Top Banner

of 12

MIKROO

Oct 11, 2015

Download

Documents

Iksan Putra

geologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • fosil: sisa-sisa kehdupan atau segala sesuatu yang

    menun jukan kehidupan, baik itu berupa organismen itu

    sendiri maupun bekasnya yang berumur lebih tua dari

    Holosen dan tertutup sedimentasi secara alami

    Penentuan umur

    1. Fosil yang digunakan: Foram. Kecil planktonik

    Menggunakan zonasi Blow, Bolli, Postuma, dan

    lainnya

    2. Fosil yang digunakan: Foram. Besar

    Mikropaleontologi adalah studi yang membahas

    Mikrofosil baik mengenai klasifikasi, morfologi, ekologi

    maupun kepentingan dalam stratigrafi

    Secara umum organismen dibumi dapan dikelompokan

    menjadi beberapa kelompok yang besar sampai kecil,

    dikenal sebagai TAXONOMI. Sebagai satuan dasar

    adalah Species.

    PROTOZOA : Oganismen golongan ini dikenal sebagai

    organismen 1 (satu) sel. Bentuk sel merupakan cairan

    yang pekat disebut Protoplasma, mempunyai satu inti

    atau lebih disebut Nucleous / oli. Hal ini berlaku juga

    untuk dunia tumbuhan dikenal sebagai Chloroplasma (

    mempunyai sifat photosyntesa yang merubah sinar

    matahari menjadi energi)

    PROTOZOA dikenal dengan ciri yang khas, antara lain:

    1.Binatang uniselular, terdiri atu atau lebih inti yang

    dikelilingi oleh Protoplasma

    2.Tidak didapatkan adanya pembagian dalam sistem

    organik, sepertinya sistem pencernaan makanan,

    berkembang biak, berpindah tempat dilakukan oleh satu

    sel saja, ini membedakan dengan golongan METAZOA,

    yang mempunyai pembagian sistem organik

    3.Organismen yang hidup di segala macam habitat

    (lingkungan), hdup di lingkungan laut, rawa, sungai,

    lingkungan an aerob bahkan hidup di usus manusia

    maupun binatang

    4.Jumlah individu jauh lebih banyak dibanding dengan

    Phyllum lainnya

    5.Golongan ini mempunyai ukuran yang kecil dari satu

    mikron sampai 2 mm atau lebih kecil, tetapi ada yang

    cukup besar kira-kira sampai 75 mm (golongan

    foraminifera besar)

    6.Dalam perkembangan biak secara asexual dan

    sexual bergantian

    7.Golongan ini berupa binatang maupun tumbuhan,

    tetapi Metazoa semuanya binatang

    8.Hidup secara soliter dan beberapa secara koloni yang

    tidak sebenarnya

    Empat Sub Phyllum:

    1.MASTIGOPHORA

    Golongan ini menggunakan otot penggerak yag disebut

    flagel, mempunyai bentuk yang tetap dengan satu atau

    dua flagel yang melekat pada sel

    2.INFUSURIA

    Golongan ini menggunakan otot yang disebut Cilia (bulu

    getar), dibagi dua klas:

    Klas Ciliata

    Mempunyai cilia yng meliputi seluruh permukaan sel

    nya, dinding sel mempunyai bentuk yang tetap

    Klas Suctoria

    Golongan ini mempunyai Cilia pada masa embrio, pada

    fase dewasa cilia hilang diganti alat seperti tentakel,

    bentuk dinding sel tetap

    3.SPOROZOA

    Golongan ini tidak mempunyai alat penggerak, tidak

    mempunyai bagian yang keras, kebanyakan sebagai

    parasit

    4.SARCODINA

    Binatang ini bergerak menggunakan kaki semu disebut

    Pseudopodia

    Berdasarkan komposisi dinding test Ordo foraminifera

    dapat dibagi beberapa sub ordo sebagai berikut:

    1.Sub ordo Textuliriina, komposisi test Agglutine

  • Super famili Ammodescacea

    Famili Astrorhizidae, Saccaminidae,

    Ammodiscidae

    Super famili Lituocea

    Famili Lituolidae, Hormosinidae, Rzehakinidae,

    Textularinidae, Trochaminidae,

    Atoxupuraginidae, Pteuderinidae, Discyclinidae,

    Orbitilinidae

    2.Sub ordo Miliolina, komposisi test Porselaneous

    Superfamili Miliolacea

    Famili Fisherinidae, Nubeculainidae,

    Miliolinidae, Soritinidae, Alveolinidae

    3.Sub ordo Rotaliina, komposisi test Hyaline

    Superfamili Nodosareacea

    Famili Nodosaridae, Glandulinidae

    Super famili Buliminacea

    Famili Turrilinidae, Sphaerolinidae, Bolivinidae,

    Islandielinidae, Eovigerinidae, Biliminidae,

    Uvierinidae, Discorbinidae, Sphoninidae,

    Asterigerinidae, Epistomorlidae

    Super famili Spirilinaea

    Famili Spirilinidae

    Superfamili Rotaliacea

    Famili Rotalidae, Calcarindae, Elphidiidae,

    Miscelancinidae, Pellastispirinidae,

    Nummulitidae, Miogypsinidae

    Super famili Orbitoidacea

    Famili Glabratellidae, Pegidiidae, Eponididae,

    Amphisteginidae, Cibicididae, Planorbilinidae,

    Acervulinidae, Cymdoloporidae,

    Homotrematidae, Orbitoididae,

    Lepidocyclinidae, Discoclynidae

    Super famili Cassidulinacea

    Famili Pleurostomellidae, Annulopostollinidae,

    Loxostomidae, Cassiduliidae

    Super famili Noniocea

    Famili Nonionidae, Alabaminidae

    Super famili Anomalinacea

    Famili Anomalinidae, Osangulariidae

    Super famili Robertinacea

    Famili Robertinidae, Ceratobuliminidae,

    Super famili Globigerinacea

    Famili Hankeninidae, Globorotaliidae,

    Globigerinidae, Heterohilicidae

    Aperture adalah lubang utama pada test, sebagai

    tempat keluarnya protoplasma yang berfungsi sebagai

    pseudopodia atau kaki semu

    A-sexual Megalosfeer Protoconch besar,

    test kecil

    Sexual Mikrosfeer Protoconch kecil,

    test besar

    Dimorfisme : satu macam individu membentuk dua

    macam bentuk berlainan

  • Hubungan / batas antara kamar satu dengan yang

    lainnya oleh sekat , disebut Septum / septa.Perpotongan

    septa dengan dinding luar test disebut Suture

    Dinding : Lap.luar utk melindungi bag.dalam,

    terbuat dr zat2 organik

    Kamar : Bag.dalam foram dimana protoplasma

    berada

    Septa : Sekat-sekat pemisah antar

    kamar satu dg yg lain

    Proloculum : Kamar utama pd cangkang

    Suture : garis pertemuan antar septa dgn

    dinding cangkang

    Aperture : Lubang utama pd cangkang,

    sbg mulut/untuk keluar masuknya

    protoplasma, sbg pseudopodia (alat

    gerak,menangkap/mencerna

    makanan).

    Jenis dinding utama foraminifera (Jones, 1956), dibagi 2

    Aglutin : dinding dari fragmen-fragmen di

    sekitarnya yg kemudian direkatkan dg semen

    oleh binatang itu sendiri.

    Gampingan, kalsit, aragonit : berdasarkan

    kedudukan kristalnya dibedakan menjadi

    gamping porselin & hyalin.

    Secara umum : ada 4

    1. Chitin / Tektin

    2. Silikaan / Siliceous

    3. Aglutin / Arenaceous

    4. Gampingan (Kompleks, Granular, Hyalin,

    Porselen)

    Dinding test foraminifera didapatkan sejumlah lubang-

    lubang kecil disebut sebagai pori-pori (pores)

    Ada dua macam:

    1.Pseudopores : pori-pori yang menembus dinding test,

    tedapat pada golongan dengan komposisi test aglutin,

    porselin dan mikrogranular

    2.Truepores : pori-pori menembus dinding test, terdapat

    pada test hyalin

    TEST MONOTHALAMUS

    Mempunyai bentuk Globular / bulat, Botol (flash shape),

    Tabung (tabular), Planspiral (terputar dalam satu

    bidang), Planspiral pada permulaan kemudian terputar

    tak teratur, Planspiral kemudian lurus

  • Polythalamus

    TEST POLYTHALAMUS

    UNIFORMED : dalam satu bentuk test didapatkan hanya

    satu macam susunan kamar

    BIFORMED : dalam satu bentuk test didapatkan dua

    macam susunan kamar

    TRIFORMED : dalam satu bentuk test didapatkan tiga

    macam susunan kamar

    MULTIFORMED : dalam satu bentuk test didapatkan

    lebih dari tiga macam susunan kamar

    TEST UNIFORMED

    Uniserial : dalam satu macam susunan kamar terdiri

    satu baris

    1.LINIER : curvilinier, rectilinier, rectilinier with neck

    2.EQUETANT : kamar tersusun saling melingkupi

    sebagian

    3.TEST TERPUTAR (coiled test)

    a. Planispiral coiled test : kamar tersusun secara

    terputar dalam satu bidang

    b. Rotaloid : susunan kamar dengan kenampakan

    berbeda pada bagian dorsal nampak evolut, sedangkan

    pada bagian ventral nampak involut, disebut juga

    sebagai Trochospiral

    c. Nautiloid : kamar tersusun secara terutar dimana

    kamar-kamarnya saling menyelubungi teutama pada

    bagian umbilicus

    Biserial : dalam satu macam susunan kamar terdiri atas

    dua baris kamar

    Triserial : dalam satu macam susunan kamar terdiri atas

    tiga baris kamar

  • APERTURE :Lubang utama pada test foraminifera ,

    tempat keluarnya protoplasma, biasanya pada

    permukaan septa atau pada kamar terakhir

    Ada tiga macam aperture

    1.Primary aperture , lubang utama yang terleta pada

    kamar terakhir

    2.Secondary aperture, lubang tambahan yang terletak

    pada kamar utama

    3.Accessory aperture, lubang yang nampak tidak

    langsung kamar utama tetapi pada aksesori struktur

    (bulla, tegilla)

    Mempelajari aperture sangat penting terutama dalam

    klasifikasi. Secara sistimatis kita tekankan mengetahui

    letak (position) dan bentuk (shape) aperture

    LETAK APERTURE

    1,Terminal : aperture terletak pada kamar terakhir,

    terutama dijumpai pada test tidak terputar (uncoiled)

    yaitu, Uniserial, Biserial dan Triserial

    2.Apertual face : pada permukaan septa kamar akhir,

    bisa terletak pada baian atas, tengah, bawah dan

    tersebar merata

    3.Umbilical : terletak pada bagian umbilicus. Misal pada

    Gobigerina, Globoquadrina

    4.Umbilicus extra umbilicus : terletak pada umbilicus

    dan melebar sampai bagian tepi. Misal pada

    Globorotalia

    5.Pheripheral : terletak pada bagian tepi

    6. Sutural : terletak pada bagian suture

    7. Interiomarginal (Equatorial) : terletak pada bagian

    dasar kamar akhir, terutama pada susunan kamar

    terputar

    8.Infralaminal : terletak sepanjang tepi accessory

    structure (bulla, tegilla)

    9.Intralaminal : terletak menembus accessory structure

    (bulla, tegilla)

  • BENTUK APERTURE

    1.Bulat

    Contoh pada Lagena, Frondicularia, Palmula,

    Astrorhizidae

    2. Radiate : lubang buat kemudian didapatkan ridges

    yang radier. Misal pada Nodosaridae, Polymorphiridae,

    Robulus

    3. Phyaline : lubang terletak pada jun leher/neck. Misal

    pada Uvigerina, Lagenidae, Astrorhizidae, Siphonina

    4. Slitlike : celah. Contoh pada Nonion, Pullenia,

    Nonionella, Textularia

    5. Cressentic : bulan sabit (horse shoe shape). Contoh :

    Nodosarella

    6.Virguline : koma Misa pada Vigulina, Bulimina

    7.Ectosolenian : aperture terletak dalam leher (auter

    neck). Misal pada Polymorphinidae, Lagenidae

    8.Entosolenian : mempunyai internal neck. Misal pada

    Entosolenia

    9.Cribate : saringan Misal pada Cribostonum, Fabularia,

    Trematophere

    10. Dendritik : seperti pohon dengan cabang-cabangnya

    Misal pada Dendritina

    11.Aperture bergigi : bifid tooth, mono tooth

  • Hiasan adalah suatu kenampakan pada test foraminifera

    yang mempunyai pertumbuhan yang khas.Tidak perlu

    semuanya mempunyai tetapi tidak jarang ditemukan

    dalam satu test didapatkan lebih dari satu hiasan.

    Hiasan pd permukaan

    Punctate Smooth

    Reticulate Pustulose

    Cancellate Axial Costae

    Spiral Costae

    Hiasan pd apertur

    Flape Tooth

    Lip/Rim Bulla

    Tegilla

    Hiasan pd suture

    Bridge Limbate

    Retral Raissed Bosses

    Processes Hiasan pd umbilicus Deeply Umbilicus Open Umbilicus Umbilicus Ventral Umbo

  • BATASAN MENGENAL FORAMINIFERA PLANGTONIK

    A. GENUS PADA MESOZOIC

    I. TEST TROCHOSPIRAL

    a. Aperture utama pada umbilicus, didapatkan

    tegilla

    1.Ada KEEL : Globotruncana

    2.Tanpa KEEL : Rugoglobigerinita

    b.Aperture utama pada umbilicus extra

    umbilicus, ddapatakan aperture tambahan pada bagian

    suture

    1.Ada KEEL : Rotalipora

    2.Tanpa KEEL : Ticinella

    c.Aperture utama umbilicus - extra umbilicus,

    dibatasi oleh lip/flap

    1.Ada KEEL : Praeglobotruncana

    2.Tanpa KEEL : a.Kama globular ovate : Hedbergella

    b.Kamar clavate radial elongate : Clavihedbergella

    II. TEST PERMULAAN TROCHOSPIRAL

    KEMUDIAN PLANSPIRAL

    Aperture extra umbilicus - equatorial

    1.Kamar elongate dengan bulb shape / spine like :

    Schakoina

    2.Kamar elongate, beberapa atau semua kamar pada

    akhir putaran didapatkan dua atai lebih bulb shape :

    Leupoldina

    III. TEST PLANSPIRAL

    Aperture utama equatorial , dibatasi oleh lip

    1.Ada KEEL : Planomalina

    2.Tanpa KEEL : a.Kamar globular ovate :

    Globigerinelloides

    b.Kamar radial elongate : Hastigerinoides

    B. GENUS KENOZOIIKUM

    I.TEST PLANSPIRAL

    a.Aperture equatorial

    1.Kamar spherical ovate : Hastigerina

    2.Kamar spherical pada permulaan kemudian radial

    elongate / clavete : Clavigerinella

    3.Kamar sub-globular / radial elongate dengan tubulo

    spine : Hankenina

    b.Aperture utama equatorial dengan aperture

    sekunder, kamar sub-globular dengan tubulo spine :

    Cibrohankenina

    II. Test planspiral pada permulaan kemudian biserial.

    Aperture pada stadia muda equatorial, dewasa extra

    umbilical, kamar globular ovate : Cassigerinella

  • III.TEST TROCHOSPIRAL

    A.APERTURE UMBILICAL

    1.Tanpa BULLA

    a.Aperture dengan atau tanpa lip : Globigerina

    b.Aperture tertutup oleh flap atau umbilical tooth

    : Globoquadrina

    c.Aperture utama dengan / tanpa lip, aperture

    tambahan pada suture : Globigerinoides

    d.Aperture sekundair pada suture : Condeina

    2.Dengan BULLA

    a.Aperture utama tertutup oleh bulla dengan

    satu atau lebih infralaminal aperture : Catabsydrax

    b.Aperture utama tertutup oleh tegilla dengan

    sejumlah infralaminal : Globigerinita

    c.Aperture utama tertutup oleh bulla, didapatkan

    aperture biasanya tertutup oleh sutural bulla :

    Globigerinoita

    B.Aperture extra umbilical umbilical

    Tanpa bulla

    a.Tanpa aperture sekunder pada suture

    1.Kamar ovate angular rhomboid / angular

    conical dengan tanpa keel : Globorotalia

    2.Kamar radial elongate, clavete / cylindrical,

    tanpa keel : Hastigerinella

    b.Dengan aperture sekunder sutural pada spiral side :

    Truncorotoloides

    V.Test trochospiral pada permulaan, kamar

    akhir saling merangkum / melingkupi sebagian

    1.Tanpa BULLA

    a.Permulaan seperti Globigerina, kamar akhir

    berkembang melingkupi daerah umbilicus :

    Globigerapsis

    b.Permulaan seperti Globigerinoides, kamar

    akhir berkembang melingkupi daerah umbilicus :

    Orbulinoides , Praeorbulina

    c.Pemulaan seperti Globigerina, kamar akhir

    melingkupi kamar permulaan : Orbulina

    2.Dengan bulla

    a.Pada permulaan seperti Globigerina, kamar

    akhir melingkupi sisi umbilicus dengan aperture

    sekunder pada suture, ditutupi bulla kecil , masing-

    masing dengan satu atau lebih infralaminal :

    Globigerinatheka

    b.Serupa Globigerinatheka didapatkan sutural

    bulla yang tersebr tidak teratur dan kamar akhir dengan

    aperture sekunder ditutupi oleh Knobby pustulle :

    Globigerinatella

  • 3.Dengan atau tanpa bulla

    Permulaan seperti Globigerina dan stadia akhir

    dua atau tiga kamar saling melingkupi dengan satu atau

    lebih aperture sekunder pada suture : Sphaerodinella

    V.Tes t Trochospiral pada permulaannya

    kemudian menjadi streptospiral, pada stadia muda

    seperti Globigerina dengan umbilicus terbuka :

    Pulleniatina

    FORAMINIFERA BESAR

    (LARGER FORAMINIFERA)

    DIBERIKAN UTK GOL FORAM BENTOS

    (BENTHOS) YG MEMPUNYAI :

    UKURAN CANGKANG (TEST) RELATIF

    BESAR

    JLH KAMAR RELATIF BYK

    STRUKTUR DLM KOMPLEKS

    TERDPTNYA :

    Pd umumnya dijumpai dlm btn karbonat,

    terutama btgp terumbu, dimana ia hidup al dgn algae yg

    dpt menghslkan caco3 (lime).

    Preparasi :

    Karena ukuran & strukt dlmnya rumit, diperlukan

    preparasi khusus (thin section/ sytn tipis).

    Thin sections of rocks (btn krs, fsl tdk dpt

    dilepas)

    Thin sections of isolated specimens (fsl dpt

    dilepas)

    Terminologi sayatan :

    sytn median (equatorial, horizontal)

    sytn vertikal (axial)

    sytn tangensial

    sytn oblique

    Contoh : (dikutip dari wagner, 1964)

    Sytn group a (lepidocyclina, discocyclina,

    miogypsina)

    Sytn group b (nummulitea, assilina,

    operculina)

    I. Kelompok a :

    Test umumnya lentikuler, dinding gpan, berpori,

    mempunyai i lapis kmr ekuatorial, yg diselubungi pd

    kedua sisinya oleh kmr-kmr lateral.

    PEMBAGIAN :

    1. MEMP KMR LATERAL, KMR EKUATORIAL

    TDK SEGI EMPAT, NEPIONT TERLTK DI TGH

    Lepidocyclina

    Orbitoides

    2. TDK MEMP KMR LATERAL, NEPIONTDI TGH :

    Linderina

    3. KMR LATERAL SEGI EMPAT :

    - Discocyclina

    4. NEPIONT PERIPHERAL :

    Miogypsina

    Miogypsinoides

    AD 1. Lepidocyclina :

  • Cangkang lentikuler, dgn atau tanpa pilar. Kmr

    ekuatorial dpt berbtk spatulate, arcuate, rhombis atau

    hexagonal, tetapi tdk pernah segi empat. Kmr lateral

    jelas. Pd sv : kmr ekuatorial menjadi tebal ke arah

    peripheri.

    Evolusi : 3 tahap

    1. Thp embrionik

    2. Thp nepionik

    3. Thp neanik

    Thp 1. Kmr-kmr embrionik :

    terdiri dari : protoconh + deuteroconch = nucleoconh

    Thp 2. Kmr-kmr nepionik :

    A. Kmr auxiliary : kmr yg langsung berasal dari

    nucleoconch :

    Kmr auxiliary primer : (pac)

    - Alas dinding kmr terltk pd p. & d. Dan berhbgan

    lsg dgn d.

    Kmr adauxiliary : (aac)

    - Alas dinding kmr seluruhnya terltk pd d.

    Kmr adauxiliary protoconchal : (paac)

    - alas dinding lmr seluruhnya terltk pd p.

    b. Kmr interauxiliary :

    (a) dibtk oleh kmr-kmr auxiliary, salah satu kaki

    dinding terltk pd auxiliary, kaki lainnya pd kmr

    embrionik.

    (s) dibtk oleh kmr-kmr auxiliary, kedua kaki dinding

    terltk pd kmr auxiliary dan adauxiliary atau pd kmr (a).

    thp 3. Kmr-kmr neanik : (post nepionik)

    Kmr-kmr yg terbtk stlh kmr nepionik. Btk bisa rhombis,

    arcuate, ogival, spatulate, atau hexagonal.

    Ad 3. Discocyclina :

    Cangkang lentikular, kdg sgt pipih dgn atau tanpa pilar.

    Sh : kmr ekuatorial segi empat, tersusun secara

    konsentrik.

    Sv : kmr ekuatorial tdk menebal ke arah peripheri.

    Dinding lateral sgt hls dan rumit.

    Ad 4. (dua genus)

    1. Miogypsina :

    Btk test segitiga lonjong, pipih.

    Sh : kmr embrionik terltk eksentrik, kmr-kmr ekuatorial

    rhombis, atau hexagonal.

    Sv : kmr-kmr ekuatorial jelas, mempunyai kmr lateral.

    2. Miogypsinoides :

    Btk test segitiga lonjong.

    Sh : kmr embrionik terltk eksentrik, kmr-kmr

    ekuatorial rhombis, atau hexagonal. Pd sytn ini sulit

    dibedakan dgn miogypsina.

    Sv : spt miogypsina, tetapi tdk mempunyai kmr

    lateral.

    II. Kelompok b :

    Ciri : btk ckg umumnya lentikuler, dinding gpan,

    berpori, kmr-kmr seluruhnya atau sbgn planispiral

    involute atau evolute.

    Pembagian : al

    1. Ada marginal cord, dinding sederhana, tdk ada

    septa sekunder.

    cth al : nummulites, assilina, dan operculina.

    2. Spt (1), tetapi kmr-kmr nya terbagi oleh septa-

    septa sekunder.

    cth al : heterostegina, cycloclypeus, dan

    spiroclypeus.

    3. Dinding menyolok tebal.

    cth al : pellatispira, dan biplanispira.

    Ad 1. (tiga genus)

    1. Nummulites :

    btk ckg lentikuler, involute, hanya putaran akhir yg

    kelihatan dari luar.

    Sh : kmr-kmr ekuatorial tersusun secara

    spiral, tinggi dari kamar naik secara

    perlahan-lahan, umumnya mempunyai

    lbh dari 4 putaran.

    Sv : kmr terputar secara involute, ada

    marginal cord.

    2. Assilina :

    Ckg pipih, evolute, dgn atau tanpa pilar.

    Sh : kmr-kmr ekuatorial terputar secara

  • spiral, kmr-kmr makin tinggi secara

    perlahan-lahan, umumnya lbh dari 4

    putaran. Pd sytn ini sulit dibedakan

    dgn nummulites.

    Sv : kmr terputar secara evolute, marginal cord

    berkembang baik

    3. Operculina :

    Btk ckg pipih, lentikuler, licin atau dgn hiasan.

    Sh : kmr ekuatorial terputar secara spiral, 3 hingga 4

    putaran, tinggi putarannya bertambah dgn cepat.

    Sv : kmr terputar secara evolute.

    Ad 2. (tiga genus)

    1. Heterostegina :

    Btk ckg lentikuler, kmr tersusun planispiral, terdapat

    septa sekunder dan kamar sekunder (chamberlets).

    Sh : kmr terbagi dlm kmr-kamar sekunder yg kecil dan

    bersudut siku-siku.

    Sv : kmr lateral tdk ada.

    2. Spiroclypeus :

    Btk ckg lentikuler, terdpt septa sekunder dan kamar

    sekunder.

    Sh : spt heterostegina.

    Sv : dijumpai kamar lateral.

    3. Cycloclypeus : ckg sgt pipih, dgn atau tanpa pilar, dgn

    atau tanpa tanggul radial (radii), dgn atau tanpa tanggul

    konsentris (annuli).

    Sh : mula-mula kmr terputar secara spiral, kemudian

    disusul kmr neanik yg terputar secara siklis. Kmr

    nepionik dan neanik terbagi menjadi kmr sekunder

    (chamberlets).

    Sv : kmr lateral tdk ada.

    Evolusi : ada 3 fase

    Fase embrionik : ( p + d ).

    Fase nepionik : kmr terputar secara spiral.

    Fase neanik : kmr terputar secara siklis.

    Subgenus :

    Berdsrkan ada atau tdk adanya radii mapun annuli,

    genus ini dpt dibagi menjadi 3 subgenus :

    A. Subgenus cycloclypeus :

    without radii, without annuli

    B. Subgenus radiocycloclypeus :

    with radii, without annuli

    C. Subgenus katacycloclypeus :

    with annuli, without radii

    Ad 3. (dua genus)

    1. Pellatispira :

    Ckg lentikuler, bilateral simetri, evolute, dan dinding sgt

    tebal, dgn atau tanpa pilar.

    Sh : kmr-kmr ekuatorial tersusun secara spiral.

    Sv : kmr ekuatorial tersusun dlm satu lapis.

    2. Biplainspira:

    Btk ckg lentikular, pipih, dgn atau tanpa pilar.

    Sh : kmr-kmr ekuatorial tersusun secara spiral (spt

    pellatispira).

    Sv : kmr-kmr ekuatorial tersusun dlm dua lapis.