Top Banner
www.money-and-i.com Vol. 13 Jan - Feb 2011 ISSN: 2087-5975 Growth Strategies MAAF, BELUM ADA PEKERJAAN YANG MENYENANGKAN…. Mr. Joger Joger Jelek, Bali Bagus! 2010 The Sky Was Bright, 2011 Is Even Brighter Rp. 25.000,-
27
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: M&I magz ed 13

w w w. m o n e y - a n d - i . c o m

Vol. 13 Jan - Feb 2011

ISSN: 2087-5975

Growth StrategiesMAAF, BELUM ADA PEKERJAAN YANG MENYENANGKAN….

Mr. JogerJoger Jelek, Bali Bagus!

2010 The Sky Was Bright, 2011 Is Even Brighter

Rp. 25.000,-

Page 2: M&I magz ed 13

Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 3

Page 3: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 14 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 5

07 Special Feature Ideas for BALI 11 Road to Wealth To Know But Not To Do Is Not Yet

To Know

12 Economic Focus Sampah di Bali

14 Growth Strategies Maaf, Belum Ada Pekerjaan Yang Menyenangkan

16 Interview with The Millionaire A. A. Bagus Adhiwirya

20 Entrepreneur Interview Mr. Joger

22 Financial Planning Proses Perencanaan Keuangan

28 Innovative Business Nyoman Grafis 30 Smart Family Jangan Didik Anak Untuk Belajar.

33 Polling Libur Tlah Tiba..Libur Tlah Tiba..

34 Whats New Kafe Betawi

36 Note from the Guru Memahami Perempuan untuk

Merebut Pasar

38 Front of Mind Jimmy Wales 40 Literature Repositioning 42 Small Business Rumah Eskrim

44 Community Enterprise Pasar Kodok Tabanan 47 High-Tech Index

48 After Hour

50 Sneak Peek

contents

Special Feature2010 The Sky Looks Bright, 2011 Is Even Brighter

Economic FocusSampah di Bali

Road to WealthTo Know But Not To Do

Is Not Yet To Know

Innovative BusinessNyoman Grafis

the sky looks bright

is even brighter

20102011

07

11

2812

Pimpinan Perusahaan

Alex P. Chandra

Tim Redaksi M&I Magazine

Pimpinan Redaksi

danielGABE

Redaksi:

I Pt Agus Ariawan

Reporter

Mudda

Public Relation

Annisa Era Putri

Desain & Fotografi

Kopi Panas Productions

Supported by:

Alamat Redaksi:PT. BPR SRI ARTHA LESTARIJl. Teuku Umar 110 DenpasarT. (0361) 246706 F. (0361) 246705

E. [email protected] [email protected] Sales & Marketing for AdvertisementT. 0361 744 884www.money-and-i.com

Ilustrasi: Yana

notefromaf riend

N o t e :Kritik dan saran dapat dikirimkan ke: [email protected]

2010 has been a good year for us..

Tahun lalu, BPR Lestari kick off the year dengan mengadakan Dinner Talk di Aston, Denpasar. Dihadiri kurang lebih 700 undangan, kick off meeting 2010 merupakan forum customer gathering yang terbesar yang pernah diselenggarakan oleh sebuah bank di Bali. Waktu itu temanya adalah 2010: The Sky Looks Brighter, dan pak Hermawan membawakan presentasinya mengapa di tahun 2010 itu langit kelihatan lebih terang dibandingkan 2009.

The sky was bright in 2010.

2010: The Sky was Bright, but di tahun ini 2011, The Sky is even brighter. Langit Indonesia akan semakin terang.

Kita punya banyak alasan untuk lebih optimistik lagi. Sebagian pengamat mengatakan bahwa 2011 adalah jembatan emas menuju jaman kebangkitan Indonesia jaya.

Pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai USD 3,000 di tahun 2010. Sebagian orang percaya, bahwa angka USD 3,000 is a magic number. Ini merupakan kebangkitan kelas menengah. Jumlah penduduk Indonesia yang ‘menengah’ kini mencapai critical mass. Sebuah tipping point.

Pengalaman di Cina, setalah pendapatan per-kapitanya mencapai angka USD 3,000 di tahun 2008, mereka mengalami akselerasi pertumbuhan. Konsumsinya meledak enggak karu-karuan. Jumlah produksi dan konsumsi mobil setahunnya naik 13 kali lipat di tahun 2010.

Akankah ini terjadi pada kita ? Let us pray and hope. I believe we can. Tentunya dengan sejumlah catatan.

Pembangunan infrastruktur harus mendahului kebutuhan. Perlu ada perubahan paradigma besar-besaran dalam penyediaan infrastruktur. Dan ini merupakan domain pemerintah. Menarik apa yang dikatakan oleh Pak Dahlan Iskan bahwa PLN selama ini menjadi ‘ban belakang’. Ban belakang akan selalu gundul lebih dahulu karena mencoba mengejar-ngejar ban depan, dan tidak pernah berhasil. PLN selalu under stress karena mengejar kebutuhan listrik nasional. Entah tidak disengaja karena lack of management ataukah karena disengaja, karena kelangkaan menciptakan rejeki bagi sebagian orang.

Pak Dahlan dalam usahanya melakukan PLN turn around mengatakan bahwa “PLN bosan menjadi ban belakang” dan dalam setahun kedepan, PLN akan mendahului kebutuhan listrik nasional.

Hal yang sama perlu juga terjadi di sektor transportasi, pendidikan, telekomunikasi, kepelabuhan-an, dan sebagainya. Perlu “government turn around”. Tanpanya, kita akan menyia-nyiakan kesempatan emas untuk bisa mensejahterakan seluruh penduduk Indonesia. Sebuah cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Entrepreneurship merupakan katalis dari pertumbuhan. Harus dirubah pula paradigma para sarjana kita, janganlah melulu menjadi Pegawai Negeri Sipil yang menjadi prioritas karir. Sudah terlalu banyak pemborosan yang ada di birokrasi kita. Janganlah ditambah lagi. Saya sedih menyaksikan beberapa karyawan terbaik saya pindah karir menjadi PNS. Bukan maksud saya mengecilkan arti PNS, namun tanpa reformasi besar-besaran di kalangan birokrat pemerintahan, lingkungan kerja PNS menjadi ‘kuburan’ bagi bakat-bakat terbaik di negeri ini.

Pendidikan adalah prasyarat Indonesia yang sejahtera dan makmur. Pendidikan yang bukan hanya pendidikan ‘formal’ namun lebih penting lagi yang informal. Buat apa pintar namun korupsi. Kepintarannya tidak memberikan manfaat buat orang lain. He..he… namun bermanfaat buat dirinya sendiri (kalau tidak masuk penjara).

BPR Lestari dan Majalah ini bertekad untuk berpartisipasi membangun Indonesia yang lebih baik. Dengan skala dan caranya sendiri, kami bertekad membangun generasi Lestari (gen-L). Generasi penerus yang pintar, bagus sikapnya dan tidak koruptif.

M&I akan terus mensponsori semangat entrepreneurial. Tahun ini BPR Lestari bekerja sama dengan M&I dan Univerisitas Udayana kembali meluncurkan program kemitraan, yaitu Lestari Young Entrepreneur (Lestari Young ENT). Sebuah program kecil untuk membantu negeri ini, sebuah program kecil yang mudah-mudahan menjadi gerakan besar.

M&I akan terus melanjutkan misinya untuk memberikan edukasi seputaran masalah entrepreneurial, bisnis, manajemen dan financial planning. Karena kita percaya, itulah salah satu cara membuat Indonesia yang lebih baik.

Salam dahsyat…

Salam,

Alex P Chandra

Page 4: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 16 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 7

THE SKY IS BRIGHTER2011

specialfeaturescontr ibutorprofile

Alex P. ChandraDirektur Utama BPR Lestari

Hermawan KartajayaAsia’s Leading Marketing StrategiestCEO Of Mark Plus. Inc & Founder of MIM

Suzana ChandraManaging Director- Lestari Living

Alex P. ChandraDirektur Utama BPR Lestari

I Made Wenten B.Kabid Support& OperationBPR Lestari

Antony JapariMarketing Director & Chief Marketing OfficerPT. AJ Central Asia Raya

Dicky LopulalanPenulis dan fasilitator kewirausahaan sosial

Pribadi BudionoDirektur BPR Lestari

Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 7

VISIONING

Source : BPS

2010 HAS BEEN A GOOD YEAR FOR US

BPR Lestari berhasil tumbuh hampir rata-rata 50% setahunnya. Kini assetnya mencapai 600 Milyar. Dari sisi asset kita berhasil naik satu peringkat, kini ranking 5 besar secara nasional. Dana-nya bagus, bahkan kreditnya tumbuh hampir 60% setahun! Profitnya pun tumbuh hampir 44%. Tanda-tanda vital BPR Lestari pun looks good, NPL nol koma sekian, LDR 70%-an, dan CAR diatas 10%.

We think our shareholder will be happy this year !

Bagaimana dengan 2011 ?

Pada Januari tahun lalu (2010) pada customer gathering di Ballroom-nya Aston, saya mengatakan bahwa di 2010: The Sky Looks Brighter dibandingkan dengan 2009 yang gloomy karena dibayangi oleh krisis yang meluluhlantakan Amerika dan Eropa (di penghujung 2008).

Tapi, sekarang kita punya lebih banyak alasan untuk lebih optimis lagi. Menurut saya di 2011, langit tampak lebih terang lagi, di tahun ini 2011: the sky is even brighter dibandingkan dengan 2010.

We have so many reasons to be optimistic !

INFLASI TERKENDALI

Inflasi menurut Faisal Basri diibaratkan sebagai suhu tubuh. Inflasi yang terlalu tinggi menunjukkan gejala tubuh yang sakit, dan demam. Indonesia di 2010 berhasil mengendalikan suhu tubuhnya. Selama selang waktu yang cukup lama, inflasi di Indonesia terkendali di kisaran 6-7%. Inflasi yang terkendali menunjukkan tubuh yang tidak sakit.

Tahun ini, diprediksikan inflasi juga akan berkisar di 5%-an, dengan toleransi plus minus 1%.

SUKU BUNGA SINGLE DIGIT

Jika inflasi adalah suhu tubuh, maka suku bunga diibaratkan oleh pak Faisal sebagai tekanan darah. Suku bunga indikasi (BI Rate) bertahan secara stabil di 6,5%.

Sepanjang sejarah saya bekerja di industry perbankan, belum pernah kita mengalami rezim suku bunga yang serendah ini. Suku bunga KPR beberapa bank-pun sudah ada yang dibawah single digit (walaupun itu masih merupakan taktik pricing).

Page 5: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 18 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 9

specia lfeatures specia lfeatures

KURS

Kurs rupiah walaupun sempat turun ke level…..namun dengan cepat kembali ke kisaran 9,000-an. Bahkan sempat menguat ke level 8,000-an.

Pada Neraca Pembayaran dicatat uang keluar dan masuk yang bukan dari perdagangan, melainkan dari investasi. Neraca pembayaran juga positif. Lebih banyak uang masuk dibandingkan uang keluar. Coba diperhatikan Grafik di bawah ini:

(Balance of payments (US$ million))

Kalau ditelusuri lagi dari mana datangnya cadangan devisa tadi.

Melihatnya begini, Negara kita punya dua neraca. Neraca barang dan jasa dan Neraca Pembayaran. Pada Neraca Barang dan Jasa, dicatat uang keluar masuk dari hasil perdagangan. Kita lihat bahwa kenaikan ekspor melebihi kenaikan impor. Jadi Neraca Barang dan Jasa kita surplus. Ini hasil kerja keras dan keringat kita sendiri.

Indonesia is strengthening against US. Ini juga sesuai dengan prediksi saya dulu “The Fall of USD” (M&I edisi 1 & 2).

Kini kalau saya ditanya, kemana rupiah agains dollar tahun 2011. Saya akan pegang rupiah.

OPTIMISME DUNIA KEPADA INDONESIA

Pengakuan bahwa Indonesia is on the rising, pengakuan bahwa Indonesia memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang, pengakuan bahwa Indonesia mempunyai fundamental yang kuat, tercermin dari meningkatnya optimisme dunia terhadap kita.

Coba dilihat dari grafik berikut ini:

Foreign ownership in bonds and SBIs

Structure of maturity

Dari sisi portofolio investment, terlihat bahwa ada kecenderungan untuk mengalihkan SBI yang berjangka pendek menjadi Surat Utang Negara(SUN) yang berjangka waktu lebih lama.

Bahkan komposisi SUN yang terbesar ada pada SUN yang tenornya 5 tahun.

Artinya dunia semakin confidence dengan masa depan Indonesia.

SHIFTING INTO HIGHER GEAR

Kalau inflasi diibatakan sebagai suhu tubuh, suku bunga adalah tekenan darah, maka kurs rupiah adalah denyut jantung. Kurs yang

stabil dan terkendali, menunjukkan kerja jantung yang normal. Tidak ada indikasi penyempitan dan stroke.

Jadi tanda-tanda vital kita, Indonesia, kalau diterjemahkan dalam bahasa yang sederhana, is in good health. Kita fit dan sehat. Kita siap untuk mengakselerasi pertumbuhan di masa yang mendatang. Kata Fasial Basri, we are ready to shift into higher gear. Pindah persneleng untuk mengakselarasi pertumbuhan.

HARRY S DENT JR, AND THE RISE OF MIDDLE CLASS

Harry S Dent Jr adalah seorang demographic. Analisanya pernah saya sampaikan pada edisi M&I bulan…..(Indonesia 2010-2020, The Golden Era).

Dia mengatakan bahwa kemajuan pertumbuhan sebuah bangsa bisa dilihat dari komposisi demograpgic-nya, yaitu jumlah dan sebaran usia penduduknya. Dengan asumsi bahwa angkatan kerja-nya produktif (skilled labour), maka dikatakan dengan komposisi demographic Indonesia, kita akan terus tumbuh sampai 2050.

Dengan perpolitikan yang demokratis, system ekonomi yang bebas, dan investasi pada pendidikan, Indonesia is on the right track sesuai dengan prediksinya Harry S Dent tadi.

Ini ditunjukkan, bahwa selepas krisis yang meluluhlantakkan Indonesia di tahun 1998-1999, terjadi peningkatan kelompok menengah. Grafiknya bisa dibaca di bawah ini:

Selama 10 tahun terakhir (1999-2009) terjadi peningkatan jumlah kelompok menengah secara signifikan.

Artinya bisa diprediksikan bahwa, jika tidak ada sesuatu yang catastrophe, maka di tahun-tahun mendatang akan terjadi akselerasi peningkatan jumlah kelompok menengah. Dan jumlahnya tidak main-main. Sekarang ini sebagian terbesar penduduk Indonesia masih miskin. Merekalah yang akan terdorong naik kelas menjadi kelas menengah.

Kemajuan pertumbuhan ekonomi dikombinasikan jumlah penduduk dan komposisinya merupakan fenomena yang dahsyat. Bayangkan jika dalam sepuluh tahun kedepan ada 10% saja penduduk Indonesia yang naik kelas dari miskin menjadi menengah. Ada sekitar 20 juta “orang kaya baru” yang akan membeli apa saja. Sebagai perbandingan 20 juta adalah jumlah penduduk Australia !

Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 98 - Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1

Source : Bank Indonesia

Menguatnya kurs rupiah ini, bukan semata-mata sentiment positif, melainkan kalau dilihat dari angka-angkanya adalah karena adanya kecenderungan penambahan cadangan devisa yang konsisten.

Kurs itu ditentukan harganya dari supply dan demand. Kalau supply-nya bertambah, harga akan turun dan sebaliknya.

Coba kita liat grafik berikut. Lihat cadangan devisa kita yang terus menanjak. Terbesar dalam sejarah. Artinya supply bertambah.

(Foreign reserves increased very sharply )

Source : Bank Indonesia

Source : Depkeu BI

Source : Bank Indonesia

Source : Bank Indonesia

Dulu, Neraca Pembayaran kita walaupun surplus, selalu kita kuatir, karena arus uang yang masuk, selalu bersifat jangka pendek. Dana-dana asing (foreign funds) diinvestasikan di portofolio Indonesia, yaitu diinvestasikan pada saham dan surat utang.

Kenapa mereka diinvestasikan di portofolio, jawabannya sederhana, karena menguntungkan. Nah problemnya dengan portofolio investasi tadi adalah ketika investasi-nya dinilai sudah kurang menguntungkan atau jika ada investasi di tempat lain yang lebih menguntungkan, investor mulai menarik dananya, menjual surat utangnya, menjual saham-sahamnya. Terjadilah capital outflow besar-besaran. Rupiah terpuruk akibat melonjaknya permintaan dollar dan melimpahnya rupiah. Indeks-pun ikut-ikutan terpuruk.

Yang kita inginkan pada Neraca Pembarayaran kita adalah bahwa surplus uang yang masuk ke dalam system perekonomian kita itu, bukanlah semata investasi pada portofolio yang jangka pendek, yang gampang in and out, melainkan investasi pada pabrik-pabrik, investasi pada industry-industri (direct investment). Artinya direct investment adalah dana-dana asing (foreign funds) tadi diinvestasikan untuk mendirikan pabrik atau industry atau membangun hotel atau membangun bisnis lainnya. Komitmennya selalu jangka panjang. Dan direct investment selain menciptakan multiplier effect (perekrutan tenaga kerja, penciptaan infrastruktur, dan sebagainya) juga tidak gampang-gampang keluar dan masuk. Direct investment bersifat permanen dan jangka panjang.

Jadi persediaan devisa yang sehat, seharusnya tidak hanya bergantung pada arus uang masuk ke dalam portofolio investment, melainkan juga pada direct investment. Persediaan devisa yang sehat juga harus didasarkan atas Neraca Barang dan Jasa kita, dimana terjadi transaksi perdagangan yang sesungguhnya.

Dari grafik di atas, bisa kita lihat bahwa uang yang masuk ke dalam portofolio investment (short term) dibandingkan ke dalam direct investment (long term) menunjukan perubahan dengan indikasi yang positif, dari perbandingan 5:1 di tahun 2009, menjadi hanya 2:1 di tahun 2010 ini. Terjadi peningkatan yang significan pada direct investment.

Jadi menurut saya kurs rupiah yang menguat bukanlah sentiment belaka, melainkan ada alasan-alasan yang fundamental.

Source: World Bank, September 2010

www.alexpchandra.com

Indonesia: expenditure groups

0.01 0.09

0.04 0.36

1.14 6.36

13.1 24.4

120.6 49.8Poor(<=2)

Lower Middle(2 to 4)

Mid Middle(4 to 10)

Upper Middle(10 to 20)

Affluent(>=20)

130 100 50 0 50 70

Rural Urban

The Indonesian Middle Class (Millions)

0.05 0.32

0.23 2.0

3.98 18.3

25.5 43.3

89.1 47.1Poor(<=2)

Lower Middle(2 to 4)

Mid Middle(4 to 10)

Upper Middle(10 to 20)

Affluent(>=20)

100 50 0 50 100

Rural Urban

The Indonesian Middle Class (Millions)

1999 2009

Source: ADB based on BPS.

Page 6: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 110

road towealth

Alex P. ChandraDirektur utama BPR Lestari

11Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - - Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 110

SETAHUN SUDAH SAYA SETIAP BULANNYA MENULIS ARTIKEL ROAD TO WEALTH. SETIAP BULANNYA SAYA MENYAJIKAN SATU PEMIKIRAN, YANG SEBENARNYA BUKAN ORIGINAL PEMIKIRAN SAYA, MELAINKAN HASIL PEMIKIRAN ORANG-ORANG YANG TELAH LEBIH DULU SUKSES.

The concept is works. Ribuan orang bahkan ratusan ribu orang telah mendapatkan kesuksesan, bahkan kekayaan (jika kekayaan adalah hal yang utama kita inginkan) dengan mengaplikasikan konsep-konsep seperti: Dream Big, You Are Your Wealth, Wealth is Freedom, Clarity Is Power, Do What You Love, Question Is The Answer. Konsep-konsep tadi bersifat seperti hukum alam, hampir pasti hasilnya. Sama pastinya dengan hukum gravitasi, yaitu kalau kita lompat dari lantai 5 sebuah gedung, kita akan mati atau minimal patah-patah tulangnya.

Jadi dengan 12 pemikiran dan ide yang sudah disajikan dalam Road To Wealth, seharusnya kini anda dan kita semua sudah 12 langkah lebih maju , lebih sukses, lebih kaya, lebih sehat dan lebih sejahtera.

Apa yang terjadi sebenarnya, jika setelah 12 bulan ini, nasib kita sama saja. Tidak berubah sedikitpun, walaupun sudah membaca habis dan hapal semua langkah Road to Wealth.

“Saya senang pak, dengan tulisan di Road To Wealth”

“Bagus ya, sederhana, dan bisa langsung dipraktekkan”

Adalah komentar-komentar yang biasa saya dengar dari pembaca Road to Wealth.

Saya senang mendengarnya, bahwa tulisan-tulisan saya dapat dimengerti, bahwa tulisan-tulisan saya memberikan inspirasi. Tapi tujuan saya yang sebenarnya bukan itu. Tujuannya adalah agar pembaca Road to Wealth tersebut, hidupnya menjadi lebih kaya, lebih makmur, lebih sehat dan lebih sejahtera. Road to Wealth bukan sekadar entertainment. Road to Wealth adalah jalan menuju kemakmuran.

Jadi dimana missing link-nya, kalau ternyata setelah feel entertaint, ternyata hidup-nya tidak menjadi lebih baik.

TO KNOW BUT NOT TO DO IS NOT YET TO KNOW MY FRIEND.

Pengetahuan tidak ada artinya tanpa dilaksanakan. Hasil merupakan fungsi dari tindakan, bukan fungsi dari pengetahuan.

Contohnya, Sepanjang hidup profesional saya, saya mengajarkan orang untuk menabung. Saya mengajarkan bahwa menabung walaupun sedikit adalah langkah maju menuju hidup yang lebih sejahtera. Bahkan saya berargumentasi bahwa jika kita tidak bisa melakukan hal-hal yang lain, lakukan yang satu ini, menabung sedikit demi sedikit, yang ditambah jumlahnya setiap kali income kita naik, dan lakukan dalam jangka waktu yang panjang. Biarkan efek compounding interest bekerja. Minimal anda akan pensiun sejahtera, tidak akan minta-minta. Hasilnya digaransi, seakurat matematika. Hampir pasti, hmm… kecuali bank, atau lembaga tempat anda menabung dibubarkan.

Kalau saya mengatakan hal di atas, tidak pernah ada membantah, tidak ada yang tidak setuju. Semua mengerti, dan semua setuju. Namun kenyataannya, tidak semua melakukannya. Bahkan hanya sebagian kecil yang mengikutinya, sebagian besar mengerti namun tidak melakukan.

Sekali lagi, to know but not to do is not yet to know. Hasil adalah fungsi dari perbuatan, bukan fungsi dari pengetahuan.

Jadi di awal tahun ini, saya menyarankan melakukan satu tindakan sesuai konsep-konsep yang pernah saya sampaikan di kolom ini, yang anda-anda juga menyetujuinya. Satu tindakan saja, sekecil apapun. Gantikan kegiatan anda yang lama, yang tidak sesuai dengan konsep 12 Road To Wealth, dengan kegiatan baru yang lebih sesuai. Just small action. Bulan depan, ganti satu lagi, sehingga sampai tahun depan, kita sudah mengaplikasikan 12 tindakan yang sesuai dengan konsep Road To Wealth.

Nanti di akhir 2011, kita lihat hasilnya.

TO KNOW BUT NOT TO DO IS NOT YET TO KNOW

specialfeaturesPENDAPATAN PERKAPITA USD 3,000

Analisa di atas, bahwa akan terjadi akselerasi pertumbuhan kelas mengengah terjustifikasi bahwa di tahun 2010 ini pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai USD 3,000.

Sebagian kalangan meyakini bahwa angka USD 3,000 ini merupakan magic number. Angka keramat. Sebuah tipping point. Sebuah indikasi bahwa jumlah kelas menengah sudah mencapai critical mass, yang akan membuat laju pertumbuhan terakselerasi secara ekponensial.

Sebagai perbandingan, penduduk Cina mencapai pendapatan per kapia USD 3,000 di tahun 2008. Ketika itu jumlah produksi dan konsumsi mobil baru di Cina ada di kisaran 1 juta unit per tahunnya. Kini 2 tahun setelah angka keramat tadi tercapai, jumlah produksi dan konsumsi mobil baru di Cina mencapai 13 juta unit per tahunnya. Bayangkan kenaikan 13 kali lipat dalam 2 tahun !

Jika efek yang terjadi di Cina akan terjadi di Indonesia, bayangkan betapa dahsyatnya. Inilah yang membuat para retailer, hotelier, bankers global, industrier global berlomba-lomba membuka bisnisnya di Indonesia. Mereka mengantisipasi ledakan permintaan yang luar biasa.

MALL, TRAFFIC, DAN AIRPORT

Tanda-tandanya semakin jelas jika kita melihat mall yang terus bertumbuh dan padat.

Kemacetan lalu lintas dimana-mana. Sekarang kemacetan bukan monopoli Jakarta. Kota-kota lain di Indonesia juga mengalami gejala yang sama. Denpasar tidak terkecuali.

Lihat dan perhatikan kepadatan di airport. Hal ini terjadi bukan Cuma di airport-airport besar seperti Soekarno Hatta, Surabaya dan Ngurah Rai. Gejalanya juga bisa dilihat di kota-kota lainnya.

It is a must bagi bangsa kita untuk berinvestasi besar-besaran pada infrastrukturnya. Karena kalau tidak, masalah infrastruktur inilah yang akan menghalangi bangsa Indonesia mencapai kejayaannya di masa yang akan datang.

Potensinya sudah jelas, indikasinya sudah nampak, sangat sayang kesempatan emas yang tidak pernah kita dapatkan sebelumnya menjadi sia-sia karena infrastrukturnya tidak disiapkan. Inftastuktur yang saya maksudkan bukan Cuma infrastruktur fisik seperti jalanan, ketersediaan listrik dan air, telekomunikasi dan pelabuhan, melainkan yang non fisik seperti kepastian hukum, dan keamanan.

Saya mendengar pidatonya pak Dahlan Iskan ketika menerima penganugerahan Marketer of The Year 2010 dari MarkPlus Inc. Pak Dahlan berkata “PLN tidak mau lagi menjadi ban belakang. Kenapa ban belakang selalu gundul terlebih dahulu ? Karena ban belakang selalu mengejar-ngejar ban depan dan tidak pernah terkejar”

Infrastuktur selama ini selama mengejar-ngejar kegiatan ekonomi, seperti ban belakang mengejar ban depan. Dan tidak akan pernah terkejar.

Kalau kita mau belajar dari Cina, maka pembangunan infrastrukstur harus mendahului jamannya. Then we can tap into the most exciting era of Indonesia.

WHAT SHOULD WE DO ? KONSUMER, LIFE STYLE DAN RETAIL

Dalam sebuah acara makan malam, saya didudukkan di sebelah Pak Chaerul Tanjung (CT).

CT is my hero. Akselerasi bisnisnya mengembangkan Bank Mega

dan Mega group luar biasa. Kreativitasnya juga mengagumkan. Dalam waktu yang sangat singkat, CT berhasil membangun Bank Mega menjadi salah satu bank papan atas di Indosia, membangun stasiun TV yang sangat berhasil, membangun taman hiburan Trans, dan menjual ice cream Baskin and Robbins.

Baskin and Robbins ?

Dalam kesempatan itu saya sempat bertanya kepada CT, “kenapa dengan skala bisnisnya di perbankan dan studio TV, ia masih juga masuk ke sektor retail”. Sambil bercanda saya tanya “Ngapain lagi jualan es krim pak ?”

Beliau menjawab begini: “life style spending penduduk Indonesia, naik dua kali lipat setiap tahunnya Alex…”

Waktu itu saya tidak begitu mengerti apa maksudnya.

Kini saya melihat benang merahnya. CT terus menerus mengekspansi bisnisnya untuk mengantisipasi ledakan permintaan kelas menengah di Indonesia. Dia mengakusisi Carrefour, membeli Vaya Tour dan mengubahnya menjadi Mega Travel, menjadi pemasok branded goods, dan katanya sekarang bermaksud membangun convinience stores TransMart yang akan menyaingi Indomart dan AlfaMart sebagai convineince store sampai ke seluruh pelosok kampung di negeri ini.

LOOK AT INDONESIA

DI BPR Lestari kami mencoba mengembangkan visi Indonesia 2015. Artinya kita mencoba pula untuk mengantisipasi pertumbuhan yang terjadi di seluruh Indonesia. Kita mencanangkan agar di tahun 2015 sudah bisa beroperasi minimal di 5 propinsi lain selain di Bali. Kita sudah mulai menyiapkan blue-print dan organisasinya. Bahkan vehichle-nya sudah kami siapkan di tahun ini, yaitu pembentukan Lestari Capital sebagai holding company to be.

Guna mendukung kebutuhan personil dan pelatihannya, bekerja sama dengan perusahannya Pak Hermawan Kartajaya MarkPlus Institue of Marketingg (MIM), kami menyiapkan Lestari Institute sebagai training provider. Perusahaan kecil ini akan menyediakan pelatihan-pelatihan bagi tenaga kerja Lestari, kita mulai dengan yang standar-standar dulu agar tercipta standarisasi skills dan mutu. Nanti akan dikembangkan untuk pelatihan-pelatihan yang lebih advance buat supervisor level dan leadership level. Bagi bapak/ibu yang berminat melatih tenaga kerjanya sesuai dengan standar kami, Lestari Institute juga menerima karyawan-karyawan dari perusahaan lain.

Pokoknya, kita jangan mau kalah dengan perusahaan-perusahaan Malaysia dan Singapura yang mengincar Indonesia. Sebagai pebisnis, kita seharusnya tidak boleh kalah dengan mereka. Apalagi harus kalah di negeri sendiri, no way-lah.

5 atau 6 tahun yang lalu, saya sempat berbicara dengan boss-nya Hardy’s, teman saya Gede Hardiawan. Dia mengatakan bahwa dia melihat peluang untuk bisnisnya di kota-kota seperti Banyuwangi, Jember, Purwokerto, Mojokerto dan seterusnya. Pada waktu itu saya tidak begitu menaruh perhatian. Namun kini saya merasa bahwa langkahnya kawan saya itu perlu ditiru.

Kita sebagai pebisnis harusnya melihat market ke seluruh Indonesia, jangan melulu di Bali. Bikin prototype-nya di Bali. Rawat hingga sukses dan menguntungkan. Siapkan system dan organisasinya supaya bisa diduplikasi. Kalau sudah bisa dan sukses di Bali, bersiaplah untuk berekspansi ke seluruh Indonesia. Marketnya terutama di bidang retail, consumer dan life-style, menanti kita.

Page 7: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 112 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 13

economicfocuseconomicfocus

Upaya Pemerintah & Swasta

Pemerintah Provinsi Bali sebenarnya terus berupaya mengatasi problem sampah. Sejak 1986, pemerintah telah membangun Tempat Pembuang Akhir (TPA) seluas 22 ha di Suwung yang terletak di kawasan Sanur. Dengan menggunakan tiga sistem cara pemusnahan sampah, yakni pembakaran(incerator), sistem Sanitary Landfill dan sistem Open Dumping, TPA Suwung diharapkan dapat menampung atau memusnahkan sampah yang masuk dari wilayah Denpasar dan Badung, dan dua kabuten sekitar Gianyar dan Tabanan (Sarbagita). Bahkan, sejak 12 Desember 2008, TPA Suwung menjadi instalasi pertama di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi waste to energy (mengolah sampah menjadi energi listrik).

Sayangnya, inovasi yang coba diterapkan itu tidak berjalan baik. Penelitian Putu Rusdi Ariawan, mahasiswa Fakultas Teknik Universias Udayana misalnya, menyebutkan, berdasarkan fakta di lapangan, proses pengelolaan sampah yang dilakukan di TPA Suwung hanyalah Open Dumping, yaitu sampah hanya diletakkan di lapangan terbuka tanpa ada proses lebih lanjut. Sehingga, semakin hari sampah semakin menumpuk dan membutuhkan lahan yang lebih luas. Kesepakatan empat kabupatan dan kota untuk mengelola sampah secara bersama-sama juga disinyalir sangat memberatkan. Lokasi TPA yang terlalu sempit tidak akan mampu menampung volume sampah yang sangat besar dari empat daerah tersebut. Sedangkan teknogi waste to energy yang sempat menjadi bahan studi banding banyak pemerintah daerah di Indonesia sampai sekarang

ini tak ada kabar kelanjutannya. Usaha reporter M&I untuk mendapatkan informasi dan foto langsung ke lapangan pun mendapat hambatan. Petugas TPA melarang pengambilan foto dengan alasan harus mendapatkan ijin dari instansi pengelola.

Selain pemerintah, pihak swasta sebenarnya ikut terlibat dalam pengelolaan sampah. Pengusaha-pengusaha lokal Bali, sebut saja Pak Oles dan I Ketut Mertaadi misalnya, dan beberapa pengusaha dari Korea mendirikan pabrik pengolahan sampah. Mereka kemudian menjual hasil pengolahan sampah berupa pupuk organik, kertas daur ulang, dan bijih plastik. Pasar mereka tidak cuma di Bali, tapi juga sampai Jawa Timur dan luar negeri. Bisnis yang menjanjikan, pun begitu tidak mampu banyak mengurangi permasalahan sampah di Bali. Paling banyak, mereka hanya mampu mengolah 5 ton sampah per harinya. Dibandingkan 10.000 ton sampah yang mengalir setiap harinya, upaya mereka tersebut terbilang sangatlah kecil.

Nilai ekonomi Sampah

Apa yang dilakukan oleh para pengusaha di atas menggunakan cara pandang yang menarik, yakni menempatkan sampah sebagai aset dan mengolahnya untuk mengembalikan nilai ekonominya. Penggunaan berbagai teknologi memang memungkinkan pengolahan sampah menjadi berbagai produk, seperti kompos (paling umum), pakan ternak, alkohol, minyak astiri, energi (biogas dan listrik) dan berbagai bentuk lainnya. Dan, jelas akan menghasilkan keuntungan finansial.

M&I mencoba untuk menghitung secara kasar nilai sampah yang diolah menjadi pupuk organik dan bijih plastik. Berdasarkan data sampah padat yang ada, sampah di Bali terdiri atas 70% sampah organik dan 30% anorganik (plastik, kertas, botol, besi, dll). Jika kita menggunakan perhitungan kapasitas sampah sebesar 10.000 ton per hari, maka komposisinya: 7.000 ton sampah organik dan 3.000 ton sampah anorganik.

Jika sampah organik tersebut seluruhnya diolah menjadi pupuk organik, maka akan menghasilkan 3.500 ton pupuk organik kering (2 banding 1) yang laku di pasaran dengan harga rata-rata Rp1.000,-/kg. Itu sama dengan Rp3,5 milyar, per hari!

Sedangkan dari sampah anorganik, kita bayangkan saja 50% nya adalah plastik, dapat kita kelola untuk menghasilkan produk bijih plastik (dicacah atau dipanaskan) dengan harga di pasar Rp5.000-Rp12.300/kg. Jika kita gunakan harga terendah, maka akan menghasilkan nilai Rp7,5 milyar, per hari (1.500 ton X Rp5.000).

Betapa luar biasa! Dari dua produk standar di atas tersebut, dapat dihasilkan pendapatan sebesar Rp11 milyar setiap hari, atau Rp330 milyar setiap bulan, atau Rp4,015 trilyun setiap tahun. Ini nilai yang tidak main-main dan sangat besar nilainya untuk mensejahterakan rakyat di Bali. Tapi, sekarang ini uang sebesar itu terbuang percuma.

Sampah = Produk Peradaban

Sekarang ini, Badan Lingkungan Hidup (BLH) serta Biro Hukum dan HAM Provinsi Bali sedang menyiapkan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang pengelolaan sampah. Raperda ini diharapkan rampung dan diberlakukan sebagai peraturan daerah pada 2011. Melalui Perda tersebut, , Bali akan merintis pengelolaan sampah tingkat rumah tangga dengan model Takakura, yakni pemilahan bahan organik untuk diolah menjadi pupuk ramah lingkungan. Disertai dengan gerakan Bali bebas plastik yang ditargetkan selama empat tahun 2010-2014. Selain itu, pemerintah juga mengembangkan unit pengolahan sampah sekolah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi.

Gagasan untuk membebaskan Bali dari sampah plastik tersebut di atas sebenarnya dapat meniru apa yang dilakukan China pada 2008. Dengan menerapkan kebijakan sederhana, yakni melarang toko memberikan tas plastik gratis kepada pelanggan, membuat penggunaan tas plastik menurun hingga 50 persen, setara dengan 100 miliar tas plastik. Prinsipnya sederhana. Toko harus menetapkan biaya tambahan bagi pelanggan yang tetap ingin memakai tas plastik dan mereka boleh mengambil keuntungan dari penjualan tas plastik. Hasilnya, pelanggan belajar menggunakan tas plastik bekas.

Sedangkan pengelolaan sampah tingkat rumah tangga bisa ditingkatkan dengan pembangunan pabrik-pabrik pengolahan sampah tingkat banjar atau tingkat desa. Dengan begitu, persoalan sampah dapat diselesaikan di tingkat desa sebelum menumpuk di TPA. Selain menyelesaikan persoalan lingkungan dan mendapatkan hasil pengolahan sampah untuk kepentingan masyarakat desa sendiri, desa juga bisa mendapatkan pemasukan dari hasil penjualan produk olahan sampah tersebut (lihat hitungan kasar di atas). Pemerintah dapat bekerjasama dengan perusahaan swasta dan bank untuk pengadaan mesin atau teknologi pengolah sampah, baik organik maupun anorganik. Di Denpasar sampai saat ini sudah ada empat Desa yang sudah mengelola sampahnya sendiri yakni Desa Sanur Kauh, Desa Sanur Kaja, Desa Tegal Kertha dan Kelurahan Ubung. Dengan gagasan ini, pemerintah dapat mendorong lahirnya para wirausaha sosial di bidang sampah dan limbah.

Pilihan melibatkan komunitas desa dan pendidikan dalam pengelolaan sampah memang langkah yang sangat strategis. Selain menyelesaikan problem penumpukan sampah di tingkat paling kecil, pemerintah dapat mengajak masyarakat ikut bertanggung jawab mengatasi persoalan sampah dan mendapatkan manfaat daripadanya. Dan, ini adalah sebuah kerja peradaban, dimana tingkat kemajuan peradaban ditentukan oleh kemampuan manusia mengembangkan dan menjaga planet Bumi dari kehacuran akibat limbah yang ditimbulkannya. Artinya sederhana, peradaban disebut maju atau tingkat tinggi jika mampu mengatasi problem sampah dan menjadinya sebagai aset. Sebaliknya, jika satu daerah tidak mampu mengelola dan terus berkutat dengan masalah sampah, maka mau tidak mau kita harus mengakui, daerah masih berada di tingkat peradaban primitif. (dari berbagai sumber).

Pulau Bali sudah sejak lama mempesona banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Keindahan alam, kultur yang kuat, hingga fasilitas pariwisata yang kelas dunia, menjadikan pulau ini selalu mendapat predikat destinasi wisata terbaik di dunia. Tidak ada bandingnya.

Akan tetapi, segala kelebihan yang dimiliki Pulau Bali sekarang justru terancam oleh keberadaan sampah yang dihasilkan penduduk, pengelola wisata, maupun para wisatawan yang datang. Berbagai riset dan laporan menyebutkan, sampah di provinsi ini sudah mencapai kisaran 5.000 hingga 10.000 ton per harinya! Para penggiat lingkungan di Bali misalnya, menyebutkan satu orang penduduk mengeluarkan sampah padat 2,75 kg/hari dan limbah cair 3 liter per hari. Kalau jumlah penduduk Bali pada 2010 ini tercatat 3,9 juta jiwa (BPS), maka jumlah sampah yang dihasilkan penduduk Bali setiap harinya mencapai 10.725 ton sampah padat dan 11.700 ton limbah cair. Wow, ini sungguh angka yang luar biasa besar.

Sudah begitu, berdasarkan hasil studi pada tahun 2000/2001, khusus di empat daerah wisata utama Bali (Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan), jumlah anggota masyarakat yang mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah baru mencapai 50%, dan dari jumlah tersebut hanya 60% sampah yang bisa terangkut ke TPA. Sisanya masih tercecer diberbagai tempat seperti di jalanan, taman kota, pasar, dll. Sampai sekara, upaya minimalisasi sampah ke tempat pembuangan akhir melalui perubahan perilaku masyarakat belum memberikan hasil yang menggembirakan.

Sampah di Provinsi Bali dapat dilihat dalam dua sudut pandang. Pertama, sampah sebagai masalah karena keberadaannya dapat mencemari lingkungan (tanah, udara, dan air) dan “sumber petaka” keelokan pariwisata Bali. Sudut pandang lainnya, sampah adalah aset yang bila dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat yang sangat besar. Bukan saja dari aspek kelestarian lingkungan, tapi juga aspek ekonomi. Bayangkan saja, dalam hitungan M&I, sampah di Bali bernilai lebih dari 4 trilyun rupiah per tahunnya. Dan, itu dibiarkan terbuang percuma!

SAMPAH DI BALISetiap Tahun, Rp 4.015.000.000.000,- Terbuang Percuma

Oleh Dicky Lopulalan

Page 8: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 114 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 15

I Made Wenten B.Kabid Support

& OperationBPR Lestari

MAAF, BELUM ADA PEKERJAAN YANG MENYENANGKAN….Setelah sekian lama kita belum menemukan apa yang kita cari, maka ada kemungkinan. Pertama, apa yang kita cari memang tidak ada. Kedua, kita telah melewatkannya. (Edensor – Andrea Hirata)

growths trategiesgrowths trategies

bersama-sama dari pada kita nilai satu persatu. Hal ini sep-erti memilih orang yang badannya tinggi. Tentu lebih mu-dah kan kalau kita minta mereka berkumpul dan kemudian berdiri.Dan selanjutnya kita pilih siapa yang paling tinggi.

Biasanya wawancara pekerjaan dimulai dengan pertanyaan siapa yang sudah pernah bekerja dan siapa yang baru saja tamat sekolah atau belum pernah bekerja?

Dan diskusi kita lanjutkan dengan sharing yang dilakukan oleh orang-orang yang pernah bekerja. Saya minta masing-masing dari mereka bercerita tentang pekerjaan mereka sebelumnya, kondisi lingkungan serta alasan kenapa mer-eka berhenti bekerja.

Ada pemahaman yang ingin saya sampaikan kepada para pelamar yang merupakan fresh graduated. Yaitu, bagaimana sih orang bekerja itu? Saya agak khawatir tentang para fresh graduated ini. Jangan-jangan mereka memiliki bayangan yang terlalu indah tentang hal yang berkaitan dengan kata “bekerja”. Dan kemudian mereka shock, setelah pekerjaan itu mereka jalani.

Jadi saya minta kepada orang yang sudah pernah bekerja untuk bercerita tentang suka duka bekerja. Agar para fresh graduated ini paham.

Ada hal yang menarik dari cerita mereka-mereka yang su-dah pernah bekerja,yaitu tentang alasan kenapa mereka berhenti bekerja. Alasannya memang beragam. Yang men-gagetkan adalah ternyata alasan dominan mereka adalah sesuatu yang memang semestinya begitu.

Contoh alasannya seperti: Pekerjaannya tidak menyenang-kan, pekerjaannya berat, pekerjaannya membuat tertekan dan bossnya cerewet.

PEKERJAANNYA TIDAK MENYENANGKAN

Ya iya lah. Pasti tidak menyenangkan. Mana ada pekerjaan yang menyenangkan. Kalau liburan baru menyenangkan. Ma-kanya Pak Alex pernah ngomong, “Working is not Holliday”.

Kalau mau sesuatu hal yang menyenangkan seperti halnya liburan, nonton film jalan-jalan maka yang harus bayar adalah kita. Kalau kita ingin mendapatkan bayaran, maka kita harus melakukan sesuatu yang bermanfaat atau meny-enangkan orang lain.

Biasanya dari mereka ada yang tidak setuju dengan apa yang saya sampaikan. “Loh, Pak kalau kita menggunakan hobby sebagai pekerjaan itu kan hal yang menyenangkan. Kan enak, kita bisa melakukan hobby sekalian dapat uang.”

Kalaupun kita menggunakan hobby sebagai pekerjaan, maka hal itu tidak lagi menyenangkan. Karena apa yang harus kita lakukan bukan berdasarkan keinginan kita, tetapi

berdasarkan keinginan orang lain. Dan orang lain itu pasti memberikan target waktu, pencapaian, kualitas, prosedur, bla…bla…bla..

Contoh, Rhoma Irama dulu pasti dia senang , hobby main gitar dan nyanyi. Tapi kalau dia kita kontrak untuk nyanyi di panggung pada malam tahun baru, jam 11 malam dengan 10 lagu.Apakah hal itu menjadi hal menyenangkan? Atau beban?

Mungkin Bang Rhoma (kalau saja tidak dibayar) lebih memilih tidur dari pada nyanyi di panggung. Atau jangan-jangan saking bosannya nyanyiin lagu “Begadang Jangan Begadang”, dia enek dan mual-mual setiap diminta me-nyanyikan lagu itu. ….

Pelamar tadi yang tidak setuju, masih belum mau terima. “Tapi Pak, terus karyawan disini mereka kok terlihat happy dan semangat semua?”. Oh itu, mereka bukan senang bek-erja. Mereka membayangkan hasil pekerjaan mereka. Yaitu yang tanggal 25, maksudnya gajian.

Ini mungkin sedikit resep. Agar pekerjaan tersebut meny-enangkan, bayangkanlah hasilnya. Bayangkan hasil yang akan kita dapatkan, apabila kita melaksanakan tugas dan tanggung-jawab kita dengan baik.

Bayangkan apa yang kita bisa berikan kepada keluarga atau pacar kita apabila kita sudah melakukan tugas dengan baik. Kalau ini kita lakukan, maka pekerjaan yang tidak meny-enangkan mungkin akan kita bisa kita jalani dengan ikhlas dan semangat.

Contoh lainnya, mertua saya selain seorang PNS beliau juga seorang petani. Sampai sekarang masing sering ke sawah, kadang liat-liat saja. Kadang mencangkul. Apakah beliau senang mencangkul? Saya yakin tidak.Pasti beliau mem-bayangkan hasil panennya yang berlimpah, apabila sawah tersebut beliau garap dengan baik.

Apakah yang terjadi kalau kita kasih tau beliau, bahwa nan-ti akan gagal panen karena padinya habis dimakan tikus? Kemungkinan besar beliau akan menaruh cangkul, dan mengambil sepeda merk police 911. Dan memilih sepeda-an dari pada mencangkul.

Jadi, maaf terpaksa saya menyampaikan kabar buruk. Bah-wa ”sampai sekarang saya belum melihat ada pekerjaan yang menyenangkan”.

Bayangkanlah hasil dari pekerjaan anda, jalani pekerjaan dengan ikhlas dan nikmati hasilnya.

Selamat Tahun Baru 2011,,,,

Dari awal tahun 2010 ini, tim recruitment BPRLestari rata-rata setiap bulan melakukan wawancara kepada 15 orang calon karyawan baru. Ke 15 orang ini merupakan hasil seleksi dari lebih banyak lagi surat lamaran yang masuk. Kurang lebih surat lamaran yang masuk berjumlah 3 sampai 4 kali lipat dari orang yang kita wawancara.

Saya sendiri termasuk orang yang ikut melakukan wawancara seleksi bersama-sama dengan Manajer HRD dan Direksi.

Ada perubahan dari cara saya melakukan wawancara. Kalau sebelumnya wawancara dilakukan cara satu-persatu. Maka sekarang ini saya memiliki kebiasaan untuk melakukan wawancara bergroup. Caranya 4 sampai dengan 6 orang dipanggil barengan dan kemudian kita ngobrol bersama.

Apakah ini cara yang paling baik? I Don’t Know. Yang pasti cara ini efektif dan akurat bagi saya.

Lebih efektifnya begini, sering dalam wawancara kita harus menjelaskan sesuatu hal yang sama kepada calon pelamar. Misalnya tentang bagaimana BPRLestari, bagaimana karir, bagaimana budaya dan bagaimana cara kita bekerja. Daripada harus menjelaskan berulang-ulang kepada setiap orang, lebih baik menjelaskan sekali tetapi yang mendengarkan banyak orang.

Saya juga ingin mereka, antar pelamar bisa sharing pengalaman masing-masing. Tentang bagaimana kondisi pekerjaan dan lingkungan pekerjaan mereka sebelumnya. Ini merupakan hal penting dan gambaran umum yang perlu diketahui oleh pelamar yang masih fresh graduated.

Mengenai akurat, tentu lebih mudah memilih orang terbaik kalau kita kum-pulkan

Page 9: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 116 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 17

interviewwiththemillionaireJOGER JELEK BALI BAGUS!

Oleh Mudda Bima

“BELANJA TIDAK BELANJA TETAP THANK YOU!”

“Apa pendapat Bapak tentang komentar banyak orang yg sering mengatakan, bahwa orang yg berlibur ke Bali kalau belum sempat mampir ke Joger, berarti belum ke bali?” tanya Mudda Bima dari “M&I” memancing. Dengan senyum ramah, Pak Joger langsung sigap menjawab, “Ah, walaupun pendapat orang-orang itu sebenarnya sangat promotif bagi kami (Joger), tapi dalam berbagai kesempatan, sebenarnya sudah cukup sering saya bantah, karena menurut saya, orang2 yang sudah ke Bali, walaupun belum sempat mampir ke Joger, tetap saja mereka sudah ke Bali, walaupun memang belum ke Joger saja, he..he..he, jelas Pak Joger jenaka. “Lalu apa komentar Bapak, kalau ada pihak-pihak yg menuduh Bapak tidak konsekuen dan juga tidak konsisten dengan komitmen Bapak untuk tidak membuka cabang, tapi sejak tgl 9 bulan 9 tahun 2009 yang lalu, kok Bapak malah secara terang-terangan membuka cabang di Desa Luwus, Tabanan, yg tempat parkirnya bahkan jauh lebih besar daripada Pabrik Kata-Kata Joger yg di Kuta ini?” pancing Mudda Bima. Bukanlah Pak Joger namanya, kalau tidak langsung punya jawaban jika kita tanya atau apalagi pancing dengan pertanyaan sesulit apa pun juga. Dengan santai dan tetap jenaka, Pak Joger pun menjawab, “Wah, terima kasih! Tampaknya Anda memang jeli, tapi, toh tetap sajakurang jeli membaca tulisan di papan nama yg kami pasang di Joger, Luwus itu, karena kalau saja Anda baca secara lebih teliti, tentu saja Anda akan

tahu, bahwa Joger yg di Luwus itu sama sekali bukan cabang, melainkan hanya sekadar TEMAN alias TEMpat penyamAN Joger yg memang sudah secara “terpaksa dan dengan senang hati” kami buka, justru karena suasana di Pabrik Kata-Kata Joger, Kuta sejak beberapa tahun belakangan ini memang sudah sering kali terasa kurang nyaman, terutama di musim-musim liburan nasional”. Itulah dua jawaban yg kami terima atas dua pertanyaan yg kami ajukan kepada Pak Joger pagi itu. Dan karena hari itu adalah hari Rabu, maka kami (Mudda Bima, Anisa, dan Dedet) pun diberi kesempatan untuk ikut “bermedigia” atau “bermeditasi yg bisa langsung membuat bahagia” ciptaan atau temuan Pak Joger, yg sejak beberapa tahun belakangan ini (sejak th. 2000) setiap hari Rabu diberikan kepada pihak-pihak yg merasa pantas, perlu dan mau mengikutinya secara baik, jujur, terbuka, wajar dan gratis. Pagi itu kami diberi kesempatan untuk mengikuti “medigia” gelombang kedua (gelombang pertama, jam 7 pagi, khusus untuk anggota keluarga Joger yg harus segera ke Joger, Luwus). Hari itu memang merupakan hari yg sangat menguntungkan kami secara kejiwaan maupun raga, karena di samping diperkenankan mengikuti “medigia”, siang itu kami juga diajak makan masakan yg sedap buatan Ibu Ery Kusdarijati (Ibu Joger).

Page 10: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 118 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 19

entrepreneurinterviewinterviewwiththemillionaire

BERAWAL DARI NIAT BAIK UNTUK MEMBELA SESAMA ANAK BANGSA.

Sebelum menikah (sebelum 1979) Pak Joger memang sempat selama kurang lebih tiga tahun menafkahi dirinya dengan menjadi “guide freelance” Bali berbahasa Jerman. Tapi setelah berani menikahi mantan pacar seriusnya (19 Januari 1979), dan kemudian pada akhir bulan Agustus 1980, lima bulan setelah putra pertamanya (Dero Caksono) lahir, dengan semangat untuk “membela” turis maupun konsumen lokal (domestik) yg menurut pengamatannya selama menjadi “guide”, sudah terlalu sering dan terlalu jauh dilecehkan atau diremehkan justru oleh bangsa sendiri, yaitu oleh para pemilik “Art Shops” yg waktu itu (sebelum tahun 1980) masih terlalu memfokuskan diri untuk mengejar uang asing (Dolar, Yen, Lira, Deutsche Mark, Franc, Gulden, dan lain-lainnya). Sehingga para pemilik maupun penjaga “Art Shops” (waktu itu) pun kelihatan kurang bersemangat jika “Art Shops” mereka dikunjungi oleh turis-turis atau konsumen-konsumen lokal (domestik).

MODAL AWAL JOGER HANYA RP. 500 RIBU?

“Apa benar, dan karena apa di tahun 1980, ketika Bapak mulai merintis bisnis, konon Bapak hanya membawa modal uang Rp. 500 ribu saja?”, tanya “M&I”. “Ya, waktu itu saya memang sengaja hanya membawa Rp. 500 ribu saja, karena saya percaya, bahwa jumlah itulah yang paling tepat bagi saya, dan saya juga percaya, bahwa modal uang dalam

JELEK“Belanja NggakBelanja Tetap Thank You!”

JOGER

jumlah yg berlebih-lebihan alias yg terlalu banyak, biasanya cenderung hanya akan membuat mulut dan/atau kepala kita saja yg membesar!”, jawabnya singkat dan agak serius. “Lalu modal apa, selain uang dalam jumlah yg wajar, Bapak yakini bisa membuat seseorang bisa sukses dan/atau bahagia dalam berbisnis?” tanya “M&I”. “Saya adalah orang yg tidak mau bersikap terlalu hemat maupun terlalu tidak hemat. Maka menurut hemat saya, modal yg lebih penting daripada modal uang atau bahkan sering saya anggap sebagai modal yg terpenting di antara semua modal mencapai kesuksesan atau kebahagiaan sejati, adalah iktikad atau niat baik (good intention) yg kemudian benar-benar kita manfaatkan sebagai dasar untuk kejujuran, keramahan, kearifan, kekreatifan, maupun keproduktifan kita dalam berkiprah sebagai pengusaha yg seniman, maupun sebagai seniman yg pengusaha, secara konsekuen, konsisten, dan berkesinambungan, sehingga kita pun niscaya bisa dan boleh mendapat kepercayaan maupun simpati yg berlimpah dari berbagai pihak dan dari berbagai arah secara berkesinambungan juga. Dan dalam kesempatan yg sempit ini, saya kembali ingin mengingatkan kita semua, bahwa iktikad atau niat baik, adalah conditio sine qua non atau syarat mutlak yg harus kita miliki serta jalankan dalam segala aspek kehidupan kita, kalau kita memang ingin bernasib baik, karena tanpa adanya iktikad atau niat baik, maka kebaikan yg berikutnya pun tidak akan pernah mungkin terjadi. Wah, maaf, tampaknya saya sudah terlalu bersemangat dan juga terlalu jauh menyesatkan Anda ke jalan yg menurut saya secara subyektif benar, he..he..he”. jawabnya merendah.

TIDAK PROFIT ORIENTED, TAPI HAPPINESS ORIENTED?

“Apakah benar, orientasi bisnis Joger sejak 1987 sudah secara signifikan Bapak ubah atau alihkan arahnya, dari “profit oriented” menjadi “happiness oriented”? Dan apa penjelasan Bapak tentang kenyelenehan Bapak ini?” tanya kami kepada Pak Joger yg memang penuh kontroversi dan

paradok ini.

Dengan tenang, tapi tetap bersemangat Pak Joger pun menjawab, “Menurut hemat saya, profit dalam pengertian bisnis secara konvensional, adalah materi atau uang yg memang bisa saja membuat kita kaya secara materi, tapi apa gunanya kita kaya, kalau ternyata kita tidak bahagia?,

Jumlah yg berlebih-lebihan alias yg terlalu banyak, biasanya cenderung hanya akan membuat mulut dan atau kepala kita saja yg membesar!

Page 11: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 120 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 21

entrepreneurprofileentrepreneurprofile

walaupun harus kita akui juga, bahwa mungkin kita akan lebih tidak berguna lagi, kalau ketika kita sudah tidak kaya, atau apalagi sudah miskin, ternyata kita tidak bahagia juga, he..he..he. Lalu Pak Joger pun sigap menjelaskan, bahwa kekayaan atau apalagi kemiskinan tidak mungkin akan bisa membuat kita benar-benar bahagia, kalau kita tidak mau dan tidak mampu bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hal yg terjadi maupun terasa terjadi dalam hidup kita di dunia yg fana dan penuh misteri ini. “Jadi, apakah Joger menolak semua profit?” tanya kami (team “M&I”) berusaha memprovokasi Pak Joger. “Oh kami di Joger tidak menolak semua profit atau keuntungan yg dibawa ke kami, tapi kami selalu secara sadar untuk menolak profit-profit atau keuntungan-keuntungan yg tidak baik, tidak wajar, dan/atau keuntungan-keuntungan yg bisa membuat hidup kami tidak bahagia”, jawabnya yakin. “Wah, Pak Joger ini aneh-aneh saja, masak ada profit atau keuntungan maupun kekayaan yg bisa membuat hidup seseorang tidak bahagia?”, tanya Mudda Bima heran. “Ya, tentu saja ada, dan/atau bahkan justru lebih banyak yg bisa membuat kita sangat tidak bahagia, contohnya, profit-profit atau keuntungan-keuntungan, maupun kekayaan yg kita kejar, kita rebut, kita peroleh, kita simpan, kita nikmati, kita manfaatkan, maupun kita bagi-bagikan secara tidak baik, tidak legal, tidak wajar, tidak halal, keji, jahat, curang, munafik, licik, korup, ceroboh, pengecut, destruktif, dan tidak bersyukur”,

jawab Pak Joger lancar, tegas, tapi tetap lantang.

Page 12: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 122 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 23

(Financial Planning Process)

f inancia lp lanning f inancia lp lanning

Bebas disini artinya, sudah tersedia uang atau dana untuk setiap kebutuhan atau tujuan keuangan yang dimaksud. Untuk lebih konkretnya, tujuan dari perencanaan keuangan bisa dilihat dari gambar berikut:

Ada pertanyaan yang menggelitik bagi setiap orang, sebenarnya apa sih yang menjadi tujuan utama dari perencanaan keuangan yang dilakukan oleh seseorang? Walaupun tujuan dari suatu perencanaan keuangan itu bermacam-macam atau berlainan pada setiap individu, sebenarnya inti dari setiap tujuan dari perencanaan keuangan adalah kebebasan finansial (financial freedom). Apakah bebas dari beban utang, atau bebas dari kebutuhan akan biaya pendidikan anak, bebas dari kebutuhan akan biaya pensiun dan sebagainya.

Sebelum mencapai kebebasan finansial secara penuh, setiap orang biasanya memiliki tujuan keuangan tertentu yang diprioritaskan terlebih dahulu untuk dicapai. Dan setiap orang mempunyai tujuan keuangan dengan prioritas yang mungkin berbeda satu sama lain. sebab tergantung dari situasi individu tersebut, baik tujuan, perilaku dan kebutuhan mereka masing-masing. Walaupun demikian, tujuan keuangan dari sebagian besar orang bisa diklasifikasikan sebagai berikut:1. Akumulasi kapital atau dana untuk (perencanaan investasi)

FINANCIAL OBJECTIVES = FINANCIAL FREEDOM

Seperti yang terlihat pada gambar, ada lima perencanaan utama yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan keuangan yang paling akhir yaitu kebebasan finansial. Sedikit mengenai istilah kebebasan finansial atau financial freedom, istilah ini dipopulerkan Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad Poor Dad. Padahal kebebasan finansial ini merupakan tujuan dari setiap orang sejak dahulu kala. Ilmu perencanaan keuangan sendiri telah diperkenalkan di Amerika sejak tahun 1970-an sehingga bisa dikatakan istilah kebebasan finansial ini sudak ada sejak lama.

Perencanaan Keuangan Pribadi

KEBEBASAN FINANSIAL• Bebas Utang • Pendapatan Tetap • Lunas KPR • Anak Lulus Sekolah dan • Terproteksi Secara Finansial

Perencanaan Investasi

Akumulasi

Kekayaan

Alokasi Aset

PenggantianPendapatan

Nilai EkonomiHidup

Analisa Kebutuhan Dana

PerhitunganKekayaan

PergunaanStrategi Pajak

Perencanaan Asuransi

Perencanaan Warisan

Perencanaan Pajak

Perencanaan Pensiun/ Pendidikan Anak

Pendapatan Pensiun/ Biaya Sekolah

• Reksa Dana• Saham

• Properti• Asuransi Jiwa

• Kas

• Asuransi Jiwa• Asuransi Kesehatan

• Asuransi CacatTetap Total

• Dll

• Pajak Penghasilan• Pajak Properti

• Membuat Surat

Warisan

• Aset Yang Dimiliki• Anuitas

• Asuransi Pendidikan• Tabungan• Deposito

• Reksa Dana

MeminjamkanKeajiban Properti

Memaksimalkan Deduksipajak

a. kebutuhan keluargab. penyediaan dana daruratc. alokasi aset (asset allocation) yang efisien dan efektif untuk meningkatkan kekayaan2. Proteksi atas risiko personal (perencanaan asuransi)

a. kematian yang terlalu dini

b. kehilangan kemampuan atau cacat

c. biaya perawatan medis

d. kehilangan properti dan aset

e. kehilangan pekerjaan atau pendapatan

3. Penyisihan dana untuk biaya pendidikan dan pendapatan pada masa pensiun (perencanaan dana pendidikan anak dan pensiun)

4. Membayar pajak secara efisien (perencanaan pajak)

a. selama masih hidup

b. setelah meninggal

5. Pembagian harta apabila meninggal (perencanaan warisan)

Perhitungan aset dan kekayaan yang telah dimiliki dan persiapan untuk mendistribusikan kekayaan tersebut untuk orang yang diinginkan, biasanya keluarga yang dicintai, apabila meninggal dunia. Pendistribusian kekayaan itu apabila meninggal nanti (warisan) biasanya dibuat dalam bentuk surat wasiat oleh notaris yang dipercaya sang pewaris.

Dari tujuan-tujuan keuangan di atas maka dibuatlah perencanaan keuangan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk perencanaan investasi, pajak dan warisan, akan dibahas pada bab tersendiri secara khusus. Sementara untuk perencanaan asuransi, dana pendidikan anak dan pensiun akan dijelaskan secara umum dalam bab ini.

1. Antisipasi Risiko (perencanaan asuransi)

Dalam usahanya mencapai tujuan keuangan, seseorang pasti akan menghadapi risiko berikut:

a. Meninggal.

Setiap orang pasti akan meninggal suatu saat kelak, namun kapan dan bagaimana meninggalnya tidaklah pasti. Ada orang yang meninggal terlalu cepat atau hidup terlalu lama, yang akan membawa konsekuensi finansial terhadap orang tersebut dan orang yang ditinggalkannya.

b. Sakit berkepanjangan.

Setiap orang mempunyai kemungkinan menghadapi sakit yang berkepanjangan yang membuat orang tersebut tidak mampu bekerja dan menghasilkan uang untuk biaya hidup standar dan mencapai tujuan keuangannya.

c. Cacat tetap dan total.

Oleh sebab kecelakaan, seseorang mempunyai kemungkinan kehilangan kemampuan secara tetap dan total yang menghambat atau mengurangi kemampuannya untuk bekerja.

Apapun jenis risikonya, ketiganya adalah ancaman bagi seseorang dalam usaha mewujudkan tujuan keuangan dan memenuhi standar hidupnya. Untuk itulah perlu dibuat program antisipasi risiko atau perencanaan asuransi.

Bagaimana membuat perencanaan investasi atau program antisipasi risiko ini?

a. Risiko meninggal.

Tentukan jumlah uang pertanggungan yang ingin Anda siapkan bagi keluarga.

Formula sederhana yang dapat dipakai adalah:

- Lihat anggaran bulanan Anda dan tentukan suatu asumsi bahwa keluarga Anda mampu mendapatkan pengganti Anda atau mampu menghasilkan pendapatan seperti Anda saat ini, misalnya diasumsikan 7 tahun maka akan didapatkan formula:

7 x 12 x pendapatan bulanan = Uang Pertanggungan.

b. Risiko sakit berkepanjangan.

Penyebab sakit berkepanjangan adalah biaya rumah sakit dan pengobatan yang mahal akibat penyakit kritis yang diderita yang dapat disebabkan oleh kecelakaan maupun sakit itu sendiri.

c. Cacat tetap dan total.

Formula perhitungan uang pertanggungan di atas dapat digunakan dan selanjutnya menambahkan proteksi kecelakaan (kematian dan cacat tetap dan total).

2. Dana Pendidikan Anak

Kerinduan setiap orang tua adalah membekali pengetahuan setinggi mungkin bagi anak mereka agar dapat menjadi orang yang sukses. Mewujudkan kerinduan yang mulia ini tidaklah mudah. Seringkali orang tua tidak siap dari segi dana apabila tiba waktunya anak mereka masuk sekolah. Apalagi bagi mereka yang memiliki lebih dari satu anak, harus merencanakan jauh sebelumnya agar tidak mengurangi standar mutu sekolah anak mereka. (Bersambung)

Proses Perencanaan

Keuangan

Page 13: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 124 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 25

theI nsider theI nsider

ASelasa, 21 Desember 2010. Siang itu hujan deras mengguyur Kota Denpasar. Jalan raya mendadak jadi kanal. Di setiap persimpangan terjadi

kemacetan akibat air yang tumpah ruah memenuhi ruas jalan. Di ruang traning lantai 4 BPR. Lestari, Jalan Diponegoro No. 110 Denpasar, Anisa, karyawan BPR. Lestari tampak sibuk keluar-masuk ruangan untuk memastikan kesiapan tempat pertemuan Offline Gathering, yakni semacam pertemuan antar pebisnis untuk membahas berbagai fenomena ekonomi; tingkat lokal, nasional maupun global.

Tempat duduk ditata berbentuk “U” mengikuti sisi ruangan. Di depan sengaja dikosongkan untuk pembicara–hanya diisi dengan meja kecil dan layar LCD. Di atas meja telah disiapkan seminar kit berupa 3 buah majalah; 2 Majalah Marketeers edisi Nov-Des 2009 dan edisi Desember 2010, dan sebuah majalah M&I edisi Des 2010-Jan 2011.

Waktu menunjuk jam 2 siang. Satu per satu peserta muncul dari pintu lift. Cuaca buruk tampaknya tak menyurutkan niat peserta menghadiri acara penting tersebut. Mereka datang dari berbagai kalangan; pebisnis lintas sektor, pimpinan bank swasta, bank pemerintah, dan jurnalis media bisnis. Pembicaraan dalam suasana akrab terjadi di antara peserta sebelum acara dimulai. Kopi dan teh hangat di lobi depan

rungan pertemuan semakin menghangatkan obrolan. Macam-macam yang diobrolkan, mulai dari saling menantanya kabar maupun obrolan seputar dunia bisnis yang mereka geluti.

Acara berlangsung setelah 15 menit berbincang-bincang di lobui. Tak ada kursi yang tersisa, sekitar 40 peserta antusias mengikuti seminar. Pembicara pertama menghadirkan Taufik, Chief Bussines Officer MarkPlus, Inc. Sedangkan pembicara kedua mengadirkan Alex P. Chandra, CEO BPR. Lestari sekaligus sebagai Pimpinan Perusahaan media ini. Baik Taufik maupun Alex, dalam presentasi, intinya menggugah kesadaran pebisnis Indonesia untuk mempersiapkan strategi bisnis pada tahun 2011 mendatang.

Kegelisahan Alex dan Taufik cukup beralasan. Pasalnya, bulan November tahun lalu, dengan mengacu pada studi yang di-publish majalah The Economist pertengahan tahun 2009, MarPlus, Marketeers dan ekonom Faisal Basri membuat Indonesia Economic Outlook 2010: The Beginning of the Golden Period. Perkembangan ekonomi dan bisnis Indonesia selama 10 bulan pertama tahun 2010, menunjukkan bahwa tanda-tanda periode emas Indonesia sudah dimulai. Selain sektor indeks bursa yang terus menerus mencapai rekor baru, jumlah indikator ekonomi seperti cadangan devisa dan FDI juga mencapai rekor baru di tahun 2010.

Namun yang tidak diketahui banyak orang Indonesia, tetapi benar-benar menjadi perhatian para investor top dunia, selain investment grade status dalam sovereign rating adalah angka GDP per capita Indonesia yang pada akhir tahun 2010 akan mencapai 3000 US Dollar. Ini adalah “infection poin” dalam perkembangan ekonomi suatu negara dan telah berlaku di berbagai negara di dunia, dimana setelah mencapai titik tersebut, ekonomi akan menemukan momentum percepatan pertumbuhan ekonomi dunia. Inilah yang membuat banyak investor dunia, termasuk yang beberapa tahun lalu meninggalkan Indonesia karena kecewa dengan investment climate, untuk berebut masuk Indonesia agar tidak ketinggalan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kalau investor dunia, dengan pengalaman beragam di berbagai penjuru dunia bergerak agar tidak ketinggalan momentum, maka sudah saatnya para pebisnis Indonesia juga punya keyakinan yang sama. Sesuatu yang tidak mudah karena para pebisnis Indonesia lebih banyak dikepung dengan informasi tentang masalah-masalah dalam perekonomian Indonesia tanpa diimbangi dengan informasi mengenai peluang yang sebetulnya ada dalam perekonomian Indonesia. Melalui Indonesia Economic Outlook 2011, MarkPlus dan Marketeers yang selama 8 tahun terakhir

bersama ekonom Faisal Basri melakukan kajian tentang peluang ekonomi dan bisnis di tahun depan, ingin mengajak para marketeers untuk mulai mempelajari cara lain menangkap peluang di perekonomian dunia, sebagaimana dipraktekkan para investor global yang pada tahun 2010 menyerbu Indonesia.

Terakhir, sebelum menutup acara, Alex menyampaikan bahwa acara semacam ini akan diselenggarakan setiap 3 bulan sekali. Tujuannya tak lain, untuk membangun networking. Banker lulusan Tehnik Elektro Universitas Trisakti ini berharap, networking yang terbangun akan semakin besar. Gathering selain sebagai wadah untuk membahas isu-isu ekonomi faktual, juga diharapkan sebagai tempat transaksi bisnis, mengingat peserta berasal dari beragam sektor bisnis. Untuk mendukung kelancaran acara, setiap peserta dipungut biaya kontribusi sebesar Rp 350.000,-/pertemuan untuk umum dan Rp 150.000,-/pertemuan khusus untuk pelajar/mahasiswa. “Tapi, tidak usah khawatir bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, ada cara agar biaya kontribusi bisa diminimalis. Caranya dengan berlangganan majalah M&I setahun sebesar Rp 210.000,- dan Majalah Marketeers setahun Rp 320.000,-. Total Rp 530.000,- untuk 3 kali pertemuan,” demikian kata Alex menutup pertemuan.

Offline GatheringIndonesia Economic Outlook 2011

Investor Dunia Geregetan, Pebisnis dalam Negeri?

Oleh Mudda Bima

Page 14: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 126 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 27

Page 15: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 128 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 29

Nyoman Grafis

Rekam Jejak Usaha dari Nol

Oleh: Mudda Bima

innovat ivebusiness

“Selepas bekerja di percetakan jam 5 sore, saya mencari pekerjaan tambahan membuat papan nama kantor di kawasan Kuta. Saya belum punya motor. Saya ke sana biasa numpang kendaraan umum. Tapi, karena malam sudah tak ada kendaraan umum untuk pulang, saya terpaksa tidur di emperan toko. Pagi-pagi baru saya pulang ke Denpasar, langsung masuk kerja. Begitu setiap hari. Saat anak pertama saya lahir terpaksa saya tinggalkan di kampung, sebab keadaan ekonomi saya belum mencukupi untuk membesarkan anak,” tutur Nyoman Ratayasa (42) kepada Mudda Bima, reporter M&I.

Sepenggal cerita di atas hanya sebagian kecil dari catatan perjalan hidup Nyoman saat merintis usaha dekorasi. Kini, Nyoman sudah bisa bernapas lega. Kerja

kerasnya sejak tahun 1988 yang silam telah membuahkan hasil. Sebuah rumah berdiri kokoh di atas sebidang tanah di Jalan Batu Intan, Desa Batu Bulan, Gianyar sebagian hasilnya. Tak cukup sampai di situ, Nyoman juga telah mengontrak beberapa bidang tanah di sekitar rumahnya untuk bengkel kerja mempersiapkan bahan dekorasi sebelum dipasang. Suami Sumiarti ini juga telah berhasil membangun sebuah studio digital printing tak jauh dari rumahnya. Dua mesin digital print, masing-masing untuk kebutuhan in door dan out door yang harganya ratusan juta tersebut juga merupakan hasil keringat yang dikumpulkan selama bertahun-tahun.

Di studio digital printing Nyoman mempekerjakan seorang tenaga Administrasi dan dua orang tenaga desain grafis. “Kalau pekerjaan printing ini bukan prioritas. Pengerjaan bahan-bahan untuk dekorasi di belakang lebih penting. Kadang-kadang di belakang butuh tenaga sampai 60 orang. Apa lagi kita kadang-kadang sering mendapatkan pekerjaan yang sifatnya dadakan. Untungnya kru yang saya ajak sudah terbiasa dengan pola kerja seperti itu,” ungkap Nyoman.

Di Bali Nyoman telah mendekor berbagai event yang jumlahnya tak terhitung. Hampir semua event-event besar di Bali menggunakan jasa Nyoman Disain. Beberapa even di Kota Jakarta, Bandung dan beberapa kota lain juga pernah menggunakan jasa Nyoman Disain. Tak hanya dalam negeri, Nyoman Disain juga beberapa kali sudah pernah ke luar negeri. Biasanya even-even pariwisata. Pernah ke Cina, London, Berlin, Jepang. “Bahan-bahannya semua diproduksi di sini. Di sana tinggal dipasang. Beruntung, pertama saya mendekor untuk even yang di Jerman, Indonesia langsung dapat juara satu waktu itu. Tumben-tumbennya Indonesia mendapat juara. Sejak saat itulah saya banyak mendapatkan pesanan dekorasi dari instansi pemerintah,” kata pria asal Seraya, Karangasem ini dengan nada semangat.

KONTRIBUSI KECIL BUAT KAMPUNG

Di kampung, Nyoman tergolong sukses sebagai pengusaha. Ia tak lupa pada saudara-saudaranya di sana. Setiap ada pekerjaan ia selalu melibatkan mereka. Pada masa-masa awal merintis usaha Nyoman bekerja sendiri dibantu oleh Sumiarti, istri tercinta untuk belanja bahan. Seiring dengan pesatnya orderan, Nyoman mengajak dua orang tenaga dari kampung. Kini Nyoman mempekerjakan sampai dengan 60 orang tenaga dari kampung. Mereka memang tenaga lepasan. Artinya, dipanggil hanya pada saat ada pekerjaan saja. Sekarang lumayan, setiap saat ada saja yang dikerjakan. Nyoman merasa prihatin melihat keadaan saudara-saudaranya di sana. Di kampung bukannya mereka malas bekerja, tetapi keadaan alam yang kering membuat

orang-orang di sana tak bisa berbuat banyak. Paling tidak di sini mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

Tenaga dari kampung yang dipekerjakan oleh Nyoman tidak berangkat dari latar belakang pendidikan yang baik. Apa lagi sebagai desainer, itu jauh. Sehari-hari mereka hanyalah sebagai nelayan dan petani. “Pengalaman mereka di bidang ini sama sekali belum ada. Memang dibutuhkan kesabaran untuk melatih mereka di awal-awal. Saat ini mereka sudah lumayan menguasai pekerjaan,” ucap Nyoman.

Untuk menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi, Nyoman berharap, di Bali pemerintah membangun sebuah gedung pameran permanen sekelas JCC (Jakarta Convention Center) di Jakarta. Dengan demikian usaha-usaha semacam Nyoman Disain semakin mudah berkembang. “Dengan tenaga sampai 60 orang yang saya ajak kerja sekarang ini, saya punya angan-angan untuk membagi mereka kedalam beberapa paket tim profesional. Dengan begitu mereka bisa berkembang. Kalau ada event-event besar di Bali, sudah ada tenaga profesional yang akan mengerjakan. Para desainer dari luar tidak perlu membawa terlalu banyak kru karena sudah tersedia di sini,” demikian kata Nyoman mengakhiri obrolan hangat di siang itu.

Page 16: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 130 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 31

smar tf amilysmar tf amily

Oleh Suzana ChandraManaging Director- Lestari Living

“Baru lulus kuliah, tidak ada pengalaman kerja, IP biasa-biasa saja, tidak pernah berorganisasi, tidak pernah punya keahlian, dan tidak ada minat wirausaha……”

Saya punya satu kata untuk mereka…..”are you kidding me?”….Hari gini gak ada pengalaman kerja?”….Nekat apa? Apa mereka gak baca Koran?...apa gak sadar

bahwa Indonesia memiliki angka Penganguran Intelektual diatas 2 juta orang? Wah ternyata..saya punya lebih dari satu kata untuk mereka.

Yang lucunya, ternyata perusahaan-perusahaan baik besar dan kecil, kesulitan mencari tenaga kerja yang bagus. Nah lho….sarjana-sarjana yang menganggur buanyaaak banget…mereka menjerit: “susah banget nyari kerja”, tapi perusahaan-perusahaan juga “menjerit: “susahnya mencari tenaga kerja” .

Fenomena yang sangat ironis . Apa yang salah ya?

Kenapa ada penganguran Intelektual?

Secara definisi, pengangguran intelektual adalah mahasiswa yang sudah lulus kuliah, tetapi masih menganggur atau bekerja dibidang yang jauh dibawah kapasitasnya. Misalnya, insinyur…tapi menjadi pelayan restoran, lulusan arsitek tetapi bekerja dibagian administrasi, atau benar-benar sarjana pengangguran..luntang-lantung.

Statistik mengatakan bahwa ada lebih dari 2 juta pengangguran intelektual di Indonesia. Apa yang menyebabkan hal ini?

Ok..…saya setuju, kalau ada yang merespon..khan jumlah usia produktif Indonesia sangat banyak…..jelas saja jumlah lulusannya juga banyak, Tetapi jawaban ini tidak menjawab fenomena, kenapa perusahaan-perusahaan kesulitan merekrut tenaga kerja?

Ada apa dengan tenaga lulusan ini?

Saya mengutip perkataannya Bob Sadino, bahwa sistem pendidikan Indonesia “tidak menyiapkan tenaga kerja “siap pakai”. Para lulusan diajarkan ilmu sehingga mereka menjadi “tahu”, tapi tidak dididik untuk menjadi “bisa” apalagi terampil menggunakan ilmu dan penge”tahu”an mereka.

Intinya para mahasiswa diajarkan theori, tapi tidak diberikan kesempatan berlatih dan mempraktekan ilmu/pengetahuan mereka. Yang ada adalah pada saat lulus, mereka menjadi sarjana mandul . Dalam bukunya, Bob Sadino mengatakan bahwa “akar dari kemiskinan masyarakat salah satunya adalah karena mandulnya para sarjana yang tidak kompeten…..(Bob Sadino – Mereka bilang Saya Gila)

Yang lebih mengerikannya adalah bahwa kebanyakan mereka yang mengajar (dosen ataupun guru) bukanlah dari kalangan praktisioner yang sudah mempraktekan ilmu dan pengetahuannnya, melainkan juga para akademis yang kebanyakan tidak pernah mempraktekan theori dan ilmunya.

Nah lho…cilaka dua belas ini. Kalau yang mengajar saja tidak pernah ‘praktek’, apa jadinya dengan ‘lulusan yang diajar oleh orang yang cuma “tahu” saja’. Tidaklah mengherankan kalau kita memiliki sarjana-sarjana yang “mandul”.

OK lah…siapa sih saya ini sampai mengkritik system pendidikan, kayaknya terlalu jauh deh perjalanannya untuk mengubah system pendidikan. Yang penting, kita semua menyadari bahwa pendidikan di bangku sekolah saja, sangat tidak cukup untuk menjadikan generasi kita tenaga siap pakai.

Jadi apa sih yang bisa kita sebagai orang tua, lakukan supaya anak-anak kita tidak menambah panjang daftar pengangguran intelektual.

Saran saya cuma satu….Jangan didik anak anda untuk belajar terus. Yang saya maksudkan “belajar terus” adalah di belajar melulu di bangku sekolah.

Sedini mungkin, dorong anak untuk mengikuti berbagai organisasi didalam dan diluar sekolah, ikut perhimpunan siswa/mahasiswa, organisasi sosial, pencinta alam, paduan suara. Ikut pertukaran siswa.

Pada saat libur, dorong mereka untuk mencari pengalaman bekerja dengan menjadi tenaga kerja sukarela atau mulai berwiraswasta dengan teman yang lain. Kalau anda memiliki bisnis atau perusahaan, ajaklah anak untuk magang . Biarkan mereka berinteraksi dengan satu sama lain. Disitu mereka akan belajar real world, dunia yang sesungguhnya diluar bangku sekolah.

Biarkan anak-anak berinteraksi, merasakan “tekanan sosial” dari kegiatan-kegiatan mereka. Mengatur dan mengimbangi waktu sekolah dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Belajar bertanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka. Tugas kita adalah mengayomi, dan kebanyakan juga menjadi “supir’ “an mengantar mereka ke tempat-tempat aktivitasnya.

Kalau ada pelatihan untuk anak, investasikan uang dan

waktu dengan mendaftarkan anak dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Doronglah kreatifitas anak dengan menjadikan sebuah ide menjadi real.

Hanya dengan investasi di pengalaman itulah, kita dapat membantu anak-anak kita menjadi lebih siap dalam menghadapi dunia kerja dan paling tidak mereka tidaklah akan se-mandul lulusan lain yang kerjanya cuma sekolah melulu.

Mereka yang biasa berorganisasi dan pernah magang, akan memiliki tingkat percaya diri yang lebih, dan juga kemampanan sosial yang jauh lebih baik daripada mereka yang cuma belajar disekolah saja. Ini akan merupakan ‘faktor pembeda” yang menjadikan anak-anak kita memiliki nilai tambah pada saat mereka mencari kerja ataupun memulai usaha/karir. Kebetulan sekali, saya beruntung dapat menikmati pendidikan Indonesia dan juga Australia. Pendidikan di Indonesia mengajarkan saya untuk disiplin, rajin, tekun dan respek terhadap yang lebih tua atau dituakan. Sedangkan pendidikan dan pengalaman berbisnis di Australia membuka mata saya bahwa kunci kesuksesan dalam hidup bukanlah cuma berdasarkan berapa tinggi sekolah kita, seberapa rajin kita belajar dan bekerja, bukan juga karena keberuntungan ataupun koneksi yang kita punya. Tetapi merupakan “keputusan dan tanggungjawab kita secara pribadi”.

Adalah tanggungjawab kita selaku orang tua untuk membimbing generasi penerus ini tentang sistem pendidikan yang kita tahu, tentang kenyataan bahwa kita memiliki 2juta sarjana pengganguran, tekankan tentang pentingnya investasi pada pengalaman, dan janganlah lupa menginformasikan bahwa “mereka sendirilah yang bertanggungjawab secara pribadi atas kesuksesan hidup mereka”.

Janganlah berandai-andai bahwa keadaan akan menjadi lebih baik, karena kita tidak memiliki kontrol atas itu. Konsentrasikan tenaga dan pikiran anda hanya pada hal-hal yang bisa kita kontrol, seperti sejak dini persiapkan diri anak-anak kita dengan bermacam-macam pengalaman. Invest di pengalaman kerja, sedini mungkin.

Jadi, Bapak Ibu sekalian..sekali lagi saya menekankan, janganlah mendidik anak untuk cuma belajar di bangku sekolah. Janganlah anak terlalu “dimanja”dan ”dilindungi” dari “tekanan sosial” . Doronglah mereka untuk mencari pengalaman diluar sekolah, sedini mungkin. Jangan melulu sekolah.

Good luck...

JANGAN DIDIK ANAK UNTUK BELAJAR

Page 17: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 132 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 33

p olling

Oleh Team Kopi Panas

GED telah berkembang menjadi penyedia jasa layanan pengiriman udara yang mandiri. Sejak berdirinya GED telah memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan standar layanan yang sesuai dengan standar internasional untuk sebuah perusahaan courier dan cargo.

Selain memiliki jaringan yang tersebar diseluruh Indonesia, kecepatan dan ketepatan waktu penghantaran, keleluasaan waktu pengambilan, informasi tracing dan tracking pengiriman yang akurat dan cepat, GED senantiasa mengedepankan tingkat layanan yang bersumber dari keunggulan sumber daya manusia dalam upaya memenuhi kepuasaan pelanggan.

PT. GANESHA EMAS DWIPAJl. Pulau Kawe No. 53 Denpasar, Bali 80222

Phone : (0361) 264320, 234461 Fax : (0361) 247985 Email : [email protected] Website : www.ged.co.id

SERVICES: Same Day Service Layanan pengiriman dengan waktu tiba di kota tujuan pada hari yang sama Overnight Service Layanan pengiriman untuk tiba pada keesokan harinya Regular Service Layanan pengiriman dengan masa tiba 1-2 hari International Courier Service Layanan pengiriman international door to door

Mengatakan Dana Liburan Di Peroleh Dari Hasil Menabung

Akhir tahun sudah tiba.., dan dinanti banyak orang untuk berlibur. Dan kami ingin tahu, bagaimana biasanya kita mendapatkan

dana untuk liburan; apakah dari tabungan yang sudah dikumpulkan sebelumnya, atau meminjam dulu dari orang lain, ataukah lebih mengandalkan menggesek credit card.

Dari para responden yang kami tanya mengenai dana yang dialokasikan untuk liburan, sebagian besar, yaitu 78,8% mengatakan bahwa dana untuk liburan mereka diperoleh dari tabungan yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Bahkan ada beberapa responden yang mengatakan, jika ternyata tabungan yang dikumpulkan tidak mencukupi untuk berlibur di luar rumah, mereka cukup menikmati liburan di rumah saja.

Ada pula yang mengkombinasikan tabungannya dengan sumber dana lainnya; dari credit card, pinjaman, dan dari bonus tahunan / THR; masing-masing dengan persentase 3,8% dari keseluruhan responden yang kami tanyai.

9,6% responden mengandalkan menggesek credit card untuk menikmati waktu berlibur; beberapa di antaranya mengatakan bahwa jika memakai credit card, pembayarannya bisa dicicil dan tidak sekaligus mengeluarkan dana dalam waktu yang bersamaan.

Tidak ada 1 orang pun responden yang mempertimbangkan untuk mendapatkan dana berliburnya dari pinjaman.

Hasil polling ini memperlihatkan bahwa untuk menikmati liburan, sudah banyak yang mempertimbangkan untuk membuat perencanaan secara keuangan, agar setelah liburan usai, mereka tidak terlalu terbebani dengan biaya pasca liburan.

78,8%

Page 18: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 134 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 35

whatsNewwhatsNew

Menu masakan nusantara kini semakin melejit, setidak-tidaknya mulai menggeser berbagai menu masakan luar yang sempat heboh, menjadi primadona dan gaya

hidup masyarakat kita. Berbagai jenis perusahaan waralaba di bidang kuliner dari luar sempat menggeser selerah lidah masyakat kita. Seiring perjalanan waktu, pengusaha kuliner dalam negeri mulai menyadari berbagai kekurangan. Di antaranya, penting membuat kemasan yang menarik, pelayanan maksimal dan manajemen yang baik.

Urusan makanan dewasa ini tidak sekedar urusan perut, tapi bergeser (baca: melenceng) menjadi identitas sosial tersendiri. Siapa diri Anda akan dilihat; Anda makan dimana? Tinggal di kawasan mana? Belanja di pusat super market mana? Atau mengabiskan tabungan untuk apa?

Kafe Betawi memahami betul pergeseran gaya hidup masyarakat kita. Setelah sukses membuka depot di berbagai

kota yang jumlahnya mencapai 24 depot, kini Kafe Betawi hadir menyapa penikmat kuliner di Pulau Dewata. Tentu dengan tampilan dan kemasan modern. Bulan November 2010 yang lalu, meluncurkan depot di Seminyak Square. Melihat animo masyarakat meningkat drastis, tanggal 17 Desember yang lalu menambah satu depot lagi di mal BMG (Matahari Bali Galeria), Simpang Siur, Kuta.

Kafe betawiHadir Menyapa Penikmat Kuliner BaliOleh: Mianto

Sesuai namanya, Kafe Betawi menyediakan beragam masakan khas Betawai. Ada soto betawi, soto mie, soto buntut (goreng), soto kambing, nasi uduk, nasi goreng, nasi rawon, lontong cap gomeh, laksa betawi, lontong sayur, mie kangkung, ketoprak, aneka sate, rujak ulek, kue rangi, pempek, karedok, ketoprak, juga ada semur jenggol. Untuk minuman tersedia soft drink susu, kopi (tubruk, susu), sekoteng, wedang jahe, es cincau, doger, kelapa muda, cendol, es campur. Tak ketinggalan camilan seperti otak otak, aneka kerupuk dan makanan penutup seperti rujak bebek dan asinan.

Aroma khas Betawi tidak hanya ditampilakan dalam beragam makanan yang tersedia, diluar makanan, Kafe Betawi juga memperhatikan kesan yang dapat dilihat mata. Depot ditata dengan konsep disain Betawi modern. Pramusaji mengenakan pakaian khas Betawi. Laki-laki memakai baju koko, perempuan dengan kebaya encim. Senyum ramah Abang None Jakarta menjadi kesan tersendiri dalam setiap sajian menu istimewa pesanan Anda. Kafe Betawi tampaknya berhasil mengangkat aroma masakan tradisional nusantara khas Betawi. Terbukti, saat reporter M&I melakukan reportase di sana, depot yang berada di food cornner MBG tersebut tak hanya dipadati pengunjung domestik, tetapi wisatawan manca negara dari Eropa, Amerika maupun Asia tak mau ketinggalan.

Manajemen teritegrasi dengan pusat di Jakarta. Sistem keuangan sudah menggunakan teknologi online internet, sehingga setiap saat seluruh aktivitas finansial depot yang tersebar terpantau. Menurut keterangan Bang Heru, pengawas depot Kafe Betatawi Matahari Bali Geleria, Kafe dibuka mulai jam 10 pagi hingga jam 10 malam. Dengan rentang waktu buka yang panjang, pelanggan Kafe Betawi dapat memilih beragam menu yang pas untuk sarapan, makan siang dan makan malam.

Page 19: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 136 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 37

notefrom theguru

Hermawan KartajayaAsia’s Leading Marketing StrategiestCEO Of Mark Plus. Inc & Founder of MIM

notefrom theguru

Saya pernah tulis kalau penelitian MarkPlus menunjukkan bahwa ada tiga komunitas besar yang akan menjadi sangat penting bagi para pemasar di

masa depan. Yaitu Youth, Women, dan Netizen. Jika marketer ingin menerapkan konsep New Wave Marketing, mau tidak mau harus mempertimbangkan peranan tiga komunitas utama tersebut sebagai inflluencer terkuat pasar. Hal ini pertama kali saya sampaikan di penghujung tahun 2009, dan masih relevan hingga sekarang, seperti saya tekankan kembali di MarkPlus Conference 2011

Pada artikel bulan Desember, sudah saja jelaskan mengenai

wanita. Khususnya

Ibu. Sebagai CFO atau “kepala

bagian keuangan” suatu keluarga, pengaruh wanita

dalam penentuan produk atau jasa mana yang akan dibeli atau digunakan

sangat tinggi.

Pengaruh Women memang luar biasa. Kalau kaum pria biasanya hanya mengingat diri sendiri saat belanja. Perempuan biasanya selalu ingat “family and friends”. Jadi tidak aneh kalau seorang perempuan memang membeli banyak barang setiap kali belanja. Sehingga jelas bahwa perempuan itu yang disebut “managing the market”. Entah uang yang digunakan oleh mereka itu milik sendiri atau milik orang lain, seperti suami atau teman.

Lantas bagaimana caranya mendekati pasar perempuan ini? Tentunya dengan mengerti hasrat mereka yang paling

mendalam, lalu mencoba memenuhinya. Tapi sebagai masyarakat Asia, sebenarnya bukan keinginan atau hasrat saja yang membentuk pola konsumsi, tapi juga kekhawatiran dan kegelisahan. Ini sejalan dengan tingginya kekhawatiran terlihat memalukan atau terlihat gagal di masyarakat kita.

Kalau kita pelajari hasil penelitian oleh MarkPlus Insight terhadap 1300 perempuan Indonesia terlihat bahwa ada insight insight menarik terhadap kebiasaan perempuan, terutama di Indonesia. Dan terlihat sekali perbedaannya dengan segmen pria.

Salah satu yang menarik adalah temuan bahwa perempuan Indonesia yang secara proaktif mencari produk yang diinginkan, serta tidak mudah terpengaruh oleh orang lain hanyalah 10%. Angka yang kecil. Lantas bagaimana yang

lainnya? Kebanyakan perempuan justru cenderung mudah dipengaruhi orang lain dan percaya pada suatu penawaran menarik tanpa mencari tahu lebih dalam. Lebih menarik lagi, kelompok 10% tadi ternyata justru yang menjadi trendspreader yang dilihat oleh perempuan lain dalam mengambil keputusan konsumsi.

Kalau kita lihat dari keinginan paling dalam dari perempuan, ternyata terdapat dua kelompok utama, tergantung status perkawinan. Mereka yang sudah menikah dan berkeluarga cenderung menunjukkan keinginan meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan keluarga, terutama pasangan dan anak-anak. Sedangkan yang masih lajang lebih fokus pada peningkatan karir.Lebih dalam lagi, penelitian juga menunjukkan kecemasan utama perempuan. Kecemasan yang paling utama? Kesehatan. Dimana ini ternyata berhubungan dengan kemampuan memberikan yang terbaik bagi keluarga. Kalau tidak sehat, tentu tidak bisa menjaga kualitas hidup keluarga secara optimal. Selain itu, ternyata kesehatan juga dihubungkan dengan kecantikan.

Lalu langkah berikutnya setelah tau anxieties and desires Women? Ya tentu menarik perhatian dan connect dengan komunitas mereka. Ini tidak berarti sekedar mengeluarkan versi produk berwarna”pink” yang sering dilakukan marketer untuk menarik pasar perempuan. Tidak juga dengan sekedar bundling dengan produk feminin. Pemasar harus lebih kreatif, dengan benar-benar melihat bagaimana mereka bisa berperanan dalam mewujudkan keinginan terdalam (desires) dari perempuan dan membantu mereka mengendalikan kekhawatiran dan ketakutan (anxieties).

Tentunya ini tidak mudah, tapi sesuatu yang sangat perlu. Saya percaya bahwa Women sebenarnya adalah yang akan menentukan “arah dunia” di masa depan. Salah satu indikasinya adalah munculnya beberapa perempuan sebagai pemimpin negara dan perusahaan. Tak jarang perusahaan-perusahaan raksasa di Indonesia justru dipimpin oleh seorang perempuan.

Tapi disamping itu, secara sederhana, saya tidak bisa membayangkan dunia tanpa Perempuan? Anda bisa? Women over Men, is the “soft power” behind the world!

Netizen dan bagaimana kita harus bisa menyambutnya dan merangkulnya dalam strategi pemasaran kita. Waktu ini saya jelaskan kalau Netizen itu penting untuk merebut mind-share. Ini beda dengan komunitas Women yang justru memegang peranan sangat penting bagi marketer untuk merebut market-share.

Mengapa demikian? Kalau secara sederhana, adalah karena mereka adalah kunci keuangan keluarga. Survey MarkPlus menunjukkan bahwa 80% responden menyatakan bahwa keputusan pengelolaan keuangan ada ditangan seorang

Memahami Perempuan untuk Merebut Pasar

Page 20: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 138 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 39

Awalnya Nupedia, tapi hanya berjalan sebentar kemudian gagal. Kegagalan itu menurut Jimmy karena sebagian orang-orang belum sadar benar bahwa menjalankan

bisnis perlu sering ada pertemuan bukan hanya komunikasi lewat alat dan yang terpenting loyalitas

dan niat yang tulus. Nupedia m e m a n g proyek free e n c y c l o p e d i a yang ditulis secara sukarela. Meski gagal, Jimmy tetap menganggap Nupedia berjasa besar melahirkan Wikipedia. “Saya dan orang-orang yang mengerti p e n t i n g n y a encyclopedia yang bekerja di Nupedia tetap semangat melahirkan proyek yang sama.” Jimmy mengaku berambisi besar dengan konsep free encyclopedia yang dapat bermanfaat untuk seluruh orang melalui pemanfaatan jalur internet.

Jimmy Donal Wales, internet enterpreneur, lahir di Hunstville, Alabama, 7 Agustus 1966. Setelah lulus sarjana keuangan dan mengikuti pendidikan doktoral di Indiana University, Jimmy bekerja sesuai bidangnya sampai akhirnya bersama dua partner dia mendirikan Bomis, situs hiburan khusus untuk para pria. Tapi Bomis tak sukses dan tutup di tahun 2000. Di tahun itulah lahir proyek Nupedia. Tahun 2001, bersama teman-temannya dia mengupayakan rilis Wikipedia yang berawal dari nol. Baginya pekerjaan dalam hidupnya dipersembahkan untuk kepentingan orang banyak. Selama dua tahun, Jimmy dan timnya itu menggodok habis-habisan ide dan teknologi apa yang akan dipakai untuk melahirkan encyclopedia baru. Maka lahirlah Wikipedia yang dirancang lebih rapi dengan sistem bisnis yang berbeda. Dan makin berkembang setelah Jimmy menjadi juru bicaranya dan project’s promoter sampai sekarang. Karena itulah nama Jimmy masuk ke dalam daftar The World’s Most Influential People di Time tahun 2006.

Dalam kesehariannya Jimmy hidup dengan istri kedua dan anak perempuannya. Hari-harinya dirumah seperti layaknya seorang suami dan bapak, Jimmy melakukan tugas-tugas rumah tangga bergantian dengan Christine, istrinya. “Dia menggambarkan

frontofm ind frontofm ind

dirinya objectivist dan libertarian, “ kata Christine. Objectivist adalah orang yang percaya hal-hal eksternal daripada sekedar mengandalkan pikiran dan perasaan sedangkan libertarian adalah penganut paham kebebasan berpendapat. Pekerjaan bisa ditanggalkan di kantor, tak dibawa ke rumah, tapi dua hal itu melekat dimana saja Jimmy berada.

Sejak kecil, anak dari pasangan Jimmy dan Doris ini sudah terbiasa dengan buku dan pendidikan. Orang tua dan neneknya memiliki sekolah privat kecil dan memberikan pengajaran sendiri pada Jimmy beserta tiga orang saudaranya. Dalam keluarganya, Jimmylah yang paling gemar membaca dan tinggi rasa ingin tahunya. Kesukaannya adalah mengulik Britannicas dan World Book Encyclopedia.

Mimpinya sejak dulu sampai sekarang tetaplah sama yaitu ingin free encyclopedia tetap eksis selamanya, bermanfaat untuk semua orang dan bisa diterjemahkan dalam semua bahasa. “Saya berkonsentrasi penuh untuk perkembangan Wikipedia, mencoba mempromosikan, mencoba mendukung, mencoba berpikir bagaimana kami dapat terus bertahan.” Karena semakin tahun pasti semakin banyak yang membutuhkan Wikipedia dan mereka ingin mendapat kan informasi dengan bahasa mereka, oleh karena itu Jimmy dan timnya akan terus meyakinkan bahwa Wikipedia selalu ada untuk mereka yang membutuhkan.

Loyalitas dan semangat tim di belakang layar Wikipedia tentu tercermin dari sikap pemimpinnya. Bagaimana mereka bisa bersatu dengan semangat yang sama, bekerja secara sukarela dengan tujuan satu, pastilah karena pengaruh sang pemimpin. Jimmy di mata mereka adalah sosok pekerja keras yang selalu penuh ide brilyan tapi meski serius dalam banyak, Jimmy terlihat santai dan tak pernah lepas dari senyuman. Seperti saat dirinya diterpa berita kontroversi tentang siapakah pendiri Wikipedia sebenarnya, apakah Larry Sanger, rekan sekerjanya, atau dirinya. “Semua juga tahu sayalah yang mendirikan Wikipedia.” Tapi apabila dia melakukan kesalahan, tak segan untuk meminta maaf.

Salah satu sukarelawan Wikipedia mengatakan, “Seperti ribuan orang yang menulis dan mengedit Wikipedia, saya tidak mendapatkan satu senpun, tapi saya bilang bahwa kami tidak menduga akan sebesar ini.” Bisnis non-profit ini menjadi situs nomor lima di seluruh dunia yang paling sering dikunjungi. Sejak tahun lalu hanya 30 orang yang mengoperasikannya dengan server yang dinilai belum kooperatif. Tahun ini akhirnya mulai memperbaiki dan akan terus berusaha menjadi lebih baik. Selama sepuluh tahun Wikipedia berusaha tetap hidup dari donasi perorangan dan beberapa perusahaan. “Kami harap para donatur akan terus mengucurkan dana, berapapun jumlahnya, kami kumpulkan untuk kelangsungan hidup Wikipedia,” kata Jimmy.

Selain Wikipedia, Jimmy juga co-founder Wikia, sebuah komunitas yang mendukung kreasi dan pengembangan komunitas wiki dengan berbagai topik yang menari untuk dibicarakan.. Berbagai penghargaan diterimanya mulai dari tahun 2005. Dari penghargaan di bidang ilmu pengetehuan sampai bidang internet. Kabar terbarunya Jimmy akan menerima penghargaan the Gottlieb Duttweiler Prize di bulan Januari 2011 ini.

Jimmy WalesMimpinya Wikipedia Tetap Eksis

Page 21: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 140 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 41

l iteraturel iterature

Pribadi BudionoDirektur

BPR Lestari

Tiga puluh tahun yang lalu, Jack Trout dan Al Reis menerbitkan buku laris klasik mereka, Positioning: “The Battle for Your Mind”. Buku yang mengubah

dunia pemasaran dengan sangat cepat. Dengan adanya pergeseran landscape bisnis, karena pengaruh kompetisi, perubahan dan krisis, Jack Trout bersama dengan Steve Rivkin menulis kembali Positioning yang telah dikembangkan dengan Judul “REPOSITIONING”. Mengapa ditulis ulang...? Waktu telah berubah, persaingan sangat sengit, konsumen semakin cerdas, komunikasi semakin cepat. Perusahaan-perusahaan yang dulunya sukses sedang mengalami krisis. Lehman Brothers sudah tidak ada lagi setelah diterpa badai krisis global, General Motor (GM) di bail Out pemerintah Amerika dan akhirnya bangkrut. Ini hanya sebagian kecil dari berbagai keterpurukan perusahaan karena pengaruh krisis dan sebagian terjadi di daerah kita Indonesia serta Bali. Mengapa ini terjadi......... Apakah kita terlambat melakukan Repositioning...? Apa yang menyebabkan...?

Pasar sedang berubah. Anda Juga?

Jika Anda telah menguasai pemasaran. Anda telah memposisikan perusahaan Anda, menancapkan merek produk Anda dan menyasar pelanggan Anda. Ini berarti Anda telah berupaya untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan pelanggan. Semakin kredibel Anda di mata pelanggan, semakin kukuh pula positioning Anda. Kalau merek kita memiliki kepercayaan dan kredibel di benak pelanggan, dengan sendirinya pelanggan akan merasakan ”kehadiran” perusahaan atau produk kita kedalam benak mereka. Oleh karena itu bahwa positioning merupakan being strategy. Positioning menjadi penentu eksistensi merek, produk dan perusahaan Anda di benak pelanggan. Positioning adalah reason for being bagi Anda. Michael Porter mengatakan bahwa Positioning adalah Core-nya strategi. Strategi menurut Porter adalah upaya untuk menghasilkan posisi yang unik dan valuable bagi pelanggan. Sayangnya, dalam kondisi perekonomian saat ini apalagi setelah adanya krisis yang melanda sebagian besar dunia, usaha itu saja belum cukup. Anda membutuhkan REPOSITIONING.

Pasar sedang berubah, banyak bisnis yang dulunya berkibar saat ini sudah menyusut di pasar bahkan cenderung sudah hilang. Sekitar 15 tahun yang lalu setiap orang, selalu membawa walkman sambil mendengarkan lagu-lagu

terbaru. Sekarang.................. sudah tidak ada lagi walkman. Televisi LCD sekarang sedang menjamur dengan berbagai merk yang mana harganya hanya 25% dari harga LCD saat pertama diluncurkan. Kehadiran LCD ini, menjadikan televisi tabung menjadi barang antik. Fenomena yang melanda di Indonesia saat ini yaitu penggunaan Blackberry yang membuat komunikasi menjadi sangat mudah, cepat dan sangat murah bahkan Gratis. Ini membuat landscape bisnis telekomunikasi mengalami pergeseran dan semua pabrikan

berlomba-lomba membuat smart phone. Pasar sekarang banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental, jika Anda tidak segera melakukan Repositioning terhadap perubahan pasar ini maka bisnis Anda akan keluar dari

benak pelanggan, artinya Anda akan mulai ditinggal dan beralih ke lain hati.

Indonesia saat ini memasuki Era baru, dimana pendapatan per kapita sudah diatas $3000, ini merupakan titik psikologis dimana ekonomi Indonesia akan mengalami percepatan pertumbuhan. Masyarakat Indonesia naik kelas, yang dulunya miskin saat ini menjadi menengah, yang menengah naik menjadi kaya dan yang kaya menjadi super kaya. Ini akan menyebabkan perilaku masyarakat akan berubah, yang tadinya jika liburan sekolah mereka masih bekerja dan anak-anak diajak membantu pekerjaan orang tua. Saat ini sudah tidak lagi, mereka mempergunakaan momentum ini untuk melihat daerah lain atau jalan-jalan dan tujuan nomer satu jalan-jalan di Indonesia yaitu Bali. Di Bali, belum banyak yang mengambil peluang ini, beruntunglah yang telah melakukan Repositioning terhadap usahanya untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen. KRISNA, toko oleh-oleh khas Bali, merupakan salah satu yang telah mengambil REPOSITIONING, dengan membuat toko yang luas, besar, nyaman dengan barang yang ditata secara rapi dan bagus, suasana enak, ada kafe, ada tempat istirahat, parkir luas, ada di jalan besar, strategis dan ada dimana-mana. Krisna telah mengambil momentum REPOSITIONING pada saat yang tepat. Bagaimana dengan Anda........?

Mengapa dilakukan REPOSITIONING ..........?

Repositioning menunjukkan kepada Anda bagaimana mengadaptasi, bersaing.... dan sukses.... dalam pasar yang terlalu penuh sesak saat ini. Ahli pemasaran global Jack Trout telah mengatur ulang strategi Positioning nya yang efektif untuk memberikan persenjataan yang harus Anda miliki tentang teknik-teknik pemasaran yang sudah terbukti, yang secara spesifik didesain ulang bagi iklim kita saat ini. Mengapa harus Repositioning ....? Landscape bisnis berubah, Kompetisi sangat ketat, serta adanya krisis. MNC TV contohnya. MNC TV merupakan jelmaan dari TPI yang kepemilikannya saat ini diperebutkan antara pihak Tutut dengan Hari Tanoesudibyo. Pada awalnya TPI mengambil Positioning Televisi untuk pendidikan. Acara hariannya menyiarkan pelajaran sekolah Matematika, IPA, IPS dan

lain-lain dengan. Dengan perjalanan waktu TPI mengalami berbagai krisis sehingga positioningnya mulai bergeser menjadi Televisi Dangdut walaupun namanya masih mempergunakan Televisi Pendidikan Indonesia. Dengan adanya kompetisis televisi yang ketat, perubahaan, serta adanya krisis di dalam, TPI melakukan REPOSITIONING. Tujuannya Apa....? Jelas, ingin merebut hati konsumen, ingin merebut kue iklan yang meningkat setiap tahunnya. Bagaimana dengan Indosiar yang beberapa tahun terakhir mengalami kerugian ...? dan untuk TVRI....? Untuk ANDA...? Jawabannya ada di Buku terbaru Jackt Trout REPOSITIONING.

Kapan harus dilakukan Repositioning .....

Repositioning tidak harus menunggu kemunduran bisnis. Repositioning perusahaan bisa dilakukan saat perusahaan berjalan dengan baik, pengamatan-pengamatan pemasaran yang paling penting ini bisa mempertahankan posisi papan atas Anda dalam permainan dan memimpin pasar. Menangkan kompetisi, diferensiasikan produk Anda, tingkatkan nilai Anda dan menonjol dalam persaingan. Berubahlah seiring jalannya waktu, gunakan sumber daya teknologi, komunikasi dan multimedia terbaru untuk berhubungan dengan konsumen Anda. Serta Anda harus mengelola krisis, atasi semua urusan, mulai dari menurunnya tingkat laba dan naiknya biaya sampai komunikasi yang buruk.

Pendekatan baru yang sangat brilian terhadap psikologi konsumen dan identitas perusahaan, pedoman yang mempelopori dan mengubah permainan ini membimbing Anda bagaimana untuk Re-Think, memikirkan kembali pasar Anda saat ini. Re-Focus, memfokuskan kembali kebijakan merek bagi konsumen Anda. Re-assess, mengevaluasi kembali kekuatan-kekuatan perusahaan Anda. Re-Position, memposisikan kembali identitas korporat Anda dan Re-Claim, merebut kembali keuntungan-keuntungan kompetitif Anda.

Selamat membaca buku terbaru ”REPOSITIONING” karya Jack Trout dan Steve Rivkin, semoga Anda terinspirasi dan sukses. Terima kasih.

REPOSITIONINGPemasaran dalam Era Kompetisi,

Perubahan dan KrisisJack Trout dan Steve Rivkin

Page 22: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 142 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 43

smal lb iz smal lb iz

Rumah Es Krim yang terletak di Jalan Beliton No. 7 Denpasar sebelumnya dikenal dengan nama Puri Garden, sebuah tongkrongan yang menyu-guhkan beranekaragam menu es krim. Puri Garden yang dikelola oleh Jenny Tan sejak era 70-an tidak lagi eksis dan tutup pada tahun 1997. Monica, tak lain keponakan dari Jen-ny Tan mencoba membangkitkan kembali bisnis kuliner rumahan tersebut sejak awal bulan Agustus yang lalu.

NOSTALGIA DI SETIAP JILATAN

Rumah Es Krim

Rumah Es Krim yang terletak di Jalan Beliton No. 7 Denpasar sebelumnya dikenal dengan nama Puri Garden, sebuah tongkrongan yang

menyuguhkan beranekaragam menu es krim. Puri Garden yang dikelola oleh Jenny Tan sejak era 70-an tidak lagi eksis dan tutup pada tahun 1997. Monica, tak lain keponakan dari Jenny Tan mencoba membangkitkan kembali bisnis kuliner rumahan tersebut sejak awal bulan Agustus yang lalu.

Sebuah tempat boleh jadi mengingatkan kita pada kenangan tertentu. Remaja Denpasar tempo dulu (70an – 90an) tentu tak asing mendengar nama Puri Garden. Monica membacanya sebagai peluang untuk membangkitkan kembali sisa-sisa kejayaan Puri Garden dengan nama Rumah Es Krim. Awalnya Monica hanya berspekulasi, karena Puri Garden mungkin telah hilang dalam ingatan masyarakat Denpasar seiring dengan berjalanya waktu. Tak disangka, para penikmat es krim

Oleh Mudda Bima

tempo dulu hadir kembali, sekedar untuk menikmati kelezatan black forest atau banana split. Tapi, yang terpenting bagi mereka adalah merangkai kembali kenangan masa remaja dulu. “Wah, di sini dulu tempat tongkrongan zaman saya pacaran,” ungkap seorang pria paroh baya yang enggan disebut namanya.

Rumah Es Krim kini tidak hanya menjadi tongkrongan remaja tempo dulu, kaum remaja masa kini pun seakan tak mau ketinggalan. Setiap hari selalu dipadati oleh pelajar dan mahasiswa. Keberadaan Rumah Es Krim menjadi berita santer yang menyebar begitu cepat. “Saya juga tidak tahu, dari mana mereka mendapatkan informasi. Tiba-tiba saja mereka berbondong-bondong ke sini. Ada yang bilang tahu dari facebook, twiter. Padahal saya nggak ngerti apa itu? Ternyata anak saya yang lagi kuliah di Jogja sekarang yang masukin,” tutur Monica dengan rona wajah sumringah.

Penggemar Rumah Es Krim yang datang tak sekedar penikmat es krim biasa. Ada ikatan emosional yang tertinggal pada setiap jilatan lembut es krim ramuan khas Rumah Es Krim. Dengan suka rela mereka menyebarkan aroma Rumah Es Krim. “Saya sendiri banyak ditolong oleh anak-anak yang mampir ke sini; dimasukin di facebook-lah, twitter-lah, majalah dinding sekolah, majalah kampus, BBM (Black Berry Messenger), dan media massa,” ungkap Monica menambahkan.

Penikmat ramuan Rumah Es Krim paham betul akan sebuah cita rasa. Bisa jadi es krim tidak sekedar sebuah menu makanan. Lebih dari itu, es krim menjadi bagian

dari gaya hidup tersendiri. Traktiran es krim untuk sang kekasih, setera dengan pemberian sepotong coklat. Ada kesan yang tertinggal dalam setiap jilatan. Rumah Es Krim pun memahami kebutuhan tersebut. Makanya, setiap menu yang ditawarkan selalu ekslusif. “Saya mengharapkan di sini itu orang makan sehat. Kami tidak menggunakan bahan sintetis, gitu, lho. Tidak menggunakan perasa buatan. Semua bahan fresh. Untuk rasa stroberi misalnya, yah kita pakai fresh stroberi juga tidak pakai pemanis buatan. Kalau coklat yah kita bikin pure coklat,” kata Monica menutup pembicaraan.

Page 23: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 144 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 45

communit yenterprise communit yenterprise

PASAR KODOK TABANAN

Nyanyian Kodok Lagu Kehidupan

Pasar Kodok. Mendengar namanya, banyak yang terkecoh, mengira tempat berjualan kodok. Bukan. Pasar Kodok adalah sebuah komplek pasar yang menyediakan beragam pakian bekas. Terletak di tengah Kota Tabanan, Bali. Waktu tempuh sekitar 45 menit dari Kota Denpasar dalam kondisi normal. Pasar ini tiba-tiba muncul sejak tahun 1999, tanpa perencanaan. Ada interaksi sosial beragam terjalin di sana. Selain kontribusi ekonomi, Pasar Kodok pun telah meningkatkan profit sosial yang tak ternilai. Bagaimana cikal bakal terbentuknya Pasar Kodok? Jangan lewatkan penelusuran reporter M&I berikut!

Usut Asal

Cerita asal-usul Pasar Kodok terdengar samar-samar. Tak ada referensi yang pasti. Untung, ada Pak Halim, seorang pedagang lama di sana. Di sela-sela kesibukan melayani pembeli, Pak Halim menyediakan waktu untuk berbagi cerita pada reporter M&I.

Selain dikenal sebagai Pasar Kodok, kawasan tersebut juga sering disebut Pasar OB, singkatan dari Obralan Bekas. Nama Pasar “Kodok” merupakan gambaran kondisi kawasan sebelum ramai seperti saat ini. Lahan seluas lebih kurang 2 hektar itu, dulu hanyalah daerah persawahan dan rawa. Tiap malam tiba, suara kodok selalu bersenandung memecah kesunyian, menghibur penduduk setempat. Pak Sugi, salah seorang warga asal Madura juga menjadi penikmat nyanyian kodok setiap malam. Malam-malam terus berlalu dengan irama yang sama.

Sampai suatu hari, Pak Sugi pulang dari Monang Maning, Denpasar untuk menjenguk keluarga. Ia membawa

Oleh Mudda Bima & Mianto

pulang satu karung pakaian bekas yang diperolehnya dari pedagang asal Padang, tetangga keluarganya. Ia membeli untuk kebutuhan sendiri karena harganya yang murah. Dalam perjalanan pulang ke Tabanan, pakaian basah oleh hujan. Sesampai di rumah, Pak Sugi langsung menjemur pakaian tersebut. Untuk menjemur pakaian sekarung, tentu butuh tempat yang luas. Jemuran Pak Sugi mengundang perhatian tetangga. Mereka datang berbondong-bondong ke tempat Pak Sugi. Ada yang sekedar tanya-tanya dari mana Pak Sugi mendapatkan barang tersebut, tak sedikit pula ingin membeli beberapa helai pakaian yang tergantung di tali jemuran. Walau tidak untuk dijual, Pak Sugi akhirnya melepas beberapa potong dengan harga ala kadarnya. Melihat minat tetangga yang semakin meningkat, Pak Sugi akhirnya menggarap pakaian bekas sebagai lahan nafkah.

Berganti Lagu…

Usaha OB yang dipelopori oleh Pak Sugi kemudian berkembang pesat. Warga sekitar pun mulai ambil bagian.

Sawah dan rawa beralih fungsi menjadi lapak-lapak sederhana. Terdiri dari tiang-tiang kayu beratapkan asbes. Di bagian bawah hanya sebagian saja yang diplaster semen, lainnya masih berlantai tanah. Jalan-jalan kecil penghubung antar lapak ditata. Jalan masuk kawasan diperlebar, sehingga di sisi jalan dapat digunakan sebagai tempat parkir sepeda motor.

Kini, di atas hamparan kawasan tersebut ada sekitar 300 lapak. Tentu jumlah pedagang yang mencari nafkah di sana jumlahnya lebih banyak. Sebagian besar pedagang berasal dari Madura, sebagian lagi dari Bali dan daerah-daerah lain di luar Bali. Bermacam-macam pakaian ada di sana. Ada baju kemeja, kaos, celana panjang maupun pendek, jas, jaket, sweater, sepatu, sandal, semua ada di sana. Lambat laun koleksi pakaian di Pasar Kodok makin veriatif. Ada pakaian anak, juga ada pakaian dalam wanita, bahkan mulai menjual berbagai jenis aksesoris. Koleksi Pasar Kodok tak mau kalah dengan koleksi mal-mal di Kota Denpasar.

Siang itu cuaca tampak cerah. Pengujung pasar hilir-mudik, keluar masuk lapak memilih pakaian sesuai selera dan isi kantong. Di sebuah warung kopi milik Bu Agus, reporter M&I berbicang-bincang dengan Gung Ray, salah satu pengunjung. Mahasiswa semester lima di salah satu Perguruan Tinggi Denpasar ini mengaku lebih senang mencari baju di sini, sebab pilihan beragam dengan harga murah. Saking sering hunting di waktu senggang, Gung Ray jadi lebih paham kapan barang baru datang. “Di kampus teman-teman sering nanya, ‘dari mana dapatin baju-baju yang bermerk?’ Tiyang (bahasa Bali artinya saya) bilang aja kiriman saudara yang kerja di Singapura. Soalnya koleksi baju yang dijual di sini banyak merk terkenal, Mas. Kalau kita sabar milih, kita bisa dapat yang bagus kog,” tutur Gung Ray.

Berbagi Kue…

Sekarang, Pasar Kodok bak sepotong kue. Orang berdatangan dari berbagai penjuru untuk mengadu nasib. Keberadaannya telah merangsang tumbuhnya berbagai

jenis usaha lain. Lihat saja, di sana ada usaha loundry, tukang jahit, warung makanan, Gerai hand phone juga ada warung kopi. Tak hanya itu, Banjar Adat (setara RT/RW di luar Bali) juga kebagian kue. Banjar menarik retribusi karcis parkir kendaraan. Rp 1000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 2000 untuk kendaraan roda empat. Dalam kondisi sepi pengunjung saja, Banjar mendapatkan retribusi sebesar Rp 150-200 ribu tiap hari. Dalam kondisi ramai bisa mencapai Rp 500 ribu per hari. Tak hanya itu, setiap lapak dipungut retribusi kebersihan Rp 2500,- per minggu. Jika ada 300 lapak, maka Banjar mendapatkan Rp 3 juta setiap bulan.

Nyanyan yang Terusik…

Nyanyian kodok kini berganti nyanyian kehidupan. Sebuah inisiatif komunitas telah menyebarkan virus-virus positif bagi komunitas itu sendiri, orang lain dan lingkungan. Sebuah pasar rakyat untuk ukuran kantong rakyat. Sayang! Pemerintah sepertinya kalah esksis. Di negeri ini, inisitif komunitas tidak dihargai seperti halnya Muhammad Yunus yang mendapatkan hadiah Nobel berkat inisiatifnya mengembangkan bank skala mikro untuk pengusaha miskin. Boro-boro dapat Nobel, coba simak berita Bali Post berikut ini, “Kasus pakaian bekas yang menjadi pajangan utama di pasar Kodok Tabanan hingga kini masih ngambang. Padahal penggerebekan gudang berisi pakaian bekas yang dilakukan oleh gabungan Polda Bali dan Polres Tabanan telah dilakukan 10 Januari 2010 lalu. Masih terjadi perbedaan pendapat antara polisi dan jaksa dalam menetapkan pasal sangkaan.”

Lalu, Anda ingin di mana? Berpikir dan melakukan sesuatu agar nada-nada kehidupan komunitas menjadi nada yang harmonis? Atau Anda ingin berkontribusi dalam gerbong kekuasaan, mencari stempel hukum dan aturan untuk memecahkan periuk kehidupan mereka? “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” demikian bunyi sila kelima Pancasila sebagai paham negara kita. Renungkan! (Foto: Mianto)

Page 24: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 146 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 47

high-t ech indexcommunit yenterprise

Ipad seperti merevolusi cara kita berhubungan dengan perangkat komputer kita. Dan revolusi ini sukses membuat perangkat ini laku 4.5 juta dalam

3 bulan dan terus meningkat. Ini artinya minimal 50 ribu Ipad terjual tiap harinya. Melihat fenomena ini berbagai merek terkenal berduyun-duyun meng”ekor” sukses Apple Inc. Salah satunya adalah Samsung.

Dengan Galaxy Tab-nya Samsung boleh dibilang sukses meng”ekor’ kesuksesan Apple. Selain kecepatannya dalam meniru, Samsung juga boleh dibilang sukses dalam melakukan penjualan perdananya. Pada dua minggu pertama penjualannya berhasil menjual 600.000 uint, kemudian pada Jumat minggu pertama Desember lalu (tepat saat black Friday), Galaxy Tab

berhasil menembus angka penjualan 1 juta unit. Kini Apple mulai melihat Samsung sebagai pesaing serius. Terlebih pada pada pertengahan December lalu Galaxy Tab berhasil mendapat gelar “Gadget Of The Year” pada event Gadget Award 2010. Sepertinya gadget satu ini layak untuk disimak dan diperhitungkan untuk “dicoba”.

Galaxy Tab memiliki layar sentuh sebesar 7 inci. Memang lebih kecil dibanding Ipad tapi disisi lain ini justru jadi kelebihannya, karena pas digenggaman tangan orang dewasa apalagi hanya dengan bobot yang cuma 380 gram. Sebagai perbandingan, iPad memiliki bobot 680 gram. Kelebihan lain yang menunjol Tab ini adalah bisa digunakan bertelepon—tidak seperti iPad yang minus komunikasi suara.Selain untuk bertelepon, Tab juga bisa digunakan untuk mengirim email, SMS, MMS, dan video call. Koneksinya sendiri menggunakan jaringan GSM dan sudah mendukung standar HSDPA. Untuk koneksi nirkabel lain, tersedia WiFi b/g/n dan Bluetooth.

Untuk penyimpanan, Tab menyediakan kapasitas internal 16GB. Yang digunakan untuk sistem operasi hanya sekitar 1GB, sehingga masih banyak ruang yang tersisa. Namun jika terasa masih kurang, tersedia slot microSD yang mampu menerima sampai 32GB. Ada pula GPS yang terintegrasi dengan berbagai aplikasi di dalam Tab, seperti Places yang akan menunjukkan rumah makan dan tempat menarik di sekitar kita.

Secara design dengan segala keterbatasan karena subjectivitas fanatisme penulis ndengan Apple’s products, harus diakui Galaxy Tab cukup berhasil dengan modern style-nya dengan coating glossy dan kombinasi warna putih membuat gadget ini terkesan mewah namun tidak fragile. Apalagi dengan harga cuma 6jt-an It’s worth to try

Samsung Galaxy Tab Peng-”ekor” Ipad yang cukup sukses

Page 25: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 148 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 49

af terh our af terh our

Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan dilantik menjadi rektor Universitas Paramadina. Anies menjadi rektor menggantikan posisi yang dulu ditempati

oleh cendekiawan dan intelektual Muslim, Nurcholish Madjid, yang juga merupakan pendiri universitas tersebut. Saat itu ia baru berusia 38 tahun dan menjadi rektor termuda di Indonesia.

Umurnya yang baru menginjak 34 tahun sudah membuat CFO & Treasurer dari Wynn Resort ini jadi orang tertinggi gajinya mengalahkan raja

media James Murdoch (38 tahun). Total kompensasi yang didapatkannya hampir 160 miliar rupiah.

Prestasi ini dicatat oleh majalah Fortune dan CNN Money.com

Wynn Resort adalah perusahaan resort, hotel dan casino yang berpusat di Las Vegas. Sejak tahun 2002 Maddox bergabung dengan Wynn Resort di Macau dan berhasil membuat perusahaan ini berkembang begitu pesat dan tahun 2009 dia berhasil dipromosikan sebagai CFO & Treasurer dari perusahaan ini. Saat ini dia mengatur seluruh cash flow dari Steve Wynn’s casino and hotel empire hingga ia menjadi CFO tertinggi gajinya dengan total pendapatan pertahun lebih dari 15 juta $ per tahun. Waoow!

Majalah Foreign Policy memasukan Anies dalam daftar 100 Intelektual Publik Dunia. Nama Anies Baswedan tercantum sebagai satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar yang dirilis majalah tersebut pada edisi April 2008. Anies berada pada jajaran nama-nama tokoh dunia antara lain tokoh perdamaian, Noam Chomsky, para penerima penghargaan Nobel, seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen, serta Vaclav Havel, filsuf, negarawan, sastrawan, dan ikon demokrasi dari Ceko. Sementara, World Economic Forum, berpusat di Davos, memilih Anies sebagai salah satu Young Global Leaders (Februari 2009).

Menurut Anies, sikap optimistis perlu diambil dalam memandang bangsa Indonesia. Optimisme seharusnya menjadi prioritas bagi generasi muda Bangsa Indonesia. Menurutnya, pemuda Indonesia telah mengawalinya ketika terselenggara Konferensi Pemuda II, 28 Oktober 1928. Keputusan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah keputusan jenius. Oleh karena itu, banyak urusan bangsa menjadi sederhana karena bahasa tersebut dapat diterima seluruh rakyat.

Anies menyatakan bahwa bagaimanapun kondisinya, bangsa ini harus disikapi dengan kritis dan optimistis. Selain itu, para pemuda perlu fokus pada inspirasi tentang kemajuan bukan cerita masa lalu. Pandangan yang perlu dijadikan prioritas adalah bahwa bangsa Indonesia perlu memiliki perasaan kolektif positif untuk maju dan berkembang. Pesimisme seharusnya dikubur, lalu munculkan optimisme. (Berbagai Sumber)

Anies BaswedanMatt Madox Aset BangsaDibawah 40 tahunIntelektual MudaGaji Tertinggi

Page 26: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 150 Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 1 - 51

s neakpeek

Oleh Riana K Liptak

Listen. You’re going to be successful and rich, but you’re going to go through life thinking that girls don’t like you because you’re a nerd,” Erica Albright.

Putus pacaran dengan Erica Albright, putus hubungan dengan sahabat, dimusuhin, dituduh mencuri ide, adalah jalan yang mesti dilalui si cowok nerd mahasiswa universitas Harvard, Mark Zuckerberg. Meski akhirnya tak sia-sia karena akhirnya melahirkan satu proyek besar. Situs jaringan sosial miliknya menjadi situs terbesar di dunia dan menjadikannya milyuner termuda dalam sejarah.

Membaca biografi Mark Zuckerberg tentu tak semenarik menonton pribadinya di film. Dilengkapi intrik-intrik dalam bingkai persahabatan, ambisi dan cinta. Apalagi dengan ‘bonus’ Justin Timberlake (Sean Parker) dan Andrew Garfield (Eduardo Zaverin) yang selain tampan juga aktingnya meraup pujian di film ini. David Fincher, sang sutradara merasa kurang bumbu kalau hanya memaparkan jalan hidup

Mark yang lempeng saja, makanya dia mengajak Justin dan Andrew serta merangkul Aaron Sorkin untuk menuliskan skripnya agar lebih seru. Nyatanya berhasil. Sorkin juga dipuji membuat film ini lebih bernyawa dengan dialog-dialognya yang cerdas. Asal tahu saja, Sorkin dibantu Natalie Portman, alumnus Harvard, dalam menceritakan secara detil keadaan kampusnya.

Soal dialog di sini selain menuai acung jempol tapi juga sekaligus protes. Dinilai terlalu menohok dan membuat film ini kurang pantas masuk dalam rating 12A yaitu boleh ditonton untuk umur 12 tahun ke atas. Belum lagi adegan ‘terbuka’ dan adegan ‘party animals’ mereka. Salah satu kritikus film dari Australia juga berpendapat bahwa banyak adegan dan dialog dalam film ini yang perlu diperdebatkan. Ini berarti misi duet Fincher dan Sorkin untuk menghasilkan film yang layaknya halaman-halaman facebok, penuh komentar dan pantas menjadi bahan perdebatan, berhasil.

Lepas dari itu, film ini memang ini memang berbeda dari bayangan kita sebelum masuk bioskop. Kecuali apabila kita mengingat Fincher sebagai sutradara penghasil film macam the Curious Case of Benjamin Button (2008), Zodiac (2007), Panic Room (2002), dan Fight Club (1999). Film tentang dunia remaja, dunia mahasiswa, jadi terbesut beda. Awal film jadi macam film spy, dengan adegan dan dialog yang cepat ditingkahi musik garapan Trent Reznor. Sukses membuat penonton tak berkedip dan fokus pada dialognya. Karakter yang dibangunnya pun kuat. Di satu sisi, jadi merasa kayaknya kok terlalu berat mengulik latar belakang lahirnya facebook. Pastinya karena ini lahir dari tangan Fincher. Kali ini setuju kalau film ini terlalu bikin pusing untuk ditonton anak-anak umur 12-an tahun, lebih pas kalau ratingnya 17 tahun ke atas. Untuk yang berniat santai nonton film ini,

nikmati aja gantengnya Andrew Garfield calon Spider-Man versi baru, Armie Hammer (si kembar Winklevoss) dan Justin Timberlake.

THE SOCIAL NETWORK

Page 27: M&I magz ed 13

- Vo l . 1 3 J a n - F e b 2 0 1 152