12Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
LAPORAN RESMIMIKROSKOPI. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi
jamur, yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme.2. Mengenal
bentuk-bentuk mikroorganisme.3. Melatih membuat preparat.II.
PengamatanII.1. Pengamatan Bakteri
Gambar II.1.1 Eschericiae coli Perbesaran 400 kali
II.2. Pengamatan Jamur
Gambar II.2.2 Pseudomonas PutidaPerbesaran 400 kali
III. Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melatih menggunakan
mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri, dan
beberapa mikroorganisme, mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme, dan
melatih membuat preparat. Morfologi sendiri adalah suatu bidang
ilmu yang mempelajari bentuk dari suatu organisme. Pada percobaan
ini menggunakan bakteri dan jamur untuk melihat morfologi dari
kedua bahan tersebut . Bakteri yang digunakan adalah Eschericia
coli. Sedangkan untuk jamur yang digunakan adalah Pseudomonas
Putida.Bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa Yunani) yang
berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk
menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak
berklorofil (meskipun ada beberapa pengecualiannya), berbiak dengan
pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak
dengan mikroskop.(Dwidjoseputro, 1998, hal 22)
Bakteri menurut Madigan (2009) berasal dari kata latin bacterium
(jamak,bacteria), adalah sekelompok terbanyak dari organisme hidup.
Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular
(bersel tunggal), dengan struktur sel yang relative sederhana tanpa
nucleus atau inti sel, dan organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Berdasarkan bentuk morfologinya,bakteri dapat dibagi
atas tiga golongan yaitu golongan basil, golongan kokus, dan
golongan spiril. Basil berbentuk serupa tongkat pendek, silindris.
Kokus adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil.
Sedangkan spiril ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok
serupa spiral (dwidjoseputro, 1998, hal 23)Jamur termasuk dalam
kelompok organism heterotrop yang membutuhkan nutrient berupa
senyawa organic dari mahluk hidup lain yang mengandung selulosa dan
lignin ( Chang & Quimio, 1982, Hal 68 )
Jamur tidak termasuk dalam dunia tumbuhan meskipun memiliki
beberapa kemiripan dengan tumbuhan. Jamur ini menyerupai tumbuhan
sederhana karena adanya dinding sel, bersifat nonmotil ( meskipun
ada beberapa spesies yang mempunyai sel reproduktif motil) , dan
bereproduksi menggunakan spora. Jamur dapat dibedakan dari tumbuhan
karena tidak mempunyai batang, akar, atau daun seperti tumbuhan
tingkat tinggi, juga tidak mempunyai sistem vaskuler yang
berkembang, dan timbunan karbohidrat utamanya berupa glikogen.
Jamur mempunyai bentuk yang bervariasi disesuaikan dengan fungsinya
sebagai pembentukan spora-spora seksual ( Alexopoulus et al., 1996,
hal 35)Reproduksi jamur di alam berlangsung dengan cara membentuk
spora. Reproduksi jamur dapat terjadi secara aseksual maupun
seksual, tetapi keduanya tidak selalu berlangsung secara bersamaan.
Reproduksi aseksual lebih berperan bagi kolonisasi spesies. Spora
seksual dibentuk melalui empat proses, yaitu plasmogami, kariogami,
meiosis, dan pembentukan spora ( oospora, zigospora,askospora, atau
basidiospora) ,sedangkan spora aseksual dibentuk melalui tahapan
sebagai berikut : fragmentasi soma, pemisahan sel somatic menjadi
sel anak, perkecambahan sel somatic atau spora, dan produksi spora
mitotic ( arthrospora, klamidospora, sporangiosporam atau
konidiospora) ( Alexopoulous et al, 1996 ,hal 36)Langkah pertama
dari percobaan mikroskop ini adalah mempersiapkan mikroskop dan
perlatan praktikum yang lain, seperti object glass, deck glass, dan
sebagainya. Mikroskop yang digunakan pada praktikum ini adalah
mikroskop binokuler dengan dua lensa okuler dan empat lensa
objektif. Dengan mikroskop ini diharapkan hasil preparat yang
diamati akan tampak lebih jelas karena mikroskop ini memiliki
perbesaran hingga 1000 kali. Setelah itu membersihkan lensa
obyektif dan lensa okuler dengan menggunakan tisu pembersih lensa
yang diberikan oleh asisten. Fungsi dari tisu pembersih lensa
adalah untuk membersihkan kedua lensa sehingga nantinya akan
memperjelas proses pengamatan yang akan dilakukan. Selanjutnya
mempersiapkan preparat, deck glass dan jarum ose. Object glass dan
deck glass yang digunakan harus dicuci terlebih dahulu hingga
bersih dengan menggunakan alkohol. Object glass tersebut digunakan
sebagai tempat meletakkan objek (bakteri atau jamur) yang akan
diamati. Sementara itu deck glass digunakan untuk menutup preparat
setelah diberi objek sehingga ketika objek yang akan diamati tidak
terkontaminasi oleh udara luar. Pada saat meletakkan Deck glass di
atas Object glass harus terlebih dahulu meneteskan 1 tetes aquadest
setelah bakteri digoreskan di Object glass.Saat meletakkan deck
glass tidak boleh terdapat gelembung udara, agar pada saat
pengamatan gambar lebih jelas. Sedangkan jarum ose digunakan untuk
mengambil objek bakteri dan jamur yang sudah diletakkan di incase.
Jarum ose juga berfungsi untuk menginokulasi kultur mikroba
Penggunaan aquadest bertujuan untuk memisahkan mikroba atau jamur
dari koloninya sehingga memudahkan dalam pengamatan. Langkah
selanjutnya adalah melalukan percobaan pengamatan bakteri terlebih
dahulu. Bakteri pertama yang diamati adalah bakteri Escherichia
coli. Bakteri tersebut diambil dari incase dengan menggunakan jarum
ose yang sebelumnya dibakar diatas api spiritus yang telah
disediakan di dalam incase. Hal tersebut bertujuan untuk
mensterilkan jarum ose agar pada saat mengambil Escherichia coli
tidak terjadi kontaminasi. Pembakaran ose tersebut harus dilakukan
di seluruh bagian ose hingga ose tersebut membara. Tetapi ose tidak
langsung dimasukkan pada tabung reaksi yang berisi bakteri tetapi
didiamkan sementara agar cukup dingin sehingga saat mengambil
bakteri,bakteri yang akan kita ambil tidak mati.Selanjutnya,
Escherichia coli diambil dengan ose yang telah steril dan dioleskan
diatas object glass lalu ditetesi 1 tetes aquadest dan ditutup
dengan deck glass. Dalam mengambil bakteri tersebut diharapkan
tidak terlalu tebal karena nantinya akan susah diamati. Setelah
itu, preparat yang telah diolesi Escherichia coli ditutup oleh deck
glass. Proses penutupan dengan menggunakan deck glass harus
dilakukan secara hati-hati agar tidak muncul gelembung. Hal ini
dikarenakan keberadaan gelembung tersebut akan menyulitkan dalam
proses pengamatan karena yang akan muncul pada lensa objektif
adalah gelembung air tersebut. Proses pengambilan bakteri hingga
menutupnya dengan menggunakan deck glass harus dilakukan di dalam
incase agar preparat yang akan kita amati tidak terkontaminasi.
Selanjutnya preparat tersebut diletakkan di meja preparat pada
mikroskop dan dijepit dengan menggunakan penjepit yang ada pada
mikroskop. Selanjutnya, menyalakan mikroskop dengan jalan
menghubungkan pada sumber listrik yang ada karena mikroskop yang
digunakan secara otomatis memiliki sumber cahaya yang berasal dari
listrik dan tidak berasal langsung dari cahaya matahari. Pengamatan
dilakukan dengan perbesaran lensa objektif 40x sehingga perbesaran
total yang digunakan adalah 400x karena perbesaran lensa okuler
adalah 10x. Perbesaran total 40x dipilih agar Escherichia coli
dapat diamati dengan mudah, jelas, dan cepat. Dalam pengamatan
dengan menggunakan mikroskop tersebut harus mencarinya dengan
memutar menggunakan pengatur kasar dan pengatur halus. Dapat juga
dengan mengatur diafragma atau sumber cahaya yang ada pada
mikroskop. Setelah didapatkan Escherichia coli pada pengamatan
tersebut, Escherichia coli digambar pada laporan sementara dan
diambil gambarnya dengan kamera sebagai bukti untuk mempermudah dan
membandingkannya dengan literatur. Setelah itu, prosedur yang sama
dilakukan untuk pengamatan jamur Pseudomonas Putida. Setelah semua
bakteri dan jamur digambar, preparat dan deck glass dicuci dan
mikroskop dimatikan.Bakteri Escherichia coli yang diamati adalah
sesuai dengan gambar II.1.1. Dapat dilihat pada kedua gambar
tersebut bahwa bentuk dari bakteri tersebut seperti batang. Hal ini
sesuai dengan literatur pada dimana keduanya terlihat seperti
batang-batang kecil. Hanya saja untuk gambar Escherichia coli
terlihat kurang jelas jika dibandingkan dengan literature pada
gambar III.1, gambar yang diperoleh hanya terdiri atas satu garis
yang merupakan koloni dari Escherichia coli. Hal tersebut terjadi
karena kurangnya aquadest yang diberikan. (Dwidjoseputro, 2003, hal
22)Sedangkan gambar jamur Aspergillus niger adalah sesuai dengan
gambar II.2.2. Keduanya merupakan jamur yang dikelompokkan dalam
Ascomycota. Anggota-anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan
askus yang merupakan tempat dihasilkannya askospora. Aspergillus
niger merupakan Ascomycota bersel banyak yang membentuk miselium.
Jamur ini kedapatn dimana-mana sebagai saprofit. Koloni yang sudah
menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan,
kehijau-hijauan, atau krhitam-hitaman; miselium yang semula
berwarna putih sudah tidak tampak lagi. (Dwidjoseputro, 2003, hal
154)
Dan berdasarkan hasil pengamatan, Aspergillus niger juga
menunjukkan kesesuaian dengan literatur pada Gambar III.2.
Gambar III.1 Escherichia coli
Gambar III.2 Aspergilus nigerIV. Jawaban Pertanyaan1. Bagaimana
cara mold berkembang biak?
Jawab:
Mold berkembang biak secara seksual dan aseksual. Reproduksi
secara aseksual dilakukan dengan cara pembentukan spora, berkuntum
atau secara pembelahan (fragmentasi). Yang tersebar paling luas dan
terdifferensiasi paling kuat yaitu pembentukan spora. Sedangkan
reproduksi seksual dilakukan dengan penyatuan antara dua inti
nucleus yang berasal dari dua sel induk seperti terjadi pada
eukariotik lain.
2. Sebutkan penggunaan / arti mold yang diamati di atas!
Jawab:
Mold / kapang merupakan jamur multiseluler (mempunyai inti lebih
dari satu) yang membentuk benang benang hifa / filamen.a.
Escherichia coli berguna untuk proses pembusukan dan banyak dikenal
sebagai penghuni usus tebal (kolon).
b. Bacillus subtilis berguna untuk menghasilkan antibiotic
basitrasin dan subtilin.
c. Saccharomyces cerevisiae berguna untuk menguraikan gula
menjadi alcohol dan bermacam-macam zat organik lainnya.d.
Aspergillus niger berguna untuk menyederhanakan amilum, berguna
dalam proses fermentasi asam sitrat dan asam glutamate.
3. Apa yang disebut hypha?
Jawab:
Hypha merupakan benang yang terbentuk dari gabungan sel jamur
multiseluler. Hypha ini terdiri dari dinding sel dan sitoplasma
dengan benda-benda inklusi. Hypha terbagi menjadi unit multinukleus
dari dinding-dindingnya yang mempunyai lubang sehingga sitoplasma
dapat bergerak di antara sel-sel.4. Bagaimana yeast berkembang biak
dan apakah hal ini sesuai dengan preparat yang diamati?
Jawab:
Sel-sel ragi (yeast) berkembang biak dengan tiga cara, yaitu :a.
Secara vegetatif (aseksual) dengan membentuk tunas (budding).
b. Secara aseksual dengan pembelahan diri (fission).c. Pembiakan
dengan pembentukan spora (sporulasi).
d. Secara konjugasi antara dua sel yang berlawanan sifat.
5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?
Jawab:
a. Media yang digunakan ( banyak mengandung garam, NH4+, NO3-
atau sumber nitrogen lain.b. pH ( lebih suka dengan suasana asam
dan kaya akan oksigen, efektif pada pH optimum, yaitu pH 4,0 6,0.c.
suhu ( dapat tumbuh dan bekerja secara optimum pada suhu 37oC.6.
Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya!
Jawab : Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya:
a. Kokus (bulat):
Streptococcus ( Streptococcus pyrogenes Stafilococcus (
Staphylococcus aureus Diplococcus( Diplococcus pneumonialb. Basil
(batang):
Basillus ( Salmonella thypi Streptobasil ( Bacillus anthracisc.
Vibrio (koma) ( Vibrio choleraed. Spirillium (spiral) ( Treponema
pallidume. Berbentuk ranbut ( Monotrichacta Penggolongan bakteri
berdasarkan alat gerak flagel:
a. Atrik (tidak berflagel) ( Streptococcusb. Monotrik (berflagel
1 di salah satu ujung) ( Escherichia colic. Amfitrik (berflagel 1
pada kedua ujung)
d. Peritrik (berflagel banyak pada semua sisi)
e. Lofotrik (berflagel banyak di satu ujung)
Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:
a. Bakteri aerob (membutuhkan oksigen) ( Nitrosomonas,
Nitrobacterb. Bakteri anaerob (tidak membutuhkan oksigen)
(Nitrococcus denitrificans Penggolongan bakteri berdasarkan cara
memperoleh makanan:
a. Autotrof (menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan
anorganik)
b. Heterotrof ( memanfaatkan bahan anorganik jadi yang berasal
dari organisme lain)
Berdasarkan sumber nutrisi
a. Bakteri parasit, yaitu bakteri yang mendapatkan nutrisi dari
inang yang ditumpanginya, misalnya Neisseria gonorhoe
b. Bakteri saprofit, yaitu bakteri yang mendapatkan nutrisi dari
sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati, contohnya Azotobacter
chroococcum.
Berdasarkan kebutuhan nutrisi
a. Bakteri Fotoautotrof, yaitu bakteri yang memerlukan cahaya
sebagai sumber energi dan senyawa anorganik sebagai sumber carbon,
contohnya Chromatium.b. Bakteri Fotoheterotrof, yaitu bakteri yang
memerlukan cahaya sebagai sumber energi dan senyawa organik sebagai
sumber carbon, misalnya : Rhodopsendomonas.c. Bakteri Kemoautotrof,
yaitu bakteri yang memanfaatkan oksidasi senyawa anorganik sebagai
sumber energi dan senyawa anorganik sebagai sumber carbo, contohnya
: Nitrobacter.d. Bakteri Kemaheterotrof, yaitu bakteri yang
memanfaatkan oksidasi senyawa organik sebagai sumber energi dan
senyawa organik sebagai sumber carbon, misalnya E. coli.
7. Apa tujuan pemakaian imersion oil?
Jawab:
Imersion oil merupakan oli transparan yang mempunyai specific
optical dan viskositas yang diperlukan pada pengamatan dengan
mikroskop. Imersion oil berfungsi untuk meningkatkan resolusi dari
mikroskop sehingga memperjelas hasil pengamatan preparat.Imersion
oil digunakan untuk medium pentransmisi cahaya dan mencegah
pembiasan karena pada pembesaran (magnification) lebih besar,
cahaya akan dibiaskan saat melewati udara.8. Bagaimana cara bakteri
memperbanyak diri?
Jawab:
Secara garis besar, bakteri memperbanyak diri dengan dua cara,
yaitu :a. Reproduksi Aseksual
Melalui pembelahan biner, pembelahan yang terjadi secara
langsung dari satu sel membelah menjadi dua sel anakan.
Masing-masing sel anakan akan membentuk dua sel anakan lagi.
b. Secara Seksual
(1) Pembelahan Transformasi
Perubahan suatu genotip sel bakteri dengan mengambil DNA asing
dari lingkungan sekitarnya; contohnya pada bakteri Streptococcus
pneumoniae ditransformasi menjadi sel penyebab pneumonia.(2)
Tranduksi
Faga membawa gen bakteri dari satu sel ke sel inang yang
lain.
(3) Konjugasi dan Plasmid
Transfer langsung materi genetic antara dua sel bakteri yang
berhubungan sementara. Plasmid merupakan molekul DNA terkecil,
sirkular, dan dapat bereplikasi sendiri, yang terpisah dari
kromosom bakteri.
9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri?
Jawab:
a. Faktor biotik
Hubungan antara mikroba yang saling mempengaruhi antar mikroba
satu dengan yang lain.
b. Faktor abiotik
(1) SuhuSuhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari suhu yang
dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen
sel lain sehingga sel bakteri mati. Jika suhu di bawah batas
toleransi, sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transport
nutrisi terhambat.
(2) Kelembapan Relatif
Pengurangan kadar air di udara menyebabkan pula pengurangan
kadar air dari protoplasma sehingga kegiatan metabolisme terhenti.
Misalnya: bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya
tahan dan elastisitas dinding saat Relative Humidity < 84%.
(3) Cahaya
Cahaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri. Paparan cahaya ultraviolet yang tinggi dapat berakibat
fatal pada pertumbuhan bakteri.
(4) Kadar Garam.
(5) Kadar Gula.
(6) Oksigen.
(7) pH.(8) Nutrisi.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Bakteri Eschericiae coli serta jamur Aspergillus niger dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa
obyektif 40x dan perbesaran lensa okuler 10x, sehingga perbesaran
total yang digunakan adalah 400x. 2. Bentuk bakteri Eschericiae
coli adalah silindris atau batang. Sedangkan untuk jamur
Aspergillus niger berkoloni dan berbentuk bola tak beraturan.3.
Dalam pembuatan preparat harus dilakukan secara steril untuk
mencegah terjadinya kontaminasi, sehingga keseluruhan prosesnya
harus dilakukan di dalam incase, dan dilakuan dengan peralatan yang
steril pula.Daftar PustakaAlexoupoulus, C.J, C.W. Mims, M.
Blackwell. 1996. Introductory Mycology Fourth Edition. New York :
John Wiley & Sons Inc
Chang, S.T., J.A. Buswell and S.W. Chiu. 1993. Mushroom Biology
: The impact on Mushroom Production and Mushroom products. Hongkong
: Chinese University Press
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :
Djambatan.
Laboratorium Mikrobiologi Teknik. 2012. Buku Petunjuk
Mikrobiologi. Surabaya ; Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS.
Schlegel, Hans, Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi
Keenam. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.