Top Banner
A.1 Pengertian Metode Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.[1] Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.[2] Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, msetiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-
60

Metode Ngajar Riswan

Jun 30, 2015

Download

Documents

Nobel Iwan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Metode Ngajar Riswan

A.1 Pengertian Metode

 Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang

ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk

dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti

sebagai alat untuk mencapai tujuan.[1]

Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik,

sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode

mengajar yang digunakan oleh guru.

Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid

dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi

merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau

pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai

atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.[2] Dalam metode

diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh

tanggung jawab, msetiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan

prinsip-prinsip tertentu yang dapat diperanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga

bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima

pendapat yang enar dan menolak pendapatb yang salah adalah ciri dari metode yang dapat

dighunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa.

Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi model-

model pembelajaran menarik dan memotivasi siswa. Dari sekan banyak model pembelajaran

yang ada, model pembelajaran jigsaw cocok untuk digunakan dalam metode diskusi. Model

Page 2: Metode Ngajar Riswan

pembelajaran jigsaw membantu murid untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus

siswa mampu menjadi nara sumber bagi satu sama yang lain.

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

Page 3: Metode Ngajar Riswan

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model

Page 4: Metode Ngajar Riswan

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam

Page 5: Metode Ngajar Riswan

mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

PENDAHULUAN

I.1 PENGERTIAN BELAJAR

I.1.A Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia :

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

I.1.B Pengertian belajar menurut beberapa ahli :

1. Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka

Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman.

2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)

Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman.

Page 6: Metode Ngajar Riswan

4. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta;

1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

praktek atau latihan.

5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu  itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

6. (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)

Belajar adalah  serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

7. R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22.

Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku

8. Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan

pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln

9. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa:

Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period

time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah

perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus

menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne

berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm

diri dan keduanya saling berinteraksi.

10. Lester D. Crow and Alice Crow (WWW. Google.com) Belajar adalah acuquisition

of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

Page 7: Metode Ngajar Riswan

11. Ngalim Purwanto (1992) (WWW. Google.com) Belajar adalah setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan

atau pengalaman.

I.2 CIRI-CIRI BELAJAR

Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat

pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap

(afektif).

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan

terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak

karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar:

1. Adanya dorongan rasa ingin tahu

2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan

zaman dan lingkungan sekitarnya.

3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas

kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.

4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.

5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.

6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.

Page 8: Metode Ngajar Riswan

7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

8. Untuk mengisi waktu luang.

I.3 JENIS-JENIS BELAJAR

I.3.A Menurut Robert M. Gagne

Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar.

Karena itu banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada

delapan tipe belajar :

1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi

sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan

respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang

guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa

tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.

2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap

stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement)

sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru

memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang

kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid

menjawab.

3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat

gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam

urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal

membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.

4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar

menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau

kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya

Page 9: Metode Ngajar Riswan

yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek

tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.

5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang

berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu

seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata

atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi

masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah

bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak

kardus, kubus, dsb.

6. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau

menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu

konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu

memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami

prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah

mekanika teknik.

7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan

aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan

antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu

seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas

yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya

siswa tidak mengulangi kesalahannya.

8. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar

yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga

terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang

guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk

memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah

tersebut.

Page 10: Metode Ngajar Riswan

Selain delapan jenis belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika

jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar

yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu katagori. Kelima hal tersebut adalah :

1. keterampilan intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan

lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.

2. informasi verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta

atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara

menggambar.

3. strategi kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya

sendiri, mengingat dan berfikir.

4. keterampilan motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam

urutan tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu

gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.

5. sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-

pilihan dalam bertindak.

I.3.B Menurut Bloom

Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai

pencetus konseptaksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan

tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga dmain

belajar yaitu :

1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan

aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau

nalar. Kawasan ini tediri dari:

Pengetahuan (Knowledge).

Pemahaman (Comprehension).

Penerapan (Aplication)

Page 11: Metode Ngajar Riswan

Penguraian (Analysis).

Memadukan (Synthesis).

Penilaian (Evaluation).

2. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan

aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap

moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:

Penerimaan (receiving/attending).

Sambutan (responding).

Penilaian (valuing).

Pengorganisasian (organization).

Karakterisasi (characterization)

3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan

dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot

(neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:

Kesiapan (set)

Meniru (imitation)

Membiasakan (habitual)

Adaptasi (adaption)

I.3.C Penggabungan Dari Tiga Ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van

Parreren)

1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai

menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.

2. Belajar Kognitif. Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan

masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang

melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat

mental.

3. Belajar Menghafal. Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi

verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali

Page 12: Metode Ngajar Riswan

secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan

yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.

4. Belajar Teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan

fakta {pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat

difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam

bidang-bidang studi ilmiah.

5. Belajar Konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili

sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki

konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya,

sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.

6. Belajar Kaidah. Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran

intelektual {intellectual skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah

adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu

ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.

7. Belajar Berpikir. Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang

harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam

pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya

menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.

Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah

sebagai berikut:

Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.

Masalah itu diperjelas dan dibatasi.

Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.

Page 13: Metode Ngajar Riswan

Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis,

kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk

diterima atau ditolak.

Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku

sabagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada

kesimpulan.

Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai

berikut.

Kesadaran akan adanya masalah.

Merumuskan masalah.

Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.

Menguji hipotesis-hipotesis itu.

Menerima hipotesis yang benar.

1.3.D Menurut UNESCO

UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat

pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :

1. Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana

belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya

dan siapa yang belajar.

2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang

mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam

hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan

dengan dunia kerja.

Page 14: Metode Ngajar Riswan

3. Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar

mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya,

dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.

4. Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani

secara maksimal. Setiap individu didorong untuk berkembang dan

mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati

diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan kompetensi-

kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.

I.4 PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.

Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa

guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar

meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.

1.4.A Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia :

Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar.

1.4.B Pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli :

1. Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja

melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru

untuk mencapai tujuan kurikulum.

2. Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini

adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,

yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa

untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang

bersifat internal.

Page 15: Metode Ngajar Riswan

I.5 CIRI-CIRI PEMBELAJARAN

Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :

1. merupakan upaya sadar dan disengaja

2. pembelajaran harus membuat siswa belajar

3. tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan

4. pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya

1.6 PEMBELAJARAN, PENGAJARAN, PEMELAJAR, DAN PEMBELAJAR

Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan

terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa

(Winkel,1991)

Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal

mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa

yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997).

Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan

kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar.

Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan

siswa.

Pemelajar adalah orang yang melakukan pengajaran.

Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.

Perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran:

NO Pengajaran Pembelajaran

1 Dilaksanakan oleh mereka yang Dilaksanakan oleh mereka yang dapat

Page 16: Metode Ngajar Riswan

berprofesi sebagai pengajar membuat orang belajar

2 Tujuannya menyampaikan

informasi kepada si belajar

Tujuannya agar terjadi belajar pada

diri siswa

3 Merupakan salah satu penerapan

strategi pembelajaran

Merupakan cara untuk

mengembangkan rencana yang

terorganisasi untuk keperluan belajar.

4 Kegiatan belajar berlangsung bila

ada guru atau pengajar

Kegiatan belajar dapat berlangsung

dengan atau tanpa hadirnya guru

1.7 PRINSIP PEMBELAJARAN MENURUT GAGNE DAN ATWI SUPARMAN

Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi

pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut :

1. Respon-respon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi

sebelumnya.

2. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh

kondisi atau tanda-tanda dilingkungan siswa.

3. Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang

frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.

4. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer

kepada situasi lain yang terbatas pula.

5. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang

kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.

6. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan

ketekunan siswa selama proses siswa belajar.

Page 17: Metode Ngajar Riswan

7. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik

menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.

8. Kebutuhan memecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi

dengan mewujudkan dalam suatu model.

9. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih

sederhana.

10. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi

tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.

11. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan

cepat ada yang lebih lambat.

12. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan

kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk

membuat respon yang benar.

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang

dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:

1. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan

mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives) :

memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti

pelajaran.

3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior

learning) : merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang

menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.

Page 18: Metode Ngajar Riswan

4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan materi-

materi pembelajaran yang telah direncanakan.

5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan

pertanyaan-pertanyaan yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki

pemahaman yang lebih baik.

6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) ; siswa diminta untuk

menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.

7. memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan

performance siswa.

8. Menilai hasil belajar (assessing performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk

mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.

9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):

merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan

rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI BELAJAR

Menurut analisis penulis, Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami

hal-hal baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Di sini terjadi penyesuaian dari

pengetahuan yang sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap

evaluasi terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih

relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan

manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah

Page 19: Metode Ngajar Riswan

(manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga

tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut

tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah

tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.

Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada

keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas

yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.

Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang

ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun

tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting

dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin

ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar.

Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk

membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat

namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun

kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang dapat

mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala macam gangguan baik

yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.

II.2 JENIS-JENIS BELAJAR

Bedasarkan teori-teori yang telah dipaparkan dalam BAB I, banyak cara dalam

melakukan proses balajar . Di dalam proses belajar terdapat berbagai macam jenis belajar.

Jenis-jenis belajar menurut Gagne terbagi menjadi 8 jenis yaitu Belajar isyarat (signal

learning), Belajar stimulus respon, Belajar merantaikan (chaining), Belajar asosiasi verbal

(verbal Association), Belajar membedakan (discrimination), Belajar konsep (concept

learning), Belajar dalil (rule learning), Belajar memecahkan masalah (problem solving).

Dari kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan perilaku kognitif yang

mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dan evaluasi. Selain dari

kognititf aspek avektif dan psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek afektif mencakup

Page 20: Metode Ngajar Riswan

Penerimaan, Sambutan, Penilaian, Pengorganisasian, Karakterisasi. Sedangkan psikomotor

mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation), Membiasakan (habitual), Adaptasi (adaption).

Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut barulah seseorang dapat dikatakan telah mencapai

tujuan dari belajar.

Belajar kognitif dimana adalah belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual.

Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal, memahami,

mengaplikasikan,menganalsis, mensitesakan dan menilai pengalaman belajar. Pengalaman

belajar untuk kegiatan hafalan dapat berupa berlatih menghafal misalnya menggunakan

jembatan ingatan yaitu dengan dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya

yang biasa ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan

kita. Jenis materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat berupa fakta,konsep,prinsip, dan

procedure. Pengalaman belajar untuk tingkat pemahaman dilakukan dengan membandingkan,

mengidentifikasikan karakteristik dan sebagainya. Pengalaman belajar tingkatan aplikasi

dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau prinsip terhadap kasus nyata yang

terjadi di lapangan. Pengalaman belajar tingkatan sintesis dilakukan dengan memadukan

berbagai unsure atau komponen,menyusun membentuk bangunan, menggambar dan

sebagainya. Pengalaman belajar untuk mencapai kemampuan dasar tingkatan penilaian

dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap objek studi menggunakan criteria tertentu.

Berkaitan dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar

siswa mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan mengamati dan menirukan

contoh/model, mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau

berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.

Untuk kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat dilakukan untuk

mencapai kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi dan intensif, latihan

menirukan, menstimulasikan, mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.

1I.3 PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN

Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di

manapun dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam

pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar

Page 21: Metode Ngajar Riswan

menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya Pembelajaran

mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi

yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar

dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek

kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan

(aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai

pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan

adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Di dalam pembelajaran dapat

berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru.

Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong

tercapainya tujuan utama dari proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan

perilaku. Proses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses

balajar secara alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap

orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang

direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas dan telah

direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses ini metode

yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini proses

belajar yang direkayasa yang lebih memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena

ada rancangan yang berisi metode dan alat pendukung.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus

dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar

yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang

bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun

untuk memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat melaksanakan

proses pembelajaran secara professional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi

dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kirarki konsep materi

pembelajaran, dan rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung

dua unsure penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu

kegiatan siswa dan materi.

Page 22: Metode Ngajar Riswan

II.4 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu

diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar

prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil

penelitian dalam pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses

pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang

lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif dan

efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh

Gagne dan Atwi Suparman.

Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur

pemanasan dan apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan

kompetensi; sikap dan perilaku, penilaian formatif.

Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa,

keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan

menantang, penguatan kepada siswa dan aspek psikologi lain.

Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah

perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar

siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.

Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya

memotivasi siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru

mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang

berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan

pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.

Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses

belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang

disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu

menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.

Page 23: Metode Ngajar Riswan

Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah

penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak

terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-

kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara

singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari

tetap ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan

pengulangan belajar.

Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan

tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti

ini guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang

dan menantang siswa untuk mempelajarinya.

Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai

efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil

apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.

Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda.

Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar

siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan

kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah

lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Adapun Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :

Page 24: Metode Ngajar Riswan

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat

interaksi dengan lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena

kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang

ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Jenis-jenis belajar menurut Robert M. Gagne :

1. Belajar isyarat (signal learning).

2. Belajar stimulus respon.

3. Belajar merantaikan (chaining).

4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association).

5. Belajar membedakan (discrimination

6. Belajar konsep (concept learning).

7. Belajar dalil (rule learning).

8. Belajar memecahkan masalah (problem solving).

Jenis-jenis belajar menurut Benyamin S. Bloom :

1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif).

2. Affective Domain (Kawasan afektif).

3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik).

Page 25: Metode Ngajar Riswan

Jenis-jenis belajar penggabungan dari tiga ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren) :

1. Belajar Arti Kata-kata.

2. Belajar Kognitif.

3. Belajar Menghafal.

4. Belajar Teoritis.

5. Belajar Konsep.

6. Belajar Kaidah

7. Belajar Berpikir

Prinsip-prinsip belajar menurut Gagne :

1. Menarik perhatian (gaining attention)

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)

3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)

4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)

5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)

6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)

7. memberikan balikan (providing feedback)

8. Menilai hasil belajar (assessing performance)

9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer)

Page 26: Metode Ngajar Riswan

Strategi pembelajaran dapat diatikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Ada dua hal yang perlu kita cermati dari pengertian di atas;1. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan ) termasuk menggunakan metode dan memanfaatkan berbagai sumber daya / kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai rencana kerja belum sampai pada tindakan.Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menemukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.

Nah, sekarang bagaimana mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah tersusun tercapai secara optimal, ini yang dinamakan dengan metode.Ini berarti , metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.Misalnya untuk melaksanakan strategi Ekspositori, bisa digunakan metode cerama,sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran..Oleh karenanya, strategi berbeda dengan metode;Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approach ). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi maupun metode.Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih terlalu umum.Oleh karenyanya strategi dan metode pembelajaran dapat bersumber atau bergantung dari pendekatan tertentu.Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru, dan pendekatan yang berpusat pada siswa.Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif, atau pembelajaran ekspositori.Sedangkan,pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran induktif.

Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran terdapat pula istilah teknik mengajar.Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode..Misalnya: Cara yang bagaimana yang dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien ?.Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.

Dari penjelasan di atas , maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang

Page 27: Metode Ngajar Riswan

diterapkan guru akan terntung pada pendekatan yang digunakan;Sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode .

Lebih lanjut tentang: Pengertian Strategi,Metode,Teknik dan Pendekatan Pembelajaran

Sebagai guru, tentu kita dihadapkan pada persoalan melaksanakan pembelajaran di kelas dengan berbagai metode, pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang beragam untuk menarik minat siswa.

Namun kebanyakan kita (terutama saya tentunya) masih bingung dengan istilah metode, strategi, pendekatan dan model pembelajaran. bahkan banyak dari kita yang menganggapnya sama. Berikut ini saya kan coba memberikan pengertiannya yang saya rangkum dari berbagai sumber

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi (Gerlach dan Elly, 80:14).     Bisa diartikan juga metode: ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, laboratorium, penemuan (discovery atau  inquiry), investigasi, eksplorasi, pemecahan masalah, permainan, matematika di luar kelas, pemberian tugas (drill atau latihan), bermain peran, dan pembelajaran kooperatif.

2. Strategi Pembelajaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Depdiknas, 2002) menyatakan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai   kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat pula disebut sebagai cara yang sistematik dalam mengomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Pendekatan Pendekatan

Wina (2006) yang menyatakan bahwa Killen telah mengategorikan pendekatan menjadi dua yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang bepusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru dapat menurunkan strategi pembelajaran seperti pembelajaran langsung, sedangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat menurunkan strategi pembelajaran seperti strategi inkuiri.

4. Model Pembelajaran

Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan ‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Page 28: Metode Ngajar Riswan

Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:84-85) menyatakan 10 model pembelajaran, di antaranya: model pencapaian konsep, model latihan penelitian, model sinektiks, model pertemuan kelas, model investigasi kelompok, model yurisprudensial, model latihan laboratoris, model kontrol diri, dan model simulasi.

Demikian semoga dapat membantu

Metode  jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

Setiap siswa yang ada di “kelompok awal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran. Para siswa kemudian bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan bagian yang lain, dan setelah menguasai materi lainnya ini mereka akan pulang ke kelompok awal mereka dan menginformasikan materi tersebut ke anggota lainnya.

Semua siswa dalam “kelompok awal” telah membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan pemahaman.

Mereka kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw” – dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda. Dalam kelompok-kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang baru.

Setelah menguasai materi baru ini, semua siswa pulang ke “kelompok awal” dan setiap anggota berbagi pengetahuan yang baru mereka pelajari dalam kelompok “jigsaw.” Seperti dalam “jigsaw puzzle” (teka-teki potongan gambar), setiap potongan gambar – analogi dari setiap bagian pengetahuan – adalah penting untuk penyelesaian dan pemahaman utuh dari hasil akhir

Page 29: Metode Ngajar Riswan

Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.

Fasilitator dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara:

Pengelompokkan Homogen

Instruksi: Kelompokkan para peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya, para pe-serta akan diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka baca. Oleh karena itu, semua peserta yang membaca Bab 1, Bab 2, dst, akan ditempatkan di kelompok yang sama.

Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di atas meja.

Kelebihan: Pengelompokan semacam ini memungkinkan peserta berbagi perspektif yang ber-beda tantang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu bab. Potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.

Kelemahan: fokusnya sempit (satu bab) dan kemungkinan akan berlebihan.

Pengelompokkan Hiterogen

Instruksi: Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk ber-sama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu yang telah membaca Bab 1, satu yang telah membaca Bab 2, dsb.

Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.

Kelebihan: Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan pengetahuan, memberikan pe-serta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.

Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam berbagi informasi.

METODE CERAMAH DALAM PEMBELAJARAN

Yang dimaksud dengan ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pengajar dapat menggunakan alat bantu

seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan antara pengajar dengan pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat

pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pengajar.

Page 30: Metode Ngajar Riswan

Ceramah wajar dipergunakan

1. Kalau pengajar akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat dan tidak, terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.

2. Kalau pengajar harus menyampaikan fakta kepada pembelajar yang besar jumlahnya atau karena besarnya kelompok pendengar sehingga metode-metode yang lain tidak mungkin dapat

dipergunakan.

3. Kalau pengajar adalah pembicara yang bersemangat dan akan rnerangsang pembelajar untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.

Kelemahan metode ceramah

1. Pengajar tak dapat mengetahui sampai di mana pembelajar telah mengerti pembicaraannya.

2. Kata-kata yang diucapkan pengajar, ditafsirkan lain oleh pembelajar.

Batas batas kemungkinan metode ceramah

1. Pengajar tidak dapat mengetahui sampai di mana murid telah mengerti (memahami) yang telah dibicarakan.

2. Pada pembelajar dapat terbentuk konsep yang lain dari pada kata-kata yang dimaksudkan oleh pengajar tersebut.

Bagaimana mempersiapakan ceramah yang berdaya guna?

a. Rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh pembelajar.

b. Setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar merupakan metode yang sangat pada tempatnya.

c. Susuanan bahan ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan.

d. Pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus ditetapkan sebelumnya.

e. Tangkaplah perhatian siswa dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan.

f. Kemudian usahakan menanam pengertian yang jelas. Hal ini biasa dilaksanakan dengan melalui beberapa jalan misalnya : Pertama, pengajar memberikan ikhtisar ringkas mengenai

pokok-pokok yang akan diuraikan. Kedua, pengajar menguraikan pokok tersebut dan akhirnya menyimpulakan pokok-pokok penting dalam pembicaraan itu.

Page 31: Metode Ngajar Riswan

g. Adakan rencana penilaian. Teknik evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus itu perlu ditetapkan.

http://massofa.wordpress.com/2008/07/13/metode-ceramah-dalam-pembelajaran/, 11 September 2009

METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN

Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai

alternatif pemecahan masalah

Dalam hal ini diskusi merupakanjalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga

dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam

kehidupan di masyarakat.

Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi :

1) Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.

2) Tidak menanyakan “Manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada

“mempertimbangkan dan-membandingkan”. Misalnya : Manakah kiranya yang paling

baik. pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil. manakah yang akan lebih

memberikan manfaat.

3) menarik minat anak dan sesuai dengan taraf kemampuan/umurnya.

Kebaikan Metode Diskusi

1) Siswa belajar bermusyawarah

2) Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing

3) Belajar menghargai pendapat orang lain

4) Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah

Kekurangan/Kelemahan Metode Diskusi

1) Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari poko persoalan.

Page 32: Metode Ngajar Riswan

2) Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.

3) Membutuhkan waktu cukup banyak.

Jenis-jenis Diskusi

1) Buzz Group

Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran

pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau akhi

2) Fish Rowt

Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosonu menghadap peserta, seolah-olah

menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish boxvli. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara

dan setelah selesai kembali ketempat semula.

3) Whole Group

Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih dari 15 anggota.

4) Syndicate group

Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas

membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.

5) Brainstorming

Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide >ang sudah masuk dicatat.

untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.

6) Informal debate

Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.

7) Colloqinin

Page 33: Metode Ngajar Riswan

Merupukan suatu kegiatan dimana siswa’mahasiawa dihadapkan pada nara sumber untuk mengajukan pertanyaan. selanjuinya mengandung perianyaan-penanyaan tambahan dari siswa / mahasiswa yang lain. Pelajaran dengan maksud untuk memperjelas bahan pelajaran yang telah

diterima.

Panel

Merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang hanya berfungsi sebaeai

pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada para peseita akan adanya masalah-masalh yang masih dipecahkan lebih lanjut.

9) Simposium

Merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah menyiapakan suatu

prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan prasarana banding/sanggahan. Suatu pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek. yang masing-masing dibacakan oleh prasarana kemudian

diikuti sanggahan dan pandangan umiun dari para pendengar. Moderator mengkoordinasi jalannya pembicaraan. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oieh panitia perumus.

10) Seminar

Merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja yang ada, peserta

menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja keiompoknya dan dari hasil-hasil kelompok disusun suatu perumusan oleh

panitia perumus yang ditinjau.

http://massofa.wordpress.com/2008/07/13/metode-diskusi-dalam-pembelajaran/, 11 September 2009

METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN

oleh : Fat Hurrahman

Pengertian Metode Demonstrasi

Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana

berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.

Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:

Page 34: Metode Ngajar Riswan

1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak

jelas.

2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

3. Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis

Kelebihan metode demonstran adalah:

* Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati

* Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain

* Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar

* Dapat menambah pengalaman anak didik

* Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan

* Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit

* Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

Kelemahan metode demonstran adalah:

* Memerlukan waktu yang cukup banyak

* Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien

* Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya

* Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

* Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.

Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:

a. Perencanaan

Page 35: Metode Ngajar Riswan

Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah

1. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang di harapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir

2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan

3. Memperhitungkan waktu yang di butuhkan

4. Selama demonstrasi berlangsung guru haru intropeksi diri apakah:

Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga

semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap perlu

5. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

b. Pelaksanaannya:

Hal-hal yang mesti di lakukan adalah:

1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya

2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa

3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran

4. Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik

5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif

6. Menghindari ketegangan

6. Evaluasi

Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.

7. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi tersebut adalah:

1. Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa.

2. Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.

Page 36: Metode Ngajar Riswan

3. Menyipkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi dimulai.

4. Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

METODE EKSPERIMEN

Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah Metode atau cara di mana guru dan murit bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu

aksi.

Sedangkan menurut Ramayulis, dalam bukunya “Metodologi pendidikan agama Islam” mendefinisikan bahwa Metode Eksperimen ialah suatu metode mengajar yang di lakukan murid

untuk melakuka percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu.

Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat tidak memberikan pengertian jelas, ia hanya mengatakan bahwa Metode Eksperimen adalah metode percobaan yang biasanya di lakuka dalam mata

pelajaran tertentu.

Sedangkan menurut Departeman Agama memberi definisi bahwa Metode Eksperimen adalah peraktek pengajaran yan melibatkan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan

masalah atau topik seperti: shalat, puasa, haji, pembangunan masarakat dan lain-lainnya.

Adapun target Metode Eksperimen adalah

1. Murid dapat membuktikan kebenaran riil dari teori-teori hukum yang berlaku

2. Diharapkan dengan metode ini murit dapat kepuasan dari hasil belajarnya

Langkah-langkah metode eksperimen

* Menerangkan Metode Eksperimen

* Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di angkat

* Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa saja yang harus di catatdan variebel-variebel apa yang harus di kontrol

* Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman murit

Kelebihan Metode Eksperimen

* Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan

Page 37: Metode Ngajar Riswan

* Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik

Kekurangan Metode eksperimen

* Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini

* Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.

Hal-hal yang Perlu di perhatikan dalam melakukan Metode Eksperimen adalah:

1. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di butuhkan

2. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen

3. Sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu di berikan penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya

4. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah di rencanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat di ulangi lagi untuk membuktikn kebenaranya

5. Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaanya secara tertulis.

Metode Demonstrasi Dan Eksperimen ini cocok digunakan apabila:

1. Untuk memberikan latihan keterampilan tertetu pada siswa.

2. Untuk memudahkan penjelasan yang di berikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil dan melakukannya.

3. Untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti.

Keuggulan Metode Demonstrasi dan Eksperiaen ini adalah:

a. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di Demonstrasikan atau di Eksperienkan

b. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat

c. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen

d. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan atau eksperimen.

Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah:

Page 38: Metode Ngajar Riswan

1. Persiapa dan pelaksanaannya memakan waktu lama

2. Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan

3. Sukar di laksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya

http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen/, 11 September 2009

METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN

Penggunaan Metode Tanya Jawab

Untuk memberikan gambaran tentang wajar atau tidaknya penggunaan metode tanya-jawab, berikut ini akan disajikan suatu kejadian dalam kelas. Dalam tiap kejadian akan diikuti dengan

analisis mengenai aspek pokok pelajaran itu dan sejauh manakah kewajaran penggunaan metode tanya-jawab.

Ilustrasi penggunaan metode tanya jawab di kelas

1. Melanjutkan pelajaran yang lalu

2. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa

3. Memimpin pengamatan atau pemikiran siswa

Kelebihan metode tanya Jawab :

1. Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja.

2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya sehingga Guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.

3. Guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.

Kelemahan metode tanya Jawab:

1. Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada

hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.

2. Membutuhkan waktu lebih banyak.

Page 39: Metode Ngajar Riswan

http://massofa.wordpress.com/2008/07/13/metode-tanya-jawab-dalam-pembelajaran/, 11 September 2009

MODEL BERMAIN PERAN

Oleh: Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si

Melalui bermain peran (role playing), para peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-

sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, daan berbagai strategi pemecahan masalah. Sebagai suatu model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi

pribadi dan social. Dari dimensi pribadi model ini berusaha membantu peserta didik menemukan makna dari lingkungan social yang bermanfaat bagi dirinya. Juga melalui model ini para peserta

didik diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok social yang beranggotakan teman-teman sekelas. Dari dimensi social, model

ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dalam menganalisis situasi social, terutama masalah yang menyangkut hubungan antar pribadi peserta didik. Pemecahan masalah dilakukan secara demokratis. Dengan demikian melalui model ini peserta didik juga

dilatih untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis.

Pembelajaran partisipatif merupakan fenomena yang sedang tumbuh dalam pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Setiap jenis pembelajaran menggunakan

metode dan teknik yang disesuaikan dengan factor-faktor yang ada disekelilingnya. Agar pembelajaran partisipatif berjalan efisien dan efektif mencapai sasarannya, maka diperlukan

metode dan teknik-teknik pembelajaran partisipatif.

Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd. (2004:141) terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar

dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:

a. Secara implicit bermain peran mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’.

b. Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain

c. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok.

d. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi

pemeranan secara spontan

Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran, yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam diskusi, (3) pandangan peserta

didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata.

Page 40: Metode Ngajar Riswan

Menurut Shaftel (1967) mengemukakan sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran: (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik, (2)

memilih partisipan/peran, (3) menyusun tahap-tahap peran, (4) menyiapkan pengamat, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi tahap dua, (9)

membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan

http://dahli-ahmad.blogspot.com/2009/03/model-bermain-peran-dalam-pembelajaran_29.html, 11 September 2009

METODE KARYA WISATA

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik

yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :

a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :

a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.

d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.

e. Biayanya cukup mahal.

f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

http://yastaki56.spaces.live.com/blog/cns!669E85C7CBD2F075!946.entry, 11 September 2009

METODE PENUGASAN

Page 41: Metode Ngajar Riswan

Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina

disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja

secara mandiri.

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/, 11 September 2009

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

by Doantara yasa

Menurut Slavin  pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4

sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar  dalam

kelompok secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa

ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih

diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.

Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk.  siswa yakin bahwa tujuan mereka akan

tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama

dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu

meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua,

pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah  untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang

dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan

sebagainya.

Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) siswa

Page 42: Metode Ngajar Riswan

mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4)

meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.

Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2) siswa

bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi

tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama

selama proses belajarnya, dan 7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara  individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif