METODE SIMULASI DALAM PRAKTEK PERBAIKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)- B NEGERI PEMBINA PALEMBANG MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PAI 1
METODE SIMULASI
DALAM PRAKTEK PERBAIKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)- B NEGERI PEMBINAPALEMBANG
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PAI
PALEMBANG
20121
A. PENDAHULUANPendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B adalah mata pelajaran yang terdiri atas sub aspek; Al-Qur’an, Akidah, Tarikh (sejarah), Fikih, dan Akhlak. Dengan demikian pelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B merupakan mata pelajaran yang integral (berhubungan satu sama lain). Sub aspek Fikih pada mata pelajaran PAI memiliki kepentingan tersendiri dalam kaitannya dengan pembinaan dan pendikan keimanan serta melatih peserta didik atau siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B agar memiliki kemampuan dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban agama semisal sholat.
Demikian pula disadari bahwa nilai pelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang masih tergolong rendah. Sehubungan dengan hal tersebut kedudukan guru dalam proses pembelajaran sebagai mediator amat sangat berperan dalam meningkatkan kebiasaan dan hasil belajar siswa-siswanya. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dimaksud guru harus menggunakan metode yang selektif, efektif dan efisien supaya hasil yang diharapkan dapat maksimal.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, tindakan yang dimunculkan pada mata pelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang, adalah “penggunaan metode simulasi untuk meningkatkan kebiasaan siswa melaksanakan sholat fardhu”. Setelah melalui dua siklus, diperoleh hasil bahwa penggunaan metode simulasi dapat meningkatkan kebiasaan dan hasil belajar siswa.
Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu pada siklus I siswa yang telah memperoleh nilai 70 mencapai 32 siswa atau 69,56% dengan angka rata-rata 66,08 menjadi 46 siswa atau 100% dengan angka rata-rata 76,52 pada siklus II.
2
B. PEMBAHASAN1. PENGERTIAN METODE SIMULASI
a. Pengertian MetodeMetode berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.1
Sedang menurut Armai Arief, metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.2
b. Pengertian Simulasi Secara BahasaKata simulasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu
simulate (kata kerja transitif) yang berarti menirukan, dan simulation (kata benda) yang berarti pekerjaan tiruan atau meniru.3
Menurut pengertian di atas, kata simulasi ditinjau dari tata bahasa, memiliki dimensi kerja yang dalam hal ini merujuk kepada arti menirukan, dan proses menirukan tersebut terjadi secara langsung terhadap objeknya dan menghasilkan sebuah pekerjaan tiruan atau meniru.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), si-mu-la-si (kata benda) dapat berarti: 1. metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; 2. penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan berupa model statistk atau pemeranan. Bila kata si-mu-la-si diberi awalan me, maka berubah menjadi me-nyi-mu-la-si (kata kerja) yang berarti menirukan atau menyerupakan kepada sesuatu yang besar dengan ukuran yang lebih kecil: komputer itu dapat digunakan untuk- bintang meledak,
1 Akmal Hawi., (2008). Kompetensi Guru PAI. Palembang, IAIN Raden Fatah Press.
2 Armai Arief., (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers.
3Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Entri ; silent- sincere, hlm. 527.
3
dan jika kata si-mu-la-si diberi awalan me dan akhiran kan maka akan berubah menjadi me-nyi-mu-la-si-kan (kata kerja) yang berarti membuat atau menjadikan dalam bentuk simulasi.4
c. Pengertian Metode Simulasi Secara IstilahMenurut Vembriarto, metode simulasi adalah cara melatih
peserta didik agar menguasai keterampilan tertentu secara bertahap melalui situasi buatan.5
Menurut Ramayulis seperti dikutip Arief, metode simulasi adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari sesuatu konsep atau prinsip, atau suatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan, dalam situasi tiruan. Sehingga dengan demikian individu yang bersangkutan akan mampu menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi.6
Menurut Roestiyah seperti dikutip Armai Arief, simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu.7
Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan ialah: peer–teaching, sosiodrama, psikodrama, simulasi game dan role playing.
Contohnya: Siswa melatih mengajar di depan kelas, berperan sebagai guru dan shalat fardhu (wajib) berjamaah.
2. PROSEDUR ATAU LANGKAH-LANGKAH METODE SIMULASIMetode simulasi dilakukan dengan tiga langkah:a. Persiapan simulasi
4 Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline, http://ebsoft.web.id. Versi 1. 2. Entri Si-mu-la-si.
5 St. vembriarto, et. al, (1994) Kamus Pendidikan, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, entri: metode repetisi-motivasi eksternal, hlm. 40.
6 Armai Arief, Ibid. hlm. 40
7 Armai Arief, Loc. Cit.4
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan fase persiapan, yaitu:1) Menentukan topik dan tujuan.2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang
akan disimulasikan.3) Guru menjelaskan peranan dan waktu masing-masing.4) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya,
dan memberikan kesempatan bagi pemain untuk menyiapkan diri masing-masing.8
b. Pelaksanaan simulasi1) Simulasi dilakukan oleh sekelompok siswa yang
memerankannya.2) Siswa yang lain mengikuti dengan penuh perhatian seolah-
olah dalam situasi yang sebenarnya dan sekaligus sebagai penilai.
3) Guru hendaknya memberikan bantuan barangkali ada di antara pemain mendapat kesulitan.
4) Guru memberikan sugesti dan dorongan kepada siswa agar percaya diri dan mampu memainkan peranan.
5) Menghentikan simulasi setelah sampai tahap akhir.9
c. Evaluasi atau tindak lanjutYang dilakukan pada fase ini adalah:1) Memberi kesempatan kepada observer (pengamat)
menyampaikan kritik dan laporan.2) Mengemukakan pendapat-pendapat dan saran perorangan,
kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran dari guru.3) Bila diperlukan, lakukan latihan ulang, berdasarkan evaluasi
dan permintaan peserta didik.10
8 Armai Arief, Ibid. Hlm. 184.
9 Armai Arief, Ibid. Hlm. 184-185.
10 Ramayulis, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 353
5
3. RESPON SISWASecara umum siswa merespon secara positif terhadap metode simulasi mengingat metode ini berprinsip pada partisipasi siswa dalam sebuah proses kegiatan yang dalam hal ini proses kegiatan shalat fardhu secara berjamaah. Namun beberapa siswa merasa kesulitan dalam memperhatikan proses kegiatan karena faktor jumlah siswa yang banyak.
4. IMPLIKASI METODE SIMULASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN APLIKASINYA DALAM REFLEKSI PEMBELAJARAN1. Siklus Ia. Rencana
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di Kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan jumlah siswa 46 orang, dengan rincian 35 laki-laki dan 11 perempuan. Pelaksanaan perbaikan dilaksanakan dari tanggal 19 April 2010 sampai 30 April 2012.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 19 April 2012 yang bertempat di Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang, dengan jumlah siswa 46 orang, dengan rincian 35 laki-laki dan 11 perempuan. Mata pelajaran yang peneliti berikan adalah Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan materi pokok “Tata Cara Shalat Berjamaah”.
Langkah-langkah yang ditempuh yakni:1. menyusun silabus berdasarkan kompetensi mata pelajaran PAI
kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang yang tercantum dalam standar isi.
2. mengembangkan silabus menjadi Rencana Pembelajaran(RP).3. melaksanakan tindakan sesuai RP.4. menganalisis pelaksanaan sholat fardhu siswa.
6
5. hasil analisis data dibandingkan dengan hasil tes awal untuk mengetahui upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melalui metode simulasi.
6. jika upaya guru PAI dalam meningkatkan sholat fardhu belum memberikan hasil signifikan, kolaborator memberikan masukan dan bersama-sama dengan peneliti melakukan langkah-langkah perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
7. melakukan rencana ulang untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya berdasarkan hasil refleksi bersama kolaborator.
8. peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana tindakan yang telah dipersiapkan.
9. peneliti menganalisis data upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melalui metode simulasi.
10. Hasil analisis data dibandingkan dengan hasil gtes siklus I untuk mengetahui upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melalui metode simulasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator. Jika upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melaui metode simulasi sesuai dengan indikator keberhasilan, penelitian dinyatakan selesai dan selanjutnya melakukan pemantapan kepada siswa. Namun jika hasil analisis data belum menunjukkan hasil yang signifikan, peneliti kembali melakukan refleksi bersama kolaborator untuk melaksanakan tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya
b. PelaksanaanTahap-tahap dilakukan pada tahap tindakan yang dirinci
sebagai berikut:1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan tindakan, peneliti yang sekaligus sebagai guru menyiapkan silabus, RP, instrumen, sumber belajar dan media belajar yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan.
7
2. Pelaksanaan tindakanPelaksanaan tindakan meliputi:
a) Tindakan awal(1) Apersepsi
(2) Motivasib) Tindakan inti
(1) Guru menunjuk beberapa orang siswa yang diberi tugas, seorang diantaranya sebagai iman dan sisanya sebagai makmum.
(2) Siswa yang bekum mendapatkan giliran diminta mencatat gerakan-gerakan sholat secara berurutan.
c) Tindakan akhir(1) memberikan sebuah cerita merupakan salah satu yang
dianggap mempunyai daya tarik sendiri dalm penyampaian pesan kepada anak, dengan menceritakan kisah-kisah orang yang taat dalam melaksanakan sholat sebaik-baiknya.
(2) siswa bersama peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kesan siswa setelah melaksanakan praktik.
c. PengamatanKetika peneliti melaksanakan tindakan, anggota peneliti
sebagi kolaborator melakukan pengamatan terhadap situasi yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk lebih mudahnya dalam melakukan penelitian pada materi sholat, tentunya ada beberapa aspek yang dinilai.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:Kompetensi DasarMemperaktikkan salat berjamaah dan salat munfaridIndikator: 1. Mempraktikkan salat
berjamaah.2.Mensimulasikan shaf salat jamaah dengan satu makmum, dua
makmum, dan tiga makmum3.Mensimulasikan makmum muwafiq dan makmum
8
Simulasikan gerakan sholat dzuhur!Aspek yang dinilai Skor
Urutan Gerakan Sholat :1.Sempurna2.Kurang sempurna3.Tidak sempurna
321
Lafadz Niat Sholat :1.Sempurna2.Kurang sempurna3.Tidak sempurna
321
Kesempurnaan Gerakan Sholat :1.Sempurna2.Kurang sempurna3.Tidak sempurna
321
Skor Maksimum 9Sumber : Petunjuk teknis penskoran pada ujian praktik sholat
Kementerian Agama Kotamadya PalembangDalam pembelajaran praktik sholat setidaknya terdapat
beberapa aspek yang dinilai yaitu, urutan gerakan sholat, misalnya gerakan apa yang dilakukan setelah kita rukuk, atau gerakan apa yang kita lakukan ketika kita telah melakukan gerakan sujud dan lain sebagainya. Begitu juga dari segi niat dan bacaan sholat, apakah siswa telah benar-benar telah hafal niat dan bacaan sholat, seperti niat sholat dzuhur. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kesempurnaan gerakan sholat, bagaimana gerakan siswa ketika sedang takbiratul ikram, sudah sempurnakah ketika siswa melakukan gerakan i’tidal, rukuk, sujud, duduk antara dua sujud, tasyahud awal dan akhir serta salam.
Adapun pedoman penilaiannya adalah apabila siswa sempurna dalam melakukan salah satu aspek yang dinilai maka siswa akan mendapatkan skor 3 (tiga), siswa yang kurang sempurna akan mendapatkan skor 2 (dua) dan siswa yang tidak sempurna maka akan mendapatkan skor 1 (satu). Skor maksimum penilaian adalah 9 (sembilan) dan skor minimum adalah 3 (tiga).
Adapun hasil dari observasi dan penilaian pada pra siklus dapat kita lihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1
9
Nilai Siswa Kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang Pada Perbaikan Pembelajaran
Siklus IBagian 1NO
Nama Siswa Skor Peroleha
n
Skor Maksimu
m
Persentase
Ket.
1 Meli Purwanti 4 9 44%
2 Rohmad Romadan
5 9 56%
3 Febriana Dewi 4 9 44%
4 Edwar Andi Aziz 4 9 44%
5 Ari Setiawan 5 9 56%
6 Meli Damai Yanti
6 9 67% Tertinggi
7 Irawan Khoirudin
4 9 44%
8 Ines Wulandari 5 9 56%
9 Lila Permatasari 4 9 44%
10 Anggita Reza 4 9 44%
11 Akhmad Nurkholil
4 9 44%
12 Rika Fitriana 4 9 44%
13 Fitri Ambarwati 5 9 56%
14 Reza Purwanti 4 9 44%
15 F. Desky Andiko 4 9 44%
16 Wisnu Lestianto 4 9 44%
17 M. Idris. F 5 9 56%
18 K. Susilowati 4 9 44%
19 Roy Efendi 4 9 44%
20 Rahmawati 5 9 56%
21 Romadon Alaki 4 9 44%
22 Lestianti 4 9 44%
23 M. Muamar Hadafi
5 9 56%
Bagian 2
NO
Nama Siswa Skor Peroleha
n
Skor Maksimu
m
Persentase
Ket.
10
24 Aldi Irawan 4 9 44%
25 Utami Ningsih 5 9 56%
26 Aji Prayogo 4 9 44%
27 Ahmad P.W 4 9 44%
28 Adi Irawan 5 9 56%
29 Aqil Furqon 6 9 67%
30 Ariani Lestari 4 9 44%
31 Cheli S. Dewi 5 9 56%
32 Dina Suryani 4 9 44%
33 Dani Ardiansyah 4 9 44%
34 Daniel 4 9 44%
35 Dina Rolisa 4 9 44%
36 Endang Kurnias 5 9 56%
37 Ferdi 4 9 44%
38 Fegi Rahman 4 9 44%
39 Khoirun Nisa 4 9 44%
40 Lera Novita 5 9 56%
41 Nita Nurviani 4 9 44%
42 Nur Hidayatullah
4 9 44%
43 Nova 5 9 56%
44 Puji Lestari 4 9 44%
45 Rizal M 4 9 44%
46 Rio Febrianto 3 9 37% Terendah
Jumlah 200 2219
Rata-rata 4,34 48,23
Dengan demikian analisa yang kita peroleh dari siklus I ialah:a). Hasil observasi siklus I dan aktivitas guru dalam PBM :
Hasil observasi aktivitas guru dan perolehan nilai dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama masih tergolong rendah dengan perolehan skoor tertinggi 6 atau 67 % dan masih ada yang memperoleh skor 3 atau 37 % dari skor maksimum (skor ideal) 9 atau 100 % atau rata-rata perolehan nilai 4,34 dari skor ideal (9), atau hanya 48,23 % dari skor ideal 100 %. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan metode simulasi dan guru
11
kurang memberikan pengarahan terhadap siswa juga dari faktor siswa karena kurangnya minat siswa bila diminta untuk melakukan simulasi sholat fardhu dzuhur.
b). Hasil evaluasi siklus I dan penguasaan materi pembelajaranSelain aktivitas guru dalam proses belajar mengajar,
penguasaan materi pembelajaran juga masih tergolong kurang. Dari skor maksimum 9 atau 100 % skor perolehan hanya mencapai nilai rata-rata 4,34 atau 48 %.
Untuk lebih jelasnya mengenai perolehan nilai rata-rata dan nilai terendah, nilai sedang dan nilai tertinggi dapat kita lihat pada grafik 1 dan 2 pada halaman 11 dan 12.
Grafik 1Perolehan Nilai Berdasarkan Kategori
Pada Siklus I
(67%)
(56%)
(37%)
12
Siklus I0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Siklus I; 3
Siklus I; 5
Siklus I; 6
Grafik 2Perolehan Nilai Rata-Rata dan Persentase
Pada Siklus I
d. RefleksiAdapun penyebab kegagalan pada siklus I adalah sebagai
berikut:a). Guru kurang mampu menerapkan pembelajaran melalui
metode simulasi.b). Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran melalui metode
simulasic). Siswa merasa belum siap untuk praktik sholatd). Sarana dan prasarana dalam melaksanakan metode simulasi
kurang memadai.
13
Siklus I0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Nilai Rata-rata; 4.34
Siklus I; % Persentase; 0.48
Nilai Rata-rata
% Persentase
Untuk memperbaiki kelemahan dan kegagalan serta mempertahankan apa yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut:a). Menjelaskan kembali kepada siswa bagaimana penerapan
metode simulasi dalam proses pembelajaran.b). Guru harus lebih memahami dan mempelajari langkah-
langkah pembelajaran melalui metode simulasic). Memberikan pengakuan atau penghargaan baik berupa
pujian, acungan jempol maupun wujud benda yang bermanfaat bagi siswa.
Hasil Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran I atau pada siklus I
dengan upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode simulasi ternyata hasilnya belum memenuhi target seperti yang diharapkan. Dari jumlah 46 siswa, hanya dua orang siswa yang memperoleh skor enam (6) dari skor maksimal (9) .
Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil perbaikan siklus I dengan menggunakan metode simulasi, ternyata masih ada seorang siswa yang memperoleh skor 3. Dari jumlah keseluruhan 46. Ini berarti pembelajaran belum dikatakan berhasil atau dengan kata lain masih mengalami kegagalan.
2. Siklus IIa. Rencana
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di Kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan jumlah siswa 46 orang, dengan rincian 35 laki-laki dan 11 perempuan. Pelaksanaan perbaikan dilaksanakan dari tanggal 26 April 2010 sampai 30 April 2012.
Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 26 April 2012 yang bertempat di Kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B
14
Negeri Pembina Palembang, dengan jumlah siswa 46 orang, dengan rincian 35 laki-laki dan 11 perempuan. Mata pelajaran yang peneliti berikan adalah Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan materi pokok “Tata Cara Shalat Berjamaah”.
Langkah-langkah yang ditempuh yakni:1. menyusun silabus berdasarkan kompetensi mata pelajaran PAI
kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang yang tercantum dalam standar isi.
2. mengembangkan silabus menjadi Rencana Pembelajaran(RP).3. melaksanakan tindakan sesuai RP.4. menganalisis pelaksanaan sholat fardhu siswa.5. hasil analisis data dibandingkan dengan hasil tes awal untuk
mengetahui upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melalui metode simulasi.
6. jika upaya guru PAI dalam meningkatkan sholat fardhu belum memberikan hasil signifikan, kolaborator memberikan masukan dan bersama-sama dengan peneliti melakukan langkah-langkah perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
7. melakukan rencana ulang untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya berdasarkan hasil refleksi bersama kolaborator.
8. peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana tindakan yang telah dipersiapkan.
9. peneliti menganalisis data upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melalui metode simulasi.
10. Hasil analisis data dibandingkan dengan hasil tes siklus I untuk mengetahui upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melalui metode simulasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator. Jika upaya guru PAI untuk meningkatkan sholat fardhu siswa melaui metode simulasi sesuai dengan indikator keberhasilan, penelitian dinyatakan selesai dan selanjutnya melakukan pemantapan
15
kepada siswa. Namun jika hasil analisis data belum menunjukkan hasil yang signifikan, peneliti kembali melakukan refleksi bersama kolaborator untuk melaksanakan tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
b. PelaksanaanTahap-tahap dilakukan pada tahap tindakan yang dirinci
sebagai berikut:1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan tindakan, peneliti yang sekaligus sebagai guru menyiapkan silabus, RP, instrumen, sumber belajar dan media belajar yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan tindakanPelaksanaan tindakan meliputi:
a) Tindakan awal(1) Apersepsi
(2) Motivasib) Tindakan inti
(1) Guru menunjuk beberapa orang siswa yang diberi tugas, seorang diantaranya sebagai iman dan sisanya sebagai makmum.
(2) Siswa yang belum mendapatkan giliran diminta mencatat gerakan-gerakan sholat secara berurutan.
c) Tindakan akhir(1) memberikan sebuah cerita merupakan salah satu yang
dianggap mempunyai daya tarik sendiri dalm penyampaian pesan kepada anak, dengan menceritakan kisah-kisah orang yang taat dalam melaksanakan sholat sebaik-baiknya.
(2) siswa bersama peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kesan siswa setelah melaksanakan praktik.
c. Pengamatan
16
Ketika peneliti melaksanakan tindakan, anggota peneliti sebagi kolaborator melakukan pengamatan terhadap situasi yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal yang perlu diamati dan dicatat oleh kolaborator dalam lembar pengamatan, diantaranya:1. Respon siswa2. Perubahan selama proses pembelajaran3. Upaya guru PAI untuk meningkatkan kebiasaan siswa
melaksanakan sholat fardhu melalui metode simulasi, baik dalam tindakan awal, tindakan inti, maupun tindakan akhir, dan kesesuaian antara rencana dan tindakan.Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar selama siklus II dapat dilihat pada tabel 2 berikut.Tabel 2
Nilai Siswa Kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP)-SLB-B Negeri Pembina Palembang
Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Bagian 1NO
Nama Siswa Skor Peroleha
n
Skor Maksimu
m
Persentase
Ket.
1 Meli Purwanti 8 9 89% Tertinggi
2 Rohmad Romadan
8 9 89% Tertinggi
3 Febriana Dewi 7 9 78% Sedang
4 Edwar Andi Aziz 7 9 78% Sedang
5 Ari Setiawan 8 9 89% Tertinggi
6 Meli Damai Yanti
7 9 78% Sedang
7 Irawan Khoirudin
8 9 89% Tertinggi
8 Ines Wulandari 8 9 89% Tertinggi
9 Lila Permatasari 8 9 89% Tertinggi
10 Anggita Reza 6 9 67% Rendah
11 Akhmad Nurkholil
8 9 89% Tertinggi
12 Rika Fitriana 8 9 89% Tertinggi
13 Fitri Ambarwati 7 9 78% Sedang
17
14 Reza Purwanti 8 9 89% Tertinggi
15 F. Desky Andiko 7 9 78% Sedang
16 Wisnu Lestianto 8 9 89% Tertinggi
17 M. Idris. F 8 9 89% Tertinggi
18 K. Susilowati 8 9 89% Tertinggi
19 Roy Efendi 7 9 78% Sedang
20 Rahmawati 8 9 89% Tertinggi
21 Romadon Alaki 8 9 89% Tertinggi
22 Lestianti 8 9 89% Tertinggi
23 M. Muamar Hadafi
8 9 89% Tertinggi
Bagian 2
NO
Nama Siswa Skor Peroleha
n
Skor Maksimu
m
Persentase
Ket.
24 Aldi Irawan 7 9 78% Sedang
25 Utami Ningsih 8 9 89% Tertinggi
26 Aji Prayogo 8 9 89% Tertinggi
27 Ahmad P.W 8 9 89% Tertinggi
28 Adi Irawan 7 9 78% Sedang
29 Aqil Furqon 8 9 89% Tertinggi
30 Ariani Lestari 7 9 78% Sedang
31 Cheli S. Dewi 8 9 89% Tertinggi
32 Dina Suryani 8 9 89% Tertinggi
33 Dani Ardiansyah 7 9 78% Sedang
34 Daniel 8 9 89% Tertinggi
35 Dina Rolisa 7 9 78% Sedang
36 Endang Kurnias 8 9 89% Tertinggi
37 Ferdi 8 9 89% Tertinggi
38 Fegi Rahman 8 9 89% Tertinggi
39 Khoirun Nisa 7 9 78% Sedang
40 Lera Novita 8 9 89% Tertinggi
41 Nita Nurviani 7 9 78% Sedang
42 Nur Hidayatullah
8 9 89% Tertinggi
43 Nova 7 9 78% Sedang
44 Puji Lestari 8 9 89% Tertinggi
18
45 Rizal M 8 9 89% Tertinggi
46 Rio Febrianto 8 9 89% Tertinggi
Jumlah 352 3918
Rata-rata 7,65 85,17
Dengan demikian analisa yang kita peroleh dari siklus II ialah:a). Hasil observasi siklus II dan aktivitas guru dalam PBM :
Hasil observasi aktivitas guru dan perolehan nilai dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua tergolong baik dengan perolehan skor tertinggi 8 atau 89 % sebanyak 31 siswa dan perolehan skor kategori sedang 7 atau 78% sebanyak 14 siswa serta yang memperoleh skor 6 atau 67 % hanya satu siswa.
b). Hasil evaluasi siklus II dan penguasaan materi pembelajaranHasil evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
pada siklus II ini termasuk signifikan atau adanya peningkatan yang sangat berarti yang ditandai dengan pencapaian nilai rata-rata mencapai angka 7,65 atau 85,17%, yakni mengalami peningkatan sebesar 3,31 point dibanding siklus I.
Untuk lebih jelasnya mengenai perolehan nilai rata-rata dan nilai terendah, nilai sedang dan nilai tertinggi dapat kita lihat pada grafik 3 dan 4 pada halaman 18 dan 19.
19
Grafik 3Perolehan Nilai Berdasarkan Kategori
Pada Siklus II
(67%)
(56%)
(37%)
20
Siklus I Siklus II0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Siklus I; Nilai Terendah; 3
Nilai Terendah; 6
Siklus I; Nilai Sedang; 5
Siklus II; Nilai Sedang; 7
Siklus I; Nilai Tertinggi; 6
Siklus II; Nilai Tertinggi; 8
Grafik 4Perolehan Nilai Rata-Rata dan Persentase
Pada Siklus II
21
Siklus I Siklus II0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Nilai Rata-rata; 4.34
Nilai Rata-rata; 7.65
Siklus I; % Persentase; 48%
Siklus II; % Persentase; 85%
Nilai Rata-rata
% Persentase
d. RefleksiAdapun kenerhasilan yang diperoleh selama siklus II ini adalah
sebagai berikut:a). Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran didukung
oleh aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan praktik sholat melalui metode simulasi.
b). Guru intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil perbaikan pembelajaran II atau pada siklus II
dengan upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode simulasi, ternyata hasilnya bisa meningkat. Hasil evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pelajaran pada siklus II ini termasuk signifikan atau adanya peningkatan yang sangat berarti yang ditandai dengan pencapaian nilai rata-rata mencapai angka 7,65 atau 85,17%, yakni mengalami peningkatan sebesar 3,31 point dibanding siklus I.
5. KEKUATAN DAN KELEMAHAN METODE SIMULASITeknik simulasi baik sekali kita gunakan karena:
- Menyenangkan siswa.- Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreatif siswa.- Memungkinkan untuk bereksperimen berlangsung tanpa
memerlukan lingkungan yang sebenarnya.- Mengurangi hal-hal yang verbalistis dan abstrak.- Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.- Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi
kemungkinan timbulnya keutuhan dan kegotong royongan serta kekeluargaan yang sehat.
- Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang cakap
- Memungkinkan guru bekerja dengan abilitas yang berbeda-beda.Walaupun teknik ini baik dan memilki keunggulan, tetapi masih
juga mempunyai kelemahan antara lain:22
- Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.
- Terlalu mahal biayanya.- Banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak
diikutsertakannya elemen-elemen yang penting.- Menghendaki pengelompokan yang fleksibel, perlu ruang dan
gedung.- Menghendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa.
Bila guru mampu mengurangi kelemahan-kelemahan itu, maka pelaksanaan teknik simulasi akan berhasil sekali.
6. TEORI BELAJAR DAN METODE BELAJAR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGATASI KELEMAHAN METODE SIMULASI
Untuk memperbaiki kelemahan dan kegagalan serta mempertahankan apa yang telah dicapai pada siklus I , maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut:a. Menjelaskan kembali kepada siswa bagaimana penerapan
metode simulasi dalam proses pembelajaran.b. Guru harus lebih memahami dan mempelajari langkah-langkah
pembelajaran melalui metode simulasic. Memberikan pengakuan atau penghargaan baik berupa pujian,
acungan jempol maupun wujud benda yang bermanfaat bagi siswa.
C. KESIMPULANPada bagian kesimpulan ini, penulis menyimpulkan bahwa
berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan di kelas VII SMP-SLB (B) Pembina Palembang sebagai berikut:1. Melalui penerapan metode simulasi pada proses pembelajaran
terbukti telah dapat meningkatkan kebiasaan siswa dalam melaksanakan sholat fardhu.
2. Dari hasil observasi memperlihatkan adanya peningkatan tiap siklus, yakni siklus I nilai rata-rata perolehan siswa sebesar 4,34 meningkat pada siklus II menjadi 7,65
23
3. Siswa mulai terbiasa dengan penerapan metode simulasi pada praktik sholat fardhu.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai, (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers.
Fatimah, Siti, et al, (2009). Model-Model Pembelajaran SMP/SMA. Palembang, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 4, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang.
Hawi, Akmal, (2008). Kompetensi Guru PAI. Palembang, IAIN Raden Fatah Press.
Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, RaSAIL Media Group.
M. Echols, Jhon dan Shadily, Hasan An English-Indonesian Dictionary, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
24
Muhammad Yusuf, Kadar, (2011). Tafsir Tarbawi. Pekanbaru, Zanafa Publishing.
Nizar, Samsul dan Hasibuan, Zainal Efendi, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia. Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia.
-----------------, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.
Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline, http://ebsoft.web.id. Versi 1. 2. Sukardi, Ismail, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press.
Suparlan et al, (2009). PAKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung, Genesindo.
Wardani, IG.A.K.,(2008). Pengantar Pendidikan Luar Biasa, Jakarta, Universitas Terbuka (UT).
LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 7.2
Sekolah : SMP-SLB-B PEMBINA PALEMBANG Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas / Semester : VII / 1Standar Kompetensi
: 7. Memahami tatacara salat berjamaah dan munfarid (sendiri)
Kompetensi Dasar
: 7.2. Memperaktikkan salat berjamaah dan salat munfarid
Indikator Mempraktikkan salat berjamaah. Mensimulasikan shaf salat jamaah dengan
satu makmum, dua makmum, dan tiga
25
makmum Mensimulasikan makmum muwafiq dan
makmum masbuk.Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mempraktikkan salat berjamaah, mensimulasikan shaf, makmum muwafiq, dan makmum masbuk.
Materi Pembelajaran Praktikkan salat berjamaah. Simulasi shaf salat jamaah dengan satu makmum, dua makmum,
dan tiga makmum Simulasi makmum muwafiq dan makmum masbuk
Metode Pembelajaran Tanya jawab Demonstrasi Simulasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan Apersepsi Guru memotivasi siswa mengenai keutamaan salat jamaah. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.
Kegiatan Inti Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan salat berjamaah. Siswa melakukan praktik salat berjamaah, mensimulasikan shaf
makmum, menjadi makmum muwafiq dan makmum masbuk.
Kegiatan Penutup Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar
dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak? Menyenangkan atau tidak?Sumber Belajar
Buku Ayo Belajar Agama Islam untuk SMP, Jilid 1/ Kelas VII, Edisi Standar Isi 2006, Tim Abdi Guru, Penerbit Erlangga, Jakarta
LKS MGMP PAI SMP
Penilaian Teknik:
Unjuk kerjaBentuk Instrumen:
Tes identifikasiInstrumen:
Lakukan praktik salat berjamaah!Rubrik :
26
Simulasikan gerakan sholat dzuhur!Aspek yang dinilai Skor
Urutan Gerakan Sholat :1.Sempurna2.Kurang sempurna3.Tidak sempurna
321
Lafadz Niat Sholat :1.Sempurna2.Kurang sempurna3.Tidak sempurna
321
Kesempurnaan Gerakan Sholat :1.Sempurna2.Kurang sempurna3.Tidak sempurna
321
Skor Maksimum 9Palembang, 30 Mei 2012
Mengetahui Guru Mapel PAIKepala Sekolah
Ki Gede Wae. Lali binti Raeling NIP. NIP.
27