LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK LATIHAN III, VII, X Disusun Oleh: 1. Erma Evilianingtyas (A 420100103) 2. Fibi Ayu T.U (A 420100106) 3. Galing Dimas F. (A 420100107) 4. Tutut Lusiyatiningsih (A 420100111) 5. Wahyu Ni’maturrohmah (A 420100114) 6. Sri Winarni (A 420100116) 7. Heni Purwanti (A 420090181) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
(Smear), sediaan remas(Squash), sediaan gosok, Maserasi, dan sediaan sayatan
tanpa embedding maupundengan embedding (Parafin, seloidin, maupun resin).
Praktikum yang kami lakukan adalah preparat rentang, mikrometri dan
preparat darah. Dalam praktikum preparat rentang preparat yang kita gunakan adalah
mencit, sedang dalam praktikum mikrometri preparat yang kita gunakan adalah air
rendaman jerami, air sawah dan air kolam. Dan dalam praktikum preparat darah
preparat yang kita gunakan adalah darah dari praktikan sendiri. Dalam praktikum
1
yang kami lakukan sangat menyenangkan dan memberi banyak pengetahuan baru
yang belum kami ketahui.
B. TUJUAN
1. Latihan III yaitu Preparat Darah
Membuat preparat atau sediaan darah.
2. Latihan VII yaitu Mikrometri
Mengukur panjang atau lebar sel atau bagian sel.
3. Latihan X yaitu Preparat Rentang
Mengamati morfologi bagian sel seperti matriks, jaringan ikat, fibroblas, dll, dari
bahan yang digunakan.
2
BAB II
ISI
A. LATIHAN I MIKROMETRI
1. TINJAUAN PUSTAKA
Preparat rentang merupakan preparat yang proses pembuatanya dengan metode rentang. Metode rentang atau spread adalah suatu metode sediaan dengan cara merentangkan obyek yang akan diamati di atas gelas benda sehingga diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati di bawah mikroskop (Rudyatmi, 2012).
The main purpose of fixation is to provide a specific treatment against the elements-parliamentary networking, particularly the cell nucleus, so it can be preserved in conditions that are somewhat close to their original state. In addition, fixation also prevents the occurrence of tissue damage or destruction by microorganisms caused by enzymes contained in the network itself, known as autolysis. In other words, the fixation of aims: Turning off (stopping metabolic processes) so that the network quickly the situation a little more close to its original state, prevent autolysis, Raising the staining because of the harsh ingredients that are components of a liquid fixative. Lasantha (2008).
Zat warna yang dapat digunakan dalam membuat preparat ini antara lain hematoxilin, eosin, dan methylen blue. Pewarna hematoxilin dengan pelarut aquades sangat baik digunakan untuk mewarnai inti yang akan berwarna biru. Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70% sangat baik untuk mewarnai sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue digunakan pada preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke jaringan kemudian diamati di bawah mikroskop yang mana methylen blue akan mewarnai butir-butir pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna biru. Metode rentang juga dapat digunakan ntuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat digunakan untuk tujuan sitokimiawi seperti penelitian phosphatase dan hyaluroidase. Handari (1983).
Mast cell” is a cell which was first recognized by Ehrlich in 1879 because it is seen as a large cell filled with beads. Shape is usually ovoid cells with round nuclei in the middle. Usually the core is hard to see because of the points covered by the cover meets the cell. Grains in the cytoplasm are known to contain ingredients such as heparin, histamine, and various enzymes are known to be associated with allergic symptoms anafilaksi. “Mast cell” or mastosit probably derived from blood cells called basophils cells that also have items. “Mast cell” found in thin tissues
3
such as mesentery can be observed with a range of methods. Jonathan (2002).
Dalam membuat preparat jaringan hewan awetan permanen maupun sementara dapat menggunakan beberapa metode di antaranya dengan menggunakan metode rentang (spread). Metode rentang (spread) adalah suatu metode sediaan dengan cara merentangkan suatu jaringan pada gelas benda sedemikian rupa sehingga dapat diamati di bawah mikroskop. Pada umumnya jaringan-jaringan yang dapat dibuat preparat rentang adalah jaringan-jaringan yang tipis, misalnya pleura, mesenterium, peritoneum, plarachnoidea, pericardium, dll. Subowo (1992).
2. TUJUAN
Mengamati morfologi bagian sel seperti matriks, jaringan ikat, fibroblast,
dan lain-lain dari bahan yang digunakan.
3. ALAT dan BAHAN
a) ALAT
1. Mikroskop ( 1 buah )2. Alat bedah lengkap ( 1 set ) 3. Object glass ( 3 buah )4. Deck glass ( 3 buah )5. Cawan Petri ( 3 buah )6. Nampan ( 1 buah )7. Jarum ( 7 buah )8. Alat Tulis ( 1 pak )9. Lembar Kerja ( 1 lembar )10. Buku Penuntun ( 1 buku )11. Bak Parafin ( 1 buah )12. Kertas Label ( 1 lembar )
b) BAHAN1. Mencit ( 1 ekor )
a. Jaringan ikat ( secukupnya )b. Jaringan adiposa ( secukupnya )c. Jaringan Otot ( secukupnya )
a) Mensterilkan kaca objek, kaca penutup, jarum franke/blood lancet dengan menggunakan alkohol 70%.
b) Menyiapkan jari tangan yaitu nomor 2, 3, atau 4 untuk diambil darahnya, yang sebelumnya sudah diremas – remas dahulu dengan menggunakan ibu jari.
c) Membersihkan jari yang telah diremas – remas dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi oleh alkohol 70 %.
d) Menusuk jari dengan blood lancet atau dengan jarum franke secukupnya hingga darah menetes atau menetes keluar.
e) Membuang tetesan darah ke 1 atau ke 2, setelah itu menempelkan tetesan ke 3 dari darah (sedikit saja) pada kaca objek.
f) Mengambil kaca objek yang lain, meletakkannya miring dengan sudut 450 disamping kiri tetesan darah, kemudian menariknya sedikit kekanan sampai kaca objek menempel pada darah.
g) Setelah itu mendorong kaca objek ke kiri/maju 3 cm dengan kecepatan yang sama (stabil). Sampai darah tidak tergores lagi, kemudian kaca objek pendorong diangkat.
h) Mengeringkan diudara darah hasil apus, dan memfiksasi dengan metil alkohol selama 3 – 5 menit. Kemudian melakukan pewarnaan.
Prosedur Pewarnaan: a) Menyiapkan bahan pewarnaannya (Larutan Giemsa 3%).b) Menggunakan pipet tetes, menetesi seluruh permukaan oles dengan
Larutan Giemsa 3% selama 30 – 40 menit (makin lama intensitasnya akan semakin menjadi tua) atau dapat pula preparat oles tersebut direndamkan pada Larutan Giemsa tersebut.
c) Mencuci dengan aquades dingin yang sebelumnyatelah dididihkan dulu sampai bersih betul.
d) Mengeringkan preparat diudara kemudian memberinya label.e) Mengamati dibawah mikroskop.f) Menggambar preparat darah sebagai data pengamatan sementara.
5
5. HASIL dan PEMBAHASAN
a) HASIL
ERITROSIT
b) PEMBAHASANMikrometri merupakan suatu cara untuk mengukur panjang
atau lebar sel secara mikroskopis menggunakan okuler mikrometer
yang ditempatkan di bagian okuler dan objek mikrometer yang
ditempatkan di lensa objektif. Hal pertama yang harus dilakukan
adalah mencari nilai skala okuler mikrometer, kemudian baru
mengukur panjang atau lebar sel karena panjang atau lebr sel adalah
merupakan perkalian bagian skala pada saat pengukuran panjang atau
lebar sel dengan nilai skala okuler.
Sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sel
sangat kecil sehingga untuk melihatnya harus menggunakan alat yang
disebut mikroskop. Mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal
2 jenis micrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.
Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan
micrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja
preparat mikroskop. Jarak antar garis skala pada mikrometer okuler
tergantung pada perbesaran lensa objektif yang digunakan yang
6
menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini dapat ditentukan
dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif.
Mikrometer objektif memiliki skala yang telah diketahui,
menjadi tolak ukur untuk menentukan ukuran skala mikrometer okuler.
Satu skala micrometer objektif = 0,01 mm / 10 µm. Kebanyakkan
mikroskop laboratorium dilengkapi dengan tiga lensa objektif : lensa
16 mm, berkekuatan rendah (10 X); lensa 4 mm, berkekuatan kering
tinggi (40-45X); dan lensa celup minyak 1,8 mm (97-100X). Objektif
celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya. Lensa
okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata.
Lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran: 5X, 10X, 12,5X dan
15X. Lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif
dan lensa mata.
Pada praktikum mikrometri ini bahan yang digunakan adalah
air sawah, air kolam, air rendaman jerami. Praktikum yang kami
lakukan berhasil untuk bahan dari air kolam mendapatkan ganggang
bersel satu yang mengandung klorofil yang berada pada air kolam.
Panjang algae yang terdapat pada air kolam adalah 58,2 µm. Untuk air
rendaman jerami juga berhasil kami mendapatkan Paramaecium sp.
yang berada pada rendaman jerami dengan panjang 24,2 µm.
Paramaecium sp. yang kami dapatkan ukurannya kecil dan bergerak
cepat. Bentuk dan ukuran yang didapatkan antara satu dengan yang
lainnya berbeda karena habitatnya juga berbeda.
6. KESIMPULAN
a) Mikrometri merupakan suatu cara untuk mengukur panjang atau lebar
sel secara mikroskopis menggunakan okuler mikrometer yang
ditempatkan di bagian okuler dan objek mikrometer yang ditempatkan
di lensa objektif.
b) Pada praktikum mikrometri ini bahan yang digunakan adalah air
sawah, air kolam, air rendaman jerami.
c) Panjang algae yang terdapat pada air kolam adalah 58,2 µm.
7
d) Paramaecium sp. yang berada pada rendaman jerami dengan panjang
24,2 µm
DAFTAR PUSTAKA
Handari, Suntoro. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Jonathan, Charles. 2002. Histology. London: Hall Inc.
Lasantha. 2008. Spreading Preparation.New York : Marcel Dekker,Inc.
Pembuatan sediaan apus darah biasanya digunakan dua buah kaca sediaan yang sangat bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca sediaan bertindak sebagai tempat tetes darah yang hendak diperiksa dan ynag lain bertindak sebagai alat untuk meratakan tetes darah agar didapatkan lapisan tipis darah (kaca perata). Darah dapat diperoleh dari tusukan jarum pada ujung jari. Sebaiknya tetesan darah pertama dibersihkan agar diperoleh hasil yang memuaskan. Tetesan yang kedua diletakan pada daerah ujung kaca sediaan yang bersih. Salah satu ujung sisi pendek kaca perata diletakan miring dengan sudut kira- kira 45o tepat didepan tetes darah menyebar sepanjang sisi pendek kaca perata, maka dengan mempertahankan sudutnya, kaca perata digerakan secara cepat sehingga terbentuklah selapis tipis darah diatas kaca sediaan. Setelah sediaan darah dikeringkan pada suhu kamar barulah dilakukan pewarnaan sesudah difiksasi menurut metode yang dipilih, yaitu metode Giemsa dan Wright yang merupakan modifikasi metode Romanosky (Maskoeri, 2008).
Sediaan apus darah secara rutin diwarnai dengan campuran zat warna khusus yang pertama kali ditemukan oleh oleh Dimitri Romanosky dan diubah oleh penyelidik lainnya. Pada tahun 1891, Romanosky menemukan campuran methylen blue dan eosin dalam perbandingan tertentu memberi warna ungu inti leukosit. Pewarnaan ini disebabkan karena oksidasi methylen blue dan pembentukan senyawa baru dalam campuran yang dinamakan azure. Setelah pemberiaan campuran jenis Romanosky, diferensiasi sel-sel dapat dilakukan Berdasarkan 4 sifat pewarnaan yang menyatakan afinitas struktur sel oleh masing-masing zat warna dari campuran, yaitu:
1. Afinitas untuk methylen blue
2. Afinitas untuk azure dikenal sebagai azurefilik ( ungu).
3. Afinitas untuk eosin (suatu zat warna asam ) dikenal sebagai
asidofilik atau eosinofilia.(merah muda kekuningan ).
4. Afinitas untuk komplek zat warna yang terdapat dalam campuran,
secara tidak tepat dianggap netral, dikenal sebagai neutrofilia
(Marianti, 2010)
9
Blood is composed of plasma and various cell some plasma protein are described in chapter 5 gram. Here, we discuss major biochemical features of red blood cells and of one class of white blood cells (leucocytes), namely neutrophiles. White bloods cells are concidered three groups those are granulocytes, monocytes and lymphocytes. The granulocytes also known as polymorphonuclear leucocytes (PMNS) because of their multilobed nuclei. Murray(2000).
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari bagian darah intraseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat yaitu sel darah, yang terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Sel darah merah berupa cakram kecil bikonkaf, cekung, dan kedua sisinya dalam setiap mm3 darah terdapat 5 juta sel darah. Warna eritrosit kuning tua pucat tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah. Kaya akan Hb suatu protein dasar yang memberi warna merah padanya. Leukosit dalam darah manusia normalnya berjumlah rata-rata 5000-9000 sel tiap mm3. Tetapi pada anak-anak jumlahnya lebih tinggi dua golongan utama leukosit yaitu yang granuler yaitu basofil, neutrofil, dan eosinofil. Dan terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu monosit dan limfosit. Jumlah Hb dalam darah normal ialah 100ml dari jumlah ini biasa disebut 100%. Rearee(1992).
Leucocytes or white blood cells, make up acting factim of whole blood. Leucocytes function in house keeping and defense, some scavenge dead or warnout cells or materials indentified as foreign to the body. Other target or destroy disease agents such as bacteria or viruses. Must go to work after teh squeele out of blood vessels an enter tissue. Red blood cells are the most common type of blood cells and the vertebrate organism’s principal means of deliveryng oxygen (O2) to the body tissues via the blood flow through the circulatory system. The take up oxygen in the lungs or gills and release it while squeezing through the body’s capilaries. Starr (2008).
2. TUJUAN
Membuat preparat atau sediaan darah
3. ALAT dan BAHAN
a) ALAT
1. Lancing devide ( 1 buah )2. Jarum frankle ( 3 buah )3. Object glass ( 6 buah )4. Pipet ( 1 buah )
10
5. Alat Tulis ( 1 pak )6. Kertas Label ( 3 lembar )7. Lembar Pengamatan ( 1 lembar )8. Cawan Petri ( 5 buah )9. Nampan ( 1 buah )
a) PERSIAPAN 1) Menyiapkan mikroskop dengan memberinya okuler mikrometer
pada okulernya. 2) Menyiapkan objek mikrometer serta preparat yang akan diukur.
b) MENCARI NILAI SKALA OKULER MIKROMETER1) Menempelkan mata diatas lensa okuler, melihat apakah bayangan
skala – skala okuler mikrometer sudah jelas. Pada okuler tertentu, lensa atas okuler dapat distel sedemikian rupa, hingga bayangan skala – skala tersebut jelas.
2) Menempatkan objek mikrometer dibawah objektif, mencari bayangan yang jelas dari skala – skala dari objek mikrometer tersebut, bersama – sama dengan bayangan skala-skala okuler mikrometer.
3) Membuat kedua bayangan skala tersebut sejajar dengan memutar okuler dalam tabungnya. Meletakkan titik-titik 0 dari kedua skala sama tinggi dengan menggerakkan objek mikrometer.
4) Mencari bayangan garis skala kedua mikrometer tersebut yang berimpit (sama tinggi). Menghitung jumlah bagian skala pada masing-masing mikrometer, menghitungnya dari titik 0 sampai garis skala yang berimpit tadi.
5) Jarak sesungguhnya antara 2 garis skala objek mikrometer diketahui (tertulis pada objek mikrometer), jadi nilai skala okuler mikrometer dapat dihitung. Diketahui bahwa nilai 1 skala objek mikrometer = 10 µm
c) MENGUKUR PANJANG/LEBAR SEL ATAU BAGIAN SEL1) Mengambil objek mikrometer, mengganti dengan preparat.
Mencari bayangan preparat. Kombinasi objektif, okuler serta
11
panjang tubus sama dengan waktu mencari nilai skala okuler mikrometer.
2) Menampilkan bayangan skala okuler mikrometer pada skala itu sesuai dengan arah panjang/lebar sel atau bagian sel yang akan diukur. Mengalikan jumlah bagian skala dengan nilai skala adalah panjang/lebar yang dicari
d) MENGUKUR PANJANG/LEBAR SEL ATAU BAGIAN SEL DENGAN PERANGKAT OPTILAB1) Perangkat Optilab, Mikroskop. PC (Komputer/Notebook) sudah
terangkai dengan baik dan siap dipakai.2) Membuka program Optilab viewer pada PC, mengambil citra objek
yang diinginkan, pada toolbar: pilihan, ambil citra, pilih resolusi.3) Setelah muncul laman baru pengambilan citra, pada toolbar: edit,
edit dengan ImageRaster.4) Setelah muncul laman baru Optilab ImageRaster, proses
Mikrometri dapat dimulai:a) Mengecek Scale Offset pada horizontal dan vertikal pada
angka “0” (skala otomatis x 10 µ, pada pojok kanan atas).b) Mengecek Objective (lensa objektif pada mikroskop) memilih
perbesaran lensa yang sesuai antara program Optilab ImageRaster dan mikroskop yang digunakan.
c) Mengklik Ruler dan Text Enabled, untuk memunculkan garis skala mikrometri.
d) Mengecek Line Width (tebal/besar garis skala yangingin dipakai) dan warna garis skala yang ingin dipakai.
5) Mengukur objek citra yang telah diambil dengan mengarahkan kursor ke objek, mengklik kursor pada panjang/lebar objek lalu menarik berdasarkan panjang/lebar objek yang diinginkan.
6) Setelah proses mikrometri selesai akan nampak garis skala dan berapa ukuran objek.
7) Menyimpan citra Optilab yang sudah melalui proses mikrometri dengan Optilab ImageRaster, pada toolbar: file, save, pilih local disk/folder yang diinginkan, memberi nama file (file name), save as format JPEG, dan klik save.
12
5. HASIL dan PEMBAHASAN
a) HASIL
1 1. GANGGANG2. PARAMAECIUM
2
b) PEMBAHASAN
Darah adalah suatu konsentrat sel-sel darah dan trombosit
didalam plasma darah. Sel-sel darah yang memiliki bahan perantara
dan jalan pengangkutan bersama, tergolong dalam berbagai sistem
faali. Plasma darah ( kira-kira 56% isi darah) mengandung lebih dari
90% air, garam dan 7,8% protein plasma ( kira-kira 60% diantaranya
13
adalah albumin, demikian juga ada alfa, beta dan gama globin,
glabulin). Glabulin tadi berfaal sebagai zat anti dan fibrinogen.
Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit,
lekosit dan trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal
berbentuk cakram bulat bikonkaf dengan diameter 7,2 µm tanpa inti,
lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya
berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni bersifat elastis dan lunak.
Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel darah, lekosit
ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit
terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat dengan
diameter 10-12 µm, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada
netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir
sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit
dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang
bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan
berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit
terbesar), intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak
dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut
juga keping darah), berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma
lengkap dengan membran yang mengelilinginya, Trombosit terdapat
khusus pada sel darah mammalia.
Eritrosit ditunjukkan dengan warna kekuning-kuningan atau
agak transparan. Eritrosit berbentuk bulat dan tak berinti. Sedangkan
leukosit ditunjukkan dengan sel yang memiliki inti yang berwarna
ungu. Warna biru pada leukosit disebabkan karena pewarnaan yang
diberikan pada saat pembuatan preparat. Inti leukosit akan menyerap
warna yang bersifat basa. Eritrosit memiliki kadar yang paling banyak
dalam darah jika dibandingkan dengan leukosit dan trombosit. Jumlah
eritrosit antara individu yang satu dengan individu yang lain itu
berbeda-beda. Ini dapat disebabakan oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah ketinggian tempat. Individu yang hidup di daerah
dataran tinggi akan memiliki jumlah eritrosit lebih banyak
dibandingkan individu yang hidup di dataran rendah. Ini terkait dengan
kebutuhan fisiologinya. Pada individu yang hidup di dataran tinggi
14
membutuhkan asupan oksigen yang cukup, sedang kandungan oksigen
di dataran tinggi lebih sedikit sehingga membutuhkan banyak Hb
untuk mengikat oksigen. Begitu juga sebaliknya.
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya
pada umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak
hanya digunakan untuk mermpelajari sel darah tapi juga digunakan
untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah.
Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang
disebut metode oles (metode smear) yang merupakan suatu sediaan
dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi yang
berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih dan
bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan
gelas penutup.
Fungsi giemsa digunakan untuk member warna sel darah agar
mudah untuk di amati sebelum ditetesi di tetesi giemsa terlebih dahulu
difiksasi dengan methyl alkohol agar susunan apusnya tidak berubah.
Pada praktikum preparat darah ini dinyatakan berhasil, yaitu pada
apusan terdapat sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit)
dan plasma darah. Praktikum preparat atau sediaan darah ini berhasil
karena saat pengamatan di bawah mikroskop terlihat jelas hanya sel
darah merah tampak bulat dengan cekungan di tengah. Sedangkan
Untuk sel darah putih tidak tampak karena probandus dalam keadaan
sehat, dan keping darah karena ukurannya yang sangat kecil.
15
6. KESIMPULAN
a) Preaparat awetan darah dapat dibuat dengan metode apus.
b) Fungsi giemsa digunakan untuk member warna sel darah agar mudah
untuk di amati sebelum ditetesi di tetesi giemsa terlebih dahulu
difiksasi dengan methyl alkohol agar susunan apusnya tidak berubah.
c) Preparat atau sediaan darah ini berhasil karena saat pengamatan di
bawah mikroskop terlihat jelas hanya sel darah merah tampak bulat
dengan cekungan di tengah. Sedangkan Untuk sel darah putih tidak
tampak karena probandus dalam keadaan sehat, dan keping darah
karena ukurannya yang sangat kecil.
d) Sel darah merah tidak memiliki inti, sedangkan sel darah putih
memiliki inti.
e) Sel darah putih (leukosit) ada yang granuler dan agranuler, yang
granuler yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil, sedangkan yang
‘Optilab’ adalah alat bantu yang dapat merubah mikroskop analog menjadi mikroskop digital. Dimana alat Optilab ini didesain untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam mengamati benda-benda menggunakan mikroskop, karena dengan optilab ini benda yang sedang diamati menggunaka mikroskop dapat secara langsung ditampilkan dilayar monitor.
Kegunaan dari alat Optilab adalah :1) Menampilkan objek yang sedang diamati dibawah mikroskop ke
layar monitor.
2) Dapat mengambil gambar (capture) benda yang sedang diamati.
3) Dapat merekam gambar hidup (streaming video).
4) Dapat mengukur dimensi benda yang diamati.
5) Dapat memberikan label indetifikasi (image signer).
6) Dapat memberikan kemudahan dalam menghitung jumlah benda
yang diamati.
7) Pengamatan tidak terbatas oleh waktu maupun cuaca.
Dan masih ada kegunaan-kegunaan lain yang dimiliki oleh Optilab. (Dhani, 2009)
Mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal 2 jenis mikrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang padalensa okuler mikroskop, sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yangditempatkan pada meja preparat mikroskop. Jarak antar garis skala padamikrometer okuler tergantung pada perbesaran lensa objektif yang digunakanyang menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini dapat ditentukan dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif. Mikrometer objektif memiliki skala yang telah diketahui, menjadi tolak ukur untuk menentukan ukuranskala mikrometer okuler 1 skala mikrometer objektif = 0,01 mm / 10 µm. Saas (1958).
Stage micrometers designed for applications employing transmitted-light microscopes consist of a standard-sized microscope slide (1 x 3 inches) having a scale of defined length attached directly to the surface, or preferably, sandwiched beneath a cover glass of known thickness. Micrometers commonly have a graduated scale either one or
18
two millimeters in length, subdivided into units that are one-tenth millimeter in length (100 micrometer units). Each 100 micrometer unit is further subdivided into ten equal sections, resulting in the smallest graduation representing ten micrometers. Thomas (2000).
Measuring with the Ocular Micrometer – A stage micrometer and an ocular micrometer are necessary. A stage micrometer should be ruled in tenths and one-hundredths of a millimeter. It does not matter what the spacing in the ocular micrometer may be, except that the lines must be at equal distances from one another. As a matter of fact, the ocular micrometer is generally ruled in tenths of a millimeter, but this ruling is more or less magnified by the lens. Volk (2000).
Dimensi sel dinyatakan dalam ukuran mikrometer (µm) yang merupakansatuan pengukuran dan besarnya 1/1000 mm. Berbagai organisme mempunyaiukuran yang beragam mulai kurang dari 1 µm sampai dengan beberapa µm.Pengukuran yang tepat sel mikroorganisme dapat dilakukan dengan penyisipansuatu mikrometer okuler pada lensa okuler mikroskop yang digunakan untuk mengamati sel tersebut. Mikrometer okuler pada umumnya merupakan suat piringan kaca bundar yang pada salah satu permukaannya terukir skala pengukuran, sebelum dilakukan pengukuran maka mikrometer okuler ini terlebihdahulu dikalibrasi terhadap mikrometer objektif, sehingga diperoleh ukuran yang pasti. Pelezar (1986).
2. TUJUAN
Mengukur panjang atau lebar sel atau bagian sel
3. ALAT dan BAHAN
a) ALAT
1. Mikroskop ( 1 buah )2. Object glass ( 3 buah )3. Deck glass ( 3 buah)4. Pipet ( 1 buah )5. Nampan ( 1 buah )6. Alat Tulis ( 1 set )7. Lembar Pengamatan ( 1 lembar )8. Boto plastik ( 1 buah )9. Optilab ( 1 set )10. Laptop ( 1 buah )
b) BAHAN
19
1. Air Rendaman Jerami( secukupnya )2. Air Sawah ( secukupnya )3. Air Kolam ( secukupnya )4. Iodium 2 % ( secukupnya )
4. CARA KERJA
a) Mengambil jaringan segar yang digunakan, menggunakan benda tajam seperti jarum preparat, pisau skalpel atau pisau runcing.
b) Merentangkan sayatan jaringan segar pada objek glass kering (tanpa diberi apapun, baik garam fisiologik atau fiksatif).
c) Memfiksasinya dengan menggunakan Methyl alkohol 3% selama 1-3 menit.