5/14/2018 METODEPEMBELAJARANKELOMPOK-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/metode-pembelajaran-kelompok 1/21 METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK TUTORIAL Tutorial Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri. Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar/tutor. Prinsip pokok tutorial adalah “kemandirian mahasiswa” (student’s independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa tidak belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan ‘kepala kosong’, maka yang terjadi adalah “perkuliahan” biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan “kuliah” (lecturing) yang umum berlaku di perguruan tinggi tatap muka, di mana peran dosen sangat besar. Peran utama tutor dalam tutorial adalah: (1) “pemicu” dan “pemacu” kemandirian belajar mahasiswa, berpikir dan berdiskusi; dan (2) “pembimbing, fasilitator, dan mediator” mahasiswa dalam membangun pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan akademik dan profesional secara mandiri, dan/atau dalam menghadapi atau memecahkan masalah-masalah dalam belajar mandirinya; memberikan bimbingan dan panduan agar mahasiswa secara mandiri memahami materi mata kuliah; memberikan umpan balik kepada mahasiswa secara tatap muka atau melalui alat komunikasi; memberikan dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajarnya. Agar tutorial tidak terjebak dalam situasi perkuliahan biasa, terbina hubungan bersetara, mampu memainkan peran-peran di atas, dan tutorial berjalan efektif, tutor perlu menyiapkan pertanyaan- pertanyaan yang berfungsi untuk: (1) membangkitkan minat mahasiswa terhadap materi yang sedang dibahas, (2) menguji pemahaman mahasiswa terhadap materi pelajaran, (3) memancing mahasiswa agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan tutorial, (4) mendiagnosis kelemahan- kelemahan mahasiswa, dan (5) menuntun mahasiswa untuk dapat menjawab masalah yang sedang dihadapi (Hyman, dalam Suroso, 1992). Tutor juga menstimulasi mahasiswa untk terlibat aktif dalam pembahasan: (1) masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari modul; (2) kompetensi atau konsep esensial matakuliah; (3) persoalan yang terkait dengan unjuk kerja (praktik/praktikum) mahasiswa di dalam/di luar kelas tutorial; dan (4) masalah yang berkaitan dengan profesi keguruan yang ditemukan ketika mahasiswa menjalankan tugas sehari-hari sebagai guru. Untuk mendukung pelaksanaan peran dan fungsi-fungsi di atas, tutor perlu menguasai secara trampil sejumlah keterampilan dasar tutorial, yakni: (1) membuka dan menutup tutorial; (2) bertanya lanjut; (3) memberi penguatan; (4) mengadakan variasi; (5) menjelaskan; (6) memimpin diskusi kelompok kecil; (7) mengelola kelas; dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan. Kedelapan jenis keterampilan dasar tutorial ini pada dasarnya sama dengan keterampilan dasar mengajar, yang diadaptasi dari perangkat “Sydney Micro Skills” yang dikembangkan oleh Sydney University tahun 1973.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5/14/2018 METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK - slidepdf.com
Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada
mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara peroranganatau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak
jauh berdasarkan konsep belajar mandiri.
Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa
dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar/tutor. Prinsip pokok tutorial
adalah “kemandirian mahasiswa” (student’s independency). Tutorial tidak ada, jika kemandiriantidak ada. Jika mahasiswa tidak belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan ‘kepala kosong’,
maka yang terjadi adalah “perkuliahan” biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual
tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan “kuliah” (lecturing) yang umum berlaku di perguruantinggi tatap muka, di mana peran dosen sangat besar.
Peran utama tutor dalam tutorial adalah: (1) “pemicu” dan “pemacu” kemandirian belajar
mahasiswa, berpikir dan berdiskusi; dan (2) “pembimbing, fasilitator, dan mediator” mahasiswa
dalam membangun pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan akademik dan profesional secaramandiri, dan/atau dalam menghadapi atau memecahkan masalah-masalah dalam belajar
mandirinya; memberikan bimbingan dan panduan agar mahasiswa secara mandiri memahami
materi mata kuliah; memberikan umpan balik kepada mahasiswa secara tatap muka atau melaluialat komunikasi; memberikan dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu
mahasiswa mengembangkan keterampilan belajarnya.
Agar tutorial tidak terjebak dalam situasi perkuliahan biasa, terbina hubungan bersetara, mampu
memainkan peran-peran di atas, dan tutorial berjalan efektif, tutor perlu menyiapkan pertanyaan- pertanyaan yang berfungsi untuk: (1) membangkitkan minat mahasiswa terhadap materi yang
sedang dibahas, (2) menguji pemahaman mahasiswa terhadap materi pelajaran, (3) memancing
mahasiswa agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan tutorial, (4) mendiagnosis kelemahan-
kelemahan mahasiswa, dan (5) menuntun mahasiswa untuk dapat menjawab masalah yang sedangdihadapi (Hyman, dalam Suroso, 1992). Tutor juga menstimulasi mahasiswa untk terlibat aktif
dalam pembahasan: (1) masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari modul; (2)
kompetensi atau konsep esensial matakuliah; (3) persoalan yang terkait dengan unjuk kerja(praktik/praktikum) mahasiswa di dalam/di luar kelas tutorial; dan (4) masalah yang berkaitan
dengan profesi keguruan yang ditemukan ketika mahasiswa menjalankan tugas sehari-hari sebagai
guru.
Untuk mendukung pelaksanaan peran dan fungsi-fungsi di atas, tutor perlu menguasai secaratrampil sejumlah keterampilan dasar tutorial, yakni: (1) membuka dan menutup tutorial; (2)
bertanya lanjut; (3) memberi penguatan; (4) mengadakan variasi; (5) menjelaskan; (6) memimpin
diskusi kelompok kecil; (7) mengelola kelas; dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.Kedelapan jenis keterampilan dasar tutorial ini pada dasarnya sama dengan keterampilan dasar
mengajar, yang diadaptasi dari perangkat “Sydney Micro Skills” yang dikembangkan oleh Sydney
University tahun 1973.
5/14/2018 METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK - slidepdf.com
Beberapa prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh tutor agar penyelenggaraan tutorial
yang efektif, dan tidak terjebak pada situasi perkuliahan biasa, adalah:1. interaksi tutor-tutee sebaiknya berlangsung pada tingkat metakognitif, yaitu tingkatan berpikir
yang menekankan pada pembentukan keterampilan “learning how to learn” atau “think how to
think” (mengapa demikian, bagaimana hal itu bisa terjadi, dsb).2. tutor harus membimbing tutee dengan teliti dalam keseluruhan langkah proses belajar yang
dijalani oleh tutee.
3. tutor harus mampu mendorong tutee sampai pada taraf pengertian (understanding = C2) yangmendalam sehingga mampu menghasilkan pengetahuan (create = C6) yang tahan lama.
4. tutor seyogianya menghindarkan diri dari pemberian informasi semata (transfer of
knowledge/information), dan menantang tutee untuk menggali informasi/pengetahuan sendiri dari
berbagai sumber belajar dan pengalaman lapangan.5. tutor sebaiknya menghindarkan diri dari upaya memberikan pendapat terhadap kebenaran dan
kualitas komentar atau sumbang pikiran (brainstroming) tutee.
6. tutor harus mampu menumbuhkan diskusi, komentar dan kritik antartutee, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan intelektual, psikomotorik, sikap demokrasi, kerjasama, dan interaksiantartutee.
7. segala kuputusan dalam tutorial sebaiknya diambil melalui proses dinamika kelompok di manasetiap tutee dalam kelompok memberikan sumbang pikirannya.
8. tutor sebaiknya menghindari pola interaksi tutor-tutee, dan mengembangkan pola interaksi tutee-
tutee.9. tutor perlu melakukan pelacakan lebih jauh (probing) terhadap setiap kebenaran jawaban atau
pendapat tutee, untuk lebih meyakinkan tutee atas kebenaran jawaban atau pendapat yang
dikemukakan tutee. (Anda yakin demikian, mengapa, apa alasannya?).
10. tutor seyogianya mampu membuat variasi stimulasi/rangsangan untuk belajar, sehingga tuteetidak merasa bosan, jenuh, dan/atau putus asa.
11. tutor selayaknya memantau kualitas kemajuan belajar tutee dengan mengarahkan kajian sampai pada taraf pengertian yang mendalam (indepth understanding).12. tutur perlu menyadari kemungkinan munculnya potensi masalah interpersonal dalam
kelompok, dengan segera melakukan intervensi skala kecil untuk memelihara efektivitas proses
kerja dan dinamika kelompok. tutor perlu senantiasa bekerjasama (power with) dengan tutee, danselalu bertanggungjawab atas proses belajar dalam kelompok. Akan tetapi, sewaktu-waktu tutor
juga harus lepas tangan (power off) bila proses belajar tutee telah berjalan dengan baik.
C. Model-model Tutorial
Model tutorial adalah suatu analog konseptual tentang tutorial yang digunakan untuk menyarankan bagaimana sebuah proses tutorial selayaknya dilakukan. Model tutorial juga dapat diartikan
sebagai sebuah struktur konseptual tentang tutorial yang dapat membantu memberikan bimbinganatau arahan kepada tutor di dalam mengelola dan mengembangkan aktivitas tutorial, agar dapatmencapai tujuan yang diharapkan secara efektif. Sebuah model tutorial, dikembangkan atas dasar
pertimbangan-pertimbangan filosofis, psikologis, sosial, kultural tentang hakikat tutee, tutor,
materi, dsb.
Pada dasarnya, terdapat ragam model tutorial yang dikenal dalam kepustakaan tutorial. Beberapamodel tutorial yang bisa digunakan oleh para tutor secara terampil untuk keperluan tutorial di
5/14/2018 METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK - slidepdf.com
Universitas Terbuka di antaranya model-model tutorial tersebut sengaja dikembangkan dalam
rangka Program Akreditasi Tutor UT (PAT-UT), yakni: (1) PAT-UT I, (2) PAT-UT II, dan (3)
PAT-UT III. Selain itu para tutor juga dapat menggunakan model-model tutorial yang aktif-kreatif inovatif yang banyak berkembang dan digunakan dalam pembelajaran di Indonesia seperti:
Cooperative Learning, Jigsaw I dan II, Konstruktivisme, Pemecahan Masalah/Studi Kasus, Model
Kreatif & Produktif, Latihan Keterampilan, Simulasi & Bermain Peran, atau Model PembelajaranOrang Dewasa.
D. Modus Tutorial
Ada empat modus tutorial, yakni: tutorial tatap muka (TTM); tutorial tertulis (tutis) lewat surat-
menyurat/krespondensi; tutorial elektorik (tutel) lewat televisi, radio, media massa, dan internet;dan tutorial online (tuton) lewat internet. Bagi mahasiswa PENDAS ada dua modus tutorial yang
disediakan, yaitu (1) Tutorial Tatap muka (TTM), meliputi Tutorial Tatap Muka Wajib (TTM) dan
Tutorial Tatap Muka Atas Dasar Permintaan Mahasiswa (TTM-ATPEM).dan (2) tutorial online
(tuton) lewat internet.
Diskusi kelompok terbimbing dengan model tutur merupakan kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 siswa pada setiap kelas di bawah bimbingan guru mata pelajaran dengan
menggunakan tutor sebaya. Tutur sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuandi atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam
memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih
mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.
E Langkah-langkah
Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi
kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materiajar yang disajikan. Ketua kelompok dipilih secara demokratis oleh seluruh siswa. Misalnya, jika
di suatu kelas terdapat 46 siswa, berarti ada 9 kelompok dengan catatan ada satu kelompok yang
terdiri atas 6 siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa perlu mengajukan calon tutor.Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: (1) memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata
siswa satu kelas; (2) mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa; (3) memiliki motivasi
tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik; (4) memiliki sikap toleransi dan tenggang rasadengan sesama; (5) memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang
terbaik; (6) bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab; dan (7) suka membantu
sesamanya yang mengalami kesulitan.
Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: (1) memberikantutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari; (2) mengkoordinir proses
diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis; (3) menyampaikan permasalahan kepada guru
pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai; (4) menyusun jadwal diskusi bersamaanggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan
insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi; (4) melaporkan perkembangan akademis
kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.Peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing model tutor sebaya hanyalah sebagai
5/14/2018 METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK - slidepdf.com
A tutorial is one method of transferring knowledge and may be used as a part of a learning
process. More interactive and specific than a book or a lecture; a tutorial seeks to teach by example
and supply the information to complete a certain task.
Depending on the context a tutorial can take one of many forms, ranging from a set of instructionsto complete a task to an interactive problem solving session (usually in academia).
Academia
A tutorial is one method of transferring knowledge and may be used as a part of a learning process. More interactive and specific than a book or a lecture; a tutorial seeks to teach by example
and supply the information to complete a certain task.
Depending on the context a tutorial can take one of many forms, ranging from a set of instructions
to complete a task to an interactive problem solving session (usually in academia).
Internet
Internet computer tutorials can take the form of a screen recording, a written document (either
online or downloadable), or an audio file, where a person will give step by step instructions on
how to do something.
Tutorials usually have the following characteristics:
• A presentation of content, usually with an example or examples, often broken up into
discrete modules or sections.
• Some method of review that reinforces or tests understanding of the content in the related
module or section.
• A transition to additional modules or sections that builds on the instructions already
provided. Tutorials can be linear or branching .
While many writers refer to a mere list of instructions or tips as a tutorial, this usage can bemisleading.
Computer
In computer-based education, a tutorial is a computer program whose purpose it is
to assist users in learning how to use (parts of) a software product such as an office
suite or any other application, operating system interface, programming tool, or
2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub
materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok
dan bertindak sebagai tutor sebaya.
3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok
dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah
diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan urutan submateri, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu
diluruskan.
Dari uraian tersebut di atas selanjutnya dapat dikembangkan dalam bentuk soal yang lain
untuk dijadikan bahan pembelajaran dalamkelompokkelompok kecil. Dengan demikian oleh model
pembelajaran ini dalam diri siswa akan tertanam kebiasaan saling membantu antar teman sebaya.
[5]
B. PROBLEM SOLVING
1. Konsep Dasar SPBM atau Problem Solving
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) atau yang dikenal dengan istilah Problem
Solving adalah suatu cara mengajar dengan mengahadapkan siswa kepada suatu masalah agar
dipecahkan atau diselesaikan. Metode ini menuntut kemampuan untuk melihat sebab akibat,
mengobservasi problem, mencari hubungan antara berbagai data yang terkumpul kemudianmenarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah.
Untuk mengaplikasikan SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki
permasalahan yang dapat dipecahkan. Guru bisa mengambil permasalahan tersebut dari buku teks
atau dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa keluarga atau
peristiwa kemasyarakatan.
Adapun strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
1. Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat
materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
2. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional
siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan
pendapat.
3. Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta
membuat tantangan intelektual siswa.
4. Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
5. Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).[6]
2. Hakikat Masalah dalam SPBM
Antara strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dan strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM)
menmiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada jenis serta tujuan yang ingin dicapai.
Masalah dala SPI adalah masalah yang bersifat tertutup. Artinya, jawaban dari masalah itu sudah
pasti, oleh sebab itu jawaban dari masalah yang dikaji itu sebenarnya guru sudah mengetahui dan
memahamiya, namun guru tidak secara lansung menyampaikannya kepada siswa . Tugas guru
menggiring siswa melalui proses tanya jawab kepada jawaban yang sebenarnya sudah pasti.Tujuan yang ingin dicapai oleh SPI menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tentang jawaban
dari suatu masalah.
Berbeda dengan SPI, masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya
jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan
c. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan
pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
d. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah.
e. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai
dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan
rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan
rumusan kesimpulan.
Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk
SPBM yang dikemukakan oleh para ahli maka secara umum SPBM bisa dilkukan degan langkah-
langkah:
a. Menyadari Masalah
Implementasinya SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus
dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya masalah yangharus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya
kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang
harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap
kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
b. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya berhubungan dengan kejelasan dankesamaan persepsi tentang masalah dan berkatian dengan data-data apa yang harus
dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahap
ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan
pengetahuannya untuk menguji, memerinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya
muncul rumusan masalah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan.
5/14/2018 METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK - slidepdf.com
2) Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
4) Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
5) Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran
yang mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain-lain), pada
dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,
bukan hanya sekadar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
7) Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai
oleh siswa.
8) Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis.
9) Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10) Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah
berakhir.
b. Kelemahan
5/14/2018 METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK - slidepdf.com