Metode Pelaksanaan Pembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Nama Perusahaan : PT. Widya Satria Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU.5 Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. A. Ruang Lingkup Pekerjaan Bangunan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Pondok Pesantren di Aceh Tamiang. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini. Bangunan yang direncanakan diantaranya : a. Pematangan Lahan b. Konstruksi Gedung Pesantren : 1. Gedung Asrama Putra 2. Gedung Asrama Putri 3. Gedung Ruang Kegiatan Belajar (RKB) SMP 4. Pembangunan Mesjid 5. Balai Pengajian B. Metode Pelaksanaan Pekerjaan 1. Pekerjaan Persiapan Lingkup Pekerjaan 1. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan 1
menuntun cara kerja dari awal hingga selesai dalam membuat saluran.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : PT. Widya Satria
Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD –
BAU.5 Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara.
A. Ruang Lingkup Pekerjaan
Bangunan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Pondok Pesantren di Aceh
Tamiang.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ
dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat
ini.
Bangunan yang direncanakan diantaranya :
a. Pematangan Lahan
b. Konstruksi Gedung Pesantren :
1. Gedung Asrama Putra
2. Gedung Asrama Putri
3. Gedung Ruang Kegiatan Belajar (RKB) SMP
4. Pembangunan Mesjid
5. Balai Pengajian
B. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan
1. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan
2. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi keet.
3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
4. Pembuatan papan nama proyek
5. Pemasangan bouwplank
6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan
7. Pembuatan WC sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para pekerja.
1
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Persyaratan bahan
1. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja; digunakan Rangka Kayu, dinding papan
dan atap seng.
2. Untuk direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau triplex
dicat, atap seng BJLS 0.20, lantai rabat beton.
3. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991.
4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih.
5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau sengon 5/7 dan papan
meranti atau sengon ukuran 2/20 cm.
6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan
lain-lain digunakan bahan kayu setempat.
Pedoman Pelaksanaan
7. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar
pohon yang terkena bangunan dan halaman dimana gedung akan dibangunan,
termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil
bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi pekerjaan.Pembuatan
Gudang,
8. Bangsal Kerja dan Direksi Keet
Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat
melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar
setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan ukuran
sesuai gambar, luas =21 M2, dilengkapi mobiler sederhana 1 meja tulis,
beberapa buah kursi duduk, dan 1 lembar triplek tempat menempel gambar.
9. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air
ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan.
Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI 2.
10. Pembuatan papan nama proyek
2
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan
tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum. Papan nama proyek memuat
Nama proyek
Pemilik Proyek
Lokasi Proyek
Jumlah biaya (kontrak)
Nama Konsultan Perencana
Nama Konsultan Pengawas
Nama Pelaksana (Kontraktor)
Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
11. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus pada
sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus
siku.
4. Pengawasan
4.1. Prosedur Pengawasan
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas.
4.2. Laporan Berkala
a. Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat laporan harian
yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, bahan-bahan
dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan, jumlah pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan
petunjuk konsultan pengawas.
c. Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas ditulis di dalam buku
harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas konsultan
pengawas.
5. Dokumentasi
5.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi :
3
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
a. Photo-photo kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,
penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher) penempatan
material, pengerasan jalan dan lain-lain.
b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain pembersihan,
bekesting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.
c. Photo-photo yang dianggap perlu untuk pengawas/Direksi.
5.2. Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai mencapai 100%
(sesuai dengan tagihan progres) dan kondisi pada waktu selesai dan setelah
masa pemeliharaan.
6. Jaminan dan Keselamatan Kerja
6.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas
dan pekerja lapangan.
6.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang berada di bawah
kekuasaan kontraktor.
6.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali
untuk penjaga keamanan.
6.4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
7. Mobilisasi
Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat
persetujuan dari pemilik perihal program mobilisasi dalam jangka waktu yang
4
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
ditentukan.
Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar dan tambahan
informasi berikut ini harus dimasukkan pula :
Lokasi dari Base Camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah
terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang
dan peralatan konstruksi utama bersama dengan kantor Direksi Teknik dan
Laboratorium.
Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh
peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan, bersama cara
pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal sesamapinya ditempat
kerja.
Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Teknik atas setiap perubahan
pada jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan dalam
pekerjaan ini.
8. Pengukuran
8.1. Situasi
Pekerjaan ini merupakan Pembangunan Pondok Pesantren di Aceh Tamiang
Kota : Aceh Tamiang
Provinsi : Nanggroe Aceh Darussalam
8.2. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan kegitan-kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai
RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, lanscaping, dan lain-lain.
Penentuan Duga yaitu penentuan elevasi peil bangunan, jalan,
saluran, elevasinya dapat dilihat pada gambar bestek.
8.3. Syarat-syarat
5
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli dalam bidangnya
dan berpengalaman.
b. Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada.
Direksi/konsultan penagawas dan dimintakan persetujuan.
Direksi/konsultan pengawas juga akan menentukan patok utama sebagai
dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang
dalam pengurusan IMB.
8.4. Bahan-bahan dan peralatan :
Theodolite, waterpass serta peralatan dan patok-patok yang kuat diperlukan
untuk pengukuran.
Semua peralatan ini harus dimiliki pemborong dan harus selalu ada apabila
sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
8.5. Tata Kerja :
Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya
ditentukan dalam gambar.
Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.
9. Pekerjaan Tanah/Urugan
9.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
9.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling
bangunan).
9.1.2. Septictank dan peresapan
9.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi
6
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
9.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
pemadatannya.
9.1.5. Perataan tanah sekelilling bangunan
9.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang di
syaratkan.
9.1.7. Pekerjaan Cut & Fill (bila ada)
9.2. Persyaratan Bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi.
Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.
9.3. Pedoman Pelaksanaan
9.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada
instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,
maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah
setempat.
Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan
air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja dan gambar detail.
Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang
turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus
dibongkar setelah pondasi selesai.
9.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kontur tanah yang disyarat dalam Site Plan.
9.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan
7
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian
tersebut dengan pasir urug.
9.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air
hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis
dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan
dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang
baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
9.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis
demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10
cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis
tersebut.
9.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga
jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan
pengurugan dan pemadatan.
9.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.
10. Penimbunan dan Penimbunan Kembali
Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan
tanah serta pemadatannya yang dilaksanakan di daerah-daerah atau bagian-bagian
pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum pada gambar pelaksanaan yang
mencakup kedudukan kemiringan bagian-bagian dan dimensi-dimensi. Penimbunan
harus dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum 20 cm,
dan didapatkan sesuai dengan instrukri Direksi. Bahan timbunan harus bebas dari
kotoran-kotoran, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat
merusak pekerjaan.
8
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
11. Penghamparan dan Pemadatan
Material untuk urugan yang didapat dan dengan macam yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan dihamparkan pada lapisan-lapisan horizontal dengan tebal yang sama
meliputi lebar yang ditentukan oleh ahli dan sesuai dengan kedudukan kemiringan,
bagian-bagian dan ukuran seperti yang tercantum pada gambar pelaksanaan. Lapisan
dari material lepas selain dari material batu-batuan, tebalnya harus tidak lebih dari 20
cm. dalam hal ini pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan memadatkan
material bukan batu-batuan dengan tebal lapisan-lapisan yang diinginkan. Kepadatan
yang maksimum, material lepas harus segera dipadatkan hingga dicapai kepadatan
seperti yang ditentukan. Harus diusahakan agar lebar urugan harus dapat menampung
alat pemadatan yang dipergunakan, bila perlu lorong asli urugan tanah lama dipotong
secukupnya.
12. Pekerjaan Pondasi
12.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
12.1.1. Pondasi plat tapak beton bertulang
12.1.2. Pondasi Tiang Pancang
12.1.3. Pondasi pasangan batu kali/batu belah
12.1.4. Pondasi batu bata
12.2. Persyaratan Bahan
12.2.1. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran
yang digunakan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Sama halnya dengan tiang
pancang.
12.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang
berkualitas baik.
12.2.3. Pondasi batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC : 3 Kpr : 10 Psr,
bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong
yang dipasang berdiri rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat batu-
batu bertumpuk.
9
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
12.3. Pedoman Pelaksanaan
12.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
12.3.2. Dibawah dasar pondasi dilapisi dengan pasir pasang setebal 10 cm
dan dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang
aanstamping, untuk pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopen
beton dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir
pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan,
dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-
rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar
detail pondasi.
12.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga
mencapai kedalaman tanah keras.
12.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan
gambar detail. Campuran yang digunakan: Plat tapak beton adukan 1
Pc : 2 Ps : 3 Kr. Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc :
3 Ps : 5 Kr yang diisi 30% batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang
dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat
1 Ps : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc :
3 Ps.
12.3.5. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan,
adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton
bertulang.
13. Pekerjaan Beton Bertulang
13.1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk:
13.1.1. Sloof
13.1.2. Tiang Pancang
10
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
13.1.3. Kolom-kolom induk
13.1.4. Kolom-kolom praktis
13.1.5. Ring balok dan balok-balok lantai
13.1.6. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai
dengan gambar rencana
13.2. Bahan
13.2.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972
dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
13.2.2. Aggregat
a. Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat SNI 03-246-1991
atau P.B.I 1971. Aggregat kasar harus berupa koral atau batu
pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir
beton tidak boleh lebih dari 4% berat.
b. Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak lebih dari 31,5 mm
dan tidak lebih dari seper empat dimensi beton yang terkecil
dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
11
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
13.2.3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang diminum.
13.2.4. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah besi ulir (ø 16, ø 20, ø 22 dan ø
25) dan besi beton polos (ø 14, ø 12, ø 10 dan ø 9) dan behel dengan
ø 10, ø 8. Mutu baja yang digunakan adalah U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 2400kg/cm2). Diameter besi yang digunakan
harus sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran,
lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya, jika besi tulangan yang
diorder tidak ada label spesifikasi dari pabrik maka harus dilakukan
uji tarik, biaya ditanggung kontraktor.
13.2.5. Toleransi besi
Diameter, ukursn sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),
Dibawah 10 mm variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 7
% dan toleransi diameter adalah +/- 0,4 mm.
Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),
10 mm sampai dengan 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16)
variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 5 % dan toleransi
diameter adalah +/- 0,4 mm.
Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),
16 mm sampai dengan 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28)
variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 4 % dan toleransi
diameter adalah +/- 0,4 mm.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
12
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan
oleh penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab pemborong.
13.2.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03.
13.2.7. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah K – 225 dan perbandingan 1
Pc : 2 Ps : 3 Kr, jika dalam pengujian tidak mencapai K-225 maka
harus diadakan mix design, biaya ditanggung oleh kontraktor.
Pedoman Pelaksanaan
13.2.8. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.
13.2.9. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
13.2.10. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
13
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat
dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
Selama pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/ dibuatkan uji
beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum
12 cm. Cara pengujian adalah sebagai berikut : contoh beton diambil
tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting ). Cetakan
Slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat
beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian
adukan tersebut diitusuk – tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16
mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya
diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slump).
Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.
13.2.11. Bagian – bagian yang tertanam dalam beton
Pasang angkur dan lain-lai yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang dan dicor pada saat yang bersamaan.
Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi.
13.2.12. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang panjang dilaksanakan sesuai.dengan rencana gambar
dan konstruksi V-Pile berbentuk segitiga Produksi PT.Perintis
Pondasi Teknotama. Pada bagian akhir pengecoran ditanam besi stek
ø 16 mm yang berhubungan dengan pondasi tapak. Apabila terjadi
pemancangan maksimum ternyata panjang tidak masuk lagi, maka
kontraktor meminta persetujuan direksi untuk dipotong tepat pada
yang direncanakan. Pemancangan dilaksanakan setelah galian tanah
14
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
penempatan poor/tapak selesai dikerjakan.
Penempatan tiang pancang dan jumlah yang dibutuhkan harus sesuai
dengan gambar rencana/kerja, sebelum diadakan pemancangan
terlebih dahulu kontraktor melaporkan pemberitahuan akan
pelaksanaan pemancangan agar mendapat persetujuan dari Direksi/
Pengawas.
Pekerjaan Loading Test
Pada salah satu titik kedudukan kolom induk yang telah dipasang
tiang pancang, kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap
daya dukung tiang pancang yang telah dipancangkan. Pengujian harus
dilaksanakan oleh ahli , minimal dengan beban 1,5 % beban
maksimum kolom induk. Data-data pencatatan pada saat pengetesan
beban untuk bahan dokumen proyek diserahkan kepada pengelola
teknis/direksi..
13.2.13. Pekerjaan Coating
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan penyekat
air, serta penyediaan tenaga dan peralatan yang berhubungan
dengan pekerjaan ini., sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar dan dipasang pada plat atap beton.
Persyaratan
- NI – 3 1970
- BS 278 untuk elongation dan membrane strenght
- ASTME 154 untuk puncture resistence
- BS 3177 untuk water vapour permeability
13.2.14. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban
untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
15
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
13.2.15. Perbaikan Permukaan Beton
Pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu diperhatikan
adalah :
Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos dengan
campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan
acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan
sepengetahuan Direksi/Pengawas.
Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/pengawas,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali
atas beban biaya kontraktor.
Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak
teratur . pecah/retak, ada gelombang udara, kropos,
berlubang,tonjolan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan/diinginkan.
Hal- hal lain (“ Miscellaneous Items”)
Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas
jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat
bantalan beton untuk pondasi alat – alat mekanik dan elektronik
yang ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-
gambar rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
14. Pekerjaan Quality Control Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
16
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.
Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.
Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan
mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas
lapangan.
Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat
dengan disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristik Laporan tertulis tersebut.
Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
14.1. Pengujian Dengan Menggunakan “ Kubus “
Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan
struktur bangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, Plat Lantai dan Balok, pihak
kontraktor harus membuat percobaan test “kubus“ minimal 3 (tiga) sampel
untuk masing-masing bagian pekerjaan.
Pelaksanaan percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan
kubus terbuat dari plat baja dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm, jika dalam
pengetesan laboratorium mutu beton yang inginkan tidak tercapai maka harus
diadakan job mix design.
14.1.1. Pemeriksaan Mutu Beton
Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut.
Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan benda
uji berturut-turut berkurang.
Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut seperti diatas, harus
17
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
dipakai sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu
diadakan perubahan dalam campuran beton.
14.2. Pemeriksaan Benda Uji
Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk
dengan menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.
14.2.1. Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam
cetakan dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-
masing lapis ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan diameter
26 mm, dan ujung dibulatkan.
14.2.2. Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara
yang sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum
penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris
kedalam setiap kubus tanpa menyentuh dasarnya. Penggetaran harus
dilanjutkan sampai permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh
air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan diadukkan.
14.2.3. Kubus-kubus uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan
ditutupi dengan karung basah selama 24 jam.
14.2.4. Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus
ditentukan dengan ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton
juga harus ditentukan, maka berat beton harus ditentukan dengan
ketelitian sampai ratusan gram.
14.2.5. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang
ditunjukkan oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh
mempunyai ± 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas
maksimum.
15. Pekerjaan Tiang Pancang
15.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan tiang pancang V – Pile adalah :
a. Mobilisasi Tiang Pancang
18
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
b. Pemancangan Tiang Pancang V – Pile
15.2. Bahan dan Peralatan
15.2.1. Bahan yang diperlukan adalah :
No. Bahan Jenis Spesifikasi
1.2.3.4.
V – PilePlat BajaKawat LasKayu Balok
PrestresU 24LB52USeumantok
PBI 1971PBI 1971Standar PabrikStandar Pabrik
15.2.2. Peralatan Yang diperlukan :
a. Alat Tekan Hidrolik
b. Jacking Control
c. Mesin Las
d. Alat Survey
15.3. Peraturan dan Syarat- syarat
15.3.1. Peraturan yang dipedomani adalah Peraturan Beton Betulang
Indonesia (PBI 1971).
15.3.2. V – Pile terbuatdari unsur beton dan Perstressing Wire.
15.3.3. Pemancangan Tiang Pancang V – Sesuai dengan yang telah
ditentukan.
15.4. Tata cara kerja Pelaksanaan
15.4.1. V – Pile pelaksanaannya dengan cara systim yaitu suatu systim
pemancangan tiang dalam yang cukup unik dengan mempergunakan
Indirect Hydraulic jacking Technology.
15.4.2. Systim ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan paralel
dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang
tersebut. Ditempatkan suatu mekanisme berupa plat penekan yang
berada pada puncak tiang.
19
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
15.4.3. Dengan systim ini tiang akan tertekan kedalam tanah tanpa suara,
tanpa pukulan dan tanpa getaran.
15.4.4. Urutan Pemancangan dibuat sedemikian rupa agar manuver alat tidak
sulit.
15.4.5. Penempatan sistim penekan hydrolic yang senyawa dan menjepit pada
dua sisi tiang menyebabkan didapatnya posisi titik pancang yang
cukup persisi dan akurat.
15.4.6. Sebagai pembeban ditempatkan balok – balok beton atau plat-plat besi
pada dua sisi bantaran alat yang pembebanannya disesuaikan dengan