Page 1
MINAT MEMBACA BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) ISLAMIYAH
CIPUTAT
(Studi Kasus pada Siswa Kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
HALIMA TUSADIAH
107013000234
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432/2011
Page 2
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Halima Tusadiah
Tempat/Tanggal lahir : Bekasi, 25 Mei 1989
NIM : 107013000234
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat
Dosen Pembimbing : Drs. Cecep Suhendi, M.Pd
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Oktober 2011
Penulis
Halima Tusadiah
Page 3
LEMBAR PENGESAHAN
MINAT MEMBACA BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) ISLAMIYAH CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Halima Tusadiah
107013000234
Di Bawah Bimbingan
Drs. Cecep Suhendi, M.Pd
NIP. 196010171987031001
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432/2011
Page 4
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudu : “MINAT MEMBACA BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) ISLAMIYAH CIPUTAT”,
yang disusun oleh Halima Tusadiah Nomor Induk Mahasiswa 107013000234 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang
ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jakarta, 20 Oktober 2011
Yang mengesahkan
Pembimbing
Drs. Cecep Suhendi, M.Pd
NIP. 196010171987031001
Page 5
ABSTRAK
Halima Tusadiah; 107013000234 “Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
VIII MTs. Islamiyah Ciputat”. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat pada
bulan Juli 2011, yang bertujuan untuk meningkatkan minat membaca siswa terhadap buku
pelajaran Bahasa Indonesia.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan
seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.
Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan minat membaca
perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak kecil sebab minat membaca tidak akan terbentuk
dengan sendirinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh stimulus yang diperoleh dari lingkungan
tempatnya berinteraksi. Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan dominan dalam
menanamkan, menumbuhkan dan membina minat membaca. Orang tua perlu menanamkan
kesadaran akan pentingnya membaca dalam kehidupan manusia untuk itu orang tua dapat
menjadikan dirinya teladan bagi anaknya hal ini agar ada keterkaitan antara penanaman
membaca untuk menatap masa depan yang lebih baik.
Pelajaran yang diterapkan adalah pelajaran Bahasa Indonesia dengan subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII yang terdiri dari 36 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pernyataan-pernyataan berupa angket, yang kemudian diberikan kepada objek penelitian, yaitu
siswa-siswi yang peneliti pilih dan menjadi sampel dalam penelitian.
Selain angket di atas, peneliti juga menggunakan instrumen wawancara dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada guru Bahasa Indonesia untuk mendapatkan
informasi yang akurat tentang penelitian mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data hasil
pengamatan dianalisis dengan perhitungan perolehan rata-rata persentase minat membaca
buku pelajaran Bahasa Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat membaca buku
pelajaran siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat sangat kurang dan perlu ditingkatkan lagi.
Page 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas berkat rahmat yang telah diberikan-Nya,
sehingga skripsi dengan judul Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII
MTs Islamiyah Ciputat dapat penulis selesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah
membimbing umatnya ke jalan yang diridhoi Allah Swt.
Doa dan dorongan dari berbagai pihak banyak memberikan semangat dalam penulisan
dan penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Nurlena, P. Hd. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan PBSI.
3. Drs. E. Kusnadi sebagai dosen pembimbing akademik
4. Drs. Cecep Suhendi, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini dan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan
fikirannya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan kepada penulis.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mengajarkan
dan memberikan ilmunya kepada penulis selama proses perkulahan berlangsung. Semoga
Allah memberikan balasan dan pahala berganda atas ilmu yang diberikan dengan ikhlas
kepada kami semua.
6. Kepala MTs. Islamiyah Ciputat beserta jajaran yang telah membantu penulis dengan
memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
7. Ayahanda dan Ibunda yang penulis sayangi dan cintai, yang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan baik dari segi moril maupun materil.
8. Imam Hanafi sebagai adik tersayang yang memberikan bantuan dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi.
9. Keluarga besar Bapak H. Ilyas dan Bapak Madsari yang selalu mendoakan penulis tetap
semangat dalam menuntut ilmu yang Allah ridhoi.
Page 7
10. Teman-teman kosan dan sahabat-sahabatku Intan, Kokom, Famel, Ani, Nuryati, dan
seluruh sahabatku PBSI/2007 yang selalu memberikan semangat, semoga Allah
melindungi kalian semua.
11. Keluarga besar SDN Sukakarya 03
12. Keluarga besar SMP dan SMA Madinatul Ilmi Ciputat.
Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah Swt semoga budi baik
dan bantuan-bantuan yang tak ternilai dibalas oleh-Nya sebagai amal kebaikan. Amin yaa
robbal’alamin.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya. Amin
Jakarta, 20 Oktober 2011
Penulis
Halima Tusadiah
Page 8
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN PENULIS ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 9
D. Perumusan Masalah ................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 10
G. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Hakikat Minat ............................................................................ 13
B. Hakikat Membaca ...................................................................... 31
C. Pengertian Buku Teks .............................................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 62
B. Sumber Data............................................................................. 62
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 62
D. Metode Penelitian.....................................................................63
Page 9
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 63
F. Instrument Penelitian ............................................................... 64
G. Teknik Analisis Data................................................................ 65
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat .. 67
B. Hasil Analisis Data .................................................................. 74
C. Pembahasan.............................................................................. 89
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 90
B. Saran ........................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92
Page 10
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-kisi Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 2 : Nama Guru di MTs Islamiyah
Tabel 3 : Jumlah Siswa MTs Islamiyah Ciputat Tahun pada Ajaran 2010-2011
Tabel 4 : Keadaan sarana dan prasarana MTs Islamiyah ciputat
Tabel 5 : Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 6 : Nilai Bahasa Indonesia
Tabel 7 : Berminat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 8 : Sikap Mendapatkan Nilai Bahasa Indonesia Kurang Bagus
Tabel 9 : Sikap Orang Tua Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 10 : Tanggapan Teman Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 11 : Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Sebelum Pelajaran Dimulai
Tabel 12 : Membeli Buku Pelajaran Bahasa Indonesia di Toko Buku
Tabel 13 : Yang disukai ketika Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 14 : Frekuensi Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 15 : Berdiskusi Kepada Teman Tentang Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 16 : Alasan berminat membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 17 : Sikap Responden Tentang Teman yang Mengejek Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 18 : Keinginan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 19 : Kondisi Kelas ketika Belajar Bahasa Indonesia
Tabel 20 : Mengulang Membaca Buku Pelajaran di Rumah
Tabel 21 : Tidak Pernah Bosan Membaca Buku pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 22 : Membaca Buku yang Berkaitan dengan Pelajaran Bahasa Indonesia di
Perpustakaan
Tabel 23 : Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Membuang Waktu Saja
Tabel 24 : Pengaruh Selesai Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Page 11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket
Lampiran 2 : Data Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII MTs
Islamiyah Ciputat
Lampiran 3 : Lembar wawancara dengan guru
Lampiran 4 : Surat pengajuan judul proposal skripsi
Lampiran 4 : Surat bimbingan skripsi
Lampiran 5 : Surat permohonan izin observasi
Lampiran 6 : Surat permohonan izin penelitian
Lampiran 7 : Surat keterangan sekolah
Lampiran 8 : Profil sekolah
Lampiran 9 : Uji referensi
Page 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tachir di dalam Budinuryanta Y menyatakan bahwa pengajaran bahasa
Indonesia pada hakekatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan
pelajaran tentang bahasa. Keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis, semua keterampilan tersebut
disajikan secara terpadu. Sedangkan Samsuri di dalam Budinuryanta Y menyatakan
bahwa tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa
dalam menggunakan bahasa Indonesia.1
Pengajaran membaca sebagai bagian dari pengajaran bahasa yang
mengalami perkembangan dari masa ke masa, terutama di negara yang kondisi
sosial ekonominya sudah mantap, seperti negara-negara Eropa dan Amerika
Serikat. Di sana penelitian telah menghasilkan pemikiran-pemikiran di bidang
komunikasi yang menyebabkan perkembangan di negara-negara tersebut
berpengaruh pula pada belahan bumi lainnya, yaitu di negara-negara berkembang
seperti Indonesia.2
Kata-kata bijak yang mengatakan bahwa buku adalah jendela ilmu
pengetahuan, buku adalah jendela untuk melihat dunia, menemukan relevansinya
yang semakin kuat dalam abad informasi dewasa ini. Adanya arus global yang
1Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008), h. 11.6. 2Ibid,. h. 11.6
Page 13
2
melanda dunia dan yang mengandaikan semakin cepatnya arus informasi dari
berbagai belahan dunia hanya dapat diikuti dengan baik jika orang mau membaca,
tetapi ia akan terkunci dari peradaban modern, ditengah lalu lalangnya kehidupan
super modern yang serba teknologis. Dalam bahasa yang sederhana, ia akan
ketinggalan zaman, tidak tahu apa yang terjadi di sekeliling padahal manusia
dibekali pembawaan rasa ingin tahu yang besar.3
Pentingnya budaya membaca juga telah ditegaskan Tufik Ismail. Dalam
tulisannya yang berjudul “Agar Anak Bangsa Tak Rabun Membaca Tak Pincang
Mengarang”.4 Memang penyakit malas membaca sekarang ini terjadi kepada siapa
saja mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Hal ini merupakan suatu keadaan
yang sangat memprihatinkan. Banyak orang yang ingin menguasai ilmu
pengetahuan dan ilmu teknologi dan ingin bersaing dengan negara-negara lain
tetapi kenyataannya penyakit malas itu sulit di hilangkan. Padahal keadaan suatu
bangsa ini lebih di tentukan oleh seberapa besar masyarakat yang mau menjadikan
membaca buku itu hal yang utama.
Secara umum tujuan membaca dilingkupi oleh empat tujuan berbahasa
berikut.
Pertama, tujuan penalaran, menyangkut kesanggupan berpikir dan
pengungkapan nilai serta sikap sosial budaya. Pendeknya identitas dan kepribadian
seseorang.
3Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2005), h. 46. 4Taufik Ismail. 2003. “Agar Anak Bangsa Tak Rabun Membaca Tak Pincang Mengarang”.
Pidato Penganugrahan Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa di Bidang Pendidikan Sastra, di
Universitas Negeri Yogyakarta
Page 14
3
Kedua, tujuan instrumental, menyangkut penggunaan bahasa yang
dipelajari itu untuk tujuan-tujuan material dan konkret. Umpamanya, supaya tahu
memakai alat-alat, memperbaiki kerusakan mesin, mempelajari satu ilmu, dan
melakukan korespondensi komersial.
Ketiga, tujuan integratif, menyangkut keinginan seseorang menjadi anggota
suatu masyarakat yang menggunakan bahasa itu sebagai bahasa pergaulan sehari-
hari dengan cara menguasai bahasa itu seperti seorang penutur asli, atau paling
sedikit membuat orangnya tidak akan dianggap “asing” lagi oleh penutur –penutur
bahasa atau dialek itu.
Keempat, tujuan kebudayaan, terdapat pada orang yang secara ilmiah ingin
mengetahui atau memperdalam pengetahuannya tentang suatu kebudayaan atau
masyarakat.
Untuk memenuhi semua tujuan tersebut salah satu cara efektif yang dapat
ditempuh adalah dengan membaca. Dengan membaca dunia berada di tangan.
Artinya, semua informasi dengan mudah dapat kita ketahui lewat membaca.
Mengingat begitu pentingnya membaca, membaca perlu diajarkan kepada setiap
generasi. Hasrat dan minat membaca perlu terus ditumbuhkembangkan pada diri
setiap orang.5
Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran mungkin sekali akan
menjaga pikiran siswa sehingga dia bisa menguasai pelajarannya. Pada gilirannya,
prestasi yang berhasil akan menambah minatnya, yang bisa berlanjut sepanjang
5Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008), h. 11.2.
Page 15
4
hayatnya. Minat siswa terhadap pelajaran apapun bisa didasarkan kepada bakat
yang nyata dalam bidang khusus. Kalau pelajaran terus-menerus dipelajari dan
dikaji, maka akan diperoleh kecakapan yang lebih besar disertai dengan
bertambahnya minat bukan hanya terhadap lapangan itu sendiri akan tetapi juga
dalam bidang-bidang yang berhubungan. Tidak semua remaja memulai bidang studi
baru karena faktor minatnya. Ada siswa mengembangkan minatnya pada bidang
pelajaran karena pengaruh gurunya, kawan sekelasnya, atau anggota keluarganya.
Bagaimanapun, jika para siswa yang serupa itu mempunyai kemampuan sedang
atau di atas rata-rata, biasanya mereka dapat mengembangkan minat yang kuat
kepada matapelajaran dan mengarahkan tenaga dan usahanya untuk menguasainya
sehingga akan membawa kepada prestasi yang berhasil.
Jika seorang memang sangat menaruh minat kepada suatu proyek khusus
maka mungkin dia akan lebih banyak melakukan tugas pekerjaannya dan juga
dilakukannya dengan baik, sekalipun dalam beberapa hal minatnya bisa
menyebabkan dia bekerja di luar batas-batas kesehatannya. Demikian pula
sebaliknya yang dialami oleh banyak pelajar. Rasa lelah yang agaknya menyertai
belajar seringkali tidak lebih daripada kebosanan belaka disertai keinginan untuk
melakukan kegiatan lain yang sementara atau segera menarik perhatian dan
minatnya. Efisiensi belajar barulah dapat bertambah jika si pelajar menyadari
bahwa nilai dan kebaikan yang akan diperoleh dari studi tersebut lebih besar
daripada memenuhi dengan segera minat yang sementara.
Banyak sekolah, terutama pada tingkat Sekolah Lanjutan faktor minat justru
merupakan masalah yang menghendaki perhatian khusus guru. Pada sebagian besar
Page 16
5
sekolah yang mempunyai program co-kurikuler yang ekstensif, biasanya dijumpai
bahwa ada beberapa siswa yang ingin ikut-serta dalam banyak kegiatan rekreasi
akan merugikan tugas pekerjaan sekolahnya. Pada sekolah lain yang ekstrim,
murid-murid yang menolak ikut-serta dalam tiap proyek yang diselenggarakan di
luar kelas karena mereka khawatir bisa mengalihkannya dari usaha belajar yang
sungguh-sungguh. Guru-guru itupun perlu kiranya menjaga agar supaya mereka
demikian banyak menaruh minat dan perhatiannya kepada murid-murid dan tugas
sekolahnya sehingga mereka mencurahkan sejumlah waktunya di luar batas waktu
sekolah biasa guna memperhatikan segala kegiatan yang berhubungan dengan
profesinya. Guru-guru dan siswa harus mengatur waktunya yang meliputi pekerjaan
sekolah, keikut-sertaannya dalam kegiatan rumah dan reaksi yang bermanfaat. Jadi,
ada di luar batas yang memang individu tidak boleh dihentikan baik dalam kegiatan
yang meniadakan minatnya maupun dalam memusatkan semua minat dan
kegiatannya kepada satu bidang.6
Yang dapat menumbuhkan minat dan kemampuan anak membaca adalah:
Pertama, hasrat diri sendiri. Minat dan kemampuan membaca tidak bisa dipaksa-
paksa. Ia musti lahir dari diri sendiri. Tugas dari orang tua hanyalah mendorong
akan arti penting aktivitas membaca.
Kedua, dorongan lingkungan. Apabila anak berada dalam lingkungan di mana
orang tua dan lingkungan sekitar rumah yang rendah membaca, dan lebih banyak
menonton tayangan televisi, umpamanya, niscaya anak juga akan meniru kebiasaan
6Abdurahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1999), h. 304-305.
Page 17
6
tersebut. Ia akan meniru kebiasaan menonton ketimbang membaca. Ketiga,
ketersediaan bahan bacaan. Bagaimana mungkin kita akan menumbuhkan minat
dan kemampuan membaca anak, sementara tidak ada bahan bacaan yang tersedia.
Bahan bacaan pun tidak harus buku-buku baru yang mahal buku-buku atau majalah
lama yang bisa dibeli di toko dengan harga terjangkau, sudah cukup untuk
merangsang anak mau membaca. Yang penting isi, tata letak, bahasa dan
penyajiannya menarik bagi anak.7
Mengembangkan kebiasaan membaca buku, dapat memanfaatkan waktu
luang untuk membaca di mana dan kapan saja. Namun banyak pula orang yang
tidak mau membaca meskipun waktu luang sangat banyak, mereka lebih banyak
berbicara dan membicarakan orang lain dalam keseharian mereka.
“Dari segi linguistik, Anderson menyatakan bahwa membaca adalah suatu
proses penyandian kembali dan pembaca sandi, berlainan dengan berbicara dan
menulis yang justru melibatkan penyandian. Sebuah aspek pembaca sandi adalah
menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup
pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna”.8
Bahkan ada pula beberapa penulis yang solah-olah beranggapan bahwa
“membaca” adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta
mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik (Phonics= suatu metode
pengajaran membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan
biasa) menjadi/menuju membaca lisan.9
7http://dwikisetiyawan.wordpress.com/sisi-lain-masalah-minat-dan-kemampuan-
membaca/diakses pada pukul 13.20WIB,tanggal 15-04-2011 8Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI
PRESS, 2007), h. 98 9Ibid., h. 98
Page 18
7
Pada masa sekarang ini, pentingnya membaca telah semakin sering
diperbincangkan oleh berbagai kalangan masyarakat dalam berbagai kesempatan
dan forum. Hal ini sudah merupakan tuntutan kehidupan modern yang terasa
semakin mendesak. Kehidupan modern yang salah satu ciri pokoknya adalah
perkembangan ilmu dan teknologiyang semakin menuntut sikap orang mempunyai
ketepatan dan kecepatan yang tinggi untuk menafsirkan dan menyerap berbagai
informasi. Informasi bukan hanya sumber-sumber lisan tetapi yang terutama dari
sumber-sumber yang tertulis. Sekarang ini sumber-sumber tertulis semakin
membudaya sehingga dapat terlihat pentingnya membaca. Untuk memperoleh
kemampuan membaca, maka minat baca tinggi memegang peranan penting. Tanpa
adanya minat membaca maka kehidupan ini akan diwarnai ketertinggalan. Minat
membaca harus dipupuk, dibina dan dibimbing.
Salah satu yang mempengaruhi membaca tersebut adalah minat. Minat baca
adalah merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang mendorong
munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata
membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca bersifat pribadi dan merupakan
produk belajar.10
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah dengan adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar, minat merupakan suatu daya jiwa yang relative
menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar,
sebab melakukan sesuatu yang diminatinya seperti minat untuk membaca buku
10
http://www.infoskripsi.net/pengaruh-minat-baca/diakses pada pukul 20.45, tanggal 12-8-
2011
Page 19
8
pelajaran bahasa Indonesia. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Siswa yang mempunyai minat untuk membaca buku pelajaran
maka ia akan selalu terdorong untuk membaca buku pelajaran, sebaliknya jika ia
tidak suka maka ia tidak akan terdorong untuk membaca buku pelajaran.
Dalam pembelajaran sehari-hari masih banyak kesulitan yang dialami siswa.
Kenyataan dilapangan menunjukan kecenderungan pembelajaran masih kurang.
Banyak siswa yang tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak
tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran
akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Maka dari itu peneliti ingin
mengangkat masalah tentang minat membaca pelajaran khususnya pelajaran
bahasa Indonesia upaya belajar siswa kemampuannya lebih berpotensi dalam
menyumbangkan minat untuk belajar yang lebih baik dan lebih memusatkan
perhatiaannya pada pelajaran.
Berangkat dari penjelasan di atas, Oleh karena itu penulis memilih judul
skripsi :“Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII MTs
Islamiyah Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah yang berkaitan dengan minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia
sebagai berikut:
1. Kurangnya minat siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat.
Page 20
9
2. Peran guru untuk meningkatkan minat siswa dalam membaca buku pelajaran
bahasa Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka penulis
membatasi masalah hanya pada minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia
yang meliputi:
1. Meningkatkan minat membaca siswa adalah hal yang sangat penting bagi
seseorang.
2. Keaktifan guru untuk memberi motivasi pada siswa untuk membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah minat siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa Indonesia?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi minat membaca buku pelajaran bahasa
Indonesia?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui minat siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa Indonesia
di MTs Islamiyah Ciputat.
2. Untuk menambah pengetahuan siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa
Indonesia di MTs Islamiyah Ciputat.
Page 21
10
3. Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam membaca buku pelajaran di
MTs Islamiyah Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian ini menjadi
pengalaman, dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik
secara teoritis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut,
dapat diuraikan sebagai berikut.
Manfaat Teoretis
1. Sebagai bahan pembelajaran bagi guru dalam mengetahui kemampuan minat
membaca siswa.
2. Sebagai panduan guru-guru dan pengajar bahasa Indonesia untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.
Manfaat Praktis
1. Bagi para siswa, yang mempelajari bahasa Indonesia agar lebih mengetahui
kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga siswa mengetahui manfaat membaca
untuk dirinya. Serta siswa dapat senang dalam belajar bahasa Indonesia.
2. Bagi guru, untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan sebagai petunjuk untuk pengajaran dan
pengelola pendidikan khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia.
3. Bagi Sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui kemampuan
membaca siswa.
Page 22
11
G. Tinjauan Pustaka
Minat merupakan suatu sikap yang sangat diperlukan oleh seseorang terhadap
sesuatu, karena minat seseorang terhadap sasuatu masih perlu ditingkatkan. Untuk
mengetahui perbedaan minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia penulis
membuat sesuatu pernyataan kepada responden. Namun, ada beberapa sumber yang
menjadi pegangan penulis dalam melakukan penelitian ini. Pertama penulis melihat
skripsi Yeti Budiyarti, UIN Syarif Hidayatullah tahun 2011 jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia dengan judul ”Minat Belajar Siswa Terhadap Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia”, skripsi tersebut berbeda dengan skripsi penulis buat.
Perbedaannya adalah Yety Budiyarti membicarakan tentang seberapa besar minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia dan menggunakan
pengambilan sampel dilakukan secara acak (sampling random) sedangkan penulis
membicarakan tentang minat membaca buku pelajaran dan menggunakan sampel
pertimbangan (sampling purposive). Kedua, penulis melihat skripsi Siti Memah,
dari jurusan KI-Manajemen Pendidikan, yang berjudul ”Minat Siswa Terhadap
Ekstrakurikuler”. Skripsi tersebut membicarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler
dan pembina kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Penulis sendiri membicarakan
skripsi dengan judul ”Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia”
berdasarkan semangat, motivasi, dan dorongan dari orang tua maupun guru.
Dengan melihat perbedaan-perbedaan minat membaca buku pelajaran bahasa
Indonesia yang diteliti akan menambah pengetahuan penulis dalam dunia
pendidikan. Oleh karena itu, diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat
melakukan penelitian yang lebih luas dan sempurna.
Page 23
12
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuat sistematika
penulisan yang terdiri dari beberapa bab dan bab-bab tersebut memiliki beberapa
sub-bab yaitu:
Bab I Pendahuluan, terdiri atas: latar belakang, identifikasi masalah, pembahasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Teoretis, terdiri atas: hakikat minat, hakikat membaca, dan
pengertian buku teks
Bab III Metode Penelitian, terdiri atas: tempat dan waktu penelitian, sumber data,
populasi dan sampel, metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian, terdiri atas: gambaran umum Madrasah Tsanawiyah
Islamiyah Ciputat, hasil analisis data, dan pembahasan.
Bab V Penutup, terdiri atas: simpulan dan saran.
Page 24
13
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Hakikat Minat
1. Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu faktor yang cukup penting yang mempengaruhi
kemampuan membaca. Tampubulon mengatakan bahwa minat adalah perpaduan
antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Sebagai
contoh, seseorang mungkin mempunyai minat untuk membaca sebuah buku
bacaan sastra, tetapi karena harganya mahal maka ia tidak melaksanakannya.
Harjasujana mengemukakan bahwa ketiadaan minat baca dapat
menimbulkan ketidakmampuan membaca; ketidakmampuan membaca dapat
menimbulkan ketiadaan minat baca. Dalam membaca karya sastra pun dapat terjadi
hal yang serupa; ketidakmampuan minat terhadap karya sastra dapat menimbulkan
ketidakmampuan seseorang membaca karya sastra.
Terdapat tiga batasan minat, yakni (1) suatu sikap yang dapat mengikat
perhatian seseorang ke arah objek tertentu secara selektif, (2) suatu perasaan bahwa
aktivitas dan kegemaran terhadap objek tertentu sangat berharga bagi individu, dan
(3) bagian dari motivasi atau kesiapan yang membawa tingkah laku ke suatu arah
atau tujuan tertentu.
Menurut Hilgard dalam Slameto minat adalah suatu kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
13
Page 25
14
diminati akan diperhatikan terus-menerus dan apabila dilakukan akan disertai rasa
senang. Hal senada dikemukakan oleh Semiawan bahwa minat adalah suatu
keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek
tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya. Minat dapat
menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi
khusus sesuai dengan keadaan tersebut. Kesiapan berbuat muncul karena ada
perasaan senang untuk mengetahui dan mempelajari sesuatu. Dengan demikian,
minat dapat dilihat dari aspek perhatian, kesenangan, kegemaran, dan kepuasan
sebagai stimulasi bagi tindakan dan perbuatan seseorang.
Minat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri dan dari luar diri
(lingkungan). Namun, faktor yang paling dominan berpengaruh adalah faktor
lingkungan. Menurut Bloom minat seseorang dipengaruhi oleh lingkungan.
Menurut pendapat ini faktor-faktor yang mempengaruhi minat di antaranya adalah
pekerjaan, sosial ekonomi, jenis kelamin, pengalaman, kepribadian, dan pengaruh
lingkungan. Faktor-faktor ini saling berinteraksi dan saling mempengaruhi
walaupun besar pengaruhnya sudah pasti tidak akan sama.
Minat akan berkembang membentuk suatu kebiasaan. Dengan kata lain,
minat akan menjadi syarat terbentuknya kebiasaan. Bila kegiatan membaca
dilandasi minat yang tinggi, maka kegiatan itu akan dilakukan secara tetap dan
teratur. Kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang
lama. Bentuk-bentuk minat akan dimanifestasikan dalam pilihan suka atau tidak
Page 26
15
suka dan senang atau tidak senang terhadap suatu objek, kegiatan, dan gagasan atau
orang yang akan memuaskan kebutuhannya. 11
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan dasar
pembentukan suatu kebiasaan. Kebiasaan akan terbentuk manakala pembaca
memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan membaca. Kegiatan membaca yang
tinggi dan terus-menerus akan membentuk kebiasaan.
Ada banyak penelitian mengenai minat yang dilakukan oleh berbagai ahli
psikologi, seperti ahli psikologi perkembangan, ahli psikologi pendidikan. Apa
yang dikemukakan tampaknya memberikan pengertian yang berbeda-beda
mengenai minat. Namun demikian, secara umum banyak yang mengaitkan minat
dengan motivasi. Minat merupakan aspek penting motivasi yang mempengaruhi
perhatian, belajar, berpikir, dan berprestasi. Untuk lebih jelasnya, Krapp, Hidi, dan
Renninger dalam Pintrich dan Schunk mengemukakan berbagai pengertian minat
sebagai berikut.
1. Minat Pribadi
Minat pribadi memberikan pengertian sebagai suatu ciri pribadi individu
yang merupakan disposisi abadi yang relatife stabil. Minat pribadi ini umumnya
ditujukan pada suatu kegiatan khusus, misalnya minat khusus pada olahraga, ilmu
pengetahuan, musik, tarian, dan komputer. Kebanyakan pemilihan karier seseorang
didasarkan pada minat seseorang terhadap berbagai kegiatan dan karier yang
disukai dan yang akan ditekuninya. Eccles dan Wigfield di dalam Hera
11
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, 2008), h. 113-114.
Page 27
16
mengemukakan mengenai minat intrinsik yang secara konseptual berkaitan sama
dengan minat pribadi. Di lain pihak beberapa peneliti lain mengukur minat pribadi
berdasarkan topik atau kegiatan apa yang lebih dipilih seseorang (misalnya
seseorang lebih memilih matematika dari pada ilmu pengetahuan) atau bisa juga
berdasarkan kesukaan pribadi (misalnya saya senang memecahkan soal-soal
matematika).12
2. Minat situasional
Berbeda dengan pengertian sebelumnya, minat situasional merupakan minat
yang ditimbulkan oleh kondisi atau faktor-faktor lingkungan. Hidi dan Anderson
dalam Hera mengemukakan bahwa minat situasional berbeda dari sekedar
keingintahuan seseorang karena minat ini berkaitan dengan sesuatu yang sangat
spesifik, dan bukan hanya merupakan gambaran struktural dari sesuatu hal,
lingkungan atau topik. Minat situasional ini pun dapat berkembang menjadi minat
pribadi. Misalnya, pengalaman seseorang membaca buku mengenai berbagai
percobaan fisika, membuatnya lama-lama menjadi tertarik pada fisika.13
3. Minat sebagai keadaan psikologis
Minat sebagai keadaan psikologis menggambarkan pandangan yang
interaktif dan berkaitan dengan minat, pada saat pribadi seseorang saling
berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari
minat pada diri seseorang. Misalnya, anak yang memiliki minat pribadi yang kuat
12
Hera Lestari Mikarsa, dkk, Pendidikan Anak di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 3.4 13
Ibid., h. 3.4
Page 28
17
pada musik,akan memilih kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan musik.
Misalnya, memilih acara atau bacaan yang berkaitan dengan musik di setiap
kesempatan, di rumah maupun di sekolah. Dari contoh ini tampak bahwa secara
psikologi anak memiliki minat yang tinggi pada musik. Ranninger di dalam Hera
telah melakukan berbagai penelitian mengenai hubungan antara nilai dengan minat
sebagai keadaan psikologis. Minat terjadi bila seseorang memiliki penilaian yang
tinggi terhadap suatu kegiatan, dan telah memiliki pengetahuan yang tinggi
terhadap suatu kegiatan tersebut.14
Seseorang akan mengabaikan suatu kegiatan apabila ia kurang memiliki
pengetahuan mengenai kegiatan tersebut atau karena kegiatan tersebut kurang
memiliki nilai atau memiliki nilai yang rendah bagi seseorang. Sementara jika suatu
kegiatan memiliki nilai yang rendah meskipun pengetahuan seseorang terhadap
kegiatan itu cukup tinggi maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut tidak
memiliki minat terhadap kegiatan tersebut. Sebaliknya jika nilai terhadap suatu
kegiatan tinggi, namun kurang diimbangi dengan pengetahuan yang memadai maka
kegiatan tersebut hanya merupakan atraksi bagi orang tersebut.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang
menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan pilihan
terhadap suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-
kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Di lain pihak jika kepuasan
berkurang maka minat seseorang pun akan berkurang.
14
Ibid., h. 3.5.
Page 29
18
Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan berpengaruh besar
pada tingkah laku dan sikap seseorang. Menurut Hurlock (1989) ada empat cara
mengenai minat anak pada sekolah yang mempengaruhi perkembangan anak, yaitu
sebagai berikut ini.
a. Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi
Jika nilai mulai memikirkan tentang masa depan maka anak akan mencoba
menentukan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dan dilakukan jika ia bertambah
besar. Misalnya, anak perempuan yang berminat pada kesehatan, peran dokter atau
juru rawat maka ia akan bercita-cita menjadi dokter. Anak laki-laki yang berminat
pada film perang dan pesawat, akan bercita-cita menjadi penerbang.
b. Minat dapat sebagai pendorong
Anak yang berminat pada suatu kegiatan (apakah bermain atau belajar) akan
lebih berusaha untuk melakukan kegiatan dengan lebih baik daripada anak yang
berminat untuk mandiri dan menjadi pemimpin, tentu ia akan berusaha agar dapat
diterima kelompoknya sehingga lama kelamaan diharapkan ia menjadi pemimpin.
c. Minat berpengaruh pada prestasi
Anak yang berminat pada suatu pelajaran, akan belajar dan berusaha supaya
mendapat nilai yang lebih baik. Minat dapat menimbulkan rasa senang pada setiap
kegiatan yang dipilih. Jika anak berminat pada suatu kegiatan maka pengalaman
terasa akan lebih menyenangkan. Sebaliknya, jika anak gagal mengalami sesuatu
yang tidak menyenangkan, anak tidak berminat untuk melaksanakan kegiatan
Page 30
19
tersebut. Hal ini, kadangkala membuat prestasi lebih rendah dari kapasitas atau
potensi yang dimiliki. Akibatnya, timbul rasa salah dan malu pada diri anak
tersebut.
d. Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya
Anak yang selalu melakukan kegiatan yang berkaitan dengan minatnya,
lama-kelamaan akan timbul kebiasaan dan akan terus bertahan menjadi minat
selamanya. Misalnya, anak yang sedari kecil senang menggambar dan ia terlibat
secara intensif dalam kegiatan ini dan hal ini juga didukung oleh orang tua dan
lingkungannya, pada akhirnya akan menjadi minat yang menetap dalam diri anak.15
Berdasarkan uraian di atas maka, dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan
ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan pilihan terhadap
suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-kelamaan
akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Di lain pihak jika kepuasan berkurang
maka minat seseorang pun akan berkurang. Kebiasaan akan terbentuk jika pembaca
memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan membaca.
2. Perkembangan Minat
Seorang anak tidak lahir dengan minat tertentu. Teori tabula rasa
menunjukkan bahwa anak yang lahir laksana kertas putih yang kosong, yang belum
diisi berbagai hal. Dengan demikian, minat tidak ada dari lahir karena minat
15
Hera Lestari Mikarsa, dkk, Pendidikan Anak di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 3.3-3.8.
Page 31
20
berkembang melalui pengalaman belajar. Sejalan dengan makin meluasnya
cakrawala mental anak maka minatpun akan berkembang. Minat dapat dipelajari
melalui berbagai macam cara yaitu:
a. Trial and Error (Coba Ralat)
Dengan mencoba-coba secara tidak langsung akan timbul minat terhadap
sesuatu, seperti anak yang baru belajar sepeda. Jika ia sudah mahir, ia akan gemar
bersepeda. Kegemaran atau minat bermain sepeda akan lebih kuat jika mendapat
bimbingan dari lingkungan (khususnya melalui arahan dari orang-orang yang
berarti bagi anak). Tumbuhnya minat pada anak akan lebih baik dan dapat bertahan
lebih lama.
b. Proses identifikasi pada orang yang dicintai (misalnya, Ayah atau Ibu)
Anak yang menyukai atau berminat membaca sangat mungkin dikarenakan
ia melihat ayah dan ibunya senang membaca. Ibu yang senang menonton sinetron
di televisi tanpa sengaja dapat menjadi model atau contoh yang kuat bagi anak
untuk juga turut berminat menonton sinetron. Pengaruh tokoh identifikasi ini makin
lama semakin berkurang begitu anak menginjak usia dewasa karena bukan hanya
keluarga yang berpengaruh pada anak tetapi juga peran kelompok teman sebaya.
Jika hal ini terjadi pada anak, tidak jarang akan menimbulkan konflik dalam diri
anak.
Page 32
21
Dari berbagai penelitian mengenai perkembangan dan perbedaan individu
dalam minat. Renninger menyimpulkan sebagai berikut.
1. Jika ditinjau dari sudut pandang perkembangan, pada usia prasekolah, yaitu usia
3-4 tahun umumnya anak-anak memiliki minat yang secara relatife stabil dan
minat mereka berhubungan dengan pemilihan kegiatan dan belajar mereka.
2. Minat berperan besar dalam mengarahkan dan membimbing tingkah laku pada
masa kanak-kanak akhir dan dewasa. Pada anak yang lebih tua dan memasuki
masa dewasa, umumnya menyelesaikan tugas yang tidak terlalu diminati dan
kebanyakan mereka tidak mempunyai pilihan terhadap tugas-tugas ini (misalnya
tugas di lingkungan sekolah atau lingkungan pekerjaan). Dalam hal ini minat
mempunyai pengaruh diferensial tergantung dari tugas dan isinya.
3. Jika ditinjau dari perbedaan perkembangan minat, menunjukkan bahwa minat
anak pada sekolah dan tugas sekolah akan berkurang sejalan dengan usia
mereka. Minat pada matematika dan ilmu pengetahuan akan berkurang.
Sayangnya, penelitian semacam ini belum dikembangkan di Indonesia. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya mengenai
perkembangan dan perbedaan individu dalam minat terhadap belajar dan
perkembangan.
Perkembangan minat memegang peranan penting dalam pengembangan
kepribadian. Minat merupakan aspek kepribadian yang menyangkut rasa senang
atau tidak senang terhadap suatu objek dalam mencapai suatu tujuan. Minat yang
kuat akan mendorong anak dalam memilih tindakan secara tepat untuk mencapai
Page 33
22
tujuan. Dalam dunia psikologi pendidikan dikenal ada tiga macam minat dalam
diri anak, yaitu minat volunter, minat involunter, dan minat non-volunter.
a. Minat volunter adalah minat yang tumbuh dengan sendirinya dalam diri anak.
b. Minat involunter adalah minat yang ditimbulkan oleh guru melalui berbagai
upaya penciptaan situasi yang kondusif.
c. minat non-volunter adalah minat yang timbul dengan dipaksakan. Dengan minat
yang kuat, anak akan melakukan suatu tindakan dengan motivasi yang lebih
tinggi disertai kepuasaan tertentu.
Minat-minat dan aktivitas yang banyak berkembang selama masa ini adalah
berikut ini.
1. Permainan konstruktif (construktive plays), yaitu berbagai jenis permainan yang
bersifat membentuk atau menghasilkan bentuk-bentuk tertentu.
2. Mengumpulkan (collecting), yaitu kegiatan untuk mengumpulkan suatu yang
disukainya, seperti gambar, perangko, buku, dan alat mainan.
3. Permainan dan olahraga
4. Aktivitas yang memberikan hiburan, seperti membaca, menonton film,
mendengarkan radio, menonton tv, dan video games.
Dalam masa anak-anak, telah terbentuk minat-minat tertentu, antara lain
minat terhadap penampilan (unjuk diri). Pakaian, nama, agama, kesehatan, jenis
kelamin, sekolah, dan karierdi masadepan. Perkembangan emosional dalam masa
ini ikut berpengaruh dalam pembentukan konsep diri dan pembentukan ideal selfy,
itu keadaan diri sendiri yang di cita-citakan secara ideal. Hal itu terjadi karena
Page 34
23
dengan makin luasnya cakrawala lingkungan sosial anak. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pembentukan konsep diri anak, antara lain kondisi fisik, bentuk
tubuh, nama, status sosial ekonomi, lingkungan, sekolah, penerimaan sosial,
pengalaman sukses atau gagal , dan kecerdasan.
3. Aspek kognitif dan afektif
Untuk mengetahui bagaimana minat seseorang berkembang, perlu diketahui
aspek-aspek minat, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif
didasarkan pada konsep anak yang berkembang mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan minat. Aspek kognitif dari minat anak pada sekolah didasari
pada konsep anak tentang sekolah. Jika dikatakan sekolah sebagai tempat
mempelajari sesuatu, tempat untuk meningkatkan rasa ingin tahu, tempat untuk
dapat mengadakan hubungan dengan kelompok teman sebaya maka akibatnya
minat setiap anak pada sekolah akan berbeda-beda. Hal ini berbeda jika sekolah
lebih ditekankan pada hal-hal yang menimbulkan frustrasi atau menekan karena
berbagai aturan sekolah dan tugas-tugas yang berat.
Konsep kognitif berkaitan dengan pengalaman seseorang. Pengalaman yang
telah diperoleh dari rumah, sekolah, masyarakat, dan media massa berbeda. Dari
semua pengalaman inilah anak belajar apa yang dapat dan tidak memuaskannya.16
16
Hera Lestari Mikarsa, dkk, Pendidikan Anak di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 3.8-3.10.
Page 35
24
Menurut Piaget, pada garis besarnya perkembangan kognitif berlangsung
melalui empat tahapan utama, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Sensorimotor, sejak lahir sampai usia 2 tahun.
Dalam tahapan ini pola kognitif anak masih bersifat biologis yang berpusat pada
fungsi-fungsi alat indra dan gerak, kemudian secara bertahap berkembang
menjadi kemampuan berinteraksi dengan lingkungan secara lebih tepat.
b. Tahap Praoperasional dibagi:
1. Tahapan prakonseptual atau simbolik, 2-4 tahun
2. Tahap intuitif atau preseptual, 4-7 tahun
Dalam tahapan ini pola berpikir anak sudah mulai berkembang kepada pola-
pola berpikir tertentu.Anak sudah mampu membuat logika sendiri meskipun
masih bersifat primitif dan kurang rasional .Anak sudah mampu membuat
suatu kesimpulan dengan logika sendiri.
c. Tahap konkret operasional, usia 7-12 tahun
Pada masa ini anak telah mampu menggunakan pola berpikir operasional secara
konkret dalam arti masih memerlukan dukungan objek-objek konkret.Pada masa
ini anak telah memahami konsep yang berhubungan dengan ukuran kuantitas,
seperti panjang, lebar, luas, volume, dan berat.
d. Tahap formal operasionalusia 12-15 tahun
Beberapa fenomena yang tampak pada tahap ini.
1. Tingkat berpikir formal yang lebih bersifat abstrak dan logis tanpa kehadiran
objek-objek konkret.
2. Pola berpikirnya memiliki corak hipotesis deduktif.
Page 36
25
3. Jalan pikiran anak adalah proporsional, artinya anak mampu berpikir secara
menyeluruh dengan kemampuan memberikan argumentasi secara bebas.
4. Bentuk berpikirnya berpolakan pengombanisasian, artinya anak secara efektif
dapat berpikir sistematis dengan memisah-misahkan semua variabel yang
mungkin ada dari suatu masalah dan mencoba mengombinasikandengan
pemecahan masalahnya.17
Aspek afektif atau yang berkaitan dengan suasana hati, merupakan konsep
yang diekspresikan dalam sikap orang-orang di sekitarnya. Bagi seorang anak,
pengalaman yang menyenangkan dengan guru akan menumbuhkan sikap positif
pada sekolah.
Baik aspek kognitif maupun aspek afektif berperan dalam menentukan
kegiatan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan maupun tipe penyesuaian diri
pada lingkungan. Dalam beberapa hal aspek afektif lebih penting daripada aspek
kognitif, khususnya dalam memotivasi diri agar minat lebih bertahan.
Dari bahasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa minat
berkembang melalui proses belajar. Perkembangan minat memiliki karakteristik-
karakteristik tertentu, sebagai berikut.
a. Minat berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental
b. Minat sangat bergantung pada kesiapan belajar (misalnya anak tidak akan
berminat pada bermain lompat tali apabila anak belum dapat
mengkordinasikan gerak otot-ototnya).
17
Surya, dkk, Kapita Selekta Kependidikan SD, (Jakarta: Universitas Tebuka, 2007), h.
7.21-7.22.
Page 37
26
c. Minat bergantung pada kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk
belajar bergantung pada lingkungan serta minat dari anak maupun orang
dewasa di sekitarnya.
d. Perkembangan minat mungkin saja terbatas, tergantung dari kemampuan
fisik, mental serta pengalaman sosial anak.
e. Minat dipengaruhi oleh budaya karena anak belajar dan memperoleh
pengalaman melalui keluarga, guru, dan orang dewasa lain yang tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh budaya.
f. Minat dipengaruhi oleh faktor emosi atau suasana hati. Jika suasana hati kita
sedang gundah, minat pada suatu juga berkurang, demikian pula sebaliknya.
g. Minat bersifat egosentris, hal ini dapat dilihat pada masa kanak-kanak.18
Menurut M. Alisuf Sabri minat yang paling penting dan paling universal
pada masa kini dapat dikategorikan sebagi berikut:
a). Minat pribadi dan sosial; minat pada diri sendiri merupakan minat yang
terkuat pada masa anak. Karena mereka sadar bahwa dukungan
sosial/penilaian teman-temannya sangat dipengaruhi oleh penampilan dan
benda-beda yang dimiliki. Selain itu anak juga mempunyai minat sosial
ingin populer dalam kelompok. Tetapi minat sosial ini tergantung pada
kesempatan yang dimiliki oleh si anak. Sehingga anak yang kaya akan
dapat melaksanakan minat sosialnya dengan lebih baik, sedangkan anak
yang tidak populer akan mempunyai minat sosial yang terbatas.
18
Hera Lestari Mikarsa, dkk, Pendidikan Anak di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 3.10-3.11.
Page 38
27
b). Minat terhadap pekerjaan, terutama terdapat pada anak-anak SMA; mereka
mulai bersungguh-sungguh memikirkan masa depan mereka.
c). Minat pada simbol status. Simbol status merupakan simbol prestise yang
menunjukan bahwa orang yang memilikinya lebih tinggi statusnya dalam
kelompok. Simbol status pada anak ini dapat bersumber dari status sosial
ekonomi atau dari perolehan prestasi yang bergengsi, atau termasuk dalam
tim sekolah.19
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar hubungannya.20
Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
a. Faktor intern siswa
Yang dimaksud dengan faktor intern siswa ialah faktor-faktor yang terdapat
atau bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri.
b. Faktor ekstern siswa
Faktor ekstern siswa artinya segala faktor yang mempengaruhi perkembangan
tingkah laku siswa termasuk minatnya yang bersumber dari luar siswa yang
19
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. (Jakarta: CV Pedoman
Ilmu Jaya, 2006), h. 163-164. 20
H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 121.
Page 39
28
bersangkutan. Misalnya yang berasal dari lingkungan keluarganya, teman,
masyarakat disekitarnya, dan guru dis ekolahnya.21
Chauhan juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah:
1. Perkembangan fisik, merupakan hal yang sangat penting dalam memutuskan
perkembangan minat. Seseorang secara fisik mengalami kebutaan atau
kecacatan pada matanya akan berpengaruh pada ketertarikannya pada aktivitas
membaca.
2. Perbedaan seks (identitas kelamin). Ada perbedaan besar antara minat membaca
pada perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan
fisiologis dan pengaruh budaya, level pendidikan, dan kondisi lingkungan.
3. Lingkungan, menentukan aturan penting dalam memutuskan minat membaca
seseorang, misalnya saja lingkungan rumah yang kondusif dan memberikan
banyak contoh dan stimulus sehingga seseorang akan memiliki kebiasaan
membaca.
4. Status sosial ekonomi, kondisi keluarga juga menentukan dalam pembentukan
minat membaca pada seseorang. Seseorang yang berasal dari keluarga dengan
status ekonomi menengah ke atas akan dapat memberikan fasilitas dan stimulus
bahan-bahan bacaan yang merangsang minat membaca pada anak. 22
21
Muchlisoh, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia 3, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1995), h. 296. 22
http://infokiat.ghobro.com/2010/03/kurangnya-minat-baca-anak.htm.diakses pada pukul
12.34, l8-08-2011
Page 40
29
Jika kita akui secara jujur, rasanya masih sedikit sekali masyarakat
Indonesia yang bisa mengisi waktu senggang mereka untuk membaca. Berbeda
sekali dengan masyarakat Jepang misalnya, di mana dan kapan saja selama tidak
melakukan pekerjaan lain mereka tidak pernah lepas dari buku. Mereka membaca
dan membaca terus. Banyak masyarakat kita masih terdapat anggapan bahwa
membaca adalah pekerjaan guru atau pekerjaan lainnya. Inilah yang menjadi
pokok permasalahan sebagai penyebab utama rendahnya minat siswa untuk
membaca.
Crow and Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat,
yaitu:
a. Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan, ingin tahu
seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau
mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain. Dorongan
ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca,
belajar, menuntut ilmu, dan lain-lain. Dorongan seks akan membangkitkan minat
untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap pakaian dan lain-
lain.
b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan
suatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin
mendapat persetujan atau perhatian dari orang lain. Minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari
masyarakat.
Page 41
30
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan
senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut,
sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.
5. Macam-Macam Minat
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini tergantung pada sudut
pandang dan cara penggolongan misalnya berdasarkan timbulnya minat,
berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau
mengungkapkan minat itu sendiri.
a. Witherington di dalam Abdurahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab
mengatakan bahwa berdasarkan timbulnya, minat dan dapat dibedakan
menjadi minat primitif dan minat kilturil. Minat primitif adalah minat yang
timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya
kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan
beraktivitas dan seks. Minat kultural atau minat sosial, adalah minat yang
timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung
berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh: minat belajar, individu punya
pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai
orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan
menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat
penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting
bagi harga dirinya.
b. Joner di dalam Abdurahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab mengatakan
bahwa berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik
dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan
dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau
minat asli. Sebagai contoh: seseorang belajar karena memang pada ilmu
pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin
mendapatkan pujian. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan
dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai
ada kemungkinan minat tersebut hilang. Dalam minat ekstrinsik ada usaha
untuk melanjutkan aktivitas sehingga tujuan akan menjadi menurun atau
hilang.
c. Super & Crites di dalam Abdurahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab
mengatakan bahwa berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat
Page 42
31
dibedakan menjadi empat yaitu: Expressed interest, manifest interest, tested
interest, inventoried interest.
1. Expressed interest: adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta
kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan
baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling
tidak disenangi. Dari jawabannya dapatlah diketahui minatnya.
2. Manifest interest: adalah minat yang diungkapkan dengan cara
mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui
hobinya.
3. Tested interest: adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari
hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada
suatu objek atau masalah biasanya menunjukan minat yang tinggi pula
terhadap hal tersebut.
4. Inventoried interest: adalah minat yang diungkapkan dengan
menggunakan alat yang sudah distandardisasikan, di mana biasanya
berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia
senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu objek
yang ditanyakan.23
B. Hakikat Membaca
1. Pengertian Membaca
Dalam kehidupan sehari-hari peranan membaca tidak dapat dipungkiri. Ada
beberapa peranan yang dapat disumbangkan oleh kegiatan membaca antara lain:
kegiatan membaca dapat membantu memecahkan masalah, dapat memperkuat
suatu kayakinan/kepercayaan pembaca, sebagai suatu pelatihan, memberi
pengalaman astetis, meningkatkan prestasi, memperluas pengetahuan dan
sebagainya.
Beberapa definisi membaca yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai
berikut. W.J.S. Poerwodarminto mengatakan bahwa membaca yaitu melihat
sambil melisankan sesuatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui isinya. Dr.
Henry Guntur Tarigan mengungkapkan membaca yaitu suatu pemerolehan
pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan. A.S. Broto
mengatakan bahwa membaca yaitu mengucapkan lambang bunyi. Anderson
23
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar (dalam
Perspektif Islam), (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 263-268.
Page 43
32
mengatakan bahwa membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk
memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang
terkandung didalam kata-kata yang tertulis. Finochiaro and Bonomo secara
singkat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and getting
meaning from-printed or written material”, memetik serta memahami arti
atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.24
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud membaca adalah suatu proses
yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu, para pelajar harus dibantu
untuk menanggapi atau memberi respon terhadap lambang-lambang visual yang
menggambarkan tanda-tanda yang sama yang telah mereka tanggapi sebelum
itu.
Berdasarkan hakikat membaca, ternyata membaca merupakan suatu proses
yang sangat kompleks. Pada saat membaca, anak harus mampu:
a. Merasakan perangkat simbol pada teks bacaannya (aspek sensoris)
b. Menginterpretasikan apa yang dilihatnya (aspek perceptual)
c. Mengikuti pola-pola linier, logika,dan tata bahasa kata-kata yang ditulis
(aspek urutan)
d. Menghubungkan kata-kata kembali kepada pengalaman-pengalaman
langsung agar bisa memberi makna pada kata-kata yang ada (aspek
pengalaman)
e. Melakukan inferensi dan mengevaluasi materi (aspek berpikir)
f. Berhubungan dengan minat dan sikap yang mempengaruhi tugas membaca
(aspek afektif)
24
Muchlisoh, Pendidikan Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h. 133.
Page 44
33
Lebih sederhana, hakekat pembelajaran membaca merupakan proses
memperoleh kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang berupa fisik dan
psikologis.25
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses membaca oleh pembaca
adalah sebagai berikut:
a) Tulisan, yang berfungsi sebagai input grafis, yaitu yang tercetak atau terlihat
b) Bagaimana bahasa itu bekerja dan bagaimana bahasa itu digunakan oleh
pembaca. Misalnya pemilihan kata atau diksi
c) Seberapa banyak pengetahuan dan pengalaman pembaca yang digunakan untuk
merekonstruksi makna yang dituangkan pengarang, misalnya perbedaan profesi
d) Sistem perseptual yang termasuk dalam membaca.26
2. Tujuan Membaca
Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Dengan melakukan
kegiatan membaca tersebut, tentu dengan tujuan yang berbeda-beda. Dengan
demikian, orang membaca dengan berbagai tujuan:
a. Untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta atau informasi yang
dibutuhkan.
b. Untuk memperoleh ide pertama dari apa yang dibacanya
c. Untuk menyimpulkan dari apa yang dibacanya itu
d. Untuk memperoleh kesenangan,
e. Mengisi waktu luang atau mencari hiburan.
25
Jauharoti Alfin, Bahasa Indonesia, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), h. 12. 26
Ibid., h. 15.
Page 45
34
f. Kepentingan studi (secara akademik).
g. Mencari informasi, menambah ilmu pengetahuan.
h. Memperkaya perbendaharaan kosakata.27
i. Memahami isi wacana sehingga mampu menangkap dan memahami isi bacaan
secara benar.28
j. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dibuat oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apayang
telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memperoleh perincian-perincian atau
fakta-fakta (reading for details or facts).
k. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan seterusnya. Setiap
tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan, dan kejadian
buat dramalisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahuiurutan atau susunan,
organisasi cerita.
l. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang
dialami sang tokoh,dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuan. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh ide-ide utama.29
27
Supriyadi, Pendidikan Bahasa Indonesia 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h. 13. 28
Euis Honiatri dan E. Kosasih, Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia, (Bandung:
Pustaka Setia, 2003), h. 69. 29
Henry Guntur Tarigan, Membaca, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1983), h. 9.
Page 46
35
Berkaitan dengan tujuan membaca, Rivers dan Temperly mengajukan tujuh
tujuan utama dalam membaca:
a) Untuk memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran
tentang suatu topik.
b) Untuk memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas
bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja
alat-alat rumah tangga)
c) Untuk berakting dalam sebuah drama,bermain game, menyelesaikan teka-teki
d) Untuk berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk
memahami surat-surat bisnis
e) Untuk mengetahui kapan dan dimana sesuatu akan terjadi atau apa yang
tersedia
f) Untuk mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi
g) Untuk memperoleh kesenangan atau hiburan30
h) Membaca untuk tujuan memperoleh sesuatu yang bersifat praktis; misalnya
cara membuat masakan, cara membuat topi, dan sebagainya.
i) Membaca untuk menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit
tertentu.
j) Mengganti pengalaman estetik yang sudah usang, misalnya membaca untuk
tujuan mendapat sensasi-sensasi baru melalui penikmatan emosional bahan
bacaan (buku cerita, novel, roman, dan sebagainya). 31
30
Jauharoti Alfin, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), h. 12. 31
Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan), (Malang: Sinar Baru
Algensindo, 2005), h. 136.
Page 47
36
3. Mengembangkan Keterampilan Membaca
Pembelajaran membaca memang benar-benar mempunyai peranan yang
sangat penting. Dalam pembelajaran membaca, guru dapat memilih wacana-wacana
yang memudahkan penanaman keindonesiaan pada anak didik. Selain itu, guru
dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, dan kreativitas anak
didik.
Ada beberapa fase perkembangan membaca, yaitu :
1. Fase pramembaca (3-6 tahun) anak-anak mengenal huruf dan mempelajari
perbedaan huruf dan angka. Kebanyakan anak akan mengenal nama jika ditulis
2. Fase ke-1 (7-8 tahun) kira-kira kelas dua, anak-anak memperoleh pengetahuan
tentang huruf, suku kata, dan kata sederhana melalui cerita.
3. Fase ke-2 kira-kira kelas tiga dan empat anak-anak dapat menganalisis kata-kata
yang tidak diketahuinya menggunakan pola tulisan.
4. Fase ke-4 pada akhir SMP sampai SMA anak mampu menyimpulkan dan
mengenal maksud penulis dalam bacaan.
5. Fase ke-5 pada tingkat perguruan tinggi dan seterusnya, orang dewasa dapat
mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dan menanggapi materi bacaan kritis.
Page 48
37
Mikulecky membagi keterampilan membaca atas jenis-jenis yang lebih
kecil. Jenis-jenis keterampilan membaca tersebut, antara lain sebagai berikut:
a. Kemampuan melakukan decoding secara otomatis. Termasuk dalam jenis
keterampilan ini, yaitu kemampuan mengenal atau menyadari sebuah kata
dengan sangat cepat, yaitu dengan sekilas lirik.
b. Kemampuanmelakukan previewing (aktivitas prabaca) dan predicting
(memprediksi). Dengan demikian, pembaca dapat menebak isi bahan bacaan
yang disajikan berikutnya.
c. Kemampuan menentukan tujuan secara spesifik dalam membaca, yaitu
memahami mengapa suatu teks perlu dibaca.
d. Kemampuan mengidentifikasi genre tulisan sehingga dapat memprediksi bentuk
dan kemungkinan isi bahan bacaan.
e. Kemampuan mengajukan pertanyaan terhadap isi bacaan sehingga pembaca
dapat melakukan dialog dalam hati dengan penulis selama membaca.
f. Kemampuan melakukan scanning, yaitu membaca teks dengan sangat cepat
guna memperoleh suatu informasi spesifik.
g. Kemampuan mengenal topik yang disajikan dalam teks.
h. Kemampuan menentukan ide pokok dan ide-ide penunjang.
i. Kemampuan menentukan letak kalimat topik (kalimat utama).
j. Kemampuan menentuka ide pokok pada sebuah kalimat dan paragraf.
k. Kemampuan menentukan bentuk-bentuk hubungan antaride dalam keseluruhan
teks.
Page 49
38
l. Kemampuan mengidentifikasi dan menggunakan kata-kata yang menandai
relasi-relasi antara unsur-unsur teks.
m. Kemampuan menarik kesimpulan mengenai ide pokok berdasarkan
penggunaan bentuk-bentuk bahasa dan petunjuk-petunjuk lain.
n. Kemampuan mengenal dan menggunakan unsur-unsur kata ganti (pronouns),
kata-kata penunjuk (referents), dan unsur leksikal lainnya sebagai penanda
kohesi.
o. Kemampuan menebak arti kata-kata yang masih asing bagi pembaca melalui
konteks.
p. Kemampuan melakukan skimming, yaitu kemampuan memperoleh kesan
umum secara cepat terhadap keseluruhan bahan bacaan, suatu bab atau buku.
q. Kemampuan melakukan parafrase, yaitu kemampuan mengemukakan isi teks
dengan menggunakan kata-kata sendiri guna memonitor pemahaman yang
telah diperoleh pembaca.
r. Kemampuan meringkas isi bacaan, yaitu mengemukakan kembali ide-ide
pokok yang terdapat dalam keseluruhan bahan bacaan.
s. Kemampuan menarik kesimpulan dengan menggunakan informasi dari
beberapa bagian bahan bacaan dan ide-ide tambahan dari pembaca sendiri.
t. Kemampuan mengemukakan inferensi dengan menggunakan bukti-bukti.
Dalam hal ini, dengan membaca kalimat-kalimat tertulis dan dengan
menggunakan bukti-bukti yang terkandung dalam teks, pembaca dapat
mengetahui hal-hal yang tersirat atau yang tidak tertulis.
Page 50
39
u. Kemampuan memvisualkan isi bacaan, antara lain dalam wujud kemampuan
membuat diagram mengenai isi teks.
v. Kemampuan membaca secara kritis, antara lain kemampuan menentukan
keakuratan bahan bacaan dengan menggunakan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya, dan dapat membedakan antara fakta dan opini.
w. Kemampuan membaca dengan kecepatan yang sesuai guna memungkinkan
otak memproses masukan yang diperoleh dari bahan bacaan.
x. Kemampuan menggunakan strategi membaca yang tepat, disesuaikan dengan
bahan bacaan dan tujuan membaca.32
4. Masalah membaca
Secara keseluruhan mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, dan mengungkapkan
pikiran dan perasaan, serta membina persatuan dankesatuan bangsa.
Masalah yang dihadapi anak dalam membaca, yaitu:
a. Kurang mengenali huruf
b. Membaca kata demi kata yang seringkali disebabkan oleh gagal menguasai
keterampilan memecahkan kode, gagal memahami makna kata, kurang lancar
membaca
c. Memparafrasekan yang salah
d. Miskin pelafalan atau penghilangan
e. Pengulangan
32
Yeti Mulyati, dkk. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), h. 9.4-9.6.
Page 51
40
f. Pembalikan
g. Penyisipan
h. Penggantian
i. Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk, dan menggerakkan kepala
j. Kesulitan konsonan, kesulitan kluster, diftong dan digraph
k. Kesulitan menganalisis struktur kata
l. Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya.33
Sebagian besar anak belajar membaca pada usia enam atau tujuh tahun, dan
dengan berkembangnya kemampuan mental di usia dewasa, anak bahkan mampu
mengatasi tantangan-tantangan yang lebih besar. Ada yang menganggap dari
berbagai mitos bahwa membaca itu sulit, membaca tidak boleh menggunakan jari
ketika membaca, membaca harus dilakukan dengan mengeja kata per kata, dan
membaca perlahan-lahan supaya dapat memahami isinya. Anggapan itu kita
gantikan dengan gagasan-gagasan baru yang merupakan langkah pertama dalam
menciptakan keterampilan baru membaca menjadi, membaca itu mudah, tidak ada
salahnya membaca dengan menggunakan jari sebagai petunjuk, kita boleh
membaca banyak kata secara sekaligus, dan kita juga boleh membaca dengan cepat
dan tetap memahami isi bacaan.34
33
Isah Cahyani, Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: UPI
Press, 2007), h. 101. 34
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Quantum Learning, (Bandung: KAIFA, 2005), h.
252-253.
Page 52
41
5. Strategi meningkatkan kemampuan membaca
Tiga pokok yang perlu diperhatikan guru dalam pengajaran membaca, yaitu:
a. Pengembangan aspek sosial anak, yakni: kemampuan bekerja sama, percaya diri,
kestabilan emosi, dan rasa tanggung jawab
b. Pengembangan fisik, yakni: pengaturan gerak motorik
c. Perkembangan kognitif,yakni: membedakan bunyi, huruf, menghubungkan kata
dan makna
Strategi meningkatkan kemampuan membaca yaitu:
1. Pemilihan bahan ajar membaca
Secara garis besar bahan ajar membaca dapat dipilah menjadi dua macam,
yaitu: pramembaca dan membaca. Pengajaran pramembaca anak diperkenalkan
pada tata cara membaca yang baik, misalnya, duduk yang wajar dan baik, cara
meletakan buku, memegang buku dengan baik.
2. Metode pengajaran membaca
Pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran membaca yang
didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang harus dikuasai
siswa.
Rubin mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengajaran
membaca yaitu:
a. Peningkatan ucapan: kegiatan difokuskan pada peningkatan kemampuan
siswa mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
Page 53
42
b. Kesadaran fonemik bunyi: difokuskan untuk menyadarkan anak bahwa kata
dibentuk oleh fonem atau bunyi yang membedakan makna
c. Hubungan antar bunyi-huruf: pengetahuan tentang hubungan bunyi-huruf
merupakan prasyarat untuk dapat membaca
d. Membedakan bunyi-bunyi: yang merupakan hal penting dalam memperolah
bahasa, khususnya bahasa
e. Kemampuan mengenal huruf
f. Orientasi membaca dari kiri ke kanan
g. Keterampilan pemahaman
h. Penguasaan kosakata
3. Strategi pengucapan: ada beberapa strategi yang digunakan untuk mengenali
cara mengucapkan suatu kata yaitu: analisis dan fonik, teknik pengenalan kata,
meminta seseorang untuk mengucapkan satu kata untuk anda, unsurekonteks,
SAS (StructuralAnalysis dan Synthetis) dan melihat pengucapan dalam kamus.
4. Strategi pengenalan makna kata
Dalam pendekatan komunikatif,pengajaran bentuk bahasa sebaiknya tidak
dilepaskan dari makna. Untuk mengajarkan makna kata dapat digunakan beberapa
strategi berikut:
a) Strategi 1: konteks memanfaatkan konteks untuk memakai kata
b) Strategi 2: SAS untuk makna
c) Strategi 3: bertanya kepada seseorang tentang makna suatu kata
Page 54
43
d) Strategi 4: memanfaatkan kamus.35
C. Pengertian Buku Teks
Ada yang mengatakan bahwa “buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang
disusun buat maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional”. Definisi buku
pelajaran atau buku teks pelajaran menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
No. 11 Tahun 2005. Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di
sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan
dan ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.36
Large menjelaskan bahwa “buku teks adalah standar/buku setiap cabang
khusus studi” dan dapat terdiri atas dua tipe, yaitu buku pokok/utama dan
suplemen/tambahan. Bacon mengemukakan bahwa “buku teks adalah buku
yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan
disiapkan oleh para pakar atau para ahli bidang itu dan diperlengkapi dengan
sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi”. Buckingham mengutarakan
bahwa “buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-
sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran”
dalam pengertian modern dan yang umum dipahami. 37
Dari berbagai pendapat ahli yang tertera di atas, dapat penulis simpulkan
beberapa hal seperti berikut ini.
a. Buku teks itu selalu merupakan buku pelajaran yang ditunjukkan bagi siswa
pada jenjang pendidikan tertentu. Jadi, kita lihat adanya buku teks untuk SD,
SMP, SMA, dan sebagainya.
35
Isah Cahyani, Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: Upi
Press), h. 102-103. 36
http://penchenk.blogspot.com/2009/01/definisi-buku-pelajaran.diakses pada pukul 14.34
WIB, 5-05-2011 37
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. (Bandung:
Angkasa,2009), h. 12.
Page 55
44
b. Buku teks itu selalu berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Ada buku teks
yang mengenai matematika, sejarah, bahasa, ekonomi, dan sebagainya. Lebih
khusus lagi, kita sering menjumpai buku teks, seperti bahasa Indonesia untuk
SD, SMP, SMA, dan sebagainya.
c. Buku teks itu selalu merupakan buku yang standar. Pengertian standar di sini
ialah buku, menjadi acuan, berkualitas, dan biasanya ada tanda pengesahan dari
badan yang berwenang. Di Indonesia misalnya, badan itu di bawah naungan
Departemen Pendidikan Nasional.
d. Buku teks itu biasanya disusun dan ditulis oleh para pakar (ahli, ekspert) di
bidang masing-masing. Di Indonesia, misalnya kita kenal nama pengarang yang
ahli pada bidangnya, seperti: Sunan Takdir Alisjahbana, Ramlan, Gorys Keraf
dalam bidang tata bahasa.
e. Buku teks itu ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. Buku teks mengenai
keterampilan berbahasa, menyimak, ditulis untuk tujuan pengajaran menyimak
tertentu.38
Berdasarkan uraian di atas dapat dsimpulkan bahwa buku teks adalah sama
dengan buku pelajaran. Secara lebih lengkap dapat didefinisikan sebagai berikut
“buku teks adalah buku pelajaran dalam mata pelajaran tertentu yang merupakan
buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud
dan tujuan intruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang
serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran.
38
Ibid,. h. 13.
Page 56
45
1. Fungsi Buku Teks
Dunia kita kini adalah dunia buku. Betapa pentingnya buku dalam
kehidupan pada masa modern. Dengan pertolongan buku-buku ilmu pengetahuan
dapat dihimpun ke dalam suatu wadah yang selalu tersedia secara permanen.Buku-
buku teks merupakan sarana penting dan ampuh bagi penyediaan dan pemenuhan
pengalaman tidaklangsung dalam jumlah yang besar dan terorganisasi rapi. Banyak
cara efektif yang dilakukan oleh para siswa dalam menggunakan serta
memanfaatkan buku mereka, antara lain, dengan cara melatih mereka membaca
intensif. Guru hendak menjelaskan bahwa nilai buku teks bergantung pada
penggunaannya bagi tujuan mempelajari keuntungan-keuntungan khusus buku
tersebut. Buckingham membagi keuntungan-keuntungan khas itu dapat
dikelompokan menjadi:
a. Kesempatan mempelajarinya sesuai dengan kecepatan masing-masing.
b. Kesempatan untuk mengulangi atau meninjau kembali.
c. Kemungkinan mengadakan pemeriksaan atau pencekan terhadap ingatan.
d. Kemudahan untuk membuat catatan-catatan bagi pemakaian selanjutnya.
e. Kesempatan khusus yang dapat ditampilkan oleh sarana-sarana visual dalam
menunjang upaya belajar dari sebuah buku.
Greene dan Petty telah merumuskan beberapa peranan buku teks tersebut
sebagai berikut:
1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang
disajikan.
Page 57
46
2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject-matteryang kaya, mudah
dibaca, dan bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa,
sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan ketika
keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai
kehidupan yang sebenarnya.
3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam
komunikasi.
4. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampingi metode-
metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa.
5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai
penunjang bagi pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis.
6. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat
guna.39
Dari uraian-uraian di atas, tergambar bahwa peranan buku teks ternyata
berkaitan erat dengan kurikulum, lebih-lebih dengan Garis-Garis Besar Program
Pengajaran. Buku teks sebagai pengisi bahan haruslah menampilkan sumber bahan
yang mantap. Susunannya teraturdan sistematis. Jenisnya bervariasi dan kaya. Daya
penariknya kuat karena sesuai dengan minat siswa, bahkan memenuhi kebutuhan
siswa. Lebih dari itu, buku teks itu menantang, merangsang serta menunjang
aktivitas dan kreativitas siswa.
39
Ibid., h. 17.
Page 58
47
2. Kualitas Buku Teks
Buku adalah kunci kearah gudang ilmu pengetahuan. Siapa yang ingin maju
dan pandai haruslah menggunakan manfaat buku. Buku memegang peranan yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern. Banyak hal yang dapat
dipelajari dari buku. Bahkan, dapat dikatakan hamper semua segi kehidupan
manusia direkam dalam buku.
Bagi seorang pelajar salah satu buku yang sangat diperlukan ialah buku teks
atau buku pelajaran. Buku teks berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar-
mengajar dalam mata pelajaran tertentu. Semakin baik kualitas buku teks, semakin
sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjang. Buku teks mengenai Bahasa
Indonesia bermutu tinggi akan meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil
pengajaran bahasa Indonesia, dan seterusnya.
Greene dan Petty telah menyusun cara penilaian buku teks dengan sepuluh
kriteria. Apabila buku teks dapat memenuhi 10 berkualitas. Butir-butir yang harus
dipenuhi oleh buku teks yang tergolong nategori berkualitas tinggi, antara lain:
a. Buku teks harusmenarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang
mempergunakannya;
b. Buku teks harus mampu member motivasi kepada para siswa yang memakainya;
c. Buku teks harus memuat ilustrasi yang menarik para siswa yang
memanfaatkannya;
d. Buku teks seyogianya mempertimbang aspek-aspek linguistik sehingga sesuai
dengan kemampuan para siswa yang memakainya;
Page 59
48
e. Buku teks isinya harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya;
lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana sehingga semuanya
merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu;
f. Buku teks harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para
siswa yang mempergunakannya;
g. Buku teks harusdengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-
samar dan tidak biasa, adar tidak sempat membimbing para siswa yang
memakainya;
h. Buku teks harus mempunyai sudut pandang atau “point of view” yang jelas dan
tegas sehingga juga yang pada akhirnya menjadi sudut pandang para
pemakaiannya yang setia;
i. Buku teks harus mampu member pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak
dan orang dewasa;
j. Buku teks itu harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa
pemakainya.40
Kriteria yang dikemukakan oleh Greene dan Petty di atas, dapat
diidentifikasi sepuluh butir yang dipakai sebagai titik tolak dalam penentuan
kualitas buku teks. Butir-butir itu meliputi minat siswa, motivasi, ilustrasi,
kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai, dan menghargai perbedaan
pribadi.
Ada beberapa perubahan atau tambahan yang dapat kita terapkan kepada
kriteria di atas. Pertama, mengenai urutan atau susunannya. Kedua, mengenai
40
Ibid,. h. 20-21
Page 60
49
peristilahan. Dan yang ketiga, mengenai penambahan kriteria. Sementara itu,
mengenai urutannya disusun seperti berikut: titik pandang, kejelasan konsep,
relevansi, minat, motivasi, menstimulasi aktivitas, ilustrasi, komunikatif,
menunjang pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan menetapkan nilai-
nilai. Dapat dikemukakan pedoman penilaian buku teks sebagai berikut:
a) Sudut pandang
Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang
menjiwai atau melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang ini dapat
berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya.
b) Kejelasan konsep
Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas dan tandas.
Keremengan-keremengan dan keamanan perlu dihindari agar siswa atau
membaca juga jelas pengertian, pemahaman, dan penangkapannya.
c) Relevan dengan kurikulum
Buku teks ditulis untuk digunakan di sekolah .Sekolah mempunyai kurikulum.
Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bahwa buku teks harus relevan dengan
kurikulum yang berlaku.
d) Menarik minat
Buku teks ditulis untuk siswa. Oleh karena itu, penulis buku teks harus
mempertimbangkan minat-minat siswa pemakai buku teks tersebut. Semakin
sesuai buku teks dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku teks
tersebut.
e) Menumbuhkan motivasi
Page 61
50
Motifasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya pendorong bagi seseorang
untuk melakukan sesuatu motivasi diartikan sebagai penciptaan kondisi yang
ideal sehingga seseorang ingin, mau, dan senang mengerjakan sesuatu. Buku
teks yang baik ialah buku teks yang dapat membuat siswa, ingin, mau, senang
mengerjakan apa yang diinstruksikan dalam buku tersebut. Apalagi bila buku
teks tersebut dapat menggiring siswa kearah penumbuhan motivasi intrinsik.
f) Menstimulasi aktivitas siswa
Buku teks yang baik ialah buku teks yang merangsang, menantang, dan
menggiatkan aktivitas siswa. Selain tujuan dan bahan, faktor metode sangat
menentukan dalam hal ini.
g) Ilustratif
Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi
yang cocok pastilah memberikan daya penarik tersendiri serta memperjelas hal
yang dibicarakan.
h) Buku teks harus dimengerti oleh pemakaiannya, yaitu siswa. Pemahaman harus
didahului oleh komuniasi yang tepat. Faktor utama yang berperan di sini adalah
bahasa. Bahasa buku teks haruslah: sesuai dengan bahasa siswa, kalimat-
kalimatnya efektif, terhindar dari makna ganda, sederhana, sopan, menarik.
i) Menunjang mata pelajaran lain
Buku teks mengenai bahasa Indonesia, misalnya, di samping menunjang mata
pelajaran bahasa Indonesia, juga menunjang mata pelajaran lain. Melalui
pengajaran bahasa Indonesia, pengetahuan siswa dapat bertambah dengan soal-
soal Sejarah, Ekonomi, Matematika, dan sebagainya.
Page 62
51
j) Menghargai perbedaan individu
Buku teks yang baik, tidak membesar-besarkan perbedaan individu
tertentu.Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, budaya
setiap individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima sebagaimana adanya.
k) Memantapkan nilai-nilai
Buku teks yang baik berusaha untuk memantapkan nila-nilai yang berlaku
dalam masyarakat. Urian-uraian yang menjurus kepada penggoyahan nilai-nilai
yang berlaku pantas dihindarkan.41
3. Keterbatasan Buku Teks
Di antara beraneka ragam jenis buku yang beredar, salah satu jenis buku
yang paling vital dan fungsional bagi siswa. Bila kita ingin hasil pengajaran setiap
mata kuliah atau mata pelajaran berkualitas tinggi, buku teks bagi setiap mata
pelajaran harus dilengkapi, dibantu, dan ditunjang oleh buku pendamping lainnya,
seperti:
a. Buku suplemen (tambahan) bagi buku pokok;
b. Buku pegangan guru;
c. Buku sumber atau buku acuan lainnya yang relevan.
Buku suplemen berfungsi sebagai buku kerja yang menuntun siswa untuk
berlatih, berpraktik atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari pada buku
pokok. Buku pegangan guru merupakan buku penuntun bagi guru dalam mengelola
interaksi belajar-mengajar dalam mata pelajaran yang relevan. Kedua buku inipun
harus ditunjang oleh buku acuan lainnya. Guru harus memadukan buku acuan
41
Ibid., h. 22-24
Page 63
52
dengan buku teks agar bahan, metode, dan media pengajaran semakin lengkap,
sempurna dan mutakhir.
Greene dan Petty telah mengidentifikasikan keterbatasan buku teks.
Keterbatasan buku teks itu, antara lain:
a) Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan belajar
dapat dicapai dengan membacanya) tetapi merupakan suatu sarana pengajaran.
b) Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu secara
artificial atau secara buatan saja bagi setiap kelas tertentu.
c) Pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang memadai karena
keterbatasan-keterbatasan dalam ukuran buku teks dan dikarenakan begitu
banyaknya praktik-praktik, pelatihan yang perlu dilaksanakan secara perbuatan.
d) Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat karena keterbatasan-
keterbatasan ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya.
e) Pertolongan-pertolongan atau bantuan-bantuan yang berkaitan dengan evaluasi
hanyalah bersifat sugestif dan tidaklah mengevaluasi keseluruhan yang
diinginkan.
4. Jenis-Jenis Buku Teks
Di lingkungan Sekolah Menengah Atas, dikenal beberapa nama buku teks.
Misalnya, buku teks dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di
perguruan tinggi, ada berbagai jenis buku teks. Di Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia sebagai contoh kita kenal buku teks matakuliah Tata Bahasa
(Sintaksis dan Morfologi), Menyimak, Membaca, Apresiasi Sastra, dan sebagainya.
Page 64
53
Buku teks tunggal, buku teks berjilid, dan buku teks berseri. Oleh karena itu, kita
dapat menyimpulkan bahwa buku teks mempunyai aneka jenis atau ragam.
Dari segi cara penulisan buku teks dikenal tiga jenis buku teks. Ketiga jenis
itu adalah:
A. Buku teks tunggal
Buku teks tunggal ialah buku teks yang hanya terdiri atas satu buku saja.
Berikut ini didaftarkan beberapa contoh buku teks tunggal, antara lain:
a) Kerap, Gorys. 1973. Tata Bahasa Indonesia untuk SLA. Ende Flores: Nusa
Indah.
b) Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Penerbit
Angkasa.
c) Tarigan, Henry Guntur. 1983. Membaca, Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bndung: Angkasa.
B. Buku teks berjilid
Buku teks berjilid ialah buku peljaran untuk suatu kelas tertentu atau untuk
satu jenjang sekolah tertentu. Berikut ini didaftarkan beberapa contoh buku teks
berjilid, seperti:
1. Depdikbud. 1981. Bahasa Indonesia 1, H dan III. Jakarta: Proyek Pengadaan
Buku Pelajaran, Perpustakaan & keterampilan SLU
2. Alisyahbana, Sutan Takdir. 1975. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia 1 dan II.
Jakarta: Dian Rakyat.
Page 65
54
C. Buku teks berseri
Buku teks berseri ialah buku pelajaran berjilid mencakup beberapa jenjang
sekolah, misalnya, dari SD, SMP, dan SMA. Berikut ini disajikan satu contoh buku
teks berseri.
1. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1985. Terampil Berbahasa Indonesia,
(untuk SD-9 jilid). Bandung: Angkasa
2. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1985. Terampil Berbahasa Indonesia,
(untuk SMP-6 jilid). Bandung: Angkasa
Berdasarkan jumlah penulis buku teks, kita kenal buku teks dengan penulis
tunggal dan buku teks dengan penulis kelompok. Penulis tunggal ialah penulis yang
menyiapkan buku teks tertentu seorang diri. Penulis kelompok ialah penulis yang
terdiri atas beberapa orang untuk menyiapkan buku teks tertentu.
Baik penulis perseorangan maupun penulis tim mempunyai keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Dalam tulisan ini, pembicaraan kita titik-beratkan pada
penulis tim. Keunggulan penulis tim itu, antara lain:
a. Dapat membagi-bagi tugas sesuai dengan keahlian masing-masing;
b. Menghemat waktu dan tenaga;
c. Target dapat dicapai sesuai dengan jadwal kerja;
d. Dapat saling mengisi dan mengontrol satu sama lain.
Di samping keunggulan yang telah kita uraikan tadi, penulis pun tidak
jarang mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu, antara lain:
Susahnya kadang-kadang memadukan pandangan dia antara sesame anggota;
Page 66
55
a) Karena tugas setiap anggota telah dibagi secara khusus, tidak jarang tidak
terdapat lagi keterpaduan yang utuh;
b) Karena setiap anggota sudah dianggap ahli dalam bidangnya, sering pengawasan
atas kontrol kurang diperhatikan (oleh ketua tim);
c) Kesinambungan dan keutuhann terkadangsukar untuk dikontrol dan dicapai;
d) Tidak jarang terjadi pengulangan atau tumpang tindih sesuatu subpokok bahasan
dalam suatu kelas atau jenjang pendidikan tertentu;
e) Setiap anggota tim mempunyai gaya (bahasa, menulis) khas sehingga tidak
mempunyai keutuhan gaya lagi;
f) Adanya anggota yang tidak taat menuruti jadwal penulisan sehingga target
waktu sukar tercapai.42
5. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku Teks
Buku teks merupakan penerapan dan pengembangan dari instructional
design yang lebih menekankan pada prinsip-prinsip yang diadopsi dari teori dan
temuan penelitian tentang belajar. Orientasi buku teks adalah untuk
mengoptimalkan kegiatan belajar dalam rangka mencapai hasil belajar yang
optimal. Oleh karena itu, buku teks harus dapat menyajikan bahan pembelajaran
yang bermakna bagi siswa sebagai subjek yang belajar. Dalam kaitan ini
Association Of Educational Communications and Technology (AECT) dalam
42
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia,
(Bandung: Angkasa, 2009), h.11-33.
Page 67
56
definisi teknologi pendidikan mempertegas bahwa pemahaman terhadap suatu
informasi dapat terjadi apabila bahan yang dipelajari bermakna bagi pembacanya.43
Agar buku teks sebagai sumber belajar menjadi bermakna bagi siswa, maka
pengorganisasian buku teks tersebut harusmemiliki karakteristik tertentu yang
membedakannya dengan buku-buku lainnya. Karakteristik yang perlu diperhatikan
dalam merancang buku teks antara lain (1) isi pesannya harus dianalisis dan
diklasifikasi ke dalam kategori-kategori tertentu, (2) setiap kategori harus dipenggal
menjadi beberapa penggalan teks, (3) perlu ada penyajian format visualisasi untuk
memberikan kemenarikan isi, (4) kategori format judul yang berisi bahan harus
diseleksi.44
Dalam upaya menghasilkan sajian buku teks yang efektif dalam menunjang
keberhasilan proses belajar-mengajar, hal yang tidak dapat diabaikan adalah
menjadikan buku teks tersebut menjadi prasyarat bagi pembaca untuk belajar
berikutnya, atau menjadi pengetahuan yang baru bagi pembaca.
6. Prinsip Penyusunan Materi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Kenyataan di lapangan (dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari)
menunjukkan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru kepada siswa sudah
tersedia dalam bentuk Buku Teks, yang disebut buku pelajaran. “Natawidjaja dalam
Budinuryanta mengatakan bahwa buku pelajaran terutama buku pelajaran utama
merupakan penjabaran bahan pelajaran yang ditata dan disajikan untuk menunjang
43
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan (et) Munandir, Seri Pustaka
Teknologi pendidikan No. 11, (Jakarta: Rajawali bekerja sama dengan PAU di UT, 1991), hlm. 237-
247 44
Association mof Educational Communications and Technology (AECT), The Definition
of Educational Terminology (et) Yusufhadi Miarso, dkk, Definisi Teknologi Pendidikan Satuan
Tugas Definisi dan Terminologi AECT, (Jakarta: Rajawali, 1986), hlm. 118
Page 68
57
pencapaian tujuan kurikulum dari bidang studi atau matapelajaran yang
bersangkutan. Dengan demikian, prinsip penyusunan materi pembelajaran
(pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia) sesungguhnya adalah prinsip
penyusunan Buku Teks/Buku Teks Indonesia”45
.
Menurut Abdul Syukur Ibrahim dan kawan-kawan ada tiga hal yang perlu
diperhatikan dalam prinsip penyusunan Buku Teks (Buku Teks Bahasa Indonesia)
yaitu sebagai berikut.
a. Kurikulum dan Buku Teks Bahasa Indonesia
Sesuai dengan fungsinya, Buku Teks haruslah sejajar dengan kurikulum,
dalam arti Buku Teks akan dapat menunaikan fungsinya jika bahan pelajaran yang
ada dalam Buku Teks itu sendiri dari topik-topik yang sejajar dengan topik-topik
bahan pelajaran seperti yang disarankan atau ditentukan dalam silabus kurikulum.
Tanpa ada kesejajaran antara kondisi topik Buku Teks dengan topik silabus
kurikulum, secara langsung atau tidak, akan menjadikan hambatan bagi kegiatan
belajar-mengajar bahasa.
b. Ilmu Jiwa Belajar dalam Buku Teks Bahasa Indonesia
Broughton di dalam Budinuryanta mengatakan bahwa “Ilmu jiwa
menyelidiki bagaimana bahasa itu dipelajari. Berdasarkan teori-teori dalam ilmu
jiwa dihasilkan berbagai metode pengajaran bahasa, termasuk di dalamnya
pengelolaan kelas, teknik bertanya, perencanaan pelajaran, strategi mengajar, dan
bermacam-macam teknik yang dapat digunakan guru didalam kelas.”46
45
Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas
Terbuka,2008), h. 225. 46
Ibid., h. 2.26
Page 69
58
c. Linguistik/Linguistik Terapan dalam Buku Teks Bahasa Indonesia
Loban et al. (1961) menyarankan bahwa bahan pelajaran dalam BTBI
haruslah didasarkan pada deskripsi bahasa yang hendak diajarkan. Dengan
deskripsi ini siswa diharapkan mengenal dan memahami pemakaian bahan
sebagaimana adanya sehingga mereka akan lebih mudah menguasai kaidah bahasa
yang dipelajarinya.47
Pada akhirnya, rencana pelajaran atau program pengajaran bahasa harus
disusun dengan mengambil linguistik terapan sebagai sumber karena tanpa hal ini
pertimbangkan terhadap masalah bahasa yang diajarkan telah menyimpang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aplikasi pengetahuan linguistik dan linguistik
terapan merupakan jawaban yang tepat yang harus sudah dipertimbangkan pada
awal perancangan Buku Teks/BTBI karena linguistik menyediakan materi
bahasanya, sedangkan linguistik terapan terlibat pada masalah pemlihan data
bahasa, organisasi, dan penyajian data bahasa dalam bentuk bahan pengajaran.
7. Penyajian Buku Teks Bahasa Indonesia (BTBI)
Penyajian sebuah Buku Teks/BTBI hendaknya meliputi empat hal, yaitu:
a. Ruang Lingkup Materi
Dengan didasarkan pada prinsip-prinsip penyusunan Buku Teks/BTBI di
atas, ditetapkan ruang lingkup materi sebagai berikut. (1) keterampilan reseptif
yang meliputi: (a) keterampilan memahami bahasa lisan dan (b) keterampilan
memahami bahasa tulisan, (2) keterampilan produktif, yaitu: (a) keterampilan
memproduksi bahasa lisan dan (b) keterampilan memproduksi bahasa tulis.
47
Ibid., h. 2.27
Page 70
59
Dari jabaran ruang lingkup materi itu, dapat dikatakan bahwa materi BTBI
mencakup dua hal pokok, yaitu: (1) penguasaan kaidah-kaidah BI dan (2)
keterampilan menerapkan kaidah itu dalam komunikasi aktual.
1. Penguasaan Kaidah Bahasa Indonesia
Kaidah-kaidah bahasa yang sebaiknya tersaji di dalam BTBI meliputi: (a)
sistem bunyi BI, (b) sistem bentuk BI, (c) system kalimat BI, (d) sistem
makna, (e) sistem ejaan tata penulisan, dan (f) kaidah wacana BI.
2. Keterampilan Menerapkan Kaidah
Kaidah itu harus digunakan dalam konteks komunikasi yang sebenarnya.
Berkaitan dengan masalah itu, Corder mengatakan bahwa dalam pemilihan
modal pengajaran bahasa ada dua hal yang harus dipertimbangkan, yaitu
sebagai berikut.
a) Faktor sosial politik, yakni sikap masyarakat pemakaian bahasa
terhadap bahasa yang diajarkan dan sikap masyarakat tempat si belajar
berada terhadap bahasa si belajar.
b) Faktor potensial komunikatif, yaitu kemampuan si belajar dalam
menggunakan bahasa yang dipelajari dalam komunikasi aktual.
b. Pembatasan Masalah
Bahan yang terlalu luas mengakibatkan kurang terarahnya suatu program.
Oleh karena itu, perlu diadakan pembatasan. Adapun norma pembatasan materi
yang hendaknya dipertimbangkan adalah sebagai berikut.
Page 71
60
1. Kemampuan siswa
Yang dimaksud dengan kemampuan siswa, yakni: (1) kemampuan
intelektual yang didasarkan pada usia mereka, dan (2) latar belakang bahasa, baik
bahasa ibu maupun bahasa lain yang dipelajarinya.
2. Waktu yang tersedia
Dalam hal ini waktu dapat ditafsirkan secara formal, yaitu waktu yang
disediakan oleh kurikulum. Di samping itu, dapat juga ditafsirkan informal, yaitu
waktu yang disediakan oleh pendidik untuk kegiatan di luar kelas.
3. Tujuan program
Tujuan program adalah agar siswa mengawasi kaidah-kaidah BI dan dapat
menerapkannya dalam komunikasi.
c. Sistematika Penyajian Bahan
Agar materi pelajaran bahasa tidak menjadi “hafalan” yang dapat
mengakibatkan pelajaran bahasa menjadi pelajaran yang membosankan, strategi
penyajian bahan dalam BTBI dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Sesuai dengan usia siswa BTBI sudah dapat mulai menyajikan kaidah-kaidah
bahasa.
2. Penyajian kaidah dapat dilakukan baik secara induktif maupun deduktif.
3. Penguasaan kognitif, yaitu kaidah-kaidah perlu disertai dengan aktivitas yang
berpusat pada siswa, yaitu berupa latihan-latihan penerapan kaidah dala,
komunikasi actual.
4. Penguasaan aspek kognitif latihan penerapan kaidah bahasa itu dapat
ditingkatkan menjadi keterampilan kreatif berupa kegiatan produktif yang
bersumber pada diri siswa.
Page 72
61
d. Evaluasi
Dalam Buku Teks/BTBI sebaiknya disertakan pula butir-butir yang
menyarankan pengukuran kemampuan siswa. Butir-butir yang perlu dimaksudkan
meliputi: (1) tes tentang kaidah-kaidah BI , (2) instruksi mengenai pemancingan
keterampilan penggunaan kaidah BI, khususnya dalam komunikasi aktual, dan (3)
rambu-rambu yang memancing dan sekaligus membimbing mereka berekspresi
kreatif.48
48
Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas
Terbuka,2008), h. 2.28-2.30.
Page 73
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat adapun waktu
penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Juli 2011.
B. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana
data dapat diperoleh. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah siswa/siswi
kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat pada semester genap tahun ajaran 2011.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang diselidiki49
. Populasi
target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Islamiyah Ciputat yang
berjumlah 225 siswa. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa VIII MTs
Islamiyah yang berjumlah secara keseluruhan 78 siswa.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.50
Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 36 siswa dari
populasi terjangkau. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling purposive
dikenal juga sebagai sampling pertimbangan yaitu terjadi apabila pengambilan
sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan
49
Sardjana, Satatistik Elementer, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 2. 50
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: ALFABETA, 2009), h. 62.
62
Page 74
63
peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli yang patut memberikan pertimbangan
untuk pengambilan sampel yang diperlukan.51
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang minat membaca
buku pelajaran bahasa Indonesia adalah metode deskriptif, yaitu metode untuk
memahami masalah berdasarkan fenomena atau gejala pada saat penelitian
berlangsung.Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
suatu kelompok atau masyarakat tertentu atau orang tertentu atau gambaran tentang
suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.52
Dalam kaitan ini
penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat
bagaimanakah minat membaca buku pelajaan bahasa Indonesia siswa kelas VIII
MTs Islamiyah Ciputat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
angket, dan wawancara.
1. Observasi
Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara sistematis. Dalam observasi ini penulis akan melihat
sejauh mana minat membaca siswa kelas VIII terhadap pelajaran bahasa Indonesia
yang dikaitkan setelah mereka membaca .
51
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung:Tarsito, 2005), h. 168. 52
Irwan Suhartono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Eresco, 1995) , h. 87.
Page 75
64
2. Angket
Memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya. Adapun yang dimaksud dengan responden di sini adalah siswa-siswi
kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat.
3. Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan
sumber data.
F. Instrumen penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan-
pernyataan berupa angket, yang kemudian diberikan kepada objek penelitian, yaitu
siswa-siswi yang peneliti pilih dan menjadi sampel dalam penelitian.
Selain angket di atas, peneliti juga menggunakan instrumen wawancara
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada guru bahasa Indonesia untuk
mendapatkan informasi yang akurat tentang penelitian mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Page 76
65
Tabel 1
Kisi-kisi Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Variabel Indikator No. soal Jumlah
Minat membaca buku
pelajaran Bahasa
Indonesia
Perasaan
senang
1, 2, 6, 15, 13, 17,
19
8
Perasaan
tertarik
3,4, 9, 12, 14, 18 6
Memiliki
pengetahuan
7, 8, 10, 11, 16, 20 6
Semangat 5, 1
Jumlah 20
G. Teknik Analisis Data
Untuk mengolah data angket yang telah penulis sebarkan kepada responden,
penulis menggunakan teknik sebagai berikut.
1. Skoring
Untuk menentukan skoring dalam hasil penelitian ini, penulis menyusun
alternatif jawaban. Untuk jawaban tinggi (A) mendapat nilai 4, jawaban yang
menengah (B) mendapatkan nilai 3, jawaban (C) mendapatkan 2 dan jawaban
(D) 1.
Page 77
66
2. Rumus
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang menggunakan angket, maka cara
menganalisis data dengan menggunakan skala prosentase, dengan rumus sebagai
berikut:
P = F X 100
N
Keterangan:
P = Presentasi %
F = Frekuensi (jawaban responden terhadap salah satu alternatif jawaban)
N = Number of case (jumlah responden)
Page 78
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat
1. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah adalah salah satu unit yang ada dibawah
Yayasan Islamiyah Ciputat.Pada mulanya madrasah ini bernama PGA yang berdiri
pada tahun 1960. Gedung yang pertama bertempat di depan gedung IAIN (sekarang
UIN), tepatnya yang sekarangmenjadi klinik UIN. Madrasah tersebut diberi nama
PGA Islamiyah. Pada tahun 1965 PGA Islamiyah pindah ke Al-hidayah (sekarang
Plaza Ciputat). Setelah dari Alhidayah PGA Islamiyah pindah lagi ke Jl. Pendidikan
Kampung Sawah (sekarang Jl. Ki Hajar Dewantara No. 23 Ciputat), dengan tetap
memakai nama PGA Islamiyah.
Nama PGA Islamiyah bertahan sampai tahun 1974 dan pada tahun 1975
karena adanya pemekaran, maka Madrasah Tsanawiyah berganti nama dan dipecah
menjadi dua lembaga yaitu Madrasah Tsanawiyah Islamiyah dan Madrasah Aliyah
Islamiyah sampai sekarang. Madrasah Tsanawiyah menginduk ke Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Pondok Pinang DKI Jakarta dari tahun 1975 sampai tahun
1990. Karena pada tahun 1990 ada pemisahan wilayah yaitu ke wilayah Jawa Barat
dan menginduk ke Madrasah Tsanawiyah Negeri II Pamulang.
Status Madrasah Tsanawiyah Islamiyah terus meningkat dari mulai
terdaftar, diakui, dan sekarang sudah disamakan. Dengan statusnya yang disamakan
itu Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat berhak melaksanakan ujian dan
menandatangani ijazah sendiri. Madrasah Tsanawiyah didirikan oleh para tokoh
67
Page 79
68
masyarakat dan bahkan tokoh nasional. Mereka itu antara lain Drs. Zarkasih Nur,
H. Munir, BA, Hj. Muniroh, Drs. Saiful Milah, Drs. H. Arifin (Alm) dan bapak
Jayadi Nur (Alm).
Adapun tujuan didirikannya Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat
adalah “membentuk generasi muda muslim yang berkualitas dalam ilmu dan amal”.
2. Visi
“Unggul dalam Iman, Ilmu dan Amal”
3. Misi
a. Membentuk siswa yang berakhlakul karimah
b. Meningkatkan Prestasi Siswa
c. Mengantarkan siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
d. Melatih dan membimbing siswa yang selalu ikhlas dalam tindakan maupun
perbuatan.
4. Tujuan MTs Islamiyah
Generasi penerus bangsa yang unggul dalam bidang IPTEK dan IMTAQ
yang merupakan benteng menuju manusia masa depan.
5. Strategi
MTs Islamiyah merupakan lembaga pendidikan yang berdiri sejaka tahun 1978,
sampai saat ini kiprahnya sebagai sekolah pencetak pioner-pioner bukan hanya
ilmuan tetapi sudah banyak da’i – da’I, tokoh masyarakat, serta kepala daerah
merupakan lulusan MTs Islamiyah sejak 30 tahun yang lalu.
Page 80
69
MTs Islamiyah berdomasili di jalan Kihajar Dewantoro No 23 Ciputat
Tangerang Selatan Banten dan secara geografis terletak di jantung kota Ciputat.
Sehingga sangat mudah di jangkau dari segala arah. Program kedepan MTs
Islamiyah menitik beratkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dan
lulusan, serta pembinaan akhlak mulia sesuai dengan visi dan misinya.
Hal lain terus menjadi target strategi MTs dan tidak kalah
pentingnya yaitu melatih peserta didik untuk mampu trampil di dalam
masyarakat dan bagian dari masyarakat yang mampu menyampaikan ide, hadist
Rosulullah, serta isi Al-quran melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
MTs Islamiyah merupakan lembaga pendidikan menengah setingkat
dengan SLTP yang berdasarkan kepada Ahlu Sunnah Wal Jamaah dan sangat
berpegang teguh kepada Al-quran dan Hadits sehingga out put dari lembaga ini
diharapkan mampu berkiprah di masyarakat manapun dan golongan apapun
sebagai manusia Indonesia yang berakhlakul karimah.
6. Keadaan guru dan siswa MTs Islamiyah Ciputat
Dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang saling
mendukung satu sama lain. Untuk kelancaran belajar mengajar. Komponen-
komponen tersebut yaitu guru, siswa dan saranaprasarana. Ketiga komponen
tersebut sangat penting dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Guru adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar, karena tanpa ada guru, proses belajar mengajar pun tidak akan berjalan
Page 81
70
dengan baik. Disamping itu guru mempunyai hak secara utuh untuk membimbing
dan mengarahkan muridnya dalam mencapai tujuan pendidikan.
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajarnya ditangani oleh beberapa guru yang ahli pada bidangnya.
Adapun nama-nama guru tersebut sebagaimana terlampir dalam kolom berikut ini.
Tabel 2
Nama Guru di MTs. Islamiyah
NO NAMA GURU MATA PELAJARAN
1 Hj. Yurnelis, BA Bahasa Inggris
2 Dra. Ch. Suhartini Pendidikan Kewarganegaraan
3 Dra. Ecin Kuraesin Bahasa Indonesia
4 Dra. Tatu Uyainah Alquran Hadits
5 Dra. Masnah Sejarah Kebudayaan Islam
6 Drs. Aris Herdiana Fiqih
7 Hikmatullah, Spd Komputer
8 Aep Saefullah Matematika
9 Drs. Mutholib Ilmu Pengetahuan Alam
10 Drs. Hilmudin Ilmu Pengetahuan Sosial
11 Amirullah, Spd Baca-Tulis-Quran
12 Tatang Sudrajat, Spd Bahasa Indonesia
13 Ahmad Djuanda, SE Ilmu Pengetahuan Sosial
14 Anna Saraswati, Ss Bahasa Arab
15 Yulia Ruhamayanti, Spd Kesenian
Page 82
71
Selain guru komponen yang tidak kalah penting adalah siswa. Siswa
mempunyai peranan yang sangat penting pula dalam proses belajar mengajar
karena tanpa siswa proses belajar mengajar tidak akan terjadi. Siswa MTs
Islamiyah Ciputat kelas 1-3 pada tahun pelajaran 2010-2011 tercatat sebagai
berikut.
Tabel 3
Jumlah Siswa MTs. Islamiyah Ciputat
Tahun pada Ajaran 2010-2011
Kelas Jurusan Jumah
Rombel
Jumlah Siswa
Awal Tahun
L P
Jumlah
Keseluruhan
Awal Tahun
VII Agama 2 56 26 82
VIII Agama 2 29 45 74
IX Agama 2 31 38 69
Jumlah 6 116 109 225
7. Sarana dan Prasarana
Selain guru, murid, sarana dan prasarana pun merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam menunjang terlaksananya proses belajar mengajar, karena
dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai maka proses belajar mengajar
16 M. Hartanto, Spd Fisika
Page 83
72
akan berjalan dengan baik. Sebaliknya, jika sarana dan prasarana kurang memadai
maka proses belajar mengajar pun menjadi kurang efektif. Dalam hal sarana dan
prasarana ini MTs Islamiyah Ciputat memiliki sarana dan prasarana sebagai
berikut.
Tabel4
Keadaan sarana dan prasarana MTs. Islamiyah ciputat
Lantai Jumlah Ukuran Keterangan
I
1
1
1
1
2
8 x 8 M2
8 x 8 M2
8 x 8 M2
10 x 12 M2
2 x 2 M2
Ruang Kepala dan
Wakil
Ruang Tata Usaha
Ruang Lab. Komputer
Mushalla
WC
II
4
1
1
1
1
8 x 8 M2
8 x 8 M2
8 x 8 M2
8 x 8 M2
2 x 3 M2
Ruang Belajar
Ruang Guru
Ruang Lab. IPA
Ruang Perpustakaan
Ruang BP
Page 84
73
III
3
1
8 x 8 M2
2 x 3 M2
Ruang Belajar
Ruang OSIS
Jumlah 17 670 M2
8. Rencana Strategi (Renstra) MTs Islamiyah dibuat dalam 3 tahap, yakni:
A. Rencana Strategi Jangka Pendek, meliputi
1. Menyampaikan Ilmu Pengetahuan Umum dan Agama kepada peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas.
2. Pembinaan agama, serta sopan, ramah dalam pergaulan dan berakhlakul
karimah.
3. Memberi keterampilan Da’wah dan seni dalam bidang muhadhoroh dan
pentas baik di dalam maupun di masyarakat.
B. Rencana Strategi Jangka Menengah, meliputi:
a. Mampu berkiprah di kelompok kerja madrasah (KKM) dengan program
Dakwah dan IPTEK melalui kegiatan lomba pentas proseni.
b. Pengentasan Buta, Baca, Tulis Al-quran untuk perwujudan nyata sebagai
lembaga pendidikan islam.
C. Rencana Strategi Jangka Panjang
1. Membentuk Ikatan Alumni/Forum Alumni yang berperan menampilkan
mutu MTs melalui informasi Alumnus yang sudah berkiprah dan mengabdi
di masyarakat sebagai da’i - da’i, tokoh masyarakat dan umaroh.
Page 85
74
2. Menjadikan MTs Islamiyah sebagai lembaga pendidikan yang berstandar
Nasional dan standar Internasional.
B. Hasil Analisis Data
1. Observasi
Tahap observasi dilakukan pada pengamatan langsung di Madrasah
Tsanawiyah Islamiyah Ciputat yakni pada saat kegiatan belajar mengajar.
Pengamatan ini dilakukan oleh penulis, penulis mengamati siswa ataupun guru
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah kegiatan belajar mengajar di
kelas selesai, kemudian penulis mewawancarai langsung kepada guru mata
pelajaran bahasa Indonesia di kelas. Berdasarkan hasil observasi yang terlampir
penulis menyimpulkan bahwa untuk kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat dipilih
berdasarkan tingkat kemampuan dan minat siswa.Bagi siswa untuk mata pelajaran
bahasa Indonesia sangat memahaminya. Tetapi ada juga siswa yang masih sulit
untuk memahami mata pelajaran bahasa Indonesia kurangnya fasilitas sarana dan
prasarana.Oleh karena itu, tingkat minat membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat masih perlu ditingkatkan lagi dengan
memberikan motivasi dan melengkapi sarana dan prasarana.
2. Angket
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tujuan dapat menarik
kesimpulan dengan baik. Pengolahan data yang masuk ditempuh dengan cara
menganalisis dan menafsirkan tiap-tiap data dari masing-masing responden atau
individu.
Page 86
75
Setelah diperoleh data dari hasil angket, kemudian data tersebut diolah
dalam bentuk tabel deskripsi persentase dengan menggunakan rumus.
P = F X 100
N
Keterangan:
P = Presentasi %
F = Frekuensi (jawaban responden terhadap salah satu alternatif jawaban)
N = Number of case (jumlah responden)
Adapun sejumlah pernyataan yang penulis berikan kepada para responden
dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:
Tabel 5
Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif jawaban Responden %
Sangat senang 10 27,7
Senang 21 58,3
Biasa saja 5 13,8
Tidak menyenangkan - -
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 27,7% sikap siswa terhadap
pelajaran Bahasa Indonesia menjawab merasa sangat senang, 58,3% menjawab
Page 87
76
senang, dan 13,8% menjawab biasa saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa merasa senang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dan sedikit sekali
siswa yang merasakan biasa saja ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 6
Nilai Bahasa Indonesia
Alternatif jawaban Responden %
Sangat bagus - -
Bagus 26 72,2
Kurang bagus 2 5,5
Sedang 8 22,2
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai pelajaran Bahasa
Indonesia siswa menjawab bagus yaitu 72,2 %, 5,5 kurang bagus, dan 22,2 sedang.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai bahasa Indonesia siswa bagus. Artinya,
siswa sangat memahami pelajaran bahasa Indonesia dan sedikit sekali nilai siswa
kurang bagus.
Page 88
77
Tabel 7
Berminat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif jawaban Responden %
Ya 25 69,4
Tidak - -
Biasa saja 7 19,4
Ragu-ragu 4
Jawaban 36 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa siswa sangat berminat sekali
membaca buku pelajaran bahasa Indonesia sangat besar sekali hingga mencapai
69,4%, dan sisanya 19,4% menjawab biasa saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
peran guru bahasa Indonesia di sekolah sangat berperan dalam membangkitkan
minat siswa untuk membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 8
Sikap Mendapatkan Nilai Bahasa Indonesia Kurang Bagus
Alternatif jawaban Responden %
Berusaha memperbaiki 36 100
Banyak membaca - --
Bertanya pada guru - -
Tidak mau tahu - -
Jumlah 36 100
Page 89
78
Berdasarkan dari tabel di atas bahwa semua siswa yang mendapatkan nilai
kurang bagus menjawab agar berusaha dengan memperbaikidengan cara membaca
atau mengulangnya mencapai 100% siswa menyatakan terus berusaha untuk
memperbaikinya.
Tabel 9
Sikap Orang Tua Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif jawaban Responden %
Sangat bagus 11 30,5
Cukup baik 17 47,2
Biasa saja 8 22,2
Diam saja - -
Jumlah 36 100
Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan sikap orang tua siswa terhadap
pelajaran bahasa Indonesia mengatakan cukup baik berjumlah 47,2%, sangat bagus
30,5%, dan biasa saja 22,2%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peran orang tua pun
sangat diperlukan dalam proses belajar siswa.
Page 90
79
Tabel 10
Tanggapan Teman Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif jawaban Responden %
Sangat senang 4 11,1
Senang 22 61,1
Biasa saja 10 27,7
Tidak menyenangkan
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 11,1% tanggapan teman
siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia sangat senang, 61,1% senang, dan 27,7%
mengatakan biasa saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua siswa senang
terhadap pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 11
Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Sebelum Pelajaran Dimulai
Alternatif jawaban Responden %
Sering 3 8,3
Jarang 25 69,4
Sesekali 4 11,1
Tidak pernah 4 11,1
Jumlah 36 100
Page 91
80
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 8,3% siswa membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia sebelum pelajaran dimulai menjawab sering, 69,4%
menjawab jarang, 11,1% menjawab sesekali, dan 11,1% tidak pernah. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa sangat bervariasi sekali ketika siswa membaca buku pelajaran
bahasa Indonesia sebelum pelajaran dimulai bahkan yang paling banyak menjawab
adalah siswa jarang membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 12
Membeli Buku Pelajaran Bahasa Indonesia di Toko Buku
Alternatif jawaban Responden %
Sering 1 2,7
Jarang 11 30,5
Sesekali 15 41,6
Tidak pernah 9 25
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas beragamnya jawaban siswa terhadap membeli
buku pelajaran bahasa Indonesia di toko buku 2,7% sering, 30,5% jarang, 41,6%
sesekali, dan 25% tidak pernah. Hal ini menggambarkan bahwa guru bahasa
Indonesia sangat berperan dalam membangkitkan minat siswa untuk lebih giat lagi
dalam membaca.
Page 92
81
Tabel 13
Yang disukai ketika Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Responden %
Sampul - -
Isi 30 83,3
Gambar 6 16,6
Jumlah 36 100
Tabel tersebut menggambarkan bahwa siswa dapat tertarik membaca buku
pelajaran Bahasa Indonesia dilihat dari isi buku tersebut yang mencapai 83,3% dan
16,6% siswa tertarik pada gambar buku pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa dengan siswa yang menyukai isi buku pelajaran bahasa
Indonesia siswa dapat lebih memahami dan mengerti terhadap pelajaran bahasa
Indonesia.
Tabel 14
Frekuensi Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Responden %
1x 9 25
2x 23 63,8
3x 4 11,1
Tidak pernah
Jumlah 36 100
Page 93
82
Berdasarkan tabel di atas bahwa frekuensi siswa yang membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia dalam seharinya 1x sebanyak 25% siswa,2x sebanyak
63,8%, dan 3x sebanyak 11,1%. Hal ini menandakan bahwa minat baca siswa
terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia cukup baik.
Tabel 15
Berdiskusi Kepada Teman Tentang Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Responden %
Ya 12 33,3
Tidak 3 8,3
Kadang-kadang 21 58,3
Tidak pernah - -
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas menjawab ya, siswa berdiskusi kepada teman
tentang pelajaran bahasa Indonesia sebanyak 33,3 %, yang menjawab tidak
sebanyak 8,3%, dan menjawab kadang-kadang sebanyak 58,3%.
Page 94
83
Tabel 16
Alasan berminat membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Responden %
Diri sendiri 14 38,8
Perintah guru 4 11,1
Ikut-ikutan teman - -
Isi, cerita, dan bahasa
yang menarik
18 50
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa alasan berminat membaca
buku pelajaran bahasa Indonesia 38,8 % siswa menjawab diri sendiri, perintah guru
11,1% perintah guru, dan 50% isi, cerita, dan bahasa yang menarik. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa alasan siswa berminat membaca buku pelajaran bahasa
Indonesia karena dilihat dari isi, cerita, dan bahasa yang menarik dan atas
kesadaran diri sendiri.
Page 95
84
Tabel 17
Sikap Responden Tentang Teman yang Mengejek Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Responden %
Menasehati 16 44,4
Diam 5 13,8
Menegurnya 7 19,4
Biasa saja 8 22,2
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas sikap siswa terhadap teman yang mengejek
pelajaran bahasa Indonesia sebanyak 44,4% menjawab menasehati, 13,8% diam,
19,4 menegurnya, dan biasa saja 22,2%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya
kesadaran siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia mengatakan menasehati bagi
teman yang mengejek terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 18
Keinginan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Responden %
Diri sendiri 36 100
Ayah - -
Ibu - -
Teman - -
Jumlah 36 100
Page 96
85
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa keinginan membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia sebanyak 100% siswa menjawab atas keinginan diri
sendiri.
Tabel 19
Kondisi Kelas ketika Belajar Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Responden %
Senang 19 52,7
Sangat senang 5 13,8
Biasa saja 12 33,3
Tidak senang - -
Jumlah 36 100
Tabel ini menggambarkan bahwa sebanyak 52,7% siswa merasakan suasana
senang dalamkelas ketika pelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Ini disebabkan
peran guru bahasa Indonesia yang dapat mengkondisikan ruang kelas sehingga
siswa merasa senang didalamnya.
Tabel 20
Mengulang Membaca Buku Pelajaran di Rumah
Alternatif Jawaban Responden %
Ya 1 2,7
Tidak 2 5,5
Kadang-kadang 30 83,3
Page 97
86
Tidak pernah 3 8,3
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mengatakan ya 2,7%
mengulang membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di rumah, 5,5% tidak, 83,3%
kadang-kadang, dan 8,3 tidak pernah.
Tabel 21
Tidak Pernah Bosan Membaca Buku pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Responden %
Sangat setuju 4 11,1
Setuju 24 66,6
Tidak setuju - -
Ragu-ragu 8 22,2
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 11,1% siswa tidak pernah
bosan membaca buku pelajaran bahasa Indonesia, 66,6% setuju, dan 22,2% ragu-
ragu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa setuju tidak pernah bosan
membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.
Page 98
87
Tabel 22
Membaca Buku yang Berkaitan dengan Pelajaran Bahasa Indonesia di
Perpustakaan
Alternatif Jawaban Responden %
Sangat setuju 16 44,4
Tidak setuju - -
Kadang-kadang 19 52,7
Ragu-ragu 1 2,7
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas bahwa 44,4% siswa sangat setuju membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia, 52,7% kadang-kadang, dan 2,7% ragu-ragu.
Tabel 23
Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Membuang Waktu Saja
Alternatif Jawaban Responden %
Sangat setuju - -
Setuju 3 8,3
Tidak setuju 31 86,1
Ragu-ragu 2 5,5
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 8,3% siswa
menjawab setuju membaca buku pelajaran bahasa Indonesia membuang waktu saja,
Page 99
88
86,1 menjawab tidak setuju, dan 5,5% menjawab ragu-ragu. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa tidak membuang waktu ketika membaca
buku pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 24
Pengaruh Selesai Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatf Jawaban Responden %
Ada perubahan 28 77,7
Biasa saja 8 22,2
Tidak ada perubahan - -
Tidak tahu - -
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 77,7% siswa menjawab ada
perubahan ketika selesai membaca buku pelajaran bahasa Indonesia dan 22,2%
siswa menjawab biasa saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
pengetahuan siswa bertambah ketika selesai membaca buku pelajaran bahasa
Indonesia.
3. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang terlampir, penulis menyimpulkan bahwa
minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di MTs Islamiyah masih perlu
ditingkatkan lagi.
Page 100
89
C. Pembahasan
Minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di sekolah masih kurang
dan perlu ditingkatkan lagi. Karena siswa ketika mengisi angket terdapat pada
angket nomor tujuh membaca buku pelajaran bahasa Indonesia sebelum jam
pelajaran mereka menjawabnya dengan jarang, sesekali dan bahkan sampai tidak
pernah. Hal ini terbukti bahwa banyak kendala yang menjadi berkurangnya minat
terhadap mereka. Minat tergantung pada kesempatan anak untuk belajar.
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak
maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena lingkungan
anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah, minat mereka “tumbuh dari rumah”
sehingga kesempatan pertama untuk belajar berasal dari rumah dan lingkungan
rumah merupakan tahap awal. Minat membaca salah satu contoh paling relevan,
dimana lingkungan rumah merupakan stimulus paling awal dan tempat belajar
utama bagi seseorang anak untuk belajar membaca.
Kurangnya minat membaca pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah
Ciputat salah satunya adalah dalam bidang sarana dan prasarana. Terutama pada
perpustakaan di sekolah ini terdapat perpustakaan namun bukan milik sekolah MTs
Islamiyah tetapi digunakan secara bersamaan dengan Aliyah, SMK, dan SMP hal
ini sehingga timbul rasa malu dan malas pada siswa MTs Islamiyah untuk
membaca buku di setiap menggunakan waktu yang senggang.
Page 101
90
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas mengenai “Minat Membaca Buku Pelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat” yang dibahas pada
bab dan pasal sebelumnya ini akan penulis kemukakan beberapa simpulan dan
saran.
A. Simpulan
1. Minat siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di MTs Islamiyah
masih sangat berkurang.
2. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca siswa adalah faktor
intern siswa dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa yaitu faktor-faktor
yang terdapat atau bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri. Sedangkan faktor
ekstern siswa yaitu segala yang mempengaruhi perkembangan tingkah laku
siswa termasuk minatnya yang bersumber dari luar siswa yang bersangkutan.
Misalnya, yang berasal dari lingkungan, teman, masyarakat disekitar, dan guru
di sekolahnya.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, penulis memandang penting
untuk menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Peran orang tua sebagai pendidik utama bagi anaknya yang membekali anak-
anaknya dengan pendidikan yang memotivasi anaknya untuk gemar membaca.
Begitu juga dengan guru, seorang guru harus dapat menumbuhkan minat
90
Page 102
91
membaca, mengembangkan daya kreativitas siswa dan sikap yang merangsang
siswa untuk mencontohnya.
2. Hendaknya seluruh personil sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat saling
bekerja sama dalam kegiatan sehari-hari mereka bermain, belajar, dan
bermasyarakat karena usia dini masih perlu bimbingan semua jaringan
masyarakat. Dengan demikian, generasi yang intelektual gemar membaca dapat
mengembangkan pengetahuan siswa.
Page 103
92
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurahman. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1999.
Association of Educational Communications and Technology (AECT), The
Definition of Educational Terminology (et) Yusuf Hadi Miarso, dkk. 1986.
Definisi Teknologi Pendidikan Satuan Tugas Definisi dan Terminologi
Aect. Jakarta: Rajawali
Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung:
UPI PRESS, 2007.
Deporter, Bobbi dan Mike Hernacki. Quantum Learning. Bandung: KAIFA, 2005.
Djaali, H. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Gredler Margaret E. Bell, Belajar dan Membelajarkan (et) Munandir, Seri Pustaka
Teknologi pendidikan No. 11. 1991. Jakarta: Rajawali.
Honiatri, Euis dan E. Kosasih. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia, 2003.
Ismail, Taufik. 2003. “Agar Anak Bangsa Tak Rabun Membaca Tak Pincang
Mengarang”. Pidato Penganugrahan Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa di
Bidang Pendidikan Sastra, di Universitas Negeri Yogyakarta.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
UPI, 2008.
Jauharoti, Alfin. Bahasa Indonesia. Surabaya: LAPIS PGMI, 2008.
Mikarsa, Hera Lestari. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Muchlisoh. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Bandung: Universitas Terbuka, 1995.
Page 104
93
Mulyati, Yeti, dkk. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007.
Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2005.
Nurhadi. Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan). Malang: Sinar Baru
Algensindo, 2005.
Sabri M, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Jakarta: CV
Pedoman Ilmu Jaya, 2006.
Sardjana. Satatistik Elementer. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Shaleh Abdul, Rahman dan Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar (dalam
Perspektif Islam). Jakarta: Prenada Media, 2004.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 2005.
Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 1998.
Surya, dkk. Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Tarigan Henry, Guntur dan Djago Tarigan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Bandung: Angkasa, 2009.
Tarigan Henry, Guntur. Membaca, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 1983.
Y, Budinuryanta, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008.
http://penchenk.blogspot.com/2009/01/definisi-buku-pelajaran.(diakses pada pukul
14.34, 5-05-2011)
http://www.infoskripsi.net/2010/04/005-pengaruh-minat-baca-terhadap.(diakses
pada pukul 20.45, tanggal 5-5-2011)
Page 105
94
http://dwikisetiyawan.wordpress.com/sisi-lain-masalah-minat-dan-kemampuan-
membaca (diakses pada pukul 13.20,tanggal 15-04-2011)
http://infokiat.ghobro.com/kurangnya-minat-baca-anak.htm. (diakses pada pukul
12.34, l8-08-2011)
Page 106
ANGKET PENELITIAN
Identitas Responden :
Nama :
Kelas :
Jenis kelamin :
Petunjuk pengisian angket :
1. Berilah tanda silang(x) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d, yang anda anggap
paling sesuai dengan keadaan dari anda!
2. Jawaban yang anda berikan hanyalah untuk kepenyingan penelitian ilmiyah saja dan
tidak akan mempengaruhi nilai raport anda pada mata pelajaran apapun, jadi jawablah
dengan jujur
3. Saya harapkan semua soal dalam angket ini dapat terisi dan atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih
1. Bagaimana sikap kamu terhadap pelajaran bahasa Indonesia?
a. Sangat senang b. Senang c. Biasa saja d. Tidak menyenangkan
2. Bagaimana nilai bahasa Indonesiamu?
a. Sangat bagus b. Bagus c. Kurang bagus d. Sedang
3. Apakah kamu berminat untuk membaca buku pelajaran bahasa Indonesia?
a. Ya b. Tidak c. Biasa saja c. Ragu-ragu
4. Bagaimana sikap kamu ketika nilai bahasa Indonesia kurang bagus?
a. Berusaha memperbaiki b. Banyak membaca c. Bertanya pada guru
d. Tidak mau tahu
5. Bagaimana sikap orang tuamu terhadap pelajaran bahasa Indonesiamu?
a. Sangat bagus b. Cukup baik c. Biasa saja d. Diam saja
6. Bagaimana tanggapan temanmu tentang pelajaran Bahasa Indonesia?
a. Sangat senang b. Senang c. Biasa saja d. Tidak menyenangkan
7. Apakah kamu membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia sebelum jam pelajaran?
a. Sering b. Jarang c. Sesekali d. Tidak pernah
8. Membeli buku bacaan khusus bahasa Indonesia di toko buku?
Page 107
a. Sering b. Jarang c. Sesekali d. Tidak pernah
9. Yang kamu sukai ketika membaca buku pelajaran bahasa Indonesia?
a. Sampul b. Isi c. Gambar
10. Berapa kali kamu membaca buku bahasa Indonesia?
a.1 x b. 2x c. 3x d. Tidak pernah
11. Setelah membaca buku pelajaran bahasa Indonesia apakah kamu mendiskusikannya
dengan teman-teman?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Alasan berminat membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia?
a. Dirisendiri b. Perintah guru c. Ikut-ikutan teman
d. Isi, cerita, dan bahasa yang menarik
13. Jika temanmu mengejek kamu yang sedang membaca buku bahasa Indonesia apa
yang kamu lakukan?
a. Menasehati b. Diam c. Menegurnya b. Biasa saja
14. Atas keinginan siapa kamu membaca buku bahasa Indonesia?
a. Diri sendiri b. Bapak c. Ibu d. Teman
15. Bagaimana keadaan kelasmu ketika belajar bahasa Indonesia?
a. Senang b. Sangat senang c. Biasa saja d. Tidak senang
16. Setelah membaca buku bahasa Indonesia apakah kamu membaca ulang dirumah?
a. ya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Tidak pernah bosan membaca buku pelajaran bahasa Indonesia?
a. Sangat setuju b. Setuju c. tidak setuju d. Ragu-ragu
18. Jika pergi keperpustakaan lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan
pelajaran bahasa Indonesia?
a. Sangat setuju b. Tidak setuju c. Kadang-kadang d. Ragu-ragu
19. Membaca buku pelajaran bahasa Indonesia membuang-buang waktu saja?
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Ragu-ragu
20. Bagaimana pengaruh selesai membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia?
a. Ada perubahan b. Biasa saja c. Tidak ada perubahan d. Tidak tahu
Page 108
WAWANCARA
1. Saya : “Sudah berapa lamakah Bapak mengajar di MTs. Islamiyah Ciputat?”
Guru : “Saya mengajar MTs. Islamiyah Ciputat sudah 27 tahun”.
2. Saya : “Sebelum pelajaran dimulai apakah siswa diperintahkan untuk membeca
pelajaran terlebih dahulu?”
Guru : “Tidak, saya memerintahkan mereka membaca di rumah. Agar jam pelajaran
dimulai saya dapat langsung menjelaskan”.
3. Saya : “Setelah siswa membaca pelajaran apakah siswa ditanya terlebih dahulu?”
Guru : “Tidak, saya menjelaskan terlebih dahulu kemudian menanyakan kepada
siswa, apakah mereka paham atau tidak”.
4. Saya : “Materi apa yang disukai siswa ketika diperintahkan untuk membaca?”
Guru : “Biasanya siswa sangat suka dengan materi tentang drama dan cerita
pendek”.
5. Saya : “Hambatan apa yang tidak disukai siswa jika mereka tidak mau membaca?”
Guru : “ Hambatan keadaan siswa di sini yaitu malas membaca, ada yang takut jika
diperintahkan membaca, dan bahkan ada salah satu siswa yang
membacanya masih kurang”.
6. Saya : “Apa yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia?”
Guru : “ Yang menjadi kendala yaitu fasilitas di kelas seperti KBM, kondisi kelas
seperti kebersiahan dan penataan kelas”.
7. Saya : “Menurut Bapak apa yang dimaksud dengan minat baca?”
Guru : “Menurut saya mereka harus mencintai dalam hal sesungguhnya membaca itu
dapat dinikmati”.
8. Saya : “Menurut Bapak sampai seberapa besar pengaruh minat membaca siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia?”
Guru : “ Minatnya sangat buruk diperkirakan sampai 40% di karena mereka malas
membaca”.
9. Saya : “Apa solusi yang dapat Bapak berikan demi meningkatkan prestasi belajar
siswa?”
Guru : “Solusinya yaitu siswa harus mempunyai jadwal belajar baik di sekolah
maupun di rumah, siswa harus mengerjakan tugas pribadi dan kelompok,
adanya umpan balik, dan 70 untuk praktik 70 untuk teori”.
Page 110
No Nama No. Item Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JUMLAH
1 M. Atta 2 3 2 4 3 2 1 1 3 3 2 4 3 4 4 2 1 2 2 4 52
2 Lucky 3 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 1 4 4 4 2 1 2 2 3 52
3 Pandi 4 3 4 4 2 3 3 2 2 3 2 4 3 4 4 2 3 2 2 4 60
4 M. Bilal 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 2 3 1 2 4 61
5 Rasyid 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 2 1 1 4 4 2 1 2 2 3 52
6 Amir 4 1 2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 2 4 61
7 Agung 3 1 1 4 2 2 3 1 3 3 3 4 4 4 2 3 1 2 3 4 53
8 Reno 2 2 1 4 3 3 3 1 3 2 2 1 1 4 4 1 3 2 2 4 48
9 Mustari 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3 2 1 2 4 2 2 3 2 2 4 56
10 Aldi 4 3 2 4 3 2 1 2 3 4 4 3 4 4 2 1 4 4 3 4 61
11 Abdurrahman 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 1 3 4 3 2 3 4 3 4 64
12 M. Hafid 2 2 1 4 3 3 3 2 3 4 3 1 2 4 2 2 1 4 3 4 53
13 Hendi 3 1 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 2 4 4 2 4 2 2 4 61
14 Septo 2 1 4 4 2 1 3 2 3 4 2 3 4 4 4 2 3 2 2 4 57
15 Indah 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 2 3 4 2 3 60
16 Meckey 4 1 3 4 3 4 3 1 3 2 2 3 2 4 2 2 4 4 2 3 56
17 Elma 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 2 1 4 4 2 2 1 2 2 3 49
18 Didi 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 3 2 2 4 62
19 Wisnu 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 4 2 4 4 2 3 4 2 4 63
20 Irma 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 2 1 1 4 4 2 3 4 2 4 60
21 Umul 3 1 4 4 3 4 2 1 2 3 2 1 4 4 4 2 3 2 2 4 55
22 Anita 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 2 3 4 2 4 67
23 Tazqiyah 3 3 4 4 3 3 3 1 3 3 2 1 4 4 2 2 1 2 2 4 54
24 Fahru 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 1 4 4 4 2 3 2 2 4 70
25 Ridwan 4 1 4 4 3 2 3 2 3 4 4 3 1 4 3 4 4 2 2 3 70
26 Ardi 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 1 3 4 4 2 3 2 1 3 60
27 Nur Nazmi 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 1 4 4 4 2 3 4 2 4 66
Page 111
28 Ikhsan 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 2 1 3 4 2 3 3 4 3 4 58
29 Abdul Malik 3 3 4 4 4 2 2 2 3 4 4 1 1 4 2 3 3 4 1 3 57
30 Dewi 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 70
31 Nur Afizah 2 3 4 4 2 2 1 1 2 4 2 4 1 4 2 2 4 2 2 4 51
32 Rahmat 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 1 1 4 3 3 1 2 2 4 54
33 Ihza 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 68
34 Adelia 3 3 4 4 2 2 1 1 2 4 2 4 1 4 2 2 3 2 2 4 52
35 Gerry 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 2 3 4 2 4 67
36 Kaisar 3 1 4 4 3 3 3 3 3 2 2 1 4 4 3 2 3 4 3 4 54
37 Jumlah 2114
Page 112
PROFIL SEKOLAH
Nama dan Alamat sekolah Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat
Jalan Kihajar Dewantara No. 23 Ciputat Telp. 021.7409814, - 021.28752974
Kecamatan Ciputat
Kota/Kabupaten Tangerang Selatan
Nomor Rekening : 0994-01-023437-53-58 (BRI Cabang Ciputat)
1. Nama dan Alamat Yayasan/Penyelenggara sekolah :
Yayasan Islamiyah Ciputat Jl. KH. Dewantara No. 23 Ciputat, 15411
Telp. 021. 7409814 – 021. 28752974
2. Nama Kepala Madrasah : Drs. Oding
3. Nama Wakil Kepala Madrasah : Hj.Yurnelis R, S.Pd
4. NSS/NSM : 21.2.28.04.06.045
3. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A
4. Tahun didirikan : 1978
5. Tahun Beroperasi : 1978
6. Status Tanah : Milik Yayasan
a. Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat/Akte
b. Luas Tanah : 770 M2
8. Status Bangunan : Milik Yayasan
a. Surat Ijin Bangunan : No. 642.2 / 836 – DB / 2000
b. Luas Tanah : 300 M2
9. Data Siswa
Jenis Kelamin Kelas Jumlah
VII VIII IX
Laki-laki 51 34 33 118
Perempuan 29 41 33 103
Jumlah 80 75 66 221
Page 113
10. Data Guru, TU dan Karyawan
Jabatan Jumlah Guru, TU dan Karyawan
Laki-laki Perempuan Jumlah
Guru 9 11 20
Tata Usaha 1 - 1
Karyawan 1 - 1
Jumlah 11 11 22
11. Jumlah Ruang Belajar dan Kantor
Lantai Jumlah Ukuran Keterangan
I
1
1
1
1
2
8 x 8 M2
8 x 8 M2
8 x 8 M2
10 x 12 M2
2 x 2 M2
Ruang Kepala dan Wakil
Ruang Tata Usaha
Ruang Lab. Komputer
Mushalla
WC
II
4
1
1
1
1
8 x 8 M2
8 x 8 M2
8 x 8 M2
8 x 8 M2
2 x 3 M2
Ruang Belajar
Ruang Guru
Ruang Lab. IPA
Ruang Perpustakaan
Ruang BP
III 3
1
8 x 8 M2
2 x 3 M2
Ruang Belajar
Ruang OSIS
Jumlah 17 670 M2
Page 115
VISI DAN MISI
1. VISI
“ Unggul dalam Iman, Ilmu dan Amal “
2. MISI
a. Membentuk siswa yang berakhlakul karimah
b. Meningkatkan Prestasi Siswa
c. Mengantarkan siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
d. Melatih dan membimbing siswa yang selalu ikhlas dalam tindakan maupun
perbuatan.
3. Tujuan MTs. Islamiyah
Generasi penerus bangsa yang unggul dalam bidang IPTEK dan IMTAQ yang
merupakan benteng menuju manusia masa depan.
4. Strategi
MTs. Islamiyah merupakan lembaga pendidikan yang berdiri sejaka tahun 1978,
sampai saat ini kiprahnya sebagai sekolah pencetak pioner-pioner bukan hanya ilmuan
tetapi sudah banyak da’i – da’I, tokoh masyarakat , serta kepala daerah merupakan
lulusan MTs. Islamiyah sejak 30 tahun yang lalu.
MTs. Islamiyah berdomasili di jalan Kihajar Dewantoro No 23 Ciputat Tangerang
Selatan Banten dan secara geografis terletak di jantung kota Ciputat. Sehingga sangat
mudah di jangkau dari segala arah.
Program kedepan MTs. Islamiyah menitik beratkan pada upaya peningkatan kualitas
pendidikan dan lulusan, serta pembinaan akhlak mulia sesuai dengan visi dan misinya.
Hal lain terus menjadi target strategi MTs dan tidak kalah pentingnya yaitu melatih
peserta didik untuk mampu trampil di dalam masyarakat dan bagian dari masyarakat
yang mampu menyampaikan ide, hadist Rosulullah, serta isi Al-quran melalui kegiatan
pengabdian masyarakat.
MTs. Islamiyah merupakan lembaga pendidikan menengah setingkat dengan SLTP
yang berdasarkan kepada Ahlu Sunnah Wal Jamaah dan sangat berpegang teguh
kepada Al-quran dan Hadits sehingga out put dari lembaga ini diharapkan mampu
berkiprah di masyarakat manapun dan golongan apapun sebagai manusia Indonesia
yang berakhlakul karimah.
Page 116
Rencana Strategi (Renstra) MTs. Islamiyah dibuat dalam 3 tahap, yakni:
1. Rencana Strategi Jangka Pendek, meliputi
1. Menyampaikan Ilmu Pengetahuan Umum dan Agama kepada peserta didik
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas.
2. Pembinaan agama, serta sopan, ramah dalam pergaulan dan berakhlakul
karimah.
3. Memberi keterampilan Da’wah dan seni dalam bidang muhadhoroh dan
pentas baik di dalam maupun di masyarakat.
II Rencana Strategi Jangka Menengah, meliputi:
1. Mampu berkiprah di kelompok kerja madrasah (KKM) dengan program Dakwah
dan IPTEK melalui kegiatan lomba pentas proseni.
2. Pengentasan Buta, Baca, Tulis Al-quran untuk perwujudan nyata sebagai lembaga
pendidikan islam.
III Rencana Strategi Jangka Panjang
1. Membentuk Ikatan Alumni/Forum Alumni yang berperan menampilkan mutu MTs
melalui informasi Alumnus yang sudah berkiprah dan mengabdi di masyarakat
sebagai da’i - da’i, tokoh masyarakat dan umaroh.
2. Menjadikan MTs. Islamiyah sebagai lembaga pendidikan yang berstandar Nasional
dan standar Internasional.
Page 117
WAWANCARA
1. Saya : “Sudah berapa lamakah Bapak mengajar di MTs. Islamiyah Ciputat?”
Guru : “Saya mengajar MTs. Islamiyah Ciputat sudah 27 tahun”.
2. Saya : “Sebelum pelajaran dimulai apakah siswa diperintahkan untuk membeca
pelajaran terlebih dahulu?”
Guru : “Tidak, saya memerintahkan mereka membaca di rumah. Agar jam pelajaran
dimulai saya dapat langsung menjelaskan”.
3. Saya : “Setelah siswa membaca pelajaran apakah siswa ditanya terlebih dahulu?”
Guru : “Tidak, saya menjelaskan terlebih dahulu kemudian menanyakan kepada
siswa, apakah mereka paham atau tidak”.
4. Saya : “Materi apa yang disukai siswa ketika diperintahkan untuk membaca?”
Guru : “Biasanya siswa sangat suka dengan materi tentang drama dan cerita
pendek”.
5. Saya : “Hambatan apa yang tidak disukai siswa jika mereka tidak mau membaca?”
Guru : “ Hambatan keadaan siswa di sini yaitu malas membaca, ada yang takut jika
diperintahkan membaca, dan bahkan ada salah satu siswa yang
membacanya masih kurang”.
6. Saya : “Apa yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia?”
Guru : “ Yang menjadi kendala yaitu fasilitas di kelas seperti KBM, kondisi kelas
seperti kebersiahan dan penataan kelas”.
7. Saya : “Menurut Bapak apa yang dimaksud dengan minat baca?”
Guru : “Menurut saya mereka harus mencintai dalam hal sesungguhnya membaca itu
dapat dinikmati”.
8. Saya : “Menurut Bapak sampai seberapa besar pengaruh minat membaca siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia?”
Guru : “ Minatnya sangat buruk diperkirakan sampai 40% di karena mereka malas
membaca”.
9. Saya : “Apa solusi yang dapat Bapak berikan demi meningkatkan prestasi belajar
siswa?”
Guru : “Solusinya yaitu siswa harus mempunyai jadwal belajar baik di sekolah
maupun di rumah, siswa harus mengerjakan tugas pribadi dan kelompok,
adanya umpan balik, dan 70 untuk praktik 70 untuk teori”.
Page 118
KE]IiENTERIAN AGAMA
ffi UIN JAKARTA
: ii]h : ';'lfr,,o" * r, c*x,tat 1s4,2 t,oon"**)
FORU tFR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD'081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 02Hal 111
SURAT BII'BINGAN SKRIPSI
NomorLamp.Hal
: Un.0 lff . 1/KM.Al 3 /......../201 I
' m.niog"o Skripsi
Jakart4 ZDMlei?Oll
KepadaYth.Drs. Cecep Suhendi, M.PdPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
A s s alarnu' alaila*n w r.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing(materilteknis) penulisan skripsi mahasiswa:
HalimahTusadiah
rc7013004n4
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
VIII (Delapan
Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas
VII MTS Islamiyah Ciputat.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 05 Mei 2011,abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judultersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungiJurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skipsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perparrjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudar4 kami ucapkan terima kasih.
Was s alarnu' alaikum wr.w b.
a.n. DekanIndonesia
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Tembusan:l. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.
yahZA, M.Pd
Page 119
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr H. Juanda No 95 Cipulat 1 5112 lndonesia
Nomor : Un.0 l/FI./KM.Ol St$.*.Y.tZOt t
Larnp. : ......Hal : Observasi
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
No. Dokumen
Tgl. TerbitFORM (FR)
No
Hal
Revisi: : 01
Jakarta, l2 JLrli 20ll
1t1
Kepada Yth.
Kepala Sekolah MTs. Islamiyah Ciputat
diTempat
Asso I a nttt' al aikurn wr.u, b.
Dengan honnat kami sampaikan bahu,a:
Nama
NIM
Jurusan /Prodi
Semester
Halima Tusadiah
l 070 r 3000234
Pend. Bahasa dan Sastra Indotresia
IX
adalah benar mahasiswa pada FakLrltas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakar-ta dan sehubungau deugan penyelesaian tugas rnata kuliah "PenelitianSkripsi", mahasisr.va tersebut rnemerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena ittr.
kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima malrasiswa tersebut dan memberikan
barrtuannya.
Demikianlah, atas perlratian dan bantuan Saudara karni ucapkan terirna kasih.
trYas s a l a iltu' a lai ku nr u,r.w b.
a.n. Dekan
,,, lfubus Tata Usaha
rI-:"NIP; 19610805 198903 2 001Y
Terlbusan:Dekan Fakultas IlmLr T'arbiyah dan Keguruan
Page 120
W;lawswllw&m rl
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen . FITK+R4KD"082Tgl. Terbit : t tvtaret ZO1O
SURAT PERMOHONAN IMNomor : Un.01/F. 1/KM.01.3/ 6065 t2011Lamp. : Outline/ProposalHal : Permohonan lzin penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakarta, 26 Juti 2011
Kepada Yth.
Kepala Mts lslamiyahdiCiputat
Assal am u' al a i ku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Halima Tusadiah
NIM :107013000234
Jurusan . Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : lX
Judul Skripsi " Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KetasVIII
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan- p"n"riti"n - f*"tl diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassal am u' alai ku m wr.wb.
Sastra Indonesia
itriyah ZA, M.Pd199703 2 001
Page 121
Vry\SAN ISLAMIV\H C IPU TI\TAkta Nomor 16, Tanggal 11 Agustus 1978 Bank: BN dan BPD Rek. ZlZ0l
MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAHSTATUS : TERAKREDITASI A
Alamat : fl. Kihajar Dewantara No. 23 Ciputat Kota Tangerang Selatan Telp. (021) 7409814 - 28752974
Yang bertanda tanganmenerangkan bahwa :
SURAT KETERANGAI\Nomor : 105/8. l/Ks .02.00NT112011
dibawah ini Kepala MTs. Islamiyah Ciputat Tangerang Banten,
Nama
NIM
Bidang Study
: Halima Tusadiah
: 107013000234
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Adalah benar telah melalcukan Penelitian pada MTs. Islamiyah Ciputat, pada tanggal 18 Agustus
- 13 Desember 2011.
Demikian surat keterangan ini kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ciputat, 26 Juli20ll
s. Islamiyah Ciputat
rJ/'
& s.Pd.I