Top Banner
1. Bertukar Tempat URAIAN SINGKAT Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar pendapat secara aktif. PROSEDUR 1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah aktivitasnya akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau beberapa sumbang saran.] 2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari hal-hal berikut ini: a. Nilai-nilai yang mereka anut b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini. c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih. f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas.
395

Metode Pembelajaran

Feb 27, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Metode Pembelajaran

1. Bertukar Tempat

URAIAN SINGKAT

Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih

mengenal. berbagi pendapat dan membahas gagasan,

nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini

merupakan cara yang luar biasa bagus untuk

meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar pendapat

secara aktif.

PROSEDUR

1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja.

[Putuskan apakah aktivitasnya akan berjalan lebih

baik dengan membatasi siswa pada satu atau beberapa

sumbang saran.]

2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan

tersebut salah satu dari hal-hal berikut ini:

a. Nilai-nilai yang mereka anut

b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan

ini.

c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan

yang anda kernukakan

d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi

yang diajarkan di kelas

e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih.

f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata

pelajaran di kelas.

Page 2: Metode Pembelajaran

3. Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan

pada baju mereka dan berkeliling di sekitar ruang

kelas untuk saling membaca catatan mereka.

4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke

kelompok masing-masing dan merundingkan pertukaran

catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus

didasarkan pada keinginan untuk memiliki nilal,

pengalaman. gagasan, pertanyaan, pendapat atau fakta

tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan bahwa

semua pertukaran harus berlangsung timbal-balik.

Perintahkan siswa, untuk melakukan pertukaran

sesering mungkin.

5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-

masing dan berbagi pengalaman tentang pertukaran apa

yang telah dia lakukan dan apa sebabnya. (Misalnya,

"Saya bertukar catatan dengan Sally, yang isinya

menjelaskan bahwa dia pemah mengunjungi Eropa Timur.

Saya sungguh ingin bepergian ke sana karena saya

memiliki leluhur dari Hungaria dan Ukraina.")

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk membentuk sub kelompok,

bukannya bertukar catatan, dan suruhlah siswa

mendiskusikan isi catatan mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menempelkan catatan

mereka di tempat terbuka (misalnya papan tulis,

whiteboard. dsb) dan diskusikan persamaan dan

perbedaannya.

Page 3: Metode Pembelajaran

2. Siapa Saja yang Ada di Kelas?

URAIAN SINGKAT

Akivitas pembuka yang terkenal ini merupakan

perburuan atau pencarian teman sekelas, bukannya

pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam

sejumlah cara dan untuk ukuran kelas apapun. Cara

ini membantu terbentuknya semangat tim dan

memungkinkan adanya gerakan flslk semenjak awal

pelajaran.

PROSEDUR

1. Susunlah 6 hingga 10 pernyataan deskriptif untuk

melengkapi frase: Carilah seseorang yang .

Sertakan pernyataan yang mengidentifikasi informasi

pribadi dan/atau isi kelas. Gunakan sebagian dari

penggalan kalimat awal Ini:

Carilah seseorang yang....

menyukai _____

mengetahui apa itu _____

menganggap bahwa _____

mahir dalam hal telah_____

termotivasi oleh _____

percaya bahwa _____

belakangan ini telah membaca buku

tentang_____

Page 4: Metode Pembelajaran

berpengalaman dengan ______

tidak menyukai ______

telah mempelajari_____

memlliki usul yang balk untuk

_____

memiliki sebuah ______

menginginkan atau tidak

menginginkan_____

2. Bagikan pernyataan tertulis itu kepada siswa dan

beri-kan perintah berikut ini:

Kegiatan ini tidak ubahnya perburuan binatang, namun yang kalian

buru adalah orang, bukan binatang. Bila saya katakan "mulai,"

berkelilinglah ke seputar ruangan kelas untuk mencari siswa yang

cocok dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang kalian pegang.

Kalian bisa menggunakan masing-masing teman untuk satu

pernyataan yang cocok, sekalipun dia cocok dengan lebih dari satu

pernyataan. Bila kalian sudah menemukan yang cocok, tulislah nama

depan teman kalian itu.

3. Bila sebagian besar siswa sudah selesai,

perintahkan untuk menghentikan perburuan dan kembali

ke tempat duduk masing-masing.

4. Anda mungkin perlu menawarkan hadiah penghargaan

kepada .siswa yang selesai paling duluan. Dan yang

lebih penting, surveilah masing-masing butir

pernyataan semua siswa. Perintahkan siswa untuk

melakukan diskusi singkat tentang beberapa butir

yang mungkin dapat menstimulasi minat terhadap topik

pelajaran.

Page 5: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Hindarilah persaingan dengan cara mengalokaslkan

cukup waktu bagi semua siswa untuk menyelesalkan

perburuan mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menemui teman-temannya

dan mencari tahu seberapa banyak kecocokan yang bisa

didapatkan oleh tiap siswa.

3. Resume KelompokURAIAN SINGKAT

Reshume biasanya menjelaskan hal-hal yang telah

dicapai individu. Resume kelompok merupakan cara

menarik untuk membantu siswa lebih mengenal satu

sama lain atau melakukan semacam pembentukan tim

yang anggotanya sudah saling mengenal. Aktivitas ini

bisa sangat efektif jika resume itu sangat relevan

dengan materi pelajaran yang anda ajarkan.

PROSEDUR

1. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok

beranggotakan 3 hingga 6 siswa.

2. Katakan kepada siswa bahwa aktivitas ini akan

menggali bakat mereka dan merupakan pengalaman yang

luar biasa.

3. Katakan bahwa satu cara untuk mengenali dan

membanggakan sumber daya kelas adalah dengan membuat

resume kelompok. (Anda mungkin perlu menunjukkan

Page 6: Metode Pembelajaran

tugas atau kontrak imajiner yang akan ditawarkan

kepada kelas.)

4. Berikan kertas koran dan spidol kepada kelompok

untuk menunjukkan resume mereka. Resume ini harus

mencantumkan informasi yang membanggakan kelompok

secara keseluruhan, data-data berikut ini bisa

disertakan di dalamnya:

Latar belakang pendidikan; sekolah yang sudah

dimasuki

Pengetahuan tentang isi mata pelajaran

Pengalaman bekerja

Posisi yang diduduki

Ketrampilan

Hobi, bakat, perjalanan, keluarga

Prestasi

5. Perintahkan semua kelompok untuk rnenyajikan re-

sume dan memaparkan semua sumberdaya dalam

keseluruhan kelompok. Berikut adalah resume yang

bisa dibuat oleh kelompok dalam pelajaran tulis-

menulis bisnis:

Page 7: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Untuk mempercepat kegiatari tersebut, berikan

garis-garis besar resume yang telah dipersiapkan

yang isinya menyebutkan informasi apa saja yang

mesti dikumpulkan

2. Perintahkan siswa untuk saling mewawancarai

tentang kategori yang anda sediakan, bukannya

memlnta siswa menyusun resume sendiri.

4. Prediksi (POE)

Penulis Resume Kita [Todd, Pat, Shawna, Eli]

TUJUANMenginginkan pengalaman dalam membuat dokumen profesional dan keterampilan penyuntingan.

KUALIFIKASI 8 tahun dalam bursa tenaga kerja Menempuh pendidikan tinggi selama 4 tahun Pengetahuan tentang:

Kesesuaian subyek/verbaVerba aktif dan pasifPartisip pelengkapPenggunaan koma Penggunaan huruf besar Kata-katayang sering salah ucap atau membingungkan

Page 8: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa

memprediksi kejadian (eksperimen) yang akan terjadi,

dengan memberi alasan kenapa itu terjadi.

Selanjutnya melihat kejadian yang sebenarnya dan

menjawab pertanyaan kenapa itu terjadi. mengenal

satu sama lain. Kegiatan akan menyebabkan eksperimen

berkesan sangat menarik.

PROSEDUR

1. Bentuklah sub-sub kelompok beranggotakan 3 atau 4

siswa (yang relatif kurang akrab satu sama lain).

2. Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah

memprediksi bagaimana masing-masing siswa di dalam

kelompok mereka akan menjawab pertanyaan tertentu

yang telah anda siapkan. Berikut ini adalah

alternatif pertanyaannya:

1. Jenis musik apakah yang kamu sukai?

2. Apa keglatan favoritmu di kala senggang?

3. Berapa jamkah biasanya kamu tidur malam?

4. Berapa banyak saudara kandung kamu, dan kamu ini

anak keberapa?

5. Di manakah kamu dibesarkan?

6. Seperti apakah kamu waktu kecil?

7. Orang tuamu punya sikap keras ataukah lembut sih?

8. Pekerjaan apa yang pemah kamu punyai?

Page 9: Metode Pembelajaran

Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau diku-

rangi tergantung pada siswa di dalam kelas

pelajaran anda.

3. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan

menyeleksi satu orang sebagai "subyek" pertama.

Desaklah anggota kelompok untuk sedetail mungkin

dalam memprediksi subyek itu. Katakan pada mereka

untuk tidak takut dalam melakukan prediksi secara

blak-blakan! Ketika membuat dugaan, perintahkan

"subyek" untuk tidak memberikan indikasi tentang

ketepatan prediksi yang dilakukan terhadap dirinya.

Ketika siswa yang lain sudah menyelesaikan prediksi

mereka tentang si "subyek". si "subyek" kemudian

harus mengemukakan jawaban atas pertanyaan tentang

dirinya.

4. Perintahkan agar tiap anggota kelompok melakukan

giliran menjadi sasaran prediksi.

VARIASI

1. Buatlah sejumlah pertanyaan yang mengharuskan siswa

membuat prediksi tentang pendapat dan keyakinan

(bukannya informasi faktual) masing-masing. Sebagai

contoh, tanyakan: "Sifat apakah yang paling penting

untuk dimliki oleh seorang teman?

2. Hilangkan prediksi. Sebagai gantinya, perintahkan

siswa. satu demi satu. untuk menjawab pertanyaan itu

segera. Kemudian, perintahkan tiap anggota sub

Page 10: Metode Pembelajaran

kelompok untuk mengemukakan fakta-fakta apa saja—

tentang sesama siswa—yang "mengejutkan" mereka

(berdasarkan kesan pertama).

5. Iklan TelevisiURAIAN SINGKAT

Ini merupakan kegiatan pembukan yang baik bagi siswa

yang telah mengenal satu sama lain. Aktivitas ini

dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan

tidak lebih dart 6 orang.

2. Perintahkan tirn-tim tersebut untuk membuat Iklan

tv tiga puluh detik yang menawarkan rnata pelajaran—

menekankan. misalnya. nilai gunanya bagi mereka

(atau bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal yang

terkait dengan materi pelajaran ini, dan sebagainya.

3. Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya..

"Dengan Ilmu Kimia, Hidup Menjadi Lebih Baik") dan

media visual (misalnya, produk kimia terkenal).

4. Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan

garis-garis besar ikian saja sudah cukup. Namun jika

sebuah tim ingin memperagakan ikiannya. itu boleh-

boleh saja.

5. Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan

ikiannya, diskusikan karakteristik dari beberapa

Page 11: Metode Pembelajaran

ikian yang belakangan sedang terkenal untuk

menyemarakkan kegiatan (misalnya, gunakan karakter

terkenal, humor, perbandingan hingga persaingan,

daya tarik seksual).

6. Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya

pujilah kreativltas semua siswa.

VARIASI

1. Sebagai alternatif, perintahkan tiap tim untuk

membuat ikian media cetak, bukannya ikian TV. Atau,

jika mungkin, perintahkan mereka untuk benar-benar

membuat iklan dengan menggunakan kamera video.

2. Perintahkan tim untuk mengiklankan kemampuan

mereka atau sekolah mereka, bukannya mata pelajaran.

6. Teman yang Kita MilikiURAIAN SENGKAT

Kegiatan ini memperkenalkan gerak fisik dari awal

pelajaran dan membantu siswa lebih mengenal satu

sama lain. Kegiatan ini berlangsungcepat dan sangat

menyenangkan.

PROSEDUR

1. Buatlah daftar kategori yang menurut anda cocok

dalam kegiatan pengenalan bag siswa yang anda ajar.

Kategori umumnya meliputi:

Bulan kelahiran

Page 12: Metode Pembelajaran

Orang yang menyukai/tidak menyukai.....(kenali

preferensi semisal, puisi, drama. ilmu

pengetahuan, atau kornputer)

Favorit (kenali segala benda atau barang,

misalnya buku. lagu, atau restoran cepat saji).

Tangan mana yang digunakan untuk menulis.

Wama sepatu.

Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap

pernyataan atau opini pada persoalan aktual

(misalnya.. "Asuransi perawatan kesehatan harus

bersifat menyeluruh.")

Kita juga dapat menggunakan kategori-kategori yang

terkait langsung dengan mata pelajaran yang kita

ajarkan, misalnya:

Penulis favorit

Orang yang setuju/tidak setuju.... (kenali sebuah

persoalan yang terkait dengan topik pelajaran

anda).

Orang yang tahu/tidak tahu siapa atau apa (kenali

orang atau konsep yang terkait dengan topik

pelajaran anda)

2. Kosongkan sebagian ruang kelas agar siswa bisa

bergerak lebihi bebas.

3. Sebutkan satu kategori. Arahkan siswa untuk

menempatkan secepat mungkin orang-orang yang terkait

dengan kategori yang diberikan. Sebagai contoh,

siswa yang kidal dan yang tidak kidal akan dipisah

menjadi dua kelompok, atau, mereka yang setuju

Page 13: Metode Pembelajaran

dengan sebuah pernyataan akan dipisahkan dari mereka

yang tidak setuju. Jika kategorinya berisi lebih

dari dua pilihan (misalnya, bulan dari hari ulang

tahun siswa), perintahkan siswa untuk berkumpul

dengan mereka yang bulan kelahirannya sama, yang

dengan demikian akan membentuk beberapa kelompok.

4. Ketika siswa telah membentuk regu yang pas,

perintahkan mereka untuk berjabat tangan dengan

"teman yang mereka memiki". Perintahkan semua untuk

mengamati kira-kira berapa banyak orang dalam

masing-masing kelompok.

5. Beranjaklah segera ke kategori berikutnya.

Upayakan agar siswa terus bergerak dari satu

kelompok ke kelompok lain ketika anda mengumumkan

kategori-kategori baru.

6. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke

tempat masing-masing. Diskusikan keragaman siswa

yang terungkap dari aktivitas itu.

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk menempatkan

seorang siswa yang berbeda dari mereka. jangan yang

sama. Sebagai misal, anda dapat meminta siswa

menemukan teman yang memiliki mata/kulit/rambut yang

warnanya berbeda dengan mereka. (Bilamana terdapat

jumlah yang tidak sama dalam kategori yang berbeda,

ijinkan lebih dari satu orang dari satu kelompok

untuk membentuk regu dengan seorang siswa dari

Page 14: Metode Pembelajaran

kelompok lain.)

2. Perintahkan siswa untuk mengajukan

kategorinya.

7. Benar-benar Kian MengenalURAIAN SINGKAT

Sebagian besar kegiatan perkenalan merupakan peluang

emas untuk berjumpa dengan sesama siswa. Sebagai

alternatifnya adalah menyusun sebuah kegiatan di mana

pasangan siswa bisa benar-benar mengenal.

PROSEDUR

1. Pasangkan siswa dengan cara yang anda kehendaki.

Kriteria untuk memasangkan siswa bisa mencakup:

Dua siswa yang belum pernah bertemu sebelumnya

Dua siswa yang tidak pemah bekerja bersama

Dua siswa yang berasal dari jurusan atau latar

belakang yang berbeda

Dua siswa yang memiliki tingkat pengetahuan atau

pengalaman yang berbeda.

2. Perintahkan pasangan-pasangan yang sudah

terbentuk untuk saling berkenalan dan mengakrabkan

diri selama 30 hingga 60 menit. Sarankan agar mereka

berjalan-jalan bersama, minum kopi atau soda

bersama, atau jika mungkin, untuk saling

Page 15: Metode Pembelajaran

mengunjungi.

3. Berikan beberapa pertanyaan yang bisa digunakan

oleh siswa untuk saling mewawancarai.

4. Bila seluruh siswa sudah kembali berkumpul,

berikan pasangan-pasangan itu tugas untuk kerjakan

bersama yang memungkinkan mereka untuk mulal

mempelajari materi pelajaran. (Lihat "Sepuluh Tugas

untuk memberikan Mitra Belajar" him 25).

5. Pertimbangkan kecocokan pasangan untuk kemudian

dibentuk menjadi kemitraan belajar jangka-panjang.

VARIASI

1. Sebagai alternatif. bentuklah trio, atau kuartet,

sebagai ganti pasangan.

2. Perintahkan siswa untuk memperkenalkan pasangan

masing-masing kepada seluruh siswa di kelas.

8. “Benteng Pertahanan”URAIAN SINGKAT

Seringkali, kegiatan belajar aktif akan menjadi

lebih bergairah dengan menciptakan tim-tim belajar

jangka panjang yang bisa belajar bersama,

mengerjakan proyek, dan terlibat dalam kegiatan

belajar bersama lainnya. Bila ini termasuk dalam

rencana anda, ada baiknya melakukan semacam kegiatan

pembentukan tim awal untuk memastikan awal yang

baik. Memang banyak kegiatan pembentukan tim yang

Page 16: Metode Pembelajaran

bisa menjadi bahan pertimbangan, namun yang berikut

ini merupakan kegiatan favorit.

PROSEDUR

1. Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan

lebih baik jika memiliki ukuran berbeda dalam

masing-masing tumpukan).

2. Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok

yang seefektif mungkin dengan membentuk model tiga

dimensi "Benteng Pertahanan" hanya dari kartu

indeks. Melipat dan merobek kartu diperbolehkan,

namun tidak boleh ada tambahan pasokan lain untuk

melengkapi bangunan itu. Doronglah tim untuk

merencanakan penarikan mundur mereka sebelum mulai

rnembangunnya. Sediakan spidol agar tim bisa

menggambari kartu dan menghiasi bentengnya bila

mereka pandang cocok.

3. Berikan waktu minimal 15 menit untuk

menyelesalkannya. Jangan mendesak atau membuat siswa

terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan

pengalaman keberhasilan.

4. Bila bangunan itu sudah jadi. perintahkan siswa

untuk melakukan tur penarikan mundur melalui

benteng. Kunjungi tiap benteng dan perintahkan agar

anggota tim menunjukkan karya mereka dan menjelaskan

seluk-beluk bangunan yang mereka buat. Berikan tepuk

tangan atas apa yang dicapal oleh tiap tim. Jangan

membuat kondisi yang menyebabkan siswa saling

Bersaing menbandingkan karya masing-masing.

Page 17: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Sebagai alternatif, perintahkan tim untuk

membangun mouumen tim. Desaklah mereka untuk membuat

monumen yang kokoh, tinggi. dan menyenangkan secara

estetika.

2. Suruh tim untuk berkumpul kembali dan

mintalah mereka untuk memikirkan kembali pengalaman

tersebut dengan menjawab pertanyaan mi: Tindakan-

tindakan apa sajakah yang agak membantu dan kurang

membantn yang kita lakukan sebagai tim dan sebagai

individu ketika bekerjasama?

9. Mengakrabkan KembaliURAIAN SINGKAT

Pada mata pelajaran yang bekelanjutan ada baiknya

meluangkan waktu untuk menghubungkan atau

mengingatkan kembali siswa setelah lewat beberapa

waktu dari pelajaran yang pernah diajarkan.

Aktivitas ini mempertimbangkan sejumlah cara untuk

melakukannya.

PROSEDUR

1. Sambut kembali kedatangan siswa ke dalam kelas.

Jelaskan apa yang menurut anda berharga untuk

meluangkan beberapa menit guna mengakrabkan kembali

sebelum memulai pelajaran hari ini.

2. Ajukan satu atau beberapa pertanyaan berikut ini

Page 18: Metode Pembelajaran

kepada siswa:

Apa yang kalian ingat tentang pelajaran kita

yang lalu? Apa yang menarik menurut kalian?

Pernahkah kalian

membaca/memikirkan/mengerjakan sesuatu yang

distimulasi oleh pelajaran kita yang lalu?

Pengalaman menarik apakah yang kalian

dapatkan selama mengikuti mata pelajaran ini?

Apa yang ada di pikiran kalian sekarang

(misalnya, kecemasan) yang dapat mengganggu

kemampuan kalian dalam memberikan perhatian penuh

terhadap pelajaran hari ini?

Bagaimana perasaan kalian harl in? (bisa

juga disisipi canda semisal "Saya merasa seperti

buah pisang yang kelewat matang.")

(Buatlah pertanyaan anda sendlri.)

3. Mintakan jawabannya dengan menggunakan salah satu

format, misalnya sub kelompok atau memanggil

pembicara berikutnya. (Lihat "Sepuluh Metoda Untuk

Mendapatkan Partisipasi Kapan Saja" pada halaman

22.)

4. Beralihlah ke topik pelajaran hari ini secara

perlahan.

VARIASI

1. Lakukan wawancara tentang pelajaran yang

laju.

2. Ajukan dua pertanyaan. konsep. atau beberapa

informasi yang tercakup dalam pelajaran yang lalu.

Page 19: Metode Pembelajaran

Perintahkan siswa untuk memilih mana yang paling

mereka suka untuk ditinjau kembali dalam kelas.

10. Hembusan Angin KencangURAIAN SINGKAT

Ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan

memberi siswa keleluasaan untuk bergerak dan

tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana pembentuk tim

yang baik dan memungkinkan siswa untuk lebih

mengenal satu sama lain.

PROSEDUR

1. Aturlah kursi secara melingkar. Perintahkan

siswa untuk duduk pada salah satu kursi. Harus ada

cukup kursi bagi semua siswa.

2. Katakan bahwa jika mereka setuju dengan

pernyataan anda berikutnya. mereka harus berdiri dan

berpindah ke kursi lain.

3. Berdirilah di tengah lingkaran dan katakan:

"Nama saya adalah _____ dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS

bagi semua orang yang . . ." Pilihlah ending yang

lebih pas untuk semua siswa dalam kelas, semisal

"menyukai es krim coklat."

4. Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai

eskrim coklat berdiri dan berpindah ke kursi yang

kosong. Ketika siswa berpindah, pastikan bahwa anda

menempati salah satu kursi kosong. Jika sudah,

selanjutnya satu orang siswa tidak akan mendapatkan

kursi untuk duduk dan akan menggantikan anda sebagai

Page 20: Metode Pembelajaran

orang yang berdiri di tengah-tengah.

5. Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di

tengah-tengah itu menyelesaikan kalimat tidak utuh

yang sejenis. misalnya: "Nama saya adalah ____ dan

ANGIN KENCANG BERHEMBUS untuk semua orang yang ..."

dengan menambahkan ending yang baru. Ending ini bisa

bernada canda (misalnya., "yang tidur dengan

keremangan malam") atau serius (misalnya. "yang

khawatir dengan deflsit anggaran pemerintah pusat"),

6. Mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan

kesesuaian situasi.

VARIASI

1. Sediakan daftar panjang ending yang bisa

digunakan oleh siswa. Sertakan materi yang relevan

dengan mata pelajaran (misalnya., "yang lebih

menyukai Macintosh ketimbang IBM") atau ketimbang

pengalaman kerja atau pengalaman hidup siswa ("yang

merasa bahwa mengikuti ujian merupakan sesuatu yang

membikin stres").

2. Perintahkan agar yang berada di tengah adalah

pasangan siswa. bukannya satu orang siswa.

Perintahkan mereka untuk secara bersama memilih

ending yang tepat untuk kalimat yang dilontarkan.

11. Penyusun Aturan lasar KelasURAIAN SINGKAT

Ini merupakan metoda jajak pendapat yang

Page 21: Metode Pembelajaran

memungkinkan siswa untuk menetapkan aturan bagi

perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian

dari proses pernbentukan tim ini, mereka lebih

cenderung mendukung norma atau aturan yang mereka

tetapkan.

PROSEDUR

1. Tunjuk beberapa siswa untuk bertugas sebagai

pewawancara (sesuai dengan jumlah siswa di kelas).

2. Dalam waktu 10 hingga 15 menit. perintahkan

pewawancara itu untuk berkeliling dalam kelas,

melakukan kontak dengan sebanyak mungkin sampel

siswa dalam waktu yang tersedia. Perintahkan mereka

untuk mengajukan pertanyaan berikut ini kepada

anggota kelas: "Perilaku apakah yang menurut kamu

membantu atau tidak membantu yang kamu jumpai di

kelas ini?" (Sediakan sejumlah contoh jawaban untuk

mengarahkan jawaban yang dikehendaki.).

3. Pada akhir dari waktu yang disediakan,

perintahkan pewawancara untuk melaporkan temuan

mereka kembali kepada kelas. (Jika dikehendaki,

cantumkan temuan-temuan itu pada papan tulis.)

4. Untuk mendapatkan gambaran tentang aturan

dasar perilaku yang dikehendaki oleh kelompok,

biasanya cukup dengan hanya mendengar ungkapan-

ungkapan yang terkumpul dari siswa. Namun demikian,

bukan tidak mungkin untuk menganalisa temuan-temuan

itu, mencari tahu ada tidaknya ketumpang-tindihan

dan kemudian menggabungkan daftar-daftar itu.

Page 22: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Sediakan daftar yang berisi beberapa

kemungkinan aturan dasar. Perintahkan siswa untuk

memilih tiga aturan yang ada dalam daftar. Butir-

butir berikut ini boleh jadi cocok untuk daftar

anda:

Menghormati kerahasiaan

Semua siswa berpartisipasi ketika bekerja

dalam kelompok atau tim kecil.

Mematuhi waktu dimulainya pelajaran.

Memaharni perbedaan orang lain dari diri

kita.

Memberi kesempatan siswa lain menyelesaikan

apa yang mereka bicarakan tanpa menginterupsinya.

Tidak merendahkan atau mencemooh.

Bicaralah untuk diri sendiri, bukannya

mengung-kapkan pendapat orang lain.

Berbicara singkat dan langsung ke pokok

persoalan.

Gunakan bahasa yang peka terhadap gender.

Bersiap mengikuti pelajaran.

Jangan duduk di kursi yang sama selama

berlangsungnya pelajaran.

Menghargai perbedaan pendapat.

Memberi semua siswa kesempatan untuk bicara.

Saling memahami pendapat sebelum melancarkan

kritik.

2. Perintahkan kepada seluruh siswa untuk

Page 23: Metode Pembelajaran

merumuskan aturan dasar partisipasi mereka. Kemudian

gunakan prosedur yang disebut mutivoting untuk sampal

pada daftar akhlr. Mulitvoting merupakan metoda

untuk mengurangi daftar butir hingga setengahnya.

Setiap siswa mengusulkan sebanyak mungkin butir

sesuai yang ia inginkan; setengah dari butir-butir

yang paling banyak dipilih akan tetap berada dalam

daftar. (Prosedur ini bisa diulang sesering yang

dikehendaki; setiap pilihan akan mengurangi daftar

hingga setengahnya.).

Strategi Penilaian SederhanaStrategi-strategi yang berikut ini dapat digunakan

dalam kaitannya dengan upaya pembentukan tim.

Semuanya dirancang untuk membantu mempeiajari kelas

anda sembari melibatkan siswa semenjak awal.

Beberapa di antara strategi itu memunginkan anda

untuk menilai hal-hal tertentu tentang siswa,

sedangkan sebagian lain cukup berguna untuk memberi

anda gambaran umum. Strategi penilaian sederhana ini

terutama berguna ketika anda tidak memliki

kesempatan untuk mempelajari karakteristik siswa

anda sebelum saat dimulainya pelajaran. Strategi-

strategi itu juga bisa digunakan untuk memperkuat

informasi yang anda kumpulkan sebelum dimulainya

pemberian materi pelajaran.

Page 24: Metode Pembelajaran

12. Pertanyaan PenilaianURAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara menarik untuk menilai kelas anda

secara langsung dan pada saat bersamaan, melibatkan

siswa dari awal untuk mengenal satu sama lain dan

bekerjasama.

PROSEDUR

1. Susunlah tiga atau empat pertanyaan untuk

mernpelajari seperti apa siswa anda. Anda dapat

menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal

berikut ini:

Pengetahuan mereka tentang materi pelajaran

Sikap mereka terhadap materi pelajaran

Pengalaman-pengalaman siswa yang relevan

dengan materi pelajaran".

Keterampilan yang telah mereka dapatkan.

Latarbelakang mereka

Apa yang mereka butuhkan atau harapkan dari

mata pelajaran ini.

Tulislah pertanyaan-pertanyaannya agar bisa

didapatkan jawaban yang konkret. Hindari pertanyaan

yang terbuka. Misalnya. tanyakan: "Berapakah

dari____ yang berikut ini yang kalian ketahui?"

Bukannya pertanyaan "Apa yang kalian ketahui

tentang___?"

2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang

(trio) atau empat orang (kuartet) (tergantung Jumlah

Page 25: Metode Pembelajaran

pertanyaan yang telah anda buat, Beri setiap siswa

satu dari masing-masing pertanyaan penilaian.

Mintalah dia untuk mewawancarai siswa lain dalani

kelompok dan dapatkan (serta catat) jawaban atas

pertanyaan yang diberikan kepadanya.

3. Kumpulkan kembali siswa dalam sub-sub

kelompok yang telah diberi pertanyaan yang sama.

Sebagai contoh. Jika terdapat 18 siswa, buatlah

menjadi kelompok-kelompok tiga orang. 6 dari mereka

akan mendapatkan pertanyaan yang sama.

4. Perintahkan tiap sub kelompok untuk

menyatukan data mereka dan mengikhtisarkannya.

Kemudian perintahkan tiap sub kelompok untuk

melaporkan kepada seluruh siswa apa yang telah

mereka pelajari satu sama lain.

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan

mereka sendiri.

2. Dengan mengguhakan pertanyaan yang sama.

pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk

mewawancarai satu sama lain. (Variasi ini cocok bila

anda menangani kelas dengan jumlah siswa yang

besar.)

13. Pertanyaan yang Dimiliki SiswaURAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut

Page 26: Metode Pembelajaran

untuk mempelajari apa yang mereka dibutuhkan dan

diharapkan. Cara ini memanfaatkan tehnik yang

mengundang partisipasi melalui penulisan, bukannya

pembicaraan.

PROSEDUR

1. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap

siswa.

2. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan

pertanyaan yang mereka miliki tentang materi

pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka

ikuti (nama tidak. perlu dicantumkan). Sebagai

contoh, seorang siswa dapat bertanya: "Bagaimana

perbedaan Aljabar II dengan Aljabar I? Atau "Apakah

pada akhir dari pelajaran ini siswa diwajibkan

membuat karya tulis?"

3. Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok

searah jarum jam. Ketika masing-masing kartu

dibagikan kepada siswa berikutnya. dia harus

membacanya dan memberi tanda centang pada kartu itu

jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang

dihadapi siswa yang membacanya

4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada

pemiliknya, tiap siswa harus meninjau semua

"pertanyaan" kelompok. Sampai di sini, kenali

pertanyaan yang menerima banyak suara (tanda

centang). Berikan jawaban kepada masing-masing

pertanyaan ini dengan (a) memberlkan jawaban yang

langsung dan singkat; (b) menunda pertanyaan hingga

Page 27: Metode Pembelajaran

waktu yang lebih tepat; atau (c) mengemukakan bahwa

untuk saat ini anda belum mampu menjawab pertanyaan

atau persoalan ini (janjikan jawaban secara pribadi,

jika memungkinkan).

5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan

mereka secara sukarela. sekalipun pertanyaan mereka

itu tidak mendapatkan suara (tanda centang) paling

banyak.

6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu

mungkin berisi pertanyaan yang dapat anda jawab pada

pelajaran atau pertemuan mendatang.

VARIASI

1. Jika kelas terlalu besar hingga waktunya

tidak cukup untuk membagikan kartu ke seluruh

kelompok. bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan

ikuti instruksi yang sama. Atau. kumpulkan saja

kartu-kartu tersebut tanpa mengharuskan mereka

mengedarkannya ke seluruh kelas dan merespon pada

satu sampel pertanyaan.

2. Sebagai alternatif dari pengajuan pertanyaan

pada kartu indeks, perintahkan siswa untuk

menuliskan harapan dan/atau keprihatinan mereka

tentang mata pelajaran ini, topik yang mereka

harapkan akan dibahas oleh anda. atau aturan dasar

untuk pertisipasi kelas yang mesti mereka dipatuhi.

14. Penilaian Instan

Page 28: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak

mengancam untuk mengetahui siswa anda. Anda bisa

menggunakannya untuk menilai "secara instan" latar-

belakang. pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian

siswa.

PROSEDUR

1. Buatlah sekumpulan kartu "responder" untuk

tiap siswa. Kartu-kartu ini bisa berisi huruf A, B,

atau C untuk pertanyaan pilihan ganda, B atau S

untuk pertanyaan benar-salah, atau penilaian angka

semisal 1 sampal 5. (Jika pembuatan kartu dirasa

terlalu menyita waktu, perintahkan siswa untuk

membuat kartu sendiri di tempat masing-masing).

2. Susunlah sekumpulan peryataan yang kira-kira

bisa dijawab oleh siswa dengan salah satu kartu

mereka. Berikut adalah contoh untuk tiap tipe kartu

responder yang dijelaskan tadi

Saya mengambil pelajaran ini karena

a. Diharuskan.

b. Sangat tertarik dengan pelajaran ini

c. Sepertinya mudah.

Saya khawatir kalau-kalau akan kesulitan

mengikuti pelajaran ini. Benar atau salah?

Saya yakin bahwa pelajaran ini akan

bermanfat bagi saya di masa depan.

1________2________3________4________5

Sangat tidak Sangat

Page 29: Metode Pembelajaran

Setuju Setuju

Anda dapat membuat pernyataan-pernyataan serupa

tentang pengetahuan, sikap, dan pengalaman siswa.

3. Bacalah peryataan pertama dan perintahkan

siswa untuk menjawab dengan memegang kartu pilihan

mereka.

4. Nilailah dengan cepat tanggapan siswa.

Perintahkan sejumlah siswa untuk mendiskusikan

alasan pilihan mereka.

5. Lanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang

tersisa.

VARIASI

1. Sebagai ganti penggunaan kartu. perintahkan

siswa untuk berdiri ketika pilihan mereka diumumkan.

2. Gunakan sistem tunjuk jari, namun tambahkan

unsur yang menarik dengan meminta siswa untuk

mengangkat kedua tangan bila mereka sangat setuju

dengan sebuah jawaban.

15. Sampel Perwakilan

URAIAN SINGKAT

Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian

banyaknya dan mustahil untuk segera memahami siapa

saja mereka ini. Prosedur ini memungkinkan anda

untuk menarik sampel perwakilan siswa dari seluruh

Page 30: Metode Pembelajaran

kelas dan mengetahuinya dengan mewawancarai mereka

di depan kelas

PROSEDUR

1. Jelaskan bahwa anda ingin mengenal semua

siswa di kelas, namun tugas ini akan memakan banyak

waktu.

2. Ingat bahwa cara yang lebih cepat untuk

melakukannya adalah dengan membentuk sampel kecil

siswa yang mewakili sejumlah keragaman di kelas.

3. Jelaskan beberapa hal yang membedakan siswa.

Perintahkan agar anggota pertama dari "sampel

perwakilan kelas" untuk menjadi relawan siswa (siswa

yang ditunjuk untuk diberi tugas). Bila siswa itu

mengangkat tangan, ajukan beberapa pertanyaan untuk

mengetahui siswa Itu dan memahami harapan,

ketrampllan, pengalaman, latarbelakang, pendapatnya.

4. Setelah mendengar jawaban dari relawan

pertama, perintahkan relawan kedua yang berbeda

dalam beberapa hal dari relawan pertama.

5. Teruskan meminta beberapa siswa untuk menjadi

relawan (anda yang memutuskan jumlahnya) yang

berbeda dari mereka yang telah diwawancarai

sebelumnya.

VARIASI

1. Tatalah meja dan kursi agar cocok untuk

diskusi panel. Perintahkan tiap anggota sampel

Page 31: Metode Pembelajaran

perwakilan untuk bergabung dalam panel setelah dia

diwawancarai. Bila panel telah lengkap, ajukan

pertanyaan panel secara keseluruhan tentang harapan,

ketrampilan, pengalaman kerja. latarbelakang.

pendapat mereka dan/atau perintahkan siswa yang lain

untuk juga mengajukan pertanyaan.

2. Perintahkan siswa lain untuk menemui anda di

luar kelas dan di pertemuan berikutnya agar anda

bisa lebih mengenalnya. Jika memungkinkan, lakukan

penggiliran pertemuan agar anda bisa bertemu dengan

semua siswa.

16. Persoalan Pelajaran

URAIAN SINGKAT

Siswa biasanya memiliki persoalan terhadap pelajaran

yang mereka ikuti untuk pertamakalinya, khususnya

jika pelajaran ini menggunakan cara belajar aktif.

Aktivitas ini memungkinkan diungkapkan dan

didiskusikannya persoalan-persoalan tersebut secara

bebas tapi sopan.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin

memiliki persoalan dengan materi pelajaran.

Persoalan itu boleh jadi mencakup hal-hal berikut

Page 32: Metode Pembelajaran

ini:

Seberapa sulit atau seberapa lamakah tugas-

tugasnya nanti

Bagaimana cara berpartisipasi secara bebas

dan nyaman

Bagaimana siswa akan berperan dalam kelompok

kecil.

Seberapa siapkah gurunya.

Akses terhadap materi bacaan.

Jadwal mata pelajaran.

2. Buatlah daftar wilayah persoalan ini di papan

tulis. Dapatkan persoalan lain dari siswa.

3. Susunlah prosedur pemungutan suara yang

memungkinkan siswa untuk memilih tiga atau empat

persoalan umum yan palig umum dihadapi

4. Bentuklah kelas menjadi tiga atau empat sub

kelompok. Perintahkan tiap kelompok untuk

menjabarkan salah satu persoalan yang dihadapi.

Perintahkan mereka untuk sejelas mungkin dalam

memaparkannya.

5. Perintahkan sengap kelompok untuk

mengikhtisarkan diskusinya untuk seluruh kelas.

Mintalah reaksi atau tanggapan mereka.

VARIASI

1. Perintahkan kelompok untuk memikirkan

beberapa solusi yang menurut mereka bisa dilakukan

oleh siswa ataupun guru untuk mengatasi persoalan

Page 33: Metode Pembelajaran

mereka.

2. Sebagai alternatif dari diakhrinya kegiatan

dengan laporan kelompok, buatlah diskus panel atau

terbuka (baca "Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan

Partislpasi Kapanpun," pada halaman 22.)

Strategi Pelibatan Belajar LangsungCara lain untuk menjadikan siswa aktif dari awal

adalah dengan menggunakan strategi-strategi berikut.

Strategi itu dirancang untuk mengenalkan siswa

terhadap mata pelajaran guna membangun minat,

menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka

untuk berfikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa

jika pikiran mereka - atau jika "komputer" mereka -

tidak di"on"kan! Banyak guru yang membuat kesalahan

dengan mengajar terlalu awal - yakni sebelum siswa

merasa terlibat dan siap secara mental. Penggunaan

beberapa Strategi berikut ini akan mengoreksi

kecenderungan ini.

17. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa

kepada materi pelajaran yang anda ajarkan. Anda juga

dapat menggunakannya untuk menilaiungkat pengetahuan

siswa sembari melakukan kegiatan pembentukan tim.

Page 34: Metode Pembelajaran

Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dan dengan

niateri pelajaran apapun.

PROSEDUR

1. Sediakan daftar pertanyaan yang terkait

dengan materi pelajaran yang akan anda ajarkan. Anda

dapat menyertakan beberapa atau semua dari kategori-

kategori berikut ini:

Kata-kata untuk didefinisikan (misalnya.

"Apa arti arnblvalen”?)

Pertanyaan pilihan ganda mengenal fakta atau

konsep (misalnya. “Tes psikologi baru absah jlka

ia (a) secara konsisten mengukur atribut dan (b)

mengukur apa yang memang hendak ia ukur.")

Orang yang hendak diidentifikasi (misalnya,

"Siapakah George Washington Carver?")

Pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan yang

bisa • diambil oleh seseorang dalam situasi

tertentu (misalnya, "Bagaimana anda mendaftarkan

diri untuk mendapatkan hak pilih?").

Kailmat tidak lengkap (misalnya, "_____

mengidentifikasi kategori dasar dari tugas yang

dapat kailan kerjakan menggunakan:program

computer”

Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat mernulai

pengajarannya tentang abad ke-20 dengari membagikan

kuis berikut ini:

a. Apa yang terjadi dalam tahun-tahun

Page 35: Metode Pembelajaran

berikut ini: 1928, 1945, 1965, 1998.?

b. Kenali nama-nama berikut ini:

Mussolini

Chamberlain

Trotsky

Mao

McCarthy (Joseph dan Eugene)

c. Menurut pendapat kalian, peristiwa

terpenting apakah yang terjadi dalam abad ke-20?

2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan itu sebaik yang mereka bisa.

3. Kemudian perintahkan mereka untuk menyebar di

dalam ruangan, mencari siswa yang dapat menjawab

pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu cara

menjawabnya. Doronglah siswa untuk saling membantu.

4. Perintahkan mereka untuk kembali ke tempat

semula dan bahaslah jawaban yang mereka dapatkan.

Isilah jawaban yang tak satupun siswa bisa

menjawabnya. Gunakan informasi ini sebagai cara

untuk memperkenalkan topik-topik penting dalam mata

pelajaran anda.

VARlASI

1. Berikan satu lembar kartu indeks kepada tiap

siswa. Perintahkan mereka untuk menuliskan satu

informasi yang menurut mereka akurat tentang materi

yang diajarkan. Suruhlah mereka untuk berpencar di

dalam kelas, berbagi pendapat tentang apa yang

Page 36: Metode Pembelajaran

mereka tuliskan pada kartu tersebut. Doronglah

mereka untuk menuilskan informasi baru yang

dikumpulkan oleh siswa lain. Bila mereka, sudah

kembali ke kelompok masing-masing, bahaslah

informasi yang berhasil dikumpulkan.

2. Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan

faktual. atau gabungkan pertanyaan faktual dengan

pertanyaan opini.

18. Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok

Tiga Orang

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk

mendiskusikan permasalahan dengan sebagian (dan

biasanya memang tidak semua) teman sekelas mereka.

Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan

kepada materi yang akan diajarkan di kelas.

PROSEDUR

1. Susunlah beragam pertanyaan yang dapat

membantu siswa memulai diskusi tentang isi materi

pelajaran. Gunakan pertanyaan yang tidak memiliki

jawaban benar-salah.

Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris boleh

jadi akan bertanya:

Apa. yang kalan sukai tentang drama Shakespeare? Kalau, kalian

Page 37: Metode Pembelajaran

tidak menyukainya, kenapa?

Mengapa. Shakespeare dianggap sebagai salah. satu. dramawan

terbesar sepanjang waktu?

Pilih salah satu dan drarnawan atau sineas abad ke-19 atau ke-20.

Bagaimana kalian membandingkannya dengan Shakespeare?

2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang

(trio). Aturlah kelompok trio tersebut di dalam

ruang kelas agar masing-masing bisa melihat dengan

jelas trio yang di sisi kanan dan di sisi kirinya,

Formasi kelompok-kelompok trio itu secara

keseluruhan bisa berbentuk bundar atau persegi.

3. Berikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka

(pertanyaan yang sama untuk masing-masing trio)

untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan yang paling

ringan yang telah anda susun untuk memulai

pertukaran pendapat kelornpok-kelompok trio itu,

Anjurkan agar tiap siswa di dalam kelompok mendapat

giliran menjawab pertanyaan.

4. Setelah diskusi berjalan dalam waktu yang

cukup, perintahkan masing masing kelompok untuk

memberikan angka 0,1. atau 2 kepada tiap-tiap

anggotanya. Arahkan siswa yang benomor 1 untuk

berpindah ke kelompok trio satu searah jarum jam.

Perintahkan siswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke

kelompok trio dua searah jarum jam. Perintahkan

siswa yang bemomor 0 (nol) untuk tetap di ternpat

duduknya karena ia adalah anggota tetap dan kelompok

trio mereka. Suruh mereka mengangkat tangan tinggi-

Page 38: Metode Pembelajaran

tinggi sehingga siswa yang telah berpindah bisa

menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi kelompok

trio yang sepenuhnya baru.

5. Mulailah pertukaran pendapat baru dengan

pertanyaan baru. Naikkan tingkat kesulitan atau

"tingkat ancaman" dari pertanyaan manakala anda

memulai babak baru.

6. Anda bisa merotasi trio-trio itu sebanyak

pertanyaan yang anda miliki dan waktu diskusi yang

tersedia. Gunakan selalu prosedur rotasi yang sama.

Sebagai contoh, pada pertukaran trio sebanyak tiga

rotasi, tiap siswa akan bertemu dengan enam siswa

yang lain.

VARIASI

1. Setelah masing-masing babak pertanyaan.

Segeralah meminta jawaban dari seluruh kelompok

sebelum merotasi siswa ke kelompok trio baru.

2. Gunakan pasangan atau kuartet sebagai

alternatif dari trio.

19. Kembali ke Tempat Semula

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara yang cukup dikenal untuk

menyertakan gerakan fisik pada awal pelajaran.

Page 39: Metode Pembelajaran

Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan pada

beragam akuvitas yang dirancang untuk menstimulir

minat awal terhadap mata pelajaran anda.

PROSEDUR

1. Tempelkan sejumlah tanda di seluruh

dinding kelas. Anda dapat menggunakan dua tanda

untuk menciptakan pilihan dikotomis atau beberapa

tanda untuk menyediakan lebih banyak pilihan.

2. Tanda-tanda ini bisa menunjukkan beragam

preferensi:

Topik atau keterampilan yang menarik bagi

siswa (misalnya, pengolahan kata, penyimpanan

data).

Pertanyaan tentang materi pelajaran

(misalnya, "Bagaimana cara kerja mesin turbo?")

Beberapa solusi yang berbeda terhadap

persoalan yang sama (misalnya, hukuman mati versus

hukuman seumur hidup)

Nilal-nilai yang berbeda (misalnya, uang,

ketenaran, keluarga)

Karakteristik atau gaya kepribadian yang

berbeda (misalnya, auditori, visual, kinestetik)

Berbagai penulis atau orang-orang

terkenal di bidangnya (misalnya, Thomas Jefferson,

Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)

Kutipan peribahasa, atau pasal di dalam

naskah yang berbeda (misalnya. "Hormatilah Ibu dan

Page 40: Metode Pembelajaran

Ayahmu" versus "Hak Bertanya")

3. Perintahkan siswa untuk melihat tanda-

tanda tersebut dan memilih salah satunya. Sebagai

contoh, beberapa siswa mungkin lebih tertarik pada

pengolahan kata ketimbang penataan data Suruh mereka

menunjukkan preferensi (kelebihsukaan) dengan

beranjak menuju tempat di ruang kelas di mana tanda

pilihan mereka ditempelkan.

4. Perintahkan sub-sub kelompok yang telah

terbentuk untuk mendiskusikan alasan mereka

menempatkan diri pada tanda yang mereka pilih.

Mintalah perwakilan dari tiap kelompok untuk

mengikhtisarkan alasan mereka.

VARIASI

1. Pasangkan siswa yang preferensinya berbeda

dan perintahkan mereka untuk memperbandingkan

pandangan mereka. Atau buatlah panel diskusi dengan

perwakilan dari tiap kelompok preferensi.

2. Perintahkan tiap kelompok preferensi untuk

membuat presentasi, membuat ikian atau menyiapkan

sebuah lakon atau drama singkat yang memperagakan

preferensi mereka.

20. Menyemarakkan Suasana Belajar

Page 41: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklirn

belajar informal yang santai dengan meminta siswa

menggunakan humor kreatif tentang materi pelajaran

yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan

membuat siswa berhumor ria, namunjuga berfilkir.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda ingin melakukan

latihan pembuka yang menyenangkan dengan mereka

sebelum beranjak ke hal-hal serius dalam materi yang

diajarkan.

2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka

tugas yang secara gamblang meminta mereka membuat

sesuatu yang lucu pada topik, konsep atau persoalan

penting dalam materi yang anda ajarkan.

3. Contohnya antara lain:

Pemerintah: Buatlah uraiah tentang pemerintahan

yang paling kejam sekaligus paling bobrok yang

bisa kita bayangkan.

Matematika: Susunlah sebuah daftar berisi cara-cara

penghitungan matematis yang paling tidak efisien

Kesehatan: Buatlah menu makanan yang sama sekali

tidak bergizi.

Tehnik: Buatlah disain jembatan yang gampang

ambruk.

4. Perintahkan sub-sub, kelompok untuk menyajikan

"kreasi" mereka. Beri tepuk tangan.

Page 42: Metode Pembelajaran

5. Tanyakan: "Apa yang kalian pelajari tentang materi

pelajaran kita dari latihan ini?"

VARIASI

1. Pengajar dapat membuat lelucon tentang materi pela-

jaran dengan kreasinya sendiri.

2. Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang

akan anda ajarkan. Tambahkan humor pada butir

pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan, perintahkan

siswa untuk memilih jawaban yang menurut mereka

merupakan jawaban yang tidak mungkin benar.

21. Bertukar Pendapat

URAIAN SINGKAT

Kegiatan ini bisa digunakan untuk menstimulasi

keterlibatan siswa dalam pelajaran yang akan anda

sampaikan. Kegiatan ini juga mengingatkan siswa

untuk mendengarkan secara cermat dan membuka diri

terhadap bermacam pendapat.

PROSEDUR

1. Berikan label nama kepada tiap siswa.

Perintahkan siswa untuk menuliskan nama mereka pada

label dan mengenakannya.

2. Perintahkan siswa untuk berpasangan dan

Page 43: Metode Pembelajaran

memperkenalkan diri kepada siswa lain. Kemudian

perintahkan pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi

pendapat tentang jawaban atas pertanyaan atau

pernyataan provokatif yang memancing opini mereka

tentang persoalan seputar materi yang anda ajarkan.

Contoh pertanyaannya adalah: "Apa batasan

bagi imigrasi asing?"

Contoh pernyataannya adalah: "Injil merupakan

kitab suci."

3. Ucapkan, "kerjakan sekarang", dan arahkan

siswa untuk bertukar label nama atau tanda pengenal

mereka dengan pasangannya dan kemudian menemui siswa

lain. Perintahkan siswa, bukannya untuk

memperkenalkan diri. melainkan berbagi pendapat dari

siswa yang merupakan pasangan sebelumnya (yakni

siswa yang label/tanda pengenalnya ia kenakan

sekarang.)

4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk berganti

label nama lagi dan mencari siswa lain untuk diajak

bicara," dan berbagi pendapat dari siswa yang tanda

pengenalnya la kenakan sekarang.

5. Lanjutkan proses itu hingga sebagian besar

siswa telah saling bertemu. Kemudian katakan kepada

tiap siswa untuk mendapatkan kembali label namanya

sendiri.

VARIASI

1. Gunakan proses pertukaran label nama ini

Page 44: Metode Pembelajaran

sebagai pengantar pergaulan dengan menginstruksikan

siswa untuk bertukar informasi latarbelakang mereka

sendiri, sebagai ganti pertukaran pendapat tentang

pertanyaan atau pernyataan provokatif.

2. Hilangkan pertukaran label nama. Sebagai

gantinya, perintahkan siswa untuk terus menemukan

siswa lain, dan mendengarkan selalu pertanyaan atau

pernyataan yang anda berikan.

22. Benar atau Salah?

URAIAN SINGKAT

Aktivitas kerjasama ini juga segera menstlrnulasi

keterlibatan tcrhadap pengajaran yang anda lakukan.

Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim.

pertukaran pendapat, dan pembelajaran langsung.

PROSEDUR

1. Susunlah sebuah daftar pernyataan yang

terkait dengan materi pelajaran anda, yang

setengahnya benar dan setengahnya salah. Sebagai

contoh, pernyataan "Mariyuana bisa menimbulkan

kecanduan" adalah benar. dan pernyataan, "Alkohol

merupakan obat perangsang" adalah salah; Tuils tiap

pernyataan pada kartu indeks yang terpisah. Pastikan

jumlah kartunya sesuai dengan jumlah siswa yang

Page 45: Metode Pembelajaran

hadir. (Jika siswa yang hadir jumlahnya ganjil,

pilihliah satu kartu untuk anda sendiri.)

2. Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan

kepada siswa bahwa misi mereka adalah menentukan

kartu mana yang benar (berisi pernyataan benar) dan

mana yang salah. Jelaskan bahwa mereka bebas memilih

cara apapun yang mereka inginkan dalam menyelesaikan

tugas ini.

3. Bila para siswa sudah selesai, perintahkan

agar setiap kartu dibaca dan mintakan pendapat siswa

tentang benar atau salahkah pernyataan tersebut.

Beri kesempatan munculnya pendapat minoritas.

4. Berikan umpan balik tentang masing-masing

kartu, dan catat cara-cara siswa dalam bekerjasama

menyelesaikan tugas ini.

5. Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini

diperlukan keterampilan tim yang positif karena hal

ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya

aktif.

VARIASI

1. Sebelum dimulainya kegiatan, rekrutlah

beberapa siswa sebagai pengamat. Mintalah agar

mereka memberikan umpan balik tentang kualitas kerja

tim yang berlangsung.

2. Sebagai ganti pernyataan faktual, buatlah

daftar opini dan tempatkan tiap opini pada sebuah

kartu indeks. Bagikan kartu tersebut dan mintalah

Page 46: Metode Pembelajaran

siswa agar berupaya mencapai mufakat tentang reaksi

mereka terhadap tiap opini. Mintalah mereka supaya

menghargai pendapat minoritas.

23. Bertanggung jawab terhadap

Matapelajaran

URAIAN SINGKAT

Rancangan ini memberi peluang bagi siswa untuk

memikirkan dan mengakui tanggungjawab Individual

mereka dalam kegiatan belajar aktif di kelas

PROSEDUR

1. Buatlah salinan dari kontrak

berikut ini:

Saya memahami bahwa dalam pelajaran ini saya akan

mempelajari tentang - (diisi dengan matapelajaran).

Tujuan dari mata pelajaran ini adalah - (diisi

dengan tujuan anda). Saya berpegang pada tujuan ini

dan akan berupaya keras mengerjakan hal-hal berikut

ini:

Menggunakan waktu saya di kelas untuk mendukung

tujuan ini melalui partisipasi dalam kegiatan.

Bertanggungjawab atas kegiatan belajar saya

sendiri dan tidak akan menunggu siapapun untuk

memovasi saya.

Page 47: Metode Pembelajaran

Membantu siswa lain memaksimalkan belajar mereka

dengan mendengarkan apa yang harus mereka katakan

dan menawarkan tanggapan positif.

Memikirkan, meninjau, dan menerapkan apa yang

telah saya pelajari di luar kelas.

Tanda tangan Tanggal

2. Berjanilah bersama-sama siswa untuk

melakukan apapun semampu kita guna menjadikan mata

pelajaran ini sebagai pengalaman belajar yang

efektif.

3. Bagikan salinan kontrak atau perjanjian itu

dan mintalah mereka supaya membacanya. Jelaskan

bahwa anda tidak bisa menjamin pencapaian tujuan

mata pelajaran tanpa upaya dan komitmen mereka untuk

belajar aktif. Perintahkan mereka untuk

mempertimbangkan ke-seriusan bekerjasama dengan

mau,menandatangani kontrak tertulis itu.

4. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan

berfikir. Jelaskan bahwa siswa harus mematuhi

kontrak yang mereka tandatangani. Pasrahkan kepada

siswa apakah mereka akan menandatanginya atau tidak.

VARIASI

1. Sediakan pernyataan tertulis tentang

tanggungjawab anda dalam pelajaran ini.

Pertimbangkan beberapa dari hal-hal berikut ini:

Dengarkan secara aktif apa yang mesti

dikatakan siswa.

Page 48: Metode Pembelajaran

Bersikaplah mendukung upaya siswa untuk

mengambil resiko belajar.

Variasikan metoda mengajar anda.

Mulai dan akhirilah pelajaran secara tepat

waktu.

Bagikan materi atau buku ajar yang mudah

dibaca.

Bersikaplah terbuka terhadap pendapat siswa.

Sediakan instrumen visual.

2. Perintahkan siswa untuk mengemukakan apa yang

mereka harapkan tentang perilaku anda sebagai

pengajar.

Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Ketrampilan,

dan Sikap Secara Aktif

Jika strategi-strategi yang disajikan dalam bagian

sebelumnya merupakan "hidangan pembuka" untuk

kegiatan belajar aktif. strategi-strategi yang akan

segera diperkenalkan kepada anda merupakan "entri"-

nya. Pendidikan di segala jenjang pada umumnya

dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan. ketrampilan,

dan sikap. Pembelajaran kognitif (pengetahuan)

mencakup pemerolehan informasi dan konsep.

Pembelajaran ini tidak hanya berkenaan dengan

pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan

penerapannya pada situasi baru. Pembelajaran

perilaku (ketrampilan) mencakup pengembangan

Page 49: Metode Pembelajaran

kompetensi pada kemampuan siswa dalam mengerjakan

tugas, memecahkan masalah. dan mengungkapkan

pendapat. Pembelajaran afektif (sikap) mencakup

pengkajian dan penjelasan tentang perasaan dan

preferensi. Siswa dilibatkan dalam menilai diri

mereka sendiri dan hubungan pribadi mereka terhadap

materi pelajaran. Bagaimana pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap yang didapatkan bisa

menimbulkan segenap perbedaan pada diri mereka?

Akankah ini dilakukrn secara pasif ataukah aktif?

Pembelajaran aktif atas informasi, ketrampilan,

dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan

atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap

mencari bukan sekadar menerima (reaktif). Dengan kata

lain, mereka mencari jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau

pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.

Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang

diajukan oleh guru. Mereka tertarik untuk

mendapatkan informasi atau menguasai ketrampilan

guna'menyelesaikan tugas yang diberikan kepada

mereka. Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang

membuat mereka tergerak untuk mengkaji apa yang

mereka nilai dan yakni. Semua ini terjadi bila siswa

dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara

halus mendesak mereka untuk berfikir, bekerja, dan

merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini

dengan menggunakan banyak strategi yang akan kita

Page 50: Metode Pembelajaran

jumpai dalam bahasan ini. Bahasan ini dibagi menjadi

beberapa bagian:

KEGIATAN BELAJAR DALAM SATU KELAS-PENUH

Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan

pengajaran yang dibimbing oleh guru lebih

interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi

untuk menyajikan informasi dan gagasan yang

melibatkan siswa secara metal.

MENSTIMULASI DISKUSI

Bagian ini menggali cara-cara untuk mengidentifkkan

dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama,

dalam materi yang anda ajarkan. Anda akan menjumpai

sejumlah strategi yang mendorong partisipasi aktif

dan menyeluruh dari siswa

PENGAJUAN PERTANYAAN

Bagian ini membahas cara membantu siswa agar mau

mengajukan pertanyaan. Anda akan menjumpai strategi-

strategi yang memungkinkan siswa merumuskan

pertanyaan yang diajukan yang menjelaskan apa.yang

telah anda ajarkan kepada mereka.

BELAJAR BERSAMA

Bagian ini menyajikan cara-cara untuk merancang

tugas belajar yang dikerjakan oleh siswa dalam

kelompok kecll. Anda akan menjumpai strategi-

Page 51: Metode Pembelajaran

strategi yang mendorong kerjasama dan saling

ketergantungan di antara siswa.

PENGAJARAN SESAMA SISWA

Bagian ini membahas cara-cara yang memungkinkan

siswa untuk mengajar satu sama lain.

BELAJAR SECARA MANDIRI

Bagian ini terkait dengan aktivitas belajar yang

dilakukan oleh siswa secara individual dan pribadi.

Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk

rneningkatkan tanggungjawab siswa dalam menerapkan

cara belajar mereka sendiri.

PEMBELAJARAN AFEKTIF

Bagian ini membahas peritang siswa dalam memahami

perasaan. nilai-nilai dan sikap mereka. Anda akan

menjumpai strategi-strategi untuk memfasilitasi

pemahaman diri dan penjelasan nilai.

PENGEMBANGAN KETRAMPILAN

Bagian ini membahas tentang ketrampilan mempelajari

dan mempraktikkan – baik teknis maupun non-teknis.

Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memacu

perkembangan ketrampilan awal dan penerapannya.

Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas-Penuh

Page 52: Metode Pembelajaran

Strategi di bagian ini dirancang untuk memajukan

pengajaran satu kelas penuh. Seperti yang akan anda

baca penyampaian pelajaran dengan metoda ceramah pun

bisa dijadikan aktif dengan memanfaatkan berbagai

macam tehnik. Anda juga akan menjumpai cara-cara

untuk mengkritisi tayangan video dan penampilan pre-

senter tamu. Terakhir, anda akan menjumpai cara-cara

baru untuk mengajarkan konsep dan gagasan yang sulit

sehingga siswa bisa memahaminya secara maksimal

24. Pikiran yang Penuh Tanya Selalu Ingin

Mengetahui

URAIAN SINGKAT

Tehnik sederhana ini menstimulasi rasa ingin tahu

siswa dengan mendorong mereka untuk memikirkan

tentang sebuah topik atau pertanyaan. Siswa lebih

cenderung mengingat suatu pengetahuan tentang materi

pelajaran yang belum pernah dibahas sebelumnya jika

mereka dilibatkan semenjak awal dalam pengalaman

kegiatan belajar satu kelas penuh.

PROSEDUR

1. Ajukan pertanyaan yang njelimet untuk

menstimulasi keingintahuan tentang mata pelajaran

yang hendak anda bahas. Pertanyaannya haruslah

Page 53: Metode Pembelajaran

merupakan pertanyaan yang menurut anda ada beberapa

siswa yang mengetahui jawabannya.

Berikut adalah beberapa contohnya:

Pertanyaan. sehari-hari ("Mengapa kita mesti

membayar pajak penghasilan?")

Cara melakukan ("Menurut pakar, seperti apakah

cara-cara terbaik untuk mengawetkan mumi?")

Definisi ("Apa lubang hitam Itu?)

Judul ("Menurut kalian, karya dramanya Ibsen,

A Doll's House, berkisah tentang apa?)

Cara kerja ("Apa yang menjadikan mobil bisa

ber-jalan?").

Akibat ("Menurut kalian, bagaimana akhir dari

alur cerita ini? "Bagaimana pemecahan atas masalah

ini?").

2. Doronglah siswa untuk berpikir dan membuat

dugaan umum. Gunakan frase semisal, "Coba tebak"

atau "Coba jawab".

3. Jangan buru-buru memberikan tanggapan.

Tampung dulu semua dugaan siswa. Ciptakan rasa

penasaran tentang jawaban yang "sesungguhnya."

4. Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan

siswa kepada apa yang hendak anda ajarkan. Sertakan

jawaban atas pertanyaan anda dalam penyajian materi

anda. Anda perlu memastikan bahwa siswa lebih

menaruh perhatian dibanding biasanya.

VARIASI

Page 54: Metode Pembelajaran

1. Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk

secara kolektif membuat dugaan.

2. Sebagai ganti pertanyaan katakan kepada siswa apa

yang hendak anda ajarkan dan mengapa hal Itu

menarik. Cobalah untuk menghangatkan tahap

pengenalan ini dengan cara seperti mengiklankan

sebuah film yang akan segera ditayangkan.

25. Tim Pendengar

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara untuk membantu siswa

agar tetap fokus dan jeli selama berlangsungnya

pengajaran berbasis ceramah. Tim pendengar merupakan

kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk

mengklarifikasi materi pelajaran.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berikan

tim-tim tersebut tugas berikut:

Tim Peran Tugas

1 Penanya Setelah pengajaran berbasis-

ceramah, ajukan

setidaknya dua pertanyaan tentang

materi

yang dibahas.

Page 55: Metode Pembelajaran

2 Penyetuju Setelah pengajaran

berbasis-ceramah,

katakan hal-hal mana yang mereka

setujui (atau

dirasa membantu) dan jelaskan

alasannya.

3 Pembantah Setelah pengajaran berbasis-

ceramah, beri

komentar tentang hal mana yang

tidak mereka

setujui (atau tidak banyak

membantu) dan jelaskan

alasannya.

3. Pemberi contoh Setelah pengajaran berbasis-

ceramah, berilah

contoh dan

materi atau pelajaran penerapan kusus.

2. Sajikan pengajaran berbasis ceramah anda.

Setelah selesai, berikan waktu bagi tim untuk

menyelesaikan - tugasnya.

3. Perintahkan tiap tim untuk menanyakan.

menyetujui dan sebagainya. Anda mesti mendapatkan

lebih banyak partisipasi siswa ketimbang yang anda

bayangkan.

VARIASI

1. Buatlah peran lain. Sebagai contoh.

perintahkan sebuah tim untuk mengikhtisarkan

Page 56: Metode Pembelajaran

pengajaran “berbasis-ceramah”. atau mintalah sebuah

tim untuk membuat pertanyaan yang menguji pemahaman

siswa tentang materi pelajaran.

2. Ajukan pertanyaan-pertanyaannya terlebih

dahulu, yang mana jawabannya akan ditemukan dalam

penyajian materi pelajaran. Perintahkan siswa untuk

mendengarkan dengan cermat guna mendapatkan

jawabannya. Tim yang dapat menjawab sebagian besar

pertanyaan akan menang.

26. Membuat Catatan dengan Bimbingan

URAIAN SINGKAT

Dalam tehnik yang populer ini, anda menyediakan

formulir atau lembar yang telah dipersiapkan. Lembar

ini menginstruksikan siswa untuk membuat catatan

sewaktu anda mengajar. Gerak fisik yang minimal

seperti ini pun akan lebih melibatkan siswa

ketimbang jika kita sekadar menyediakan buku

pegangan yang lengkap. Ada bermacam metoda untuk

membuat catatan secara terarah. Yang paling

sederhana di antaranya adalah mengisi bagian-bagian

yang kosong.

PROSEDUR

Page 57: Metode Pembelajaran

1. Siapkan sebuah catatan yang

mengikhtisarkan hal-hal utama pada penyajian materi

pelajaran anda.

2. Sebagai ganti menyediakan teks secara

lengkap, kosongkan bagian-bagian di dalamnya, dan

untuk selanjutnya diisi oleh siswa.

3. Beberapa cara dalam melakukannya antara

lain:

Sediakan sejumlah istilah dan definisinya,

bIarkan istilah atau definisinya kosong.

________: merupakan bentuk segilima, Oktagon: ________

Kosongkan satu atau beberapa poin.

Peran Majelis Perwakilan Roma

a. Menerapkan. undang-undang dan ketetapan

yang dibuat oleh konsul

b. ________________________

c. Menerima duta besar luar negeri.

d. ________________________

Kosongkan kata-kata kunci dalam

paragraf pendek.

Di masa kini, manajer seringkali menghadapi

permasalahan semisal rendahnya ________,

tingginya________, dan________ kualitas

pelayanan. Solusi manajemen tradisional

seringkali cenderung seperti________ ________,

untuk menghasilkan________ persoalan baru untuk

satu persoalan yang sudah dipecahkan.

4. Bagikan lembar kerja kepada siswa. Jelaskan bahwa

Page 58: Metode Pembelajaran

anda memang sengaja mengosongkan beberapa bagian

kalimat untuk membantu mereka mendengarkan secara

aktif terhadap apa yang anda ajarkan.

VARIASI

1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub

topik utama dari materi yang anda ajarkan. Kosongkan

sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan

catatan. Hasilnya akan tampak seperti ini:

Empat Jenis Masyarakat yang Tidak Adil Menurut

Socrates

Timokrasi:

Oligarki:

Demokrasi:

Tirani:

[Opsionol: Setelah pemberian pelajaran, beri siswa

salinan kedua dari lembar catatan yang beberapa

bagiannya dikosongkan. Tugaskan mereka untuk mengisi

bagian yang kosong itu tanpa melihat catatan.]

2. Buatlah penyajian materi pelajaran anda

menjadi beberapa bagian. Perintahkan siswa untuk

mendengarkan dengan cermat sewaktu anda berbicara,

namun jangan membuat catatan. Sebagai gantinya,

perintahkan mereka untuk menulis catatan selama jeda

waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis-

ceramah.

27. Mata Pelajaran Ala Permainan Bingo

Page 59: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa

akan leblh menaruh perhatian jika anda menjadikannya

dalam bentuk permainan bingo. Di sini, poin utamanya

didiskusikan sewaktu siswa bermain bingo.

PROSEDUR

1. Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis-

ceramah dengan 9 poin utama.

2. Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini

dalam 3X3 tumpukan. Tempatkan satu poin yang berbeda

pada tiap kotak. Jika anda memiliki kurang dari 9

poin utama, kosongkanlah beberapa kotak.

3. Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin

utama yang sama. namun tempatkan poin-poin itu dalam

kotak yang berbeda. Hasilnya ialah bahwa hanya

sedikit sekali kartu Bingo yang serupa.

4. Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan

siswa dengan satu strip kartu yang terdiri dari 9

titik wama (berdiameter sekitar setengah atau tiga

perempat inci). Jelaskan kepada siswa bahwa ketika

anda tengah menyajikan materi dari poin ke poin,

mereka harus menempatkan satu titik pada kartu

mereka untuk tiap poin yang anda bahas. (Catatan:

Kotak yang kosong tidak dapat ditutup dengan satu

titik.).

Page 60: Metode Pembelajaran

5. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal,

horizontal, atau diagonal secara berturut-turut,

mereka akan berteriak "Bingo!"

6. Selesalkanlah penyajian materi pelajaran anda.

Biarkan siswa mendapatkan Bingo sebanyak yang mereka

bisa.

VARIASI

1. Gunakan istilah atau nama-nama utama yang

dijelas-kan dalam penyajian materi anda (sebagai

ganti poin utama) sebagai dasar permainan kartu

Bingo. Ketika istilah atau nama tersebut untuk

pertama kallnya dijelaskan, siswa dapat menempatkan

stiker pada kotak yang sesuai.

2. Buatlah tumpukan kartu Bingo berukuran 2X2.

Lanjutkan dengan membahas beberapa poin. istilah

atau nama-nama utama dalam pelajaran berbasis-

ceramah anda. Tunjukan hanya empat di antaranya pada

salah satu kartu Bingo. Cobalah untuk membuat

beberapa kartu menjadi serupa dengan menyertakan

informasi yang berbeda pada tiap kartu.

28. Pengajaran Sinergis

URAIAN SINGKAT

Metoda ini merupakan perubahan langkah yang

Page 61: Metode Pembelajaran

sesungguhnya. Metoda ini memungkinkan para siswa

yang memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajari

materi yang sama untuk saling membandingkan catatan.

PROSEDUR

1. Bagilah kelas menjadi dua kelompok.

2. Kirimkan satu kelompok ke ruang lain untuk

membaca topik yang anda ajarkan. Pastikan bahwa

materi bacaannya tertata dengan balk dan mudah

dibaca.

3. Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis

ceramah atau lisan tentang materi yang sama dengan

yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di ruang

sebelah.

4. Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya.

Sediakan materi bacaan tentang topik anda untuk

kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata

pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk

kelompok pembaca.

5. Pasangkan anggota dan tiap kelompok dan

perintahkan mereka mengikhtisarkan apa yang telah

mereka pelajari.

VARIASI

1. Perintahkan setengah dari siswa untuk

mendengarkan penyajian materi pelajaran dengan mata

tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melhat

informasi visual semisal melalui OHP yang menyertai

Page 62: Metode Pembelajaran

penyajian materi pelajaran dengan telinga tertutup.

Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan

tersebut usai, perintahkan tiap kelompok untuk

membandingkan catatan tentang apa yang mereka lihat

dan dengar.

2. Berikan contoh konkret tentang konsep atau

teori yang hendak anda ajarkan kepada setengah dari

jumlah siswa. Jangan katakan kepada mereka tentang

konsep atau teori yang mereka gambarkan. Sajikan

kepada setengah kelas konsep atau teori itu tanpa

disertai contoh. Pasangkan siswa dari kedua kelompok

dan perintahkan mereka untuk membahas pelajaran

secara bersama.

29. Pengajaran Terarah

URAIAN SINGKAT

Dalam tehnik ini, guru mengajukan satu atau beberapa

pertanyaan untuk melacak pengetahuan siswa atau

mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan

kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori.

Metoda pengajaran terarah merupakan seilngan yang

mengasyikkan dl sela-sela cara pengajaran biasa.

Cara ini memungkinkan anda untuk mengetahui apa yang

telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum

memaparkan apa yang anda ajarkan. Metoda ini sangat

Page 63: Metode Pembelajaran

berguna dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak.

PROSEDUR

1. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan

yang menjajaki pemikiran siswa dan pengetahuan yang

mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki

beberapa kemungkinan jawaban, semisal "Bagalmana

kamu menjelaskan seberapa cerdasnya seseorang?”

2. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam

pasangan atau kelompok untuk membahas jawaban

mereka.

3. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-

masing dan catatlah pendapat mereka. Jika

memungkinkan, seleksilah jawaban mereka menjadi

beberapa kategori terpisah yang terkait dengan

kategori atau konsep yang berbeda semisal "kemampuan

membuat mesin pada kategori kecerdasan. kinestetika-

tubuh.

4. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin

anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk menjelaskan

kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini.

Catatlah gagasan yang memberi mformasi tambahan bagi

poin pembelajaran dari pelajaran anda.

VARIASI

1. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi

daftar yang terpisah. Sebagai gantinya, buatlah satu

daftar panjang dan perintahkan mereka untuk

Page 64: Metode Pembelajaran

mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu

sebelum anda membandingkannya dengan konsep yang ada

di pikiran anda.

2. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang

sudah ada di benak anda. Cermati bagaimana siswa dan

anda secara bersama bisa memilah-milah gagasan-

gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.

30. Menemui Pembicara TamuURAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk

melibatkan pembicara tamu yang tidak memiliki waktu

atau keahlian untuk menyiapkan sebuah sesi

pelajaran. Pada saat bersamaan, aktivitas memberi

siswa peluang untuk berinteraksi dengan pakar

pelajaran dengan cara yang unik dan mengambil peran

aktif dalam menyiapkan pernbicara tamu.

PROSEDUR

1. Undanglah pembicara tamu untuk memberi

ceramah kepada siswa anda sebagai pakar dalam

pelajaran yang kini anda ajarkan. (Contoh; Pejabat

pemerintah setempat dapat mengunjungi kelas di mana

anda mengajarkan tentang kewarganegaraan atau tata-

negara.)

2. Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan

Page 65: Metode Pembelajaran

kepadanya bahwa sesi kelas ini akan dilaksanakan

layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format

tersebut. pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat

atau pernyataan pembuka dan kemudian bersiap

menerima pertanyaan dari "pers."

3. Sebelum hadirya pembicara tamu, persiapkan

siswa dengan mendiskusikan bagaimana konferensi pers

akan dilaksanakan, dan kemudian berilah mereka

kesempatan untuk merumuskan beberapa pertanyaan

untuk diajukan kepada pembicara.

VARIASI

1. Anda dapat memilih menghadirkan beberapa

pembicara tamu dalam waktu bersamaan dan melakukan

diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada meja

di bagian depan kelas atau pada deretan kursi yang

ditata melengkung agar bisa berbagi informasi dan

pengalaman dengan kelompok kecIl. Anggota kelompok

akan diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan

pembicara tamu dengan mengajukan pertanyaan dalam

suasana yang lebih santai. Bagilah sesi pelajaran

menjadi sejumlah babak. Tentukan panjang waktu

masing-masing babak sesuai dengan waktu yang

tersedia dan jumlah tamu-nya. Pada umumnya, 10 atau

15 menit untuk tiap babak sudah memadai. Arahkan

kelompok kecil untuk mengalihkan pertanyaan dari

satu pembicara tamu ke pembicara berikutnya sesuai

dengan beralihnya babak.

2. Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya

Page 66: Metode Pembelajaran

pemah mengikuti pelajaran anda untuk menjadi

pembicara "tamu."

31. Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

URAIAN SINGKAT

Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum

bisa dipahami. betapapun gamblangnya penjelasan

verbal atau visual yang anda berikan. Satu cara

untuk rnembantu membangun gambaran tentang materi

yang diajarkan adalah dengan meniinta sejumlah siswa

untuk mempraktikkan atau menerapkan prosedur yang

anda jelaskan.

PROSEDUR

1. Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep

terkait) atau prosedur yang bisa digambarkan dengan

memperagakannya. Beberapa contohnya meliputi:

Penyusunan kalimat.

Menemukan persamaan.

Sirkulasi jantung

Arsitektur gotik

2. Gunakan salah satu dari beberapa metoda

berikut ini:

Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan

kelas dan tugaskan mereka untuk mensimulasikan

Page 67: Metode Pembelajaran

aspek fisik dari konsep atau prosedur yang tengah

anda terangkan.

Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-

baglan dari suatu prosedur atau konsep. Berikan

kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa. Tempatkan

siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa

agar kartu itu berurutan dengan benar.

Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan

materi yang anda ajarkan.

Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktikkan

prosedur itu setahap demi setahap.

3. Diskusikan drama pembelajaran yang telah anda

buat. Kemukakan inti pengajaran apapun yang ingin

anda sampaikan.

VARIASI

1. Rekamlah sekolompok siswa yang memperagakan konsep

atau prosedur tersebut menggunakan kamera video dan

perlihatkan kepada seluruh siswa.

2. Perintahkan siswa untuk membuat tata cara .mempera-

gakan konsep atau prosedur tanpa arahan dari anda.

32. Yang Manakah Kelompok Saya?

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini menawarkan pendekatan baru untuk

membantu siswa mempelajari materi kognltif. Dengan

Page 68: Metode Pembelajaran

menerapkan tayangan permainan lama dl televisi,

siswa berkesempatan untuk membahas materi yang baru

saja diajarkan dan menguji satu sama lain untuk

memperkuat ingatan akan pelajaran anda.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi dua tim atau leblh.

2. Tulislah salah satu dari yang berikut ini pada

slip kertas yang berbeda:

Saya: (beri nama orang) misal. Saya Karl Marx

Saya: (beri nama kejadian) misal. Saya

"gerhana bulan."

Saya: (beri nama teori) misal, Saya

"Darwinisme."

Saya: (beri nama konsep) misal, Saya "inflasi."

Saya: (beri nama keahlian) misal, Saya

"manuverHeimlich

Saya: (beri nama kutipan) misal, Saya "ada atau

tiada"

Saya: (beri nama rumus) misal, Saya adalah

e=mc2”.

3. Masukkan slip kertas ke dalam sebuah kotak, dan

perintahkan tiap tim untuk memilih satu slip. Slip

yang dipilh menunjukkan identitas dari tamu misteri.

4. Berikan tim waktu lima menit kepada tim untuk

mengerjakan tugas berikut:

Memilih anggota tim untuk menjadi "tamu

misteri."

Page 69: Metode Pembelajaran

Persiapkan pertanyaan yang akan di ajukan dan

pikirkan cara menjawabnya.

5. Pilihlah tim yang akan menghadirkan tamu misteri

pertama.

6. Buatlah panel siswa dari tim lain (dengan metoda

apapun yang anda pilih).

7. Mulailah permainan. Perintahkan tamu misteri untuk

mengemukakan kategorinya (orang, kejadian, dll).

Para panelis mengambil giliran mengajukan pertanyaan

ya- atau -tidak tentang tamu misteri hingga salah

satu panelis dapat mengenali si tamu misterius itu.

8. Perintahkan tim yang lain untuk menghadirkan tamu

misteri mereka. Buatlah panel baru untuk tiap tamu

misteri.

VARIASI

1. Beri kesempatan tamu misteri untuk berkonsultasi

dengan rekan satu timnya jika dia tidak yakin dengan

cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panelis.

2. Guru dapat menetapkan bagaimana si tamu misteri

harus berakting. Sebagai contoh, seorang tamu

misteri bisa memperagakan seolah-olah ia adalah

orang terkenal yang sedang menjadi bahan

pembicaraan.

33. Menjadi Kritikus Tayangan Video

Page 70: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Seringkali menonton tayangan video edukatif

merupakan kegiatan pasif. Siswa duduk di kursi

sembari menunggu tayangan diputar. Namun yang ini

merupakan cara aktif untuk menjadikan siswa merasa

terlibat dalam menonton tayangan video.

PROSEDUR

1. Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada

siswa.

2. Katakan kepada siswa, sebelum menonton video,

bahwa anda ingin mereka mengkritisi apa yang akan

ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau

beberapa faktor. termasuk:

Realisme (dari para pelakunya)

Relevansi

Saat-saat tak terlupakan

Penataan isi

Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.

3. Putarlah video.

4. Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut "pojok

kritikus."

5. Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opslonal).

dengan menggunakan semacam sistern penlalan

keseluruhan,semisal:

Bintang satu sampai lima.

Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).

Page 71: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Buatlah panel pemirsa video.

2. Putar kembali video itu. Lantaran ada kalanya

kritikus berubah pendirian ketika mereka menyaksikan

sesuatu untuk kedua kalinya.

Mestimulasi Diskusi KelasSering sekali. seorang guru berupaya menstimulasi

diskusi kelas namun dihadapkan pada kebungkaman yang

tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu

siapa yang berani berbicara duluan. Memulai sebuah

diskusi tidak jauh berbeda dengan memulai pengajaran

berbasis ceramah atau penyajian materi secara lisan.

Anda harus terlebih dahulu rnembangkitkan minat!

Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-

cara yang telah berhasil menstimulasi diskusi.

Sebagian di antaranya bahkan akan menciptakan

pertukaran pendapat yang seru namun tertib antar

siswa. Semuanya dirancang sedemikian rupa agar

setiap siswa bisa terlibat.

34. Debat Aktif

URAIAN SINGKAT

Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga untuk

meningkatkan pemikiran dan perenungan, terutama jlka

siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang ber-

Page 72: Metode Pembelajaran

tentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan

strategi debat yang secara aktif melibatkan tiap

siswa di dalam kelas—tidak hanya mereka yang

berdebat.

PROSEDUR

1. Susunlah sebuah pernyataan yang berisi

pendapat tentang isu kontroversial yang terkait

dengan mata pelajaran anda (misalnya., "Media cuma

membuat berita, bukan melaporkannya.")

2. Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan

(secara acak) posisi "pro" kepada satu kelompok dan

posisi "kontra" kepada kelompok yang lain.

3. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub

kelompok dalam masing-masing tim debat. Misalnya,

dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa anda dapat

membuat tiga sub kelompok pro dan tiga sub kelompok

kontra, yang masing-masing terdiri dan empat

anggota. Perintahkan tiap sub kelompok untuk

menyusun argumen bagi pendapat yang dipegangnya,

atau menyediakan daftar panjang argumen yang mungkin

akan mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir dari

diskusi mereka. perintahkan sub kelompok untuk

memilih juru bicara.

4. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung

jumlah dari sub kelompok yang dibuat untuk tiap

pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro

dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang

Page 73: Metode Pembelajaran

sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra.

Posisikan siswa yang lain di belakang tim debat

mereka. Untuk contoh sebelumnya, susunannya akan

tampak seperti ini:

x x

x x

x x

x pro kon x

x pro kon x

x pro kon x

x x

x x

x x

Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara

mengemukakan pendapat mereka. Sebutlah proses Ini

sebagai "argumen pembuka."

5. Setelah semua siswa mendengarkan argumen

pembuka, hentikan debat dan suruh mereka kembali ke

sub kelompok awal mereka. Perintahkan sub-sub

kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka

mengkonter argumen pembuka dari pihak lawan. Sekali

lagi, perintahkan tiap sub kelompok memllih juru

bicara, akan lebih baik bila menggunakan orang baru.

6. Kembali ke "debat". Perintahkan para juru

bicara, yang duduk berhadap-hadapan, untuk

memberikan "argumen tandingan" Ketika debat

Page 74: Metode Pembelajaran

berlanjut (pastikan untuk menyelang-nyeling antara

kedua belah pihak), anjurkan siswa lain untuk

memberikan catatan yang memuat argumen tandingan

atau bantahan kepada pendebat mereka. Juga, anjurkan

mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen yang

disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.

7. Bila anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa

menyebutkan pemenangnya, perintahkan siswa untuk

kembali berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan

untuk mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk

bersebelahan dengan siswa yang berasal dari pihak

lawan debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas

penuh tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari

persoalan yang diperdebatkan. Juga perintahkan siswa

untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan

argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah

pihak.

VARIASI

1. 'Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong

bagi tim-tim debat. Ijinkan siswa untuk menempati

kursi-kursi kosong ini manakala mereka ingin turut

berdebat.

2. Mulailah segera kegiatan ini dengan argumen

pembuka perdebatan. Lakukanlah dengan debat

konvensional, namun sering-seringlah menggilir para

pendebatnya.

Page 75: Metode Pembelajaran

35. Rapat Dewan Kota

URAIAN SINGKAT

Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas besar.

Dengan menclptakan suasana yang menyerupai rapat

dewan kota, seluruh siswa bisa terlibat dalarn

diskusi.

PROSEDUR

1. Pilihlah topik menarik atau problema kasus

mengenai mata pelajaran anda. Sajikan secara singkat

topik atau problemanya seobyektif mungkin, dengan

mernberikan infomasi latar belakang dan uraian

singkat tentang beragam sudut pandang. Jika anda

menghendaki. sediakanlah dokumen yang dapat

memperjelas topik atau problemanya.

2. Tegaskan bahwa anda menginginkan pendapat

dari siswa sendiri tentang persoalan itu. Tanpa

memanggil siswa dari bagian depan kelas, jelaskan

bahwa anda akan mengikuti format yang disebut

"panggil pembicara berikutnya." Manakala seorang

siswa selesai berbicara, siswa itu harus melihat ke

sekeliling ruang kelas dan memanggil siswa lain yang

juga ingin berbicara (ketahuan dari siswa yang

mengangkat tangan).

3. Anjurkan siswa agar berbicara singkat dan

Page 76: Metode Pembelajaran

padat supaya siswa yang lain mendapat kesempatan

berpartisipasi dalam rapat "dewan kota" Jika anda

menghendaki tetapkan batas waktu sampai pembicara

mendapatkan giliran untuk berbicara. Arahkan siswa

untuk memanggil siswa lain yang belum pernah

mendapat giliran sebelum memilih siswa yang sudah

mendapat giliran.

4. Lanjutkan diskusi selama hal itu dirasa ada

gunanya..

VARIASI

1. Buatlah pertemuan itu menjadi perdebatan.

Perintahkan siswa untuk duduk di sisi ruangan yang

berbeda, sesuai dengan posisi perdebatannya. Ikuti

format "memanggil pembicara berikutnya," dengan

instruksi bahwa pembicara berikutnya harus memiliki

pendapat yang bertentangan. Perintahkan siswa untuk

berpindah ke sisi ruangan yang berbeda jika pendapat

mereka terpengaruhi oleh debat itu.

2. Mulailah rapat "dewan kota" dengan diskusi

panel. Perintahkan para panelis untuk mengemukakan

pendapat mereka dan kemudian memanggil pembicara

dari kalangan pendengar.

36. Keputusan Terbuka Tiga-Tahap

Page 77: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan format diskusi di mana sebagian dari

siswa membentuk lingkaran diskusi dan sebagian yang

lain rnembentuk lingkaran pendengar di sekeliling

kelompok diskusi (Lihat Sepuluh Metoda untuk

Mendapatkan Partisipasi Kapanpun", pada halaman 22.)

Berikut ini adalah salah satu dari cara-cara yang

lebih menarik untuk membentuk diskusi terbuka.

PROSEDUR

1. Susunlah tiga pertanyaan diskusi yang relevan

dengan materi pelajaran anda. Dalam kelas ekologi,

sebagai misal, pertanyaannya boleh jadi sebagai

berikut:

Bagaimanakah lingkungan mengalami perusakan?

Langkah-langkah apakah yang bisa diambil oleh

pemerintah dan industri swasta untuk mengatasi masalah ini?

Apakah yang dapat kita lakukan secara pribadi?

Idealnya, pertanyaan-pertanyaan itu mesti berkaitan,

namun itu tidak diharuskan. Putuskan dalam urutan

seperti apakah anda menghendaki didiskusikannya

pertanyaan-pertanyaan itu.

2. Susunlah kursi dalam konfigurasi perut ikan

(yakni dua lingkaran memusat) Perintahkan siswa

untuk berhitung 1,2, dan 3. Perintahkan anggota

kelompok 1 untuk menempati kursi lingkar diskusi dan

perintahkan anggota kelompok 2 dan 3 untuk duduk di

kursi lingkar-luamya. Ajukan pertanyaan pertama anda

Page 78: Metode Pembelajaran

untuk didiskusikan. Berikan waktu diskusi selarna 10

menit. Perintahkan satu orang siswa untuk

memfasilitasi diskusi atau bertindak sebagai

fasilitator.

3. Selanjutnya, perintahkan anggota kelompok 2

untuk duduk di lingkar dalam. menggantikan anggota

kelompok 1 yang sekarang duduk di lingkar luar.

Tanyalah anggota kelompok 2 apakah mereka hendak

memberikan tanggapan singkat tentang diskusi

pertama, dan kemudlan beralihkan ke topik diskusi

kedua.

4. Ikuti prosedur yang sama dengan anggota

kelompok 3.

5. Bila ketiga pertanyaan itu telah

didiskusikan, kembalikan siswa menjadi satu kelompok

besar diskusi. Perintahkan mereka untuk membahas

keseluruhan diskusi yang telah berlangsung.

VARIASI

1. Sebagai alternatif, jika tidak memungkinkan

untuk melakukan penataan kursi secara melingkar,

buatlah diskusi panel secara bergiliran. Sepertiga

kelas menjadi panelis untuk tiap pertanyaan diskusi.

Para panelis bisa duduk di depan kelas menghadap

kepada siswa lainnya di kelas. Jika anda menggunakan

susunan kelas berbentuk U atau meja konferensi

(lihat "Sepuluh Tata-letak untuk Menyusun Kelas,"

halaman 17), tunjuklah kelompok sebelah sebagai

Page 79: Metode Pembelajaran

kelompok panel.

2. Gunakan hanya satu pertanyaan diskusi saja.

Perintahkan tiap kelompok berikutnya untuk

menanggapi diskusi kelompok sebelumnya.

37.Memperbanyak Anggota Diskusi Panel

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk

menstimulasi diskusi dan memberi siswa kesempatan

untuk mengenali. menjelaskan. dan mengklarifikasi

persoalan sembari tetap bisa berpartisipasi aktif

dengan seluruh siswa.

PROSEDUR

1. Pillhlah sebuah masalah yang akan mengundang

minat siswa. Sajikan persoalan Itu agar siswa

terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka.

Sebutkan lima pertanyaan untuk didiskusikan.

2. Pilihlah empat hingga enam siswa untuk

membentuk kelompok diskusi panel. Aturlah mereka

dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas.

3. Perintahkan siswa yang lain untuk duduk di

sekeliling kelompok diskusi pada tiga sisi dalam

formasi sepatu kuda.

4. Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang

Page 80: Metode Pembelajaran

provokatif. Serahkan tanggung jawab diskusi panel

kepada kelompok inti sedangkan siswa yang lain

membuat catatan dalam rangka mempersiapkan giliran

diskusi mereka.

Sebagai contoh, beberapa poin yang dapat dikemukakan

dalam sebuah diskusi adalah tentang pertanyaan "Apa

sajakah pendapat pro dan kontra terhadap rekayasa

genetik?"

Pro

Ilmu kesehatan telah mencapai tahap yang

memungkinkan hal ini, lantas mengapa mesti

menolaknya?

Ilmuwan akan mampu menghilangkan rasa nyeri dan

penderitaan.

Orang tua akan bisa menghindari kelahiran bayi

yang cacat-lahir.

Kontra

Manusia tidak boleh merusak rencana Tuhan.

Kelainan genetik akan timbul.

Orang tua tidak boleh memutuskan seperti apa

anak yang ingin mereka miliki.

5. Pada akhir periode diskusi yang sudah

ditetapkan. pisahkan seluruh kelas menjadi kelompok-

kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi tentang

pertanyaan yang masih ada.

Page 81: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Baliklah urutannya; mulalah dengan diskusi

kelompok kecil dan diikuti dengan diskusi panel.

2. Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan

diskusi.

38. Argumen dan Argumen Tandingan

URAIAN SINGKAT

Kegiatan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk

menstimulir diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih

mendalam tentang persoalan kompleks. Formatnya

serupa dengan sebuah debat, namun tidak begitu

formal dan berlangsung lebih cepat.

PROSEDUR

1. Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua sisi

atau lebih.

2. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok sesual

dengan jumlah pendapat yang telah anda nyatakan, dan

perintahkan tiap kelompok untuk mengemukakan argumen

yang mendukung pihaknya. Doronglah mereka untuk

bekerja dengan rekan sebangku atau dalam gugusan

kelompok kecil.

3. Jelaskan bahwa siswa mana saja bisa memulai

debat. Setelah seorang siswa memiliki kesempatan

untuk mengajukan satu argumen yang mendukung

Page 82: Metode Pembelajaran

pendapatnya, beri kesempatan untuk munculnya argumen

lain atau argumen yang berseberangan dari kelompok

lain. Lanjutkan diskusi, lakukan prosesnya dengan

cepat.

4. Akhiri kegiatan ini dengan membandlngkan

persoalan menurut pandangan anda Sebagai guru. Beri

kesempatan dilakukannya diskusi lanjutan.

VARIASI

1. Sebagai ganti debat antar kelompok, pasangkan

masing-masing siswa dari kelompok yang berbeda dan

perintahkan mereka untuk saling beradu argumentasi.

Ini bisa dilakukan secara serentak, dan dengan

demikian setiap siswa terlibat dalam perdebatan

dalam waktu bersamaan.

2. Buatlah formasi dua kelompok yang bertentangan

agar mereka berhadapan satu sama lain. Ketika satu

siswa mengakhiri argumennya, perintahkan agar siswa

itu melemparkan suatu benda (misalnya bola atau

benda semacamnya) kepada anggota dari pihak yang

berlawanan. Siswa yang menangkap benda yang

dilemparkan itu harus membantah argumen dari siswa

sebelumnya.

39. Membaca Keras-keras

URAIAN SINGKAT

Yang rnengherankan, membaca sebuah teks keras-keras

Page 83: Metode Pembelajaran

ternyata dapat membantu siswa memfokuskan pikiran.

mengajukan pertanyaan, dan menstimulasi diskusi.

Strategi Ini agak serupa dengan pelajaran mengkaji

kitab suci. Cara ini memililki dampak berupa

terfokusnya perhatian dan terciptanya kelompok yang

padu.

PROSEDUR

1. Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca

keras-keras. Batasi diri anda untuk memilih teks

yang berisi kurang dari 500 kata.

2. Perkenalkan teks itu kepada siswa. Cermati

poin-poin atau persoalan utama yang hendak diajukan.

3. Bagilah teks itu berdasarkan paragrafnya atau

dengan cara lain. Tunjuklah sejumlah siswa untuk

membaca keras-keras beberapa bagian yang berbeda.

4. Ketika pembacaan sedang berlangsung. hentikan

pada beberapa bagian untuk menekankan poin-poin

tertentu, mengajukan pertanyaan, atau memberi

contoh. Beri kesempatan untuk melakukan diskusi

singkat jika siswa memperlihatkan minat terhadap

bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa yang

dimuat dalam teks.

VARIASI

1. Lakukan pembacaan oleh anda sendiri jika anda

merasa hal ini akan meningkatkan cara penyajian

Page 84: Metode Pembelajaran

teks, atau anda jika meragukan kemampuan baca siswa.

2. Perintahkan pasangan siswa untuk membacakan

sata sama lain, hentikan untuk klarifikasi dan

diskusi bila itu dirasa perlu.

40.Pengadilan oleh Majelis Hakim

URAIAN SINGKAT

Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan.

lengkap dengan saksi, jaksa penuntut, pembela,

anggota pengadilan dan lain-lain. Ini merupakan

metoda yang baik untuk memicu "belajar berbeda

pendapat"yakni belajar dengan secara efektif

mengemukakan sebuah sudut pandang dan menentang

pendapat yang sebaliknya.

PROSEDUR

1. Buatlah dakwaan yang akan membantu siswa

mengetahui sisi-sisi yang berbeda dari sebuah

persoalan. Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa

didakwakan kepada seseorang atau kepada suatu benda

adalah: orang berpendidikan atau orang biasa yang

moralnya bobrok; buku kontroversial; teori yang

tidak terbukti; nilal-nilal yang tidak memlliki

manfaat; dan proses, hukum, atau institusi yang

menyimpang.

Page 85: Metode Pembelajaran

2. Berikan peran kepada siswa. Tergantung pada

jumlah siswa, anda dapat menggunakan semua atau

beberapa dari peran berikut ini, pembela, saksi

meringankan, jaksa penuntut umum, saksi memberatkan,

panitera, hakim ketua, dan hakim anggota. Tiap peran

bisa diisi oleh satu orang siswa atau satu tim. Anda

bisa menetapkan sendiri jumlah majelis hakimnya

3. Berikan waktu kepada siswa untuk

mempersiapkan diri. Ini bisa berlangsung dari

beberapa menit hingga satu jam, tergantung pada

kerumitan masalahnya.

4. Laksanakan pengadilan. Pertimbangkan untuk

menggunakan aktivitas berikut ini: argumen pembuka,

kasus yang diajukan oleh penuntut dan saksi, laporan

singkat panitera persidangan, dan argumen penutup.

5. Lakukan pertimbangan hakim. Ini bisa

dilakukan secara terbuka, agar semua siswa bisa

mendengar bagaimana bukti ditimbang. Anggota non-

hakim bisa diberi tugas untuk mendengarkan berbagai

aspek kasus.

VARIASI

1. Perluas kegiatan dengan pentarafan pengadilan

ulang.

2. Hilangkan pengadilan oleh majelis hakim dan

gantikan pengadilan hanya oleh hakim.

Page 86: Metode Pembelajaran

Pengajuan Pertanyaan

”Ada pertanyaan?" tanya guru. Seringkali, setelah

ditanya seperti itu siswa justru diam. Sebagian guru

menganggap diamnya siswa menunjukkan bahwa mereka

tidak berrninat Sebagian lain mungkin menyimpulkan

bahwa semuanya sudah jelas. Sayangnya. yang sesung-

guhnya terjadi ialah bahwa siswa belum siap

mengajukan pertanyaan. Strategi-strategi yang

berikut ini akan membantu anda mengubah keadaan

seperti ini. Siswa akan lebih tertantang untuk

membuat pertanyaan karena mereka memlliki kesempatan

untuk memahami materi yang diajarkan.

41. Belajar berawal dari Pertanyaan

URAIAN SINGKAT

Proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika

si pembelajar dalarn kondisi aktif, bukannya

reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi

pembelajaran seperti ini adalah dengan menstimulir

siswa untuk rnenyelidiki atau mempelajari sendiri

materi pelajarannya, tanpa penjelasan terlebih

dahulu dari guru. Strategi sederhana ini

menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang mana

merupakan kunci belajar.

PROSEDUR

Page 87: Metode Pembelajaran

1. Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda

pilih sendiri. (Anda dapat menggunakan satu halaman

dalam sebuah buku teks, sebagai ganti buku

pegangan.) Inti dari pilihan materi anda adalah

kebutuhan untuk menstimulir pertanyaan di pihak

pembaca. Sebuah buku pegangan yang menyediakan

informasi luas namun tidak memiliki rincian penjelas

adalah yang ideal. Grafik atau diagram yang

melukiskan sejumlah pengetahuan merupakan pilihan

yang baik. Sebuah naskah yang terbuka bagi munculnya

bermacam interpretasi juga merupakan pilihan yang

balk. Tujuan utamanya adalah memicu keingintahuan.

2. Perintahkan siswa untuk mempelajari buku

pegangan dengan pasangannya. Perintahkan agar

masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya

memahami buku pegangan dan mengenali apa saja yang

tidak mereka paharni dengan menandai dokumen dengan

pertanyaan di dekat informasi yang tidak mereka

pahami. Anjurkan siswa untuk menyislpkan sebanyak

mungkin tanda tanya sesual yang mereka kehendaki.

Jika waktunya memungkinkan, bentuklah pasangan-

pasangan tersebut menjadi kuartet (kelonipok empat

siswa) dan beri waktu bagi tiap pasangan untuk

saling membantu.

Seorang guru fisika, misalnya, dapat membagikan sebuah diagram

yang menggambarkan bagaimana energi potensial berubah menjadi

energi kinetik dengan menunjukkan seorang penerjun sirkus yang

melompat dari galah sepanjang 50 kaki Siswa bekerja bersama

Page 88: Metode Pembelajaran

pasangannya untuk membahas. Iustrasinya dan menentukan

pertanyaannya (misalnya, Kapankah pastinya energi potensial

menjadi energi kinetik? Apa perbedaan mendasar antara energi

kinetik dan potensial?

3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi

semula dan jawablah pertanyaan-pertanyaan siswa.

Anda mengajar melalui jawaban anda atas pertanyaan

siswa secara keseluruhan, dan baru kemudian

mengajarkan mata pelajaran hari ini, dengan

melakukan upaya khusus untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh siswa.

VARIASI

1. Jika anda merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk

mempelajari sendiri materi pelajarannya, berikan

sejumlah informasi yang mengarahkan mereka atau beri

mereka pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bisa

mengajukan pertanyaan sendiri. Selanjutnya bentuklah

kelompok-kelompok belajar.

2. Mulailah prosedur Ini dengan belajar sendiri-

sendin bukannya belajar secara berpasangan.

42. Pertanyaan yang Disiapkan

URAIAN SINGKAT

Tehnik ini memungkinkan anda untuk menyajikan

Page 89: Metode Pembelajaran

informasi Sebagai jawaban atas pertanyaan yang telah

disiapkan pada siswa yang anda tunjuk. Kendati anda

pada kenyataannya memberikan pelajaran yang

tersiapkan dengan baik, namun bagi siswa lain

(selain siswa yang anda tunjuk) anda tampak hanya

melakukan sesi tanya-jawab.

PROSEDUR

1. Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan kepada

pelajaran anda. Tulislah tiga hingga enam pertanyaan

dan urutkan secara logis.

2. Tulislah masing-masing pertanyaan pada sebuah

kartu, indeks dan tulislah isyarat yang akan anda

gunakan untuk menandakan bahwa anda ingin agar

pertanyaan itu diajukan. Tanda-tanda atau isyarat

yang dapat anda gunakan meliputi:

menggaruk-garuk hidung anda.

melepas kacamata anda.

menjentikkan jemari anda.

menguap

Kartu instruksinya bisa tampak seperti ini:

Page 90: Metode Pembelajaran

4. Sebelum pelajaran dimulai, pilihiah siswa

yang akan mengajukan pertanyaan. Berikan masing-

masing satu kartu indeks, dan jelaskan tanda-tanda

mereka. pastikan bahwa mereka tidak mengungkapkan

kepada siapapun bahwa mereka telah diberi

pertanyaan.

5. Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan

topiknya dan berikan isyarat pertama anda. Panggilah

siswa yang sudah diberi pertanyaan, jawablah

pertanyaan itu. dan kemudian lanjutkan dengan

isyarat dan pertanyaan berikutnya.

6. Sekarang, bukalah kesempatan bagi seluruh

siswa untuk mengajukan pertanyaan baru, bukan yang

telah diberikan sebelumnya. Anda mesti memastikan

adanya beberapa siswa yang tunjuk jari.

VARIASI

1. Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada

kertas lipat, transparansi OHP, atau buku pegangan

pengajaran yang anda bagikan ketika maslng-masing

pertanya dijawab. Ungkapkan secara dramatis

jawabannya ketika pertanyaan diajukan.

JANGAN PERLIHATKAN KARTU INI KEPADA SIAPA-SIAPABila istirahat kita selesai, saya akan mendiskusikan pertanyaan"Apakah kecerdasan merupakan unsur keturunan?" dan kemudiantanyakan apakah siswa memiliki pertanyaan. Bila saya menggaruk-garuk hidung saya, angkat tangan kamu dan ajukan pertanyaanberikut ini: Apakah memang ada lebih dari satu jenis kecerdasan?Jangan membaca pertanyaannya keras-keras. Ingat-ingatlahpertanyaan itu atau ucapkan dengan kata-kata kamu sendiri.

Page 91: Metode Pembelajaran

2. Berikan pertanyaan yang telah anda perslapkan kepad

siswa yang paling sedikit memperlihatkan minat ata

yang memperllhatkan sikap peran kurang bersahabat

43. Pertanyaan Pembalikan Peran

URAIAN SINGKAT

Sekalipun anda meminta siswa untuk memikirkan

pertanyaannya selama berlangsungnya pelajaran, bukan

hanya pada akhir pelajaran, anda mungkm akan

mendapatkan tanggapan yang hangat-hangat kuku atau

biasa-biasa ketika anda bertanya, "Apakah ada perta-

nyaan?" Dengan tehnik ini, anda membalik peran: Anda

mengajukan pertanyaan dan siswa berupaya menjawab.

PROSEDUR

1. Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang

beberapa materi pelajaran jika anda yang berperan

sebagai siswa. Buatlah pertanyaan yang:

Berupaya mengklarifikasi rnateri yang sulit atau

rumit (misalnya, Tolong anda jelaskan lagi cara

untuk________?”)

Membandingkan materi dengan informasi lain

(misalnya, "Seperti apa bedanya ini

dengan______?”)

Menantang pendapat anda (misalnya, "Mengapa hal

ini perlu dilakukan? Bukankah hal ini akan

Page 92: Metode Pembelajaran

menimbulkan banyak kebingungan?”)

Meminta contoh tentang gagasan yang tengah dibahas

(misalnya. "Bisakah kalian berikan contoh

tentang_______?”)

Menguji daya terap materi (misalnya, saya

menggunakan gagasan ini dalam kehidupan nyata?

3. Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada anak-anak

bahwa anda akan "menjadi" mereka, dan mereka

bersama akan "menjadi" anda. Lanjutkan pengajuan

pertanyaan

4. Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun

untuk memancing mereka agar membombardir dengan

banyak jawaban.

5. Membalikkan peran beberapa kali akan menjadikan

siswa slap dan mendorong mereka untuk mengajukan

pertanyaan mereka sendiri

VARIASI

1. Sebagai ganti penggunaan tehnik ini pada awal

sesi tanya-jawab. baliklah posisinya ketika siswa

telah puas dengan pertanyaan.

2. Ubahlah acaranya menjadi "konferensi media." Anda

menjadi media, yang memperkenalkan diri sebagai "W'

Suditomo dari RCTI" atau semacamnya, dan hujani

siswa dengan pertanyaan yang menyelldik, menyerang,

atau menjelek-jelekan materi belajar yang

dipertanyakan.

Page 93: Metode Pembelajaran

Belajar Bersama

Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar

aktif adalah dengan pemberian tugas belajar yang

dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Dukungan

sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan,

serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan

belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim

belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar

bersama tidaklah selalu berlangsung efektif.

Bolehjadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang,

komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya

belajar yang sesungguhnya. Strategi-strategi berikut

ini dirancang untuk memaksimalkan manfaat dari

belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.

44. Pencarian Informasi

URAIAN SINGKAT

Metoda ini bisa disamakan dengan ujian open-book

Tim-tim di kelas mencari informasi (biasanya akan

diungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang menjawab

pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Metoda ini

sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa

saja menjadi lebih menarik.

PROSEDUR

1. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab

Page 94: Metode Pembelajaran

dengah mencari informasi yang bisa ditemukan dalam

buku sumber yang telah anda bagikan kepada siswa.

Materi surnbernya bisa mencakup:

Buku pegangan

Dokumen.

Buku teks.

Panduan referensi

Informasi yang diakses melalui komputer.

Artifak.

Peralatan "berat: (misalnya mesin)

2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya.

3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim

kecil. Kompetisi yang bersahabat bisa diwujud untuk

mendorong partipasi.

4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah

jawabnya guna memperluas cakupan pembelajaran.

VARIASI

1. Buatlah pertanyaan yang mendorong siswa untuk

menyimpulkan jawaban dan informasi sumber yang

tersedia. Bukannya menggunakan pertanyaan yang bisa

dijawab langsung dengan mencari informasinya.

2. Sebagai ganti pencarian jawaban, berikan siswa tugas

yang berbeda semisal problema kasus untuk

dipecahkan, sebuah latihan yang mengharuskan mereka

mencocokkan butir-butir, atau sejumlah kata yang

diaduk-aduk yang menjelaskan istilah penting yang

terkandung dalam informasi sumber jika bisa

Page 95: Metode Pembelajaran

diurutkan dengan benar.

45. Kelompok Belajar

URAIAN SINGKAT

Metoda ini memberi siswa tanggung jawab untuk

mempelajari materi pelajaran dan menjabarkan isinya

dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru.

Tugas yang diberikan mesti jelas betul untuk

memastikan bahwa sesi belajar yang dihasilkan akan

efektif dan kelompok bisa mengatur diri mereka

sendiri.

PROSEDUR

1. Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan

terformat dengan baik; naskah singkat; grafik atau

diagram yang menarik. Perintahkan mereka untuk

membacanya dalam hati. Kelompok belajar akan bekerja

sangat baik bila materinya cukup menantang atau

terbuka bagi munculnya bermacam interpretasi.

2. Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang

yang tenang untuk melaksanakan sesi belajar mereka.

3. Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk

belajar dan menjelaskan materinya dengan cermat.

Sertakan arahan semacam ini:

Jelaskan isinya. .

Page 96: Metode Pembelajaran

Buatlah contoh, ilustrasi, atau penerapan informi

atau gagasan itu.

Kenali hal-hal yang membingungkan atau tidak

kalian setujui.

Bantahlah apa yang ada dalam teks, buatlah sudut

pandang yang bertentangan.

Nilailah seberapa balk kalian memahami materinya.

Berikut adalah salah satu contohnya:

Langkah-langkah Penyadaran Serangan Jantung (CPR)

a. Perhatikan keadaan.

b. Periksa ketidakresponsifannya

c. Carilah bantuan.

d. Bukalah saluran pernafasan.

e. Lihat, dengarkan, dan rasakan pernafasan si

korban.

f. Berikan napas bantuan dua kali.

g. Periksa denyut nadi.

h. Lakukan penekanan dada sebanyak 15 kali (jika

korbannya dewasa), dan kemudian berikan nafas

bantuan dua kali.

i. Ulangi tiga kali.

j. Periksa kembali denyut nadinya. Jika tidak ada,

kembali ke langkah d.

Diskusikan tiap langkah.

Berikan ilustrasi dari tiap langkah.

Langkah manakah yang kalian ingin saya menjelaskan

Page 97: Metode Pembelajaran

atau mempraktikannya?

Berikut ini adalah contoh yang lain:

Dasar-dasar Impresionisme

A. Impersonalitas:

Si seniman memang tidak tertarik dengan subyeknya

dan menciptakan gambar tanpa melibatkan

perasaannya.

Diskusikan.

Berikan contoh.

Seberapa baik anda memahami konsep ini? 1,2,3,4,5

B. Cahaya: Seniman berupaya menciptakan ilusi

bentuk-bentuk yang bermandikan cahaya dan

atmosfer, yang mana memerlukan pengkajian cahaya

sebagai sumber warna.

Diskusikan.

Berikan contoh.

Seberapa baik anda memahami konsep ini?

C. Persepsi: Seniman mencatat sensasi warnan sendiri.

bukannya menggambar dan sebagaimana kita

melihatnya dengan mata.

Diskusikan.

Beri contohnya

Seberapa baik anda memahami konsep ini?

Page 98: Metode Pembelajaran

4. Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya

Sebagai fasilitator. pengatur waktu. pencatat atau

juru bicara (baca "Sepuluh Alternatif dalam Memilih

Ketua Kelompok dan Mengisi Tugas Lain," halaman 33).

5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi

semula dan lakukan salah satu atau beberapa hal

berikut ini:

Membahas materi secara bersama.

Beri siswa pertanyaan kuis.

Dapatkan pertanyaannya.balik

Perintahkan siswa untuk menilai seberapa mereka

memahami materi.

Sediakan latihan penerapan atau kuls bagi siswa

untuk menguji pemahaman mereka

VARIASI

1. Jangan membentuk sub-sub kelompok. Baca keras

materinya bila seluruh siswa sedang dalam semangat

"kelompok kajian kitab sucl." Hentikan membacanya

untuk kemudian menjawab pertanyaan siswa, mengalukan

pertanyaan anda sendiri, atau menjelaskan naskahnya.

2. Jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau

enam kelompok belajar. Pasangkan kelompok-kelompok

belajar itu dan mintalah mereka untuk membandingkan

catatan dan membantu satu sama lain..

46. Pemilahan Kartu

Page 99: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan aktivltas kerjasama yang bisa digunaka

untuk mengajarkan konsep, karakteiistik klasifikasi

fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak

fisik yang ada dl dalammnya dapat membantu

menggairah-kan siswa yang merasa penat.

PROSEDUR

1. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi Informasi

atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa

ketegori. Berikut adalah beberapa contohnya:

Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan

hijau.

Karakter dalain berbagai drama Shakespeare.

Kekuasaan lembaga eksekutif, leglslatif. dan

yudikatif pemerintah.

Gejala-gejala dari beragam penyaklt.

Informasi yang cocok dengan berbagai bagian re-

sume kerja

Karakteristik dari berbagai logam.

Kata benda. kata kerja. kata keterangan,

preposis

Buku-buku karya Dickens, Faulkner, Herningway

dan Updike.

2. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan

mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan yang

sama. (Anda dapat mengumurnkan kategorinya

cebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri)

Page 100: Metode Pembelajaran

3. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki

kategori sama untuk menawarKan diri kepada siswa

lain.

4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poln

nengajaran yang menurut anda penting.

VARIASI

1. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi

pengajaran tentang kategorinya.

2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim

satu dus kartu. Pastikan bahwa mereka mengocoknya

agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka

tidak jelas di mana letaknya. Perintahkan tiap tim

untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah kategori.

Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu

yang dipilih dengan benar.

47. Turnamen Belajar

URAIAN SINGKAT

Tehnik Ini merupakan versi sederhana dari ”Turnamen

permainan-tim," yang dikembangkan oleh Robert Slavin

dan rekan-rekannya. Tehnik ini menggabungkan

kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa

digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam

fakta. konsep, dan ketrampilan.

Page 101: Metode Pembelajaran

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan

2 hingga 8 siswa. Pastikan bahwa tim memlliki jumlah

yang sama. (Jika ini tidak bisa dilakukan. anda

harus merata-ratakan skor dari tiap tim.)

2. Berikan materi kepada tim untuk dipelajari

bersama.

3. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji

pemahaman dan/atau penglngatan akan materi

pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian

sendlri. misalnya pllihan ganda, mengisi titik-

tltik. benar/salah, atau definisi istilah. Dalam

pelajaran komputer. misalnya. siswa diberi sejumlah

istilah seperti yang berikut ini untuk dipelajari:

Cascade : Cara menata jendela yang terbuka.

Icon : Gambar grafis yang mewakili unsur

program.

Multitasking: Kernampuan komputer untuk menjalankan

lebih dari satu program secara bersamaan.

Path : Lokasi file dalam cabang direktori.

Server : Sebuah komputer yang menyediakan ruang

data atau printer bagi komputerkomputer

lain.

Attribute : Informasi tentang file.

4. Berikan sebaglan pertanyaan kepada siswa. Sebutlah

ini sebagai "ronde satu" dari tumamen belajar. Tiap

siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.

5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan

Page 102: Metode Pembelajaran

perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan

yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya

perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka

dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapat skor

tim. Umumkan skor dari tiap tim.

6. Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde

kedua dalam tumamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes

lagi sebagai bagian dari "ronde kedua." Perintahkan

tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan

menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.

7. Anda bisa membuat ronde sebanyak yang anda mau,

namun pastikan nntuk memberi kesempatan tim untuk

nienjalani sesi belajar antar masing-masing ronde.

(Lamanya tumamen belajar juga bisa bervariasi. Bisa

singkat selama dua puluh menit atau bahkan beberapa

jam.)

VARIASI

1. Beri penaiti kepada siswa yang memberi jawaban salah

dengan memberi mereka skor minus 2 atau minus 3.

Jika mereka tidak yakin dengan jawabannya, lembar

jawaban kosong bisa dianggap 0 (nol).

2. Jadikan pemeragaan sejumlah ketrampilan dasar

turnamen

48. Kekuatan Dua Orang

Page 103: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini digunakan untuk meningkatkan

pembelajaran dan menegaskan manfaat dari sinergi

yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada

satu.

PROSEDUR

1. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang

memerlukan perenungan dan pemikiran. Berikut adalah

beberapa contohnya:

Bagaimanakah tubuh kita mencema makanan?

Apakah pengetahuan itu?

Apa "proses yang seharusnya" Itu?

Bagaimana kemiripan otak manusia dengan

komputer?

Mengapakah hal-hal buruk kadang terjadi pada

orang-orang baik?

2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara

perseorangan.

3. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka,

Aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan

"mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.

4. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi

tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban

perseorangan.

5. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru

bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan

Page 104: Metode Pembelajaran

pasangan lain di dalam kelas.

VARIASI

1. Perintahkan seluruh siswa untuk memlih jawaban

terbaik untuk tiap pertanyaan.

2. Untuk menghemat waktu, berikan pertanyaan khusus

kepada pasangan tertentu. Bukannya memerintahkan

semua pasangan menjawab semua pertanyaan.

49. Kuis Tim

URAIAN SINGKAT

Tehnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab

siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara yang

menyenangkan dan tidak mengancani atau tidak membuat

mereka takut.

PROSEDUR

1. Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga

segmen.

2. Bagilah siswa menjadi tiga tim.

3. Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian

materinya. Batasi hingga 10 menit atau kurang dari

itu.

4. Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuls jawaban

singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dalam tidak

lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu

Page 105: Metode Pembelajaran

ini untuk memeriksa catatan mereka.

5. Tim A memberi kuis kepada anggota Tim B. Jlka Tim B

tidak dapat menjawab satu pertanyaan, Tim C segera

menjawabnya.

6. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada

aggota Tim C, dan mengulang proses tersebut.

7. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen

kedua dari pelajaran anda, dan tunjuklah Tim B

sebagai Pandu kuis.

8. Setelah Tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan

dengah segmen ketiga dari pelajaran anda. dan tunjuk

Tim C sebagai pemandu kuis.

VARIASI

1. Berikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan

yang darinya mereka memilih kapan mereka mendapat

giliran menjadi pemandu kuis.

2. Berikan satu penyajian materi secara kontinyu.

Bagilah siswa menjadi dua tim. Pada akhir pelajaran,

perintahkan dua tim untuk saling memberi kuis.

Pengajaran sesama siswa

Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran

haru benar-benar dikuasai ketika si pembelajar mampu

mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran sesama

siswa memberi siswa kesempatan untuk mempelajari

sesuatu dengan balk dan, sekaligus, menjadi

narasumber bagi satu sama lain. Strategi-strategi

Page 106: Metode Pembelajaran

yang berikut ini merupakan cara praktis untuk

mengadakan pengajaran sesama siswa di kelas.

Strategi ini juga memungkinkan guru untuk memberi

tambahan. bila dirasa perlu, pada pengajaran yang

dilakukan oleh siswa”.

50. Pertukaran Kelompok dengan Kelompok

URAIAN SINGKAT

Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda

diberlkan kepada kelompok siswa yang berbeda. Setiap

kelompok "mengajarkan" kepada siswa lain apa yang ia

pelajari.

PROSEDUR

1. Pllihah topik yang mencakup gagasan. kejadian,

pendapat, konsep atau pendekatan yang berbeda. Topik

Itu haruslah topik yang mendukung pertukaran

pendapat atau informasi (Sebagai ganti debat).

Berikut adalah beberapa contohnya:

Dua pertempuran terkenal selama Perang Saudara

(diAmerika).

Gagasan dari dua atau beberapa penults.

Tahap-tahap perkembangan anak.

Beragam cara untuk meningkatkan gisi.

Beragam sistern operasi untuk komputer.

2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai

Page 107: Metode Pembelajaran

dengan jumlah tugas yang diberikan. Pada umumnya

kegiatan Ini cocok untuk dua hingga empat kelovw

Berikan waktu yang mencukupi kepada tiap kelompok

untuk menyiapkan cara mereka menyajikan topik yang

ditugaskan kepada mereka. Sebagai contoh, satu

kelompok dapat menyajikan sebuah buku karya James

Baldwin, dan kelompok berikutnya dapat menyajikan

buku karya Toni Morrison.

3. Bila tahap persiapan sudah selesai, perintahkan

kelornpok untuk memilih juru bicara. Undang tiap

juru hicara untuk memberikan presentasi kepada

kelompok lain.

4. Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk

mengajukan pertanyaan tentang pendapat presenter

atau menawarkan pendapat mereka sendirl. Beri

kesempatan anggota lain dari kelompok si juru bicara

untuk member! tanggapan.

5. Lanjutnya presentasi kelompok lain agar tiap

kelompok berkesempatan memberikan informasi dan

menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar

audiens. Perbandingkan dan perbedaan pendapat dan

informasi yang dipertukarkan. Sebagai contoh,

seorang guru melakukan pembandingan antara dua

negara sebagaimana disebutkan dalam tugas, dengan

menggunakan metoda ini. Satu kelompok diberi tugas

mempelajari Costa Rica (yang dikenal sebagai kota

negara yang damai) dan kelompok lain diberi tugas

mempelajari El Salvador (yang belakangan ini dilanda

Page 108: Metode Pembelajaran

perang saudara). Setelah maslng-masing kelompok

menyajikan budaya dan sejarah negara-negara

tersebut, selanjutnya dilakukan diskusi untuk

menganalisa mengapa dua negara bertetangga itu

memiliki pengalaman yang sebegitu berbeda.

VARIASI

1. Perintahkan kelompok untuk melakukan pembahasan

menyeluruh sebelum memberikan presentasi.

2. Gunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi

kelompok.

51. Belajar ala Permainan Jigsaw

URAIAN SINGKAT

Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar)

merupakan tehnik yang paling banyak dipraktikkan.

Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok-dengan-

kelompok, namun ada satu perbedaan penting:

yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan

alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa

disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-

bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap

siswa mempelajari sesuatu yang, blla digabungkan

dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain,

membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang

padu.

Page 109: Metode Pembelajaran

PROSEDUR

1. Pillhlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi

beberapa bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat

atau spanjang beberapa paragraf. (Jika materinya

panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas

mereka sebelum pelajaran.)

Contohnya antara lain:

Modul berisi beberapa poin penting.

Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan

Sebuah naskah yang memlliki bagian atau subjudul

yang berbeda.

Sebuah artikel setelah majalah atau jenis materi

bacaan pendek yang lain.

2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan

jumlah siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas

kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh,

bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa.

Dimisalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran

menjadi tiga segmen atau bagian. Anda mungkin

selanjutnya dapat membentuk kuartet (kelompok empat

anggota), dengan memberikan segmen 1,2. atau 3

kepada tiap kelompok. Kemudian. perintahkan tiap

kuartet atau "kelompok belajar" untuk membaca,

mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka

terima. (Jika anda menghen-daki. anda dapat

membentuk dua pasang "rekan belajar" terlebih dahulu

dan kemudian menggabungkan pasangan-pasangan itu

Page 110: Metode Pembelajaran

menjadi kuartet untuk berkonsultasi dan saling

berbagi pendapat.)

3. Setelah waktu belajar selesai. bentuklah kelompok-

kelompok "belajar ala jigsaw." Kelompok tersebut

terdiri dari perwakilan tiap "kelompok belajar” di

kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan.

anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai dari

1, 2, 3, dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar

jigsaw dengan jumlah yang sama. Hasilnya adalah

empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan

ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1,

segmen 2, dan segmen 3. Diagram berikut ini

menunjukkan urutannya.

4. Perintahkan anggota kelompok "jigsaw" untuk

mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka

pelajari.

5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula

dalam rangka membahas pertanyaan yang masih tersisa

guna memastikan pemahaman yang akurat.

VARIASI

1. Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah

pertanyaan yang didasarkan pada pengetahuan yang

akumulatif dari semua anggota kelompok belajar

jigsaw.

2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari

ketrampilan, sebgai alternatif dari pemberian

informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk saling

Page 111: Metode Pembelajaran

mengajarkan ketrampilan yang telah mereka pelajari.

52. Setiap Siswa Bisa Menjadi Guru

Sendiri

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi mudah untuk mendapatkan

partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban

individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi

setiap siswa untuk bertldak sebagai "guru" bagi

siswa lain.

PROSEDUR

1. Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan

siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki

tentang materi belajar yang tengah dipelajari di

kelas (misalnya., tugas membaca) atau topik khusus

yang ingin mereka diskusikan di kelas. Dalam sebuah

pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal, guru. dapat

membuat landasan untuk diskusi kelas tentanq kisah Sheriey Jackson,

The Lottery" dengan membagikan kartu indeks dan meminta. siswa

menuliskan sebuah pertanyaan yang mereka miliiki tentang kisah

tersebut. Berikut adatah beberapa pertanyaan yang

ditulis oleh siswa dan kemudian dibagikan kembali

kepada seluruh kelas untuk mendapatkan jawabannya:

a. Siapa yang hendak disenangkan oleh penduduk desa

dengan diadakannya lotre?

Page 112: Metode Pembelajaran

b. Bagaimana ritual lotre bermula?

c. Mengapa setiap orang terus-menerus melemparkan

batu?

d. Mengapa Mr Summer yang bertanggungjawab atas

lotere Itu?

2. Kumpulkan kartu, kemudlan kocoklah, dan baeik satu-

satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca

dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang

mereka terima dan pikirkan jawabannya.

3. Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang

mereka dapatkan dan memberikan jawabanya.

4. Setelah memberikan jawaban. perintahkan siswa lain

untuk memberi tambahan atas apa yang dikemukakan

oleh siswa yang membacakan kartunya itu.

5. Lanjutkan prosedur ini blla waktunya memungklnkan.

VARIASI

1. Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan.

Buatlah sebuah panel responden. Baca tiap kartu dan

perintahkan untuk didiskusikan. Gilirlah anggota

panel sesering mungkin.

2. Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat atau

hasll pengamatan mereka tentang materi pelajaran

pada kartu. Perintahkan siswa lain untuk

mengungkapkan kesetujuan atau ketidaksetujuan

terhadap pendapat atau pengamatan tersebut

53. Pemberian Pelajaran Antar Siswa

Page 113: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi untuk mendukung pengajaran

sesama siswa di dalam kelas. Strategi ini

menempatkan seluruh tanggungjawab pengajaran kepada

seluruh anggota kelas.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-

sub kelompok dengan jumlah yang sesuai dengan topik

yang akan diajarkan.

2. Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau

ketrampilan untuk diajarkan kepada siswa lain.

Berikut adalah beberapa contoh topiknya:

Susunan paragraf yang efektif

Mekanisme pertahanan psikologis

Memecahkan teka-teki matematika

Penyebaran AIDS

Topik yang anda berikan kepada siswa harus saling

berkaitan.

3. Peritahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam

menyajikan atau mengajarkan topik mereka kepada

slswa lain. Sarankan mereka untuk menghindari

cara , mengajar sistem ceramah atau semacam

pembacaan laporan. Doronglah mereka untuk menjadikan

pengalarnan belajar sebagai pengalaman yang aktif

bagi siswa.

4. Kemukakan beberapa saran sebagai berikut:

Page 114: Metode Pembelajaran

Sediakan media visual.

Buatiah lakon pemeragaan (jika memungkinkan)

Gunakan contoh dan/atau analogi untuk mengemukakan

poin-poin pengajaran.

Libatkan siswa melalui diskusi. permalnan kuis

tugas menulis, sandiwara, imajinasi mental, atau

studi kasus.

Beri siswa kesempatan untuk mengajukan per-

tanyaan.

Sebagai contoh. seorang guru memberikan tugas kepada

siswa dalam pelajaran soslologi untuk menyusun

presentasi tentang empat isu utama penuaan. Empat

sub kelompok dibentuk dan pilihlah format berikut

untuk pengajaran sesama siswa:

Proses Penuaan: permainan kuis benar/salah tentang

fakta-fakta penuaan.

Aspek-aspek Fisik Penuaan: Sebuah simulasi tentang

aspek-aspek umum penuaan (misalnya, radang sendi,

berkurangnya pendengaran, penurunan daya lihat).

Stereotip tentang Penuaan: Tugas menulis dimana anggota

kelas menulis tentang persepsi masyarakat mengenai

penuaan.

Hilangnya kemandirian: Sebuah latihan drama yang

melibatkan anak-anak yang membicarakan transisi

dengan orang tuanya.

Anda juga dapat memilih beberapa metode dari buku

ini sebagai strategi pengajaran

5. Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan

Page 115: Metode Pembelajaran

mempersiapkannya (bai di dalam maupun di luar

kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk

menyajikan pelajaran mereka. beri tepuk tangan atas

usaha keras mereka.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok,

perintahkan siswa untuk mengajar atau memberi

bimbingan kepada siswa lain secara individual atau

dalam kelompok kecil.

2. Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa.

tugas membaca sebelum memulai pelajaran mereka.

54. Studi Kasus Bikinan-Siswa

URAIAN SINGKAT

Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu

metoda belajar terbaik. Diskusi kasus pada umumnya

berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau

contoh konkret. Tindakan yang mesti diambil dan

pelajaran yang bisa dipetik, serta cara-cara

menangani atau menghindari situasi semacam itu di

masa mendatang. Tehnik-tehnik yang berikut ini

memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus mereka

sendiri.

Page 116: Metode Pembelajaran

PROSEDUR

1. Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio.

Perintahkan mereka untuk membuat studi kasus yang

bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.

2. Jelaskan bahwa tujuan dan sebuah studi kasus adalah

mempelajari sebuah topik dengan mengkaji situasi

atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu.

Berikut adalah beberapa contohnya:

Sebuah syair Jepang bisa ditulis untuk

menunjukkan cara niembacakannya.

Sebuah resume aktual bisa dianalisis untuk mem-

pelajari cara menulis resume.

Sebuah laporan tentang cara seseorang melakukan

eksperimen ilmiah bisa didiskusikan untuk mem-

pelajari tentang prosedur ilmiah.

Sebuah dialog antara seorang manajer dan karyawan

bisa ditelaah untuk mempelajari cara memberikan

dukungan positif.

Sejumlah langkah yang diambil oleh orang tua

dalam situasi konflik dengan seorang anak bisa

dikaji untuk mempelajari cara menangani perilaku.

3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau

trio untuk membuat situasi kasus singkat yang

mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan atau

sebuah persoalan untuk dipecahkan yang relevah

dengan materi pelajaran di kelas.

Sebagai misal, dalam pelajaran sejarah Amerika abad ke-20, guru

dapat memilih tiga peristiwa sejarah yang berbeda fcetika Amerika

Page 117: Metode Pembelajaran

Serikat menginteruensi negara lain. Guru memberi tugas berupa satu.

peristiwa sejarah kepada tiap pasangan siswa agar masing-masing

dapat membuat studi kasus untuk meninjau kebanyakan luar negeri

Amerika.

Studi kasus ini antara lain:

1. Invasi Teluk Babi

2. Intervensi tentara di Vietnam

3. Penugasan tentara ke Somalia

Tiap pasangan selanjutnya menuliskan studi kasus

intisari yang secara khusus memerinci kejadian-

kejadian yang mengarah kepada keputusan untuk

mengirimkan tentara AS ke luar negeri. Pertanyaan-

pertanyaan untuk dianalisis antara lain:

Apakah alasan utama intervensi AS?

Seberapa tahukah khalayak AS tentang keputusan itu?

Siapakah yang mengambil keputusan itu?

Apa saja presiden yang mengawali munculnya kebijakan luar

negeri AS?

4. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan

kelompok untuk menyajikannya kepada siswa lain. Beri

kesempatan anggota kelompok untuk memimpin diskusi

kasus.

VARIASI

1. Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih

dahulu menyiapkan studi kasus untuk siswa lain.

Page 118: Metode Pembelajaran

(Penyiapan sebuah studi kasus merupakan tugas

belajar yang baik.)

2. Buatlah beberapa kelompok dalam Jumlah genap.

Pasangkan kelompok dan perintahkan mereka untuk

bertukar studi kasus.

55. Pemberitaan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa

dan memancing minat mereka terhadap topik pelajaran

sebelum mereka mengikuti pelajaran. Pendekatan

pengajaran sesama siswa ini juga akan menghasilkan

banyak materi dan informasi yang bisa diceritakan

antarsiswa.

PROSEDUR

1. Perintahkan siswa untuk membawa artikel, penggalan

berita, editorial, dan kartun yang terkait dengan

topik pelajaran. Sebagai contoh, seorang guru dapat

meminta agar siswa membawa berita koran atau majalah

tentang cuaca, misalnya pembahasan tentang pemanasan

global.

2. Bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan perintah-

kan mereka untuk saling berbagi penggalan berita dan

pilihlah dua atau tiga yang paling menarik.

3. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi

Page 119: Metode Pembelajaran

semula dan perintahkan perwakilan dari tiap kelompok

untuk berbagi pilihan mereka dengan siswa lain.

4. Ketika kelompok-kelompok memberikan laporan,

dengarkan poin penting yang akan anda bahas dalam

kelas dan gunakan informasi itu untuk menyemarakkan

diskusi.

VARIASI

1. Kumpulkan semua unsur berita dari siswa, saliniah,

dan bagikan kembali kepada mereka sebagai tindak an

untuk sesi pelajaran. Atau perintahkan siswa untuk

menyerahkan penggalan berita mereka sebelum

pelajaran dimulai. Anda selanjutnya dapat

menyalinnya dan mengirimkannya kepada semua siswa

sebagai tugas bacaan.

2. Gunakan butir-butir berita itu sebagai studi kasus

atau naskah dasar latihan sandiwara.

56. Poster

URAIAN SINGKAT

Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang

bagus untuk memberi Informasi kepada siswa secara

cepat, memahami apa yang mereka bayangkan, dan

memerintahkan pertukaran gagasan antarmereka. Tehnik

ini juga merupakan cara baru dan jelas yang

Page 120: Metode Pembelajaran

memungkinkan siswa mengungkapkan persepsi dan

perasaan mereka tentang topik yang tengah anda

diskusikan dalam suasana santai.

PROSEDUR

1. Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik

yang berkait dengan topik pelajaran umum atau sub

bahasan yang tengah didiskusikan.

2. Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada

papan poster atau papan buletin. (Anda yang

menentukan ukurannya.) Tampilan poster mesti dengan

sendirinya menunjukkan isinya; yakni, begitu

melihatnya orang dengan mudah memahami gagasannya

tanpa perlu Penjelasan leblh lanjut, baik lisan

maupun tertulis. Namun demikian, siswa juga boleh

menyiapkan satu halaman penjelasan yang berisi

uraian lebih rinci dan sekaligus sebagai materi

rujukan lebih lanjut.

3. Selama berlangsungnya pelajaran yang telah

ditentukan, perintahkan siswa untuk menempelkan

sajian materi visual mereka dan berkeliling

mengitari ruangan untuk mengamati dan mendiskusikan

poster masing-masing. Sebagai contoh, dalam

pembahasan tentang stress pada pelajaran kesehatan,

topik-topik yang diberikan mencakup yang berikut

ini:

Penyebab stres

Gejala-gejala stres

Page 121: Metode Pembelajaran

Pengaruh stres terhadap diri sendiri dan orang

lain

Pereda stres

Salah seorang siswa menggambarkan gejala stres

dengan membuat tampilan poster yang menunjukkan

gambar-gambar berikut:

Orang kelebihan berat badan yang berdiri pada timbangan

Orang meminum minimum beralcohol

Dua orang bertengkar

Orang sakit kepala

Di bawah tiap gambar diberi paragraf singkat yang

menjelaskan bagaimana dan mengapa orang stres dapat

menunjukkan gejala-gejala yang digambarkan itu.

4. Lima belas menit sebelum berakhirnya pelajaran,

perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi

semula dan mendiskusikan apa yang menurut mereka

berharga pada kegiatan tersebut.

VARIASI

1. Anda dapat memilih untuk membentuk tim beranggotakan

dua atau tiga, sebagai alternatif dari penugas

individual, terutama jika topiknya memiliki lingkup

yang terbatas.

2. Tindaklanjuti sesi poster dengan diskusi panel,

dengan menggunakan beberapa siswa yang memajang

poster-poster tersebut Sebagai panelis.

Belajar Secara Mandiri

Page 122: Metode Pembelajaran

Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh

bisa ditingkatkan dengan aktivitas belajar mandiri.

Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka

mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan

merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri juga

memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung

jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari.

Strategi yang berikut ini merupakan perpaduan

tehnik-tehnik yang bisa digunakan di dalam dan di

luar kelas.

57. Imajinasi

URAIAN SINGKAT

Melalul imaji visual, siswa dapat menciptakan

gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif sebagai

suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini

juga bisa berfungsi sebagai papan loncat menuju

proyek atau tugas independen yang pada awalnya

mungkin tampak membuat siswa kewalahan.

PROSEDUR

1. Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada

siswa bahwa mata pelajaran ini menuntut kreativitas

dan bahwa penggunaan imaji visual dapat membantu

upaya mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menutup mata, Perkenalkan

Page 123: Metode Pembelajaran

latihan relaksasi yang akan membersihkan pikiran-

pikiran yang ada sekarang dan benak siswa. Gunakan

musik latar, lampu temaram, dan pernafasan untuk

bisa mencapai hasilnya.

3. Lakukan latihan pemanasan untuk membuka “mata batin”

mereka. Perintahkan siswa, dengan mata mereka

tertutup, untuk berupaya menggambarkan apa yang

terlihat dan apa yang terdengar, misalnya ruang

tidur mereka, lampu lalulintas sewaktu berubah wama,

dan rintik hujan.

4. Ketika para siswa merasa rileks dan terpanaskan

(setelah latihan pemanasan), berikanlah sebuah imaji

untuk mereka bentuk. Saran-sarannya meliputi:

Pengalaman masa depan

Suasana yang asing

Persoalan untuk dipecahkan

Sebuah proyek yang menanti untuk dikenakan

Sebagai contoh, seorang guru membantu siswa

menyiapkan sebuah wawancara kerja. Siswa diberi

pertanyaan berikut ini:

Apa yang kamu kenakan?

Jam berapakah sekarang?

Seperti apa sih kantor itu?

Kursi seperti apakah yang kamu duduki itu?

Di manakah posisi duduk si pewawancara?

Seperti apakah si pewawancara itu?

Apa yang kamu. rasakan?

Apa yang ditanyakan pewawancara kepada kamu?

Page 124: Metode Pembelajaran

Bagaimana kamu menjawabnya?

5. Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang

waktu hening secara reguler agar siswa dapat

membangun Imaji visual mereka sendiri. Buatlah

pertanyaan yang mendorong penggunaan semua indera,

semisal;

Seperti apakah rupanya?

Siapa yang kamu lihat? Apa yang mereka lakukan?

Apa yang kamu rasakan?

6. Akhiri pengarahan imaji dan instruksikan siswa

untuk mengingat Imaji mereka. Akhiri latihan itu

dengan perlahan.

7. Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok-

kelompok kecil dan berbagi pengalaman imaji mereka

Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji mereka

satu sama lain dengan menggunakan sebanyak mungkin

penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk

enuliskan apa yang mereka imajinasikan.

VARIASI

1. Setelah siswa mengingat kembali bagaimana mereka

akan bertindak dalam situasi tertentu, perintahkan

mereka untuk merencanakan bagaimana mereka akan

benar-benar bertindak berdasarkan apa yang mereka

pikirkan.

2. Lakukan latihan Imaji di mana siswa mengalami

kegagalan. Selanjutnya perintahkan mereka untuk

membayangkan atau mengimajinaslkan sebuah

Page 125: Metode Pembelajaran

keberhasilan.

58. Menulis Di Sini dan Saat Ini

URAIAN SINGKAT

Aktivitas menulis memungkinkan siswa untuk

memikirkan pengalaman yang mereka miliki. Sebuah

cara dramatis untuk meningkatkan perenungan secara

mandiri adalah dengan meminta siswa menuliskan

laporan tindakan kala kini (present tense) tentang

sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu

terjadi di sini dan sekarang).

PROSEDUR

1. Pilihlah jenis pengalaman yang anda ingin siswa

menuliskannya. Pengalaman itu bisa dari masa lalu

atau masa depan. Di antara kemungkinannya adalah:

Persoalan sekarang.

Acara keluarga.

Hari pertama menjalani pekerjaan baru.

Penyajian materi.

Pengalaman dengan seorang teman.

Situasi belajar.

2. Jelaskan kepada siswa tentang pengalaman yang anda

pilih untuk tujuan penulisan perenungan. Katakan

pada mereka bahwa cara yang balk untuk merenungkan

Page 126: Metode Pembelajaran

sebuah pengalaman adalah dengan menghidupkannya 5

kembali atau mengalaminya untuk pertama kalinya di

dini dan sekarang juga. Cara ini akan menimbulkan

dampak yang lebih jelas dan lebih dramatis ketimbang

menulis tentang sesuatu "di suatu tempat dan dahulu"

atau dalam waktu yang kelak akan datang.

3. Sediakan kertas yang putih bersih untuk menulis.

Pintakan privasi dan suasana hening.

4. Perintahkan siswa untuk menulis, dalam kala kini

(present tense), tentang pengalaman yang telah

dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai dari awal

pengalaman dan menuliskan apa yang mereka dan orang

lain alami dan rasakan, semisal, "Aku berdiri di

depan teman-teman sekelas untuk menyajikan materi.

Aku benar-benar ingin terlihat percaya diri. . ."

perintahkan siswa untuk menulis sebanyak yang mereka

suka tentang kejadian yang berlangsung dan perasaan

yang ditimbulkan.

5. Beri waktu yang cukup untuk menulis. Siswa jangan

sampai merasa diburu waktu. Bila sudah selesai,

perintahkan mereka untuk membaca hasil renungan

mereka di sini dan sekarang.

6. Diskusikan tindakan-tindakan baru apa yang mungkin

akan mereka ambil di masa mendatang.

VARIASI

1. Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam

menulis imajinatif, pertama-tama lakukan latihan

Page 127: Metode Pembelajaran

imajinasi mental atau laksanakan diskusi kelompok

yang relevan dengan topik yang anda tugaskan kepada

mereka.

2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang

yang telah mereka tulis. Salah satu alternatifnya

adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk

membacakan karya mereka yang sudah rampung.

Alternatif yang kedua adalah dengan meminta pasangan

untuk saling bercerita tentang apa yang mereka

tulis.

59. Peta Pikiran

URIAN SINGKAT

Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap

siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang

dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta

siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka

untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa

yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah

mereka rencanakan.

PROSEDUR

1. Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa

kemungkinannya antara lain:

Sebuah masalah atau isu yang anda ingin siswa

membuatkan gambaran penanganannya.

Page 128: Metode Pembelajaran

Sebuah konsep atau ketrampilan yang telah anda

ajarkan.

Sebuah tugas yang mesu direncanakan

penyelesaiannya oleh siswa.

2. Buatkan sebuah peta pikiran sederhana untuk siswa

dengan menggunakan warna, gambar, atau simbol. Salah

satu contohnya adalah perjalanan ke toko grosir

dimana seseorang berbelanja berdasarkan peta pikiran

yang mengkategorikan butir-butir yang diperlukan

sesuai dengan konter di mana barang belanjaan itu

dapat dijumpai (misalnya, konter produk susu, produk

alami, dan makanan beku). Jelaskan bagaimana warna

gambar, dan simbol dalam peta pikiran anda

meningkatkan seluruh kerja pikiran (versus pemikiran

otak kiri kanan). Perintahkan siswa untuk

menyisipkan contoh sederhana dari kehidupan sehari-

hari mereka yang dapat mereka buatkan peta

pikirannya.

3. Sediakan kertas, spidol, dan materi sumber lain yang

menurut anda akan membantu siswa menciptakan peta

pikiran yang semarak dan cerah. Tugaskan siswa untuk

membuat pemetaan pikiran. Sarankan agar mereka

memulai peta mereka dengan membuat sentra gambar

yang menggambarkan topik atau gagasan utamanya.

Selanjutnya. doronglah mereka agar memecah

keseluruhannya menjadi unsur-unsur yang lebih kecil

dan menggambarkan unsur-unsur ini di sekeliling peta

(menggunakan warna dan grafis). Perintahkan mereka

Page 129: Metode Pembelajaran

untuk mengungkapkan tiap gagasan menggunakan gambar,

dengan menyertakan sedikit mungkin kata-kata.

Setelah itu. mereka dapat memerincinya di dalam

pikiran mereka.

4. Sediakan waktu yang banyak bagi siswa untuk menyusun

peta pikiran mereka. Sarankan mereka untuk melihat

karya siswa lain guna mendapatkan gagasan.

5. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang

peta pikira mereka. Lakukan diskusi tentang manfaat

dari cara pengungkapan gagasan kreatif ini.

VARIASI

1. Berikan tugas pembuatan peta pikiran dalam tim,

sebagai alternatif dari pembuatan peta pikiran

secara perseorangan.

2. Gunakan komputer untuk membuat peta pikiran.

60. Belajar Sekaligus Bertindak

URAIAN SINGKAT

Belajar sekaligus bertindak memberi siswa kesempatan

untuk mengalami penerapan topik dan isi materi yang

dipelajari atau didiskusikan di kelas dalam situasi

kehidupan sesungguhnya. Sebuah proyek luar-kelas

menghadapkan mereka pada cara penemuan dan

memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dalam

bertukar pendapat tentang penemuan mereka dengan

Page 130: Metode Pembelajaran

sesama siswa. Keunggulan dari kegiatan ini adalah

bahwa ia bisa digunakan dengan mata pelajaran

apapun.

PROSEDUR

1. Perkenalkan topik kepada siswa dengan menyediakan

sejumlah informasi pendukung melalui pengajaran

berbasis-ceramah singkat dan diskusi kelas.

2. Jelaskan bahwa anda akan memberi mereka kesempatan

untuk mengalami kejadian seputar topik pelajaran

untuk pertamakali dengan melakukan "kunjungan

lapangan" menuju situasi kehidupan sesungguhnya.

3. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan

empat hingga lima orang dan perintahkan mereka untuk

menyusun sebuah daftar pertanyaan dan/atau hal

khusus yang mesti mereka cari selama “kunjungan

lapangan."

4. Perintahkan sub-sub kelompok untuk menempelkan

butir-butir pertanyaan mereka dan berbagi pendapat

tentangnya dengan siswa lain.

5. Para siswa akan mendiskusikan butir-butir itu dan

menyusun daftar umum untuk digunakan oleh setiap

siswa.

6. Beri siswa tenggat waktu (misalnya satu minggu) dan

arahkan mereka untuk mengunjungi lokasi atau

beberapa lokasi dan menggunakan daftar pertanyaan

untuk mewawancarai atau mengamati. Mereka boleh

memilih tempatnya, atau anda mungkin perlu membuat

Page 131: Metode Pembelajaran

penugasan khusus untuk menghindari duplikasi atau

agar terfadi persebaran siswa secara merata. Sebagai

contoh. siswa dapat diminta untuk mengunjungi

tempat-tempat usaha semisal toko eceran, restoran

cepat saji, hotel atau bengkel mobil. Mereka

selanjutnya mengunjungi tempat-tempat usaha ini

sebagai pelanggan untuk mengetahui bagaimana

pelayanan terhadap mereka.

7. Pertanyaan-pertanyaannya harus spesifik dan

memungkinkan untuk dilakukan pembandingan dengan

temuan sesama siswa.

Sebagai contoh, butir-butir pengamatan berikut ini

cocok dengan layanan konsumen:

Berapa lamakah waktu yang diperlukan karyawan

untuk melayani pelanggan?

Apakah karyawan itu tersenyum?

Apakah karyawan itu sopan dan ramah?

Apakah karyawan itu mengajukan pertanyaan terbuka

untuk memahami persoalannya? Apakah karyawan Itu

menggunakan tehnik mendengarkan aktif? Beri

contohnya.

Apakah karyawan itu memberikan pemecahan masalah?

Apakah kamu, selaku pelanggan, senang dengan

pengalaman Itu? Mengapa demikian, atau mengapa

tidak demikian?

5. Perintahkan siswa untuk berbagi temuan mereka

dengan siswa lain melalui sejumlah metoda kreatif

(misalnya, dengan drama atau peragaan singkat,

Page 132: Metode Pembelajaran

wawancara bohong-bohongan, diskusi panel atau

permainan).

VARIASI

1. Anda mungkin perlu membentuk tim beranggotakan dua

atau tiga siswa sebagai alternatif dari pemberian

tugas individual.

2. Sebagai ganti penugasan seluruh siswa untuk menyusun

sebuah daftar pertanyaan atau garis-garis besar

pengamatan, tiap siswa dapat membuat daftar mereka

sendiri.

61. Jurnal Belajar

URAIAN SINGKAT

Bila siswa diminta untuk menggambarkan secara

tertulis pengalaman belajar yang telah mereka jalani

mereka akan terdorong untuk menyadari apa yang

mereka alami dan mampu mengungkapkan secara

tertulis. Tehnik yang banyak digunakan dalam hal ini

adalah jurnal belajar, sebuah catatan reflektif atau

diari yang dibuat oleh siswa dari hari ke hari.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti

merupakan guru terbaik dan bahwa sangatlah penting

untuk merenungkan kembali pengalaman guna menyadari

Page 133: Metode Pembelajaran

pelajaran apa yang kita dapatkan dari pengalaman

itu.

2. Perintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang

refleksi dan pembelajaran mereka.

3. Sarankan agar mereka menulis, dua kali seminggu,

sebagian dari apa yang mereka pikirkan dan rasakan

tentang hal-hal yang mereka pelajari. Katakan pada

mereka untuk mencatat semua komentar itu sebagai

catatan pribadi (tanpa khawatir dengan kesalahan eja

tata bahasa, dan tanda baca).

4. Perintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa semua

kategori berikut ini:

Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang

mereka tidak setujui.

Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan

kehidupan pribadi mereka.

Bagaimana pengalaman belajar terrefleksikan dalam

hal-hal lain yang mereka baca, lihat dan

kerjakan.

Apa yang telah mereka amati tentang diri mereka

dan orang lain semenjak merasakan pengalaman

belajar.

Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar.

Apa yang hendak mereka kerjakan sebagai hasil

dari pengalaman belajar.

5. Kumpulkan, baca, dan komentari jumal tersebut secara

berkala agar siswa menjadi merasa bertanggungjawab

untuk menyimpannya dan agar anda dapat menerima

Page 134: Metode Pembelajaran

umpan balik tentang hasil belajar mereka.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari pemberian buku catatan

kosong, siswa bisa disediakan formulir terstruktur

untuk menyusun entri jurnal mereka.

2. Perintahkan siswa untuk menulis selama pelajaran

langsung, bukannya setelah selesai pelajaran.

62. Kontrak Belajar

URAIAN SINGKAT

Belajar yang timbul dan keinginan sendiri acapkali

lebih mendalam dan lebih permanen ketimbang belajar

yang diarahkan oleh guru. Namun demikian, anda mesti

memastikan bahwa kesetujuan terhadap apa dan

bagaimana sesuatu akan dipelajari haruslahjelas.

Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah

dengan kontrak belajar.

PROSEDUR

1. Perintahkan tiap siswa untuk mernilih sebuah topik

yang dia ingin pelajari sendiri.

2. Sarankan tiap siswa untuk berfikir cermat melalui

rencana belajar. Berikan waktu yang banyak untuk

riset dan konsultasi dalam menyusun rencana.

3. Mintalah siswa untuk menulis kontrak yang mencakup

Page 135: Metode Pembelajaran

kategori-kategori berikut ini:

Tujuan belajar yang ingin dicapai siswa.

Pengetahuan atau ketrampilan khusus yang mesti

dikuasai.

Kegiatan belajar yang akan dilakukan.

Bukti yang akan diajukan siswa untuk menunjukkan

bahwa tujuan itu telah tercapai.

Tanggal penyelesaian.

Berikut ini adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh

siswa yang ingin mengerjakan resumenya.

Topik: Mengungkapkan diri saya dengan

baik secara tertulis.

Tujuan pembelajaran: Memilih format yang tepat.

Memadatkan empat halaman menjadi

dua.

Menulis tujuan karier yang lebih

jelas.

Aktivitas pembelajaran: Meninjau resume sampel.

Memilih sampel yang saya suka dan

mengomentarinya.

Menyiapkan tulisan berdasarkan

kritikan guru.

Menulis ulang bila perlu.

Menyerahkan salinan kepada tiga

siswa dan meminta komentar mereka.

Menyiapkan resume akhir.

Tanggal penyelesaian: Dalam dua minggu.

4. Temui siswa dan diskusikan kontrak yang diajukan.

Page 136: Metode Pembelajaran

Sarankan materi belajar yang ada kepada siswa.

lcarakan perubahan yang Ingin anda lakukan.

VARIASI

1. Buatlah kontrak belajar kelompok, sebagai alternatif

dari kontrak belajar individu.

2. Sebagai alternatif dari pemberian kebebasan memilih,

pilihkan topik dan tujuan untuk siswa atau tawarkan

pilihan yang terbatas. Namun demikian. berikan

pilihan yang banyak tentang cara mempelajari topik

itu.

Belajar yang Efektif

Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa

mengenali perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka.

Topik yang paling tehnis sekalipun melibatkan

belajar yang efektif. Sebagai contoh, apa gunanya

kemampuan menggunakan komputer jika siswa cemas dan

tidak yakin dengan diri sendiri ketika mereka

menggunakan komputer? Strategi yang berikut ini

dirancang untuk menimbulkan kesadaran akan perasan,

nilai-nilai, dan sikap yang menyertai banyak topik

kelas. Strategi ini dengan halus mendesak siswa

untuk mengenali keyakinan mereka dan bertanya pada

diri sendiri apakah mereka memiliki komitmen

terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan segala

hal.

Page 137: Metode Pembelajaran

63. Mengetahui yang Sebenarnya

URAIAN SINGKAT

Acapkali, sebuah topik dapat menlngkatkan pemahaman

dan kepekaan terhadap orang atau situasi yang tidak

akrab bagi siswa. Salah satu cara terbaik untuk

mencapai tujuan ini adalah dengan menciptakan

aktivitas efektif yang menstimulasi keingintahuan

tentang seperti apa sebenarnya orang atau situasi

yang kurang akrab tersebut.

PROSEDUR

1. Pilihlah tipe orang atau situasi yang anda ingin

siswa mempelajarinya. Berikut adalah beberapa

contohnya:

Seperti apa rasanya berada di kalangan minoritas.

Seperti apa rasanya berada dalam periode waktu

yang berbeda dalam sejarah.

Seperti apa rasanya menjadi orang yang berasal

dan budaya yang berbeda.

Seperti apa rasanya menjadi orang yang memiliki

persoalan atau tantangan pelik.

2. Buatlah cara untuk mensimulasikan orang atau situasi

itu. Di antara cara-cara untuk melakukannya adalah

sebagai berikut:

Page 138: Metode Pembelajaran

Perintahkan siswa untuk berbusana seperti yang

dikenakan oleh orang-orang dalam situasi itu.

Atau perintahkan mereka untuk menangani

peralatan, perkakas, aksesoris, atau barang-

barang milik lainnya dari orang atau situasi itu

atau dengan terlibat dalam kegiatan tertentu yang

biasa dilakukan orang itu.

Sebagai contoh, kondisikan siswa pada proses normal penuaan

dengan memberi mereka kacamata yang berlumuran noda

pelembab, membawa kacang buncis dalam keranjang, katun

pembersih telinga, dan mengenakan kaus kaki bersepatu sandal.

Kemudian perintahkan mereka untuk mengambil pensil dan kertas

dan menuliskan nama mereka, alamat dan nomor telepon, atau

untuk berjalan-jalan ke luar ruang kelas, membuka pintu, dan

mencari-cari jalan.

Tempatkan siswa dalam situasi di mana mereka

diharuskan merespons sesuai peran yang harus

mereka mainkan.

Gunakan analogi dalam membuat simulasi: Buatlah

sebuah skenario yang tidak terlalu asing bagi

siswa yang isinya menjelaskan situasi yang tidak

begitu mereka kenal. Sebagai contoh, anda dapat

meminta seluruh siswa yang kidal untuk

menggambarkan seorang yang secara budaya berbeda

dari siswa yang lain.

Tirukan gerak-gerik seseorang dan perintahkan

siswa untuk mewawancarai anda dan mencari tahu

tentang pengalaman, pandangan dan perasaan anda.

Page 139: Metode Pembelajaran

Sebagai contoh, seorang guru sains (Kate Brooks)

Berpakaian seperti Galileo dan menyajikan drama

tentang kehidupannya dan dilema etika yang dia

(Galileo) hadapi. Musik jaman renaisans dimainkan

dan lilin dinyalakan di planetarium, sementara

Galileo mendapatkan temuan dengan teleskop. Drama

Itu berakhir dengan dihukumnya galileo dan

upayanya untuk mempertahankan ajarannya. Pada

akhir drama itu, siswa menulis sebuah esai

tentang persoalan etika yang dihadapi Galileo,

memberikan pandangan mereka tentang keputusan

Galileo, dan menebak apa yang akan mereka

lakukan.

3. Tanyakan kepada siswa bagaimana rasanya simulasi

tersebut. Diskusikan pengalaman sewaktu mengenakan

sepatu orang lain. Perintahkan siswa untuk mengenali

tantangan yang dimunculkan oleh orang atau situasi

yang tidak begitu mereka kenal.

VARIASI

1. Jika memungkinkan, lakukan pertemuan nyata dengan

situasi atau orang yang tidak mereka kenal akrab.

2. Buatlah pengalaman imaji mental dl mana siswa

memvisualkan orang atau situasi yang tidak mereka

kenal akrab.

64.Pemeringkatan pada Papan Pengumuman

Page 140: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Banyak materi belajar yang tidak mengandung muatan

benar atau salah. Ketika terdapat nilal-nilai,

opini, gagasan, dan preferensi tentang topik yang

anda ajar-kan, aktivitas ini bisa digunakan untuk

menstimulasi pemikiran dan diskusi.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan

empat hingga enam orang.

2. Berikan kepada siswa daftar yang berisi salah satu

dari yang berikut ini:

Nilai-nilai yang mereka pegang (misalnya, 1.

Loyalitas, 2. ... dll)

Opini yang mungkin mereka dukung (misalnya, 1.

Pencegahan kejahatan. harus menjadi perhatian

utama bangsa kita, 2. .....dll)

Solusi alternatif atas suatu masalah (misalnya.

Hematlah energi dengan 1. Berkendara secara 3 in

1. 2. .... dll)

Pilihan keputusan yang mereka atau orang lain

hadapi (misalnya, 1. Melegalkan narkoba, 2. ....

dll)

Atribut yang mereka kehendaki (misalnya, l tampil

menawan. 2. .... dll)

Preferensi yang mereka miliki (misalnya, I. Edgar

Allan Poe, 2……,dll)

Page 141: Metode Pembelajaran

Sebagai contoh. siswa dapat ditanya sifat apa yang

mereka harapkan ada pada seorang teman: bisa

diandalkan, lucu, keren, pengertian, dll)

4. Berikan tiap kelompok buku bloknot. Perintahkan

mereka untuk menuliskan tiap butir dalam daftar itu

pada kertas terpisah.

5. Buatlah "papan pengumuman" dimana sub-sub

kelompok dapat memajang preferensi urutan peringkat

mereka. (kertas Bloknote boleh ditempelkan pada

papan tulis. whiteboard, atau pada kertas karton

lebar.)

6. Bandingkan dan bedakan pemeringkatan antar kelom-

pok yang kini dipajang.

VARIASI

1. Upayakan untuk mencapai konsesus seluruh siswa.

2. Perintahkan siswa untuk mewawancarai anggota

kelompok yang peringkatnya berbeda dengan peringkat

mereka.

Page 142: Metode Pembelajaran

65. Apa? Lantas Apa? Dan Sekarang

Bagaimana?

URAIAN SINGKAT

Nilai dari aktivitas belajar eksperiensial akan

meningkat dengan meminta siswa untuk merenungkan

kembali pengalaman yang baru mereka alami dan

menggali implikasinya. Periode perenungan ini

seringkali disebut sebagai pengolahan atau

debriefing (pewawancaraan-pentanyajawaban). Sebagian

kalangan pendidik kini menggunakan istilah

harvesting (pemanenan). Berikut adalah urutan tiga

tahap untuk memanen pengalaman yang kaya akan

pembelajaran.

PROSEDUR

1. Kondisikan siswa ke dalam pengalaman yang sesuai

dengan topik yang anda ajarkan. Pengalaman-

pengalaman ini dapat mencakup yang berikut ini:

Permainan atau latihan simulasi

Kunjungan lapangan Tayangan Video

Proyek belajar praktik

Debat

Drama

Latihan imaji mental

2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang

apa yang terjadi pada mereka selama latihan

Page 143: Metode Pembelajaran

tersebut:

Apa yang mereka lakukan?

Apa yang mereka amati? Pikirkan?

Apa yang mereka rasakan selama latihan itu?

3. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk bertanya

pada diri sendiri, "Lantas, bagaimana?"

Manfaat apa yang mereka dapatkan dari latihan

itu?

Apa yang mereka pelajari? Dan Pelajari kembali?

Apa implikasi dari aktivitas itu?

Bagaimanakah kaitan antara pengalaman itu (jika

itu berupa simulasi atau drama) dengan dunia

nyata?

4. Terakhir, perintahkan siswa untuk memikirkan

"Sekarang bagaimana? "

Bagaimana kalian ingin melakukan sesuatu secara

berbeda di masa mendatang?

Bagaimana kalian dapat memperluas pembelajaran

yang kalian dapatkan?

Langkah-langkah apa yang dapat kallan ambil untuk

menerapkan apa yang telah kalian pelajari?

VARIASI

1. Batasi diskusi pada "'Apa?" dan "Lantas bagaimana?"

2. Gunakan kedua pertanyaan ini untuk menstimulir

penulisan jurnal (lihat strategi 61, "Jurnal

Belajar").

Page 144: Metode Pembelajaran

66. Penilaian-Diri secara Aktif

URAIAN SINGKAT

Melalui metoda ini, siswa mampu berbagi sikap mereka

tentang sebuah mata pelajaran melalui penilaian-

diri. Metoda ini memungkinkan guru untuk mengukur

perasaan dan keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai

papan loncat bagi diskusi kelas.

PROSEDUR

1. Buatlah sebuah daftar pernyataan yang akan dibacakan

kepada siswa untuk menilai sikap dan perasaan mereka

tentang pelajaran yang diberikan.

Sebagai contoh, seorang guru menyusun pernyataan-

pernyataan berikut ini:

Saya menginginkan pekerjaan yang memungkinkan

saya untuk bekerja dengan orang lain.

Saya menginginkan pekerjaan yang memberi saya

pendapatan paling besar, berkat kemampuan saya.

Saya menginginkan pekerjaan yang aman dan bebas

dari rasa khawatir akan terus-menerus dievaluasi.

Saya menginginkan pekerjaan yang tidak perlu saya

lembur di rumah.

Saya menginginkan pekerjaan yang tidak menuntut

banyak bepergian.

Saya menginginkan pekerjaan memiliki nilai guna

Page 145: Metode Pembelajaran

bagi masyarakat.

Saya menginginkan pekerjaan yang terus-menerus

memacu peningkatan kemampuan saya.

2. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian

belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi

di satu sisi ruangan.

3. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga

lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis

atau dengan menempelkan angka pada dinding.

4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah

pernyataan. Setelah mendengarkan pernyataan-

pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka

penilaian yang paling cocok dengan sikap mereka

terhadap pengetahuan seputar mata pelajaran.

Tergantung pada mata pelajarannya, angka 1 bisa

berarti "Sangat Setuju" atau "Paham Betul."

sedangkan angka 5 untuk "Sangat Tidak Setuju" atau

Tidak Paham."

5. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak

ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan

pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk

sejumlah barisan di depan berbagai posisi.

perintahkan beberapa siswa untuk saling menjelaskan

alasan mereka memilih posisi itu.

6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain.

Perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah

posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya.

7. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual

Page 146: Metode Pembelajaran

dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling

cocok dengan opini atau pengetahuan mereka.

8. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub

kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari

pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka

untuk mendiskusikannya.

9. Sekarang, perintahkan siswa untuk secara pribadi

mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap butir.

Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada

tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan

atau ketidaksetujuan mereka.

VARIASI

1. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perin-

tahkan siswa untuk terlebih dahulu memilih sebuah

jawaban terhadap pernyataan-pernyataan itu dan

kemudian bergerak ke bagian-bagian ruangan yang

telah dinomori.

2. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian

lakukan penilaian individual (pribadi).

67. Peraga Peran

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara menarik untuk

menstimulasi diskusi tentang nilai dan sikap. Siswa

Page 147: Metode Pembelajaran

diminta untuk menominasikan sosok-sosok terkenal

yang mereka pandang sebagai peraga peran dari ciri-

ciri yang berkaitan dengan sebuah topik yang tengah

dipelajari di kelas.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa nienjadi sub-sub kelompok

beranggotakan lima atau enam orang, dan berikan kepada

tiap kelompok selembar kertas dan bolpoin.

1. Perintahkan tiap kelompok untuk mengenali tiga siswa

yang akan mereka kenali sebagai perwakilan dari mata

pelajaran yang tengah didiskusikan. Dalam pelajaran

musik, sebagai misal, mereka dapat memilih Elton

John, Billy Joel, dan Stevie Wonder.

2. Setelah mereka mengenali tiga sosok terkenal,

perintahkan mereka untuk membuat daftar

karakteristik yang dimiliki oleh ketiganya yang

mengkualifikasi mereka sebagai contoh atau peraga

peran untuk mata pelajaran yang tengah mereka

diskusikan. Mereka mesti mendaftar orang dan

karakteristik pada kertas dan menempelkannya pada

dinding.

3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan

membandingkan daftar mereka, perintahkan tiap

kelompok untuk menjelaskan alasan yang melandasi

pilihan mereka.

4. Arahkan siswa dalam sebuah diskusi tentang berbagai

persepsi di kalangan siswa.

Page 148: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari menyebut orang sungguhan,

perintahkan siswa untuk memilih karakter fiksional.

2. Berikan kepada tiap kelompok daftar khusus tentang

orang yang merupakan perwakilan atau tokoh dari mata

pelajaran yang didiskusikan.

Pengembangan Keterampilan

Salah satu tujuan terpenting dari pendidikan di

jaman sekarang adalah pemerolehan keterampilan untuk

kebutuhan pekerjaan modern. Terdapat keterampilan

tehnis seperti menulis dan komputasi. Ada pula

keterampilan non-tehnis semisal mendengarkan dengan

penuh perhatian dan berbicara dengan jelas. Ketika

siswa berupaya mempelajari keterampilan-keterampilan

baru dan meningkatkan kemampuan yang ada, mereka

perlu mempraktikannya secara efektif dan mendapat

umpan balik yang berguna. Strategi-strategi yang

berikut ini merupakan cara-cara yang berbeda untuk

mengembangkan ketrampilan. Beberapa di antaranya

cukup intens dan sebagian lagi menyenangkan.

Bermacam pemeranan ditampilkan secara khusus.

68. Formasi Regu Tembak

Page 149: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan format yang cepat dan dinamis yang

bisa digunakan untuk berbagai macam tujuan, misalnya

menguji dan memerankan suatu lakon. Format ini

menampilkan pasangan secara bergilir. Siswa mendapat

peluang untuk merespon dengan cepat terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara bertubi-

tubi atau jems tantangan lain;

PROSEDUR

1. Tetapkan tujuan anda untuk menggunakan "regu

tembak." Berikut Ini adalah contohnya bila yang

menjadi tujuan anda adalah pengembangan kemampuan:

Siswa dapat menguji atau melatih satu sama lain.

Siswa dapat melakonkan (mendramatisasi) situasi

yang diberikan kepada mereka.

Siswa dapat mengajar satu sama lain.

Anda juga dapat menggunakan strategi ini untuk

situasi lain. Berikut adalah beberapa contohnya:

Siswa dapat mewawancarai temannya untuk

mengetahui pendapat dan pandangannya. Siswa dapat

mendiskusikan kutipan atau naskah Pendek.

2. Susunlah kursi dalam formasi dua barisan berhadapan.

Sediakan kursi yang cukup untuk seluruh siswa kelas.

3. Pisahkan kursi-kursi menjadi sejumlah regu

berangggotakan tiga hingga lima siswa pada tiap sisi

atau deret. Formasi ini bisa tampak seperti gambar

berikut:

Page 150: Metode Pembelajaran

4. Bagikan pada tiap siswa x sebuah kartu berisi sebuah

tugas atau pekerjaan yang akan dia mintakan untuk

dijawab oleh siswa y yang duduk berhadapan

dengannya. Gunakan salah satu dari yang berikut ini:

Sebuah topik wawancara (misalnya, ajukan kepada

siswa yang duduk di hadapanmu pertanyaan ini:

"Bagaimana perasaanmu terhadap karakter ____

dalam buku _____?")

Pertanyan tes (misalnya, tanyakan kepada siswa

yang duduk di hadapanmu, "Apa rumus untuk ____?")

Naskah pendek atau kutipan (misalnya, tanyakan

kepada siswa yang duduk di hadapanmu pendapatnya

tentang frase "Kamu tidak memiliki sesuatu yang

banyak membantu mewujudkan cita-citamu. )

Sebuah karakter untuk dilakonkan/diperankan

(misalnya, perintahkan siswa yang duduk di hada-

panmu untuk memerankan seseorang yang harus

menasehati kawannya untuk tidak minum-minuman

keras sambil mengemudi)

Tugas mengajar (misalnya, perintahkan siswa y

duduk di hadapanmu untuk mengajarkan kepadamu

kapan menggunakan titik-dua dan titik-koma)

X X X X X X X X X X X X X X X X

Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Page 151: Metode Pembelajaran

Berikan kartu yang berbeda untuk tiap anggota x dari

sebuah regu.

Sebagai contoh, seorang guru tengah melatih siswa

untuk melakukan tatapan mata yang baik dan berbicara

dengan lancar. Guru memberikan satu dari kartu-kartu

berikut ini kepada anggota x dari tiap regu:

Perintahkan, siswa yang duduk di hadapanmu untuk memberikan

pendapatnya tentang presiden Indonesia yang sekarang.

Perintahkon siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan

tentang masa kanak-kanaknya.

Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menjelaskan

ciri-ciri dan keunggulan dari pastagigi yang dia gunakan.

Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan

tentang hobi dan minatnya.

5. Mulailah tugas pertama. Dalam waktu yang tidak

begitu lama, umumkan bahwa sekaranglah waktunya bagi

siswa y untuk berpindah satu kursi di sebelah

kirinya di dalam regunya. Jangan merotasi atau

memindahkan siswa x. Perintahkan siswa x untuk

"menembakkan" tugas atau pertanyaannya kepada siswa

y yang duduk di hadapannya. Lanjutkan dengan jumlah

babak sesuai dengan jumlah tugas yang anda berikan.

VARIASI

1. Baliklah peran agar siswa x bisa menjadi siswa y.

2. Dalam beberapa situasi, bolehjadi akan lebih menarik

dan lebih tepat untuk memberikan tugas yang sama

kepada tiap anggota regu. Dalam hal ini, siswa y

Page 152: Metode Pembelajaran

akan diminta untuk menjawab instruksi yang sama

untuk tiap anggota regunya. Sebagai contoh, seorang

siswa dapat diminta untuk melakonkan situasi yang

sama beberapa kali.

69. Pengamatan dan Pemberian Masukan

Secara Aktif

URAIAN SINGKAT

Prosedur umum dalam menggunakan pengamat pada

latihan drama atau sesi latihan ketrampilan adalah

dengan menunggu hingga pementasan selesai sebelum

meminta pemberian masukan. Prosedur ini memberi

umpan balik yang sifatnya segera bagi si pemeran.

Ini juga menjadikan pengamat untuk tetap siap selama

pementasan.

PROSEDUR

1. Buatlah latihan pemeranan di mana beberapa siswa

memperagakan ketrampilan sedangkan siswa yang lain

menjadi pengamat.

2. Sediakan bagi pengamat daftar konkret tentang

perilaku positif dan/atau negatif untuk

diperhatikan. Perintahkan mereka untuk memberi

isyarat kepada pemain drama ketika perilaku yang

dikehendaki terjadi dengan isyarat yang berbeda bila

perilaku yang tidak dikehendaki muncul. Isyarat yang

Page 153: Metode Pembelajaran

bisa digunakan antara lain:

Mengangkat tangan

Meniup peluit

Menjentikkan jari

Tepuk tangan satu kali

Siswa di dalam pelajaran bahasa Spanyol

konvensional, Misalnya, dapat menggunakan aktivitas

ini untuk mempraktikkan tatabahasa. Guru menyiapkan

10 situasi yang berbeda dan meminta partisipan

pemeran drama untuk memilih salah satunya dari

sebuah topi. Sebelum pemeranan lakon dimulai, siswa

memilih isyarat untuk menandakan penggunaan tata

bahasa yang tidak benar (menjentikkan jari) dan satu

untuk dukungan positif (melambaikan tangan). Pemeran

lakon dua siswa memulai dialog dalam bahasa Spanyol.

Jika kemudian dijumpai kesalahan gramatika anggota,

audiens dapat menjentikkan jari; untuk memberikan

umpan balik positif, mereka melambaikan tangan.

Variasi untuk menghindari interupsi terus-menerus

adalah dengan menetapkan waktu interval satu menit

dan memberikan penghargaan umum (jumlah jentikkan

atau lambaian tangan) atau penilaian langsung.

3. Jelaskan bahwa tujuan dari isyarat-isyarat itu

adalah memberikan umpan balik segera kepada pemeran

lakon mengenal pementasan mereka.

4. Diskusikan pengalaman itu dengan pemeran lakon

yang terlibat dalam pemeragaan ketrampilan. Cari

tahu apakah masukan yang sifatnya segera itu

Page 154: Metode Pembelajaran

membantu, ataukah justru mengganggu mereka.

VARIASI

1. Beri kesempatan pengamat untuk menggunakan sebuah

sinyal (misalnya, meniup peluit) untuk menghentikan

aksi pemeran lakon dan mengajukan pertanyaan atau

memberikan umpanbalik yang lebih rinci kepada para

pemeran lakon.

2. Rekamlah pemeranan lakon itu dengan kamera video.

Jangan sampai ada yang memberikan masukan selama

perekaman. Perintahkan siswa untuk menonton rekaman

itu dan menggunakan isyarat yang baku pemutaran

ulang ulang.

70. Pemeranan Lakon yang Tidak Membuat

Grogi Siswa

URAIAN SINGKAT

Tehnik ini mengurangi ancaman atau rasa khawatir

siswa dalam pemeranan lakon. Caranya adalah dengan

menempatkan guru pada peran utama dan melibatkan

siswa dalam memberikan respons dan menetapkan arah

skenarionya.

PROSEDUR

1. Buatlah peran lakon di mana anda akan menunjukkan

perilaku yang dikehendaki, misalnya mengatasi orang

Page 155: Metode Pembelajaran

yang sedang sangat marah.

2. Beritahu siswa bahwa anda akan memegang peran utama

dalam pemeranan lakon Itu. Tugas siswa adalah

membantu anda mengatasi situasi.

3. Perintahkan beberapa siswa untuk mengambil peran

sebagai orang lain dalam situasi itu (misalnya,

orang yang sedang marah). Berikan kepada siswa itu

naskah pembuka untuk dibaca guna membantu dia

memahami perannya. Mulailah pemeranan tersebut,

namun hentikan pada beberapa selang waktu dan

perintahkan siswa untuk memberikan umpan balik dan

arahan seiring berjalannya skenario. Jangan ragu-

ragu untuk meminta siswa memberikan panduan khusus

untuk anda gunakan. Sebagai contoh, pada poin

tertentu. tanyakan "Apa yang selanjutnya mesti saya

katakan?" Dengarkan saran mereka dan kemudian

cobalah.

4. Lanjutkan pemeranan lakon agar siswa kian melatih

anda tentang cara mengatasi situasi. Ini akan

memberi mereka praktik keterampilan sementara anda

melakukan pemeranan aktual bagi mereka.

VARIASI

1. Dengan menggunakan prosedur yang sama, perintahkan

siswa untuk melatih kawannya (Sebagai alternatif

dari melatih gurunya).

2. Rekamlah seluruh pemeranan lakon. Putar ulang dan

diskusikan dengan siswa tentang cara lain untuk

Page 156: Metode Pembelajaran

merespons poin tertentu dalam situasi itu.

71. Pemeranan Lakon Oleh Tiga Orang Siswa

URAIANSINGKAT

Tehnik ini memperluas pemeranan lakon tradisional

dengan menggunakan tiga siswa yang berbeda dalam

situasi pemeranan lakon yang sama. Tehnik ini

menunjukkan pengaruh dari variasi gaya individual

terhadap akibat dari situasi itu.

PROSEDUR

1. Dengan bantuan siswa, tunjukkan konsep dasar peme-

ranan lakon (jika perlu) dengan sebuah situasi

semisal siswa yang memprotes nilainya kepada seorang

guru.

2. Buatlah skenario dan jelaskan kepada siswa.

3. Perintahkan empat siswa untuk mengambil peran

karakter dalam pemeranan lakon. Tugaskan satu siswa

untuk tetap menjadi karakter standar (misalnya,

seorang guru) dan instruksikan tiga siswa yang lain

bahwa mereka akan memainkan peran yang lainnya

(misalnya sebagai siswa) secara bergiliran.

4. Perintahkan tiga siswa secara bergilir untuk

meninggalkan ruang dan memutuskan pada urutan mana

ereka akan berpartisipasi. Bila sudah siap, siswa

yang pertama kembali memasuki ruangan dan memulai

Page 157: Metode Pembelajaran

peranan lakon dengan dua siswa lainnya.

5. Setelah tiga menit, umumkan waktunya dan perintahkan

siswa kedua untuk memasuki ruangan dan mengulang

situasi yang sama. Siswa pertama kini dan dapat

tetap tinggal dalam ruangan. Setelah tiga menit

dengan siswa kedua, lanjutkan dengan siswa ketiga

dengan ulang skenario itu.

6. Pada akhir pemeranan lakon, perintahkan siswa u

niembandingkan dan membedakan gaya dan kpf siswa

relawan dengan mengidentifikasi tehnik-tehnik mana

yang efektif dan dengan mencatat bagian man saja

yang perlu diperbaiki.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari memimpin diskusi kelas,

bagilah siswa menjadi tiga kelompok. Berikan satu

dari tiga pemeran lakon kepada tiap kelompok.

Perintahkan tiap kelompok untuk menentukan siswa

yang akan memberi mereka umpan balik pendukung.

Gunakan prosedur ini ketika anda merasa perlu

mengurangi kemungkinan adanya rasa malu karena

dilakukannya pembandingan antar para pemeran lakon

secara terbuka.

2. Untuk kelompok yang lebih besar, bagilah siswa

menjadi tiga bagian dan ikuti prosedur penggiliran

dari pemeranan lakon rangkap tiga. Siswa selanjutnya

kembah ke posisi semula untuk membandingkan dan

membedakan ketiga gaya pemeranan lakon tersebut.

Page 158: Metode Pembelajaran

72. Mengilir Peran

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan cara yang bagus untuk

memberi kesempatan bagi tiap siswa untuk

mempraktikkan ketrampilan melalui pemeranan lakon

tentang situasi kehidupan nyata.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok yang

beranggotakan tiga siswa, yang tersebar di ruang

kelas, dengan celah yang seluas mungkin antar

ketiganya.

2. Perintahkan tiap trio (kelompok tiga siswa) untuk

membuat skenario kehidupan nyata yang membahas topik

yang telah anda diskusikan.

3. Setelah masing-masing trio menulis ketiga

skenarionya pada lembar yang terpisah, satu anggota

tim dari tiap kelompok menyampaikan skenario itu

kepada kelompok selanjutnya dan sudah disediakan

ketika anggota kelompok membaca skenario untuk

mengklarifikasi atau memberikan informasi tambahan

bilamana perlu. Siswa kemudian kembali ke kelompok

aslinya.

4. Secara bergiliran, tiap anggota trio akan memiliki

kesempatanan untuk mempraktikan peran primemya

Page 159: Metode Pembelajaran

(yakni sebagai orang tua), peran sekundernya

(sebagai anak) dan pengamat.

5. Tiap babak mesti berlangsung minimal 10 menit

pemeran lakon, dengan 5 hingga 10 menit pemerian

umpan balik dari pengamat. Andalah yang menentukan

panjang tiap babak sesuai dengan waktu yang

tersedia, topik yang dibahas, dan tingkat kemampuan

siswa.

6. Datam tiap babak, pengamat mesti berkonsentrasi pada

pengidentifikasian apa yang dilakukan dengan baik

oleh pemain primer dalam menggunakan konsep

ketrampilan yang dipelajari di kelas dan apa yang

dapat dia lakukan untuk memperbaikinya.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari penugasan tiap kelompok

untuk menulis skenarionya sendiri anda dapat

mempersiapkan skenarionya.

2. Sediakan lembar masukan bagi pengamat yang

mengidentifikasi ketrampilan dan tehnik-tehnik

khusus yang mesti ia cermati.

73. Memperagakan Caranya

URAIAN SINGKAT

Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk

mempraktikan, melalui peragaan, ketrampulan khusus

Page 160: Metode Pembelajaran

yang diajarkan di kelas. Pemeragaan acapkali

merupakan alternatif yang cocok untuk pemeranan

lakon karena cara ini tidak begitu mengancam atau

membuat siswa grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk

membuat skenario mereka sendiri dan menentukan

bagaimana mereka ingin mengilustraikan ketrampilan

dan tehnik yang baru saja di bahas di kelas.

PROSEDUR

1. Setelah berlangsungnya kegiatan belajar tentang

topik tertentu, kenalilah beberapa situasi umum di

mana siswa mungkin diharuskan menggunakan

ketrampilan yang baru saja dibahas.

2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan

jumdah peserta yang diperlukan untuk memperagakan

sekenario yang ada. Umumnya diperlukan dua atau tiga

siswa.

3. Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15

menit untuk membuat skenario tertentu yang

mengbarkan situasi umum.

4. Sub-sub kelompok itu juga menentukan bagaimana

mereka akan memperagakan keterpilan itu kelompok.

Beri mereka 5 hingga 7 menit untuk mempraktikkannya.

5. Tiap sub kelompok akan mendapat giluran melakukan

pemeragaan bagi siswa yang lain. Beri kesempatan

adanya pemberian masukan setelah masing-masing

pemeragaan selesai dilakukan.

Page 161: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa

yang lebih banyak untuk keperluan pemeragaan

bertiindak selaku pembuat skenario, pengarah dan

penasihat.

2. Anda dapat membuat skenario khusus dan menugaskannya

kepada sub-sub kelompok tertentu.

74. Pemeragaan Tanpa Bicara

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strateg untuk digunakan manakala anda

mengajarkan prosedur setahap-demi-setahap. Dengan

memperagakan sebuah prosedur tanpa banyak bicara,

anda mendorong siswa untuk cermat secara mental.

PROSEDUR

1. Tetapkan sebuah prosedur multilangkah yang anda

ingin siswa mempelajarinya. Prosedur-prosedurnya

antara lain mencakup yang berikut ini:

Menggunakan aplikasi komputer

Menggunakan peralatan laboratorium

Menjalankan mesin

Memberikan pertolongan pertama

Memecahkan soal matematika

Mencari materi rujukan

Menggambar atau melakukan kegiatan artistik lain

Page 162: Metode Pembelajaran

Memperbaiki peralatan

Menerapkan prosedur akuntansi

2. Perintahkan siswa untuk memperhatikan anda

memperagakan seluruh prosedur. Lakukan saja, dengan

sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar tentang

apa dan mengapa anda melakukan hal itu. Beri mereka

gambaran seklias tentang seluruh tugas. Jangan

berharap untuk melakukan pengulangan. Sampai di

sini, anda baru mewujudkan kesiapan siswa untuk

meipelajari

3. Bentuklah sejumlah pasangan. Peragakan bagian

pertama dari prosedur itu, sekali lagi dengan

sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar.

Perintahkan pasangan untuk mendiskusikan apa yang

mereka amati peragaan anda. (Mengatakan kepada siswa

apa yang anda lakukan justru akan menurunkan

kewaspadaan atau kecermatan mental mereka) Tunjuklah

seorang siswa untuk menjelaskan apa yang anda

lakukan. Jika siswa mengalami kesulitan.

peragakanlah kembali. Hargaliah pengamatan yang

benar.

4. Perintahkan pasangan untuk saling mempraktikan

bagian pertama dari prosedur itu. Bila mereka sudah

menguasai bagian ini. lakukan pemeragaan bagian

berikutnya dari prosedur itu tanpa bicara. diikuti

dengan praktik berpasangan.

5. Akhiri dengan memberi tantangan kepada siswa untuk

melakukan seluruh prosedur tanpa bantuan.

Page 163: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Jika memungkinkan, beri siswa tugas pembuka untuk

mencoba prosedur itu sebelum pemeragaan. Beri

kesempatan mereka untuk menduga dan maklumilah

mereka jika terjadi kesalahan. Dengan melakukan hal

ini, anda akan segera menjadikan siswa terlibat

secara menjadikan siswa terlibat cecara mental.

Selanjutnya, perintahkan mereka untuk mencermati apa

yang anda peragakan.

2. Jika ada beberapa siswa yang dapat menguasai

prosedur itu lebih cepat dibanding yang lain,

rekrutlah mereka sebagai "peraga diam."

75. Pasangan dalam Praktik – Pengulangan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi sederhana untuk mempraktikkan

dan mengulang ketrampilan atau prosedur dengan

pasangan belajar. Tujuannya adalah memasukan bahwa

kedua pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau

prosedur Itu.

PROSEDUR

1. Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur yang

anda ingin siswa kuasai. Buatlah pasangan. Dalam

Page 164: Metode Pembelajaran

tiap pasangan, berikan dua peran: (1) penjelas atau

pemeraga dan (2) pemeriksa.

2. Penjelas atau pemeraga menjelaskan dan/atau mem-

peragakan cara mengerjakan ketrampilan atau prosedur

tertentu. Pemeriksa memastikan apakah penjelasan

dan/atau pemeragaan itu benar, memberi dorongan dan

memberikan pelatihan bila diperlukan.

3. Pasangan berganti peran. Penjelas/pemeraga yang baru

diberikan ketrampilan atau prosedur lain untuk

dikerjakan.

4. Proses itu berlanjut hingga semua ketrampilan

diulang.

VARIASI

1. Gunakan ketrampilan atau prosedur multilangkah

sebagai alternatif dari beberapa prosedur yang

berbebeda. Perintahkan penjelas/pemeraga melakukan

satu lakah dan perintahkan pasangannya melakukan

langkah selanjutnya hingga urutan langkahnya

lengkap.

2. Bila pasangan telah menyelesaikan tugas merek

buatlah sebuah peragaan di depan kelompok.

*Tehnik ini didasarkan pada "DrillReview Pairs" karya David W.

Johnson, Roger T. Johnson, dan Karl A. Smith.

Page 165: Metode Pembelajaran

76. Pemberi Peran

URAIAN SINGKAT

Dalam strategi ini, siswa mendapatkan peran

seseorang yang pekerjaannya mereka pelajari. Siswa

diberikan tugas praktik nyata dengan terlebih dahulu

diberi sedikit instruksi, dan belajar "dengan

mengerjakan."

PROSEDUR

1. Pilihian peran yang anda ingin siswa peragakan.

Berikut adalah beberapa contohnya:

Saya adalah walikota

Pelancong (ke negara lain)

Penyunting

Sejarawan

Ilmuwan

Pelamar kerja

Pemilik usaha

Peneliti

Wartawan

2. Siapkan instruksi tertulis yang menjelaskan satu

atau berapa tugas yang bisa diberikan pada peran

itu. Sebagai contoh, seorang walikota dapat diminta

untuk mengajukan program kerja kepada dewan kota.

3. Pasangkan siswa dan berikan tugas pada tiap

pasangan. Beri mereka alokasi waktu untuk

Page 166: Metode Pembelajaran

menyelesaikan tugas itu. Sediakan materi rujukan

untuk membantu dalam mengerjakan tugas itu.

4. Perintahkan siswa untuk kembali ke possil semula

mendiskusikan tugas itu.

VARIASI

1. Ijinkan siswa untuk meninggalkan ruang kelas dan

mendapatkan pelatihan dari rekan karyawan yang dapat

bertindak selaku narasumber bagi mereka.

2. Perintahkan siswa untuk mengerjakan tugas Itu

sendiri tanpa dukungan dari pasangannya.

77. Para Bola

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara dramatis dalam mempraktikkan

ketrampilan kerja. Cara ini menempatkan siswa dalam

situasi sulit yang harus mereka jelaskan cara

mengatasinya.

PROSEDUR

1. Pilihlah situasi yang lazim terjadi pada tugas yang

tengah dipelajari oleh siswa. Contoh-contohnya

meliputi:

Memimpin pertemuan

Memberikan tugas kepada kaiyawan

Mendapatkan tugas dari manajer

Page 167: Metode Pembelajaran

Membuat presentasi

Memberikan laporan kepada manajer

Berbicara kepada pelanggan

2. Rekrutlah beberapa siswa untuk menjadi relawan yang

mau memerankan lakon dalam situasi tertentu.

Pastikan untuk menjelaskan situasinya secara rinci.

3. Bagikan instruksinya kepada siswa lain yang

mengrahkan mereka untuk melemparkan bola kepada

siswa lawan. Sebutlah beberapa tindakan yang bisa

diambil untuk memberi kesulitan kepada relawan dalam

mengatasi situasi itu. Jangan memperlihatkan

instruksi “lemar-bola" itu kepada siswa relawan.

Sebagai contoh, dalam sebuah wawancara, kerja

pelamar bisa saja diminta untuk mengungkapkan

informasimasi pribadinya (yang mana hal ini tidak

dibenarkan) Pelamar perlu memutuskan cara menanggapi

permintaan itu.

4. Beri kesempatan kepada relawan untuk menepat situasi

itu. Beri tepuk tangan atas usahanya. Diskusikan

cara-cara untuk mengatasi kejadian-kejadian yang

tak terduga dengan seluruh siswa.

5. Rekrutlah relawan baru dan berikan tantangan berbeda

kepada mereka.

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk memilih "lemparan-bola"

mereka sendiri untuk diarahkan kepada relawan.

2. Sebagai alternatif dari penggunaan relawan,

Page 168: Metode Pembelajaran

peragakan sendiri oleh anda cara menangkap

"lemparan-bola" dari siswa.

78. Kelompok Penasehat

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi untuk mendapatkan umpanbalik

selama berlangsungnya pelajaran multisesi. Acapkali,

guru meminta umpanbalik siswa setelah pelajaran

selesai, dan ini tentunya terlalu terlambat untuk

melakukan penyesuaian.

PROSEDUR

1. Seusai pelajaran, tetapkan kapanwaktunyaandaakan

meniinta umpan balik dari siswa.

2. Perintahkan sekelompok kecil siswa relawan untuk

bertemu dengan anda. Katakan kepada mereka bahwa

tugas mereka adalah meminta tanggapan dari siswa

lain sebelum waktu pertemuan.

3. Gunakan pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut

ini:

Hal-hal apa saja yang bermanfaat? Dan yang tidak

berrnanfaat?

Bagian mana yang belum jelas?

Apa yang dapat membantu kalian untuk bisa

mempelajari dengan lebih baik?

Page 169: Metode Pembelajaran

Apakah kalian siap untuk beranjak ke materi baru?

Apakah materi saya memiliki kaitan erat dengan

kehidupan kalian?

Apa lag yang kalian inginkan dari pelajara

berikutnya?

Apa yang tidak begitu kalian inginkan?

Apa yang kalian ingin lanjutkan?

VARIASI

1. Cobalah strategi mengajar dengan "kelompok

penasehat" yang anda rencanakan untuk digunakan

selama pelajaran. Mintalah tanggapan.

2. Gunakan alternatif lain untuk mendapatkan umpan

balik, misalnya survei reaksi pasca-pertemuan atau

survei lisan mengenal tanggapan siswa.

BAGAIMANA MENJADI BELAJAR

TIDAK TERLUPAKAN

Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa

sekolah, semester, atau bidang studi. Mereka mungkin

beranggapan bahwa pada saat-saat akhir mereka dapat

menjejalkan lebih banyak informasi dan menyelesaikan

topik dan materi yang niasih dalam agenda mereka.

Makna dari "menyelesaikan" matapelajaran masih

perlu dipertanyakan, karena adakalanya guru hanya

Page 170: Metode Pembelajaran

sekadar menyelesaikan materi yang masih tersisa.

Memaksakan diri untuk mengajar hingga batas akhir

seringkali berakibat pada terjadinya pengajaran yang

tidak tertata, ada yang terlewatkan. atau ada yang

masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan belajar

bersifat aktif, ada peluang untuk terjadinya pemahaman.

Bila kita menyediakan waktu untuk memantapkan apa yang

telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya

pengingatan.

Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja

keras menggunakan komputer, mencari informasi,

memecahkan masalah. dan menyusun konsep namun, anda

lupa menyimpan hasil pekerjaan anda. Tentu saja, semua

pekerjaan anda akan hilang sia-sia. Demikian pula,

hasil pembelajaran dapat menghilang bila siswa tidak

diberi kesempatan untuk menyimpannya.

Di samping menyimpan apa yang lelah dipelajari,

penting pula untuk menikmatinya. Seperti halnya

pengalaman, pembelajaran akan dapat dinikmati bila ada

kesempatan untuk mengingatnya dan memberinya sentuhan

akhir yang menyentuh perasaan. Sebagaimana yang telah

kita bicarakan tentang "hidangan pembuka" dan "entri"

dari kegiatan belajar aktif, sekarang yang akan kita

bahas adalah "hidangan penutup."

Ada banyak tindakan positif yang bisa kita ambil

untuk menciptakan penutup mata pelajaran yang bermakna

dan, barangkali, tak terlupakan. Di bagian ini kami

akan mernbahasnya dalam empat kategori.

Page 171: Metode Pembelajaran

1. Strategi Peninjauan Kembali: Bagian ini membahas

cara-cara untuk membantu siswa mengingat apa yang

telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan dan

kemampuan mereka yang sekarang. Anda akan menjumpai

strategi peninjauan kembali yang menarik bagi siswa

dan membantu "menyimpan" pembelajaran yang telah

mereka terima.

2. Penilaian-Sendiri: Bagian ini membahas cara-cara

untuk membantu siswa menilai apa yang kini mereka

ketahui, apa yang kini dapat mereka kerjakan, dan

sikap apa yang sekarang mereka pegang. Anda akan

menjumpai strategi penilaian yang membantu siswa

mengevaluasi kemajuan mereka.

3. Perencanaan Masa Depan: Bagian ini membahas cara-

cara untuk membantu siswa mempertimbangkan apa yang

akan mereka lakukan dalam rangka menerapkan hal-hal

yang telah mereka pelajari. Anda akan mendapati

strategi perencanaan masa depan yang menghadapkan

siswa pada fakta bahwa kegiatan belajar mereka tidak

berhenti di ruang kelas.

4. Ucapan perpisahan: Bagian ini membahas cara-cara

untuk membantu siswa mengenang pengalaman mereka

bersama-sama dan mengungkapkan apresiasi mereka.

Anda akan mendapati strategi-strategi yang membantu

menghadirkan bagian penutup pelajaran yang

memungkinkan siswa untuk mengucapkan perpisahan.

Strategi Peninjauan Kembali

Page 172: Metode Pembelajaran

Salah satu cara yang pasti untuk membuat

penibelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah

dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa

yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh

siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam

pikiran ketimbang materi yang tidak. Itu karena

pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk memiklrkan

kembali infonnasi tersebut dan menemukan cara untuk

menyimpannya di dalam otak.

Yang berikut ini merupakan serangkaian strategi

untuk mendukung peninjauan kembali. Selain menjadi

aktif, strategi ini menjadikan peninjauan kembali

sebagai aktivitas yang menyenangkan.

79. Pencocokan Kartu Indeks

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk

meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini

memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi

pertanyaan kuis kepada temanya.

PROSEDUR

1. Pada kartu Indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan

tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah

kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan

setengah jumlah siswa.

Page 173: Metode Pembelajaran

2. Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas

masing-masing pertanyaan itu.

3. Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah

beberapa kali agar benar-benar tercampur aduk.

4. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa

ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa

mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian

mendapatkan kartu jawabannya.

5. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan

mereka. Bila sudah terbentuk pasangan, perintahkan

siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat

duduk bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak

mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di

kartu mereka).

6. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama,

peritahkan tiap pasangan untuk memberikan kuis

kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras

pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk

memberikan jawabannya.

VARIASI

1. Susunlah kartu yang berisi sebuah kalimat dengan

beberapa kata yang dihilangkan untuk dicocokkan

dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang itu—

misalnya, "Presiden merupakan _____ angkatan

bersenjata. (panglima tertinggi).

2. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan

dengan beberapa kemungkinan jawabannya—misalnya,

Page 174: Metode Pembelajaran

"Apa sajakah cara-cara untuk meredam konflik?"

Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi

kumpulan jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan

memberikan kuis kepada kelompok, perintahkan mereka

untuk mendapatkan beberapa jawaban dari siswa lain.

80. Peninjauan-Ulang Topik

URAIAN SINGKAT

Strategi ini memberi siswa tantangan untuk mengingat

apa yang telah dipelajari dalam tiap topik atau unit

matapelajaran. Ini merupakan cara yang bagus untuk

membantu siswa meninjau-ulang materi yang telah anda

bahas.

PROSEDUR

1. Pada akhir pelajaran, berikan siswa sebuah daftar

topik yang telah anda bahas. Jelaskan bahwa anda

ingin mengetahui apa yang mereka ingat tentang

topik-topik itu dan apa saja yang telah mereka

lupakan. Usahakan agar suasananya tetap santal agar

mereka tidak merasa terancam oleh aktivitas itu.

2. Perintahkan siswa untuk mengingat hal-hal seputar

topik yang telah dibahas dan hal-hal lain yang

rnasih mereka ingat. Ajukan pertanyaan semisal:

Mengacu kepada hal apakah topik ini?

Mengapa topik ini penting?

Page 175: Metode Pembelajaran

Siapa dapat memberi saya contoh tentang apa V

kita pelajari dalam topik ini?

Nilal-nilai apakah yang kalian dapatkan dari

ini ?

Pengalaman belajar apa sajakah yang kita dapatkan

dari topik ini.

Jika tidak banyak yang diingat, olok-oloklah daya

ingat baik secara bergurau. atau salahkan diri anda

karena tak bisa menjadikan topik itu sebagai sesuatu

yang tak terlupakan."Urutkan pengajuan pertanyaan

itu secara kronologis hingga anda menyinggung semua

materi yang pernah dibahas(atau lakukan selama waktu

anda mencukupi).

Waktu anda membahas isinya, buatlah pernyataan

nenyimpul sesuai dengan yang anda kehendaki.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari penggunaan proses diskusi

satu kelas penuh, perintahkan pasangan atau sub-sub

kelompok untuk saling berdiskusi.

2. Jika hanya ada sepuluh siswa, atau bahkan kurang,

perintahkan mereka untuk berkumpul di sekeliling

sebuah daftar topik pelajaran pada papan tulis dan

melakukan peninjauan ulang atas materi yang sudah

dibahas. Agar tidak terkesan bahwa peninjauan-ulang

itu merupakan tes, cobalah anda meninggalkan ruangan

sewaktu prosesnya sedang berlangsung. Ini akan mem-

berdayakan siswa untuk menggunakan waktu secara

Page 176: Metode Pembelajaran

tepat.

Page 177: Metode Pembelajaran

81. Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan

Jawaban

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi pernbentukan-tim untuk

melibatkan siswa dalam peninjauaan kembali materi

pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.

PROSEDUR

1. Berikan dua kartu Indeks kepada masing-niasing

siswa.

2. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapl kalimat

berikut ini:

Kartu 1: Saya masih memiliki pertanyaan tentang

_______________

Kartu 2: Saya bisa menjawab pertanyaan tentang -

_______________

3. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkah tiap

kelompok untuk memilih "pertanyaan paling relevan

untuk diajukan" dan "pertanyaan paling menarik untuk

dijawab" dari kartu anggota kelompok mereka.

4. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan

pertanyaan untuk diajukan" yang ia pilih. Pastikan

apakaha ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan

itu. Jika tidak, guru harus menjawabnya.

5. Perintahkan tiap kelompok untuk melaporkan

“pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.

Page 178: Metode Pembelajaran

Perintahkan anggota sub-sub kelompok untuk berbagi

jawaban dengan siswa yang lain.

VARIASI

1. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan,

dan bagikan kepada sub-sub kelompok. Perintahkan

sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa

pertanyaan yang dapat mereka jawab.

2. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan

bagikan kepada sub-sub kelompok. Perintahkan sub-sub

kelompok untuk memilih satu atau beberapa jawaban

yang menurut mereka membantu dalam meninjau kembali

apa yang telah mereka pelajari

82. Teka-teki Silang

URAIAN SINGKAT

Menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk tek

teki silang akan mengundang minat dan Partisipasi

siswa. Teka-teki silang bisa diisi secara

perseorangan atau kelompok.

PROSEDUR

1. Langkah pertama adalah dengan menjelaskan beberapa

istilah atau nama-nama penting yang terkait dengan

matapelajaran yang telah anda ajarkan.

Page 179: Metode Pembelajaran

2. Susunlah sebuah teka-teki silang sederhana, dengan

menyertakan sebanyak mungkin unsur pelajaran.

(Catatan: Jika terlalu sulit untuk membuat teka-teki

silang tentang apa yang terkandung dalam pelajaran,

sertakan unsur-unsur yang bersifat menghibur, yang

tidak mesti berhubungan dengan pelajaran. sebagai

selingan)

3. Susunlah kata-kata pemandu pengisian teka-teki

silang anda. Gunakan jenis yang berikut ini:

Definisi singkat ("sebuah tes untuk menentukan

sebuah reliabilitas")

Sebuah kategori yang cocok dengan unsumya (Jenis

gas")

Sebuah contoh ("...undang-undang adalah contohnya)

Lawan kata ("lawan kata demokrasi")

4. Bagikan teka-teki itu kepada siswa, baik secara

perseorangan maupun kelompok.

5. Tetapkan batas waktunya. Berikan penghargaan

kepada /ini individu atau tim yang paling banyak

memiliki jawaban benar.

VARIASI

1. Perintahkan seluruh kelompok untuk bekerjasama dalam

mengisi teka-teki silang tersebut.

2. Sederhanakan teka-teki itu dengan menetapkan satu

kata yang merupakan kunci dari pelajaran. Tuliskan

dalam kotak mendatar. Gunakan kata yang menunjukkan

unsur-unsur lain dalam pelatihan dan cocokan secara

Page 180: Metode Pembelajaran

menurun agar membentuk kata kunci.

83. Meninjau Kesulitan pada Materi

Pelajaran

URAIAN SINGKAT

Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV

— Jawaban diberikan terlebih dahulu, dan

tantangannva adalah mengajukan pertanyaan yang cocok

atau benar Format Ini bisa dengan mudah digunakan

sebagai tinjauan tentang materi pelajaran..

PROSEDUR

1. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan

tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa kategori

umum ini

Konsep atau Gagasan

Fakta

Ketrampilan

Nama

Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebag

contoh, pelajaran bahasa Perancis mungkin melibatk

topik semisal, buton, angka. dan wama.

2. Buatlah setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang

terkait) per kategori. Sebagai contoh, jawaban

"Angggur berwama ini biasanya dihidangkan dalam

Page 181: Metode Pembelajaran

temperatur ruangan" bisa dicocokan dengan pertanyaan

"Minuman Rouge itu apa sih? Kita tidak perlu

memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama

dalam tiap kategori, namun kita harus menyusun

pertanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang

terus meningkat.

3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada

selembar kertas besar dan tebal. Umumkan kategorinya

dan nilal poinnya untuk tiap kategori. Berikut

adalah papan permainan sampel:

Bulan Warna Angka

10 poin 10 poin 10 poin

20 poin 20 poin 20 poin

30 poin 30 poin 30 poin

4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang

siswa dan sediakan kartu penjawab untuk tiap tim.

Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam

tingkat ketrampilan atau pengetahuan.

5. Perintahkan tim untuk memilih kapten dan pencatat

nilai tim.

Kapten tim mewakili tim. la merupakan satu-satu-

nya yang bisa mengacungkan kartu penjawab dan

memberikanjawabannya. Kapten tim harus berun-ding

dengan tim sebelum memberikan jawaban.

Pencatat nilai bertanggungjawab menambahkan dan

mengurangi nilai untuk tim mereka.

Catalan; Sebagai moderator permainan, anda bertang-

gungjawab mencermati pertanyaan mana saja yang telah

Page 182: Metode Pembelajaran

diajukan. Ketika tiap pertanyaan diajukan, beri

tanda silang pada papan permainan. Berikan tanda

centang pada pertanyaan yang sulit dijawab oleh

siswa. Anda bisa kembali kepada pertanyaan ini bila

permainan selesai.

Tinnjaulah beberapa aturan permainan berikut ini:

Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama

mendapatkan kesempatan untuk menjawab.

Semua jawaban harus diberikan dalam bnetuk

pertanyaan.

Jika jawaban yang diberikan benar, nilal untuk

kategorinya akan diberikan. Jika jawaban tidak

benar, nilai angka pada skor tim dikurangi. Dan

tim lain berkesempatan untuk menjawab.

Tim yang memberikan jawaban terakhir yang bena

akan menguasai papan perrnainan.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari penggunaan kapten tim,

perintahkan tiap anggota tim untuk mengambil giliran

memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh

berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab.

2. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan

84. Bowling Kampus

Page 183: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Strategi ini merupakan alternatif dalam peninjauan-

ulang materi. Strategi ini memungkinkan guru untuk

mengevaluasi sejauhmana siswa telah menguasai

materi, dan bertugas menguatkan, menjelaskan, dan

mengikhtisarkan poin-poin utamanya.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi beberapa tim beranggotakan

tiga atau empat orang. Perintahkan tiap tim memilih

nama organisasi (tim olah raga, perusahaan,

kendaraan bermotor, dll) yang mereka wakili.

2. Beri tiap siswa sebuah kartu indeks. Siswa akan

mengacungkan kartu mereka untuk menunjukkan bahwa

mereka ingin mendapatkan kesempatan menjawab

pertanyaan. Format permainannya sama seperti lempar

koin: Tiap kali anda mengajukan sebuah pertanyaan,

anggota tim boleh menunjukkan keinginannya untuk

menjawab.

3. Jelaskan aturan berikut ini:

Untuk menjawab sebuah pertanyaan, acungkan kartu

kalian.

Kalian dapat mengacungkan kartu sebelum sebuah

pertanyaan selesai diajukan jika kalian merasa

sudah tahu jawabannya, segera setelah kali

melakukan interupsi pembacaan pertanyaan itu

dihentikan.

Tim menilai satu angka untuk setiap jawaban

pertanyaan yang benar.

Page 184: Metode Pembelajaran

Ketika seorang siswa memberikan jawaban yan

salah, tim lain bisa mengambil alih untuk

menjawah (Mereka dapat mendengarkan seluruh

pertanyaan jika tim lain menginterupsi pembacaan

pertanyaan)

4. Setelah semua pertanyaan diajukan. jumlahkan skornya

dan umumkan pemenangnya.

5. Berdasarkan jawaban permainan, tinjaulah materi yang

belum jelas atau yang memerlukan penjelasan lebih

lanjut.

VARIASI

1. Sebagai alternatif penggunaan format lempar koin,

selang-selinglah pertanyaan kepada tiap tim.

2. Sebagai alternatif dari menjawab pertanyaan yang

sifatnya pengetahuan. gunakan permainan itu untuk

menguji apakah siswa dapat mempraktikkan sebuah

ketrampilan dengan benar.

85. Ikhtisar Siswa

URAIAN SINGKAT

Strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari dan

untuk menyajikan ikhtisar kepada siswa lain. Ini

merupakan cara yang baik untuk mendorong siswa

merekapitulasi apa yang telah mereka pelajari dengan

Page 185: Metode Pembelajaran

cara mereka sendiri.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa bila anda sendiri yang

membuatkan ikhtisar pelajaran itu berarti

bertentangan dengan prinsip belajar aktif.

2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok

beranggotakan dua hingga empat orang.

3. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat ikhtisar

mereka sendiri tentang mata pelajaran yang mereka

tempuh. Doronglah mereka untuk membuat uraian

singkat, peta pemikiran, atau instrumen lain yang

akan memungkinkan mereka menyampaikan ikhtisar

kepada siswa lain.

Gunakan salah satu dari pertanyaan berikut untuk

memandu pekerjaan mereka:

Apa topik utama yang telah kita bahas?

Apa sajakah poin-poin utama yang dikemukakan

dalam pelajaran hari ini?

Apa pengalaman yang kalian dapatkan dan manfaat

apa yang kalian dapatkan darinya?

Gagasan atau saran apakah yang kalian dapatk dari

pelajaran ini?

4. Perintahkan kelompok untuk saling berbagi ikhtisar

mereka. Beri tepuk tangan atas usaha mereka.

VARIASI

1. Siapkan garis-garis besar topik hari ini dan

Page 186: Metode Pembelajaran

perintahkan siswa untuk mengisi rincian dari hal-hal

yang telah dibahas.

2. Perintahkan siswa untuk melagukan ikhtisar itu.

Perintahkan mereka supaya menggunakan irama dari

lagu-lagu yang sudah dikenal atau cobalah

perintahkan mereka untuk membuat lagu rap berisi

ikhtisar pelajaran.

86. Tinjauan Ala Permainan Bingo

URAIAN SINGKAT

Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan

istilah-istilah yang telah siswa pelajari selama

menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan

format permainan Bingo.

PROSEDUR

1. Susunlah sejumlah angka 24 atau 25 pertanyaan

tentang materi pelajaran anda yang bisa dijawab

dengan beberapa contoh istilahnya:

Angka penyebut yang paling sedikit

Hieroglifik

Inflasi

Otokrasi

Database

Hokum Hamurabi

Page 187: Metode Pembelajaran

Byte

Impresionisme

Alegori

Fotosintesa

Bilangan urutan

Skizofrenia

Klausa pengendalian

Anda juga dapat menggunakan nama, sebagai

alternative dari istilah. Berikut adalah beberapa

conotohnya:

Feud

Copernicus

Caesar

Blake

Roosovelt

Marco Polo

Joan Arc

Dewey

Pasteur

Van Gogh

Cuirie

Chaucer

Russel

Ailey

2. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Label

tiap tumpukan dengan huruf B-I-N-G-O. kartu Bingo

untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini mesti mirip sesuai

dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam

Page 188: Metode Pembelajaran

tiap 24 celah dalam matrik 5X5 (celah tengah

"Kosong.")

3. Bacalah sebuah pertanyan dengan angka yang terkait.

Jika seorang siswa memiliki angkanya dan dia dapat.

Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam

sebuah deretan (baik vertikal, horizontal, maupun

diagonal). siswa tersebut boleh meneriakkan "Bingo."

Permainan dapat diteruskan hingga ke25 celah

tersebut terisi.

VARIASI

1. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus

coklat, bila siswa mendapatkan Bingo.

2. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya

diisi dengan istilah utama (plus sel "kosong" di

tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika

siswa yakin bahwa salah satu dari jawaban pada kartu

itu cocok dengan pertanyaan tersebut, dia bisa

menuliskan nomor pertanyaannya di sampingnya.

87. Tinjauan ala Permainan Hollywood

Squares

URAIAN SINGKAT

Strategi peninjauan ini didasarkan pada tayangan

kuis TV yang pernah propuler “Hollywood Squares."

Page 189: Metode Pembelajaran

PROSEDUR

1. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan dua atau

tiga pertanyaan yang terkait dengan mata pelajaran.

Pertanyaannya bisa dalam format pilihan ganda,

benar/ salah. atau isian.

2. Kumpulkan pertanyaan. Jika anda menghendaki,

tambahkan beberapa pertanyaan dari anda sendiri.

3. Simulasikan format tayangan permainan tic-tac-toc

yang digunakan dalam Hollywood Squares. Tatalah tiga

kursi di depan kelas. Perintahkan tiga siswa untuk

duduk di lantai di depan kursi, tiga duduk di kursi

dan tiga lagi berdiri di belakangnya.

4. Berikan kepada sembilan "selebriti" itu sebuah kartu

dengan tanda X tercetak di satu sisi dan di sisi

lain untuk ditempelkan ke tubuh mereka bila

pertanyaannya berhasil dijawab.

5. Perintahkan dua siswa untuk bertugas selaku

kontestan. Kontestan memilih anggota dari "celebrity

square" untuk menjawab pertanyaan permainan.

6. Ajukan pertanyaan kontestan secara bergiliran

kontestan menjawab dengan "setuju" atau "tidak

setuju”' kepada tanggapan panel manakala mereka

membentuk tic-tac-toc.

7. Siswa lain yang tidak terlibat dalam permainan

diberi kartu yang menyatakan "setuju" di satu sisi

dan "tidak setuju" di sisi lain untuk diberikan

kepada kontestan untuk membantu mereka dalam membuat

keputusan.

Page 190: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Lakukan rotasi pada para "selebriti" itu.

2. Pasangkan siswa. Perintahkan mereka untuk bermain

tic-tac-toc kepada satu sama lain, berdasarkan

kemampuan mereka untuk menjawab pertanyaan tinjauan

anda.

Penilaian Sendiri

Akhir mid semester, akhir semester, atau akhir mata

pelajaran merupakan waktu untuk melakukan

perenungan. Apa yang telah saya pelajari? Apa yang

sekarang saya yakini? Apa saja ketrampilan saya? Apa

saja yang perlu diperbaiki? Menyediakan waktu untuk

penilaian diri memberi siswa kesempatan untuk

mengkaji apa yang bisa ia dapatkan dari pelajaran.

Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-

cara terstruktur untuk meningkatkan jenis penlialan

diri ini. Itu semua merupakan penutup pelajaran yang

memberi makna bagi pengalaman siswa

88. Mempertimbangkan Kembali

URAIAN SINGKAT

Salah satu cara paling efektif untuk mendisain

sebuah unit atau materi pelajaran adalah dengan

meminta siswa mengemukakan pandangan mereka tentang

Page 191: Metode Pembelajaran

topik pelajaran semenjak awal dan kemudian menilai

kembali pandangan ini pada akhir pelajaran. Ada

beberapa cara untuk melakukan bentuk pertimbangan

kembali ini.

PROSEDUR

1. Pada awal dari sebuah unit atau mata pelajaran.

perintahkan siswa untuk mengungkapkan pendapat

mereka tentang topik pelajaran. Sebagai contoh,

tanyakanlah tentang:

Apa yang menjadikan _____ efektif (misalnya,

tugas akhir)

Apa manfaat dari sebuah __ (konstitusi)

Apa saran yang hendak mereka berikan untuk

menjadi _____ (misalnya aktor yang lebih baik)

Gunakan salah satu dari format berlkut:

Diskusi kelompok

Kuesioner

Debat pembuka

Pernyataan tertulis

2. Pada akhir dari mata pelajaran, perintahkan siswa

untuk kembali mengemukakan pendapat mereka.

3. Tanyakan kepada siswa apakah pandangan mereka masih

sama ataukah sudah berubah.

VARIASI

1. Diskusikan faktor-faktor yang mengakibatkan

perubahan pandangan.

Page 192: Metode Pembelajaran

2. Mulailah pelajaran dengan sebuah latihan yang memin-

ta siswa menuliskan situasi saat ini di mana mereka

tidak begitu terampil atau tahu banyak sebagaimana

mereka nantinya (setelah mengikuti pelajaran).

Akhirilah pelajaran dengan sebuah latihan yang

meminta siswa menanyakan pada diri sendiri bagaimana

mereka akan mengatasi situasi secara lebih efektif

di waktu mendatang.

89. Keuntungan dari Investasi Anda

URAIAN SINGKAT

Pendekatan ini meminta siswa untuk menilai apakah

mereka akan mendapatkan manfaat dari pelajaran.

Pendekatan ini menempatkan mereka dalam posisi

"memiliki" harapan terhadap apa yang mereka

pelajari, bukan hanya sekadar mengikuti pelajaran.

PROSEDUR

1. Pada awal pelajaran, perintahkan siswa untuk

menuliskan apa yang bisa mereka dapatkan dari

pelajaran.

Berikut adalah beberapa cara untuk menyusun latihan

ini:

Perintahkan siswa untuk membuat daftar

berisi, tujuan belajar mereka atas pelajaran ini.

Perintahkan siswa untuk membuat daftar

Page 193: Metode Pembelajaran

berisi apa saja yang menurut mereka sulit atau

tidak menarik pada pelajaran ini.

Perintahkan siswa untuk membuat daftar

berisi cara-cara yang bisa mereka gunakan untuk

memanfaatkan apa yang mereka pelajari.

2. Meluangkan waktu secara berkala bagi siswa untuk

membaca pernyataan awal mereka dan mempertimbangkan

nilai-nilai apa yang selama ini mereka dapatkan dari

pelajaran tersebut.

3. Pada akhir penyajian materi, akhir semester, atau

akhir pelajaran, perintahkan siswa untuk menilai

apakah investasi waktu dan usaha mereka di kelas ada

manfaatnya jika ditinjau dari apa yang menjadi

harapan mereka pada awal pelajaran.

4. Mintalah umpan balik dari siswa.

VARIASI

1. Buatlah sebuah pajangan berisi tujuan siswa agar

mereka dapat mencocokkannya dengan mudah selama

berlangsungnya pelajaran.

2. Perintahkan siswa untuk membuat penyajian materi

yang menjelaskan apa yang mereka dapatkan dari

investasi mereka dalam mengikuti pelajaran. Sebagai

contoh, seorang siswa yang merasa bahwa pelajaran

yang ia ikuti memiliki manfaat mungkin akan

mengungkapkan bahwa dia mendapatkan keuntungan

sebesar 75 persen dari investasi mereka.

Page 194: Metode Pembelajaran

90. Galeri Belajar

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai,

mengingat apa yang telah siswa pelajari selama ini.

PROSEDUR

1. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok

beranggotakan dua hingga empat orang.

2. Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa

yang didapatkan oleh pada anggotanya dari pelajaran

yang mereka ikuti. Hal itu boleh jadi mencakup yang

berikut ini:

Pengetahuan baru

Ketrampilan baru

Peningkatan dalam bidang

ketrampilan__________(misalnya pemrograman)

Minat baru di bidang __________(misalnya sastra)

Percaya diri dalam ___________(misalnya,

berbicara bahasa Jerman)

Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuati

daftar pada kertas lebar berisi hasil "pembelajaran"

ini. Perintahkan mereka untuk memberi judul atau

menamai daftar itu "Hal-hal Yang Kita Dapatkan."

3. Tempelkan daftar tersebut pada dinding.

4. Perintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap

daftar. Perintahkan agar tiap siswa memberikan tanda

Page 195: Metode Pembelajaran

centang di dekat hasil belajar yang juga dia

dapatkan pada daftar selain dari daftarnya sendiri.

5. Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang

paling umum didapatkan. Jelaskan sebagian hasil

pembelajaran yang tidak biasa atau tidak diduga-

duga.

VARIASI

1. Jika jumlah siswanya memungkinkan,

perintahkan tiap siswa untuk membuat daftarnya

sendiri.

2. Sebagai alternatif dari pembuatan

daftar berisi 'hasil pembelajaran'. perintahkan

siswa untuk membuat daftar "pengingat"—yang berisi

gagasan atau saran yang diberikan selama pelajaran

yang menurut siswa layak untuk diingat untuk

diterapkan di kemudian hari.

91.Penilaian-Diri secara Fisik

URAIAN SINGKAT

Aktivitas ini serupa dengan Aktivitas 66, "Penilaian

Diri Aktif." Dengan menggunakannya pada akhir

pelajaran siswa dapat menilai seberapa banyak yang

mereka pelajari atau mengubah pendirian yang dia

punyai sebelum mengikuti pelajaran.

Page 196: Metode Pembelajaran

PROSEDUR .

1. Buatlah satu atau beberapa pernyataan yang menilai

perubahan pada siswa. Contohnya meliputi:

Saya berubah pendirian tentang _________lantaran

mengikuti pelajaran ini.

Saya mengalami peningkatan ketrampilan di

bidang__________

Saya mempelajari informasi dan konsep baru

2. Sisihkan meja atau kursi ke samping ruangan dan

perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang

ruangan.

3. Buatlah skala penilaian angka dari 1 hingga 5 pada

papan tulis atau dengan menempelkan skala angka itu

di dinding.

4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sebuah

pernyataan kepada siswa. Setelah mendengarkan

masing-masing pernyataan, siswa harus berdiri di

depan angka skala penilaian yang paling cocok dengan

penilaian-dirinya. Gunakan skala yang berikut ini:

1 = sangat tidak setuju

2 = tidak setuju

3 = ragu-ragu

4 = setuju

5 = sangat setuju

Manakala tiap pernyataan dibacakan, siswa harus

beranjak ke tempat di dalam ruangan itu yang paling

cocok dengan penilaian diri mereka. Sarankan siswa

Page 197: Metode Pembelajaran

untuk menilai diri mereka secara realistis.

Kemukakan bahwa beberapa faktor dapat menciptakan

sedikit perubahan atau samasekali tidak, Faktor-

faktor itu meliputi tingkat pengetahuan atau

ketrampilan sebelumnya. kebutuhan akan latlhan atau

waktu yang lebih banyak, dan sebagainya.

5. Setelah terbentuk barisan di depan berbagai posisi,

perintahkan siswa untuk berbagi alasan mengapa

mereka memilih penilaian itu. Garis bawahi kejujuran

mereka.

6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain, perintah-

kan setiap siswa yang ingin mengubah posisi angka

mereka pada skala tersebut untuk melakukannya.

VARIASI

1. Gunakan penilaian sendiri dengan menggunakan alat

tulis sendiri sebagai alternatif dari pemberian

latihan secara terbuka.

2. Perintahkan siswa untuk berbaris guna mengetahui

seberapa banyak yang setuju dengan tiap pernyataan.

Tehnik ini, yang disebut "garis-lurus fisik,"

memaksa siswa untuk mendiskusikan satu sama lain aoa

yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka

mengalami perbahan manakala mereka menempatkan diri

pada anak posisi yang mereka kehendaki pada garis

lurus fisik tersebut.

92. Mozaik Penilaian

Page 198: Metode Pembelajaran

URAIAN SINGKAT

Latihan ini menggunakan kegiatan membuat gambar

mozaik yang memungkinkan siswa menilai diri mereka

dengan cara yang kreatif.

PROSEDUR

1. Kumpulkan beberapa rnajalah. Sediakan gunting,

spidol, dan lem (atau isolasi) bagi siswa.

2. Perintahkan siswa untuk membuat sebuah mozaik yang

menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dan/ atau

bagaimana perubahan yang mereka alami setelah

mengikuti pelajaran.

3. Buatlah saran-saran berikut:

Guntinglah kata-kata dari iklan majalah yang

menjelaskan pandangan. ketrampilan, atau

pengetahuan kalian.

Tempelkan gambar visual yang secara grafis

menjelaskan apa saja yang telah kalian capai.

Gunakan spidol untuk memberi nama mozaik tersebut

dan untuk memberi tambahan penjelasan gambar

versi kalian sendiri.

Buatlah sebuah galeri mozaik penilaian.

Perintahkan siswa untuk mengunjungi hasil-

hasilnya dan memberi komentar tentang mozaik yang

dipajang.

VARIASI

Page 199: Metode Pembelajaran

1. Buatlah mozaik tim ebagai alternatfi dari mozaik

perseorangan

2. Sebagai laternatif dari pembuatan mozaik,

perintahkan siswa untk membuat “perisai” atau “rompi

tentara” yang ditempeli stiker berisi hal-hal yang

mereka capai.

Perencanaan Masa Depan

Pada akhir dari pelajaran yang menampilkan kegiatan

belajar aktif, siswa biasanya akan bertanya.

"selanjutnya bagairnana?" Keberhasilan belajar aktif

benar-benar terukur oleh cara menjawab pertanyaan

itu—yakni, bagaimana hal-hal yang telah dipelajari

di kelas mempengaruhi apa yang akan dilakukan siswa

di masa mendatang. Strategi-strategi yang berikut

ini dirancang untuk mendukung perencanaan masa

depan. Sebagian di antaranya merupakan teknik yang

cukup cepat yang bisa anda gunakan bila waktunya

terbatas. Sebagian lain memerlukan lebih banyak

waktu dan komitmen namun akan membuahkan hasil yang

lebih balk.

93. Tetaplah Belajar

URAIAN SINGKAT

Strategi ini memungklnkan siswa menemukan cara-cara

untuk terus mempelajari mata pelajaran yang anda

Page 200: Metode Pembelajaran

ajarkan.

PROSEDUR

1. Kemukakan harapan anda agar siswa tidak berhenti

belajar hanya karena pelajaran telah berakhir.

2. Kemukakan kepada siswa bahwa ada banyak cara bagi

mereka untuk terus belajar secara mandiri.

3. Tunjukkan bahwa salah satu caranya adalah dengan

membuat daftar berisi gagasan mereka sendiri untuk

"terus mempelajari."

4. Buatlah sub-sub kelompok. Perintahkan tiap sub

kelompok untuk mencetuskan gagasan. Berikut adalah

beberapa saran umum:

Carilah artikel majalah, koran dsb, yang terkait

dengan mata pelajaran.

Ambil cara lain dalam bidang pelajaran yang sama.

Buatlah daftar bacaan masa mendatang.

Baca kembali buku dan tinjaulah catatan yang

dibuat selama pelajaran.

Ajarkan sesuatu yang kalian pelajari kepada siswa

lain.

Cari pekerjaan atau tugas yang mengguankan

ketrampilan yang telah kalian pelajri

5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-

masing dan perintahkan tiap sub kelompok untuk

berbagi gagasan terbaiknya.

VARIASI

Page 201: Metode Pembelajaran

1. Siapkan terlebih dahulu, sebuah daftar saran bagi

siswa. Perintahkan mereka untuk memeriksa saran-

saran yang dicmggap cocok bagi mereka.

2. Kirimi siswa gagasan untuk memperpanjang

pembelajaran mereka beberapa minggu setelah

pelajaran berakhir.

94. Stiker yang Sangat Lengket

URAIAN SINGKAT

Strategi yang menyenangkan ini memungkinkan siswa

untuk membuat pengingat, yang mengingatkan mereka

supaya menggunakan apa yang telah mereka pelajari.

Mereka mesti menempelkannya pada bagian-bagian yang

permukaannya rata (kulkas, pintu, meja dsb).

PROSEDUR

1. Perintahkan siswa untuk membuat stiker imajiner yang

dapat dilekatkan pada mobil yang isinya mengiklankan

sebagai berikut:

Satu hal yang mereka pelajari di kelas

("Pengamatan merupakan dasar dari semua ilmu

pengetahuan"

Pemikiran utama atau penggalan saran yang akan

mereka ingat untuk memandu mereka di masa

mendatang ("Gunakan kalimat topik")

Langkah pemraktikan yang akan mereka ambil kelak

Page 202: Metode Pembelajaran

("Baca-baca dulu materinya sebelum kau membacanya

secara serius")

Pertanyaan untuk diajukan ("Apa sih yang menjadi

tujuan saya?")

2. Perintahkan siswa untuk mengungkapkan pendapat

mereka seringkas mungkin. Perintahkan mereka untuk

merumuskan kemungkinkan sebelum menentukan pilihan.

Doronglah mereka untuk mendapatkan reaksi siswa lain

atas gagasan mereka. Mereka bisa mencontoh tulisan

pada stiker yang sudah terkenal. misalnya "Berani

Berbuat, Berani _____," atau slogan iklan misalnya

Tidak ada _____''yang mampu menandinginya.”

3. Sediakan materi dan perlengkapan untuk membuat

stiker seatraktif mungkin.

4. Buatlah galeri pajangan stiker. Pastikan bahwa siswa

membawa pulang stiker mereka untuk dipajang di

tempat yang menurut mereka cocok.

VARIASI

1. Berikan kepada siswa stiker buatan anda sendiri

untuk mereka bawa pulang.

2. Perintahkan siswa untuk merumuskan ide tulisan

stiker pada kartu indeks. Kumpulan kartu-kartu

tersebut dan bagikan kepada seluruh kelompok.

Perintahkan tiap siswa untuk memilih tiga ide dari

siswa lain yang cocok dengan mereka.

Page 203: Metode Pembelajaran

95. Dengan Ini Saya Tetapkan Bahwa...

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi yang banyak dipraktikan untuk

mendapatkan komitmen terhadap penerapan atas apa

yang telah dipelajari di kelas. Strategi Ini juga

merupakan cara yang balk untuk membantu siswa

mengingat pelajaran yang telah lama berlalu.

PROSEDUR

1. Perintahkan siswa untuk mengatakan kepada anda apa

yang mereka dapatkan dari pelajaran. Catat pikiran

mereka dan pajanglah dalam bentuk daftar campuran.

2. Berikan kepada siswa selembar kertas kosong dan

sehelai amplop.

3. Perintahkan mereka untuk menulis aendiri sepucuk

surat yang mengindikasikan apa yang mereka (secara

pribadi) telah atau terus pelajari dari mata

pelajaran dengan cara mereka sendiri. Sarankan agar

mereka memulal surat dengan kata-kata "Dengan ini

saya tetap kan bahwa."

4. Katakan pada mereka bahwa surat itu bersifat

rahasia. Perintahkan mereka untuk memasukkannya ke

dalam amplop. Alamatkan pada diri sendiri, dan

kemudian amplopnya dilem.

5. Perintahkan siswa untuk menyertakan catatan pada

amplop yang menyebutkan kapan mereka ingin

Page 204: Metode Pembelajaran

mengirimkannya ke alamat mereka sendiri. Janjikan

untuk mengirim surat itu, kepada siswa bila mereka

memintanya.

VARIASI

1. Sebagai alternatif dari memerintahkan siswa untuk

mengirim surat ke alamat sendiri, sarankan mereka

untuk menulis kepada orang lain, yang menunjukkan

keputusan dan permintaaan dukungan mereka.

2. Setelah satu bulan kirimkan sepucuk surat kepada

siswa yang isinya adalah ikhtisar pokok-pokok pela-

jaran. Doronglah mereka untuk menerapkan apa yang

telah mereka pelajari. Sarankan beberapa cara untuk

terus mempelajari mata pelajaran

96. Kuesioner Lanjutan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan strategi yang cerdik untuk

meningkatkan kesadaran siswa akan pelajaran setelah

larna berakhir. Strategi Ini juga berfungsi sebagai

cara untuk tetap berhubungan dengan siswa.

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda hendak mengirimi

mereka kuesioner lanjutan satu bulan mendatang.

Page 205: Metode Pembelajaran

Kuesioner itu dimaksudkan untuk (1) membantu mereka

mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari dan

seberapa bagus capaian mereka dan (2) memberi anda

umpan balik

2. Katakan kepada mereka untuk mengisi kuesioner demi

kebaikan mereka sendlri. Perintahkan mereka untuk

mengemballkan kuesioner itu kapan saja mereka meng-

hendaki.

3. Ketika anda menyusun kuesioner, pertimbangkan

beberapa saran berikut ini:

Usahakan agar nada pertanyaannya informal dan

ramah.

Campurkan pertanyaan-pertanyaannya agar

pertanyaan yang paling mudahlah yang lebih

dahulu diisi. Gunakan format semisal cheklist.

skala penilaian, kalimat tak lengkap, dan esai

pendek.

Tanyakan tentang apa yang paling mereka ingat,

ketrampilan apa yang sekarang mereka terapkan,

dan keberhasllan apa yang telah mereka capai.

Tawarkan kepada siswa peluang untuk bertanya

kepada anda tentang persoalan dan cara

penerapannya.

Berikut adalah contohnya:

Setelah berpartisipasi dalam sebuah pelajaran

"Komunikasi Asertif," siswa diberikan kuesioner

lanjutan seperti misal:

Halo! Bagamana kabarnya? Saya harap kalian memiliki

Page 206: Metode Pembelajaran

kesempatan untuk menerapkan ketrampilan. komunikasi

asertif kalian. Seperti saya janjikan, saya

mengirimi kalian kuesioner ini guna. membantu kalion

meninjau ulang dan menilai kemampuan kalian untuk

memantapkan diri dalam mencapai tujuan kalian.

Dengan mengirimkan kembali kuesioner ini kepada.

saya, kalian juga akan membantu saya mengevaluasi

pengaruh dari pelayanan yang saya ajarkan. Terima

kasih!

1. Peringkatkanlah situasi-situasi berikut ini

berdasar-kan urutan kesulitannya menurut kalian

pada skala dari 1 (sangat tidak sulit) hingga 5

(amat sangat sulit).

_______Mengatakan "Tidak" tanpa meminta maaf.

_______Memulal percakapan.

_______Mencurahkan perasaaan secara jujur.

_______Bersikap menyakinkan.

_______Menghadapi orang yang sangat sulit.

2. Indikaslkan tingkat kesulitan yang kalian imliki

dalam situasi berikut ini:

Berbicara dengan lawan jenis _____

_____ _____

Mendlsipllnkan anak Berbicara di telepon

_____ _____ _____

Meminta kenaikan gaji _____

_____ _____

Berbicara dalam kelompok _____

_____ _____

Page 207: Metode Pembelajaran

Menolak tawaran sales _____

_____ _____

Mengembalikan makanan di sebuah restoran _____

_____ _____

3. Jelaskan dengan singkat situasi saat Ini. di

mana Italian bertindak secara tegas:

___________________________________________________

___________________________________________________

4. Jelaskan situasi terkini dimana kalian tidak

bertindak tegas dan menyesalinya

___________________________________________________

___________________________________________________

5. Lengkapilah pernyataan berikut ini:

______ Tolong Telepon saya. Saya mengalami

kesulitan dengan _____

______ Semuanya baik-baik saja kok. Tidak perlu

menelpon saya.

VARIASI

1. Kirimkan materi lanjutan yang mungkin menarik bagi

siswa.

2. Sebagai alternatif dari pengalaman kuesioner,

wawancarailah siswa via telepon atau secara empat

mata. Gunakan sampel kecil jika jumlah siswanya

banyak.

Page 208: Metode Pembelajaran

97. Berpegang Erat

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan sebuah prosedur di mana siswa membuat

komitmen serius untuk menerapkan apa yang telah

mereka pelajari.

PROSEDUR

1. Perintahkan siswa untuk mengisi formulir lanjutan

pada akhir pelajaran. Formulir itu berisi

pernyataan-pernyatan semisal bagaimana mereka

berencana menerapkan apa yang telah mereka pelajari

atau untuk terus mempelajari lebih banyak tentang

mata pelajaran yang telah mereka ikuti. Berikut

adalah formulir sampelnya.

Formulir Perencanaan Masa Depan

Jelaskan bagaimana kalian berencana menerapkan

pelajaran ini dan katakan kapan dan bagaimana kalian

berencana menerapkannya. Berikan penjelasan secara

rinci.

A. __________________________________________________Situasi

___________________________________________________

Rencana yang akan saya terapkan ___________________

___________________________________________________

Page 209: Metode Pembelajaran

B. __________________________________________________Situasi

___________________________________________________

Rencana yang akan saya terapkan ___________________

___________________________________________________

Jelaskan apa yang ingin kalian lakukan untuk

terus mempelajari (sisipkan nama pelajaran):

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

2. Bila formulir itu sudah lengkap, berltahu siswa

bahwa lembar perencanaan masa depan mereka akan

dikirim kepada mereka dalam tiga atau empat minggu.

Pada selang waktu sebelum itu, mereka dikirimi

instruksi lanjutan berikut ini:

Silahkan tinjau lembar perencanaan masa depan kalian. Tempatkan

huruf A di dekat rencana-rencana yang telah berhasil kalian terapkan.

Tempatkan huruf B di samping rencana-rencana yang tengah kalian

kerjakan penerapannya. Tempatkan huruf C di dekat rencana-rencana

yang belum dapat kalian realisasikan. Jelaskan kendala apa saja yang

menghalangi penerapan rencana kalian.

Page 210: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Perintahkan siswa untuk berbagi rencana masa

depan mereka dengan seorang yang bisa memberi saran.

Sarankan agar mereka secara bersama menyusun rencana

Itu untuk membantu siswa agar "tetap menjadikannya

pegangan."

2. Cantumkan dukungan pemberi saran atas rencana ini

dalam sebuah daftar sebelum pelajaran dimulai.

Ucapan Perpisahan

Pada umumnya, siswa mengalami rasa kedekatan dengan

teman sekelas. Ini terjadijika siswa ainbll bagian

dalaiii keglatan belajar aktif. Mereka perlu

mengucap-kan perpisahan satu sama lain dan

rnengungkapkan penghargaan mereka atas dukungan dan

dorongan yang diberikan satu sama lain selama

mengikuti pelajaran. Ada banyak cara untuk membantu

menyemarakkan suasana perpisahan ini. Strategi-

strategi yang berikut Ini cukup baik untuk

diterapkan;

98. Papan Scrabble Perpisahan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan tehnik yang memungkinkan siswa untuk

berkumpul bersama pada akhir pelajaran dan mengenang

apa yang telah mereka alami bersama. Ini dilakukan

Page 211: Metode Pembelajaran

dengan membuat papan scrabble raksasa.

PROSEDUR

1. Buatlah pajangan besar dengan judul mata pelajaran

yang diajarkan. Gabungkan kata-kata di dalam judul

jika ada lebih dari satu kata. Sebagai contoh,

"Sejarah Kuno" menjadi sejarah kuno.

2. Berikan spidol kepada siswa. Jelaskan, bila perlu,

cara membuat kata-kata dengan sistem scrabble,

dengan menggunakan judul yang dipajang sebagai

pangkal katanya. Pertimbangkan cara-cara pembentukan

kata berikut ini:

Secara mendatar atau menurun

Dimulai dengan. diakhiri dengan, dan disisipi

dengan huruf apa saja yang sudah tersedia.

Namun demlkian, ingatkan siswa bahwa mereka tidak

boleh menggabungkan dua kata haru ada spasi antara

keduanya. Gunakan nama atau ejaan yang benar.

3. Tetapkan batas waktunya dan perintahkan siswa untuk

membuat kata-kata kunci sebanyak yang mereka bias

yang berkaitan dengan mata pelajaran atau pengalaman

belajar yang telah mereka jalani.

4. Sarankan supaya mereka membuat pembagian kerja agar

sebagian siswa melakukan pencatatan dan sebgia lain

mencari kata-kata baru.

5. Ucapkan kata "Mulai" dan perintahkan siswa untuk

menghitung kata-kata dan berikan tepuk tangan meriah

sebagai penghargaan atas catatan visual yang menarik

Page 212: Metode Pembelajaran

yang berisi pengalaman mereka

VARIASI

1. Jika ukuran kelompok tidak memungkinkan atau cukup

menyulitkan untuk aktivitas ini, bagilah siswa

menjadi sub-sub kelompok yang masing-masing membuat

papan Scrabble. Tampilkan hasilnya bersama dan

hitunglah jumlah total kata-kata yang dihasilkan

oleh seluruh siswa.

2. Sederhanakan aktivitas itu dengan menulis judul

pelajaran secara menurun dan meminta siswa menulis

(secara mendatar) sebuah verba, ajektiva, atau kata

benda yang mereka kaitkan dengan judul itu dan

berawal dari masing-masing huruf dalam judul

tersebut

99. Menjalin Hubungan

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan sebuah kegiatan yang secara simbolik

menggambarkan sebuah pelajaran yang sudah hampir

diakhiri. Aktivitas ini terutama cocok bila siswa

telah memiliki hubungan erat satu sama lain.

PROSEDUR

1. Gunakan seutas benang untuk menghubungkan siswa,

dalam artian harfiah maupun simbolis.

Page 213: Metode Pembelajaran

2. Perintahkan semua siswa untuk berdiri dan membentuk

lingkaran. Mulailah prosesnya dengan menyatakan

secara singkat apa yang anda alami selama memberikan

pelajaran.

3. Dengan memegang ujung benang, lemparkan bundelannya

kcpada seorang siswa di sisi lain dari lingkaran

itu. Perintahkan siswa tersebut untuk menyatakan

secara singkat apa yang dia alami sebagai hasil dari

keikutsertaannya dalam pelajaran ini. Kemudian

perintahkan siswa itu untuk memegang benang dan

melemparkan bundelannya kepada siswa lain.

4. Perintahkan tiap siswa untuk mengambil giliran

menerima bundelan, berbagi pemikiran, dan

melemparkan benang, terus memegang bagian yang

menyakitkan dirinya. Formasi yang dihasilkan adalah

sebuah jaring benang yang mengkaitkan setiap anggota

kelompok.

Beberapa komentar yang dapat diungkapkan meliputi:

Saya senang bisa mengenal teman sekelas secara pribadi.

Saya merasa bisa bersikap terbuka dan jujur disini

Saya mendapatkan kegembiraan di kelas ini.

Saya mulai memikirkan cara-cara untuk mempraktikkan apa yang

telah saya pelajari.

Kita semua adalah kelompok besar!

5. Lengkapi aktivitas itu dengan menyatakan bahwa pro-

gram ini bermula sebagai pengumpulan individu yang

mau menjalin hubungan dan belajar satu sama lain.

Page 214: Metode Pembelajaran

6. Putuskan benang menggunakan gunting agar tiap siswa,

kendati datang secara individual, memegang bagian

dan siswa lain. Ucapkan terirna kasih kepada siswa

atas minat, gagasan, waktu dan usaha mereka.

VARIASI

1. Perintahkan tiap siswa untuk mengungkapkan rasa

penghargaannya kepada siswa yang mengulurkan benang

kepadanya.

2. Sebagai altematif dari penggunaan benang, lemparkan

atau overkan sebuah bola atau benda serupa itu.

Perintahkan tiap siswa untuk menerima bola, kemudian

dia boleh mengungkapkan ucapan perpisahan.

100. Foto Bersama

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan aktivitas yang mengakui sumbangsih

dari setiap siswa sembari mengenang seluruh teman

sekelas.

PROSEDUR

1. Kumpulkan seluruh siswa untuk diambil fotonya secara

bersama. Sebaiknya dibuatlah minimal tiga deret

siswa—deret pertama jongkok di lantai, deret kedua

duduk di kursi, dan deret ketiga berdiri di belakang

kursi. Ketika anda akan mengambil gambar, ucapkanlah

Page 215: Metode Pembelajaran

kata-kata perpisahan anda. Tekankan betapa kegiatan

belajar aktif sangat bergantung pada dukungan dan

keterlibatan siswa. Ucapkan terima kasih kepada

siswa atas keikutsertaan mereka demi keberhasilan

pelajaran.

2. Selanjutnya, perintahkan salah satu siswa untuk

meninggalkan kelompok dan menjadi "fotografer".

(Opsional: Perintahkan tiap peserta untuk sekadar

nadir dan melihat gambar terakhir seluruh teman

sekelas.)

3. Jika jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu besar,

perintahkan tiap siswa untuk berbagi pendapat

terakhir mereka dengan kelompok. Perintahkan

kelompok untuk memberi tepuk tangan kepada siswa itu

atas kontribusinya bagi kelas.

4. Bila filmnya sudah dicetak, berikan tiap anggota

masing-masing satu foto berisi seluruh anggota

kelas.

VARIASI

1. Gunakan sesi foto bersama sebagai kesempatan untuk

meninjau beberapa inti pelajaran.

2. Sebagai alternatif dari membuat kenangan perpisahan

bersama, perintahkan siswa untuk menulis pendapat

akhir pada selembar kertas dan menempelkannya di

dinding.

Page 216: Metode Pembelajaran

101."Ujian Akhir"

URAIAN SINGKAT

Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk mengenang

kegiatan yang berlangsung dalam kelas.

PROSEDUR

1. Beri siswa kertas kosong dan katakan kepada mereka

inilah saatnya "ujian akhir". Usahakan agar mereka

tegang menghadapi ujian akhir.

2. Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah

menulis secara urut banyaknya aktivitas belajar yang

telah mereka jalani di kelas. (Sampai di sini,

kemukakan bahwa ini merupakan tantangan yang

menyenangkan yang tidak akan dinilai).

3. Setelah setiap siswa selesai (atau menyerah!)

buatlah daftar kegiatan belajar yang merupakan

campuran dari seluruh siswa. Lakukan penyesuaikan

sampai daftar urutan kegiatan itu benar.

4. Berdasarkan daftar kegiatan belajar yang dipajang,

perintahkan siswa untuk mengenang pengalaman-

pengalaman tersebut, mengingat saat-saat

menyenangkan, saat bekerjasama, dan berbagi

pendapat.

5. Adakan diskusi agar acara mengenang kembali itu

menghadirkan semacam suasana perpisahan yang nuansa

emosionalnya kuat bagi seluruh siswa.

Page 217: Metode Pembelajaran

VARIASI

1. Sediakan daftar kegiatan dari awal pelajaran.

Segeralah memulai diskusi mengenang seluruh kegiatan

kelas.

2. Sebagai alternatif dari pemfokusan pada kegiatan,

fokuskan latihan pada "saat-saat untuk dikenang."

Biarkan siswa menginterpretasikan kata-kata ini. Ini

dapat menciptakan kenangan yang penuh tawa dan

nostalgia bagi seluruh kelas.

Page 218: Metode Pembelajaran

102. Pengajaran Berbasis Masalah Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based

Learning) adalah suatu pandekatan pengajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,

serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari materi pelajaran.

Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang

berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi

masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana

belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (2000: 2)),

“Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan nama

lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek),

Experienced-Based Education (Pendidikan berdasarkan

pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik),

dan Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada

kehidupan nyata)”.

Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah

adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan,

dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

Page 219: Metode Pembelajaran

Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan

tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang

memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara

terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis

masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi

masalah yang autentik dan bermakna yang dapat

memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan

penyelidikan dan ikuiri.

1. Ciri-cirinya

Berbagai pengembangan pengajaran berbasis

masalah telah mencoba menunjukkan cirri-ciri

pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.

a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.

Pengajaran berbasis masalah bukan hanya

mengorganisasikan prinsip-prinsip atau

keterampilan akademik tertentu, pembelajaran

berdasarkan masalah mengorganisasikan

pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah

yang kedua-duanya secara sosial penting dan

secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka

mengajukan situasi kehidipan nyata yang

Page 220: Metode Pembelajaran

autentik, menghindari jawaban sederhana, dan

memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin

berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA,

Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan

diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata

agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah

itu dari banyak mata pelajaran.

c. Penyelidikan autentik.

Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa

melakukan penyelidikan autentik untuk mencari

pemecahan masalah nyata. Mereka harus

menganalisasi dan mendefinisikan masalah,

mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,

mengumpulkan dan menganalisis informasi,

melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat

iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah

barang tentu, metode penyelidikan yang

digunakan bergantung pada masalah yang sesdang

dipelajari.

Page 221: Metode Pembelajaran

d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.

Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya

nyata atau artefak dan peragaan yang

menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian

masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat

berupa transkrip debat, laporan, model fisik,

video atau program computer (Ibrahim & Nur,

2000:5-7).

Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh

siswa bekerja sama satu sama lain (paling sering

secara berpasangan atau dalam kelompok kecil).

Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara

berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks

dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri

dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan

sosial dan keterampilan berpikir.

2. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar

Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk

membantu guru memberikan informasi sebanyak-

banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis

Page 222: Metode Pembelajaran

masalah dikembangkan terutama untuk membantu

siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan

masalah, dan keterampilan intelektual, belajar

tentang berbagai peran orang dewasa melalui

pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau

simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom

dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan

itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur

(2000:7-12) berikut ini.

a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan

Pemecahan Masalah

Berbagai macam ide telah digunakan untuk

menggambarkan cara seseorang berpikir. Tetapi,

apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses

berpikir? Apakah keterampilan berpikir itu dan

terutama apakah keterampilan berpikir itu?

- Berpikir adalah proses yang melibatkan

operasi mental seperti induksi, deduksi,

klasifikasi, dan penalaran.

- Berpikir adalah proses secara simbolik

menyatakan (melalui bahasa) objek nyata dan

Page 223: Metode Pembelajaran

kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan

simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip

esensial tentang objek dan kejadian itu

untuk menemukan prinsip-prinsip esensial

tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan

simbolik (abstrak) seperti itu biasanya

berbeda dengan operasi mental yang

didasarkan pada tingkat konkret dari fakta

dan kasus khusus.

- Berpikir adalah kemampuan untuk

menganalisis, mengkritik, dan mencapai

kesimpulan berdasar pada inferensi atau

pertimbangan yang seksama.

Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick

(1987) memberikan penjelasan sebagai berikut:

- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik,

yaitu alur tindakan yang tidak sepenuhnya

dapat diterapan sebelumnya.

- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks.

Keseluruhan alurnya tidak dapat diamati dari

satu sudut pandang.

Page 224: Metode Pembelajaran

- Berpikir tingkat tinggi sering kali

menghasilkan banyak solusi, masing-masing

dengan keuntungan dan kerugian.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan

pertimbangan dan interpretasi.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan

ketidakpastian. Segala sesuatu yang berhubungan

dengan tugas tidak selamanya diketahui.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak

penerapan banya kriteria, yang kadang-kadang

bertentangan satu sama lain.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak

pengaturan diri tentang proses berpikir. Kita

tidak mengakui sebagai berpikir tingkat

tinggi pada seseorang jika ada orang lain

membantunya pada setiap tahap.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian

makna, menemukan struktur pada keadaan yang

tampaknya tidak teratur.

- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada

pengerahan kerja mental besar-besaran saat

Page 225: Metode Pembelajaran

melakukan berbagai jenis elaborasi dan

pertimbangan yang dibutuhkan.

Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan

kata-kata dan ungkapan seperti pertimbangan,

pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini

berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan

yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick

juga menekankan pentingnya konteks atau

keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir.

Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan

antarsituasi, proses itu juga bervarisai

bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang.

Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk

memikirkan matematika berbeda dengan proses yang

kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses

berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide

abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk

memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena

hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan

berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu

tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang

Page 226: Metode Pembelajaran

dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan

yang lebih konkret. Keterampilan proses dan

berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas

dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan

kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat

mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan

pengajaran berbasis masalah.

a. Pemodelan Peran Orang Dewasa

Resnick juga memberikan rasional tentang

bagaimana pengajaran berbasis masalah membantu

siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan

nyata dan belajar tentang pentingnya peran

orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran

berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas

mental di luar sekolah sebagaimana yang

diperankan oleh orang dewasa.

1. Pengajaran berbasis masalah memiliki

unsur-unsur belajar magang. Hal tersebut

mendorong pengamatan dan dialog dengan

orang lain, sehingga secara bertahap siswa

dapat memahami peran penting dari

Page 227: Metode Pembelajaran

aktivitas mental dan belajar yang terjadi

di luar sekolah.

2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan

siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri,

yang memungkinkan siswa

menginterpretasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata dan membangun

pemahamannya tentang fenomena tersebut.

b. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri

Pengajaran berbasis masalah berusaha

membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri

dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang

mendorong dan mengarahkan siswa untuk

mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian

terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri.

Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan

tugas-tugas mereka secara mandiri dalam

hidupnya.

3. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri

dari lima tahapan utama yang dimulai dengan guru

Page 228: Metode Pembelajaran

memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah

dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil

kerja siswa.

Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran

Berbasis Masalah

Tahapan Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuanpembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubugnan dengan masalah tersebut

Tahap 3

Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informsi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penyelasan

Page 229: Metode Pembelajaran

dan pemecahan masalahnya.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siwa merekncanakan dan menyiapkan karyayang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.

Tahap 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan maslah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadappenyelidikan mereka dan proses-proses yangmereka gunakan.

4. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen

Tidak seperti lingkungan belajar yang

terstruktur secara ketat yang dibutuhkan dalam

pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-

hati kelompok kecil dalam pembelajaran

kooperatif, lingkungan belajar dan system

manajemen dalam pengajaran berbasis masalah

dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses

Page 230: Metode Pembelajaran

demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun

guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran

yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam

pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar

pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas

mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar

menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang

ditekankan.

103. Metode Demonstrasi Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah

satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu

percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya

serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi

oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa

tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa

yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah

cara mengajar di mana seorang instruktur/atau tim

guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses

misalnya merebus air sampai mendidih 100 C, sehingga

Page 231: Metode Pembelajaran

seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati,

mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses

yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.

Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa

terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara

mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik

dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperlihatkan pada apa yang diperlihatkan guru

selama pelajaran berlangsung.

Adapun penggunan teknik demonstrasi mempunyai

tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara

mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan

kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu

misalnya membuat kertas, dengan demonstrasi siswa

dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda ata

alat seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari

mesin jahit. Juga siswa dapat menyaksikan kerjanya

sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting

dan jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan

sendiri demonstasi tersebut, maka ia dapat mengerti

juga cara menggunakan sesuatu alat itu seperti

Page 232: Metode Pembelajaran

menggunakan gunting untuk memotong kain. Dengan

demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan

seautu alat atau perkakas, atau suatu mesin,

sehingga mereka dapat memilih dan memperbandingkan

cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui

kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek.

Misalnya cara memasak roti yang terbaik.

Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa

berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan

instruksional, agar dapat memberi motivasi yang

kuat pada siswa untuk belajar.

2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik

anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah

anda rumuskan.

3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan

untuk suatu demonstrasi yang berhasil. Bila tidak

anda harus mengambil kebijaksaaan lain.

Page 233: Metode Pembelajaran

4. Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah

mencoba terlebih dahulu, agar demonstasi itu

berhasil.

5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-

langkah yang akan dilakukan.

6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda

dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa

bisa bertanya.

7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi

kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik

dan tertanya.

8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi

yang anda lakukan itu berhasil, dan bila perlu

demonstrasi bisa diulang.

Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang

proses interaksi mengajar belajar di kelas.

Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan demonstrasi

perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada

pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan

yang terjadi bila pelajaran itu direncanakan dapat

diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit.

Page 234: Metode Pembelajaran

Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam

dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibatnya

selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk

siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan

demonstasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan

memperoleh pengalaman langsung, serta dapat

mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita

masih melihat juga kelemahan teknik ini ialah:

Bila alatnya telalu kecil, atau penempatan yang

kurang tepat, menyebabkan demonstrasi itu tidak

dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam

hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan

proses belangsungnya demonstrasi, dengan bahasa dan

suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila

waktu tidak tersedia dengan cukup, maka demonstrasi

akan berlangsung terputus-putus, atau tidak

dijalankan tergesa-gesa, sehingga hasilnya

memuaskan. Dalam demonstasi bila siswa tidak

diikutsertakan, maka proses demonstrasi akan kurang

dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya

demonstrasi itu.

Page 235: Metode Pembelajaran

Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik

mengajar itu anda perlu menyertai dengan teknik yang

lain, atau menkombinasikan dengan lain, sehingga

mampu mengatasi teknik inti yang sedang dimanfaatkan

itu.

104. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)

Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery.

Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana

siswa memampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau

prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental

tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna,

mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan

sebainya. Suaut konsep misalnya: segi tiga, pans,

demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud

dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila

dipanaskan akan mengemabang. Dalam teknik ini siswa

dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses

mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan

memberikan instruksi.

Page 236: Metode Pembelajaran

Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning

siswa (belajar sndiri) itu, sehingga situasi belajar

mengajar berpindah dari situsi teacher learning menjadi

situasi student dominated learning. Dengan menggunakan

discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang

melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental

melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar,

membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat

belajar sendiri.

Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha

meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar.

Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:

- Teknik ini mampu membantu siswa untuk

mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta

penguasaan keterampilan dalam proses

kognitif/pengenalan siswa.

- Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat

pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam

tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

Page 237: Metode Pembelajaran

- Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar

para siswa.

- Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berkembang dan maju sesuai dengankemampuannya

masing-masing.

- Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga

lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar

lebih giat.

- Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah

kepercayaan pada diri sendiri dengan proses

penemuan sendiri.

Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada

guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja,

membantu bila diperlukan.

Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih

ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:

- Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental

untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan

berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya

dengan baik.

Page 238: Metode Pembelajaran

- Bila kelas terlalu besar penggunaan teknikini akan

kurang berhasil.

- Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan

perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan

sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

- Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses

mental ini ada yang berpendapat bahwa proses mental

ini terlalu mementingkan proses pengertiansaja,

kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap

dan keterampilan bagi siswa.

- Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan

untuk berpikir secara kreatif.

105. Metode EksperimenKarena kemajuan teknologi dan ilmu

pengertahuan, maka segala sesuatu memerlukan

eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru

di kelas digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud

adalah salah satu cara mengajr, di mana siswa

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,

mengamati prosesnya serta menuliskan hasil

percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu

Page 239: Metode Pembelajaran

disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar

siswa mamapu mencari dan menemukan sendiri berbagai

jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya

dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa

dapat terlatih dalam cra berpikir yang ilmiah

(scientific thinking). Dengan eksperimaen siswa

menemukan bukti keberanaran dari teori sesuatu yang

sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien

dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan

percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi

percobaan harus cukup bagi tiap siswa.

2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa

menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin

hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat

dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus

baik dan bersih.

Page 240: Metode Pembelajaran

3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan

konsetrasi dalam mengamati proses percobaan, maka

perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga

mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori

yang dipelajari itu.

4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan

berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas,

sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan,

pengalaman serta keterampilan, juga kematangan

jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru

dalam memilih obyek eksperimen itu.

5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah

bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang

mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial

dan keyakina manusia. Kemungkinan lain karena

sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah

itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya

belum ada.

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen

perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:

Page 241: Metode Pembelajaran

1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan

eksperimen, mereka harus mehami masalah yang akan

dibuktikan melalui eksperimen.

2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:

- Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan

dalma percobaan.

- Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu

mengetahui variable-variabel yang harus dikontrol

dengan ketat.

- Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen

berlangsung.

- Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang

akan dicatat.

- Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa

uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.

3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus

mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi

saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan

jalannya eksperimen.

4. Setelah eksperimen selesai guru harus

mengumpulkan hasil penelitian siswa,

Page 242: Metode Pembelajaran

mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan

tes atau sekedar Tanya jawab.

Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki

keunggulan ialah:

1. Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan

metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah,

sehingga tidak mudah percayha apdda sesuatu yang

belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya

pula kata orang, sebelum ia membuktikan

kebenarannya.

2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana

itu sangat dikehendaki oleh kegiatan mengajar

belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak

aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.

3. Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran

sesuatu teori, sehigga akan mengubah sikap mereka

yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang

tidak masuk akal.

106. Pengajaran Berbasis InkuiriPembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan

Page 243: Metode Pembelajaran

satu komponen penting dalam pendekatan

konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang

dalam inovasi atu pembaharuan pendidikan. Dalam

pembelajaran dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong

untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan

yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip

untuk diri mereka sendiri, Bruner (1966), penganjur

pembelajaran dengan basis inkuiri, menyatakan

sebagai berikut: “Kita mengajarkan suatu bahan

kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup

tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan

untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka

sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh

seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian

dalam proses, bukan suatu produk (Nur & Wikandari,

2000:10). Belajar dengan penemuan dapat diterapkan

dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa

diberi sederet silinder dengn ukuran dan berat yang

berbeda-beda. Siswa diminta untuk menggelindingkan

silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila

percobaan itu dilakukan dengan benar, siswa akan

Page 244: Metode Pembelajaran

dapat menemukan prinsip-prinsip utama yagn menentuan

kecepatan silinder tersebut.

Belajar dengan penemuan mempunyai berbagai

keuntungan. Pembelajaran dengan inkuiri memacu

keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka

untuk melanjutan pekerjaannya hingga mereka

menemukan prinsip-prinsip utama yang menentukan

kecepatan silinder tersebut.

Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa

keuntungan. Pembelajaran dengan inkuiri memacu

keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka

untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka

menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan

masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan

berpikir kritis karena mereka harus selalu

menganalisa dan menangani informasi.

Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan

strategi pengajar yang mengikuti metodologi IPA dan

menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya dan menjawab.

Inkuiri melibatkan observasi dan pengukuran,

Page 245: Metode Pembelajaran

pembutan hipotesis dan interpretasi, pembentukan

model dan pengujian model. Inkuiri menuntut adanya

eksperimentasi, refleksi, dan pengenalan akan

keunggulan dan kelamahan metode-metodenya sendiri.

Selama proses inkuiri berlangsung, seorang guru

dapat menajukan suatu pertanyaan atau mendorong

siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka

sendiri. Pertanyaannya bersifat open-ended, memberi

kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki sendiri

dan mereka mencari jawaban sendiri (tetapi tidak

hanya satu jawaban yang benar).

Inkuiri adalah apa yang dibuat oleh para

ilmuwan. Para ilmuwan melakukan ikuiri dengan suatu

cara formal dan sitematis, dan dalam proses

melakukan inkuiri para ilmuwan memberikan kontribusi

pada tubuh informasi yang bersifat kolektif yang

kita sebut pengetahuan. Dalam proses mengalami ilmu

melalui inkuiri, siswa belajar bagaiman menjadi

ilmuwan. Mereka belajar lebih banyak lagi ketimbang

hanya konsep dan fakta, mereka mempelajari berbagi

proses yang terlibah dalam pemantapan konsep dan

Page 246: Metode Pembelajaran

fakta.

Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-

pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Siswa

diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih

bagaimana memecahkan maslah, membuat keputusan, dan

memperoleh ketarampilan. Inkuiri memeungkinkan siswa

dalam berbgai tahap perkembangannya bekerja dengan

masalah-masalah yang sama dan bahkan mereka bekerja

sama mencari solusi terhadap masalah-masalah. Setiap

siswa harus memainkan dan memfungsikan talentanya

masing-masing.

Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi

berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan

eksplorasi mereka cenderung mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang akan melibatkan IPA dan matematika,

ilmu sosial, bahasa, seni, dan teknik.

Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan

berhubungan. Mereka harus melapoirkan hasil-hasil

temuannya, lisan atau tertulis. Dengan begitu,

mereka bekerja dan mengajar satu sama lain. Inkuiri

Page 247: Metode Pembelajaran

memungkinkan guru mempelajari siswa-siswanya – siapa

mereka, apa yang mereka ketahui, dan bagaimana

mereka bekerja. Pemahaman guru tentang siswa akan

memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang

lebih efektif dalam proses pencarian ilmu oleh

siswa.

Ketika guru menggunakan teknik inkuiri, guru

tidak boleh banyak bertanya atau berbicara. Terlalu

banyak intervensi, terlalu banyak bertanya, dan

terlalu banyak menjawab akan mengurangi proses

belajar siswa melalui inkuiri. Dengan demikian,

proses belajar tidak akan lagi menyenangkan. Dalam

proses inkuiri, siswa dituntut untuk bertanggung

jawab bagi pendidikan mereka sendiri. Guru yang

menaruh perhatian pada pribadi siswa, akan menemukan

kegiatan-kegiatan yang disukai siswa, juga hal-hal

yng baik yag ada dalam diri siswa-siswanya, dan

kesulitian-kesulitan yang mengganggu siswa dalam

proses belajar. Guru dituntut menyesuaikan diri

terhadap gaya belajara siswa-siswanya.

Siklus inkuiri adalah: (1) Observasi

Page 248: Metode Pembelajaran

(Observation); (2) Bertanya (Questioning); (3)

Mengajukan dugaan (Hipothesis); (4) Pengumpulan data

(Data Gathering); dan Penyimpulan (Conclusion).

Inkuiri adalah satu proses yang bergerak dari

langkah observasi sampai langkah pemahaman. Inkuiri

dimulai dengan observasi yang menjadi dasar

pemunculan berbagai pertanyaan yang diajukan siswa.

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut

dikejar dan diperoleh melalui suatu siklus pembuatan

prediksi, perumusan hipotesis, pengembangan cara-

cara pengujian hipotesis, pembuatan observasi

lanjutan, penciptaan teori dan model-model konsep

yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Inkuiri

menciptakan berbagai kesempatan bagi guru untuk

mempelajari bagaimana otak siswa bekerja. Guru dapat

memanfaatkannya untuk menentukan situasi-situasi

belajar yang tepat dan memfasilitasi siswa dalam

proses pencarian ilmu.

Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih

bagaimana mereka harus berpikir kritis. Berpikir

kritis merupakan slah satu tujuan pendidikan. Ketika

Page 249: Metode Pembelajaran

siswa belajar berpikir kritis, merka kan

memperlihatkan pikiran-pikiran dan proses-proses

sebagai berikut:

a.Mengajukan pertanya seperti “Bagaimana itu kita

tahu?” atau “Apa buktinya?”

b.Mengetahui perbedaan antara observasi dan

kesimpulan.

c.Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat

berubah dan bahwa teori yang ada adalah teori-

teori yang terbaik berdasarkan bukti yang kita

miliki sejuh nini.

d.Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup

untuk menarik suatu kesimpulan yang kuat.

e.Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan

observasi dan/atau prediksi.

f.Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-

kesimpulan yang diambil dan memgerikan penjelasan

dengan rasa percaya diri.

Salah satu tujuan utama pendidikan adalah

meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis,

membuat keputusan rasional tentang apa yang

Page 250: Metode Pembelajaran

diperbuat atau apa yang diyakini.seperti halnya

setiap tujuan yang lain, belajar berpikir kritis

bergantung pada penataan suasana kelas yang

mendorong penerimaan pandangan divergen (berbeda)

dan diskusi bebas. Tatanan itu seharusnya juga lebih

menekankan pada pemberian alasan atau pandangan

daripada hanya memberikan jawaban benar.

Keterampilan dalam berpikir kritis paling baik

dicapai bila dihibungkan dengan topik-topik yang

dikenal siswa. Tujuan pengajaran berpikir kritis

adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis

yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka

dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk

memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten

atau keliru.

Beyer (1988:57) mengidentifiksi 10 keterampilan

berpikir kritis yang dpat digunakan siswa untuk

mempertimbangkan validitas (keabsahan) tuntutan atau

argument, memahami periklanan, dan sebagainya.

Page 251: Metode Pembelajaran

(1) Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi

dan tuntutan nilai-nilai yang sulit diverifikasi

(diuji kebenarannya).

(2) Membedakan antara informasi, tuntutan, atau

alasan yang relevan dengan yang tidak relevan.

(3) Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari

suatu penyataan.

(4) Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari

suaut sumber.

(5) Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang

mendua.

(6) Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakn.

(7) Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).

(8) Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.

(9) Mengenali ketidak-konsistenan logika dalam suatu

alur penalaran.

(10) Menentukan kekuatan suatu argument atau

tuntutan.

Beyer mengingatkan bahwa 10 keterampilan

berpikir kritis di atas bukan merupakan suatu urutan

langkah-langkah tetapi lebih merupakan daftar cra

Page 252: Metode Pembelajaran

yang dapat dilakukan. Dengan cara-cara itu, siswa

dapat menangani informasi untuk mengevaluasi apakah

informasi itu benar atau masuk akal. Tugas utama

dalam mengajarkan berpikir kritis kepada siswa

adalah membantu mereka belajar tidak hanya bagaimana

menggunakan tiap-tiap strategi berpikir kritis itu,

tetapi juga menyampaikan kapan tiap-tiap strategi

berpikir kritis itu cocok untuk dipakai.

Proses inkuiri tidak dpat dipisahkan dari

konsep berpikir kritis. Konsep berpikir kritis tidak

dapat pula dipisahkan dari konsep inteligensi.

Inteligensi bukan sesuatu yang hanya dpat diukur

dengan tes, buan pula sesuatu yang semata-mata

pembawaan genetis secara lahiriah. Howard Gardaner

(1983) menunjukan bahwa intelgensi dapat diubah.

“Intelligence is the ability to solve problems or to create products that

are valued between one or more cultural settings” (Johnson,

2002:141). Intelligensi tidak dapat dipisahkan dari

konteks di mana manusia itu hidup dan berkembang.

Menurut Gardaner, inteligensi tidak dilahirkan,

tepai dapat berkembang atau berkurang, bergantung

Page 253: Metode Pembelajaran

pada lingkungan atau konteks seseorang. Lingkungan

yng dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku,

alat-alat belajar (pena, computer, kegiatan-kegiatan

fisik, musik), dan hal-hal lain yang mencapai otak

melalui panca indera. Dengan menggunakan kriteria

khusus untuk mengidentifikasi konsep inteleigenais,

Gardaner mengusulkan delapan jenis inteligenwsi,

yakni: linguistic, logical-mathematic, musical,

spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, intra-

personal, dan naturalist. Jenis pekerjan dan

aktivitas yang dapat dikembangkan untuk kedelapan

jenis inteligensi ini dpat dicontohkan sebagai

beikut: (1) linguistic: wartawan, reporter,

politikus, atu penulis; (2) logis-mathematis; ahli

fisika, neurology, atau insinyur; (3) spasial:

pelukis, interior decorator, atau pemain tennis; (4)

bodily-kinesthic: penari balet, pemain golf,

pembalap, atau petinju; (5) musik: pengarang lagu,

penyanyi, atau organis/pianis; (6) interpersonal:

hakim, saleperson, atau guru; (7) intrapersonal:

biarawan/rohaniawan, pujangga, atau ahli ilmu

Page 254: Metode Pembelajaran

jiwa/psikolog; dan (8) naturalist: ahli botani, ahli

kebun binatang, atau ahli pertamanan.

Kedelapan jenis inteligensi ini telah

mengilhami para pendidik untuk mengajar dengan

dengan mengac pada salah satu dari delapan jenis

inteligensi tersebut. “Hundred, perhaps thousands, of

classrooms around the world rely today on Gardaner’s theory of

multiple intelligences to help students realize their latent potential”

(Johnson, 2002:141). Apakah kelas berfokus pada

siswa yang kurang mampu atau kelas yang siswa-

siswanya berbakat, para pendidik melihat manfaat

mengajar yang sesuai dengan cara-cara untuk mencapai

berbagai jenis inteligensi yang dikemukakan

Gardaner.

Setiap siswa mampu mengembangkan setiap jenis

inteligensidi atas dengan asumsi bahwa siswa belajar

dalam suatu lingkungan belajar yang kaya yang

memungkikan mereka menghubungkan makna dengan

konteks. “CTL’s component work together to provide this rich

environment, offering students many opportunities to ignite the eight

multiple intelligences” (Amstrong, 1994:35). Guru CTL

Page 255: Metode Pembelajaran

menyadari dan menghargai bahwa setiap anak memiliki

derajat yang berbeda dalam hal inteligensinya dan

bahwa CTL sebagai suatu system holistic berhubungan

dengan delapan inteligensi yang dibawa setiap anak

pada lingkungan belajar.

Delapan inteligensi (Howard Gardaner, 1983)

Multiple Intelligences

Logika-matematikaPeka terhadap pola, keterampilan dan sistematika.

Linguistic/ilmu bahasa

Peka terhadap bunyi, ritme, danmakna kata

MusikKemapuan menghasilkan dan menghargai ritme, tinggi rendah suara, dan warna suara

Spatial/jarak

Kemampuan untuk melakukan transformasi mengenai persepsi awal seseorang dan kemampuan mengkreasi kembali aspek-aspek pengalaman visualseseorang.

Bodily-kinesthetic/fisik-kinestetik

Kemampuan mengontrol gerak tubuh seseorangdan kemampuan menangani objek secara terampil.

Inter personal/antar-pribadi

Kemampuan untuk menjawab atu memberikan reaksi secara

Page 256: Metode Pembelajaran

tepat berbagai suasana batin,temperamen, motivasi dan keinginanorang lain.

Intapersonal/antar-pribadi

Bagaimana menjiwai perasaan sendiri, kemampuan mendiskriminasikan berbagi perasaan seseorang, dan kemampuan menarik kesimpulan untuk menuntun tingkah laku seseorang

Naturalist/alamiahMengamati, mengalami dan mengorganisasikan berbagai pola dalam lingkungan alamiah

Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis

inkuiri haru menjadikan siswa mampu berdiri sendiri,

harus mendorong siswa untuk mandiri sedini mungkin

sejak dari awal masuk sekolah. Timbul pertanyaan,

bagaimana caranya guru membantu siswa agar mereka

tumbuh mandiri? Jawabannya adalah memberi kebebasan

kepada siswa untuk mengikuti minat alamiah mereka.

Guru harus mendorong siswa untuk memecahkan sendiri

msalah yang dihadapinnya atau memecahkan sendiri di

dalam kelompoknya, bukan mengajarkan mereka jawaban

dari masalah yang mereka hadapi. Siswa akan mendapat

Page 257: Metode Pembelajaran

keuntungan jika mereka dapat “melihat” dan

“melakukan” sesuatu daripada hanya sekedar

mendengarkan ceramah atau penjelasan guru. Guru

dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang

sulit dengan bantuan gambar dan demontrasi.

Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki

atau melalui penemuan. Jika siswa tampak berusaha

dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu untuk

mencoba sendiri memecahkan masalah tersebut sebelum

memberikan pemecahannya. Guru juga harus

memperhatikan sikap siswa terhadap belajar. Menurut

Jerome, S. Burner, sekolah harus merangsang

keingintahuan siswa, meminimalkan risiko kegagalan,

dan bertindak serelevan mungkin bagi siswa. Sebagai

saran tamhahan bagi guru yangmengajar dengan

pendekatan inkuiri: (1) doronglah siswa agar mereka

mengajukan dugan awal dengan cara guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan membimbing; (2) gunakan bahan

dan permainan yang bervariasi; (3) berikan

kesempatan kepada siswa untuk memuaskan

keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan

Page 258: Metode Pembelajaran

gagasan-gagasan yang tidak berhubungan langsung

dengan pelajaran yang diberikan; dan (4) gunakan

sejumlah contoh yang kontras atau perlihatkan

perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai

topik-topik yang terkait.

107. Metode Numbered Head Together

Motode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan

(1993) dengan melibatkan para siswa dalam mereview

bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan

mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai

isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan

langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan

struktur 4 langkah sebagai berikut.

1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para

siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang

beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka

nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut

memiliki nomor berbeda.

Page 259: Metode Pembelajaran

2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru

mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa.

Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat

spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh

pertanyaan yang bersifat spesifik adalah “Apakah

yang dimaksud angin?”, sedangkan contoh

pertanyaan yang bersifat umum adalah “Mengapa

makhluk hidup membutuhkan udara?”.

3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa

berpikir bersama untuk menggambarkan dan

meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban

tersebut.

4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru

menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan

dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

108. Metode pembelajaran penemuan konsep

Metode pembelajaran penemuan konsep menurut

Widoko (2001) didefinisikan suatu stategi pengajaran

Page 260: Metode Pembelajaran

induktif dengan tujuan membantu siswa segala

tingkatan umur mempelajari konsep-konsep dan

keterampilan berfikir yang analitis praktis.

Sedangkan menurut Hasanah (1998) model penemuan

konsep dan suatu model pengajaran yang bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan berfikir induktif.

Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada

pengajaran diawali dengan pemberian contoh dan non-

contoh diakhiri dengan kesimpulan yang diberikan

siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus

Meier, Tennyson dan Cochareila dalam Widoko (2001)

tentang pembelajaran penemuan konsep merupakan model

yang menggunakan contoh-contoh positif dan contoh

negatif untuk menggambarkan konsep-konsep tersebut

lebih mudah.

Desain dari model ini, pertama kali

diperkenalkan oleh Joice dan Weil (1972) yang

mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya

yang menemukan pengaruh variabel-variabel terhadap

proses belajar konsep.

Page 261: Metode Pembelajaran

Pada penelitian ini konsep yang digunakan

adalah konsep listrik statik, dengan menampilkan

contoh dan non-contoh yang disertai

karakteristiknya, sebagai misal untuk konsep listrik

statik; contoh positif batang plastik yang

dogosokkan dengan kain wol akan bermuatan negatif

mempunyai karakteristik benda menerima elektron dari

benda lain atau terjadi perpindahan elektron dari

kain wol menuju ke batang plastik.

Dari uraian contoh dan non-contoh beserta

karakteristiknya siswa diharapkan dapat menemukan

definisi dari tiap konsep dan memahami konsep

tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberikan

contoh secara mandiri dari konsep tersebut.

Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep

adalah sebagai berikut:

Phase I : Presentation of example (menampilkan contoh-

contoh).

Pada phase ini guru menjelaskan bagamana

aktivitas dimulai dengan memberikan kepada

siswa contoh dan bukan contoh. Ketika guru

Page 262: Metode Pembelajaran

menampilkan contoh positif dan contoh

negatif untuk tiap-tiap konsep disertai

dengan karakteristiknya di dalam LKS

penemuan konsep. Pada penelitian ini

konsep yang dipilih adalah konsep listrik

statik dengan contoh positif batang

plastik yang digosokkan dengan kain woll

akan bermuatan negatif.

Phase II : Analysis of hypothesis (menganalisis

hipotesa)

Pada phase ini dimulai ketika siswa

membuat hipotesis tentang nama suatu

konsep, membandingkan karakteristik dari

contoh positif dan negatif listrik statik,

maka siswa diminta untuk menuliskan

hipotesis tentang listrik statik, guru

memberikan contoh tambahan dan yang bukan

contoh kemudian menganalisis hipotesis

sampai semua hipotesis didapatkan. Dari

beberapa hipotesis listrik statik yang

didapat dari siswa kemudian menguji

Page 263: Metode Pembelajaran

hipotesis tersebut lewat contoh dan non-

contoh sehingga deperoleh satu hipotesis

yang benar.

Phase III : Clouser (Penutup)

Pada phase ini guru bertanya kepada siswa

untuk mengidentifikasi sifat-sifat dari

konsep dan menyatakan dari konsep tersebut

beserta karakteristiknya.

Phase IV : Application (Aplikasi)

Pada phase ini untuk memperkuat pengertian

murid akan konsep tentang listrik statik,

guru memberikan contoh tambahan dari

mereka sendiri.

Seorang guru dalam menerapkan model

pembelajaran konsep diharapkan dapat:

a. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai

dengan model pembelajaran konsep,

sehingga dapat mengidentifikasikan

materi pelajaran itu apakan cocok

dengan pengajaran menggunakan model

pembelajaran pemenuan konsep.

Page 264: Metode Pembelajaran

b. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga

ketika diberikan tujuan pembelajaran

maka akan memperoleh daftar contoh-

contoh yang akan memberikan gambaran

secara efektif dari suatu konsep.

c. Mengerti urutan dari contoh-contoh

untuk memaksimalkan murid-murid secara

praktis dengan keterampilan berfikir

Manfaat dari metode pembelajaran

penemuan konsep antara lain:

a. Meningkatkan keterampilan berfikir

b. Membantu siswa untuk menemukan dan memahami

konsep dengan memperhatikan obyek, ide atau

kejadian-kejadian.

109. Metode Pembelajaran Penemuan

Terbimbing

Metode pembelajaran penemuan adalah suatu

metode pembelajaran dimana dalam proses belajar

mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya

Page 265: Metode Pembelajaran

menemukan sendiri informasi-informasi yang secara

tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan

saja (Suryabrata, 1997: 1972). Metode pembelajaran

ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan

ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi

pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah

bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta

didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri

(Hudojo, 1988, 114). Metode pembelajaran yang

ekstrim seperti ini sangat sulit dilaksanakan karena

peserta didik belum sebagai ilmuwan, tetapi mereka

masih calon ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan

bantuan dari pengajar sedikit demi sedikit sebelum

menjadi penemu yang murni. Jadi metode pembelajaran

yang mungkin dilaksanakan adalah metode pembelajaran

penemuan terbimbing dengan demikian kegiatan belajar

mengajar melibatkan secara maksimum baik pengajar

maupun pesertra didik.

Seperti uraian di atas bahwa penemuan

terbimbing (Guided Discovery) merupakan salah satu dari

jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh Howe (dalam

Page 266: Metode Pembelajaran

Hariyono, 2001: 3) menyatakan bahwa penemuan

terbimbing tidak hanya sekedar keterampilan tangan

karena pengalaman, kegiatan pembelajaran dengan

model in tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa,

namum guru masih tetap ambil bagian sebagai

pembimbing. Penemuan terbimbing merupakan suatu

metode pembelajaran yang tidak langsung (Indirect

Instuction). Siswa tetap memiliki porsi besar dalam

proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

Menurut Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 1)

metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah

metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan

menggunakan pendekatan penemuan. Para siswa diajak

atau didorong untuk melakukan kegiatan

eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya

siswa dapat menemukan sesuatu yang diharapkan.

Dalam pembelajaran penemuan terbimbing tugas

guru cenderung menjadi fasilitator. Tugas ini

tidaklah mudah, lebih-lebih kalau menghadapi kelas

besar atau siswa yang lambat atau sebaliknya amat

cerdas. Karena itu sebelum melaksanakan metode

Page 267: Metode Pembelajaran

pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu benar-

benar mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam

tiap hal pemahaman konsep-konsep yang akan diajarkan

maupun memikirkan kemungkinan yang akan terjadi di

kelas sewaktu pembelajaran tersebut berjalan. Dengan

kata lain guru perlu mempersiapkan pembelajaran

dengan cermat, Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001:

18).

Keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran penemuan

terbimbing.

1. Keuntungan metode pembelajaran penemuan

terbimbing

Menurut Siadari (2001: 26) keuntungn dari

pembelajaran metode pembelajaran penemuan

terbimbing adalah:

a. Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah

diingat dan mudah diterapkan pada situasi baru.

b. Meningkatkan penalaran, analisis dan

keterampilan siswa memecahkan masalaha tanpa

pertolongan orang lain.

Page 268: Metode Pembelajaran

c. Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus

belajar dan tidak hanya menerima saja.

d. Terampil dalam menemukan konsep atau

memecahkan masalah.

2. Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan

masalah.

Adapun kelemahan metode pembelajaran penemuan

terbimbing menurut Ruseffendi (dalam Siadari,

2001: 26) adalah sebagai berikut:

a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan

mudah, menggunakan metode pembelajaran penemuan

terbimbing.

b. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang

relatif lebih banyak.

c. Bukan merupakan metode pembelajaran murni,

maksudnya tidak dapat berdiri sendiri (hanya

dapat digunakan jika ada keterlibatan metode

lain misal ekspositori, ceramah, dan lain

sebagainya).

Sintak penemuan terbimbing menurut Arends (dalam

Haryono, 2001: 25), dapat ditabelkan sebagai

Page 269: Metode Pembelajaran

berikut:

Tabel 2.1. Sintaks Penemuan Terbimbing Model

Arends

No Fase-fase Kegiatan Guru

1 Menyampaikan tujuan, mengelompokkan danmenjelaskan prosedur discovery

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta guru menjelaskan aturan dalammetode pembelajaran dengan penemuan terbimbing

2 Guru menyampaikan suatu masalah

Guru mejelaskan masalah secara sederhana

3 Siswa memperoleh data eksperimen

Guru mengulangi pertanyaanpada siswa tentang masalah dengan mengarahkan siswa untuk mendapat informsi yang membantu proses inquiry dan penemuan

4 Siswa membuat hipotesis dan penjelasan

Guru membantu siswa dlam membuat prediksi dan mempersiapkan penjelasanmasalah

5 Analisis proses peneman

Guru membimbing siswa berfikir tentang proses intelektual dn proses penemuan dan menghubungkan dengan

Page 270: Metode Pembelajaran

pelajaran lain.

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam

metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah

sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan konsep.

110. Metode Pemecahan Masalah (Problem

Solving)

Metode pemecahan masalah merupakan metode

pengajaran yang digunakan guru untuk mendorong siswa

mencari dan menemukan serta memecahkan persoalan-

persoalan. Pemecahan masalah dilakukan dengan cara

yang ilmiah. Artinya, mengikuti kaidah keilmuan,

seperti yang dilakukan dalam penelitian ilmiah. Oleh

sebab itu, dalam memecahkan masalah tidak dilakukan

dengan trial and error (coba-coba), melainkan dilakukan

secara sistematis dengan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah dengan memahami, meneliti dan

kemudian membatasi masalah.

Page 271: Metode Pembelajaran

2. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban

sementara bagi masalah yang diajukan. Kebenaran

hipotesis harus dibuktikan berdasarkan data dari

lapangan.

3. Mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan berupa

informasi, keterangan, dan barang bukti sesuai

dengan yang dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data,

dapat dilakukn dengan wawancara, angket, studi

dokumentasi, dan sebagainya.

4. Menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan

berdasarkan data yang telah dikumpulkan, diolah,

atau dianalisa. Jika data yang dikumpulkan,

ternyata sesuai dengan isi hipotesis, berarti

hipotesis dapat diterima atau dapat dikatakan

benar. Sebaliknya jika hsil analisis menunjukkan

tidak sesuai, berarti hipotesis titolak atau

tidak benar.

5. Menyimpulkan. Berdasarkan hasil pengolahan atau

analisis data dapat dihasilkan kesimpulan. selain

itu beberapa saran sebagai sumbangan pemikiran

Page 272: Metode Pembelajaran

untuk memperbaiki kelemahan yang msih ada serta

untuk meningkatkan apa yang sudah dicapai.

111. Metode Struktural Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan

kawan-kawannya. Meskipun memiliki banyak kesamaan

dengan metode lainnya. Metode struktural menekankan

pada strukur-struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Berbagai

struktur tersebut dikembangkan oleh Kagan dengan

maksud agar menjadi alternatif dari berbagai

struktur kelas yang lebih tradisional, seperti

metode resitasi, yang ditandai dengan pengajuan

pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam

kelas dan para siswa memberikan jawaban setelah

lebih dahulu mengankat tangan dan ditunjuk oleh

guru. Struktur-struktur Kagan menghendaki agar para

siswa bekerja sama saling bergantung pada kelompok-

kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang

memiliki tujuan umum (goal) untuk meningkatkan

penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang

Page 273: Metode Pembelajaran

tujuannya untuk mengajarkan keterampilan sosial.

112. Cara Belajar Aktif Model

Pencocokan Kartu Indeks

1. Uraian Singkat

Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk

meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini

memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi

pertanyaan kuis kepada temannya.

2. Prosedur

a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah

pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di

kelas. Buatlah krtu pertanyaan dengan jumlah

yang sama dengan setengah jumlah siswa.

b. Pada kartu yang terpisah, tulislah, tulisan

jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.

c. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan

kocoklah beberapa kali agar benar-benar

tercampuraduk.

d. Berikansatu kartu untuk satu siswa. Jelaskan

Page 274: Metode Pembelajaran

bahwa ini merupakan latihan mencocokan.

Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan

dan sebagian lain mendapatkan kartu jawabannya.

e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu

pasangan mereka. Bila sudah terbentuk pasangan,

perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk

mencari tempat duduk bersama. (Katakan pada

mereka untuk tidak mengungkapkan kepada

pasangan lain apa yang ada di kartu mereka).

f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk

bersama, perintahkan tiap pasangan untuk

memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan

membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan

menantang siswa lain untuk memberikan jawaban.

3. Variasi

a. Sususunlah kartu yang berisi sebuah kalimat

beberapa kata yang dihilangkan untuk dicocokkan

dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang

itu misalnya, “Perubahan wujud dari berudu

mejadi katak disebut _________.”

Page 275: Metode Pembelajaran

c. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-

pertanyaan dengan beberapa kemungkinan

jawabannya __ misalnya, “cara pencernaan

makanan pada hewan?”. Cocokkan kartu-kartu

itu dengan kartu yang berisi kumpulan

jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan

memberikan kuis kepada kelompok, perintahkan

mereka untuk mendapatkann beberapa jawaban

dari siswa lain.

113. Pengajaran terarah1. Uraian Singkat

Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau

beberapa pertanyaan untuk melacak pengetahuan

siswa untuk mendapatkan hipotesiss atau simpulan

mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi

sejumlah kategori. Metoda pengajarann terarah

merupakan selingan yangmengasyikkan di sela-sela

cara belajar biasa. Cara ini memungkinkan untuk

mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami

oleh siswa sebelum memaparkan apa yang akan

Page 276: Metode Pembelajaran

diajarkan. Metodea ini sangat berguna dalam

mengajarkan konsep-konsep yang abstrak.

2. Prosedur

a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian

pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa dalam

pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan

pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan

jawaban.

b. Berikan waktu yang cukup kepada siswa dalam

pasangan atau kelompok untuk membahas jawaban

mereka.

c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tampat

masing-masing dan catatlah pendapat mereka.

Jika memungkikan, seleksi jawaban mereka

menjadi beberapa kategori yang terkait dengan

kategori atau konsep yang berbeda/

d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin

anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk

menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan

poin-poin ini. Catatlah gagasan yangmemberi

iformasi tambahan bagi poin pembelajaran dari

Page 277: Metode Pembelajaran

pelajaran.

3. Variasi

a. Jangan memilah-milah jwaban siswa menjadi

daftar yang terpisah. Sebagai gantinya, buatlah

satu daftar panjang dan perintahkan merak untuk

mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu

sebelum anda membandingkannya dengan konsep

yang ada idi pikran anda.

b. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori

yang sudah ada di benak anda. Cermati

bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa

memilah-milah gagasan-gagasan mereka menjadi

kategori yang berguna.

114. Pengajaran Berbasis Masalah Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based

Learning) adalah suatu pandekatan pengajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,

serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari materi pelajaran.

Page 278: Metode Pembelajaran

Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang

berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi

masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana

belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (200: 2)),

“Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan nama

lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek),

Experienced-Based Education (Pendidikan berdasarkan

pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik),

dan Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada

kehidupan nyata)”.

Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah

adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan,

dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan

tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang

memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara

terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis

masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi

masalah yang autentik dan bermakna yang dapat

memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan

penyelidikan dan ikuiri.

Page 279: Metode Pembelajaran

5. Ciri-cirinya

Berbagai pengembangan pengajaran berbasis

masalah telah mencoba menunjukkan cirri-ciri

pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.

a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.

Pengajaran berbasis masalah bukan hanya

mengorganisasikan prinsip-prinsip atau

keterampilan akademik tertentu, pembelajaran

berdasarkan masalah mengorganisasikan

pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah

yang kedua-duanya secara sosial penting dan

secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka

mengajukan situasi kehidipan nyata yang

autentik, menghindari jawaban sederhana, dan

memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin

berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA,

Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan

diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata

agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah

Page 280: Metode Pembelajaran

itu dari banyak mata pelajaran.

c. Penyelidikan autentik.

Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa

melakukan penyelidikan autentik untuk mencari

pemecahan masalah nyata. Mereka harus

menganalisasi dan mendefinisikan masalah,

mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,

mengumpulkan dan menganalisis informasi,

melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat

iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah

barang tentu, metode penyelidikan yang

digunakan bergantung pada masalah yang sesdang

dipelajari.

d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.

Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya

nyata atau artefak dan peragaan yang

menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian

masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat

berupa transkrip debat, laporan, model fisik,

video atau program computer (Ibrahim & Nur,

Page 281: Metode Pembelajaran

200:5-7).

Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh

siswa bekerja sama satu sama lain (paling sering

secara berpasangan atau dalam kelompok kecil).

Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara

berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks

dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri

dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan

sosial dan keterampilan berpikir.

6. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar

Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk

membantu guru memberikan informasi sebanyak-

banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis

masalah dikembangkan terutama untuk membantu

siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan

masalah, dan keterampilan intelektual, belajar

tentang berbagai peran orang dewasa melalui

pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau

simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom

dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan

itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur

Page 282: Metode Pembelajaran

(2000:7-12) berikut ini.

a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan

Pemecahan Masalah

Berbagai macam ide telah digunakan untuk

menggambarkan cara seseorang berpikir. Tetapi,

apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses

berpikir? Apakah keterampilan berpikir itu dan

terutama apakah keterampilan berpikir itu?

- Berpikir adalah proses yang melibatkan

operasi mental seperti induksi, deduksi,

klasifikasi, dan penalaran.

- Berpikir adalah proses secara simbolik

menyatakan (melalui bahasa) objek nyata dan

kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan

simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip

esensial tentang objek dan kejadian itu

untuk menemukan prinsip-prinsip esensial

tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan

simbolik (abstrak) seperti itu biasanya

berbeda dengan operasi mental yang

Page 283: Metode Pembelajaran

didasarkan pada tingkat konkret dari fakta

dan kasus khusus.

- Berpikir adalah kemampuan untuk

menganalisis, mengkritik, dan mencapai

kesimpulan berdasar pada inferensi atau

pertimbangan yang seksama.

Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick

(1987) memberikan penjelasan sebagai berikut:

- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik,

yaitu alur tindakan yang tidak sepenuhnya

dapat diterapan sebelumnya.

- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks.

Keseluruhan alurnya tidak dapat diamati dari

satu sudut pandang.

- Berpikir tingkat tinggi sering kali

menghasilkan banyak solusi, masing-masing

dengan keuntungan dan kerugian.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan

pertimbangan dan interpretasi.

Page 284: Metode Pembelajaran

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan

ketidakpastian. Segala sesuatu yang berhubungan

dengan tugas tidak selamanya diketahui.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak

penerapan banya kriteria, yang kadang-kadang

bertentangan satu sama lain.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak

pengaturan diri tentang proses berpikir. Kita

tidak mengakui sebagai berpikir tingkat

tinggi pada seseorang jika ada orang lain

membantunya pada setiap tahap.

- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian

makna, menemukan struktur pada keadaan yang

tampaknya tidak teratur.

- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada

pengerahan kerja mental besar-besaran saat

melakukan berbagai jenis elaborasi dan

pertimbangan yang dibutuhkan.

Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan

kata-kata dan ungkapan seperti pertimbangan,

pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini

Page 285: Metode Pembelajaran

berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan

yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick

juga menekankan pentingnya konteks atau

keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir.

Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan

antarsituasi, proses itu juga bervarisai

bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang.

Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk

memikirkan matematika berbeda dengan proses yang

kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses

berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide

abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk

memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena

hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan

berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu

tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang

dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan

yang lebih konkret. Keterampilan proses dan

berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas

dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan

kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat

Page 286: Metode Pembelajaran

mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan

pengajaran berbasis masalah.

c. Pemodelan Peran Orang Dewasa

Resnick juga memberikan rasional tentang

bagaimana pengajaran berbasis masalah membantu

siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan

nyata dan belajar tentang pentingnya peran

orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran

berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas

mental di luar sekolah sebagaimana yang

diperankan oleh orang dewasa.

1. Pengajaran berbasis masalah memiliki

unsur-unsur belajar magang. Hal tersebut

mendorong pengamatan dan dialog dengan

orang lain, sehingga secara bertahap siswa

dapat memahami peran penting dari

aktivitas mental dan belajar yang terjadi

di luar sekolah.

2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan

siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri,

yang memungkinkan siswa

Page 287: Metode Pembelajaran

menginterpretasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata dan membangun

pemahamannya tentang fenomena tersebut.

d. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri

Pengajaran berbasis masalah berusaha

membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri

dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang

mendorong dan mengarahkan siswa untuk

mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian

terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri.

Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan

tugas-tugas mereka secara mandiri dalam

hidupnya.

7. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri

dari lima tahapan utama yang dimulai dengan guru

memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah

dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil

kerja siswa.

Tahapan Tingkah Laku Guru

Page 288: Metode Pembelajaran

Tahap 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuanpembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubugnan dengan masalah tersebut

Tahap 3

Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informsi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penyelasandan pemecahan masalahnya.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siwa merekncanakan dan menyiapkan karyayang sesuai seperti laporan, video, dan

Page 289: Metode Pembelajaran

model serta membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.

Tahap 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan maslah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadappenyelidikan mereka dan proses-proses yangmereka gunakan.

8. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen

Tidak seperti lingkungan belajar yang

terstruktur secara ketat yang dibutuhkan dalam

pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-

hati kelompok kecil dalam pembelajaran

kooperatif, lingkungan belajar dan system

manajemen dalam pengajaran berbasis masalah

dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses

demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun

guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran

yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam

pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar

pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas

Page 290: Metode Pembelajaran

mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar

menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang

ditekankan.

115. Metode Belajar Aktif Model

Tinjauan Ala Permainan Bingo

1. Uraian Singkat

Strategi ini membantu mengingatkan kembali

akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari

selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini

menggunakan format permainan Bingo.

2. Prosedur

a. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang

materi pelajaran anda yang bisa dijawab dengan

istilah baku yang digunakan dalam mata

pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh

istilahnya.

- Angka penyebut yang paling sedikit

- Hieroglifik

- Inflasi

Page 291: Metode Pembelajaran

- Otokrasi

- Database

- Hokum humurabi

- Byte

- Garis lintang

- Impresionisme

- Alegori

- Fotosintesa

- Bilangan urutan

- Skozofrenia

- Klausa pengadaian

Anda juga dapat menggunakannama, sebagai

alternative dari istilah. Berikut adalah

beberapa contohnya:

- Freud

- Caesar

- Blake

- Roosevelt

- Marco Polo

- Joan of Arc

- Dewey

Page 292: Metode Pembelajaran

- Pasteur

- Van Gogh

- Curie

- Chaucer

- Rusself

- Alley

b. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan.

Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-N-G-O……

kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti

mirip betul dengan kartu Bingo biasa, dengan

nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x

5 (celah tengah “Kosong.”)

c. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang

terkait. Jika seorang siswa memiliki angkanya dan

dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,

maka dia dapat mengisi celah tersebut.

d. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar

dalam sebuah deretan (baik vertical, horizontal

maupun diagonal), siswa tersebut boleh

meneriakkan “Bingo”. Permainan dapat diteruskan

hingga ke 25 celah tersebut terisi.

Page 293: Metode Pembelajaran

3. Variasi

a. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal

sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan Bingo.

b. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang

sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama (plus

sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah

pertanyaan dibacakan, jika siswa yakinbahwa salah

satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan

pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor

pertanyaanya di sampingnya.

116. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur

(Project-Based Learning) membutuhkan suatu pendekatan

pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar

siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan

terhadap masalah-masalah autentik termasuk

pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran,

dan melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan

ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara

mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata

(Buck Institue for Eduction, 2001).

Page 294: Metode Pembelajaran

Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks,

sulit, lengkap, tetapi realistis/autentik dan

kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka

dapat menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar

sedikit demi sedikit komponen-komponen suatu tugas

kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud

menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas

kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk

menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti

proyek, simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis

untuk disajikan kepada forum pendengar yang

sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya.

Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan

untuk menggambarkan pembelajaran yang terjadi di

dalam kehidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli

yang sebenarnya.

Tidak memandang apakah suatu tugas harus

dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas atau sebagai

pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan

membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi

pembelajar mandiri yang efektif.

Page 295: Metode Pembelajaran

1. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang

Salah satu tantangan paling sukar yang

dihadapi guru pada saat mereka menggunakan

pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah

menjaga siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja

sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan

minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan,

khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.

Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan

kelas dan pekerjaan rumah mandiri yang dapat

mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan

yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat

apa yang mereka harus kerjakan, mengapa mereka

mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang

dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu.

Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama

pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah

apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut

secar bermakna.

Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru

jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan

Page 296: Metode Pembelajaran

kelas atau strategi-strategi belajar yang

telibat. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-

arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat

menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa

di mana menulis nama di kertas atau bagaimana

menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-

petunjuk tentang “apa yang dilakukan” adalah

penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang

“mengapa” sesuatu harus dikerjakan dan proses-

proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum

memberikan suatu tugas, guru hendaknya

mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama

dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk

menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.

2. Menganekaragamkan Tugas-tugas

Sama dengan kehidupan pada umumnya,

keanekaragaman menambah daya tarik tugas

pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa

kemungkinan besar ttap terlibata dan mengerjakan

pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih

bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton.

Page 297: Metode Pembelajaran

Guru yang efektif mengubah panjang dan cara tugas

yang diberikan di samping hakikat tugas beljar

dan strategi-strategi kognitif yang telibat.

Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek

khusus, dan bahan-bahan multimedia menawarkn

berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan

mandiri. Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan

tidak aka alasan bagi guru untuk membuat jenis

tugas yang sama dari hari ke hari.

3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan

Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas

tugas-tugas yang diberikan kepada siswa merupakan

suatu bahan baku penting untuk keterlibatan

berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian

tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan

untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut

sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang

menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak

akan tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan

guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas

seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang.

Page 298: Metode Pembelajaran

Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki

tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa

memandangnya sebagai sesuatu yang menantang,

namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan

menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas

tersebut atas jerih payah sendiri.

4. Memonitor Kemajuan Siswa

Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru

untuk memonitor tugas-tugas pekerjaan kelas dan

pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi

pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami

tugas mereka dan proses-proses kognitif yang

telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan

pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan

umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan

pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan

siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan

waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara

siswa yang bekerja untuk memastikan apakah mereka

memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-

siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-

Page 299: Metode Pembelajaran

kelompok, maka guru hendaknya berada dalam

kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan

berkeliling di antara siswa yang bekerja secara

mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan

waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang

dibuat siswa dan mengembalikan kepda mereka

dengan umpan balik.

117. Metode Ceramah 1. Pengertian

Metode ceramah terkadang disebut sebagai

metode kuliah, dapat juga disebut metode

deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah

dipergunakan sebagai metode mengajar.

Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono

(1981), metode ceramah adalah cara penyampain

bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.

Jadi metode ceramah adalah metode belajar

yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang

sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.

Penggunaan metode ceramah secara terus menerus

Page 300: Metode Pembelajaran

dalam proses belajar kurang tepat karena dapat

menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Gambaran pengajaran dengan pendekatan

ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi

kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus

diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan

dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah

guru diikuti dengan teliti oleh siswa.

2. Kebaikan Metode Ceramah

a. Dapat menamung kelas besar dan tidap siswa

mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang

diperluan lebih murah.

b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut,

ide atau konsep dapat direncanakan dengan baik.

c. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting,

sehingga waktu dan energi dapat digunakan

sehemat mungkin.

d. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal,

karena guru tidak harus menyesuaikan dengan

kecepatan belajar siswa.

Page 301: Metode Pembelajaran

e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan

alat Bantu pelajaran tidak menghambat jalanya

pelajaran.

3. Kelemahan Metode Ceramah

a. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena

mereka tidak diberi kesempatan untuk menemukan

sendiri konsep yang diajarkan.

b. Siswa menjadi pasih hanay aktif membuat catatan

saja.

c. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat

berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan

yang diajarkan.

d. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah

lebih cepat terlupakan.

e. Ceramah menyebabkan system belajar siswa

menjadi “belajar menghafal” dan tidak mengacu

pada timbulnya pengertian.

4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah

Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan

didominasi oleh guru, siswa juga berperan dalam

metode ceramah yaitu;

Page 302: Metode Pembelajaran

a. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan

guru.

b. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik

keterangan guru.

c. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada

interpertasi yang benar.

d. Mengadakan pencatatan yang diperlukan

5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah

Dalam metode ceramah, peran utama adalah

gru. Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan

komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi

seluruh kegiatan belajra mengajar. Berhasil

tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar

pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang

harus diperhatikan oleh guru.

a. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada

siswa.

b. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran

tersebut.

c. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru

tersebut.

Page 303: Metode Pembelajaran

6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan

Pengajaran Dengan Ceramah

Berceramah merupakan salah satu dari metode

pengajaran yang paling lama digunakan, namun

apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam

lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering

digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan

pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini

bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus

terlebih dahulu membangkitkan minat,

memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,

melibatkan siswa selama penceramahan, dan

menekankan kembali apa yang telah disajikan.

Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan

hal itu.

a. Membangkitkan Minat

- Paparkan kisah atau tayangan menarik:

Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi,

kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik

perhatian siswa terhadap apa yang akan anda

ajaran.

Page 304: Metode Pembelajaran

- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya

akan menjadikan sajian dalam ceramah

pengajaran.

- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada

siswa (sekalipun mereka baru sedikit

memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)

agau mereka termotivasi untuk mendengarkan

ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.

b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan

- Headline/kepala berita: Susunlah kembali

poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-

kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul

verbal atau bantuan mengingat.

- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata

tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika

memungkinkan, buatlah perbandingan antara

materi dengan pengetahuan dan pengalaman

yang siswa miliki.

- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat,

transparansi, buku pegangan dan peragan yang

Page 305: Metode Pembelajaran

memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa

yang guru katakan.

c. Melibatkan Siswa Perceramahan

- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah

secara berkala dan tantanglah siswa untuk

memberikan contoh tentang konsep-konsep yang

telah disajikan selama ini atau untuk

menjawab pertanyaan kuis ringan.

- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan

materi selingilah dengan kegiatan yang

memperjelas hal-hal yang disampaikan.

d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan

- Soal penerangan: Ajukan masalah atau

pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa

berdasarkan informasi yang disampaikan

selama pengajaran.

- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk

meninjau tes dari penyampaian pelajaran

kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes

penilaian diri.

Page 306: Metode Pembelajaran

118. Metode Pembelajaran Kooperatif

Model GI (Group Investigation)

Model ini merupakan suatu model yang sangat

terstruktur dengan enam tahapan pelaksanaan

khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam

setiap tahapan mulai dari pemilihan topik hingga

evaluasi belajar siswa.

Tahap 1. Indentifikasi topik dan mengorganisasikan

siswa ke dalam kelompok.

1. Para siswa memeriksa sumber belajar,

mengusulkan topik dan mengkategorikan saran-

saran.

2. Para siswa bergabung ke dalam kelompok

mempelajari topik pilihan mereka.

3. Komposisi membantu didasarkan kepada minat dan

heterogen.

4. Guru membantu dan mengumpulkan informasi dan

memudahkan organisasi.

Tahap 2. Merencanakan tugas belajar

Para siswa menyusun rencana bersama.

Page 307: Metode Pembelajaran

Tahap 3. Melakukan penyelidikan

1. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis

data dan mengambil kesimpulan.

2. Setiap anggota kelompok berkintribusi terhadap

upaya kelompok.

3. Para siswa saling bertukar gagasan, berdiskusi,

dan melakukan klarifikasi.

Tahap 4. Mempersiapkan laporan akhir

a. Setiap anggota menentukan pesan pokok dan

proyek mereka.

b. Setiap anggota kelompok merencanakan apa

yang akan mereka laporkan.

c. Perwakilan kelompok membentuk bagian

pengendali untuk mengkoordinasikan rencana

penyajian.

Tahap 5. Menyajikan laporan akhir

1. Presentasi dibuat dalam bentuk yang bervasiasi.

2. Pendengar menilai kejelasan penyajian

berdasarkan kriteria yang ditentukan sebelumnya

oleh keseluruhan anggota kelas.

Page 308: Metode Pembelajaran

Tahap 6. Evaluasi

1. Para siswa berbagi umpan balik tentang topik,

pekerjaan yang telah dilakukan, dan pengalaman

afektifnya.

2. Guru dan siswa bekerjasama menilai belajar

siswa.

3. Penilaian belajar hendaknya menilai kemampuan

berpikir tingkat tinggi.

119. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Siswa bekerja dalam kelomok empat atau lima

orang. Setiap angota tim membaca pasal yang

berlainan. Selanjutnya para siswa didalam kelompok

ahli tersebut kembali lagi ke timnya semula dan

bergantian mengerjakan apa yang sudah dipelajarinya

kepada anggota tim lain.

Akhirnya, para siswa mengikuti kuis yang

mencakup seluruh pasal, dan skor kuis menjadi skor

tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke timnya

didasarkan pada peningkatan individual, dan siswa-

Page 309: Metode Pembelajaran

siswa yang berada di tim dengan skor tertinggi

berhak mendapat sertifikat atau penghargaan lain.

Jadi para siswa dimotivasi untuk mempelajari bahan

sebaik mungkin dan bekerja keras di dalam kelompok

ahli sehingga dapat membantu anggota kelompok

lainnya.

120. Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together

Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan

empat sampai lima orang per tim dan heterogen

kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu

keompok untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok,

berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain dengan

jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain

sebelum bertanya kepada guru, dan si guru memberikan

penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja

kelompok.

121. Metode Pembelajaran Kooperatif

Page 310: Metode Pembelajaran

Model STAD (Student Teams Achievement

Division)

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif

mode STAD sebagai berikut:

1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok

terdiri dari tiga sampai dengan lima orang.

Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen

meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal

matematika, motivasi belajar, jenis kelamin,

atupun latar belakang etnis yang berbeda.

2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi

guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan

masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan

peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan

mendorong rasa ingin tahu siswa.

3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi

tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan

tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling

bergantian menanyakan kepada temannya yang lain

atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau

Page 311: Metode Pembelajaran

apa saja untuk menguasai materi pelajaran

tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk

mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk

mempelajari konsepnya. Anggota kelompok

diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai

mempelajari materi sampai semua anggota kelompok

memahami materi pelajaran tersebut.

4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman

sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama

lain. Tes individual ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat penguasaaan siswa terhadap

suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal

yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan

konsep yang dimiliki sebelumnya.

5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan

dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan

diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa

mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin

ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor

kelompok.

Page 312: Metode Pembelajaran

6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada

kelompok yang terbaik prestasinya atau yang telah

memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini

dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.

Gagasan utama dibalik model STAD adalah

untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan

membantu satu sama lain untuk menguasai

keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh

guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok

mereka memperoleh penghargaan, mereka harus

membantu teman sekelompoknya mempelajari materi

yang diberikan. Mereka harus mendorong teman

meraka untuk melakukan yang terbaik dan

menyatakan suatu norma bahwa belajar itu

merupakan suatu yang penting, berharga dan

menyenangkan.

122. Metode Pembelajaran Kooperatif

Model Team Assisted Individualization

Model ini dirancang untuk menggabungkan

Page 313: Metode Pembelajaran

insentif motivasional dari penghargaan kelompok

dengan program pembelajaran individual yang cocok

dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima

orang secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan

unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan

masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si

A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para

siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur,

mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan

lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai

keterampilan dan mengikuti tes.

Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling

bertukar lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan

temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau

melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota

tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya

telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab

individual dan penghargaan kelompok ada di dalam

metode pembelajaran ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit

Page 314: Metode Pembelajaran

yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan

memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya

kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah

final tes yang berhasil dilampaui.

123. Metode Pembelajaran Kooperatif

Model TAPPS (Thinking Aloud Pair Problem

Solving)

Sehubungan dengan model-model pembelajaran di

atas Felder (1994: 5) menambahkan suatu model

pembelajaran kooperatif yaitu TAPPS (Thinking Aloud Pair

Problem Solving). Dalam model ini siswa mengerjakan

permasalahan yang mereka jumpai secara berpasangan,

dengan satu anggota pasangan berfungsi sebagai

pemecah permasalahan dan yang lainnya sebagai

pendengar. Pemecah permasalahan mengucapkan semua

pemikiran dan mereka saat mereka mencari sebuah

solusi, pendengar mendorong rekan mereka untuk tetap

untuk berbicara dan menawarkan anggapan umum atau

Page 315: Metode Pembelajaran

petunjuk jika bagian pemecah masalah tertekan.

Berdasarkan model pembelajaran tersebut Felder

(1994: 6-8) memberikan saran dalam membentuk

kelompok pembelajaran kooperatif sebagai beikut:

1. Berikan tugas kelompok yang terdiri dari tiga

sampai empat siswa

Saat siswa bekerja terpisah, salah satu

diantarannya lebih mendominasi dan biasanya

bukanlah mekanisme yang baik untuk memecahkan

perdebatan, dan dalam tim yang berisi lima orang

atau lebih akan menjadi sulit untuk

mempertahankan keterlibatan setiap orang dalam

proses. Kumpulkan satu tugas per kelompok.

2. Usahakan membentuk kelompok yang kemampuannya

heterogen

Hambatan akan dijumpai jika satu kelompok memiliki

anggota yang semuannya lemah akan tampak nyata

tetapi dengan mengumpulkan satu kelompok yang

memiliki anggota dengan kemapuan kuat juga tidak

disarankan.

Page 316: Metode Pembelajaran

3. Hindari kelompok dimana siswa perempuan dan siswa

minoritas yang banyak jumlahnya.

Studi-studi telah memperlihatkan bahwa gagasan

siswa perempuan dan kontribusinya seringkali

dikurangi atau dipotong dalam tim yang memiliki

kelompok berjenis kelamin campuran, dan para

siswa perempuan akhirnya mengambil peran pasif

dalam interaksi kelompok.

4. Jika sangat memungkinkan, memilih kelompok

sendiri

Dalam membentuk kelompok, siswa menentuknan sendiri

anggota kelompoknya.

5. Memberikan tugas regu dengan masing-masing tugas

yang berputar.

Dalam kelompok menghendaki perputaran tugas. Tugas-

tugas dalam kelompok yaitu: (1) koordinator

(mengorganisir tugas ke dalam sub tugas,

mengalokasikan tanggungjawab, mempertahankan

kelompok tetap berorientasi pada tugas), (2)

pemeriksa (memonitor kedua solusi dan pemahaman

tiap-tiap anggota regu di antara mereka), (3)

Page 317: Metode Pembelajaran

perekam (melihat kemungkinan konsensus, menulis

solusi kelompok yang lahir), dan (4) skeptis

(menyarankan berbagai kemungkinan alternativ,

menghindari kelompok melompat pada kesimpulan

terlalu awal).

6. Mempertimbangkan hal positif yang saling

bergantung

Semua anggota regu perlu merasakan bahwa mereka

mempunyai peran unik untuk berperan serta di

salah kelompok dan tugas hanya dapat diselesaikan

dengan baik jika semua anggota melakukan tugas

mereka.

7. Mempertimbangkan tanggungjawab individu

Cara terbaik untuk mencapai tujuan adalah dengan

memberikan tes individu, selain itu dalam

peSeptemberlihan anggota regu perlu menjajikan

atau mejelaskan hasil regu itu.

8. Membuat kelompok secara teratur menilai prestasi

mereka

Pada awal tugas, siswa perlu mendiskusikan apa yang

sebaiknya dikerjakan, kesulitan apa yang muncul,

Page 318: Metode Pembelajaran

dan apa yang tiap-tiap angggota dapat lakukan

untuk membuat semua hal bekerja lebih baik.

9. Menawarkan gagasan agar kelompok berfungsi

efektif

Suatu pendekatan untuk menyiapkan siswa dengan

beberapa unsur-unsur arahan yang akan

menghasilkan suatu pernghargaan dari apa

sebenarnya kerja kelompok dan untuk membantu

pengembangan dari keterampilan hubungan antar

pribadi yang menopang di dalam pembentukan regu

dan prestasi.

10. Menyediakan bantuan regu yang meliki

kesukaran dalam bekerja sama.

Kelompok yang mempunyai permasalahan harus

dipertemukan dengan pengajar untuk mendiskusikan

kemungkinan pemecahan masalah.

11. Jangan membentuk kembali kelompok yang sudah

pernah terbentuk

Tujuan bekerjasama yang utama akan membantu para

siswa memperluas daftar literatur pendekatan

pemecahan masalah mereka, dan tujuan kedua akan

Page 319: Metode Pembelajaran

membantu mereka mengembangkan keterampilan

kepemimpinan kolaboratif, pengambilan keputusan

dan tujuan lainnya. Ini hanya dapat dicapai jika

para siswa mempunyai cukup waktu untuk

mengembangkan suatu dinamika kelompok, persaingan

dan menanggulangi berbagai kesulitan dalam

bekerja bersama-sama.

124. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan

kawan-kawannya dari Universitas Maryland dan mampu

mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi

perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas

secara keseluruhan. Metode Think-Pair-Share memberikan

kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta

saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang

guru baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek

atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas.

Selanjutnya, guru meminta kepada para siswa untuk

menyadari secara lebih serius mengenai apa yang

Page 320: Metode Pembelajaran

telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah

dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share

daripada metode Tanya jawab untuk kelompok secara

keseluruhan (whole-group question and answer). Lyman dan

kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan

pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran

dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir

sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.

2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya

guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan.

Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan

jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah

diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu

soal khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru

mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan.

3. Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini

guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk

Page 321: Metode Pembelajaran

berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara

keseluruhan mengenai apa yang telah mereka

bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif

jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang

satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat

atau separo dari pasangan-pasangan tersebut

memperoleh kesempatan untuk melapor.

Model ini dirancang untuk menggabungkan

insentif motivasional dari penghargaan kelompok

dengan program pembelajaran individual yang cocok

dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima

orang secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan

unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan

masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si

A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para

siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur,

mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan

lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai

keterampilan dan mengikuti tes.

Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling

Page 322: Metode Pembelajaran

bertukar lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan

temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau

melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota

tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya

telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab

individual dan penghargaan kelompok ada di dalam

Think Pair Share ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit

yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan

memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya

kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah

final tes yang berhasil dilampau

125. Metode Belajar Aktif Model

Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan

Jawaban

1. Uraian Singkat

Ini merupakan strategi pembentukan tim untuk

melibatkan siswa dalam peninjauan kembali materi

Page 323: Metode Pembelajaran

pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir

pelajaran.

2. Prosedur

a. Berikan dua kartu indeks kepada masing-masing

siswa.

b. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapi kalimat

berikut ini.

- Kartu 1 : Saya measih memiliki pertanyaan

tentang __________.

- Kartu 2 : Saya bisa menjawab pertanyaan

tentang __________.

1. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkan tiap

kelompok untuk memilih “pertanyaan paling relevan

untuk diajukan” dan pertanyaan paling menarik

untuk dijawab” dari kartu anggota kelompok

mereka.

2. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan

“pertanyaan untuk diajukan” yang ia pilih.

Pastikan apakah ada siswa yang dapat menjawab

pertanyaan itu. Jika tidak, guru harus

menjawabnya.

Page 324: Metode Pembelajaran

5. Pentahkan tiap kelompok untuk melaporkan

“pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.

Perintahkan anggota sub-sub kelompok ntuk

berbagai jawaban dengan siswa yang lain.

7. Variasi

a. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu

pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub

kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk

memilih satu atau beberapa pertanyaan yang

dapat mereka jawab.

c. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban

dan bagikan kepadasub-sub kelompok untuk

memilih satu ata beberapa jawaban yang menurut

mereka membantu dalam meninjau kembali apa yang

telah mereka pelajari.

126. Metode Belajar Aktif Model

Meninjau Kesulitan pada Materi

Pelajaran

1. Uraian Singkat

Page 325: Metode Pembelajaran

Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan

TV – jawaban diberikan terlebih dahulu, dan

tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang

cocok atau benar. Format ini bisa dengan mudah

digunakan sebagai tinjauan tentang materi

pelajaran.

2. Prosedur

d. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan

tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa

kategori umum ini:

- Konsep atau gagasan

- Fakta

- Keterampilan

- Nama

b. Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya.

Sebagai contoh, anggur berwarna ini biasanya

dihidangkan dalai temperature ruangan” bias

dicocokan dengan pertanyaan “Minuman rouge itu

apa sih? Kita tidak perlu memiliki jumlah

pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap

kategori,namun kita harus menyusun petanyaan

Page 326: Metode Pembelajaran

dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus

meningkat.

3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali

pada selembar kertas besar dan tebal. Umumkan

kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap

kategori. Berikut adalah apana permaina sampel.

Bulan Warna

Angka

10 poin 10 poin 10 poin

20 poin 20 poin 20 poin

30 poin 30 poin 30 poin

4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam

orang siswa dan sediakan kartu penjawab untuk

tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok

dengan beragam tingkat keterampilan atau

pengetahuan.

5. Pentahkan im untuk memilih kapten dan

pencatat nilai tim.

- Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah

satunya yang bisa mengacungkan kartu penjawab

dan memberikan jawabanya. Kapten tim harus

Page 327: Metode Pembelajaran

merundingan dengan tim sebelum memberikan

jawaban.

- Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan

dan mengurangi nilai untuk tim mereka.

Catatan: Sebagai moderator permainan, anda

bertanggung jawab mencermati pertanyaan mana saja

yang telah diajukan. Ketia tiap pertanyaan

diajukan, beri tanda silang pada papan permainan.

Berikan tanda centang pada pertanyaan yangsulit

dijawab oleh siswa. Anda bisa kembli kepada

pertanyaan ini bila permainan selesai.

Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.

- Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama

mendapatan kesempatan untuk menjawab.

- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk

pertanyaan.

- Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka

untuk kategorinya akan diberikan. Jika

jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor

tim dikurangi, dan tim lain berkesemapatan

untuk menjawab.

Page 328: Metode Pembelajaran

- Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar

akan menguasai papan permainan.

6. Variasi

a. Sebagai alternative dari penggunaan kapten

tim, perintahkan tiap anggota tim untuk

mengambil giliran memainkan permainan tinjauan

ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi dengan

anggota tim sebelum menjawab.

b. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan

permainan.

127. Metode Belajar Aktif Model

Tinjauan Ala Permainan Bingo

1. Uraian Singkat

Strategi ini membantu mengingatkan kembali

akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari

selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini

menggunakan format permainan Bingo.

2. Prosedur

Page 329: Metode Pembelajaran

e. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang

materi pelajaran anda yang bisa dijawab dengan

istilah baku yang digunakan dalam mata

pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh

istilahnya.

- Angka penyebut yang paling sedikit

- Hieroglifik

- Inflasi

- Otokrasi

- Database

- Hokum humurabi

- Byte

- Garis lintang

- Impresionisme

- Alegori

- Fotosintesa

- Bilangan urutan

- Skozofrenia

- Klausa pengadaian

Anda juga dapat menggunakannama, sebagai

alternative dari istilah. Berikut adalah

Page 330: Metode Pembelajaran

beberapa contohnya:

- Freud

- Caesar

- Blake

- Roosevelt

- Marco Polo

- Joan of Arc

- Dewey

- Pasteur

- Van Gogh

- Curie

- Chaucer

- Rusself

- Alley

f. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan.

Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-N-G-O……

kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti

mirip betul dengan kartu Bingo biasa, dengan

nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x

5 (celah tengah “Kosong.”)

Page 331: Metode Pembelajaran

g. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang

terkait. Jika seorang siswa memiliki angkanya dan

dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,

maka dia dapat mengisi celah tersebut.

h. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar

dalam sebuah deretan (baik vertical, horizontal

maupun diagonal), siswa tersebut boleh

meneriakkan “Bingo”. Permainan dapat diteruskan

hingga ke 25 celah tersebut terisi.

3. Variasi

c. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal

sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan Bingo.

d. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang

sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama (plus

sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah

pertanyaan dibacakan, jika siswa yakinbahwa salah

satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan

pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor

pertanyaanya di sampingnya.

128. Pengajaran Terarah

Page 332: Metode Pembelajaran

1. Uraian Singkat

Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau

beberapa pertanyaan untuk melacak pengetahuan

siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan

mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi

sejumlah kategori.metode pengajaran terarah

merupakan selingan yang mengasyikan di sela-sela

cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan guru

untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan

dipahami oleh siswa sebelu memaparkan apa yang

guru ajarkan. Metode ini sangat berguna dalam

mengajarkan konsep-konsep abstrak.

2. Prosedur

a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian

pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa dan

pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan

pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan

jawaban, semisal “Bagaimana kamu menjelaskan

seberapa cerdanya seseorang?”

b. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa

dalam pasangan atau kelompok untuk membahas

Page 333: Metode Pembelajaran

jawaban mereka.

c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat

masing-masing dan catatlah pendapat mereka.

Jika memungkinkan, seleksi jawaban mereka

menjadi beberapa kategori terpisah yang terkait

dengan kategori atau konsep yang berbeda

semisal “kemampuan membuat mesin” pada kategori

kecerdasan kinestetika-tubuh.

d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin

anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk

menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan

poin-poin ini. Catatlah gagasan yang memberi

informasi tambahan bagi poin pembelajaran.

3. Variasi

a. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi

daftar yang terpisah. Sebagai gantinya, buatlah

satu daftar panjang dan perintahkan mereka

untuk mengkategorikan gagasan mereka terlebih

dahulu sebelum guru membandingkannya dengan

konsep yang ada di pikiran anda.

Page 334: Metode Pembelajaran

c. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori

yang sudah ada di benak guru. Cermati

bagaimana siswa dan guru secara bersama-

sama bisa memilah-milah gagasan mereka

menjadi kategori yang berguna.

129. Metode Ceramah 1. Pengertian

Metode ceramah terkadang disebut sebagai

metode kuliah, dapat juga disebut metode

deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah

dipergunakan sebagai metode mengajar.

Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono

(1981), metode ceramah adalah cara penyampaian

bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.

Jadi metode ceramah adalah metode belajar

yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang

sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.

Penggunaan metode ceramah secara terus menerus

dalam proses belajar kurang tepat karena dapat

menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Page 335: Metode Pembelajaran

Gambaran pengajaran dengan pendekatan

ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi

kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus

diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan

dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah

guru diikuti dengan teliti oleh siswa.

2. Kebaikan Metode Ceramah

f. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa

mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang

diperlukan lebih murah.

g. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut,

ide atau konsep dapat direncanakan dengan baik.

h. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting,

sehingga waktu dan energi dapat digunakan

sehemat mungkin.

i. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal,

karena guru tidak harus menyesuaikan dengan

kecepatan belajar siswa.

Page 336: Metode Pembelajaran

j. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan

alat bantu pelajaran tidak menghambat jalanya

pelajaran.

3. Kelemahan Metode Ceramah

f. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena

mereka tidak diberi kesempatan untuk menemukan

sendiri konsep yang diajarkan.

g. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan

saja.

h. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat

berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan

yang diajarkan.

i. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah

lebih cepat terlupakan.

j. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa

menjadi “belajar menghafal” dan tidak mengacu

pada timbulnya pengertian.

4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah

Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan

didominasi oleh guru, siswa juga berperan dalam

metode ceramah yaitu;

Page 337: Metode Pembelajaran

e. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan

guru.

f. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik

keterangan guru.

g. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada

interpertasi yang benar.

h. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.

5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah

Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah

garu. Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan

komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi

seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil

tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar

pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang

harus diperhatikan oleh guru.

d. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada

siswa.

e. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran

tersebut.

f. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru

tersebut.

Page 338: Metode Pembelajaran

6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan

Pengajaran Dengan Ceramah

Berceramah merupakan salah satu dari metode

pengajaran yang paling lama digunakan, namun

apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam

lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering

digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan

pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini

bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus

terlebih dahulu membangkitkan minat,

memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,

melibatkan siswa selama penceramahan, dan

menekankan kembali apa yang telah disajikan.

Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan

hal itu.

a. Membangkitkan Minat

- Paparkan kisah atau tayangan menarik:

Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi,

kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik

perhatian siswa terhadap apa yang akan anda

ajaran.

Page 339: Metode Pembelajaran

- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya

akan menjadikan sajian dalam ceramah

pengajaran.

- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada

siswa (sekalipun mereka baru sedikit

memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)

atau mereka termotivasi untuk mendengarkan

ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.

b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan

- Headline/kepala berita: Susunlah kembali

poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-

kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul

verbal atau bantuan mengingat.

- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata

tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika

memungkinkan, buatlah perbandingan antara

materi dengan pengetahuan dan pengalaman

yang siswa miliki.

- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat,

transparansi, buku pegangan dan peragan yang

Page 340: Metode Pembelajaran

memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa

yang guru katakan.

c. Melibatkan Siswa Perceramahan

- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah

secara berkala dan tantanglah siswa untuk

memberikan contoh tentang konsep-konsep yang

telah disajikan selama ini atau untuk

menjawab pertanyaan kuis ringan.

- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan

materi selingilah dengan kegiatan yang

memperjelas hal-hal yang disampaikan.

d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan

- Soal penerangan: Ajukan masalah atau

pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa

berdasarkan informasi yang disampaikan

selama pengajaran.

- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk

meninjau tes dari penyampaian pelajaran

kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes

penilaian diri.

Page 341: Metode Pembelajaran

130. Pengajaran Autentik

Pengajran autentik yaitu pendekatan pengajaran

yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks

bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir

dan pemecahan masalah yang penting dalam konteks

kehidupan nyata. Siswa sering kali mengalami

kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang telah

mereka dapatkan di sekolah ke dalam kehidupan nyata

sehari-hari karena keterampilan-keterampilan itu

lebih diajarkan dalam konteks (situasi yang ada

hubungannya dengan) sekolah ketimbang konteks

kehidupan nyata.

Tugas-tugas sekolah sering lemah dalam konteks

(tidak autentik), sehingga tidak bermakna bagi

kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat

menghubungkan tugas-tugas ini denga apa yang telah

mereka ketahui. Guru dapat membantu siswa untuk

belajar memecahkan masalah dengan memberi tugas-

tugas yang memiliki konteks kehidupan nyata dan kaya

dengan kandungan akademik serta keterampilan yang

Page 342: Metode Pembelajaran

terdapat dalam konteks kehidupan nyata. Untuk

memecahkan masalah-masalah tersebut, siswa harus

mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi

kemungkinan pemecahannya, memilih suatu pemecahan,

melaksanakan pemecahana atas masalah mereka. Dengan

begitu, siswa akan belajar menerapkan keterampilan

akademik seperti pengumpulan informasi, menghitung,

menulis dan berbicara di dalam konteks kehidupan

nyata.

131. Kerja KelompokTeknik ini sebagai salah satu strategi belajar

mengajar. Ialah suatu cara mengajar, dimana siswa di

dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa,

mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah,

atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha

mencapai tujuan pengajaran yang ditentukan pula oleh

guru.

Robert L. Cilstrap dan William R Marti,

memberikan pengertian kerja kelompok sebagai

Page 343: Metode Pembelajaran

kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah

kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar.

Keberhasilan kerja kelompok untuk mengajar mempunyai

tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman

yang lain dalam mencapai tujuan bersama.

Adapun pengelompokkan itu biasanya didasarkan pada:

1. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi

jumlahnya.

Agar penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif,

maka siswa perlu dijadikan kelomok-kelompok

kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus

menggunakan alat-alat itu tidak mungkin. Dengan

pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan

alat-alat yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa

saling menunggu gilirannya.

2. Kemampuan belajar siswa

Di dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak

sama. Siswa yang pandai di dalam bahasa Inggris,

belum tentu sama pandainya dalam pelajaran

sejarah. Dengan adanya perbedaan kemampuan

belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut

Page 344: Metode Pembelajaran

kemampuan belajar masing-masing, agar setiap

siswa dapat belajar sesuai kemampunnya.

3. Minat Khusus

Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu

dikembangkan: hal mana yang satu pasti bereda

dengan yang lain. Tetapi tidak menutup

kemungkinan ada anak yang minat khususnya sama,

sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar

mereka dapat dibina dan mengembangkan bersama

minat khusus tersebut.

4. Memperbesar partisipasi siswa.

Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa

terlalu besar, dan kita tahu bahwa jumlah jam

pelajaran adalah sangat terbatas, sehingga dalam

jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar

sekali untuk guru akan mengikutsertakan setiap

murid dalam kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa

yang ditunjuk guru akan aktif, yang tidak disuruh

akan tetap pasif saja. Karena itulah bila

berkelompok, dan diberikan tugas yang sama pada

masing-masing kelompok, maka banyak kemungkinan

Page 345: Metode Pembelajaran

setiap siswa ikut serta melaksanakan dan

memecahkannya.

5. Pembagian tugas atau pekerjaan.

Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah

yang meliputi berbagai persoalan, maka perlu

tugas membahas masing-masing persoalan pada

kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang

akan dibahas. Dengan demikian masing-masing

kelompok harus membahas tugas yang diberikan.

Itu.

6. Kerja sama yang efektif.

Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu

menyesuaikan diri, menyeimbangkan

pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan

bersama, sehingga mencapai suatu tujuan bersama

pula.

Apakah keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok

itu? Keuntungannya ialah:

i. Dapat memberikan kesempatan pada para

siswa untuk lebih intensif mengadakan

Page 346: Metode Pembelajaran

penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau

masalah.

ii. Dapat memberikan kesempatan pada para

siswa untuk lebih intensif mengadakan

penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau

masalah.

iii. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan

dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.

iv. Dapat memungkinkan guru untuk lebih

memperhatikan siswa sebagai individu serta

kebutuhannya belajar.

v. Para siswa lebih aktif tergabung dalam

pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif

berpartisipasi dalam diskusi.

vi. Dapat memberi kesempatan kepada para

siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan

menghormati pribadi temannya, menghargai

pendapat orang lain, hal mana mereka telah

saling membantu kelompok dalam usahanya

mencapai tujuan bersama.

Tetapi ini tidak ditunjang oleh penelitian yang

Page 347: Metode Pembelajaran

khusus.

vii. Kerja kelompok sering-sering hanya

melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka

cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang

kurang.

viii. Strategi ini kadang-kadang menuntut

pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan

gaya mengajar yang berbeda pula.

ix. Keberhasilan strategi kelompok ini

tergantung kepada kemampuan siswa memimpin

kekompok atau untuk bekerja sendiri.

Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan

ialah:

a. Keja kelompok berjangka pendek.

Bentuk ini dapat disebutu pula “rapat kilat”

karena hanya mengambil waktu ± 15 menit, yang

mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan

khusus yang terdapat pada sesuatu masalah.

Umpamanya: Ketika instruktur menjelaskan

sesuatu pelajaran terdapat suatu masalah yang

perlu didiskusikan. Guru dapat menunjuk

Page 348: Metode Pembelajaran

beberapa siswa, atau membagi kelas menjadi

beberapa kelompok untuk membahas masalah itu

dalam waktu yang singkat.

b. Kerja Kelompok berjangka panjang.

Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang,

misalnya memakan waktu 2 hari, satu minggu atau

mungkin tiga bulan, tergantung pada luas dan

banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa.

Apabila siswa telah menyelesaikan tugasnya di

dalam suatu kelompok, ia boleh memilih membantu

kelompok lain sesuai dengan minat mereka.

Kerja kelompok berjangka panjang dapat

dilaksanakan dengan tujuan:

b.1. Membahas masalah yang benar-benar ada

di dalam masyarakat, umpamanya: masalah

koperasi, lingkungan sehat, pembuangan

sampah dan lain sebagainya. Masalah itu

dibahas agar siswa mengetahui, memahami dan

dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk

Page 349: Metode Pembelajaran

memecahkan masalah-masalah yang ada di

dalam masyarakat tersebut.

b.2. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan

masyarakat. Misalnya: penerangan tentang

makanan sehat, penggunaan metode mengajar

yang lebih efisien, menggalakkan KB dan

sebagainya. Jadi dengan kerja kelompok di

sini siswa dapat menerapkan teori yang

dipelajari di sekolah ke dalam praktek

hidup sehari-hari, di samping dapat

menyumbangkan pemikirannya/ide-ide serta

tenagannya bagi masyarakat sekitarnya.

b.3. Dengan melaksanakan kerja kelompok

kerja kelompok memberi pengalaman kepada

siswa untuk mengenal kepemimpinan/leadership,

seperti membuat rencana sebelum melakukan

sesuatu pekerjaan, membagi pekerjaan,

memecahkan masalah/menyelesaikan tugas

dengan bekerja bersama.

b.4. Dengan bekerja sama itu siswa dapat

Page 350: Metode Pembelajaran

mengumpulkan bahan-bahan informasi atau

data lebih banyak tentang berbagai jenis

aspek suatu masalah di dalam waktu relatif

singkat.

c. Kerja Kelompok Campuran

Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok

yang disesuaikan dengan kemampuan belajar

siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi

kesempatan untuk bekerja sessuai dengan

kemampuan masing-masing sehingga kelompok yang

pintar dapat selesai terlebih dahulu tidak usah

menunggu kelompok yang lain. Kelompok siswa

yang agak lamban, diizinkan menyelesaikan

tugasnya dalam waktu yang sesuai dengan

kemampuannya.agar kerja kelompok campuran itu

mencapai sasaran, guru perlu memperhatikan hal-

hal ialah harus menyediakan tugas atau kegiatan

belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar

setiap kelompok, kemudian setiap tugas harus

disusun sedemikian rupa sehingga setiap

kelompok dapat mengerjakan sendiri tanpa

Page 351: Metode Pembelajaran

bantuan orang lain atau guru. Akhirnya guru

harus memberi petunjuk yang jelas, sehingga

siswa tahu apa yang harus dilakukan, dan apa

yang diharapkan dari mereka masing-masing.

Supaya kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka

harus melalui langkah-langkah sebagai berikut:

x. Menjelaskan tugas kepada siswa.

xi. Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok

itu.

xii. Membagi kelas menjadi beberapa

kelompok.

xiii. Setiap kelompok menunjuk seorang

pencatat yang akan membuat laporan tentang

kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut.

xiv. Guru berkeliling selama kerja kelompok

itu berlangsung, bila perlu memberi

saran/pertanyaan.

xv. Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan

menerima hasil kerja kelompok.

Page 352: Metode Pembelajaran

132. Metode Ceramah 1. Pengertian

Metode ceramah terkadang disebut sebagai

metode kuliah, dapat juga disebut metode

deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah

dipergunakan sebagai metode mengajar.

Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono

(1981), metode ceramah adalah cara penyampaian

bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.

Jadi metode ceramah adalah metode belajar

yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang

sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.

Penggunaan metode ceramah secara terus menerus

dalam proses belajar kurang tepat karena dapat

menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Gambaran pengajaran dengan pendekatan

ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi

kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus

diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan

dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah

guru diikuti dengan teliti oleh siswa.

Page 353: Metode Pembelajaran

2. Kebaikan Metode Ceramah

k. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa

mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang

diperlukan lebih murah.

l. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut,

ide atau konsep dapat direncanakan dengan baik.

m. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting,

sehingga waktu dan energi dapat digunakan

sehemat mungkin.

n. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal,

karena guru tidak harus menyesuaikan dengan

kecepatan belajar siswa.

o. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan

alat bantu pelajaran tidak menghambat jalanya

pelajaran.

3. Kelemahan Metode Ceramah

k. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena

mereka tidak diberi kesempatan untuk menemukan

sendiri konsep yang diajarkan.

Page 354: Metode Pembelajaran

l. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan

saja.

m. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat

berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan

yang diajarkan.

n. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah

lebih cepat terlupakan.

o. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa

menjadi “belajar menghafal” dan tidak mengacu

pada timbulnya pengertian.

4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah

Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan

didominasi oleh guru, siswa juga berperan dalam

metode ceramah yaitu;

i. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan

guru.

j. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik

keterangan guru.

k. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada

interpertasi yang benar.

l. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.

Page 355: Metode Pembelajaran

5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah

Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah

garu. Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan

komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi

seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil

tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar

pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang

harus diperhatikan oleh guru.

g. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada

siswa.

h. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran

tersebut.

i. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru

tersebut.

6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan

Pengajaran Dengan Ceramah

Berceramah merupakan salah satu dari metode

pengajaran yang paling lama digunakan, namun

apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam

lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering

digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan

Page 356: Metode Pembelajaran

pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini

bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus

terlebih dahulu membangkitkan minat,

memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,

melibatkan siswa selama penceramahan, dan

menekankan kembali apa yang telah disajikan.

Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan

hal itu.

a. Membangkitkan Minat

- Paparkan kisah atau tayangan menarik:

Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi,

kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik

perhatian siswa terhadap apa yang akan anda

ajaran.

- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya

akan menjadikan sajian dalam ceramah

pengajaran.

- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada

siswa (sekalipun mereka baru sedikit

memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)

Page 357: Metode Pembelajaran

atau mereka termotivasi untuk mendengarkan

ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.

b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan

- Headline/kepala berita: Susunlah kembali

poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-

kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul

verbal atau bantuan mengingat.

- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata

tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika

memungkinkan, buatlah perbandingan antara

materi dengan pengetahuan dan pengalaman

yang siswa miliki.

- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat,

transparansi, buku pegangan dan peragan yang

memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa

yang guru katakan.

c. Melibatkan Siswa Perceramahan

- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah

secara berkala dan tantanglah siswa untuk

memberikan contoh tentang konsep-konsep yang

Page 358: Metode Pembelajaran

telah disajikan selama ini atau untuk

menjawab pertanyaan kuis ringan.

- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan

materi selingilah dengan kegiatan yang

memperjelas hal-hal yang disampaikan.

d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan

- Soal penerangan: Ajukan masalah atau

pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa

berdasarkan informasi yang disampaikan

selama pengajaran.

- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk

meninjau tes dari penyampaian pelajaran

kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes

penilaian diri.

133. Sumbang Saran (Brain-Storming)

Brain Storming adalah suatu teknik atau cara

mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.

Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh

guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan

Page 359: Metode Pembelajaran

pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah

tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat

diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak

ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat

singkat.

Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk

menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam

menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas

tersebut.

Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah

memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran

siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak

boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu

benar/salah, juga tidak perlu komentar atau

evaluasi.

Murid bertugas menanggapi masalah dengan

mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau

mengemukakan masalah batu, mereka belajar dan

melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan

kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu

dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut

Page 360: Metode Pembelajaran

berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan

pendapatnya.

Teknik brain storming digunakan karena memiliki

banyak keunggulan sepeti:

1. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan

pendapat.

2. Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang

berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh

guru.

3. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima

pelajaran.

4. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari

temannya yang pandai atau dari guru.

5. Terjadi persaingan yang sehat.

6. Anak merasa bebas dan gembira.

7. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Dan yang perlu diatasi ialah:

1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa

untuk berpikir dengan baik.

2. Anak yang kurang selalu ketinggalan.

Page 361: Metode Pembelajaran

3. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh

anak yang pandai saja.

4. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah

merumuskan kesimpulan.

5. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu

betul/salah.

6. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

134. Model JigsawMetode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan

kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian

diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui

metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang

anggotanya terdiri dari atau enam siswa dengan

karakteristik yang heterogen. Bahan akademik

disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap

siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu

bagian dari bahan akademik tersebut. Pada anggota

dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung

jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang

sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu

Page 362: Metode Pembelajaran

mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa

semacam itu desebut “kelompok pakar” (expert group).

Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam

kelompok pakar kembali ke kelompoknya semula (home

teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi

yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah

diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”,

para siswa dievaluasi secara individual mengenai

bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw

versi Slavin. Individu atau tim yang memperoleh skor

tinggi diberi penghargaan oleh guru.

135. Model Learning Together

Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan

empat sampai lima orang per tim dan heterogen

kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu

keompok untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok,

berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain dengan

jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain

sebelum bertanya kepada guru, dan si guru memberikan

Page 363: Metode Pembelajaran

penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja

kelompok.

136. Model Numbered Head Together

Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (1993)

dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi

pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan

langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan

struktur 4 langkah sebagai berikut:

1. Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para

siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang

beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka

nomor sehingga tiap siswa daslam tim tersebut

memiliki nomor yang berbeda.

2. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru

mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa.

Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat

spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh

Page 364: Metode Pembelajaran

pertanyaan yang bersifat spesifik adalah “Di mana

letak kerajaan Tarumanegara?”, sedangkan contoh

pertanyaan yang bersifat umum adalah “Mengapa

Diponegoro memberontak kepada pemerintah

Belanda?”.

3. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa

berpikir bersama untuk menggambarkan dan

meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban

tersebut.

4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut

satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok

dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

137. Pemberian Balikan

Dengan mengutip beberapa pandangan,

Panjaitan (1993: 23) mengemukakan tentang

pengertian pemberian balikan sebagai berikut:

a. Pemberian balikan adalah pemberian informasi

kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam

Page 365: Metode Pembelajaran

mengerjakan tes atau latihan (‘Cardelle dan

Corno, 1985: 162-173).

b. Pemberian balikan adalah pemberian informasi

kepada peserta didik sampai sejauh mana ia

telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan (Dawdan Gage, 1967: 181-188).

c. Pemberian balikan adalah pemberian informasi

kepada siswa seberapa jauh ia talah memahami

isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan

yang diberikan guru kepadanya (Kulik dan Kulik,

1988: 79-97).

d. Pemberian balikan adalah suatu komunikasi

antara guru dan siswa dalam hal memudahkan

siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses

pembelajaran (Measn, dkk, 1978: 373-387).

e. Pemberian balikan adalah pemberian informasi

kepada siswa tentang pemahamannya dalam

mengerjakan tes atau latihan setelah

menyelesaikan suatu topik atau satu sub pokok

bahasan yang diberikan guru setelah selang

Page 366: Metode Pembelajaran

waktu tertentu (Rochim dan Thomson, 1985: 368-

372).

f. Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk

memudahkan siswa belajar, yaitu memberi

informsi kepada siswa tentang hasil kerjanya

dalam mengerjakan tes atau latihan (Anderson

dan Faust, 1973: 271-295).

g. Pemberian balikan adalah merupakan interaksi

antara guru dan siswa yang digunakan sebagai

korekasi terhadap jawaban siswa dalam

mengerjakan tes atau latihan agar siswa tahu

apakah jawabannya dalam mengerjakan tes atau

latihan menjawab soal-soal itu benar atau salah

(Hill, 1980).

h. Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan

pemberian balikan siswa akan mengetahui

kesalahan/kekurangan dan penilain serta

komentar yang diberikan oleh guru tentang

tampilannya dalam mengerjakan tes atau latihan

dengan maksud agar memudahkan siswa dalam

memperbaikinya.

Page 367: Metode Pembelajaran

i. Pemberian balikan adalah informasi yang

diberikan kepada siswa setalah ia memberikan

respon atas tes atau latihan yang diberikan

guru setelah melakukan proses pembelajaran

sesuai denga program yang dirancang oleh guru

(Skodmore, dkk. 1979: 89).

Berdasarkan makna pengertian pemberian

balikan dalam pembelajaran, secara teoritis

seperti yang telah diuraikan di atas dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Pemberian balikan adalah informsi atau

pemberitahuan guru kepada siswa baik secara lisan

atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban

siswa dari hasil dalam mengerjakan tes atau

latihan setelah selesai mengikuti program

pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dengan

tujuan agar siswa terangsang atau termotivasi

untuk berusaha merespon mencari pembetulan.

2. Langkah Pemberian Balikan

Menurut Panjaitan (1993: 24) ada dua cara

pemberian balikan, sebagia berikut:

Page 368: Metode Pembelajaran

a. Pemberian Balikan Secara Simbol

Pemberian balikan secara simbol adalah

pemberian informasi guru kepada siswa secara

tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban

hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes atau

latihan, dengan memberikan tanda benar (B) pada

jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah

(S) pada jawaban yang salah tanpa memberikan

keterangan apapun.

Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah

pekerjaan siswa benar atau salah.

b. Pemberian Balikan Secara Ekspositorik

Pemberian balikan secara ekspositorik,

adalah pemberian informasi guru kepada siswa

secara tertulis yang dituangkan pada lembar

jawaban hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes

atau latihan, yaitu dengan memberikan tanda

benar (B) pada jawaban yang benar, dan

memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang

salah dan sekaligus memberi penjelasan

singkat/terperinci atas kesalahannya dan

Page 369: Metode Pembelajaran

petunjuk perbaikan serta buku sumber acuannya

agar siswa dapat memperbaiki kekurangannya dan

kesalahannya yang telah diperbuatnya.

Catatan yang diberikan oleh guru (pada

umumnya untuk jawaban yang salah) dapat

diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang

dapat membantu siswa memperbaiki pekerjaannya

yang salah.

Pembelajaran dengan cara memberikan

balikan baik secara simbol maupun secara

ekspositorik dari guru kepada siswa agar

memudahkan siswa untuk memperbaiki kesalahan

yang telah diperbuatnya dan diprediksi dapat

berpengaruh positif terhadap peningkatan

perolehan hasil belajar.

3. Kebijaksanaan Pemberian Balikan

Pemberian balikan dalam bentuk informasi

atau pemberitahuan dari guru kepada siswa tentang

kekurangan-kekurangannya atau tentang kesalahan-

kesalahannya terhadap hasil kerjanya dalam

menjawab tes atau latihan setelah selesai

Page 370: Metode Pembelajaran

mengikuti eksperimen dalam pembelajaran, yang

pengaruhnya dapat menimbulkan reaksi minimal tiga

kemungkinan pada diri siswa.

Kemungkinan yang timbul dalam pemberian

balikan dapat menjadikan siswa apatis, patah

semangat, atau patah hati, dan menjadi pendorong

semangat belajar. Hal demikian tergantung

kebijaksaan atau kepandaian akal budi sang guru

dalam memberikan balikan. Cara pemberi balikan

dapat bersifat positif dan dapat negative.

(Jarolimek dan Foster, 1978; Panjaitan, 1993:

27).

Pemberian balikan yang bersifat positif

dikandung maksud informasi atau pemberitahuan

terhadap kesalahan-kesalahan atau kekurangan-

kekurangan yang diperbuat oleh siswa, baik yang

lisan maupun yang tertulis pada lembar jawaban

siswa hsil pengerjaan tes atau latihan seharusnya

balikan yang bersifat membangun, harus merupakan

balikan yang bersifat konstruktif yaitu informasi

atau pemberitahuan yang disampaikan guru kepada

Page 371: Metode Pembelajaran

siswa harus mampu memberikan dorongan atau

motivasi berhasil yang dapat membangkitkan

semangat dan kerja keras dalam diri siswa untuk

lebih giat berusaha belajar memperbaiki

kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-

kesalahannya yang telah diperbuatnya. Karenanya

informasi atau pemberitahuan itu harus

dilaksanakan dengan seksama, bersifat pujian,

jelas, cermat, dan spesifik, mudah dipahami

siswa, sehingga siswa tergerak jiwanya untuk

berusaha memperbaikinya. Adapun sebaliknya

pemberian balikan yang bersifat negative adalah

balikan yang bersifat destruktif atau balikan

yang bersifat merusak yaitu informasi atau

pemberitahuan guru kepada siswa terhadap

kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya yang

disampaikan dengan nada kecaman, cemoohan,

penghinaan, lebih-lebih diikuti dengan rasa

emosional guru dengan marah-marah. Tindakan yang

demikian dapat menimbulkan:

Page 372: Metode Pembelajaran

- Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa

bodoh terhadap pelajaran yang diberikan oleh

guru.

- Rasa patah hati, patah semangat pada diri

siswa, sehingga siwa menjadi tidak mau belajar

lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan

oleh guru. Guru yang bijaksana adalah guru yang

selalu menggunakan akal budinya untuk

memberikan balikan yang bersifat konstruktif,

dan selalu menghindari pemberian balikan yang

bersifat destruktif atau balikan yang bersifat

merusak terhadap hasil pekerjaan siswa dalam

mengerjakan tes atau latihan. Pemberian balikan

harus mampu mendorong siswa untuk lebih

bersemangat lagi dalam meningkatkan belajarnya.

138. Model Team Assisted

Individualization

Model ini dirancang untuk menggabungkan

insentif motivasional dari penghargaan kelompok

Page 373: Metode Pembelajaran

dengan program pembelajaran individual yang cocok

dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima

orang secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan

unit-unit program ilmu penetahuan sosial sesuai

dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu

tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B

mengerjakan unit 5. Para siswa mengikuti rangkaian

kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar

pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa

apakah dia telah menguasai keterampilan dan

mengikuti tes.

Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling

bertukar lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan

temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau

melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota

tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya

telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab

individual dan penghargaan kelompok ada di dalam

metode pembelajaran ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit

Page 374: Metode Pembelajaran

yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan

memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya

kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah

final tes yang berhasil dilampaui.

139. Pengajaran Berbasis Tugas/ProyekPengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur

(Project-Based Learning) membutuhkan suatu pendekatan

pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar

siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan

terhadap masalah-masalah autentik termasuk

pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran,

dan melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan

ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara

mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata

(Buck Institue for Eduction, 2001).

Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks,

sulit, lengkap, tetapi realistis/autentik dan

kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka

dapat menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar

sedikit demi sedikit komponen-komponen suatu tugas

Page 375: Metode Pembelajaran

kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud

menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas

kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk

menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti

proyek, simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis

untuk disajikan kepada forum pendengar yang

sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya.

Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan

untuk menggambarkan pembelajaran yang terjadi di

dalam kehidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli

yang sebenarnya.

Tidak memandang apakah suatu tugas harus

dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas atau sebagai

pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan

membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi

pembelajar mandiri yang efektif.

5. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang

Salah satu tantangan paling sukar yang

dihadapi guru pada saat mereka menggunakan

pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah

menjaga siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja

Page 376: Metode Pembelajaran

sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan

minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan,

khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.

Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan

kelas dan pekerjaan rumah mandiri yang dapat

mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan

yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat

apa yang mereka harus kerjakan, mengapa mereka

mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang

dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu.

Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama

pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah

apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut

secar bermakna.

Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru

jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan

kelas atau strategi-strategi belajar yang

telibat. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-

arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat

menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa

di mana menulis nama di kertas atau bagaimana

Page 377: Metode Pembelajaran

menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-

petunjuk tentang “apa yang dilakukan” adalah

penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang

“mengapa” sesuatu harus dikerjakan dan proses-

proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum

memberikan suatu tugas, guru hendaknya

mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama

dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk

menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.

6. Menganekaragamkan Tugas-tugas

Sama dengan kehidupan pada umumnya,

keanekaragaman menambah daya tarik tugas

pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa

kemungkinan besar ttap terlibata dan mengerjakan

pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih

bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton.

Guru yang efektif mengubah panjang dan cara tugas

yang diberikan di samping hakikat tugas beljar

dan strategi-strategi kognitif yang telibat.

Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek

khusus, dan bahan-bahan multimedia menawarkn

Page 378: Metode Pembelajaran

berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan

mandiri. Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan

tidak aka alasan bagi guru untuk membuat jenis

tugas yang sama dari hari ke hari.

7. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan

Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas

tugas-tugas yang diberikan kepada siswa merupakan

suatu bahan baku penting untuk keterlibatan

berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian

tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan

untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut

sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang

menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak

akan tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan

guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas

seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang.

Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki

tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa

memandangnya sebagai sesuatu yang menantang,

namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan

menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas

Page 379: Metode Pembelajaran

tersebut atas jerih payah sendiri.

8. Memonitor Kemajuan Siswa

Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru

untuk memonitor tugas-tugas pekerjaan kelas dan

pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi

pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami

tugas mereka dan proses-proses kognitif yang

telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan

pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan

umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan

pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan

siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan

waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara

siswa yang bekerja untuk memastikan apakah mereka

memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-

siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok, maka guru hendaknya berada dalam

kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan

berkeliling di antara siswa yang bekerja secara

mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan

waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang

Page 380: Metode Pembelajaran

dibuat siswa dan mengembalikan kepda mereka

dengan umpan balik.

140. Metode Penampilan

Metode penampilan adalah berbentuk pelaksaan

praktik oleh siswa di bawah bimbingan dari dekat oleh

pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar

penjelasan atau penampilan yang diterima atau diamati

siswa.

Metode ini dipergunakan pengajar harus:

1. Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa

selama siswa berpraktik

2. Melakukan tindakan pengamatan sebelum kegaitan

praktik di mulai untuk keselamatan siswa yang

digunakan.

Metode penampilan ini tepat digunakan manakala:

1. Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan

2. Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan

kerja atau magang

3. Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa

yang dipelajarinya ke dalam situasi sesungguhnya

Page 381: Metode Pembelajaran

4. Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja

5. Dapat disediakan bombing kepada siswa secara

dekat selama praktik

6. Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa

Keterbatasan penggunaan metode penampilan adalah:

1. Membutuhkan waktu panjang, karena siswa harus

mendapatkan kesempatan berpraktik sampai baik.

2. Membutuhkan fasilias dan alat khusus yang mungkin

mahal, sulit diperoleh dan dipelihara secara terus

menerus.

3. Membutuhkan pengajar yang lebih banyak, karena

setiap pengajar hanya dapat membantu sejumlah

siswa.

141. KARTU ARISANMedia : Buat kartu (10x10 cm) sejumlah siswa untuk menulis jawaban

dan kartu/kertas ukuran 5x5 cm untuk menulis soal

Gelas

Langkah – langkah :

1. Bentuk kelompok 4 orang secara heterogen

2. Kertas jawaban bagikan pada siswa masing – masing 1 lembar /

kartu soal digulung dan dimasukkan dalam gelas

3. Gelas yang sudah berisi soal dikocok, kemudian salah satu yang

jatuh, dibacakan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu

jawaban

Page 382: Metode Pembelajaran

4. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan

5. Setiap jawaban yang benar siswa diberi point 1 sebagai nilai

kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan

point dari para anggotanya

6. Dan seterusnya

142. EXAMPLE NON EXAMPLESContoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD/K

Langkah - langkah :

1. Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar.

4. Memalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari

analisa gambar tersebut dicatat pada kertas

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai

menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai

7. Kesimpulan

143. PICTURE AND PICTURELangkah - langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan ekonomi

yang berkaitan dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secar bergantian

5. Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

6. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gamabar tersebut

7. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

Page 383: Metode Pembelajaran

8. Kesimpulan

144. COOPERATIVE SCRIPTSkrip kooperatif, metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan

dan bergantian secara lisan mengihtisarkan, bagian-bagian dari

materi yang dipelajari.

Langkah – langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan

membuat ringkasan

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertma berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara

pendengar :

a. Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap

b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

5. Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukar menjadi

pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas

6. Kesimpulan

145. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi

Numbered Head Together)Langkah – langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap

kelompok mendapat nomor.

2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya

terhadap tugas yang berangkai

Page 384: Metode Pembelajaran

3. Misalnya : Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa

nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan

hasil pekerjaan dan seterusnya.

4. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Siswa

disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa

siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini

siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau

mencocokan hasil kerjasama mereka.

5. Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.

6. Kesimpulan

146. ARTIKULASILangkah – langkah :

1. Menympikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok

berpasangan dua orang.

4. Suruhlah seseorang dari pasangan itu menceritakan materi yang

baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil

membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu

juga kelompok lain.

5. Suruh siswa secara bergantian/diacak menyampaikan hasil

wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa

sudah menyampaikan hasil wawancaranya.

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekirannya

belum dipahami siswa.

7. Kesimpulan

147. MIND MAPPINGSangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk

menemukan alternatif jawaban

Langkah – langkah :

Page 385: Metode Pembelajaran

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi

oleh siswa/sebaliknya permasalhan yang mempunyai alternatif

jawaban

3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

4. Tiap kelompok menginventaris/mencatat alternatif jawaban hasil

diskusi

5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil

diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan

sesuai kebutuhan guru.

6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau

guru memberi bandingan sesuai kensep yang diberikan guru.

148. MAKE A MATCH (Mencari pasangan)Langkah – langkah :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu

bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegang

4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi point

6. Setelah satu babak kartu dikocoklagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya

7. Demikian seterusnya

8. Kesimpulan

149. DEBATELangkah – langkah :

Page 386: Metode Pembelajaran

1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan satu

lainya kontra

2. Guru memberikan tugas untuk membacakan materiyang kan

didebatkan oleh kelompok diatas

3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu

anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau

dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai

sebagian besar siswa bisa mengemukakan jawabannya

4. Sementara siswa menyampaikan gagasanya guru menulis ide-ide

dari setiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejumlah ide

yang diharapkan guru terpenuhi

5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

6. Dari data-data dipapan tersebut, guru mengajak siswa membuat

kesimpulan /rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin

dicapai.

150. ROLE PLAYINGLangkah – langkah :

1. Guru menyusun sekenario yang ditampilkan

2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari sekenario dua hari

sebelum KBM

3. Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang

4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

dalam pembelajaran

5. Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan sekenario

yang sudah dipersiapkan

6. Masing – masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing

sambil memperhatikan mengamati sekenario yang sedang

diperagakan

7. Setelah selesai dipentaskan, masing – masing siswa diberikan

kertas sebagai lembar kerja untuk dibahas

8. Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

9. Guru memberikan kesimpulan secara umum

Page 387: Metode Pembelajaran

10.Evaluasi

11.Penutup

151. TALKING STIKLangkah – langkah :

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat

2. Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan

mempelajari materi pada pegangganya/paketnya

3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan

siswa untuk menutup bukunya

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah

itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat

tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai

sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap

pertanyaan dari guru

5. Guru memberikan kesimpulan

6. Evaluasi

7. Penutup

152. BERTUKAR PASANGANLangkah – langkah :

1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan

pasangan atau siswa menunjukkannya)

2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan

pasangannya

3. Setelah selesai pasangan bergabung dengan satu pasangan yang

lain

4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing – masing

pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengkukuhkan

jawaban mereka

Page 388: Metode Pembelajaran

5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian

dibagikan kepada pasangan semula

153. SNOWBALL THROWING Langkah – langkah :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

2. Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing –

masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang

materi

3. Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing

– masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh

guru kepada temannya

4. Kemudian masing – masing siswa diberi satu lembar kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi

yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari

satu siswa ke siswa yang lain selama lebih kurang 5 menit

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan

kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam

kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian

7. Guru memberikan kesimpulan

8. Evaluasi

9. Penutup

154. STUDENT FACILITATOR AND EXPALININGSiswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta

lainnya

Langkah – langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

Page 389: Metode Pembelajaran

3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada

peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang

lainnya

4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa

5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu

6. Penutup

155. COURSE REVIEW HORAYLangkah – langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi sesuai TPK

3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25

sesuai kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan

selera masing – masing siswa

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban

didalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung

didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan kalu salah

diisi tanda (x)

6. Siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertical atau horizontal,

atau diagonal harus segera berteriak horay....atau yel – yel

lainnya.

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan horay yang

diperoleh

8. Penutup

156. EXPLICIT INSTRUCTION (Pengajaran

Langsung)Pembelajaran secara langsung khusus dirancang untuk mengembangkan

belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan

deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi

selangkah

Page 390: Metode Pembelajaran

Langkah – langkah :

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan

3. Membimbing pelatihan

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

5. Membrikan latihan untuk latihan lanjutan

157. COOPERATIF INTEGRATED READING AND

COMPOSITION (CICRC) (Kooperatif Terpadu

Membaca dan Menulis)Langkah – langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara

heterogen

2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajran

3. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok

dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada

lembar kertas

4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

5. Guru membuat kesimpulan bersama

6. Penutup

158. INSIDE OUTSIDE CIRCLE (Lingkaran Kecil

Lingkaran Besar)Langkah – langlah :

1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap

keluar

2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran

pertama, menghadap kedalam

Page 391: Metode Pembelajaran

3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar

berbagi informasi. Petukaran informasi ini bisa dilakukan oleh

semua pasangan dalam waktu yang bersamaan

4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam ditemapat,

sementara siswa yang berada dilingkaran besar bergeser satu

atau dua langkah searah jarum jam. Sehingga masing – masing

siswa mendapat pasangan baru

5. Sekarang giliran siswa di lingkaran besar yang membagikan

informasi. Demikian seterusnya

159. TEBAK KATAMedia : Buat kartu ukuran 10x10 cm dan isilah ciri – ciri atau

kata-kata lainya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada

kartu yang ingin ditebak

Buat kartu ukuran 5x2 cm untuk menuliskan kata/istilah yang mau

ditebak(kartu ini dilipat dan ditempelkan pada dahi/diselipkan

ditelinga)

Langkah – langkah :

1. Jelaskan materi lebih kurang 45 menit

2. Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan

3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti

dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa lainya diberi kartu

5x2 yang isinya tidak boleh dibaca(dilipat) kemudian

ditempelkan didahi atau diselipkan ditelinga

4. Sementara siswa yang membawa kartu ukuran 10x10 cm membacakan

kata-kata yang tertulis didalmnya sementara pasanganya menebak

apa yang dimaksud pada kartu 10x10cm. Jawaban yang tepat bila

sesuai dengan isi kartu yang ditempel didahi

5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis dikartu) maka

padangan itu boleh duduk. Apabila belum tepat pada waktu yang

telah ditetapkan boleh mengarah dengan kata – kata lain asal

jangan langsung memberi jawaban

6. Dan seterusnya

Page 392: Metode Pembelajaran

7. Contoh kartu :

8. Perusahaan ini tanggung jawabnya tidak terbatas

9. Dimiliki oleh satu orang

10.Struktur organisasinya tidak resmi

11.Bila untung dimiliki/diambil sendiri

Contoh :

Nah, siapakah aku ?

Jawaban : PERUSAHAAN PERSEORANGAN

160. WORD SQUREMedia : Membuat kotak sesuai keperluan

Buat soal sesuai dengan materi

Langkah – langkah :

1. Sampaikan materi sesuai kompetensi

2. Bagikan lembar jawaban sesuai contoh

3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam

kotak sesuai jawaban

4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

Contoh :

1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan

cara...................

2. .................digunakan sebagai alat pembayaran yang sah

3. Uang ...........saat ini banyak dipalsukan

4. Nilai bahan pembuatan uang disebut......................

5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang/jasa

disebut nilai..........................

6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan uang asing

disebut.....................

7. Nilai yang tertulis pada uang disebut

nilai.........................

8. Dorongan seseorang untuk menyimpan uang untuk keperluan jual

beli disebut motif..........

Page 393: Metode Pembelajaran

9. Perintah seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk

membayar sejumlah uang disebut....................

161. SCRAMBLEMedia : Membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi

Buat jawaban yang diacak hurufnya

Langkah – langkah :

1. Guru menyajikan materi sesuai TPK

2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh

Contoh :

Susunlah huruf – huruf pada kolom sehingga merupakan kata

kunci(Jawaban) dari pernyataan kolom A

NO A B

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Sebelum mengenal uang orang melakukan

pertukaran dengan cara.........

Digunakan sebagai alat pembayaran

yang sah.........

Uang........saat ini banyak

dipalsukan

Nilai bahan pembuat uang disebut

nilai..........

Kemampuan uang untuk ditukar dengan

sejumlah barang/jasa disebut

nilai.......

Nilai perbandingan nilai uang dalam

negeri dengan mata uang asing

disebut.......

Nilai yang tertulis pada uang uang

disebut..........

Dorongan seseorang untuk menyimpan

uang untuk keperluan jual/beli

TARREB/............

GANU/...............

TRASEK/..............

KISTRIANI/..........

LIRI/................

..

SRUK/................

.

MINALON/.............

..

SAKSITRAN/...........

.

KEC/.................

Page 394: Metode Pembelajaran

disebut motif.................

Perintah tetulis dari seseorang yang

mempunyai rekening di bank untuk

membayar sejumlah uang

disebut.................

162. TAKE AND GIVEMedia : Kartu ukuran 10x15 cm sejumlah peserta, tiap kartu berisi

sub materi (yang berbeda dengan kartu lainnya, materi sesuai

TPK)

Kartu kontrol sejumlah siswa, contoh : Nama siswa sub materi, Nama

yang diberi, dst

Langkah – langkah :

1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya

2. Jelaskan materi sesuai TPK

3. Untuk memantapkan penguasaan peserta. Tiap siswa diberi

masing-masing satu kartu untuk dipelajari(dihapal) lebih

kurang 15 menit

4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling

menginformasikan materi sesuai kartu masing – masing. Tiap

siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu kontrol

5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta mampu memberi dan

menerima materi masing – masing

6. Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang

sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)

7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan

8. Kesimpulan

163. CONCEPT SENTENCELangkah – langkah :

1. Guru menyampaikan tujuan

Page 395: Metode Pembelajaran

2. Guru menyajikan materi secukupnya

3. Guru membentuk kelompok yag anggotanya 4 orang secara

heterogen

4. Menyajikan kata ”KUNCI” sesuai materi TPK yang disajikan

5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan

menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat

6. Hasil diskusi kelompok, disiskusikan lagi secara pleno yang

dipandu guru

7. Kesimpulan