknya tidak berada
dirumah. Pasien masih menyiapkan makanan untuk anaknya setiap hari
dan sesekali bercengkrama bersama. Pemeriksaan fisik dalam batas
normal.V. DIAGNOSIS Diagnosis Klinis
: Tension Type Headache Diagnosis Topis
: Extrakranial Diagnosis Etiologi
: Kekakuan ototVI. INITIAL PLAN
IP Dx : -IP Monitoring :
1. Keadaan umum dan tanda vital (tensi, suhu, nadi dan
respiratori rate)
2. Nyeri kepalaIP Tatalaksana dan Edukasi :
1. Non medikamentosaa. Relaksasib. Perbaikan pola makan sehatc.
Olahraga 2. Medikamentosa a. Parasetamol 3 x 500 mgb. Diazepam 2 x
2 mgc. Amitriptilin 1 x 12,5 mgd. Omeprazol 2 x 1IP Edukasi
a. Memberi tahu kepada pasien dan keluarga pasien bahwa nyeri
kepala yang dialami oleh pasien dipengaruhi oleh faktor psikologis
dan relaksasi dapat membantu meringankan gejala.b. Menganjurkan
pasien untuk mencari kesibukan sehingga tidak menghabiskan waktunya
untuk memikirkan hal-hal yang menimbulkan ketegangan.c.
Menganjurkan kepada pasien untuk bercerita kepada keluarganya bila
mengalami permasalahan.d. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
mendampingi dan memperhatikan apabila pasien lebih banyak
menyendiri.VII. PROGNOSIS
Ad vitam
: ad vitamAd fungsionam: ad vitam
Ad sanationam: dubia ad vitamTINJAUAN PUSTAKAA. Definisi Nyeri
Kepala Nyeri diartikan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang
melibatkan emosi dengan atau tanpa kerusakan jaringan. Menurut
Oxford Concise Medical Dictionary, nyeri adalah sensasi tidak
menyenangkan yang bervariasi dari nyeri yang ringan hingga ke nyeri
yang berat. Nyeri ini adalah respons terhadap impuls dari nervus
perifer dari jaringan yang rusak atau berpotensi rusak. Otak
sendiri adalah tidak sensitif terhadap nyeri dan bisa dipotong atau
dibakar tanpa apa-apapun dirasakan.
Sensasi nyeri dapat dijelaskan dengan banyak cara. Antaranya
nyeri yang tajam, pricking, dull-ache, shooting, cutting dan
stabbing. Nyeri dapat dibagi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronik.
Nyeri akut adalah nyeri jangka pendek dengan penyebab yang mudah
diidentifikasi. Biasanya nyeri ini terlokalisasi di area yang kecil
sebelum menyebar ke area sekitarnya. Nyeri kronik adalah nyeri
intermitten atau konstan yang berlanjutan untuk jangka waktu yang
panjang. Nyeri ini biasanya sukar ditangani dan memerlukan
penanganan yang professional. Meskipun nyeri ini tidak
menyenangkan,ia berfungsi sebagai petanda awal kemungkinan adanya
masalah atau penyakit pada tubuh kita.
Nyeri kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bagian
tubuh di wilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri atau
bisa dikatakan nyeri atau diskomfortasi antara orbital dan oksiput
yang berawalan dari pain sensitive structure. Dorlands Pocket
Medical Dictionary (2004) menyatakan bahwa nyeri kepala adalah
nyeri di kepala yang ditandai dengan nyeri unilateral dan bilateral
disertai dengan flushing dan mata dan hidung yang berair.. B. Nyeri
Kepala
Nyeri kepala dapat dibagi kepada tiga kelompok berdasarkan
onsetnya iaitu nyeri kepala akut, subakut dan kronik. Nyeri kepala
akut ini biasanya disebabkan oleh subarachnoid haemorrhage,
penyakit-penyakit serebrovaskular, meningitis atau encephalitis dan
juga ocular disease. Selain itu, nyeri kepala ini juga bisa timbul
disebabkan kejang, lumbar punksi dan karena hipertensi
ensefalopati. Bagi nyeri kepala subakut, nyerinya biasa timbul
karena giant cell arteritis, massa intrakranial, neuralgia
trigeminal, neuralgia glossofaringeal dan hipertensi.
Nyeri kronik timbul karena migren, nyeri kepala klaster, nyeri
kepala tipe-tegang, cervical spine disease, sinusitis dan dental
disease. Dalam buku Disease of the Nervous System , dinyatakan
bahwa nyeri kepala juga disebabkan oleh penyakit pada tulang
kranium, neuritis dan neuralgia, irritasi meningeal, lesi di
intracranial, trauma dan penurunan tekanan intracranial. Selain itu
cough headache dan psychogenic headache juga dapat menimbulkan
nyeri kepala. Nyeri kepala sering menyertai OSA(Obstructive Sleep
Apnea); dibandingkan dengan gangguan tidur yang lain, sefalgia
lebih sering terjadi pada gangguan tidur OSA.
C. Klasifikasi Nyeri KepalaBerdasarkan klasifikasi IHS
(International Headache Society) Edisi 2 dari yang terbaru tahun
2004, nyeri kepala terdiri atas migren, nyeri kepala tipe-tegang,
nyeri kepala klaster dan other trigeminal-autonomic cephalalgias,
dan other primary headaches. a. Migren Migren adalah gangguan
periodik yang ditandai oleh nyeri kepala unilateral dan kadang
kadang bilateral yang dapat disertai muntah dan gangguan visual.
Kondisi ini sering terjadi, lebih dari 10% populasi mengalami
setidaknya satu serangan migren dalam hidupnya. Migren dapat
terjadi pada semua umur, tetapi umumnya onset terjadi saat remaja
atau usia dua puluhan dengan wanita lebih sering. Terdapat riwayat
migren dalam keluarga pada sebahagian besar pasien.
1. Migren dengan aura
Pasien mengalami gejala prodromal yang tidak jelas beberapa jam
sebelum serangan seperti mengantuk, perubahan mood dan rasa lapar.
Serangan klasik dimulai dengan aura. Gejala visual meliputi
pandangan gelap yang berupa kilasan gelap yang cepat. Aura umumnya
membaik setelah 15 hingga 20 menit, dimana setelah itu timbul nyeri
kepala. Nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk dan lebih berat jika
batuk, mengejan atau membungkuk. Nyeri kepala terjadi selama
beberapa jam, umumnya antara 4 hingga 72 jam. Pasien lebih suka
berbaring di ruangan yang gelap dan tidur. Gejala yang menyertai
adalah fotofobia, mual, muntah, pucat dan dieresis.
2. Migren tanpa aura Pasien mungkin mengalami gejala prodromal
yang tidak jelas. Nyeri kepala dapat terjadi saat bangun tidur dan
gejala yang lain sama dengan migren tipe klasik.b. Nyeri Kepala
Klaster Sindrom ini berbeda dengan migren, walaupun sama-sama
ditandai oleh nyeri kepala unilateral, dan dapat terjadi bersamaan.
Mekanisme histaminergik dan humoral diperkirakan mendasari gejala
otonom yang terjadi bersamaan dengan nyeri kepala ini.
Pasien biasanya laki-laki, onset usia 20 hingga 60 tahun. Pasien
merasakan serangan nyeri hebat di sekitar satu mata(selalu pada
sisi yang sama) selama 20 hingga 120 menit, dapat berulang beberapa
kali dalam sehari, dan sering membangunkan pasien lebih dari satu
kali dalam semalam. Alkohol juga dapat mencetuskan serangan. Pola
ini berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan
bulanan kemudian bebas serangan selam berhari-hari,
berminggu-minggu, bulan bahkan tahunan. Tidak seperti migren,
pasien nyeri kepala klaster seringkali gelisah selama serangan dan
tampak kemerahan. c. Nyeri Kepala Tipe-Tegang Nyeri kepala ini
merupakan kondisi yang sering terjadi dengan penyebab belum
diketahui, walaupun telah diterima bahawa kontraksi otot kepala dan
leher merupakan mekanisme penyebab nyeri. Kontraksi otot dapat
dipicu oleh faktor-faktor psikogenik yaitu ansietas atau depresi
atau oleh penyakit lokal pada kepala dan leher
Pasien umumnya pasien akan mengalami nyeri kepala yang
sehari-hari yang dapat menetap selama beberapa bulan atau tahun.
Nyeri dapat memburuk pada sore hari dan umumnya tidak responsif
terhadap obat-obatan analgesik sederhana. Nyeri
kepala ini juga besifat bervariasi. Nyeri kepala bervariasi
adalah nyeri yang dimulai dari nyeri tumpul di berbagai tempat
hingga sensasi tekanan yang menyeluruh sampai perasaan kepala
diikat ketat. Selain kadang ada mual, tidak ada gejala penyerta
lainnya dan pemeriksaan neurologis adalah normal.
D. Fisiologi Nyeri
Nyeri adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk
menimbulkan kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan
jaringan. Terdapat tiga kategori reseptor nyeri: nosiseptor mekanis
yang merespon terhadap kerusakan mekanis; nosiseptor termal yang
berespon terhadap suhu yang berlebihan; dan nosiseptor polimodal
yang berespon terhadap semua jenis rangsangan yang merusak,
termasuk iritasi zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang
cedera. Semua nosiseptor dapat disensitisasi oleh adanya
prostaglandin. Prostaglandin ini sangat meningkatkan respons
reseptor terhadap rangsangan yang mengganggu.
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor disalurkan ke sistem
saraf pusat melalui salah satu dari dua jenis serat aferen.
Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal
disalurkan melalui serat A-delta yang berukuran besar dan bermielin
dengan kecepatan sampai 30 meter per detik ( jalur nyeri cepat).
Impuls dari nosiseptor polimodal diangkut oleh serat C yang kecil
dan tidak bermielin dengan kecepatan 12 meter per detik. Nyeri
biasanya dipersepsikan mula- mula sebagai sensasi tertusuk yang
tajam dan singkat yang mudah ditentukan lokalisasinya. Perasaan ini
diikuti oleh sensasi nyeri tumpul yang lokalisasinya tidak jelas
dan menetap lebih lama dan menimbulkan rasa tidak enak. Jalur nyeri
lambat ini diaktifkan aleh zat- zat kimia, terutama bradikinin,
suatu zat yang dalam keadaan normal inaktif dan diaktifkan oleh
enzim- enzim yang dikeluarkan oleh jaringan yang rusak.
Serat-serat aferen primer bersinaps dengan neuron ordo kedua di
tanduk dorsal korda spinalis. Salah satu neurotransmitter yang
dikeluarkan dari ujung-ujung aferen nyeri ini adalah substansi P,
yang diperkirakan khas untuk serat- serat nyeri. Jalur nyeri
asendens memiliki tujuan yang belum dipahami dengan jelas di
korteks somatosensorik, talamus dan formasio retikularis. Peran
korteks dalam persepsi nyeri belum jelas, walaupun korteks penting
paling tidak dalam penentuan lokalisasi nyeri. Nyeri masih dapat
dirasakan walaupun korteks tidak ada, mungkin pada tingkat talamus.
Formatio retikularis meningkatkan derajat kewaspadaan yang
berkaitan dengan rangsangan yang menggangu. Hubungan- hubungan
antara talamus dengan formatio retikularis ke hipotalamus dan
sistem limbik menghasilkan respons emosi dan perilaku yang
menyertai pengalaman yang menimbulkan nyeri.
E. Patofisiologi Nyeri Kepala
Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal
dan neuron trigeminal sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang
dari kulit dan kutaneous allodynia didapat pada penderita yang
mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang
disangkakan sebagai refleksi pemberatan respons dari neuron
trigeminal sentral.
Innervasi sensoris sensoris pembuluh darah intrakranial
sebahagian besar berasal dari ganglion terminal dan di dalam
serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptida dimana jumlah dan
peranannya yang paling besar adalah CGRP (Calcitonin Gene Related
Peptide), kemudian diikuti oleh SP(substance P), NKA(Neurokinin A),
pituitary adenylate cyclase activating peptide (PACAP), nitric
oxide (NO), molekul prostaglandin E2 (PGE2), bradikinin, serotonin
(5-TH) dan edenosin triphosphat (ATP), mengaktivasi atau
mensensitisasi nosiseptor. Khusus untuk nyeri kepala klaster dan
chronic paroxysmal headache ada lagi pelepasan VIP(vasoactive
intestine peptide) yang berperanan dalam timbulnya gejala nasal
congestion dan rhinorrhea. Marker pain sensing nerves lain yang
berperan dalam proses nyeri adalah opiod dynorphin, sensory
neuron-specific sodium channel, purinergic reseptors (P2X3),
isolectin B4 (IB4), neuropeptide Y, galanin dan artemin
reseptor.
Sistem ascending dan descending pain pathway yang berperan dalam
transmisi dan modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang otak
memainkan peranan yang paling penting sebagai pembawa impuls
nosiseptif dan juga sebagai modulator impuls tersebut. Modulasi
transmisi sensoris sebagian besar berpusat di batang otak (misalnya
periaquaductal grey matter, locus coeruleus, nucleus raphe magnus
dan formation reticularis), ia mengatur integrasi nyeri, emosi dan
respons otonomik yang melibatkan respons konvergensi kerja dari
korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate cortex dan
struktur system limbik yang lainnya. Dengan demikian batang otak
disebut juga sebagai generator dan modulator sefalgia.
Stimuli electrod, atau deposisi zat besi ferum yang berlebihan
pada periaquaduct grey (PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan
timbulnya nyeri kepala seperti migren. Pada penelitian MRI
(Magnetic Resonance Imaging) terhadap keterlibatan batang otak pada
penderita migren, CDH (Chronic Daily Headahe) dan sampel kontrol
yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian deposisi ferum di
PAG pada penderita migren dan CDH dibandingkan dengan control.
Patofisiologi CDH belum diketahui dengan jelas. Pada CDH justru
yang paling berperan adalah proses sensitisasi sentral.
Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA (N- metal-D-Aspertat), produksi
NO dan supersensitivitas akan menaikan produksi neuropeptide
sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit likuor serebrospinal
ternyata bersamaan dengan kenaikan kadar cGMP (cytoplasmic
Guanosine Mono phosphate) di likuor.
Reseptor opiod didownregulasi oleh penggunaan konsumsi opiod
analgetik yang cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan
akut migren, terjadi disregulasi dari sistem opiod endogen, akan
tetapi dengan adanya analgesic overused maka terjadi desensitisasi
yang berperan dalam perubahan dari migren menjadi CHD. Adanya
inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan
kaskade zat substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan
sitokin IL1 (Interleukin 1), IL6 dan TNF (Tumor Necrotizing Factor)
dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast sel melepasi/mengasingkan
metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan asam arachidonik
dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada
saat proses inflamasi, terjadi proses upregulasi beberapa reseptor
dan peptida.F. Penatalaksanaan Nyeri Kepala
Bagi migren, pasien akan merasa lebih nyaman berbaring di
ruangan gelap dan tidur. Analgesik sederhana seperti parasetamol
atau aspirin diberikan dengan kombinasi antiemetic. Episode yang
tidak responsive dengan terapi di atas dapat diberikan ergotamin,
suatu vasokonstriktor poten atau sumatriptan, agonis reseptor
selektif 5-HT yang dapat diberikan subkutan, intranasal atau oral.
Kedua obat tersebut memiliki kelemahan. Alkaloid ergot dapat
menimbulkan keracunan akut dengan gejala muntah, nyeri dan
kelemahan ototTerapi bagi nyeri kepala klaster meliputi penggunaan
ergotamin , sumatriptan atau kortikosteroid selama 2 minggu dengan
dosis diturunkan bertahap. Terapi jangka panjang untuk pencegahan
rekurensi meliputi penggunaan metisergid,verapamil atau pizotifen.
Litium dapat membantu jika nyeri menjadi kronik tetapi kadarnya
dalam darah harus dipantau.
Terapi biasanya tidak memuaskan untuk nyeri kepala tipe tegang.
Beberapa pasien mungkin merasa lebih baik jika diyakinkan tidak ada
penyakit dasar, tetapi hal ini kurang membantu jika pola perilaku
telah menjadi selama beberapa bulan atau tahunan. Terutama jika
kemungkinan besar didasari oleh keadaan psikogenik, maka terapi
trisiklik atau komponen lain selama 3-6 bulan dapat membant. Pasien
yang lain mungkin merasa lebih baik dengan bantuan ahli
fisioterapi.G. PrognosisNyeri kepala tegang otot ini pada kondisi
tertentu dapat menyebabkan nyeri yang menyakitkan, tetapi tidak
membahayakan. Nyeri ini dapat sembuh dengan perawatan ataupun
dengan menyelesaikan masalah yang menjadi latar belakangnya jika
merupakan nyeri kepala tegang otot yang timbul akibat pengaruh
psikis. Nyeri kepala ini dapat sembuh dengan terapi obat berupa
analgetik. Nyeri kepala tipe tegang ini biasanya mudah diobati
sendiri. Dengan pengobatan, relaksasi, perubahan pola hidup, dan
terapi lain, lebih dari 90% pasien sembuh dengan
baik.KESIMPULANNyeri kepala primer merupakan migrain, nyeri kepala
tipe tegang, nyeri kepala klaster serta nyeri kepala primer
lainnya.
Nyeri kepala tegang otot merupakan nyeri kepala terbanyak yang
dikeluhkan penderita dimana ditandai dengan sifat nyeri yang
seperti terikat oleh suatu kain yang sangat erat. Nyeri ini
disebabkan oleh adanya kontraksi terus menerus dari otot otot kulit
kepala, dahi dan leher disertai vasokontriksi ekstrakranial. Nyeri
disertai dengan perasaan tegang yang menjepit kepala dan nyeri
daerah oksipitoservikal.
Jenis nyeri kepala ini sering ditemui. Nyeri ini disebabkan
selain oleh faktor fisik juga disebabkan oleh faktor psikis. Bentuk
akut dikaitkan dengan keadaan stress, kegelisahan dan/atau
kelelahan temporer
yang biasanya berlangsung satu atau dua hari.
Nyeri kepala tegang otot kronik lebih sering dijumpai pada
wanita, dan biasanya bilateral, dapat terjadi siang maupun malam
hari, dan berlangsung sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun,
terasa menekan, tidak berdenyut dan sering dikaitkan dengan
perasaan gelisah, depresi dan perasaan tertekan.
Pengobatan yang dilakukan pada pasien dengan nyeri kepala tegang
otot adalah memperbaiki psikis pasien terlebih dahulu karena
sebagian pasien yang mengalami penyakit ini mempunyai faktor psikis
yang memicu timbulnya nyeri kepala ini. Secara farmakologi, obat
yang dapat meringankan nyeri kepala ini dilakukan dengan pemberian
analgetik dan dapat ditambhakan obat antidepresan. Prognosis
penyakit ini baik, dan dengan penatalaksanaan yang baik lebih dari
90% pasien dapat disembuhkan.1