Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 SK-101 METODE PEMBELAJARAN MELALUI PENGUJIAN EKSPERIMENTAL (Studi Kasus Pengujian Destruktif dan Pengujian Non-Destruktif dalam Menentukan Modulus Elastisitas) Roi Milyardi 1 dan Yosafat Aji Pranata 2 Program Studi S-1 Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Suria Sumantri 65, Bandung 1 Email: [email protected]2 Email: [email protected]ABSTRAK Nilai modulus elastisitas (MoE) kayu digunakan sebagai parameter untuk menentukan nilai acuan desain lentur dalam perencanaan struktur kayu khususnya struktur balok. Seiring berkurangnya penggunaan kayu sebagai struktur utama di dunia konstruksi, pembelajaran struktur kayu hanya berfokus membahas perhitungan perencanaan sesuai SNI Struktur Kayu. Hal tersebut membuat mahasiswa kurang mamahami cara mendapatkan nilai modulus elastisitas kayu. Terdapat dua buah metode untuk mendapatkan data nilai modulus elastisitas kayu, yaitu metode pengujian destruktif dan metode pengujian non-destruktif. Pada pengujian metode non-destruktif dilakukan pada sturktur balok bangunan kuno eksisting di Kota Bandung dengan bantuan alat uji Sylvatest Trio. Sementara itu pada pengujian metode destruktif dilakukan pengujian balok kayu dengan alat Universal Testing Machine (UTM) sampai hancur, kemudian didapatkan kurva beban (P) terhadap lendutan (δ) dari kondisi awal hingga kondisi ultimate untuk menentukan beban batas proporsional untuk menentukan modulus elastisitas (MoE). Pada metode pengujian non-destruktif dilakukan pengujian balok dengan menggunakan alat pemancar gelombang ultrasonik untuk mendapatkan nilai modulus elastisitas tanpa merusak komponen struktur kayu. Pada penelitian ini pengujian metode destruktif dilakukan pengujian balok kayu. Hasil pengujian metode destruktif menunjukkan hasil nilai modulus elastisitas kayu dengan kegagalan lentur cross-grain tension dan simple tension, sementara pada pengujian metode non-destruktif menunjukan bahwa struktur balok kayu pada bangunan dapat ditentukan nilai modulus elastisitasnya (MoE) dari cepat rambatan gelombang ultrasonik melalui alat Sylvatest Trio. Diharapkan melalui pengujian non-destruktif penentuan modulus elastisitas (MoE) mahasiswa dapat memahami metode memproleh nilai modulus elastisitas (MoE) tanpa merusak balok kayu eksisting yang dapat membantu proses evaluasi kondisi suatu bangunan eksisting tanpa merusaknya. Sementara melalui pengujian destruktif uji lentur kayu di laboratorium, diharapkan mahasiswa dapat memahami jenis kegagalan lentur balok, dapat memahami metode memproleh nilai modulus elastisitas (MoE) melalui data laboratorium (kurva P- δ) dan cara untuk mengolahnya. Kata kunci: Pembelajaran, Kayu, Pengujian Destruktif, Pengujian Non-Destruktif, Sylvatest Trio. 1. PENDAHULUAN Nilai modulus elastisitas (MoE) kayu digunakan sebagai parameter untuk menentukan nilai acuan desain lentur dalam perencanaan struktur kayu khususnya struktur balok. Seiring berkurangnya penggunaan kayu sebagai struktur utama di dunia konstruksi, pembelajaran struktur kayu hanya berfokus membahas perhitungan perencanaan sesuai SNI Struktur Kayu. Hal tersebut membuat mahasiswa kurang mamahami cara mendapatkan nilai modulus elastisitas kayu. Terdapat dua buah metode untuk mendapatkan data nilai modulus elastisitas kayu, yaitu metode pengujian destruktif dan metode pengujian non-destruktif. Pada metode destruktif dilakukan pengujian balok kayu dengan alat Universal Testing Machine (UTM) sampai hancur, kemudian didapatkan kurva tegangan terhadap regangan dari kondisi awal hingga kondisi ultimate untuk menentukan nilai modulus elastisitas. Pada metode pengujian non-destruktif dilakukan pengujian balok dengan menggunakan alat pemancar gelombang ultrasonik untuk mendapatkan nilai modulus elastisitas tanpa merusak komponen struktur kayu. Dengan melakukan pengujian langsung di laboratorium dan lokasi bangunan eksisting, mahasiswa mampu melihat secara langsung dan mengetahui cara mendapatkan nilai modulus elastisitas. Diharapkan dengan metode pengajaran
9
Embed
METODE PEMBELAJARAN MELALUI PENGUJIAN …konteks.id/p/11-SK-11.pdf · modulus elastisitas kayu dengan kegagalan lentur cross-grain tension dan simple tension, ... (Gambar 4.f) adalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017
SK-101
METODE PEMBELAJARAN MELALUI PENGUJIAN EKSPERIMENTAL
(Studi Kasus Pengujian Destruktif dan Pengujian Non-Destruktif
dalam Menentukan Modulus Elastisitas)
Roi Milyardi1 dan Yosafat Aji Pranata
2
Program Studi S-1 Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Suria Sumantri 65, Bandung
Pranata, Y.A., Suryoatmono, B., Tjondro, J.A.(2011).”Penelitian Numerikal dan Eksperimental Kuat Lentur Kayu Indonesia”. Seminar Nasional-1 BMPTTSSI – KoNTekS 5, Universitas Sumatera Utara, Medan, 14 Oktober 2011.
CBS-CBT.(2011).Sylvatest TRIO User Manual.CBS-SBT
Munoz, W., Mohammad, M., Salenikovich, A., Quenneville, P. (2010). Determination of Yield Point and
Ductility of Timber Assemblies: In Search for a Harmonized Approach, Engineered Wood Products
Association.
American Society for Testing and Materials.(2008). Annual Book of ASTM (Volume 04.10 Wood D143).
American Society for Testing and Material
Raymond, C.A et al.(2007).”Relationship between Timber Grade, Static and Dynamic Modulus of Elasticity, and
Silviscan Properties For Pinus Radiata In New South Wales”.New Zealand Journal of Forestry Science, Vol.
37(2), 186-196
Bucur,V.(2006). Acoustics of Wood.Springer-Verlag.Germany, Berlin
Gere, J.M.(2004).Mechanics of Materials.Thomson Learning, Inc.