-
i
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PPIPM FAIR 2013
JUDUL LKTI
PANDHAWA (PADHA AJAR AKSARA JAWA), MEDIA PENDUKUNG
PEMBELAJARAN PENGENALAN AKSARA JAWA SEBAGAI LANGKAH
EDUKASI PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA JAWA UNTUK SISWA
SEKOLAH DASAR
Diusulkan Oleh
MIFTAH RIZQI HANAFI NIM 11520241036 / 2011
MEDINA RENDANI SABANA NIM 11313244010 / 2011
VENTI INDIANI NIM 11313244010 / 2011
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN LKTI PPIPM FAIR 2013
1. Judul Karya Tulis : PANDHAWA (PADHA AJAR AKSARA JAWA),
MEDIA
PENDUKUNG PEMBELAJARAN PENGENALAN
AKSARA JAWA SEBAGAI LANGKAH EDUKASI
PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA JAWA UNTUK
SISWA SEKOLAH DASAR 2. Ketua Pelaksana Nama Lengkap : Miftah
Rizqi Hanafi
NIM : 11520241036 Jurusan : Pendidikan Elektronika
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Negeri Yogyakarta
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Sabrang Gunungpring Muntilan /
08562855658 Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 5. Dosen/Guru
Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Muhammad Munir, M.Pd. b. NIP :
19630512 198901 1 001 c. Alamat Rumah dan No Telp/Hp : Yogyakarta /
081392151951
Mengetahui, Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana Muhammad Munir,
M.Pd Miftah Rizqi Hanafi NIP. 19630512 198901 1 001 NIM.
11520241036
Menyetujui,
Wakil Rektor III UNY
Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes NIP. 19650301 199001 1 001
-
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa
yang
telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan
karya tulis yang berjudul PANDHAWA (Padha Ajar Aksara Jawa,
Media Pendukung Pembelajaran Pengenalan Aksara Jawa Sebagai Langkah
Edukasi
Penanaman Nilai-nilai Budaya Jawa untuk Siswa Sekolah Dasar,
dengan baik dan lancar.
Karya tulis ini merupakan karya tulis ilmiah yang disusun guna
mengikuti
Lomba Karya Tulis Ilmiah PPIPM Fair 2013 tingkat nasional yang
diselenggarakan
oleh PPIPM Universitas Negeri Padang.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat
kami
susun berkat bantuan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr Sumaryanto, M.Kes selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan UNY
yang telah meluangkan waktu untuk membantu dalam kegiatan
penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
2. Muhammad Munir, M.Pd., sebagai dosen pembimbing.
3. Bapak/Ibu staf/ karyawan yang selalu membantu dan meminjamkan
data penyusun
butuhkan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian dan
pihak-pihak lain yang tidak
dapat penyusun sebutkan satu-persatu.
Akhir kata, semoga penyusun karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi
penyusun maupun pembaca.
Yogyakarta, Agustus 2013
Penyusun
-
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
........................................................................
ii
KATA PENGANTAR
....................................................................................
iii
RINGKASAN
.................................................................................................
iv
DAFTAR ISI
...................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
......................................................................
1
b. Rumusan Masalah
...............................................................................
2
c. Tujuan Penulisan
.................................................................................
2
d. Manfaat
Penulisan................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Media
Pembelajaran.............................................................................
4
b. Penggunaan Media Pembelajaran..........................
............................. 4
c. Klasifikasi Media
Pembelajaran...........................................................6
d. Aksara Jawa
........................................................................................
6
e. Nilai-nilai Budaya Jawa..11 BAB III METODE PENULISAN
a. Sumber dan Jenis Data
...................................................... .13 b.
Pengumpulan
Data.....................................................................
.13 c. Analisis Data
......................................................................................
13
d. Penarikan
Kesimpulan...............................................................
.14 BAB IV PEMBAHASAN
a. Perancangan PANDHAWA, Media Pendukung Pembelajaran Pengenalan
Aksara
Jawa....................................................................................................15
b. Unjuk Kerja PANDHAWA, Media Pendukung Pembelajaran Pengenalan
Aksara
Jawa....................................................................................................
20
c. Analisis PANDHAWA, Media Pendukung Pembelajaran Pengenalan
Aksara
Jawa.......................................................................................
.22 BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
.........................................................................................
24
b. Saran
...................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................................25
-
v
RINGKASAN
Kebudayaan yang merupakan sistem pengetahuan yang meliputi
sistem ide
atau gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia memiliki
peranan penting.
Kebudayaan ini menjadi ciri khas bangsa dan menjadi identitas
negara. Salah satu
wujud dari kebudayaan bangsa yang masih dilestarikan adalah
bahasa daerah. Bahasa
Jawa adalah bahasa daerah yang dimiliki oleh rakyat provinsi
Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan provinsi Jawa Timur. Salah satu bentuk
pemeliharaan,
pembinaan, dan pengembangan bahasa daerah secara formal, antara
lain
memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan dan pengajaran lewat
sekolah-
sekolah. Namun saat ini pada umumnya proses pembelajaran bahasa
Jawa pada
tingkat sekolah, khususnya sekolah dasar masih menggunakan
metode ceramah
sehingga pembelajaran hanya bersifat satu arah. Selain dengan
metode ceramah
biasanya guru hanya menggunakan buku teks dan LKS. Hal tersebut
menghambat
upaya pengoptimalan pembelajaran.
Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah untuk mengetahui
rancangan dan
unjuk kerja, serta analisis media pembelajaran. Karya tulis
ilmiah ini ditulis secara
deskriptif. Penulisan dimulai dari mengkaji data tentang
pembelajaran bahasa jawa
terutama aksara jawa di sekolah dasar yang dinilai membosankan
karena kurang
variatif, komunikatif dan inovatif. Selanjutnya menyusun rumusan
masalah,
dilanjutkan dengan mengumpulkan teori-teori, menganalisis
pembahasan. Langkah
terakhir menarik kesimpulan dan rekomendasi.
Hasil dari karya tulis ini berupa rancangan dan unjuk kerja
aplikasi.
Rancangan PANDHAWA sebagai media pendukung pembelajaran
pengenalan aksara
jawa sebagai langkah edukasi penanaman nilai-nilai budaya jawa
terdiri dari
rancangan fungsi, scenario, dan storyboard. Hasil unjuk kerja
media ini menampilkan
halaman intro, halaman main menu, dan halaman bermain atau
evaluasi. Analisis
yang digunakan untuk menganalisis PANDHAWA menggunakan analisis
SWOT yang
terdiri dari analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan yang merupakan sistem pengetahuan yang meliputi
sistem ide
atau gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia memiliki
peranan penting.
Kebudayaan ini menjadi ciri khas bangsa dan menjadi identitas
negara. Tanpa
budaya bangsa ini tidak akan diakui dan tidak mengetahui akan
kemana
masyarakatnya dibawa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya
akan
kebudayaan. Salah satu wujud dari kebudayaan bangsa yang masih
dilestarikan
adalah bahasa daerah. Hampir pelosok tanah air memiliki bahasa
daerah yang
digunakan dan dipelihara oleh pemiliknya, dihormati, dan diberi
tempat untuk
hidup dan berkembang. Kedudukan bahasa daerah ditentukan,
dibina, dan
dilestarikan oleh pemerintah. Bahasa Jawa adalah bahasa daerah
yang dimiliki
oleh rakyat provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta,
dan provinsi
Jawa Timur.
Salah satu bentuk pemeliharaan, pembinaan, dan pengembangan
bahasa
daerah secara formal, antara lain memasukkannya ke dalam
kurikulum
pendidikan dan pengajaran lewat sekolah-sekolah. Namun saat ini
pada umumnya
proses pembelajaran bahasa Jawa pada tingkat sekolah, khususnya
sekolah dasar
masih menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran hanya
bersifat satu
arah. Selain dengan metode ceramah biasanya guru hanya
menggunakan buku
teks dan LKS. Hal tersebut menghambat upaya pengoptimalan
pembelajaran,
misalnya saja (1) hasil belajar siswa pada umumnya hanya sampai
pada tingkat
penguasaan terendah, siswa umumnya belajar dengan teknik
menghafal
penjelasan dari guru atau dari buku-buku, (2) sumber yang
digunakan siswa
terbatas pada penjelasan guru dan sedikit dari buku-buku
pegangan, (3) dalam
kegiatan mengajar, guru kurang merangsang aktivitas belajar
siswa secara
optimal, metode yang digunakan hanya sebatas ceramah dan tanya
jawab.
1
-
2
Maka dari itu dibutuhkan sebuah terobosan baru untuk menarik
minat para
siswa dalam mempelajari aksara jawa, yaitu dengan dibuatnya
PANDHAWA
sebagai media pembelajaran pengenalan aksara jawa yang
menyenangkan, dan
fresh bagi generasi saat ini. Sehingga pembelajaran aksara jawa
tidak terkesan
konvensional. Selain itu, dengan adanya teknologi pendukung
seperti computer
dapat memudahkan siapa saja untuk menggunakan PANDHAWA tanpa
menghilangkan esensi dari pembelajaran pengenalan aksara jawa
itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang difokuskan dalam penyusunan karya tulis
ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancangan dari PANDHAWA, media pendukung
pembelajaran
pengenalan aksara jawa yang kreatif sebagai langkah edukasi
penanaman
nilai-nilai budaya jawa pada anak sekolah dasar?
2. Bagaimana unjuk kerja dari PANDHAWA, media pendukung
pembelajaran
pengenalan aksara jawa yang kreatif sebagai langkah edukasi
penanaman
nilai-nilai budaya jawa pada anak sekolah dasar?
3. Bagaimana analisis PANDHAWA, media pendukung pembelajaran
pengenalan
aksara jawa yang kreatif sebagai langkah edukasi penanaman
nilai-nilai
budaya jawa pada anak sekolah dasar?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan penulisan karya tulis ini
adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui rancangan dari PANDHAWA, media pendukung
pembelajaran
pengenalan aksara jawa yang kreatif sebagai langkah edukasi
penanaman
nilai-nilai budaya jawa pada anak sekolah dasar.
2. Mengetahui unjuk kerja dari PANDHAWA, media pendukung
pembelajaran
pengenalan aksara jawa yang kreatif sebagai langkah edukasi
penanaman
nilai-nilai budaya jawa pada anak sekolah dasar.
2
-
3
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan melalui penulisan karya tulis ini
adalah:
1. Memberikan sumbangan pemikiran mengenai media pendukung
pembelajaran pengenalan aksara jawa yang kreatif sebagai langkah
edukasi
penanaman nilai-nilai budaya jawa pada anak sekolah dasar.
2. Memberikan wawasan tentang alternatif media pembelajaran
inovatif.
3. Dapat menambah wawasan tentang penelitian pengembangan
media.
4. Sebagai sarana menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang
didapat
dalam perkuliahan.
Sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai budaya
terutama
budaya Jawa
5. Mengatahui bagaimana analisis PANDHAWA, media pendukung
pembelajaran pengenalan aksara jawa yang kreatif sebagai langkah
edukasi
penanaman nilai-nilai budaya jawa pada anak sekolah dasar.
3
-
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah semua alat atau benda yang digunakan
dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan
pesan
pembelajaran dari sumber kepada penerima. Pesan yang disampaikan
melalui
media dalam bentuk isi atau materi pengajaran itu harus dapat
diterima oleh
penerima pesan dengan menggunakan salah satu atau gabungan
beberapa alat
indera mereka. Lebih baik lagi bila seluruh alat indera yang
dimiliki mampu
menerima isi pesan yang disampaikan (John D. Latuheru, 1998:
14). Menurut
Yusufhadi Miarso (2004: 458) memberikan batasan media
pembelajaran sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa
sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan,
dan terkendali.
Berdasarkan pendapat ahli tentang definisi media pembelajaran di
atas,
maka disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bentuk sarana
yang
digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan pesan atau isi
pembelajaran yang
bertujuan instruksional seperti yang tertuang dalam GBPP serta
dapat digunakan
untuk merangsang perhatian, pikiran, perasaan, dan kemampuan
peserta didik
sehingga terbentuk lingkungan belajar yang kondusif serta memicu
terjadinya
proses belajar yang efekstif dan efisien.
B. Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Bruner (1966: 10-11) yang dikutip Azhar Arsyad (2007:7)
ada
tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu enactive (pengalaman
langsung), iconic
(pengalaman pictorial atau gamabr), dan symbolic (pengalaman
abstrak). Ketiga
tingkat pengalaman ini saling berinteraksi delam upaya
memperoleh pengalaman
(pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru. Azhar Arsyad
(2007:10)
menuturkan lebih lanjut, salah satu yang banyak dijadikan acuan
sebagai landasan
4
-
5
teori penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah
Dales Cone of
Experience (Kerucut Pengalaman Dale). Hasil belajar seseorang
diperoleh mulai
dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di
lingkungan
kehidupan seseorang kemudain melalui benda tiruan, sampai kepada
lambing
(abstrak).Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak
media penyampaian
pesan itu.Edgar Dale mengklasifikasi pengalaman belajar anak
mulai dari hal-hal
yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling
abstrak.
Klasifikasi pengalamn tersebut diikuti secara luas oleh kalangan
pendidikan
dalam menentukan alat bantuapa seharusnya yang sesuai untuk
pengalaman
belajar tertentu.
Menurut Azhar Arsyad (2007:25-27) ada beberapa manfaat praktis
dari
penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar
sebagai
berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi
sehingga dapat memperlancar, meningkatkan proses, serta hasil
belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang, dan waktu,
yaitu:
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung di ruang
kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film,
radio, atau
model.
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
indera dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gamabr
yang
diperbesar.
c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu tau terjadi sekali
dalam puluhan
tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto,
slide
disamping secara verbal. Objek atau proses yang amat rumit
seperti
peredaran darah dapat ditampilkan melalui film, gambar, atau
slide.
5
-
6
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa
tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya
misalnya
melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum, atau kebun
binatang.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media
pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang baik harus dapat
menggabungkan
beberapa jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi
pengajaran. Hal ini
dimaksudkan agar kemampuan media dan materi yang diberikan untuk
bisa
dipahami oleh siswa akan lebih banyak.
C. Klasifikasi Media Pembelajaran
Azhar Arsyad (2006:29) mengelompokkan media pembelajaran
berdasarkan perkembangan teknologi menajdi empat kelas, antara
lain:
1. Media hasil teknologi cetak
2. Media hasil teknologi audio visual
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan computer
4. Media hasil gabungan teknologi dan cetak
Lethin, dkk (1992) menggolongkan media pembelajaran menjadi
empat
bagian yaitu:
1. Media berbasis manusia (guru, indtruktur, tutor, role play,
dan sebagainya)
2. Media berbasis cetakan ( buku, worksheet, dan lembaran
lepas)
3. Media berbasis visual (buku, gradik, peta, gambar,
transparansi, film, dan
slide)
4. Media berbasis audio-visual (video, film, televise, dan
sebagainya)
5. Media berbasis komputer
D. Aksara Jawa
Konsepsi secara tradisional dan anggapan yang diyakini oleh
masyarakat,
meyakini bahwa kemunculan dari Aksara Jawa tidak lahir begitu
saja. Legenda
tersebut masih berbentuk manuskrip da nada yang sudah dicetak.
Cerita yang
6
-
7
masih berbentuk manuskrip, misalnya Serat Momana, Serat Aji
Saka, Babad Aji
Saka dan Tahun Saka lan Aksara Jawa. Cerita yang sudah dicetak
misalnya
Kutipan Serat Aji Saka dalam Punika Pepetikan saking Serat Djawi
ingkang
Tanpa Sekar Lajang Hanatjaraka.
Aji Saka adalah pemeran utama dalam cerita. Ia adalah tokoh
yang
mewakili kebaikan untuk mengalahkan kekejaman Dewata Cengkar.
Dikisahkan
bawa Ajisaka sedang mengembara bersama ke-2 abdi setianya yang
bernama
Dora dan Sembada. Dalam perjalanan sampailah mereka di pulau
Majethi.
Setelah beberapa saat di pulau itu, Ajisaka melanjutkan
perjalananya bersama
Sembada, sedangkan Dora diminta untuk menjaga Pusaka Ajisaka di
pulau
tersebut dan diberi amanat agar jangan memberikan Pusaka itu
kepada orang lain
kecuali Ajisaka sendiri yang mengambilnya.
Singkat cerita Ajisaka mengalahkan Dewata Cengkar dan berkuasa
di
Medang Kamulan. Setelah menjadi Raja, ia pun mrngutus Sembada
untuk
mengambil pusakanya dan mengajak Dora untuk ke kerajaannya.
Ketika
Sembada sampai di Pulau Majethi dan meminta pusaka tersebut,
ternyata Dora
tidak memberikannya. Dora masih ingat pesan Ajisaka untuk tidak
memberikan
pusaka tersebut selain Ajisaka. Karena sama-sama mengemban
amanat
majikannya, mereka bertarung dan kedua-duanya pun mati.
Setelah lama menunggu tapi tak juga dating kedua abdinya,
Ajisaka
mengutus orang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di
pulau Majethi.
Utusannyapun akhirnya mengetahui yang sebarnya dan
menyampaikannya
kepada Ajisaka. Untuk memberi penghormatan kepada abdinya itu
dibuatlah
Aksara Jawa, yaitu :
Ha Na Ca Ra Ka : Ana Utusan / Ada utusan
Da Ta Sa Wa La : Padha Tengkar / Saling berselisih
Pa Dha Ja Ya Nya : Padha Kuate / Sama sama kuat
Ma Ga Ba Tha Nga : Dadi Bathang / Mati
Aksara Jawa terbagi menjadi beberapa kelompok huruf, yaitu :
7
-
8
1. Aksara Dhasar yang terdiri dari 20 huruf atau biasa disebut
Dentawiyanjana.
Berikut merupakan Aksara Dhasar :
2. Aksara Pasangan, digunakan untuk menekan vokal konsonan di
depannya.
Contoh, untuk menuliskan anak sapi akan diperlukan pasangan
untuk sa agar
k pada anak tidak bersuara. Tanpa pasangan sa tulisan akan
terbaca anaka
sapi. Berikut merupakan Aksara Pasangan :
3. Aksara Swara adalah huruf vocal utama A, I, U, E, O dalam
kalimat. Biasanya
digunakan pada awal kalimat .
4. Aksara Sandhangan, digunakan sebagai vocal yang berada di
tengah kata.
Berikut merupakan Aksara Sandhangan. Berikut merupakan
Aksara
Sandhangan:
Gambar 1. Aksara Jawa
Gambar2. Aksara Pasangan
Gambar 3. Aksara Swara
8
-
9
Gambar 6. Aksara Swara
.
5. Aksara Swara adalah huruf vocal utama A, I, U, E, O dalam
kalimat. Biasanya
digunakan pada awal kalimat. Berikut adalah Aksara Swara:
6. Aksara Murda, digunakan untuk menuliskan di awal kalimat dan
kata yang
menunjukkan nama diri, gelar, kota, lembaga, dan nama-nama lain
yang dalam
Bahasa Indonesia diharuskan menggunakan huruf kapital dalam
penulisannya.
Berikut adalah Aksara Murda dan Pasangannya:
Nama Sandhangan Aksara Jawa Keterangan
Gambar 4. Aksara Sandhangan
Gambar 5. Aksara Swara
9
-
10
Gambar 6. Aksara Rekan
7. Aksara Rekan adalah huruf yang berasal dari serapan bahasa
asing. Berikut
adalah Aksara Rekan dan Pasangannya:
8. Aksara Wilangan, atau bilangan dalam penulisan aksara jawa.
Berikut adalah
Aksara wilangan
9. Pratandha, disebut juga tanda baca. Seperti pada Bahasa
Indonesia, dalam
penulisannya Aksara Jawa juga membutuhkan tanda baca.
Gambar 7. Aksara Wilangan
Gambar 8. Aksara Pratandha
10
-
11
Walaupun Aksara Jawa terbagi menjadi beberapa kelompok,
hanya
terdapat beberapa kelompok yang lazim diperkenalkan kepada siswa
tingkat
sekolah dasar yaitu Aksara Dhasar, Aksara Sandhangan, Aksara
Pasangan,
dan Aksara Wilangan.
E. Nilai Nilai Budaya Jawa
Budaya Jawa penuh dengan nilai. Nilai-nilai budaya Jawa
menurut
Koentjaraningrat (1981 dalam Sedyawati, 2003) bahwa masyarakat
jawa
memiliki sistem nilai budaya yang terdiri dari lima hakikat
pokok, yaitu (1)
Hakikat hidup orang Jawa yang sangat menghormati budaya, agama,
dan kondisi
geografis. Mereka menerima apa yang telah diberikan Tuhan secara
apa adanya,
(2) hakikat kerja, bekerja adalah segala sesuatu yang
dicita-citakan dan harus
disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh, artinya untuk
mewujudkan cita-cita
diperlukan biaya dan pengorbanan, (3) alon-alon waton kelakon,
dalam
bertindak maupun melakukan pekerjaan mereka selalu hati-hati dan
tidak terburu-
buru, (4) hubungan manusia dengan sesamanya dikehendaki dengan
hidup yang
selaras dan serasi dengan pola pergaulan saling menghormati.
Hidup yang saling
menghormati akan menumbuhkan kerukunan, baik di lingkungan rumah
tangga
maupun masyarakat. Masyarakat Jawa selalu berusaha untuk
menghindari
perselisihan, dengan memegang teguh prinsip rukun agawe santosa,
crah agawe
bubrah, (5) Pandangan hidup masyarakat Jawa mengharuskan
manusia
mengusahakan keselamatan di dunia seisinya agar tetap
terpelihara dan harmonis.
Artinya mereka berkewajiban untuk memelihara dan melestarikan
alam, karena
alam telah memberikan kehidupan bagi manusia.
Nilai-nilai budaya Jawa banyak diungkapkan dalan berbagai
bebasan atau
ungkapan Bahasa Jawa. Bebasan seringkali digunakan oleh
masyarakat Jawa
sebagai panutan karena banyak nilai-nilai luhur di dalamnya.
Contohnya,
adigang, adigung, adiguna atau ojo dumeh adalah ungkapan
yang
mengajarkan kita agar tidak sombong dan tidak meremehkan orang
lain saat kita
berkuasa, karena apa yang kita miliki dapat hilang
sewaktu-waktu, hamemayu
11
-
12
hayuning bawana adalah ungkapan yang mengajarkan kita sebagai
manusia
haruslah bermanfaat dan membawa guna bagi manusia lainnya,
mahkluk hidup
lain, dan alam disekitarnya, rukun agawe santosa, crah agawe
bubrah adalah
ungkapan yang mengajari kita untuk selalu menjaga kerukunan,
karena setiap
kerukunana ajan memnbawa kedamaian, sedangkan segala bentuk
pertikaian akan
menimbulkan perpecahan.
12
-
13
BAB III
METODE PENULISAN
A. Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang digunakan dalam karya tulis ini berupa
pustaka-
pustaka yang ada, baik berupa buku-buku yang bersangkutan,
artikel maupun
jurnal-jurnal yang mempunyai korelasi terhadap pembahasan
masalah. Di
samping hal itu juga beberapa informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber
media, baik surat kabar maupun media elektronik yang kesemuanya
diterapkan
dengan interpretasi pendukung dalam menyusun ketajaman analisis.
Jenis data
yang digunakan dalam karya tulis ini menggunakan data sekunder
yang bersifat
kualitatif untuk mendapatkan kajian dari penelusuran pustaka.
Selain data
sekunder, data primer juga digunakan dalam karya tulis ini. Data
primer karya
tulis ini berupa tampilan media pembelajaran lewat emulator
pengembang media.
B. Pengumpulan Data
Penulis dalam karya ilmiah ini menggunakan library research
(study
pustaka). Studi pustaka merupakan metode penulisan dengan
menggunakan
objek kajian penelitian yang berfokus pada pustaka-pustaka.
Pustaka tersebut
dapat berupa media cetak maupun eletronik yang valid,
berhubungan satu sama
lain, relevan dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau
analisis
pembahasan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
C. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan
data
dengan menyusun secara sistematis dan logis. Teknik analisis
data yang dipilih
adalah analisis deskriptif, dengan tulisan yang bersifat
deskriptif,
menggambarkan tentang pemanfaatan teknologi yaitu media
pembelajaran
pengenalan aksara jawa sebagai alternatif internalisasi
nilai-nilai budaya jawa.
13
-
14
Karya ilmiah yang berjudul PANDHAWA (Padha Ajar Aksara
Jawa),
Media Pendukung Pembelajaran Pengenalan Aksara Jawa Sebagai
Langkah
Edukasi Penanaman Nilai-nilai Budaya Jawa untuk Siswa Sekolah
Dasar ditulis
secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penulisan
ini
menggambarkan secara rinci rancangan fungsi, skenario,
storyboard, dan unjuk
kerja PANDHAWA, media pembelajaran pengenalan aksara jawa
sebagai
alternatif internalisasi nilai-nilai budaya jawa, dan
analisisnya.
D. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulam dalam karya tulis ini dapat dilakukan
setelah
melakukan tahap-tahap penulisan. Tahap-tahap penulisan tersebut
antara lain:
1. Mengkaji data tentang berbagai media pembelajaran pengenalan
aksara jawa
dan teknologi yang berkembang saat ini.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan topik yang
sedang dikaji
dalam karya tulis ini.
3. Membuat rumusan masalah sesuai dengan fokus-fokus
permasalahan yang
dikaji dan dianalisis.
4. Mengumpulkan teori-teori yang terkait dengan fokus
permasalahan yang
diangkat sebagai bahan acuan guna mendukung ketajaman
analisis
permasalahan yang ada.
5. Menyusun metode penulisan yang akan digunakan dalam karya
tulis.
6. Menganalisis dan membahas karya tulis PANDHAWA (Padha Ajar
Aksara
Jawa), Media Pendukung Pembelajaran Pengenalan Aksara Jawa
Sebagai
Langkah Edukasi Penanaman Nilai-nilai Budaya Jawa Pada Anak
Sekolah
Dasar.
7. Menarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang ada.
8. Merekomendasikan saran-saran untuk penelitian lebih
lanjut.
14
-
15
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Perancangan PANDHAWA, Media Pendukung Pembelajaran
Pengenalan
Aksara Jawa
Perancangan didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan,
dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah ke dalam
kesatuan yang utuh. Tujuan dari proses perancangan sebuah system
adalah untuk
memenuhi kebutuhan pengguna system dan memberi gamabaran yang
jelas dan
rinci dengan rancangan bagan yang lengkap, sehingga pembuatan
media
pembelajaran menjadi mudah dan terarah dalam
mengimplementasikan
rancangan sistem, ke dalam sebuah program aplikasi. Perancangan
yang
dilakukan meliputi perancangan fungsi, skenario, dan storyboard
media
pembelajaran pengenalan aksara jawa sebagai alternatif
internalisasi nilai-nilai
budaya jawa.
1. Fungsi-fungsi yang dihasilkan
Fungsi-fungsi yang terbentuk dari pembuatan media
pembelajaran
pengenalan aksara jawa sebagai alternatif internalisasi
nilai-nilai budaya
jawa ini adalah:
a. Fungsi Intro. Fungsi ini digunakan sebagai halaman pembuka
yang
berisi judul media pembelajaran dan identitas pembuat media
pembelajaran.
b. Fungsi Main Menu. Fungsi ini digunakan untuk menampilkan
menu-
menu yang ada di dalam media pembelajaran.
c. Fungsi Materi. Fungsi ini disediakan untuk memuat materi yang
ada di
dalam media pembelajaran. Materi pembelajaran meliputi:
i. Aksara Jawa dasar
ii. Sandhangan
iii. Pasangan
15
-
16
iv. Wilangan
d. Fungsi Evaluasi. Fungsi ini digunakan untuk menampilkan
halaman
yang berisi soal-soal sebagai evaluasi dari materi yang telah
diberikan.
e. Fungsi Bantuan. Fungsi ini untuk menampilkan petunjuk
penggunaan
media pembelajaran.
f. Fungsi Exit. Fungsi digunakan untuk keluar dari aplikasi
2. Skenario
Skenario dalam penggunaan media pembelajaran pengenalan aksara
jawa
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Proses penggunaan diawali dengan membuka file PANDHAWA.
User
akan masuk pada fungsi intro untuk pertama kali.
b. Setelah halaman intro maka akan muncul halaman main menu.
c. Setelah muncul halaman main menu, user dapat melakukan:
1) Memilih menu-menu yang tersedia di dalam media
pembelajaran.
2) Memilih menu exit untuk keluar dari aplikasi.
3) Pada halaman main menu, user dapat memilih menu-menu yang
disediakan yaitu Aksara Jawa dasar, Sandhangan, Pasangan,
dan
Wilangan
4) User dapat melihat petunjuk penggunaan aplikasi pada
halaman
bantuan.
16
-
17
3. Storyboard
Storyboard yang dihasilkan dalam karya tulis ini dapat diuraikan
sebagai
berikut:
NO STORYBOARD PENJELASAN
1. Gambar storyboard di
samping merupakan
halaman intro. Terdapat
nomor-nomor dengan
penjelasan sebagai
berikut:
1. Pada no 1
terdapat background
beserta judul.
2. No 2 adalah
tombol masuk untuk
menuju halaman main
menu.
3. No 3 adalah
profil singkat dari
pengembang media
pembelajaran.
4. No 4 adalah
menu Exit.
1
2 3 4
17
-
18
2 Gambar di samping
adalah halaman Main
menu. Dengan
penjelasan nomor-
nomor sebagai berikut:
1. No 2 adalah
tombol untuk
menghubungkan ke
materi aksara jawa
dasar
2. No 3 adalah
tombol untuk
menghubungkan ke
materi sandhangan
aksara jawa.
3. No 4 adalah
tombol untuk
menghubungkan ke
materi pasangan aksara
jawa.
4. No 5 adalah
tombol untuk
menghubungkan ke
materi wilangan aksara
jawa.
1
2
3
4
18
-
19
3. Gambar di samping
adalah halaman
pembelajaran dan
bermain. Dengan
penjelasan nomor-
nomor sebagai berikut:
1. No 1 adalah
tombol untuk kembali
ke halaman main menu.
2. No 2 adalah
pilihan huruf maupun
space yang disediakan.
3. No 3 adalah
tombol untuk kembali
ke halaman
sebelumnya.
2
3
1
19
-
20
B. Unjuk Kerja PANDHAWA, Media Pendukung Pembelajaran
Pengenalan
Aksara Jawa
Setelah rancangan media pembelajaran disusun, maka langkah
selanjutnya adalah melihat unjuk kerja dari media pembelajaran
tersebut.
Gambar 9. Halaman Intro
Gambar 10. Halaman Main Menu
20
-
21
Gambar 11. Halaman Pembelajaran
Gambar 12. Halaman Bermain
Tampilan pada gambar 1 adalah halaman intro. Halaman intro ini
berisi
judul dari aplikasi edukasi, PANDHAWA. Halaman ini akan muncul
otomatis
saat saat aplikasi mulai dijalankan. Pada halaman ini user dapat
memilih menu
21
-
22
selanjutnya.Tampilan pada gambar 2 adalah halaman main menu,
halaman ini
berisi tentang daftar menu yang ada di dalam aplikasi ini.
Halaman ini dilengkapi
tombol beranda untuk kembai ke halaman introduction. Tampilan
pada gambar 3
adalah halaman bermain. Halaman ini menampilkan halaman untuk
user
mengasah kemampuan mereka, atau dengan kata lain halaman ini
merupakan
halaman evaluasi.
C. Analisis PANDHAWA, Media Pendukung Pembelajaran Pengenalan
Aksara
Jawa
Setelah melihat tampilan PANDHAWA sebagai media pembelajaran,
kami
juga menganalisis produk tersebut. Analisis yang kami gunakan
dalam karya
tulis ini adalah analisis SWOT ( Strength, Weakness,
Opportunity, Threat).
Analisis ini meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
produk.
Analisis ini juga dapat menjelaskan kelayakan produk kami.
Adapun analisis
SWOT sebagai berikut:
1. Strength (Kekuatan)
PANDHAWA sebagai media pembelajaran pengenalan aksara jawa
mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
a. Fun learn, media pembelajaran ini menyenangkan sehingga dapat
menarik
minat siswa dalam belajar bahasa jawa, terutama aksara jawa.
b. Accessable, media ini dapat diakses dengan mudah.
c. Simple, media ini dirancang secara sederhana sehinga dapat
digunakan
oleh semua kalangan.
2. Weakness (Kelemahan)
Di sisi lain kelemahan dari media pembelajaran ini hanya dapat
digunakan
dengan media yang kompatibel dengan flash.
3. Opportunity (Peluang)
Peluang yang ada pada PANDHAWA, media pembelajaran pengenalan
aksara
jawa sebagai alternatif internalisasi nilai-nilai budaya jawa
adalah dapat
dikembangkan untuk media pembelajaran lainnya.
22
-
23
4. Threat (Ancaman)
Ancaman yang muncul dengan adanya media pembelajaran PANDHAWA
ini
adalah banyaknya media pembelajaran sejenis yang berkembang
23
-
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Rancangan dari PANDHAWA, media pembelajaran pengenalan aksara
jawa
sebagai alternatif internalisasi nilai-nilai budaya jawa terdiri
dari rancangan
fungsi, scenario, dan storyboard.
2. Hasil unjuk kerja dari PANDHAWA, media pembelajaran
pengenalan aksara
jawa sebagai alternatif internalisasi nilai-nilai budaya jawa
ini menampilkan
halaman intro, halaman main menu, dan halaman bermain atau
evaluasi.
3. Analisis PANDHAWA, media pembelajaran pengenalan aksara jawa
sebagai
alternatif internalisasi nilai-nilai budaya jawa terdiri dari
analisis kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman media pembelajaran.
B. Saran
Saran dari hasil penulisan karya tulis ini adalah:
1. Mengembangkan media pembelajaran ini lebih lanjut dengan
melakukan
penelitian pengembangan media.
2. Melakukan kerjasama instansi terkait untuk menyebarluaskan
PANDHAWA,
media pembelajaran pengenalan aksara jawa sebagai alternatif
internalisasi
nilai-nilai budaya jawa.
24
-
25
DAFTAR PUSTAKA
Anggra. 2008. Memahami Teknik Dasar Pembuatan Game Berbasis
Flash.Yogyakarta: Penerbit Gave Media.
Arif.S Sadiman. 1993. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan
Azhar, Arsyad.2004.Media Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja
Grafindo. Persada.
D. Latuheru, John. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar
Mengajar Masa Kini. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
Munadi, Yudhi. 2008. Media pembelajaran (Sebuah pendekatan
Baru). Ciputat:
Gaung Persada (GP) Press.
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sedyawati, Edi. 2003. Warisan Budaya Takbenda : Masalahnya kini
di Indonesia.
Depok : Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga
Penelitian
Universitas Indonesia.
Wahana Komputer. (2012). Beragam Desain Game Edukasi dengan
Adobe
Flash CS5.Yogyakarta: Penerbit ANDI.
25