1. Bertukar Tempat URAIAN SINGKAT Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar pendapat secara aktif. PROSEDUR 1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah aktivitasnya akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau beberapa sumbang saran.] 2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari hal-hal berikut ini: a. Nilai-nilai yang mereka anut b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini. c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih. f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. Bertukar Tempat
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih
mengenal. berbagi pendapat dan membahas gagasan,
nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini
merupakan cara yang luar biasa bagus untuk
meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar pendapat
secara aktif.
PROSEDUR
1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja.
[Putuskan apakah aktivitasnya akan berjalan lebih
baik dengan membatasi siswa pada satu atau beberapa
sumbang saran.]
2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan
tersebut salah satu dari hal-hal berikut ini:
a. Nilai-nilai yang mereka anut
b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan
ini.
c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan
yang anda kernukakan
d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi
yang diajarkan di kelas
e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih.
f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata
pelajaran di kelas.
3. Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan
pada baju mereka dan berkeliling di sekitar ruang
kelas untuk saling membaca catatan mereka.
4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke
kelompok masing-masing dan merundingkan pertukaran
catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus
didasarkan pada keinginan untuk memiliki nilal,
pengalaman. gagasan, pertanyaan, pendapat atau fakta
tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan bahwa
semua pertukaran harus berlangsung timbal-balik.
Perintahkan siswa, untuk melakukan pertukaran
sesering mungkin.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-
masing dan berbagi pengalaman tentang pertukaran apa
yang telah dia lakukan dan apa sebabnya. (Misalnya,
"Saya bertukar catatan dengan Sally, yang isinya
menjelaskan bahwa dia pemah mengunjungi Eropa Timur.
Saya sungguh ingin bepergian ke sana karena saya
memiliki leluhur dari Hungaria dan Ukraina.")
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk membentuk sub kelompok,
bukannya bertukar catatan, dan suruhlah siswa
mendiskusikan isi catatan mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menempelkan catatan
mereka di tempat terbuka (misalnya papan tulis,
whiteboard. dsb) dan diskusikan persamaan dan
perbedaannya.
2. Siapa Saja yang Ada di Kelas?
URAIAN SINGKAT
Akivitas pembuka yang terkenal ini merupakan
perburuan atau pencarian teman sekelas, bukannya
pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam
sejumlah cara dan untuk ukuran kelas apapun. Cara
ini membantu terbentuknya semangat tim dan
memungkinkan adanya gerakan flslk semenjak awal
pelajaran.
PROSEDUR
1. Susunlah 6 hingga 10 pernyataan deskriptif untuk
melengkapi frase: Carilah seseorang yang .
Sertakan pernyataan yang mengidentifikasi informasi
pribadi dan/atau isi kelas. Gunakan sebagian dari
penggalan kalimat awal Ini:
Carilah seseorang yang....
menyukai _____
mengetahui apa itu _____
menganggap bahwa _____
mahir dalam hal telah_____
termotivasi oleh _____
percaya bahwa _____
belakangan ini telah membaca buku
tentang_____
berpengalaman dengan ______
tidak menyukai ______
telah mempelajari_____
memlliki usul yang balk untuk
_____
memiliki sebuah ______
menginginkan atau tidak
menginginkan_____
2. Bagikan pernyataan tertulis itu kepada siswa dan
beri-kan perintah berikut ini:
Kegiatan ini tidak ubahnya perburuan binatang, namun yang kalian
buru adalah orang, bukan binatang. Bila saya katakan "mulai,"
berkelilinglah ke seputar ruangan kelas untuk mencari siswa yang
cocok dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang kalian pegang.
Kalian bisa menggunakan masing-masing teman untuk satu
pernyataan yang cocok, sekalipun dia cocok dengan lebih dari satu
pernyataan. Bila kalian sudah menemukan yang cocok, tulislah nama
depan teman kalian itu.
3. Bila sebagian besar siswa sudah selesai,
perintahkan untuk menghentikan perburuan dan kembali
ke tempat duduk masing-masing.
4. Anda mungkin perlu menawarkan hadiah penghargaan
kepada .siswa yang selesai paling duluan. Dan yang
lebih penting, surveilah masing-masing butir
pernyataan semua siswa. Perintahkan siswa untuk
melakukan diskusi singkat tentang beberapa butir
yang mungkin dapat menstimulasi minat terhadap topik
pelajaran.
VARIASI
1. Hindarilah persaingan dengan cara mengalokaslkan
cukup waktu bagi semua siswa untuk menyelesalkan
perburuan mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menemui teman-temannya
dan mencari tahu seberapa banyak kecocokan yang bisa
didapatkan oleh tiap siswa.
3. Resume KelompokURAIAN SINGKAT
Reshume biasanya menjelaskan hal-hal yang telah
dicapai individu. Resume kelompok merupakan cara
menarik untuk membantu siswa lebih mengenal satu
sama lain atau melakukan semacam pembentukan tim
yang anggotanya sudah saling mengenal. Aktivitas ini
bisa sangat efektif jika resume itu sangat relevan
dengan materi pelajaran yang anda ajarkan.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok
beranggotakan 3 hingga 6 siswa.
2. Katakan kepada siswa bahwa aktivitas ini akan
menggali bakat mereka dan merupakan pengalaman yang
luar biasa.
3. Katakan bahwa satu cara untuk mengenali dan
membanggakan sumber daya kelas adalah dengan membuat
resume kelompok. (Anda mungkin perlu menunjukkan
tugas atau kontrak imajiner yang akan ditawarkan
kepada kelas.)
4. Berikan kertas koran dan spidol kepada kelompok
untuk menunjukkan resume mereka. Resume ini harus
mencantumkan informasi yang membanggakan kelompok
secara keseluruhan, data-data berikut ini bisa
disertakan di dalamnya:
Latar belakang pendidikan; sekolah yang sudah
dimasuki
Pengetahuan tentang isi mata pelajaran
Pengalaman bekerja
Posisi yang diduduki
Ketrampilan
Hobi, bakat, perjalanan, keluarga
Prestasi
5. Perintahkan semua kelompok untuk rnenyajikan re-
sume dan memaparkan semua sumberdaya dalam
keseluruhan kelompok. Berikut adalah resume yang
bisa dibuat oleh kelompok dalam pelajaran tulis-
menulis bisnis:
VARIASI
1. Untuk mempercepat kegiatari tersebut, berikan
garis-garis besar resume yang telah dipersiapkan
yang isinya menyebutkan informasi apa saja yang
mesti dikumpulkan
2. Perintahkan siswa untuk saling mewawancarai
tentang kategori yang anda sediakan, bukannya
memlnta siswa menyusun resume sendiri.
4. Prediksi (POE)
Penulis Resume Kita [Todd, Pat, Shawna, Eli]
TUJUANMenginginkan pengalaman dalam membuat dokumen profesional dan keterampilan penyuntingan.
KUALIFIKASI 8 tahun dalam bursa tenaga kerja Menempuh pendidikan tinggi selama 4 tahun Pengetahuan tentang:
Kesesuaian subyek/verbaVerba aktif dan pasifPartisip pelengkapPenggunaan koma Penggunaan huruf besar Kata-katayang sering salah ucap atau membingungkan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa
memprediksi kejadian (eksperimen) yang akan terjadi,
dengan memberi alasan kenapa itu terjadi.
Selanjutnya melihat kejadian yang sebenarnya dan
menjawab pertanyaan kenapa itu terjadi. mengenal
satu sama lain. Kegiatan akan menyebabkan eksperimen
berkesan sangat menarik.
PROSEDUR
1. Bentuklah sub-sub kelompok beranggotakan 3 atau 4
siswa (yang relatif kurang akrab satu sama lain).
2. Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah
memprediksi bagaimana masing-masing siswa di dalam
kelompok mereka akan menjawab pertanyaan tertentu
yang telah anda siapkan. Berikut ini adalah
alternatif pertanyaannya:
1. Jenis musik apakah yang kamu sukai?
2. Apa keglatan favoritmu di kala senggang?
3. Berapa jamkah biasanya kamu tidur malam?
4. Berapa banyak saudara kandung kamu, dan kamu ini
anak keberapa?
5. Di manakah kamu dibesarkan?
6. Seperti apakah kamu waktu kecil?
7. Orang tuamu punya sikap keras ataukah lembut sih?
8. Pekerjaan apa yang pemah kamu punyai?
Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau diku-
rangi tergantung pada siswa di dalam kelas
pelajaran anda.
3. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan
menyeleksi satu orang sebagai "subyek" pertama.
Desaklah anggota kelompok untuk sedetail mungkin
dalam memprediksi subyek itu. Katakan pada mereka
untuk tidak takut dalam melakukan prediksi secara
blak-blakan! Ketika membuat dugaan, perintahkan
"subyek" untuk tidak memberikan indikasi tentang
ketepatan prediksi yang dilakukan terhadap dirinya.
Ketika siswa yang lain sudah menyelesaikan prediksi
mereka tentang si "subyek". si "subyek" kemudian
harus mengemukakan jawaban atas pertanyaan tentang
dirinya.
4. Perintahkan agar tiap anggota kelompok melakukan
giliran menjadi sasaran prediksi.
VARIASI
1. Buatlah sejumlah pertanyaan yang mengharuskan siswa
membuat prediksi tentang pendapat dan keyakinan
(bukannya informasi faktual) masing-masing. Sebagai
contoh, tanyakan: "Sifat apakah yang paling penting
untuk dimliki oleh seorang teman?
2. Hilangkan prediksi. Sebagai gantinya, perintahkan
siswa. satu demi satu. untuk menjawab pertanyaan itu
segera. Kemudian, perintahkan tiap anggota sub
kelompok untuk mengemukakan fakta-fakta apa saja—
tentang sesama siswa—yang "mengejutkan" mereka
(berdasarkan kesan pertama).
5. Iklan TelevisiURAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembukan yang baik bagi siswa
yang telah mengenal satu sama lain. Aktivitas ini
dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan
tidak lebih dart 6 orang.
2. Perintahkan tirn-tim tersebut untuk membuat Iklan
tv tiga puluh detik yang menawarkan rnata pelajaran—
menekankan. misalnya. nilai gunanya bagi mereka
(atau bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal yang
terkait dengan materi pelajaran ini, dan sebagainya.
3. Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya..
"Dengan Ilmu Kimia, Hidup Menjadi Lebih Baik") dan
media visual (misalnya, produk kimia terkenal).
4. Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan
garis-garis besar ikian saja sudah cukup. Namun jika
sebuah tim ingin memperagakan ikiannya. itu boleh-
boleh saja.
5. Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan
ikiannya, diskusikan karakteristik dari beberapa
ikian yang belakangan sedang terkenal untuk
menyemarakkan kegiatan (misalnya, gunakan karakter
terkenal, humor, perbandingan hingga persaingan,
daya tarik seksual).
6. Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya
pujilah kreativltas semua siswa.
VARIASI
1. Sebagai alternatif, perintahkan tiap tim untuk
membuat ikian media cetak, bukannya ikian TV. Atau,
jika mungkin, perintahkan mereka untuk benar-benar
membuat iklan dengan menggunakan kamera video.
2. Perintahkan tim untuk mengiklankan kemampuan
mereka atau sekolah mereka, bukannya mata pelajaran.
6. Teman yang Kita MilikiURAIAN SENGKAT
Kegiatan ini memperkenalkan gerak fisik dari awal
pelajaran dan membantu siswa lebih mengenal satu
sama lain. Kegiatan ini berlangsungcepat dan sangat
menyenangkan.
PROSEDUR
1. Buatlah daftar kategori yang menurut anda cocok
dalam kegiatan pengenalan bag siswa yang anda ajar.
Kategori umumnya meliputi:
Bulan kelahiran
Orang yang menyukai/tidak menyukai.....(kenali
preferensi semisal, puisi, drama. ilmu
pengetahuan, atau kornputer)
Favorit (kenali segala benda atau barang,
misalnya buku. lagu, atau restoran cepat saji).
Tangan mana yang digunakan untuk menulis.
Wama sepatu.
Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap
pernyataan atau opini pada persoalan aktual
(misalnya.. "Asuransi perawatan kesehatan harus
bersifat menyeluruh.")
Kita juga dapat menggunakan kategori-kategori yang
terkait langsung dengan mata pelajaran yang kita
ajarkan, misalnya:
Penulis favorit
Orang yang setuju/tidak setuju.... (kenali sebuah
persoalan yang terkait dengan topik pelajaran
anda).
Orang yang tahu/tidak tahu siapa atau apa (kenali
orang atau konsep yang terkait dengan topik
pelajaran anda)
2. Kosongkan sebagian ruang kelas agar siswa bisa
bergerak lebihi bebas.
3. Sebutkan satu kategori. Arahkan siswa untuk
menempatkan secepat mungkin orang-orang yang terkait
dengan kategori yang diberikan. Sebagai contoh,
siswa yang kidal dan yang tidak kidal akan dipisah
menjadi dua kelompok, atau, mereka yang setuju
dengan sebuah pernyataan akan dipisahkan dari mereka
yang tidak setuju. Jika kategorinya berisi lebih
dari dua pilihan (misalnya, bulan dari hari ulang
tahun siswa), perintahkan siswa untuk berkumpul
dengan mereka yang bulan kelahirannya sama, yang
dengan demikian akan membentuk beberapa kelompok.
4. Ketika siswa telah membentuk regu yang pas,
perintahkan mereka untuk berjabat tangan dengan
"teman yang mereka memiki". Perintahkan semua untuk
mengamati kira-kira berapa banyak orang dalam
masing-masing kelompok.
5. Beranjaklah segera ke kategori berikutnya.
Upayakan agar siswa terus bergerak dari satu
kelompok ke kelompok lain ketika anda mengumumkan
kategori-kategori baru.
6. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke
tempat masing-masing. Diskusikan keragaman siswa
yang terungkap dari aktivitas itu.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk menempatkan
seorang siswa yang berbeda dari mereka. jangan yang
sama. Sebagai misal, anda dapat meminta siswa
menemukan teman yang memiliki mata/kulit/rambut yang
warnanya berbeda dengan mereka. (Bilamana terdapat
jumlah yang tidak sama dalam kategori yang berbeda,
ijinkan lebih dari satu orang dari satu kelompok
untuk membentuk regu dengan seorang siswa dari
kelompok lain.)
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan
kategorinya.
7. Benar-benar Kian MengenalURAIAN SINGKAT
Sebagian besar kegiatan perkenalan merupakan peluang
emas untuk berjumpa dengan sesama siswa. Sebagai
alternatifnya adalah menyusun sebuah kegiatan di mana
pasangan siswa bisa benar-benar mengenal.
PROSEDUR
1. Pasangkan siswa dengan cara yang anda kehendaki.
Kriteria untuk memasangkan siswa bisa mencakup:
Dua siswa yang belum pernah bertemu sebelumnya
Dua siswa yang tidak pemah bekerja bersama
Dua siswa yang berasal dari jurusan atau latar
belakang yang berbeda
Dua siswa yang memiliki tingkat pengetahuan atau
pengalaman yang berbeda.
2. Perintahkan pasangan-pasangan yang sudah
terbentuk untuk saling berkenalan dan mengakrabkan
diri selama 30 hingga 60 menit. Sarankan agar mereka
berjalan-jalan bersama, minum kopi atau soda
bersama, atau jika mungkin, untuk saling
mengunjungi.
3. Berikan beberapa pertanyaan yang bisa digunakan
oleh siswa untuk saling mewawancarai.
4. Bila seluruh siswa sudah kembali berkumpul,
berikan pasangan-pasangan itu tugas untuk kerjakan
bersama yang memungkinkan mereka untuk mulal
mempelajari materi pelajaran. (Lihat "Sepuluh Tugas
untuk memberikan Mitra Belajar" him 25).
5. Pertimbangkan kecocokan pasangan untuk kemudian
dibentuk menjadi kemitraan belajar jangka-panjang.
VARIASI
1. Sebagai alternatif. bentuklah trio, atau kuartet,
sebagai ganti pasangan.
2. Perintahkan siswa untuk memperkenalkan pasangan
masing-masing kepada seluruh siswa di kelas.
8. “Benteng Pertahanan”URAIAN SINGKAT
Seringkali, kegiatan belajar aktif akan menjadi
lebih bergairah dengan menciptakan tim-tim belajar
jangka panjang yang bisa belajar bersama,
mengerjakan proyek, dan terlibat dalam kegiatan
belajar bersama lainnya. Bila ini termasuk dalam
rencana anda, ada baiknya melakukan semacam kegiatan
pembentukan tim awal untuk memastikan awal yang
baik. Memang banyak kegiatan pembentukan tim yang
bisa menjadi bahan pertimbangan, namun yang berikut
ini merupakan kegiatan favorit.
PROSEDUR
1. Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan
lebih baik jika memiliki ukuran berbeda dalam
masing-masing tumpukan).
2. Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok
yang seefektif mungkin dengan membentuk model tiga
dimensi "Benteng Pertahanan" hanya dari kartu
indeks. Melipat dan merobek kartu diperbolehkan,
namun tidak boleh ada tambahan pasokan lain untuk
melengkapi bangunan itu. Doronglah tim untuk
merencanakan penarikan mundur mereka sebelum mulai
rnembangunnya. Sediakan spidol agar tim bisa
menggambari kartu dan menghiasi bentengnya bila
mereka pandang cocok.
3. Berikan waktu minimal 15 menit untuk
menyelesalkannya. Jangan mendesak atau membuat siswa
terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan
pengalaman keberhasilan.
4. Bila bangunan itu sudah jadi. perintahkan siswa
untuk melakukan tur penarikan mundur melalui
benteng. Kunjungi tiap benteng dan perintahkan agar
anggota tim menunjukkan karya mereka dan menjelaskan
seluk-beluk bangunan yang mereka buat. Berikan tepuk
tangan atas apa yang dicapal oleh tiap tim. Jangan
membuat kondisi yang menyebabkan siswa saling
Bersaing menbandingkan karya masing-masing.
VARIASI
1. Sebagai alternatif, perintahkan tim untuk
membangun mouumen tim. Desaklah mereka untuk membuat
monumen yang kokoh, tinggi. dan menyenangkan secara
estetika.
2. Suruh tim untuk berkumpul kembali dan
mintalah mereka untuk memikirkan kembali pengalaman
tersebut dengan menjawab pertanyaan mi: Tindakan-
tindakan apa sajakah yang agak membantu dan kurang
membantn yang kita lakukan sebagai tim dan sebagai
individu ketika bekerjasama?
9. Mengakrabkan KembaliURAIAN SINGKAT
Pada mata pelajaran yang bekelanjutan ada baiknya
meluangkan waktu untuk menghubungkan atau
mengingatkan kembali siswa setelah lewat beberapa
waktu dari pelajaran yang pernah diajarkan.
Aktivitas ini mempertimbangkan sejumlah cara untuk
melakukannya.
PROSEDUR
1. Sambut kembali kedatangan siswa ke dalam kelas.
Jelaskan apa yang menurut anda berharga untuk
meluangkan beberapa menit guna mengakrabkan kembali
sebelum memulai pelajaran hari ini.
2. Ajukan satu atau beberapa pertanyaan berikut ini
kepada siswa:
Apa yang kalian ingat tentang pelajaran kita
yang lalu? Apa yang menarik menurut kalian?
Pernahkah kalian
membaca/memikirkan/mengerjakan sesuatu yang
distimulasi oleh pelajaran kita yang lalu?
Pengalaman menarik apakah yang kalian
dapatkan selama mengikuti mata pelajaran ini?
Apa yang ada di pikiran kalian sekarang
(misalnya, kecemasan) yang dapat mengganggu
kemampuan kalian dalam memberikan perhatian penuh
terhadap pelajaran hari ini?
Bagaimana perasaan kalian harl in? (bisa
juga disisipi canda semisal "Saya merasa seperti
buah pisang yang kelewat matang.")
(Buatlah pertanyaan anda sendlri.)
3. Mintakan jawabannya dengan menggunakan salah satu
format, misalnya sub kelompok atau memanggil
pembicara berikutnya. (Lihat "Sepuluh Metoda Untuk
Mendapatkan Partisipasi Kapan Saja" pada halaman
22.)
4. Beralihlah ke topik pelajaran hari ini secara
perlahan.
VARIASI
1. Lakukan wawancara tentang pelajaran yang
laju.
2. Ajukan dua pertanyaan. konsep. atau beberapa
informasi yang tercakup dalam pelajaran yang lalu.
Perintahkan siswa untuk memilih mana yang paling
mereka suka untuk ditinjau kembali dalam kelas.
10. Hembusan Angin KencangURAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan
memberi siswa keleluasaan untuk bergerak dan
tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana pembentuk tim
yang baik dan memungkinkan siswa untuk lebih
mengenal satu sama lain.
PROSEDUR
1. Aturlah kursi secara melingkar. Perintahkan
siswa untuk duduk pada salah satu kursi. Harus ada
cukup kursi bagi semua siswa.
2. Katakan bahwa jika mereka setuju dengan
pernyataan anda berikutnya. mereka harus berdiri dan
berpindah ke kursi lain.
3. Berdirilah di tengah lingkaran dan katakan:
"Nama saya adalah _____ dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS
bagi semua orang yang . . ." Pilihlah ending yang
lebih pas untuk semua siswa dalam kelas, semisal
"menyukai es krim coklat."
4. Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai
eskrim coklat berdiri dan berpindah ke kursi yang
kosong. Ketika siswa berpindah, pastikan bahwa anda
menempati salah satu kursi kosong. Jika sudah,
selanjutnya satu orang siswa tidak akan mendapatkan
kursi untuk duduk dan akan menggantikan anda sebagai
orang yang berdiri di tengah-tengah.
5. Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di
tengah-tengah itu menyelesaikan kalimat tidak utuh
yang sejenis. misalnya: "Nama saya adalah ____ dan
ANGIN KENCANG BERHEMBUS untuk semua orang yang ..."
dengan menambahkan ending yang baru. Ending ini bisa
bernada canda (misalnya., "yang tidur dengan
keremangan malam") atau serius (misalnya. "yang
khawatir dengan deflsit anggaran pemerintah pusat"),
6. Mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan
kesesuaian situasi.
VARIASI
1. Sediakan daftar panjang ending yang bisa
digunakan oleh siswa. Sertakan materi yang relevan
dengan mata pelajaran (misalnya., "yang lebih
menyukai Macintosh ketimbang IBM") atau ketimbang
pengalaman kerja atau pengalaman hidup siswa ("yang
merasa bahwa mengikuti ujian merupakan sesuatu yang
membikin stres").
2. Perintahkan agar yang berada di tengah adalah
pasangan siswa. bukannya satu orang siswa.
Perintahkan mereka untuk secara bersama memilih
ending yang tepat untuk kalimat yang dilontarkan.
11. Penyusun Aturan lasar KelasURAIAN SINGKAT
Ini merupakan metoda jajak pendapat yang
memungkinkan siswa untuk menetapkan aturan bagi
perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian
dari proses pernbentukan tim ini, mereka lebih
cenderung mendukung norma atau aturan yang mereka
tetapkan.
PROSEDUR
1. Tunjuk beberapa siswa untuk bertugas sebagai
pewawancara (sesuai dengan jumlah siswa di kelas).
2. Dalam waktu 10 hingga 15 menit. perintahkan
pewawancara itu untuk berkeliling dalam kelas,
melakukan kontak dengan sebanyak mungkin sampel
siswa dalam waktu yang tersedia. Perintahkan mereka
untuk mengajukan pertanyaan berikut ini kepada
anggota kelas: "Perilaku apakah yang menurut kamu
membantu atau tidak membantu yang kamu jumpai di
kelas ini?" (Sediakan sejumlah contoh jawaban untuk
mengarahkan jawaban yang dikehendaki.).
3. Pada akhir dari waktu yang disediakan,
perintahkan pewawancara untuk melaporkan temuan
mereka kembali kepada kelas. (Jika dikehendaki,
cantumkan temuan-temuan itu pada papan tulis.)
4. Untuk mendapatkan gambaran tentang aturan
dasar perilaku yang dikehendaki oleh kelompok,
biasanya cukup dengan hanya mendengar ungkapan-
ungkapan yang terkumpul dari siswa. Namun demikian,
bukan tidak mungkin untuk menganalisa temuan-temuan
itu, mencari tahu ada tidaknya ketumpang-tindihan
dan kemudian menggabungkan daftar-daftar itu.
VARIASI
1. Sediakan daftar yang berisi beberapa
kemungkinan aturan dasar. Perintahkan siswa untuk
memilih tiga aturan yang ada dalam daftar. Butir-
butir berikut ini boleh jadi cocok untuk daftar
anda:
Menghormati kerahasiaan
Semua siswa berpartisipasi ketika bekerja
dalam kelompok atau tim kecil.
Mematuhi waktu dimulainya pelajaran.
Memaharni perbedaan orang lain dari diri
kita.
Memberi kesempatan siswa lain menyelesaikan
apa yang mereka bicarakan tanpa menginterupsinya.
Tidak merendahkan atau mencemooh.
Bicaralah untuk diri sendiri, bukannya
mengung-kapkan pendapat orang lain.
Berbicara singkat dan langsung ke pokok
persoalan.
Gunakan bahasa yang peka terhadap gender.
Bersiap mengikuti pelajaran.
Jangan duduk di kursi yang sama selama
berlangsungnya pelajaran.
Menghargai perbedaan pendapat.
Memberi semua siswa kesempatan untuk bicara.
Saling memahami pendapat sebelum melancarkan
kritik.
2. Perintahkan kepada seluruh siswa untuk
merumuskan aturan dasar partisipasi mereka. Kemudian
gunakan prosedur yang disebut mutivoting untuk sampal
pada daftar akhlr. Mulitvoting merupakan metoda
untuk mengurangi daftar butir hingga setengahnya.
Setiap siswa mengusulkan sebanyak mungkin butir
sesuai yang ia inginkan; setengah dari butir-butir
yang paling banyak dipilih akan tetap berada dalam
daftar. (Prosedur ini bisa diulang sesering yang
dikehendaki; setiap pilihan akan mengurangi daftar
hingga setengahnya.).
Strategi Penilaian SederhanaStrategi-strategi yang berikut ini dapat digunakan
dalam kaitannya dengan upaya pembentukan tim.
Semuanya dirancang untuk membantu mempeiajari kelas
anda sembari melibatkan siswa semenjak awal.
Beberapa di antara strategi itu memunginkan anda
untuk menilai hal-hal tertentu tentang siswa,
sedangkan sebagian lain cukup berguna untuk memberi
anda gambaran umum. Strategi penilaian sederhana ini
terutama berguna ketika anda tidak memliki
kesempatan untuk mempelajari karakteristik siswa
anda sebelum saat dimulainya pelajaran. Strategi-
strategi itu juga bisa digunakan untuk memperkuat
informasi yang anda kumpulkan sebelum dimulainya
pemberian materi pelajaran.
12. Pertanyaan PenilaianURAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk menilai kelas anda
secara langsung dan pada saat bersamaan, melibatkan
siswa dari awal untuk mengenal satu sama lain dan
bekerjasama.
PROSEDUR
1. Susunlah tiga atau empat pertanyaan untuk
mernpelajari seperti apa siswa anda. Anda dapat
menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal
berikut ini:
Pengetahuan mereka tentang materi pelajaran
Sikap mereka terhadap materi pelajaran
Pengalaman-pengalaman siswa yang relevan
dengan materi pelajaran".
Keterampilan yang telah mereka dapatkan.
Latarbelakang mereka
Apa yang mereka butuhkan atau harapkan dari
mata pelajaran ini.
Tulislah pertanyaan-pertanyaannya agar bisa
didapatkan jawaban yang konkret. Hindari pertanyaan
yang terbuka. Misalnya. tanyakan: "Berapakah
dari____ yang berikut ini yang kalian ketahui?"
Bukannya pertanyaan "Apa yang kalian ketahui
tentang___?"
2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang
(trio) atau empat orang (kuartet) (tergantung Jumlah
pertanyaan yang telah anda buat, Beri setiap siswa
satu dari masing-masing pertanyaan penilaian.
Mintalah dia untuk mewawancarai siswa lain dalani
kelompok dan dapatkan (serta catat) jawaban atas
pertanyaan yang diberikan kepadanya.
3. Kumpulkan kembali siswa dalam sub-sub
kelompok yang telah diberi pertanyaan yang sama.
Sebagai contoh. Jika terdapat 18 siswa, buatlah
menjadi kelompok-kelompok tiga orang. 6 dari mereka
akan mendapatkan pertanyaan yang sama.
4. Perintahkan tiap sub kelompok untuk
menyatukan data mereka dan mengikhtisarkannya.
Kemudian perintahkan tiap sub kelompok untuk
melaporkan kepada seluruh siswa apa yang telah
mereka pelajari satu sama lain.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan
mereka sendiri.
2. Dengan mengguhakan pertanyaan yang sama.
pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk
mewawancarai satu sama lain. (Variasi ini cocok bila
anda menangani kelas dengan jumlah siswa yang
besar.)
13. Pertanyaan yang Dimiliki SiswaURAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut
untuk mempelajari apa yang mereka dibutuhkan dan
diharapkan. Cara ini memanfaatkan tehnik yang
mengundang partisipasi melalui penulisan, bukannya
pembicaraan.
PROSEDUR
1. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap
siswa.
2. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki tentang materi
pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka
ikuti (nama tidak. perlu dicantumkan). Sebagai
contoh, seorang siswa dapat bertanya: "Bagaimana
perbedaan Aljabar II dengan Aljabar I? Atau "Apakah
pada akhir dari pelajaran ini siswa diwajibkan
membuat karya tulis?"
3. Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok
searah jarum jam. Ketika masing-masing kartu
dibagikan kepada siswa berikutnya. dia harus
membacanya dan memberi tanda centang pada kartu itu
jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang
dihadapi siswa yang membacanya
4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada
pemiliknya, tiap siswa harus meninjau semua
"pertanyaan" kelompok. Sampai di sini, kenali
pertanyaan yang menerima banyak suara (tanda
centang). Berikan jawaban kepada masing-masing
pertanyaan ini dengan (a) memberlkan jawaban yang
langsung dan singkat; (b) menunda pertanyaan hingga
waktu yang lebih tepat; atau (c) mengemukakan bahwa
untuk saat ini anda belum mampu menjawab pertanyaan
atau persoalan ini (janjikan jawaban secara pribadi,
jika memungkinkan).
5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan
mereka secara sukarela. sekalipun pertanyaan mereka
itu tidak mendapatkan suara (tanda centang) paling
banyak.
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu
mungkin berisi pertanyaan yang dapat anda jawab pada
pelajaran atau pertemuan mendatang.
VARIASI
1. Jika kelas terlalu besar hingga waktunya
tidak cukup untuk membagikan kartu ke seluruh
kelompok. bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan
ikuti instruksi yang sama. Atau. kumpulkan saja
kartu-kartu tersebut tanpa mengharuskan mereka
mengedarkannya ke seluruh kelas dan merespon pada
satu sampel pertanyaan.
2. Sebagai alternatif dari pengajuan pertanyaan
pada kartu indeks, perintahkan siswa untuk
menuliskan harapan dan/atau keprihatinan mereka
tentang mata pelajaran ini, topik yang mereka
harapkan akan dibahas oleh anda. atau aturan dasar
untuk pertisipasi kelas yang mesti mereka dipatuhi.
14. Penilaian Instan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak
mengancam untuk mengetahui siswa anda. Anda bisa
menggunakannya untuk menilai "secara instan" latar-
belakang. pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian
siswa.
PROSEDUR
1. Buatlah sekumpulan kartu "responder" untuk
tiap siswa. Kartu-kartu ini bisa berisi huruf A, B,
atau C untuk pertanyaan pilihan ganda, B atau S
untuk pertanyaan benar-salah, atau penilaian angka
semisal 1 sampal 5. (Jika pembuatan kartu dirasa
terlalu menyita waktu, perintahkan siswa untuk
membuat kartu sendiri di tempat masing-masing).
2. Susunlah sekumpulan peryataan yang kira-kira
bisa dijawab oleh siswa dengan salah satu kartu
mereka. Berikut adalah contoh untuk tiap tipe kartu
responder yang dijelaskan tadi
Saya mengambil pelajaran ini karena
a. Diharuskan.
b. Sangat tertarik dengan pelajaran ini
c. Sepertinya mudah.
Saya khawatir kalau-kalau akan kesulitan
mengikuti pelajaran ini. Benar atau salah?
Saya yakin bahwa pelajaran ini akan
bermanfat bagi saya di masa depan.
1________2________3________4________5
Sangat tidak Sangat
Setuju Setuju
Anda dapat membuat pernyataan-pernyataan serupa
tentang pengetahuan, sikap, dan pengalaman siswa.
3. Bacalah peryataan pertama dan perintahkan
siswa untuk menjawab dengan memegang kartu pilihan
mereka.
4. Nilailah dengan cepat tanggapan siswa.
Perintahkan sejumlah siswa untuk mendiskusikan
alasan pilihan mereka.
5. Lanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang
tersisa.
VARIASI
1. Sebagai ganti penggunaan kartu. perintahkan
siswa untuk berdiri ketika pilihan mereka diumumkan.
2. Gunakan sistem tunjuk jari, namun tambahkan
unsur yang menarik dengan meminta siswa untuk
mengangkat kedua tangan bila mereka sangat setuju
dengan sebuah jawaban.
15. Sampel Perwakilan
URAIAN SINGKAT
Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian
banyaknya dan mustahil untuk segera memahami siapa
saja mereka ini. Prosedur ini memungkinkan anda
untuk menarik sampel perwakilan siswa dari seluruh
kelas dan mengetahuinya dengan mewawancarai mereka
di depan kelas
PROSEDUR
1. Jelaskan bahwa anda ingin mengenal semua
siswa di kelas, namun tugas ini akan memakan banyak
waktu.
2. Ingat bahwa cara yang lebih cepat untuk
melakukannya adalah dengan membentuk sampel kecil
siswa yang mewakili sejumlah keragaman di kelas.
3. Jelaskan beberapa hal yang membedakan siswa.
Perintahkan agar anggota pertama dari "sampel
perwakilan kelas" untuk menjadi relawan siswa (siswa
yang ditunjuk untuk diberi tugas). Bila siswa itu
mengangkat tangan, ajukan beberapa pertanyaan untuk
perwakilan untuk bergabung dalam panel setelah dia
diwawancarai. Bila panel telah lengkap, ajukan
pertanyaan panel secara keseluruhan tentang harapan,
ketrampilan, pengalaman kerja. latarbelakang.
pendapat mereka dan/atau perintahkan siswa yang lain
untuk juga mengajukan pertanyaan.
2. Perintahkan siswa lain untuk menemui anda di
luar kelas dan di pertemuan berikutnya agar anda
bisa lebih mengenalnya. Jika memungkinkan, lakukan
penggiliran pertemuan agar anda bisa bertemu dengan
semua siswa.
16. Persoalan Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Siswa biasanya memiliki persoalan terhadap pelajaran
yang mereka ikuti untuk pertamakalinya, khususnya
jika pelajaran ini menggunakan cara belajar aktif.
Aktivitas ini memungkinkan diungkapkan dan
didiskusikannya persoalan-persoalan tersebut secara
bebas tapi sopan.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin
memiliki persoalan dengan materi pelajaran.
Persoalan itu boleh jadi mencakup hal-hal berikut
ini:
Seberapa sulit atau seberapa lamakah tugas-
tugasnya nanti
Bagaimana cara berpartisipasi secara bebas
dan nyaman
Bagaimana siswa akan berperan dalam kelompok
kecil.
Seberapa siapkah gurunya.
Akses terhadap materi bacaan.
Jadwal mata pelajaran.
2. Buatlah daftar wilayah persoalan ini di papan
tulis. Dapatkan persoalan lain dari siswa.
3. Susunlah prosedur pemungutan suara yang
memungkinkan siswa untuk memilih tiga atau empat
persoalan umum yan palig umum dihadapi
4. Bentuklah kelas menjadi tiga atau empat sub
kelompok. Perintahkan tiap kelompok untuk
menjabarkan salah satu persoalan yang dihadapi.
Perintahkan mereka untuk sejelas mungkin dalam
memaparkannya.
5. Perintahkan sengap kelompok untuk
mengikhtisarkan diskusinya untuk seluruh kelas.
Mintalah reaksi atau tanggapan mereka.
VARIASI
1. Perintahkan kelompok untuk memikirkan
beberapa solusi yang menurut mereka bisa dilakukan
oleh siswa ataupun guru untuk mengatasi persoalan
mereka.
2. Sebagai alternatif dari diakhrinya kegiatan
dengan laporan kelompok, buatlah diskus panel atau
terbuka (baca "Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan
Partislpasi Kapanpun," pada halaman 22.)
Strategi Pelibatan Belajar LangsungCara lain untuk menjadikan siswa aktif dari awal
adalah dengan menggunakan strategi-strategi berikut.
Strategi itu dirancang untuk mengenalkan siswa
terhadap mata pelajaran guna membangun minat,
menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka
untuk berfikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa
jika pikiran mereka - atau jika "komputer" mereka -
tidak di"on"kan! Banyak guru yang membuat kesalahan
dengan mengajar terlalu awal - yakni sebelum siswa
merasa terlibat dan siap secara mental. Penggunaan
beberapa Strategi berikut ini akan mengoreksi
kecenderungan ini.
17. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa
kepada materi pelajaran yang anda ajarkan. Anda juga
dapat menggunakannya untuk menilaiungkat pengetahuan
siswa sembari melakukan kegiatan pembentukan tim.
Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dan dengan
niateri pelajaran apapun.
PROSEDUR
1. Sediakan daftar pertanyaan yang terkait
dengan materi pelajaran yang akan anda ajarkan. Anda
dapat menyertakan beberapa atau semua dari kategori-
kategori berikut ini:
Kata-kata untuk didefinisikan (misalnya.
"Apa arti arnblvalen”?)
Pertanyaan pilihan ganda mengenal fakta atau
konsep (misalnya. “Tes psikologi baru absah jlka
ia (a) secara konsisten mengukur atribut dan (b)
mengukur apa yang memang hendak ia ukur.")
Orang yang hendak diidentifikasi (misalnya,
"Siapakah George Washington Carver?")
Pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan yang
bisa • diambil oleh seseorang dalam situasi
tertentu (misalnya, "Bagaimana anda mendaftarkan
diri untuk mendapatkan hak pilih?").
Kailmat tidak lengkap (misalnya, "_____
mengidentifikasi kategori dasar dari tugas yang
dapat kailan kerjakan menggunakan:program
computer”
Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat mernulai
pengajarannya tentang abad ke-20 dengari membagikan
kuis berikut ini:
a. Apa yang terjadi dalam tahun-tahun
berikut ini: 1928, 1945, 1965, 1998.?
b. Kenali nama-nama berikut ini:
Mussolini
Chamberlain
Trotsky
Mao
McCarthy (Joseph dan Eugene)
c. Menurut pendapat kalian, peristiwa
terpenting apakah yang terjadi dalam abad ke-20?
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan itu sebaik yang mereka bisa.
3. Kemudian perintahkan mereka untuk menyebar di
dalam ruangan, mencari siswa yang dapat menjawab
pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu cara
menjawabnya. Doronglah siswa untuk saling membantu.
4. Perintahkan mereka untuk kembali ke tempat
semula dan bahaslah jawaban yang mereka dapatkan.
Isilah jawaban yang tak satupun siswa bisa
menjawabnya. Gunakan informasi ini sebagai cara
untuk memperkenalkan topik-topik penting dalam mata
pelajaran anda.
VARlASI
1. Berikan satu lembar kartu indeks kepada tiap
siswa. Perintahkan mereka untuk menuliskan satu
informasi yang menurut mereka akurat tentang materi
yang diajarkan. Suruhlah mereka untuk berpencar di
dalam kelas, berbagi pendapat tentang apa yang
mereka tuliskan pada kartu tersebut. Doronglah
mereka untuk menuilskan informasi baru yang
dikumpulkan oleh siswa lain. Bila mereka, sudah
kembali ke kelompok masing-masing, bahaslah
informasi yang berhasil dikumpulkan.
2. Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan
faktual. atau gabungkan pertanyaan faktual dengan
pertanyaan opini.
18. Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok
Tiga Orang
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk
mendiskusikan permasalahan dengan sebagian (dan
biasanya memang tidak semua) teman sekelas mereka.
Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan
kepada materi yang akan diajarkan di kelas.
PROSEDUR
1. Susunlah beragam pertanyaan yang dapat
membantu siswa memulai diskusi tentang isi materi
pelajaran. Gunakan pertanyaan yang tidak memiliki
jawaban benar-salah.
Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris boleh
jadi akan bertanya:
Apa. yang kalan sukai tentang drama Shakespeare? Kalau, kalian
tidak menyukainya, kenapa?
Mengapa. Shakespeare dianggap sebagai salah. satu. dramawan
terbesar sepanjang waktu?
Pilih salah satu dan drarnawan atau sineas abad ke-19 atau ke-20.
Bagaimana kalian membandingkannya dengan Shakespeare?
2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang
(trio). Aturlah kelompok trio tersebut di dalam
ruang kelas agar masing-masing bisa melihat dengan
jelas trio yang di sisi kanan dan di sisi kirinya,
Formasi kelompok-kelompok trio itu secara
keseluruhan bisa berbentuk bundar atau persegi.
3. Berikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka
(pertanyaan yang sama untuk masing-masing trio)
untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan yang paling
ringan yang telah anda susun untuk memulai
pertukaran pendapat kelornpok-kelompok trio itu,
Anjurkan agar tiap siswa di dalam kelompok mendapat
giliran menjawab pertanyaan.
4. Setelah diskusi berjalan dalam waktu yang
cukup, perintahkan masing masing kelompok untuk
memberikan angka 0,1. atau 2 kepada tiap-tiap
anggotanya. Arahkan siswa yang benomor 1 untuk
berpindah ke kelompok trio satu searah jarum jam.
Perintahkan siswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke
kelompok trio dua searah jarum jam. Perintahkan
siswa yang bemomor 0 (nol) untuk tetap di ternpat
duduknya karena ia adalah anggota tetap dan kelompok
trio mereka. Suruh mereka mengangkat tangan tinggi-
tinggi sehingga siswa yang telah berpindah bisa
menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi kelompok
trio yang sepenuhnya baru.
5. Mulailah pertukaran pendapat baru dengan
pertanyaan baru. Naikkan tingkat kesulitan atau
"tingkat ancaman" dari pertanyaan manakala anda
memulai babak baru.
6. Anda bisa merotasi trio-trio itu sebanyak
pertanyaan yang anda miliki dan waktu diskusi yang
tersedia. Gunakan selalu prosedur rotasi yang sama.
Sebagai contoh, pada pertukaran trio sebanyak tiga
rotasi, tiap siswa akan bertemu dengan enam siswa
yang lain.
VARIASI
1. Setelah masing-masing babak pertanyaan.
Segeralah meminta jawaban dari seluruh kelompok
sebelum merotasi siswa ke kelompok trio baru.
2. Gunakan pasangan atau kuartet sebagai
alternatif dari trio.
19. Kembali ke Tempat Semula
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang cukup dikenal untuk
menyertakan gerakan fisik pada awal pelajaran.
Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan pada
beragam akuvitas yang dirancang untuk menstimulir
minat awal terhadap mata pelajaran anda.
PROSEDUR
1. Tempelkan sejumlah tanda di seluruh
dinding kelas. Anda dapat menggunakan dua tanda
untuk menciptakan pilihan dikotomis atau beberapa
tanda untuk menyediakan lebih banyak pilihan.
2. Tanda-tanda ini bisa menunjukkan beragam
preferensi:
Topik atau keterampilan yang menarik bagi
siswa (misalnya, pengolahan kata, penyimpanan
data).
Pertanyaan tentang materi pelajaran
(misalnya, "Bagaimana cara kerja mesin turbo?")
Beberapa solusi yang berbeda terhadap
persoalan yang sama (misalnya, hukuman mati versus
hukuman seumur hidup)
Nilal-nilai yang berbeda (misalnya, uang,
ketenaran, keluarga)
Karakteristik atau gaya kepribadian yang
berbeda (misalnya, auditori, visual, kinestetik)
Berbagai penulis atau orang-orang
terkenal di bidangnya (misalnya, Thomas Jefferson,
Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)
Kutipan peribahasa, atau pasal di dalam
naskah yang berbeda (misalnya. "Hormatilah Ibu dan
Ayahmu" versus "Hak Bertanya")
3. Perintahkan siswa untuk melihat tanda-
tanda tersebut dan memilih salah satunya. Sebagai
contoh, beberapa siswa mungkin lebih tertarik pada
pengolahan kata ketimbang penataan data Suruh mereka
menunjukkan preferensi (kelebihsukaan) dengan
beranjak menuju tempat di ruang kelas di mana tanda
pilihan mereka ditempelkan.
4. Perintahkan sub-sub kelompok yang telah
terbentuk untuk mendiskusikan alasan mereka
menempatkan diri pada tanda yang mereka pilih.
Mintalah perwakilan dari tiap kelompok untuk
mengikhtisarkan alasan mereka.
VARIASI
1. Pasangkan siswa yang preferensinya berbeda
dan perintahkan mereka untuk memperbandingkan
pandangan mereka. Atau buatlah panel diskusi dengan
perwakilan dari tiap kelompok preferensi.
2. Perintahkan tiap kelompok preferensi untuk
membuat presentasi, membuat ikian atau menyiapkan
sebuah lakon atau drama singkat yang memperagakan
preferensi mereka.
20. Menyemarakkan Suasana Belajar
URAIAN SINGKAT
Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklirn
belajar informal yang santai dengan meminta siswa
menggunakan humor kreatif tentang materi pelajaran
yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan
membuat siswa berhumor ria, namunjuga berfilkir.
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda ingin melakukan
latihan pembuka yang menyenangkan dengan mereka
sebelum beranjak ke hal-hal serius dalam materi yang
diajarkan.
2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka
tugas yang secara gamblang meminta mereka membuat
sesuatu yang lucu pada topik, konsep atau persoalan
penting dalam materi yang anda ajarkan.
3. Contohnya antara lain:
Pemerintah: Buatlah uraiah tentang pemerintahan
yang paling kejam sekaligus paling bobrok yang
bisa kita bayangkan.
Matematika: Susunlah sebuah daftar berisi cara-cara
penghitungan matematis yang paling tidak efisien
Kesehatan: Buatlah menu makanan yang sama sekali
tidak bergizi.
Tehnik: Buatlah disain jembatan yang gampang
ambruk.
4. Perintahkan sub-sub, kelompok untuk menyajikan
"kreasi" mereka. Beri tepuk tangan.
5. Tanyakan: "Apa yang kalian pelajari tentang materi
pelajaran kita dari latihan ini?"
VARIASI
1. Pengajar dapat membuat lelucon tentang materi pela-
jaran dengan kreasinya sendiri.
2. Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang
akan anda ajarkan. Tambahkan humor pada butir
pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan, perintahkan
siswa untuk memilih jawaban yang menurut mereka
merupakan jawaban yang tidak mungkin benar.
21. Bertukar Pendapat
URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini bisa digunakan untuk menstimulasi
keterlibatan siswa dalam pelajaran yang akan anda
sampaikan. Kegiatan ini juga mengingatkan siswa
untuk mendengarkan secara cermat dan membuka diri
terhadap bermacam pendapat.
PROSEDUR
1. Berikan label nama kepada tiap siswa.
Perintahkan siswa untuk menuliskan nama mereka pada
label dan mengenakannya.
2. Perintahkan siswa untuk berpasangan dan
memperkenalkan diri kepada siswa lain. Kemudian
perintahkan pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
pendapat tentang jawaban atas pertanyaan atau
pernyataan provokatif yang memancing opini mereka
tentang persoalan seputar materi yang anda ajarkan.
Contoh pertanyaannya adalah: "Apa batasan
bagi imigrasi asing?"
Contoh pernyataannya adalah: "Injil merupakan
kitab suci."
3. Ucapkan, "kerjakan sekarang", dan arahkan
siswa untuk bertukar label nama atau tanda pengenal
mereka dengan pasangannya dan kemudian menemui siswa
lain. Perintahkan siswa, bukannya untuk
memperkenalkan diri. melainkan berbagi pendapat dari
siswa yang merupakan pasangan sebelumnya (yakni
siswa yang label/tanda pengenalnya ia kenakan
sekarang.)
4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk berganti
label nama lagi dan mencari siswa lain untuk diajak
bicara," dan berbagi pendapat dari siswa yang tanda
pengenalnya la kenakan sekarang.
5. Lanjutkan proses itu hingga sebagian besar
siswa telah saling bertemu. Kemudian katakan kepada
tiap siswa untuk mendapatkan kembali label namanya
sendiri.
VARIASI
1. Gunakan proses pertukaran label nama ini
sebagai pengantar pergaulan dengan menginstruksikan
siswa untuk bertukar informasi latarbelakang mereka
sendiri, sebagai ganti pertukaran pendapat tentang
pertanyaan atau pernyataan provokatif.
2. Hilangkan pertukaran label nama. Sebagai
gantinya, perintahkan siswa untuk terus menemukan
siswa lain, dan mendengarkan selalu pertanyaan atau
pernyataan yang anda berikan.
22. Benar atau Salah?
URAIAN SINGKAT
Aktivitas kerjasama ini juga segera menstlrnulasi
keterlibatan tcrhadap pengajaran yang anda lakukan.
Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim.
pertukaran pendapat, dan pembelajaran langsung.
PROSEDUR
1. Susunlah sebuah daftar pernyataan yang
terkait dengan materi pelajaran anda, yang
setengahnya benar dan setengahnya salah. Sebagai
contoh, pernyataan "Mariyuana bisa menimbulkan
kecanduan" adalah benar. dan pernyataan, "Alkohol
merupakan obat perangsang" adalah salah; Tuils tiap
pernyataan pada kartu indeks yang terpisah. Pastikan
jumlah kartunya sesuai dengan jumlah siswa yang
hadir. (Jika siswa yang hadir jumlahnya ganjil,
pilihliah satu kartu untuk anda sendiri.)
2. Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan
kepada siswa bahwa misi mereka adalah menentukan
kartu mana yang benar (berisi pernyataan benar) dan
mana yang salah. Jelaskan bahwa mereka bebas memilih
cara apapun yang mereka inginkan dalam menyelesaikan
tugas ini.
3. Bila para siswa sudah selesai, perintahkan
agar setiap kartu dibaca dan mintakan pendapat siswa
tentang benar atau salahkah pernyataan tersebut.
Beri kesempatan munculnya pendapat minoritas.
4. Berikan umpan balik tentang masing-masing
kartu, dan catat cara-cara siswa dalam bekerjasama
menyelesaikan tugas ini.
5. Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini
diperlukan keterampilan tim yang positif karena hal
ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya
aktif.
VARIASI
1. Sebelum dimulainya kegiatan, rekrutlah
beberapa siswa sebagai pengamat. Mintalah agar
mereka memberikan umpan balik tentang kualitas kerja
tim yang berlangsung.
2. Sebagai ganti pernyataan faktual, buatlah
daftar opini dan tempatkan tiap opini pada sebuah
kartu indeks. Bagikan kartu tersebut dan mintalah
siswa agar berupaya mencapai mufakat tentang reaksi
mereka terhadap tiap opini. Mintalah mereka supaya
menghargai pendapat minoritas.
23. Bertanggung jawab terhadap
Matapelajaran
URAIAN SINGKAT
Rancangan ini memberi peluang bagi siswa untuk
memikirkan dan mengakui tanggungjawab Individual
mereka dalam kegiatan belajar aktif di kelas
PROSEDUR
1. Buatlah salinan dari kontrak
berikut ini:
Saya memahami bahwa dalam pelajaran ini saya akan
mempelajari tentang - (diisi dengan matapelajaran).
Tujuan dari mata pelajaran ini adalah - (diisi
dengan tujuan anda). Saya berpegang pada tujuan ini
dan akan berupaya keras mengerjakan hal-hal berikut
ini:
Menggunakan waktu saya di kelas untuk mendukung
tujuan ini melalui partisipasi dalam kegiatan.
Bertanggungjawab atas kegiatan belajar saya
sendiri dan tidak akan menunggu siapapun untuk
memovasi saya.
Membantu siswa lain memaksimalkan belajar mereka
dengan mendengarkan apa yang harus mereka katakan
dan menawarkan tanggapan positif.
Memikirkan, meninjau, dan menerapkan apa yang
telah saya pelajari di luar kelas.
Tanda tangan Tanggal
2. Berjanilah bersama-sama siswa untuk
melakukan apapun semampu kita guna menjadikan mata
pelajaran ini sebagai pengalaman belajar yang
efektif.
3. Bagikan salinan kontrak atau perjanjian itu
dan mintalah mereka supaya membacanya. Jelaskan
bahwa anda tidak bisa menjamin pencapaian tujuan
mata pelajaran tanpa upaya dan komitmen mereka untuk
belajar aktif. Perintahkan mereka untuk
mempertimbangkan ke-seriusan bekerjasama dengan
mau,menandatangani kontrak tertulis itu.
4. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan
berfikir. Jelaskan bahwa siswa harus mematuhi
kontrak yang mereka tandatangani. Pasrahkan kepada
siswa apakah mereka akan menandatanginya atau tidak.
VARIASI
1. Sediakan pernyataan tertulis tentang
tanggungjawab anda dalam pelajaran ini.
Pertimbangkan beberapa dari hal-hal berikut ini:
Dengarkan secara aktif apa yang mesti
dikatakan siswa.
Bersikaplah mendukung upaya siswa untuk
mengambil resiko belajar.
Variasikan metoda mengajar anda.
Mulai dan akhirilah pelajaran secara tepat
waktu.
Bagikan materi atau buku ajar yang mudah
dibaca.
Bersikaplah terbuka terhadap pendapat siswa.
Sediakan instrumen visual.
2. Perintahkan siswa untuk mengemukakan apa yang
mereka harapkan tentang perilaku anda sebagai
pengajar.
Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Ketrampilan,
dan Sikap Secara Aktif
Jika strategi-strategi yang disajikan dalam bagian
sebelumnya merupakan "hidangan pembuka" untuk
kegiatan belajar aktif. strategi-strategi yang akan
segera diperkenalkan kepada anda merupakan "entri"-
nya. Pendidikan di segala jenjang pada umumnya
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan. ketrampilan,
dan sikap. Pembelajaran kognitif (pengetahuan)
mencakup pemerolehan informasi dan konsep.
Pembelajaran ini tidak hanya berkenaan dengan
pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan
penerapannya pada situasi baru. Pembelajaran
perilaku (ketrampilan) mencakup pengembangan
kompetensi pada kemampuan siswa dalam mengerjakan
tugas, memecahkan masalah. dan mengungkapkan
pendapat. Pembelajaran afektif (sikap) mencakup
pengkajian dan penjelasan tentang perasaan dan
preferensi. Siswa dilibatkan dalam menilai diri
mereka sendiri dan hubungan pribadi mereka terhadap
materi pelajaran. Bagaimana pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang didapatkan bisa
menimbulkan segenap perbedaan pada diri mereka?
Akankah ini dilakukrn secara pasif ataukah aktif?
Pembelajaran aktif atas informasi, ketrampilan,
dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan
atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap
mencari bukan sekadar menerima (reaktif). Dengan kata
lain, mereka mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.
Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang
diajukan oleh guru. Mereka tertarik untuk
mendapatkan informasi atau menguasai ketrampilan
guna'menyelesaikan tugas yang diberikan kepada
mereka. Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang
membuat mereka tergerak untuk mengkaji apa yang
mereka nilai dan yakni. Semua ini terjadi bila siswa
dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara
halus mendesak mereka untuk berfikir, bekerja, dan
merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini
dengan menggunakan banyak strategi yang akan kita
jumpai dalam bahasan ini. Bahasan ini dibagi menjadi
beberapa bagian:
KEGIATAN BELAJAR DALAM SATU KELAS-PENUH
Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan
pengajaran yang dibimbing oleh guru lebih
interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi
untuk menyajikan informasi dan gagasan yang
melibatkan siswa secara metal.
MENSTIMULASI DISKUSI
Bagian ini menggali cara-cara untuk mengidentifkkan
dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama,
dalam materi yang anda ajarkan. Anda akan menjumpai
sejumlah strategi yang mendorong partisipasi aktif
dan menyeluruh dari siswa
PENGAJUAN PERTANYAAN
Bagian ini membahas cara membantu siswa agar mau
mengajukan pertanyaan. Anda akan menjumpai strategi-
strategi yang memungkinkan siswa merumuskan
pertanyaan yang diajukan yang menjelaskan apa.yang
telah anda ajarkan kepada mereka.
BELAJAR BERSAMA
Bagian ini menyajikan cara-cara untuk merancang
tugas belajar yang dikerjakan oleh siswa dalam
kelompok kecll. Anda akan menjumpai strategi-
strategi yang mendorong kerjasama dan saling
ketergantungan di antara siswa.
PENGAJARAN SESAMA SISWA
Bagian ini membahas cara-cara yang memungkinkan
siswa untuk mengajar satu sama lain.
BELAJAR SECARA MANDIRI
Bagian ini terkait dengan aktivitas belajar yang
dilakukan oleh siswa secara individual dan pribadi.
Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk
rneningkatkan tanggungjawab siswa dalam menerapkan
cara belajar mereka sendiri.
PEMBELAJARAN AFEKTIF
Bagian ini membahas peritang siswa dalam memahami
perasaan. nilai-nilai dan sikap mereka. Anda akan
menjumpai strategi-strategi untuk memfasilitasi
pemahaman diri dan penjelasan nilai.
PENGEMBANGAN KETRAMPILAN
Bagian ini membahas tentang ketrampilan mempelajari
dan mempraktikkan – baik teknis maupun non-teknis.
Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memacu
perkembangan ketrampilan awal dan penerapannya.
Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas-Penuh
Strategi di bagian ini dirancang untuk memajukan
pengajaran satu kelas penuh. Seperti yang akan anda
baca penyampaian pelajaran dengan metoda ceramah pun
bisa dijadikan aktif dengan memanfaatkan berbagai
macam tehnik. Anda juga akan menjumpai cara-cara
untuk mengkritisi tayangan video dan penampilan pre-
senter tamu. Terakhir, anda akan menjumpai cara-cara
baru untuk mengajarkan konsep dan gagasan yang sulit
sehingga siswa bisa memahaminya secara maksimal
24. Pikiran yang Penuh Tanya Selalu Ingin
Mengetahui
URAIAN SINGKAT
Tehnik sederhana ini menstimulasi rasa ingin tahu
siswa dengan mendorong mereka untuk memikirkan
tentang sebuah topik atau pertanyaan. Siswa lebih
cenderung mengingat suatu pengetahuan tentang materi
pelajaran yang belum pernah dibahas sebelumnya jika
mereka dilibatkan semenjak awal dalam pengalaman
kegiatan belajar satu kelas penuh.
PROSEDUR
1. Ajukan pertanyaan yang njelimet untuk
menstimulasi keingintahuan tentang mata pelajaran
yang hendak anda bahas. Pertanyaannya haruslah
merupakan pertanyaan yang menurut anda ada beberapa
siswa yang mengetahui jawabannya.
Berikut adalah beberapa contohnya:
Pertanyaan. sehari-hari ("Mengapa kita mesti
membayar pajak penghasilan?")
Cara melakukan ("Menurut pakar, seperti apakah
cara-cara terbaik untuk mengawetkan mumi?")
Definisi ("Apa lubang hitam Itu?)
Judul ("Menurut kalian, karya dramanya Ibsen,
A Doll's House, berkisah tentang apa?)
Cara kerja ("Apa yang menjadikan mobil bisa
ber-jalan?").
Akibat ("Menurut kalian, bagaimana akhir dari
alur cerita ini? "Bagaimana pemecahan atas masalah
ini?").
2. Doronglah siswa untuk berpikir dan membuat
dugaan umum. Gunakan frase semisal, "Coba tebak"
atau "Coba jawab".
3. Jangan buru-buru memberikan tanggapan.
Tampung dulu semua dugaan siswa. Ciptakan rasa
penasaran tentang jawaban yang "sesungguhnya."
4. Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan
siswa kepada apa yang hendak anda ajarkan. Sertakan
jawaban atas pertanyaan anda dalam penyajian materi
anda. Anda perlu memastikan bahwa siswa lebih
menaruh perhatian dibanding biasanya.
VARIASI
1. Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk
secara kolektif membuat dugaan.
2. Sebagai ganti pertanyaan katakan kepada siswa apa
yang hendak anda ajarkan dan mengapa hal Itu
menarik. Cobalah untuk menghangatkan tahap
pengenalan ini dengan cara seperti mengiklankan
sebuah film yang akan segera ditayangkan.
25. Tim Pendengar
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara untuk membantu siswa
agar tetap fokus dan jeli selama berlangsungnya
pengajaran berbasis ceramah. Tim pendengar merupakan
kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk
mengklarifikasi materi pelajaran.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berikan
tim-tim tersebut tugas berikut:
Tim Peran Tugas
1 Penanya Setelah pengajaran berbasis-
ceramah, ajukan
setidaknya dua pertanyaan tentang
materi
yang dibahas.
2 Penyetuju Setelah pengajaran
berbasis-ceramah,
katakan hal-hal mana yang mereka
setujui (atau
dirasa membantu) dan jelaskan
alasannya.
3 Pembantah Setelah pengajaran berbasis-
ceramah, beri
komentar tentang hal mana yang
tidak mereka
setujui (atau tidak banyak
membantu) dan jelaskan
alasannya.
3. Pemberi contoh Setelah pengajaran berbasis-
ceramah, berilah
contoh dan
materi atau pelajaran penerapan kusus.
2. Sajikan pengajaran berbasis ceramah anda.
Setelah selesai, berikan waktu bagi tim untuk
menyelesaikan - tugasnya.
3. Perintahkan tiap tim untuk menanyakan.
menyetujui dan sebagainya. Anda mesti mendapatkan
lebih banyak partisipasi siswa ketimbang yang anda
bayangkan.
VARIASI
1. Buatlah peran lain. Sebagai contoh.
perintahkan sebuah tim untuk mengikhtisarkan
pengajaran “berbasis-ceramah”. atau mintalah sebuah
tim untuk membuat pertanyaan yang menguji pemahaman
siswa tentang materi pelajaran.
2. Ajukan pertanyaan-pertanyaannya terlebih
dahulu, yang mana jawabannya akan ditemukan dalam
penyajian materi pelajaran. Perintahkan siswa untuk
mendengarkan dengan cermat guna mendapatkan
jawabannya. Tim yang dapat menjawab sebagian besar
pertanyaan akan menang.
26. Membuat Catatan dengan Bimbingan
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik yang populer ini, anda menyediakan
formulir atau lembar yang telah dipersiapkan. Lembar
ini menginstruksikan siswa untuk membuat catatan
sewaktu anda mengajar. Gerak fisik yang minimal
seperti ini pun akan lebih melibatkan siswa
ketimbang jika kita sekadar menyediakan buku
pegangan yang lengkap. Ada bermacam metoda untuk
membuat catatan secara terarah. Yang paling
sederhana di antaranya adalah mengisi bagian-bagian
yang kosong.
PROSEDUR
1. Siapkan sebuah catatan yang
mengikhtisarkan hal-hal utama pada penyajian materi
pelajaran anda.
2. Sebagai ganti menyediakan teks secara
lengkap, kosongkan bagian-bagian di dalamnya, dan
untuk selanjutnya diisi oleh siswa.
3. Beberapa cara dalam melakukannya antara
lain:
Sediakan sejumlah istilah dan definisinya,
bIarkan istilah atau definisinya kosong.
________: merupakan bentuk segilima, Oktagon: ________
Kosongkan satu atau beberapa poin.
Peran Majelis Perwakilan Roma
a. Menerapkan. undang-undang dan ketetapan
yang dibuat oleh konsul
b. ________________________
c. Menerima duta besar luar negeri.
d. ________________________
Kosongkan kata-kata kunci dalam
paragraf pendek.
Di masa kini, manajer seringkali menghadapi
permasalahan semisal rendahnya ________,
tingginya________, dan________ kualitas
pelayanan. Solusi manajemen tradisional
seringkali cenderung seperti________ ________,
untuk menghasilkan________ persoalan baru untuk
satu persoalan yang sudah dipecahkan.
4. Bagikan lembar kerja kepada siswa. Jelaskan bahwa
anda memang sengaja mengosongkan beberapa bagian
kalimat untuk membantu mereka mendengarkan secara
aktif terhadap apa yang anda ajarkan.
VARIASI
1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub
topik utama dari materi yang anda ajarkan. Kosongkan
sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan
catatan. Hasilnya akan tampak seperti ini:
Empat Jenis Masyarakat yang Tidak Adil Menurut
Socrates
Timokrasi:
Oligarki:
Demokrasi:
Tirani:
[Opsionol: Setelah pemberian pelajaran, beri siswa
salinan kedua dari lembar catatan yang beberapa
bagiannya dikosongkan. Tugaskan mereka untuk mengisi
bagian yang kosong itu tanpa melihat catatan.]
2. Buatlah penyajian materi pelajaran anda
menjadi beberapa bagian. Perintahkan siswa untuk
mendengarkan dengan cermat sewaktu anda berbicara,
namun jangan membuat catatan. Sebagai gantinya,
perintahkan mereka untuk menulis catatan selama jeda
waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis-
ceramah.
27. Mata Pelajaran Ala Permainan Bingo
URAIAN SINGKAT
Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa
akan leblh menaruh perhatian jika anda menjadikannya
dalam bentuk permainan bingo. Di sini, poin utamanya
didiskusikan sewaktu siswa bermain bingo.
PROSEDUR
1. Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis-
ceramah dengan 9 poin utama.
2. Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini
dalam 3X3 tumpukan. Tempatkan satu poin yang berbeda
pada tiap kotak. Jika anda memiliki kurang dari 9
poin utama, kosongkanlah beberapa kotak.
3. Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin
utama yang sama. namun tempatkan poin-poin itu dalam
kotak yang berbeda. Hasilnya ialah bahwa hanya
sedikit sekali kartu Bingo yang serupa.
4. Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan
siswa dengan satu strip kartu yang terdiri dari 9
titik wama (berdiameter sekitar setengah atau tiga
perempat inci). Jelaskan kepada siswa bahwa ketika
anda tengah menyajikan materi dari poin ke poin,
mereka harus menempatkan satu titik pada kartu
mereka untuk tiap poin yang anda bahas. (Catatan:
Kotak yang kosong tidak dapat ditutup dengan satu
titik.).
5. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal,
horizontal, atau diagonal secara berturut-turut,
mereka akan berteriak "Bingo!"
6. Selesalkanlah penyajian materi pelajaran anda.
Biarkan siswa mendapatkan Bingo sebanyak yang mereka
bisa.
VARIASI
1. Gunakan istilah atau nama-nama utama yang
dijelas-kan dalam penyajian materi anda (sebagai
ganti poin utama) sebagai dasar permainan kartu
Bingo. Ketika istilah atau nama tersebut untuk
pertama kallnya dijelaskan, siswa dapat menempatkan
stiker pada kotak yang sesuai.
2. Buatlah tumpukan kartu Bingo berukuran 2X2.
Lanjutkan dengan membahas beberapa poin. istilah
atau nama-nama utama dalam pelajaran berbasis-
ceramah anda. Tunjukan hanya empat di antaranya pada
salah satu kartu Bingo. Cobalah untuk membuat
beberapa kartu menjadi serupa dengan menyertakan
informasi yang berbeda pada tiap kartu.
28. Pengajaran Sinergis
URAIAN SINGKAT
Metoda ini merupakan perubahan langkah yang
sesungguhnya. Metoda ini memungkinkan para siswa
yang memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajari
materi yang sama untuk saling membandingkan catatan.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi dua kelompok.
2. Kirimkan satu kelompok ke ruang lain untuk
membaca topik yang anda ajarkan. Pastikan bahwa
materi bacaannya tertata dengan balk dan mudah
dibaca.
3. Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis
ceramah atau lisan tentang materi yang sama dengan
yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di ruang
sebelah.
4. Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya.
Sediakan materi bacaan tentang topik anda untuk
kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata
pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk
kelompok pembaca.
5. Pasangkan anggota dan tiap kelompok dan
perintahkan mereka mengikhtisarkan apa yang telah
mereka pelajari.
VARIASI
1. Perintahkan setengah dari siswa untuk
mendengarkan penyajian materi pelajaran dengan mata
tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melhat
informasi visual semisal melalui OHP yang menyertai
penyajian materi pelajaran dengan telinga tertutup.
Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan
tersebut usai, perintahkan tiap kelompok untuk
membandingkan catatan tentang apa yang mereka lihat
dan dengar.
2. Berikan contoh konkret tentang konsep atau
teori yang hendak anda ajarkan kepada setengah dari
jumlah siswa. Jangan katakan kepada mereka tentang
konsep atau teori yang mereka gambarkan. Sajikan
kepada setengah kelas konsep atau teori itu tanpa
disertai contoh. Pasangkan siswa dari kedua kelompok
dan perintahkan mereka untuk membahas pelajaran
secara bersama.
29. Pengajaran Terarah
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik ini, guru mengajukan satu atau beberapa
pertanyaan untuk melacak pengetahuan siswa atau
mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan
kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori.
Metoda pengajaran terarah merupakan seilngan yang
mengasyikkan dl sela-sela cara pengajaran biasa.
Cara ini memungkinkan anda untuk mengetahui apa yang
telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum
memaparkan apa yang anda ajarkan. Metoda ini sangat
berguna dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak.
PROSEDUR
1. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan
yang menjajaki pemikiran siswa dan pengetahuan yang
mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki
beberapa kemungkinan jawaban, semisal "Bagalmana
kamu menjelaskan seberapa cerdasnya seseorang?”
2. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam
pasangan atau kelompok untuk membahas jawaban
mereka.
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-
masing dan catatlah pendapat mereka. Jika
memungkinkan, seleksilah jawaban mereka menjadi
beberapa kategori terpisah yang terkait dengan
kategori atau konsep yang berbeda semisal "kemampuan
membuat mesin pada kategori kecerdasan. kinestetika-
tubuh.
4. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin
anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk menjelaskan
kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini.
Catatlah gagasan yang memberi mformasi tambahan bagi
poin pembelajaran dari pelajaran anda.
VARIASI
1. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi
daftar yang terpisah. Sebagai gantinya, buatlah satu
daftar panjang dan perintahkan mereka untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu
sebelum anda membandingkannya dengan konsep yang ada
di pikiran anda.
2. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang
sudah ada di benak anda. Cermati bagaimana siswa dan
anda secara bersama bisa memilah-milah gagasan-
gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
30. Menemui Pembicara TamuURAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk
melibatkan pembicara tamu yang tidak memiliki waktu
atau keahlian untuk menyiapkan sebuah sesi
pelajaran. Pada saat bersamaan, aktivitas memberi
siswa peluang untuk berinteraksi dengan pakar
pelajaran dengan cara yang unik dan mengambil peran
aktif dalam menyiapkan pernbicara tamu.
PROSEDUR
1. Undanglah pembicara tamu untuk memberi
ceramah kepada siswa anda sebagai pakar dalam
pelajaran yang kini anda ajarkan. (Contoh; Pejabat
pemerintah setempat dapat mengunjungi kelas di mana
anda mengajarkan tentang kewarganegaraan atau tata-
negara.)
2. Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan
kepadanya bahwa sesi kelas ini akan dilaksanakan
layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format
tersebut. pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat
atau pernyataan pembuka dan kemudian bersiap
menerima pertanyaan dari "pers."
3. Sebelum hadirya pembicara tamu, persiapkan
siswa dengan mendiskusikan bagaimana konferensi pers
akan dilaksanakan, dan kemudian berilah mereka
kesempatan untuk merumuskan beberapa pertanyaan
untuk diajukan kepada pembicara.
VARIASI
1. Anda dapat memilih menghadirkan beberapa
pembicara tamu dalam waktu bersamaan dan melakukan
diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada meja
di bagian depan kelas atau pada deretan kursi yang
ditata melengkung agar bisa berbagi informasi dan
pengalaman dengan kelompok kecIl. Anggota kelompok
akan diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan
pembicara tamu dengan mengajukan pertanyaan dalam
suasana yang lebih santai. Bagilah sesi pelajaran
menjadi sejumlah babak. Tentukan panjang waktu
masing-masing babak sesuai dengan waktu yang
tersedia dan jumlah tamu-nya. Pada umumnya, 10 atau
15 menit untuk tiap babak sudah memadai. Arahkan
kelompok kecil untuk mengalihkan pertanyaan dari
satu pembicara tamu ke pembicara berikutnya sesuai
dengan beralihnya babak.
2. Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya
pemah mengikuti pelajaran anda untuk menjadi
pembicara "tamu."
31. Mempraktikkan Materi yang Diajarkan
URAIAN SINGKAT
Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum
bisa dipahami. betapapun gamblangnya penjelasan
verbal atau visual yang anda berikan. Satu cara
untuk rnembantu membangun gambaran tentang materi
yang diajarkan adalah dengan meniinta sejumlah siswa
untuk mempraktikkan atau menerapkan prosedur yang
anda jelaskan.
PROSEDUR
1. Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep
terkait) atau prosedur yang bisa digambarkan dengan
memperagakannya. Beberapa contohnya meliputi:
Penyusunan kalimat.
Menemukan persamaan.
Sirkulasi jantung
Arsitektur gotik
2. Gunakan salah satu dari beberapa metoda
berikut ini:
Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan
kelas dan tugaskan mereka untuk mensimulasikan
aspek fisik dari konsep atau prosedur yang tengah
anda terangkan.
Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-
baglan dari suatu prosedur atau konsep. Berikan
kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa. Tempatkan
siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa
agar kartu itu berurutan dengan benar.
Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan
materi yang anda ajarkan.
Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktikkan
prosedur itu setahap demi setahap.
3. Diskusikan drama pembelajaran yang telah anda
buat. Kemukakan inti pengajaran apapun yang ingin
anda sampaikan.
VARIASI
1. Rekamlah sekolompok siswa yang memperagakan konsep
atau prosedur tersebut menggunakan kamera video dan
perlihatkan kepada seluruh siswa.
2. Perintahkan siswa untuk membuat tata cara .mempera-
gakan konsep atau prosedur tanpa arahan dari anda.
32. Yang Manakah Kelompok Saya?
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini menawarkan pendekatan baru untuk
membantu siswa mempelajari materi kognltif. Dengan
menerapkan tayangan permainan lama dl televisi,
siswa berkesempatan untuk membahas materi yang baru
saja diajarkan dan menguji satu sama lain untuk
memperkuat ingatan akan pelajaran anda.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi dua tim atau leblh.
2. Tulislah salah satu dari yang berikut ini pada
slip kertas yang berbeda:
Saya: (beri nama orang) misal. Saya Karl Marx
Saya: (beri nama kejadian) misal. Saya
"gerhana bulan."
Saya: (beri nama teori) misal, Saya
"Darwinisme."
Saya: (beri nama konsep) misal, Saya "inflasi."
Saya: (beri nama keahlian) misal, Saya
"manuverHeimlich
Saya: (beri nama kutipan) misal, Saya "ada atau
tiada"
Saya: (beri nama rumus) misal, Saya adalah
e=mc2”.
3. Masukkan slip kertas ke dalam sebuah kotak, dan
perintahkan tiap tim untuk memilih satu slip. Slip
yang dipilh menunjukkan identitas dari tamu misteri.
4. Berikan tim waktu lima menit kepada tim untuk
mengerjakan tugas berikut:
Memilih anggota tim untuk menjadi "tamu
misteri."
Persiapkan pertanyaan yang akan di ajukan dan
pikirkan cara menjawabnya.
5. Pilihlah tim yang akan menghadirkan tamu misteri
pertama.
6. Buatlah panel siswa dari tim lain (dengan metoda
apapun yang anda pilih).
7. Mulailah permainan. Perintahkan tamu misteri untuk
mengemukakan kategorinya (orang, kejadian, dll).
Para panelis mengambil giliran mengajukan pertanyaan
ya- atau -tidak tentang tamu misteri hingga salah
satu panelis dapat mengenali si tamu misterius itu.
8. Perintahkan tim yang lain untuk menghadirkan tamu
misteri mereka. Buatlah panel baru untuk tiap tamu
misteri.
VARIASI
1. Beri kesempatan tamu misteri untuk berkonsultasi
dengan rekan satu timnya jika dia tidak yakin dengan
cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panelis.
2. Guru dapat menetapkan bagaimana si tamu misteri
harus berakting. Sebagai contoh, seorang tamu
misteri bisa memperagakan seolah-olah ia adalah
orang terkenal yang sedang menjadi bahan
pembicaraan.
33. Menjadi Kritikus Tayangan Video
URAIAN SINGKAT
Seringkali menonton tayangan video edukatif
merupakan kegiatan pasif. Siswa duduk di kursi
sembari menunggu tayangan diputar. Namun yang ini
merupakan cara aktif untuk menjadikan siswa merasa
terlibat dalam menonton tayangan video.
PROSEDUR
1. Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada
siswa.
2. Katakan kepada siswa, sebelum menonton video,
bahwa anda ingin mereka mengkritisi apa yang akan
ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau
beberapa faktor. termasuk:
Realisme (dari para pelakunya)
Relevansi
Saat-saat tak terlupakan
Penataan isi
Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.
3. Putarlah video.
4. Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut "pojok
kritikus."
5. Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opslonal).
dengan menggunakan semacam sistern penlalan
keseluruhan,semisal:
Bintang satu sampai lima.
Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).
VARIASI
1. Buatlah panel pemirsa video.
2. Putar kembali video itu. Lantaran ada kalanya
kritikus berubah pendirian ketika mereka menyaksikan
sesuatu untuk kedua kalinya.
Mestimulasi Diskusi KelasSering sekali. seorang guru berupaya menstimulasi
diskusi kelas namun dihadapkan pada kebungkaman yang
tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu
siapa yang berani berbicara duluan. Memulai sebuah
diskusi tidak jauh berbeda dengan memulai pengajaran
berbasis ceramah atau penyajian materi secara lisan.
Anda harus terlebih dahulu rnembangkitkan minat!
Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-
cara yang telah berhasil menstimulasi diskusi.
Sebagian di antaranya bahkan akan menciptakan
pertukaran pendapat yang seru namun tertib antar
siswa. Semuanya dirancang sedemikian rupa agar
setiap siswa bisa terlibat.
34. Debat Aktif
URAIAN SINGKAT
Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga untuk
meningkatkan pemikiran dan perenungan, terutama jlka
siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang ber-
tentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan
strategi debat yang secara aktif melibatkan tiap
siswa di dalam kelas—tidak hanya mereka yang
berdebat.
PROSEDUR
1. Susunlah sebuah pernyataan yang berisi
pendapat tentang isu kontroversial yang terkait
dengan mata pelajaran anda (misalnya., "Media cuma
membuat berita, bukan melaporkannya.")
2. Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan
(secara acak) posisi "pro" kepada satu kelompok dan
posisi "kontra" kepada kelompok yang lain.
3. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub
kelompok dalam masing-masing tim debat. Misalnya,
dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa anda dapat
membuat tiga sub kelompok pro dan tiga sub kelompok
kontra, yang masing-masing terdiri dan empat
anggota. Perintahkan tiap sub kelompok untuk
menyusun argumen bagi pendapat yang dipegangnya,
atau menyediakan daftar panjang argumen yang mungkin
akan mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir dari
diskusi mereka. perintahkan sub kelompok untuk
memilih juru bicara.
4. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung
jumlah dari sub kelompok yang dibuat untuk tiap
pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro
dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang
sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra.
Posisikan siswa yang lain di belakang tim debat
mereka. Untuk contoh sebelumnya, susunannya akan
tampak seperti ini:
x x
x x
x x
x pro kon x
x pro kon x
x pro kon x
x x
x x
x x
Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara
mengemukakan pendapat mereka. Sebutlah proses Ini
sebagai "argumen pembuka."
5. Setelah semua siswa mendengarkan argumen
pembuka, hentikan debat dan suruh mereka kembali ke
sub kelompok awal mereka. Perintahkan sub-sub
kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka
mengkonter argumen pembuka dari pihak lawan. Sekali
lagi, perintahkan tiap sub kelompok memllih juru
bicara, akan lebih baik bila menggunakan orang baru.
6. Kembali ke "debat". Perintahkan para juru
bicara, yang duduk berhadap-hadapan, untuk
memberikan "argumen tandingan" Ketika debat
berlanjut (pastikan untuk menyelang-nyeling antara
kedua belah pihak), anjurkan siswa lain untuk
memberikan catatan yang memuat argumen tandingan
atau bantahan kepada pendebat mereka. Juga, anjurkan
mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen yang
disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.
7. Bila anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa
menyebutkan pemenangnya, perintahkan siswa untuk
kembali berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan
untuk mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk
bersebelahan dengan siswa yang berasal dari pihak
lawan debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas
penuh tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari
persoalan yang diperdebatkan. Juga perintahkan siswa
untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan
argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah
pihak.
VARIASI
1. 'Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong
bagi tim-tim debat. Ijinkan siswa untuk menempati
kursi-kursi kosong ini manakala mereka ingin turut
berdebat.
2. Mulailah segera kegiatan ini dengan argumen
pembuka perdebatan. Lakukanlah dengan debat
konvensional, namun sering-seringlah menggilir para
pendebatnya.
35. Rapat Dewan Kota
URAIAN SINGKAT
Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas besar.
Dengan menclptakan suasana yang menyerupai rapat
dewan kota, seluruh siswa bisa terlibat dalarn
diskusi.
PROSEDUR
1. Pilihlah topik menarik atau problema kasus
mengenai mata pelajaran anda. Sajikan secara singkat
topik atau problemanya seobyektif mungkin, dengan
mernberikan infomasi latar belakang dan uraian
singkat tentang beragam sudut pandang. Jika anda
menghendaki. sediakanlah dokumen yang dapat
memperjelas topik atau problemanya.
2. Tegaskan bahwa anda menginginkan pendapat
dari siswa sendiri tentang persoalan itu. Tanpa
memanggil siswa dari bagian depan kelas, jelaskan
bahwa anda akan mengikuti format yang disebut
"panggil pembicara berikutnya." Manakala seorang
siswa selesai berbicara, siswa itu harus melihat ke
sekeliling ruang kelas dan memanggil siswa lain yang
juga ingin berbicara (ketahuan dari siswa yang
mengangkat tangan).
3. Anjurkan siswa agar berbicara singkat dan
padat supaya siswa yang lain mendapat kesempatan
berpartisipasi dalam rapat "dewan kota" Jika anda
menghendaki tetapkan batas waktu sampai pembicara
mendapatkan giliran untuk berbicara. Arahkan siswa
untuk memanggil siswa lain yang belum pernah
mendapat giliran sebelum memilih siswa yang sudah
mendapat giliran.
4. Lanjutkan diskusi selama hal itu dirasa ada
gunanya..
VARIASI
1. Buatlah pertemuan itu menjadi perdebatan.
Perintahkan siswa untuk duduk di sisi ruangan yang
berbeda, sesuai dengan posisi perdebatannya. Ikuti
format "memanggil pembicara berikutnya," dengan
instruksi bahwa pembicara berikutnya harus memiliki
pendapat yang bertentangan. Perintahkan siswa untuk
berpindah ke sisi ruangan yang berbeda jika pendapat
mereka terpengaruhi oleh debat itu.
2. Mulailah rapat "dewan kota" dengan diskusi
panel. Perintahkan para panelis untuk mengemukakan
pendapat mereka dan kemudian memanggil pembicara
dari kalangan pendengar.
36. Keputusan Terbuka Tiga-Tahap
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format diskusi di mana sebagian dari
siswa membentuk lingkaran diskusi dan sebagian yang
lain rnembentuk lingkaran pendengar di sekeliling
kelompok diskusi (Lihat Sepuluh Metoda untuk
Mendapatkan Partisipasi Kapanpun", pada halaman 22.)
Berikut ini adalah salah satu dari cara-cara yang
lebih menarik untuk membentuk diskusi terbuka.
PROSEDUR
1. Susunlah tiga pertanyaan diskusi yang relevan
dengan materi pelajaran anda. Dalam kelas ekologi,
sebagai misal, pertanyaannya boleh jadi sebagai
berikut:
Bagaimanakah lingkungan mengalami perusakan?
Langkah-langkah apakah yang bisa diambil oleh
pemerintah dan industri swasta untuk mengatasi masalah ini?
Apakah yang dapat kita lakukan secara pribadi?
Idealnya, pertanyaan-pertanyaan itu mesti berkaitan,
namun itu tidak diharuskan. Putuskan dalam urutan
seperti apakah anda menghendaki didiskusikannya
pertanyaan-pertanyaan itu.
2. Susunlah kursi dalam konfigurasi perut ikan
(yakni dua lingkaran memusat) Perintahkan siswa
untuk berhitung 1,2, dan 3. Perintahkan anggota
kelompok 1 untuk menempati kursi lingkar diskusi dan
perintahkan anggota kelompok 2 dan 3 untuk duduk di
kursi lingkar-luamya. Ajukan pertanyaan pertama anda
untuk didiskusikan. Berikan waktu diskusi selarna 10
menit. Perintahkan satu orang siswa untuk
memfasilitasi diskusi atau bertindak sebagai
fasilitator.
3. Selanjutnya, perintahkan anggota kelompok 2
untuk duduk di lingkar dalam. menggantikan anggota
kelompok 1 yang sekarang duduk di lingkar luar.
Tanyalah anggota kelompok 2 apakah mereka hendak
memberikan tanggapan singkat tentang diskusi
pertama, dan kemudlan beralihkan ke topik diskusi
kedua.
4. Ikuti prosedur yang sama dengan anggota
kelompok 3.
5. Bila ketiga pertanyaan itu telah
didiskusikan, kembalikan siswa menjadi satu kelompok
besar diskusi. Perintahkan mereka untuk membahas
keseluruhan diskusi yang telah berlangsung.
VARIASI
1. Sebagai alternatif, jika tidak memungkinkan
untuk melakukan penataan kursi secara melingkar,
buatlah diskusi panel secara bergiliran. Sepertiga
kelas menjadi panelis untuk tiap pertanyaan diskusi.
Para panelis bisa duduk di depan kelas menghadap
kepada siswa lainnya di kelas. Jika anda menggunakan
susunan kelas berbentuk U atau meja konferensi
(lihat "Sepuluh Tata-letak untuk Menyusun Kelas,"
halaman 17), tunjuklah kelompok sebelah sebagai
kelompok panel.
2. Gunakan hanya satu pertanyaan diskusi saja.
Perintahkan tiap kelompok berikutnya untuk
menanggapi diskusi kelompok sebelumnya.
37.Memperbanyak Anggota Diskusi Panel
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk
menstimulasi diskusi dan memberi siswa kesempatan
untuk mengenali. menjelaskan. dan mengklarifikasi
persoalan sembari tetap bisa berpartisipasi aktif
dengan seluruh siswa.
PROSEDUR
1. Pillhlah sebuah masalah yang akan mengundang
minat siswa. Sajikan persoalan Itu agar siswa
terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka.
Sebutkan lima pertanyaan untuk didiskusikan.
2. Pilihlah empat hingga enam siswa untuk
membentuk kelompok diskusi panel. Aturlah mereka
dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas.
3. Perintahkan siswa yang lain untuk duduk di
sekeliling kelompok diskusi pada tiga sisi dalam
formasi sepatu kuda.
4. Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang
provokatif. Serahkan tanggung jawab diskusi panel
kepada kelompok inti sedangkan siswa yang lain
membuat catatan dalam rangka mempersiapkan giliran
diskusi mereka.
Sebagai contoh, beberapa poin yang dapat dikemukakan
dalam sebuah diskusi adalah tentang pertanyaan "Apa
sajakah pendapat pro dan kontra terhadap rekayasa
genetik?"
Pro
Ilmu kesehatan telah mencapai tahap yang
memungkinkan hal ini, lantas mengapa mesti
menolaknya?
Ilmuwan akan mampu menghilangkan rasa nyeri dan
penderitaan.
Orang tua akan bisa menghindari kelahiran bayi
yang cacat-lahir.
Kontra
Manusia tidak boleh merusak rencana Tuhan.
Kelainan genetik akan timbul.
Orang tua tidak boleh memutuskan seperti apa
anak yang ingin mereka miliki.
5. Pada akhir periode diskusi yang sudah
ditetapkan. pisahkan seluruh kelas menjadi kelompok-
kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi tentang
pertanyaan yang masih ada.
VARIASI
1. Baliklah urutannya; mulalah dengan diskusi
kelompok kecil dan diikuti dengan diskusi panel.
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan
diskusi.
38. Argumen dan Argumen Tandingan
URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk
menstimulir diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih
mendalam tentang persoalan kompleks. Formatnya
serupa dengan sebuah debat, namun tidak begitu
formal dan berlangsung lebih cepat.
PROSEDUR
1. Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua sisi
atau lebih.
2. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok sesual
dengan jumlah pendapat yang telah anda nyatakan, dan
perintahkan tiap kelompok untuk mengemukakan argumen
yang mendukung pihaknya. Doronglah mereka untuk
bekerja dengan rekan sebangku atau dalam gugusan
kelompok kecil.
3. Jelaskan bahwa siswa mana saja bisa memulai
debat. Setelah seorang siswa memiliki kesempatan
untuk mengajukan satu argumen yang mendukung
pendapatnya, beri kesempatan untuk munculnya argumen
lain atau argumen yang berseberangan dari kelompok
lain. Lanjutkan diskusi, lakukan prosesnya dengan
cepat.
4. Akhiri kegiatan ini dengan membandlngkan
persoalan menurut pandangan anda Sebagai guru. Beri
kesempatan dilakukannya diskusi lanjutan.
VARIASI
1. Sebagai ganti debat antar kelompok, pasangkan
masing-masing siswa dari kelompok yang berbeda dan
perintahkan mereka untuk saling beradu argumentasi.
Ini bisa dilakukan secara serentak, dan dengan
demikian setiap siswa terlibat dalam perdebatan
dalam waktu bersamaan.
2. Buatlah formasi dua kelompok yang bertentangan
agar mereka berhadapan satu sama lain. Ketika satu
siswa mengakhiri argumennya, perintahkan agar siswa
itu melemparkan suatu benda (misalnya bola atau
benda semacamnya) kepada anggota dari pihak yang
berlawanan. Siswa yang menangkap benda yang
dilemparkan itu harus membantah argumen dari siswa
sebelumnya.
39. Membaca Keras-keras
URAIAN SINGKAT
Yang rnengherankan, membaca sebuah teks keras-keras
ternyata dapat membantu siswa memfokuskan pikiran.
mengajukan pertanyaan, dan menstimulasi diskusi.
Strategi Ini agak serupa dengan pelajaran mengkaji
kitab suci. Cara ini memililki dampak berupa
terfokusnya perhatian dan terciptanya kelompok yang
padu.
PROSEDUR
1. Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca
keras-keras. Batasi diri anda untuk memilih teks
yang berisi kurang dari 500 kata.
2. Perkenalkan teks itu kepada siswa. Cermati
poin-poin atau persoalan utama yang hendak diajukan.
3. Bagilah teks itu berdasarkan paragrafnya atau
dengan cara lain. Tunjuklah sejumlah siswa untuk
membaca keras-keras beberapa bagian yang berbeda.
4. Ketika pembacaan sedang berlangsung. hentikan
pada beberapa bagian untuk menekankan poin-poin
tertentu, mengajukan pertanyaan, atau memberi
contoh. Beri kesempatan untuk melakukan diskusi
singkat jika siswa memperlihatkan minat terhadap
bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa yang
dimuat dalam teks.
VARIASI
1. Lakukan pembacaan oleh anda sendiri jika anda
merasa hal ini akan meningkatkan cara penyajian
teks, atau anda jika meragukan kemampuan baca siswa.
2. Perintahkan pasangan siswa untuk membacakan
sata sama lain, hentikan untuk klarifikasi dan
diskusi bila itu dirasa perlu.
40.Pengadilan oleh Majelis Hakim
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan.
lengkap dengan saksi, jaksa penuntut, pembela,
anggota pengadilan dan lain-lain. Ini merupakan
metoda yang baik untuk memicu "belajar berbeda
pendapat"yakni belajar dengan secara efektif
mengemukakan sebuah sudut pandang dan menentang
pendapat yang sebaliknya.
PROSEDUR
1. Buatlah dakwaan yang akan membantu siswa
mengetahui sisi-sisi yang berbeda dari sebuah
persoalan. Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa
didakwakan kepada seseorang atau kepada suatu benda
adalah: orang berpendidikan atau orang biasa yang
moralnya bobrok; buku kontroversial; teori yang
tidak terbukti; nilal-nilal yang tidak memlliki
manfaat; dan proses, hukum, atau institusi yang
menyimpang.
2. Berikan peran kepada siswa. Tergantung pada
jumlah siswa, anda dapat menggunakan semua atau
beberapa dari peran berikut ini, pembela, saksi
meringankan, jaksa penuntut umum, saksi memberatkan,
panitera, hakim ketua, dan hakim anggota. Tiap peran
bisa diisi oleh satu orang siswa atau satu tim. Anda
bisa menetapkan sendiri jumlah majelis hakimnya
3. Berikan waktu kepada siswa untuk
mempersiapkan diri. Ini bisa berlangsung dari
beberapa menit hingga satu jam, tergantung pada
kerumitan masalahnya.
4. Laksanakan pengadilan. Pertimbangkan untuk
menggunakan aktivitas berikut ini: argumen pembuka,
kasus yang diajukan oleh penuntut dan saksi, laporan
singkat panitera persidangan, dan argumen penutup.
5. Lakukan pertimbangan hakim. Ini bisa
dilakukan secara terbuka, agar semua siswa bisa
mendengar bagaimana bukti ditimbang. Anggota non-
hakim bisa diberi tugas untuk mendengarkan berbagai
aspek kasus.
VARIASI
1. Perluas kegiatan dengan pentarafan pengadilan
ulang.
2. Hilangkan pengadilan oleh majelis hakim dan
gantikan pengadilan hanya oleh hakim.
Pengajuan Pertanyaan
”Ada pertanyaan?" tanya guru. Seringkali, setelah
ditanya seperti itu siswa justru diam. Sebagian guru
menganggap diamnya siswa menunjukkan bahwa mereka
tidak berrninat Sebagian lain mungkin menyimpulkan
bahwa semuanya sudah jelas. Sayangnya. yang sesung-
guhnya terjadi ialah bahwa siswa belum siap
mengajukan pertanyaan. Strategi-strategi yang
berikut ini akan membantu anda mengubah keadaan
seperti ini. Siswa akan lebih tertantang untuk
membuat pertanyaan karena mereka memlliki kesempatan
untuk memahami materi yang diajarkan.
41. Belajar berawal dari Pertanyaan
URAIAN SINGKAT
Proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika
si pembelajar dalarn kondisi aktif, bukannya
reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi
pembelajaran seperti ini adalah dengan menstimulir
siswa untuk rnenyelidiki atau mempelajari sendiri
materi pelajarannya, tanpa penjelasan terlebih
dahulu dari guru. Strategi sederhana ini
menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang mana
merupakan kunci belajar.
PROSEDUR
1. Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda
pilih sendiri. (Anda dapat menggunakan satu halaman
dalam sebuah buku teks, sebagai ganti buku
pegangan.) Inti dari pilihan materi anda adalah
kebutuhan untuk menstimulir pertanyaan di pihak
pembaca. Sebuah buku pegangan yang menyediakan
informasi luas namun tidak memiliki rincian penjelas
adalah yang ideal. Grafik atau diagram yang
melukiskan sejumlah pengetahuan merupakan pilihan
yang baik. Sebuah naskah yang terbuka bagi munculnya
bermacam interpretasi juga merupakan pilihan yang
balk. Tujuan utamanya adalah memicu keingintahuan.
2. Perintahkan siswa untuk mempelajari buku
pegangan dengan pasangannya. Perintahkan agar
masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya
memahami buku pegangan dan mengenali apa saja yang
tidak mereka paharni dengan menandai dokumen dengan
pertanyaan di dekat informasi yang tidak mereka
pahami. Anjurkan siswa untuk menyislpkan sebanyak
mungkin tanda tanya sesual yang mereka kehendaki.
Jika waktunya memungkinkan, bentuklah pasangan-
pasangan tersebut menjadi kuartet (kelonipok empat
siswa) dan beri waktu bagi tiap pasangan untuk
saling membantu.
Seorang guru fisika, misalnya, dapat membagikan sebuah diagram
yang menggambarkan bagaimana energi potensial berubah menjadi
energi kinetik dengan menunjukkan seorang penerjun sirkus yang
melompat dari galah sepanjang 50 kaki Siswa bekerja bersama
pasangannya untuk membahas. Iustrasinya dan menentukan
pertanyaannya (misalnya, Kapankah pastinya energi potensial
menjadi energi kinetik? Apa perbedaan mendasar antara energi
kinetik dan potensial?
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi
semula dan jawablah pertanyaan-pertanyaan siswa.
Anda mengajar melalui jawaban anda atas pertanyaan
siswa secara keseluruhan, dan baru kemudian
mengajarkan mata pelajaran hari ini, dengan
melakukan upaya khusus untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh siswa.
VARIASI
1. Jika anda merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk
mempelajari sendiri materi pelajarannya, berikan
sejumlah informasi yang mengarahkan mereka atau beri
mereka pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bisa
mengajukan pertanyaan sendiri. Selanjutnya bentuklah
kelompok-kelompok belajar.
2. Mulailah prosedur Ini dengan belajar sendiri-
sendin bukannya belajar secara berpasangan.
42. Pertanyaan yang Disiapkan
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memungkinkan anda untuk menyajikan
informasi Sebagai jawaban atas pertanyaan yang telah
disiapkan pada siswa yang anda tunjuk. Kendati anda
pada kenyataannya memberikan pelajaran yang
tersiapkan dengan baik, namun bagi siswa lain
(selain siswa yang anda tunjuk) anda tampak hanya
melakukan sesi tanya-jawab.
PROSEDUR
1. Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan kepada
pelajaran anda. Tulislah tiga hingga enam pertanyaan
dan urutkan secara logis.
2. Tulislah masing-masing pertanyaan pada sebuah
kartu, indeks dan tulislah isyarat yang akan anda
gunakan untuk menandakan bahwa anda ingin agar
pertanyaan itu diajukan. Tanda-tanda atau isyarat
yang dapat anda gunakan meliputi:
menggaruk-garuk hidung anda.
melepas kacamata anda.
menjentikkan jemari anda.
menguap
Kartu instruksinya bisa tampak seperti ini:
4. Sebelum pelajaran dimulai, pilihiah siswa
yang akan mengajukan pertanyaan. Berikan masing-
masing satu kartu indeks, dan jelaskan tanda-tanda
mereka. pastikan bahwa mereka tidak mengungkapkan
kepada siapapun bahwa mereka telah diberi
pertanyaan.
5. Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan
topiknya dan berikan isyarat pertama anda. Panggilah
siswa yang sudah diberi pertanyaan, jawablah
pertanyaan itu. dan kemudian lanjutkan dengan
isyarat dan pertanyaan berikutnya.
6. Sekarang, bukalah kesempatan bagi seluruh
siswa untuk mengajukan pertanyaan baru, bukan yang
telah diberikan sebelumnya. Anda mesti memastikan
adanya beberapa siswa yang tunjuk jari.
VARIASI
1. Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada
kertas lipat, transparansi OHP, atau buku pegangan
pengajaran yang anda bagikan ketika maslng-masing
pertanya dijawab. Ungkapkan secara dramatis
jawabannya ketika pertanyaan diajukan.
JANGAN PERLIHATKAN KARTU INI KEPADA SIAPA-SIAPABila istirahat kita selesai, saya akan mendiskusikan pertanyaan"Apakah kecerdasan merupakan unsur keturunan?" dan kemudiantanyakan apakah siswa memiliki pertanyaan. Bila saya menggaruk-garuk hidung saya, angkat tangan kamu dan ajukan pertanyaanberikut ini: Apakah memang ada lebih dari satu jenis kecerdasan?Jangan membaca pertanyaannya keras-keras. Ingat-ingatlahpertanyaan itu atau ucapkan dengan kata-kata kamu sendiri.
2. Berikan pertanyaan yang telah anda perslapkan kepad
siswa yang paling sedikit memperlihatkan minat ata
yang memperllhatkan sikap peran kurang bersahabat
43. Pertanyaan Pembalikan Peran
URAIAN SINGKAT
Sekalipun anda meminta siswa untuk memikirkan
pertanyaannya selama berlangsungnya pelajaran, bukan
hanya pada akhir pelajaran, anda mungkm akan
mendapatkan tanggapan yang hangat-hangat kuku atau
biasa-biasa ketika anda bertanya, "Apakah ada perta-
nyaan?" Dengan tehnik ini, anda membalik peran: Anda
mengajukan pertanyaan dan siswa berupaya menjawab.
PROSEDUR
1. Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang
beberapa materi pelajaran jika anda yang berperan
sebagai siswa. Buatlah pertanyaan yang:
Berupaya mengklarifikasi rnateri yang sulit atau
rumit (misalnya, Tolong anda jelaskan lagi cara
untuk________?”)
Membandingkan materi dengan informasi lain
(misalnya, "Seperti apa bedanya ini
dengan______?”)
Menantang pendapat anda (misalnya, "Mengapa hal
ini perlu dilakukan? Bukankah hal ini akan
menimbulkan banyak kebingungan?”)
Meminta contoh tentang gagasan yang tengah dibahas
(misalnya. "Bisakah kalian berikan contoh
tentang_______?”)
Menguji daya terap materi (misalnya, saya
menggunakan gagasan ini dalam kehidupan nyata?
3. Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada anak-anak
bahwa anda akan "menjadi" mereka, dan mereka
bersama akan "menjadi" anda. Lanjutkan pengajuan
pertanyaan
4. Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun
untuk memancing mereka agar membombardir dengan
banyak jawaban.
5. Membalikkan peran beberapa kali akan menjadikan
siswa slap dan mendorong mereka untuk mengajukan
pertanyaan mereka sendiri
VARIASI
1. Sebagai ganti penggunaan tehnik ini pada awal
sesi tanya-jawab. baliklah posisinya ketika siswa
telah puas dengan pertanyaan.
2. Ubahlah acaranya menjadi "konferensi media." Anda
menjadi media, yang memperkenalkan diri sebagai "W'
Suditomo dari RCTI" atau semacamnya, dan hujani
siswa dengan pertanyaan yang menyelldik, menyerang,
atau menjelek-jelekan materi belajar yang
dipertanyakan.
Belajar Bersama
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar
aktif adalah dengan pemberian tugas belajar yang
dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Dukungan
sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan,
serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan
belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim
belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar
bersama tidaklah selalu berlangsung efektif.
Bolehjadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang,
komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya
belajar yang sesungguhnya. Strategi-strategi berikut
ini dirancang untuk memaksimalkan manfaat dari
belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.
44. Pencarian Informasi
URAIAN SINGKAT
Metoda ini bisa disamakan dengan ujian open-book
Tim-tim di kelas mencari informasi (biasanya akan
diungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang menjawab
pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Metoda ini
sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa
saja menjadi lebih menarik.
PROSEDUR
1. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab
dengah mencari informasi yang bisa ditemukan dalam
buku sumber yang telah anda bagikan kepada siswa.
Materi surnbernya bisa mencakup:
Buku pegangan
Dokumen.
Buku teks.
Panduan referensi
Informasi yang diakses melalui komputer.
Artifak.
Peralatan "berat: (misalnya mesin)
2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya.
3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim
kecil. Kompetisi yang bersahabat bisa diwujud untuk
mendorong partipasi.
4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah
jawabnya guna memperluas cakupan pembelajaran.
VARIASI
1. Buatlah pertanyaan yang mendorong siswa untuk
menyimpulkan jawaban dan informasi sumber yang
tersedia. Bukannya menggunakan pertanyaan yang bisa
dijawab langsung dengan mencari informasinya.
2. Sebagai ganti pencarian jawaban, berikan siswa tugas
yang berbeda semisal problema kasus untuk
dipecahkan, sebuah latihan yang mengharuskan mereka
mencocokkan butir-butir, atau sejumlah kata yang
diaduk-aduk yang menjelaskan istilah penting yang
terkandung dalam informasi sumber jika bisa
diurutkan dengan benar.
45. Kelompok Belajar
URAIAN SINGKAT
Metoda ini memberi siswa tanggung jawab untuk
mempelajari materi pelajaran dan menjabarkan isinya
dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru.
Tugas yang diberikan mesti jelas betul untuk
memastikan bahwa sesi belajar yang dihasilkan akan
efektif dan kelompok bisa mengatur diri mereka
sendiri.
PROSEDUR
1. Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan
terformat dengan baik; naskah singkat; grafik atau
diagram yang menarik. Perintahkan mereka untuk
membacanya dalam hati. Kelompok belajar akan bekerja
sangat baik bila materinya cukup menantang atau
terbuka bagi munculnya bermacam interpretasi.
2. Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang
yang tenang untuk melaksanakan sesi belajar mereka.
3. Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk
belajar dan menjelaskan materinya dengan cermat.
Sertakan arahan semacam ini:
Jelaskan isinya. .
Buatlah contoh, ilustrasi, atau penerapan informi
atau gagasan itu.
Kenali hal-hal yang membingungkan atau tidak
kalian setujui.
Bantahlah apa yang ada dalam teks, buatlah sudut
pandang yang bertentangan.
Nilailah seberapa balk kalian memahami materinya.
Berikut adalah salah satu contohnya:
Langkah-langkah Penyadaran Serangan Jantung (CPR)
a. Perhatikan keadaan.
b. Periksa ketidakresponsifannya
c. Carilah bantuan.
d. Bukalah saluran pernafasan.
e. Lihat, dengarkan, dan rasakan pernafasan si
korban.
f. Berikan napas bantuan dua kali.
g. Periksa denyut nadi.
h. Lakukan penekanan dada sebanyak 15 kali (jika
korbannya dewasa), dan kemudian berikan nafas
bantuan dua kali.
i. Ulangi tiga kali.
j. Periksa kembali denyut nadinya. Jika tidak ada,
kembali ke langkah d.
Diskusikan tiap langkah.
Berikan ilustrasi dari tiap langkah.
Langkah manakah yang kalian ingin saya menjelaskan
atau mempraktikannya?
Berikut ini adalah contoh yang lain:
Dasar-dasar Impresionisme
A. Impersonalitas:
Si seniman memang tidak tertarik dengan subyeknya
dan menciptakan gambar tanpa melibatkan
perasaannya.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini? 1,2,3,4,5
B. Cahaya: Seniman berupaya menciptakan ilusi
bentuk-bentuk yang bermandikan cahaya dan
atmosfer, yang mana memerlukan pengkajian cahaya
sebagai sumber warna.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
C. Persepsi: Seniman mencatat sensasi warnan sendiri.
bukannya menggambar dan sebagaimana kita
melihatnya dengan mata.
Diskusikan.
Beri contohnya
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
4. Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya
Sebagai fasilitator. pengatur waktu. pencatat atau
juru bicara (baca "Sepuluh Alternatif dalam Memilih
Ketua Kelompok dan Mengisi Tugas Lain," halaman 33).
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi
semula dan lakukan salah satu atau beberapa hal
berikut ini:
Membahas materi secara bersama.
Beri siswa pertanyaan kuis.
Dapatkan pertanyaannya.balik
Perintahkan siswa untuk menilai seberapa mereka
memahami materi.
Sediakan latihan penerapan atau kuls bagi siswa
untuk menguji pemahaman mereka
VARIASI
1. Jangan membentuk sub-sub kelompok. Baca keras
materinya bila seluruh siswa sedang dalam semangat
"kelompok kajian kitab sucl." Hentikan membacanya
untuk kemudian menjawab pertanyaan siswa, mengalukan
pertanyaan anda sendiri, atau menjelaskan naskahnya.
2. Jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau
enam kelompok belajar. Pasangkan kelompok-kelompok
belajar itu dan mintalah mereka untuk membandingkan
catatan dan membantu satu sama lain..
46. Pemilahan Kartu
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivltas kerjasama yang bisa digunaka
untuk mengajarkan konsep, karakteiistik klasifikasi
fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak
fisik yang ada dl dalammnya dapat membantu
menggairah-kan siswa yang merasa penat.
PROSEDUR
1. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi Informasi
atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa
ketegori. Berikut adalah beberapa contohnya:
Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan
hijau.
Karakter dalain berbagai drama Shakespeare.
Kekuasaan lembaga eksekutif, leglslatif. dan
yudikatif pemerintah.
Gejala-gejala dari beragam penyaklt.
Informasi yang cocok dengan berbagai bagian re-
sume kerja
Karakteristik dari berbagai logam.
Kata benda. kata kerja. kata keterangan,
preposis
Buku-buku karya Dickens, Faulkner, Herningway
dan Updike.
2. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan
mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan yang
sama. (Anda dapat mengumurnkan kategorinya
cebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri)
3. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki
kategori sama untuk menawarKan diri kepada siswa
lain.
4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poln
nengajaran yang menurut anda penting.
VARIASI
1. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi
pengajaran tentang kategorinya.
2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim
satu dus kartu. Pastikan bahwa mereka mengocoknya
agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka
tidak jelas di mana letaknya. Perintahkan tiap tim
untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah kategori.
Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu
yang dipilih dengan benar.
47. Turnamen Belajar
URAIAN SINGKAT
Tehnik Ini merupakan versi sederhana dari ”Turnamen
permainan-tim," yang dikembangkan oleh Robert Slavin
dan rekan-rekannya. Tehnik ini menggabungkan
kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam
fakta. konsep, dan ketrampilan.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan
2 hingga 8 siswa. Pastikan bahwa tim memlliki jumlah
yang sama. (Jika ini tidak bisa dilakukan. anda
harus merata-ratakan skor dari tiap tim.)
2. Berikan materi kepada tim untuk dipelajari
bersama.
3. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji
pemahaman dan/atau penglngatan akan materi
pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian
sendlri. misalnya pllihan ganda, mengisi titik-
tltik. benar/salah, atau definisi istilah. Dalam
pelajaran komputer. misalnya. siswa diberi sejumlah
istilah seperti yang berikut ini untuk dipelajari:
Cascade : Cara menata jendela yang terbuka.
Icon : Gambar grafis yang mewakili unsur
program.
Multitasking: Kernampuan komputer untuk menjalankan
lebih dari satu program secara bersamaan.
Path : Lokasi file dalam cabang direktori.
Server : Sebuah komputer yang menyediakan ruang
data atau printer bagi komputerkomputer
lain.
Attribute : Informasi tentang file.
4. Berikan sebaglan pertanyaan kepada siswa. Sebutlah
ini sebagai "ronde satu" dari tumamen belajar. Tiap
siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.
5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan
perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan
yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya
perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka
dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapat skor
tim. Umumkan skor dari tiap tim.
6. Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde
kedua dalam tumamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes
lagi sebagai bagian dari "ronde kedua." Perintahkan
tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan
menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.
7. Anda bisa membuat ronde sebanyak yang anda mau,
namun pastikan nntuk memberi kesempatan tim untuk
nienjalani sesi belajar antar masing-masing ronde.
(Lamanya tumamen belajar juga bisa bervariasi. Bisa
singkat selama dua puluh menit atau bahkan beberapa
jam.)
VARIASI
1. Beri penaiti kepada siswa yang memberi jawaban salah
dengan memberi mereka skor minus 2 atau minus 3.
Jika mereka tidak yakin dengan jawabannya, lembar
jawaban kosong bisa dianggap 0 (nol).
2. Jadikan pemeragaan sejumlah ketrampilan dasar
turnamen
48. Kekuatan Dua Orang
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini digunakan untuk meningkatkan
pembelajaran dan menegaskan manfaat dari sinergi
yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada
satu.
PROSEDUR
1. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang
memerlukan perenungan dan pemikiran. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Bagaimanakah tubuh kita mencema makanan?
Apakah pengetahuan itu?
Apa "proses yang seharusnya" Itu?
Bagaimana kemiripan otak manusia dengan
komputer?
Mengapakah hal-hal buruk kadang terjadi pada
orang-orang baik?
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara
perseorangan.
3. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka,
Aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan
"mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.
4. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi
tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban
perseorangan.
5. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru
bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan
pasangan lain di dalam kelas.
VARIASI
1. Perintahkan seluruh siswa untuk memlih jawaban
terbaik untuk tiap pertanyaan.
2. Untuk menghemat waktu, berikan pertanyaan khusus
kepada pasangan tertentu. Bukannya memerintahkan
semua pasangan menjawab semua pertanyaan.
49. Kuis Tim
URAIAN SINGKAT
Tehnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab
siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara yang
menyenangkan dan tidak mengancani atau tidak membuat
mereka takut.
PROSEDUR
1. Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga
segmen.
2. Bagilah siswa menjadi tiga tim.
3. Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian
materinya. Batasi hingga 10 menit atau kurang dari
itu.
4. Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuls jawaban
singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dalam tidak
lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu
ini untuk memeriksa catatan mereka.
5. Tim A memberi kuis kepada anggota Tim B. Jlka Tim B
tidak dapat menjawab satu pertanyaan, Tim C segera
menjawabnya.
6. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada
aggota Tim C, dan mengulang proses tersebut.
7. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen
kedua dari pelajaran anda, dan tunjuklah Tim B
sebagai Pandu kuis.
8. Setelah Tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan
dengah segmen ketiga dari pelajaran anda. dan tunjuk
Tim C sebagai pemandu kuis.
VARIASI
1. Berikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan
yang darinya mereka memilih kapan mereka mendapat
giliran menjadi pemandu kuis.
2. Berikan satu penyajian materi secara kontinyu.
Bagilah siswa menjadi dua tim. Pada akhir pelajaran,
perintahkan dua tim untuk saling memberi kuis.
Pengajaran sesama siswa
Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran
haru benar-benar dikuasai ketika si pembelajar mampu
mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran sesama
siswa memberi siswa kesempatan untuk mempelajari
sesuatu dengan balk dan, sekaligus, menjadi
narasumber bagi satu sama lain. Strategi-strategi
yang berikut ini merupakan cara praktis untuk
mengadakan pengajaran sesama siswa di kelas.
Strategi ini juga memungkinkan guru untuk memberi
tambahan. bila dirasa perlu, pada pengajaran yang
dilakukan oleh siswa”.
50. Pertukaran Kelompok dengan Kelompok
URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda
diberlkan kepada kelompok siswa yang berbeda. Setiap
kelompok "mengajarkan" kepada siswa lain apa yang ia
pelajari.
PROSEDUR
1. Pllihah topik yang mencakup gagasan. kejadian,
pendapat, konsep atau pendekatan yang berbeda. Topik
Itu haruslah topik yang mendukung pertukaran
pendapat atau informasi (Sebagai ganti debat).
Berikut adalah beberapa contohnya:
Dua pertempuran terkenal selama Perang Saudara
(diAmerika).
Gagasan dari dua atau beberapa penults.
Tahap-tahap perkembangan anak.
Beragam cara untuk meningkatkan gisi.
Beragam sistern operasi untuk komputer.
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan jumlah tugas yang diberikan. Pada umumnya
kegiatan Ini cocok untuk dua hingga empat kelovw
Berikan waktu yang mencukupi kepada tiap kelompok
untuk menyiapkan cara mereka menyajikan topik yang
ditugaskan kepada mereka. Sebagai contoh, satu
kelompok dapat menyajikan sebuah buku karya James
Baldwin, dan kelompok berikutnya dapat menyajikan
buku karya Toni Morrison.
3. Bila tahap persiapan sudah selesai, perintahkan
kelornpok untuk memilih juru bicara. Undang tiap
juru hicara untuk memberikan presentasi kepada
kelompok lain.
4. Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang pendapat presenter
atau menawarkan pendapat mereka sendirl. Beri
kesempatan anggota lain dari kelompok si juru bicara
untuk member! tanggapan.
5. Lanjutnya presentasi kelompok lain agar tiap
kelompok berkesempatan memberikan informasi dan
menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar
audiens. Perbandingkan dan perbedaan pendapat dan
informasi yang dipertukarkan. Sebagai contoh,
seorang guru melakukan pembandingan antara dua
negara sebagaimana disebutkan dalam tugas, dengan
menggunakan metoda ini. Satu kelompok diberi tugas
mempelajari Costa Rica (yang dikenal sebagai kota
negara yang damai) dan kelompok lain diberi tugas
mempelajari El Salvador (yang belakangan ini dilanda
perang saudara). Setelah maslng-masing kelompok
menyajikan budaya dan sejarah negara-negara
tersebut, selanjutnya dilakukan diskusi untuk
menganalisa mengapa dua negara bertetangga itu
memiliki pengalaman yang sebegitu berbeda.
VARIASI
1. Perintahkan kelompok untuk melakukan pembahasan
menyeluruh sebelum memberikan presentasi.
2. Gunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi
kelompok.
51. Belajar ala Permainan Jigsaw
URAIAN SINGKAT
Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar)
merupakan tehnik yang paling banyak dipraktikkan.
Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok-dengan-
kelompok, namun ada satu perbedaan penting:
yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan
alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa
disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-
bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap
siswa mempelajari sesuatu yang, blla digabungkan
dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain,
membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang
padu.
PROSEDUR
1. Pillhlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi
beberapa bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat
atau spanjang beberapa paragraf. (Jika materinya
panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas
mereka sebelum pelajaran.)
Contohnya antara lain:
Modul berisi beberapa poin penting.
Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan
Sebuah naskah yang memlliki bagian atau subjudul
yang berbeda.
Sebuah artikel setelah majalah atau jenis materi
bacaan pendek yang lain.
2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan
jumlah siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas
kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh,
bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa.
Dimisalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran
menjadi tiga segmen atau bagian. Anda mungkin
selanjutnya dapat membentuk kuartet (kelompok empat
anggota), dengan memberikan segmen 1,2. atau 3
kepada tiap kelompok. Kemudian. perintahkan tiap
kuartet atau "kelompok belajar" untuk membaca,
mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka
terima. (Jika anda menghen-daki. anda dapat
membentuk dua pasang "rekan belajar" terlebih dahulu
dan kemudian menggabungkan pasangan-pasangan itu
menjadi kuartet untuk berkonsultasi dan saling
berbagi pendapat.)
3. Setelah waktu belajar selesai. bentuklah kelompok-
kelompok "belajar ala jigsaw." Kelompok tersebut
terdiri dari perwakilan tiap "kelompok belajar” di
kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan.
anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai dari
1, 2, 3, dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar
jigsaw dengan jumlah yang sama. Hasilnya adalah
empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan
ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1,
segmen 2, dan segmen 3. Diagram berikut ini
menunjukkan urutannya.
4. Perintahkan anggota kelompok "jigsaw" untuk
mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka
pelajari.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula
dalam rangka membahas pertanyaan yang masih tersisa
guna memastikan pemahaman yang akurat.
VARIASI
1. Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah
pertanyaan yang didasarkan pada pengetahuan yang
akumulatif dari semua anggota kelompok belajar
jigsaw.
2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari
ketrampilan, sebgai alternatif dari pemberian
informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk saling
mengajarkan ketrampilan yang telah mereka pelajari.
52. Setiap Siswa Bisa Menjadi Guru
Sendiri
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi mudah untuk mendapatkan
partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban
individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi
setiap siswa untuk bertldak sebagai "guru" bagi
siswa lain.
PROSEDUR
1. Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan
siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi belajar yang tengah dipelajari di
kelas (misalnya., tugas membaca) atau topik khusus
yang ingin mereka diskusikan di kelas. Dalam sebuah
pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal, guru. dapat
membuat landasan untuk diskusi kelas tentanq kisah Sheriey Jackson,
The Lottery" dengan membagikan kartu indeks dan meminta. siswa
menuliskan sebuah pertanyaan yang mereka miliiki tentang kisah
tersebut. Berikut adatah beberapa pertanyaan yang
ditulis oleh siswa dan kemudian dibagikan kembali
kepada seluruh kelas untuk mendapatkan jawabannya:
a. Siapa yang hendak disenangkan oleh penduduk desa
dengan diadakannya lotre?
b. Bagaimana ritual lotre bermula?
c. Mengapa setiap orang terus-menerus melemparkan
batu?
d. Mengapa Mr Summer yang bertanggungjawab atas
lotere Itu?
2. Kumpulkan kartu, kemudlan kocoklah, dan baeik satu-
satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca
dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang
mereka terima dan pikirkan jawabannya.
3. Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang
mereka dapatkan dan memberikan jawabanya.
4. Setelah memberikan jawaban. perintahkan siswa lain
untuk memberi tambahan atas apa yang dikemukakan
oleh siswa yang membacakan kartunya itu.
5. Lanjutkan prosedur ini blla waktunya memungklnkan.
VARIASI
1. Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan.
Buatlah sebuah panel responden. Baca tiap kartu dan
perintahkan untuk didiskusikan. Gilirlah anggota
panel sesering mungkin.
2. Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat atau
hasll pengamatan mereka tentang materi pelajaran
pada kartu. Perintahkan siswa lain untuk
mengungkapkan kesetujuan atau ketidaksetujuan
terhadap pendapat atau pengamatan tersebut
53. Pemberian Pelajaran Antar Siswa
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi untuk mendukung pengajaran
sesama siswa di dalam kelas. Strategi ini
menempatkan seluruh tanggungjawab pengajaran kepada
seluruh anggota kelas.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-
sub kelompok dengan jumlah yang sesuai dengan topik
yang akan diajarkan.
2. Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau
ketrampilan untuk diajarkan kepada siswa lain.
Berikut adalah beberapa contoh topiknya:
Susunan paragraf yang efektif
Mekanisme pertahanan psikologis
Memecahkan teka-teki matematika
Penyebaran AIDS
Topik yang anda berikan kepada siswa harus saling
berkaitan.
3. Peritahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam
menyajikan atau mengajarkan topik mereka kepada
slswa lain. Sarankan mereka untuk menghindari
cara , mengajar sistem ceramah atau semacam
pembacaan laporan. Doronglah mereka untuk menjadikan
pengalarnan belajar sebagai pengalaman yang aktif
bagi siswa.
4. Kemukakan beberapa saran sebagai berikut:
Sediakan media visual.
Buatiah lakon pemeragaan (jika memungkinkan)
Gunakan contoh dan/atau analogi untuk mengemukakan
poin-poin pengajaran.
Libatkan siswa melalui diskusi. permalnan kuis
tugas menulis, sandiwara, imajinasi mental, atau
studi kasus.
Beri siswa kesempatan untuk mengajukan per-
tanyaan.
Sebagai contoh. seorang guru memberikan tugas kepada
siswa dalam pelajaran soslologi untuk menyusun
presentasi tentang empat isu utama penuaan. Empat
sub kelompok dibentuk dan pilihlah format berikut
untuk pengajaran sesama siswa:
Proses Penuaan: permainan kuis benar/salah tentang
fakta-fakta penuaan.
Aspek-aspek Fisik Penuaan: Sebuah simulasi tentang
aspek-aspek umum penuaan (misalnya, radang sendi,
berkurangnya pendengaran, penurunan daya lihat).
Stereotip tentang Penuaan: Tugas menulis dimana anggota
kelas menulis tentang persepsi masyarakat mengenai
penuaan.
Hilangnya kemandirian: Sebuah latihan drama yang
melibatkan anak-anak yang membicarakan transisi
dengan orang tuanya.
Anda juga dapat memilih beberapa metode dari buku
ini sebagai strategi pengajaran
5. Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan
mempersiapkannya (bai di dalam maupun di luar
kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk
menyajikan pelajaran mereka. beri tepuk tangan atas
usaha keras mereka.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok,
perintahkan siswa untuk mengajar atau memberi
bimbingan kepada siswa lain secara individual atau
dalam kelompok kecil.
2. Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa.
tugas membaca sebelum memulai pelajaran mereka.
54. Studi Kasus Bikinan-Siswa
URAIAN SINGKAT
Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu
metoda belajar terbaik. Diskusi kasus pada umumnya
berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau
contoh konkret. Tindakan yang mesti diambil dan
pelajaran yang bisa dipetik, serta cara-cara
menangani atau menghindari situasi semacam itu di
masa mendatang. Tehnik-tehnik yang berikut ini
memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus mereka
sendiri.
PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio.
Perintahkan mereka untuk membuat studi kasus yang
bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.
2. Jelaskan bahwa tujuan dan sebuah studi kasus adalah
mempelajari sebuah topik dengan mengkaji situasi
atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu.
Berikut adalah beberapa contohnya:
Sebuah syair Jepang bisa ditulis untuk
menunjukkan cara niembacakannya.
Sebuah resume aktual bisa dianalisis untuk mem-
pelajari cara menulis resume.
Sebuah laporan tentang cara seseorang melakukan
eksperimen ilmiah bisa didiskusikan untuk mem-
pelajari tentang prosedur ilmiah.
Sebuah dialog antara seorang manajer dan karyawan
bisa ditelaah untuk mempelajari cara memberikan
dukungan positif.
Sejumlah langkah yang diambil oleh orang tua
dalam situasi konflik dengan seorang anak bisa
dikaji untuk mempelajari cara menangani perilaku.
3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau
trio untuk membuat situasi kasus singkat yang
mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan atau
sebuah persoalan untuk dipecahkan yang relevah
dengan materi pelajaran di kelas.
Sebagai misal, dalam pelajaran sejarah Amerika abad ke-20, guru
dapat memilih tiga peristiwa sejarah yang berbeda fcetika Amerika
Serikat menginteruensi negara lain. Guru memberi tugas berupa satu.
peristiwa sejarah kepada tiap pasangan siswa agar masing-masing
dapat membuat studi kasus untuk meninjau kebanyakan luar negeri
Amerika.
Studi kasus ini antara lain:
1. Invasi Teluk Babi
2. Intervensi tentara di Vietnam
3. Penugasan tentara ke Somalia
Tiap pasangan selanjutnya menuliskan studi kasus
intisari yang secara khusus memerinci kejadian-
kejadian yang mengarah kepada keputusan untuk
mengirimkan tentara AS ke luar negeri. Pertanyaan-
pertanyaan untuk dianalisis antara lain:
Apakah alasan utama intervensi AS?
Seberapa tahukah khalayak AS tentang keputusan itu?
Siapakah yang mengambil keputusan itu?
Apa saja presiden yang mengawali munculnya kebijakan luar
negeri AS?
4. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan
kelompok untuk menyajikannya kepada siswa lain. Beri
kesempatan anggota kelompok untuk memimpin diskusi
kasus.
VARIASI
1. Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih
dahulu menyiapkan studi kasus untuk siswa lain.
(Penyiapan sebuah studi kasus merupakan tugas
belajar yang baik.)
2. Buatlah beberapa kelompok dalam Jumlah genap.
Pasangkan kelompok dan perintahkan mereka untuk
bertukar studi kasus.
55. Pemberitaan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa
dan memancing minat mereka terhadap topik pelajaran
sebelum mereka mengikuti pelajaran. Pendekatan
pengajaran sesama siswa ini juga akan menghasilkan
banyak materi dan informasi yang bisa diceritakan
antarsiswa.
PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk membawa artikel, penggalan
berita, editorial, dan kartun yang terkait dengan
topik pelajaran. Sebagai contoh, seorang guru dapat
meminta agar siswa membawa berita koran atau majalah
tentang cuaca, misalnya pembahasan tentang pemanasan
global.
2. Bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan perintah-
kan mereka untuk saling berbagi penggalan berita dan
pilihlah dua atau tiga yang paling menarik.
3. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi
semula dan perintahkan perwakilan dari tiap kelompok
untuk berbagi pilihan mereka dengan siswa lain.
4. Ketika kelompok-kelompok memberikan laporan,
dengarkan poin penting yang akan anda bahas dalam
kelas dan gunakan informasi itu untuk menyemarakkan
diskusi.
VARIASI
1. Kumpulkan semua unsur berita dari siswa, saliniah,
dan bagikan kembali kepada mereka sebagai tindak an
untuk sesi pelajaran. Atau perintahkan siswa untuk
menyerahkan penggalan berita mereka sebelum
pelajaran dimulai. Anda selanjutnya dapat
menyalinnya dan mengirimkannya kepada semua siswa
sebagai tugas bacaan.
2. Gunakan butir-butir berita itu sebagai studi kasus
atau naskah dasar latihan sandiwara.
56. Poster
URAIAN SINGKAT
Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang
dan Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada
kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah
adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan,
dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan
tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara
terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis
masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelidikan dan ikuiri.
1. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis
masalah telah mencoba menunjukkan cirri-ciri
pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya
mengorganisasikan prinsip-prinsip atau
keterampilan akademik tertentu, pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan
pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah
yang kedua-duanya secara sosial penting dan
secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka
mengajukan situasi kehidipan nyata yang
autentik, menghindari jawaban sederhana, dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin
berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA,
Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata
agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah
itu dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
pemecahan masalah nyata. Mereka harus
menganalisasi dan mendefinisikan masalah,
mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi,
melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah
barang tentu, metode penyelidikan yang
digunakan bergantung pada masalah yang sesdang
dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya
nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat
berupa transkrip debat, laporan, model fisik,
video atau program computer (Ibrahim & Nur,
2000:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh
siswa bekerja sama satu sama lain (paling sering
secara berpasangan atau dalam kelompok kecil).
Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara
berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks
dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri
dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan keterampilan berpikir.
2. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-
banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis
masalah dikembangkan terutama untuk membantu
siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan
masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
tentang berbagai peran orang dewasa melalui
pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom
dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan
itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur
(2000:7-12) berikut ini.
a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan
Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk
menggambarkan cara seseorang berpikir. Tetapi,
apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses
berpikir? Apakah keterampilan berpikir itu dan
terutama apakah keterampilan berpikir itu?
- Berpikir adalah proses yang melibatkan
operasi mental seperti induksi, deduksi,
klasifikasi, dan penalaran.
- Berpikir adalah proses secara simbolik
menyatakan (melalui bahasa) objek nyata dan
kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan
simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip
esensial tentang objek dan kejadian itu
untuk menemukan prinsip-prinsip esensial
tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan
simbolik (abstrak) seperti itu biasanya
berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta
dan kasus khusus.
- Berpikir adalah kemampuan untuk
menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasar pada inferensi atau
pertimbangan yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick
(1987) memberikan penjelasan sebagai berikut:
- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik,
yaitu alur tindakan yang tidak sepenuhnya
dapat diterapan sebelumnya.
- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks.
Keseluruhan alurnya tidak dapat diamati dari
satu sudut pandang.
- Berpikir tingkat tinggi sering kali
menghasilkan banyak solusi, masing-masing
dengan keuntungan dan kerugian.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan
pertimbangan dan interpretasi.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan
ketidakpastian. Segala sesuatu yang berhubungan
dengan tugas tidak selamanya diketahui.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak
penerapan banya kriteria, yang kadang-kadang
bertentangan satu sama lain.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak
pengaturan diri tentang proses berpikir. Kita
tidak mengakui sebagai berpikir tingkat
tinggi pada seseorang jika ada orang lain
membantunya pada setiap tahap.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian
makna, menemukan struktur pada keadaan yang
tampaknya tidak teratur.
- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada
pengerahan kerja mental besar-besaran saat
melakukan berbagai jenis elaborasi dan
pertimbangan yang dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan
kata-kata dan ungkapan seperti pertimbangan,
pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini
berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan
yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick
juga menekankan pentingnya konteks atau
keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir.
Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan
antarsituasi, proses itu juga bervarisai
bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang.
Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk
memikirkan matematika berbeda dengan proses yang
kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses
berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide
abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk
memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena
hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan
berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu
tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang
dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan
yang lebih konkret. Keterampilan proses dan
berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas
dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan
kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat
mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan
pengajaran berbasis masalah.
a. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang
bagaimana pengajaran berbasis masalah membantu
siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan
nyata dan belajar tentang pentingnya peran
orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran
berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas
mental di luar sekolah sebagaimana yang
diperankan oleh orang dewasa.
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki
unsur-unsur belajar magang. Hal tersebut
mendorong pengamatan dan dialog dengan
orang lain, sehingga secara bertahap siswa
dapat memahami peran penting dari
aktivitas mental dan belajar yang terjadi
di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan
siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri,
yang memungkinkan siswa
menginterpretasikan dan menjelaskan
fenomena dunia nyata dan membangun
pemahamannya tentang fenomena tersebut.
b. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha
membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri
dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang
mendorong dan mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian
terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri.
Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan
tugas-tugas mereka secara mandiri dalam
hidupnya.
3. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri
dari lima tahapan utama yang dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah
dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil
kerja siswa.
Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran
Berbasis Masalah
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuanpembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubugnan dengan masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informsi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penyelasan
dan pemecahan masalahnya.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siwa merekncanakan dan menyiapkan karyayang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan maslah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadappenyelidikan mereka dan proses-proses yangmereka gunakan.
4. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang
terstruktur secara ketat yang dibutuhkan dalam
pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-
hati kelompok kecil dalam pembelajaran
kooperatif, lingkungan belajar dan system
manajemen dalam pengajaran berbasis masalah
dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses
demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun
guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran
yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam
pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar
pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas
mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar
menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang
ditekankan.
103. Metode Demonstrasi Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah
satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi
oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa
tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa
yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah
cara mengajar di mana seorang instruktur/atau tim
guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses
misalnya merebus air sampai mendidih 100 C, sehingga
seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati,
mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses
yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik
dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperlihatkan pada apa yang diperlihatkan guru
selama pelajaran berlangsung.
Adapun penggunan teknik demonstrasi mempunyai
tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara
mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan
kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu
misalnya membuat kertas, dengan demonstrasi siswa
dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda ata
alat seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari
mesin jahit. Juga siswa dapat menyaksikan kerjanya
sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting
dan jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan
sendiri demonstasi tersebut, maka ia dapat mengerti
juga cara menggunakan sesuatu alat itu seperti
menggunakan gunting untuk memotong kain. Dengan
demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan
seautu alat atau perkakas, atau suatu mesin,
sehingga mereka dapat memilih dan memperbandingkan
cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui
kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek.
Misalnya cara memasak roti yang terbaik.
Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa
berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan
instruksional, agar dapat memberi motivasi yang
kuat pada siswa untuk belajar.
2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik
anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah
anda rumuskan.
3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan
untuk suatu demonstrasi yang berhasil. Bila tidak
anda harus mengambil kebijaksaaan lain.
4. Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah
mencoba terlebih dahulu, agar demonstasi itu
berhasil.
5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-
langkah yang akan dilakukan.
6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda
dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa
bisa bertanya.
7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi
kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik
dan tertanya.
8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi
yang anda lakukan itu berhasil, dan bila perlu
demonstrasi bisa diulang.
Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang
proses interaksi mengajar belajar di kelas.
Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan demonstrasi
perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada
pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan
yang terjadi bila pelajaran itu direncanakan dapat
diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit.
Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam
dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibatnya
selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk
siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan
demonstasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan
memperoleh pengalaman langsung, serta dapat
mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita
masih melihat juga kelemahan teknik ini ialah:
Bila alatnya telalu kecil, atau penempatan yang
kurang tepat, menyebabkan demonstrasi itu tidak
dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam
hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan
proses belangsungnya demonstrasi, dengan bahasa dan
suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila
waktu tidak tersedia dengan cukup, maka demonstrasi
akan berlangsung terputus-putus, atau tidak
dijalankan tergesa-gesa, sehingga hasilnya
memuaskan. Dalam demonstasi bila siswa tidak
diikutsertakan, maka proses demonstrasi akan kurang
dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya
demonstrasi itu.
Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik
mengajar itu anda perlu menyertai dengan teknik yang
lain, atau menkombinasikan dengan lain, sehingga
mampu mengatasi teknik inti yang sedang dimanfaatkan
itu.
104. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery.
Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana
siswa memampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental
tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna,
mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan
sebainya. Suaut konsep misalnya: segi tiga, pans,
demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud
dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila
dipanaskan akan mengemabang. Dalam teknik ini siswa
dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses
mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan
memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning
siswa (belajar sndiri) itu, sehingga situasi belajar
mengajar berpindah dari situsi teacher learning menjadi
situasi student dominated learning. Dengan menggunakan
discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental
melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar,
membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat
belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Teknik ini mampu membantu siswa untuk
mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa.
- Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat
pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam
tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
- Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar
para siswa.
- Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berkembang dan maju sesuai dengankemampuannya
masing-masing.
- Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga
lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar
lebih giat.
- Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah
kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada
guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja,
membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih
ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
- Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental
untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan
berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik.
- Bila kelas terlalu besar penggunaan teknikini akan
kurang berhasil.
- Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan
perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan
sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
- Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses
mental ini ada yang berpendapat bahwa proses mental
ini terlalu mementingkan proses pengertiansaja,
kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap
dan keterampilan bagi siswa.
- Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan
untuk berpikir secara kreatif.
105. Metode EksperimenKarena kemajuan teknologi dan ilmu
pengertahuan, maka segala sesuatu memerlukan
eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru
di kelas digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud
adalah salah satu cara mengajr, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar
siswa mamapu mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa
dapat terlatih dalam cra berpikir yang ilmiah
(scientific thinking). Dengan eksperimaen siswa
menemukan bukti keberanaran dari teori sesuatu yang
sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien
dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan
percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi
percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa
menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin
hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat
dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus
baik dan bersih.
3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan
konsetrasi dalam mengamati proses percobaan, maka
perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori
yang dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan
berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas,
sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan, juga kematangan
jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru
dalam memilih obyek eksperimen itu.
5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah
bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang
mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial
dan keyakina manusia. Kemungkinan lain karena
sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah
itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya
belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen
perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan
eksperimen, mereka harus mehami masalah yang akan
dibuktikan melalui eksperimen.
2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
- Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan
dalma percobaan.
- Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu
mengetahui variable-variabel yang harus dikontrol
dengan ketat.
- Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen
berlangsung.
- Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang
akan dicatat.
- Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa
uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.
3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus
mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi
saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru harus
mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan
tes atau sekedar Tanya jawab.
Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki
keunggulan ialah:
1. Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan
metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah,
sehingga tidak mudah percayha apdda sesuatu yang
belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya
pula kata orang, sebelum ia membuktikan
kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana
itu sangat dikehendaki oleh kegiatan mengajar
belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak
aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3. Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran
sesuatu teori, sehigga akan mengubah sikap mereka
yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang
tidak masuk akal.
106. Pengajaran Berbasis InkuiriPembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan
satu komponen penting dalam pendekatan
konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang
dalam inovasi atu pembaharuan pendidikan. Dalam
pembelajaran dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan
yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip
untuk diri mereka sendiri, Bruner (1966), penganjur
pembelajaran dengan basis inkuiri, menyatakan
sebagai berikut: “Kita mengajarkan suatu bahan
kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup
tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan
untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka
sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh
seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian
dalam proses, bukan suatu produk (Nur & Wikandari,
2000:10). Belajar dengan penemuan dapat diterapkan
dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa
diberi sederet silinder dengn ukuran dan berat yang
berbeda-beda. Siswa diminta untuk menggelindingkan
silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila
percobaan itu dilakukan dengan benar, siswa akan
dapat menemukan prinsip-prinsip utama yagn menentuan
kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai berbagai
keuntungan. Pembelajaran dengan inkuiri memacu
keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka
untuk melanjutan pekerjaannya hingga mereka
menemukan prinsip-prinsip utama yang menentukan
kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa
keuntungan. Pembelajaran dengan inkuiri memacu
keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka
untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka
menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan
masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan
berpikir kritis karena mereka harus selalu
menganalisa dan menangani informasi.
Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan
strategi pengajar yang mengikuti metodologi IPA dan
menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya dan menjawab.
Inkuiri melibatkan observasi dan pengukuran,
pembutan hipotesis dan interpretasi, pembentukan
model dan pengujian model. Inkuiri menuntut adanya
eksperimentasi, refleksi, dan pengenalan akan
keunggulan dan kelamahan metode-metodenya sendiri.
Selama proses inkuiri berlangsung, seorang guru
dapat menajukan suatu pertanyaan atau mendorong
siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka
sendiri. Pertanyaannya bersifat open-ended, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki sendiri
dan mereka mencari jawaban sendiri (tetapi tidak
hanya satu jawaban yang benar).
Inkuiri adalah apa yang dibuat oleh para
ilmuwan. Para ilmuwan melakukan ikuiri dengan suatu
cara formal dan sitematis, dan dalam proses
melakukan inkuiri para ilmuwan memberikan kontribusi
pada tubuh informasi yang bersifat kolektif yang
kita sebut pengetahuan. Dalam proses mengalami ilmu
melalui inkuiri, siswa belajar bagaiman menjadi
ilmuwan. Mereka belajar lebih banyak lagi ketimbang
hanya konsep dan fakta, mereka mempelajari berbagi
proses yang terlibah dalam pemantapan konsep dan
fakta.
Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-
pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Siswa
diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih
bagaimana memecahkan maslah, membuat keputusan, dan
memperoleh ketarampilan. Inkuiri memeungkinkan siswa
dalam berbgai tahap perkembangannya bekerja dengan
masalah-masalah yang sama dan bahkan mereka bekerja
sama mencari solusi terhadap masalah-masalah. Setiap
siswa harus memainkan dan memfungsikan talentanya
masing-masing.
Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi
berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan
eksplorasi mereka cenderung mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang akan melibatkan IPA dan matematika,
ilmu sosial, bahasa, seni, dan teknik.
Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan
berhubungan. Mereka harus melapoirkan hasil-hasil
temuannya, lisan atau tertulis. Dengan begitu,
mereka bekerja dan mengajar satu sama lain. Inkuiri
memungkinkan guru mempelajari siswa-siswanya – siapa
mereka, apa yang mereka ketahui, dan bagaimana
mereka bekerja. Pemahaman guru tentang siswa akan
memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang
lebih efektif dalam proses pencarian ilmu oleh
siswa.
Ketika guru menggunakan teknik inkuiri, guru
tidak boleh banyak bertanya atau berbicara. Terlalu
banyak intervensi, terlalu banyak bertanya, dan
terlalu banyak menjawab akan mengurangi proses
belajar siswa melalui inkuiri. Dengan demikian,
proses belajar tidak akan lagi menyenangkan. Dalam
proses inkuiri, siswa dituntut untuk bertanggung
jawab bagi pendidikan mereka sendiri. Guru yang
menaruh perhatian pada pribadi siswa, akan menemukan
kegiatan-kegiatan yang disukai siswa, juga hal-hal
yng baik yag ada dalam diri siswa-siswanya, dan
kesulitian-kesulitan yang mengganggu siswa dalam
proses belajar. Guru dituntut menyesuaikan diri
terhadap gaya belajara siswa-siswanya.
Siklus inkuiri adalah: (1) Observasi
(Observation); (2) Bertanya (Questioning); (3)
Mengajukan dugaan (Hipothesis); (4) Pengumpulan data
(Data Gathering); dan Penyimpulan (Conclusion).
Inkuiri adalah satu proses yang bergerak dari
langkah observasi sampai langkah pemahaman. Inkuiri
dimulai dengan observasi yang menjadi dasar
pemunculan berbagai pertanyaan yang diajukan siswa.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut
dikejar dan diperoleh melalui suatu siklus pembuatan
prediksi, perumusan hipotesis, pengembangan cara-
cara pengujian hipotesis, pembuatan observasi
lanjutan, penciptaan teori dan model-model konsep
yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Inkuiri
menciptakan berbagai kesempatan bagi guru untuk
mempelajari bagaimana otak siswa bekerja. Guru dapat
memanfaatkannya untuk menentukan situasi-situasi
belajar yang tepat dan memfasilitasi siswa dalam
proses pencarian ilmu.
Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih
bagaimana mereka harus berpikir kritis. Berpikir
kritis merupakan slah satu tujuan pendidikan. Ketika
siswa belajar berpikir kritis, merka kan
memperlihatkan pikiran-pikiran dan proses-proses
sebagai berikut:
a.Mengajukan pertanya seperti “Bagaimana itu kita
tahu?” atau “Apa buktinya?”
b.Mengetahui perbedaan antara observasi dan
kesimpulan.
c.Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat
berubah dan bahwa teori yang ada adalah teori-
teori yang terbaik berdasarkan bukti yang kita
miliki sejuh nini.
d.Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup
untuk menarik suatu kesimpulan yang kuat.
e.Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan
observasi dan/atau prediksi.
f.Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-
kesimpulan yang diambil dan memgerikan penjelasan
dengan rasa percaya diri.
Salah satu tujuan utama pendidikan adalah
meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis,
membuat keputusan rasional tentang apa yang
diperbuat atau apa yang diyakini.seperti halnya
setiap tujuan yang lain, belajar berpikir kritis
bergantung pada penataan suasana kelas yang
mendorong penerimaan pandangan divergen (berbeda)
dan diskusi bebas. Tatanan itu seharusnya juga lebih
menekankan pada pemberian alasan atau pandangan
daripada hanya memberikan jawaban benar.
Keterampilan dalam berpikir kritis paling baik
dicapai bila dihibungkan dengan topik-topik yang
dikenal siswa. Tujuan pengajaran berpikir kritis
adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis
yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka
dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk
memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten
atau keliru.
Beyer (1988:57) mengidentifiksi 10 keterampilan
berpikir kritis yang dpat digunakan siswa untuk
mempertimbangkan validitas (keabsahan) tuntutan atau
argument, memahami periklanan, dan sebagainya.
(1) Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi
dan tuntutan nilai-nilai yang sulit diverifikasi
(diuji kebenarannya).
(2) Membedakan antara informasi, tuntutan, atau
alasan yang relevan dengan yang tidak relevan.
(3) Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari
suatu penyataan.
(4) Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari
politikus, atu penulis; (2) logis-mathematis; ahli
fisika, neurology, atau insinyur; (3) spasial:
pelukis, interior decorator, atau pemain tennis; (4)
bodily-kinesthic: penari balet, pemain golf,
pembalap, atau petinju; (5) musik: pengarang lagu,
penyanyi, atau organis/pianis; (6) interpersonal:
hakim, saleperson, atau guru; (7) intrapersonal:
biarawan/rohaniawan, pujangga, atau ahli ilmu
jiwa/psikolog; dan (8) naturalist: ahli botani, ahli
kebun binatang, atau ahli pertamanan.
Kedelapan jenis inteligensi ini telah
mengilhami para pendidik untuk mengajar dengan
dengan mengac pada salah satu dari delapan jenis
inteligensi tersebut. “Hundred, perhaps thousands, of
classrooms around the world rely today on Gardaner’s theory of
multiple intelligences to help students realize their latent potential”
(Johnson, 2002:141). Apakah kelas berfokus pada
siswa yang kurang mampu atau kelas yang siswa-
siswanya berbakat, para pendidik melihat manfaat
mengajar yang sesuai dengan cara-cara untuk mencapai
berbagai jenis inteligensi yang dikemukakan
Gardaner.
Setiap siswa mampu mengembangkan setiap jenis
inteligensidi atas dengan asumsi bahwa siswa belajar
dalam suatu lingkungan belajar yang kaya yang
memungkikan mereka menghubungkan makna dengan
konteks. “CTL’s component work together to provide this rich
environment, offering students many opportunities to ignite the eight
multiple intelligences” (Amstrong, 1994:35). Guru CTL
menyadari dan menghargai bahwa setiap anak memiliki
derajat yang berbeda dalam hal inteligensinya dan
bahwa CTL sebagai suatu system holistic berhubungan
dengan delapan inteligensi yang dibawa setiap anak
pada lingkungan belajar.
Delapan inteligensi (Howard Gardaner, 1983)
Multiple Intelligences
Logika-matematikaPeka terhadap pola, keterampilan dan sistematika.
Linguistic/ilmu bahasa
Peka terhadap bunyi, ritme, danmakna kata
MusikKemapuan menghasilkan dan menghargai ritme, tinggi rendah suara, dan warna suara
Spatial/jarak
Kemampuan untuk melakukan transformasi mengenai persepsi awal seseorang dan kemampuan mengkreasi kembali aspek-aspek pengalaman visualseseorang.
Bodily-kinesthetic/fisik-kinestetik
Kemampuan mengontrol gerak tubuh seseorangdan kemampuan menangani objek secara terampil.
Inter personal/antar-pribadi
Kemampuan untuk menjawab atu memberikan reaksi secara
tepat berbagai suasana batin,temperamen, motivasi dan keinginanorang lain.
Intapersonal/antar-pribadi
Bagaimana menjiwai perasaan sendiri, kemampuan mendiskriminasikan berbagi perasaan seseorang, dan kemampuan menarik kesimpulan untuk menuntun tingkah laku seseorang
Naturalist/alamiahMengamati, mengalami dan mengorganisasikan berbagai pola dalam lingkungan alamiah
Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis
inkuiri haru menjadikan siswa mampu berdiri sendiri,
harus mendorong siswa untuk mandiri sedini mungkin
sejak dari awal masuk sekolah. Timbul pertanyaan,
bagaimana caranya guru membantu siswa agar mereka
tumbuh mandiri? Jawabannya adalah memberi kebebasan
kepada siswa untuk mengikuti minat alamiah mereka.
Guru harus mendorong siswa untuk memecahkan sendiri
msalah yang dihadapinnya atau memecahkan sendiri di
dalam kelompoknya, bukan mengajarkan mereka jawaban
dari masalah yang mereka hadapi. Siswa akan mendapat
keuntungan jika mereka dapat “melihat” dan
“melakukan” sesuatu daripada hanya sekedar
mendengarkan ceramah atau penjelasan guru. Guru
dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang
sulit dengan bantuan gambar dan demontrasi.
Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki
atau melalui penemuan. Jika siswa tampak berusaha
dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu untuk
mencoba sendiri memecahkan masalah tersebut sebelum
memberikan pemecahannya. Guru juga harus
memperhatikan sikap siswa terhadap belajar. Menurut
dan Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada
kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah
adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan,
dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan
tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara
terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis
masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelidikan dan ikuiri.
5. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis
masalah telah mencoba menunjukkan cirri-ciri
pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya
mengorganisasikan prinsip-prinsip atau
keterampilan akademik tertentu, pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan
pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah
yang kedua-duanya secara sosial penting dan
secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka
mengajukan situasi kehidipan nyata yang
autentik, menghindari jawaban sederhana, dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin
berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA,
Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata
agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah
itu dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
pemecahan masalah nyata. Mereka harus
menganalisasi dan mendefinisikan masalah,
mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi,
melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah
barang tentu, metode penyelidikan yang
digunakan bergantung pada masalah yang sesdang
dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya
nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat
berupa transkrip debat, laporan, model fisik,
video atau program computer (Ibrahim & Nur,
200:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh
siswa bekerja sama satu sama lain (paling sering
secara berpasangan atau dalam kelompok kecil).
Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara
berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks
dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri
dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan keterampilan berpikir.
6. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-
banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis
masalah dikembangkan terutama untuk membantu
siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan
masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
tentang berbagai peran orang dewasa melalui
pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom
dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan
itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur
(2000:7-12) berikut ini.
a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan
Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk
menggambarkan cara seseorang berpikir. Tetapi,
apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses
berpikir? Apakah keterampilan berpikir itu dan
terutama apakah keterampilan berpikir itu?
- Berpikir adalah proses yang melibatkan
operasi mental seperti induksi, deduksi,
klasifikasi, dan penalaran.
- Berpikir adalah proses secara simbolik
menyatakan (melalui bahasa) objek nyata dan
kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan
simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip
esensial tentang objek dan kejadian itu
untuk menemukan prinsip-prinsip esensial
tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan
simbolik (abstrak) seperti itu biasanya
berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta
dan kasus khusus.
- Berpikir adalah kemampuan untuk
menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasar pada inferensi atau
pertimbangan yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick
(1987) memberikan penjelasan sebagai berikut:
- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik,
yaitu alur tindakan yang tidak sepenuhnya
dapat diterapan sebelumnya.
- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks.
Keseluruhan alurnya tidak dapat diamati dari
satu sudut pandang.
- Berpikir tingkat tinggi sering kali
menghasilkan banyak solusi, masing-masing
dengan keuntungan dan kerugian.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan
pertimbangan dan interpretasi.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan
ketidakpastian. Segala sesuatu yang berhubungan
dengan tugas tidak selamanya diketahui.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak
penerapan banya kriteria, yang kadang-kadang
bertentangan satu sama lain.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak
pengaturan diri tentang proses berpikir. Kita
tidak mengakui sebagai berpikir tingkat
tinggi pada seseorang jika ada orang lain
membantunya pada setiap tahap.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian
makna, menemukan struktur pada keadaan yang
tampaknya tidak teratur.
- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada
pengerahan kerja mental besar-besaran saat
melakukan berbagai jenis elaborasi dan
pertimbangan yang dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan
kata-kata dan ungkapan seperti pertimbangan,
pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini
berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan
yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick
juga menekankan pentingnya konteks atau
keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir.
Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan
antarsituasi, proses itu juga bervarisai
bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang.
Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk
memikirkan matematika berbeda dengan proses yang
kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses
berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide
abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk
memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena
hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan
berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu
tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang
dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan
yang lebih konkret. Keterampilan proses dan
berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas
dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan
kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat
mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan
pengajaran berbasis masalah.
c. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang
bagaimana pengajaran berbasis masalah membantu
siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan
nyata dan belajar tentang pentingnya peran
orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran
berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas
mental di luar sekolah sebagaimana yang
diperankan oleh orang dewasa.
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki
unsur-unsur belajar magang. Hal tersebut
mendorong pengamatan dan dialog dengan
orang lain, sehingga secara bertahap siswa
dapat memahami peran penting dari
aktivitas mental dan belajar yang terjadi
di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan
siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri,
yang memungkinkan siswa
menginterpretasikan dan menjelaskan
fenomena dunia nyata dan membangun
pemahamannya tentang fenomena tersebut.
d. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha
membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri
dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang
mendorong dan mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian
terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri.
Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan
tugas-tugas mereka secara mandiri dalam
hidupnya.
7. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri
dari lima tahapan utama yang dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah
dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil
kerja siswa.
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuanpembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubugnan dengan masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informsi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penyelasandan pemecahan masalahnya.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siwa merekncanakan dan menyiapkan karyayang sesuai seperti laporan, video, dan
model serta membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan maslah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadappenyelidikan mereka dan proses-proses yangmereka gunakan.
8. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang
terstruktur secara ketat yang dibutuhkan dalam
pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-
hati kelompok kecil dalam pembelajaran
kooperatif, lingkungan belajar dan system
manajemen dalam pengajaran berbasis masalah
dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses
demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun
guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran
yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam
pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar
pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas
mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar
menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang
ditekankan.
115. Metode Belajar Aktif Model
Tinjauan Ala Permainan Bingo
1. Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali
akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari
selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini
menggunakan format permainan Bingo.
2. Prosedur
a. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang
materi pelajaran anda yang bisa dijawab dengan
istilah baku yang digunakan dalam mata
pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh
istilahnya.
- Angka penyebut yang paling sedikit
- Hieroglifik
- Inflasi
- Otokrasi
- Database
- Hokum humurabi
- Byte
- Garis lintang
- Impresionisme
- Alegori
- Fotosintesa
- Bilangan urutan
- Skozofrenia
- Klausa pengadaian
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai
alternative dari istilah. Berikut adalah
beberapa contohnya:
- Freud
- Caesar
- Blake
- Roosevelt
- Marco Polo
- Joan of Arc
- Dewey
- Pasteur
- Van Gogh
- Curie
- Chaucer
- Rusself
- Alley
b. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan.
Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-N-G-O……
kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti
mirip betul dengan kartu Bingo biasa, dengan
nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x
5 (celah tengah “Kosong.”)
c. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang
terkait. Jika seorang siswa memiliki angkanya dan
dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,
maka dia dapat mengisi celah tersebut.
d. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar
dalam sebuah deretan (baik vertical, horizontal
maupun diagonal), siswa tersebut boleh
meneriakkan “Bingo”. Permainan dapat diteruskan
hingga ke 25 celah tersebut terisi.
3. Variasi
a. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal
sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan Bingo.
b. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang
sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama (plus
sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah
pertanyaan dibacakan, jika siswa yakinbahwa salah
satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan
pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor
pertanyaanya di sampingnya.
116. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur
(Project-Based Learning) membutuhkan suatu pendekatan
pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar
siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan
terhadap masalah-masalah autentik termasuk
pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran,
dan melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan
ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara
mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata
(Buck Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks,
sulit, lengkap, tetapi realistis/autentik dan
kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka
dapat menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar
sedikit demi sedikit komponen-komponen suatu tugas
kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud
menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas
kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk
menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti
proyek, simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis
untuk disajikan kepada forum pendengar yang
sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya.
Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan
untuk menggambarkan pembelajaran yang terjadi di
dalam kehidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli
yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus
dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas atau sebagai
pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan
membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi
pembelajar mandiri yang efektif.
1. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang
dihadapi guru pada saat mereka menggunakan
pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah
menjaga siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja
sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan
minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan,
khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan
kelas dan pekerjaan rumah mandiri yang dapat
mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan
yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat
apa yang mereka harus kerjakan, mengapa mereka
mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang
dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu.
Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama
pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah
apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut
secar bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru
jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan
kelas atau strategi-strategi belajar yang
telibat. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-
arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat
menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa
di mana menulis nama di kertas atau bagaimana
menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-
petunjuk tentang “apa yang dilakukan” adalah
penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang
“mengapa” sesuatu harus dikerjakan dan proses-
proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum
memberikan suatu tugas, guru hendaknya
mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama
dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk
menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.
2. Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya,
keanekaragaman menambah daya tarik tugas
pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa
kemungkinan besar ttap terlibata dan mengerjakan
pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih
bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton.
Guru yang efektif mengubah panjang dan cara tugas
yang diberikan di samping hakikat tugas beljar
dan strategi-strategi kognitif yang telibat.
Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek
khusus, dan bahan-bahan multimedia menawarkn
berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan
mandiri. Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan
tidak aka alasan bagi guru untuk membuat jenis
tugas yang sama dari hari ke hari.
3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas
tugas-tugas yang diberikan kepada siswa merupakan
suatu bahan baku penting untuk keterlibatan
berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian
tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan
untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut
sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang
menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak
akan tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan
guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas
seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang.
Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki
tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa
memandangnya sebagai sesuatu yang menantang,
namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan
menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas
tersebut atas jerih payah sendiri.
4. Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru
untuk memonitor tugas-tugas pekerjaan kelas dan
pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi
pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami
tugas mereka dan proses-proses kognitif yang
telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan
pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan
umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan
pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan
siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan
waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara
siswa yang bekerja untuk memastikan apakah mereka
memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-
siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok, maka guru hendaknya berada dalam
kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan
berkeliling di antara siswa yang bekerja secara
mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan
waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang
dibuat siswa dan mengembalikan kepda mereka
dengan umpan balik.
117. Metode Ceramah 1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai
metode kuliah, dapat juga disebut metode
deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah
dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono
(1981), metode ceramah adalah cara penyampain
bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar
yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus
dalam proses belajar kurang tepat karena dapat
menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan
ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan
dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah
guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
a. Dapat menamung kelas besar dan tidap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk
mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang
diperluan lebih murah.
b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut,
ide atau konsep dapat direncanakan dengan baik.
c. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting,
sehingga waktu dan energi dapat digunakan
sehemat mungkin.
d. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal,
karena guru tidak harus menyesuaikan dengan
kecepatan belajar siswa.
e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan
alat Bantu pelajaran tidak menghambat jalanya
pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
a. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena
mereka tidak diberi kesempatan untuk menemukan
sendiri konsep yang diajarkan.
b. Siswa menjadi pasih hanay aktif membuat catatan
saja.
c. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat
berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan
yang diajarkan.
d. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah
lebih cepat terlupakan.
e. Ceramah menyebabkan system belajar siswa
menjadi “belajar menghafal” dan tidak mengacu
pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan
didominasi oleh guru, siswa juga berperan dalam
metode ceramah yaitu;
a. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan
guru.
b. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik
keterangan guru.
c. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada
interpertasi yang benar.
d. Mengadakan pencatatan yang diperlukan
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, peran utama adalah
gru. Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan
komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi
seluruh kegiatan belajra mengajar. Berhasil
tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar
pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru.
a. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada
siswa.
b. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran
tersebut.
c. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru
tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan
Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode
pengajaran yang paling lama digunakan, namun
apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam
lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering
digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan
pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini
bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus
terlebih dahulu membangkitkan minat,
memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,
melibatkan siswa selama penceramahan, dan
menekankan kembali apa yang telah disajikan.
Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan
hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik:
Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi,
kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik
perhatian siswa terhadap apa yang akan anda
ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya
akan menjadikan sajian dalam ceramah
pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada
siswa (sekalipun mereka baru sedikit
memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)
agau mereka termotivasi untuk mendengarkan
ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali
poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-
kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul
verbal atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata
tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika
memungkinkan, buatlah perbandingan antara
materi dengan pengetahuan dan pengalaman
yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat,
transparansi, buku pegangan dan peragan yang
memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa
yang guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah
secara berkala dan tantanglah siswa untuk
memberikan contoh tentang konsep-konsep yang
telah disajikan selama ini atau untuk
menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan
materi selingilah dengan kegiatan yang
memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau
pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa
berdasarkan informasi yang disampaikan
selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk
meninjau tes dari penyampaian pelajaran
kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes
penilaian diri.
118. Metode Pembelajaran Kooperatif
Model GI (Group Investigation)
Model ini merupakan suatu model yang sangat
terstruktur dengan enam tahapan pelaksanaan
khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam
setiap tahapan mulai dari pemilihan topik hingga
evaluasi belajar siswa.
Tahap 1. Indentifikasi topik dan mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok.
1. Para siswa memeriksa sumber belajar,
mengusulkan topik dan mengkategorikan saran-
saran.
2. Para siswa bergabung ke dalam kelompok
mempelajari topik pilihan mereka.
3. Komposisi membantu didasarkan kepada minat dan
heterogen.
4. Guru membantu dan mengumpulkan informasi dan
memudahkan organisasi.
Tahap 2. Merencanakan tugas belajar
Para siswa menyusun rencana bersama.
Tahap 3. Melakukan penyelidikan
1. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis
data dan mengambil kesimpulan.
2. Setiap anggota kelompok berkintribusi terhadap
upaya kelompok.
3. Para siswa saling bertukar gagasan, berdiskusi,
dan melakukan klarifikasi.
Tahap 4. Mempersiapkan laporan akhir
a. Setiap anggota menentukan pesan pokok dan
proyek mereka.
b. Setiap anggota kelompok merencanakan apa
yang akan mereka laporkan.
c. Perwakilan kelompok membentuk bagian
pengendali untuk mengkoordinasikan rencana
penyajian.
Tahap 5. Menyajikan laporan akhir
1. Presentasi dibuat dalam bentuk yang bervasiasi.
2. Pendengar menilai kejelasan penyajian
berdasarkan kriteria yang ditentukan sebelumnya
oleh keseluruhan anggota kelas.
Tahap 6. Evaluasi
1. Para siswa berbagi umpan balik tentang topik,
pekerjaan yang telah dilakukan, dan pengalaman
afektifnya.
2. Guru dan siswa bekerjasama menilai belajar
siswa.
3. Penilaian belajar hendaknya menilai kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
119. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Siswa bekerja dalam kelomok empat atau lima
orang. Setiap angota tim membaca pasal yang
berlainan. Selanjutnya para siswa didalam kelompok
ahli tersebut kembali lagi ke timnya semula dan
bergantian mengerjakan apa yang sudah dipelajarinya
kepada anggota tim lain.
Akhirnya, para siswa mengikuti kuis yang
mencakup seluruh pasal, dan skor kuis menjadi skor
tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke timnya
didasarkan pada peningkatan individual, dan siswa-
siswa yang berada di tim dengan skor tertinggi
berhak mendapat sertifikat atau penghargaan lain.
Jadi para siswa dimotivasi untuk mempelajari bahan
sebaik mungkin dan bekerja keras di dalam kelompok
ahli sehingga dapat membantu anggota kelompok
lainnya.
120. Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together
Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan
empat sampai lima orang per tim dan heterogen
kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu
keompok untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok,
berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain dengan
jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain
sebelum bertanya kepada guru, dan si guru memberikan
penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja
kelompok.
121. Metode Pembelajaran Kooperatif
Model STAD (Student Teams Achievement
Division)
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
mode STAD sebagai berikut:
1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok
terdiri dari tiga sampai dengan lima orang.
Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen
meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal
matematika, motivasi belajar, jenis kelamin,
atupun latar belakang etnis yang berbeda.
2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi
guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan
masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan
peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan
mendorong rasa ingin tahu siswa.
3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi
tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan
tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling
bergantian menanyakan kepada temannya yang lain
atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau
apa saja untuk menguasai materi pelajaran
tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk
mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk
mempelajari konsepnya. Anggota kelompok
diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai
mempelajari materi sampai semua anggota kelompok
memahami materi pelajaran tersebut.
4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman
sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama
lain. Tes individual ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaaan siswa terhadap
suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal
yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan
konsep yang dimiliki sebelumnya.
5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan
dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan
diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa
mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin
ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor
kelompok.
6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada
kelompok yang terbaik prestasinya atau yang telah
memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini
dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.
Gagasan utama dibalik model STAD adalah
untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh
guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok
mereka memperoleh penghargaan, mereka harus
membantu teman sekelompoknya mempelajari materi
yang diberikan. Mereka harus mendorong teman
meraka untuk melakukan yang terbaik dan
menyatakan suatu norma bahwa belajar itu
merupakan suatu yang penting, berharga dan
menyenangkan.
122. Metode Pembelajaran Kooperatif
Model Team Assisted Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan
insentif motivasional dari penghargaan kelompok
dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima
orang secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan
unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si
A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para
siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur,
mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan
lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai
keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling
bertukar lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan
temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau
melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota
tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya
telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab
individual dan penghargaan kelompok ada di dalam
metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit
yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan
memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya
kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah
final tes yang berhasil dilampaui.
123. Metode Pembelajaran Kooperatif
Model TAPPS (Thinking Aloud Pair Problem
Solving)
Sehubungan dengan model-model pembelajaran di
atas Felder (1994: 5) menambahkan suatu model
pembelajaran kooperatif yaitu TAPPS (Thinking Aloud Pair
Problem Solving). Dalam model ini siswa mengerjakan
permasalahan yang mereka jumpai secara berpasangan,
dengan satu anggota pasangan berfungsi sebagai
pemecah permasalahan dan yang lainnya sebagai
pendengar. Pemecah permasalahan mengucapkan semua
pemikiran dan mereka saat mereka mencari sebuah
solusi, pendengar mendorong rekan mereka untuk tetap
untuk berbicara dan menawarkan anggapan umum atau
petunjuk jika bagian pemecah masalah tertekan.
Berdasarkan model pembelajaran tersebut Felder
(1994: 6-8) memberikan saran dalam membentuk
kelompok pembelajaran kooperatif sebagai beikut:
1. Berikan tugas kelompok yang terdiri dari tiga
sampai empat siswa
Saat siswa bekerja terpisah, salah satu
diantarannya lebih mendominasi dan biasanya
bukanlah mekanisme yang baik untuk memecahkan
perdebatan, dan dalam tim yang berisi lima orang
atau lebih akan menjadi sulit untuk
mempertahankan keterlibatan setiap orang dalam
proses. Kumpulkan satu tugas per kelompok.
2. Usahakan membentuk kelompok yang kemampuannya
heterogen
Hambatan akan dijumpai jika satu kelompok memiliki
anggota yang semuannya lemah akan tampak nyata
tetapi dengan mengumpulkan satu kelompok yang
memiliki anggota dengan kemapuan kuat juga tidak
disarankan.
3. Hindari kelompok dimana siswa perempuan dan siswa
minoritas yang banyak jumlahnya.
Studi-studi telah memperlihatkan bahwa gagasan
siswa perempuan dan kontribusinya seringkali
dikurangi atau dipotong dalam tim yang memiliki
kelompok berjenis kelamin campuran, dan para
siswa perempuan akhirnya mengambil peran pasif
dalam interaksi kelompok.
4. Jika sangat memungkinkan, memilih kelompok
sendiri
Dalam membentuk kelompok, siswa menentuknan sendiri
anggota kelompoknya.
5. Memberikan tugas regu dengan masing-masing tugas
yang berputar.
Dalam kelompok menghendaki perputaran tugas. Tugas-
tugas dalam kelompok yaitu: (1) koordinator
(mengorganisir tugas ke dalam sub tugas,
mengalokasikan tanggungjawab, mempertahankan
kelompok tetap berorientasi pada tugas), (2)
pemeriksa (memonitor kedua solusi dan pemahaman
tiap-tiap anggota regu di antara mereka), (3)
perekam (melihat kemungkinan konsensus, menulis
solusi kelompok yang lahir), dan (4) skeptis
(menyarankan berbagai kemungkinan alternativ,
menghindari kelompok melompat pada kesimpulan
terlalu awal).
6. Mempertimbangkan hal positif yang saling
bergantung
Semua anggota regu perlu merasakan bahwa mereka
mempunyai peran unik untuk berperan serta di
salah kelompok dan tugas hanya dapat diselesaikan
dengan baik jika semua anggota melakukan tugas
mereka.
7. Mempertimbangkan tanggungjawab individu
Cara terbaik untuk mencapai tujuan adalah dengan
memberikan tes individu, selain itu dalam
peSeptemberlihan anggota regu perlu menjajikan
atau mejelaskan hasil regu itu.
8. Membuat kelompok secara teratur menilai prestasi
mereka
Pada awal tugas, siswa perlu mendiskusikan apa yang
sebaiknya dikerjakan, kesulitan apa yang muncul,
dan apa yang tiap-tiap angggota dapat lakukan
untuk membuat semua hal bekerja lebih baik.
9. Menawarkan gagasan agar kelompok berfungsi
efektif
Suatu pendekatan untuk menyiapkan siswa dengan
beberapa unsur-unsur arahan yang akan
menghasilkan suatu pernghargaan dari apa
sebenarnya kerja kelompok dan untuk membantu
pengembangan dari keterampilan hubungan antar
pribadi yang menopang di dalam pembentukan regu
dan prestasi.
10. Menyediakan bantuan regu yang meliki
kesukaran dalam bekerja sama.
Kelompok yang mempunyai permasalahan harus
dipertemukan dengan pengajar untuk mendiskusikan
kemungkinan pemecahan masalah.
11. Jangan membentuk kembali kelompok yang sudah
pernah terbentuk
Tujuan bekerjasama yang utama akan membantu para
siswa memperluas daftar literatur pendekatan
pemecahan masalah mereka, dan tujuan kedua akan
membantu mereka mengembangkan keterampilan
kepemimpinan kolaboratif, pengambilan keputusan
dan tujuan lainnya. Ini hanya dapat dicapai jika
para siswa mempunyai cukup waktu untuk
mengembangkan suatu dinamika kelompok, persaingan
dan menanggulangi berbagai kesulitan dalam
bekerja bersama-sama.
124. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan
kawan-kawannya dari Universitas Maryland dan mampu
mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi
perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas
secara keseluruhan. Metode Think-Pair-Share memberikan
kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta
saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang
guru baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek
atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas.
Selanjutnya, guru meminta kepada para siswa untuk
menyadari secara lebih serius mengenai apa yang
telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah
dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share
daripada metode Tanya jawab untuk kelompok secara
keseluruhan (whole-group question and answer). Lyman dan
kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan
pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran
dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir
sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya
guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan.
Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan
jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah
diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu
soal khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru
mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan.
3. Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini
guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara
keseluruhan mengenai apa yang telah mereka
bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif
jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang
satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat
atau separo dari pasangan-pasangan tersebut
memperoleh kesempatan untuk melapor.
Model ini dirancang untuk menggabungkan
insentif motivasional dari penghargaan kelompok
dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima
orang secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan
unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si
A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para
siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur,
mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan
lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai
keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling
bertukar lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan
temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau
melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota
tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya
telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab
individual dan penghargaan kelompok ada di dalam
Think Pair Share ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit
yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan
memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya
kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah
final tes yang berhasil dilampau
125. Metode Belajar Aktif Model
Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan
Jawaban
1. Uraian Singkat
Ini merupakan strategi pembentukan tim untuk
melibatkan siswa dalam peninjauan kembali materi
pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir
pelajaran.
2. Prosedur
a. Berikan dua kartu indeks kepada masing-masing
siswa.
b. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapi kalimat
berikut ini.
- Kartu 1 : Saya measih memiliki pertanyaan
tentang __________.
- Kartu 2 : Saya bisa menjawab pertanyaan
tentang __________.
1. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkan tiap
kelompok untuk memilih “pertanyaan paling relevan
untuk diajukan” dan pertanyaan paling menarik
untuk dijawab” dari kartu anggota kelompok
mereka.
2. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan
“pertanyaan untuk diajukan” yang ia pilih.
Pastikan apakah ada siswa yang dapat menjawab
pertanyaan itu. Jika tidak, guru harus
menjawabnya.
5. Pentahkan tiap kelompok untuk melaporkan
“pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.
Perintahkan anggota sub-sub kelompok ntuk
berbagai jawaban dengan siswa yang lain.
7. Variasi
a. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu
pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub
kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk
memilih satu atau beberapa pertanyaan yang
dapat mereka jawab.
c. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban
dan bagikan kepadasub-sub kelompok untuk
memilih satu ata beberapa jawaban yang menurut
mereka membantu dalam meninjau kembali apa yang
telah mereka pelajari.
126. Metode Belajar Aktif Model
Meninjau Kesulitan pada Materi
Pelajaran
1. Uraian Singkat
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan
TV – jawaban diberikan terlebih dahulu, dan
tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang
cocok atau benar. Format ini bisa dengan mudah
digunakan sebagai tinjauan tentang materi
pelajaran.
2. Prosedur
d. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan
tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa
kategori umum ini:
- Konsep atau gagasan
- Fakta
- Keterampilan
- Nama
b. Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya.
Sebagai contoh, anggur berwarna ini biasanya
dihidangkan dalai temperature ruangan” bias
dicocokan dengan pertanyaan “Minuman rouge itu
apa sih? Kita tidak perlu memiliki jumlah
pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap
kategori,namun kita harus menyusun petanyaan
dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus
meningkat.
3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali
pada selembar kertas besar dan tebal. Umumkan
kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap
kategori. Berikut adalah apana permaina sampel.
Bulan Warna
Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam
orang siswa dan sediakan kartu penjawab untuk
tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok
dengan beragam tingkat keterampilan atau
pengetahuan.
5. Pentahkan im untuk memilih kapten dan
pencatat nilai tim.
- Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah
satunya yang bisa mengacungkan kartu penjawab
dan memberikan jawabanya. Kapten tim harus
merundingan dengan tim sebelum memberikan
jawaban.
- Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan
dan mengurangi nilai untuk tim mereka.
Catatan: Sebagai moderator permainan, anda
bertanggung jawab mencermati pertanyaan mana saja
yang telah diajukan. Ketia tiap pertanyaan
diajukan, beri tanda silang pada papan permainan.
Berikan tanda centang pada pertanyaan yangsulit
dijawab oleh siswa. Anda bisa kembli kepada
pertanyaan ini bila permainan selesai.
Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.
- Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama
mendapatan kesempatan untuk menjawab.
- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk
pertanyaan.
- Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka
untuk kategorinya akan diberikan. Jika
jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor
tim dikurangi, dan tim lain berkesemapatan
untuk menjawab.
- Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar
akan menguasai papan permainan.
6. Variasi
a. Sebagai alternative dari penggunaan kapten
tim, perintahkan tiap anggota tim untuk
mengambil giliran memainkan permainan tinjauan
ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi dengan
anggota tim sebelum menjawab.
b. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan
permainan.
127. Metode Belajar Aktif Model
Tinjauan Ala Permainan Bingo
1. Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali
akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari
selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini
menggunakan format permainan Bingo.
2. Prosedur
e. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang
materi pelajaran anda yang bisa dijawab dengan
istilah baku yang digunakan dalam mata
pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh
istilahnya.
- Angka penyebut yang paling sedikit
- Hieroglifik
- Inflasi
- Otokrasi
- Database
- Hokum humurabi
- Byte
- Garis lintang
- Impresionisme
- Alegori
- Fotosintesa
- Bilangan urutan
- Skozofrenia
- Klausa pengadaian
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai
alternative dari istilah. Berikut adalah
beberapa contohnya:
- Freud
- Caesar
- Blake
- Roosevelt
- Marco Polo
- Joan of Arc
- Dewey
- Pasteur
- Van Gogh
- Curie
- Chaucer
- Rusself
- Alley
f. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan.
Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-N-G-O……
kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti
mirip betul dengan kartu Bingo biasa, dengan
nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x
5 (celah tengah “Kosong.”)
g. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang
terkait. Jika seorang siswa memiliki angkanya dan
dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,
maka dia dapat mengisi celah tersebut.
h. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar
dalam sebuah deretan (baik vertical, horizontal
maupun diagonal), siswa tersebut boleh
meneriakkan “Bingo”. Permainan dapat diteruskan
hingga ke 25 celah tersebut terisi.
3. Variasi
c. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal
sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan Bingo.
d. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang
sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama (plus
sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah
pertanyaan dibacakan, jika siswa yakinbahwa salah
satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan
pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor
pertanyaanya di sampingnya.
128. Pengajaran Terarah
1. Uraian Singkat
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau
beberapa pertanyaan untuk melacak pengetahuan
siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan
mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi
sejumlah kategori.metode pengajaran terarah
merupakan selingan yang mengasyikan di sela-sela
cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan guru
untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan
dipahami oleh siswa sebelu memaparkan apa yang
guru ajarkan. Metode ini sangat berguna dalam
mengajarkan konsep-konsep abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian
pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa dan
pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan
pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan
jawaban, semisal “Bagaimana kamu menjelaskan
seberapa cerdanya seseorang?”
b. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa
dalam pasangan atau kelompok untuk membahas
jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat
masing-masing dan catatlah pendapat mereka.
Jika memungkinkan, seleksi jawaban mereka
menjadi beberapa kategori terpisah yang terkait
dengan kategori atau konsep yang berbeda
semisal “kemampuan membuat mesin” pada kategori
kecerdasan kinestetika-tubuh.
d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin
anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk
menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan
poin-poin ini. Catatlah gagasan yang memberi
informasi tambahan bagi poin pembelajaran.
3. Variasi
a. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi
daftar yang terpisah. Sebagai gantinya, buatlah
satu daftar panjang dan perintahkan mereka
untuk mengkategorikan gagasan mereka terlebih
dahulu sebelum guru membandingkannya dengan
konsep yang ada di pikiran anda.
c. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori
yang sudah ada di benak guru. Cermati
bagaimana siswa dan guru secara bersama-
sama bisa memilah-milah gagasan mereka
menjadi kategori yang berguna.
129. Metode Ceramah 1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai
metode kuliah, dapat juga disebut metode
deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah
dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono
(1981), metode ceramah adalah cara penyampaian
bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar
yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus
dalam proses belajar kurang tepat karena dapat
menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan
ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan
dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah
guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
f. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk
mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang
diperlukan lebih murah.
g. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut,
ide atau konsep dapat direncanakan dengan baik.
h. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting,
sehingga waktu dan energi dapat digunakan
sehemat mungkin.
i. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal,
karena guru tidak harus menyesuaikan dengan
kecepatan belajar siswa.
j. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan
alat bantu pelajaran tidak menghambat jalanya
pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
f. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena
mereka tidak diberi kesempatan untuk menemukan
sendiri konsep yang diajarkan.
g. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan
saja.
h. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat
berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan
yang diajarkan.
i. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah
lebih cepat terlupakan.
j. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa
menjadi “belajar menghafal” dan tidak mengacu
pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan
didominasi oleh guru, siswa juga berperan dalam
metode ceramah yaitu;
e. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan
guru.
f. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik
keterangan guru.
g. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada
interpertasi yang benar.
h. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah
garu. Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan
komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi
seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil
tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar
pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru.
d. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada
siswa.
e. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran
tersebut.
f. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru
tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan
Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode
pengajaran yang paling lama digunakan, namun
apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam
lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering
digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan
pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini
bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus
terlebih dahulu membangkitkan minat,
memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,
melibatkan siswa selama penceramahan, dan
menekankan kembali apa yang telah disajikan.
Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan
hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik:
Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi,
kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik
perhatian siswa terhadap apa yang akan anda
ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya
akan menjadikan sajian dalam ceramah
pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada
siswa (sekalipun mereka baru sedikit
memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)
atau mereka termotivasi untuk mendengarkan
ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali
poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-
kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul
verbal atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata
tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika
memungkinkan, buatlah perbandingan antara
materi dengan pengetahuan dan pengalaman
yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat,
transparansi, buku pegangan dan peragan yang
memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa
yang guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah
secara berkala dan tantanglah siswa untuk
memberikan contoh tentang konsep-konsep yang
telah disajikan selama ini atau untuk
menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan
materi selingilah dengan kegiatan yang
memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau
pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa
berdasarkan informasi yang disampaikan
selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk
meninjau tes dari penyampaian pelajaran
kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes
penilaian diri.
130. Pengajaran Autentik
Pengajran autentik yaitu pendekatan pengajaran
yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks
bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir
dan pemecahan masalah yang penting dalam konteks
kehidupan nyata. Siswa sering kali mengalami
kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang telah
mereka dapatkan di sekolah ke dalam kehidupan nyata
sehari-hari karena keterampilan-keterampilan itu
lebih diajarkan dalam konteks (situasi yang ada
hubungannya dengan) sekolah ketimbang konteks
kehidupan nyata.
Tugas-tugas sekolah sering lemah dalam konteks
(tidak autentik), sehingga tidak bermakna bagi
kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat
menghubungkan tugas-tugas ini denga apa yang telah
mereka ketahui. Guru dapat membantu siswa untuk
belajar memecahkan masalah dengan memberi tugas-
tugas yang memiliki konteks kehidupan nyata dan kaya
dengan kandungan akademik serta keterampilan yang
terdapat dalam konteks kehidupan nyata. Untuk
memecahkan masalah-masalah tersebut, siswa harus
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi
kemungkinan pemecahannya, memilih suatu pemecahan,
melaksanakan pemecahana atas masalah mereka. Dengan
begitu, siswa akan belajar menerapkan keterampilan
akademik seperti pengumpulan informasi, menghitung,
menulis dan berbicara di dalam konteks kehidupan
nyata.
131. Kerja KelompokTeknik ini sebagai salah satu strategi belajar
mengajar. Ialah suatu cara mengajar, dimana siswa di
dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa,
mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah,
atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha
mencapai tujuan pengajaran yang ditentukan pula oleh
guru.
Robert L. Cilstrap dan William R Marti,
memberikan pengertian kerja kelompok sebagai
kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah
kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar.
Keberhasilan kerja kelompok untuk mengajar mempunyai
tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman
yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Adapun pengelompokkan itu biasanya didasarkan pada:
1. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi
jumlahnya.
Agar penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif,
maka siswa perlu dijadikan kelomok-kelompok
kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus
menggunakan alat-alat itu tidak mungkin. Dengan
pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan
alat-alat yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa
saling menunggu gilirannya.
2. Kemampuan belajar siswa
Di dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak
sama. Siswa yang pandai di dalam bahasa Inggris,
belum tentu sama pandainya dalam pelajaran
sejarah. Dengan adanya perbedaan kemampuan
belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut
kemampuan belajar masing-masing, agar setiap
siswa dapat belajar sesuai kemampunnya.
3. Minat Khusus
Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu
dikembangkan: hal mana yang satu pasti bereda
dengan yang lain. Tetapi tidak menutup
kemungkinan ada anak yang minat khususnya sama,
sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar
mereka dapat dibina dan mengembangkan bersama
minat khusus tersebut.
4. Memperbesar partisipasi siswa.
Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa
terlalu besar, dan kita tahu bahwa jumlah jam
pelajaran adalah sangat terbatas, sehingga dalam
jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar
sekali untuk guru akan mengikutsertakan setiap
murid dalam kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa
yang ditunjuk guru akan aktif, yang tidak disuruh
akan tetap pasif saja. Karena itulah bila
berkelompok, dan diberikan tugas yang sama pada
masing-masing kelompok, maka banyak kemungkinan
setiap siswa ikut serta melaksanakan dan
memecahkannya.
5. Pembagian tugas atau pekerjaan.
Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah
yang meliputi berbagai persoalan, maka perlu
tugas membahas masing-masing persoalan pada
kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang
akan dibahas. Dengan demikian masing-masing
kelompok harus membahas tugas yang diberikan.
Itu.
6. Kerja sama yang efektif.
Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, menyeimbangkan
pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan
bersama, sehingga mencapai suatu tujuan bersama
pula.
Apakah keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok
itu? Keuntungannya ialah:
i. Dapat memberikan kesempatan pada para
siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau
masalah.
ii. Dapat memberikan kesempatan pada para
siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau
masalah.
iii. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan
dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
iv. Dapat memungkinkan guru untuk lebih
memperhatikan siswa sebagai individu serta
kebutuhannya belajar.
v. Para siswa lebih aktif tergabung dalam
pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif
berpartisipasi dalam diskusi.
vi. Dapat memberi kesempatan kepada para
siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan
menghormati pribadi temannya, menghargai
pendapat orang lain, hal mana mereka telah
saling membantu kelompok dalam usahanya
mencapai tujuan bersama.
Tetapi ini tidak ditunjang oleh penelitian yang
khusus.
vii. Kerja kelompok sering-sering hanya
melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka
cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang
kurang.
viii. Strategi ini kadang-kadang menuntut
pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan
gaya mengajar yang berbeda pula.
ix. Keberhasilan strategi kelompok ini
tergantung kepada kemampuan siswa memimpin
kekompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan
ialah:
a. Keja kelompok berjangka pendek.
Bentuk ini dapat disebutu pula “rapat kilat”
karena hanya mengambil waktu ± 15 menit, yang
mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan
khusus yang terdapat pada sesuatu masalah.
Umpamanya: Ketika instruktur menjelaskan
sesuatu pelajaran terdapat suatu masalah yang
perlu didiskusikan. Guru dapat menunjuk
beberapa siswa, atau membagi kelas menjadi
beberapa kelompok untuk membahas masalah itu
dalam waktu yang singkat.
b. Kerja Kelompok berjangka panjang.
Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang,
misalnya memakan waktu 2 hari, satu minggu atau
mungkin tiga bulan, tergantung pada luas dan
banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa.
Apabila siswa telah menyelesaikan tugasnya di
dalam suatu kelompok, ia boleh memilih membantu
kelompok lain sesuai dengan minat mereka.
Kerja kelompok berjangka panjang dapat
dilaksanakan dengan tujuan:
b.1. Membahas masalah yang benar-benar ada
di dalam masyarakat, umpamanya: masalah
koperasi, lingkungan sehat, pembuangan
sampah dan lain sebagainya. Masalah itu
dibahas agar siswa mengetahui, memahami dan
dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada di
dalam masyarakat tersebut.
b.2. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat. Misalnya: penerangan tentang
makanan sehat, penggunaan metode mengajar
yang lebih efisien, menggalakkan KB dan
sebagainya. Jadi dengan kerja kelompok di
sini siswa dapat menerapkan teori yang
dipelajari di sekolah ke dalam praktek
hidup sehari-hari, di samping dapat
menyumbangkan pemikirannya/ide-ide serta
tenagannya bagi masyarakat sekitarnya.
b.3. Dengan melaksanakan kerja kelompok
kerja kelompok memberi pengalaman kepada
siswa untuk mengenal kepemimpinan/leadership,
seperti membuat rencana sebelum melakukan
sesuatu pekerjaan, membagi pekerjaan,
memecahkan masalah/menyelesaikan tugas
dengan bekerja bersama.
b.4. Dengan bekerja sama itu siswa dapat
mengumpulkan bahan-bahan informasi atau
data lebih banyak tentang berbagai jenis
aspek suatu masalah di dalam waktu relatif
singkat.
c. Kerja Kelompok Campuran
Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok
yang disesuaikan dengan kemampuan belajar
siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi
kesempatan untuk bekerja sessuai dengan
kemampuan masing-masing sehingga kelompok yang
pintar dapat selesai terlebih dahulu tidak usah
menunggu kelompok yang lain. Kelompok siswa
yang agak lamban, diizinkan menyelesaikan
tugasnya dalam waktu yang sesuai dengan
kemampuannya.agar kerja kelompok campuran itu
mencapai sasaran, guru perlu memperhatikan hal-
hal ialah harus menyediakan tugas atau kegiatan
belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar
setiap kelompok, kemudian setiap tugas harus
disusun sedemikian rupa sehingga setiap
kelompok dapat mengerjakan sendiri tanpa
bantuan orang lain atau guru. Akhirnya guru
harus memberi petunjuk yang jelas, sehingga
siswa tahu apa yang harus dilakukan, dan apa
yang diharapkan dari mereka masing-masing.
Supaya kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka
harus melalui langkah-langkah sebagai berikut:
x. Menjelaskan tugas kepada siswa.
xi. Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok
itu.
xii. Membagi kelas menjadi beberapa
kelompok.
xiii. Setiap kelompok menunjuk seorang
pencatat yang akan membuat laporan tentang
kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut.
xiv. Guru berkeliling selama kerja kelompok
itu berlangsung, bila perlu memberi
saran/pertanyaan.
xv. Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan
menerima hasil kerja kelompok.
132. Metode Ceramah 1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai
metode kuliah, dapat juga disebut metode
deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah
dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono
(1981), metode ceramah adalah cara penyampaian
bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar
yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus
dalam proses belajar kurang tepat karena dapat
menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan
ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan
dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah
guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
k. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk
mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang
diperlukan lebih murah.
l. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut,
ide atau konsep dapat direncanakan dengan baik.
m. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting,
sehingga waktu dan energi dapat digunakan
sehemat mungkin.
n. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal,
karena guru tidak harus menyesuaikan dengan
kecepatan belajar siswa.
o. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan
alat bantu pelajaran tidak menghambat jalanya
pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
k. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena
mereka tidak diberi kesempatan untuk menemukan
sendiri konsep yang diajarkan.
l. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan
saja.
m. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat
berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan
yang diajarkan.
n. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah
lebih cepat terlupakan.
o. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa
menjadi “belajar menghafal” dan tidak mengacu
pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan
didominasi oleh guru, siswa juga berperan dalam
metode ceramah yaitu;
i. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan
guru.
j. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik
keterangan guru.
k. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada
interpertasi yang benar.
l. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah
garu. Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan
komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi
seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil
tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar
pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru.
g. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada
siswa.
h. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran
tersebut.
i. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru
tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan
Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode
pengajaran yang paling lama digunakan, namun
apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam
lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering
digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan
pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini
bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus
terlebih dahulu membangkitkan minat,
memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,
melibatkan siswa selama penceramahan, dan
menekankan kembali apa yang telah disajikan.
Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan
hal itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik:
Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi,
kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik
perhatian siswa terhadap apa yang akan anda
ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya
akan menjadikan sajian dalam ceramah
pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada
siswa (sekalipun mereka baru sedikit
memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)
atau mereka termotivasi untuk mendengarkan
ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali
poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-
kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul
verbal atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata
tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika
memungkinkan, buatlah perbandingan antara
materi dengan pengetahuan dan pengalaman
yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat,
transparansi, buku pegangan dan peragan yang
memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa
yang guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah
secara berkala dan tantanglah siswa untuk
memberikan contoh tentang konsep-konsep yang
telah disajikan selama ini atau untuk
menjawab pertanyaan kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan
materi selingilah dengan kegiatan yang
memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau
pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa
berdasarkan informasi yang disampaikan
selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk
meninjau tes dari penyampaian pelajaran
kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes
penilaian diri.
133. Sumbang Saran (Brain-Storming)
Brain Storming adalah suatu teknik atau cara
mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.
Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh
guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan
pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah
tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat
diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak
ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat
singkat.
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk
menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam
menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas
tersebut.
Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah
memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran
siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak
boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu
benar/salah, juga tidak perlu komentar atau
evaluasi.
Murid bertugas menanggapi masalah dengan
mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau
mengemukakan masalah batu, mereka belajar dan
melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan
kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu
dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut
berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan
pendapatnya.
Teknik brain storming digunakan karena memiliki
banyak keunggulan sepeti:
1. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan
pendapat.
2. Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh
guru.
3. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima
pelajaran.
4. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari
temannya yang pandai atau dari guru.
5. Terjadi persaingan yang sehat.
6. Anak merasa bebas dan gembira.
7. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Dan yang perlu diatasi ialah:
1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa
untuk berpikir dengan baik.
2. Anak yang kurang selalu ketinggalan.
3. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh
anak yang pandai saja.
4. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah
merumuskan kesimpulan.
5. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu
betul/salah.
6. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
134. Model JigsawMetode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan
kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian
diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui
metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang
anggotanya terdiri dari atau enam siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Bahan akademik
disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap
siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu
bagian dari bahan akademik tersebut. Pada anggota
dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung
jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang
sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu
mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa
semacam itu desebut “kelompok pakar” (expert group).
Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam
kelompok pakar kembali ke kelompoknya semula (home
teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi
yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah
diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”,
para siswa dievaluasi secara individual mengenai
bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw
versi Slavin. Individu atau tim yang memperoleh skor
tinggi diberi penghargaan oleh guru.
135. Model Learning Together
Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan
empat sampai lima orang per tim dan heterogen
kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu
keompok untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok,
berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain dengan
jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain
sebelum bertanya kepada guru, dan si guru memberikan
penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja
kelompok.
136. Model Numbered Head Together
Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (1993)
dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi
pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan
langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan
struktur 4 langkah sebagai berikut:
1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para
siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka
nomor sehingga tiap siswa daslam tim tersebut
memiliki nomor yang berbeda.
2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru
mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa.
Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh
pertanyaan yang bersifat spesifik adalah “Di mana
letak kerajaan Tarumanegara?”, sedangkan contoh
pertanyaan yang bersifat umum adalah “Mengapa
Diponegoro memberontak kepada pemerintah
Belanda?”.
3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa
berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut
satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
137. Pemberian Balikan
Dengan mengutip beberapa pandangan,
Panjaitan (1993: 23) mengemukakan tentang
pengertian pemberian balikan sebagai berikut:
a. Pemberian balikan adalah pemberian informasi
kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam
mengerjakan tes atau latihan (‘Cardelle dan
Corno, 1985: 162-173).
b. Pemberian balikan adalah pemberian informasi
kepada peserta didik sampai sejauh mana ia
telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan (Dawdan Gage, 1967: 181-188).
c. Pemberian balikan adalah pemberian informasi
kepada siswa seberapa jauh ia talah memahami
isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan
yang diberikan guru kepadanya (Kulik dan Kulik,
1988: 79-97).
d. Pemberian balikan adalah suatu komunikasi
antara guru dan siswa dalam hal memudahkan
siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses
pembelajaran (Measn, dkk, 1978: 373-387).
e. Pemberian balikan adalah pemberian informasi
kepada siswa tentang pemahamannya dalam
mengerjakan tes atau latihan setelah
menyelesaikan suatu topik atau satu sub pokok
bahasan yang diberikan guru setelah selang
waktu tertentu (Rochim dan Thomson, 1985: 368-
372).
f. Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk
memudahkan siswa belajar, yaitu memberi
informsi kepada siswa tentang hasil kerjanya
dalam mengerjakan tes atau latihan (Anderson
dan Faust, 1973: 271-295).
g. Pemberian balikan adalah merupakan interaksi
antara guru dan siswa yang digunakan sebagai
korekasi terhadap jawaban siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan agar siswa tahu
apakah jawabannya dalam mengerjakan tes atau
latihan menjawab soal-soal itu benar atau salah
(Hill, 1980).
h. Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan
pemberian balikan siswa akan mengetahui
kesalahan/kekurangan dan penilain serta
komentar yang diberikan oleh guru tentang
tampilannya dalam mengerjakan tes atau latihan
dengan maksud agar memudahkan siswa dalam
memperbaikinya.
i. Pemberian balikan adalah informasi yang
diberikan kepada siswa setalah ia memberikan
respon atas tes atau latihan yang diberikan
guru setelah melakukan proses pembelajaran
sesuai denga program yang dirancang oleh guru
(Skodmore, dkk. 1979: 89).
Berdasarkan makna pengertian pemberian
balikan dalam pembelajaran, secara teoritis
seperti yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Pemberian balikan adalah informsi atau
pemberitahuan guru kepada siswa baik secara lisan
atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban
siswa dari hasil dalam mengerjakan tes atau
latihan setelah selesai mengikuti program
pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dengan
tujuan agar siswa terangsang atau termotivasi
untuk berusaha merespon mencari pembetulan.
2. Langkah Pemberian Balikan
Menurut Panjaitan (1993: 24) ada dua cara
pemberian balikan, sebagia berikut:
a. Pemberian Balikan Secara Simbol
Pemberian balikan secara simbol adalah
pemberian informasi guru kepada siswa secara
tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban
hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes atau
latihan, dengan memberikan tanda benar (B) pada
jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah
(S) pada jawaban yang salah tanpa memberikan
keterangan apapun.
Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah
pekerjaan siswa benar atau salah.
b. Pemberian Balikan Secara Ekspositorik
Pemberian balikan secara ekspositorik,
adalah pemberian informasi guru kepada siswa
secara tertulis yang dituangkan pada lembar
jawaban hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes
atau latihan, yaitu dengan memberikan tanda
benar (B) pada jawaban yang benar, dan
memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang
salah dan sekaligus memberi penjelasan
singkat/terperinci atas kesalahannya dan
petunjuk perbaikan serta buku sumber acuannya
agar siswa dapat memperbaiki kekurangannya dan
kesalahannya yang telah diperbuatnya.
Catatan yang diberikan oleh guru (pada
umumnya untuk jawaban yang salah) dapat
diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang
dapat membantu siswa memperbaiki pekerjaannya
yang salah.
Pembelajaran dengan cara memberikan
balikan baik secara simbol maupun secara
ekspositorik dari guru kepada siswa agar
memudahkan siswa untuk memperbaiki kesalahan
yang telah diperbuatnya dan diprediksi dapat
berpengaruh positif terhadap peningkatan
perolehan hasil belajar.
3. Kebijaksanaan Pemberian Balikan
Pemberian balikan dalam bentuk informasi
atau pemberitahuan dari guru kepada siswa tentang
kekurangan-kekurangannya atau tentang kesalahan-
kesalahannya terhadap hasil kerjanya dalam
menjawab tes atau latihan setelah selesai
mengikuti eksperimen dalam pembelajaran, yang
pengaruhnya dapat menimbulkan reaksi minimal tiga
kemungkinan pada diri siswa.
Kemungkinan yang timbul dalam pemberian
balikan dapat menjadikan siswa apatis, patah
semangat, atau patah hati, dan menjadi pendorong
semangat belajar. Hal demikian tergantung
kebijaksaan atau kepandaian akal budi sang guru
dalam memberikan balikan. Cara pemberi balikan
dapat bersifat positif dan dapat negative.
(Jarolimek dan Foster, 1978; Panjaitan, 1993:
27).
Pemberian balikan yang bersifat positif
dikandung maksud informasi atau pemberitahuan
terhadap kesalahan-kesalahan atau kekurangan-
kekurangan yang diperbuat oleh siswa, baik yang
lisan maupun yang tertulis pada lembar jawaban
siswa hsil pengerjaan tes atau latihan seharusnya
balikan yang bersifat membangun, harus merupakan
balikan yang bersifat konstruktif yaitu informasi
atau pemberitahuan yang disampaikan guru kepada
siswa harus mampu memberikan dorongan atau
motivasi berhasil yang dapat membangkitkan
semangat dan kerja keras dalam diri siswa untuk
lebih giat berusaha belajar memperbaiki
kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-
kesalahannya yang telah diperbuatnya. Karenanya
informasi atau pemberitahuan itu harus
dilaksanakan dengan seksama, bersifat pujian,
jelas, cermat, dan spesifik, mudah dipahami
siswa, sehingga siswa tergerak jiwanya untuk
berusaha memperbaikinya. Adapun sebaliknya
pemberian balikan yang bersifat negative adalah
balikan yang bersifat destruktif atau balikan
yang bersifat merusak yaitu informasi atau
pemberitahuan guru kepada siswa terhadap
kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya yang
disampaikan dengan nada kecaman, cemoohan,
penghinaan, lebih-lebih diikuti dengan rasa
emosional guru dengan marah-marah. Tindakan yang
demikian dapat menimbulkan:
- Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa
bodoh terhadap pelajaran yang diberikan oleh
guru.
- Rasa patah hati, patah semangat pada diri
siswa, sehingga siwa menjadi tidak mau belajar
lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan
oleh guru. Guru yang bijaksana adalah guru yang
selalu menggunakan akal budinya untuk
memberikan balikan yang bersifat konstruktif,
dan selalu menghindari pemberian balikan yang
bersifat destruktif atau balikan yang bersifat
merusak terhadap hasil pekerjaan siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan. Pemberian balikan
harus mampu mendorong siswa untuk lebih
bersemangat lagi dalam meningkatkan belajarnya.
138. Model Team Assisted
Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan
insentif motivasional dari penghargaan kelompok
dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima
orang secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan
unit-unit program ilmu penetahuan sosial sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu
tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B
mengerjakan unit 5. Para siswa mengikuti rangkaian
kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar
pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa
apakah dia telah menguasai keterampilan dan
mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling
bertukar lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan
temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau
melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota
tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya
telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab
individual dan penghargaan kelompok ada di dalam
metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit
yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan
memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya
kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah
final tes yang berhasil dilampaui.
139. Pengajaran Berbasis Tugas/ProyekPengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur
(Project-Based Learning) membutuhkan suatu pendekatan
pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar
siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan
terhadap masalah-masalah autentik termasuk
pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran,
dan melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan
ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara
mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata
(Buck Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks,
sulit, lengkap, tetapi realistis/autentik dan
kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka
dapat menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar
sedikit demi sedikit komponen-komponen suatu tugas
kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud
menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas
kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk
menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti
proyek, simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis
untuk disajikan kepada forum pendengar yang
sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya.
Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan
untuk menggambarkan pembelajaran yang terjadi di
dalam kehidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli
yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus
dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas atau sebagai
pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan
membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi
pembelajar mandiri yang efektif.
5. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang
dihadapi guru pada saat mereka menggunakan
pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah
menjaga siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja
sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan
minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan,
khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan
kelas dan pekerjaan rumah mandiri yang dapat
mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan
yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat
apa yang mereka harus kerjakan, mengapa mereka
mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang
dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu.
Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama
pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah
apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut
secar bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru
jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan
kelas atau strategi-strategi belajar yang
telibat. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-
arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat
menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa
di mana menulis nama di kertas atau bagaimana
menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-
petunjuk tentang “apa yang dilakukan” adalah
penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang
“mengapa” sesuatu harus dikerjakan dan proses-
proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum
memberikan suatu tugas, guru hendaknya
mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama
dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk
menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.
6. Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya,
keanekaragaman menambah daya tarik tugas
pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa
kemungkinan besar ttap terlibata dan mengerjakan
pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih
bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton.
Guru yang efektif mengubah panjang dan cara tugas
yang diberikan di samping hakikat tugas beljar
dan strategi-strategi kognitif yang telibat.
Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek
khusus, dan bahan-bahan multimedia menawarkn
berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan
mandiri. Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan
tidak aka alasan bagi guru untuk membuat jenis
tugas yang sama dari hari ke hari.
7. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas
tugas-tugas yang diberikan kepada siswa merupakan
suatu bahan baku penting untuk keterlibatan
berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian
tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan
untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut
sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang
menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak
akan tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan
guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas
seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang.
Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki
tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa
memandangnya sebagai sesuatu yang menantang,
namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan
menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas
tersebut atas jerih payah sendiri.
8. Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru
untuk memonitor tugas-tugas pekerjaan kelas dan
pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi
pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami
tugas mereka dan proses-proses kognitif yang
telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan
pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan
umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan
pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan
siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan
waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara
siswa yang bekerja untuk memastikan apakah mereka
memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-
siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok, maka guru hendaknya berada dalam
kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan
berkeliling di antara siswa yang bekerja secara
mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan
waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang
dibuat siswa dan mengembalikan kepda mereka
dengan umpan balik.
140. Metode Penampilan
Metode penampilan adalah berbentuk pelaksaan
praktik oleh siswa di bawah bimbingan dari dekat oleh
pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar
penjelasan atau penampilan yang diterima atau diamati
siswa.
Metode ini dipergunakan pengajar harus:
1. Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa
selama siswa berpraktik
2. Melakukan tindakan pengamatan sebelum kegaitan
praktik di mulai untuk keselamatan siswa yang
digunakan.
Metode penampilan ini tepat digunakan manakala:
1. Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
2. Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan
kerja atau magang
3. Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa
yang dipelajarinya ke dalam situasi sesungguhnya
4. Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja
5. Dapat disediakan bombing kepada siswa secara
dekat selama praktik
6. Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa
Keterbatasan penggunaan metode penampilan adalah:
1. Membutuhkan waktu panjang, karena siswa harus
mendapatkan kesempatan berpraktik sampai baik.
2. Membutuhkan fasilias dan alat khusus yang mungkin
mahal, sulit diperoleh dan dipelihara secara terus
menerus.
3. Membutuhkan pengajar yang lebih banyak, karena
setiap pengajar hanya dapat membantu sejumlah
siswa.
141. KARTU ARISANMedia : Buat kartu (10x10 cm) sejumlah siswa untuk menulis jawaban